37
Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Jepang (Nihon-koku to no Heiwa-Jōyaku / 日日日日日日日日日) Ditandatangani di San Francisco, 8 September 1951 Awal berlakunya *: 28 April 1952 Catatan: Baik Republik Cina maupun Republik Rakyat Cina diundang untuk Konferensi Perdamaian San Francisco, dan tidak adalah pihak dalam Perjanjian San Francisco. Republik Cina mengakhiri Perjanjian terpisah Damai dengan Jepang pada tahun 1952. SFPT penandatanganan Perdana Menteri Yoshida Shigeru Jepang, dikelilingi oleh anggota senior delegasi Jepang, menandatangani perjanjian damai pada tanggal 8 September 1951. Negara peserta Perdana Menteri Shigeru Yoshida menyampaikan pidato tentang "rekonsiliasi dan kepercayaan" (日日日日日 wakai to shinrai ? ) di konferensi Perdamaian San Francisco yang berlangsung di San Francisco Opera House. Ia kemudian menandatangani perjanjian damai atas nama pemerintah Jepang.

Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Jepang (Nihon-koku to no Heiwa-Jōyaku / 日本国との平和条約)

Ditandatangani di San Francisco, 8 September 1951Awal berlakunya *: 28 April 1952

Catatan: Baik Republik Cina maupun Republik Rakyat Cina diundang untuk Konferensi Perdamaian San Francisco, dan tidak adalah pihak dalam Perjanjian San Francisco. Republik Cina mengakhiri Perjanjian terpisah Damai dengan Jepang pada tahun 1952.

SFPT penandatanganan

 

Perdana Menteri Yoshida Shigeru Jepang, dikelilingi oleh anggota senior delegasi Jepang, menandatangani perjanjian damai pada tanggal 8 September 1951.

Negara peserta

Perdana Menteri Shigeru Yoshida menyampaikan pidato tentang "rekonsiliasi dan kepercayaan" (和解と信頼 wakai to shinrai?) di konferensi Perdamaian San Francisco yang berlangsung di San Francisco Opera House. Ia kemudian menandatangani perjanjian damai atas nama pemerintah Jepang.

Negara peserta konferensi adalah sebagai berikut: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Cekoslowakia, Chili, Ekuador, El Salvador, Ethiopia, Filipina, Guatemala, Haiti, Honduras, Indonesia, Irak, Iran, Jepang, Kamboja, Kanada, Kerajaan Bersatu, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Laos, Lebanon, Liberia, Luksemburg, Meksiko, Mesir, Nikaragua, Norwegia, Pakistan, Panama, Paraguay, Perancis, Peru, Polandia, Republik Dominika, Selandia Baru, Sri Lanka, Suriah, Turki, Uni Soviet, Uruguay, Venezuela, Vietnam, Yunani.

Burma, India, dan Yugoslavia juga diundang, namun tidak ikut.[1] Republik Cina di Taiwan dan Republik Rakyat Cina tidak diundang karena keduanya sedang terlibat Perang Saudara Cina. Amerika Serikat dan Kerajaan Bersatu berbeda pendapat dalam menentukan salah satu

Page 2: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

dari dua pemerintah Cina yang akan diundang untuk mewakili Cina. Perbedaan pendapat mengenai partisipasi Cina menyebabkan Korea Utara juga tidak diundang.[2] Italia juga tidak diundang, walaupun kabinet Badoglio yang antifasis sudah mengeluarkan deklarasi resmi mengenai perang terhadap Jepang pada 14 Juli 1945.[3] Pakistan adalah negara yang belum dibentuk ketika Perang Dunia II terjadi, tapi diundang sehubungan kedudukannya sebagai salah satu negara penerus India Britania yang berperang melawan Jepang.

Penolakan Uni Soviet terhadap Perjanjian San Francisco

Delegasi Uni Soviet di bawah pimpinan Wakil Menteri Luar Negeri Soviet Andrei Gromyko menghadiri konferensi San Francisco, namun menolak isi perjanjian. Sejak konferensi dimulai, Uni Soviet menyatakan menentang secara keras naskah rancangan perjanjian yang disusun Amerika Serikat dan Britania Raya. Delegasi Uni Soviet berulang kali mencoba namun tidak berhasil memakai langkah-langkah prosedural untuk menggagalkan hasil konferensi.[4] Keberatan-keberatan Uni Soviet secara rinci dijelaskan dalam pernyataan panjang lebar oleh Gromyko pada 8 September 1951.[5] Pernyataan Gromyko berisi sejumlah klaim dan tuntutan Uni Soviet, bahwa perjanjian tersebut tidak dapat dijadikan jaminan militerisme Jepang tidak akan bangkit kembali; Cina Komunis tidak diundang untuk berpartisipasi meskipun telah menjadi salah satu korban utama agresi Jepang; Uni Soviet tidak cukup dimintai pendapatnya ketika perjanjian sedang disusun; perjanjian akan menjadikan Jepang sebagai pangkalan militer Amerika Serikat dan menjadikan Jepang sebagai sekutu militer Amerika Serikat melawan Uni Soviet; dalam kenyataannya perjanjian tersebut adalah suatu perjanjian damai yang terpisah; rancangan perjanjian melanggar hak-hak Cina atas Taiwan dan beberapa pulau lainnya; walaupun Amerika Serikat tidak memiliki klaim yang sah, beberapa pulau-pulau milik Jepang berdasarkan perjanjian akan diserahkan menjadi milik Amerika Serikat; rancangan perjanjian melanggar Perjanjian Yalta, tidak mengakui kedaulatan Uni Soviet atas Sakhalin Selatan dan Kepulauan Kuril; dan berbagai keberatan lainnya.

Negara penandatangan dan peratifikasi

Dari 52 negara peserta, 49 di antaranya menandatangani Perjanjian San Francisco.[6] Cekoslowakia, Polandia, dan Uni Soviet menolak untuk menandatangani perjanjian.[7] Filipina dan Indonesia menandatangani perjanjian, namun tidak meratifikasinya.[8]

Negara-negara penandatangan perjanjian adalah sebagai berikut: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Chili, Ekuador, El Salvador, Ethiopia, Filipina, Guatemala, Haiti, Honduras, Indonesia, Irak, Iran, Kamboja, Kanada, Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Laos, Lebanon, Liberia, Luksemburg, Meksiko, Mesir, Nikaragua, Norwegia, Pakistan, Panama, Perancis, Peru, Republik Dominika, Selandia Baru, Sri Lanka, Suriah, Turki, Uruguay, Venezuela, Vietnam, Yunani, dan Jepang.[9]

Republik Cina dan Republik Rakyat Cina tidak diundang dan tidak menandatangani Perjanjian San Francisco.[9] Perjanjian Taipei atau secara resmi disebut Perjanjian Perdamaian Sino-Jepang ditandatangani di Taipei 28 April 1952 antara Jepang dan Republik Cina.

Kompensasi untuk warga sipil Sekutu dan tawanan perang

Page 3: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Pengambilalihan aset Jepang di luar negeri

Aset Jepang di luar negeri mengacu kepada semua aset yang dimiliki pemerintah, perusahaan, organisasi, dan warganegara sipil Jepang di negara-negara yang diduduki atau dijadikan koloni. Sesuai Pasal 14, Sekutu menyita seluruh aset Jepang di luar negeri, kecuali aset Jepang di Cina yang diatur dalam Pasal 21. Cina memiliki kembali semua aset Jepang di Manchuria dan Mongolia Dalam, termasuk tambang-tambang dan infrastruktur kereta api. Selanjutnya, Pasal 4 menyatakan bahwa "disposisi properti Jepang dan warganegaranya...dan klaim-klaim mereka...terhadap penguasa yang sekarang ini mengatur wilayah-wilayah dan penduduknya...akan tunduk kepada pengaturan khusus antara Jepang dan penguasa-penguasa tersebut." Berdasarkan hal tersebut, Korea juga memiliki hak-hak seperti diatur dalam Pasal 21.

