19
PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 Pajak Penghasilan Pasal 24. - Merupakan besarnya pajak atas penghasian !ari uar negeri yang !apat !ikre!itkan terha!ap penghasian "P#N - Pajak terhutang "P#N bersu$ber !ari seuruh penghasian % penghasian #N !an LN& Penggabungan Penghasilan luar negeri. - Penghasilan usaha ' !iakui pa!a saat diperolehnya penghasi tersebut %a(rrua basis& - Penghasilan diluar usaha ' !iakui pa!a saat diterimanya penghasian tersebut %)ash *asis& - Penghasilan dividen yang diperjualbelikan di Bursa Efek !i pa!a saat ditetapkannya +eh Keputusan Menteri Keuangan

Perpajakan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akuntansi

Citation preview

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24Pajak Penghasilan Pasal 24.Merupakan besarnya pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap penghasilan WPDNPajak terhutang WPDN bersumber dari seluruh penghasilan ( penghasilan DN dan LN)

    Penggabungan Penghasilan luar negeri.Penghasilan usaha : diakui pada saat diperolehnya penghasilan tersebut (acrrual basis)Penghasilan diluar usaha : diakui pada saat diterimanya penghasilan tersebut (Cash Basis)Penghasilan dividen yang diperjualbelikan di Bursa Efek diakui pada saat ditetapkannya oleh Keputusan Menteri Keuangan

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 PT.Serba Usaha menerima dan memperoleh penghasilan neto dari luar negeri dalam tahun 2009 sebagai berikut :Hasil usaha di negeri Jerman dalam tahun 2009 sebesar Rp.700.000.000 sebagai penghasilan tahun 2009 (accrual basis)Dividen dari Belanda untuk kepemilikan sahamn diABX Corp sebesar Rp.500.000.000 yaitu berasal dari keuntungan tahun 2007 yang ditetetapkan RUPS tahun 2008 dan dibayarkan tahun 2009 sebagai penghasilan tahun 2009 (cash basis)Penghasilan Bunga semester II tahun 2009 sebesar Rp.350.000.000 dari Bankok Bank di Thailand, bunga tersebut baru akan dibayar awal Januari 2010 sebagai penghasilan tahun 2010 (cash basis)Dividen dari Inggris atas kepemilikan saham diDEF Corp yang diperjual belikan di Bursa Efek sebesar Rp.600.000.000 yaitu berasal dari keuntungan tahun 2007 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan tahun 2009 sebagai penghasilan tahun 2009 (Kep. Menkeu)

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24 Batas Maksimum Kredit Pajak adalah nilai yang terendah dari unsur 3 perhitungan berikut :Jumlah pajak yang terhutang/dibayar diluar negeriJumlah pajak yang terhutang untuk seluruh penghasilan(Penghasilan luar negeri : Seluruh Penghasilan Kena Pajak) X PPh terhutang atas seluruh penghasilan (tarif pasal 17 UU PPh)

    Ilustrasi-1

    PT.Cemara memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai berikut :Penghasilan luar negeri Rp.500.000.000 dengan tarif pajak 40%Penghasilan usaha di Indonesia Rp.750.000.000,-

    Besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah Rp.1.250.000.000,--

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 )

    PPh dibayar diluar negeri :40% X Rp.500.000.000 = Rp.200.000.000,-PPh terhutang sesuai tarif psl 17 :28% X Rp.1.250.000.000 = Rp.350.000.000,-PPh berdasarkan perbandingan :500.000.000 : 1.250.000.000 X Rp.350.000.000,- = Rp.140.000.000

    Besarnya kredit pajak (psl 24) adalah Rp.140.000.000,--

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24Dalam hal penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka besarnya batas maksimum kredit pajak dihitung untuk masing-masing negara (per country limitation).

