14
PERKEMBANGAN APBN INDONESIA DAN ALOKASINYA PENDAHULUAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen kebijakan fiskal yang sangat mempengaruhi jalannya perekonomian. Secara umum APBN menjabarkan rencana kerja dan kebijakan Pemerintah dalam menyelenggarakan Pemerintahan, mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki, mendistribusikan pendapatan dan kekayaan melalui intervensi kebijakan serta upaya menjaga stabilisasi dan akselerasi kinerja ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan fiskal maka analisis terhadap APBN dapat memberikan gambaran tentang arah perekonomian suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Tim Ekspresi (2007) bahwa t ujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman sumber pendapatan dan penggunaan keuangan negara dalam melaksanakan tugas pemerintahan untuk meningkatkan produksi, kesempatan kerja, pelayanan masyarakat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat. Pentingnya peran APBN dalam perekonomian menimbulkan kepedulian atas efektivitas dan efisiensi dari APBN, khususnya komponen belanja. Alasan mendasarnya adalah bahwa komponen belanja APBN merupakan penterjemahan rencana kerja pemerintah yang memiliki tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang perlu dicapai. Efektifitas

PERKEMBANGAN APBN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

APBN saat ini

Citation preview

Page 1: PERKEMBANGAN APBN

PERKEMBANGAN APBN INDONESIA DAN ALOKASINYA

PENDAHULUAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen kebijakan

fiskal yang sangat mempengaruhi jalannya perekonomian. Secara umum APBN menjabarkan

rencana kerja dan kebijakan Pemerintah dalam menyelenggarakan Pemerintahan,

mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki, mendistribusikan pendapatan dan

kekayaan melalui intervensi kebijakan serta upaya menjaga stabilisasi dan akselerasi kinerja

ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan fiskal maka analisis terhadap APBN dapat

memberikan gambaran tentang arah perekonomian suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan apa

yang dikemukakan oleh Tim Ekspresi (2007) bahwa tujuan penyusunan APBN adalah

sebagai pedoman sumber pendapatan dan penggunaan keuangan negara dalam melaksanakan

tugas pemerintahan untuk meningkatkan produksi, kesempatan kerja, pelayanan masyarakat

dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat.

Pentingnya peran APBN dalam perekonomian menimbulkan kepedulian atas

efektivitas dan efisiensi dari APBN, khususnya komponen belanja. Alasan mendasarnya

adalah bahwa komponen belanja APBN merupakan penterjemahan rencana kerja pemerintah

yang memiliki tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran jangka pendek, menengah maupun jangka

panjang yang perlu dicapai. Efektifitas dan efisiensi ini dapat diukur dengan melihat

bagaimana anggaran dialokasikan, seberapa besar pemanfaatan anggaran tersebut serta

seberapa besar tingkat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan dari anggaran belanja

yang telah dialokasikan.

Tulisan ini tidak secara menyeluruh membahas ketiga ukuran efektifitas dan efisiensi

di atas namun hanya menganalisis aspek alokasi anggarannya saja. Akan digambarkan di sini

tentang bagaimana perkembangan APBN beberapa tahun terakhir yang dapat diidentifikasi

dari perkembangan pendapatannya, perkembangan belanjanya serta perkembangan

pembiayaannya. Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana APBN tersebut dialokasikan

untuk dapat menganalisis ke mana sebenarnya perekonomian negara kita diarahkan.

Page 2: PERKEMBANGAN APBN

ANALISIS PERKEMBANGAN APBN INDONESIA

Secara umum, kita dapat melihat perkembangan APBN Indonesia sejak tahun 2006

sampai dengan tahun 2012 sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 1. Ringkasan APBN 2006-2012

Dari ringkasan APBN di atas, dapat dilihat bahwa secara umum ada peningkatan nilai

pendapatan, belanja maupun pembiayaan setiap tahunnya; kecuali pada tahun 2009, terdapat

lonjakan yang cukup besar pada pembiayaan sebagai akibat dari penurunan pendapatan

maupun belanja pada tahun yang bersangkutan.