Aset Jepang di luar negeri pada tahun 1945 (1945, ¥15=1AS$)Negara/wilayah Total (yen) Total (dolar AS)

Korea 7.025.600.000 468.370.000Taiwan 42.542.000.000 2.846.100.000

Cina Timur Laut 146.532.000.000 9.768.800.000Cina Utara 55.437.000.000 3.695.800.000

Cina Selatan Tengah 36.718.000.000 2.447.900.000Lainnya 28.014.000.000 1.867.600.000Total ¥379.499.000.000 AS$25.300.000.000

Kompensasi kepada Sekutu yang menjadi tawanan perang

Menurut Pasal 16 Perjanjian San Francisco:

“ Sebagai ungkapan keinginan mengganti kerugian kepada personel militer Kekuatan Sekutu yang mengalami penderitaan berlebihan selama menjadi tawanan perang Jepang, Jepang akan mentransfer aset-asetnya dan aset warganegaranya di negara-negara yang netral selama perang atau di negara-negara yang berperang melawan Kekuatan Sekutu, atau, sesuai dengan pilihannya, nilai setara dari aset-aset tersebut ke Komite Palang Merah Internasional yang akan melikuidasi aset-aset tersebut dan menyalurkan dana hasilnya ke badan-badan nasional, untuk kesejahteraan mantan tawanan-tawanan perang dan keluarga-keluarga mereka berdasarkan pembagian yang pantas. Kategori-kategori untuk aset yang dijelaskan dalam Pasal 14(a)2(II)(ii) hingga (v) Perjanjian ini merupakan pengecualian dari transfer, begitu pula aset Orang Jepang yang bukan penduduk Jepang. Ketentuan mengenai transfer dalam Pasal ini juga dipahami tidak berlaku bagi 19.770 lembar saham di Bank for International Settlements yang sekarang dimiliki institusi keuangan Jepang. ”

Berdasarkan ketentuan tersebut, Jepang membayar £4.500.000 ke Palang Merah Internasional.

Wilayah Sekutu yang diduduki Jepang

Page 4: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Batu Peringatan Perjanjian San Francisco di Shimo-maruko, distrik Ohta, Tokyo.

Pasal 14 perjanjian ini menyatakan "Jepang diharapkan segera berunding dengan Kekuatan Sekutu yang wilayah miliknya diduduki tentara Jepang dan dirusak oleh Jepang, dengan maksud membantu membayar pampasan perang kepada negara-negara tersebut untuk biaya perbaikan untuk kerusakan yang telah disebabkan, dengan cara menyediakan bantuan rakyat Jepang dalam produksi, pemulihan, dan pekerjaan lain untuk Kekuatan Sekutu seperti tersebut."

Berdasarkan Pasal 14, Filipina dan Vietnam Selatan masing-masing menerima kompensasi pada tahun 1956 dan 1959. Burma dan Indonesia menandatangani perjanjian bilateral sesuai Pasal 14 Perjanjian San Francisco.

Pampasan perang Jepang untuk negara-negara yang diduduki selama 1941–1945Negara Total yen Total AS$ Tanggal perjanjianBurma 72.000.000.000 200.000.000 5 November 1955Filipina 198.000.000.000 550.000.000 9 Mei 1956

Indonesia 80.388.000.000 223.080.000 20 Januari 1958Vietnam 14.400.000.000 38.000.000 13 Mei 1959

Total ¥364.348.800.000 US$1.012.080.000

Pembayaran terakhir diterima oleh Filipina pada 22 Juli 1976.

Referensi

1. ^ Social Studies: History for Middle School. 7-2. Japan's Path and World Events p.2, Teikoku Shoin [1]

2. ^ "50 Years from San Francisco: Re-examining the peace treaty and Japan's territorial problems." [2]

3. ^ "The World at War - Chronology of World War II Diplomacy 1939 - 1945" [3]4. ^ "Gromyko Bids Fail; A Dramatic Moment at Conference Soviet Bloc Loses All Parley Votes".

New York Times. 6 September 1951. p. 1. Diakses pada 20 Agustus 2009.5. ^ "Text of Gromyko's Statement on the Peace Treaty; Contrast With Other Treaties Cites

Expansion After 1937 See Japan as a Military Base Soviet Delegate Says 'Separate Peace' May Embroil Far East in War, With Japan as Base U. S. Delegates Assailed Calls It Separate Treaty Sees Gross Injustice to China Denies U. S. Consulted Soviet China's Claim to Islands Lists Soviet's Amendments". New York Times. 9 September 1951. p. 26. Diakses pada 20 Agustus 2009.

Page 5: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

6. ^ Peace Treaties after World War II: Peace treaty signed in San Francisco, Sept. 8, 1951 The History Channel [4]

7. ^ Foreign Office Files for Japan and the Far East 1951:September, Adam Matthew Publications [5]

8. ^ Japan: the burden of success: CERI series in comparative politics and international studies. C. Hurst & Co. Publishers. 10 Mei 2002. hlm. 117. ISBN 1-8506-5569-3.

9. ^ a b "Treaty of Peace with Japan (including transcript with signatories: Source attributed : United Nations Treaty Series 1952 (reg. no. 1832), vol. 136, pp. 45 - 164.)". Taiwan Documents Project. Diakses pada 13 November 2008.

10. ^ Agreement between Japan and the United States of America Concerning Nanpo Shoto and Other Islands, April 5, 1968[6]

11. ^ Agreement between Japan and the United States of America Concerning the Ryukyu Islands and the Daito Islands, June 17, 1971[7]

PERJANJIAN PERDAMAIAN DENGAN JEPANG

BAHWA Sekutu dan Jepang memutuskan bahwa untuk selanjutnya hubungan mereka akan menjadi bangsa-bangsa yang, seperti berdaulat sama, bekerja sama dalam asosiasi ramah untuk mempromosikan kesejahteraan bersama mereka dan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, dan karena itu berkeinginan merampungkan Perjanjian Perdamaian yang akan menyelesaikan pertanyaan masih beredar sebagai akibat dari adanya keadaan perang antara mereka;

BAHWA Jepang untuk bagian ini menyatakan niatnya untuk melamar keanggotaan di PBB dan dalam segala situasi agar sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk berusaha mewujudkan tujuan dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, untuk berusaha buat dalam kondisi Jepang stabilitas dan kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dan 56 Piagam PBB dan sudah dimulai oleh pasca penyerahan undang-undang Jepang, dan dalam perdagangan publik dan swasta dan perdagangan agar sesuai dengan praktek yang adil yang diterima secara internasional;

BAHWA Sekutu menyambut niat Jepang yang diatur dalam paragraf di atas;

ATAS KEKUASAAN DAN ALLIED JEPANG Oleh karena itu ditentukan untuk menyimpulkan Perjanjian ini Damai, dan telah sesuai menunjuk Utusan bawah ini, yang, setelah penyajian kekuatan penuh mereka, ditemukan dalam bentuk yang baik dan karena, telah menyepakati ketentuan sebagai berikut:

BAB I

Page 6: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

PERDAMAIAN

Pasal 1

(A) keadaan perang antara Jepang dan masing-masing pihak Sekutu dihentikan sejak tanggal Perjanjian ini mulai berlaku antara Jepang dan Kekuatan Sekutu yang bersangkutan sebagaimana diatur dalam Pasal 23.

(B) Sekutu mengakui kedaulatan penuh dari masyarakat Jepang atas Jepang dan perairan teritorialnya.

 

BAB II

WILAYAH

Pasal 2

(A) Jepang mengakui kemerdekaan Korea, menolak semua judul, hak dan klaim ke Korea, termasuk pulau-pulau Quelpart, Port Hamilton dan Dagelet.

(B) Jepang menolak semua judul, hak dan klaim kepada Formosa dan Pescadores.

(C) Jepang menolak semua hak, dan klaim ke Kepulauan Kuril, dan bahwa sebagian dari Sakhalin dan pulau-pulau yang berdekatan untuk itu dimana Jepang diperoleh kedaulatan sebagai konsekuensi dari Perjanjian Portsmouth tanggal 5 September 1905.

(D) Jepang menolak semua judul, hak dan klaim sehubungan dengan Liga Sistem Amanat Bangsa, dan menerima tindakan dari Dewan Keamanan PBB 2 April 1947, memperluas sistem perwalian ke Kepulauan Pasifik yang sebelumnya di bawah mandat ke Jepang.

(E) Jepang menolak semua klaim hak atau hak atas atau kepentingan sehubungan dengan setiap bagian dari wilayah Antartika, baik yang berasal dari aktivitas warga negara Jepang atau sebaliknya.

(F) Jepang menolak semua hak, dan klaim ke Kepulauan Spratly dan ke Kepulauan Paracel.

