Upload
nguyenquynh
View
235
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK
DAN NON AKUNTAN PUBLIK
(Survei pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta
di Kota Semarang)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Yayuk Irfanah
NIM 7101407044
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Disahkan oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
NIP. 196005241984031001 NIP. 197212151998021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dr. Partono Thomas, M.S.
NIP. 195212191982031002
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji
Dr. Partono Thomas, M.S.
NIP. 195212191982031002
Anggota I Anggota II
Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
NIP. 196005241984031001 NIP. 197212151998021001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si.
NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juli 2011
Yayuk Irfanah
NIM 7101407044
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin jika
kita berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill)
Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan bimbang,
teman yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan (Andrew Jackson)
Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah
kami memohon pertolongan (Q.S Al Fatihah: 5)
Persembahan
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Ayah, ibu dan keluarga tercinta atas doa dan
segalanya
Adikku Agung Pranata yang kusayangi
Mas Bondan Sanggara atas semua bantuan
dan dukungannya
Teman-temanku Mamah, ida, galuh, meka,
Sahabat-sahabatku di Wisma Vanda
Teman-teman seperjuangan Pend. Akuntansi
angkatan 2007
vi
PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul "Persepsi
Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karier sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik (Survei pada Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang) dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih
gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Drs. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi.
4. Drs. Kusmuriyanto, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan saran dengan tulus.
5. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan tulus.
6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi Fakultas
Ekonomi UNNES yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada
penulis.
7. Dr. Partono Thomas, M.S. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik
dan saran.
vii
8. Dr. Hj. Indri Kartika, M.Si., Ak., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Sultan Agung yang telah memberikan ijin dan membantu dalam penelitian ini.
9. Drs. Theodorus Sudimin, M.S., wakil dekan 1 (satu) Fakultas Ekonomi
UNIKA Soegijapranata yang telah memberi ijin dan membantu dalam
penelitian ini.
10. Ira Septriana, S.E., M.Si., sekretaris jurusan Akuntansi Universitas Dian
Nuswantoro yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini.
11. Mahasiswa dan mahasiswi semester 8 (delapan) jurusan Akuntansi di
Universitas Negeri Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, UNIKA
Soegijapranata dan Universitas Dian Nuswantoro yang telah membantu
dalam pengumpulan data.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis menyadari
skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya.
Semarang, Juni 2011
Penulis
viii
SARI
Yayuk Irfanah. 2011. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Karier sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan
Publik (Survei pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang)”.
Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I. Drs. Kusmuriyanto, M.Si. II. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
Kata kunci: Pemilihan Karier, Gaji, Pelatihan Profesional, Pengakuan
Profesional, Nilai-nilai Sosial, Lingkungan Kerja, Pertimbangan Pasar
Kerja, dan Nilai Intrinsik Pekerjaan.
Pemilihan karier mahasiswa akuntansi pada profesi akuntansi terdiri atas
akuntan publik dan non akuntan publik. Terdapat beberapa pilihan karier bagi
mahasiswa akuntansi, akan tetapi kenyataannya sebagian besar mahasiswa
terutama pada tahun terakhir masih merasa kebingungan dalam memilih karier
yang nantinya akan dijalani. Mereka belum melakukan perencanaan karier secara
jelas, karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran terhadap ketidakpastian di masa
yang akan datang. Setiap mahasiswa mempunyai pilihan karier yang berbeda satu
sama lain tergantung pada faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Oleh karena
itu, persepsi antara mahasiswa mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan
karier juga akan berbeda. Dalam penelitian ini, persepsi mahasiswa mengenai
faktor yang mempengaruhi pemilihan karier akan diukur dengan variabel gaji atau
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai
sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai intrinsik pekerjaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik
ditinjau dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karier.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1 pada perguruan
tinggi negeri dan swasta di kota Semarang. Teknik pengambilan sampelnya
menggunakan proporsional random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah
mahasiswa akuntansi semester delapan pada perguruan tinggi negeri dan swasta
yang terpilih, yaitu Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro,
Universitas Islam Sultan Agung, UNIKA Soegijapranata, dan Universitas Dian
Nuswantoro sebanyak 168 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran angket kepada mahasiswa akuntansi pada perguruan tinggi tersebut.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t (independent samples T-test)
dan pengujian tambahan menggunakan one way ANOVA dengan bantuan SPSS
versi 16.
Hasil penelitian diperoleh nilai Thitung dari variabel gaji atau penghargaan
finansial sebesar 7,286 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel
pelatihan profesional sebesar 18,797 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari
variabel pengakuan profesional sebesar 17,689 dengan signifikansi 0,000, nilai
Thitung dari variabel nilai sosial sebesar 4,145 dengan signifikansi 0,000, nilai
Thitung dari variabel lingkungan kerja sebesar 14,717 dengan signifikansi 0,000,
nilai Thitung dari variabel pertimbangan pasar kerja sebesar -10,638 dengan
ix
signifikansi 0,000, dan nilai Thitung dari variabel nilai intrinsik pekerjaan sebesar
10,205 dengan signifikansi 0,000.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil simpulan bahwa secara
keseluruhan terdapat perbedaan persepsi mahasiswa mengenai pemilihan karier
ditinjau dari faktor gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar
kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan. Sementara itu, apabila dilihat dari indikatornya
terdapat 2 (dua) indikator yang tidak ada perbedaan persepsi diantara mahasiswa.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa faktor yang paling dominan
mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik adalah faktor pelatihan profesional. Saran yang berkaitan dengan
hasil penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi sebagai calon pekerja hendaknya
aktif mengikuti pelatihan-pelatihan kerja terutama bagi mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik. Disamping itu, lembaga-lembaga yang nantinya
menjadi tempat bekerjanya mahasiswa calon pekerja seperti perusahaan atau
lembaga pemerintah hendaknya juga mengadakan pelatihan rutin di dalam
maupun di luar perusahaan sehingga skill pekerja dapat berkembang dan
meningkat. Bagi lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi hendaknya
mengadakan pelatihan pengembangan karier bagi akuntan pendidik.
x
ABSTRACT
Yayuk irfanah. 2011. “Perceptions of Accounting Student About The Factors
that Influence on Career Choice as Public Accountant and Non Public
Accountant (Survey at State and Private Colleges in Semarang City)”. Bachelor
of Accounting Economic Education State University of Semarang. Advisor. Drs.
Kusmuriyanto, M.Si. Co Advisor. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
Key word: Career Choice, Salary, Professional Training, Professional
Confession, Social Values, Work Environment, Job Market Consideration
and Job Intrinsic Value.
Career selection of accounting students to profession of accounting that
consists of public accountant and non public accountant. Many of career’s choice
for accounting student, but the reality most of the student especially at last year
still feels confuse to choose their own career. They are not make a good career’s
plan, because they always worry about uncertainty in the future. Every student
have different career choice depends of the factors that influence it. Because of
that, perception between students about the factors that influence on career choice
is different too. In this research, the student’s perception about the factors that
influence career selection is measured by salary or financial reward, professional
training, professional confession, social values, work environment, job market
consideration and job intrinsic value. The aim of this research is to identify the
differences of perception between accounting students that select their career as
accountant public and non accountant public with seeing the factors that influence
on career selection.
The population in this research is accounting students at state and private
colleges in Semarang city. The method of sampling is proporsional random
sampling. The amount of sample were 168 accounting student as respondent that
stay at last years on state and private colleges chosen, that is Semarang State
University, Diponegoro University, Sultan Agung Islamic University,
Soegijapranata Catholic University and Dian Nuswantoro University. The data
collection has been done by distributing questionnaires to accounting student.
Data analysis of this research using t test method (independent samples T-test) and
for additional analysis using one way ANOVA method with SPSS version 16.
The result of this research shows that the T value of salary or financial reward
is 7,286 with significancy 0,000, the T value of professional training is 18,797
with significancy 0,000, the T value of professional confession is 17,689 with
significancy 0,000, the T value of social values is 4,145 with significancy 0,000,
the T value of work environment is 14,717 with significancy 0,000, the T value of
job market consideration is -10,638 with significancy 0,000, and the T value of
job intrinsic value is 10,205 with significancy 0,000.
Based on the result above, we can take the conclusion that as whole there are
differences of student’s perception about the factors which influencing career
choice are salary or financial reward, professional training, professional
confession, social values, work environment, job market consideration and job
xi
intrinsic value. Meanwhile if looked at the each indicators, there is 2 (two)
indicator that there aren’t differences perception among the students. And the
dominance factor that influence on career selection is professional training. The
suggestion from this research are: first, for accounting student as candidate of
employee have to joint the job training especially for student that select their
career as accountant public. Second, the organization which to be the place of
their work for example the company or department of government must practice
the job training to their employee regularly so that the employee’s skill can be
develop than before. And for colleges also must practice career’s development
training for lecturer.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
PRAKATA ................................................................................................... vi
SARI ............................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1. Karier ....................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Karier ........................................................... 8
xiii
2.1.2 Tahap-tahap Pengembangan Karier Individu ................ 10
2.1.3 Karier di Kantor Akuntan Publik .................................. 12
2.2. Teori Pengharapan .................................................................. 13
2.3. Profesi Akuntansi .................................................................... 18
2.3.1 Akuntan Publik .............................................................. 18
2.3.2 Akuntan Perusahaan ...................................................... 20
2.3.3 Akuntan Pendidik .......................................................... 22
2.3.4 Akuntan Pemerintah ...................................................... 23
2.4. Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia ............................ 24
2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier ............. 25
2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial .................................... 25
2.5.2 Pelatihan Profesional ...................................................... 26
2.5.3 Pengakuan Profesional ................................................... 27
2.5.4 Nilai-nilai Sosial ............................................................ 28
2.5.5 Lingkungan Kerja ........................................................... 28
2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja .............................................. 29
2.5.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ................................................ 30
2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................... 31
2.7. Kerangka Berpikir ................................................................... 37
2.8. Pengembangan Hipotesis ........................................................ 42
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 44
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 44
xiv
3.2.1 Populasi Penelitian ......................................................... 44
3.2.2 Sampel Penelitian ........................................................... 44
3.3. Variabel Penelitian .................................................................. 45
3.4. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 48
3.5. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 48
3.6. Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 49
3.6.1 Validitas ......................................................................... 49
3.6.2 Reliabilitas ..................................................................... 51
3.7. Metode Analisis Data .............................................................. 52
3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ....................................... 52
3.7.2 Analisis Uji t (independent samples T-test) .................. 53
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ....................................................................... 56
4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase ........................................ 56
4.1.1.1 Variabel Gaji atau Penghargaan Finansial ........ 56
4.1.1.2 Variabel Pelatihan Profesional .......................... 58
4.1.1.3 Variabel Pengakuan Profesional ....................... 60
4.1.1.4 Variabel Nilai-nilai Sosial ................................. 62
4.1.1.5 Variabel Lingkungan Kerja ............................... 64
4.1.1.6 Variabel Pertimbangan Pasar Kerja .................. 66
4.1.1.7 Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ..................... 68
4.1.2 Jenis Karier yang Dipilih Responden ............................ 70
4.1.3 Analisis Uji t (independent samples T-test) ................... 71
xv
4.1.3.1 Uji Normalitas ................................................... 71
4.1.3.2 Uji Homogenitas ................................................ 72
4.1.3.3 Gaji atau Penghargaan Finansial ....................... 73
4.1.3.4 Pelatihan Profesional ......................................... 74
4.1.3.5 Pengakuan Profesional ...................................... 76
4.1.3.6 Nilai-nilai Sosial ................................................ 78
4.1.3.7 Lingkungan Kerja .............................................. 79
4.1.3.8 Pertimbangan Pasar Kerja ................................. 81
4.1.3.9 Nilai Intrinsik Pekerjaan .................................... 82
4.1.4 Pengujian Tambahan dengan One Way ANOVA ........ 84
4.1.4.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ....................... 84
4.1.4.2 Pelatihan Profesional ......................................... 86
4.1.4.3 Pengakuan Profesional ...................................... 88
4.1.4.4 Nilai-nilai Sosial ................................................ 90
4.1.4.5 Lingkungan Kerja .............................................. 92
4.1.4.6 Pertimbangan Pasar Kerja ................................. 95
4.1.4.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan .................................... 96
4.2. Pembahasan .............................................................................. 98
4.2.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ...................................... 98
4.2.2 Pelatihan Profesional ........................................................ 99
4.2.3 Pengakuan Profesional ..................................................... 101
4.2.4 Nilai-nilai Sosial ............................................................... 102
4.2.5 Lingkungan Kerja ............................................................. 104
xvi
4.2.6 Pertimbangan Pasar Kerja ................................................ 106
4.2.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ................................................... 107
BAB V : PENUTUP
5.1. Simpulan ................................................................................. 109
5.2. Saran ........................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 111
LAMPIRAN ................................................................................................. 114
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................... 34
Tabel 3.1 Skala Kecukupan Ukuran Sampel ........................................... 45
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ................................................................... 50
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 51
Tabel 4.1 Distribusi Variabel Gaji .......................................................... 57
Tabel 4.2 Distribusi Variabel Pelatihan Profesional ............................... 59
Tabel 4.3 Distribusi Variabel Pengakuan Profesional ............................. 61
Tabel 4.4 Distribusi Variabel Nilai-nilai Sosial ....................................... 63
Tabel 4.5 Distribusi Variabel Lingkungan Kerja ..................................... 65
Tabel 4.6 Distribusi Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ....................... 67
Tabel 4.7 Distribusi Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan .......................... 69
Tabel 4.8 Jenis Karier Responden ........................................................... 70
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 71
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data ................................................... 72
Tabel 4.11 Uji T-test Variabel Gaji ........................................................... 74
Tabel 4.12 Uji T-test Variabel Pelatihan Profesional ............................... 76
Tabel 4.13 Uji T-test Variabel Pengakuan Profesional ............................. 77
Tabel 4.14 Uji T-test Variabel Nilai-nilai Sosial ...................................... 79
Tabel 4.15 Uji T-test Variabel Lingkungan Kerja .................................... 81
Tabel 4.16 Uji T-test Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ........................ 82
Tabel 4.17 Uji T-test Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan .......................... 84
Tabel 4.18 Pengujian One Way ANOVA Variabel Gaji .......................... 84
Tabel 4.19 Perhitungan Mean Indikator Variabel Gaji ............................. 85
Tabel 4.20 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pelatihan
Profesional .............................................................................. 86
Tabel 4.21 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pelatihan
Profesional .............................................................................. 87
xviii
Tabel 4.22 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pengakuan
Profesional .............................................................................. 88
Tabel 4.23 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pengakuan
Profesional .............................................................................. 89
Tabel 4.24 Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai Sosial ............... 90
Tabel 4.25 Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai Sosial ................. 91
Tabel 4.26 Pengujian One Way ANOVA Variabel Lingkungan Kerja .... 93
Tabel 4.27 Perhitungan Mean Indikator Variabel Lingkungan Kerja ....... 93
Tabel 4.28 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pertimbangan
Pasar Kerja .............................................................................. 95
Tabel 4.29 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pertimbangan Pasar
Kerja ........................................................................................ 95
Tabel 4.30 Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai Intrinsik
Pekerjaan ................................................................................. 96
Tabel 4.31 Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai Intrinsik
Pekerjaan ................................................................................. 97
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karier ................. 10
Gambar 2.2 Tahap-tahap Karier dan Kebutuhan Individu .......................... 11
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 41
Gambar 4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentase Gaji ............................ 58
Gambar 4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pelatihan
Profesional .............................................................................. 60
Gambar 4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengakuan
Profesional .............................................................................. 62
Gambar 4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentase Nilai-nilai Sosial ........ 64
Gambar 4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentase Lingkungan Kerja ..... 66
Gambar 4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pertimbangan
Pasar Kerja .............................................................................. 68
Gambar 4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentase Nilai Intrinsik
Pekerjaan ................................................................................. 70
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Penelitian .................................................................... 114
Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................ 119
Lampiran 3 Uji Validitas Variabel Penelitian ............................................ 133
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ......................................... 139
Lampiran 5 Uji Normalitas ......................................................................... 143
Lampiran 6 Uji Beda (independent samples T-test) ................................... 144
Lampiran 7 Uji Tambahan One Way ANOVA .......................................... 152
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 169
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian .................................................... 170
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia pada dasarnya mempunyai keinginan dan keyakinan
bahwa pada saatnya nanti akan mencapai apa yang dicita-citakan. Keyakinan ini
juga menjadi dasar seseorang dalam melakukan pekerjaan. Ketika seseorang
melakukan suatu pekerjaan, orang tersebut berkeyakinan bahwa dengan bekerja
akan diperoleh penghasilan untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Kebutuhan
hidup manusia semakin hari akan semakin meningkat. Oleh karena itu, setiap
orang selalu berkeinginan agar peningkatan kebutuhan ini sejalan dengan karier
yang semakin meningkat pula.
Dessler (1994:4) menyatakan bahwa karier adalah posisi pekerjaan
(jabatan) yang dipegang atau dijabat oleh seseorang selama kehidupan kerjanya.
Karier yang diinginkan dapat tercapai dengan melakukan proses yang dinamakan
perencanaan karier. Menurut Berry, (1997); Messmer, (1997); dan Paolillo, et al.,
(1982) dalam Rasmini (2007:352) perencanaan karier merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam karier. Mahasiswa akuntansi
sebagai calon sarjana akuntansi memerlukan perencanaan karier yang jelas untuk
masa depan yang cemerlang. Selain untuk mahasiswa sendiri, perencanaan karier
juga berguna dalam penyusunan kurikulum agar materi perkuliahan dapat
disampaikan secara efektif sehingga bermanfaat bagi mahasiswa yang
membutuhkannya. Terutama bagi mahasiswa akuntansi pada tahun terakhir,
2
mereka sangat membutuhkan masukan dari para pendidik untuk memotivasi diri
mereka agar melakukan perencanaan karier dengan jelas dan baik sehingga
keinginan karier yang mereka impikan dapat terwujud.
Tahap awal dari perencanaan karier mahasiswa adalah pemilihan karier
mahasiswa itu sendiri. Setelah menyelesaikan kuliahnya, seorang sarjana
akuntansi harus mengeksplorasi diri untuk dapat menentukan pilihan karier apa
yang akan mereka jalani selanjutnya, apakah ingin menjadi seorang akuntan
publik dengan melanjutkan studi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) atau
memilih untuk menjalani profesi non akuntan publik, yaitu sebagai akuntan
pendidik, akuntan perusahaan, dan akuntan pemerintah.
Sarjana akuntansi paling tidak memiliki tiga alternatif langkah yang dapat
ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan
akuntansi, seorang sarjana akuntansi dapat langsung bekerja. Kedua, melanjutkan
pendidikan profesi akuntansi untuk menjadi seorang akuntan publik, dan ketiga,
melanjutkan pendidikan akademik S2. Ketiga alternatif langkah ini bisa dijadikan
salah satu pilihan karier bagi mahasiswa akuntansi. Setiap mahasiswa mempunyai
pilihan karier yang berbeda sesuai dengan keinginan dan harapannya masing-
masing.
Karier yang dipilih mahasiswa akuntansi berbeda-beda satu sama lain. Hal
ini tergantung dari faktor yang melatarbelakangi pemilihan karier mahasiswa
tersebut. Pada saat memasuki dunia kerja, faktor-faktor tersebut harus
dipertimbangkan secara matang sehingga nantinya karier yang dipilih akan sesuai
dengan keinginannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier
3
mahasiswa dan jenis karier yang akan mereka jalani merupakan hal yang menarik
untuk diteliti. Dengan diketahuinya pilihan karier yang diminati oleh mahasiswa,
maka dapat dilakukan penyesuaian kurikulum di perguruan tinggi yang relevan
dengan dunia kerja khususnya di bidang bisnis dan akuntansi. Hal ini penting
untuk dilakukan supaya mahasiswa lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang
dimilikinya dengan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian, mahasiswa akuntansi
yang akan terjun ke dunia kerja mempunyai kesiapan yang matang untuk
menghadapi tantangan kerja yang semakin berat.
Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karier.
Astami (2001:15) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
karier, meliputi jenis pekerjaan, gaji, ketersediaan lapangan kerja, persepsi
mahasiswa mengenai profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang
pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik. Hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa hanya faktor jenis pekerjaan dan persepsi mahasiswa
mengenai profesi akuntan publik yang dipertimbangkan mahasiswa dalam
memilih karier.
Rahayu (2003:821) meneliti persepsi mahasiswa akuntansi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karier
sebagai akuntan publik dan non akuntan publik, diantaranya adalah faktor :
penghargaan finansial atau gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai-nilai sosial, dan personalitas.
Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut
4
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karier, hanya nilai-nilai sosial dan
personalitas yang tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karier
sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
Hasil penelitian Widyasari (2010:70) tentang persepsi mahasiswa
akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier
mahasiswa menunjukkan bahwa faktor penghargaan finansial, pelatihan
profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan
pertimbangan pasar kerja yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam
memilih karier. Di sisi lain, apabila ditinjau dari faktor personalitas menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
Setiap mahasiswa akuntansi bebas untuk memilih karier yang akan dijalani
kelak di dunia kerja. Mahasiswa dalam memilih profesi akuntansi juga
dipengaruhi oleh faktor nilai intrinsik pekerjaan (Warrick, 2008:6). Nilai intrinsik
pekerjaan berhubungan dengan hal-hal mengenai kepuasan yang diterima oleh
individu disaat atau sesudah melakukan suatu pekerjaan. Menurut Gibson, et. al.,
(1997:148) nilai intrinsik pekerjaan meliputi tantangan pekerjaan secara
intelektual, suasana kerja yang dinamis, tuntutan kreativitas, dan pemberian
kebebasan untuk menyelesaikan tugas. Nilai intrinsik pekerjaan juga perlu
dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih kariernya karena menyangkut
kenyamanan dan kepuasan pribadi mereka sendiri.
Fenomenanya berdasarkan hasil wawancara peneliti pada bulan Februari
2011 ketika observasi awal di beberapa perguruan tinggi di kota Semarang dengan
5
25 orang mahasiswa yang berada pada tahun terakhir (semester delapan), ternyata
mereka masih merasa kebingungan dalam menentukan karier apa yang akan
dijalani setelah lulus kuliah nanti. Kebanyakan dari mereka juga belum membuat
perencanaan karier secara jelas karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran
terhadap ketidakpastian di masa yang akan datang. Mereka juga kurang
mengetahui faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih
karier pada profesi akuntansi. Oleh karena itu, mereka juga belum mempunyai
pandangan akan menjalani karier seperti apa dan bagaimana cara untuk bisa
memulai karier yang diinginkannya. Hal ini bisa menyebabkan banyaknya sarjana
yang menganggur tanpa pekerjaan yang jelas.
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rahayu (2003:822) untuk melihat apakah fenomena yang telah diperoleh pada
penelitian sebelumnya juga akan terjadi pada penelitian kali ini. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian Rahayu (2003:822) adalah waktu penelitian,
populasi, dan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 akuntansi
pada perguruan tinggi yang duduk di semester 8 (delapan). Alasan peneliti
memilih mahasiswa semester 8 (delapan) sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa mahasiswa pada semester ini sudah mempunyai gambaran
serta rencana karier yang jelas untuk dilakukan setelah lulus kuliah nanti. Lokasi
penelitian kali ini pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang.
Selain itu, peneliti juga mengganti salah satu faktor dari penelitian Rahayu yaitu
personalitas menjadi nilai intrinsik pekerjaan.
6
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI
AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor gaji,
pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier
sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor gaji, pelatihan
profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi lembaga atau perusahaan, yang memerlukan tenaga akuntan dapat
mengerti apa yang diinginkan oleh calon akuntan dalam memilih profesinya
dan bagi lembaga yang sudah mempekerjakan akuntan untuk lebih
memberikan motivasi akuntan yang sudah bekerja di lembaganya sehingga
menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.
2. Bagi lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan kualitas
pengajaran sehingga menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang
siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar dan membantu memuat kurikulum
dalam sistem pendidikan akuntansi yang relevan dengan dunia kerja saat ini.
3. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Karier
2.1.1 Pengertian Karier
Pada umumnya sebagian orang menilai karier adalah suatu pekerjaan yang
dijabat oleh seseorang pada saat tertentu. Akan tetapi penilaian itu tidak
sepenuhnya benar karena karier merupakan posisi pekerjaan (jabatan) yang
dipegang atau dijabat oleh seseorang selama bertahun-tahun (Dessler, 1994:4).
Menurut Handoko (2001:122) karier adalah perkembangan para karyawan secara
individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan menurut Siagian (1991:206)
karier merupakan keseluruhan pekerjaan yang dilakukan dan jabatan yang
dipangku oleh seseorang selama dia berkarya. Dari beberapa pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa karier adalah seluruh perkembangan pekerjaan (jabatan)
yang dipegang atau dijabat selama kehidupan kerja seseorang.
Menurut Siagian (1991:205) bagi sebagian orang pekerjaan-pekerjaan
yang dijabat tersebut merupakan suatu bagian dari rencana yang disusun secara
hati-hati. Sementara itu, sebagian orang berpendapat bahwa karier hanyalah
sekedar nasib apabila sedang beruntung akan menjalani karier yang baik dan
apabila tidak beruntung akan menjalani karier yang tidak baik atau tidak sesuai
dengan harapannya.
8
9
Handoko (2001:123) menyatakan bahwa untuk mencapai karier yang
diinginkan, diperlukan proses yang disebut perencanaan karier. Perencanaan
karier sangat diperlukan seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Oleh karena
itu, karier harus dibentuk melalui suatu perencanaan yang cermat yang dirinci atas
beberapa konsep dasar sebagai berikut :
a) Karier
Karier adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang
jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
b) Jalur karier
Jalur karier adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk
karier seseorang.
c) Sasaran-sasaran karier
Sasaran-sasaran karier adalah posisi di waktu yang akan datang dimana
seseorang berjuang untuk mencapainya sebagai bagian dari kariernya.
d) Perencanaan karier
Perencanaan karier adalah proses dimana seseorang memilih sasaran karier,
dan jalur karier menuju sasaran tersebut.
e) Pengembangan karier
Pengembangan karier adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang
dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.
Sebagian besar orang gagal mengelola karier mereka, karena tidak
memperhatikan konsep-konsep dasar perencanaan karier tersebut. Mereka tidak
10
menyadari bahwa sasaran-sasaran karier dapat memacu karier mereka dan
menghasilkan kesuksesan yang lebih besar. Pemahaman akan konsep-konsep
tersebut tidak menjamin kegiatan, akan tetapi dapat mengarahkan pada penetapan
sasaran karier sehingga perencanaan dan pengembangan karier dapat terlaksana.
Secara umum proses perencanaan dan pengembangan karier dapat dijelaskan pada
Gambar 2.1 berikut ini.
Umpan Balik
Sumber : Handoko (2001:125)
Gambar 2.1 Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karier
Proses perencanaan karier ini memungkinkan seseorang untuk
mengidentifikasikan sasaran-sasaran karier yang ingin dicapai dalam arti tingkat
kedudukan atau jabatan tertinggi yang mungkin dicapai apabila mampu bekerja
secara produktif (Siagian, 1991:207). Seseorang juga harus mengetahui dan
memilih jalur-jalur menuju ke sasaran tersebut. Kemudian melalui kegiatan-
kegiatan atau pengembangan karier, mereka mencari cara-cara untuk
meningkatkan kemampuan dirinya dan mengembangkan sasaran karier sesuai
yang mereka inginkan. Pada tahap pengembangan karier ini diperlukan proses
eksplorasi diri dan meningkatan kualitas kerja serta kematangan pribadi yang
baik.
Jalur-jalur
Karier
Perencanaan
Karier
Sasaran-sasaran
Karier
Pengembangan
Karier
11
2.1.2 Tahap-tahap Pengembangan Karier Individu
Kebutuhan dan ekspektasi individu terhadap karier dapat diubah melalui
tahapan-tahapan karier. Tahapan-tahapan karier ini berhubungan langsung dengan
kebutuhan hidup seorang individu. Hubungan antara tahapan-tahapan karier dan
kebutuhan individu dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :
Kebutuhan
Utama
Keamanan,
Jaminan
Pencapaian,
Harga Diri,
Kebebasan
Harga Diri,
Aktualisasi Diri
Aktualisasi Diri
Usia
Tahapan
Karier
Fase Awal
Pegawai
Kontrak
Fase
Lanjutan
Promosi
Fase
Mempertahankan
Mempertahankan
Posisi
Fase Pensiun
Berpikir Strategis
Sumber : Dessler (1994)
Gambar 2.2 Tahap-tahap Karier dan Kebutuhan Individu
Menurut Dessler (1994:28), tahapan-tahapan karier dan kebutuhan
individu dibedakan atas 4 (empat) tahapan yaitu :
1. Fase Awal
Fase awal atau fase pembentukan menekankan pada perhatian untuk
memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal
pekerjaan.
12
2. Fase Lanjutan
Fase lanjutan dimana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai
berkurang, namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri, dan
kebebasan.
3. Fase Mempertahankan
Pada fase mempertahankan, seorang individu mempertahankan pencapaian
keuntungan atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di
masa lalu. Individu telah merasa puas, baik secara psikologis maupun
finansial.
4. Fase Pensiun
Pada fase pensiun, individu telah menyelesaikan satu karier, dan akan
berpindah ke karier yang lain, dan individu memiliki kesempatan untuk
mengekspresikan aktualisasi diri yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
2.1.3 Karier di Kantor Akuntan Publik
Titik tolak perkembangan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia
adalah dengan dikeluarkannya Inpres No. 6, Tahun 1979 yang dikenal dengan
nama paket 27 Maret 1979 serta KMK No. 108/KMK/077/79. Inti peraturan ini
adalah bahwa wajib pajak diberikan keringanan di dalam penetapan pajak apabila
menggunakan jasa akuntan publik dalam menyusun laporan pemeriksaan laporan
keuangan perusahaan klien. Untuk menjadi akuntan publik harus memiliki
kualifikasi pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi ditambah pendidikan
profesi dan ujian sertifikasi akuntan publik (Mulyadi, 2002:26).
13
Akuntan publik di Indonesia memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia dan
Etika Profesional Akuntan Publik, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat
suatu Kantor Akuntan Publik (KAP), tempat para akuntan publik berkiprah.
