Upload
sandra-sintia-p
View
19
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TUGAS SPM
Citation preview
PERILAKU DALAM ORGANISASI
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen Pembina:
Trimanto S. Wardoyo, S.E., M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Sandra Sintia (0113U177)
Albian Mar’ie Ma’ruf (0113U329)
Mochamad Wildan Dewantara (0113U452)
KELAS U2
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku dalam
Organisasi”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sistem
Pengendalian Manajemen.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada
Bapak Trimanto S. Wardoyo, S.E., M.Si selaku dosen yang telah memberikan bimbingan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik itu pengetahuan,
pengalaman maupun kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritik
membangun yang bertujuan agar hasil makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua
khalayak.
Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Semoga Allah SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta taufik-
Nya kepada kita semua. Amin.
Bandung, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Umum...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Keselarasan Tujuan..........................................................................................................2
2.2 Faktor-faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan...................................3
2.2.1 Faktor-faktor Eksternal..............................................................................................3
2.2.2 Faktor-faktor Internal.................................................................................................3
2.3 Sistem Pengendalian Formal............................................................................................4
2.3.1 Aturan-aturan.............................................................................................................5
2.3.2 Proses Kendali Secara Formal...................................................................................6
2.4 Jenis-jenis Organisasi.......................................................................................................7
2.4.1 Organisasi-organisasi Fungsional..............................................................................7
2.4.2 Unit-unit Bisnis..........................................................................................................8
2.4.3 Implikasi terhadap Rancangan Sistem.......................................................................9
2.5 Fungsi Kontroler.............................................................................................................10
2.5.1 Relasi ke Jajaran Organisasi....................................................................................10
2.5.2 Kontroler Unit Bisnis...............................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah Brainstorming bagi kita para aktivis ekonomi ketika melakukan pengendalian
manajemen ternyata tidak hanya sekedar memimpin para karyawan. Namun yang sudah
harus muncul dan terprogram dalam mindset kita adalah tentang bagaimana memahami
dan melayani para bawahan agar kemudian berada dalam kinerja yang optimal dan
tersedia output sesuai dengan target yang ingin dicapai. Akhirnya, Sistem pengendalian
manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik
mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya
tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan
membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa tujuan yang ingin dicapai oleh pihak manajemen perusahaan menemui berbagai
kendala yang berada diluar perhitungan sebelumnya ?
2. Bagaimana perilaku individu dalam organisasi ?
1.3 Tujuan Umum
Pada pembahasan makalah ini banyak bercerita tentang perilaku dalam organisasi yang
bertujuan untuk menambah pengetahuan, pandangan, dan keterampilan analisis yang
berkaitan dengan bagaimana aksekutif senior dari suatu perusahaan merancang dan
mengimplementasikan sistem manajemen yang berkesinambungan untuk merencanakan
dan mengendalikan kinerja perusahaan, tentunya dengan mempelajari beberapa indikator
dalam memahami setiap perilaku individu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keselarasan Tujuan
Sistem pengendalian Manajemen yang baik akan mempengaruhi perilaku anggota
organisasi, apabila terdapat goal congruence dalam organisasi., yaitu suatu kondisi yang
diperoleh dari usaha anggota organisasi dalam mencapai goal nya masing-masing juga
membantu tercapainya goal organisasi. Untuk memahami konsep goal congruence, perlu
diketahui factor yang mempengaruhi goal congruence, yaitu system formal dan informal.
Sistem formal dikelompokkan menjadi: atura dan metode sistematis dalam perencanaan dan
pengendalian.
Dalam bab ini juga dibicarakan beberapa bentuk struktur organisasi, system pengendalian
manajemen yang efektif harus sesuai dengan struktur organisasinya. Dan selanjutnya akan
dibahas mengenai Controller dan perannya dalam organisasi, sebagai orang
bertanggungjawab untuk merancang dan menjalankan system pengendalian manajenmen.
