85
PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK (Studi Kasus di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) NIM : 111 01 065 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2006

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3592/1/11101065...PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI

    PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP

    MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

    (Studi Kasus di MTs Nurul Islam

    Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006)

    S K R I P S I

    Disusun untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

    Gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)

    NIM : 111 01 065

    JURUSAN TARBIYAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A

    2006

  • DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

    Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

    D E K L A R A SI

    Bismillahirrahmanirrahim

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

    skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

    diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

    lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

    rujukan.

    Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

    orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

    mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

    munaqosyah skripsi.

    Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

    Salatiga, Maret 2006

    Peneliti

    SRI WIGATINIM. 111 01 065

    http://www.stainsalatiga.ac.idmailto:[email protected]

  • Dra. Djolio Sulopo

    Dosen STAIN Snln t iga

    NOTA N M lilM lilNC

    Lamp. : J eksemplar

    i la l : Naskah Skripsi Kepada Yth

    Sdr. Sri Wigati Ketua STAIN Salatiga

    d i -

    SALATIGA

    Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan

    seperlunya, maka skripsi Saudari :

    Nama : SRI WIGATI

    NIM : 111 01 065

    Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Judul : PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006)

    Telah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

    Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana

    mestinya.

    Wassalamu 'aluikum Wr. Wb.

    Salatiga, Maret 2006

    Pembimbing

  • DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGAJl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

    PENGESAHAN

    Skripsi Saudari : Sri Wigati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 065 yang

    berjudul PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

    PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di

    MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006) telah

    dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

    Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 15 Maret 2006 yang bertepatan

    dengan tanggal 15 Shafar 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dan syarat-

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

    Salatiga,15 Maret 2006 M

    15 Shafar 1427 H

    Panitia Ujian

    IV

  • MOTTO

    “Jfrwafitah semua pekerjaanmu dengan mem6aca 6asmafah dan

    ahhirrfah dengan mem6aca Ham6aCafi.

    (Berusaha, 6erdo ’a dan 6ersa6ar”.

  • PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan skripsi yang sederhana ini kepada :

    1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan serta do’a restunya.

    2. Kakakku dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan

    semangat.

    3. Suamiku tersayang yang telah memberikan semangat dan dorongan

    4. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan.

    VI

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

    hidayahnya kepada umat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan

    kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

    Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangsih dari

    beberapa pihak, sehingga dapat diselesaikan dengan baik, walaupun masih banyak

    kekurangan; Dengan demikian penulis menyampaikan terima kasih yang tidak

    terhingga, terutama kepada:

    1. Drs. Badwan, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga

    2. Drs. Djoko Sutopo, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

    petunjuk bimbingan dan dorongan sehingga terwujud karya ini.

    3. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuannya

    sehingga dapat mengantarkan penulis menyelesaikan studi di STAIN Salatiga.

    4. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga.

    5. Bapak Soeparmo selaku ketua MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk yang

    telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

    6. Bapak Imron Hartomo, selaku wakil kepala MTs Nurul Islam Musuk yang

    telah memberikan kesempatan dan telah membantu dalam pelaksanaan

    pengambilan data penelitian.

    7. Ayah dan-ibu tercinta yang telah membimbing dan memberikan motivasi

    moral maupun material dengan penuh keikhlasan.

    8. Suamiku yang telah memberikan dukungan dan semangat.

    vii

  • 9. Kakakku dan adik-adikku yang telah memberikan motivasi.

    10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

    Semoga amal baik tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis

    yakin dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran

    sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

    Yang terakhir, semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan para

    pembaca yang budiman.

    Salatiga, Maret 2006

    Penulis

    S R I W I G A T I NIM. 111 01 065

    viii

    v

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

    DEKLARASI ................................................................................................ ii

    NOTA PEMBIMBING................................................................................... iii

    PENGESAHAN ............................................................................................. iv

    MOTTO......................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR.................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

    BABI PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

    B. Rumusan Masalah.................................................................. 3

    C. Tujuan Penelitian.................................................................... 3

    D. Hipotesis................................................................................. 4

    E. Metodologi Penelitian ........................................................... 4

    F Sistematika Penulisan Skripsi.............................................. 10s

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kompetensi Profesional Guru ............................................. 12

    1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru........................ 12

    2. Persyaratan Menjadi Guru............................................... 17

    IX

  • 3. Fungsi dan Peran Guru..................................................... 18

    4. Manfaat Kompetensi ....................................................... 20

    B. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah......................................... 21

    1. Pengertian Motivasi Belajar............................................ 21

    2. Macam-macam Motivasi Belajar..................................... 22

    3. Komponen dan Fungsi Motivasi ..................................... 24

    4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar....... 25

    C. Pengaruh Kompetensi Profesional guru terhadap Motivasi

    Belajar Aqidah Akhlak........................................................... 27

    BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik 29

    1. Sejarah Berdirinya............................................................ 29

    2. Visi dan Misi.................................................................... 32

    3. Letak Geografis............................................................... 33

    4. Struktur Organisasi........................................................... 33

    5. Sarana dan Prasarana........................................................ 37

    B. Penyajian Data Hasil Angket................................................. 40

    1. Data Jawaban Angket Tentang Kompetensi Profesional

    Guru................................................................................. 41

    2. Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar Aqidah Akhlak .. 42

  • BAB IV ANALISIS DATA

    A. Analisa Pertama..................................................................... 46

    B. Analisa Kedua........................................................................ 50

    C. Analisa Ketiga.......... ............................................................ 54

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan............................................................................. 58

    B. Saran...................................................................................... 59

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    TABEL I IDENTITAS MADRASAH TSANAWIYAH NURUL'

    ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI..................... 31

    TABEL II STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PENDIDIKAN

    NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI...... 34

    TABEL III STRUKTR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH

    NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI...... 35

    TABEL IV STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MADRASAH

    \ TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK

    BOYOLALI............................................................................. 36

    TABEL V DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MADRASAH

    TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK

    BOYOLALI............................................................................. 36

    TABEL VI DAFTAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL

    ISLAM RINGINLARIK BOYOLALI.................................... 37

    TABEL VII DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS II MTS NURUL

    ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN

    2006......................................................................................... 39

    TABEL VIII HASIL ANGKET TENTANG KOMPETENSI

    PROFESIONAL GURU......................................................... 40

  • TABEL IX HASIL ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR

    ’ AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II MTs NURUL

    ISLAM 2006............................................................................ 42

    TABEL X FREKUENSI PROSENTASE KOMPETENSI

    PROFESIONAL GURU.......................................................... 46

    TABEL XI FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN

    PROSENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU ..... 47

    TABEL XII MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA

    KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGINLARIK................. 50

    TABEL XIII FREKUENSI PROSENTASI MOTIVASI BELAJAR

    AQIDAH AKHLAK................................................................ 51

    TABEL IV PENGARUH KOMEPTENSI PROFESIONAL GURU

    TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK... 54

    xiii

  • BABI

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar,

    ia mempunyai peranan penting dalam kegiatan tersebut. Seorang guru

    mempunyi peranan penting dalam arti mempunyai tugas untuk melaksanakan

    proses pembelajaran dan secara sadar bertanggung jawab terhadap anak

    didiknya dalam mencapai kedewasaan.

    Sebagai pengajar guru disyaratkan mempunyai kemampuan dalam

    merencanakan dan melaksanakan tugas proses belajar mengajar. Kemampuan

    ini akan menjadi bekal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

    Dalam hal ini Oemar Hamalik mengemukakan "Guru akan mampu

    melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang

    diperlukan untuk itu."1

    Mengenai kompetensi seorang guru, Samana mengatakan sesorang

    yang dinyatakan dalam bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai

    • kecakapan kerja atau keahlian yang selaras dengan tuntutan dibidang kerja

    1 Oemar Hamalik, "Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Maju Mundur, Bandung, 1991, him. 43.

    1

  • 2

    atau keahlian yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai

    wewenang dalam pelajaran sosial di masyarakatnya.2

    Kompetensi profesional guru meliputi antara lain menguasai bahan

    yang akan diajarkannya. Karena kalau terjadi kekurangmampuan seorang guru

    dalam memahami bahan yang akan diajarakannya, maka berakibat tidak

    mampu membimbing anak dalam memberikan informasi.

    Mengajar pada hakikatnya membantu anak didik untuk berkembang

    dan menyesuaikan diri pada lingkungannya. Guru sebagai salah satu faktor

    pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

    keberhasilan. Proses belajar mengajar, sehingga kompetensi dan profesional

    harus diperhatikan keberhasilan siswa dalam belajar banyak dipengaruhi oleh

    oendidiknya. Oleh karena itu dalam pendidikan dan pengajaran perlu adanya

    guru yang profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.

    Kemampuan guru dan kemampuan siswa sama-sama memegang

    peranan penting. Kalau guru tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan

    maka akan mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya prestasi seorang siswa,

    maka seorang guru haruslah memperhatikan hal tersebut.

    Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk mengetahui seberapa

    besarnya, kompetensi profesional guru dalam mempengaruhi motivasi belajar

    siswa kiranya tepat apabila penulis mengkaji jauh dengan mengadakan

    penelitian dengan judul "PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL

    GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA

    2 Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisus, Yogyakarta, 1994, him. 44.

  • 3

    KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI

    TAHUN 2006".

    B. Rumusan Masalah

    Dari uraian di atas pokok permasalahan yang penulis ajukan dalam

    skripsi ini adalah:

    1. Bagaimana kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di MTs Nurul

    Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006, menurut penilaian

    siswa?.

    2. Seberapa besar motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul

    Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006?

    3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar

    Aqidah Akhlak bagi siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk

    Boyolali Tahun 2006?

    C. Tujuan Penelitian

    Secara ringkas tujuan penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui variasi kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di ^

    MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006 menurut

    penilaian siswa.