Menurut Mulyadi (2002:28) auditor yang ditugasi untuk mengaudit tindakan
ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu auditor internal, auditor
pemerintah, auditor independen (akuntan publik). Secara umum kualifikasi yang
dibutuhkan adalah intelectual, interpersonal skill, dan communication skill.
Kelebihan bekerja di KAP adalah mengetahui berbagai perusahaan, terutama
perlakuan auditnya dan pengalaman di KAP membuat seseorang sangat banyak
dicari oleh perusahaan nantinya karena dianggap menguasai akuntansi sesuai
dengan standar yang berlaku. Kekurangannya mungkin karena beban pekerjaan
melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan sering lembur.
2.2 Teori Pengharapan
Pemilihan karier seseorang tidak terlepas dari perwujudan harapan dari
sebuah karier yang akan dijalani. Setiap orang yang akan menentukan karier
sudah pasti akan mengharapkan hasil dari jerih payah saat menjalani karier
tersebut. Dengan kata lain, konsep pengambilan keputusan dalam memilih karier
ini berhubungan dengan teori pengharapan. Teori pengharapan (expectancy
theory) adalah salah satu dari teori motivasi kerja. Robbins dan Judge (2008:222)
menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut
14
Kreitner dan Kinicki (2003:248), motivasi adalah proses psikologis yang sangat
mendasar, merupakan salah satu dimensi yang dapat menjelaskan perilaku
seseorang untuk bertindak sesuatu. Motivasi akan mendorong seseorang untuk
bekerja dengan baik sehingga akan tercapai kinerja yang baik pula.
Definisi teori pengharapan itu sendiri adalah suatu teori motivasi yang
menyatakan bahwa karyawan lebih mungkin termotivasi ketika mereka
mempersepsikan usaha mereka akan menghasilkan kinerja yang berhasil dan pada
akhirnya menghasilkan penghargaan dan hasil yang diinginkan (Ivancevich,
2007:156). Sedangkan, Victor H. Vroom (1964) dalam Kreitner dan Kinicki
(2003:301) menyatakan bahwa teori pengharapan merupakan kekuatan
kecenderungan yang kuat untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung
pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu
konsekuensi tertentu dan pada daya tarik dari konsekuensi bagi individu yang
bertindak.
Teori pengharapan menyimpulkan bahwa seorang karyawan dimotivasi
untuk menjalankan sesuatu dengan tingkat usaha yang paling tinggi dan ia
meyakini usaha ini akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik, karena
setiap penilaian yang baik akan mendatangkan imbalan-imbalan organisasional
dari perusahaan seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi jabatan. Dari imbalan-
imbalan tersebut dapat memenuhi sasaran pribadi karyawan. Oleh karena itu, teori
pengharapan ini berfokus pada 3 (tiga) hubungan (Robbins dan Judge, 2008:253) :
15
1) Hubungan upaya dengan kinerja, probabilitas yang dipersepsikan oleh
individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong
tercapainya kinerja yang diinginkan.
2) Hubungan kinerja dengan imbalan, sampai sejauh mana individu itu
meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya
kinerja yang diinginkan.
3) Hubungan imbalan dengan sasaran pribadi, sampai sejauh mana imbalan-
imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta
potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu yang bersangkutan.
Vroom menggunakan persamaan matematis untuk mengintegrasikan
konsep-konsep kekuatan atau kemampuan motivasi menjadi model harapan.
Model harapan ini terdiri dari 3 (tiga) komponen, sebagai berikut (Kreitner dan
Kinicki, 2003:302) :
a) Nilai (Valence)
Valensi diartikan sebagai nilai positif atau negatif yang diberikan pada
hasil. Hasil merupakan konsekuensi yang berbeda dari prestasi, seperti upah,
promosi, atau pengakuan. Penilaian sebagai hasil tergantung pada kebutuhan
individu dan dapat diukur untuk tujuan penelitian yang berjangkauan dari nilai
negatif hingga positif. Sebagai contoh, penilaian seorang individu terhadap
pengakuan yang diperoleh setelah melakukan pekerjaannya.
b) Instrumentalitas
Instrumental adalah suatu persepsi prestasi dengan hasil. Seseorang
memiliki keyakinan bahwa hasil tertentu tergantung pada tingkat pencapaian
16
prestasi tertentu. Apabila pekerjaan dilihat sebagai alat untuk mendapatkan apa
yang diharapkan maka akan timbul motivasi untuk bekerja. Misal, seseorang yang
mengikuti sebuah lembaga Multi Level Marketing (MLM) dengan mengharapkan
keuntungan yang berlimpah mereka akan lebih bersemangat bekerja dan pada
akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja karyawan.
c) Pengharapan (Expectancy)
Harapan adalah keyakinan bahwa usaha akan mengarah pada tingkat
kinerja tertentu. Dapat diartikan juga sebagai persepsi seseorang tentang besarnya
kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja. Misal, seorang karyawan
mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
Belakangan teori pengharapan ini dikembangkan lagi oleh Lyman Porter
dan Edward Lawler mendasarkannya pada 4 (empat) asumsi mengenai perilaku
dalam organisasi yaitu (Kreitner dan Kinicki, 2003:303) :
1) Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor-faktor yang terdapat dalam
diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
2) Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang,
dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasil dari sebuah keputusan yang
sudah diperhitungkan oleh orang tersebut.
3) Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.
4) Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya
harapan memperoleh hasil dari sebuah perilaku.
17
Atas dasar asumsi tersebut, Lyman Porter dan Edward Lawler menyusun
model harapan menjadi 3 (tiga) hal sebagai berikut (Kreitner dan Kinicki,
2003:305) :
1) Memprediksi usaha
Usaha adalah fungsi nilai yang dirasakan sebagai penghargaan meliputi
nilai penghargaan dan probabilitas usaha yang dirasakan. Penghargaan yang
didapat bisa sesuai dengan harapannya diperlukan usaha dan kerja keras dalam
bekerja.
2) Memprediksi prestasi
Prestasi ditentukan oleh lebih dari sekedar usaha. Hubungan antara usaha
dan prestasi tergantung pada kemampuan dan karakter karyawan serta persepsi
seseorang terhadap suatu pekerjaan.
3) Memprediksi kepuasan pribadi
Para karyawan mendapatkan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik
untuk prestasi yang diraihnya. Penghargaan intrinsik berhubungan dengan
penghargaan dari diri sendiri yang terdiri dari hal-hal yang tidak nyata. Sedangkan
penghargaan ekstrinsik adalah hasil yang nyata seperti upah dan pengakuan
publik.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori pengharapan
merupakan pemahaman seorang pribadi atau individu yang berhubungan dengan
usaha dan kinerja, kinerja dengan imbalan serta imbalan dengan sasaran
pribadinya. Dengan kata lain, seorang individu akan melakukan usaha tertentu
agar bisa mewujudkan harapan dan keinginannya. Demikian juga yang dilakukan
18
oleh mahasiswa akuntansi dalam memilih karier yang tepat, mereka harus
mempertimbangkan secara matang karier yang akan dijalani sehingga karier yang
dipilih nantinya akan sesuai harapan dan keinginan serta dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Pengharapan seorang mahasiswa terhadap karier yang dipilihnya
ini akan sesuai keinginannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan
karier yaitu gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan
profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan
nilai intrinsik pekerjaan. Faktor-faktor tersebut secara empiris dapat
mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa akuntansi dalam menentukan profesi
akuntansi yang kelak akan dijalani setelah menyelesaikan studinya pada jenjang
S1 (strata 1).
2.3 Profesi Akuntansi
2.3.1 Akuntan Publik
Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat belakangan ini
menimbulkan banyaknya perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum. Hal ini
menjadikan profesi akuntan publik sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau
lembaga tersebut. Profesi akuntan publik dianggap sebagai pihak yang menengahi
hubungan antara pihak manajemen dan pihak pemilik perusahaan. Kegiatan utama
dari profesi akuntan publik terutama pada kegiatan audit yang bertujuan untuk
memberikan pendapat kewajaran terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh
pihak manajemen (Regar, 1993:6).
19
Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa :
“Lulusan sarjana strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh
Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi”. Jadi, seorang lulusan sarjana akuntansi
untuk bisa menjadi akuntan publik harus menempuh Pendidikan Profesi di
Perguruan Tinggi yang telah menyelenggarakan program Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPA) yang berdiri secara resmi.
Disamping harus menjalani pendidikan formal seperti yang diatur dalam
SK Mendiknas No. 179/U/2001, seorang akuntan publik juga harus mempunyai
pengalaman kerja dalam profesinya (Mulyadi, 2002:25). Oleh karena itu, jika
seseorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari
pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior yang lebih
berpengalaman.
Untuk berpraktik sebagai akuntan publik di Indonesia, pemerintah
mengatur perizinan tersebut dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No.43/ KMK.017/1997, seseorang diizinkan jika memenuhi persyaratan
berikut (Mulyadi, 2002:26) :
1) Berdomisili di wilayah Indonesia.
2) Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik (SAP) yang diselenggarakan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
3) Menjadi anggota IAI
4) Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai
akuntan dengan reputasi baik di bidang audit.
20
Umumnya jenjang karier akuntan publik dalam organisasi Kantor Akuntan
Publik dibagi menjadi (Mulyadi, 2002:33) :
1) Partner, menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit yang bertanggung
jawab atas hubungan dengan klien dan bertanggung jawab secara keseluruhan
mengenai auditing.
2) Manajer, bertindak sebagai pengawas audit yang mempunyai tugas membantu
auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit serta
mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.
3) Auditor Senior, bertugas untuk melaksanakan audit dan bertanggung jawab
untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana serta
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.
4) Auditor Junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat
kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah
dilaksanakan.
Akuntan publik dianggap sebagai salah satu profesi yang prestisius dalam
dunia kerja karena dipandang menjanjikan prospek kerja yang cerah. Selain itu,
akuntan publik juga termasuk dalam profesi-profesi yang memiliki pendapatan
termahal. Hal ini disebabkan oleh pergeseran sumber pendapatan akuntan publik
yang awalnya hanya melayani jasa audit sekarang sudah beralih ke jasa konsultasi
manajemen (Regar, 1993:12).
2.3.2 Akuntan Perusahaan
Akuntan perusahaan merupakan akuntan yang bekerja di dalam
perusahaan yang bertugas untuk menghasilkan informasi keuangan. Menurut
21
Hansen dan Mowen (2006:8) pekerjaan akuntansi dalam perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen diterapkan dalam perusahaan bertujuan untuk
menghasilkan informasi khusus bagi pengguna internal seperti manajer, dan
karyawan yang berguna untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur,
mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna
internal dalam pembuatan perencanaan, pengendalian, dan keputusan. Sedangkan
akuntansi keuangan berguna untuk menghasilkan informasi bagi pihak internal
maupun eksternal. Tetapi informasi ini lebih cenderung digunakan oleh pihak
eksternal yaitu investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal
lainnya. Informasi dari akuntansi keuangan digunakan untuk keperluan seperti
keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan ketentuan peraturan
(Hansen dan Mowen, 2006:10).
Stolle (1976) dalam Setiyani (2005:17) mengungkapkan bahwa mahasiswa
beranggapan bekerja sebagai akuntan perusahaan lebih memberikan kepastian
masa depan dengan adanya dana pensiun dan sifat pekerjaannya lebih rutin. Selain
itu, karier sebagai akuntan perusahaan cenderung lebih cepat meningkat dengan
gaji yang meningkat pula. Dari sekian banyaknya kelebihan, akuntan perusahaan
juga memiliki kelemahan. Kelemahan menjadi seorang akuntan perusahaan yaitu
lebih cepat jenuh karena bekerja dengan tantangan yang stabil dan berada di
dalam ruangan saja. Hal ini dapat mengakibatkan kejenuhan yang amat besar bagi
para karyawan karena mereka menjalani pekerjaan yang monoton dan tidak ada
variasi.
22
Dalam mencari pekerjaan, seorang sarjana pasti akan mempertimbangkan
berbagai faktor untuk memutuskan apakah menerima pekerjaan yang ditawarkan
oleh perusahaan apa justru menolak karena ada faktor yang tidak sesuai dengan
keinginan. Menurut Rahayu (2003:829) mahasiswa dalam memilih profesi
mempertimbangkan pasar kerja yang menjanjikan untuk berkembang di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan swasta harus memberikan fasilitas
dan berbagai bentuk penghargaan (reward) dalam menarik minat sarjana
Akuntansi yang berkualitas untuk bekerja pada perusahaan dan perusahaan juga
akan mendapatkan karyawan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dibutuhkan. Dari temuan inilah yang dijadikan pengharapan bagi mahasiswa
jurusan akuntansi untuk termotivasi memilih berkarier sebagai akuntan
perusahaan.
2.3.3 Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah seorang akuntan yang bekerja sebagai pengajar
di sebuah instansi atau lembaga pendidikan seperti sekolah tinggi, perguruan
tinggi serta lembaga pendidikan tinggi lainnya, yang memberikan jasa pelayanan
pendidikan akuntansi untuk melahirkan akuntan-akuntan yang terampil dan
profesional (Bastian, 2006:30). Profesi akuntansi pendidik sangat dibutuhkan bagi
kemajuan profesi akuntansi itu sendiri, karena di tangan mereka para calon-calon
akuntan dididik.
Rahayu (2003:829) menyatakan bahwa mahasiswa yang memilih
berprofesi sebagai akuntan pendidik lebih mengharapkan pekerjaan keamanan
kerja yang terjamin dan pekerjaan yang sifatnya rutin sehingga tidak mengalami
23
kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Selain itu, akuntan pendidik
dianggap sebagai profesi yang mempunyai tanggung jawab untuk melakukan riset
di bidang pendidikan agar kualitas pendidikan akuntansi khususnya semakin
meningkat sehingga tidak tertinggal jauh dari negara-negara lain (Bastian,
2006:211).
Harapan lain jika seseorang bekerja sebagai akuntan pendidik adalah
mempunyai jaminan hari tua, pernyataan ini dikemukakan oleh Cangelosi, et al
(1985) dalam Setiyani (2005:19). Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat
Indonesia beranggapan bahwa pegawai negeri merupakan pekerjaan yang
mempunyai kesejahteraan sampai nanti setelah pensiun sehingga setiap orang
berlomba-lomba untuk menjadi seorang pegawai negeri.
2.3.4 Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah. Badan-badan pemerintah yang dimaksud adalah badan seperti BPKP,
BPK dan instansi pajak (Gade, 1993:25). Seorang akuntan pemerintah melakukan
tugas dan wewenangnya sesuai dengan Undang-Undang yang mengaturnya.
Tugas seorang akuntan pemerintah adalah mengawasi keuangan dan kekayaan
negara sampai pengelolaan keuangan dan kekayaan negara.
BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Gade (1993:89) menyatakan
bahwa akuntan yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan
24
pemeriksaan terhadap laporan keuangan instansi pemerintah, proyek pemerintah,
BUMN, BUMD dan perusahaan swasta milik pemerintah.
BPK adalah unit organisasi di bawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan
Presiden dan aparat dibawahnya kepada dewan tersebut. Sedangkan instansi pajak
adalah unit organisasi di bawah Departemen Keuangan yang tugas pokoknya
adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah.
Akuntan yang bekerja di instansi pajak bertugas untuk memeriksa pertanggung
jawaban keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintah (Gade, 1993:88).
Menurut Oktavia (2005:14) mahasiswa akuntansi yang memilih profesi
sebagai akuntan pemerintah mengharapkan pekerjaan yang lebih bersifat rutin
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari,
mempunyai keamanan kerja yang tinggi, dan bisa santai dalam menyelesaikan
tugas. Disamping itu, alasan seorang mahasiswa memilih karier sebagai akuntan
pemerintah adalah karena mengharapkan gaji awal yang lebih tinggi serta
memiliki jaminan di hari tua (Haswell dan Holmes, 1988 dalam Setiyani,
2005:18). Hal ini menjadikan seorang mahasiswa beranggapan bahwa profesi
akuntan pemerintah lebih baik dibanding dengan profesi akuntan yang lainnya
sehingga sebagian besar mahasiswa memilih untuk meniti karier sebagai akuntan
pemerintah.
25
2.4 Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia
Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) merupakan jenjang pendidikan
tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi
yang ingin mendapatkan gelar Akuntan (Regar, 1993:7). Surat Keputusan (SK)
Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu (S1)
jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di
perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Kurikulum nasional Pendidikan Profesi Akuntansi terdiri dari paling sedikit 20
sks dan paling banyak dapat ditempuh dua sampai enam semester. Regar (1993:8)
menyatakan bahwa mahasiswa yang telah menempuh Pendidikan Profesi
Akuntansi nantinya akan berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak). Di
samping itu juga semakin berpeluang meniti karier sebagai auditor pemerintahan,
auditor internal, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan
perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi (Lisnasari,
2008:2).
Mahasiswa yang telah mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)
adalah calon akuntan yang nantinya berhak mendapatkan Register Negara (Regar,
1993:7). Setelah mendapat gelar akuntan, mereka diperbolehkan mengikuti Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). USAP merupakan persyaratan penting untuk
mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Dengan mengikuti ujian ini,
diharapkan calon akuntan di masa depan tidak hanya mahir secara teknis namun
juga mahir secara profesional (Lisnasari, 2008:3). Dengan demikian, lulusan
Pendidikan Profesi Akuntansi akan mempunyai daya saing yang lebih tinggi
26
sebagai akuntan dibandingkan dengan sarjana akuntansi yang tidak mempunyai
predikat akuntan.
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier
2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial
Gaji atau penghargaan finansial adalah hal yang paling dipertimbangkan
saat seseorang akan menentukan karier apa yang akan dipilih, karena gaji
merupakan salah satu alasan utama seseorang untuk bekerja. Dengan bekerja,
seseorang akan menghasilkan gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Selain itu, gaji juga diartikan sebagai alat ukur untuk menilai
perimbangan jasa antara imbalan dengan jasa yang dilakukan (Ivancevich, et al.,
2007:228). Apabila imbalan jasa yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai
dengan jasa yang telah dilakukan, maka seorang individu tersebut kemungkinan
akan berpikir ulang untuk melanjutkan kariernya.
Gaji sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan manusia
dalam memilih pekerjaan (Milton, 1986:35). Gaji dipandang sebagai hal yang
mendasar bagi seseorang yang ingin memulai berkarier. Penelitian Setiyani
(2005:53) juga mengungkapkan bahwa gaji merupakan faktor yang sangat
dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karier. Sebagian
besar mahasiswa dalam menjalankan profesi, mereka akan mengharapkan gaji
awal yang tinggi, kenaikan gaji yang cepat, dan tersedianya dana pensiun ketika
purna jabatan. Oleh karena itu, gaji dianggap sebagai hal utama yang paling
dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih karier sehingga tidak dapat
27
dipungkiri bahwa gaji merupakan hal pokok yang diharapkan ketika melakukan
sebuah pekerjaan.
2.5.2 Pelatihan Profesional
Pelatihan profesional meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan
peningkatan keahlian. Dessler (1994:5) menyatakan bahwa pelatihan profesional
sebelum bekerja perlu dilakukan untuk menunjang pekerjaan seseorang. Pelatihan
profesional juga diperlukan mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan
publik (Setiyani, 2005:24). Hal ini berarti bahwa dalam memilih karier selain
untuk mencari penghasilan atau gaji mahasiswa juga mempunyai keinginan untuk
berprestasi dan mengembangkan diri. Pengembangan diri dengan pelatihan ini
dilakukan agar mereka nantinya bekerja secara profesional.
Pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier karena
pelatihan dianggap sebagai sarana peningkatan keahlian yang efektif bagi individu
yang ingin memulai karier (Handoko, 2001:103). Mahasiswa perlu mengikuti
pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan
pengalaman kerja yang bervariasi. Apalagi bagi mahasiswa yang ingin berkarier
sebagai akuntan publik, pelatihan profesional wajib dilakukan untuk
meningkatkan keahlian dalam bekerja.
2.5.3 Pengakuan Profesional
Pengakuan profesional berhubungan dengan hal-hal mengenai pengakuan
terhadap prestasi. Pengakuan terhadap prestasi ini dikategorikan sebagai
penghargaan yang tidak berwujud finansial (Dessler, 1994:104). Penghargaan ini
bukan dalam bentuk materi akan tetapi diberikan dalam bentuk peringkat prestasi
28
kerja. Pengakuan profesional dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk apresiasi
serta pengakuan dari masyarakat atas prestasi yang diraih seseorang dalam
berkarier.
Menurut Stolle (1976) dalam Setiyani (2005:25) mahasiswa akuntansi
mempertimbangkan pengakuan profesional dalam memilih karier. Hal ini
menunjukkan bahwa seseorang dalam melakukan pekerjaannya tidak hanya
semata-mata mencari penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk
mengembangkan diri dan memperoleh pengakuan atas prestasi yang dicapai.
Dengan diakuinya prestasi dari hasil kerja seseorang, maka semakin menambah
motivasi diri orang tersebut untuk lebih bersemangat untuk menghasilkan
prestasi-prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
2.5.4 Nilai-nilai Sosial
Nilai sosial menunjukkan nilai seseorang yang dilihat dari sudut pandang
orang-orang yang ada di sekitar lingkungannya (Kreitner dan Kinicki, 2003:182).
Dalam memilih karier, mahasiswa akuntansi perlu mempertimbangkan nilai sosial
karena berkaitan dengan image pekerjaannya dimata masyarakat apakah pekerjaan
tersebut dianggap sebagai profesi yang terhormat atau justru hanya dipandang
sebelah mata.
Penelitian Carpenter dan Strawser (1970) dalam Setiyani (2005:26)
menyatakan bahwa reputasi pekerjaan merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam pemilihan karier. Selain itu, hasil penelitian Widyasari
(2010:78) juga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa
dalam memilih karier ditinjau dari nilai sosial. Dengan kata lain, nilai sosial
29
dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier,
karena penilaian dari masyarakat tentang karier yang dijalani penting untuk
reputasi sebuah pekerjaan. Reputasi adalah unsur pokok yang tercermin pada
kemampuan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan jangka panjang para
pekerja (Handoko, 2001:21).
2.5.5 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja meliputi sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan
banyaknya tekanan dalam pekerjaan. Menurut Milton (1986:35) lingkungan kerja
merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam pekerjaan.
Sebagian orang menganggap bahwa dengan melihat lingkungan kerja dari profesi
yang ditekuninya tersebut akan mendapatkan gambaran mengenai sifat
pekerjaannya apakah rutin atau sering lembur, dengan tingkat persaingan antar
pekerja yang tinggi atau rendah, serta tekanan pekerjaannya berat atau ringan.
Sebagai calon pekerja, mahasiswa juga mempertimbangkan faktor
lingkungan kerja dalam memilih profesi. Mahasiswa yang memilih profesi
akuntan perusahaan akan menghadapi pekerjaan yang rutin dan dapat diselesaikan
dibelakang meja, sedangkan profesi akuntan publik akan menghadapi banyak
tekanan dan tingkat kompetisi yang tinggi (Rasmini, 2007:356). Penelitian
Rahayu (2003:828) menyimpulkan bahwa profesi akuntan pendidik menjalani
pekerjaan yang lebih rutin dibanding karier sebagai akuntan publik dan akuntan
pemerintah. Mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan publik
menganggap jenis pekerjaannya tidak rutin karena datangnya pekerjaan sewaktu-
waktu, akan tetapi tidak dapat dengan cepat diselesaikan.
30
2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja
Pertimbangan pasar kerja berhubungan dengan tersedianya lapangan kerja
dan keamanan kerja. Mudah diketahuinya lowongan pekerjaan dan informasi
pekerjaan yang dapat diakses di masa yang akan datang termasuk di dalam
pertimbangan pasar kerja. Disamping itu, keamanan kerja juga menjadi salah satu
alasan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan (Dessler, 1994:269). Faktor
ini dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karier karena dianggap sebagai
faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan karier (Rahayu, 2003:823).
Mahasiswa akan melihat peluang suatu pekerjaan untuk memutuskan akan
menjalani pekerjaan tersebut atau tidak. Disamping itu, keamanan kerja yang baik
juga perlu dipertimbangkan dalam memilih karier, karena tidak mungkin
seseorang menerima suatu pekerjaan dengan resiko kehilangan pekerjaan yang
tinggi dan diperlukan pengorbanan yang besar untuk menyelesaikannya.
2.5.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan
Faktor intrinsik berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan oleh
individu saat melakukan pekerjaan sehingga terdapat hubungan langsung antara
pekerjaan dan penghargaan. Menurut Robbins dan Judge (2008:99) kepuasan
kerja (job satisfication) didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristik dari
pekerjaan tersebut.
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997:149), faktor intrinsik
pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan yang menantang secara intelektual
31
Pencapaian prestasi seseorang berkaitan dengan kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang menantang (chaleenging work). Setiap
individu berbeda-beda, sebagian individu menyenangi pekerjaan-pekerjaan
yang menantang, dan sebagian lagi menyenangi pekerjaan yang moderat
maupun rendah.
2. Berada dalam lingkungan yang dinamis
Lingkungan yang dinamis akan mendukung kemampuan seseorang untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kesempatan yang diberikan pada
karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memberikan hasil yang terbaik dan
dapat memberikan kepuasan kerja tersendiri pada diri masing-masing
karyawan.
3. Mendukung kreativitas
Pertumbuhan pribadi pada dasarnya berkaitan dengan kemampuan dan
peluang yang tersedia bagi karyawan untuk mengembangkan keahlian dan
kreativitas dalam kariernya.
4. Memberikan kebebasan atau otonomi
Kebebasan atau otonomi karyawan dalam proses pengambilan keputusan
akan memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan. Dalam batas-batas
tertentu karyawan diberikan kebebasan untuk melakukan yang terbaik
menurut mereka. Karyawan perlu diberikan kebebasan untuk melakukan yang
terbaik menurut mereka.
32
2.6 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat dikemukakan hasil-hasil yang telah
dilaksanakan sebelumnya yaitu :
Penelitian yang dilakukan Astami (2001:15) mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi
mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier akuntan publik dan non
akuntan publik adalah jenis pekerjaan dan persepsi mahasiswa mengenai profesi
akuntan publik. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah gaji,
ketersediaan lapangan kerja, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk
menjadi seorang akuntan publik.
Kunartinah dan Widiatmoko (2003:9) melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik di
STIE Stikubank Semarang. Dari penelitian ini, diketahui terdapat lima faktor yang
mempengaruhi pemilihan karier yaitu faktor intrinsik pekerjaan, penghasilan
jangka panjang dan penghasilan jangka pendek, pertimbangan pasar kerja, latar
belakang pendidikan di SMA, serta persepsi rasio keuntungan dan kerugian
menjadi akuntan publik.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Rahayu (2003:821) pada tahun yang
sama di universitas negeri dan swasta yang ada di Jakarta, Yogyakarta, dan
Surakarta dan objek penelitiannya adalah mahasiswa akuntansi semester enam.
Hasil penelitian menyatakan bahwa hanya faktor nilai-nilai sosial dan personalitas
yang tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa, sedangkan faktor gaji, pelatihan
33
profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar
kerja sangat mempengaruhi pemilihan karier oleh mahasiswa.
Setiyani (2005:81) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik meliputi gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
lingkungan kerja, nilai intrinsik pekerjaan, dan pertimbangan pasar kerja. Hasil
penelitiannya mengungkapkan bahwa profesi yang paling diminati ditinjau dari
tujuh faktor tersebut adalah akuntan perusahaan. Pada penelitian Oktavia
(2005:45) di Universitas Widyatama hasilnya menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik
adalah faktor intrinsik, penghasilan jangka panjang dan pendek, pertimbangan
pasar kerja, latar belakang pendidikan di SMU, persepsi keuntungan menjadi
akuntan publik.
Pada penelitian Rasmini (2007:352) tentang faktor-faktor yang
berpengaruh pada keputusan pemilihan profesi. Subyek penelitian dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi S1 akuntansi, fakultas
ekonomi di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Bali. Yang
diteliti dalam penelitian ini adalah: pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan karier secara keseluruhan; kedua, berdasarkan gender; ketiga,
berdasarkan jenis kelasnya (reguler dan ekstensi); dan yang keempat, berdasarkan
jenis perguruan tingginya (negeri dan swasta).
Berbeda dengan penelitian Rasmini (2007:352), Warrick, et al (2008:5)
melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai karier di
34
Jackson State University. Dalam penelitiannya profesi akuntansi di kelompokkan
menjadi tiga yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.
Penelitian ini menggunakan delapan faktor meliputi: gaji awal yang tinggi, gaji
jangka panjang, keuntungan non moneter, keamanan kerja, nilai intrinsik
pekerjaan, keamanan finansial, peningkatan karier, serta keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa mahasiswa
akuntansi di Jackson State University lebih memilih berkarier sebagai akuntan
publik daripada berkarier sebagai akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.
Penelitian lain dilakukan oleh Widyasari (2010:70) tentang persepsi
mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang membedakan pemilihan karier
dengan studi pada Universitas Diponegoro dan UNIKA Soegijapranata. Penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi
mengenai pemilihan karier ditinjau dari faktor gaji, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan pertimbangan
pasar kerja, sedangkan apabila ditinjau dari faktor personalitas tidak berbeda.
Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1
Ringkasan Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Nama dan Tahun
Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Emita Wahyu Astami
(2001)
Variabel bebas:
- Gaji
- Ketersediaan
lapangan kerja
Simpulan hasil penelitian ini
adalah bahwa faktor persepsi
mahasiswa tentang pengorbanan
dan faktor sifat atau jenis
pekerjaan dapat mempengaruhi
35
- Persepsi mahasiswa
tentang pengorbanan
- Nilai intrinsik
pekerjaan
- Sifat atau jenis
pekerjaan
Variabel terikat:
Pemilihan karier
mahasiswa sebagai
akuntan publik dan
non akuntan publik
mahasiswa akuntansi dalam
memilih karier sebagai akuntan
publik dan non akuntan publik,
selain itu tidak mempengaruhi.
Sri Rahayu
Eko Arief S.
