perkebunan_budidaya_sawit.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    1/79

    Budidaya KELAPA SAWIT iii

    Kata Pengantar

    Buku panduan ini dimaksudkan sebagai

    pedoman bagi masyarakat atau petani yangingin mengembangkan tanaman kelapa

    sawit, sehingga langkah-langkah yang

    diperlukan dalam perkebunan perkelapa-

    sawitan dapat dilakukan sesuai dengan

    pedoman yang dianjurkan.

    Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang

    telah membantu penyusunan sampai buku ini diterbitkan.

    Demi perbaikan buku ini, maka kritik dan saran membangun

    sangat diharapkan dari pembaca semua. Semoga buku ini

    bermanfaat bagi masayarakat umumnya, juga bagi pengem-

    bangan tanaman kelapa sawit di Indonesia.

    Bogor, Nopember 2010

    Kepala Pusat,

    Ttd.

    M. Syakir

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    2/79

    iv Budidaya KELAPA SAWIT

    Budidaya

    KELAPA SAWIT

    Penyusun :

    David AllorerungM. Syakir

    Zulkarnain PoeloenganSyafaruddin

    Widi Rumini

    Redaksi Pelaksana :

    YusniartiAgus Budiharto

    Desain dan Foto sampul :

    Agus Budiharto

    Tata Letak :

    Agus Budiharto

    Foto :David AllorerungSyafaruddin

    Penerbit :

    ASKA MEDIA

    ISBN

    Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanHak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Budidaya KELAPA SAWIT

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    3/79

    Budidaya KELAPA SAWIT v

    Daftar Isi

    HalamanKata Pengantar .............................................................. iiiDaftar Isi ....................................................................... v

    I. Pendahuluan 1A. Pemilihan Lokasi ................................................ 1B. Iklim ................................................................... 2

    C. Lahan.................................................................. 5

    II. Penyiapan Lahan 9A. Pembukaan Lahan .............................................. 9

    B. Rancangan Tata Letak Kebun.............................. 17C. Jarak Tanam dan Pengajiran................................ 19D. Penggalian Lobang Tanam.................................. 24E. Penanaman Tanaman Penutup Tanah ................ 25

    III. Bahan Tanaman 28A. Mengenal Jenis Kelapa Sawit .............................. 28B. Sumber Benih ..................................................... 33

    C. Pembibitan ......................................................... 35

    IV. Penanaman 47A. Persiapan Penanaman......................................... 47

    B. Pengangkutan Bibit ............................................. 47C. Penanaman......................................................... 48D. Konsolidasi ........................................................ 50E. Penyulaman ....................................................... 51

    V. Pemeliharaan Tanaman 61

    A. Penyiangan......................................................... 52B. Pemupukan......................................................... 54

    C. Pemangkasan Daun ............................................ 59D. Kastrasi ............................................................... 60

    VI. Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit 61

    Bahan Bacaan................................................................ 72

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    4/79

    vi Budidaya KELAPA SAWIT

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    5/79

    Budidaya KELAPA SAWIT vii

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    6/79

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    7/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 1

    BAB

    Pendahuluan

    A. Pemilihan Lokasi

    Tingkat produksi yang mungkin dicapai dari suatu kebunkelapa sawit adalah merupakan hasil interaksi antara faktorpotensi genetik varietas tanaman, lingkungan tempattumbuhnya, dan pengelolaan dalam budidayanya. Produksitinggi akan dicapai jika digunakan varietas sawit unggul danditanam di lokasi yang paling sesuai dengan menerapkanpengelolaan yang baik. Iklim dan karakteristik tanah/lahanadalah faktor lingkungan penting yang perlu dipertimbangkandalam memilih lokasi untuk pengusahaan kelapa sawit.

    Rangkuman klasifikasi kesesuaian lahan dan iklim disajikandalam Tabel 1.

    Tabel 1. Kesesuaian iklim untuk kelapa sawit

    Iklim Baik

    (I)

    Sedang

    (II)

    Kurang baik(III)

    Tidak baik(IV)

    Curah hujan (mm) 2000-2500 1800-2000 1500-1800 400

    Hari terpanjang

    tidak hujan

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    8/79

    2 Budidaya KELAPA SAWIT

    B. Iklim

    Dalam praktek, minimal ada 3 unsur iklim yangpenting diperhatikan, yaitu:

    Curah hujan. Curah hujan berhubungan dengan jaminanketersediaan air dalam tanah sepanjang pertumbuhan

    tanaman. Tanaman kelapa sawit praktis berproduksisepanjang tahun sehingga membutuhkan suplai air relatifsepanjang tahun pula. Ada dua hal penting yang perludiperhatikan yaitu jumlah curah hujan tahunan (mm) dandistribusi curah hujan bulanan. Curah hujan yang idealberkisar 2.0003.500 mm/th yang merata sepanjang tahundengan minimal 100 mm/bulan (Paramananthan, 2003). Diluar kisaran tersebut tanaman akan mengalami hambatandalam pertumbuhan dan berproduksi. Curah hujan antara1700 2.500 dan 3.5004.000 tanaman akan mengalamisedikit hambatan. Di lokasi dengan curah hujan kurang dari

    1.450 mm/th dan lebih dari 5.000 mm/th sudah tidak sesuaiuntuk sawit. Rendahnya curah hujan tahunan berkaitandengan defisit air dalam jangka waktu relatif lama sedangkancurah hujan yang tinggi berkaitan dengan rendahnyaintensitas cahaya.

    Suhu. Suhu rata-rata tahunan untuk pertumbuhan danproduksi sawit berkisar antara 24-290C, dengan produksiterbaik antara 25270C. Di daerah tropis, suhu udara sangaterat kaitannya dengan tinggi tempat di atas permukaan laut(dpl). Tinggi tempat optimal adalah 200 m dpl, dan

    disarankan tidak lebih dari 400 m dpl, meskipun di beberapadaerah, seperti di Sumatera Utara, dijumpai pertanaman sawityang cukup baik hingga ketinggian 500 m dpl. Suhuminimum dan maksimum belum banyak diteliti, tetapidilaporkan bahwa sawit dapat tumbuh baik pada kisaransuhu antara 8 hingga 380C.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    9/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 3

    Intensitas cahaya matahari. Intensitas cahaya mataharimenentukan laju fotosintesa pada daun yang pada akhirnyamenentukan tingkat produksi. Intensitas matahari juga eratkaitannya dengan perawanan, curah hujan, ketinggian tempat(altitude), dan lintang lokasi (Latitude). Di daerah yang banyakberawan menyebabkan intensitas matahari yang diterima

    daun sawit menjadi lebih rendah. Sebaliknya meskipun curahhujan relatif tinggi tetapi lebih banyak terjadi sore hinggamalam dan perawanan kurang, maka intensitas matahari bisacukup untuk mendukung fotosintesa yang tinggi. Makin tinggitempat, suhu makin rendah dan biasanya disertai perawananyang lebih lama atau curah hujan yang tinggi dan makinmenjauh dari garis khatulitiwa penyinaran matahari makinberkurang. Kelapa sawit memerlukan lama penyinaran antara5 dan 12 jam/hari.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    10/79

    4 Budidaya KELAPA SAWIT

    Tabel 2. Kriteria keadaan tanah untuk kelapa sawit

    Keadaan tanah Kriteria baik Kriteria kurangbaik

    Kriteria tidakbaik

    1. Lereng 75 cm 37,5-75 cm

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    11/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 5

    C. LahanAda 4 faktor lahan penting yang perlu menjadi

    perhatian, yaitu:

    Topografi. Faktor topografi berkaitan dengan derajadkemiringan lereng dan panjang lereng yang berpengaruhnyata terhadap erosi tanah, biaya pembangunan infrastruktur

    serta biaya mobilisasi dan panen. Makin curam dan/ataumakin panjang lereng, bahaya erosi makin meningkat. Lerengyang terlalu curam menyebabkan biaya pembangunan jalanserta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen menjadimahal. Pada lahan yang curam, populasi tanaman per hektarlebih sedikit. Kemiringan optimal kurang dari 23% (120) dantidak disarankan lebih dari 38% (200). Meskipun dalamkenyataannya banyak sawit yang tumbuh di lahan curam,tidak boleh menjadi alasan pengembangan sawit di lahandengan kemiringan curam, terutama karena alasandampaknya terhadap lingkungan.

    Drainase lahan. Persoalan drainase lahan umumnya dijumpaidi lahan dataran rendah yang tergenang secara periodikkarena limpasan air hujan, pengaruh air pasang atau perkolasitanah terhambat. Meskipun tanaman sawit membutuhkanbanyak air, tetapi tidak dapat tumbuh dan berproduksi denganbaik dalam keadaan tergenang atau sering tergenang.Pembangunan system drainase harus memperhatikan jugasifat dan karakteristik tanahnya serta ada tidaknya pengaruhpasang surut air laut. Pembangunan sistem drainase di lahanpasang surut, baik tanah mineral maupun tanah gambut harusdilakukan dengan perencanaan seksama. Drainase berlebihanatau kurang memadai sama-sama berpengaruh buruk terhadap

    pertumbuhan kelapa sawit. Khusus di lahan gambut, pe-ngaturan drainase harus memperhatikan antara kebutuhanperkembangan perakaran tanaman dengan laju emisi karbon.Makin dalam permukaan air tanah, makin baik perkembanganperakaran sawit tetapi perombakan bahan organikberlangsung makin cepat sehingga emisi karbon meningkat.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    12/79

    6 Budidaya KELAPA SAWIT

    Tabel 3. Kriteria kesesuaian lahan untuk kelapa sawit

    Unsur kemampuan S1(KL tinggi)

    S2(KL sedang)

    S3(KL terbatas)

    N(tidak sesuai)

    Zona agroklimat A: 9/2 B2 : 7-9/2-3 D1:3-4/2 D2:3-4/2-3

    Z ... B1:7-9/2 C1:5-6/2 C2:5-6/2-3 D3:4-6/6

    E1:3/2

    E2:3/2-3

    E3:3/4-6

    Ketinggian daripermukaan air laut

    25-200 m 200-300 m 300-400 m 100 m 50-100 m 25-50 m 100 m 50-100 25-50 m

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    13/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 7

    Setiap saluran drainase harus terhubung dengankeseimbangan saluran primer dan sekunder serta dilengkapipintu-pintu air pengendali yang berfungsi secara otomatis.

    Sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur, kedalaman efektiftanah, tinggi muka air tanah, ketebalan gambut, dan

    permeabilitas tanah. Faktor-faktor tersebut berpengaruhterhadap perkembangan perakaran tanaman untuk menunjangsuplai air dan hara serta mendukung tegaknya tanaman. Jikatekstur tanah didominasi liat maka drainase tanah akanterhambat, sebaliknya jika didominasi pasir maka tanah cepatkering sehingga perkembangan akar akan terhambat.Kedalaman efektif tanah yang tipis atau muka air tanah yangtinggi (dangkal) berarti daerah jelajah akar akan terbatas.

    Kesuburan tanah. Faktor kesuburan ini mencakup beberapasifat kimia tanah yaitu kemasaman (pH), kapasitas tukar kation(KTK), kejenuhan basa, ketersediaan unsur hara makro dan

    mikro, kadar bahan organik, dan tingkat salinitas (kadargaram). Sifat-sifat kimia tersebut menjadi acuan awalmenetapkan rekomendasi pemupukan sebelum diperolehhasil-hasil penelitian di lokasi bersangkutan. Ringkasankriteria kesesuaian lahan tercakup dalam Tabel 3. Sebagaipetunjuk awal atau dalam keadaan tidak tersedia data yangcukup, dapat menggunakan peta kesesuaian lahan dan iklimyang diterbitkan oleh Badan Litbang Pertanian.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    14/79

    8 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 1. Vegetasi hutan sekunder

    Foto David, 2010

    Foto: David,A 2010

    Foto: David A, 2009

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    15/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 9

    BAB

    Penyiapan Lahan

    A. Pembukaan Lahan

    Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit adalahkegiatan atau pekerjaan membersihkan lahan dari vegetasilainnya, baik berupa pepohonan, belukar, maupunrerumputan agar siap diolah untuk persiapan penanamankelapa sawit.