    2. Untuk mengetahui motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs

    ^ Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.

  • 4

    3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap

    motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin

    Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul/

    Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: "Ada

    pengaruh positif antara kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar

    siswa kelas II MTs Ringin Larik", semakin baik kompetensi profesional guru

    yang dimilikinya, maka akan semakin baik pula motivasi belajar siswa kelas II

    MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006.

    E. Methodologi Penelitian

    Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

    dan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini,

    maka penulis kemukakan dahulu subjek yang hendak digunakan.

    1. Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan.3 4 Adapun yang

    menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II

    3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1991, him. 62.

    4 Ibid, him. 102.

  • 5

    MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun

    2006.

    b. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.5 Menurut

    Suharsini Arikunto mengatakan bahwa : "Untuk mengambil sampel

    yang apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan

    apabila subjeknya lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-

    25%".6

    Karena penelitian ini berkaitan dengan proses belajar mengajar,

    maka yang akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah siswa

    kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik dengan alasan bahwa, kelas I

    belum banyak mengalami proses belajar mengajar, sehingga data yang

    diperoleh dari kelas I kurang valid. Mengenai kelas III, hal ini

    menyangkut teknisd dari lembaga itu sendiri dengan alasan bahwa

    kelas III merupakan masa-masa persiapan untuk menghadapi

    Evaluasai Belajar Tahap Akhir (EBTA). Sehingga tidak diperkenankan

    melakukan hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar

    pada kelas III.

    2. Variabel Penelitian

    Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kompetensi profesional

    guru Aqidah Akhlak sebagai variabel pertama (x) dan motivasi belajar

    Aqidah Akhlak siswa sebagai variabel kedua (y).

    5 Ibid, him. 104.6 Ibid, him. 107.

  • 3. Definisi Operasional

    Agar mendapatkan pengertian yang jelas mengenai penelitian ini,

    maka perlu penulis jelaskan beberapa pengertian dan maksud dari masing-

    masing variabel yang ada pada judul penelitian ini, yaitu:

    a. Kompetensi profesional guru

    Kompetensi adalah kemampuan dasar.7 Yang dimaksud

    dengan kompetensi disini adalah kemampuan guru dalam menguasai

    bahan dalam mengajar, kemampuan mengevaluasi, kemampuan

    memberi motivasi dan kemampuan merencanakan.

    Profesional berasal dari kata profesi yang berarti "bidang

    perkerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran

    dan sebagainya) tertentu".8

    Sedangkan guru berarti "orang yang pekerjaannya (mata

    pencahariannya, profesinya) mengajar".9

    Dari pengertian di atas maka yang dimaksud dengan

    kompetensi profesional guru adalah tingkat kemampuan guru dengan

    kependidikan khusus untuk menentukan atau menjalankan profesinya

    (mengajar) yang dilandasi dengan pendidikan keahlian.

    Adapun indiktor dari kompetensi profesional guru adalah:

    1) Kemampuan menguasai bahan ajar

    2) Kemampuan mengelola kelas

    7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1991,him. 17.

    8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, him. 516.9 Ibid, him. 330.

  • 3) Kemampuan membimbing

    4) Kemampuan menilai

    5) Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar

    b. Motivasi belajar Aqidah Akhlak

    Motivasi adalah "dorongan yang timbul pada diri seseorang

    secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

    tertentu".10 Sedangkan W.S. Winkel mengemukakan motivasi belajar

    adalah "keseluruhan daya penggerak psikis diii siswa yang

    menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan belajar dam

    memberi arah kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan".11

    V'

    Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar

    Aqidah Akhlak adalah dorongan yang timbul pada diri siswa untuk

    lebih giat dan semangat dalam mempelajari Aqidah Akhlak.

    Adapun yang menjadi indikator dari motivasi belajar Aqidah

    Akhlak adalah:

    1) Menunjukkan minat terhadap pelajaran Aqidah Akhlak

    2) Tekun menghadapi tugas dari guru pelajaran Aqidah Akhlak

    3) Ulet dalam menghadapi kesulitan Aqidah Akhlak

    4) Senang mencari dan memecahkan soal-soal Aqidah Akhlak

    4. Teknik pengumpulan data

    Untuk mendapatkan data yang objektif dan autentik serta valid,

    penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:

    10 Depdikbud, Op.Cit, him. 666.11 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, PT. Gramedia, Jakarta, 1987, him. 92.

  • 8

    a. Metode Angket

    Angket adalah "suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data

    berupa jawaban dari para responden (orang yang menjawab)".12

    Sedangkan menurut Margono "angket yaitu suatu alat untuk

    mengumpulkan data informasi dengan cara menyampaikan sejumlah

    pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden

    yang diteliti".13

    b. Metode Observasi

    Observasi ialah pengamatan langsung dan pencatatan secara

    sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.14 Metode observasi ini

    digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi sekolah, kondisi

    fisik maupun kegiatan-kegiatannya terutama pengamatan terhadap

    jalannya pengajaran Aqidah Akhlak.

    c. Metode Dokumentasi

    Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

    variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

    prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.15 Metode ini

    digunakan sebagai pelengkap dalam pengumpulan data baik mengenai

    data siswa, guru yang berkaitan dengan penelitian ini.

    12 Koencoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta, 1994, him. 173.

    13 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rieneke Cipta, Jakarta, 1997, him. 167.14 Sutrisno Hadi, Methodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta, 1982, him. 136.15 Suharsini Arikunto, Op.Cit, him. 188.

  • 9

    5. Analisis Data

    Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data.

    Dalam menganalisis data penulis melakukan 3 langkah analisis yaitu :

    a. Analisis Pertama

    Analisa pertama ini penulis lakukan untuk mengetahui

    kompetensi profesional guru. Teknik analisanya menggunakan rumus : ̂ .

    P = — x 100%N

    Keterangan:

    P : presentasi

    F : frekuensi

    N : jumlah responden

    b. Analisa Kedua

    Analisa kedua penulis lakukan untuk mengetahui motivasi

    belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik

    Musuk Boyolali Tahun 2006.

    c. Analisa Ketiga

    Dalam analisa ini penulis bermaksud mengetahui hubungan

    kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar Aqidah Akhlak

    siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun

    2006. Teknik analisis yang penulis gunakan adalah teknik " Korelasi

    Product Moment " dengan rumus.16

    16 Sutrisno Hadi, Op. Cit, him. 294.

  • 10

    x y

    Z xy- g*)(Sy)N

    Keterangan :

    r xy : koefisien korelasi antara variabel x dan y

    N : jumlah subjek

    x : skor item kompetensi profesional guru

    y : skor item motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II

    Ix 2 : jumlah kuadrat skor item

    Zy2 : jumlah kuadrat skor total

    F. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat

    dilihat di bawah in i:

    BAB I : Pendahuluan

    Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, tujuan hasil penelitian, hipotesis,

    metode penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II : Landasan Teori

    A. Kompetensi profesional guru meliputi : pengertian kompetensi

    profesional guru, fungsi dan peran guru, serta pentingnya

    kompetensi profesional guru.

  • 11

    B. Motivasi belajar meliputi : pengertian motivasi belajar, faktor-

    faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, pentingnya

    motivasi belajar.

    BAB III : Laporan Penelitian

    Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan responden, lokasi, sejarah

    berdirinya dan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar.

    BAB IV : Analisis Data

    Pada bab ini penulis membahas tentang analisa data. Dalam

    menganalisa data menggunakan analisa pertama, analisa kedua dan

    analisa ketiga.

    BAB V : Kesimpulan dan Penutup

    Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan lampiran-

    lampiran.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kompetensi Profesional Guru

    1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

    Salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di

    lembaga pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidikan

    sebagai bantuan pendidikan untuk membuat subjek didik menjadi dewasa.

    Untuk menjadi tenaga pendidik, seseorang harus benar-benar

    mempunyai kualitas keilmuan pendidikan dan keguruan yang memadai

    guna menunjang tugas profesinya. Disamping itu guru harulah mempunyai

    kepribadian dan intelektual anak didik. Contoh figur yang demikian telah

    ada pada diri Rasulullah saw. sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam

    firmanNya surat Al Ahzab ayat 21 :

    “Sesungguhnya pada diri Rasul Allah (Muhammad) ada ikutan yang haik bag im u1

    Sebagai seorang pendidik, guru berinteraksi langsung dengan siswa

    maka ia harus mempunyai kecakapan dan kemampuan yang sesuai dengan

    profesinya karena hal ini sangat mempengaruhi suksesnya proses

    pembelajaran. Seorang guru dipandang sebagai sosok yang patut digugu

    dan ditiru baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat

    'Mahmud Yunus, Tarjamah A l Qur’an A l Karim, Al Ma’arif, Bandung, 1989, him. 379

    12

  • 13

    dimana ia berada haruslah benar-benar orang yang profesional dan

    kompeten agar nantinya mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang

    telah ditetapkan.

    Untuk mengetahui lebih jauh tentang kompetensi profesional guru

    akan dipaparkan beberapa pernyataan para ahli sebagai berikut:

    Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan

    atau memutuskan sesuatu.I 2

    Sedangan W. Robert Houstan menyatakan seorang yang

    dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang yang menguasai

    kecakapanketja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang keija yang

    bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai tuntutan wewenang

    dalam pelayanan sosial masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut

    diejawantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan

    memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh

    kelompok profesinya dan atau warga masyarakat yang dilayaninya secara

    selektif efisien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk

    kuantitas keija tetapi menunjuk kualitas kerja.3

    Dari pengertian kompetensi tersebut dapat disimpulkan bahwa

    kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

    melaksanakan profesinya sebagai guru (pendidik maupun pengajar).