Doddy Setiawan
(2003)
Variabel bebas:
- Penghargaan
finansial
- Pelatihan profesional
- Pengakuan
profesional
- Nilai-nilai sosial
- Lingkungan kerja
- Pertimbangan pasar
kerja
- Personalitas
Variabel terikat:
Pemilihan karier
mahasiswa sebagai
publik dan non publik
Hasil penelitian ini adalah:
terdapat perbedaan pandangan
yang signifikan antara mahasiswa
yang memilih karier sebagai
Akuntan Publik dan Non Akuntan
Publik ditinjau dari penghargaan
finansial, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, dan
lingkungan kerja, selain itu tidak
ada perbedaan
Rediana Setiyani
(2005)
Variabel bebas:
- Gaji
- Pelatihan profesional
- Pengakuan
profesional
- Nilai-nilai sosial
- Lingkungan kerja
- Nilai intrinsik
pekerjaan
- Pertimbangan pasar
kerja
Faktor-faktor yang membedakan
adalah gaji, pelatihan profesional,
pengakuan profesional,
lingkungan kerja, sedangkan
untuk nilai intrinsik pekerjaan,
pertimbangan pasar kerja, serta
nilai-nilai sosial tidak ada
perbedaan
36
Melanie Oktavia
(2005)
Variabel bebas:
- Faktor intrinsik
- Penghasilan jangka
panjang dan jangka
pendek
- Pertimbangan pasar
kerja
- Latar belakang
pendidikan di SMU
- Persepsi keuntungan
menjadi Akuntan
Publik
Variabel terikat:
- Pemilihan karier
mahasiswa
Hasil analisis penelitian ini
mengungkapkan bahwa kelima
faktor tersebut dapat
mempengaruhi mahasiswa dalam
memilih profesi akuntan publik
dan non akuntan publik
Diketahui juga beberapa faktor
pertimbangan lain: penghasilan
jangka panjang dan jangka
pendek, kebutuhan individu,
peluang menjadi pimpinan,
pekerjaan yang menarik tetapi
tidak memiliki waktu santai
Ni Ketut Rasmini
(2007)
Variabel bebas :
- Jenis pekerjaan
- Gaji
- Jumlah tawaran
lowongan kerja
- Lingkungan kerja
- Persepsi mahasiswa
terhadap
pengorbanan dan
benefit akuntan
publik
Variabel terikat:
Pemilihan karier
mahasiswa sebagai
Akuntan Publik dan
Non Akuntan Publik
Analisis diskriminan:
- Terdapat perbedaan yang
signifikan pada faktor-faktor
tersebut, faktor yang paling
dominan adalah bahwa karier di
akuntan publik memberikan
keamanan kerja terjamin (tidak
mudah di PHK)
- Terdapat perbedaan faktor-
faktor yang mempengaruhi
keputusan pemilihan karier
yang signifikan antara
mahasiswa dan mahasiswi tetapi
faktor yang paling dominan
mempengaruhi adalah persepsi
bahwa karier di akuntan publik
memberikan keamanan kerja
yang lebih terjamin..
- Terdapat perbedaan faktor-
faktor yang mempengaruhi
keputusan pemilihan karier
yang signifikan antara
mahasiswa reguler dan akstensi.
Mahasiswa reguler lebih
membedakan faktor lingkungan
kerja (akuntan publik akan
menghadapi stress dan tuntutan
37
waktu yang tidak sesuai dengan
tujuan hidup), sedangkan
mahasiswa ekstensi lebih
mempertimbangkan faktor gaji
Terdapat perbedaan faktor-
faktor yang mempengaruhi
keputusan pemilihan yang
signifikan antara mahasiswa
PTN dan PTS, faktor yang
paling dominan pada mahasiswa
PTN adalah faktor tantangan
intelektual pekerjaan,
sedangkan pada mahasiswa PTS
adalah faktor keamanan kerja.
C. Shane Warrick
Bobbie Daniels
Cathy Scott
(2008)
Variabel bebas :
- Penghasilan awal
yang tinggi
- Penghasilan jangka
panjang
- Keuntungan menjadi
akuntan publik
- Keamanan kerja
- Nilai intrinsik
profesi
- Keamanan keuangan
- Peningkatan karier
- Keseimbangan
antara pekerjaan dan
kehidupan
Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa mahasiswa
memilih karier sebagai akuntan
publik daripada menjadi akuntan
perusahaan atau akuntan
pemerintah ditinjau dari delapan
variabel yaitu penghasilan awal
yang tinggi, penghasilan jangka
panjang, keuntungan menjadi
akuntan publik, keamanan kerja,
nilai intrinsik, keamanan
keuangan, peningkatan karier, dan
keseimbangan antara pekerjaan
dan kehidupan
Yuanita Widyasari
(2010)
Variabel bebas :
- Gaji
- Pengakuan
profesional
- Pelatihan profesional
- Nilai-nilai sosial
- Lingkungan kerja
- Pertimbangan pasar
kerja
Penelitian ini menghasilkan
simpulan bahwa terdapat
perbedaan pandangan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan karier ditinjau dari gaji,
pelatihan profesional, pengakuan
profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan
pasar kerja, sedangkan faktor
personalitas tidak ada perbedaan
38
- Personalitas
Variabel terikat:
Pemilihan karier
mahasiswa
pandangan
2.7 Kerangka Berpikir
Setiap mahasiswa mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Karakteristik yang berbeda ini akan membentuk suatu pemikiran yang berbeda
dalam mempersepsikan suatu hal. Akan tetapi tidak semua mahasiswa mempunyai
persepsi yang berbeda, adapula yang memiliki persamaan persepsi ketika
memandang sesuatu seperti halnya saat mempersepsikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan karier. Terdapat berbagai macam faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik
yang dapat diketahui dari penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan faktor-faktor dari penelitiannya Rahayu (2003:821) yang
meliputi penghargaan finansial atau gaji, pelatihan profesional, pengakuan
profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai
intrinsik pekerjaan.
Gaji merupakan daya tarik utama seseorang untuk bekerja. Setiap orang
yang melakukan suatu pekerjaan akan mengharapkan imbalan atas semua yang
telah dikerjakannya. Gaji dianggap sebagai alat ukur untuk menilai perimbangan
atas jasa dari seorang pekerja dengan imbalan yang nantinya diperoleh dari
perusahaan (Ivancevich, et al., 2007:228).
39
Akuntan publik yang merupakan salah satu profesi akuntansi dipandang
sebagai profesi yang mempunyai prospek yang cerah. Kebanyakan orang
termasuk mahasiswa menganggap bahwa orang yang bekerja sebagai akuntan
publik akan memperoleh gaji yang lebih besar daripada pengorbanannya
(Felton,1994 dalam Rasmini, 2007:354). Gaji seorang akuntan publik lebih besar
karena mereka bisa menetapkan gajinya sendiri, dibandingkan dengan non
akuntan publik yang gajinya sudah ditentukan oleh perusahaan atau lembaga
dimana mereka bekerja. Akan tetapi, seseorang yang bekerja sebagai akuntan
publik menerima gaji awal yang tidak setinggi gaji awal non akuntan publik.
Pelatihan profesional meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan
peningkatan keahlian. Mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan,
terutama akuntan publik membutuhkan pelatihan profesional agar mereka bisa
bekerja secara profesional ketika memasuki dunia kerja. Rahayu (2003:826)
menyatakan bahwa pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier
mahasiswa karena pelatihan dianggap sebagai sarana peningkatan keahlian yang
efektif bagi mahasiswa yang ingin berkarier sebagai akuntan publik.
Akuntan publik diwajibkan untuk mencari pengalaman kerja dibawah
pengawasan akuntan senior yang berpengalaman karena untuk menjadi seorang
akuntan publik diperlukan skiil dan keahlian yang tinggi (Mulyadi, 2002:25).
Sedangkan mahasiswa yang memilih karier menjadi non akuntan publik dianggap
tidak terlalu memerlukan pelatihan sebelum memulai kerja, karena tanpa
mengikuti pelatihan terlebih dahulu mereka sudah bisa melakukan pekerjaannya.
40
Pengakuan profesional berhubungan dengan hal-hal mengenai pengakuan
prestasi. Menurut Ivancevich, et al (2007:230) pengakuan atas prestasi diharapkan
oleh seorang pekerja karena prestasi yang telah dicapai dengan susah payah sudah
selayaknya untuk diakui. Rasmini (2007:352) tidak menggunakan faktor
pengakuan profesional karena beranggapan bahwa seorang mahasiswa apabila
berkarier sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik, sama-sama
membutuhkan pengakuan dari masyarakat terhadap prestasi yang diraih. Berbeda
dengan Rahayu (2003:827) dan Setiyani (2005:56) yang menyatakan bahwa
profesi akuntan publik lebih banyak mendapatkan pengakuan profesional jika
dibandingkan dengan profesi non akuntan publik. Dengan kata lain, akuntan
publik akan lebih banyak diakui oleh masyarakat atas prestasi yang telah dicapai.
Nilai sosial menunjukkan nilai seseorang di mata orang-orang lingkungan
sekitar. Seorang akuntan publik lebih mempunyai kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang lain, lebih berkesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan lebih
prestisius dibandingkan profesi non akuntan publik (Stolle, 1976 dalam Setiyani,
2005:26). Sedangkan, menurut Rahayu (2003:823) nilai sosial tidak
mempengaruhi pemilihan karier karena nilai sosial semua profesi akuntansi
dianggap sama. Namun, baru-baru ini penelitian Widyasari (2010:62)
menunjukkan bahwa akuntan pemerintah dipandang mempunyai nilai sosial
paling tinggi diantara profesi non akuntan publik yang lain karena akuntan
pemerintah mendapatkan waktu khusus di luar pekerjaan untuk melakukan
kegiatan sosial.
41
Lingkungan kerja meliputi sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan
banyaknya tekanan dalam pekerjaan. Mahasiswa beranggapan bahwa diantara
profesi akuntansi yang ada, non akuntan publik yang akan menghadapi pekerjaan
yang sifatnya rutin dan dapat diselesaikan di belakang meja, sedangkan akuntan
publik akan menghadapi banyak tekanan dan tingkat kompetisi yang tinggi
(Setiyani, 2005:27). Sementara itu, Rahayu (2003:828) mengungkapkan bahwa
diantara profesi non akuntan publik, akuntan perusahaan menjalani pekerjaan
lebih rutin dibanding profesi non akuntan publik yang lain. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa profesi yang akan menghadapi pekerjaan yang paling
rutin adalah akuntan perusahaan, dan yang menghadapi banyak tekanan dan
tantangan adalah akuntan publik walaupun pekerjaanya tidak rutin tetapi
memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.
Pertimbangan pasar kerja berhubungan dengan tersedianya lapangan
pekerjaan dan keamanan kerja (Dessler, 1994:260). Tersedianya lapangan kerja
menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan karier karena
apabila pekerjaan yang akan dimasuki hanya memiliki peluang yang terbatas
maka kemungkinan besar tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Di sisi lain,
keamanan kerja juga dipertimbangkan dengan alasan apabila suatu pekerjaan
posisinya rawan PHK seperti seorang buruh yang bekerja pada perusahaan yang
terindikasi mengalami kebangkrutan.
Mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik menganggap
bahwa pekerjaannya kurang aman, dibanding dengan akuntan perusahaan yang
memiliki keamanan kerja yang lebih baik (Rahayu, 2003:829 dan Setiyani,
42
2005:74). Berkarier sebagai akuntan publik dianggap kurang aman karena ketika
seorang akuntan publik dalam bekerja mengecewakan klien maka kemungkinan
akan tersingkir dari Kantor Akuntan Publik tempatnya bekerja. Disisi lain, profesi
non akuntan publik dianggap memiliki keamanan kerja yang tinggi karena tidak
rentan terkena PHK.
Nilai intrinsik pekerjaan berkaitan dengan hal-hal kepuasan yang
dirasakan seorang individu yang bekerja, yang meliputi tantangan intelektual,
suasana kerja yang dinamis, dituntut kreativitas, dan pemberian kebebasan dalam
penyelesaian tugas (Gibson, et. al., 1997:148). Mahasiswa yang memilih berkarier
sebagai akuntan publik akan menghadapi tantangan intelektual yang tinggi,
dituntut mempunyai kreativitas yang tinggi dan diberikan kebebasan dalam
menyelesaikan tugas (Setiyani, 2005:71). Sedangkan mahasiswa yang memilih
berkarier sebagai non akuntan publik akan menghadapi pekerjaan dengan
tantangan yang tidak begitu berat dan bisa cepat menyelesaikan pekerjaannya.
Hubungan antara faktor gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik
pekerjaan dengan pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik
dalam kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini :
43
Pemilihan Karier
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
2.8 Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
gaji atau penghargaan finansial.
H2 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
pelatihan profesional.
H3 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
pengakuan profesional.
Gaji
Pelatihan
profesional
Pengakuan
profesional
Berbeda Akuntan
Publik
Analisis
Non Akuntan
Publik
Nilai sosial
Tidak
berbeda
Lingkungan
kerja
Pertimbangan
pasar kerja
Nilai intrinsik
pekerjaan
44
H4 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
nilai-nilai sosial.
H5 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
lingkungan kerja.
H6 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
pertimbangan pasar kerja.
H7 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
nilai intrinsik pekerjaan.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei terhadap mahasiswa
akuntansi S1 pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1, semester 8 (delapan) dan lokasi
penelitiannya pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akuntansi
angkatan 2007 (semester delapan) dari lima perguruan tinggi yang ada di
Semarang yaitu Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro,
Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Katolik Soegijapranata dan
Universitas Dian Nuswantoro yang berjumlah 519 mahasiswa.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari jumlah
keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah proporsional random sampling yaitu dari jumlah populasi
ditentukan jumlah sampel sebagai subjek penelitian, pengambilan sampel
dilakukan secara merata ke setiap kelas sehingga semua responden mempunyai
kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian (Hadi, 1979:303).
45
46
Peneliti menggunakan skala kecukupan ukuran sampel dari Comfrey dan
Lee (1992) untuk menentukan jumlah sampel penelitian. Comfrey dan Lee
mengelompokkan skala kecukupan sampel pada Tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Skala Kecukupan Ukuran Sampel
Skala Keterangan
50
100
200
300
500
>1000
very poor
poor
fairly
good
very good
excellent
Sumber : Comfrey dan Lee (1992)
Peneliti menyebar angket sebanyak 400 eksemplar kepada responden yang
ada pada perguruan tinggi negeri dan swasta yang terpilih. Jumlah sampel
penelitian yang diperoleh dari hasil penyebaran angket sebanyak 168 responden.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang dirumuskan secara operasional dalam penelitian
ini meliputi 7 (tujuh) variabel yaitu:
1. Gaji atau penghargaan finansial
Gaji atau penghargaan finansial merupakan hasil yang diperoleh sebagai
kontraprestasi dari pekerjaan atau sebagai daya tarik utama oleh
47
perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.
Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:824)
yang meliputi : gaji awal yang tinggi, kenaikan gaji yang lebih cepat, serta
tersedianya dana pensiun.
2. Pelatihan profesional
Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
peningkatan keahlian. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner
dari Rahayu (2003:824) yang meliputi : pelatihan sebelum mulai kerja,
pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin serta pengalaman kerja yang
bervariasi.
3. Pengakuan profesional
Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan terhadap prestasi. Pengukuran variabel ini menggunakan
kuesioner dari Rahayu (2003:824) yang meliputi : lebih banyak
memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan prestasi,
memerlukan banyak cara untuk naik pangkat serta memerlukan keahlian
untuk mencapai sukses.
4. Nilai-nilai sosial
Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan
kemampuan seseorang di masyarakat, atau nilai seseorang yang dapat
dilihat dari sudut pandang orang-orang di lingkungannya. Pengukuran
variabel nilai-nilai sosial menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:842):
kesempatan untuk melakukan pelayanan sosial, kesempatan untuk
48
berinteraksi dengan orang lain, kepuasan pribadi, kesempatan untuk
menjalankan hobi di luar pekerjaan, perhatian terhadap perilaku individu,
gengsi pekerjaan di mata orang lain serta kesempatan untuk bekerja
dengan ahli bidang lain.
5. Lingkungan kerja
Sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja
merupakan faktor lingkungan pekerjaan. Pengukuran variabel lingkungan
pekerjaan menggunakan kuesioner dari Rahayu (2003:824): sifat pekerjaan
yang rutin, pekerjaan yang atraktif dan yang sering lembur serta
lingkungan kerjanya, tingkat persaingan dan tekanan pekerjaan.
6. Pertimbangan pasar kerja
Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan dan tersedianya lapangan
kerja atau kemudahan mengakses lapangan kerja. Keamanan kerja
merupakan faktor dimana karier yang dipilih dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama. Karier diharapkan bukan pilihan karier sementara, tetapi
dapat terus berlanjut sampai seseorang pensiun. Pertimbangan pasar kerja
dapat diuji dengan dua pertanyaan mengenai keamanan kerja dan
kemudahan mengakses lapangan pekerjaan. Pengukuran variabel
pertimbangan pasar kerja menggunakan kuesioner dari Rahayu
(2003:824): keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di PHK), dan
lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui.
7. Nilai intrinsik pekerjaan
49
Nilai intrinsik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan
oleh individu yang diperoleh atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan
seseorang. Nilai intrinsik pekerjaan mempengaruhi dalam pemilihan
karier, dapat diukur dengan empat indikator sebagai berikut : tantangan
intelektual, suasana kerja yang dinamis, dituntut kreativitas, dan
pemberian kebebasan dalam penyelesaian tugas (Gibson, 1997:149).
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau subjek penelitian
melalui penyebaran angket.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari survei
langsung pada subjek penelitian. Dalam hal ini subjek penelitiannya adalah
mahasiswa akuntansi semester 8 (delapan) di Universitas Negeri Semarang,
Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, UNIKA Soegijapranata,
dan Universitas Dian Nuswantoro.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket penelitian. Angket adalah sebuah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengajukan lembaran angket yang berisi rangkaian pertanyaan
terstruktur yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan adanya perbedaan persepsi dalam
50
memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik
pekerjaan.
Angket dalam penelitian ini bersifat tertutup atau disebut juga close form
questionnaire yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
yang lengkap, sehingga pengisi atau responden tidak perlu menulis jawaban atau
pendapatnya. Responden hanya memberikan jawaban silang pada jawaban yang
telah disediakan. Alternatif jawaban berbentuk skala likert seperti tidak setuju,
kurang setuju, setuju, sangat setuju, dan sangat setuju sekali.
3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
angket atau kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan dan mengukur sesuatu yang akan
diukur.
Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan
r tabel untuk tingkat signifikansi 5% dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal
ini n adalah jumlah sampel. Apabila r hitung > r tabel maka pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya jika r hitung < r tabel maka
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid. Tabel 3.2 berikut ini
adalah hasil uji validitasnya.
51
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
No Korelasi R tabel Keterangan
Gaji/Penghargaan Finansial
1 0,768 0,1515 Valid
2 0,606 0,1515 Valid
3 0,780 0,1515 Valid
Pelatihan Profesional
1 0,752 0,1515 Valid
2 0,842 0,1515 Valid
3 0,675 0,1515 Valid
4 0,811 0,1515 Valid
Pengakuan Profesional
1 0,649 0,1515 Valid
2 0,575 0,1515 Valid
3 0,670 0,1515 Valid
4 0,800 0,1515 Valid
Nilai-nilai Sosial
1 0,568 0,1515 Valid
2 0,600 0,1515 Valid
3 0,716 0,1515 Valid
4 0,577 0,1515 Valid
5 0,623 0,1515 Valid
6 0,628 0,1515 Valid
Lingkungan Kerja
52
1 0,473 0,1515 Valid
2 0,475 0,1515 Valid
3 0,583 0,1515 Valid
4 0,579 0,1515 Valid
5 0,526 0,1515 Valid
6 0,557 0,1515 Valid
7 0,642 0,1515 Valid
Pertimbangan Pasar Kerja
1 0,951 0,1515 Valid
2 0,876 0,1515 Valid
Nilai Intrinsik Pekerjaan
1 0,692 0,1515 Valid
2 0,668 0,1515 Valid
3 0,765 0,1515 Valid
4 0,720 0,1515 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dari Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa dari semua indikator tidak satupun
indikator yang dinilai gugur dalam menjelaskan suatu variabel. Hal ini dapat
diidentifikasi dari nilai korelasi yang lebih besar dari r tabel yaitu df= n-2, df =
168-2 = 166 atau dapat dilihat nilai r tabel 0,1515.
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
53
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45).
Untuk mengetahui reliabilitas suatu kuesioner dapat dilihat dari nilai
Cronbach Alpha. Kriterianya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006) :
1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka pertanyaan- pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah “reliabel”.
2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah “tidak reliabel”.
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha
Gaji/Penghargaan Finansial 0,776
Pelatihan Profesional 0,772
Pengakuan Profesional 0,605
Nilai-nilai Sosial 0,677
Lingkungan Kerja 0,609
Pertimbangan Pasar Kerja 0,767
Nilai Intrinsik Pekerjaan 0,662
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan semua
konsep pengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliabel.
54
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase
Untuk menganalisis data penelitian ini, peneliti menggunakan metode
analisis data deskriptif persentase. Analisis deskriptif persentase digunakan untuk
mendeskripsikan persentase masing-masing variabel penelitian yaitu gaji,
pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan. Pengukuran pada variabel
yang diungkap dilakukan dengan memberikan skor dari jawaban angket yang diisi
oleh responden.
Perhitungan indeks persentase dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
% skor = n x 100% (Ali, 1993:186)
N
Keterangan:
n = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
3.7.2 Analisis Uji t (independent samples T-test)
Sebelum dilakukan analisis uji t, terlebih dahulu akan dilakukan uji
prasyarat yang terdiri dari :
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk melihat distribusi dari variabel-
variabel yang akan diteliti. Untuk mengetahui normalitas data variabel, peneliti
55
menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05.
Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5%.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria :
Jika sig > 0,05, maka Ho diterima dan,
Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen. Untuk menguji
homogenitas ini menggunakan levene test.
Hipotesis statistikanya adalah :
Ho : σ1 = σ2 (varians homogen)
H1 : σ1 ≠ σ2 (varians tidak homogen)
Dengan kriteria :
Jika sig > 0,05, maka Ho diterima, dan jika sig < 0,05, maka Ho ditolak.
Setelah diketahui data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen
maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji t (independent samples T-test). Uji t digunakan
untuk membandingkan rata-rata dua kelompok yang tidak berhubungan satu
dengan yang lain, apakah dua kelompok sampel ini sama atau tidak secara
signifikan. Uji ini digunakan untuk menguji kemampuan setiap independent
56
variable untuk membedakan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan
publik dan non akuntan publik.
Hipotesis yang diajukan dalam uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut :
Ho : kedua varians sama (tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa
yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau
dari ketujuh faktor tersebut).
H1 : kedua varians berbeda (terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari
ketujuh faktor tersebut).
Kriteria pengujian (berdasarkan probabilitas/signifikansi) :
H1 diterima jika P value < 0,05
H1 ditolak jika P value > 0,05
Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian tambahan yang
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan karier pada masing-masing profesi akuntansi yang meliputi akuntan
publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Pengujian
tambahan ini menggunakan One Way Analysis of Variance (ANOVA). One Way
ANOVA merupakan metode untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi
mahasiswa akuntansi yang dilihat dari keinginan karier akuntan ditinjau dari
variabel-variabel tersebut.
Kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut ini (Ghozali, 2006:62) :
H1 diterima jika nilai signifikansi < 0,05
H1 ditolak jika nilai signifikansi > 0,05
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini digunakan untuk melihat perbedaan persepsi antara
mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik ditinjau dari faktor gaji, pelatihan profesional, pengakuan
profesional, nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai
intrinsik pekerjaan. Data diambil dengan angket dan diuji menggunakan uji beda t
(independent samples T-test).
4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan terlebih dahulu analisis
deskriptif persentase yang bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai variabel dalam
penelitian ini yang meliputi gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik
pekerjaan.
4.1.1.1 Variabel Gaji atau Penghargaan Finansial
Variabel gaji diukur dengan 3 indikator, diantaranya adalah gaji awal yang
tinggi, adanya dana pensiun, dan kenaikan gaji yang diberikan lebih cepat.
Indikator gaji awal yang tinggi, adanya dana pensiun, dan kenaikan gaji yang
diberikan lebih cepat terdeskripsikan secara baik dan dipertimbangkan oleh
mahasiswa akuntansi dalam pemilihan kariernya pada profesi akuntan publik dan
57
58
non akuntan publik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 deskriptif variabel
gaji sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Variabel Gaji
Interval
Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata rata
klasikal
84% - 100% Sangat Baik 29 17%
67%
68% - 84% Baik 65 39%
52% - 68% Cukup 26 15%
36% -52 % Tidak baik 43 26%
≤ 36% Sangat tidak
baik 5 3%
Jumlah 168 100% Cukup Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui dari 168 orang mahasiswa
diperoleh tanggapan mengenai faktor gaji sebagai berikut: 29 orang (17%)
memiliki tingkat pertimbangan pada faktor gaji dengan kriteria sangat baik, 65
orang (39%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor gaji dengan kriteria baik,
26 orang (15%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor gaji dengan kriteria
cukup, 43 orang (26%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor gaji dengan
kriteria tidak baik, dan 5 orang (3%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor
gaji dengan kriteria sangat tidak baik. Secara klasikal persentasi tingkat
pertimbangan pada faktor gaji sebesar 67% dan termasuk dalam kriteria cukup
baik. Untuk lebih jelasnya Gambar 4.1 berikut disajikan diagram batang tentang
tingkat pertimbangan pada faktor gaji dalam memilih karier.
59
Gambar 4.1
Diagram Batang Deskriptif Persentase Gaji
4.1.1.2 Variabel Pelatihan Profesional
Variabel pelatihan profesional diukur dengan 4 indikator, diantaranya
adalah pelatihan sebelum mulai kerja, sering mengikuti pelatihan di luar lembaga
untuk meningkatkan profesionalitas, sering mengikuti pelatihan rutin di dalam
lembaga, dan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi. Indikator pelatihan
sebelum mulai kerja, sering mengikuti pelatihan di luar lembaga untuk
meningkatkan profesionalitas, sering mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga,
dan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi dapat terdeskripsikan secara
baik dan dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan kariernya
pada profesi akuntan publik dan non akuntan publik. Secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 4.2 deskriptif variabel pelatihan profesional sebagai berikut:
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Sangat Baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak
baik
17%
39%
15%
26%
3%
Gaji
60
Tabel 4.2 Distribusi Variabel Pelatihan Profesional
Interval
Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata rata
klasikal
84% - 100% Sangat Baik 37 22%
74%
68% - 84% Baik 91 54%
52% - 68% Cukup 23 14%
36% -52 % Tidak baik 17 10%
≤ 36% Sangat tidak
baik 0 0%
Jumlah 168 100% Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui dari 168 orang mahasiswa
diperoleh tanggapan mengenai faktor pelatihan profesional sebagai berikut: 37
orang (22%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor pelatihan profesional
dengan kriteria sangat baik, 91 orang (54%) memiliki tingkat pertimbangan pada
faktor pelatihan profesional dengan kriteria baik, 23 orang (14%) memiliki tingkat
pertimbangan pada faktor pelatihan profesional dengan kriteria cukup, 17 orang
(10%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor pelatihan profesional dengan
kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi tingkat pertimbangan mahasiswa
pada faktor pelatihan profesional sebesar 74% dan termasuk dalam kriteria baik.
Untuk lebih jelasnya Gambar 4.2 berikut disajikan diagram batang tentang tingkat
pertimbangan pada faktor pelatihan profesional dalam memilih karier.
61
Gambar 4.2
Diagram Batang Deskriptif Persentase Pelatihan Profesional
4.1.1.3 Variabel Pengakuan Profesional
Variabel pengakuan profesional diukur dengan 4 indikator, diantaranya
adalah lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan
apabila berprestasi, memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, dan
memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses. Indikator lebih banyak
memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan apabila berprestasi,
memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, dan memerlukan keahlian tertentu
untuk mencapai sukses terdeskripsikan secara baik dan dipertimbangkan oleh
mahasiswa akuntansi dalam pemilihan kariernya pada profesi akuntan publik dan
non akuntan publik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3 deskriptif variabel
pengakuan profesional sebagai berikut:
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat Baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak
baik
22%
54%
14%10%
0%
Pelatihan
62
Tabel 4.3 Distribusi Variabel Pengakuan Profesional
Interval
Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata rata
klasikal
84% - 100% Sangat Baik 31 18%
73%
68% - 84% Baik 84 50%
52% - 68% Cukup 32 19%
36% -52 % Tidak baik 21 13%
≤ 36% Sangat tidak
baik 0 0%
Jumlah 168 100% Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui dari 168 orang mahasiswa
diperoleh tanggapan mengenai faktor pengakuan profesional sebagai berikut: 31
orang (18%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor pengakuan profesional
dengan kriteria sangat baik, 84 orang (50%) memiliki tingkat pertimbangan pada
faktor pengakuan profesional dengan kriteria baik, 32 orang (19%) memiliki
tingkat pertimbangan pada faktor pengakuan profesional dengan kriteria cukup,
21 orang (13%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor pengakuan profesional
dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi tingkat pertimbangan
mahasiswa pada faktor pengakuan profesional sebesar 73% dan termasuk dalam
kriteria baik. Untuk lebih jelasnya Gambar 4.3 berikut disajikan diagram batang
tentang tingkat pertimbangan pada faktor pengakuan profesional dalam memilih
karier.
63
Gambar 4.3
Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengakuan Profesional
4.1.1.4 Variabel Nilai-nilai Sosial
Variabel nilai-nilai sosial diukur dengan 6 indikator, diantaranya adalah
lebih memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, lebih
memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih
memperhatikan perilaku individu, lebih memberikan kesempatan untuk
menjalankan hobi, pekerjaannya lebih bergengsi dibanding karier yang lain, serta
lebih memberi kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang lain. Indikator-
indikator tersebut terdeskripsikan secara baik dan dipertimbangkan oleh
mahasiswa akuntansi dalam pemilihan kariernya pada profesi akuntan publik dan
non akuntan publik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4 deskriptif variabel
nilai-nilai sosial sebagai berikut:
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
Sangat Baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak
baik
18%
50%
19%
13%
0%
Pengakuan
64
Tabel 4.4 Distribusi Variabel Nilai-nilai Sosial
Interval
Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata rata
klasikal
84% - 100% Sangat Baik 3 2%
60%
68% - 84% Baik 56 33%
52% - 68% Cukup 52 31%
36% -52 % Tidak baik 55 33%
≤ 36% Sangat tidak
baik 2 1%
Jumlah 168 100% Cukup Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui dari 168 orang mahasiswa
diperoleh tanggapan mengenai faktor nilai-nilai sosial sebagai berikut: 3 orang
(2%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor nilai-nilai sosial dengan kriteria
sangat baik, 56 orang (33%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor nilai-nilai
sosial dengan kriteria baik, 52 orang (31%) memiliki tingkat pertimbangan pada
faktor nilai-nilai sosial dengan kriteria cukup, 55 orang (33%) memiliki tingkat
pertimbangan pada faktor nilai-nilai sosial dengan kriteria tidak baik, dan 2 orang
(1%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor nilai-nilai sosial dengan kriteria
sangat tidak baik. Secara klasikal persentasi tingkat pertimbangan mahasiswa
pada faktor nilai-nilai sosial sebesar 60% dan termasuk dalam kriteria cukup baik.