Khusus pada struktur pendapatan APBN, pendapatan terbesar kita datangnya dari

penerimaan perpajakan dimana penerimaan pajak dalam negeri masih mendominasi.

Sementara itu sumbangan terbesar penerimaan non pajak berasal dari penerimaan sumber

daya alam migas. Rincian tentang perkembangan sumber-sumber serta nilai pendapatan

negara secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 3: PERKEMBANGAN APBN

Tabel 2. Pendapatan Negara dan Hibah 2006-2012.

Pada item belanja negara, dikenal dua unsur pokok belanja yaitu belanja pemerintah

pusat dan transfer ke daerah. Apabila diperbandingkan keduanya maka belanja pemerintah

pusat pada setiap tahunnya hampir dua kali lipat dari transfer ke daerah. Dengan kata lain,

nilai transfer ke daerah pada setiap tahunnya adalah kurang lebih 50% dari belanja

pemerintah pusat. Apabila dilihat lebih rinci, ternyata bahwa belanja terbesar pemerintah

pusat adalah untuk subsidi, terutama subsidi energi. Namun di tahun 2012, justru belanja

terbesar datangnya dari belanja pegawai, bukan belanja subsidi. Berdasarkan fakta ini, kita

bisa berasumsi bahwa adanya moratorium penerimaan PNS mungkin juga bersumber dari

kondisi ini. Tidak tertutup kemungkinan juga, berbagai wacana pengurangan subsidi energi

terutama subsidi BBM mungkin saja dipakai untuk menutupi kekurangan belanja pegawai

yang cukup besar. Namun berbagai asumsi tersebut perlu dibuktikan lebih jauh dengan

melihat fakta-fakta yang lain. Rincian mengenai belanja pemerintah pusat dapat dilihat pada

tabel 3 berikut ini.

Page 4: PERKEMBANGAN APBN

Tabel 3. Belanja Pemerintah Pusat 2006-2012

Sementara itu untuk dana transfer ke daerah, dana alokasi umum merupakan unsur

dana transfer dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan dana bagi hasil pajak dan bagi

hasil sumber daya alam. Hal ini wajar melihat sistem perpajakan kita yang masih cenderung

sentralistik. Otonomi daerah pada dasarnya belum memberikan kebebasan secara lebih luas

kepada daerah untuk mengelola langsung sumber-sumber pendapatan yang ada di

wilayahnya. Ada berbagai alasan yang bisa dijadikan alat pertimbangan kebijakan perpajakan

dan salah satunya adalah adanya kesenjangan sumber daya yang sangat besar antara setiap

daerah serta ketidakmerataan pembangunan di berbagai sektor.

Tabel 4. Transfer ke Daerah 2006-2012

Page 5: PERKEMBANGAN APBN

Berikut ini akan dikemukakan juga perkembangan alokasi APBN untuk beberapa

sektor utama seperti pendidikan, kesehatan, pertanian serta penanggulangan kemiskinan.

Tabel 5. Anggaran Kesehatan 2005 - 2012

Anggaran Kesehatan 2005 - 2012 (miliar rupiah)

Komponen Anggaran Kesehatan

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

real. real. real. real. real. real. APBN APBN1. Anggaran Kesehatan Melalui Belanja Pemerintah Pusat

11.859,70

19.578,00

20.646,90

20.052,10

23.242,50

28.176,30

40.135,20

44.195,20

A. melalui Kementrian Negara

Lembaga11.474,90

19.091,50

19.971,60

18.898,90

21.720,50

26.230,10

37.827,40

41.519,00

i. Kementrian Kesehatan

7.944,40

12.260,50

15.588,40

15.886,20

18.023,60

22.445,40

27.657,10

2.915,80

ii. Badan Pengawas Obat dan Makanan 229,8 302,4 378 395,3 349,7 410 928,8

1.104,10

iii. Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional 8 337,2 468,3 479,8 626,9 797,5