Pasal 3

Jepang akan setuju dalam setiap usulan Amerika Serikat untuk PBB untuk menempatkan di bawah sistem perwalian, dengan Amerika Serikat sebagai otoritas administrasi tunggal, Nansei shoto selatan 29deg. lintang utara (termasuk Kepulauan Ryukyu dan Kepulauan Daito), Nanpo shoto selatan Sofu Gan (termasuk Kepulauan Bonin, Pulau Rosario dan Kepulauan Volcano) dan Parece Vela dan Marcus Island. Pending pembuatan seperti proposal beserta tindakan afirmatif, Amerika Serikat akan memiliki hak untuk melakukan semua dan setiap kekuasaan administrasi, legislasi dan yurisdiksi atas wilayah dan penduduk pulau-pulau ini, termasuk wilayah perairan mereka.

Pasal 4

Page 7: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

(A) Dengan memperhatikan ketentuan ayat (b) Pasal ini, penjualan harta dari Jepang dan warga negaranya di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dan klaim mereka, termasuk utang, terhadap pemerintah saat ini mengelola daerah tersebut dan penduduk (termasuk orang yuridis) daripadanya, dan disposisi di Jepang milik otoritas setempat dan warga, dan klaim, termasuk hutang, dari otoritas setempat dan penduduk melawan Jepang dan warga negaranya, harus menjadi subjek pengaturan khusus antara Jepang dan seperti berwenang. Milik salah satu Sekutu atau warga negaranya di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, sejauh ini belum dilakukan, dikembalikan oleh otoritas administrasi dalam kondisi di mana sekarang ada. (Warga negara jangka setiap kali digunakan dalam Perjanjian ini termasuk orang yuridis.)

(B) Jepang mengakui keabsahan disposisi milik Jepang dan warga Jepang yang dilakukan oleh atau berdasarkan arahan dari Pemerintah Amerika Serikat Militer di salah satu bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 3.

(C) Jepang kabel laut milik koneksi Jepang dengan wilayah dihapus dari kontrol Jepang sesuai dengan Perjanjian ini harus dibagi sama rata, Jepang tetap mempertahankan terminal Jepang dan setengah sebelah kabel, dan wilayah terpisah sisa kabel dan menghubungkan fasilitas terminal .

BAB III

KEAMANAN

Pasal 5

(A) Jepang menerima kewajiban yang ditetapkan dalam Pasal 2 Piagam PBB, dan khususnya kewajiban

    (I) untuk menyelesaikan sengketa internasional dengan cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian dan keamanan internasional, dan keadilan, tidak terancam punah;

    (Ii) untuk menahan diri dalam hubungan internasional dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik Negara manapun atau dengan cara lain tidak konsisten dengan Tujuan PBB;

    (Iii) untuk memberikan PBB semua bantuan dalam tindakan apapun yang diperlukan sesuai dengan Piagam PBB dan untuk menahan diri dari memberi bantuan kepada setiap Negara terhadap mana PBB dapat mengambil tindakan pencegahan atau penegakan.

(B) Sekutu mengkonfirmasi bahwa mereka akan dipandu oleh prinsip-prinsip Pasal 2 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hubungan mereka dengan Jepang.

(C) Sekutu untuk bagian mereka mengakui bahwa Jepang sebagai negara berdaulat memiliki hak yang melekat pada individu atau kolektif diri dimaksud dalam Pasal 51 dari Piagam PBB dan bahwa Jepang secara sukarela dapat melakukan pengaturan keamanan kolektif.

 

Page 8: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Pasal 6

(A) pasukan pendudukan Semua Sekutu akan ditarik dari Jepang sesegera mungkin setelah berlakunya Perjanjian ini, dan dalam hal apapun tidak lebih dari 90 hari setelahnya. Tidak ada dalam ketentuan ini, bagaimanapun, mencegah penempatan atau retensi dari angkatan bersenjata asing di wilayah Jepang di bawah atau sebagai akibat dari setiap perjanjian bilateral atau multilateral yang telah atau dapat dibuat antara satu atau lebih dari Sekutu, di satu sisi , dan Jepang di sisi lain.

(B) Ketentuan Pasal 9 Proklamasi Potsdam dari 26 Juli 1945, berurusan dengan kembalinya pasukan militer Jepang ke rumah mereka, sejauh belum selesai, akan dilakukan.

(C) Semua kekayaan Jepang yang kompensasi belum sudah dibayar, yang dipasok untuk penggunaan pasukan pendudukan dan yang tetap dalam kepemilikan kekuatan-kekuatan pada saat berlakunya Perjanjian ini, harus dikembalikan kepada Pemerintah Jepang dalam waktu 90 hari yang sama kecuali jika pengaturan lain yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama.

 

BAB IV

POLITIK DAN EKONOMI PERSYARATAN

Pasal 7

(A) Masing-masing dari Sekutu, dalam satu tahun setelah Perjanjian ini telah mulai berlaku antara dan Jepang, akan memberitahu Jepang yang sebelum perang perjanjian bilateral atau konvensi dengan Jepang itu ingin terus berlaku atau menghidupkan kembali, dan setiap perjanjian atau konvensi sehingga diberitahu akan terus berlaku atau oleh subjek dihidupkan kembali hanya untuk perubahan yang dianggap perlu untuk menjamin sesuai dengan Perjanjian ini. Perjanjian-perjanjian dan konvensi sehingga diberitahu akan dianggap sebagai telah terus berlaku atau dihidupkan kembali tiga bulan setelah tanggal pemberitahuan dan terdaftar dengan Sekretariat PBB. Semua perjanjian tersebut dan konvensi untuk yang Jepang tidak begitu diberitahu akan dianggap dibatalkan.

(B) Setiap pemberitahuan yang dibuat berdasarkan ayat (a) pasal ini dapat mengecualikan dari pengoperasian atau kebangkitan kembali sebuah perjanjian atau konvensi setiap wilayah untuk hubungan internasional yang Power memberitahukan bertanggung jawab, sampai tiga bulan setelah tanggal pemberitahuan ini diberikan kepada Jepang bahwa pengecualian tersebut tidak berlaku lagi.

 

Pasal 8

(A) Jepang akan mengenali kekuatan penuh dari semua perjanjian sekarang atau yang akan disimpulkan oleh Sekutu untuk mengakhiri kondisi perang dimulai pada 1 September 1939, serta setiap pengaturan lain oleh Sekutu untuk atau sehubungan dengan pemulihan perdamaian. Jepang juga menerima pengaturan dibuat untuk mengakhiri Liga mantan Bangsa

Page 9: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

dan Pengadilan Tetap Internasional Keadilan.

(B) Jepang menolak semua hak tersebut dan kepentingan karena dapat dapatkan dari kekuatan penandatangan Konvensi St Germain-en-Laye tanggal 10 September 1919, dan Perjanjian Selat Montreux 20 Juli 1936, dan dari Pasal 16 Perjanjian Damai dengan Turki ditandatangani di Lausanne pada tanggal 24 Juli 1923.

(C) Jepang menolak semua hak, kepemilikan dan kepentingan yang diperoleh dengan, dan dibuang dari semua kewajiban yang timbul dari, Perjanjian antara Jerman dan Wewenang kreditur tanggal 20 Januari 1930 dan Lampiran, termasuk Perjanjian Trust, tanggal 17 Mei 1930, Konvensi 20 Januari 1930, menghormati Bank for International Settlement, dan Anggaran Dasar Bank for International Settlements. Jepang akan memberitahukan kepada Departemen Luar Negeri di Paris dalam waktu enam bulan pertama berlakunya Perjanjian ini penolakan atas judul, hak dan kepentingan dimaksud dalam ayat ini.

Pasal 9

Jepang akan segera masuk ke dalam negosiasi dengan Sekutu sehingga menginginkan untuk persetujuan-persetujuan bilateral dan multilateral menyediakan untuk pengaturan atau pembatasan penangkapan ikan dan konservasi dan pengembangan perikanan di laut lepas.

Pasal 10

Jepang menolak semua hak khusus dan kepentingan di China, termasuk semua manfaat dan hak istimewa yang dihasilkan dari ketentuan dari Protokol akhir ditandatangani di Peking pada tanggal 7 September 1901, dan semua lampiran, catatan dan dokumen pelengkap hal tersebut, dan setuju untuk pembatalan sehubungan ke Jepang dari kata protokol, lampiran, catatan dan dokumen.