Goal Congruence:
Konsep Mean - end analysis:
Organisasi mempunyai tujuan, tentunya pimpinan puncak akan berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut bersama anggota organisasi lainnya. Akan tetapi anggota organisasi
mempunyai tujuan yang bervariasi yang belum tentu sama denga tujuan organisasi. Tujuan
G
G1
G5 G6 G7
G2
G8 G9 G10
G3
G11 G12 G13
G4
G14 G15 G16
utama dari Sistem Pengendalian Manajemen untuk mengupayakan terjadinya “Goal
Congruence”. Dalam proses Goal Congruence, tindakan yang dilakukan anggota organisasi
ditujukan untuk mencapai tujuan individu yang juga memberi manfaat pada organisasi.
Pada kenyataannya sulit untuk mencapai goal congruence yang sempurna, umumnya
anggota organisasi mengharapkan kompensasi sebanyak mungkin disisi lain organisasi
mengharapkan laba semaksimal mungkin. Dalam pengendalian manajemen akan berusaha
mendorong anggota organisasi melakukan kegiatan untuk kepentingan organisasi, untuk itu
pimpinan harus dapat melakukan:
1. Tindakan yang dapat memotivasi anggota organisasi melakukan usaha untuk memenuhi
tujuannya (individu)
2. Tindakan tersebut juga mempunyai kontribusi pada kepentingan organisasi.
Proses goal congruence dapat dijelaskan melalui hubungan antara pimpinan dan bawahan
melalui konsep mean-end analysis. Goal pimpinan dikomunikasikan pada bawahannya, yang
diharapkan akan membantu tujuan tersebut. Hal ini merpakan tujuan dari bawahan yang
diteruskan pada level yang lebih bawah lagi dst. Level bawah harus menetapkan goalnya
sesuai dengan goal yang diatasnya yaitu yang dibentuk dari hasil komunikasi antar atasan dan
bawahan.
2.2 Faktor-faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
2.2.1 Faktor-faktor Eksternal
Faktor Eksternal
Yaitu norma mengenai perilaku yang diyakini dalam suatu lingkungan social dimana
organisasi berada. Norma ini termasuk beberapa atitut, yang tercermin pada etika kerja, yang
mendorong karyawan loyal, membuat mereka bangga menjadi bagian dari organisasi.
Faktor-faktor Internal
a. Gaya Manajemen
Tindakan yang dilakukan anggota organisasi merefleksikan sikap yang dimiliki pimpinannya.
Terdapat tiga bentuk kepimpinan yaitu:
- Internal Control Style, yaitu kepemimpinan yang memberikan kesempatan semua
anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam menentukan kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan.
- Eksternal Control Style, yaitu kepemimpinan yang bersifat otoriter, jadi semua
keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan ditentukan oleh pimpinan.
- Mixed Control Style, yaitu kombinasi antara internal dan eksternal Control style,
setiap anggota organisasi mempunyai kesempatan berpartisipasi tetapi masih
diarahkan dari pimpinan.
b. Organisasi Informal
Yaitu organisasi yang terbentuk bukan karena adanya ketentuan formal, tetapi karena
adanya kontak individu. Komunikasi dapat terjadi tanpa mengikuti ketentuan formal.
Misalnya staf bagian pemasaran seharusnya hanya berkomunikasi dengan pimpinan bagian
pemasaran, tetapi dia bias berkomunikasi dengan anggota organisasi lain yang tidak dari
pemasaran.
c. Persepsi dan Komunikasi
Dalam melakukan kegiatan untuk mencapai goal organisasi, manajer operasional harus
tahu mengenai goal organisasi dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal tersebut.
Manajer menerima informasi dari berbagai sumber baik formal (anggaran dan berbagai
dokumen resmi) maupun informal ( dari berbagai pembicaraan). Seringkali informasi yang
diterima tidak selalu mudah dipahami, sehingga akan memberikan masalah dalam
organisasi.Selain itu berbagai informasi yang diterima dapat menimbulkan konflik, misalnya
pimpinan diharapkan dapat mencapai laba setinngi mungkin pada tahun ini, sehingga ada
beberapa kegiatan yang tidak dilakukan, misalnya pelatihan karyawan, karena tindakan ini
akan meningkatkan laba tahun ini, tetapi mungkin akan mengurangi laba tahun depan.