    Metode pembukaan lahan tergantung kondisi lahan,khususnya vegetasi atau peruntukan lahan sebelumnya. Lahanyang sesuai untuk kelapa sawit dapat berupa hutan primerdan sekunder, semak belukar, bekas perkebunan komoditas

    lain (karet, kelapa, kakao), padang alang-alang, atau bahkanbekas kebun tanaman pangan (jagung, singkong, padi gogo),serta kebun kelapa sawit tua (peremajaan). Teknikpembukaan lahan dapat dilakukan secara manual, mekanis,kimia atau kombinasi, tergantung keadaan vegetasinya.

    a. Vegetasi hutan primer atau sekunder.Pembukaan lahan hutan primer atau sekunder (Gambar

    1) dilakukan penebangan secara bertahap. Pada prinsipnya,tanaman lapis bawah berupa semak, belukar, dan anakanpepohonan yang masih kecil ditebas lebih dulu denganparang, dan kapak. Tergantung jenis dan kondisi hutannya,

    jika diperlukan, dapat digunakan gergaji rantai (Chain saw)untuk pepehonan kecil yang sudah berat ditebang dengankapak atau parang. Hasil tebangan ditumpuk dalam jalurdengan jarak 4 5 m antar tumpukan dan lebar tumpukan 4 5 m. Setelah bersih baru dilakukan penebangan pepohonanyang lebih besar. Kayu yang berguna dapat dikumpulkan dansisanya, termasuk cabang-cabang dan ranting pepohonan

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    16/79

    10 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar2.vegetasisemakbelukar

    FotoDavid,

    2008

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    17/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 11

    diletakkan pada tumpukan tebangan lantai hutan sebelumnya.Bagian-bagian cabang besar dan kecil dipotong pendek-pendek untuk memercepat proses pelapukannya. Tidakdiperbolehkan membakar hasil tebangan, tetapi dipotongsependek mungkin lalu dibiarkan sampai habis melapuk. Diperkebunan-perkebunan besar, terutama jika tenaga kerja

    sulit, dapat menggunakan mesin penghancur sehinggamempercepat proses pelapukan dan mengurangi tebaltimbunan hasil tebangan. Penggunaan mikroba pelapuksangat dianjurkan untuk memercepat proses pelapukantumpukan bahan organik tersebut. Pemberian formulamikroba pelapuk akan meningkatkan kesuburan tanah.Berbagai macam formula pelapuk telah beredar di pasarandengan kualitas yang beragam sehingga harus hati-hatimemilih.

    b. Vegetasi semak belukarPada prinsipnya, pembukaan belukar (Gambar 2) mirip

    dengan pembukaan lahan vegetasi hutan, dengan perbedaanpada ukuran pepohonan. Di samping itu di lahan bersemak,biasanya diselingi padang rumput atau alang-alang. Di bagianyang ditutupi semak belukar dengan vegetasi berkayu ukuranbesar relatif banyak, pembukaan lahan dimulai denganmenebas vegetasi yang lebih pendek dan kecil sepertirerumputan, anakan semak baru disusul dengan tumbuhanlebih besar. Rerumputan dan alang-alang sebaiknya disemprotsaja dengan herbisida 2 3 kali hingga betul-betul bersih darigulma. Semak yang ditebang, langsung dicacah atau dipotongsependek mungkin dan ditumpuk bersama rerumputan dalamlajur-lajur di antara rencana barisan tanaman. Tumpukantersebut tidak boleh dibakar, tetapi dibiarkan melapuk yangberguna untuk meningkatkan kadar bahan organik dan unsurhara dalam tanah. Penggunaan formula mikrobia dapatmemercepat proses pelapukannya.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    18/79

    12 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 3. Vegetasi rerumputan (A) dan Tegalan (B)

    A

    B David, A. 2007

    David,A. 2009

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    19/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 13

    c. Vegetasi rerumputanPembukaan lahan dengan vegetasi rerumputan (Gambar

    3a) lebih mudah dan murah biayanya. Dalam kenyataannya,padang rumput sering diselingi gerombolan tanaman semakbahkan kadang-kadang tanaman pepohonan. Bila vegetasirumputnya tidak terlalu tebal, dapat langsung disemprot

    dengan herbisida sebanyak 2 3 kali dengan selang waktu 3 4 minggu. Jika rerumputannya terlalu tebal, sebaiknyadidahului dengan pembabatan secara manual ataumenggunakan hand slaser. Setelah tunas baru sudah tumbuh,dilakukan penyemrotan dengan herbisida yang bersifatsistemik agar mati sampai ke akar-akarnya. Rumput yangsudah kering, tidak boleh dibakar tetapi dibiarkan supayamelapuk secara alami untuk menambah bahan organik kedalam tanah. Segera setelah rerumputan sudah mulaimengering, dapat dilakukan pengajiran yang disusul denganpembuatan lubang tanam dan penanaman tanaman penutuptanah setelah kering.

    d.Lahan bekas pertanaman tanaman semusimPembukaan lahan bekas tanaman semusim atau tegalan

    (Gambar 3b) praktis tidak memerlukan pentahapan, tetapihanya sekedar pembersihan lahan dari sisa-sisa panensebelumnya dan pemberantasan rerumputan yang biasanyatidak terlalu tebal. Persiapan lahan diusahakan setelah panentanaman semusim, sehingga kondisi lahan relatif bersih.Pembersihan rerumputan dapat dilakukan secara manual ataudengan herbisida akar lahan bebas dari rumput dalam wakturelatif lebih lama. Setelah panen dan pembersihansecukupnya, dapat segera dilakukan pengajiran danpembuatan lobang tanam serta penanaman tanaman penutup

    tanah.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    20/79

    14 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 4. Vegetasi Perkebunan Karet (A) dan Kelapa (B)

    A

    Koleksi Balitka

    David,A. 2010

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    21/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 15

    e.Vegetasi tanaman perkebunanProsedur pembukaan lahan perkebunan (Gambar 4A

    dan 4B) dengan komoditas pepohonan lebih ringan dibandingdengan vegetasi hutan karena lebih teratur, seragam, danumumnya tanpa tanaman bawah. Jika kebun tersebut sudahlama terlantar atau tidak terpelihara dengan baik sehingga

    rumputnya sudah tinggi dan mulai ditumbuhi semak belukar(banyak dijumpai di kebun karet rakyat), maka pembukaanlahannya mirip lahan hutan sekunder. Langkah pertamaadalah membersihkan tanaman bawah berupa rerumputandan/atau semak belukar, dipotong-potong sependek mungkin,ditumpuk di dalam gawangan (lajur) di antara rencana barisantanaman kelapa sawit. Akan tetapi, kalau kebunnya masihterpelihara baik, langsung dilakukan penebangan tanamanpokoknya. Bagian batang yang keras, misalnya kelapa ataukaret, dapat diolah untuk kayu pertukangan. Khusus kayukelapa sawit, belum banyak dimanfaatkan. Bagian tanamanyang tidak digunakan berupa batang (bagian ujung kelapadekat pucuk), cabang, dan ranting ditumpuk dalam gawangandan dibiarkan melapuk Seperti halnya pada pembukaanhutan, cabang dan ranting dipotong sependek mungkin dantidak boleh dibakar. Setelah selesai, lakukan penyemprotanherbisida dalam areal gawangan di antara tumpukan sisa-sisatanaman tadi sebanyak 2 kali selang 2 3 minggu. Jikatanamannya adalah tanaman kelapa atau kelapa sawit(peremajaan), maka upaya pencegahan hama orictes perludilakukan dengan cara bagian ujung batang diletakkan dalamgawangan antar rencana baris penanaman sawit, dan segeraditanami tanaman penutup tanah sekitar 3 minggu setelahpenyemprotan herbisida. Untuk mempercepat prosespelapukan tumpukan sisa-sisa tanaman tadi, sebaiknyadisiram dengan formula mikroba pelapuk sekitar satu bulankemudian.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    22/79

    16 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 5. Infrastruktur Lahan berupa Jalan Kebun (A) dan

    Saluran Drainase (B)

    Foto by David, A. 2009

    Foto by David, A. 2009

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    23/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 17

    B. Rancangan Tata Letak Kebun

    Penataan kebun mencakup beberapa aspek yaitu jalan,drainase, dan pencegah erosi untuk lahan berlereng relatifcuram (Gambar 5A dan 5B). Pembangunan jalandimaksudkan untuk memudahkan mobilitas manusia(termasuk tenaga kerja), pengangkutan sarana produksi dan

    hasil panen tetapi tetap memerhatikan asas efisiensi biayapembangunan dan pemeliharaannya. Jalan yang dibangunmeliputi jalan pengumpul dan jalan utama. Untuk lahanperkebunan rakyat dengan luasan kecil (< 2 ha), tahapanpenataan kebun hanya berupa pembangunan drainase,khususnya di lahan pasang surut. Penmbangunan systemdrainase di perkebunan rakyat yang terdiri dari banyakpemilik, memerlukan kerja sama yang baik agar sistemdrainase yang dibangun merupakan satu kesatuan dalam satukawasan atau wilayah. Sangat baik jika petani dalam satukawasan membentuk organisai seperti kelompok tani agar

    memudahkan koordinasi dan kerja sama penataan kebunmereka. Pembangunan jaringan drainase terutama pentinguntuk lahan datar (termasuk pasang surut) sedangkan di lahanyang mempunyai kemiringan cukup baik, hanya diperlukansaluran jalan antar blok yang bermuara ke saluran induk.Sistem jaringan drainase yang meliputi ukuran, intensitas dantipe saluran yang dibangun harus memperhitungkan aspeksifat dan karakteristik tanah dan sifat hujan setempat. Di lahanpasang surut, dikenal tipe saluran mulai dari primer,sekunder, dan tertier (lapangan), serta kadang-kadangditambah saluran cacing.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    24/79

    18 Budidaya KELAPA SAWIT

    O ............... O................O ............... O..................O..........

    ..........O ................O................ O ............... O................ ...

    O ................. O.................O .............O .................O.........

    Gambar 6. Sketsa Jarak Tanam 9 x 9 m sama sisi

    Tabel 4. Populasi tanaman pada berbagai jarak dan sistem

    tanam

    Jarak Tanam (m) Sistem Tanam Populasi

    8,0 x 8,0 Segi empat 156

    Segi 3 sama sisi 180

    8,5 x 8,5 Segi empat 138

    Segi 3 sama sisi 160

    9,0 x 9,0 Segi empat 123

    Segi 3 sama sisi 143

    7,8 M 9 M

    9 M

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    25/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 19

    C. Jarak Tanam dan Pengajiran

    a. Jarak tanam. Jarak tanam yang digunakan menen-tukan jumlah tanaman setiap satuan luas (ha). Jarak tanamdipengaruhi oleh jenis tanah dan kesuburannya, kemiringanlereng, dan varietas tanaman. Jarak tanam di tanah kurangsubur lebih rapat dibandingkan tanah subur, begitu pula jarak

    tanam di lahan gambut lebih rapat dibandingkan di tanahmineral. Jarak tanam baku yang dianggap optimal adalah 9 x9 m pada topografi datar (Gambar 6). Jika digunakan systemtanam bujur sangkar akan dihasilkan populasi tanamansebanyak 121 pohon, tetapi jika segitiga sama sisi akandiperoleh 142 143 pohon/ha. Sistem tanam segitigadipandang lebih efisien dalam pemanfaatan ruang dansumberdaya lahan sehingga hasilnya lebih optimal. Hasilpenelitian mutahir para pemulia telah menghasilkan varietaskelapa sawit Dampi dengan susunan daun lebih rapat danlebih pendek sehingga dapat ditanam lebih rapat. Jarak tanam

    yang direkomendasikan adalah 8,5 x 8,5 m segitiga sama sisi.Akan tetapi, pada lahan berlereng yang memerlukanterasering, tidak bisa lagi diterapkan sistem segi tiga, tetapimengarah ke empat persegi panjang. Di samping itu, ada jugayang menyarankan jarak tanam 9,2 x 9,2 hingga 9,5 x 9,5 mdalam sistem tanam segitiga sama sisi yang akanmenghasilkan populasi tanaman antara 128 136 pohon/hadan untuk lahan gambut dengan jarak tanam lebih rapat 8,8 x8,8 m segitiga (150 pohon/ha). Di lahan berlereng curam,

    jarak antar baris lebih besar, tetapi varietas dengan pelepahlebih pendek dapat ditanam lebih rapat. Dalam Tabel 5

    disajikan beberapa contoh populasi tanaman/ha padaberbagai jarak tanam.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    26/79