Pasal 11

Jepang menerima putusan dari Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh dan Kejahatan Perang Sekutu Pengadilan lainnya baik di dalam maupun di luar Jepang, dan akan melaksanakan hukuman yang dikenakan dengan demikian atas warga Jepang ditahan di Jepang. Kekuatan untuk memberi grasi, untuk mengurangi hukuman dan pembebasan bersyarat terhadap tahanan tersebut tidak dapat dilaksanakan kecuali atas keputusan Pemerintah atau Pemerintah yang dikenakan hukuman tersebut dalam setiap kasus, dan atas rekomendasi dari Jepang. Dalam kasus orang dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Militer Internasional untuk kekuatan, Timur Jauh seperti itu tidak dapat dilaksanakan kecuali atas keputusan mayoritas Pemerintah diwakili Majelis, dan atas rekomendasi Jepang.

Pasal 12

(A) Jepang menyatakan kesiapannya segera untuk masuk ke dalam negosiasi untuk kesimpulan dengan masing-masing Sekutu perjanjian atau perjanjian untuk menempatkan perdagangan mereka, maritim dan hubungan komersial lain secara stabil dan ramah.

(B) Sementara menunggu penandatanganan perjanjian atau persetujuan, Jepang akan, selama kurun waktu empat tahun sejak pertama berlakunya Perjanjian ini

Page 10: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

    (1) sesuai dengan masing-masing pihak Sekutu, warga negara, produk dan pembuluh

        (I) sangat disukai negara pengobatan sehubungan dengan bea cukai, biaya, pembatasan dan peraturan lainnya pada atau sehubungan dengan impor dan ekspor barang;

        (Ii) perlakuan nasional yang berkaitan dengan pengiriman, navigasi dan barang impor, dan dalam kaitannya dengan orang dan badan hukum dan kepentingan mereka - pengobatan tersebut untuk mencakup semua masalah yang berkaitan dengan pengadaan dan pengumpulan pajak, akses ke pengadilan, pengambilan dan kinerja kontrak, hak atas kekayaan (berwujud dan tidak berwujud), berpartisipasi dalam entitas yuridis dibentuk berdasarkan hukum Jepang, dan umumnya pelaksanaan semua jenis aktivitas bisnis dan profesional;

    (2) memastikan bahwa pembelian dan penjualan eksternal perusahaan perdagangan negara Jepang harus didasarkan semata-mata pada pertimbangan komersial.

(C) Dalam hal dengan hal apapun, bagaimanapun, Jepang wajib memberikan kepada pengobatan Daya Sekutu nasional, atau paling-disukai-negara pengobatan, hanya sejauh Kekuatan Sekutu bersangkutan kesepakatan Jepang pengobatan nasional atau paling-disukai- bangsa pengobatan, sebagai kasus mungkin, sehubungan dengan masalah yang sama. Timbal balik ini digambarkan dalam kalimat di atas akan ditentukan, dalam hal produk, pembuluh dan entitas yuridis, dan orang yang berdomisili di, setiap wilayah non-metropolitan Kekuasaan Sekutu, dan dalam kasus entitas yuridis, dan orang yang berdomisili di, negara bagian atau provinsi Kekuasaan Sekutu memiliki pemerintah federal, dengan mengacu pada pengobatan yang diberikan kepada Jepang sedemikian, negara bagian wilayah atau provinsi.

(D) Dalam penerapan Pasal ini, ukuran diskriminatif tidak akan dianggap menyimpang dari pemberian perlakuan nasional atau paling-disukai-bangsa, sebagai kasus mungkin, jika ukuran tersebut didasarkan pada pengecualian lazim diatur dalam perjanjian-perjanjian komersial partai mengaplikasikannya, atau pada kebutuhan untuk melindungi posisi keuangan yang partai atau neraca pembayaran (kecuali dalam hal untuk shiping dan navigasi), atau pada kebutuhan untuk mempertahankan kepentingan keamanan yang penting, dan memberikan ukuran tersebut proporsional dengan keadaan dan tidak diterapkan secara sewenang-wenang atau tidak masuk akal.

(E) kewajiban Jepang berdasarkan Pasal ini tidak akan terpengaruh oleh penerapan setiap hak Sekutu di bawah Pasal 14 dari Perjanjian ini; atau ketentuan-ketentuan Pasal ini harus dipahami sebagai membatasi usaha diasumsikan oleh Jepang berdasarkan Pasal 15 dari Perjanjian.

Pasal 13

(A) Jepang akan melakukan negosiasi dengan salah satu Sekutu, segera setelah permintaan Power atau Kekuasaan, untuk persetujuan-persetujuan bilateral atau multilateral yang berkaitan dengan transportasi udara internasional sipil.

(B) Sementara menunggu penandatanganan perjanjian atau kesepakatan, Jepang akan, selama kurun waktu empat tahun sejak pertama berlakunya Perjanjian ini, mencakup pengobatan Daya tersebut tidak kurang menguntungkan terhadap lalu lintas udara hak dan hak istimewa dari yang dilakukan oleh Powers tersebut pada tanggal tersebut mulai berlaku, dan akan menyepakati kesetaraan lengkap peluang di atas pengoperasian dan pengembangan layanan

Page 11: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

udara.

(C) Pending yang menjadi pihak dalam Konvensi Penerbangan Sipil Internasional sesuai dengan Pasal 93 daripadanya, Jepang akan memberikan ketentuan-ketentuan Konvensi yang berlaku untuk navigasi internasional pesawat, dan akan memberikan efek, praktek standar dan prosedur diadopsi sebagai lampiran pada Konvensi sesuai dengan ketentuan Konvensi.

 

BAB V

KLAIM DAN PROPERTI

Pasal 14

(A) Diakui bahwa Jepang harus membayar reparasi kepada pihak Sekutu atas kerusakan dan penderitaan yang disebabkan oleh itu selama perang. Namun demikian juga diakui bahwa sumber daya dari Jepang saat ini tidak cukup, jika ingin mempertahankan ekonomi yang layak, untuk membuat perbaikan lengkap untuk semua kerusakan tersebut dan penderitaan dan pada saat yang sama memenuhi kewajiban-kewajiban lainnya.

Oleh karena itu,

    1. Jepang akan segera melakukan negosiasi dengan Sekutu sehingga mendambakan, yang sekarang wilayah diduduki oleh tentara Jepang dan rusak oleh Jepang, dengan tujuan untuk membantu untuk mengimbangi negara-negara untuk biaya perbaikan kerusakan yang dilakukan, dengan menyediakan layanan dari Jepang orang dalam produksi, menyelamatkan dan pekerjaan lain untuk kekuatan Sekutu yang bersangkutan. Kesepakatan itu harus menghindari pengenaan kewajiban tambahan pada Sekutu lain, dan, di mana manufaktur bahan baku disebut untuk, mereka akan dipasok oleh kekuatan Sekutu yang bersangkutan, agar tidak membuang apapun beban devisa pada Jepang.

    2. (I) Berdasarkan ketentuan sub-ayat (II) di bawah, masing-masing pihak Sekutu berhak untuk merebut, mempertahankan, melikuidasi atau melepaskan properti semua, hak dan kepentingan

    (A) Jepang dan warga Jepang,

    (B) orang yang bertindak untuk atau atas nama Jepang atau warga negara Jepang, dan

    (C) badan yang dimiliki atau dikendalikan oleh Jepang atau warga negara Jepang,

    yang pada pertama berlakunya Perjanjian ini tunduk pada yurisdiksinya. Properti, hak dan kepentingan yang ditentukan dalam sub ayat ini harus termasuk yang sekarang diblokir, pribadi atau dalam kepemilikan atau di bawah kendali otoritas properti musuh Sekutu, yang termasuk ke, atau ditahan atau dikelola atas nama, salah satu orang atau badan yang disebut dalam (a), (b) atau (c) di atas pada saat aset tersebut berada di bawah kontrol otoritas tersebut.

