4
PERMASALAHAN BUDIDAYA ASPARAGUS Asparagus ( Asparagus officinalis ), merupakan tanaman terna tahunan. Asparagus mempunyai batang didalam tanah atau rizoma, yang dapat menumbuhkan rebung asparagus. Sedangkan "batang" yang terlihat di luar tanah adalah tempat tumbuhnya cabang, ranting serta daun. Daun asparagus berbentuk jarum. Sekilas tanaman asparagus penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Tapi tinggi tanaman hanya sekitar 1 meter, dengan diameter batang hanya 1 centi meter. Didalam suatu rumpun asparagus, biasanya akan terdapat 4 hingga 5 batang tanaman. Karena di Bandungan asparagus dipanen hanya daunnya, maka rebung yang tumbuh selalu dibiarkan menjadi individu tanaman yang baru. Sesudah mencapai umur tertentu, maka daun asparagus akan dipanen dengan cara dipotong mulai bagian pangkal batangnya. Pemanenan daun asparagus dan juga rebungnya, dilakukan dengan interval 1 hingga 1,5 bulan di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara 1,5 hingga 2 bulan. Budidaya asparagus, dilakukan menggunakan benih yang berasal dari perbanyakan generatif melalui biji. Asparagus berbuah buni memiliki bentuk bulat dengan diameter 0,5 centi meter. Warna buah hijau saat masih muda serta akan berubah menjadi cokelat kehitaman saat telah tua. Buah masak ditandai dengan warna hitam serta lembeknya kulit buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji asparagus juga berwarna hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat perkecambahan, petani biasanya melakukan perendaman biji dengan air hangat (suhu 40 - 45° C) yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), perendaman dilakukan selama 12 jam. Air perendaman di ganti satu kali agar menjaga suhu serta ketersediaan oksigen. Dengan perendaman demikian, perkecambahan benih dapat berlangsung lebih cepat, dan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Permasalahan Budidaya Asparagus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Permasalahan Budidaya Asparagus

PERMASALAHAN BUDIDAYA ASPARAGUS

Asparagus ( Asparagus officinalis ), merupakan tanaman terna tahunan. Asparagus mempunyai batang didalam tanah atau rizoma, yang dapat menumbuhkan rebung asparagus. Sedangkan "batang" yang terlihat di luar tanah adalah tempat tumbuhnya cabang, ranting serta daun. Daun asparagus berbentuk jarum. Sekilas tanaman asparagus penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Tapi tinggi tanaman hanya sekitar 1 meter, dengan diameter batang hanya 1 centi meter. Didalam suatu rumpun asparagus, biasanya akan terdapat 4 hingga 5 batang tanaman. Karena di Bandungan asparagus dipanen hanya daunnya, maka rebung yang tumbuh selalu dibiarkan menjadi individu tanaman yang baru. Sesudah mencapai umur tertentu, maka daun asparagus akan dipanen dengan cara dipotong mulai bagian pangkal batangnya. Pemanenan daun asparagus dan juga rebungnya, dilakukan dengan interval 1 hingga 1,5 bulan di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara 1,5 hingga 2 bulan.

Budidaya asparagus, dilakukan menggunakan benih yang berasal dari perbanyakan generatif melalui biji. Asparagus berbuah buni memiliki bentuk bulat dengan diameter 0,5 centi meter. Warna buah hijau saat masih muda serta akan berubah menjadi cokelat kehitaman saat telah tua. Buah masak ditandai dengan warna hitam serta lembeknya kulit buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji asparagus juga berwarna hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat perkecambahan, petani biasanya melakukan perendaman biji dengan air hangat (suhu 40 - 45° C) yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), perendaman dilakukan selama 12 jam. Air perendaman di ganti satu kali agar menjaga suhu serta ketersediaan oksigen. Dengan perendaman demikian, perkecambahan benih dapat berlangsung lebih cepat, dan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Rebung asparagus sebetulnya adalah ujung rizome yang akan tumbuh menjadi individu tanaman baru. Rebung ini berwarna putih saat masih berada didalam tanah, lalu berwarna hijau muda dengan pangkal agak kemerahan saat sudah menyembul di permukaan tanah. Rebung asparagus berdiameter sedikit lebih besar dibandingkan  dengan batang dewasanya. Panen umumnya dilakukan saat rebung tersebut masih berada di dalam tanah. Warna rebung putih, masih sangat lunak dengan kulit yang juga lembut. Panjang rebung yang dipanen antara 15 hingga 20 centi meter. Tapi ada juga konsumen yang menginginkan rebung yang sudah menyembul dari permukaan tanah serta berwarna hijau.