    20 Budidaya KELAPA SAWIT

    Pasak 1 Pasak 2

    |.............................. | ........................... |........................... |

    Pasak 3

    .................| ........................... |.............................| ............

    |.............................. |........................... |........................... |

    .............. |.............................. |.............................| ............

    |........................... |.............................. |........................... |

    Keterangan: - - - - - - = tali

    Gambar 7. Sketsa urutan pengajiran dengan cara sederhana.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    27/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 21

    b. Pengajiran. Segera setelah lahan dibersihkan,dilanjutkan dengan pengajiran untuk menentukan titikpenggalian lobang tanaman sesuai dengan jarak tanam yangdirencanakan. Dalam uraian ini digunakan jarak tanam 9 mdalam sistem segitiga sama sisi, sehingga jarak tanam antarbarisan menjadi 7,8 m. Bahan dan peralatan yang digunakan

    terdiri atas meteran (30 m), kompas (atau teodolit), ajir utama(2 2,5 m) dan ajir (1 1,25 m), bendera, parang dan tali.Untuk perkebunan rakyat, tidak menggunakan kompas (apalagi teodolit), tetapi biasanya mengandalkan meteran dan talidalam menetapkan garis utama yang selanjutnyamengandalkan mata untuk melihat kelurusan barisan ajir.Untuk penentuan titik ajir secara cepat dan praktis, dapatmenggunakan tali sepanjang 18 m yang dipasangi pasak dimasing-masing ujung dan di titik pertengahannya sehingga

    jarak antar pasak menjadi 9 m.

    Pengajiran di lahan datar hingga berombak dimulai

    dengan menetapkan garis lurus arah Utara Selatan.Tentukan titik awal, tancapkan pasak pada salah satu jung talitadi (1), lalu tancapkan ajir utama dan ukur 9 m untuk titikpenanaman berikutnya dalam arah garis lurus pertama tadi,lalu tancapkan pasak pada ujung tali yang satu (2). Dari titikajir utama tarik garis lurus ke arah Timur Barat tegak lurusterhadap garis Utara Selatan tadi. Kemudian tarik pasak di titikpertengahan dari tali ke arah barisan tanaman di sebelahnya(barisan kedua) sampai tali menegang (3) sehingga terbentuksegitiga sama sisi 9 x 9 x 9 m (Gambar 7). Titik tancap pasaktengah merupakan titik tanam pertama untuk barisan

    berikutnya (kedua). Di setiap titik tanam, tancapkan ajir secarategak lurus. Ulangi proses tersebut sepanjang barisan awaltanaman dan berdasarkan barisan tanam kedua yangterbentuk, dilanjutkan pada barisan tanaman ketiga danseterusnya hingga seluruh areal selesai diajir.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    28/79

    22 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 8. Contoh Teras Bangku (A) dan Teras Individual (B).

    A Foto by David, A. 2009

    Foto by David, A. 2010

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    29/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 23

    Pengajiran dan pencegahan erosi di lahan miring.Pengajiran di lahan berbukit atau curam sebaiknya mengikutigaris kontur. Upaya pencegahan erosi di lahan miring harusdilakukan baik secara mekanis maupun biologis ataukombinasi keduanya. Pencegahan erosi secara mekanisberupa teras. Teras dapat berupa teras kontinu seperti teras

    bangku (Gambar 8A) atau teras individual (Gambar 8B).Penggunaan teras bangku lebih efektif dalam mengendalikanerosi tetapi biayanya lebih mahal. Manfaat pembuatan terassangat besar antara lain mencegah proses erosi tanah yangberlebihan, meningkatkan air hujan yang masuk ke dalamtanah, memudahkan transportasi saprodi dan hasil panen,memudahkan mobilitas tenaga kerja sehingga meningkatkanproduktivitasnya, dan buah brondolan yang hilang lebihsedikit. Mengingat biayanya sangat mahal, maka untuk petanikecil dapat menerapkan teras individual atau tapak kuda saja.Teras individual dibuat pada setiap titik penanaman berbentukempat persegi dengan lebar sekitar 3 m. Skema bentuk terasdisajikan dalam Gambar 9.

    Permukaan tanah miring

    3 - 4 m

    Gambar 9. Skema bentuk teras bangku

    + 10o

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    30/79

    24 Budidaya KELAPA SAWIT

    D. Penggalian Lobang Tanam

    Penggalian lobang tanam dapat dilakukan secara manualatau mekanis. Petani atau perkebunan kecil sampai sedangmenggunakan cara manual. Lubang tanam disiapkan 2 4minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu.Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan

    kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanahgembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalautanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknyaukuran lobang lebih besar. Khusus untuk lahan gambut, lazimdigunakan lobang ganda, yaitu lobang tanam yang lebih kecilseukuran kantong plasik bibit (sekitar 35 x 35 x 35 cm) dibuatdi tengah lobang yang lebih besar. Untuk menjamin ketepatandan keseragaman ukuran lobang tanam, setiap pekerja wajibmembawah tongkat yang diberi tanda ukuran 60 cm jikadigunakan ukuran 60 x 60 x 60 cm dan tanda 90 dan 60 cm

    jika digunakan ukuran 90 x 90 x 60 cm. Penggalian lubang

    dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir beradatepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggaliandengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untukpenggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harusdikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galiandipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah(sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yangberbeda (kiri kanan atau utara selatan) dalam arah yangkonsisten. Pada lahan miring, tanpa teras, jangan meletakkangalian di bagian atas dan bawah lobang. Skema pembuatanlubang tanam dilukiskan dalam Gambar 10. Jika ajir tepat

    berada di tunggul pohon yang besar dan sulit dibongkar,maka lobang dapat digeser sedikit, tetapi lobang berikutnyaharus kembali ke arah barisan semula.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    31/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 25

    Lapisan tanah atas Lapisan tanah bawah(Topsoil) (Subsoil)

    60 cm 60 cm

    Gambar 10. Lobang tanam

    E. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

    Penanaman tanaman penutup tanah merupakan salahsatu tahap penting dalam pengusahaan kelapa sawit. Harusdirencanakan dengan baik agar pada saat penanaman kelapa

    sawit, tanaman penutup tanah sudah menutup permukaantanah secara sempurna. Manfaat tanaman penutup tanah dari

    jenis legume adalah melindungi permukaan tanah dari bahayaerosi, memperbaiki struktur tanah lapisan atas, baik tanahmineral maupun gambut, memperbaiki kesuburan tanahterutama nitrogen, meningkatkan bahan organik tanah,menjaga fluktuasi suhu tanah, dan mengurangi biayapengendalian gulma.

    Waktu penanaman. Ketika pembukaan lahan sudah dimulai,maka seluruh tahapan sampai penanaman bibit kelapa sawit

    tidak boleh terputus. Setelah tahap pemberantasan gulma(dengan herbisida), segera disusul dengan penanamantanaman penutup tanah agar tidak tersaingi oleh rerumputanyang tumbuh beberapa waktu kemudian.

    Jenis tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah yangdianjurkan dan lasim digunakan di perkebunan adalah dari

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    32/79

    26 Budidaya KELAPA SAWIT

    jenis kacang-kacangaan (legume) seperti Puerariaphaseoloides, Calopogonium caeruleum, Calopogoniummuconoides (Gambar 11A), Centrosema pubescens, Mucunacochinchinensis, dan Mucuna bracteata, dan lain-lain. DalamTabel 4. Disajikan keterangan umum beberapa jenis tanamanlegume yang bisa dipilih. Akhir-akhir ini banyak diminati

    orang jenis Mucuna bracteata (Gambar 11B) karenapenutupannya bagus, tahan naungan dan kekeringan.

    Gambar 11. Penutup Tanah Jenis Calopogonium (kiri) danMucuna (kanan). (foto: David A.)

    Gambar 12. Tanaman penutup tanah yang tumbuh baik (foto:David A)

    A B

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    33/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 27

    Penanaman tanaman penutup tanah. Bahan tanaman yangdigunakan bisa berasal dari biji maupun setek. Penanamandilakukan 2 3 minggu setelah penyemprotan gulma. Agarmudah berkecambah, biji direndam dalam air dingin selamasemalam atau air hangat (sekitar 700C). Kebutuhan benihtergantung jenis legume dan mutu benih serta ditanam

    monokultur atau campuran. Mutu benih masih dianggap baikjika daya kecambahnya > 70 %. Disarankan 2 4 kg/hauntuk Pueraria sedangkan untuk Mucuna cochinchinensissekitar 15 kg/ha. Benih ditanam dalam larikan (di lahan miringditugal) dalam gawangan dengan jarak 1,5 m dari pokokkelapa sawit. Apabila digunakan beberapa jenis legume,masing-masing ditanam dalam larikan berbeda. Jikadigunakan setek, sebaiknya dibibitkan dulu dalam kantongplastik kecil sampai umur sekitar 1,5 bulan. Untukmempercepat pembentukan bintil bakteri penambat nitrogen,dianjurkan melakukan inokulasi rizobium dengan caramencampur tanah bekas ditumbuhi kacang-kacangan sejenispada benih sebelum ditanam. Cara lain adalah menggilingbintil-bintil aktif (kalau dibelah berwarna merah jambu) darilegume sejenis, lalu airnya digunakan membasahi benihsebelum ditanam.

    Pemeliharaan tanaman penutup tanah. Agar pertumbuhan-nya subur dan cepat menutup tanah (Gambar 12), legumeharus dilakukan pemupukan serta pengendalian gulma danhama. Pemberian pupuk SP-36, fosfat alam, atau pupukmajemuk akan sangat membantu mempercepat pertumbuhan-nya. Jika tersedia, sebaiknya diberikan pupuk fosfat alam

    sebanyak 30 50 kg/ha pada saat penanaman dan selanjutnyadipupuk dengan urea pada umur 1,5 bulan. Jika tanahkekurangan magnesium, dapat diberikan Dolomit atau kiserit.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    34/79

    28 Budidaya KELAPA SAWIT

    BAB

    Bahan Tanaman

    A. Mengenal Jenis Kelapa Sawit

    Kelapa sawit termasuk famili Arecaceae (dulu palmae),sub famili Cocoideae, genus elaeis yang mempunyai 3 spesisyaitu E. guineensis Jacq, E. oleifera (HBK) Cortes, dan E. odoraW. Spesis pertama adalah yang pertama kali dan terluasdibudidayakan. Dua spesis lainnya terutama digunakan untukmenambah keanekaragaman sumber daya genetik dalamrangka program pemuliaan. Klasifikasi tanaman kelapa sawitadalah sebagai berikut:

    Divisis : Embryophyta siphonagamaKelas :AngiospermaeOrdo : Monocotyledonae

    Famili :Arecaceae (Dahulu Palmae)Sub-famili : CocoideaeGenus : ElaeisSpesies : E. guineensis Jacq.

    Berdasarkan warna buahnya, E. guieenensis digolongkan atas3 tipe :a. Nigrescens, buah muda berwarna ungu gelap sampai

    hitam lalu berubah jadi jingga sampai merah setelahmatang (Gambar 13).

    b. Virescens, buah muda berwarna hijau yang berubah

    menjadi kuning kemerahan pada saat matang.c. Albescens, buah muda berwarna kuning dan pucat tembus

    cahaya karena kandungan karotennya dalam mesokarpnyarendah.