    (II) Berikut ini dikecualikan dari hak yang ditentukan dalam sub ayat (I) di atas:

Page 12: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

    (I) milik perorangan Jepang yang tinggal selama perang dengan izin dari Pemerintah yang bersangkutan di wilayah salah satu Sekutu, selain wilayah yang diduduki oleh Jepang, kecuali properti dikenakan pembatasan selama perang dan tidak dibebaskan dari seperti pembatasan pada tanggal pertama berlakunya Perjanjian ini;

    (Ii) semua real properti, furnitur dan perlengkapan yang dimiliki oleh Pemerintah Jepang dan digunakan untuk tujuan diplomatik atau konsuler, dan semua perabotan pribadi dan perabot dan milik pribadi lainnya yang tidak bersifat investasi yang biasanya diperlukan untuk melaksanakan dari diplomatik dan fungsi konsuler, yang dimiliki oleh personel diplomatik dan konsuler Jepang;

    (Iii) properti milik badan keagamaan atau lembaga amal swasta dan digunakan hanya untuk kepentingan agama atau amal;

    (Iv) properti, hak dan kepentingan yang telah datang dalam yurisdiksinya sebagai akibat dari pembukaan kembali hubungan dagang dan keuangan berikutnya hingga 2 September 1945, antara negara yang bersangkutan dan Jepang, kecuali seperti telah dihasilkan dari transaksi bertentangan dengan hukum Sekutu Daya bersangkutan;

    (V) kewajiban Jepang atau warga Jepang, setiap judul, hak atau kepentingan dalam harta berwujud yang terletak di Jepang, kepentingan dalam perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Jepang, atau bukti kertas tersebut; dengan ketentuan bahwa pengecualian ini hanya berlaku terhadap kewajiban dari Jepang dan warga negaranya dinyatakan dalam mata uang Jepang.

    (III) Properti dimaksud dalam pengecualian (i) sampai (v) di atas harus dikembalikan sesuai dengan biaya yang wajar untuk pengawetan dan administrasi. Jika ada kekayaan tersebut telah dilikuidasi dana yang diperoleh akan dikembalikan sebagai gantinya.

    (IV) Hak untuk merebut, mempertahankan, melikuidasi atau melepaskan properti sebagaimana diatur dalam sub ayat (I) di atas harus dilaksanakan sesuai dengan hukum Kekuatan Sekutu yang bersangkutan, dan pemilik harus hanya memiliki hak sebagaimana dapat diberikan kepadanya oleh hukum itu.

    (V) Para Sekutu setuju untuk menangani merek dagang Jepang dan hak kekayaan sastra dan seni secara yang menguntungkan ke Jepang sebagai keadaan berkuasa di setiap negara akan mengizinkan.

(B) Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini, Sekutu membebaskan semua reparasi klaim dari pihak Sekutu, klaim lain dari Sekutu dan warga negara mereka yang timbul dari tindakan yang diambil oleh Jepang dan warga negaranya dalam proses penuntutan perang, dan klaim dari pihak Sekutu untuk biaya militer langsung pendudukan.

 

Pasal 15

(A) Atas permohonan dilakukan dalam waktu sembilan bulan sejak berlakunya Perjanjian ini antara Jepang dan Power yang bersangkutan Sekutu, Jepang akan, dalam waktu enam bulan sejak tanggal permohonan tersebut, mengembalikan properti, berwujud dan tidak berwujud,

Page 13: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

dan semua hak atau kepentingan apapun di Jepang setiap Daya Sekutu dan warga negaranya yang di Jepang pada setiap waktu antara 7 Desember 1941 dan 2 September 1945, kecuali pemilik telah dibuang bebas daripadanya tanpa paksaan atau penipuan. Kekayaan tersebut wajib dikembalikan bebas dari semua sitaan dan biaya yang mungkin telah menjadi subyek karena perang, dan tanpa biaya untuk kembalinya. Properti yang kembali tidak diterapkan oleh atau atas nama pemilik atau pemerintahnya dalam jangka waktu yang ditentukan dapat dibuang oleh Pemerintah Jepang karena dapat menentukan. Dalam kasus di mana kekayaan tersebut adalah di Jepang pada tanggal 7 Desember 1941, dan tidak dapat dikembalikan atau telah mengalami cedera atau kerusakan sebagai akibat dari perang, kompensasi akan dilakukan pada hal tidak kurang menguntungkan daripada ketentuan yang tercantum dalam Kompensasi Properti Sekutu rancangan Powers Hukum disetujui oleh Kabinet Jepang pada tanggal 13 Juli 1951.

(B) Berkenaan dengan hak kekayaan industri gangguan selama perang, Jepang akan terus memberikan kepada pihak Sekutu dan warga negara mereka tidak kurang menguntungkan daripada yang sampai sekarang diberikan oleh Kabinet Order No 309 efektif 1 September 1949, No 12 efektif 28 Januari 1950, dan Nomor 9 efektif 1 Februari 1950, semua seperti sekarang diubah, asalkan negara tersebut telah diterapkan untuk manfaat pajak tersebut dalam waktu batas yang ditentukan di dalamnya.

(C) (i) Jepang mengakui bahwa hak kekayaan sastra dan kesenian yang ada di Jepang pada tanggal 6 Desember 1941, sehubungan dengan karya yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan dari pihak Sekutu dan negara mereka terus berlaku sejak tanggal tersebut, dan mengakui mereka hak yang telah timbul, atau tapi untuk perang akan timbul, di Jepang sejak tanggal tersebut, dengan pengoperasian setiap konvensi dan perjanjian yang Jepang adalah pihak pada tanggal tersebut, terlepas dari apakah konvensi atau perjanjian dirubah atau ditangguhkan atas atau sejak pecahnya perang oleh hukum nasional dari Jepang atau dari Kekuatan Sekutu yang bersangkutan.

(Ii) Tanpa kebutuhan untuk aplikasi oleh pemilik hak dan tanpa pembayaran atas biaya atau sesuai dengan segala formalitas lain, periode 7 Desember 1941 sampai mulai berlakunya Perjanjian ini antara Jepang dan Kekuatan Sekutu yang bersangkutan dikecualikan dari jalannya istilah normal hak tersebut, dan jangka waktu tersebut, dengan periode tambahan enam bulan, harus dikeluarkan dari jangka waktu dimana suatu karya sastra harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang untuk mendapatkan hak menerjemahkan di Jepang .

Pasal 16

Sebagai ungkapan keinginannya untuk mengganti kerugian para anggota angkatan bersenjata kekuatan Sekutu yang mengalami kesulitan yang tidak semestinya sementara tawanan perang Jepang, Jepang akan mengalihkan aset dan mereka warga negaranya di negara-negara yang netral selama perang, atau yang berperang dengan salah satu Sekutu, atau, atas pilihannya sendiri, setara dengan aset tersebut, kepada Komite Internasional Palang Merah yang akan melikuidasi aset tersebut dan mendistribusikan dana yang dihasilkan untuk lembaga nasional yang tepat, untuk kepentingan mantan tahanan perang dan keluarga mereka atas dasar seperti itu dapat menentukan untuk menjadi adil. Kategori-kategori aset yang diuraikan dalam Pasal 14 (a) 2 (II) (ii) sampai (v) Perjanjian ini harus dikecualikan dari pengalihan, serta aset perorangan Jepang bukan penduduk Jepang pada pertama berlakunya Perjanjian tersebut. Hal ini sama-sama dipahami bahwa ketentuan transfer Pasal ini tidak memiliki aplikasi ke 19.770 saham di Bank for International Settlements saat ini dimiliki oleh lembaga keuangan Jepang.

Page 14: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Pasal 17

(A) Atas permintaan salah satu Sekutu, Pemerintah Jepang harus meninjau dan merevisi sesuai dengan hukum internasional setiap keputusan atau perintah dari Pengadilan Hadiah Jepang dalam kasus yang melibatkan hak kepemilikan warga negara bahwa Power Sekutu dan akan memenuhi salinan semua dokumen yang terdiri dari catatan kasus ini, termasuk keputusan yang diambil dan perintah yang dikeluarkan. Dalam setiap kasus di mana peninjauan kembali atau revisi menunjukkan bahwa pemulihan ini disebabkan, ketentuan Pasal 15 berlaku bagi properti yang bersangkutan.

(B) Pemerintah Jepang akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memungkinkan warga negara dari salah satu Sekutu setiap saat dalam waktu satu tahun sejak berlakunya Perjanjian ini antara Jepang dan Kekuatan Sekutu yang bersangkutan untuk tunduk kepada pemerintah Jepang yang sesuai untuk meninjau penilaian yang diberikan oleh pengadilan Jepang sejak tanggal 7 Desember 1941 dan datang seperti berlaku, dalam setiap proses di mana setiap nasional seperti tidak mampu membuat presentasi yang memadai kasusnya baik sebagai penggugat atau tergugat. Pemerintah Jepang akan menetapkan bahwa, di mana nasional telah menderita cedera atas alasan adanya putusan tersebut, dia akan dikembalikan pada posisi di mana dia sebelum penghakiman itu diberikan atau harus diberikan bantuan yang dianggap adil dan merata di keadaan.