2.413,20

2.593,70

iv. Kementrian Pendidikan Nasional 4,8 10,1 17,7 10,9 0 9,7 0 393,7v. Kementrian Teanaga Kerja dan Transmigrasi 0,9 0,3 32,.7 41 58,4 26,2 108,8 128,2vi. Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat   3,5 3,6 3,1 8,9 3,4 3,5 36,2vii. Kementrian ESDM 71,3 102,1 26,6 71,9 16,6 54,1 0 0

viii. Kementrian PU27.141,80

5.188,50 940,5

1.454,20

1.986,50

1.699,30

6.148,50

6.438,70

ix. Kementrian Lingkungan Hidup 5,5 0 46,6 58,1 46,1 29,6 75 81,9x. Kementrian Ristek 0 0 0 24,2 20,6 18,5 24,6 22xi. Kementrian Pertanian 35,4 191,9 0 402,2 477,1 592,9 194 362,1xii. Kementerian Kelautan dan Perikanan 0 0 53,8 68,7 106,1 205,5 35,7 51,7xiii. Kementerian Lainnya 433,3 695,1

2.415,50 3,4 0 0 238,4 390,8

Total Anggaran K/L120.823,00

189.361,20

225.014,20

259.701,90

306.999,50

330.492,60

432.779,30

508.359,60

B. Melalui Non-Kementerian

Negara/Lembaga BA 999 384,8 486,5 675,3

1.153,20

1.552,00

1.946,20

2.257,80

2.646,33

i. Subsidi Untuk Air Bersih 0 0 0 0 0 0 50 30ii. Akses PNS (Belanja Pegawai) 384,8 486,5 675,3

1.153,20

1.522,00

1.946,20

2.257,80

2.646,30

2. Anggaran kesehatan Melalui Transfer ke Daerah 886,3

2.930,00

3.875,70

4.355,90

4.576,60

3.407,30

3.677,40

3.814,50

i. DAK Kesehatan 6202.406,

803.381,

303.817,

404.017,

402.829,

803.000,

803.005,

90ii. Dana Otonomi Khusus Kesehatan

266,3 523,2 494,4 538,5 559,2 577,5 676,6 808,6

Page 6: PERKEMBANGAN APBN

Papua dan Papua Barat3. Total Anggaran Kesehatan (1+2)

12.746,00

22.508,00

24.522,60

24.408,00

27.819,10

31.583,60

43.812,60

48.009,70

4. Total Belanja Negara517.517,60

699.099,20

752.373,30

989.493,70

937.382,00

1.056.510,30

1.229.558,50

1.418.497,7

0Rasio Anggaran Kesehatan = (3:4)X100% 2,5 3,2 3,3 2,5 3 3 3,6 3,4

Grafik 1. Anggaran Kesehatan

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120.00

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

1,400,000.00

1,600,000.00

1. Anggaran Kesehatan Melalui Belanja Pemerintah PusatA. melalui Kementrian Negara Lembagai. Kementrian Kesehatanii. Badan Pengawas Obat dan Makananiii. Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Tabel 6. Anggaran Pertanian 2007 -2012

ANGGARAN PERTANIAN 2007 -2012 (miliar rupiah)

 2007 2008 2009 2010

2011 2012

APBN-P APBN

1. Belanja Pemerintah Pusat 20.941 39.582,00 41.781,00 44.927,20 51.854,00 52.018,10a. Fungsi pertanian, kesehatn, kelautan, dan perikanan 7.570,30 11.241,80 8.716,80 9.004,70 17.219,90 18.717,50

b. subsidi 13.371,30 28.340,20 33.064,20 35.922,50 34.634,10 33.300,60

i. pupuk 6.260,50 15.181,50 18.329,00 18.410,90 18.803,00 16.944,00

ii. Benih 479 985,2 1.597,20 2.177,50 120,3 279,9

Page 7: PERKEMBANGAN APBN

iii. Kredit Program 47,5 77,6 151 180,3 443,8 469,7

iv. Pangan 6.584,30 12.095,90 12.987,00 15.153,80 15.267,00 15.607,10

2. Transfer ke Daearah 1.492,20 1.492,20 1.492,20 1.543,60 1.806,10 1.879,60

DAK Bidang Pertanian 1.492,20 1.492,20 1.492,20 1.543,60 1.806,10 1.879,60

Total 22.433,80 41.074,20 43.273,20 46.470,80 53.660,10 53.897,70

Grafik 2. Anggaran Pertanian

2007 2008 2009 2010 2011 20120

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,0001. Belanja Pemerintah Pusat a. Fungsi pertanian, kesehatn, kelautan, dan perikananb. subsidii. pupukii. Benihiii. Kredit Programiv. Pangan 2. Transfer ke DaearahDAK Bidang PertanianTotal