    Ilustrasi-2PT.Dianawati memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb :Negara A, memperoleh penghasilan Rp.400.000.000,-- dengan tarif pajak 20%.Negara B, memperoleh penghasilan Rp.500.000.000,-- dengan tarif pajak 15%Penghasilan usaha di Indonesia Rp.350.000.000,-- Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) :Penghasilan kena pajakRp.1.250.000.000,--PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp.1.250.000.000Rp.350.000.000,--

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 20% X Rp.400.000.000 = Rp. 80.000.000,- - (400.000.000/1.250.000.000 X Rp.350.000.000) = Rp.112.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp.80.000.000,--

    - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 15% X Rp.500.000.000 = Rp. 75.000.000,- - (500.000.000/1.250.000.000 X Rp.350.000.000) = Rp.140.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp.75.000.000,--

    Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp.155.000.000,-

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24Dalam hal usha di luar negeri menderita kerugian , maka kerugian tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.

    Ilustrasi-3PT.Faisal memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb :Negara A, memperoleh penghasilan Rp.400.000.000,-- dengan tarif pajak 20%Negara B, memperoleh penghasilan Rp.500.000.000,-- dengan tarif pajak 15%Negara C, merugi sebesar Rp.150.000.000,-Penghasilan usaha di Indonesia Rp.350.000.000,-

    Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) :Penghasilan kena pajakRp.1.250.000.000,--PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp.1.250.000.000Rp.350.000.000,--

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 20% X Rp.400.000.000 = Rp. 80.000.000,- - (400.000.000/1.250.000.000 X Rp.350.000.000) = Rp.112.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp.80.000.000,--

    - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 15% X Rp.500.000.000 = Rp. 75.000.000,- - (500.000.000/1.250.000.000 X Rp.350.000.000) = Rp.140.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp.75.000.000,--

    - Negara C : Nihil

    Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp.155.000.000,-

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24Dalam hal usaha didalam negeri merugi , maka kerugian dapat diperhitungkan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.

    Ilustrasi-4

    PT.Findia memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb :Negara A, memperoleh penghasilan Rp.800.000.000,-- dengan tarif pajak 30%Negara B, memperoleh penghasilan Rp.600.000.000,-- dengan tarif pajak 30%Negara C, merugi sebesar Rp.150.000.000,- tarif pajak 25%Kerugian usaha di Indonesia Rp.150.000.000,-

    Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) :Penghasilan kena pajakRp.1.250.000.000,--PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp.1.250.000.000Rp.350.000.000,--

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 30% X Rp.800.000.000 = Rp.240.000.000,- - (800.000.000/1.250.000.000 X Rp.350.000.000) = Rp.224.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp.224.000.000,--

    - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 30% X Rp.600.000.000 = Rp.180.000.000,- - (600.000.000/1.250.000.000 X Rp.350.000.000) = Rp.168.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp.168.000.000,--

    - Negara C : Nihil

    Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp.392.000.000,-

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24Dalam hal penghasilan dalam negeri merupakan pendapatan yang pajaknya bersifat final, maka penghasilan tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. Ilustrasi-5

    PT.Findia memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sbb :Negara A, memperoleh penghasilan Rp.800.000.000,-- dengan tarif pajak 30%Negara B, memperoleh penghasilan Rp.600.000.000,-- dengan tarif pajak 30%Negara C, merugi sebesar Rp.150.000.000,- tarif pajak 25%Keuntungan usaha di Indonesia Rp.250.000.000,-(termasuk pendapatan bunga deposito Rp.100.000.000)Penghitungan Kredit Pajak Yang Diperbolehkan (PPh Pasal 24 ) :Penghasilan kena pajakRp.1.550.000.000,--PPh terhutang (sesuai tarif pasal 17) 28% X Rp.1.550.000.000Rp.434.000.000,--

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24c. Batas maksimum kredit pajak (pph psal 24) masing-masing negara : - Negara A : - PPh terhutang di negara A : 30% X Rp.800.000.000 = Rp.240.000.000,- - (800.000.000/1.550.000.000 X Rp.434.000.000) = Rp.224.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara A adalah Rp.224.000.000,--

    - Negara B : - PPh terhutang di negara B : 30% X Rp.600.000.000 = Rp.180.000.000,- - (600.000.000/1.550.000.000 X Rp.434.000.000) = Rp.168.000.000,- Besarnya PPh pasal 24 di negara B adalah Rp.168.000.000,--