Pasal 18

(A) Diakui bahwa intervensi dari keadaan perang tidak mempengaruhi kewajiban untuk membayar utang berupa uang yang timbul dari kewajiban dan kontrak (termasuk dalam hal obligasi) yang ada dan hak yang diperoleh sebelum adanya negara perang, dan yang jatuh tempo oleh Pemerintah atau warga negara dari Jepang kepada Pemerintah atau warga negara dari salah satu Sekutu, atau disebabkan oleh Pemerintah atau warga negara dari salah satu Sekutu kepada Pemerintah atau warga negara Jepang. Intervensi dari keadaan perang sama rata tidak dianggap sebagai mempengaruhi kewajiban untuk mempertimbangkan jasa-jasa mereka pada klaim atas kehilangan atau kerusakan harta benda atau untuk pribadi cedera atau kematian yang timbul sebelum adanya keadaan perang, dan yang dapat disajikan atau kembali disajikan oleh Pemerintah salah satu Sekutu kepada Pemerintah Jepang, atau oleh Pemerintah Jepang untuk salah satu Pemerintah pihak Sekutu. Ketentuan dalam ayat ini tidak mengurangi hak-hak yang diberikan oleh Pasal 14.

(B) Jepang menegaskan kewajiban untuk utang luar negeri sebelum perang dari Negara Jepang dan untuk utang badan hukum kemudian dinyatakan sebagai kewajiban dari Negara Jepang, dan menyatakan niatnya untuk masuk ke dalam perundingan pada tanggal awal dengan kreditur sehubungan dengan dimulainya kembali pembayaran utang-utang; untuk mendorong negosiasi sehubungan dengan klaim sebelum perang lainnya dan kewajiban, dan untuk memfasilitasi transfer uang dalam jumlah sesuai.

Pasal 19

(A) Jepang membebaskan semua klaim dari Jepang dan warga negaranya melawan Sekutu dan warga negara mereka yang timbul dari perang atau dari tindakan yang dilakukan karena adanya keadaan perang, dan membebaskan semua klaim yang timbul dari keberadaan, operasi atau tindakan kekuatan atau otoritas dari salah satu Sekutu di wilayah Jepang sebelum

Page 15: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

berlakunya Perjanjian ini.

(B) pengabaian atas termasuk setiap klaim yang timbul dari tindakan yang diambil oleh salah satu Sekutu terhadap kapal-kapal Jepang antara 1 September 1939 dan berlakunya Perjanjian ini, dan juga setiap klaim dan hutang yang timbul sehubungan dengan tahanan perang Jepang dan interniran sipil di tangan Sekutu, tetapi tidak termasuk klaim Jepang specificially diakui dalam hukum dari suatu Daya Sekutu berlaku sejak 2 September 1945.

(C) Dalam hal penolakan timbal balik, Pemerintah Jepang juga menolak semua klaim (termasuk hutang) terhadap Jerman dan warga negara Jerman atas nama Pemerintah Jepang dan warga Jepang, termasuk klaim antar pemerintah dan klaim atas kehilangan atau kerusakan yang diderita selama perang, tetapi kecuali (a) klaim sehubungan dengan kontrak yang dimasukkan dan hak yang diperoleh sebelum 1 September 1939, dan (b) klaim yang timbul dari hubungan dagang dan keuangan antara Jepang dan Jerman setelah 2 September 1945. Penolakan tersebut tidak mengurangi tindakan yang diambil sesuai dengan Pasal 16 dan 20 dari Perjanjian ini.

(D) Jepang mengakui validitas semua tindakan dan kelalaian yang dilakukan selama periode pendudukan di bawah atau sebagai akibat dari arahan dari otoritas pendudukan atau disahkan oleh hukum Jepang pada waktu itu, dan akan mengambil tindakan tidak menundukkan warga negara Sekutu tanggung jawab perdata atau pidana yang timbul dari tindakan atau kelalaian.

Pasal 20

Jepang akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan disposisi seperti aset Jerman di Jepang telah atau dapat ditentukan oleh kekuatan-kekuatan berjudul bawah Protokol dari prosiding Konferensi Berlin tahun 1945 untuk membuang aset-aset, dan sambil menunggu disposisi akhir dari aset tersebut akan bertanggung jawab untuk daripadanya konservasi dan administrasi.

Pasal 21

Menyimpang dari ketentuan Pasal 25 dari Perjanjian ini, Cina berhak atas manfaat dari Pasal 10 dan 14 (a) 2, dan Korea untuk manfaat dari Pasal 2, 4, 9 dan 12 dari Perjanjian ini.

 

BAB VI

PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 22

Jika menurut pendapat setiap Pihak pada Perjanjian ini ada telah timbul suatu sengketa perihal interpretasi atau pelaksanaan Perjanjian, yang tidak diselesaikan dengan mengacu pada pengadilan klaim khusus atau dengan cara lain yang disepakati, perselisihan tersebut, atas permintaan manapun di dalamnya partai, dirujuk untuk keputusan tersebut ke Mahkamah Internasional. Jepang dan orang-orang Sekutu yang belum pihak dalam Statuta Mahkamah Internasional akan deposit dengan Panitera Pengadilan, pada saat ratifikasi masing-masing Perjanjian ini, dan sesuai dengan resolusi PBB Dewan Keamanan, tanggal 15 Oktober 1946,

Page 16: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

sebuah deklarasi umum menerima yurisdiksi, tanpa kesepakatan khusus, Pengadilan umumnya berkenaan dengan semua perselisihan dari karakter dimaksud dalam Pasal ini.

 

BAB VII

FINAL PERSYARATAN

Pasal 23

(A) Perjanjian ini harus diratifikasi oleh Negara-negara yang menandatanganinya, termasuk Jepang, dan akan mulai berlaku untuk semua Negara yang telah meratifikasinya kemudian, ketika instrumen ratifikasi telah disimpan oleh Jepang dan oleh mayoritas, termasuk Amerika Serikat sebagai Kekuatan pendudukan utama, Amerika berikut, yaitu Australia, Kanada, Ceylon, Prancis, Indonesia, Kerajaan Belanda, Selandia Baru, Pakistan, Republik Filipina, Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara, dan Amerika Serikat. Perjanjian ini mulai berlaku masing-masing Negara yang kemudian meratifikasi itu, pada tanggal diserahkannya instrumen ratifikasi.

(B) Jika Perjanjian belum mulai berlaku dalam waktu sembilan bulan setelah tanggal penyimpanan ratifikasi Jepang, Negara yang telah meratifikasinya dapat membawa Perjanjian berlaku antara dirinya dan Jepang dengan pemberitahuan tentang itu diberikan kepada Pemerintah Jepang dan Amerika Serikat tidak lebih dari tiga tahun setelah tanggal penyimpanan ratifikasi Jepang.

Pasal 24

Semua instrumen ratifikasi harus disimpan oleh Pemerintah Amerika Serikat yang akan memberitahu semua Negara-negara penandatangan setiap simpanan tersebut, dari tanggal berlakunya Perjanjian di bawah ayat (a) Pasal 23, dan dari setiap pemberitahuan yang dibuat berdasarkan ayat (b) Pasal 23.

Pasal 25

Untuk keperluan Perjanjian ini kekuatan Sekutu akan Amerika berperang dengan Jepang, atau Negara yang sebelumnya membentuk bagian dari wilayah suatu Negara yang disebutkan dalam Pasal 23, dengan ketentuan bahwa dalam setiap kasus Negara yang bersangkutan telah menandatangani dan meratifikasi Perjanjian. Berdasarkan ketentuan Pasal 21, Perjanjian ini tidak akan membuat setiap hak, judul atau manfaat pada setiap Negara yang bukan merupakan Kekuatan Sekutu sebagaimana terdefinisikan; dan tidak akan hak, hak milik atau kepentingan dari Jepang dianggap berkurang atau berprasangka oleh ada ketentuan dalam Perjanjian yang mendukung suatu Negara yang bukan merupakan Kekuatan Sekutu sebagai begitu didefinisikan.

Pasal 26

Jepang akan siap untuk menyimpulkan dengan suatu Negara yang ditandatangani atau berpegang pada Deklarasi PBB tanggal 1 Januari 1942, dan yang sedang berperang dengan Jepang, atau dengan Negara yang sebelumnya membentuk bagian dari wilayah suatu Negara

Page 17: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

yang disebutkan dalam Pasal 23 , yang tidak menandatangani Perjanjian ini, suatu Perjanjian bilateral Perdamaian yang sama atau secara substansial persyaratan yang sama sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, tapi ini kewajiban di pihak Jepang akan berakhir tiga tahun setelah kedatangan pertama ke memaksa dari Perjanjian ini. Haruskah Jepang membuat perjanjian damai atau perang penyelesaian klaim dengan negara manapun pemberian Negara keuntungan lebih besar dari yang disediakan oleh Perjanjian ini, mereka keuntungan yang sama akan diperluas ke pihak dalam Perjanjian ini.

