Upload
jihad-imanudi-ridlo-i
View
533
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
APBN saat ini
Citation preview
PERKEMBANGAN APBN INDONESIA DAN ALOKASINYA
PENDAHULUAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen kebijakan
fiskal yang sangat mempengaruhi jalannya perekonomian. Secara umum APBN menjabarkan
rencana kerja dan kebijakan Pemerintah dalam menyelenggarakan Pemerintahan,
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki, mendistribusikan pendapatan dan
kekayaan melalui intervensi kebijakan serta upaya menjaga stabilisasi dan akselerasi kinerja
ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan fiskal maka analisis terhadap APBN dapat
memberikan gambaran tentang arah perekonomian suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Tim Ekspresi (2007) bahwa tujuan penyusunan APBN adalah
sebagai pedoman sumber pendapatan dan penggunaan keuangan negara dalam melaksanakan
tugas pemerintahan untuk meningkatkan produksi, kesempatan kerja, pelayanan masyarakat
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat.
Pentingnya peran APBN dalam perekonomian menimbulkan kepedulian atas
efektivitas dan efisiensi dari APBN, khususnya komponen belanja. Alasan mendasarnya
adalah bahwa komponen belanja APBN merupakan penterjemahan rencana kerja pemerintah
yang memiliki tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang yang perlu dicapai. Efektifitas dan efisiensi ini dapat diukur dengan melihat
bagaimana anggaran dialokasikan, seberapa besar pemanfaatan anggaran tersebut serta
seberapa besar tingkat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan dari anggaran belanja
yang telah dialokasikan.
Tulisan ini tidak secara menyeluruh membahas ketiga ukuran efektifitas dan efisiensi
di atas namun hanya menganalisis aspek alokasi anggarannya saja. Akan digambarkan di sini
tentang bagaimana perkembangan APBN beberapa tahun terakhir yang dapat diidentifikasi
dari perkembangan pendapatannya, perkembangan belanjanya serta perkembangan
pembiayaannya. Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana APBN tersebut dialokasikan
untuk dapat menganalisis ke mana sebenarnya perekonomian negara kita diarahkan.
ANALISIS PERKEMBANGAN APBN INDONESIA
Secara umum, kita dapat melihat perkembangan APBN Indonesia sejak tahun 2006
sampai dengan tahun 2012 sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 1. Ringkasan APBN 2006-2012
Dari ringkasan APBN di atas, dapat dilihat bahwa secara umum ada peningkatan nilai
pendapatan, belanja maupun pembiayaan setiap tahunnya; kecuali pada tahun 2009, terdapat
lonjakan yang cukup besar pada pembiayaan sebagai akibat dari penurunan pendapatan
maupun belanja pada tahun yang bersangkutan.
Khusus pada struktur pendapatan APBN, pendapatan terbesar kita datangnya dari
penerimaan perpajakan dimana penerimaan pajak dalam negeri masih mendominasi.
Sementara itu sumbangan terbesar penerimaan non pajak berasal dari penerimaan sumber
daya alam migas. Rincian tentang perkembangan sumber-sumber serta nilai pendapatan
negara secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Pendapatan Negara dan Hibah 2006-2012.
Pada item belanja negara, dikenal dua unsur pokok belanja yaitu belanja pemerintah
pusat dan transfer ke daerah. Apabila diperbandingkan keduanya maka belanja pemerintah
pusat pada setiap tahunnya hampir dua kali lipat dari transfer ke daerah. Dengan kata lain,
nilai transfer ke daerah pada setiap tahunnya adalah kurang lebih 50% dari belanja
pemerintah pusat. Apabila dilihat lebih rinci, ternyata bahwa belanja terbesar pemerintah
pusat adalah untuk subsidi, terutama subsidi energi. Namun di tahun 2012, justru belanja
terbesar datangnya dari belanja pegawai, bukan belanja subsidi. Berdasarkan fakta ini, kita
bisa berasumsi bahwa adanya moratorium penerimaan PNS mungkin juga bersumber dari
kondisi ini. Tidak tertutup kemungkinan juga, berbagai wacana pengurangan subsidi energi
terutama subsidi BBM mungkin saja dipakai untuk menutupi kekurangan belanja pegawai
yang cukup besar. Namun berbagai asumsi tersebut perlu dibuktikan lebih jauh dengan
melihat fakta-fakta yang lain. Rincian mengenai belanja pemerintah pusat dapat dilihat pada
tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Belanja Pemerintah Pusat 2006-2012
Sementara itu untuk dana transfer ke daerah, dana alokasi umum merupakan unsur
dana transfer dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan dana bagi hasil pajak dan bagi
hasil sumber daya alam. Hal ini wajar melihat sistem perpajakan kita yang masih cenderung
sentralistik. Otonomi daerah pada dasarnya belum memberikan kebebasan secara lebih luas
kepada daerah untuk mengelola langsung sumber-sumber pendapatan yang ada di
wilayahnya. Ada berbagai alasan yang bisa dijadikan alat pertimbangan kebijakan perpajakan
dan salah satunya adalah adanya kesenjangan sumber daya yang sangat besar antara setiap
daerah serta ketidakmerataan pembangunan di berbagai sektor.
