25
Tugas Kelompok Mata Kuliah :Psikologi Konsumen PERLINDUNGAN KONSUMEN Disusun oleh: KELOMPOK IV Jauri Rakasiwi Q111 12 012 Dwiana Fajriati Q111 12 013 Ilhamsyah Ekaputera Andy Omar Q111 12 102 Andi Mardyah Mursal Q111 12 107 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

Perlindungan Konsumen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perlindungan Konsumen (Psikologi)

Citation preview

Tugas Kelompok

Mata Kuliah :Psikologi Konsumen

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Disusun oleh:

KELOMPOK IV

Jauri RakasiwiQ111 12 012

Dwiana Fajriati Q111 12 013

Ilhamsyah Ekaputera Andy OmarQ111 12 102

Andi Mardyah MursalQ111 12 107

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Ketika konsumen membeli suatu barang dan/atau jasa, ada willingness to pay (keinginan untuk membayar) konsumen, yang mana willingness to pay ini adalah jumlah maksimum kesediaan seseorang untuk membayar, mengorbankan atau pertukarkan untuk menerima yang suatu barang atau untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, seperti polusi (Samdin, 2010). Sehingga jelas ketika konsumen membeli suatu barang dan/atau jasa, ada harapan atau ekspektasi konsumen dari apa yang ia beli tersebut. Namun terkadang barang/dan atau jasa yang telah dibeli jauh dari pesepsi dan harapan konsumen, bahkan bisa jadi merugikan konsumen itu. Misalnya pada kasus gugatan warga Jepang, Takasu Masaharu, terhadap PT Coca Cola Indonesia karena di Coca Cola yang dikonsumsinya ditemukan obat nyamuk (detik.com). Hal itu membuat tenggorokan serta dada penggugat menjadi sakit dan didera panas berlebihan, kepala berdenyut sakit serta perut bergejolak yang menimbulkan rasa mual dan nyeri.

Selain kasus diatas, masih banyak kasus terkait pelanggaran hak-hak konsumen yang mulai meresahkan masyarakat. Seperti beredarnya banyak penjual makanan yang mencampurkan makanannya dengan formalin dan boraks agar lebih awet dan terlihat segar, bakso-bakso yang terbuat dari daging tikus, serta pewarna tekstil pada makanan dan minuman, membuat masyarakat kian resah karena mengkhawatirkan kesehatan mereka di kemudian mereka. Kasus-kasus seperti ini tidak hanya terjadi sekali, namun selalu menjadi berita hangat di berbagai media massa nasional (Susanto, 2008). Hanya saja, berita tersebut sering muncul tenggelam hingga menjadi isu yang tidak terselesaikan.

Maka untuk menghindari semakin tingginya angka jumlah kasus pelanggaran hak konsumen, konsumen dilindungi dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Undang-undang ini dimaksudkan untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kurangnya sosialisasi terkait undang-undang ini yang membuat banyaknya bermunculan produsen nakal. Para produsen tidak tahu apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka, sehingga kadang barang yang mereka iklankan tidak sesuai dengan kondisi barangnya.

Kurangnya sosialisasi ini juga membuat pihak konsumen tidak tahu-menahu apa yang menjadi haknya ketika melakukan transaksi jual beli. Tak jarang ada kasus konsumen yang mendapatkan barang rusak setelah membeli tapi tidak segera menuntut atau melaporkan pada pihak berwajib. Padahal konsumen punya hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Namun karena kurang pahamnya terkait hal ini maka perbuatan produsen yang seperti itu dibiarkan begitu saja. Sehingga, sebagai seorang konsumen penting untuk mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajiban mereka, serta sebagai produsen juga serta sebagai produsen kita bisa mengetahui apa hak dan kewajiban, serta apa saja perbuatan yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan oleh para pelaku usaha.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja hak dan kewajiban konsumen?