    I 2WJS. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986,I him. 965H 3Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisius, Yogyakarta, 1994, him. 44

  • 14

    Sedangkan kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti

    pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti keahlian seperti guru,

    dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat

    profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka

    yang khusus mempersiapkan untuk itu bukan pekerjaan yang dilakukan

    oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.4

    Maka dengan demikian kompetensi profesional guru adalah

    kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki seorang guru untuk

    melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal karena memiliki

    pengalaman yang kaya dihidangnya yang ditandai oleh kompetensi yang

    menjadi persyaratan, maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang

    dimiliki oleh tenaga kepdndidikan, tidak dimiliki warga masyarakat pada

    umumnya melainkan han>|a dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah

    mengalami pendidikan guru secara berencana dan sistematik.5

    Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa untuk merealisasikan

    tujuan pendidikan dibutuhkan seorang tenaga ahli yang memiliki

    kemampuan profesional atau dengan kata lain seorang yang memang

    benar-benar ahli dalam bidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw.

    N N N

    4 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, him. 145 Oemar Hamalih, Pendidikan Guru dan Konsep Strategi, Mandar Maju, Bandung,

    1991, him. 6

  • 15

    Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata : telah bersabda Rasulullah saw. apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran6

    Dalam pengertian di atas telah terkandung suatu konsep bahwa

    guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah

    harus memiliki kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan

    tugas dengan sebaik-baiknya.

    Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang guru dinilai

    kompeten secara profesional apabila :

    a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan

    sebaik-baiknya.

    b. Guru tersebut mampu melaksanakan peran-perannya secara berhasil.

    c. GufU tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan

    pendidikan sekolah.

    d. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses

    mengajar dan belajar dalam kelas.

    Untuk bisa dikatakan sebagai profesi Wallmer dan Mills

    mengemukakan kriteria-kriteria sebagai berikut:

    a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas

    maksudnya:

    1) Memiliki pengetahuan yang luas

    2) Memiliki keahlian khusus yang mendalam

    6 Bukhori bin Bardah Al Mughiroh, Shohih Bukhari, Juz 1- 2, Toha Putra, Semarang,him. 21

  • b. Merupakan karier yang dibina secara organisatoris, maksudnya:

    1) Ada keterikatan dalam suatu organisasi profesional

    2) Memiliki otonomi jabatan

    3) Memiliki kode etik jabatan merupakan karya bhakti seumur hidup

    c. Diakui masyarakat sebagai pekeijaan yang mempunyai status

    profesional, maksudnya:

    1) Memperoleh dukungan masyarakat

    2) Mendapat pengesahan dan perlindungan hukum

    3) Memiliki persyaratan kerja yang sehat

    4) Memiliki jaminan hidup yang layak.7

    Dalam uraian di atas telah dijelaskan bahwa jabatan guru adalah

    jabatan profesi yang dimaksud guru di sini adalah guru yang melakukan

    fungsinya di sekolah atau lembar formal.

    Dalam dunianya yang selalu berubah dan berkembang seorang

    pendidik yang profesional tidak akan statis tetapi selalu mengikuti

    perkembangan zaman mengemban dan bertanggung jawab atas misinya.

    Hal ini membutuhkan ketekunan yang tiada henti-hentinya. Di sisi lain

    guru hendaknya mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan

    profesinya dan tanggap terhadap ide-ide pembaharuan pendidikan dan

    pengajaran maka hendaknya profesi guru dilihat dalam hubungan yang

    lebih luas.

    16

    7 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Pers., Jakarta, 1994, him. 131-132

  • 17

    Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan

    secara menyeluruh yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan

    cita-cita bangsa. Pembangunan ini tidak mungkin berhasil jika tidak

    melibatkan manusia sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan

    pembangunan. Untuk mensukseskan pembangunan perlu ditata suatu

    sistem pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan ini dirancang dan

    dilaksanakan oleh orang-orang ahli dihidangnya. Tanpa keahlian yang

    me m r dai.

    Adapun sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan

    melalui kurikulum IPTK. Kesepuluh kompetensi itu kemudian dijabarkan

    melalui berbagi pengalaman belajar, kesepuluh kompetensi dasar itu yaitu:

    menguasai bahan, mengelola program belajar, mengajar, menilai prestasi

    siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program

    layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan

    administrasi sekolah serta memahami prinsip dan hasil penelitian

    pendidikan guna keperluan pengajaran.8 Kesepuluh dasar haruslah dimiliki

    seorang yang bertugas sebagai pendidik.

    2. Persyaratan Menjadi Guru

    Guru sebagai jabatan profesional memerlukan keahlian khusus.

    Karena profesi guru harus memiliki syarat profesional antara lain fisik,

    psikis, mental, moral dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik

    mengungkapkan :

    8Samana, op. cit, him. 61-68

  • 18

    a. Persyaratan fisik yaitu kesehatan jasmani yang nantinya seorang guru

    harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular.

    b. Persyaratan psychis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami

    gangguan jiwa ataupun kelainan.

    c. Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap

    kependidikan, mencintai dan mengabdi serta memiliki dedikasi yang

    tinggi pada tugas dan jabatannya.

    d. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan

    memiliki sikap susila yang tinggi.

    e. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan

    yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang

    memberi bekal guru menunaikan tugas dan kewajiban sebagai

    ’• Qpendidik.

    Maka jelaslah dari uraian di atas bahwa semua orang dapat menjadi

    guru, akan tetapi harus memenuhi syarat yang dapat melaksanakan tugas

    sebagai guru, karena tanpa terpenuhinya syarat tersebut maka kecil

    kemungkinan dapat tercapai tujuan pendidikan.

    3. Fungsi dan Peran Guru

    Guru sebagai jabatan profesional mempunyai fungsi ganda yaitu,

    sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”.9 10 Sebagai pengajar

    karena guru memang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada muridnya.

    9 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 25-30

    10 Sardinian A.M., op. c it, him. 141

  • 19

    Mendidik berarti mentransfer nilai-nilai kepada siswanya mendidik adalah

    mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya, menemukan

    kemanusiaannya. Mendidik adalah memanusiakan manusia.11

    Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun

    anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan arah yang

    sesuai dengan tujuan pendidikan.12

    Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka guru sebagai tenaga

    pendidik, mengajar dan pembimbing merupakan serangkaian kegiatan

    yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara fungsi yang satu dengan yang

    lain.

    Dilihat dari fungsinya guru mempunyai peran yang tidak sedikit

    antara lain:

    a. Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi, kondisi yang dibutuhkan

    oleh individu yang belajar.

    b. Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan siswa dalam

    interaksi belajar agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil

    secara efektif dan efisien.

    c. Sebagai motivator, ialah pemberi dorongan semangat agar siswa mau

    giat belajar.

    d. Sebagai organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar

    mengajar, siswa maupun guru.

    11 Ibid. Mm. 136n Ibid, him. 138

  • 20

    e. Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan informasi

    apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik pengetahuan, ketrampilan

    maupun sikap.13

    4. Manfaat Kompetensi

    Manfaat kompetensi profesional guru antara lain :

    a. Kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan dan

    hasil belajar siswa. Proses pembelajaran siswa bukan saja ditentukan

    oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian

    besar ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar dan

    membimbing.

    b. Kepribadian guru yang baik akan menentukan diri menjadi pendidik

    dan pembina yang baik bagi anak didiknya.

    c. Dalam hubungannya dengan masyarakat kompetensi profesional guru

    sangat penting. Hubungan baik guru dengan masyarakat dalam

    meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.

    d. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional

    sehingga dia mampu membimbing anak didiknya dan menjadi figur

    bagi anak didiknya.

    13 Chalijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al Ikhlas, Surabaya, 1994, him. 65-67

  • 21

    B. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah

    1. Pengertian Motivasi Belajar

    Menurut bahasa, motivasi adaiah dorongan yang timbul pada diri

    seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

    tujuan tertentu.14 Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang dalam

    kehidupan sehari-hari di dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan

    dorongan supaya memperoleh hasil yang memuaskan.

    Kata ‘motif diartikan sebagai daya upaya yangmendorong

    seseorang untuk melakukan sesuatu. 15

    Menurut Me. Donald, motivasi adalah kondisi perubahan energi di

    dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

    didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

    Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi

    belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

    menimbulkan kegiatan belajar agar tujuan yang hendak dicapai diri siswa

    dapat terwujud.

    Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa

    motivasi yang bersama, menggerakkan siswa untuk belajar. Motif

    merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai

    suatu tujuan sebagaimana seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

    tertentu guna mencapai suatu tujuan.16

    l4Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1991, him. 73

    15 Sardiman, op. cit, him. 7316Sumadi Suryabrata, op. cit, him. 70

  • 22

    Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya

    melakukan yang mempengaruhi serta perubahan tingkah laku.

    . 2. Macam-macam motivasi belajar

    Pada dasarnya motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa sudut

    pandang, antara lain:

    a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

    1) Motivasi oleh bawaan yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir.

    Jadi tanpa dipelajari, seperti dorongan untuk makan,

    v. minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan

    beristirahat. Motif-motif ini sering juga disebut motif-motif yang

    diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis

    manusia.

    2) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena

    dielajari, contohnya dorongan belajar dan mengajar suatu cabang

    ilmu pengetahuan.

    b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Wood Wort dan Margius

    1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum,

    makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat.

    2) Motif darurat, yang termasuk dari jenis motif ini antara lain

    dorognan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas,

    berusaha dan memburu.

  • 23

    3) Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

    melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh

    minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat

    menghadapi dunia secara efektif.

    c. Motivasi jamaniah dan rohaniah

    Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink

    otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi ruhaniah yaitu

    keimanan.

    d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik

    1) Motivasf intrinsik

    Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

    atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

    diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan. Contoh :

    seorang yang sedang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau

    mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.