2.3 Sistem Pengendalian Formal
Sistem Pengendalian formal :
1. Rules (aturan), yaitu semua bentuk instruksi dan pengendalian formal seperti :
perintah kerja, diskripsi jabatan, prosedur operasional standard, manual dan pedoman
etika.
2. Pengendalian phisik, system keamanan, kunci gudang, password computer dll
3. Manual, cara kerja yang dibuat secara tertulis
4. Sistem Keamanan
5. Pengendalian operasional
2.3.1 Aturan-aturan
Kita menggunakan istilah : aturan-aturan sebagai seperangkat tulisan yang memuat
semua jenis instuksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah instruksi-instruksi
jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan
etis. Aturan-aturan itu beragam sifatnya mulai dari yang sangat remeh (misalnya, klip kertas
hanya akan diberikan jika diminta melalui daftar permintaan yang ditandatangani secara
resmi) hingga aturan yang sangat penting (contohnya pengeluaran modal lebih dari $ 5 juta
harus mendapat persetujuan dewan direksi). Tidak seperti arahan-arahan yang bersifat
implicit dalam jumlah anggaran, yang bisa berubah dari bulan ke bulan, hampir semua aturan
biasanya bersifat jangka panjang; yaitu aturan-aturan tersebut akan selalu ada sampai aturan-
aturan itu dimodifikasi, yang jarang terjadi.
Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini :
a. Pengendalian Fisik
Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords
komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik lainnya merupakan bagian
dari struktur pengendalian.
b. Manual
Ada banyak pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan mana yang harus
dituliskan ke dalam panduan, mana yang mesti diklasifikasikan sebagai pedoman,
seberapa banyak toleransi yang diperbolehkan dan beberapa pertimbangan
lainnya. Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan
aturan organisasi lain. Organisasi besar memilki panduan dan aturan yang lebih
banyak dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain yang lebih kecil.
Organisasi yang tersentralisasi memiliki banyak aturan dibandingkan dengan
organisasi yang terdesentralisasi. Dan yang terakhir, organisasi memiliki unit-unit
yang tersebar secara geografis (seperti jaringan restoran cepat saji) mempunyai
lebih banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terpusat secara
geografis.
c. Pengamanan Sistem
Berbagai pengamanan sistem di rancang ke dalam sistem pemrosesan informasi
untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat
akurat dan untuk mencegah kecurangan. Hal ini meliputi: pemeriksaan silang
secara terinci; pembubuhan tanda tangan dan bukti-bukti lain bahwa sebuah
Goal dan StrategiAturan
Berbagai informasi
Anggaran Pusat Pertanggungjawaban
Laporan, Sesungguhnya VS rencana
transaksi telah dijalankan; melakukan pemilihan; menghitung uang yang ada dan
aktiva-aktiva yang mudah di bawa sesering mungkin; serta sejumlah prosedur
lain. Hal tersebut juga mencakup pengecekan sistem yang dilakukan oleh auditor
internal dan eksternal.
d. Sistem Pengendalian Tugas
Suatu perencaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi.
Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini.
Perencanaan strategis tersebut kemudian di konversi menjadi anggaran tahunan
yang fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk masing-masing
pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab ini juga dituntun oleh aturan-aturan
dan infornasi formal lain. Pusat tanggung jawab menjalankan operasi-operasi yang
ditugaskan, dan hasilnya kemudian di nilai dan dilaporkan. Hasil-hasil aktual
kemudian dibandingkan dengan anggaran untuk menentukan apakah kinerjanya
memuaskan atau tidak.
2.3.2 Proses Kendali Secara Formal
Proses Pengendalian Formal:
Perencanaan strategik
Kinerja memu askan?
2.4 Jenis-jenis Organisasi
2.4.1 Organisasi-organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional:
Bentuk struktur organisasi ini memanfaatkan spesialisasi pada setiap fungsi organisasi.