    - Negara C : Nihil

    Total PPh pasal 24 adalah sebesar Rp.392.000.000,-

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 24Cara melaksanakan kredit pajak luar negeri adalah WP menyampaikan permohonan kepada Direktur Jendral Pajak bersamaan dengan penyampaian SPT tahunan PPh dengan melampirkan :

    Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeriFoto copy Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan diluar negeriDokumen pembayaran pajak diluar negeri

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 25PPh Pasal 25 adalah besarnya angsuran pajak bulanan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan.Cara pembayaran pajak dalam tahun berjalan :a. Pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga (PPh psl 21,22,23 dan 24)b. Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak ( PPh psl 25)

    Cara Perhitungan Besarnya PPh Pasal 25 :Pajak Penghasilan Terhutang (sesuai SPT Tahunan)Rp..Pajak yang dipotong/dipungut oleh pihak ketiga :a. PPh pasal 21Rp.b. PPh pasal 22Rp.c. PPh pasal 23Rp.d. PPh pasal 24Rp. +Rp -Pajak yang harus dibayar sendiriRp- Besarnya PPh Pasal 25 : 1/12 X Pajak yang harus dibayar sendiri

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 25Ilustrasi 25-1

    Jumlah Pajak Terhutang (sesuai SPT 2009)Rp.30.000.000PPh dipotong/dipungut pihak ketiga selama thn 2009:PPh pasal 21Rp.5.000.000PPh Pasal 22Rp.2.000.000PPh Pasal 23Rp.2.000.000PPh pasal 24Rp.3.000.000 +Rp.12.000.000PPh yang harus dibayar sendiriRp.18.000.000Besarnya PPh psl 25 than 2010 : 1/12 X Rp.18.000.000Rp. 1.500.000

    Ilustrasi 25-2

    Berdasarkan ilustrasi 25-1 jika diketahui besarnya PPh pasal 25 tahun 2009 adalah sebesar Rp.1.000.000 per bulan maka PPh pasal 29 tahun 2009 adalah :

    Jumlah Pajak Terhutang (sesuai SPT 2009)Rp.30.000.000PPh dipotong/dipungut pihak ketiga selama thn 2009Rp.12.000.000 -PPh yang harus dibayar sendiriRp.18.000.000PPh psl 25 than 2009 : 12 X Rp.1.000.000Rp.12.000.000 PPh pasal 29 tahun 2009Rp. 6.000.000

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 25PERHITUNGAN BESARNYA PPH PSL 25 DALAM HAL-HAL TERTENTU :a. Sebeleum Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan - Berdasarkan angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu

    Ilustrasi 25-2PT.Amanah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2009 pada Maret 2010 dan berdasarkan perhitungan besarnya PPh Psl 25 tahun 2010 adalah sebesar Rp.3.000.000 . PPh pasal 25 Desember 2009 adalah sebesar Rp.2.500.000

    Besarnya PPh Psl 25 Januari dan Februari 2010 masing-masing sebesar Rp.2.500.000

    b. Jika dalam tahun berjalan, diterbitkan SKP untuk pajak tahun lalu - Berdasarkan SKP dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan SKP- Besarnya SKP dapat menghasilkan Pajak Terhutang sama, lebih besar dan lebih kecil

    Ilustrasi 25-3Berdasarkan SPT Tahunan tahun 2008 yang disampaikan oleh PT.Amanah pada Maret 2009, besaarnya PPh besarnya PPh Psl 25 tahun 2009 adalah sebesar Rp.3.000.000 . Pada bulan Mei 2009 terdapat pemeriksaan dan diterbitkan SKP untuk tahun pajak 2008 tertanggal 15 Juni 2009 dengan jumlah pajak terhutang yang harus dibayar sendiri sebesar Rp.24.000.000

    Besarnya PPh Psl 25 terhitung mulai Juli 2009 adalah sebesar Rp.2.000.000

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 25PERHITUNGAN BESARNYA PPH PSL 25 DALAM HAL-HAL TERTENTU :c. Jika terdapat kerugian yang belum dikompensasi - Berdasarkan Penghasilan Kena Pajak setelah diperhitungkan kompensasi kerugian

    Ilustrasi 25-4Penghasilan Kena Pajak PT. Diva Tahun 2009 sebesar Rp.200.000.000, sisa kerugian tahun 2006 yang belum dikompensasi sebesar Rp.50.000.000. PPh yang dipotong/dipungut pihak ketiga (PPh Psl 23) sebesar Rp.7.500.000 dan PPh Psl 25 yang telah dibayar tahun 2009 setiap bulannya sebesar Rp.1.500.000.