    2) Motivasi ekstrinsik

    Yang dimaksud motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang

    aktif dan berfungsinya karena ada perangsangan dari luar. Contoh:

    seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan

    harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji temannya atau

    pacarnya.17

    17Sardiman, op. cif., him. 85-90

  • 24

    3. Komponen dan fungsi motivasi

    Motivasi memiliki dua komponen yaitu :

    a. Inner component (komponen dalam) ialah perubahan dalam diri

    seseorang. Keadaanya merasa tidak puas dan teijadi ketegangan

    psikologi.

    b. Outer component (komponen luar) ialah apa yang diingikan seseorang,

    1Ktujuan yang menjadi arah kelakuannya.

    Dalam uraian di atas jelaslah motivasi mendorong timbulnya

    kelakuan dan mempengaruhi serta merubah tingkah laku. Motivasi

    mempunyai fungsi sebagai berikut:

    a. Motivasi ini mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif

    itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan)

    kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

    b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu

    tujuan atau cita-cita.

    c. Motivasi berfungsi menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan

    mana perbuatan yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai

    tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat

    bagi tujuan itu.19

    '8Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987,him. 70

    19 Ibid., him. 8

  • 25

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

    Muhibbin Syah mengelompokkan faktor-faktor yang

    mempengaruhi belajar sebagai berikut:

    a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau

    kondisi jasmani dan rohani siswa.

    b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan

    di sekitar siswa.

    c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

    belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

    untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.20

    Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua

    aspek, yaitu : 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2) aspek

    psikologis (yang bersfiat rohaniah).21 Seperti faktor internal siswa faktor

    eksternal siswa juga terdiri atas dua macam yakni, faktor lingkungan sosial

    dan faktor lingkungan non sosial.22

    Menurut Sumadi Suryabrata faktor fisiologis masihd apat

    dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) tonus jasmani pada umumnya

    dan b) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.23

    Keadaan umum jasmani dan tonus (ketegangan otot) dapat

    mempengaruhi semangat dan intensitas belajar siswa misalnya

    20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, him. 132

    21 Ibid, him. 13222Ibid, hlrn. 13723Sumadi Suryabrata, op. cit., him. 255

  • 26

    melemahnya organ tubuh lebih-lebih disertai oleh pusing kepala dan hal

    ini dapat mempengaruhi ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang

    dipelajari kurang berfungsi.

    Pada aspek psikologis banyak faktor yang dapat mempengaruhi

    kuantitas dan kualitas pembelajaran siswa. Tetapi ada faktor yang

    dipandang lebih esensial seperti: 1) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa,

    2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.24

    Menurut Arden N. Franden hal-hal yang termasuk faktor

    psikologis yang dapat mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai

    berikut:

    a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

    b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada diri manusia dan keinginan

    ur.tuk selalu maju.

    c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua guru dan

    teman-teman.

    d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

    usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetensi.

    e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

    pelajaran.

    f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.25

    24Muhibbin Syah, op. cit, him. 13325Sumadi Suryabrata, op. cit., him. 257

  • 27

    C. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar

    Aqidah Akhlak

    Tinggi rendahnya pengakuan profesi guru salah satu diantaranya

    diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya dalam mempersiapkan

    jembatan tersebut. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan

    khususnya dalam proses belajar mengajar, sangat besar pengaruhnya terhadap

    keberhasilan anak didiknya. Misalnya dalam penyajian materi pelajaran bila

    guru kurang menguasai materi akibatnya guru tidak akan mampu memberikan

    bimbingan dengan baik. Dan jika guru mampu menguasai materi dengan baik

    maka dia akan mampu memberikan bimbingan dnegan baik dan dengan begitu

    anak juga akan termotivasi belajarnya.

    Profesional guru secara umum dapat dicirikan sebagai berikut:

    1. Guru harus menguasai bahan yang akan diajarkan

    2. Guru harus mampu mengelola kelasnya

    3. Guru harus mampu/menguasai media/sumber

    4. Guru harus menguasai landasan kependidikan

    5. Guru harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar

    6. Guru harus mampu menilai prestasi belajar siswa

    7. Guru harus mampu mengelola program belajar mengajar

    8. Guru harus mengenal dan mampu menyelenggarakan administrasi sekolah

    9. Guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan

    penyuluhan.

  • 28

    lO.Guru harus memahami prinsip-prinsip dan mampu menafsirkan hasil

    penelitian guna keperluan pengajaran.

    Sedangkan motivasi adalah semangat dalam di n seseorang yang

    mendorong untuk melakukan seusatu aktivitas. Dalam proses belajar mengajar

    guru juga mempunyai tugas/membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau

    belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul

    akibat pengaruh dari luar dirinya.

    Untuk membangkitkan motivasi/semangat belajar siswa, guru

    hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini cara-cara

    membangkitkan dan menumbuhkan motivasi siswa baik intrinsik (dari diri

    sendiri) maupun ekstrinsik (dari luar):

    a. Kompetisi (persaingan) antar siswa untuk meningkatkan prestasi

    b. Membuat tujuan sementara misalnya TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

    c. Merumuskan tujuan yang jelas

    d. Mengadakan evaluasi atau penilaian-6

    Oleh karena itu guru sebagai seorang pendidik harus peduli dengan

    masalah motivasi ini. Seorang guru harus mau dan mampu memotivasi siswa

    yang rendah motivasi belajarnya Kepedulian guru terhadap motivasi belajar

    siswa bukanlah hal yang mengada-ada. melainkan sebagai tugas yang melekat

    dalam diri guru. Sekali guru dapat membangun motivasi siswa terhadap

    pelajaran yang diajarkannya, diharapkan seterusnya siswa akan selalu

    menikmati mata pelajaran tersebut

    26 Uzer Usman, o p .c ithim 25

  • 29

    Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila kompetensi profesional

    guru baik dan motivasi akan menurun apabila kompetensi profesional

    guru menurun. Oleh karena itu guru yang profesional sangat diperlukan

    dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan motivasi anak dalam

    belajar.

  • BAB inLAPORAN PENELITIAN

    A. Gambaran llmum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik

    1. Sejarah Berdirinya

    Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk

    Kabupaten Boyolali berdiri pada tahun 1978. Berdirinya Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik tersebut bermula dari adanya ide para

    alumnus Pendidikan Guru Agama (PAI) Boyolali yang berdomisili di

    wilayah kecamatan Musuk untuk mendirikan sebuah lembaga akademik

    yang bernafaskan Islam. Dengan mendapat dukungan daripada tokoh

    masyarakat di wilayah kecamatan Musuk pada umumnya dan Desa

    Ringinlarik pada khususnya, maka berdirilah sebuah sekolah Madrasah

    Tsanawiyah.

    Gagasan untuk mendirikan sekolah tersebut muncul karena di

    wilayah kecamatan musuk pada umumnya dan Desa Ringinlarik pada

    khususnya masih banyak terdapat para siswa yang putus sekolah. Sehingga

    dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nunil Islam Ringinlarik tersebut

    diharapkan anak-anak yang putus sekolah mau melanjutkan studinya ke

    tingkat SLTP/ Sekolah Menengah Tingkat Pertama.

    Sejak berdirinya sekolah tersebut pada tahun 1978 sampai tahun

    1987 masih menempati sebuah gedung milik Madrasah Ibtidaiyah (MI)

    yang beralokasi di Dukuh Kebonluwak Desa Ringinlarik.

    30

  • 31

    Kemudian setelah tahun 1987, Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam

    Ringinlarik menempati gedung yang baru yang dibangun secara swadaya

    masyarakat Desa Ringinlarik di atas tanah Kas desa seluas 1.500 M2.

    Madrasah Tsanawiyah tersebut diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah

    Tingkat II Boyolali Bapak M. Hasbi yang menambahkan nama Madrasah

    tersebut menjadi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam.

    Selanjutnya oleh Pengurus Yayasan Madrasah Tsanawiyah

    ditunjuklah pimpinan sekolah yang sampai saat ini telah mengalami

    pergantian kepala sekolah.

    Untuk pertama kali sejak berdirinya Madrasah Tsanawiyah

    tersebut, kepala sekolah dijabat Bapak Abdul Wahab dari Departemen

    Agama Boyolali yang berdomisili di Ringinlarik. Beliau menjabat kepala

    sekolah, selama lima (5) tahun. Kemudian dipindah tugaskan dari

    Departemen Agama tidak lama kemudian setelah Bapak Soepardi

    memasuki masa pensiun, maka kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs.

    Aminoto dari Boyolali.

    Selama kurang labih dua (2) tahun Bapak Drs. Aminoto menjabat

    sebagai kepala sekolah dan beli u tugaskan ke Karanggede, maka

    ditunjukkan Bapak Sugeng Widodo, BA sebagai Kepala Sekolah hingga

    tahun 2001 setelah itu kepala sekolah dijabat oleh Bapak Supamo, S. Pd

    hingga saat ini.

  • 32

    Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam mengalami perkembangan yang

    sangat pesat. Sampai saat ini telah meluluskan alumni-alumni sebanyak

    919 siswa.

    Selanjutnya pengelolaan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam

    Ringinlarik tersebut bekerja sama antara Pimpinan sekolah dibantu para

    stafnya dengan pengurus Yayasan Tsanawiyah. Sedangkan untuk ketua

    yayasan saat ini dipegang oleh Bapak H. Suwandi Hadi Sutamo.

    Identitas Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik

    Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali adalah seperti yang tertera pada

    tabel.