Untuk lebih jelasnya Gambar 4.4 berikut disajikan diagram batang tentang tingkat
pertimbangan pada faktor nilai-nilai sosial dalam memilih karier.
65
Gambar 4.4
Diagram Batang Deskriptif Persentase Nilai-nilai Sosial
4.1.1.5 Variabel Lingkungan Kerja
Variabel lingkungan kerja diukur dengan 7 indikator, diantaranya adalah
sifat pekerjaannya yang rutin, pekerjaanya lebih cepat dapat diselesaikan,
pekerjaannya lebih banyak tantangan/atraktif, dan sering bekerja secara lembur.
Sedangkan untuk lingkungan kerja meliputi lingkungan kerjanya menyenangkan,
tingkat kompetisi antar karyawan tinggi, serta adanya tekanan kerja untuk
mencapai hasil yang sempurna. Indikator-indikator tersebut terdeskripsikan secara
baik dan dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan kariernya
pada profesi akuntan publik dan non akuntan publik. Secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 4.5 deskriptif variabel lingkungan kerja sebagai berikut:
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Sangat Baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak
baik
2%
33%31%
33%
1%
Nilai Sosial
66
Tabel 4.5 Distribusi Variabel Lingkungan Kerja
Interval
Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata rata
klasikal
84% - 100% Sangat Baik 14 8%
64%
68% - 84% Baik 53 32%
52% - 68% Cukup 60 36%
36% -52 % Tidak baik 41 24%
≤ 36% Sangat tidak
baik 0 0%
Jumlah 168 100% Cukup Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui dari 168 orang mahasiswa
diperoleh tanggapan mengenai faktor lingkungan kerja sebagai berikut: 14 orang
(8%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor lingkungan kerja dengan kriteria
sangat baik, 53 orang (32%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor
lingkungan kerja dengan kriteria baik, 60 orang (36%) memiliki tingkat
pertimbangan pada faktor lingkungan kerja dengan kriteria cukup, 41 orang (24%)
memiliki tingkat pertimbangan pada faktor lingkungan kerja dengan kriteria tidak
baik. Secara klasikal persentasi tingkat pertimbangan mahasiswa pada faktor
lingkungan kerja sebesar 64% dan termasuk dalam kriteria cukup baik. Untuk
lebih jelasnya Gambar 4.5 berikut disajikan diagram batang tentang tingkat
pertimbangan pada faktor lingkungan kerja dalam memilih karier.
67
Gambar 4.5
Diagram Batang Deskriptif Persentase Lingkungan Kerja
4.1.1.6 Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Variabel pertimbangan pasar kerja diukur dengan 2 indikator, diantaranya
adalah keamanan kerjanya lebih terjamin dan lapangan kerja yang ditawarkan
mudah diketahui/diakses. Indikator keamanan kerjanya lebih terjamin dan
lapangan kerja yang ditawarkan mudah diketahui/diakses terdeskripsikan secara
baik dan dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan kariernya
pada profesi akuntan publik dan non akuntan publik. Secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 4.6 deskriptif variabel pertimbangan pasar kerja sebagai berikut:
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Sangat Baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak
baik
8%
32%
36%
24%
0%
Lingkungan
68
Tabel 4.6 Distribusi Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Interval
Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata rata
klasikal
84% - 100% Sangat Baik 28 17%
62%
68% - 84% Baik 46 27%
52% - 68% Cukup 30 18%
36% -52 % Tidak baik 46 27%
≤ 36% Sangat tidak
baik 18 11%
Jumlah 168 100% Cukup Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui dari 168 orang mahasiswa
diperoleh tanggapan mengenai faktor pertimbangan pasar kerja sebagai berikut:
28 orang (17%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor pertimbangan pasar
kerja dengan kriteria sangat baik, 46 orang (27%) memiliki tingkat pertimbangan
pada faktor pertimbangan pasar kerja dengan kriteria baik, 30 orang (18%)
memiliki tingkat pertimbangan pada faktor pertimbangan pasar kerja dengan
kriteria cukup, 46 orang (27%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor
pertimbangan pasar kerja dengan kriteria tidak baik, dan 18 orang (11%) memiliki
tingkat pertimbangan pada faktor pertimbangan pasar kerja dengan kriteria sangat
tidak baik. Secara klasikal persentasi tingkat pertimbangan mahasiswa pada faktor
pertimbangan pasar kerja sebesar 62% dan termasuk dalam kriteria cukup baik.
Untuk lebih jelasnya Gambar 4.6 berikut disajikan diagram batang tentang tingkat
pertimbangan pada faktor pertimbangan pasar kerja dalam memilih karier.
69
Gambar 4.6
Diagram Batang Deskriptif Persentase Pertimbangan Pasar Kerja
4.1.1.7 Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Variabel nilai intrinsik pekerjaan diukur dengan 4 indikator, diantaranya
adalah memberikan tantangan secara intelektual, suasana kerja yang dinamis,
menuntut kreatifitas untuk dapat berhasil di masa yang akan datang, dan
memberikan kebebasan dalam menjalankan tugas. Indikator memberikan
tantangan secara intelektual, suasana kerja yang dinamis, menuntut kreatifitas
untuk dapat berhasil di masa yang akan datang, dan memberikan kebebasan dalam
menjalankan tugas terdeskripsikan secara baik dan dipertimbangkan oleh
mahasiswa akuntansi dalam pemilihan kariernya pada profesi akuntan publik dan
non akuntan publik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7 deskriptif variabel
nilai intrinsik pekerjaan sebagai berikut:
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
Sangat Baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak
baik
17%
27%
18%
27%
11%
Pasar Kerja
70
Tabel 4.7 Distribusi Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Interval
Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata rata
klasikal
84% - 100% Sangat Baik 23 14%
63%
68% - 84% Baik 52 31%
52% - 68% Cukup 36 21%
36% -52 % Tidak baik 53 32%
≤ 36% Sangat tidak
baik 4 2%
Jumlah 168 100% Cukup Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui dari 168 orang mahasiswa
diperoleh tanggapan mengenai faktor nilai intrinsik pekerjaan sebagai berikut: 23
orang (14%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor nilai intrinsik pekerjaan
dengan kriteria sangat baik, 52 orang (31%) memiliki tingkat pertimbangan pada
faktor nilai intrinsik pekerjaan dengan kriteria baik, 36 orang (21%) memiliki
tingkat pertimbangan pada faktor pertimbangan pasar kerja dengan kriteria cukup,
53 orang (32%) memiliki tingkat pertimbangan pada faktor nilai intrinsik
pekerjaan dengan kriteria tidak baik, dan 4 orang (2%) memiliki tingkat
pertimbangan pada faktor nilai intrinsik pekerjaan dengan kriteria sangat tidak
baik. Secara klasikal persentasi tingkat pertimbangan mahasiswa pada faktor nilai
intrinsik pekerjaan sebesar 63% dan termasuk dalam kriteria cukup baik. Untuk
lebih jelasnya Gambar 4.7 berikut disajikan diagram batang tentang tingkat
pertimbangan pada faktor nilai intrinsik pekerjaan dalam memilih karier.
71
Gambar 4.7
Diagram Batang Deskriptif Persentase Nilai Intrinsik Pekerjaan
4.1.2 Jenis Karier yang Dipilih Responden
Deskripsi responden berdasarkan jenis karier yang diinginkan disajikan
dalam tabel berikut :
Tabel 4.8
Jenis Karier Responden
No Karier Frekuensi Persentase
1
2
Akuntan Publik
Non Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
38
44
26
60
22,6 %
26,2%
15,5%
35,7%
Jumlah 168 100%
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Sangat Baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak
baik
14%
31%
21%
32%
2%
Intrinsik Pekerjaan
72
Dari Tabel 4.8 di atas diketahui bahwa responden dalam penelitian ini
yaitu mahasiswa akuntansi semester delapan Universitas Negeri Semarang,
Universitas Diponegoro, UNISSULA, UNIKA Soegijapranata, dan Universitas
Dian Nuswantoro sebagian besar ingin berkarier sebagai akuntan pemerintah,
yaitu sebanyak 60 responden, yang ingin berkarier sebagai akuntan perusahaan
sebanyak 44 responden, sebanyak 38 responden ingin berkarier sebagai akuntan
publik dan yang ingin berkarier sebagai akuntan pendidik sebanyak 26 responden.
4.1.3 Analisis Uji t (independent samples T-test)
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji
normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat untuk melakukan uji t.
4.1.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah variabel bebas
(independent variable) mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk
mengetahui normalitas data variabel, peneliti menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Gaji Pelatihan Pengakuan
Nilai
Sosial Lingkungan
Pasar
Kerja
Intrinsik
Pekerjaan
N 168 168 168 168 168 168 168
Normal
Parametersa
Mean 9.94 14.55 14.93 18.17 22.88 6.20 13.28
Std. Deviation 2.552 2.578 2.223 2.803 3.200 2.040 2.606
Most Extreme
Differences
Absolute .100 .080 .090 .089 .090 .103 .102
Positive .078 .080 .087 .072 .090 .103 .102
Negative -.100 -.076 -.090 -.089 -.077 -.103 -.084
Kolmogorov-Smirnov Z 1.293 1.038 1.169 1.148 1.165 1.337 1.326
Asymp. Sig. (2-tailed) .071 .232 .130 .144 .132 .056 .060
73
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Gaji Pelatihan Pengakuan
Nilai
Sosial Lingkungan
Pasar
Kerja
Intrinsik
Pekerjaan
N 168 168 168 168 168 168 168
Normal
Parametersa
Mean 9.94 14.55 14.93 18.17 22.88 6.20 13.28
Std. Deviation 2.552 2.578 2.223 2.803 3.200 2.040 2.606
Most Extreme
Differences
Absolute .100 .080 .090 .089 .090 .103 .102
Positive .078 .080 .087 .072 .090 .103 .102
Negative -.100 -.076 -.090 -.089 -.077 -.103 -.084
Kolmogorov-Smirnov Z 1.293 1.038 1.169 1.148 1.165 1.337 1.326
Asymp. Sig. (2-tailed) .071 .232 .130 .144 .132 .056 .060
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Hipotesisnya sebagai berikut:
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria :
Jika sig (2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima dan,
jika sig (2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak.
Dari Tabel 4.9 diketahui nilai sig variabel gaji, pelatihan, pengakuan, nilai
sosial, lingkungan kerja, pasar kerja, dan intrinsik pekerjaan secara berurutan
adalah 0,071; 0,232; 0,130; 0,144; 0,132; 0,056 dan 0,060. Ketujuh variabel
tersebut memiliki nilai sig > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua variabel berdistribusi normal.
74
4.1.3.2 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen. Untuk menguji
homogenitas ini menggunakan levene test, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel
4.10 berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Data
Variabel Levene test
Gaji/Penghargaan Finansial 0,060
Pelatihan Profesional 0,120
Pengakuan Profesional 0,075
Nilai-nilai Sosial 0,090
Lingkungan Kerja 0,055
Pertimbangan Pasar Kerja 0,071
Nilai Intrinsik Pekerjaan 0,062
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Hipotesisnya adalah :
Ho : σ1 = σ2 (varians homogen)
H1 : σ1 ≠ σ2 (varians tidak homogen)
Dengan kriteria :
Jika sig > 0,05, maka Ho diterima, dan
Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak.
Pada Tabel 4.10 diketahui nilai sig variabel gaji, pelatihan, pengakuan,
nilai sosial, lingkungan kerja, pasar kerja, dan intrinsik pekerjaan secara berurutan
adalah 0,060; 0,120; 0,075; 0,090; 0,055; 0,071 dan 0,062. Ketujuh variabel
75
tersebut memiliki nilai sig > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua variabel homogen.
4.1.3.3 Gaji atau Penghargaan Finansial
Faktor gaji atau penghargaan finansial diajukan hipotesis H1 yaitu terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik ditinjau dari faktor gaji.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi faktor gaji antara mahasiswa yang memilih karier sebagai
akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik.
Terlihat di lampiran 6, Thitung faktor gaji sebesar 7,286 dengan probabilitas 0,000.
Oleh karena signifikansi/probabilitas < 0,05 maka H1 diterima yang artinya
bahwa ada perbedaan persepsi faktor gaji antara mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan
publik.
Gaji diukur dengan tiga indikator yaitu gaji awal yang tinggi, adanya dana
pensiun, dan kenaikan gaji lebih cepat. Probabilitas dari ketiga indikator tersebut
sebesar 0,000 yang artinya terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Pada indikator
gaji awal yang tinggi dan kenaikan gaji lebih cepat lebih dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik daripada mahasiswa yang
memilih karier sebagai non akuntan publik, sedangkan untuk indikator adanya
dana pensiun lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai non
76
akuntan publik daripada berkarier sebagai akuntan publik. Tabel 4.11 berikut ini
menunjukkan hasil perhitungan uji beda.
Tabel 4.11
Uji T-test Variabel Gaji
Indikator T test Sig.
Mean
Akuntan
Publik
Mean
Non Akuntan
Publik
Gaji awal yang tinggi
Adanya dana pensiun
Kenaikan gaji yang lebih cepat
8,696
1,983
7,848
0,000
0,000
0,000
4,2895
3,3615
4,3684
2,9154
3,3947
3,0462
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
4.1.3.4 Pelatihan Profesional
Faktor pelatihan profesional diajukan hipotesis H2 yaitu terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik ditinjau dari faktor pelatihan profesional.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi faktor pelatihan profesional antara mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non
akuntan publik. Terlihat di lampiran 6, Thitung faktor pelatihan profesional sebesar
18,797 dengan probabilitas 0,000. Oleh karena signifikansi/probabilitas < 0,05
maka H2 diterima yang artinya bahwa ada perbedaan persepsi faktor pelatihan
profesional antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan
mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik.
77
Pelatihan profesional diukur dengan empat indikator yaitu pelatihan
sebelum mulai kerja, sering mengikuti pelatihan di luar lembaga untuk
meningkatkan profesionalitas, sering mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga,
dan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi. Probabilitas keempat
indikator tersebut sebesar 0,000 yang artinya terdapat perbedaan persepsi antara
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
Pada indikator pelatihan sebelum mulai kerja, sering mengikuti pelatihan di luar
lembaga untuk meningkatkan profesionalitas, dan memperoleh pengalaman kerja
yang bervariasi lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai
akuntan publik daripada mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan
publik, sedangkan untuk indikator sering mengikuti pelatihan rutin di dalam
lembaga lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai non
akuntan publik daripada mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik.
Tabel 4.12 berikut ini menunjukkan hasil perhitungan uji beda.
Tabel 4.12
Uji T-test Variabel Pelatihan Profesional
Indikator T test Sig.
Mean
Akuntan
Publik
Mean
Non Akuntan
Publik
Pelatihan sebelum mulai kerja
Sering mengikuti pelatihan di luar
lembaga untuk meningkatkan
profesionalitas
Sering mengikuti pelatihan rutin di
11,681
9,667
8,113
0,000
0,000
0,000
4,5789
4,3684
3,4474
3,4231
3,1692
4,5846
78
dalam lembaga
Memperoleh pengalaman kerja yang
bervariasi
11,535
0,000
4,6053
3,3692
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
4.1.3.5 Pengakuan Profesional
Faktor pengakuan profesional diajukan hipotesis H3 yaitu terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik ditinjau dari faktor pengakuan profesional.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi faktor pengakuan profesional antara mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non
akuntan publik. Terlihat di lampiran 6, Thitung faktor pengakuan profesional
sebesar 17,689 dengan probabilitas 0,000. Oleh karena signifikansi/probabilitas
<0,05 maka H3 diterima yang artinya bahwa ada perbedaan persepsi faktor
pengakuan profesional antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan
publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik.
Pengakuan profesional diukur dengan empat indikator yaitu lebih banyak
memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan apabila berprestasi,
memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, dan memerlukan keahlian tertentu
untuk mencapai sukses. Probabilitas keempat indikator tersebut sebesar 0,000
yang artinya terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Pada indikator lebih banyak
memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan apabila berprestasi,
memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, dan memerlukan keahlian tertentu
79
untuk mencapai sukses lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik daripada mahasiswa yang memilih karier sebagai non
akuntan publik. Hal ini mungkin dikarenakan oleh pemikiran mahasiswa yang
menganggap karier sebagai akuntan publik lebih mempunyai kesempatan untuk
berkembang akan tetapi untuk mencapai suatu jabatan yang lebih tinggi
diperlukan banyak pengorbanan dan dibutuhkan keahlian tertentu untuk mencapai
sukses. Tabel 4.13 berikut ini menunjukkan hasil perhitungan uji beda.
Tabel 4.13
Uji T-test Variabel Pengakuan Profesional
Indikator
T test Sig.
Mean
Akuntan
Publik
Mean
Non Akuntan
Publik
Lebih banyak memberikan
kesempatan untuk berkembang
Ada pengakuan apabila berprestasi
Memerlukan banyak cara untuk naik
pangkat
Memerlukan keahlian tertentu untuk
mencapai sukses
12,233
5,896
5,967
10,502
0,000
0,000
0,000
0,000
4,7368
4,2895
4,1842
4,5789
3,6077
3,6615
3,4692
3,3538
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
4.1.3.6 Nilai-nilai Sosial
Faktor nilai-nilai sosial diajukan hipotesis H4 yaitu terdapat perbedaan
persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik ditinjau dari faktor nilai-nilai sosial.
80
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi faktor nilai-nilai sosial antara mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan
publik. Terlihat di lampiran 6, Thitung faktor nilai-nilai sosial sebesar 4,154 dengan
probabilitas 0,000. Oleh karena signifikansi/probabilitas < 0,05 maka H4 diterima
yang artinya bahwa ada perbedaan persepsi faktor nilai-nilai sosial antara
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang
memilih karier sebagai non akuntan publik.
Nilai-nilai sosial diukur dengan enam indikator yaitu lebih memberikan
kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, lebih memberikan kesempatan
untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberikan kesempatan untuk
menjalankan hobi, lebih memperhatikan perilaku individu, pekerjaanya lebih
bergengsi dibanding karier yang lain, dan lebih memberi kesempatan untuk
bekerja dengan ahli di bidang lain. Probabilitas indikator lebih memberikan
kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial sebesar 0,102 yang artinya tidak ada
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik, sedangkan kelima indikator lainnya probabilitasnya
sebesar 0,000; 0,040; 0,001; 0,001; dan 0,001 < 0,05 yang artinya terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik. Untuk indikator lebih memberikan kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain dan lebih memperhatikan perilaku individu lebih
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik daripada
mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik.
81
Indikator lebih memberikan kesempatan untuk menjalankan hobi,
pekerjaannya lebih bergengsi dibanding karier yang lain, dan lebih memberi
kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang lain lebih dipertimbangkan oleh
mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik daripada mahasiswa
yang memilih karier sebagai akuntan publik. Tabel 4.14 berikut ini menunjukkan
hasil perhitungan uji beda.
Tabel 4.14
Uji T-test Variabel Nilai Sosial
Indikator T test Sig.
Mean
Akuntan
Publik
Mean
Non Akuntan
Publik
Lebih memberikan kesempatan untuk
melakukan kegiatan sosial
Lebih memberikan kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain
Lebih memberikan kesempatan untuk
menjalankan hobi
Lebih memperhatikan perilaku individu
Pekerjaanya lebih bergengsi dibanding
karier yang lain
Lebih memberi kesempatan untuk
bekerja dengan ahli di bidang lain
-1,649
10,723
2,076
3,466
3,260
-3,365
0,102
0,000
0,040
0,001
0,001
0,001
3,1842
4,0000
2,1842
3,1053
2,2368
2,7895
3,3615
2,7007
3,9692
2,6923
3,8000
3,2538
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
82
4.1.3.7 Lingkungan Kerja
Faktor lingkungan kerja diajukan hipotesis H5 yaitu terdapat perbedaan
persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik ditinjau dari faktor lingkungan kerja.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi faktor lingkungan kerja antara mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan
publik. Terlihat di lampiran 6, Thitung faktor lingkungan kerja sebesar 15,229
dengan probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka H5 diterima
yang artinya bahwa ada perbedaan persepsi faktor lingkungan kerja antara
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang
memilih karier sebagai non akuntan publik.
Lingkungan kerja diukur dengan tujuh indikator yaitu pekerjaannya rutin,
pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan, pekerjaannya lebih banyak
tantangan/atraktif, sering kerja lembur, lingkungan kerjanya menyenangkan,
tingkat kompetisi antar karyawan tinggi, dan ada tekanan kerja untuk mencapai
hasil yang sempurna. Probabilitas ketujuh indikator tersebut sebesar 0,006; 0,007;
0,000; 0,000; 0,001; 0,000 dan 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan
persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik. Untuk indikator pekerjaannya rutin dan pekerjaannya lebih cepat
dapat diselesaikan akuntan publik lebih dipertimbangkan mahasiswa yang
memilih karier sebagai non akuntan publik daripada karier sebagai akuntan
publik, sedangkan indikator pekerjaannya lebih banyak tantangan/atraktif, sering
83
kerja lembur, lingkungan kerjanya menyenangkan, tingkat kompetisi antar
karyawan tinggi, dan ada tekanan kerja untuk mencapai hasil yang sempurna lebih
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik daripada
karier sebagai non akuntan publik. Tabel 4.15 berikut ini menunjukkan hasil
perhitungan uji beda.
Tabel 4.15
Uji T-test Variabel Lingkungan Kerja
Indikator T test Sig.
Mean
Akuntan
Publik
Mean
Non Akuntan
Publik
Pekerjaannya rutin
Pekerjaannya lebih cepat dapat
diselesaikan
Pekerjaannya lebih banyak
tantangan /atraktif
Sering kerja lembur
Lingkungan kerjanya
menyenangkan
Tingkat kompetisi antar karyawan
tinggi
Ada tekanan kerja untuk mencapai
hasil yang sempurna
2,387
1,820
8,317
7,949
3,612
6,840
9,125
0,006
0,007
0,000
0,000
0,001
0,000
0,000
3,2526
3,2000
4,0789
3,8684
3,8947
3,9211
4,1053
3,5462
3,5016
2,9769
2,8692
3,4769
3,0923
2,8538
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
84
4.1.3.8 Pertimbangan Pasar Kerja
Faktor pertimbangan pasar kerja diajukan hipotesis H6 yaitu terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik ditinjau dari faktor pertimbangan pasar kerja.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi faktor pertimbangan pasar kerja antara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier
sebagai non akuntan publik. Terlihat di lampiran 6, Thitung faktor pertimbangan
pasar kerja sebesar -10,638 dengan signifikansi/probabilitas 0,000. Oleh karena
probabilitas/signifikansi < 0,05 maka H6 diterima yang artinya bahwa ada
perbedaan persepsi faktor pertimbangan pasar kerja antara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier
sebagai non akuntan publik.
Pertimbangan pasar kerja diukur dengan dua indikator yaitu keamanan
kerjanya lebih terjamin dan lapangan kerja yang ditawarkan mudah diakses.
Probabilitas kedua indikator tersebut sebesar 0,000 yang artinya terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik. Pada indikator keamanan kerjanya lebih terjamin dan
lapangan kerja yang ditawarkan mudah diakses lebih dipertimbangkan mahasiswa
yang memilih karier sebagai non akuntan publik daripada mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik. Tabel 4.16 berikut ini menunjukkan hasil
perhitungan uji beda.
85
Tabel 4.16
Uji T-test Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Indikator T test Sig.
Mean
Akuntan
Publik
Mean
Non Akuntan
Publik
Keamanan kerjanya lebih terjamin
Lapangan kerja yang ditawarkan mudah
diketahui/diakses
-10,215
-8,520
0,000
0,000
1,8421
2,2368
3,4462
3,3769
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
4.1.3.9 Nilai Intrinsik Pekerjaan
Faktor nilai intrinsik pekerjaan diajukan hipotesis H7 yaitu terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik ditinjau dari faktor nilai intrinsik pekerjaan.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat
perbedaan persepsi faktor nilai intrinsik pekerjaan antara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier
sebagai non akuntan publik. Terlihat di lampiran 6, Thitung faktor nilai intrinsik
pekerjaan sebesar 10,205 dengan signifikansi/probabilitas 0,000. Oleh karena
probabilitas > 0,05 maka H7 diterima yang artinya bahwa ada perbedaan persepsi
faktor nilai intrinsik pekerjaan antara mahasiswa yang memilih karier sebagai
akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik.
Nilai intrinsik pekerjaan diukur dengan empat indikator yaitu memberikan
tantangan secara intelektual, suasana kerja yang dinamis, menuntut kreatifitas
86
untuk dapat berhasil di masa yang akan datang, dan memberikan kebebasan dalam
menjalankan tugas. Probabilitas untuk indikator memberikan tantangan secara
intelektual sebesar 0,201 yang artinya tidak ada perbedaan persepsi antara
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik,
sedangkan probabilitas untuk tiga indikator lainnya sebesar 0,000 yang artinya
terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai
akuntan publik dan non akuntan publik. Untuk indikator suasana kerja yang
dinamis, menuntut kreatifitas untuk dapat berhasil di masa yang akan datang, dan
memberikan kebebasan dalam menjalankan tugas lebih dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik daripada mahasiswa yang
memilih karier sebagai non akuntan publik. Tabel 4.17 berikut ini menunjukkan
hasil perhitungan uji beda.
Tabel 4.17
Uji T-test Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Indikator T test Sig.
Mean
Akuntan
Publik
Mean
Non Akuntan
Publik
Memberikan tantangan secara intelektual
Suasana kerja yang dinamis
Menuntut kreatifitas untuk dapat berhasil
di masa yang akan datang
Memberikan kebebasan dalam
menjalankan tugas
3,323
5,553
4,672
13,437
0,201
0,000
0,000
0,000
3,0000
3,9211
4,0789
4,2632
3,5462
3,1231
3,4538
2,2846
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
87
4.2.4 Pengujian Tambahan Menggunakan One Way ANOVA (Analysis Of
Variance)
4.1.4.1 Gaji atau Penghargaan Finansial
Pengujian tambahan dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk
variabel gaji/penghargaan finansial dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.18
Pengujian One Way ANOVA Variabel Gaji/Penghargaan Finansial
Mean F Sig.
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
12,0526
8,7273
9,3077
9,7667
16,026 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pada Tabel 4.18 diketahui bahwa hasil uji statistik one way ANOVA
menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan persepsi antara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik,
dan akuntan pemerintah ditinjau dari penghargaan finansial atau gaji, hal ini
dibuktikan dengan nilai F sebesar 16,026 dengan signifikansi sebesar 0,000 ( <
0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi.
88
Tabel 4.19
Perhitungan Mean Indikator Variabel Gaji/Penghargaan Finansial
Indikator F Sig. Mean
Akuntan
Publik
Mean
Akuntan
Perusahaan
Mean
Akuntan
Pendidik
Mean
Akuntan
Pemerintah
Gaji awal yg tinggi
Adanya dana
pensiun
Kenaikan gaji
yang lebih cepat
26,952
10,739
22,079
0,000
0,000
0,000
4,2895
3,1316
4,3684
3,0682
2,5455
3,1136
3,0385
3,5385
2,7308
2,7500
4,0167
3,1333
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Indikator gaji awal yang tinggi mempunyai nilai F sebesar 26,952 dengan
signifikansi 0,000 berarti terdapat perbedaan persepsi dilihat dari gaji awal yang
tinggi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik, akuntan
perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan pemerintah. Dapat dilihat dari nilai
mean masing-masing karier akuntan gaji awal yang tinggi lebih dipertimbangkan
oleh mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan tidak terlalu
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan pemerintah.
Nilai F untuk indikator adanya dana pensiun sebesar 10,739 dengan signifikansi
sebesar 0,000 berarti terdapat perbedaan persepsi mahasiswa. Dapat dilihat dari
mean masing-masing akuntan adanya dana pensiun lebih dipertimbangkan oleh
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan pemerintah dan tidak terlalu
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan perusahaan.
Nilai F untuk indikator kenaikan gaji yang lebih cepat sebesar 22,079
dengan probabilitas 0,000 yang berarti terdapat perbedaan persepsi mahasiswa
dilihat dari kenaikan gaji yang lebih cepat. Dapat dilihat dari mean masing-masing
89
akuntan kenaikan gaji yang lebih cepat lebih dipertimbangkan oleh mahasiswa
yang memilih karier sebagai akuntan publik dan tidak terlalu dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan pendidik.
4.1.4.2 Pelatihan Profesional
Pengujian tambahan dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk
variabel pelatihan profesional dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.20
Pengujian One Way ANOVA Variabel Pelatihan Profesional
Mean F Sig.
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
18,0000
14,2045
13,8846
12,9167
71,591 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pada Tabel 4.20 diketahui bahwa hasil uji statistik one way ANOVA
menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan persepsi antara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik,
dan akuntan pemerintah ditinjau dari pelatihan profesional, hal ini dilihat nilai
signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan persepsi.
90
Tabel 4.21
Perhitungan Mean Indikator Variabel Pelatihan Profesional
Indikator F Sig. Mean
Akuntan
Publik
Mean
Akuntan
Perusahaan
Mean
Akuntan
Pendidik
Mean
Akuntan
Pemerintah
Pelatihan sebelum
mulai kerja
Sering mengikuti
pelatihan di luar
lembaga untuk
meningkatkan
profesionalitas
Sering mengikuti
pelatihan rutin di
lembaga
Memperoleh
pengalaman kerja
yang bervariasi
44,070
35,334
41,580
38,616
0,000
0,000
0,000
0,000
4,5789
4,3684
4,4474
4,6053
3,6136
3,3864
3,4091
3,7955
3,0000
3,1923
4,4615
3,2308
3,4667
3,0000
3,3333
3,1167
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Indikator pelatihan sebelum kerja mempunyai nilai F sebesar 44,070
dengan signifikansi 0,000, yang artinya terdapat perbedaan persepsi mahasiswa
dilihat dari indikator pelatihan sebelum kerja. Dapat dilihat dari mean masing-
masing akuntan, pelatihan sebelum kerja lebih dipertimbangkan oleh mahasiswa
yang memilih karier sebagai akuntan publik dan tidak terlalu dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan pendidik.