Manajer produksi dan manajer pemasaran akan memberikan kontribusi yang terbaik pada
fungsi yang sesuai dibandingkan seorang manajer yang harus melakukan kedua fungsi
bersamaan. Dan selanjutnya setiap manajer fungsional dapat memberikan pengawasan yang
lebih baik pada karyawan ditingkatkan lebih rendah. Sehingga keunggulan dari struktur
organisasi fungsional adalah efisiensi. Sedangkan kelemahannya ada beberapa yaitu:
1. Sulit untuk menentukan efektifitas tiap fungsi organisasi
2. Apabila terjadi permasahan antara fungsi organisasi, harus diselesaikan pada level
pimpinan puncak.
3. Struktur ini tidak sesuai bagi organisasi yang melakukan diversifikasi
4. Koordinasi antar fungsi sulit dilakukan ( misalnya pengembangan produk baru)
Pimpinan Puncak
Manajer Produksi
Manajer Pabrik 1
Manajer Pabrik 2
Manajer Pabrik 3
Manajer Pemasaran
Manajer Daerah A
Manajer Daerah B
Manajer Daerah C
2.4.2 Unit-unit Bisnis
Organisasi unit Bisnis:
Bentuk struktur organisasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan pada struktur
organisasi fungsional. Organisasi Unit Bisnis atau juga disebut Divisi,
mempertanggungjawabkan semua fungsi yang terdiri dari fungsi produksi dan pemasaran
untuk setiap lini produk. Pimpinan unit bisnis bertindak seakan-akan merupakan pimpinan
organisasi yang independent. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan
perencanaan, koordinasi dari setiap fungsi yang berbeda.
Keunggulan dari bentuk struktur organisasi ini adalah:
1. Sarana pelatihan Manajer
2. Keputusan dilakukan lebih cepat
Dan kelemahannya adalah:
1. Mungkin terdapat kegiatan yang sam ditiap unit bisnis
2. Mungkin kesulitan untuk memperoleh tenaga yang terlatih
3. Konflik antar unit bisnis
Pimpinan Puncak
Manjer unit bisnis X
Manajer Pabrik
Manajer Pemasaran
Manajer unit Bisnis Y
Manajer Pabrik
Manajer Pemasaran
Manajer Unit Bisnis Z
Manajer Pabrik
Manajer Pemasaran
2.4.3 Implikasi terhadap Rancangan Sistem
Hal ini mempunyai relevansi langsung terhadap perancangan sistem informasi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Konsep Implikasi untuk perancangan Sistem Informasi
Kelebihan beban informasi
Masukan manusia dan tanggapan yang disyaratkan harus
dijaga agar di bawah titk batas beban
Penyaringan.
Sistem informasi harus dirancang untuk menyaring data
yang tidak relevan dan memberikan tambahan
penyaringan pada keputusan dalam tekanan. Sistem harus
berusaha untuk mengatasi penyaringan kerangka acuan
yang tak diinginkan dengan menekankan perlunya
peragaan data yang relevan
Model Newell-Simon
Sistem informasi harus membantu dalam mendefinisikan
ruang persoalan dan dalam proses mencari suatu
pemecahan. Format informasi harus berusaha
melonggarkan batas-batas ikatan rasionalitas. Sistem
harus menggunakan ingatan yang sesuai dengan tugasnya.
Perbedaan yang diperhatikan
Sistem harus membuat jelas sesuatu perbedaan dan
jangan menganggap manusia dapat memperhatikannya.
Manusia sebagai ahli intuitif
Sistem informasi harus menyedikan analisis statistis atas
data penyimpangan pecontohan (sample), korelasi,
taksiran kemungkinan, dan sebagainya. Algoritma
keputusan harus memberikan pemeriksaan yang konsisten
terhadap berbagai sumber informasi. Prosedur penerbitan
data harus dirancang agar membantu melenyapkan
penyimpangan seperti pengalaman yang terjadi.
Konkretisasi
Informasi yang dibutuhkan harus disajikan dalam bentuk
yang dikehendaki. Jangan sampai memerlukan
pengolahan tambahan lagi
Pematokan dan penyesuaian
Sistem informasi/keputusan harus dirancang untuk
membantu dalam menyusun suatu titik patokan yang
cocok dan untuk mepercepat penyesuaian yang perlu
darinya.