1.2.2 Apa saja hak dan kewajiban produsen?

1.2.3 Apa upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi padanya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui apa saja hak dan kewajiban konsumen

1.3.2 Untuk mengetahui apa saja hak dan kewajiban produsen.

1.3.3 Untuk upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi padanya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perlindungan Konsumen

2.1.1 Definisi Perlindungan Konsumen

UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen memaparkan bahwa Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

2.1.2 Tujuan Perlindungan Konsumen

Tujuan Perlindungan Konsumen di atur dalam Pasal 3 UU No. 8 Tahun 1999, bahwa Perlindungan konsumen bertujuan :

a) Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;

b) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;

c) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak- haknya sebagai konsumen;

d) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;

e) Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;

f) Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

2.1.3 Hak Konsumen

Dalam Pasal 4 UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen dinyatakan bahwa Hak konsumen adalah :

a) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

c) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

d) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

e) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g) Hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

h) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya

2.1.4 Kewajiban Konsumen

Dalam Pasal 5 UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen dinyatakan bahwa kewajiban konsumen adalah :

a) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

b) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

c) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

d) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

2.2 Pelaku Usaha

2.2.1 Definisi Pelaku Usaha

UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen memaparkan bahwa Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersamasama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

2.2.2 Hak Pelaku Usaha

Dalam Pasal 6 UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen dinyatakan bahwa Hak pelaku usaha adalah :

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;

c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;

d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

2.2.3 Kewajiban Pelaku Usaha

Dalam Pasal 7 UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen dinyatakan bahwa Kewajiban pelaku usaha adalah :

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa

yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

2.3 Upaya Meminimalisir Kerugian pada Konsumen

2.3.1 Tips Konsumen Cerdas

LPK (Lembaga Perlindungan Konsumen) memberikan tips-tips kepada konsumen agar lebih cerdas dalam memilih suatu barang dan jasa, baik secara langsung (di suatu pusat perbelanjaan resmi atau tidak resmi), serta di online shop. Untuk itu dibawah ini beberapa tips ketika membeli suatu produk barang dan/atau jasa (perlindungankonsumen.id/index.php/tips-konsumen-cerdas):

a. Pangan

Untuk produk pangan yang dikemas:

Cek Labelnya: produk pangan yang telah memenuhi persyaratan keamanan pangan yang ditetapkan BPOM akan mendapatkan kode : MD untuk makanan produk dalam negeri, ML untuk makanan produk luar negeri (import) dan P-IRT untuk produk industry rumah tangga. Selain itu perhatikanlah tanggal kadaluarsa, dan alamat produsen/importer untuk pangan impor

Cek standarnya: ada ketentuan SNI tanaman pangan yang bersifat wajib dan sukarela, baik untuk pangan segar maupun pangan olahan seperti tepung terigu

Cek kemasannya: masih utuh bentuknya atau sudah penyok

Perhatikan produk pangan yang halal dengan adanya label halal berdasarkan Sertifikasi Halal dari MUI

Untuk produk pangan curah

Perhatikan bentuk fisik, bau, dan rasanya. Kenali produk:

Pangan yang berpengawet, bentuk fisiknya kelihatan segar meski sudah lama ditaruh di luar lemari pendingin dan serangga seperti lalat enggan untuk hinggap, karena proses pembusukan dihambat

Pangan yang menggunakan bahan pengawet yang berbahaya/dilarang (seperti pwarna untuk tekstil), biasanya fisiknya terlalu mencolok

Pangan yang menggunakan pemanis buatan, rasanya manis tapi kepahit-pahitan.

b. Layanan Rumah Sakit

Carilah informasi seputar proses pelayanan saat pertama mendatangi RS, apa langsung mendapatkan layanan yang di rekomendasikan atau sekedar memarkir pasien

Memahami hak dan kewajiban sebagai pasien, memposisikan diri sejajar sebagai mitra dokter, dan mencari informasi yang berimbang tentang kesehatan

Memberikan informasi kepada kesehatannya dengan benar dan jujur kepada dokter

Sebagai pasien munta untuk selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Jangan serahkan seluruh keputusan hanya kepada dokter. Pilih dokter yang peduli dan komunikatif kepada pasiennya

Proaktif menggali informasi penyakit dengan mendalam dan mencatat riwayat kesehatan yang dilengkapi rekam medis