Nilai F untuk indikator sering mengikuti latihan di luar lembaga untuk
meningkatkan profesional 35,334 dengan signifikansi 0,000, yang artinya terdapat
perbedaan persepsi mahasiswa dilihat dari indikator sering mengikuti latihan di
91
luar lembaga untuk meningkatkan profesionalitas. Dan dapat dilihat dari nilai
mean bahwa profesi akuntan publik dan akuntan perusahaan dianggap mahasiswa
perlu sering mengikuti latihan di luar lembaga untuk meningkatkan
profesionalitas. Untuk indikator sering mengikuti pelatihan rutin di lembaga
adalah 41,580 dengan signifikansi 0,000, yang artinya terdapat perbedaan persepsi
mahasiswa dilihat dari indikator sering mengikuti pelatihan rutin di lembaga. Dan
dapat dilihat dari nilai mean masing-masing akuntan bahwa indikator sering
mengikuti pelatihan rutin di lembaga lebih dipertimbangkan oleh mahasiswa yang
memilih karier akuntan pendidik.
Indikator memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi nilai F nya
sebesar 38,616 dengan signifikansi 0,000, yang artinya terdapat perbedaan
persepsi mahasiswa dilihat dari indikator memperoleh pengalaman kerja yang
bervariasi. Dan dapat dilihat dari nilai mean masing-masing akuntan bahwa
indikator memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi lebih dipertimbangkan
pada pemilihan karier sebagai akuntan publik daripada akuntan perusahaan,
akuntan pendidik dan akuntan pemerintah.
4.1.4.3 Pengakuan Profesional
Pengujian tambahan dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk
variabel pengakuan profesional dapat disajikan pada tabel berikut ini :
92
Tabel 4.22
Pengujian One Way ANOVA Variabel Pengakuan Profesional
Mean F Sig.
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
17,7895
14,7727
15,0769
13,1667
83,606 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pada Tabel 4.22, diketahui bahwa hasil uji statistik one way ANOVA
menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi
yang ditinjau dari pengakuan profesional, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan persepsi mahasiswa.
Tabel 4.23
Perhitungan Mean Indikator Variabel Pengakuan Profesional
Indikator F Sig. Mean
Akuntan
Publik
Mean
Akuntan
Perusahaan
Mean
Akuntan
Pendidik
Mean
Akuntan
Pemerintah
Lebih banyak
memberikan
kesempatan untuk
berkembang
Ada pengakuan
apabila berprestasi
Memerlukan banyak
cara untuk naik
pangkat
Memerlukan keahlian
tertentu untuk
mencapai sukses
36,112
21,261
13,318
0,000
0,000
0,000
4,7368
4,2895
4,1842
3,4773
4,1136
3,4318
3,8462
3,6154
3,6923
3,6000
3,3500
3,4000
93
44,488 0,000 4,5789 3,7500 3,9231 2,8167
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Nilai F untuk indikator lebih banyak memberikan kesempatan berkembang
adalah sebesar 36,112 dengan signifikansi 0,000 berarti ada perbedaan persepsi
mahasiswa. Hasil ujinya menunjukkan nilai mean untuk akuntan publik 4,7368
yang artinya indikator banyak memberikan kesempatan untuk berkembang lebih
dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik.
Untuk indikator ada pengakuan apabila berprestasi nilai F nya sebesar 21,261
dengan signifikansi 0,000 berarti ada perbedaan persepsi mahasiswa. Hasil ujinya
menunjukkan nilai mean untuk akuntan publik 4,2895 yang artinya indikator ada
pengakuan apabila berprestasi lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik dibandingkan dengan karier sebagai akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
Indikator memerlukan banyak cara untuk naik pangkat mempunyai nilai F
sebesar 13,318 dengan signifikansi 0,000 berarti ada perbedaan persepsi
mahasiswa. Hasil ujinya menunjukkan nilai mean untuk akuntan publik 4,1842
yang artinya memerlukan banyak cara untuk naik pangkat lebih dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik daripada mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan
pemerintah.
Nilai F untuk indikator memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai
sukses adalah sebesar 44,488 dengan signifikansi 0,000 berarti ada perbedaan
persepsi mahasiswa. Hasil ujinya menunjukkan nilai mean untuk akuntan publik
94
4,5789 yang artinya seorang mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan
publik memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses daripada sebagai
akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan pemerintah.
4.1.4.4 Nilai-nilai Sosial
Pengujian tambahan dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk
variabel nilai-nilai sosial dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.24
Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai-nilai Sosial
Mean F Sig.
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
19,5000
14,7500
18,4231
19,7333
68,604 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pada Tabel 4.24 diketahui bahwa hasil uji statistik one way ANOVA
menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi
yang dilihat dari keinginan karier akuntan yang ditinjau dari nilai-nilai sosial, hal
ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa.
Tabel 4.25
Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai-nilai Sosial
Indikator F Sig. Mean
Akuntan
Publik
Mean
Akuntan
Perusahaan
Mean
Akuntan
Pendidik
Mean
Akuntan
Pemerintah
Lebih memberikan
kesempatan
melakukn keg sosial
21,934
0,000
3,1842
2,8636
3,1538
3,8167
95
Lebih memberikan
kesempatan
berinteraksi dengan
orang lain
Lebih memberikan
kesempatan
menjalankan hobi
Lebih perhatikan
perilaku individual
Pekerjaannya
bergengsi dri yg lain
Lebih memberi
kesempatan bekerja
dg ahli dibidang lain
80,075
37,850
8,881
19,186
32,577
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
4,0000
3,1842
3,1053
3,2368
2,7895
2,1364
2,2727
2,4091
2,3636
2,7045
3,1154
2,9231
2,8077
3,4231
3,0000
2,9500
3,5000
2,8500
2,8500
3,7667
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Nilai F untuk indikator lebih memberikan kesempatan untuk melakukan
kegiatan sosial sebesar 21,934 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 berarti
menunjukkan ada perbedaan persepsi mahasiswa. Dapat dilihat dari nilai meannya
bahwa akuntan pemerintah dianggap lebih banyak memberikan kesempatan untuk
melakukan kegiatan sosial. Indikator lebih memberikan kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain mempunyai nilai F sebesar 80,075 dengan
signifikansi sebesar 0,000 berarti menunjukkan ada perbedaan persepsi
mahasiswa. Dapat dilihat dari nilai meannya akuntan publik dianggap lebih
banyak memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain.
96
Indikator lebih memberikan kesempatan untuk menjalankan hobi
mempunyai nilai F sebesar 37,850 dengan signifikansi sebesar 0,000 berarti
menunjukkan ada perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai
meannya akuntan pemerintah dianggap lebih banyak memberikan kesempatan
untuk menjalankan hobi daripada karier akuntan yang lain. Nilai F untuk indikator
lebih memperhatikan perilaku individu sebesar 8,881 dengan signifikansi sebesar
0,000 yang menunjukkan adanya perbedaan persepsi. Apabila dilihat dari nilai
maennya akuntan publik dianggap lebih memperhatikan perilaku individu.
Nilai F untuk indikator pekerjaannya lebih bergengsi dibanding karier
yang lain sebesar 19,186 dengan signifikansi sebesar 0,000 berarti menunjukkan
ada perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai meannya akuntan
pendidik dianggap lebih memperhatikan perilaku individu. Indikator lebih
memberi kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang yang lain nilai F nya
sebesar 32,577 dengan signifikansi sebesar 0,000 bmenunjukkan ada perbedaan.
Apabila dilihat dari nilai meannya akuntan pemerintah dianggap lebih memberi
kesempatan untuk bekerja dengan ahli di bidang yang lain.
4.1.4.5 Lingkungan Kerja
Pengujian tambahan dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk
variabel lingkungan kerja dapat disajikan pada tabel berikut ini :
97
Tabel 4.26
Pengujian One Way ANOVA Variabel Lingkungan Kerja
Mean F Sig.
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
26,9211
22,5227
23,0385
20,5000
72,344 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pada Tabel 4.26 diketahui bahwa hasil uji statistik one way ANOVA
menunjukkan ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang dilihat dari
keinginan karier akuntan yang ditinjau dari lingkungan kerja, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa.
Tabel 4.27
Perhitungan Mean Indikator Variabel Lingkungan Kerja
Indikator F Sig. Mean
Akuntan
Publik
Mean
Akuntan
Perusahaan
Mean
Akuntan
Pendidik
Mean
Akuntan
Pemerintah
Pekerjaannya rutin
Pekerjaannya cepat
dapat diselesaikan
Pekerjaannya byk
tantangan/atraktif
Sering bekerja
lembur
Lingkungan krjanya
menyenangkan
Tingkat kompetisi
karyawan tinggi
Ada tekanan kerja
4,897
5,774
36,682
26,596
5,519
0,003
0,001
0,000
0,000
0,001
3,5526
3,5000
4,0789
3,8684
3,8947
3,0455
3,1818
3,4091
3,0909
3,5909
3,7692
3,7308
2,8846
3,0000
3,6154
3,1667
2,9833
2,7000
2,6500
3,3333
98
untuk mencapai
hasil sempurna
15,823
35,523
0,000
0,000
3,9211
4,1053
3,1591
3,1136
3,0000
3,0385
3,0833
3,2798
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Nilai F untuk indikator pekerjaan rutin sebesar 4,897 dengan signifikansi
sebesar 0,003 berarti menunjukkan ada perbedaan persepsi. Apabila dilihat dari
nilai meannya akuntan pendidik dianggap lebih mempunyai pekerjaan rutin
daripada karier akuntan yang lain. Untuk indikator pekerjaannya lebih cepat dapat
diselesaikan nilai F nya sebesar 5,774 dengan signifikansi sebesar 0,001 berarti
menunjukkan ada perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai
meannya akuntan pendidik dianggap pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan
daripada akuntan publik, akuntan perusahaan, dan akuntan pemerintah.
Indikator pekerjaannya lebih banyak tantangan mempunyai nilai F sebesar
36,682 dengan signifikansi sebesar 0,000 berarti menunjukkan ada perbedaan
persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai meannya bahwa akuntan publik
dianggap memiliki pekerjaan yang lebih banyak tantangan daripada akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah. Nilai F untuk indikator
sering lembur sebesar 26,596 dengan signifikansi sebesar 0,000 berarti
menunjukkan ada perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai
meannya akuntan publik dianggap pekerjaan yang sering mendapatkan lembur.
Nilai F untuk indikator lingkungan kerjanya menyenangkan sebesar 5,519
dengan signifikansi sebesar 0,001 berarti menunjukkan ada perbedaan persepsi.
Apabila dilihat dari nilai meannya akuntan publik dianggap lingkungan kerjanya
99
menyenangkan daripada akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan
pemerintah. Untuk indikator tingkat kompetisi antar karyawan tinggi mempunyai
nilai F sebesar 15,823 dengan signifikansi sebesar 0,000 berarti menunjukkan ada
perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai meannya akuntan publik
dianggap pekerjaan yang tingkat kompetisi antar karyawannya tinggi.
Indikator ada tekanan kerja untuk mencapai hasil yang sempurna
mempunyai nilai F sebesar 35,523 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 berarti
menunjukkan ada perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai
meannya akuntan publik dianggap lebih mendapatkan tekanan kerja yang tinggi.
4.1.4.6 Pertimbangan Pasar Kerja
Pengujian tambahan dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk
variabel pertimbangan pasar kerja dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.28
Pengujian One Way ANOVA Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Mean F Sig.
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
4,0789
4,8864
9,1154
7,2500
181,212 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pada Tabel 4.28 diketahui bahwa hasil uji statistik one way ANOVA
menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi
yang dilihat dari keinginan karier akuntan yang ditinjau dari pertimbangan pasar
100
kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa.
Tabel 4.29
Perhitungan Mean Indikator Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Indikator F Sig. Mean
Akuntan
Publik
Mean
Akuntan
Perusahaan
Mean
Akuntan
Pendidik
Mean
Akuntan
Pemerintah
Keamanan
kerjanya terjamin
Lapangan
kerjanya mudah
diketahui/diakses
164,890
76,969
0,000
0,000
1,8421
2,2368
2,0000
2,8864
4,7692
4,3462
3,9333
3,3167
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dapat dilihat pada tabel nilai F pada indikator keamanan kerjanya lebih
terjamin 164,890 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan indikator lapangan kerja
yang ditawarkan mudah diketahui mempunyai nilai F sebesar 76,969 dengan
signifikansi 0,000 berarti terdapat perbedaan persepsi mahasiswa. Dari nilai
meannya terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan pendidik
menganggap keamanan kerjanya lebih terjamin dan lapangan kerja yang
ditawarkan mudah diketahui atau diakses daripada mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, dan akuntan pemerintah.
4.1.4.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan
Pengujian tambahan dengan menggunakan uji one way ANOVA untuk
variabel nilai intrinsik pekerjaan dapat disajikan pada tabel berikut ini :
101
Tabel 4.30
Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Mean F Sig.
Akuntan Publik
Akuntan Perusahaan
Akuntan Pendidik
Akuntan Pemerintah
16,2632
13,0000
12,8462
11,7833
40,264 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pada Tabel 4.30 diketahui bahwa hasil uji statistik one way ANOVA
menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi
yang dilihat dari keinginan karier akuntan yang ditinjau dari nilai intrinsik
pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa.
Tabel 4.31
Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Indikator F Sig. Mean
Akuntan
Publik
Mean
Akuntan
Perusahaan
Mean
Akuntan
Pendidik
Mean
Akuntan
Pemerintah
Memberikan
tantangan scr
intelektual
Suasana kerja yg
dinamis
Menuntut
kreatifitas untuk
berhasil di masa
akan datang
Memberikan
kebebasan dlm
mnjalankan tugas
7,100
11,589
7,426
0,000
0,000
0,000
4,0000
3,9211
4,0789
3,4773
3,2500
3,2500
3,9615
3,2308
3,7308
3,4167
2,9833
3,4833
102
118,894 0,000 4,2632 3,0227 1,9231 1,9000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dapat dilihat pada Tabel 4.31 nilai F pada indikator memberikan
tantangan secara intelektual 7,100 dengan signifikansi sebesar 0,000 berarti
terdapat perbedaan persepsi mahasiswa. Dari nilai meannya terlihat bahwa
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dianggap memberikan
tantangan secara intelektual daripada yang memilih karier sebagai akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
Nilai F untuk indikator suasana kerja yang dinamis adalah sebesar 11,589
dengan signifikansi 0,000 berarti terdapat perbedaan persepsi mahasiswa. Dari
nilai meannya terlihat bahwa mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan
publik menganggap suasana kerja yang dinamis daripada yang memilih karier
sebagai akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
Indikator menuntut kreatifitas untuk dapat berhasil di masa yang akan
datang nilai F nya sebesar 7,426 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 berarti
menunjukkan ada perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai
meannya mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dituntut
memiliki kreatifitas untuk dapat berhasil di masa yang akan datang daripada
akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
Nilai F untuk indikator memberikan kebebasan dalam menjalankan tugas
sebesar 118,894 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 berarti menunjukkan ada
perbedaan persepsi mahasiswa. Apabila dilihat dari nilai meannya akuntan publik
103
dianggap lebih mendapatkan kebebasan menjalankan tugas daripada akuntan
perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gaji atau Penghargaan Finansial
Faktor gaji dianalisis dengan tiga indikator yaitu gaji awal yang tinggi,
adanya dana pensiun, dan kenaikan gaji lebih cepat. Mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik menganggap bahwa
gaji merupakan hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih karier. Gaji
dianggap sebagai hal yang utama karena semua orang akan mengharapkan gaji
sebagai imbalan setelah bekerja (Ivancevich, et al., 2007:228). Begitu juga bagi
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik maupun non akuntan
publik mempertimbangkan faktor gaji dalam memilih karier.
Indikator gaji awal yang tinggi lebih dipertimbangkan mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik daripada mahasiswa yang memilih karier
sebagai non akuntan publik karena mereka beranggapan bahwa gaji awal yang
diterima seorang akuntan publik lebih besar. Akan tetapi, kenyataan yang
sebenarnya gaji awal yang diterima oleh seorang akuntan publik tidak begitu
tinggi karena terkait dengan pengalaman kerja yang belum mumpuni pada
profesinya. Untuk indikator adanya dana pensiun sangat dipertimbangkan oleh
mahasiswa yang memilih kariernya sebagai non akuntan publik karena mereka
menganggap bahwa pensiun sebagai sumber pendapatan utama ketika purna
jabatan sehingga dapat memberikan jaminan hidup di hari tua. Indikator kenaikan
104
gaji yang lebih cepat lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik karena seiring dengan banyaknya pengalaman seorang
akuntan publik dalam mengatasi masalah klien akan menaikkan reputasi namanya
sebagai akuntan publik sehingga dicari banyak klien dan secara tidak langsung
gaji yang diperoleh akan terus meningkat. Apalagi sekarang sumber pendapatan
akuntan publik tidak hanya melayani jasa audit saja tetapi sudah merambah ke
jasa konsultasi manajemen.
Hasil penelitian ini menyetujui penelitian Rahayu (2003), Setiyani
(2005), dan Widyasari (2010) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi
diantara mahasiswa. Tetapi hasil penelitian ini menolak hasil penelitian Astami
(2001) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berkaitan dengan
faktor gaji dalam memilih bidang karier akuntan.
4.2.2 Pelatihan Profesional
Faktor pelatihan profesional dianalisis dengan empat indikator yaitu
pelatihan sebelum kerja, sering mengikuti pelatihan di luar lembaga untuk
meningkatkan profesionalitas, sering mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga,
dan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi. Mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik menganggap bahwa
pelatihan profesional diperlukan untuk menjalani karier. Pelatihan profesional
diperlukan juga untuk meningkatkan prestasi kerja dan sebagai sarana untuk
mengembangkan diri untuk menjadi seorang pribadi yang lebih baik (Dessler,
1994:5).
105
Indikator pelatihan sebelum mulai kerja dipertimbangkan oleh mahasiswa
yang menginginkan karier sebagai akuntan publik karena untuk menjadi seorang
akuntan publik diperlukan pelatihan sebelum mulai kerja untuk menunjang
kualitas kerja. Untuk indikator sering mengikuti pelatihan di luar lembaga
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik. Hal ini
terjadi karena untuk menjadi seorang akuntan publik yang baik harus mempunyai
profesionalisme kerja yang tinggi sehingga diperlukan juga pelatihan di luar
lembaga.
Pada indikator sering mengikuti pelatihan rutin di dalam lembaga lebih
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih profesi non akuntan publik. Di
lembaga pendidikan tinggi sering diselenggarakan pelatihan-pelatihan untuk
mengembangkan karier (akuntan pendidik). Indikator memperoleh pengalaman
kerja yang bervariasi dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih kariernya
sebagai akuntan publik karena seperti yang sudah ditentukan bahwa seseorang
yang akan memasuki karier sebagai akuntan publik, harus terlebih dahulu mencari
pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior yang lebih
berpengalaman sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rahayu (2003), Setiyani
(2005), dan Widyasari (2010) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
persepsi diantara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik ditinjau dari faktor pelatihan profesional.
106
4.2.3 Pengakuan Profesional
Faktor pengakuan profesional dianalisis dengan empat indikator yaitu
lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan apabila
berprestasi, memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, dan memerlukan
keahlian tertentu untuk mencapai sukses. Mahasiswa yang memilih karier sebagai
akuntan publik maupun non akuntan publik menganggap bahwa pengakuan
profesional diperlukan agar lebih termotivasi lagi sehingga pekerjaan yang
dihasilkan akan lebih baik lagi. Disamping itu, pengakuan prestasi ini juga
merupakan salah satu bentuk apresiasi atas hasil yang telah diraih (Dessler,
1994:104).
Pada indikator lebih banyak memberikan kesempatan untuk berkembang
lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
daripada non akuntan publik karena dalam menyelesaikan tugasnya diberikan
kebebasan yang luas sehingga akuntan publik bisa lebih mengembangkan diri
untuk mencapai prestasi kerja yang terbaik. Indikator ada pengakuan apabila
berprestasi dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan
publik dengan pendapat ketika seseorang yang menjalani profesi akuntan publik
mencapai suatu prestasi kerja yang tinggi akan diakui masyarakat dalam bentuk
apresiasi terhadap reputasi dan kualitasnya sebagai akuntan publik. Hal ini juga
akan menjadikan Kantor Akuntan Publik (KAP) tempatnya bernaung akan
semakin banyak klien yang akan menggunakan jasa dari KAP tersebut.
Untuk indikator memerlukan banyak cara untuk naik pangkat lebih
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik karena
107
untuk menjadi seorang akuntan publik yang baik harus memiliki pengalaman
kerja yang banyak sehingga akan menambah pengetahuannya untuk mengatasi
berbagai macam masalah klien. Sedangkan indikator memerlukan keahlian
tertentu untuk mencapai sukses juga dipertimbangkan mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik karena mereka menganggap bahwa profesi akuntan
publik harus memiliki keahlian untuk menyelesaikan masalah klien. Seorang
akuntan publik harus jeli dalam melihat masalah klien agar dapat diatasi dengan
baik sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas kerjanya dan mencapai
kesuksesan di kemudian hari.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahayu (2003), Setiyani
(2005), dan Widyasari (2010) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
persepsi diantara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik ditinjau dari faktor pengakuan profesional.
4.2.4 Nilai-nilai Sosial
Faktor nilai-nilai sosial dianalisis dengan enam indikator yaitu lebih
memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, lebih memberikan
kesempatan untuk berinteraksi dengan yang lain, lebih memberikan kesempatan
untuk menjalankan hobi, lebih memperhatikan perilaku individu, pekerjaannya
lebih bergengsi dibanding karier yang lain, dan lebih memberi kesempatan untuk
bekerja dengan ahli di bidang lain. Mahasiswa yang memilih karier sebagai
akuntan publik maupun non akuntan publik menganggap bahwa masing-masing
karier memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial di luar
pekerjaan. Hal ini karena mahasiswa mempunyai anggapan bahwa kegiatan sosial
108
dapat dilakukan setelah pekerjaan rutin mereka, sehingga kesempatan untuk
melakukan kegiatan sosial antara akuntan publik dan non akuntan publik dianggap
sama.
Indikator lebih mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
lain dan dianggap lebih memperhatikan perilaku individu lebih dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik karena pekerjaannya yang
selalu berhadapan dengan berbagai macam klien yang mempunyai karyawan
dengan karakter yang berbeda-beda. Sedangkan indikator lebih mendapatkan
kesempatan untuk menjalankan hobi dipertimbangkan mahasiswa yang memilih
karier sebagai non akuntan publik karena profesi non akuntan publik dianggap
jarang lembur khususnya akuntan pemerintah.
Untuk indikator pekerjaannya lebih bergengsi dibanding karier yang lain
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier profesi non akuntan publik
karena dianggap untuk menjalani karier tersebut harus menuntut pendidikan
akademik sampai jenjang yang lebih tinggi dan memiliki gelar doktor khususnya
akuntan pendidik. Indikator lebih memberikan kesempatan untuk bekerja dengan
ahli di bidang lain lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier non
akuntan publik karena dianggap memiliki waktu dan pekerjaan yang bisa
bekerjasama dengan ahli di bidang lain khusunya akuntan pemerintah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Widyasari (2010) yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Tetapi penelitian ini
menolak hasil penelitian Rahayu (2003) dan Setiyani (2005) yang menyatakan
109
bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi diantara mahasiswa yang memilih karier
sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor nilai-nilai
sosial.
4.2.5 Lingkungan Kerja
Faktor lingkungan kerja dianalisis dengan tujuh indikator yaitu
pekerjaannya rutin, pekerjaanya lebih cepat dapat diselesaikan, pekerjaannya lebih
banyak tantangan, sering bekerja secara lembur, lingkungan kerjanya
menyenangkan, tingkat kompetisi antar karyawan yang tinggi, dan adanya
tekanan kerja untuk mencapai hasil yang sempurna.
Indikator pekerjaannya rutin (setiap hari kerja) lebih dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik karena bekerja pada
lembaga perusahaan dan pemerintah yang merupakan sebuah entitas usaha yang
besar sehingga pekerjaannya rutin. Untuk indikator pekerjaannya lebih cepat
dapat diselesaikan dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih karier sebagai
non akuntan publik karena pekerjaannya tidak terlalu banyak tantangan sehingga
cepat dapat diselesaikan. Indikator pekerjaannya lebih banyak tantangan/atraktif
lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
karena pekerjaan akuntan publik memiliki tantangan yang tinggi untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapi klien dan seorang akuntan publik juga
dituntut untuk memahami karakter klien sehingga tantangan pekerjaannya tinggi.
Akuntan publik juga sering bekerja secara lembur untuk dapat menyelesaikan
pekerjaannya yang memiliki banyak tantangan tersebut.
110
Pada indikator lingkungan kerjanya menyenangkan antara mahasiswa
yang memilih akuntan publik dan non akuntan publik sebenarnya menginginkan
lingkungan kerja yang menyenangkan. Akan tetapi, dari hasil pengujian diketahui
bahwa akuntan publik dianggap mempunyai lingkungan kerja yang
menyenangkan karena lebih santai dan tidak terlalu formal. Untuk indikator
tingkat kompetisi antar karyawan yang tinggi lebih dipertimbangkan mahasiswa
yang memilih karier sebagai akuntan publik karena mereka menganggap profesi
akuntan publik memiliki persaingan kerja yang tinggi karena pada profesi akuntan
publik dianggap sebagai profesi yang selalu berusaha untuk mendapatkan klien
sehingga kompetisi karyawan sangat diperlukan. Sedangkan untuk indikator ada
tekanan kerja untuk mencapai hasil yang sempurna lebih dipertimbangkan
mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik. Hal ini terjadi karena
mahasiswa beranggapan bahwa profesi akuntan publik harus menyelesaikan
pekerjaan berdasarkan waktu yang telah ditentukan, sehingga merasa adanya
tekanan kerja dalam penyelesaian pekerjaannya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rahayu (2003), Setiyani
(2005), dan Widyasari (2010) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik ditinjau lingkungan kerja. Tetapi penelitian ini menolak hasil
penelitian Rasmini (2007) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
persepsi diantara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non
akuntan publik ditinjau dari faktor lingkungan kerja.
111
4.2.6 Pertimbangan Pasar Kerja
Faktor pertimbangan pasar kerja dianalisis dengan dua indikator yaitu
keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di PHK) dan lapangan kerja yang
ditawarkan mudah diketahui/diakses.
Indikator keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di PHK) lebih
dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai non akuntan publik
karena mereka menganggap bahwa profesi non akuntan publik memiliki
pekerjaan yang keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di PHK) karena
bekerja pada instansi pemerintah khususnya akuntan pemerintah dan akuntan
pendidik. Sedangkan untuk indikator lapangan pekerjaan yang ditawarkan mudah
untuk diketahui/diakses lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier
sebagai non akuntan publik karena lapangan pekerjaan yang ditawarkan mudah
diketahui atau diakses dari informasi publik seperti surat kabar, internet, pamflet,
dan lain sebagainya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Oktavia (2005), Rasmini
(2007), Warrick (2008), dan Widyasari (2010) yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik ditinjau pertimbangan pasar kerja. Tetapi penelitian ini
menolak hasil penelitian Astami (2001), Rahayu (2003) dan Setiyani (2005) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi diantara mahasiswa yang
memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor
pertimbangan pasar kerja.
112
4.2.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan
Faktor nilai intrinsik pekerjaan dianalisis dengan empat indikator yaitu
memberikan tantangan secara intelektual, suasana kerja yang dinamis, menuntut
kreatifitas untuk dapat berhasil di masa yang akan datang, dan memberikan
kebebasan dalam menjalankan tugas. Mahasiswa yang memilih karier sebagai
akuntan publik dan non akuntan publik berpendapat bahwa semua pekerjaan
memberikan tantangan secara intelektual. Hal ini karena mahasiswa beranggapan
bahwa karier yang akan dijalani sesuai dengan ilmu yang telah dipelajari saat di
bangku kuliah, sehingga setiap pekerjaan selalu ada tantangan intelektual dalam
menyelesaikannya.
Indikator suasana kerja yang dinamis lebih dipertimbangkan mahasiswa
yang memilih karier sebagai akuntan publik karena mereka berpendapat bahwa
akuntan publik mempunyai karena tidak terlalu formal. Untuk indikator menuntut
untuk memiliki kreatifitas yang tinggi untuk dapat berhasil di masa yang akan
datang lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan
publik karena persaingan kerja semakin hari semakin ketat sehingga harus kreatif
dalam bekerja. Sedangkan untuk indikator kebebasan dalam menjalankan tugas
lebih dipertimbangkan mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik
karena mereka menganggap bahwa profesi akuntan publik mendapatkan
kebebasan dalam menyelesaikan tugas sehingga bisa mengembangkan diri agar
menjadi pekerja yang lebih berkualitas dan profesional.
Hasil penelitian ini menyetujui penelitian Oktavia (2005) dan Warrick
(2008) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa
113
yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau nilai
intrinsik pekerjaan. Tetapi penelitian ini menolak hasil penelitian Astami (2001)
dan Setiyani (2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi
diantara mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan
publik ditinjau dari faktor nilai intrinsik pekerjaan.
114
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa
akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik
ditinjau dari faktor gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai
sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai intrinsik pekerjaan.
Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa adalah
faktor pelatihan profesional.
Apabila dilihat dari masing-masing indikator setiap faktor terdapat dua
indikator yang tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih
karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Indikator tersebut adalah
lebih memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial termasuk dalam
faktor nilai-nilai sosial dan memberikan tantangan secara intelektual yang
termasuk dalam faktor nilai intrinsik pekerjaan.