    Besarnya PPh Psl 25 tahun 2010 adalah :- Penghasilan Kena Pajak (sebelum kompensasi kerugian)Rp.200.000.000- Kompensasi kerugian tahun 2006Rp. 50.000.000 Penghasilan Kena Pajak (setelah kompensasi kerugian)Rp.150.000.000PPh Terhutang (28% X Rp.150.000.000)Rp. 42.000.000PPh dipungut/dipotong pihak ketigaRp. 7.500.000 PPh yang harus dibayar sendiriRp. 34.500.000

    PPh Psl 25 tahun 2010 ( 1/12 X Rp.34.500.000)Rp. 2.875.000

  • KOMPENSASI KERUGIANKerugian dapat dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.Ilustrasi 25-5PT.Amanda dalam tahun 2003 menderita kerugian fiskal sebesar Rp.1.200.000.000 . Dalam 5 tahun berikutnya laba (rugi) fiskal PT.Amanda sebagai berikut :Tahun 2004: laba fiskalRp.200.000.000Tahun 2005: rugi fiskal(Rp.300.000.000)Tahun 2006: laba fiskalNIHILTahun 2007: laba fiskalRp.100.000.000Tahun 2008: laba fiskalRp.800.000.000

    Kompensasi kerugian dilakukan sbb :Rugi fiskal tahun 2003(Rp.1.200.000.000)Laba fiskal tahun 2004 Rp. 200.000.000 +Sisa Rugi Fiskal tahun 2003 (Rp.1.000.000.000)Rugi Fiskal Tahun 2005( Rp. 300.000.000) DK BLH DIKOMPENSASI 2009Sisa Rugi Fiskal tahun 2003( Rp.1.000.000.000)Laba Fiskal Tahun 2006 N I H I L N I H I L +Sisa Rugi Fiskal tahun 2003 ( Rp.1.000.000.000)Laba Fiskal Tahun 2007 Rp. 100.000.000 +Sisa Rugi Fiskal tahun 2003 ( Rp. 900.000.000)Laba Fiskal Tahun 2008 Rp. 800.000.000 +Sisa Rugi Fiskal tahun 2003 ( Rp. 100.000.000) TDK DPT DKOMPENSASI 2009

  • PAJAK PENGHASILAN PASAL 25PERHITUNGAN BESARNYA PPH PSL 25 DALAM HAL-HAL TERTENTU :d. Jika terdapat penghasilan tidak teratur - Berdasarkan Penghasilan Teratur

    Ilustrasi 25-6Penghasilan Kena Pajak PT. Diva Tahun 2009 sebesar Rp.200.000.000, yang bersumber dari penghasilan teratur Rp.150.000.000 dan penghasilan tidak teratur Rp.50.000.000 .sisa kerugian tahun 2006 yang belum dikompensasi sebesar Rp.50.000.000. PPh yang dipotong/dipungut pihak ketiga (PPh Psl 23) sebesar Rp.7.500.000

    Besarnya PPh Psl 25 tahun 2010 adalah :- Jumlah penghasilanRp.200.000.000- Penghasilan tidak teratur Rp. 50.000.000 Penghasilan Kena Pajak (setelah kompensasi kerugian)Rp.150.000.000PPh Terhutang (28% X Rp.150.000.000)Rp. 42.000.000PPh dipungut/dipotong pihak ketigaRp. 7.500.000 PPh yang harus dibayar sendiriRp. 34.500.000

    PPh Psl 25 tahun 2010 ( 1/12 X Rp.34.500.000)Rp. 2.875.000