Jangan meminta atau memaksa dokter untuk memberikan obat yang mampu menyembuhkan secara cepat sehingga dokter memberikan tindakan medis yang salah

Mencari pendapat ke dokter lain (second opinion) untuk mendapatkan informasi yang benar dan menyeluruh

Saat mengambul obat, cocokkan sekali lagi nama pasien dan nama obat yang tertera pada kantong obat. Tanyakan sehari diminum berapa kali? Setiap kali makan berapa butir? Kapan waktu minum obat? Minum obat harus sesuai waktu yang ditentukan. Minumlah obat disertai air putih (jangan dengan air the, kopi, atau minuman ringan lainnya).

c. Kendaraan Bermotor

Saat membeli kendaraan bermotor dengan cara angsuran, Hal ini lah yang harus dilakukan:

Pada Tahap pra transaksi

Cermati dulu informasi pada brosur yang tersedia, terutama mengenai: rincian angsuran sampai lunas; asuransi; perhitungan biaya dan besarnya denda dikarenakan pada konsumen jika terlambat membayar angsuran, dan mekanisme pembayaran. Perhitungkanlah besarnya kewajiban pembayaran sesuai dengan kekuatan finansial anda

Pada Tahap Transaksi, perhatikanlah hal-hal berikut:

Beritikad baik membayar angsuran secara tepat waktu

Selama pembayaran angsuran jatuh tempa, konsumen sudah menyiapkan tiga kali angsuran bulan berikutnya untuk menghindari tunggakan pembayaran

Perhatikan besarnya biaya administrasi dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

Perhatikan layanan perpanjangan STNK

Pembayaran premi asuransi untuk setahun berikutnya selama menganggur, demi menghindari kerugian apabila kendaraan hilang karena dicuri

Pada Tahap pasca transaksi, pastikan hal berikut ini:

Waktu pembayaran BPKB kendaraan bermotor

Segera memperpanjang asuransi untuk menghindari kerugian bila kendaraan dicuri setelah lunas

d. Elektronik

Jika ingin membeli barang elektronik, perhatikan lah aspek umum berikut:

1. Perhatikan dengan seksama informasi pada label, diantaranya tegangan listrik, peringata penggunaan, tahun pembuatan, nomor produksi serta nama, alamat, dan nomor telepon produsen atau importer

2. Perhatikan pada setiap produk elektronik harus ada label keamanan prodkuk (quality control/CC) pada produk atau bungkusnya

3. Sesuai ketentuan pemerintah, harus ada petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi berbahasa Indonesia, untuk produk diantaranya : alat perekam atau re produksi gambar dan suara (CD, DVD, dan pemutar VCR), AC, lemari es, TV, dll.

4. Cek masa garansi dari berbagai merek yang jadi alternative pilihan. Semakin lama masa garansi maka konsumen semakin mendapat perlindungan dalam pemakaian

5. Teliti juga cakupan garansi: semua komponen atau bagian tertentu saja. Demikian juga apakah termasuk suku cadang dan jasa perbaikan

6. Bila membeli dengan cara dicicil, tentunya diminta menandatangani surat kontrak jual beli secara kredit, maka pahamilah isinya tertutama ketentuan hak dan kewajiban terkait tanggal pembayaran angsuran jatuh tempo, harga pokok, suku bungan, besarnya denda, dsb

7. Pastikan ada kantor pusat pelayanan (service center) resmi di daerah, terutama bila tingal di luar Jawa, juga. Juga lebih baik bila petugasnya bisa melakukan kunjungan ke rumah.

e. Toko Online (Online Shop)

Berbelanja secara online akan sangat mengundang penipuan dari oknum-oknum yang hanya ingin mencari keuntungan. Sehingga untuk itu konsumen perlu berhati-hati ketika akan berbelaanja secara onlin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila berbelanja secara online melalui internet atau HP adalah :

Lakukan pengecekan berulang-ulang sebelum membeli.

Tanyakan kepada orang yang pernah berbelanjan di online shop tersebut

Cek testimony yang ada pada akun sosial media online shop.

Minta bukti pengiriman barang (resi) dan cek melalui website pengiriman barang (JNE, TIKI, dll).