5.2 Saran
Dari hasil simpulan diatas, peneliti memberikan saran kepada mahasiswa
sebagai calon pekerja untuk mengikuti pelatihan-pelatihan kerja yang nantinya
akan meningkatkan kecakapan dan profesionalitas dalam bekerja terutama bagi
mahasiswa yang ingin berkarier sebagai akuntan publik yang lebih memerlukan
114
115
pengalaman kerja sebelum bekerja di Kantor Akuntan Publik. Disamping itu,
lembaga-lembaga yang nantinya menjadi tempat bekerjanya mahasiswa seperti
perusahaan atau lembaga pemerintah perlu mengadakan pelatihan rutin di dalam
maupun di luar perusahaan sehingga skill pekerja dapat berkembang dan
meningkat. Bagi lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi juga
hendaknya diadakan pelatihan untuk mengembangkan karier akuntan pendidik.
116
DAFTAR PUSTAKA
Astami, Emita Wahyu. 2001. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan
Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik bagi Mahasiswa
Jurusan Akuntansi”.KOMPAK , Jan 2001 : 57-84.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Dessler, Gary. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Jilid 2.
Terjemahan Paramita Rahayu. Jakarta : PT. Indeks.
Doyin, Mukh. 2005. Kamus Kata Baku Bahasa Indonesia. Semarang : Teras
Pustaka.
Gade, Muhammad. 1993. Akuntansi Pemerintahan. Edisi Revisi. Jakarta :
Lembaga Penerbit FE UI.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
4. Semarang : BP Universitas Diponegoro.
Gibson, James., John M. Ivancevich, and James H. Donnelly Jr. 1997.
Organization: Behaviour Structure Processes. Ninth Edition. McGraw-
Hill, Inc.
Handoko, T. Hani. 1988. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Edisi 2. Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah Mada.
Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen . Edisi 7.
Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta : Salemba
Empat.
Ivancevich, John., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2007. Perilaku
dan Manajemen Organisasi. Edisi 7. Jilid 1. Terjemahan Gina Gania.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi. Buku 1.
Terjemahan Erly Suandy. Jakarta : Salemba Empat.
Kunartinah dan Widiatmoko. 2003. “Perilaku Mahasiswa Akuntansi di STIE
STIKUBANK Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Karier sebagai Akuntan Publik”. Dalam Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, Vol 10. No. 2 Semarang : STIE STIKUBANK Semarang.
Lisnasari, Riani. 2008. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa
Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). (Studi
116
117
Empiris di Universitas Indonesia)”. The 2nd Accounting Conference, 1st
Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop Depok . Nov 2008 : 1-
21. Jakarta : Universitas Indonesia.
Milton, R. Charles. 1986. Human Behavior in Organizations (three levels of
behavior). Prentice-Hall.
Mochamad, Ali. 1984. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.
Oktavia, Melanie. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang Memotivasi Pemilihan
Karier bagi Mahasiswa Akuntansi. (Studi survei pada Universitas
Widyatama di Bandung)”. Skripsi. Universitas Widyatama
Available at: (www.google.com) diakses tanggal : 11-1-2011.
Rahayu, Sri., Eko Arif Sudaryono, dan Doddy Setiawan. 2003. Persepsi
Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Karier. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17
Oktober : 821-829.
Rasmini, Ni Ketut. 2007. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan
Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik pada
Mahasiswa. Buletin Studi Ekonomi Vol.12 No.3: 351-163.
Regar, Moenaf R. 1993. Mengenal Profesi Akuntan dan Memahami Laporannya.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
RI., Kementerian Pendidikan Nasional. SK Mendiknas No. 179/U/2001 tentang
ketentuan penyelenggaraan PPA (Pendidikan Profesi Akuntansi). 2001.
http://djlk.depkeu.go.id ( 19 Maret 2011).
Robbins, Stephen P. dan Timothy Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12.
Jilid 1. Terjemahan Diana Angelica. Jakarta : Salemba Empat.
Setiyani, Rediana. 2005. “Faktor-Faktor yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi
dalam Memilih Profesi sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik
(Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri di
Pulau Jawa)”. Tesis.Semarang : Program Studi Magister Sains UNDIP.
Siagian, Sondang P. 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Sutrisno, Hadi. 1979. Metodologi Research 3.Yogyakarta: YP Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
118
Tim Penyusun. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang : Penerbit FE
UNNES.
Warrick, et al. 2008. “Accounting Student’s Perceptions on Employment
Opportunities”. Dalam Research in Higher Education Journal. Jackson
State University.
Widyasari, Yuanita. 2010. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-
Faktor yang Membedakan Pemilihan Karier (Studi pada Universitas
Diponegoro dan UNIKA Soegijapranata)”.Skripsi.Semarang : Fakultas
Ekonomi UNDIP.
119
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
“PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI
AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Survei pada
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang)”
I. Identitas Responden
1. Nama : ..........................................................................
2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Umur : ........tahun
4. Asal Universitas :
5. Jenis karier yang
diinginkan :
1. Akuntan Publik, akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.
2. Akuntan Perusahaan, akuntan yang bekerja di perusahaan.
3. Akuntan Pendidik, akuntan yang bekerja di lembaga pendidikan sebagai
tenaga pengajar.
4. Akuntan Pemerintah, akuntan yang bekerja di instansi pemerintah,
seperti di BPK, Departemen Keuangan, dan Instansi pemerintah lainnya.
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas Anda secara lengkap pada tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah setiap pertanyaan secara cermat dan teliti.
3. Berilah tanda silang ( X ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat Anda.
4. Teliti kembali sebelum angket dikumpulkan, barangkali ada nomor yang
belum diisi.
III. Keterangan
1 = Tidak Setuju
2 = Kurang Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
5 = Sangat Setuju Sekali
120
IV. Pertanyaan:
1. Gaji atau Penghargaan Finansial
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
Dalam memilih karier tersebut anda mengharapkan
hal-hal sebagai berikut:
1 Gaji awal yang tinggi
2 Ada dana pensiun
3 Kenaikan gaji yang diberikan lebih cepat
2. Pelatihan Profesional
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
Dalam menjalankan karier yang anda pilih, anda
perlu :
1 Pelatihan sebelum mulai kerja
2 Sering mengikuti pelatihan di luar lembaga
untuk meningkatkan profesionalitas
3 Sering mengikuti pelatihan rutin di dalam
lembaga
4 Memperoleh pengalaman kerja yang
bervariasi
3. Pengakuan Profesional
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
Menurut anda, karier yang anda pilih
1 Lebih banyak memberikan kesempatan
untuk berkembang
2 Ada pengakuan apabila berprestasi
3 Memerlukan banyak cara untuk naik
pangkat
4 Memerlukan keahlian tertentu untuk
mencapai sukses
121
4. Nilai-nilai Sosial
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
Menurut anda, karier yang anda pilih
1 Lebih memberikan kesempatan untuk
melakukan kegiatan sosial
2 Lebih memberikan kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain
3 Lebih memperhatikan perilaku individu
4 Lebih memberikan kesempatan untuk
menjalankan hobi
5 Pekerjaannya lebih bergengsi dibanding
karier yang lain
6 Lebih memberi kesempatan untuk bekerja
dengan ahli di bidang lain
5. Lingkungan Kerja
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
Menurut anda, jenis pekerjaan dan lingkungan karier
yang anda pilih
Sifat Pekerjaan
1 Pekerjaannya rutin (selama hari kerja)
2 Pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan
3 Pekerjaannya lebih banyak
tantangan/atraktif
4 Sering bekerja secara lembur
Lingkungan Pekerjaan
5 Lingkungan kerjanya menyenangkan
6 Tingkat kompetisi antar karyawan tinggi
7 Ada tekanan kerja untuk mencapai hasil
yang sempurna
6. Pertimbangan Pasar Kerja
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
Anda memilih karier tersebut, karena menurut anda
karier tersebut
1 Keamanan kerjanya lebih terjamin ( tidak
mudah di PHK )
2 Lapangan kerja yang ditawarkan mudah
diketahui/diakses
122
7. Nilai Intrinsik Pekerjaan
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
Anda memilih karier tersebut, karena menurut anda
karier tersebut :
1 Memberikan tantangan secara intelektual
2 Suasana kerja yang dinamis
3 Menuntut kreatifitas untuk dapat berhasil di
masa yang akan datang
4 Memberikan kebebasan dalam menjalankan
tugas
123
TABEL INDUK OUTPUT SPSS 16
Lampiran 3
HASIL UJI VALIDITAS
1. Variabel Gaji atau Penghargaan Finansial
Correlations
GAJI G1 G2 G3
GAJI Pearson Correlation 1 .768** .606
** .780
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 168 168 168 168
G1 Pearson Correlation .768** 1 .168
* .577
**
Sig. (2-tailed) .000 .030 .000
N 168 168 168 168
G2 Pearson Correlation .606** .168
* 1 .174
*
Sig. (2-tailed) .000 .030 .024
N 168 168 168 168
G3 Pearson Correlation .780** .577
** .174
* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .024
N 168 168 168 168
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
124
2. Variabel Pelatihan Profesional
Correlations
PELATIHAN P1 P2 P3 P4
PELATIHAN Pearson Correlation 1 .752** .842
** .675
** .811
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
P1 Pearson Correlation .752** 1 .514
** .297
** .533
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
P2 Pearson Correlation .842** .514
** 1 .480
** .596
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
P3 Pearson Correlation .675** .297
** .480
** 1 .326
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
P4 Pearson Correlation .811** .533
** .596
** .326
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
125
3. Variabel Pengakuan Profesional
Correlations
PENGAKUAN PN1 PN2 PN3 PN4
PENGAKUAN Pearson Correlation 1 .649** .575
** .670
** .800
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
PN1 Pearson Correlation .649** 1 .108 .342
** .341
**
Sig. (2-tailed) .000 .164 .000 .000
N 168 168 168 168 168
PN2 Pearson Correlation .575** .108 1 .176
* .313
**
Sig. (2-tailed) .000 .164 .022 .000
N 168 168 168 168 168
PN3 Pearson Correlation .670** .342
** .176
* 1 .374
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .022 .000
N 168 168 168 168 168
PN4 Pearson Correlation .800** .341
** .313
** .374
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
126
4. Variabel Nilai-nilai Sosial
Correlations
NILAISOSIAL NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 NS6
NILAISOSIAL Pearson Correlation 1 .568** .600
** .716
** .577
** .623
** .628
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168 168 168
NS1 Pearson Correlation .568** 1 .107 .389
** .143 .071 .426
**
Sig. (2-tailed) .000 .169 .000 .065 .360 .000
N 168 168 168 168 168 168 168
NS2 Pearson Correlation .600** .107 1 .343
** .297
** .397
** .000
Sig. (2-tailed) .000 .169 .000 .000 .000 1.000
N 168 168 168 168 168 168 168
NS3 Pearson Correlation .716** .389
** .343
** 1 .208
** .256
** .444
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .001 .000
N 168 168 168 168 168 168 168
NS4 Pearson Correlation .577** .143 .297
** .208
** 1 .341
** .237
**
Sig. (2-tailed) .000 .065 .000 .007 .000 .002
N 168 168 168 168 168 168 168
NS5 Pearson Correlation .623** .071 .397
** .256
** .341
** 1 .245
**
Sig. (2-tailed) .000 .360 .000 .001 .000 .001
N 168 168 168 168 168 168 168
NS6 Pearson Correlation .628** .426
** .000 .444
** .237
** .245
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 1.000 .000 .002 .001
N 168 168 168 168 168 168 168
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
127
5. Variabel Lingkungan Kerja
Correlations
LINGKUNGAN L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7
LINGKUNGAN Pearson Correlation 1 .473** .475
** .583
** .579
** .526
** .557
** .642
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168 168 168 168
L1 Pearson Correlation .473** 1 .723
** -.037 -.089 .043 -.007 .026
Sig. (2-tailed) .000 .000 .630 .254 .578 .927 .734
N 168 168 168 168 168 168 168 168
L2 Pearson Correlation .475** .723
** 1 .022 -.061 .070 -.105 .006
Sig. (2-tailed) .000 .000 .775 .430 .366 .176 .936
N 168 168 168 168 168 168 168 168
L3 Pearson Correlation .583** -.037 .022 1 .434
** .184
* .278
** .377
**
Sig. (2-tailed) .000 .630 .775 .000 .017 .000 .000
N 168 168 168 168 168 168 168 168
L4 Pearson Correlation .579** -.089 -.061 .434
** 1 .278
** .390
** .370
**
Sig. (2-tailed) .000 .254 .430 .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168 168 168 168
L5 Pearson Correlation .526** .043 .070 .184
* .278
** 1 .314
** .282
**
Sig. (2-tailed) .000 .578 .366 .017 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168 168 168 168
L6 Pearson Correlation .557** -.007 -.105 .278
** .390
** .314
** 1 .432
**
Sig. (2-tailed) .000 .927 .176 .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168 168 168 168
L7 Pearson Correlation .642** .026 .006 .377
** .370
** .282
** .432
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .734 .936 .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168 168 168 168
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
128
6. Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Correlations
PASARKERJA PK1 PK2
PASARKERJA Pearson Correlation 1 .951** .876
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 168 168 168
PK1 Pearson Correlation .951** 1 .684
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 168 168 168
PK2 Pearson Correlation .876** .684
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 168 168 168
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
7. Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Correlations
INTRINSIK
PEKERJAAN IP1 IP2 IP3 IP4
INTRINSIKPEKERJAAN Pearson Correlation 1 .692** .668
** .765
** .720
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
IP1 Pearson Correlation .692** 1 .271
** .594
** .234
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002
N 168 168 168 168 168
IP2 Pearson Correlation .668** .271
** 1 .352
** .324
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
IP3 Pearson Correlation .765** .594
** .352
** 1 .307
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 168 168 168 168 168
129
IP4 Pearson Correlation .720** .234
** .324
** .307
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000
N 168 168 168 168 168
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
130
Lampiran 4
HASIL UJI RELIABILITAS
1. Variabel Gaji atau Penghargaan Finansial
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.776 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
GAJI 9.93 6.079 .977 .959 .543
G1 16.64 18.063 .657 .834 .725
G2 16.51 18.263 .446 .835 .785
G3 16.52 17.748 .667 .845 .718
2. Variabel Pelatihan Profesional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.772 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 10.8690 4.222 .562 .725
P2 11.1131 3.706 .692 .653
131
P3 10.7738 4.487 .440 .784
P4 10.9048 3.668 .616 .695
3. Variabel Pengakuan Profesional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.605 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PN1 11.0655 3.307 .368 .547
PN2 11.1250 3.583 .278 .607
PN3 11.2976 3.324 .425 .512
PN4 11.2976 2.366 .498 .439
4. Variabel Nilai Sosial
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.677 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
NS1 14.8284 6.119 .352 .654
NS2 15.1538 5.750 .354 .657
132
NS3 15.1420 5.373 .539 .588
NS4 15.3609 6.220 .377 .646
NS5 15.2485 5.878 .409 .635
NS6 15.0059 5.756 .420 .632
5. Variabel Lingkungan Pekerjaan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.609 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
L1 19.5749 8.294 .206 .616
L2 19.6168 8.358 .217 .609
L3 19.6587 7.817 .363 .558
L4 19.7904 7.950 .374 .555
L5 19.3114 8.421 .340 .569
L6 19.6108 8.155 .372 .558
L7 19.7545 7.331 .432 .531
6. Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.767 2
133
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
PK1 3.1190 .752 .684 .a
PK2 3.0833 1.813 .684 .a
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This
violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
7. Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.662 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
IP1 9.6310 4.582 .476 .581
IP2 9.9762 4.562 .418 .611
IP3 9.6845 4.062 .554 .521
IP4 10.5476 3.794 .373 .671
134
Lampiran 5
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Gaji Pelatihan Pengakuan
Nilai
Sosial Lingkungan
Pasar
Kerja
Intrinsik
Pekerjaan
N 168 168 168 168 168 168 168
Normal
Parametersa
Mean 9.94 14.55 14.93 18.17 22.88 6.20 13.28
Std. Deviation 2.552 2.578 2.223 2.803 3.200 2.040 2.606
Most Extreme
Differences
Absolute .100 .080 .090 .089 .090 .103 .102
Positive .078 .080 .087 .072 .090 .103 .102
Negative -.100 -.076 -.090 -.089 -.077 -.103 -.084
Kolmogorov-Smirnov Z 1.293 1.038 1.169 1.148 1.165 1.337 1.326
Asymp. Sig. (2-tailed) .071 .232 .130 .144 .132 .056 .060
a. Test distribution is Normal.
135
Lampiran 6
HASIL UJI BEDA ( Independent samples T-test)
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Gaji Akuntan Publik 38 12.05 1.916 .311
Non Akuntan Publik 130 9.32 2.383 .209
Pelatihan Akuntan Publik 38 18.00 1.013 .164
Non Akuntan Publik 130 13.55 1.945 .171
Pengakuan Akuntan Publik 38 17.79 .875 .142
Non Akuntan Publik 130 14.09 1.750 .153
NilaiSosial Akuntan Publik 38 19.50 2.010 .326
Non Akuntan Publik 130 17.78 2.888 .253
Lingkungan Akuntan Publik 38 26.92 1.730 .281
Non Akuntan Publik 130 21.69 2.484 .218
PasarKerja Akuntan Publik 38 4.08 1.260 .204
Non Akuntan Publik 130 6.82 1.793 .157
Intrinsik
Pekerjaan
Akuntan Publik 38 16.26 1.884 .306
Non Akuntan Publik 130 12.41 2.094 .184
136
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Gaji Equal variances
assumed 4.494 .036 6.472 166 .000 2.730 .422 1.897 3.562
Equal variances not
assumed
7.286 73.679 .000 2.730 .375 1.983 3.476
Pelatihan Equal variances
assumed 19.080 .000 13.565 166 .000 4.454 .328 3.806 5.102
Equal variances not
assumed
18.797 119.780 .000 4.454 .237 3.985 4.923
Pengakuan Equal variances
assumed 19.196 .000 12.556 166 .000 3.697 .294 3.116 4.279
Equal variances not
assumed
17.689 125.066 .000 3.697 .209 3.284 4.111
NilaiSosial Equal variances
assumed 3.950 .049 3.424 166 .001 1.715 .501 .726 2.705
Equal variances not
assumed
4.154 86.129 .000 1.715 .413 .895 2.536
Lingkungan Equal variances
assumed 7.061 .009 12.134 166 .000 5.229 .431 4.378 6.080
Equal variances not
assumed
14.717 86.039 .000 5.229 .355 4.522 5.935
PasarKerja Equal variances
assumed 8.062 .005 -8.809 166 .000 -2.744 .312 -3.359 -2.129
Equal variances not
assumed
-10.638 85.210 .000 -2.744 .258 -3.257 -2.231
137
Intrinsik
Pekerjaan
Equal variances
assumed 2.246 .136 10.205 166 .000 3.855 .378 3.110 4.601
Equal variances not
assumed
10.812 66.053 .000 3.855 .357 3.144 4.567
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
G1 Akuntan Publik 38 4.2895 .73182 .11872
Non Akuntan Publik 130 2.9154 .88951 .07802
G2 Akuntan Publik 38 3.3615 1.22009 .19792
Non Akuntan Publik 130 3.3947 1.32947 .11660
G3 Akuntan Publik 38 4.3684 .88290 .14323
Non Akuntan Publik 130 3.0462 .92226 .08089
P1 Akuntan Publik 38 4.5789 .50036 .08117
Non Akuntan Publik 130 3.4231 .64538 .05660
P2 Akuntan Publik 38 4.3684 .48885 .07930
Non Akuntan Publik 130 3.1692 .71678 .06287
P3 Akuntan Publik 38 3.4474 .70390 .06174
Non Akuntan Publik 130 4.5846 .57544 .08801
P4 Akuntan Publik 38 4.6053 .49536 .08036
Non Akuntan Publik 130 3.3692 .80828 .07089
PN1 Akuntan Publik 38 4.7368 .44626 .07239
Non Akuntan Publik 130 3.6077 .65291 .05726
PN2 Akuntan Publik 38 4.2895 .51506 .08355
Non Akuntan Publik 130 3.6615 .75281 .06603
PN3 Akuntan Publik 38 4.1842 .65162 .10571
Non Akuntan Publik 130 3.4692 .64925 .05694
PN4 Akuntan Publik 38 4.5789 .50036 .08117
Non Akuntan Publik 130 3.3538 .95529 .08378
NS1 Akuntan Publik 38 3.1842 .51230 .08311
Non Akuntan Publik 130 3.3615 .77763 .06820
138
NS2 Akuntan Publik 38 4.0000 .69749 .11315
Non Akuntan Publik 130 2.7077 .64033 .05616
NS3 Akuntan Publik 38 2.1842 .85650 .07405
Non Akuntan Publik 130 3.9692 .42536 .07239
NS4 Akuntan Publik 38 3.1053 .64889 .10526
Non Akuntan Publik 130 2.6923 .64515 .05658
NS5 Akuntan Publik 38 2.2368 .73392 .06283
Non Akuntan Publik 130 3.8000 .65123 .10589
NS6 Akuntan Publik 38 2.7895 .70358 .11414
Non Akuntan Publik 130 3.2538 .76057 .06671
L1 Akuntan Publik 38 3.2526 .90532 .06308
Non Akuntan Publik 130 3.5462 1.90701 .17955
L2 Akuntan Publik 38 3.2000 .87952 .05890
Non Akuntan Publik 129 3.5016 .96041 .17576
L3 Akuntan Publik 38 4.0789 .67310 .10919
Non Akuntan Publik 130 2.9769 .73099 .06411
L4 Akuntan Publik 38 3.8684 .52869 .08577
Non Akuntan Publik 130 2.8692 .71948 .06310
L5 Akuntan Publik 38 3.8947 .60580 .09827
Non Akuntan Publik 130 3.4769 .69567 .06101
L6 Akuntan Publik 38 3.9211 .63167 .10247
Non Akuntan Publik 130 3.0923 .66410 .05825
L7 Akuntan Publik 38 4.1053 .79829 .12950