Tabel 7. Anggaran Pendidikan

Komponen anggaran pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat 55.668,2 58.565,20 90.632,20 96.480,30 105.356,40 105.518,30anggaran pendidikan melaui transfer ke daerah 86.534,40 95.620,10 117.654,40 127.749,10 158.966,50 186.439,50anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan 0 0 0 1.000,00 2.617,70 1.000,00

anggaran pendidikan 142.202,50154.185,5

0 208.286,60 225.229,30 266.940,60 289.957,80

Page 8: PERKEMBANGAN APBN

total belanja negara 752.373,30989.493,8

01.000.843,9

01.126.146,5

01.320.751,3

01.435.406,7

0

Grafik 3. Anggaran Pendidikan

2007 2008 2009 2010 2011 20120

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

komponen anggaran pendidikan anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusatanggaran pendidikan melaui transfer ke daerah anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaananggaran pendidikan total belanja negara

Tabel 8. Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan

Anggaran Program Kemiskinan 2000 – 2012

Tahun Rp (Triliun)Pendudukan Miskin(% total penduduk)

2000 18 19,12001 25 18,42002 21,5 18,22003 24,5 17,42004 28 16,72005 23,4 162006 46,6 17,82007 53,1 16,62008 60,6 15,42009 80,1 14,22010 81,4 13,32011 93,8 11.5 - 12.52012 99,2 10.5 - 11.5

Grafik. 4. Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan

Page 9: PERKEMBANGAN APBN

200020002001200220032004200520062007200820092010201120120

2

4

6

8

10

12

penduduk miskinRp(Triliun)Series3

PENUTUP

Kesimpulan

Dari ringkasan APBN secara umum ada peningkatan nilai pendapatan, belanja maupun pembiayaan setiap tahunnya; kecuali pada tahun 2009, terdapat lonjakan yang cukup besar pada pembiayaan. pada struktur pendapatan APBN pendapatan datangnya dari penerimaan perpajakan dimana penerimaan pajak dalam negeri masih mendominasi. Sementara itu sumbangan terbesar penerimaan non pajak berasal dari penerimaan sumber daya alam migas. Pada belanja negara nilai transfer ke daerah pada setiap tahunnya adalah kurang lebih 50% dari belanja pemerintah pusat.

Saran

Kita ingin menegaskan kembali bahwa APBN dan APBD bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi

instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan. Kita ikut bertanggung jawab

untuk menggunakan instrumen anggaran dengan sebaik-baiknya. Saya juga perlu

mengingatkan kita semua bahwa kita sudah akan memasuki tahun ketiga pelaksanaan

RPJMN 2010 – 2014. Sudah waktunya melakukan evaluasi paruh waktu pelaksanaan RPJMN

2010 – 2014. Untuk itu, saya harapkan konsultasi triwulanan ini dapat menghasilkan

Page 10: PERKEMBANGAN APBN

alternatif-alternatif untuk mengoptimalkan pemanfaatan APBN dan APBD guna

mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMN

2010 – 2014.

DAFTAR PUSTAKA

http://akholilashari.blogspot.com/2011/04/analisis-apbn.html

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/m/edef-konten-view-mobile.asp?

id=20120629140508171835037

PERKEMBANGAN APBN INDONESIA

DAN

ALOKASINYA

Di Susun Oleh:

Page 11: PERKEMBANGAN APBN

Hyasintus Lama (115030607111010)

Yahya Fahmi (115030607111017)

Aditya Eko Putra (115030607111007)

Siska Widianti K (115030607111009)

Imron Rosyadi (115030607111020)

Yosef Kopertino Bai (115030607111006)

Tri Adinda Trisnawati (115030607111013)

Andita Ratih . P (115030607111011)

PAPER INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI

TUGAS EKONOMI KERAKYATAN