    TABEL I

    IDENTITAS MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM

    RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI

    1 Nama Sekolah Madrasah Tsanawiyah

    Nurul Islam

    2 SK Pendirian No

    3 Surat ijin/ persetujuan dari Kanwil No WR-SC-PP-005-1390

    4 Status Akreditasi Diakui

    5 Piagam Madrasah

    6 Nomor Data Sekolah (NDS) 2R/3:0-280/877MTS/l 980

    7 Nomor Statistik Sekolah (NSS) 213733090401

    8 Berdiri Tahun 1978

    9 Tempat Belajar

    10 Waktu Belajar Masuk Pagi Hari

  • 33

    Demikianlah sekilas mengenai sejarah berdirinya Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik, Kecamatan Musuk Kabupaten

    Boyolali.

    2. Visi dan Misi

    Visi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik adalah sebagai

    berikut:

    a. Unggul dalam pencapaian nilai selisih (gain score achievement) NEM

    b. Unggul dalam lomba karya ilmiah remaja

    c. Unggul dalam lomba kreatifitas

    d. Unggul dalam lomba kesenian

    e. Unggul dalam lomba olah raga

    f. Unggul dalam disiplin

    g. Unggul dalam aktivitas keagamaan dan

    h. Unggul dalam kepedulian sosial

    Sedangkan Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik

    adalah :

    a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga

    setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi

    yang dimiliki

    b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

    warga sekolah

    c. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

    dirinya sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.

  • 34

    d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan

    juga budaya bangsa, sehingga sumber kearifan dalam bertindak.

    e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

    sekolah dan komite sekolah.

    3. Letak Geografis

    Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk

    Kabupaten Boyolali terletak di Desa Ringinlarik dengan luas area lebih

    kurang 1.500 M2.

    Untuk lebih jelasnya, Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam

    Ringinlarik dibatasi oleh beberapa Desa dan dukuh, yaitu :

    a. Sebelah Timur berbatasan dengan Dukuh Tugurejo, Desa Sukorejo

    Kecamatan Musuk

    b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciuntang

    c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dukuh Dijidan Desa Sruni

    d. Sebelah Utara berbatasan dengan Dukuh Turunan, Desa Ringinlarik

    Kecamatan Musuk

    e. Dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik tepatnya di Dukuh

    Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

    Untuk lebih jelasnya Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam

    Ringinlarik terletak dijalan Raya Boyolali-Drajinan Km. 9

    4. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam

    Ringinlarik terdiri dari 3 (tiga) struktur yaitu :

  • 35

    a. Struktur organisasi yayasan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Nurul

    Islam.

    TABEL II

    STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PENDIDIKAN NURUL

    ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI

    No Jabatan Nama

    I Penasehat 1. Hj. Sri Sadarmi

    2. H. Umaruddin S

    3. Syamsuddin

    II Ketua L H. Suwandi Hadi Sutamo

    2. Bibit Mulyono

    III Sekretaris 1. Drs. Umar Ma’ruf

    2. Maksum, S. Ag

    IV Bendahara L Dimyanti Shaleh

    2. Abdullah Ma’ruf

    V Anggota 1. SugengWidodo

    2. Abdul Wahab

    3. Jumadi

    4. Sukismo

    5. M Basho’ir

    6. Amri, S. Ag

    b. Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam.

    TABEL III

    STRUKTR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL

    ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI

    No Jabatan Namaiiisiili

    1. Suparmo, S. Pd Kepala Madrasah

    2. Imron Hartomo, S. Ag Wakamad Kurikulum dan Sarana-

    Prasarana

  • 36

    No Jabatan Nama

    3. Sumardi Wakamad Humas Dan Kesiswaan

    4. M. Khaeroni, S. Ag Bimbingan dan Konseling

    5. Abdullah MaTuf Bendahara sekolah

    6. Sutrisno Kepala Tata Usaha

    BAGAN

    STRUKTUR ORGANISASAI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL

    ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI

  • 37

    c. Struktur Organisasi Komite Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam.

    TABEL IV

    STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MADRASAH TSANAWIYAH

    NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI

    No Nama Jabatan Keterangan

    1 Jumadi Ketua Wali Murid

    2 Imron Hartono, S. Ag Sekretaris Guru

    3 Drs. Umar Ma’ruf Bendahara Guru

    4 M. Basho’ir Anggota Wali Murid

    5 Hj. Sri Sadari Anggota Sesepuh masyarakat

    6 Mulyadi Anggota BPD

    7 Suyanto Anggota Alumni

    8 Untung Anggota OSIS

    9 H. Umaruddin S Anggota Pengusaha

    TABEL V

    DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MADRASAH TSANAWIYAH

    NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI

    No Jabatan Nama

    1. Suparmo, S. Pd Kepala Madrasah

    2. Imron Hartomo, S. Ag Wakamad Kurikulum dan Sarana-

    Prasarana

    3. Sumardi Wakamad Huma Dan Kesiswaan

    4. M. Khaeroni, S. Ag Bimbingan dan Konseling

    5. Abdullah Ma’ruf Bendahara sekolah

    6. Sutrisno Kepala Tata Usaha

    7 Jiyono Guru

    8 Siti Aminah Guru

  • 38

    No Jabatan Nama

    9 Sumami, BA Guru

    10 Dra. Yuni Astuti Guru

    11 Dra. Masduki Drs. Guru

    12 Drs. Masduki Guru

    13 Drs. Umar Ma’ruf Guru

    14 Sugeng, S. Ag Kepala Tata Usaha

    15 Jumali Karyawan

    TABEL VI

    DAFTAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM

    RINGINLARIK BOYOLALI

    No Kelas L P Jumlah

    1 I 16 21 37

    2 II 23 17 40

    3 III 23 22 45

    4 IV 62 60 122

    5. Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana adalah sesuatu yang sangat penting dalam

    pendidikan atau proses belajar mengajar karena sarana dan prasarana

    banyak membantu memperlancar jalannya pendidikan yang bersangkutan

    jika digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi sekolah yang

    bersangkutan.

    Sarana dan prasarana yang dimiliki dalam konteks ini adalah segala

    yang tersedia sebagai perlengkapan aktifitas pendidikan di MTS Nurul

  • 39

    Islam Ringin Larik. Adapun sebagai perincian dari sarana dan prasarana

    MTS Nurul Islam adalah sebagai berikut:

    a. Tanah

    Adapun tanah terdiri dari : 1500 M2

    Status kepemilikan : Hak pakai

    b. Gedung

    -Ruang balajar

    - Kantor

    - Perpustakaan

    - Ruang UKS

    - Kantin

    c. Peralatan

    - Meja siswa

    - Kursi siswa

    - Meja kepala sekolah

    - Kursi kepala sekolah

    - Meja guru dan karyawan

    - Kursi guru dan karyawan

    - Papan tulis

    d. Peralatan lain-lain

    Peralatan olah raga

    - Bola volly

    - Bola kasti

    Gedung belajar

    dua ruang

    1 ruang

    1 ruang

    1 ruang

    122 buah

    144 buah

    1 buah

    1 buah

    16 buah

    16 buah

    4 buah

    1 buah

    2 buah

  • 40

    Bola takraw : 2 buah

    Lempar lembing : 10 buah

    Tolak peluru : 3 buah

    Cakram : 8 buah

    TABEL VII

    DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS II MTS NURUL ISLAM

    RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006

    No. Nama Responden No. Nama Responden

    1 AS 21 PS

    2 A W 22 R K

    3 AM 23 RS

    4 BP 24 R N H

    5 BP 25 RR

    6 Dr 26 R S

    7 D A 27 Slyt

    8 DP 28 Syh

    9 D A P 29 Srt

    10 Dry 30 Sy.

    11 Drs 31 Smr

    12 D ES 32 S W

    13 I S o •“>JJ W

    14 S W 34 W A

    15 Kds.

    35 Yd

    16 LA 36 A P

    u ’7L S

    _ ................ .j l F A

    18 Mrt 38 E W

    M A H 39 WnriL20 Pri 40 A H

  • 41

    B. Penyajian Data Hasil Angket

    1. Data Jawaban Angket Tentang Kompetensi Profesional Guru

    Dari angket yang diberikan kepada responden dapat diperoleh

    jawaban sebagai berikut:

    TABEL VIII

    HASIL ANGKET TENTANG KOMPETENSI PROFESIONALGURU

    NoFrekuensi Nilai Jumlah

    NilaiNominasi

    A B C 3 2 1

    1 5 5 ^ 0 15 , 10‘0 25 B

    2 7 3 0 21 6 0 27 A

    3 8 2 0 24 4 0 28 A

    4 8, 2 0 24 4 0 28' A

    5 7 3 0 21 6 0 27 A

    6 8 2 0 24 4 0 28 A

    7 7 3 0 21 6 0 27 A

    8 7 3 0 21 6 0 27 A

    9 8 2 0 24 4 0 28 A

    10 7 3 0 21 6 0 27 A

    11 8 2 0 24 4 0 28 A

    12 8 1 1 24 2 1 27 A

    13 6 4 0 18 8 0 26 A

    14 6 3 1 18 6 1 25 B

    15 5 5 0 15 10 0 25 B

    16 8 2 0 24 4 0 28 A

    17 6 3 1 18 6 1 25 B

    18 8 2 0 24 4 0 28 A

    19 8 2 0 24 4 0 28 A

    20 3 7 0 9 14 0 23 B

    21 6 4 0 18 8 0 26 A

  • 42

    NoFrekuensi Nilai Jumlah

    NilaiNominasi

    A B C 3 2 1

    22 6 4 0 18 8 0 26 A

    23 7 3 0 21 6 0 27 A

    24 7 3 0 21 6 0 27 A

    25 8 2 0 24 4 0 28 A

    26 7 3 0 21 6 0 27 A

    27 8 2 0 24 4 0 28 A

    28 7 3 0 21 6 0 27 A

    29 8 2 0 24 4 0 28 A

    30 8 2 0 24 4 0 28 A

    31 3 4 3 9 8 3 20 C

    32 8 2 0 24 4 0 28 A

    33 8 2 0 24 4 0 28 A

    34 8 2 0 24 4 0 28 A

    35 8 2 0 24 4 0 28 A

    36 7 3 0 21 6 0 27 A

    37 8 2 0 24 4 0 28 A

    38 7 3 0 21 6 0 27 A

    39 8 2 0 24 4 0 28 A

    40 8 2 0 24 4 0—

    28 A

    Dari data di atas tersebut, dapat diketahui bahwa kompetensi

    profesionalguru, dari 10 pertanyaan dapat diperolehnilai tertinggi 28 dan

    nilai terendah 20, maka untuk mendapatkan nilai interval digunakan rumus

    sebagai berikut:

    Jadi untuk mengetahui kompetensi profesional guru dapat

    diperoleh/ dikategorikan sebagai berikut:

  • 43

    a. Kategori tinggi : 26 - 28 (A/Baik sekali)

    b. Kategori sedang : 23 - 25 (B/Baik)

    c. Kategori rendah : 20 - 22 (C/Cukup)

    2. Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar Aqidah Akhlak

    TABEL IX

    HASIL ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

    SISWA KELAS II MTs NURUL ISLAM 2006

    Frekuensi Nilai Junilah NominasiNo 1 NilaiA B C 3 2

    1 7 1 2 21 2 2 25 B

    2 6 2 2 18 4 2 24 B

    3 6 4 0 18 8 0 26 A

    4 7 3 0 21 6 0 27 A

    5 6 4 0 18 8 0 26 A

    6 5 5 0 15 10 0 25 B

    7 7 3 0 21 6 0 27 A

    8 6 4 0 18 8 0 26 A

    9 7 1 2 21 2 2 25 B

    10 7 3 0 21 6 0 27 A

    11 6 4 0 18 8 0 26 A

    12 7 3 0 21 6 0 27 A

    13 7 3 0 21 6 0 27 A

    14 8 2 0 24 4 0 28 > A

    15 4 4 2 12 8 2 22 C

    16 7 3 0 21 6 0 27 A

    17 3 6 1 9 12 1 22 C

    18 6 2 2 18 4 2 24 B

    19 4 4 2 12 8 2 22 C

    20 8 2 0 24 4 0 28 A

    21 7 3 0 21 6 0 27 A

  • 44

    No

    3 I u lEiiii», Nilai JumlahNilaiA B C 3 2 i

    22 7 2 1 21 4 1 26 A

    23 7 3 0 21 6 0 27 A

    24 8 2 0 24 4 0 28 A

    25 8 2 0 24 4 0 28 A

    26 3 4 3 9 8 3 20 C

    27 7 3 0 21 6 0 27 A

    28 8 2 0 24 4 0 28 A

    29 7 3 0 21 6 0 27 A

    30 6 4 0 18 8 0 26 A

    31 , '• 3 4 3 9 8 3 20 C

    32 7 3 0 21 6 0 27 A

    33 8 2 0 24 4 0 28 A

    34 8 2 0 24 4 0 28 A

    35 6 4 0 18 8 0 26 A

    36 5 5 0 15 10 0 25 B

    37 7 3 0 21 6 0 27 A

    38 8 2 0 24 4 0 28 A

    39 8 2 0 24 4 0 28 A

    40 5 5 0 15 10 0 25 B

    Dari data di atas yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa

    motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin

    Larik Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2006, dari 10 pertanyaan dengan 3

    item jawaban dapat diperoleh nilai tertinggi 28 dan terendah 20, maka

    untuk mengetahui ataumendapatkan nilai interval penulis menggunakan

    rumus sebagai berikut:

  • 45

    Ki

    Keterangan:

    Xt = nilai tertinggi

    Xr = nilai terendah

    Ki = kolom interval

    Jadi untuk mengetahui motivasi belajar aqidah akhlak siswa MTs

    Nurul Islam dapat dikategorikan sebagai berikut:

    a. Kategori tinggi : 26 - 28 (A)

    b. Kategori sedang : 23 - 25 (B)

    c. Kategori rendah : 20 - 22 (C)

  • BABIY

    ANALISA DATA

    Seluruh data sudah terkumpul lengkap maka langkah selanjutnya adalah

    mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang

    mengacu pada tujuan penelitian.

    1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa.

    2. Untuk mengetahui bagaimana variasi motivasi belajar aqidah akhlak siswa.

    3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru terhadap motivasi

    belajar aqidah akhlak siswa kelas II.

    Berdasarkan ketiga tujuan tersebut di atas, maka untuk menganalisa tujuan

    pertama dan kedua penulis menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:

    P = — xl00%N

    Keterangan :

    P : prosentase

    F : Frekuensi jawaban responden

    N : Jumlah responden

    Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga, penulis menggunakan rumus

    product moment, yaitu :

    46

  • 47

    luX Y -pxypY)

    N

    (xxyN

    IY2- ( l Y f [ N J

    Keterangan :

    rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

    X : kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa

    Y : motivasi belajar siswa

    XY : perkalian antara variabel X dan Y

    N : jumlah sample

    A. Analisis Pertama

    Pada analisa pertama penulis tabel untuk mengetahui kompetensi

    profesional guru menurut penilaian siswa pada taraf tinggi, sedang dan rendah

    berdasarkan penggolongannya pada BAB III.

    TABEL X

    FREKUENSI PROSENTASE KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

    No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

    1 Tinggi 2 6 -2 8 34 85%

    2 Sedang 23-25 5 12,5%

    3 Rendah 2 0 -2 2 1 2,5%

    Jumlah 40 100%

    Dari data di atas dapat diketahui bahwa kompetensi profesional guru

    menurut penilaian siswa kategori tinggi 85% sedang 12,5% dan rendah 2,5%.

  • 48

    Selanjutnya untuk mengetahui kompetensi profesional guru menurut

    penilaian siswa maka penulis akan menyajikan tabel frekuensi per item soal

    dan prosentase kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa.

    TABEL XI

    FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN

    DAN PROSENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

    NoFrekuensi Prosentase

    v. item pertanyaanA B C A B C

    1 Apakah dalam proses belajar mengajar

    guru aqidah akhlak selalu memulai

    dengan pre tes ?

    16 22 2 40% 55% 5%

    2 Dalam menyampaikan materi pelajaran

    apakah guru aqidah akhlak

    menggunakan media ?

    36 4 0 90% 10% 0%

    3 Bagaimanakah guru aqidah akhlak anda

    dalam menerangkan materi pelajaran ?

    29 10 1 72.5% 25% 2.5%

    4 Bagaimanakah suasana kegiatan belajar

    mengajar aqidah akhlak yang anda

    rasakan ?

    21 17 2 52.5% 42.5% 5%

    5 Dalam menerangkan materi pelajaran,

    metode apa yang digunakan oleh guru

    aqidah akhlak

    28 12 0 70% 30% 0%

    6 Dalam setiap menyampaikan materi

    pelajaran apakah guru aqidah akhlak

    anda dapat menjawab pertanyaan yang

    muncul dari siswa ?

    27 13 0 67.5% 32.5% 0%

    7 Bagaimanakah tanggapan guru bila ada

    siswa yang mampu menjawab

    pertanyaan dengan benar ?

    36 4 0 90% 10% 0%

  • 49

    No Item Pertanyaan Fr ekuensi_iA B C A B c

    8 Apabila ada siswa yang belum paham

    tentang materi pelajaran apakah guru

    aqidah akhlak anda bersedia

    menerangkan kembali ?

    34 6 0 85% 15% 0%

    9 Bagaimanakah cara guru aqidah akhlak

    anda meneliti pekerjaan anda ?

    33 6 1 82.5% 15% 2.5%

    10 Apakah setiap akhir pertemuan guru

    aqidah akhlak anda selalu mengadakan

    tes ?

    27 13 0 67.5% 32.5% 0%

    Keterangan

    1. Apakah dalam pioses belajar mengajar guru aqidah akhlak selalu memulai

    dengan pre tes ?

    Yang menjawab selalu dan pasti 40% kadang-kadang 55% tidak pernah

    5%,

    2. Dalam menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak

    menggunakan media ?

    Yang menjawab selalu dan pasti 90%kadang-kadang 10% tidak pernah 0%

    3. Bagaimanakah guru aqidah akhlak anda dalam menerangkan materi

    pelajaran ?

    Yang menjawab menerangkan dengan membaca buku dan

    banyakmemberikan contoh 72,5% menerangkan dengan cenderung

    membaca buku 25% menerangkan sekilas dan mencatat 2,5%

  • 50

    4. Bagaimanakah suasana kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak yang anda

    rasakan ?

    Yang menjawab menyenangkan sebab penjelasan guru mudah dipahami

    52,5% menyenangkan karena penuh humor 42,5% menjemukan karena

    pelajarannya monoton 5%.

    5. Dalam menerangkan materi pelajaran, metode apa yang digunakan oleh

    guru aqidah akhlak

    Yang mnejawab ceramah tanya jawb dan pemberian tugas 70% ceramah

    dan hafalan 30% mencatat melulu 0%.

    6. Dalam setiap menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak

    anda dapat menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa ?

    Yang menjawab selalu dapat menjawab 67,5% kadang-kadang 32,5%

    tidak pernah dapat menjawab 0%.

    7. Bagaimanakah tanggapan guru bila ada siswa yang mampu menjawab

    pertanyaan dengan benar ?

    Yang menjawab diberi pujian 90% diberi pertanyaan kembali 10% diam

    saja 0%.

    8. Apabila ada siswa yang belum paham tentarg materi pelajaran apakah

    guru aqidah akhlak anda bersedia menerangkan kembali ?

    Yang menjawab ya bersedia 85% kadang-kadang 15% tidak mau

    menerangkan kembali 0%

    9. Bagaimanakah cara guru aqidah akhlak anda meneliti pekerjaan anda ?

  • 51

    Yang menjawab diteliti dan dibahas semua didepan kelas 82,5% dibahas

    yang sukar saja 15% tidak dibahas 2,5%.