Non Akuntan Publik 130 2.8538 .72723 .06378
PK1 Akuntan Publik 38 1.8421 .67888 .11013
Non Akuntan Publik 130 3.4462 1.27627 .11194
PK2 Akuntan Publik 38 2.2368 .71411 .11584
Non Akuntan Publik 130 3.3769 .72887 .06393
IP1 Akuntan Publik 38 3.0000 .73521 .09127
Non Akuntan Publik 130 3.5462 .76868 .16742
IP2 Akuntan Publik 38 3.9211 .85049 .13797
Non Akuntan Publik 130 3.1231 .75755 .06644
139
IP3 Akuntan Publik 38 4.0789 .67310 .10919
Non Akuntan Publik 130 3.4538 .88143 .07731
IP4 Akuntan Publik 38 4.2632 .64449 .10455
Non Akuntan Publik 130 2.2846 .83744 .07345
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
G1 Equal variances
assumed .060 .807 8.696 166 .000 1.374 .158 1.062 1.686
Equal variances not
assumed
9.673 72.006 .000 1.374 .142 1.091 1.657
G2 Equal variances
assumed .296 .132 1.983 166 .000 .033 .241 .442 .509
Equal variances not
assumed
2.145 64.898 .000 .033 .230 .426 .492
G3 Equal variances
assumed .021 .886 7.848 166 .000 1.322 .168 .990 1.655
Equal variances not
assumed
8.039 62.541 .000 1.322 .164 .994 1.651
P1 Equal variances
assumed 3.891 .050 10.175 166 .000 1.156 .114 .932 1.380
Equal variances not
assumed
11.681 76.545 .000 1.156 .099 .959 1.353
P2 Equal variances
assumed .999 .319 9.667 166 .000 1.199 .124 .954 1.444
Equal variances not
assumed
11.850 88.133 .000 1.199 .101 .998 1.400
140
P3 Equal variances
assumed 8.065 .005 6.464 166 .000 .863 .133 .599 1.126
Equal variances not
assumed
8.113 93.153 .000 .863 .106 .652 1.074
P4 Equal variances
assumed 8.842 .003 8.938 166 .000 1.236 .138 .963 1.509
Equal variances not
assumed
11.535 99.684 .000 1.236 .107 1.023 1.449
PN1 Equal variances
assumed 13.673 .000 9.990 166 .000 1.129 .113 .906 1.352
Equal variances not
assumed
12.233 87.917 .000 1.129 .092 .946 1.313
PN2 Equal variances
assumed 4.858 .029 4.818 166 .000 .628 .130 .371 .885
Equal variances not
assumed
5.896 87.815 .000 .628 .106 .416 .840
PN3 Equal variances
assumed 1.537 .217 5.967 166 .000 .715 .120 .478 .952
Equal variances not
assumed
5.955 60.137 .000 .715 .120 .475 .955
PN4 Equal variances
assumed 13.279 .000 7.596 166 .000 1.225 .161 .907 1.544
Equal variances not
assumed
10.502 119.078 .000 1.225 .117 .994 1.456
NS1 Equal variances
assumed 11.667 .001 -1.323 166 .188 -.177 .134 -.442 .087
Equal variances not
assumed
-1.649 91.694 .102 -.177 .108 -.391 .036
NS2 Equal variances
assumed .958 .329 10.723 166 .000 1.292 .121 1.054 1.530
Equal variances not
assumed
10.231 56.493 .000 1.292 .126 1.039 1.545
NS3 Equal variances
assumed 8.370 .004 1.536 166 .126 .215 .140 -.061 .491
141
Equal variances not
assumed
2.076 112.128 .040 .215 .104 .010 .420
NS4 Equal variances
assumed .845 .359 3.466 166 .001 .413 .119 .178 .648
Equal variances not
assumed
3.455 60.034 .001 .413 .120 .174 .652
NS5 Equal variances
assumed 1.267 .262 3.260 166 .001 .437 .134 .172 .701
Equal variances not
assumed
3.577 70.219 .001 .437 .122 .193 .680
NS6 Equal variances
assumed .362 .548 -3.365 166 .001 -.464 .138 -.737 -.192
Equal variances not
assumed
-3.513 64.438 .001 -.464 .132 -.728 -.200
L1 Equal variances
assumed .527 .469 2.387 166 .006 .306 .171 .032 .645
Equal variances not
assumed
1.989 55.796 .008 .306 .181 .057 .670
L2 Equal variances
assumed 2.303 .131 1.820 165 .007 .298 .164 .025 .622
Equal variances not
assumed
1.695 54.911 .009 .298 .176 .054 .651
L3 Equal variances
assumed .016 .901 8.317 166 .000 1.102 .132 .840 1.364
Equal variances not
assumed
8.703 64.704 .000 1.102 .127 .849 1.355
L4 Equal variances
assumed 3.687 .057 7.949 166 .000 .999 .126 .751 1.247
Equal variances not
assumed
9.384 81.086 .000 .999 .106 .787 1.211
L5 Equal variances
assumed 7.543 .007 3.348 166 .001 .418 .125 .171 .664
Equal variances not
assumed
3.612 68.119 .001 .418 .116 .187 .649
142
L6 Equal variances
assumed .100 .752 6.840 166 .000 .829 .121 .590 1.068
Equal variances not
assumed
7.031 62.888 .000 .829 .118 .593 1.064
L7 Equal variances
assumed .381 .538 9.125 166 .000 1.251 .137 .981 1.522
Equal variances not
assumed
8.669 56.180 .000 1.251 .144 .962 1.541
PK1 Equal variances
assumed 25.695 .000 -7.435 166 .000 -1.604 .216 -2.030 -1.178
Equal variances not
assumed
-10.215 117.093 .000 -1.604 .157 -1.915 -1.293
PK2 Equal variances
assumed .231 .631 -8.520 166 .000 -1.140 .134 -1.404 -.876
Equal variances not
assumed
-8.617 61.333 .000 -1.140 .132 -1.405 -.876
IP1 Equal variances
assumed 4.492 .036 3.232 166 .201 .454 .140 .177 .731
Equal variances not
assumed
3.313 62.590 .202 .454 .137 .180 .728
IP2 Equal variances
assumed 3.358 .069 5.553 166 .000 .798 .144 .514 1.082
Equal variances not
assumed
5.211 55.299 .000 .798 .153 .491 1.105
IP3 Equal variances
assumed 10.326 .002 4.038 166 .000 .625 .155 .319 .931
Equal variances not
assumed
4.672 77.784 .000 .625 .134 .359 .891
IP4 Equal variances
assumed 2.889 .091 13.437 166 .000 1.979 .147 1.688 2.269
Equal variances not
assumed
15.485 77.145 .000 1.979 .128 1.724 2.233
143
Lampiran 7
HASIL UJI TAMBAHAN ONE WAY ANOVA
1. Variabel Gaji atau Penghargaan Finansial
Test of Homogeneity of Variances
Gaji
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.524 3 164 .060
ANOVA
Gaji
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 246.511 3 82.170 16.026 .000
Within Groups 840.894 164 5.127
Total 1087.405 167
Descriptives
Gaji
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
Akuntan Publik 38 12.0526 1.91646 .31089 11.4227 12.6826
AkuntanPerusahaan 44 8.7273 2.05011 .30907 8.1040 9.3506
Akuntan Pendidik 26 9.3077 2.58873 .50769 8.2621 10.3533
Akuntan Pemerintah 60 9.7667 2.45893 .31745 9.1315 10.4019
Total 168 9.9405 2.55175 .19687 9.5518 10.3292
144
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
G1 Between Groups 58.582 3 19.527 26.952 .000
Within Groups 118.823 164 .725
Total 177.405 167
G2 Between Groups 46.486 3 15.495 10.739 .000
Within Groups 236.633 164 1.443
Total 283.119 167
G3 Between Groups 54.654 3 18.218 22.079 .000
Within Groups 135.323 164 .825
Total 189.976 167
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
G1 Akuntan Publik 38 4.2895 .73182 .11872 4.0489 4.5300
Akuntan Perusahaan 44 3.0682 .78940 .11901 2.8282 3.3082
Akuntan Pendidik 26 3.0385 .82369 .16154 2.7058 3.3712
Akuntan Pemerintah 60 2.7500 .96770 .12493 2.5000 3.0000
Total 168 3.2262 1.03068 .07952 3.0692 3.3832
G2 Akuntan Publik 38 3.1316 1.16645 .18922 2.7482 3.5150
Akuntan Perusahaan 44 2.5455 1.08809 .16404 2.2146 2.8763
Akuntan Pendidik 26 3.5385 1.30325 .25559 3.0121 4.0649
Akuntan Pemerintah 60 4,0167 1.15702 .14937 3.7178 4.3156
Total 168 3.3571 1.29617 .10000 3.1597 3.5546
G3 Akuntan Publik 38 4.3684 .88290 .14323 4.0782 4.6586
Akuntan Perusahaan 44 3.1136 .84126 .12682 2.8579 3.3694
Akuntan Pendidik 26 2.7308 1.11562 .21879 2.2802 3.1814
Akuntan Pemerintah 60 3.1333 .87269 .11266 2.9079 3.3588
Total 168 3.3452 1.06657 .08229 3.1828 3.5077
145
2. Variabel Pelatihan Profesional
Test of Homogeneity of Variances
Pelatihan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
6.800 3 164 .120
ANOVA
Pelatihan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 629.122 3 209.707 71.591 .000
Within Groups 480.396 164 2.929
Total 1109.518 167
Descriptives
Pelatihan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
Akuntan Publik 38 18.0000 1.01342 .16440 17.6669 18.3331
Akuntan Perusahaan 44 14.2045 1.66467 .25096 13.6984 14.7107
Akuntan Pendidik 26 13.8846 1.98649 .38958 13.0823 14.6870
Akuntan Pemerintah 60 12.9167 1.95102 .25188 12.4127 13.4207
Total 168 14.5536 2.57756 .19886 14.1610 14.9462
146
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
P1 Between Groups 45.651 3 15.217 44.070 .000
Within Groups 56.628 164 .345
Total 102.280 167
P2 Between Groups 46.092 3 15.364 35.334 .000
Within Groups 71.312 164 .435
Total 117.405 167
P3 Between Groups 47.025 3 15.675 41.580 .000
Within Groups 61.826 164 .377
Total 108.851 167
P4 Between Groups 57.243 3 19.081 38.616 .000
Within Groups 81.037 164 .494
Total 138.280 167
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
P1 Akuntan Publik 38 4.5789 .50036 .08117 4.4145 4.7434
Akuntan Perusahaan 44 3.6136 .65471 .09870 3.4146 3.8127
Akuntan Pendidik 26 3.0000 .74833 .14676 2.6977 3.3023
Akuntan Pemerintah 60 3.4667 .50310 .06495 3.3367 3.5966
Total 168 3.6845 .78259 .06038 3.5653 3.8037
P2 Akuntan Publik 38 4.3684 .48885 .07930 4.2077 4.5291
Akuntan Perusahaan 44 3.3864 .68932 .10392 3.1768 3.5959
Akuntan Pendidik 26 3.1923 .56704 .11121 2.9633 3.4213
Akuntan Pemerintah 60 3.0000 .75913 .09800 2.8039 3.1961
Total 168 3.4405 .83846 .06469 3.3128 3.5682
147
P3 Akuntan Publik 38 4.4474 .50390 .08174 4.2817 4.6130
Akuntan Perusahaan 44 3.4091 .72555 .10938 3.1885 3.6297
Akuntan Pendidik 26 4.4615 .64689 .12686 4.2003 4.7228
Akuntan Pemerintah 60 3.3333 .57244 .07390 3.1855 3.4812
Total 168 3.7798 .80734 .06229 3.6568 3.9027
P4 Akuntan Publik 38 4.6053 .49536 .08036 4.4424 4.7681
Akuntan Perusahaan 44 3.7955 .40803 .06151 3.6714 3.9195
Akuntan Pendidik 26 3.2308 .76460 .14995 2.9219 3.5396
Akuntan Pemerintah 60 3.1167 .92226 .11906 2.8784 3.3549
Total 168 3.6488 .90996 .07020 3.5102 3.7874
3. Variabel Pengakuan Profesional
Test of Homogeneity of Variances
Pengakuan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.367 3 164 .075
ANOVA
Pengakuan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 498.920 3 166.307 83.606 .000
Within Groups 326.223 164 1.989
Total 825.143 167
148
Descriptives
Pengakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
Akuntan Publik 38 17.7895 .87481 .14191 17.5019 18.0770
Akuntan Perusahaan 44 14.7727 1.65464 .24945 14.2697 15.2758
Akuntan Pendidik 26 15.0769 1.35420 .26558 14.5300 15.6239
Akuntan Pemerintah 60 13.1667 1.50892 .19480 12.7769 13.5565
Total 168 14.9286 2.22283 .17150 14.5900 15.2671
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
PN1 Between Groups 39.721 3 13.240 36.112 .000
Within Groups 60.130 164 .367
Total 99.851 167
PN2 Between Groups 26.466 3 8.822 21.261 .000
Within Groups 68.051 164 .415
Total 94.518 167
PN3 Between Groups 16.675 3 5.558 13.318 .000
Within Groups 68.444 164 .417
Total 85.119 167
PN4 Between Groups 76.776 3 25.592 44.488 .000
Within Groups 94.343 164 .575
Total 171.119 167
149
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
PN1 Akuntan Publik 38 4.7368 .44626 .07239 4.5902 4.8835
Akuntan Perusahaan 44 3.4773 .62835 .09473 3.2862 3.6683
Akuntan Pendidik 26 3.8462 .61269 .12016 3.5987 4.0936
Akuntan Pemerintah 60 3.6000 .66892 .08636 3.4272 3.7728
Total 168 3.8631 .77325 .05966 3.7453 3.9809
PN2 Akuntan Publik 38 4.2895 .51506 .08355 4.1202 4.4588
Akuntan Perusahaan 44 4.1136 .57933 .08734 3.9375 4.2898
Akuntan Pendidik 26 3.6154 .57110 .11200 3.3847 3.8461
Akuntan Pemerintah 60 3.3500 .77733 .10035 3.1492 3.5508
Total 168 3.8036 .75231 .05804 3.6890 3.9182
PN3 Akuntan Publik 38 4.1842 .65162 .10571 3.9700 4.3984
Akuntan Perusahaan 44 3.4318 .66114 .09967 3.2308 3.6328
Akuntan Pendidik 26 3.6923 .61769 .12114 3.4428 3.9418
Akuntan Pemerintah 60 3.4000 .64309 .08302 3.2339 3.5661
Total 168 3.6310 .71393 .05508 3.5222 3.7397
PN4 Akuntan Publik 38 4.5789 .50036 .08117 4.4145 4.7434
Akuntan Perusahaan 44 3.7500 .86603 .13056 3.4867 4.0133
Akuntan Pendidik 26 3.9231 .79614 .15614 3.6015 4.2446
Akuntan Pemerintah 60 2.8167 .79173 .10221 2.6121 3.0212
Total 168 3.6310 1.01226 .07810 3.4768 3.7851
4. Variabel Nilai Sosial
Test of Homogeneity of Variances
Nilai_Sosial
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.994 3 164 .090
150
ANOVA
Nilai_Sosial
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 730.165 3 243.388 68.604 .000
Within Groups 581.829 164 3.548
Total 1311.994 167
Descriptives
Nilai_Sosial
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
Akuntan Publik 38 19.5000 2.01011 .32608 18.8393 20.1607
Akuntan Perusahaan 44 14.7500 1.58664 .23920 14.2676 15.2324
Akuntan Pendidik 26 18.4231 1.39063 .27272 17.8614 18.9848
Akuntan Pemerintah 60 19.7333 2.16182 .27909 19.1749 20.2918
Total 168 18.1726 2.80290 .21625 17.7457 18.5996
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
NS1 Between Groups 25.383 3 8.461 21.934 .000
Within Groups 63.260 164 .386
Total 88.643 167
NS2 Between Groups 71.314 3 23.771 80.075 .000
Within Groups 48.686 164 .297
Total 120.000 167
NS3 Between Groups 39.662 3 13.221 37.850 .000
Within Groups 57.284 164 .349
Total 96.946 167
151
NS4 Between Groups 10.382 3 3.461 8.881 .000
Within Groups 63.904 164 .390
Total 74.286 167
NS5 Between Groups 24.233 3 8.078 19.186 .000
Within Groups 69.046 164 .421
Total 93.280 167
NS6 Between Groups 37.072 3 12.357 32.577 .000
Within Groups 62.208 164 .379
Total 99.280 167
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound Upper Bound
NS1 Akuntan Publik 38 3.1842 .51230 .08311 3.0158 3.3526
Akuntan Perusahaan 44 2.8636 .73424 .11069 2.6404 3.0869
Akuntan Pendidik 26 3.1538 .36795 .07216 3.0052 3.3025
Akuntan Pemerintah 60 3.8167 .67627 .08731 3.6420 3.9914
Total 168 3.3214 .72856 .05621 3.2105 3.4324
NS2 Akuntan Publik 38 4.0000 .69749 .11315 3.7707 4.2293
Akuntan Perusahaan 44 2.1364 .46209 .06966 1.9959 2.2769
Akuntan Pendidik 26 3.1154 .32581 .06390 2.9838 3.2470
Akuntan Pemerintah 60 2.9500 .56524 .07297 2.8040 3.0960
Total 168 3.0000 .84768 .06540 2.8709 3.1291
NS3 Akuntan Publik 38 3.1842 .45650 .07405 3.0342 3.3343
Akuntan Perusahaan 44 2.2727 .58523 .08823 2.0948 2.4507
Akuntan Pendidik 26 2.9231 .62757 .12308 2.6696 3.1766
Akuntan Pemerintah 60 3.5000 .65094 .08404 3.3318 3.6682
Total 168 3.0179 .76192 .05878 2.9018 3.1339
152
NS4 Akuntan Publik 38 3.1053 .64889 .10526 2.8920 3.3185
Akuntan Perusahaan 44 2.4091 .69276 .10444 2.1985 2.6197
Akuntan Pendidik 26 2.8077 .49147 .09638 2.6092 3.0062
Akuntan Pemerintah 60 2.8500 .60576 .07820 2.6935 3.0065
Total 168 2.7857
.66695 .05146 2.6841 2.8873
NS5 Akuntan Publik 38 3.2368 .63392 .10283 3.0285 3.4452
Akuntan Perusahaan 44 2.3636 .65026 .09803 2.1659 2.5613
Akuntan Pendidik 26 3.4231 .75753 .14856 3.1171 3.7290
Akuntan Pemerintah 60 2.8500 .60576 .07820 2.6935 3.0065
Total 168 2.8988 .74737 .05766 2.7850 3.0126
NS6 Akuntan Publik 38 2.7895 .70358 .11414 2.5582 3.0207
Akuntan Perusahaan 44 2.7045 .55320 .08340 2.5364 2.8727
Akuntan Pendidik 26 3.0000 .63246 .12403 2.7445 3.2555
Akuntan Pemerintah 60 3.7667 .59280 .07653 3.6135 3.9198
Total 168 3.1488 .77103 .05949 3.0314 3.2663
5. Variabel Lingkungan Pekerjaan
Test of Homogeneity of Variances
Lingkungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.567 3 164 .055
ANOVA
Lingkungan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 984.463 3 328.154 72.344 .000
Within Groups 743.912 164 4.536
Total 1728.375 167
153
Descriptives
Lingkungan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
Akuntan Publik 38 26.9211 1.73020 .28068 26.3523 27.4898
Akuntan Perusahaan 44 22.5227 1.73190 .26109 21.9962 23.0493
Akuntan Pendidik 26 23.0385 2.45733 .48192 22.0459 24.0310
Akuntan Pemerintah 60 20.5000 2.44603 .31578 19.8681 21.1319
Total 168 22.8750 3.20028 .24691 22.3875 23.3625
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
L1 Between Groups 12.027 3 4.009 4.897 .003
Within Groups 134.253 164 .819
Total 146.280 167
L2 Between Groups 12.764 3 4.255 5.774 .001
Within Groups 120.110 163 .737
Total 132.874 166
L3 Between Groups 48.751 3 16.250 36.682 .000
Within Groups 72.653 164 .443
Total 121.405 167
L4 Between Groups 34.848 3 11.616 26.596 .000
Within Groups 71.628 164 .437
Total 106.476 167
L5 Between Groups 7.440 3 2.480 5.519 .001
Within Groups 73.702 164 .449
Total 81.143 167
L6 Between Groups 20.618 3 6.873 15.823 .000
Within Groups 71.233 164 .434
Total 91.851 167
154
L7 Between Groups 54.296 3 18.099 35.523 .000
Within Groups 83.556 164 .509
Total 137.851 167
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
L1 Akuntan Publik 38 3.5526 1.00532 .16308 3.2222 3.8831
Akuntan Perusahaan 44 3.0455 .71380 .10761 2.8284 3.2625
Akuntan Pendidik 26 3.7692 1.03180 .20235 3.3525 4.1860
Akuntan Pemerintah 60 3.1667 .90510 .11685 2.9329 3.4005
Total 168 3.3155 .93591 .07221 3.1729 3.4580
L2 Akuntan Publik 38 3.5000 .97952 .15890 3.1780 3.8220
Akuntan Perusahaan 43 3.1818 .58161 .08768 3.0050 3.3586
Akuntan Pendidik 26 3.7308 1.04145 .20424 3.3101 4.1514
Akuntan Pemerintah 60 2.9833 .85354 .11019 2.7628 3.2038
Total 167 3.2679 .89224 .06884 3.1320 3.4038
L3 Akuntan Publik 38 4.0789 .67310 .10919 3.8577 4.3002
Akuntan Perusahaan 44 3.4091 .65833 .09925 3.2089 3.6092
Akuntan Pendidik 26 2.8846 .51590 .10118 2.6762 3.0930
Akuntan Pemerintah 60 2.7000 .72017 .09297 2.5140 2.8860
Total 168 3.2262 .85263 .06578 3.0963 3.3561
L4 Akuntan Publik 38 3.8684 .52869 .08577 3.6946 4.0422
Akuntan Perusahaan 44 3.0909 .56314 .08490 2.9197 3.2621
Akuntan Pendidik 26 3.0000 .56569 .11094 2.7715 3.2285
Akuntan Pemerintah 60 2.6500 .81978 .10583 2.4382 2.8618
Total 168 3.0952 .79849 .06160 2.9736 3.2169
155
L5 Akuntan Publik 38 3.8947 .60580 .09827 3.6956 4.0939
Akuntan Perusahaan 44 3.5909 .62201 .09377 3.4018 3.7800
Akuntan Pendidik 26 3.6154 .75243 .14756 3.3115 3.9193
Akuntan Pemerintah 60 3.3333 .70511 .09103 3.1512 3.5155
Total 168 3.5714 .69705 .05378 3.4653 3.6776
L6 Akuntan Publik 38 3.9211 .63167 .10247 3.7134 4.1287
Akuntan Perusahaan 44 3.1591 .74532 .11236 2.9325 3.3857
Akuntan Pendidik 26 3.0000 .56569 .11094 2.7715 3.2285
Akuntan Pemerintah 60 3.0833 .64550 .08333 2.9166 3.2501
Total 168 3.2798 .74162 .05722 3.1668 3.3927
L7 Akuntan Publik 38 4.1053 .79829 .12950 3.8429 4.3677
Akuntan Perusahaan 44 3.1136 .75378 .11364 2.8845 3.3428
Akuntan Pendidik 26 3.0385 .59872 .11742 2.7966 3.2803
Akuntan Pemerintah 60 2.5833 .67124 .08666 2.4099 2.7567
Total 168 3.1369 .90855 .07010 2.9985 3.2753
6. Variabel Pertimbangan Pasar Kerja
Test of Homogeneity of Variances
Pasar_Kerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.829 3 164 .071
ANOVA
Pasar_Kerja
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 534.020 3 178.007 181.212 .000
Within Groups 161.099 164 .982
Total 695.119 167
156
Descriptives
Pasar_Kerja
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
Akuntan Publik 38 4.0789 1.26024 .20444 3.6647 4.4932
Akuntan Perusahaan 44 4.8864 .94539 .14252 4.5989 5.1738
Akuntan Pendidik 26 9.1154 .95192 .18669 8.7309 9.4999
Akuntan Pemerintah 60 7.2500 .83615 .10795 7.0340 7.4660
Total 168 6.2024 2.04019 .15740 5.8916 6.5131
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
PK1 Between Groups 227.432 3 75.811 164.890 .000
Within Groups 75.401 164 .460
Total 302.833 167
PK2 Between Groups 73.451 3 24.484 76.969 .000
Within Groups 52.168 164 .318
Total 125.619 167
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
PK1 Akuntan Publik 38 1.8421 .67888 .11013 1.6190 2.0652
Akuntan Perusahaan 44 2.0000 .74709 .11263 1.7729 2.2271
Akuntan Pendidik 26 4.7692 .51441 .10088 4.5615 4.9770
Akuntan Pemerintah 60 3.9333 .68561 .08851 3.7562 4.1104
Total 168 3.0833 1.34662 .10389 2.8782 3.2884
157
PK2 Akuntan Publik 38 2.2368 .71411 .11584 2.0021 2.4716
Akuntan Perusahaan 44 2.8864 .44282 .06676 2.7517 3.0210
Akuntan Pendidik 26 4.3462 .68948 .13522 4.0677 4.6246
Akuntan Pemerintah 60 3.3167 .46910 .06056 3.1955 3.4378
Total 168 3.1190 .86730 .06691 2.9869 3.2512
7. Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan
Test of Homogeneity of Variances
Intrinsik_Pekerjaan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.385 3 164 .062
ANOVA
Intrinsik_Pekerjaan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 480.915 3 160.305 40.264 .000
Within Groups 652.936 164 3.981
Total 1133.851 167
Descriptives
Intrinsik_Pekerjaan
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
Akuntan Publik 38 16.2632 1.88428 .30567 15.6438 16.8825
Akuntan Perusahaan 44 13.0000 1.84265 .27779 12.4398 13.5602
Akuntan Pendidik 26 12.8462 2.58754 .50746 11.8010 13.8913
Akuntan Pemerintah 60 11.7833 1.87844 .24251 11.2981 12.2686
Total 168 13.2798 2.60567 .20103 12.8829 13.6767
158
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
IP1 Between Groups 11.758 3 3.919 7.100 .000
Within Groups 90.522 164 .552
Total 102.280 167
IP2 Between Groups 20.906 3 6.969 11.589 .000
Within Groups 98.612 164 .601
Total 119.518 167
IP3 Between Groups 15.364 3 5.121 7.426 .000
Within Groups 113.112 164 .690
Total 128.476 167
IP4 Between Groups 151.355 3 50.452 118.894 .000
Within Groups 69.592 164 .424
Total 220.946 167
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
IP1 Akuntan Publik 38 4.0000 .73521 .11927 3.7583 4.2417
Akuntan Perusahaan 44 3.4773 .66433 .10015 3.2753 3.6792
Akuntan Pendidik 26 3.9615 .82369 .16154 3.6288 4.2942
Akuntan Pemerintah 60 3.4167 .76561 .09884 3.2189 3.6144
Total 168 3.6488 .78259 .06038 3.5296 3.7680
IP2 Akuntan Publik 38 3.9211 .85049 .13797 3.6415 4.2006
Akuntan Perusahaan 44 3.2500 .68624 .10346 3.0414 3.4586
Akuntan Pendidik 26 3.2308 .71036 .13931 2.9438 3.5177
Akuntan Pemerintah 60 2.9833 .81286 .10494 2.7734 3.1933
Total 168 3.3036 .84598 .06527 3.1747 3.4324
159
IP3 Akuntan Publik 38 4.0789 .67310 .10919 3.8577 4.3002
Akuntan Perusahaan 44 3.2500 .83874 .12645 2.9950 3.5050
Akuntan Pendidik 26 3.7308 1.00231 .19657 3.33 4.1356
Akuntan Pemerintah 60 3.4833 .83345 .10760 3.27 3.6986
Total 168 3.5952 .87711 .06767 3.46 3.7288
IP4 Akuntan Publik 38 4.2632 .64449 .10455 4.05 4.4750
Akuntan Perusahaan 44 3.0227 .73100 .11020 2.80 3.2450
Akuntan Pendidik 26 1.9231 .56022 .10987 1.70 2.1494