Tabel 4. Transfer ke Daerah 2006-2012
Berikut ini akan dikemukakan juga perkembangan alokasi APBN untuk beberapa
sektor utama seperti pendidikan, kesehatan, pertanian serta penanggulangan kemiskinan.
Tabel 5. Anggaran Kesehatan 2005 - 2012
Anggaran Kesehatan 2005 - 2012 (miliar rupiah)
Komponen Anggaran Kesehatan
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
real. real. real. real. real. real. APBN APBN1. Anggaran Kesehatan Melalui Belanja Pemerintah Pusat
11.859,70
19.578,00
20.646,90
20.052,10
23.242,50
28.176,30
40.135,20
44.195,20
A. melalui Kementrian Negara
Lembaga11.474,90
19.091,50
19.971,60
18.898,90
21.720,50
26.230,10
37.827,40
41.519,00
i. Kementrian Kesehatan
7.944,40
12.260,50
15.588,40
15.886,20
18.023,60
22.445,40
27.657,10
2.915,80
ii. Badan Pengawas Obat dan Makanan 229,8 302,4 378 395,3 349,7 410 928,8
1.104,10
iii. Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional 8 337,2 468,3 479,8 626,9 797,5
2.413,20
2.593,70
iv. Kementrian Pendidikan Nasional 4,8 10,1 17,7 10,9 0 9,7 0 393,7v. Kementrian Teanaga Kerja dan Transmigrasi 0,9 0,3 32,.7 41 58,4 26,2 108,8 128,2vi. Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 3,5 3,6 3,1 8,9 3,4 3,5 36,2vii. Kementrian ESDM 71,3 102,1 26,6 71,9 16,6 54,1 0 0
viii. Kementrian PU27.141,80
5.188,50 940,5
1.454,20
1.986,50
1.699,30
6.148,50
6.438,70
ix. Kementrian Lingkungan Hidup 5,5 0 46,6 58,1 46,1 29,6 75 81,9x. Kementrian Ristek 0 0 0 24,2 20,6 18,5 24,6 22xi. Kementrian Pertanian 35,4 191,9 0 402,2 477,1 592,9 194 362,1xii. Kementerian Kelautan dan Perikanan 0 0 53,8 68,7 106,1 205,5 35,7 51,7xiii. Kementerian Lainnya 433,3 695,1
2.415,50 3,4 0 0 238,4 390,8
Total Anggaran K/L120.823,00
189.361,20
225.014,20
259.701,90
306.999,50
330.492,60
432.779,30
508.359,60
B. Melalui Non-Kementerian
Negara/Lembaga BA 999 384,8 486,5 675,3
1.153,20
1.552,00
1.946,20
2.257,80
2.646,33
i. Subsidi Untuk Air Bersih 0 0 0 0 0 0 50 30ii. Akses PNS (Belanja Pegawai) 384,8 486,5 675,3
1.153,20
1.522,00
1.946,20
2.257,80
2.646,30
2. Anggaran kesehatan Melalui Transfer ke Daerah 886,3
2.930,00
3.875,70
4.355,90
4.576,60
3.407,30
3.677,40
3.814,50
i. DAK Kesehatan 6202.406,
803.381,
303.817,
404.017,
402.829,
803.000,
803.005,
90ii. Dana Otonomi Khusus Kesehatan
266,3 523,2 494,4 538,5 559,2 577,5 676,6 808,6
Papua dan Papua Barat3. Total Anggaran Kesehatan (1+2)
12.746,00
22.508,00
24.522,60
24.408,00
27.819,10
31.583,60
43.812,60
48.009,70
4. Total Belanja Negara517.517,60
699.099,20
752.373,30
989.493,70
937.382,00
1.056.510,30
1.229.558,50
1.418.497,7
0Rasio Anggaran Kesehatan = (3:4)X100% 2,5 3,2 3,3 2,5 3 3 3,6 3,4
Grafik 1. Anggaran Kesehatan
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120.00
200,000.00
400,000.00
600,000.00
800,000.00
1,000,000.00
1,200,000.00
1,400,000.00
1,600,000.00
1. Anggaran Kesehatan Melalui Belanja Pemerintah PusatA. melalui Kementrian Negara Lembagai. Kementrian Kesehatanii. Badan Pengawas Obat dan Makananiii. Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Tabel 6. Anggaran Pertanian 2007 -2012
ANGGARAN PERTANIAN 2007 -2012 (miliar rupiah)
2007 2008 2009 2010
2011 2012
APBN-P APBN
1. Belanja Pemerintah Pusat 20.941 39.582,00 41.781,00 44.927,20 51.854,00 52.018,10a. Fungsi pertanian, kesehatn, kelautan, dan perikanan 7.570,30 11.241,80 8.716,80 9.004,70 17.219,90 18.717,50
b. subsidi 13.371,30 28.340,20 33.064,20 35.922,50 34.634,10 33.300,60
i. pupuk 6.260,50 15.181,50 18.329,00 18.410,90 18.803,00 16.944,00
ii. Benih 479 985,2 1.597,20 2.177,50 120,3 279,9
iii. Kredit Program 47,5 77,6 151 180,3 443,8 469,7
iv. Pangan 6.584,30 12.095,90 12.987,00 15.153,80 15.267,00 15.607,10
2. Transfer ke Daearah 1.492,20 1.492,20 1.492,20 1.543,60 1.806,10 1.879,60