    10. Apakah setiap akhir pertemuan guru aqidah akhlak anda selalu

    mengadakan tes ?

    Yang menjawab selalud an pasti mengadakan 67,5% kadang-kadang

    32,5% tidak pernah 0%.y’

    B. Analisa Kedua

    Analisa kedua ini dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar aqidah

    akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Musuk Kabupaten Boyolali tahun

    2006 dengan volume tinggi, sedang dan rendah. Analisa ini dilakukan dengan

    langkah-langkah sebagai berikut:

    TABEL XII

    MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II

    MTs NURUL ISLAM RINGINLARIK

    No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

    1 Tinggi 26 -28 28 70%

    2 Sedang 23-25 7 18%

    3 Rendah 20-22 5 13%

    Jumlah 40 100%

    Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat variasi motivasi

    belajar aqidah akhlak siswa kelas 11 dengan taraf tinggi 70% sedang 18% dan

    rendah 13%. Selanjutnya penulis akan sajikan variasi jawabna dari 10

    pertanyaan tentang motivasi belajar aqidah akhlak sehingg dapat diketahui

    prosentasi dari jawaban 40 responden sebagai berikut:

  • 52

    TABEL XIII

    FREKUENSI PROSENTASI MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

    No Item Pertanyaan Frekuensi ProsentaseA B C A B C

    1 Apakah anda sering membaca/belajar

    buku aqidah akhlak selain buku paket ?

    16 23 1 40% 57.5% 2.5%

    2 . Walaupun tidak ada tugas dari guru

    aqidah akhlak. Apakah anda merasa

    wajib untuk belajar ?

    33 6 1 82.5% 15% 2.5%

    3 Bila mendapat tugas individu atau

    kelompok dalam pelajaran aqidah

    akhlak anda berusaha mengerjakan

    sebaik mungkin agar mendapat nilai

    baik ?

    33 6 1 82.5% 15% 2.5%

    4 Apakah anda merasa bahwa kegiatan

    belajar aqidah akhlak di dalam kelas

    adalah membosankan ?

    19 17 4 47.5% 42.5% 10%

    5 Jika anda mendapat nilai ulangan yang

    baik dalam pelajaran aqidah akhlak.

    Apakah anda berusaha lebih giat belajar

    aqidah akhlak ?

    23 15 2 57.5% 37.5% 5%

    6 Apakah anda senang melakukan

    kegiatan praktek aqidah akhlak ?

    25 14 1 62.5% 35% 2.5%

    7 Apa yang anda lakukan ketika kesulitan

    belajar aqidah akhlak ?

    32 6 2 80% 15% 5%

    8 Apakah anda merasa diperhatikan oleh

    guru aqidah akhlak anda setiap kali

    mendapatkan kesulitan belajar aqidah

    akhlak ?

    28 11 1 70% 27.5% 2.5%

  • 53

    No Item Pertanyaan FrekuensiP rose n tas e

    A B C A B C9 Apakah setiap kali diberi tugas oleh

    guru lidah akhlak anda berusaha

    menyelesaikan tepat waktu

    26 11 3 65% 27.5% 7.5%

    10 Jika buku aqidah akhlak anda tidak

    mencukupi apakah anda berusaha

    mencari buku di perpustakaan yang

    dapat dipergunakan untuk

    menyelesaikannya ?

    21 16 3 53% 40% 7.5%

    Keterangan

    1. Apakah anda sering membaca^elajar buku aqidah akhlak selain buku

    paket ?

    Yang menjawab ya, sering 40% kadang-kadang 57.5% tidak pernah 2.5%

    2. Walaupun tidak ada tugas dari guru aqidah akhlak. Apakah anda meraa

    wajib untuk belajar ?

    Yang menjawab ya, sering 82.5% kadang-kadang 15% tidak pernah

    2.5%

    3. Bila mendapat tugas individu atau kelompok dalam pelajaran aqidah

    akhlak anda berusaha mengerjakan sebaik mungkin agar mendapat nilai

    baik ?

    Yang menjawab ya, sering 82.5% kadang-kadang 15% tidak pernah 2.5%

    4. Apakah anda merasa bahwa kegiatan belajar aqidah akhlak di dalam kelas

    adalah membosankan ?

    Yang menjawab tidak pernah 47.5% kadang-kadang 42.5% ya, sering 10%

  • 54

    5. Jika anda mendapat nilai ulangan yang baik dalam pelajaran aqidah

    akhlak. Apakah anda berusaha lebih giat belajar aqidah akhlak ?

    Yang menjawab ya, giat 57.5% kadang-kadang giat 37.5% tidak pernah

    giat 5%

    6. Apakah anda senang melakukan kegiatan praktek aqidah akhlak ?

    Yang menjawab ya, sering 62.5% kadang-kadang 35% tidak pemah2.5%

    7. Apa yang anda lakukan ketika kesulitan belajar aqidah akhlak ?

    Yang menjawab berusaha memecahkan sendiri 80% bertanya pada guru

    atau teman 15% meninggalkan begitu saja 5%

    8. Apakah anda merasa diperhatikan oleh guru aqidah akhlak anda setiap kalir

    mendapatkan kesulitan belajar aqidah akhlak ?

    Yang menjawab ya, sering 70% kadang-kadang 27.5% tidak pernah 2.5%

    9. Apakah setiap kali diberi tugas oleh guru aqidah akhlak anda berusaha

    menyelesaikan tepat waktu ?

    Yang menjawab ya, sering 65% kadang-kadang 27.5% tidak pernah 7.5%

    10. Jika buku aqidah akhlak anda tidak mencukupi apakah anda berusaha

    mencari buku di perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk

    menyelesaikannya ?

    Yang menjawab berusaha 53% kadang-kadang 40% tidak pernah 7.5%

  • 55

    C. Analisis Ketiga

    Analisis kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana hubungan

    komeptensi profesional guru terhadap motivasi belajar aqidah akhlak siswa

    kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali tahun

    2006.

    Adapun analisa yang digunakan adalah korelasi product moment.

    Adapun langkah-langkah operasional penggunaan rumus tersebut adalah :

    TABEL IV

    PENGARUH KOMEPTENSI PROFESIONAL GURU

    TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

    No X Y X2 Y2 XY

    1 25 25 625 625 625

    2 27 24 729 576 648

    3 28 26 784 676 728

    4 28 27 784 729 756

    5 27 26 729 676 702

    6 28 25 784 625 700

    7 27 27 729 729 729

    8 27 26 729 676 702

    9 28 25 784 625 700 ‘

    10 . 27 27 729 729 729

    11 28 26 784 676 728

    12 27 27 729 729 729

    13 26 27 676 729 702

    14 25 28 625 784 700

    15 25 22 625 484 550

    16 28 27 784 729 756

    17 25 22 625 484 550

    18 28 24 784 576 672

  • 56

    No X Y X2 Y2 XY

    19 28 22 784 484 616

    20 23 28 529 784 644

    21 26 27 676 729 702

    22 26 26 676 676 676

    23 27 27 729 729 729

    24 27 28 729 784 756

    25 28 28 784 784 784

    26 27 20 729 400 540

    27 28 27 784 729 756

    28 27 28 729 784 756

    29 28 27 784 729 756

    30 28 26 784 676 728

    31 20 20 400 400 400

    32 28 27 784 729 756

    33 28 28 784 784 784

    34 28 28 784 784 784

    35 28 26 784 676 728

    36 27 25 729 625 675

    37 28 27 784 729 756

    38 27 28 729 784 756

    * 39 28 28 784 784 784

    40 28 25 784 625 700

    1077 1037 29101 27065 27972

    Dari tabel di atas dapat diperoleh

    LT : 1077 EY2 :29101

    : 1037 £Y2 :27065

    LAY : 27972

  • 57

    Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan dalam rumus

    koefisien korelasi product moment sebagai berikut:

    IATN

    IA' -2 (2AQ2N

    I Y2-2 V Y )2N

    27972-

    rv =

    (1077X1037)40

    29101-(12ZZ)llf27065. 0 0 ^ 40 J [ 40

    279721116849

    *y29101 -

    1159929j |

    40

    40

    27065-1075369

    40

    rv =27972-27921,23

    7(29101 - 28998,2)(27065 - 26884,23)

    50,78** — _* 7(102,775)(180,775)

    50,78

    ** 718579,15063

    50,78

    * " 136,305

    = 0,373

    Langkah selanjutnya adalah pembuktian hipotesis dengan cara

    berkonsultasi pada tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah db 40

    yaitu r tabel = 0,312.

  • 58

    Dengan demikian r^ = 0,373 > r tabel = 0,312. Menurut Sutrisno Hadi,

    bila nilai r yang kita peroleh dalam penelitian sama atau lebih besar dari nilai r

    product moment berarti signifikan.

    Jdi dari perhitungan dengan rumus korelasi product moment dan

    setelahmelihat nilai r tabel taraf signifikan 5% dapat diketahui bahwa nilai rxy

    lebih besar dari nilai r tabel 5%. Ternyata antara variabel X (Kompetensi

    profesional guru) dengan variabel Y (motivasi belajar aqidah akhlak) ada

    hubungan yang positif, yang berarti telah terbukti adanya korelasi antara

    variabel kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar aqidah akhlak.

    Dengan demikian hipotesa yang penulis kemukakan pada bab I yang

    berbunyi : “Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi

    profesional guru terhadap motivasi belajar aqidah akhlak” dapat diterima

    kebenarannya.