    Tipe nigrescens adalah yang digunakan untuk komersialsedangkan tipe lainnya digunakan dalam program pemuliaan.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    35/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 29

    Gambar 13. Contoh Buah Nigrecens belum matang (A)dan sudah matang (B). Foto David, A. 2010

    B

    A

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    36/79

    30 Budidaya KELAPA SAWIT

    Berdasarkan ketebalan cangkangnya, kelapa sawitdikelompokkan dalam tiga tipe (Gambar 14) yaitu;

    a. Dura, mempunyai cangkang (tempurung) tebal, 6 8 mm,porsi mesokarp terhadap buah berkisar 35 65 % (duraDeli), kernel besar, tetapi minyak terekstrak rendah, 17

    19 %. Cangkang tebal dura diduga dapat memperpendekumur mesin pengolah.

    b. Pisifera, tanpa cangkang, kernel kecil dengan lapisan fibertipis, proporsi mesokarp tinggi dan kadar minyakterekstrak tinggi, tetapi sebagian besar betinanya sterilsehingga sangat jarang menghasilkan buah.

    c. Tenera. Merupakan hasil silangan antara dura dan pisiferasehingga mempunyai karakteristik gabungan antara duradan pisifera sehingga meminimalisir kelemahan masing-masing. Kernel berukuran sedang dengan cangkang

    menjadi lebih tipis (0,5 4 mm), tetapi bunga betina tetapfertile. Proporsi mesokarp tinggi (60 95%) dan kadarminyak 22 25%, bahkan ada yang mencapai 28%.Dengan demikian, maka hibrida tenera menjadi bahantanam yang digunakan dalam budidaya komersial,sedangkan dura dan pisifera terus digunakan untukmenemukan varietas unggul baru.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    37/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 31

    Gambar 14. Searah Jarum Jam: (A) Dura; (B) Pisifera; (C)Tenera; dan (D) Dumpi: Foto David, A. (2010)

    CD

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    38/79

    32 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 15. Proses pembuatan benih Tenera. (A) BungaBetina Dura Dikerodong untuk PenyerbukanSerbuk sari Pisifera; (B) Calon Benih HibridaTenera. (Foto David, A. 2010)

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    39/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 33

    B. Sumber Benih

    Tingkat produksi yang mungkin dicapai pertama-tamaditentukan oleh potensi genetik varietas baru faktorlingkungan dan pengelolaan. Varietas unggul kelapa sawityang dihasilkan oleh berbagai lembaga riset adalah tenerayang merupakan hibrida dura x pisifera (DxP), yaitu bunga

    jantan (pollen) dari jenis pisifera dikawinkan pada bungabetina dari jenis dura (Gambar 15). Jadi, benih yangmembawah sifat gabungan kedua jenis sawit tersebut adalahbiji dari dura. Benih biji hibrida dengan yang bukan hibridatidak bisa dibedakan baik dalam hal ukuran, bentuk, danwarnanya sehingga membuka peluang pemalsuan. Begitupula dengan bibitnya, tidak dapat dibedakan secara kasatmata. Selain menjual benih dura, para pemalsu benih jugamenjual biji dari tenera yang dipanen dari kebun produksi.Kekeliruan memilih benih baru disadari ketika tanaman sudahmemasuki fase berproduksi. Jika biji palsu berasal dari dura,

    maka seluruh tanaman adalah dura, tetapi kalau berasal daribiji tenera, maka sebagian akan kembali ke induk dura,sebagian kembali ke induk pisifera, dan sisanya seperti tenerasehingga kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Untukmeminimalisir kesalahan, usahakan membeli benih kelapasawit hanya dari produsen resmi yang bersertifikat melaluiprosedur resmi yang ditetapkan oleh produsen bersangkutan.

    Jangan sekali-kali membeli benih dari perorangan, meskipunia bekerja di perusahaan produsen benih, apa lagi daripedagang. Sebaiknya petani berkelompok dan menghubungiDinas Perkebunan setempat untuk membantu

    menghubungkan dengan produsen benih. Penerimaan benihharus dilengkapi dengan berita acara agar kemudian haridapat ditelusuri jika ada masalah. Mengingat prosespembuatannya memakan waktu lama, disarankan pemesananbenih dilakukan satu tahun sebelum rencana penanaman.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    40/79

    34 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 16. Sistem Pembibitan dua Tahap. Pembibitan

    Pendahuluan dengan Polibag Kecil (atas) dan

    Utama dengan Polibag Besar (bawah). Foto

    David, A. 2010

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    41/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 35

    C. Pembibitan

    Biasanya bahan tanaman yang dibeli berupa kecambahuntuk dibibitkan karena kalau bibit siap tanam, transport-tasinya mahal dan kemungkinan banyak bibit rusak dalamperjalanan. Sebelum menerima kecambah benih, fasilitasuntuk pesemaian dan pembibitan sudah disiapkan sesuai

    dengan sistem pembibitan yang dipilih (Gambar 16).

    a. Pemilihan lokasi dan persiapan areal

    Secara umum, persyaratan yang sebaiknya dipenuhiuntuk lokasi pembibitan meliputi: (a) dekat kebun, (b) dekatsumber air dan sumber tanah pengisi kantong plastik, (c) datardengan kemiringan < 15 derajat dan drainase baik, (d) akses

    jalan yang baik dalam segala cuaca, (e) terhindar dari banjirdan angin kencang, (f) aman dari gangguan hama, terutamahewan seperti babi hutan, (g) terbuka sehingga mendapatcahaya penuh, dan (h) dekat emplasemen atau rumah untuk

    memudahkan pengawasan.Setelah lahan dibersihkan, tanah diratakan dan dibuat

    parit-parit drainase. Luas areal pembibitan tergantung padarencana luas areal dan tahapan penanaman. Sebagaipedoman, kebutuhan benih sekitar 30 - 40 % di atas rencanatermasuk kebutuhan untuk sulaman. Biasanya digunakan rata-rata 200 butir benih per hektar.

    b. Sistem pembibitan

    Ada dua sistem pembibitan kecambah kelapa sawit,yaitu (1) sistem dua tahap dan (2) sistem satu tahap.Pembibitan dua tahap terdiri atas pembibitan pendahuluan

    (pre-nursery) dalam kantong plastik kecil hingga bibit berumur3 4 bulan baru dilanjutkan dalam pembibitan utama (main-nursery) menggunakan kantong plastik besar hingga bibitberumur 10 14 bulan. Sedangkan pembibitan satu tahap,kecambah langsung ditanam dalam kantong plastik besarhingga umur siap dipindahkan ke lapang.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    42/79

    36 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 17. Pembibitan dua Tahap. Pembibitan Awal dengan

    Polibag Kecil (atas) dan Pembibitan Utama

    (bawah). Foto David, A. 2010

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    43/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 37

    c. Pembibitan pendahuluan (Pre Nursery)

    Pembibitan pendahuluan dapat dilakukan menanamkecambah di atas bedengan atau di dalam kantong plastikkecil. Penggunaan bedengan tidak dianjurkan karenapemeliharaan lebih sulit dan seleksi bibit tidak bisa intensifserta banyak bibit yang rusak pada saat pemindahan ke

    kantong plastik besar.

    Persiapan untuk pembibitan pendahuluanBedengan dibuat dengan cara meninggikan

    permukaan tanah atau membuat parit drainase pembatasselebar 50 cm dan dalam 15 20 cm sedemikian rupasehingga terbentuk bedengan berukuran lebar yang dapatmemuat 12 kantong plastik dan panjang 10 - 12 m. DalamGambar 17 disajikan contoh bedengan untuk menyusunkantong plastik kecil.

    Selanjutnya, diberi naungan dengan tiang 2 m dan atap

    dari pelepah daun kelapa atau kelapa sawit sedemikian rupahingga intensitas cahaya sekitar 40%. Dapat jugamenggunakan paranet yang meloloskan cahaya 40 % tetapibiayanya menjadi mahal.

    Siapkan kantong plastik berukuran 15 x 20 cm denganlobang di bidang alas dan keliling sisi bagian bawah, lalu isidengan tanah lapisan atas (top soil), kemudian susun rapat dibedengan. Agar kantong plastik tidak rebah, diberi penahandari papan atau belahan bambu (Gambar 18).

    Siram tanah dalam kantong palstik setiap hari selama 2

    3 hari sebelum penanaman kecambah supaya tanah agakmemadat.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    44/79

    38 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 18. Benih (A) dan deretan kantong plastik yangsudah ditanami benih (B), foto: David A.

    AAAA

    BBBB

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    45/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 39

    Penanaman KecambahKantong kecambah dikeluarkan dari kotak secara hati-

    hati dan ditempatkan dalam baki dangkal berisi air agarkecambah tetap dingin. Kantong dibuka dan diperciki denganair untuk mempertahankan kelembaban. Lakukan seleksibenih agar benih yang ditanam betul-betul hanya yang

    berkualitas baik. Kecambah yang patah, busuk, dan abnormaltidak boleh ditanam. Disamping itu, dapat dilakukan ujikualitas melalui pendekatan uji bobot jenis dengan caramemasukkan seluruh benih dari setiap kantong ke dalamember yang berisi air bersih. Benih yang kurang baik akanmengambang sehingga mudah memisahkannya.

    Buat lobang di permukaan tanah dalam kantong plastikdengan jari atau kayu sedalam sekitar 4 cm tepat ditengah.Tanam kecambah dengan posisi sedimikian rupa sehinggacalon akar (radikula, bagian ujungnya tumpul) mengarahtegak lurus ke bawah dan caln tunas atau plmula (Gambar

    18A), berbentuk runcing) ke arah atas, lalu tutupi dengantanah secara hati-hati sehingga sedikit di bawah permukaantanah, Sebagai pedoman, tempurung paling atas beradasekitar 1 - 1,5 cm di bawah permukaan tanah. Gambar 18Bmemperlihatkan susunan kantong plastik yang sudah ditanamibenih sawit.

    Penanaman dilakukan menurut kelompok kantongkecambah dan diberi label sesuai dengan label yang terdapatpada kemasannya. Lakukan penyiraman secara hati-hati agartanah dalam kantong plastik tidak terbongkar. Periksa setiaphari untuk memastikan bahwa tdak ada benih yang terbuka

    atau terangkat ke permukaan tanah dalam kantong plastik.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    46/79

    40 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 19. Persiapan Lahan Untuk Pembibitan Utama

    Gambar 20. Penataan polibag di lahan pembibitan utama

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    47/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 41

    d. Pembibitan utama (Main Nursery)Pembibitan utama dapat dilakukan dalam lokasi yang

    sama dengan pembibitan pendahuluan atau lokasi terpisah.

    1. Persiapan lokasi pembibitan utama (Gambar 19)

    - Rapikan kembali areal yang telah disipakan sebelumnya,terutama pembersihan gulma, perbaikan saluran drainase,

    dan pemeriksaan fasilitas pengairan.- Dua minggu sebelum pemindahan bibit dari pembibitan

    pendahuluan, seluruh kantong plastik untuk pembibitanutama sudah disiapkan.

    - Siapkan media berupa tanah lapisan atas untuk pengisiankantong plastik sebanyak 25 30 kg/kantong. Tanahdiayak dengan ayakan kawat 1 2 cm. Penyiapan mediaini sebaiknya mulai dilakukan 6 - 8 Minggu sebelum

    jadual pindah-tanam ke kantong plastik besar, agar seluruhpersiapan selesai tepat sesuai jadual.

    - Tanah yang telah diayak dicampur rata dengan SP-36sebanyak 25 - 30 g/kantong. Jika tanah berliat, dapat

    ditambahkan pasir halus atau pupuk organik denganperbandingan 3:1 (v/v).

    - Siapkan kantong plastik ukuran 40 x 50 x 0,012 cm yangdilubangi 3 baris mulai dari bagian tengah ke bawahdengan jarak antar lubang 10 cm, lalu diisi dengan mediatanam yang telah disiapkan hingga 2 cm dari bibir ataskantong.

