Upload
ari-sudewa
View
451
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali sekaligus menjadi ibukota Provinsi Bali, Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.Penanganan masalah sampah di Kota Denpasar berada di dusun Suwung dengan luas areal 22 ha dan akan diperluas menjadi 40 ha, perlu dilakukan dengan mengendalikan pertambahan volume sampah yang dihasilkan. Cara-cara yang ditempuh yaitu: secara tidak langsung dengan penertiban penduduk pendatang, sehingga dapat mengurangi sampah yang akan dihasilkan dan secara langsung dengan mengurangi volume sampah pada sumbernya (reduce) serta menggunakan kembali (recycle). Total sampah yang diangkut ke TPA Suwung oleh DKP Kota Denpasar, masyarakat, PD Pasar, dan swasta mencapai 826.363 m3 atau sebesar 71,77% dari total sampah yang dihasilkan. Ini berarti sisa sebesar 28,23% sampah tidak diangkut ke TPA Suwung dan sebagian di antaranya tercecer di jalanan.
Citation preview
2.1. KOTA DENPASAR
Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali sekaligus menjadi ibukota Provinsi Bali,
Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi
pusat kegiatan bisnis dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per
kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.
2.1.1. Sejarah Kota Denpasar
Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar
menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor Des.52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan
sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang semula berkedudukan di Singaraja.
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Denpasar resmi menjadi
‘’Kota Administratif Denpasar’’, dan seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam
menyelenggarakan otonomi daerah, pada tanggal 15 Januari 1992, berdasarkan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1992, dan Kota Denpasar ditingkatkan statusnya menjadi ‘’kotamadya’’, yang
kemudian diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Februari 1992.
2.1.2. Komponen Persampahan
Manajemen pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Denpasar adalah penyapuan,
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Kegiatan penyapuan, terutama di jalan-
jalan utama di Kota Denpasar dibagi dalam dua shift waktu, yaitu pagi hari (06.00 – 11.00
WITA) dan siang hingga sore hari (12.00 – 17.00). Kegiatan utama dalam proses penyapuan ini
adalah menyapu badan jalan dan telajakan rumah tangga di sepanjang jalan yang dilayani.
Proses kedua yaitu pengumpulan sampah juga dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi hari (06.00 –
11.00 WITA) dan siang – sore hari (11.00 – 16.00). Kegiatan dalam pegumpulan sampah adalah
mengelola, menjaga, dan mengawasi pembuangan sampah di lokasi container dan transfer depo.
Kegiatan pengangkutan sampah ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan dalam
empat shift, seperti dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 1. KEGIATAN OPERASIONAL PENGANGKUTAN SAMPAH
Sumber: ciptakarya.pu.go.id
Peran serta masyarakat Kota Denpasar dalam pengelolaan sampah sangat tinggi. Selain
dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, pengelolaan persampahan di Kota Denpasar
juga dilakukan oleh Dinas Pasar, swasta dan swakelola.
Di Kota Denpasar, terdapat 172 banjar/kelompok Pelaksana Swakelola Kebersihan yang tersebar
di tiga kecamatan, yaitu:
Denpasar Timur : 39 Banjar/Kelompok,
Denpasar Selatan : 51 Banjar/Kelompok,
Denpasar Barat : 82 Banjar/Kelompok.
Volume sampah yang ditangani di Kota Denpasar oleh masing-masing pengelola pada tahun
2011 ditampilkan dalam tabel berikut:
TABEL 2. VOLUME SAMPAH KOTA DENPASAR TAHUN 2011
Sumber: DKP Kota Denpasar
Pengelolaan sarana dan prasarana kebersihan, yang meliputi pengadaan, pemeliharaan dan
penyimpanan angkutan di DKP Kota Denpasar dilakukan oleh Sub Dinas Sarana dan Prasarana.
Jumlah alat angkut dan sarana pendukungnya tersedia sebanyak 113 unit. Dari jumlah tersebut,
64 unit dalam kondisi baik, 19 unit sedang, 19 unit rusak ringan dan 11 unit rusak berat. Ditinjau
dari segi umur, 60 unit berumur dibawah 5 tahun, 34 unit berumur 5-10 tahun dan sisanya 19
unit berumur di atas 10 tahun.
Tabel 3. DATA KONDISI SARANA PERSAMPAHAN
Sumber: ciptakarya.pu.go.id
Kegiatan pembuangan akhir sampah ditetapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung,
yang berada Desa Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. Lokasi TPA dengan sumber
sampah berada pada jangkauan 9 km. Sampah yang akan masuk ke TPA Suwung diseleksi, dan
dilakukan pelarangan terhadap sumber sampah seperti:
Sampah medis (rumah sakit)
Sampah dari barang pecah belah
Sampah ban bekas, karet dan sejenisnya yang mudah terbakar
Segala macam bangkai
Tinja
Penanganan masalah sampah di Kota Denpasar berada di dusun Suwung dengan luas areal 22 ha
dan akan diperluas menjadi 40 ha, perlu dilakukan dengan mengendalikan pertambahan volume
sampah yang dihasilkan. Cara-cara yang ditempuh yaitu: secara tidak langsung dengan
penertiban penduduk pendatang, sehingga dapat mengurangi sampah yang akan dihasilkan dan
secara langsung dengan mengurangi volume sampah pada sumbernya (reduce) serta
menggunakan kembali (recycle).
Sampah yang Belum Ditangani
Diasumsikan setiap penduduk kota Denpasar menghasilkan 4 liter sampah per hari. Dengan
jumlah penduduk kota Denpasar yang mencapai 788.589 jiwa pada tahun 2011, maka sampah
yang dihasilkan mencapai 1.151.341,40 m3 per tahun. Pada tahun 2011, kapasitas angkut armada
DKP untuk Kota Denpasar mencapai 698.949 m3 sampah atau 60,71 % dari total sampah. Hal ini
menandakan DKP Kota Denpasar belum dapat mencapai target pelayanan sebesar 80% dari total
sampah Kota Denpasar.
Berikut data volume sampah yang diangkut DKP Kota Denpasar dari tahun 2005-2011
TABEL 5. VOLUME SAMPAH KOTA DENPASAR DAN JUMLAH YANG DIANGKUT
DKP KOTA DENPASAR
Sumber: www.denpasarkota.go.id