2.3.2 Proses Pengaduan kerugian yang dialami Konsumen

Untuk memudahkan konsumen yang mengalami kerugian maka beberapa hal perlu dilakukan menuruy YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), menyarankan:

Pertama, cara yang dapat dilakukan untuk mengadu adalah melalui telepon, surat atau datang lansung. Pengaduan melalui telepon dikategorikan menjadi dua yaitu hanya minta informasi atau saran (advice), maka telpon itu cukup dijawab secara lisan pula dan diberikan advice pada saat itu dan selesai.

Pengaduannya untuk ditindaklanjuti. Jika konsumen meminta pengaduannya ditindaklanjuti, maka si penelepon diharuskan mengirim surat pengaduan secara tertulis ke YLKI yang berisi :

a. kronologis kejadian yang dialami sehingga merugikan konsumen

b. wajib mencantumkan identitas dan alamat lengkap konsumen

c. menyertakan barang bukti atau fotocopy dokumen pelengkap lainnya (kwitansi pembelian, kartu garansi, surat perjanjian, dll)

d. Apakah konsumen sudah pernah melakukan komplain ke pelaku usaha. Jika belum pernah, maka konsumen dianjurkan untuk melakukan komplain secara tertulis ke pelaku usaha terlebih dahulu.

e. Cantumkan tuntutan dari pengaduan konsumen tersebut

Kedua, setelah surat masuk ke YLKI, resepsionis meregister semua surat-surat yang masuk secara keseluruhannya (register I). Selanjutnya surat diberikan kepada Pengurus Harian setidaknya ada tiga yaitu (a) ditindaklanjuti/ tidak ditindaklanjuti (b) bukan sengketa konsumen (c) bukan skala prioritas. Surat di disposisikan ke Bidang Pengaduan Konsumen dilakukan register II Khusus sebagai data pengaduan.

Ketiga, setelah surat sampai ke personil yang menangani maka dilakukan seleksi administrasi disini berupa kelengkapan secara administrasi

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Undang-undang perlindungan konsumen bertujuan agar konsumen memiliki perlindungan secara hukum terhadap dampak negatif dari pemakaian barang dan/atau jasa. Sehingga dengan adanya undang-undang ini, diharapkan kasus terkait pelnggaran hak konsumen bisa diminmalisir. Untuk itu konsumen juga perlu tahu apa saja hak dan kewajibannya berdasarkan pada undang-undang perlindungan konsumen tersebut.

Hak-hak konsumen itu ialah, hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan, hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan, hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut, hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen, hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, dan hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Selain memiliki hak, konsumen juga memiliki kewajiban, yaitu membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan, beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa, membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati, dan mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Tidak hanya konsumen yang memiliki hak dan kewajiban, produsen atau pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajibannya tersendiri. Hak pelaku usaha itu ialah, hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan, hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik, hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen, hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan. Sedangkan kewajiban pelaku usaha, antara lain adalah beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya, memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan, memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku, memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan, memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan, memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Adapun beberapa upaya yang dilakukan oleh konsumen untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi padanya, yaitu dengan mengecek secara teliti dan seksama kemasan, standar, dan label. Khusus untuk produk pangan kenali dengan baik bentuk fisik makanan yang segar dan tanpa pewarna buatan. Hal-hal seperti brosur dan iklah juga perlu diperhatikan secara seksama agar tidak ada informasi yang terlewatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggadha, Arry. (2005). Kasus Obat Nyamuk dalam Coca Cola Divonis 19 Januari. http://news.detik.com/read/2005/01/05/151516/267683/10/kasus-obat-nyamuk-dalam-coca-cola-divonis-19-januari

Anonim.(________). Perlindungan Konsumen: Tips Konsumen Cerdas. https://www.perlindungankonsumen.id/index.php/tips-konsumen-cerdas

Samdin, Z. (2010). Factors Influencing the Willingness to Pay for Entrance Permit: The Evidence from Taman Negara National Park. Journal of Sustainable Development, Vol.3 No.3, September 2010, 212-220.

Susanto, H. (2008).Hak-hak konsumen jika dirugikan. Visimedia.