DAK Bidang Pertanian 1.492,20 1.492,20 1.492,20 1.543,60 1.806,10 1.879,60
Total 22.433,80 41.074,20 43.273,20 46.470,80 53.660,10 53.897,70
Grafik 2. Anggaran Pertanian
2007 2008 2009 2010 2011 20120
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,0001. Belanja Pemerintah Pusat a. Fungsi pertanian, kesehatn, kelautan, dan perikananb. subsidii. pupukii. Benihiii. Kredit Programiv. Pangan 2. Transfer ke DaearahDAK Bidang PertanianTotal
Tabel 7. Anggaran Pendidikan
Komponen anggaran pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012
anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat 55.668,2 58.565,20 90.632,20 96.480,30 105.356,40 105.518,30anggaran pendidikan melaui transfer ke daerah 86.534,40 95.620,10 117.654,40 127.749,10 158.966,50 186.439,50anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan 0 0 0 1.000,00 2.617,70 1.000,00
anggaran pendidikan 142.202,50154.185,5
0 208.286,60 225.229,30 266.940,60 289.957,80
total belanja negara 752.373,30989.493,8
01.000.843,9
01.126.146,5
01.320.751,3
01.435.406,7
0
Grafik 3. Anggaran Pendidikan
2007 2008 2009 2010 2011 20120
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
komponen anggaran pendidikan anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusatanggaran pendidikan melaui transfer ke daerah anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaananggaran pendidikan total belanja negara
Tabel 8. Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan
Anggaran Program Kemiskinan 2000 – 2012
Tahun Rp (Triliun)Pendudukan Miskin(% total penduduk)
2000 18 19,12001 25 18,42002 21,5 18,22003 24,5 17,42004 28 16,72005 23,4 162006 46,6 17,82007 53,1 16,62008 60,6 15,42009 80,1 14,22010 81,4 13,32011 93,8 11.5 - 12.52012 99,2 10.5 - 11.5
Grafik. 4. Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan
200020002001200220032004200520062007200820092010201120120
2
4
6
8
10
12
penduduk miskinRp(Triliun)Series3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari ringkasan APBN secara umum ada peningkatan nilai pendapatan, belanja maupun pembiayaan setiap tahunnya; kecuali pada tahun 2009, terdapat lonjakan yang cukup besar pada pembiayaan. pada struktur pendapatan APBN pendapatan datangnya dari penerimaan perpajakan dimana penerimaan pajak dalam negeri masih mendominasi. Sementara itu sumbangan terbesar penerimaan non pajak berasal dari penerimaan sumber daya alam migas. Pada belanja negara nilai transfer ke daerah pada setiap tahunnya adalah kurang lebih 50% dari belanja pemerintah pusat.
Saran
Kita ingin menegaskan kembali bahwa APBN dan APBD bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi
instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan. Kita ikut bertanggung jawab
untuk menggunakan instrumen anggaran dengan sebaik-baiknya. Saya juga perlu
mengingatkan kita semua bahwa kita sudah akan memasuki tahun ketiga pelaksanaan
RPJMN 2010 – 2014. Sudah waktunya melakukan evaluasi paruh waktu pelaksanaan RPJMN
2010 – 2014. Untuk itu, saya harapkan konsultasi triwulanan ini dapat menghasilkan
alternatif-alternatif untuk mengoptimalkan pemanfaatan APBN dan APBD guna
mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMN
2010 – 2014.
DAFTAR PUSTAKA
http://akholilashari.blogspot.com/2011/04/analisis-apbn.html
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/m/edef-konten-view-mobile.asp?
id=20120629140508171835037
PERKEMBANGAN APBN INDONESIA
DAN
ALOKASINYA
Di Susun Oleh:
Hyasintus Lama (115030607111010)
Yahya Fahmi (115030607111017)
Aditya Eko Putra (115030607111007)
Siska Widianti K (115030607111009)
Imron Rosyadi (115030607111020)
Yosef Kopertino Bai (115030607111006)
Tri Adinda Trisnawati (115030607111013)
Andita Ratih . P (115030607111011)
PAPER INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI
TUGAS EKONOMI KERAKYATAN