Akuntan Pemerintah 60 1.9000 .62977 .08130 1.74 2.0627
Total 168 2.7321 1.15023 .08874 2.56 2.9073
119
Lampiran 2
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN
No.
Res
Gaji %
skor Kriteria
Pelatihan %
skor Kriteria
Pengakuan %
skor Kriteria
Nilai Sosial %
skor Kriteria
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6
R-01 4 2 4 67% CB 4 5 4 4 85% SB 4 4 4 5 85% SB 3 3 3 3 2 2 53% CB
R-02 5 1 4 67% CB 4 4 4 5 85% SB 5 4 5 4 90% SB 3 4 3 4 3 2 63% CB
R-03 2 3 3 53% CB 3 4 4 4 75% B 4 4 4 5 85% SB 3 2 3 2 3 3 53% CB
R-04 3 2 4 60% CB 4 4 3 4 75% B 4 4 4 4 80% B 2 2 2 2 3 3 47% TB
R-05 5 5 4 93% SB 3 3 3 3 60% CB 4 4 4 4 80% B 3 2 3 2 3 3 53% CB
R-06 3 5 3 73% B 3 2 3 3 55% CB 4 4 4 4 80% B 3 4 3 3 3 4 67% CB
R-07 4 4 3 73% B 3 4 3 4 70% B 3 4 4 3 70% B 2 2 3 3 3 3 53% CB
R-08 3 4 2 60% CB 3 4 5 4 80% B 4 4 4 4 80% B 3 3 3 3 4 4 67% CB
R-09 2 3 2 47% TB 3 3 5 2 65% CB 3 4 4 3 70% B 3 3 2 3 3 3 57% CB
R-10 3 3 4 67% CB 4 4 4 4 80% B 4 4 4 4 80% B 2 2 2 2 3 3 47% TB
R-11 5 3 2 67% CB 4 4 4 5 85% SB 5 4 4 4 85% SB 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-12 4 2 3 60% CB 3 4 4 3 70% B 4 4 4 4 80% B 3 2 2 3 2 2 47% TB
R-13 5 4 5 93% SB 5 4 4 4 85% SB 5 4 4 5 90% SB 4 4 4 4 3 3 73% B
R-14 3 3 4 67% CB 2 3 4 2 55% CB 4 3 3 4 70% B 3 3 3 4 3 4 67% CB
R-15 4 5 5 93% SB 3 3 3 3 60% CB 3 3 3 2 55% CB 3 3 3 2 2 4 57% CB
R-16 3 4 4 73% B 4 5 4 4 85% SB 4 4 4 5 85% SB 3 3 4 4 4 4 73% B
R-17 2 5 2 60% CB 3 5 3 4 75% B 3 4 4 4 75% B 3 3 2 2 3 3 53% CB
R-18 3 3 3 60% CB 4 4 4 4 80% B 4 4 4 3 75% B 3 3 3 3 2 3 57% CB
R-19 4 2 5 73% B 4 4 4 5 85% SB 5 4 4 4 85% SB 3 4 3 4 3 3 67% CB
R-20 3 3 4 67% CB 4 4 4 4 80% B 3 5 4 4 80% B 2 2 2 2 1 2 37% TB
R-21 4 3 5 80% B 5 5 5 5 100% SB 5 4 4 4 85% SB 3 4 3 3 3 2 60% CB
R-22 5 2 4 73% B 5 5 5 4 95% SB 5 5 3 4 85% SB 3 3 3 3 3 2 57% CB
R-23 4 5 4 87% SB 4 3 4 4 75% B 5 4 4 4 85% SB 4 3 3 2 2 2 53% CB
R-24 2 2 2 40% TB 3 4 3 3 65% CB 3 4 3 3 65% CB 4 3 2 2 3 4 60% CB
120
R-25 3 2 2 47% TB 4 4 4 4 80% B 4 4 4 5 85% SB 2 2 1 3 3 2 43% TB
R-26 4 1 5 67% CB 4 5 4 4 85% SB 4 4 5 5 90% SB 3 4 3 2 3 2 57% CB
R-27 2 5 3 67% CB 4 3 4 4 75% B 3 4 3 3 65% CB 4 3 4 3 3 5 73% B
R-28 5 3 5 87% SB 5 4 4 5 90% SB 5 4 4 5 90% SB 3 4 3 3 3 2 60% CB
R-29 3 5 3 73% B 3 2 3 3 55% CB 3 3 3 2 55% CB 3 3 3 2 3 4 60% CB
R-30 3 2 2 47% TB 2 3 5 3 65% CB 4 5 5 5 95% SB 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-31 1 4 2 47% TB 3 4 4 4 75% B 4 3 3 4 70% B 5 3 4 4 4 5 83% B
R-32 4 2 5 73% B 5 4 5 5 95% SB 5 4 4 5 90% SB 3 3 3 3 2 2 53% CB
R-33 3 5 3 73% B 4 4 4 4 80% B 4 4 4 4 80% B 3 2 2 3 2 3 50% TB
R-34 2 2 4 53% CB 3 3 3 4 65% CB 3 4 3 4 70% B 5 2 3 3 3 3 63% CB
R-35 2 3 3 53% CB 4 3 4 4 75% B 4 4 4 4 80% B 4 3 3 2 2 3 57% CB
R-36 5 4 5 93% SB 4 3 3 3 65% CB 3 3 3 3 60% CB 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-37 4 5 4 87% SB 5 3 4 4 80% B 4 4 4 4 80% B 2 2 2 2 3 2 43% TB
R-38 5 5 4 93% SB 3 3 3 4 65% CB 3 3 3 3 60% CB 4 4 4 4 4 4 80% B
R-39 3 5 3 73% B 4 4 4 3 75% B 3 4 4 4 75% B 3 3 4 2 3 5 67% CB
R-40 5 3 2 67% CB 4 4 4 5 85% SB 5 4 4 4 85% SB 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-41 2 2 4 53% CB 4 4 3 3 70% B 3 4 3 3 65% CB 4 3 4 3 3 3 67% CB
R-42 3 2 2 47% TB 4 3 5 3 75% B 5 3 3 4 75% B 3 3 3 3 4 3 63% CB
R-43 2 2 1 33% STB 2 3 5 3 65% CB 4 3 3 3 65% CB 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-44 2 4 3 60% CB 4 4 3 5 80% B 5 3 3 3 70% B 4 2 3 2 2 3 53% CB
R-45 2 2 2 40% TB 4 3 3 3 65% CB 4 3 4 3 70% B 4 2 3 3 3 4 63% CB
R-46 2 3 2 47% TB 4 3 4 4 75% B 3 4 4 4 75% B 2 2 2 2 2 2 40% TB
R-47 3 2 2 47% TB 3 4 4 4 75% B 4 3 4 5 80% B 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-48 2 2 3 47% TB 3 2 4 4 65% CB 4 3 5 3 75% B 4 3 3 3 2 4 63% CB
R-49 5 5 4 93% SB 4 3 3 4 70% B 3 3 3 3 60% CB 3 2 5 2 3 4 63% CB
R-50 2 2 2 40% TB 4 4 4 4 80% B 4 3 3 5 75% B 3 3 3 3 3 2 57% CB
R-51 5 5 4 93% SB 5 4 4 5 90% SB 5 4 4 5 90% SB 3 5 3 2 2 2 57% CB
121
R-52 2 2 2 40% TB 4 3 3 3 65% CB 4 4 4 2 70% B 5 4 3 2 2 3 63% CB
R-53 2 3 3 53% CB 4 3 3 4 70% B 4 4 4 5 85% SB 3 1 2 2 2 2 40% TB
R-54 3 5 3 73% B 3 3 3 3 60% CB 4 2 3 2 55% CB 3 3 3 2 3 3 57% CB
R-55 5 5 4 93% SB 4 2 3 3 60% CB 4 4 3 3 70% B 4 3 3 2 3 4 63% CB
R-56 5 4 5 93% SB 5 4 5 4 90% SB 5 4 5 4 90% SB 4 4 3 3 3 3 67% CB
R-57 2 2 3 47% TB 2 3 4 3 60% CB 4 3 4 5 80% B 4 3 2 3 4 3 63% CB
R-58 2 2 2 40% TB 4 4 4 5 85% SB 4 5 5 4 90% SB 3 4 4 2 3 3 63% CB
R-59 3 4 3 67% CB 3 3 4 3 65% CB 3 2 3 3 55% CB 3 3 3 3 2 3 57% CB
R-60 2 2 2 40% TB 3 3 4 3 65% CB 5 4 4 4 85% SB 4 2 2 3 2 3 53% CB
R-61 3 3 2 53% CB 4 3 3 4 70% B 3 4 4 4 75% B 2 2 2 3 2 3 47% TB
R-62 2 1 3 40% TB 4 3 4 4 75% B 3 3 3 5 70% B 3 2 2 3 2 2 47% TB
R-63 1 2 2 33% STB 3 4 4 4 75% B 4 3 3 2 60% CB 3 3 3 3 2 3 57% CB
R-64 3 2 2 47% TB 2 3 4 4 65% CB 5 3 3 3 70% B 3 4 3 3 3 3 63% CB
R-65 2 1 2 33% STB 4 2 2 3 55% CB 4 3 3 4 70% B 3 2 2 2 3 2 47% TB
R-66 5 5 5 100% SB 4 3 4 4 75% B 5 4 4 3 80% B 5 3 4 3 3 3 70% B
R-67 1 3 3 47% TB 3 2 3 3 55% CB 3 4 4 4 75% B 3 3 4 3 3 4 67% CB
R-68 3 3 3 60% CB 4 4 3 4 75% B 4 4 3 3 70% B 3 2 2 3 2 3 50% TB
R-69 3 5 2 67% CB 3 4 5 4 80% B 3 4 4 4 75% B 3 3 3 3 2 3 57% CB
R-70 4 5 5 93% SB 3 3 5 4 75% B 4 4 4 4 80% B 3 3 4 2 3 3 60% CB
R-71 3 3 2 53% CB 3 3 2 4 60% CB 4 4 4 5 85% SB 3 2 2 2 1 3 43% TB
R-72 2 2 3 47% TB 3 4 4 3 70% B 4 4 4 4 80% B 3 2 3 3 2 4 57% CB
R-73 3 5 3 73% B 3 2 3 4 60% CB 5 3 4 3 75% B 5 3 4 2 3 4 70% B
R-74 2 4 3 60% CB 4 3 3 4 70% B 3 4 4 4 75% B 3 3 3 3 2 3 57% CB
R-75 3 5 2 67% CB 4 3 4 4 75% B 4 3 3 5 75% B 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-76 5 3 4 80% B 5 4 4 5 90% SB 5 4 3 5 85% SB 4 5 3 3 3 2 67% CB
R-77 3 4 5 80% B 3 3 4 3 65% CB 3 3 4 4 70% B 3 3 2 3 3 2 53% CB
R-78 3 3 3 60% CB 4 4 3 4 75% B 4 3 3 3 65% CB 5 2 4 2 3 4 67% CB
122
R-79 3 2 3 53% CB 3 3 2 4 60% CB 4 3 4 4 75% B 2 2 3 1 3 2 43% TB
R-80 4 3 5 80% B 4 5 4 4 85% SB 5 4 4 4 85% SB 3 4 4 3 4 3 70% B
R-81 3 2 3 53% CB 4 3 4 4 75% B 4 4 3 4 75% B 4 2 2 3 3 4 60% CB
R-82 3 2 2 47% TB 3 3 4 3 65% CB 4 4 4 3 75% B 4 3 4 3 2 3 63% CB
R-83 3 3 4 67% CB 4 3 4 4 75% B 3 4 3 3 65% CB 4 3 2 1 2 3 50% TB
R-84 3 2 4 60% CB 4 3 3 4 70% B 3 4 4 4 75% B 5 2 3 1 2 3 53% CB
R-85 4 3 3 67% CB 4 4 3 4 75% B 2 4 2 2 50% TB 3 2 3 2 2 2 47% TB
R-86 3 5 2 67% CB 4 3 4 4 75% B 3 3 4 1 55% CB 4 4 4 4 3 4 77% B
R-87 3 2 4 60% CB 4 5 5 5 95% SB 5 5 4 4 90% SB 3 5 3 4 3 2 67% CB
R-88 5 3 4 80% B 5 5 5 4 95% SB 5 5 5 5 100% SB 3 4 3 2 3 3 60% CB
R-89 4 5 3 80% B 4 3 4 4 75% B 4 4 4 4 80% B 3 4 3 2 3 2 57% CB
R-90 3 3 2 53% CB 4 4 3 4 75% B 3 1 4 3 55% CB 5 3 4 3 2 4 70% B
R-91 3 2 3 53% CB 3 3 2 4 60% CB 3 3 4 3 65% CB 2 2 3 3 3 2 50% TB
R-92 4 3 5 80% B 4 4 5 5 90% SB 4 5 4 5 90% SB 2 5 3 2 3 2 57% CB
R-93 4 3 5 80% B 5 4 5 4 90% SB 5 4 5 5 95% SB 3 4 3 2 3 3 60% CB
R-94 3 4 3 67% CB 3 3 5 4 75% B 4 4 4 4 80% B 3 3 2 2 5 3 60% CB
R-95 2 4 2 53% CB 3 3 3 2 55% CB 4 3 4 4 75% B 5 2 4 3 3 4 70% B
R-96 4 3 5 80% B 5 5 4 5 95% SB 5 5 5 5 100% SB 3 5 3 3 5 2 70% B
R-97 3 2 3 53% CB 4 4 4 4 80% B 4 4 4 3 75% B 3 1 1 3 3 4 50% TB
R-98 3 3 2 53% CB 4 4 3 4 75% B 4 1 3 4 60% CB 4 3 5 3 3 5 77% B
R-99 3 5 3 73% B 4 4 4 4 80% B 3 2 4 3 60% CB 4 2 3 3 2 4 60% CB
R-100 3 3 3 60% CB 3 4 3 4 70% B 4 4 3 4 75% B 4 2 2 3 4 3 60% CB
R-101 5 4 3 80% B 3 4 5 4 80% B 3 4 4 4 75% B 3 3 2 3 5 4 67% CB
R-102 2 5 2 60% CB 3 3 5 2 65% CB 3 4 4 3 70% B 3 3 3 2 3 3 57% CB
R-103 4 4 4 80% B 5 4 4 5 90% SB 4 4 4 5 85% SB 3 5 3 3 4 3 70% B
R-104 4 5 3 80% B 3 3 4 2 60% CB 4 3 3 2 60% CB 3 3 4 2 2 4 60% CB
R-105 5 4 3 80% B 4 4 5 3 80% B 4 4 5 3 80% B 3 4 2 2 4 3 60% CB
123
R-106 1 3 2 40% TB 3 3 4 1 55% CB 4 4 3 1 60% CB 4 2 4 3 4 4 70% B
R-107 4 5 5 93% SB 5 4 5 5 95% SB 5 3 4 4 80% B 3 4 3 4 3 4 70% B
R-108 2 4 3 60% CB 4 3 3 2 60% CB 3 5 4 3 75% B 4 2 4 2 3 4 63% CB
R-109 3 3 4 67% CB 4 3 3 1 55% CB 4 3 3 2 60% CB 4 3 4 3 3 4 70% B
R-110 5 3 5 87% SB 5 5 5 4 95% SB 4 4 2 3 65% CB 3 3 3 1 2 3 50% TB
R-111 3 5 4 80% B 4 3 4 3 70% B 3 5 3 5 80% B 4 3 2 2 3 3 57% CB
R-112 4 5 3 80% B 3 2 3 2 50% TB 5 3 4 2 70% B 5 3 3 4 3 4 73% B
R-113 3 3 4 67% CB 4 4 4 4 80% B 4 4 4 2 70% B 4 2 4 2 2 4 60% CB
R-114 4 2 5 73% B 4 5 4 5 90% SB 5 4 4 5 90% SB 4 5 3 4 3 4 77% B
R-115 4 3 5 80% B 2 3 3 4 60% CB 3 5 3 5 80% B 4 3 2 1 1 2 43% TB
R-116 5 4 4 87% SB 5 5 5 5 100% SB 5 5 3 5 90% SB 4 4 3 3 3 3 67% CB
R-117 5 3 4 80% B 5 5 5 5 100% SB 5 5 5 4 95% SB 2 4 4 3 3 2 60% CB
R-118 3 5 3 73% B 3 2 3 2 50% TB 4 3 4 2 65% CB 4 3 4 4 3 4 73% B
R-119 3 5 4 80% B 3 3 3 1 50% TB 3 4 3 3 65% CB 3 3 3 3 2 4 60% CB
R-120 3 4 5 80% B 3 3 4 3 65% CB 4 3 3 5 75% B 3 3 4 3 4 2 63% CB
R-121 5 3 4 80% B 5 4 4 4 85% SB 5 4 4 4 85% SB 3 4 3 4 4 4 73% B
R-122 3 3 3 60% CB 3 2 3 2 50% TB 4 3 3 2 60% CB 3 3 4 3 4 3 67% CB
R-123 3 1 4 53% CB 4 4 3 3 70% B 3 4 3 3 65% CB 3 3 3 2 3 3 57% CB
R-124 2 5 3 67% CB 3 2 4 2 55% CB 3 4 4 3 70% B 4 3 4 3 3 4 70% B
R-125 3 3 2 53% CB 3 3 4 4 70% B 4 5 3 4 80% B 3 3 2 3 2 3 53% CB
R-126 4 3 5 80% B 5 4 5 5 95% SB 4 4 5 5 90% SB 3 4 4 3 4 4 73% B
R-127 4 4 5 87% SB 4 4 5 5 90% SB 5 4 4 4 85% SB 4 4 4 3 4 3 73% B
R-128 3 3 3 60% CB 3 1 2 3 45% TB 3 5 3 3 70% B 1 2 2 2 2 3 40% TB
R-129 2 5 3 67% CB 4 3 4 3 70% B 3 4 2 3 60% CB 4 3 3 3 3 3 63% CB
R-130 3 5 3 73% B 2 2 3 2 45% TB 4 4 3 3 70% B 3 3 4 3 4 4 70% B
R-131 2 5 3 67% CB 3 1 3 2 45% TB 2 3 3 2 50% TB 3 3 3 3 3 4 63% CB
R-132 4 1 4 60% CB 4 3 3 4 70% B 4 5 4 3 80% B 3 2 3 2 2 3 50% TB
124
R-133 3 5 3 73% B 3 2 3 3 55% CB 5 3 4 3 75% B 4 3 4 3 4 4 73% B
R-134 4 2 3 60% CB 3 4 3 4 70% B 3 5 3 3 70% B 2 2 2 3 3 3 50% TB
R-135 3 2 2 47% TB 4 4 5 3 80% B 3 4 4 4 75% B 4 3 3 3 4 4 70% B
R-136 5 5 5 100% SB 5 4 5 4 90% SB 4 4 5 5 90% SB 4 4 3 3 4 2 67% CB
R-137 2 1 1 27% STB 2 3 4 3 60% CB 4 3 4 5 80% B 4 3 3 3 3 3 63% CB
R-138 4 2 3 60% CB 4 4 4 5 85% SB 4 5 4 5 90% SB 3 5 3 3 4 3 70% B
R-139 3 4 3 67% CB 4 4 4 4 80% B 3 2 3 3 55% CB 3 3 4 3 3 3 63% CB
R-140 3 2 4 60% CB 3 3 4 4 70% B 3 4 3 5 75% B 3 2 2 3 2 3 50% TB
R-141 3 5 4 80% B 3 2 3 1 45% TB 4 4 3 1 60% CB 4 3 4 3 4 5 77% B
R-142 5 5 5 100% SB 4 4 5 4 85% SB 5 4 4 4 85% SB 3 3 2 3 3 3 57% CB
R-143 2 4 3 60% CB 3 3 2 2 50% TB 3 3 4 3 65% CB 3 3 3 3 3 4 63% CB
R-144 2 2 2 40% TB 3 3 4 3 65% CB 4 3 4 2 65% CB 4 3 3 3 2 3 60% CB
R-145 3 2 4 60% CB 3 3 4 4 70% B 3 4 3 3 65% CB 3 3 3 2 2 3 53% CB
R-146 3 1 2 40% TB 4 3 3 4 70% B 3 5 3 4 75% B 3 2 2 3 2 3 50% TB
R-147 4 3 3 67% CB 4 4 4 4 80% B 2 4 2 2 50% TB 3 2 3 3 2 2 50% TB
R-148 4 4 5 87% SB 5 4 5 4 90% SB 5 5 5 4 95% SB 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-149 3 4 3 67% CB 3 3 5 3 70% B 4 4 3 4 75% B 3 3 3 3 4 3 63% CB
R-150 3 5 4 80% B 3 3 3 2 55% CB 4 3 4 2 65% CB 4 4 4 3 3 4 73% B
R-151 4 5 5 93% SB 5 5 5 5 100% SB 5 5 3 5 90% SB 3 5 3 4 4 4 77% B
R-152 3 5 4 80% B 3 2 3 3 55% CB 3 3 4 3 65% CB 4 4 4 3 3 4 73% B
R-153 3 1 3 47% TB 3 4 3 4 70% B 3 5 3 3 70% B 3 2 2 3 3 3 53% CB
R-154 3 5 2 67% CB 3 4 5 4 80% B 3 4 4 4 75% B 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-155 2 5 5 80% B 3 3 4 3 65% CB 3 4 2 3 60% CB 4 3 3 3 3 4 67% CB
R-156 3 4 5 80% B 4 3 3 4 70% B 4 3 2 3 60% CB 3 3 3 3 3 3 60% CB
R-157 4 2 3 60% CB 5 3 4 4 80% B 4 5 2 3 70% B 3 2 2 3 2 2 47% TB
R-158 3 4 4 73% B 3 3 3 3 60% CB 4 4 2 2 60% CB 4 4 4 4 4 4 80% B
R-159 3 5 3 73% B 4 3 4 3 70% B 3 4 3 3 65% CB 3 3 4 3 3 3 63% CB
125
R-160 4 1 5 67% CB 4 5 4 4 85% SB 4 5 5 5 95% SB 4 4 4 4 3 3 73% B
R-161 3 5 3 73% B 4 3 4 3 70% B 3 4 3 3 65% CB 4 4 4 4 4 4 80% B
R-162 5 5 5 100% SB 5 4 4 5 90% SB 5 4 4 5 90% SB 3 4 3 3 4 3 67% CB
R-163 3 5 3 73% B 3 2 2 3 50% TB 4 4 3 2 65% CB 4 3 3 3 3 4 67% CB
R-164 2 5 2 60% CB 4 3 2 3 60% CB 4 3 3 2 60% CB 4 3 4 3 3 4 70% B
R-165 3 3 4 67% CB 5 4 4 4 85% SB 5 4 3 5 85% SB 4 3 3 3 3 3 63% CB
R-166 2 2 3 47% TB 3 3 4 4 70% B 3 4 3 3 65% CB 3 2 3 3 2 3 53% CB
R-167 2 1 2 33% STB 4 3 3 4 70% B 3 4 3 4 70% B 3 2 2 3 2 3 50% TB
R-168 2 3 2 47% TB 4 3 3 3 65% CB 3 4 4 2 65% CB 3 2 1 3 3 2 47% TB
Jumlah 1.668
66,2% CB
2.445
73% B
2.508
75% B
3.053
61% CB
Nilai
maksimal 2520 3360 3360 5040
Persentase
skor 66,19% 72,77% 74,64% 60,58%
Kriteria CB B B CB
126
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN
No.
Res
Lingkungan %
skor Kriteria
Pasar
Kerja %
skor Kriteria
Intrinsik
Pekerjaan
%
skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 1 2 1 2 3 4
R-01 4 4 4 4 5 5 5 89% SB 2 3 50% TB 4 3 4 5 80% B
R-02 4 3 3 4 4 4 4 74% B 3 3 60% CB 4 3 5 5 85% SB
R-03 3 3 4 3 3 3 3 63% CB 2 3 50% TB 3 3 3 3 60% CB
R-04 3 3 3 3 3 3 4 63% CB 2 3 50% TB 4 3 3 2 60% CB
R-05 4 4 3 3 3 3 3 66% CB 3 3 60% CB 4 3 4 3 70% B
R-06 3 3 2 3 3 3 3 57% CB 4 3 70% B 4 3 3 2 60% CB
R-07 4 3 3 4 3 3 3 66% CB 2 3 50% TB 3 4 3 4 70% B
R-08 3 3 3 3 3 3 3 60% CB 4 5 90% SB 4 3 3 1 55% CB
R-09 3 3 3 3 3 3 3 60% CB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB
R-10 3 3 3 3 3 3 3 60% CB 3 3 60% CB 3 3 3 3 60% CB
R-11 4 4 4 4 4 4 3 77% B 1 2 30% STB 5 4 4 4 85% SB
R-12 3 3 3 3 3 2 2 54% CB 2 3 50% TB 4 3 2 3 60% CB
R-13 4 4 4 3 4 4 4 77% B 3 3 60% CB 5 4 4 5 90% SB
R-14 3 4 3 3 3 3 3 63% CB 5 5 100% SB 4 3 3 2 60% CB
R-15 3 3 2 3 2 3 2 51% TB 4 3 70% B 4 2 3 1 50% TB
R-16 2 2 5 4 5 4 5 77% B 1 2 30% STB 5 4 4 4 85% SB
R-17 3 4 2 2 3 3 3 57% CB 3 3 60% CB 3 2 4 2 55% CB
R-18 2 2 2 1 2 2 2 37% TB 4 3 70% B 4 3 4 1 60% CB
R-19 3 4 4 4 4 3 4 74% B 2 1 30% STB 4 4 4 5 85% SB
127
R-20 3 3 4 3 4 4 4 71% B 2 3 50% TB 4 4 4 3 75% B
R-21 3 2 5 5 4 5 5 83% B 3 3 60% CB 5 3 4 4 80% B
R-22 3 2 5 4 4 5 5 80% B 3 4 70% B 4 4 4 4 80% B
R-23 5 3 2 2 3 3 2 57% CB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB
R-24 4 3 3 2 4 4 4 69% B 3 3 60% CB 4 3 5 2 70% B
R-25 3 3 4 3 4 3 4 69% B 2 3 50% TB 4 3 4 4 75% B
R-26 4 3 4 4 4 4 5 80% B 1 1 20% STB 4 4 4 5 85% SB
R-27 2 3 1 2 1 3 2 40% TB 4 3 70% B 4 3 5 2 70% B
R-28 4 4 3 4 4 4 4 77% B 2 3 50% TB 4 5 5 4 90% SB
R-29 3 3 3 3 3 3 3 60% CB 3 3 60% CB 4 3 4 2 65% CB
R-30 4 4 3 4 4 5 4 80% B 5 5 100% SB 4 3 4 2 65% CB
R-31 3 3 3 4 3 3 3 63% CB 5 4 90% SB 4 3 4 1 60% CB
R-32 4 5 4 4 4 4 3 80% B 2 3 50% TB 4 5 3 4 80% B
R-33 4 4 3 2 3 4 4 69% B 2 3 50% TB 4 2 5 4 75% B
R-34 3 3 3 4 3 2 3 60% CB 3 4 70% B 3 3 4 3 65% CB
R-35 2 2 4 3 3 3 2 54% CB 4 3 70% B 3 1 1 2 35% STB
R-36 2 2 3 3 3 3 2 51% TB 3 3 60% CB 3 3 4 2 60% CB
R-37 3 3 4 3 4 3 4 69% B 3 3 60% CB 3 1 1 3 40% TB
R-38 2 2 3 3 3 3 3 54% CB 5 4 90% SB 1 1 3 2 35% STB
R-39 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 4 3 70% B 3 3 4 2 60% CB
R-40 5 5 4 4 4 4 4 86% SB 1 2 30% STB 4 4 5 5 90% SB
R-41 5 3 3 2 4 3 3 66% CB 3 3 60% CB 2 3 2 2 45% TB
R-42 5 4 2 3 4 3 3 69% B 5 4 90% SB 5 5 5 2 85% SB
R-43 4 4 3 3 4 3 3 69% B 5 5 100% SB 5 4 5 2 80% B
R-44 5 5 3 4 3 3 2 71% B 4 3 70% B 5 5 5 1 80% B
R-45 3 4 3 3 3 4 4 69% B 3 3 60% CB 4 3 3 2 60% CB
R-46 3 3 4 2 3 3 4 63% CB 2 3 50% TB 3 3 4 5 75% B
R-47 3 3 4 3 4 4 3 69% B 2 4 60% CB 4 3 3 4 70% B
128
R-48 4 4 2 2 5 4 2 66% CB 4 3 70% B 4 4 4 5 85% SB
R-49 2 2 3 3 3 3 3 54% CB 3 4 70% B 3 3 2 2 50% TB
R-50 4 5 3 3 4 3 3 71% B 5 4 90% SB 5 4 5 2 80% B
R-51 4 4 4 4 4 4 4 80% B 2 3 50% TB 5 5 5 4 95% SB
R-52 4 4 3 3 3 3 3 66% CB 5 3 80% B 4 3 3 2 60% CB
R-53 4 3 4 3 3 4 4 71% B 3 3 60% CB 2 3 1 2 40% TB
R-54 4 4 3 4 3 4 2 69% B 3 4 70% B 3 3 4 1 55% CB
R-55 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 4 3 70% B 4 3 4 3 70% B
R-56 3 4 4 3 4 3 3 69% B 1 2 30% STB 4 3 4 5 80% B
R-57 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 3 2 50% TB 5 3 5 3 80% B
R-58 4 4 4 3 4 4 5 80% B 2 1 30% STB 4 3 4 5 80% B
R-59 2 2 2 3 3 2 3 49% TB 3 3 60% CB 4 2 4 2 60% CB
R-60 4 3 4 4 4 2 3 69% B 1 4 50% TB 4 3 4 3 70% B
R-61 2 2 4 3 4 4 3 63% CB 1 2 30% STB 4 4 3 2 65% CB
R-62 3 4 2 3 3 3 3 60% CB 2 3 50% TB 3 4 3 3 65% CB
R-63 4 3 2 3 4 4 3 66% CB 5 3 80% B 4 3 4 2 65% CB
R-64 5 5 3 2 4 2 4 71% B 5 4 90% SB 4 5 5 3 85% SB
R-65 3 3 3 4 3 3 3 63% CB 2 3 50% TB 3 3 4 3 65% CB
R-66 2 2 3 3 3 3 3 54% CB 4 4 80% B 3 5 4 2 70% B
R-67 3 2 3 3 3 3 3 57% CB 3 3 60% CB 3 3 3 2 55% CB
R-68 2 3 4 3 4 3 3 63% CB 2 3 50% TB 3 4 3 3 65% CB
R-69 4 4 3 3 3 3 3 66% CB 4 5 90% SB 4 3 3 1 55% CB
R-70 2 2 3 3 2 3 3 51% TB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB
R-71 2 2 4 3 4 3 3 60% CB 3 3 60% CB 2 3 3 3 55% CB
R-72 3 3 4 3 4 3 3 66% CB 2 3 50% TB 4 3 4 3 70% B
R-73 2 2 4 4 3 4 2 60% CB 3 3 60% CB 3 4 4 2 65% CB
R-74 3 2 3 3 3 3 3 57% CB 5 3 80% B 3 3 2 2 50% TB
R-75 4 4 3 2 4 3 4 69% B 5 5 100% SB 5 4 5 2 80% B
129
R-76 5 5 3 3 3 3 5 77% B 2 3 50% TB 4 3 5 4 80% B
R-77 3 3 3 3 3 3 3 60% CB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB
R-78 2 2 4 4 3 4 2 60% CB 4 3 70% B 4 3 4 2 65% CB
R-79 2 3 4 2 4 2 4 60% CB 2 2 40% TB 3 3 3 4 65% CB
R-80 4 3 4 4 4 4 5 80% B 1 2 30% STB 5 3 4 5 85% SB
R-81 3 2 3 3 4 3 3 60% CB 5 3 80% B 3 3 3 2 55% CB
R-82 3 3 3 2 2 2 2 49% TB 3 3 60% CB 4 1 4 2 55% CB
R-83 3 4 4 3 4 2 3 66% CB 1 2 30% STB 4 3 4 3 70% B
R-84 4 4 4 3 3 3 2 66% CB 3 3 60% CB 4 4 3 2 65% CB
R-85 3 4 3 4 5 3 2 69% B 2 2 40% TB 3 4 3 3 65% CB
R-86 4 4 3 1 3 4 3 63% CB 4 4 80% B 4 3 4 2 65% CB
R-87 4 3 4 3 3 4 4 71% B 3 3 60% CB 3 4 4 4 75% B
R-88 2 2 5 5 4 4 5 77% B 1 2 30% STB 4 4 4 4 80% B
R-89 5 5 3 3 3 3 1 66% CB 5 5 100% SB 3 3 3 2 55% CB
R-90 4 3 2 2 3 2 2 51% TB 4 4 80% B 4 3 3 2 60% CB
R-91 2 3 4 3 4 2 4 63% CB 2 3 50% TB 4 3 4 3 70% B
R-92 4 4 4 4 4 4 3 77% B 1 2 30% STB 4 3 4 4 75% B
R-93 2 2 4 5 5 5 4 77% B 2 2 40% TB 3 3 4 4 70% B
R-94 5 5 2 3 5 3 3 74% B 4 5 90% SB 4 3 4 2 65% CB
R-95 4 4 2 3 4 4 3 69% B 4 4 80% B 4 3 4 1 60% CB
R-96 4 4 3 4 4 4 4 77% B 2 2 40% TB 3 5 3 4 75% B
R-97 2 4 3 3 3 4 4 66% CB 1 3 40% TB 4 2 3 4 65% CB
R-98 4 4 4 1 3 3 2 60% CB 4 3 70% B 3 3 4 3 65% CB
R-99 4 4 2 2 4 2 3 60% CB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB
R-100 4 3 3 4 4 3 4 71% B 2 3 50% TB 3 4 3 3 65% CB
R-101 3 4 3 3 3 2 3 60% CB 4 5 90% SB 4 3 3 1 55% CB
R-102 3 2 2 3 3 3 4 57% CB 5 4 90% SB 3 2 2 2 45% TB
R-103 4 3 4 4 4 4 4 77% B 1 2 30% STB 4 5 5 4 90% SB
130
R-104 4 4 2 2 4 3 2 60% CB 4 3 70% B 4 3 4 2 65% CB
R-105 4 4 3 4 5 3 3 74% B 5 4 90% SB 4 3 4 2 65% CB
R-106 3 2 2 3 4 3 3 57% CB 5 3 80% B 2 3 3 2 50% TB
R-107 5 5 5 4 4 3 3 83% B 2 2 40% TB 3 5 4 4 80% B
R-108 3 4 2 3 4 3 3 63% CB 4 3 70% B 3 4 3 1 55% CB
R-109 4 4 2 2 4 3 2 60% CB 5 3 80% B 4 3 3 2 60% CB
R-110 3 3 3 3 3 5 3 66% CB 2 2 40% TB 2 2 1 1 30% STB
R-111 3 3 3 3 3 4 4 66% CB 3 3 60% CB 4 3 4 3 70% B
R-112 4 3 2 4 4 4 3 69% B 4 4 80% B 4 3 3 2 60% CB
R-113 4 3 3 1 4 3 2 57% CB 5 3 80% B 2 3 3 2 50% TB
R-114 2 2 4 4 4 3 2 60% CB 1 1 20% STB 4 4 4 3 75% B
R-115 2 3 2 3 3 2 2 49% TB 1 3 40% TB 3 4 4 3 70% B
R-116 4 4 5 3 3 4 3 74% B 3 3 60% CB 2 2 2 2 40% TB
R-117 2 3 5 4 4 5 4 77% B 2 2 40% TB 4 4 3 4 75% B
R-118 4 4 1 2 5 3 2 60% CB 3 4 70% B 4 4 4 2 70% B
R-119 2 2 2 2 3 3 3 49% TB 4 3 70% B 3 3 2 2 50% TB
R-120 5 5 3 2 4 3 3 71% B 5 5 100% SB 5 4 5 2 80% B
R-121 4 4 4 4 3 4 3 74% B 2 2 40% TB 5 4 4 4 85% SB
R-122 2 2 4 4 4 3 3 63% CB 5 4 90% SB 2 2 2 2 40% TB
R-123 4 3 4 3 3 4 2 66% CB 2 3 50% TB 5 3 4 3 75% B
R-124 2 2 2 3 4 4 4 60% CB 4 3 70% B 3 3 2 1 45% TB
R-125 4 4 3 3 3 4 4 70% B 3 3 60% CB 4 3 3 4 70% B
R-126 4 4 3 4 3 4 4 74% B 2 3 50% TB 5 5 4 5 95% SB
R-127 5 4 4 4 3 3 4 77% B 2 2 40% TB 5 5 5 4 95% SB
R-128 4 3 3 2 3 4 3 63% CB 1 2 30% STB 3 3 3 2 55% CB
R-129 2 2 2 3 4 4 4 60% CB 4 4 80% B 1 2 3 1 35% STB
R-130 2 2 2 4 4 4 3 60% CB 5 4 90% SB 4 3 4 2 65% CB
R-131 4 4 3 2 3 2 2 57% CB 4 4 80% B 3 3 2 2 50% TB
131
R-132 3 3 3 4 4 3 3 66% CB 1 3 40% TB 4 3 4 3 70% B
R-133 2 2 4 4 4 3 1 57% CB 4 3 70% B 4 3 3 2 60% CB
R-134 4 4 3 4 4 4 3 74% B 2 3 50% TB 3 4 3 4 70% B
R-135 4 4 3 3 3 3 3 66% CB 5 4 90% SB 4 3 3 1 55% CB
R-136 3 3 4 3 4 4 4 71% B 1 2 30% STB 4 3 4 5 80% B
R-137 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 5 5 100% SB 5 3 5 3 80% B
R-138 4 4 4 4 3 4 4 77% B 2 2 40% TB 4 3 4 5 80% B
R-139 2 2 3 2 3 2 2 46% TB 4 4 80% B 4 2 4 2 60% CB
R-140 4 4 3 3 4 2 4 69% B 1 3 40% TB 4 3 4 3 70% B
R-141 2 2 2 2 4 4 3 54% CB 3 3 60% CB 4 3 4 1 60% CB
R-142 5 5 5 4 3 3 4 83% B 2 2 40% TB 3 5 4 4 80% B
R-143 3 4 4 3 3 3 3 66% CB 4 3 70% B 3 4 3 1 55% CB
R-144 2 2 3 3 3 2 2 49% TB 4 3 70% B 4 1 4 2 55% CB
R-145 3 2 3 3 4 4 3 63% CB 1 2 30% STB 4 3 4 3 70% B
R-146 2 2 2 4 5 4 2 60% CB 3 3 60% CB 4 4 3 2 65% CB
R-147 3 4 3 2 5 3 2 63% CB 1 3 40% TB 3 4 3 3 65% CB
R-148 3 4 3 4 4 3 4 71% B 2 2 40% TB 3 3 4 4 70% B
R-149 5 5 4 3 5 3 3 80% B 5 4 90% SB 4 3 4 2 65% CB
R-150 3 3 2 2 3 3 3 54% CB 4 4 80% B 4 3 4 1 60% CB
R-151 1 2 3 4 5 5 5 71% B 2 2 40% TB 3 5 3 4 75% B
R-152 5 4 2 2 3 2 2 57% CB 4 4 80% B 3 3 3 2 55% CB
R-153 2 3 4 3 4 3 3 63% CB 3 3 60% CB 3 4 3 3 65% CB
R-154 5 5 3 3 3 2 3 69% B 5 4 90% SB 4 3 3 1 55% CB
R-155 4 3 3 2 3 3 2 57% CB 5 3 80% B 3 3 3 2 55% CB
R-156 3 3 3 2 4 4 1 57% CB 4 4 80% B 3 3 4 2 60% CB
R-157 3 3 3 3 4 3 4 66% CB 3 3 60% CB 3 4 3 3 65% CB
R-158 4 2 3 2 3 3 2 54% CB 4 4 80% B 4 4 3 2 65% CB
R-159 3 4 3 3 4 3 3 66% CB 4 3 70% B 3 3 4 2 60% CB
132
R-160 4 3 4 4 4 4 5 80% B 1 1 20% STB 4 4 4 5 85% SB
R-161 4 3 3 4 3 3 2 63% CB 4 3 70% B 4 3 5 2 70% B
R-162 3 4 5 3 3 3 5 74% B 2 2 40% TB 4 5 5 4 90% SB
R-163 4 3 4 2 4 4 3 69% B 3 3 60% CB 4 3 4 2 65% CB
R-164 4 4 3 2 3 3 2 60% CB 5 3 80% B 3 5 4 2 70% B
R-165 2 2 5 4 5 4 5 77% B 2 3 50% TB 4 4 5 4 85% SB
R-166 3 3 3 3 3 2 2 54% CB 1 3 40% TB 4 3 4 3 70% B
R-167 2 4 4 3 3 3 2 60% CB 3 3 60% CB 4 4 3 2 65% CB
R-168 3 4 5 4 4 3 2 71% B 1 3 40% TB 3 4 3 3 65% CB
Jumlah 3.843
65% CB
1.042
62% CB
2.231
66% CB
Nilai
maksimal 5880 1680 3360
Persentase
skor 65,36% 62,02% 66,40%
Kriteria CB CB CB