Tanaman asparagus akan tumbuh lebih cepat di kawasan tropis dibanding bila di kawasan sub tropis. Hal ini kerena pada sub tropis, fotosintesis terbatas hanya selama musim panas. Sedangkan bila musim dingin, tanaman akan mengalami masa dorman (istirahat). Pada iklim tropis, asparagus dapat berfotosintesis penuh sepanjang tahun. Saat musim kemarau, bila lahan diberikan pengairan cukup baik, maka produksi rebung dapat lebih tinggi daripada saat musim penghujan. Walaupun tidak berpengairan teknis, lahan - lahan vulkanis di pegunungan biasanya

Page 2: Permasalahan Budidaya Asparagus

akan tetap lembap pada musim kemarau. Sehingga volume produksi rebung di kawasan tropis, rata - rata juga lebih tinggi dari pada produksi di kawasan sub tropis. Rata - rata produksi rebung asparagus dengan budidaya monokultur dapat menghasilkan sekitar 10 ton rebung segar per hektar per tahun. Namun, budidaya asparagus secara monokultur dengan manajemen modern, telah terbukti kurang efisien dibanding dengan budidaya secara tradisional oleh rakyat.

Pada wilayah Indonesia, budidaya asparagus cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 hingga 1700  mdpl. Seperti di Brastagi (Sumut). Bukittinggi (Sumbar), Curub (Bengkulu), Puncak, Selabintana, Lembang dan Pangalengan (Jabar). Baturaden, Dieng, Temanggung, Bandungan, Kopeng dan Tawangmangu (Jateng), Kaliurang (DIY), Tretes, Selecta, Batu dan pegunungan Ijen (Jatim), Bedugul (Bali), Sembalun (Lombok) dan Toraja (Sulsel). Kawasan ini bertanah vulkanis yang gembur dan kaya bahan organik. Tapi produksi asparagus dapat lebih optimal bila lahan diberikan pupuk organik. Para petani sayuran di kawasan ini, umumnya menggunakan pupuk kandang berupa kotoran sapi dan domba untuk menyuburkan lahan mereka. Lahan gembur dan kaya bahan organik mutlak dibutuhkan oleh asparagus untuk membentuk rizome dan memproduksi rebung.

Sayangnya, hingga saat ini asparagus tanaman rakyat tidak pernah dipanen rebungnya untuk dipasarkan sebagai "sayuran elite". Padahal kebun - kebun asparagus skala besar telah tutup. Sampai saat ini, hotel - hotel serta restoran berbintang selalu menggunakan rebung asparagus impor, terutama yang telah dikalengkan. Beberapa hotel bintang malah secara rutin mengimpor rebung asparagus segar meskipun volumenya tetap sangat terbatas. Seandainya hotel - hotel bintang ini bisa kontak dengan para petani asparagus di Bandungan atau daerah lain, maka kedua belah pihak akan sangat diuntungkan. Konsumen akan memperoleh asparagus segar dengan harga lebih murah dari pada yang impor. Sedangkan petani akan mendapatkan harga yang baik dibanding dengan memanen asparagus mereka hanya untuk ornamen rangkaian bunga. Peluang usaha inilah yang dapat anda tangkap dari asparagus, budidayakan asparagus untuk di ambil rebungnya dan jual ke hotel hotel atau restoran berbintang yang ada dalam negeri dan bahkan eksport.

Sedangkan menurut jobs W. Hofste, hambatan utama mengusahakan asparagus di Indonesia hanya pada masalah budidaya dan manajemen saja. Misalnya varietasnya yang tidak sesuai dengan kondisi iklimny•a dan cara perawatan yang kurang baik. Atau pengelolaan mana-jemennya yang tidak tepat. Dengan kata lain, bila kedua masalah itu bisa diatasi, tidak ada halangan lagi. Hal senada juga diucapkan oleh G.J.H. Grubben, "Kegagalan budidaya komoditas ini lebih disebabkan oleh pemilihan lahan yang tidak tepat serta' manajemen yang kurang. Tetapi penyebab utamanya adalah besarnya investasi untuk membeli bibit-bibit impor yang belum pasti tumbuhnya di Indonesia.".

Permasalahan dalam budidaya asparagus

Page 3: Permasalahan Budidaya Asparagus

1. Pemberian pupuk dan pestisida yang rutin berpengaruh pada kualitas asparagus2. Tanaman asparagus tidak bisa dipanen lagi,karena tunas barunya terus diambil sebagai

bibit

3. Asparagus masih belum dikenal di kalangan masyarakat karena harganya yang mahal