    - Lakukan pemancangan ajir di areal pembibitan denganjarak tanam 90 x 90 x 90 cm (diukur dari pusat kantongplastik), sistem segi tiga sama sisi . Setiap 5 baris bibit (40atau 50 pokok/baris) dikosongkan satu baris untuk jalancontrol Dengan demikian terdapat 17.000 bibit/ha.

    - Kantong plastik yang telah terisi tanah, disusun denganbaik di areal pembibitan sesuai dengan ajir yang sudahditancapkan sebelumnya. Usahakan agar semua kantongberdiri tegak supaya bibit tidak tumbuh miring.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    48/79

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    49/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 43

    basah atau kurang sehingga bagian bawah tetap kering.Jumlah dan frekuensi penyiraman harus memperhatikanpola curah hujan setempat dan umur bibit. Sesekalilakukan pengecekan kelembaban tanah dalam kantongplastik. Jika diperlukan, misalnya di musim panas,dilakukan penyiraman dua kali sehari, pagi dan sore.

    - Pengendalian gulma. Pengendalian gulma dilakukansecara manual dilakukan setiap 2 minggu sekaligus untukmenggemburkan permukaan tanah dalam kantong plastiksehingga memudahkan air siraman meresap. Gulma diantara kantong plastik bibit juga disiangi secaramanual.Tidak dibenarkan menggunakan herbisida karenadapat merusak daun bibit.

    - Pemupukan dilakukan seminggu sekali menggunakanpupuk urea sebanyak 2 gram/liter air dengan caradisemprotkan dan pupuk NPK 15: 15: 6,4 sebanyak 2,5gram/polibag. Jika tanah kekurangan magnesiaum dapat

    diberikan kiserit sebanyak 30 g/bibit.- Pengendalian hama dan penyakit. Secara umum gangguan

    hama di pembibitan tidak serius. Gangguan penyakit padapembibitan awal umumnya disebabkan cendawan daundan penyakit fisiologis karena kekurangan salah satu unsurhara. Secara umum, gangguan penyakit dan hama dapatdicegah dengan pengelolaan lingkungan yang baik sepertipengaturan naungan, pengendalian gulma yang disertaimonitoring yang baik. Pengendalian dilakukan jika timbulgejala dan cenderung meningkat dengan pestisida biologisatau kimiawi.

    - Seleksi bibit. Bibit yang tumbuh abnormal (kerdil, dauntegak kaku, memanjang, atau daun tidak berkembangbaik), patah, busuk atau terserang penyakit dicabut dandimusnahkan. Seleksi bibit di pembibitan pendahuluandilakukan dua kali yaitu pada umur sekitar 1,5 bulan danpada saat pemindahan ke pembibitan utama.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    50/79

    44 Budidaya KELAPA SAWIT

    - Pemeriksaan berkala. Lakukan pengontrolan secara teratursambil menegakkan kembali kantong plastik bibit yangmiring atau rebah, menutup dan meratakan tanahsekeliling kecambah (jangan menekan tanah terlalu kuat)atau bibit. Lakukan penggemburan tanah dalam kantongplastik secara periodik karena permukaan tanah biasanya

    menjadi padat dan kedap air akibat penyiraman terusmenerus. Lapisan padat tersebut menyebabkan air siramansulit menembus lapisan bawah tanah dalam kantongplastik sehingga air banyak terbuang.

    Tabel 5. Rekomendasi pemupukan dengan beragam pupuk dipembibitan utama

    Dosis pupuk (gr/bibit)

    NPK compound Setara dengan kombinasi pupuk

    Umur

    bibit(bulan)

    15:15:6,5 12:12:17,2 Urea TSP MOP Kieserit

    4,0 5 - 1,5 1,5 1,0 1,04,5 5 - 1,5 1,5 1,0 1,0

    5,0 5 - 1,5 1,5 1,0 1,0

    5,5 5 - 1,5 1,5 1,0 1,0

    6,0 7 - 2,0 2,0 1,5 1,5

    6,5 7 - 2,0 2,0 1,5 1,5

    7,0 10 - 3,0 3,0 2,0 2,0

    8,0 - 20 4,0 4,0 6,0 2,0

    9,0 - 25 5,0 5,0 8,0 2,0

    10,0 - 25 5,0 5,0 8,0 2,0

    11,0 - 30 6,0 6,0 9,0 2,0

    12,0 - 30 6,0 6,0 9,0 2,0

    13,0 - 35 7,0 7,0 11,0 3,0

    14,0 - 35 7,0 7,0 11,0 3,0

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    51/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 45

    4. Pemeliharaan pada pembibitan utama

    - Penyiraman. Penyiraman diperlukan untuk mengimbangiair yang digunakan tanaman dalam prosespertumbuhannya, termasuk yang dilepas ke udara melaluiproses evaporasi dan transpirasi yang berlangsung secarasimultan. Setiap bibit membutuhkan air rata-rata 2,25 liter

    atau setara dengan curah hujan efektif 3,4 mm. Dengandemikian jika turun hujan dalam jumlah memadai (minimal6 - 8 mm), tidak perlu dilakukan penyiraman. Kelebihanatau kekurangan air penyiraman samasama berpengaruhnegatif terhadap pertumbuhan bibit. Oleh karena itupenyiraman harus dilakukan secara hati-hati, jangandiguyur seperti hujan lebat tetapi seperti hujan ringan. Jikadiperlukan, terutama untuk bibit yang sudah besar (>8bulan), penyiraman dilakukan 2 kali sehari.

    - Penyiangan gulma. Penyiangan gulma di dalam polibagdilakukan secara manual sekali sebulan, dengan cara

    dicabut sekaligus menggemburkan lapisan atas tanah dalamkantong plastik. Sedangkan gulma di antara polibag dapatdikendalikan secara manual menggunakan garuk setiapbulan atau secara kimiai (herbisida) secara hati-hati denganfrekuensi 2 3 bulan sekali.

    - Pemupukan. Pemberian pupuk dilakukan dengan caraditaburkan secara merata di sekeliling bibit kira-kira 5 cmdari pangkal batang dengan hati-hati. Usahakan jangansampai pupuk mengenai bibit. Aplikasi pemupukan dengandosis kecil dan frekuensi sering lebih baik dibandingkanaplikasi dosis besar tapi frekuensi jarang. Sebaiknya

    pemupukan minimal sekali dalam sebulan dan harusdihentikan satu bulan sebelum dipindahkan ke lapangan.Bahan pupuk yang digunakan bisa berupa campuran pupuktunggal seperti urea, SP-36, KCl, dan kiserit ataumenggunakan pupuk NPK majemuk dengan perbandingan

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    52/79

    46 Budidaya KELAPA SAWIT

    yang paling mendekati kebutuhan tanaman. Contohrekomendasi pemupukan disajikan dalam Tabel 3.

    - Pengendalian hama dan penyakit. dilakukan apabila adagejala serangan dengan menggunakan fungisida danpestisida secara bijaksana. Tindakan pencegahan tidakdiperlukan, tetapi monitoring harus dilakukan secara

    berkelanjutan agar secepatnya diambil tindakan jika sudahmulai timbul gejala..

    - Seleksi bibit dilakukan untuk memusnahkan bibit abnormalseperti anak daun tersusun jarang atau rapat, permukaantajuk rata atau tegak meninggi dan kaku, kerdil, anak daunmemendek dan mengerut, anak daun memanjang dansempit, anak daun tidak membelah secara normal, anakdaun menggulung, dan terserang penyakit atau hama.Seleksi dimulai saat pindah tanam dari pembibitanpendahuluan dilanjutkan pada umur 6 dan 8 bulan sertasaat akan pindah tanam ke lapangan.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    53/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 47

    BAB

    Penanaman

    A. Persiapan Penanaman(1) Pastikan lobang tanam sudah selesai dibuat satu bulan

    sebelum jadual penanaman. Cara pengajiran danpembuatan lobang tanam sudah diuraikan pada Bab II.

    (2) Satu bulan sebelum jadual penanaman, kantong plastikbibit yang sudah siap tanam diangkat sedikit lalu diputarsetengah lingkaran (180 0 ) dan diulangi dua minggukemudian hingga penuh satu putaran untuk memutusperakaran bibit yang sudah menembus tanah. Tindakan inidimaksudkan untuk mengurangi stress tanaman pada saat

    baru ditanam di kebun.(3) Siapkan pupuk dasar berupa SP-36 sebanyak 100 150 g

    atau Fosfat alam 200 300 g ke dalam kantong plastiksebanyak bibit yang akan ditanam di lapangan.

    (4) Pastikan bibit telah disiram dengan baik hingga seluruhtanah dalam kantong plastik basah sebelum diangkut kekebun

    (5) Bibit yang lebih tinggi dari 1,5 m dipangkas sampai 1,2 m

    B. Pengangkutan Bibit(1) Pengangkutan bibit ke kebun harus disesuaikan dengan

    kemampuan tenaga penanaman di lapangan.Pengangkutan bibit dilakukan sehari sebelum ditanamyang dilanjutkan pada hari penanaman dan diusahakanhabis ditanam pada hari bersangkutan. Untuk mencegahbenih tercampur, maka pengangkutan harus dilakukan

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    54/79

    48 Budidaya KELAPA SAWIT

    secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya dipembibitan yang mengacuh pada nomor label kemasanpada saat kecambah diterima. Untuk itu, setiappengangkutan bibit harus disertai catatan atau dokumenyang jelas atau menerapkan sistem surat perintahpengeluaran bibit (DO) dari pembibitan yang lazim

    dipakai perusahaan besar. Begitu pula dengan prosespengeceran dan penanaman bibit di lapangan harusdiselesaikan menurut kelompoknya.

    (2) Agar lancar dan memudahkan pengendalian, tenaga yangmemuat ke truk di pembibitan harus berbeda dengantenaga yang menurunkan di kebun dan terpisah dengantenaga yang mengecer bibit ke setiap lobang tanam.Begitu pula dengan tenaga penanam dilakukan olehkelompok yang berbeda. Untuk menjamin setiap tanamanmendapat pupuk dasar, maka pada saat mengecer bibit,harus disertai dengan satu kantong pupuk dasar yang telah

    dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian,pengangkutan, pengeceran, dan penanaman bibitdilakukan secara simultan hingga seluruh areal yangdirencanakan selesai ditanami.

    C. Penanaman(1) Distribusi bibit ke setiap lobang tanam dilakukan sehari

    sebelumnya disertai satu kantong plastik pupuk dasarberupa SP-36 atau fosfat alam sesuai anjuran. Tergantungkondisi lahan, biasanya disarankan antara 100 200 g SP-36 atau 250 500 g posfat alam. Usahakan penanamandilakukan pada awal musim hujan agar tanaman yangbaru dipindah mendapat air yang cukup untuk mendorongpertumbuhan akar dan tajuk. Jika terpaksa melakukanpenanaman di musim kering atau setelah penanaman

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    55/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 49

    disusul musim kering yang panjang, sebaiknya disiramsetiap 3 hari sekali sebanyak 3 5 liter/pohon.

    (2) Sebagian pupuk dasar (2/3 bagian) dicampur rata dengantanah lapisan atas dan sisanya ditaburkan didasar lobanguntuk merangsang perakaran. Jika digunakan posfat alam,sebagian ditaburkan ke dinding lobang tanam. Cabut ajir

    dan tancapkan dekat lobang tanam bersangkutan.

    (3) Sebelum bibit diletakkan, timbun lobang tanam dengantanah lapisan bawah hingga kedalam lobang yang tersisamemungkinkan pangkal batang (atau leher akar) bibitsawit rata dengan permukaan tanah. Untuk memastikankedalaman lobang tersebut, masukkan bibit gunamengukur kedalaman lobang tanam. Jika masih terlaludalam tambahkan lagi tanah, dan ditekan dengan kakisupaya bibit tidak melesak ke dalam. Penanaman yangterlalu dalam menyebabkan pertumbuhan terhambat atautitik tumbuh rusak karena tergenang ait saat musim hujandan jika terlalu dangkal dapat menyebabkan tanamanrebah serta pembentukan akar dari pangkal batangterganggu.