Pasal 27

Perjanjian ini akan disimpan dalam arsip Pemerintah Amerika Serikat yang akan melengkapi setiap Negara penandatangan dengan salinan yang telah disahkan.

DALAM IMAN yang bertandatangan di bawah ini Utusan telah menandatangani Perjanjian ini.

DIBUAT di kota San Francisco ini hari kedelapan bulan September 1951, dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Spanyol, semua sama-sama otentik, dan dalam bahasa Jepang.

Untuk Argentina:

        Hipolito J. PAZ

Untuk Australia:

        Percy C. Spender

Untuk Belgia:

        Paul Van Zeeland SILVERCRUYS

Untuk Bolivia:

        Luis GUACHALLA

Untuk Brasil:

        Carlos MARTINS        A. DE MELLO-FRANCO

Untuk Kamboja:

        PHLENG

Untuk Kanada:

        Lester B. Pearson        R.W. Mayhew

Untuk Ceylon:

Page 18: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

        J.R. JAYEWARDENE        G.C.S. Corea        R.G. SENANAYAKE

Untuk Chili:

        F. Nieto Del Rio

Untuk Kolombia:

        Cipriano Restrepo Jaramillo        Sebastián Ospina

Untuk Kosta Rika:

        J. Rafael OREAMUNO        V. VARGAS        Luis DOBLES SANCHEZ

Untuk Kuba:

        O. GANS        L. Machado        Joaquín Meyer

Untuk Republik Dominika:

        V. Ordonez        Luis F. THOMEN

Untuk Ekuador:

        A. Quevedo        R.G. Valenzuela

Untuk Mesir:

        Kamil A. Rahim

El Salvador:

        Héctor DAVID CASTRO        Luis Rivas Palacios

Untuk Ethiopia:

        Pria YAYEJIJRAD

Untuk Prancis:

Page 19: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

        Schumann        H. BONNET        Paul-Émile NAGGIAR

Untuk Yunani:

        A.G. Politis

Untuk Guatemala:

        E. CASTILLO A.        Pagi Orellana        J. Mendoza

Untuk Haiti:

        Jacques N. Leger        Gust. Laraque

Untuk Honduras:

        J.E. Valenzuela        Roberto Galvez B.        Raúl Alvarado T.

Untuk Indonesia:

        Ahmad Subardjo

Bagi Iran:

        A.G. Ardalan

Untuk Irak:

        A.I. Bakar

Untuk Laos:

        SAVANG

Untuk Lebanon:

        Charles MALIK

Untuk Liberia:

        Gabriel L. DENNIS        James ANDERSON

Page 20: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

        Raymond Horace        J. Grimes Rudolf

Untuk Grand Duchy of Luxembourg:

        Hugues LE GALLAIS

Untuk Meksiko:

        Rafael DE La Colina        Gustavo Diaz Ordaz        A.P. GASGA

Untuk Belanda:

        D.U. Stikker        J.H. Van Roijen

Untuk Selandia Baru:

        C. Berendsen

Untuk Nikaragua:

        G. SEVILLA SACASA        Gustavo Manzanares

Untuk Norwegia:

        Wilhelm Munthe MORGENSTERNE

Untuk Pakistan:

        Zafrullah KHAN

Untuk Panama:

        Ignacio Molino        José A. REMON        Alfredo Aleman        J. CORDOVEZ

Untuk Peru:

        Luis Oscar BOETTNER

Untuk Republik Filipina:

        Carlos P. Romulo        J.M. ELIZALDE

Page 21: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

        Vicente FRANCISCO        Diosdado MACAPAGAL        Emiliano T. TIRONA        V.G. SINCO

Untuk Arab Saudi:

        Asad al-Faqih

Untuk Suriah:

        F. EL-Khouri

Untuk Turki:

        Feridun C. ERKIN

Untuk Uni Afrika Selatan:

        G.P. Jooste

Untuk Kerajaan InggrisInggris dan Irlandia Utara:

        Herbert Morrison        Kenneth YOUNGER        Oliver Franks

Untuk Amerika Serikat:

        Dean Acheson        John Foster Dulles        Alexander Wiley        John J. Sparkman

Untuk Uruguay:

        José A. Depag

Untuk Venezuela:

        Antonio M. Araujo        R. Gallegos M.

Untuk Viet-Nam:

        T.V. Huu        T. Vinh        D. Thanh        Buu Kinh

Page 22: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Untuk Jepang:

        Shigeru Yoshida        Hayato Ikeda        Gizo TOMABECHI        Niro HOSHIJIMA        Muneyoshi Tokugawa        Hisato Ichimada

 Sumber: United Nations Treaty Series 1952 (reg. tidak 1832.), Vol. 136, hlm 45-164.

Negara peserta

Perdana Menteri Shigeru Yoshida menyampaikan pidato tentang "rekonsiliasi dan kepercayaan" (和解と信頼 wakai to shinrai?) di konferensi Perdamaian San Francisco yang berlangsung di San Francisco Opera House. Ia kemudian menandatangani perjanjian damai atas nama pemerintah Jepang.

Page 23: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Negara peserta konferensi adalah sebagai berikut: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Cekoslowakia, Chili, Ekuador, El Salvador, Ethiopia, Filipina, Guatemala, Haiti, Honduras, Indonesia, Irak, Iran, Jepang, Kamboja, Kanada, Kerajaan Bersatu, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Laos, Lebanon, Liberia, Luksemburg, Meksiko, Mesir, Nikaragua, Norwegia, Pakistan, Panama, Paraguay, Perancis, Peru, Polandia, Republik Dominika, Selandia Baru, Sri Lanka, Suriah, Turki, Uni Soviet, Uruguay, Venezuela, Vietnam, Yunani.

Burma, India, dan Yugoslavia juga diundang, namun tidak ikut.[1] Republik Cina di Taiwan dan Republik Rakyat Cina tidak diundang karena keduanya sedang terlibat Perang Saudara Cina. Amerika Serikat dan Kerajaan Bersatu berbeda pendapat dalam menentukan salah satu dari dua pemerintah Cina yang akan diundang untuk mewakili Cina. Perbedaan pendapat mengenai partisipasi Cina menyebabkan Korea Utara juga tidak diundang.[2] Italia juga tidak diundang, walaupun kabinet Badoglio yang antifasis sudah mengeluarkan deklarasi resmi mengenai perang terhadap Jepang pada 14 Juli 1945.[3] Pakistan adalah negara yang belum dibentuk ketika Perang Dunia II terjadi, tapi diundang sehubungan kedudukannya sebagai salah satu negara penerus India Britania yang berperang melawan Jepang.

Penolakan Uni Soviet terhadap Perjanjian San Francisco

Delegasi Uni Soviet di bawah pimpinan Wakil Menteri Luar Negeri Soviet Andrei Gromyko menghadiri konferensi San Francisco, namun menolak isi perjanjian. Sejak konferensi dimulai, Uni Soviet menyatakan menentang secara keras naskah rancangan perjanjian yang disusun Amerika Serikat dan Britania Raya. Delegasi Uni Soviet berulang kali mencoba namun tidak berhasil memakai langkah-langkah prosedural untuk menggagalkan hasil konferensi.[4] Keberatan-keberatan Uni Soviet secara rinci dijelaskan dalam pernyataan panjang lebar oleh Gromyko pada 8 September 1951.[5] Pernyataan Gromyko berisi sejumlah klaim dan tuntutan Uni Soviet, bahwa perjanjian tersebut tidak dapat dijadikan jaminan militerisme Jepang tidak akan bangkit kembali; Cina Komunis tidak diundang untuk berpartisipasi meskipun telah menjadi salah satu korban utama agresi Jepang; Uni Soviet tidak cukup dimintai pendapatnya ketika perjanjian sedang disusun; perjanjian akan menjadikan Jepang sebagai pangkalan militer Amerika Serikat dan menjadikan Jepang sebagai sekutu militer Amerika Serikat melawan Uni Soviet; dalam kenyataannya perjanjian tersebut adalah suatu perjanjian damai yang terpisah; rancangan perjanjian melanggar hak-hak Cina atas Taiwan dan beberapa pulau lainnya; walaupun Amerika Serikat tidak memiliki klaim yang sah, beberapa pulau-pulau milik Jepang berdasarkan perjanjian akan diserahkan menjadi milik Amerika Serikat; rancangan perjanjian melanggar Perjanjian Yalta, tidak mengakui kedaulatan Uni Soviet atas Sakhalin Selatan dan Kepulauan Kuril; dan berbagai keberatan lainnya.