Pengaruh pemampatan data
Sistem informasi harus memberikan ringkasan data dalam
sebuah format yang mendorong ke arah keputusan. Tetapi
sistem harus memungkinkan melihat data mentah.
Umpan balik
Sistem harus memberikan umpan balik untuk
menunjukkan bahwa data telah masuk. Pengolahan
sedang berlangsung, dan sebagainya.
Nilai data yang tak terpakai
Menjelaskan beberapa kebutuhan data yang tidak jelas
pemanfaatannya. Menyarankan strategi penyimpanan dan
penjangkauan data untuk mengurangi biaya.
2.5 Fungsi Kontroler
2.5.1 Relasi ke Jajaran Organisasi
Controler adalah individu yang bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan Sistem Pengendalian Manajemen.
Kegiatan Controler meliputi:
1. Merancang dan menjalankan system informasi dan pengendalian
2. Membuat laporan dan pelaporan keuangan bagi pihak eksternal
3. Menyajikan dan menganalisa laporan kinerja, mengiterpretasikan laporan pada manajer,
analisa program dan anggaran dari berbagai segmen yang ada dalam organisasi dan
mengkonsolidasikan menjadi anggaran organisasi secara keseluruhan
4. Melakukan supervise pengendalian internal dan prosedur pengendalian akuntansi untuk
meyakinkan keabsahan informasi, membuat system keamanan asset dan informasi serta
menjalankan pemeriksaan operasional
5. Mengembangkan SDM Controller organisasi
Dalam Struktur organisasi, Controller merupakan fungsi Staff. Meskipun Controler
bertanggung jawab untuk merancang dan menjalankan system untuk memperoleh informasi,
pemakai informasi tersebut adalah manajer yang ada dalam struktur. Controler bertanggung
jawab menetapkan dan menganalisa pengukur pengendalian dan memberkan rekomendasi
tindakan yang harus dilakukan. Tugas yang lainnya adalah memonitor pengeluaran yang
dilakukan oleh pimpinan puncak, melalui system akuntansi. Controller tidak melakukan
keputusan manajemen, pertanggungjawaban keputusan ada pada manajer. Keputusan yang
dilakukan controller adalah mengenai implementasi kebijakan yang ditetapkan manajer,
Controller juga mempunyai peran penting dalam menetapkan program yang akan dijalankan
beserta anggaran.
2.5.2 Kontroler Unit Bisnis
Controller unit bisnis mempunyai dua pimpinan, yaitu corporate controller yang
bertanggung jawab pada system pengendalian secara keseluruhan dalam organisasi dan disisi
lain dia juga mempunyai tanggung jawab pada manajer unit bisnis yang dibantunya. Pada
beberapa organisasi controller divisi melaporkan tugasnya pada manajer unit bisnis dan
hubungannya dengan corporate controller tidak langsung. Ada juga organisasi yang
menetapkan controller divisi melaporkan tugasnya pada corporate controller.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian
manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan
yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan
pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.Adapun tujuan utama
dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan tingkat keselarasan tujuan yang
tinggi. Sistem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk
bertindak melawan kepentingan organisasi. Misalnya, bila sistem menekankan pada
pengurangan biaya dan manajer merespons dengan cara mengurangi biaya dalam unit nya
sendiri dengan cara mengalokasikan jumlah yang lebih besar ke unit lain, maka manajer telah
termotivasi, tetapi kearah yang keliru.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony N, Robert. 2005. Management Control System. Edisi 11. Jakarta: Salemba
Empat
Matta, Anis. 2013. Makalah Perilaku Organisasi. [Online]. Tersedia:
http://mohamad-khaidir.blogspot.co.id/2013/07/makalah-perilaku-organisasi.html
Nastiti, Wuri Dwi. 2013. Perilaku dalam Organisasi. [Online]. Tersedia:
http://wuridwi.blogspot.co.id/2013/04/10-perilaku-dalam-organisasi-sistem.html