    (4) Dasar kantong plastik disobek melingkar dengan pisauhingga tersisa seperempatnya, lalu sobekan dasar plastikdilipat ke atas ke arah dinding luar pada bagian yangbelum sobek. Sambil memegang sobekan alas kantongplastik tadi, masukkan bibit ke dalam lubang secara hati-hati. Atur sedemikian rupa agar tegak dan lurus dan lurusdengan barisannya. Selanjutnya, dinding plastik diiris

    dengan pisau sebelum mulai ditimbun dengan tanahlapisan atas yang sudah dicampur dengan pupuk dasar.Pada saat penimbunan sudah mencapai setengah, kantongplastik dicabut. Lanjutkan penimbunan sambil ditekandengan tangan agar bibit tidak rebah atau doyong, sampaileher akar atau pangkal batang sejajar dengan permukaan

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    56/79

    50 Budidaya KELAPA SAWIT

    tanah. Usahakan tanah dalam kantong plastik tidak pecahsupaya akar tidak rusak. Agar memudahkan pengawasandan memastikan bahwa semua bibit telah tertanam dankantong plastiknya telah dicabut, maka kantong plastiktersebut dikaitkan pada ujung ajir.

    D. KonsolidasiKonsolidasi ialah tindakan pemeriksaan tanaman secara

    berkala, khususnya dalam masa awal pertumbuhan tanaman.Konsolodasi meliputi beberapa hal yang lazim dijumpai dilapangan, antara lain:

    (1) Tanaman yang miring atau doyong karena penutupantanah saat penaman tidak padat atau menjadi lebihlembek setelah hujan lebat. Tanaman miring juga bisaterjadi pada saat hujan lebat disertai angin kencang.Perbaikan dilakukan dengan cara menegakkan kembali ,

    lalu diikat pada tiang penyanggah (sebaiknya tiga tiang)lalu pangkal tanaman ditutup dengan tanah dandipadatkan. Jika diperlukan, tanah disekitar pangkalbatang pada sisi yang berlawanan dengan arah kemiringantanaman dibongkar dulu baru tanaman ditarik dengantangan baru diikatkan pada penyanggah. Setelah tegak dandiikat dengan baik, pangkal batang ditimbun kembalidengan tanah sambil dipadatkan. Tiang penyanggah dapatdilepas ketika tanaman sudah berdiri tegak dengan kuat.Perlu diperhatikan bahwa pada saat perbaikan tanamanmiring, sejumlah akar terputus sehingga usahakan agartindakan perbaikan ini hanya sekali saja dan dilakukansedini mungkin.

    (2) Pangkal akar berada di atas atau di bawah permukaantanah karena lobang tanam yang terlalu dalam ataudangkal. Jika pangkal akar menggantung, ditimbun lagi

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    57/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 51

    dengan tanah dari sekitar tanaman dan jika terlalu dalam,tanah sekitarnya dikupas sampai pangkal akar kelihatan.

    E. PenyulamanPenyulaman adalah tindakan mengganti tanaman

    abnormal atau mati karena berbagai sebab . Usahakan agarbibit pengganti satu umur dengan tanaman yang akan diganti.Sehubungan dengan itu, bibit untuk penyulaman disiapkanbersamaan dengan bibit yang digunakan untuk penanamandan sebaiknya dipelihara secara khusus, kalau perlumenggunakan kantong plastik lebih besar dan pemupukanekstra agar mampu mengejar pertumbuhan tanaman yangditanam lebih dulu. Tindakan penyulaman ini harus dilakukansedini mungkin dan sejauh mungkin tidak melebihi umurtanaman satu tahun di lapangan. Umumnya penyulamandilakukan 6 bulan setelah penanaman, tetapi tidak menutup

    kemungkinan lebih awal jika sudah diketahui ada tanamanyang perlu diganti. Usahakan penyulaman dilakukan di awalmusim hujan. Jika bibit yang digunakan cukup baik danproses penanaman berlangsung baik pula, maka penyulamanhanya sekitar 3 % atau kurang.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    58/79

    52 Budidaya KELAPA SAWIT

    BAB

    Pemeliharaan Tanaman

    Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk menciptakankondisi lingkungan tumbuh optimal bagi tercapainyapertumbuhan dan produksi optimal tanaman yangdibudidayakan. Tindakan pemeliharaan kelapa swit meliputipenyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama danpenyakit, serta penataan tajuk.

    A. PenyianganPengendalian gulma dalam pertanaman sawit mencakup

    areal sekitar piringan dan gawangan (antar barisan tanaman).

    Tujuan pengendalian gulma di daerah piringan adalah untukmengurangi persaingan unsur hara, memudahkanpengawasan pemupukan, memudahkan pengumpulanbrondolan, dan menekan populasi hama tertentu. Sedangkanpengendalian gulma di gawangan dimaksudkan untukmenekan persaingan unsur hara dan air, memudahkanpengawasan, dan jalan untuk pengangkutan saprodi danpanen. Pengendalian gulma tidak dimaksudkan untukmembuat permukaan tanah bebas sama sekali dari rumput(clean weeding), karena dapat menyebabkan erosi tanah.Tanaman muda yang mempunyai tanaman penutup tanah

    yang baik praktis tidak memerlukan penyiangan, hanya padapinggiran atau tempat-tempat tertentu dan tanaman perduyang tumbuh liar.

    Dalam prakteknya, untuk kepentingan pemilihan teknikpengendalian yang sesuai, gulma digolongkan atas empatkelompok yaitu (a) paku-pakuan, (b) rumput-rumputan, (c)

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    59/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 53

    teki-tekian, dan (c) berdaun lebar. Dalam konteks persainganjenis jenis gulma yang lazim dijumpai pada perkebunankelapa sawit dapat digolongkan atas:

    a. Gulma berbahaya, yaitu gulma yang memiliki daya saingtinggi terhadap tanaman kelapa sawit, misalanya ilalang(Imperata cylindrica), sembung rambat (Mikania cordata

    dan M. micrantha), lempuyangan (Panicum repens), teki(Cyperus rotundus), serta beberapa tumbuhan berkayu

    seperti putihani (Chromolaena odorata), harendong(Melastoma malabtrichum), Karamunting (Melastomamalabathricum), Senduduk (Clidemia hirta), tembelekan(Lantana camara), dan rumput kancing (Boorreria latifolia).

    b. Gulma lunak, yaitu gulma yang keberadaannya dalampertanaman kelapa sawit dapat ditoleransi atau tidakmenimbulkan persaingan berarti dibandingkan biayapengendaliannya. Bahkan kehadirannya justru bermanfaatuntuk menahan erosi tanah meskipun pertumbuhannyaharus dikendalikan. Yang termasuk gulma lunak misalnyababadotan/wedusan (Ageratum conyzoides), rumputkipahit (Paspalum conjugatum), pakis (Nephrolepisbiserata), dan sebagainya.

    Cara dan frekuensi pengendalian gulma tergantung pada jenisgulma dan umur tanaman serta ada tidaknya tanamanpenutup tanah. Secara umum, pengendalian gulma dapatdilakukan secara mekanis, kimiawi dan bilologis.Pengendalian secara manual bisa menggunakan peralatanmesin seperti sleser dan secara konvensional menggunakan

    alat mekanis tradisional seperti parang, belebas, cangkul, dangarpu. Pengendalian gulma secara kimia, yaitu pengendaliangulma dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifatkontak maupun sistemik.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    60/79

    54 Budidaya KELAPA SAWIT

    Pengendalian Secara kultur teknis,yaitu pengendaliangulma dengan menggunakan tanaman penutup tanah jeniskacangan.

    B. PemupukanWaktu Pemupukan- Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun >

    60 mm/bulan. Pemupukan ditunda jika curah hujankurang dari 60 mm per bulan.

    - Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakandiaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasamantanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl)dan Urea/ZA.

    - Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate denganUrea/ZA minimal 2 minggu.

    - Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua)bulan.

    Frekuensi pemupukan

    - Pemupukan dilakukan 2 3 kali tergantung pada kondisilahan, jumlah pupuk, dan umur kondisi tanaman.

    - Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukandengan frekuensi yang lebih banyak.

    - Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagitanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggukegiatan kebun lainnya

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    61/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 55

    Jenis dan takaran pupuk

    Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

    - Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenistanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman.

    - Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadual, umurtanaman.

    - Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari pangkal batanghingga 30 40 Cm.

    - Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP dan Kieseritditaburkan merata hingga batas lebar tajuk.

    - Boron ditebarkan di ketiak pelepah daun- ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktu

    yang berdekatan.- Rock Phosphate tidak boleh dicampur dengan ZA. Rock

    Phosphate dianjurkan diberikan lebih dulu dibandingpupuk lainnya jika curah hujan > 60 mm.

    - Jarak waktu pemberian Rock Phosphate dengan ZAminimal 2 minggu.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    62/79

    56 Budidaya KELAPA SAWIT

    Tabel 6. Standar dosis pemupukan tanaman belum menghasilkan

    (TBM)

    Pada tanah gambut :

    Dosis Pupuk (gram/pohon)Umur

    (Bulan)* UreaRock

    PhosphateMOP( KCl)

    Dolomit HGF-B CuSO4

    Lubang

    tanaman - - - - - 25

    3 100 150 200 100 - -

    6 150 150 250 100 - -

    9 150 200 250 150 25 -

    12 200 300 300 150 - -

    16 250 300 300 200 25 -

    20 300 300 350 250 - -

    24 350 300 350 300 50 -

    28 350 450 450 350 50 -

    32 450 450 500 350 - -

    Pada tanah mineral :DosIs Pupuk (gram/pohon)

    Umur(Bulan)* Urea TSP

    MOP( KCl)

    Kieserite HGF-BRock

    Phosphate

    Lubangtanaman

    - - - - - 500

    1 100 - - - - -

    3 250 100 150 100 - -

    5 250 100 150 100 - -

    8 250 200 350 250 20 -

    12 500 200 350 250 - -

    16 500 200 500 500 30 -

    20 500 200 500 500 - -

    24 500 200 750 500 50 -

    28 750 300 1.000 750 - -

    32 750 300 1.000 750 - -

    *) Setelah tanam di lapangan

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    63/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 57

    Tabel 7. Standar pemupukan tanaman belum menghasilkan

    (TBM) pada tanah mineral

    DosIs Pupuk (gram/pohon)Umur

    (Bulan)* Urea TSPMOP( KCl)

    Kieserite HGF-BRock

    Phosphate

    Lubang

    tanaman

    - - - - - 500

    1 100 - - - - -

    3 250 100 150 100 - -

    5 250 100 150 100 - -

    8 250 200 350 250 20 -

    12 500 200 350 250 - -

    16 500 200 500 500 30 -

    20 500 200 500 500 - -

    24 500 200 750 500 50 -

    28 750 300 1.000 750 - -

    32 750 300 1.000 750 - -*) Setelah tanam di lapangan

    Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)

    - Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu danmetode)

    - Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasilanalisa daun, jenis tanah, produksi tanaman, hasilpercobaan dan kondisi visual tanaman.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    64/79

    58 Budidaya KELAPA SAWIT

    Tabel 8. Standar dosis pemupukan tanaman menghasilkan (TM)

    Pada tanah gambut :

    Dosis Pupuk (kg/pohon/tahun)KelompokUmur

    (Tahun)

    UreaRock

    PhosphateMOP(KCl) Dolomit Jumlah

    3 8 2,00 1,75 1,50 1,50 6,75

    9 13 2,50 2,75 2,25 2,00 9,50

    14 20 1,50 2,25 2,00 2,00 8,00

    Pada tanah mineral :

    Dosis Pupuk (gram/pohon)Kelompok Umur

    (Tahun)

    Urea SP-36 MOP ( KCl) Kieserite Jumlah

    3 8 2,00 1,50 1,50 1,00 6,00

    9 13 2,75 2,25 2,25 1,50 8,75

    14 20 2,50 2,00 2,00 1,50 7,75

    21 25 1,75 1,25 1,25 1,00 5,25

    Cara Pemupukan

    - Pemupukan dilakukan dengan sistem tebar dan sistembenam (Pocket)

    - Pada sistem tebar, pupuk ditebarkan di piringan pada jarak0,5 meter hingga pinggir piringan pada tanaman muda,dan pada jarak 1 2,4 meter pada tanaman dewasa.