Negara penandatangan dan peratifikasi

Dari 52 negara peserta, 49 di antaranya menandatangani Perjanjian San Francisco.[6] Cekoslowakia, Polandia, dan Uni Soviet menolak untuk menandatangani perjanjian.[7] Filipina dan Indonesia menandatangani perjanjian, namun tidak meratifikasinya.[8]

Negara-negara penandatangan perjanjian adalah sebagai berikut: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Chili, Ekuador, El Salvador, Ethiopia, Filipina, Guatemala, Haiti, Honduras, Indonesia, Irak, Iran, Kamboja, Kanada, Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara, Kolombia, Kosta Rika, Kuba,

Page 24: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Laos, Lebanon, Liberia, Luksemburg, Meksiko, Mesir, Nikaragua, Norwegia, Pakistan, Panama, Perancis, Peru, Republik Dominika, Selandia Baru, Sri Lanka, Suriah, Turki, Uruguay, Venezuela, Vietnam, Yunani, dan Jepang.[9]

Republik Cina dan Republik Rakyat Cina tidak diundang dan tidak menandatangani Perjanjian San Francisco.[9] Perjanjian Taipei atau secara resmi disebut Perjanjian Perdamaian Sino-Jepang ditandatangani di Taipei 28 April 1952 antara Jepang dan Republik Cina.

Kompensasi untuk warga sipil Sekutu dan tawanan perang

Pengambilalihan aset Jepang di luar negeri

Aset Jepang di luar negeri mengacu kepada semua aset yang dimiliki pemerintah, perusahaan, organisasi, dan warganegara sipil Jepang di negara-negara yang diduduki atau dijadikan koloni. Sesuai Pasal 14, Sekutu menyita seluruh aset Jepang di luar negeri, kecuali aset Jepang di Cina yang diatur dalam Pasal 21. Cina memiliki kembali semua aset Jepang di Manchuria dan Mongolia Dalam, termasuk tambang-tambang dan infrastruktur kereta api. Selanjutnya, Pasal 4 menyatakan bahwa "disposisi properti Jepang dan warganegaranya...dan klaim-klaim mereka...terhadap penguasa yang sekarang ini mengatur wilayah-wilayah dan penduduknya...akan tunduk kepada pengaturan khusus antara Jepang dan penguasa-penguasa tersebut." Berdasarkan hal tersebut, Korea juga memiliki hak-hak seperti diatur dalam Pasal 21.

Aset Jepang di luar negeri pada tahun 1945 (1945, ¥15=1AS$)Negara/wilayah Total (yen) Total (dolar AS)

Korea 7.025.600.000 468.370.000Taiwan 42.542.000.000 2.846.100.000

Cina Timur Laut 146.532.000.000 9.768.800.000Cina Utara 55.437.000.000 3.695.800.000

Cina Selatan Tengah 36.718.000.000 2.447.900.000Lainnya 28.014.000.000 1.867.600.000Total ¥379.499.000.000 AS$25.300.000.000

Kompensasi kepada Sekutu yang menjadi tawanan perang

Menurut Pasal 16 Perjanjian San Francisco:

“ Sebagai ungkapan keinginan mengganti kerugian kepada personel militer Kekuatan Sekutu yang mengalami penderitaan berlebihan selama menjadi tawanan perang Jepang, Jepang akan mentransfer aset-asetnya dan aset warganegaranya di negara-negara yang netral selama perang atau di negara-negara yang berperang melawan Kekuatan Sekutu, atau, sesuai dengan pilihannya, nilai setara dari aset-aset tersebut ke Komite Palang Merah Internasional yang akan melikuidasi aset-aset tersebut dan menyalurkan dana hasilnya ke badan-badan nasional, untuk kesejahteraan mantan tawanan-tawanan perang dan keluarga-keluarga mereka berdasarkan pembagian yang pantas.

Page 25: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

Kategori-kategori untuk aset yang dijelaskan dalam Pasal 14(a)2(II)(ii) hingga (v) Perjanjian ini merupakan pengecualian dari transfer, begitu pula aset Orang Jepang yang bukan penduduk Jepang. Ketentuan mengenai transfer dalam Pasal ini juga dipahami tidak berlaku bagi 19.770 lembar saham di Bank for International Settlements yang sekarang dimiliki institusi keuangan Jepang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, Jepang membayar £4.500.000 ke Palang Merah Internasional.

Wilayah Sekutu yang diduduki Jepang

Batu Peringatan Perjanjian San Francisco di Shimo-maruko, distrik Ohta, Tokyo.

Pasal 14 perjanjian ini menyatakan "Jepang diharapkan segera berunding dengan Kekuatan Sekutu yang wilayah miliknya diduduki tentara Jepang dan dirusak oleh Jepang, dengan maksud membantu membayar pampasan perang kepada negara-negara tersebut untuk biaya perbaikan untuk kerusakan yang telah disebabkan, dengan cara menyediakan bantuan rakyat Jepang dalam produksi, pemulihan, dan pekerjaan lain untuk Kekuatan Sekutu seperti tersebut."

Berdasarkan Pasal 14, Filipina dan Vietnam Selatan masing-masing menerima kompensasi pada tahun 1956 dan 1959. Burma dan Indonesia menandatangani perjanjian bilateral sesuai Pasal 14 Perjanjian San Francisco.

Pampasan perang Jepang untuk negara-negara yang diduduki selama 1941–1945Negara Total yen Total AS$ Tanggal perjanjianBurma 72.000.000.000 200.000.000 5 November 1955Filipina 198.000.000.000 550.000.000 9 Mei 1956

Indonesia 80.388.000.000 223.080.000 20 Januari 1958Vietnam 14.400.000.000 38.000.000 13 Mei 1959

Total ¥364.348.800.000 US$1.012.080.000

Pembayaran terakhir diterima oleh Filipina pada 22 Juli 1976.

Referensi

Page 26: Perjanjian Perdamaian Sekutu Dengan Jepang

12. ^ Social Studies: History for Middle School. 7-2. Japan's Path and World Events p.2, Teikoku Shoin [1]

13. ^ "50 Years from San Francisco: Re-examining the peace treaty and Japan's territorial problems." [2]

14. ^ "The World at War - Chronology of World War II Diplomacy 1939 - 1945" [3]15. ^ "Gromyko Bids Fail; A Dramatic Moment at Conference Soviet Bloc Loses All Parley Votes".

New York Times. 6 September 1951. p. 1. Diakses pada 20 Agustus 2009.16. ^ "Text of Gromyko's Statement on the Peace Treaty; Contrast With Other Treaties Cites

Expansion After 1937 See Japan as a Military Base Soviet Delegate Says 'Separate Peace' May Embroil Far East in War, With Japan as Base U. S. Delegates Assailed Calls It Separate Treaty Sees Gross Injustice to China Denies U. S. Consulted Soviet China's Claim to Islands Lists Soviet's Amendments". New York Times. 9 September 1951. p. 26. Diakses pada 20 Agustus 2009.

17. ^ Peace Treaties after World War II: Peace treaty signed in San Francisco, Sept. 8, 1951 The History Channel [4]

18. ^ Foreign Office Files for Japan and the Far East 1951:September, Adam Matthew Publications [5]

19. ^ Japan: the burden of success: CERI series in comparative politics and international studies. C. Hurst & Co. Publishers. 10 Mei 2002. hlm. 117. ISBN 1-8506-5569-3.

20. ^ a b "Treaty of Peace with Japan (including transcript with signatories: Source attributed : United Nations Treaty Series 1952 (reg. no. 1832), vol. 136, pp. 45 - 164.)". Taiwan Documents Project. Diakses pada 13 November 2008.

21. ^ Agreement between Japan and the United States of America Concerning Nanpo Shoto and Other Islands, April 5, 1968[6]

22. ^ Agreement between Japan and the United States of America Concerning the Ryukyu Islands and the Daito Islands, June 17, 1971[7]