  • BABY

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil analisa data pada bab IV diperoleh kesimpulan

    di ‘mana kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari tujuan penelitian yangh

    ada Bab I. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa yaitu :

    - Kategori tinggi 85 %

    - Kategori sedang 12,5 %

    - Kategori rendah 2,5 %

    2. Variasi motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II yaitu :

    - Kategori tinggi 70 %

    - Kategori sedang 18 %

    - Kategori rendah 13 %

    Dari data tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar Aqidah

    Akhlak siswa kelas II MTS Nurul Islam Ringin Larik ada hubungan.

    3. Berdasarkan pada analisa ketiga yaitu dengan rumus korelasi product

    moment diperoleh hasil r^ = 0,373 yang lebih besar dari r tabel pada taraf

    signifikansi 5% (0,312). Dengan demikian hipotesa yang menyatakan

    bahwa ada hubungan yang signifikansi antara kompetensi profesional guru

    terhadap minat belajar diterima, terbukti karena r hitung lebih besar dari r

    tabel.

    59

  • 60

    B. Saran-Saran

    1. Untuk Peserta Didik

    a. Untuk menambah pengetahuan tentang pendidikan Aqidah Akhlak.

    Maka perlu bagi siswa untuk meningkatkan intensitasnya dalam

    belajar terutama pelajaran Aqidah Akhlak. Karena Aqidah Akhlak

    adalah bagian dari pelajaran pendidikan Agama Islam.

    b. Siswa hendaknya meningkatkan lagi semangatnya dalam balajar

    Aqidah Akhlak. Karena Aqidah Akhlak akan sangat bermanfaat bagi

    siswa di dunia dan di akhirat kelak.

    2. Untuk Pendidik

    a. Pihak guru perlu meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya

    dalam menyampaikan materi pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga

    peserta didik akan lebih mudah menerima pelajaran dan lebih

    semangat mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak

    b. Guru Aqidah Akhlak seyogyanya mampu menjadi suri tauladan bagi

    para peserta didiknya, agar peserta didik terdorong juga untuk

    mengamalkan apa yang telah dipelajari.

    3. Untuk Orang Tua

    a. Orang tua perlu terus mendorong dan membimbing putra-putrinya

    dalam belajar.

    b. Orang tua hendaknya memberikan waktu, sarana dan prasarana yang

    dibutuhkannya dalam belajar. Dengan demikian anak akan lebih

    semangat atau termotivasi belajarnya.

  • DAFTAR ANGKET

    PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

    TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

    SISWA KELAS III MTs NURUL ISLAM

    RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI

    TAHUN 2006

    Biodata Responden

    Nama : ___________________________

    Jenis Kelamin :___________________________

    s

    A. Petunjuk Pengisian

    • 1. Sebelum mengerjakan angka isilah biodata anda dahulu !

    2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang

    tepat menurut anda !

    3. jawaban anda tidak mempengaruhi nilai raport!

    4. Atas partisipasi anda dalam pengisian angket ini penulis ucapkan terima kasih

    - f

    B. Pertanyaan tentang kompetensi profesional guru Aqidah akhlak

    1. Apakah dalam proses belajar mengajar guru aqidah akhlak selalu memulai

    dengan pre tes ?

    a. selalu dan pasti

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah

    2. Dalam menyampaikan mater pelajaran apakah guru Aqidah akhlak anda

    menggunakan media ?

    a. selalu dan pasti

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah

  • 3. Bagaimanakah guru Aqidah akhlak anda dalam menerangkan materi ?

    a. menerangkan dengan cenderung membaca buku

    b. menerangkan dengan membaca buku dan banyak memberikan contoh

    c. menerangkan sekilas dan mencatat

    4. Bagaimanakah suasana kegiatan belajar mengajar Aqidah akhlak yang ada

    rasakan ?

    a. Menyenangkan sebab penjelasan guru mudah dipahami

    b. Menyenangkan karena penuh humor

    c. Menjemukan karena pelajarannya menonton

    5. Dalam menerangkan materi pelajaran metode apa yang digunakan oleh guru

    Aqidah Akhlak ?

    a. Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas

    b. Ceramah dan hafalan

    c. Mencatat melulu

    6. dalam setiap menyampaikan materi pelajaran apakah guru Aqidah akhlak

    anda dapat menjawab yang muncul dari siswa ?

    a. selalu dapat menjawab

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah dapat menjawab

    7. Bagaimanakah tanggapan guru bila ada siswa yang mampu menjawab^

    pertanyaan dengan benar ?

    a. Diberi pujian

    b. Diberi pertanyaan kembali

    c. Diam saja

    8. Apabila ada siswa yang belum paham tentang materi pelajaran apakah guru >

    Aqidah akhlak anda bersedia menerangkan kembali ?

    a. ya bersedia

    b. kadang-kadang

    c. tidak mau menerangkan kembali

  • 9. Bagaimana cara guru aqidah akhlak ada meneliti pekerjaan anda ?

    a. diteliti dan dibahas semua didepan kelas

    b. dibahas yang sukar saja

    c. tidak dibahas

    10. Apakah setiap akhir pertemuan guru aqidah akhlak anda selalu mengadakan

    tes ?

    a. selalu dan pasti

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah

    C. Pertanyaan tentang motivasi belajar Aqidah akhlak

    1. Apakah anda sering membaca / belajar buku aqidah akhlak selain buku

    paket ?

    a. ya sering

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah

    2. Walaupun tidak ada tugas dari guru aqidah akhklak apakah anda merasa wajib

    • untuk belajar ?

    a. ya sering

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah

    3. bila mendapat tugas individu atau kelompok dalam pelajaran Aqidah akhlak

    anda berusaha mengerjakan sebaik mungkin agar mendapat nilai baik ?

    a. ya sering

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah

    4. Apakah anda merasa bahwa kegiatan belajar Aqidah akhlak di dalam kelas

    adalah membosankan ?

    a. tidak pernah

    • b. ya sering

  • c. kadang - kadang

    5. Jika anda mendapat nilai ulangan yang baik / jelek dalam pelajaran Aqidah

    akhlak apakah anda berusaha lebih giat belajar Aqidah ?

    a. ya giat

    b. kadang - kadang

    c. tidak pernah

    6. Apakah anda senang melakukan kegiatan praktek Aqidah akhlak ?

    a. ya sering

    b. kadang - kadang

    c. tidak pemah

    7. Apa yang anda lakukan ketika kesulitan belajar Aqidah Akhlak ?

    a. Berusaha memecahkan sendiri

    b. Bertanya pada guru atau teman

    c. Meninggalkan begitu saja

    8. Apakah anda merasa diperhatikan oleh guru Aqidah akhlak anda setiap kali

    mendapat kesulitan belajar Aqidah akhlak ?

    a. ya sering

    b. kadang - kadang

    c. tidak pemah

    9. Apakah setiap kali diberi tugas oleh guru Aqidah Akhlak anda berusaha

    menyelesaikan tepat waktu ? ^

    a. ya sering

    b. kadang - kadang

    c. tidak pemah

    10. Jika buku Aqidah Akhlak anda tidak mencukupi apakah anda berusaha

    mencari buku diperpustakaan yang dapat dipergunakan untuk

    menyelesaikannya

    a. ya sering

    b. kadang - kadang

    c. tidak pemah

  • DAFTAR PUSTAKA

    Al Mughiroh, Bukhori bin Bardah, Shohih Bukhari, Juz 1- 2, Toha Putra, Semarang.

    Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1991.

    Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

    Hadi, Sutrisno, Methodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta, 1982.

    Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru dan Konsep Strategi, Mandar Maju, Bandung, 1991.

    Hasan, Chalijah, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al Ikhlas, Surabaya,

    Koencoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta,

    Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rieneke Cipta, Jakarta, 1997.

    Poerwadarminto, WJS., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

    Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987.

    Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisus, Yogyakarta, 1994.

    Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Pers., Jakarta, 1994.

    Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung,

    Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995.

    •* ;Tim Penyusun Kamus besar bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

    Depdikbud, Jakarta, 1991.

    Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung.

    1994.

    1994.

    1986.

    1991.

  • Wijaya, Cece dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.

    Wingkel, WS., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983.

    Yunus, Mahmud, Tarjamah Al Qur'an Al Karim, Al Ma’arif, Bandung, 1989.

  • Yang bertanda tangan di bawah in i:

    DAFTAR RIW AYAT HIDUP

    Nama : Sri Wigati

    Tempat/Tanggal Lahir : Boyolali, 14 November 1982

    Alamat : Sukorejo RT 07/RW V, Musuk Boyolali

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan : - SD Sukorejo I (lulus tahun 1995)

    - MTs Nurul Islam Ringinlarik (lulus tahun 1998)

    - MAN 1 Boyolali (lulus tahun 2001)

    Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Salatiga, Maret 2006

    Penulis

    Sri Wigati

  • DKPAKTKMKN ACJAMASLKOLAII MNCiCil A(iAMA ISLAM NKOKRI (STAIN) SALATKJA

    Jl. Tonlnni Poliui» 02 Tolp.(020K) 323700.32.V133 Iux323l33 Snlnli»i» 30721 V'ob.sito : www,sli»inijuliitjgii,uo,imnil : iidmiiiiHlrnHiOr/>.HtuitiHiil

  • DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

    Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiaa.ac.id E-m ail: [email protected]

    LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI-)

    Nama :.. .........................................NIM :.!! (.9.! .9. £ ?.Program Studi : P/J/PBA/TPBI/AHS**)Judul Skripsi :............................................................................................

    Pembimbing :. .P.rf;. Pj?)?P.Soio^o.Pembimbing :. .P.rf;. Pj?)?P.Soiopo.Asisten Pembimbing :..........................................

    Salatiga,........

    Asisten Pembimbing Pembimbing

    NIP. 150 NIP. 150

    http://www.stainsalatiaa.ac.idmailto:[email protected]

  • SURAT KETERANGANNomor:

    Hal : Hasil Penelitian

    Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Madrasah Ts