    - Pada sistem pocket, pupuk diberikan pada 4 6 lubangpada piringan disekeliling pohon. Kemudian lubang

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    65/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 59

    ditutup kembali. Sistem pocket disarankan pada arealrendahan, areal perengan ataupun pada tanah pasiranyang mudah tercuci/tererosi.

    - Pada tapak kuda, 75 % pupuk diberikan pada areal dekattebing. Untuk mengurangi pencucian, pupuk ini sebaiknyadiaplikasikan dengan sistem pocket.

    C. Pemangkasan Daun

    Pemangkasan/penunasan adalah pembuangan daun-daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapasawit. Tujuan pemangkasan adalah sebagai berikut:- Memperbaiki sirkulasi udara disekitar tanaman sehingga

    dapat membantu proses penyerbukan secara alami.- Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan

    kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah daun.- Membantu dan memudahkan pada waktu panen.

    - Mengurangi perkembangan epifit daun.- Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar,

    terutama proses fotosintesis dan respirasi.- Pemangkasan dilakukan 6 bulan sekali untuk tanaman

    belum menghasilkan dan 8 bulan sekali untuk tanamanmenghasilkan.

    Macam-macam pemangkasan :

    - Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukanterhadap tanaman yang berumur 16 20 bulan denganmaksud untuk membuang daun-daun kering dan buah-

    buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalahjenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.

    - Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yangdilakukan pada umur 20 28 bulan dengan memotongdaun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen.Daun yang dipangkas adalah songgo dua (yaitu daun yang

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    66/79

    60 Budidaya KELAPA SAWIT

    tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodosseperti pada pemangkasan pasir.

    - Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yangdilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksudmembuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat

    pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 54 helai.Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin(mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaanpanenan.

    D. Kastrasi

    Kastrasi adalah pemotongan atau pembuangan secaramenyeluruh bunga jantan maupun bunga betina sebelumareal tersebut dipolinasi. Kastrasi dilakukan sejak tanamanmengeluarkan bunga yang pertama (umur 12 bulan setelahtanam) sampai tanaman berumur 33 bulan atau selambat-

    lambatnya 6 bulan sebelum panen pertama. Kastrasi bertujuanuntuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghilangkansumber infeksi hama dan penyakit. Kastrasi dilakukan 1 bulan

    sekali atau sebanyak 10-12 kali selama masa TBM (tanamanbelum menghasilkan).

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    67/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 61

    BAB

    Hama dan Penyakit TanamanKelapa Sawit

    Salah satu kendala utama dalam budidaya tanamanadalah adanya organisme pengganggu tanaman (OPT) sepertiserangan beberapa jenis hama, penyakit dan gangguan darigulma. OPT tesebut baik langsung maupun secara tidaklangsung sering menyebabkan penurunan produksi yangcukup berarti.

    Jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman kelapasawit yang harus mendapat perhatian lebih selama

    perkembangan kelapa sawit, mengingat potensinya yang besardalam menimbulkan kerusakan maupun kerugian adalah ,kumbangpemakan daun bibit kelapa sawitApogonia sp. dankumbang Adoretus sp, ulat api Setothosea asigna V. Eecke,Setora nitens Walker, Darna trima, Darna diducta, Darnabradleyi, Oryctes rhinoceros L, ulat Tiratabaha sp, Valanganigricornis Burm, ulat Amathusia phidipus L., dan ulatkantong Mahasena corbetti Tams., Thosea vetusta Walker,tikus Rattus rattus tiomanicus, R.r.argentiventer, R.r. diardiidan R.r. exulans, sedangkan jenis-jenis penyakit adalahpenyakit busuk pangkal batang yang disebabkan Ganoderma

    spp, penyakit antraknosa, yang disebabkan olehBotryodiploidia palmarum, Glomerella cingulata,Melanconium elaeidis, penyakit bercak daun yang disebabkanoleh Culvularia eragrostidis, Drechslera halodes, danCochiobolus carbonus.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    68/79

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    69/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 63

    berumur 2 3 tahun dengan cara membuat lubang padapangkal pelepah daun muda terutama pada daunpupus.Kumbang akan bertahan didalam sampai menemu-kan pupus. Gigitan kumbang menyebabkan pupus daunterpotong.

    Gambar 21.Kumbang tanduk (Oryctes sp. dan lundi)

    Berbagai cara pengendalian O. rhinoceros telah dilakukandengan sanitasi, kimiawi, menyebarkan cendawanMetarrrhizium anisopliae, Baculovirus dan feromon.Rekomendasi pengendalian O.rhinoceros :

    a) di areal replanting dengan memasang satu sachetferomon per 2 hektar; pengambilan lundi secaralangsung dan aplikasi Metarrrhizium anisopliae padatumpukan batang kelapa sawit dengan dengan dosis 1kg per batang;

    b) di mulsa tandan kosong kelapa sawit denganmengambil secara langsung lundi O.rhinoceros dan ,menaburkan cendawan Metarrrhizium anisopliaedengan dosis 20 gram/m2 dan pemasangan feromonsatu sachet per 2 hektar pertanaman kelapa sawit,

    c). menyebarkan cendawan Metarrhizium anisopliae ditempat breeding place lainnya, diharapkan

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    70/79

    64 Budidaya KELAPA SAWIT

    cendawan ini dapat menginfeksi lundi Oryctes sp.,hingga uret tersebut mati dan tidak dapat berkembangmenjadi kumbang. Dosis yang direkomendasikan 20gram /m2.

    d) melepaskan kumbang yang telah diinfeksi denganBaculovirus, dimaksudkan agar kumbang tersebut

    bertemu dengan kumbang yang telah terinfeksi virussehingga kumbang yang lainnya tertular virus dankumbang Oryctes sp akan mati.

    e). memasang feromon satu sachet per 2 hektar untukareal pertanaman kelapa sawit, sehingga kumbangtertarik oleh feromon dan terperangkap hingga mati.

    4). Tirathaba rufinena Walker, termasuk ordo Lepidoptera,Familia Galeriidae. Stadia ulat dari hama ini menyerangbunga dan buah muda pada tandan, terutama padatanaman muda yang mulai menghasilkan buah. Ulatdewasa panjangnya 27 mm berwarna coklat muda

    mengkilat dan berbulu (berambut) panjang. Kepompongberada pada cocon dari benang sutera yang terbalut darisisa-sisa makanan.Kupu- kupunya berwarna coklatkehijauan dengan rentangan sayap 25 mm. Ulat inimerusak buah yang muda dengan cara menggerek buahsampai ke dalam, menyebabkan buah muda gugur.Siklushidupnya satu bulan terdiri atas stadia relur 4 hari, stadiaulat 16 hari ( 5 instar) dan stadia kepompong 10 hari.

    5). Valanga nigricornis Murmeister (Orthoptera, Acrididae).Belalang ini menyerang daun terutama di pembibitan dantanaman muda di lapangan. Bentuk dan warnanyaberagam ada yang kekuningan sampai berwarna coklat.Siklus hidupnya cukup lama yaitu 4 6 bulan, terdiri dari4 5 minggu stadia telur, 2 3 bulan stadia nimfa (6instar) dan dewasa 1 bulan.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    71/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 65

    6). Amathusia phidippus L. (Lepidoptera, Amathussidae).Stadia yang berbahaya adalah ulatnya yang memakandaun, terutama pada tanaman muda. Ulatnya berwarnahijau dan panjangnya dapat mencapai 90 cm dan berbululebat. Kepompongnya berwana hijau kekuningan danpanjangnya 4050 mm. Siklus hidupnya 2 bulan yaitu 8hari masa penetasan telur, 40 hari stadia ulat dan pupa 12

    hari.

    7). Darna trima Moore (Lepidoptera, Limacodidae). Ulat hamaini menyerang daun terutama pada tanaman muda,kadang juga dijumpai pada tanaman dewasa, ukuran ulatdewasa dengan panjang 13 15 mm dan warnanyakecoklatan. Siklus hidup berlangsung sekitar 48 hari yaknistadia telur 3 5 hari, stadia ulat 26 33 hari (7 instar)dan masa pupa 10 14 hari. Meskipun daya konsumsiulat hanya 30 cm namun bila populasi padat dapatmenimbulkan kerusakan berat.

    8). Setothosea asigna V. eecke (Lepidoptera, Limacodidae).Ulat hama ini menyerang daun nomor 9 25, panjangnyamencapai 35 mm. Siklus hidupnya lebih 3 bulan yaknimasa penetasan telur 6 8 hari, stadia ulat berlangsung 50hari (8 9) instar dan masa pupa 40 hari. Ulat ini sangatrakus, mampu mengkonsumsi daun seluas 300 500 cm.Tingkat populasi 5 10 ulat per pelepah merupakanpopulasi kritis.

    9). Setora nitens Walker (Lepidoptera, Limacodidae). Ulathama ini menyerang tanaman yang belum dan sudahmenghasilkan terutama pada umur 2 8 tahun. Ulatdewasa panjangnya mencapai 40 mm. Siklus hidupnyasekitar 2 bulan dengan masa penetasan 6 hari, stadia larvaberlangsung 30 hari ( 8-9 instar) dan masa pupa 23 hari.Tingkat populasi kritis pada pelepah daun ke 17 padatanaman muda dan pada pelepah 25 pada tanamandewasa masing-masing 5 dan 8 -10 ekor/pelepah.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    72/79

    66 Budidaya KELAPA SAWIT

    Gambar 22. Hama Setora nitens Walker (Lepidoptera,Limacodidae).

    10).Thosea vetusta Walker : Ulatnya menyerang daunterutama pada tanaman muda dengan kemampuanmengkonsumsi daun yang tinggi mencapai 200 cm. Kupu-kupu jantan berwarna coklat dengan garis miring putihpada sayap depannya. Sayap depan kupu-kupu betinaterbagi dua yaitu bagian tepi berwarna coklat dandibagiantengah (proximal) lebih pucat, terdapat noktah(spot). Ulatnya sangat pipih dapat mencapai panjang 28mm, berwarna hijau pucat dengan bergaris ditengahpunggungnya berwarna kuning dan biru. Siklus hidupnyaselama 80 hari terdiri atas masa telur 6 hari, larva 50 haridan pupa 25 hari. Ulat kerkepompong pada pangkal anakdaun.

    11).Mahasena corbetti Tams:: ulat hama ini menyerangdaun.Kupu-kupu betina tetap berbentuk ulat tidak

    bersayap dan tetap berada dalam kantongnya. Ulat tinggaldalam kantongnya yang terbuat dari potongan daun yangdirekat dengan benang sutera. Besar kantongnya mencapai30 mm. Kupu-kupu betina meletakkan telur dalamkantongannya sebanyak 200 300 butir.Ulat mudamengeluarkan benang sutera yang panjang dimana ulat ini

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    73/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 67

    dapat bergantung dan tertiup angin akan disebarkan kedaun lainnya. Siklus hidup sekitar empat bulan yaitu : 16hari stadia telur, 80 hari stadia ulat dan 30 hari untukberkepompong dikantongnya.

    Pengendalian terpadu terhadap ulat pemakan daun kelapasawit:

    a). Melaksanakan monitoring populasi hama, sehingga dapatdiketahui kehadiran hama secara dini. Selanjutnya dibuatpeta yang jelas dan rinci jenis keberadaannya hama diareal pertanaman kelapa sawit. Juga diamati populasiserangga parasitoid dan predator, data-data musuh alamidapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalammelakukan pengendalian hama tersebut.

    b). Melaksanakan pengendalian pada ulat-ulat yangpopulasinya kritis, dengan menggunakan virus atauBacillus thuringiensis. Pengendalian ulat api dapat

    dilakukan dengan mengkombinasikan virus dan predatorEocanthecona furcellata. Untuk kepompong dikendalikandengan jamurCordyceps militaris.

    c). Melepaskan musuh alami (serangga parasitoid danpredator) serta menyebarkan inokulum jamur C. militarispada areal pertanaman kelapa sawit yang tidak ditemukanmusuh alami ulat pemakan daun kelapa sawit.

    Jenis-jenis musuh alami pada ulat pemakan daun tanamankelapa sawit adalah :

    Parasitoid utama hama pemakan daun kelapa sawit ditemukan33 spesies parasitoid, 11 spesies hiperparasitoid, 11 spesiespredator dan entomopatogen seperti virus, jamur dan bakteri.Menurut Sipayung, A., Desmier de Chenon, R. dan A. Djamin(1986) telah diinventarisasi parastoid pemangsa hamapemakan daun kelapa sawit yang disajikan pada Tabel 6.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    74/79

    68 Budidaya KELAPA SAWIT

    Tabel 9. Jenis jenis parasitoid pemangsa hama pemakan daunkelapa sawit.

    Famili parasitoid Stadia inang Spesies inang

    Trichogramatidae Telur Setora nitens, S.asigna

    EulophidaePlactyprectus

    Ulat Darna trima

    Chalcididae

    Brachymeria spEuphoreae

    Pupa Amathusia phidippus

    IchneumonidaeSpinaria spinator

    Ulat Setora nitens

    IchneumonidaeChlorocryptusCoerueus

    Ulat Setora nitens, S.asigna, Thosea bisuraThosea vetusta, Susuca pallida

    IchneumonidaeVentura palmaris W

    Pupa Tirathaba rufivena

    BraconidaeApanteles sp

    Ulat Darna trima, Mahasena corbetti

    BraconidaeFornicia ceylonica W

    Ulat Setora nitens, S.asigna, Birthamulachara

    BraconidaeApanteles metesae N.

    Ulat Metisa, Crematospsyche

    BraconidaeA.thirathabae W Ulat Tirathaba rufivena

    TachinidaeChaeexorista javana

    Ulat Setora nitens, S.asigna, Birthamulachara

    TachinidaeE.equatorialis T

    Ulat Mahasena corbetti

    TachinidaeC.sumatraensis T

    Ulat Dasychira horsfieldi

    BombyliidaeSystropus roepkei

    Ulat Darna trima, Birthamula chara

    Sumber: Sipayung,A.,Desmier de Chenon, R dan A.Djamin (1986):

    Beberapa hama Vertebrata pada tanaman kelapa sawit :

    1. Jenis tikus yang paling sering dijumpai di perkebunankelapa sawit adalah tikus belukan (Rattus tiomanicus).

    Jenis lain yang sering dijumpai adalah tikus sawah (Rattusargentiventer), tikus huma (Rattus exulans), tikus rumah(Rattus diardi) dan tikus ini menyerang tanaman kelapasawit pada semua umur, mulai dari pembibitan hinggatanaman menghasilkan.Di pembibitan tikus menyerang

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    75/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 69

    bagian pucuk, sedangkan pada tanaman yangmenghasilkan menyerang buah mentah dan buah yangsudah masak. Jika menyerang titik tumbuh dapatmenyebabkan kematian tanaman. Kerugian yangditimbulkan dapat menyebabkan kematian tanaman mudasebesar 20 %, sedangkan pada tanaman menghasilkan

    menyebabkan penurunan produksi sebesar 20 % danakibat luka bekas gigitan tikus akan menurunkan kualitasmutu minyak sawit.

    2. Babi hutan: hewan ini sebagai hama yang penting padaperkebunan kelapa sawit yang arealnya berbatasan denganhutan atau alang-alang.Cara penyerangannya denganmembongkar atau mencabut tanaman, selanjutnyamemakan umbut tanaman sawit, bila terjangkau kadang-kadang makan buah kelapa sawit.

    3. Gajah : hewan ini merusak tanaman kelapa sawit denganmencabut tanaman kelapa sawit dan memakan umbutnya.

    Uraian jenis-jenis penyakit pada tanaman kelapa sawit :

    1. Penyakit busuk akar. Penyebab penyakit ini disebabkanoleh beberapa jenis jamur yaitu Rhizoctonia, Phytium danFusarium. Gejala serangan pada daun : daun kusam,berwarna hijau pucat dan layu, selanjutnya menjadikekuningan mulai dari ujung daun dan akhirnya nekrosisdengan warna gelap kecoklatan. Sedangkan gejalaserangan pada akar: jaringan-jaringan didalam akar busuk,berwarna kuning kecoklatan. Penyakit ini biasanyamenyerang tanaman kelapa sawit berumur 3 7 tahun.

    Kerusakan berat menyebabkan kematian bibit.

    2. Penyakit antraknosa. Penyebab penyakit ini adalah jamurBotryodiplolodia spp, Melaconium elaedis danGromerella cingulata. Gejala serangan : penyakit initerutama menyerang bibit pada umur 2 bulan, kadang -

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    76/79

    70 Budidaya KELAPA SAWIT

    kadang dijumpai bersamaan dengan gejala layu pada bibittanaman yang baru dipindah ke lapangan. Gejala serangandapat dilihat pada bagian tengah atau ujung daun, berupabintik terang, kemudian bintik terang yang selanjutnyamelebar dan daun menjadi kuning dan cokelat kegelapan.

    3. Penyakit Bercak daun. Penyebab penyakit ini disebabkan

    jamur Curvularia eragrostidis dan Drechslera halodes.Jamur menyerang daun pucuk yang belum membuka ataudua daun termuda yang sudah membuka. Gejala awalbercak bulat, kecil-kecil berwarna kuning tembus cahaya,bercak yang membesar bentuknya tetap bulat, warnanyaberubah menjadi kecoklatan,dan umumnya dikelilingihalo jingga kekuningan.

    4. Penyakit busuk daun. Penyebab penyakit ini adalah jamurCorticium solani (bentuk aseksualnya disebut jamurRhyzoctonia solani). Gejala serangan terlihat bercak yangtidak teratur pada daun tombak, kemudian serangan

    meluas ke daun-daun yang lebih tua.Luka berwarnacokelat, bagian luarnya luarnya berwarna kuningkepucatan.

    5. Penyakit karat daun. Penyebab penyakit ini adalahganggang Cephaleurnos kotor dan berwarna kemerahan,

    6. Peyakit busuk pangkal pupus (Spear base rot). Penyebabpenyakit adalah gabungan beberapa jenis mikroba yaitu :Erwinia, Penicilium, Phytophtora, Marasmius,Pestalotiopsis, Fusarium dan Curvularia.Gejala seranganterlihat daun pupus dan daun muda lainnya menguning,selanjutnya daun-daun tersebut mulai miring dan

    pangkalnya patah. Jaringan di pangkal pupus membusuk,berair dan berbau busuk.Pembusukan berlanjut ke sekitartitik tumbuh. Pada tingkat akhir hampir seluruh sisapelepah mengering. Jika titik tumbuh tidak terserang,tanaman akan menghasilkan daun-daun baru.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    77/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 71

    7. Penyakit busuk pangkal batang (BPB). Penyebab penyakitini adalah jamur Ganoderma boninense, suatu jamurtanah yang bersifat saprofitik. Penyakit BPB dapatmenyerang tanaman mulai dari bibit hingga tanaman tua,tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibitditanam di kebun. Gejala serangan pada tanaman belum

    menghasilkan terlihat daun menguning dan mengeringserta nekrosis dari pelepah bawah terus ke pelepah atas,terjadi pembusukan pada pangkal batang, tanamanmengering dan mati.

    Sedangkan gejala pada tanaman menghasilkan adalahdaun menguning pucat diikuti dengan akumulasi dauntombak.Pelepah daun bagian bawah menggantung danbagian tengah tanaman kelapa sawit membusuk kadang-kadang diikuti tumbuhnya tubuh buah Ganoderma;tanaman kelapa sawit tumbang dan batang di bagianbawah telah membusuk.

    8. Penyakit busuk tandan Marasmius. Penyebab penyakitadalah jamurMarasmius palmivorus.Gejala awal ditandaiadanya rizomorf jamur Serangan dimulai pada tandanterbawah, biasanya menyerang buah berumur 2 4 bulan,kadang-kadang tandan dan bunga juga diserang.Tandanyang terserang rusak dan membusuk, buah yang sakitmenjadi busuk dan berwarna kecokelatan. Hal inimenyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalamminyak yang dihasilkan.

    Pengambilan keputusan pengendalian organisme pengganggutanaman (OPT) kelapa sawit harus memperhatikan beberapa

    aspek sebagai berikut:1. Aspek ekologi : pengambilan keputusan hendaknya

    mempertimbangkan dinamika populasi OPT dan musuhalami yang ada pada areal pertanaman kelapa sawit,dikaitkan dengan kondisi lingkungan dan mikroklimatsetempat.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    78/79

    72 Budidaya KELAPA SAWIT

    2. Aspek teknis : pengambilan keputusan hendaknyamempertimbangkan ketersediaan teknologi yangsederhana, mudah, murah dan ramah lingkungan.

    3. Aspek ekonomi : konsekuensi biaya akibat keputusanpengendalian yang diambil diupayakan murah dan lebihkecil dari nilai komoditi yang akan diselamatkan.

    4. Aspek keamanan : keputusan pengendalian yang diambilseharusnya tidak menimbulkan ancaman terhadap pangan,kesehatan manusia dan memperhatikan criteria-kriteriayang tercantum pada HACCP.

    5. Aspek sosial budaya : keputusan pengendalian yangdiambil bersama-sama masyarakat denganmempertimbangkan kebiasaan dan budaya setempatsehingga menghasilkan pengendalian yang efektif.

    BAHAN BACAAN

    Djudawi, S.D. 2006. Pedoman Pengendalian OPT TanamanKelapa Sawit (Elais guineensis Jack).Direktorat JenderalPerkebunan.Jakarta.51 hal.

    Hill,Dennis S. 1983. Agricultural insect pests of the tropicsand their control. Cambridge University Press..746.p.

    Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crop in Indonesia. P.T.IchtiarBaru van Hoeve, Jakarta. P.85.

    Lubis, A,U. 1992.Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.) diIndonesia. Pusat Penelitian Perkebunan,Marihat-BandarKuala.435 hal

    Pahan, I.2010. Panduan lengkap Kelapa sawit. ManagemenAgribisnis dari hulu hingga hilir.Penebar Swadaya,

    Jakarta. 403 hal.Purba, R.Y., Susanto, A., Sudharto, P. 2005. Serangga Hama

    Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 29hal.

  • 7/29/2019 perkebunan_budidaya_sawit.pdf

    79/79

    Budidaya KELAPA SAWIT 73

    Rubianti, E. 2009.Pedoman identifikasi organism pengganggutumbuhan (OPT) perkebunan.Direktorat PerlindunganPerkebunan, Departemen Pertanian. 109 hal.

    Sudarto, P; Agus Susanto; Roletha Y. Purba dan BambangDradjad. 2010. Teknologi Pengendalian Hama danPenyakit Pada Kelapa Sawit: Siap Pakai dan Ramah

    Lingkungan. Hal: 15 16. iopri@ idola.net.id.Susanto, A., Sudarto, P., dan Roletha Y.Purba.2005 Hama-hama Vertebrata Kelapa Sawit Pusat Penelitian KelapaSawit. Medan. 19 hal.

    Susanto, A., Sudarto,P., dan Roletha Y. Purba. 2005 Penyakit-Penyakit Eksotis Pada Kelapa Sawit Pusat PenelitianKelapa Sawit. Medan. 20 hal.

    Sipayung, A., Desmier de Chenon, R dan A. Djamin (1986).Hama perkebunan kelapa sawit didaerah pengem-bangan dan musuh alaminya.

    Widarto, H,T. 2007. Buku Operasional Pengendalian HamaTerpadu Tanaman Kelapa Sawit. Direktorat Perlin-dungan Perkebunan.Dirjenbun. Departemen Pertanian.12 hal.