6
PERSPEKTIF KEAGENAN ANGGOTA KELOMPOK : FULANA ( TERRY SHERINA ( SUCI RAHAYU(

PERSPEKTIF KEAGENAN2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keagenan perbankan

Citation preview

PERSP

PERSPEKTIF KEAGENANANGGOTA KELOMPOK :FULANA (TERRY SHERINA (SUCI RAHAYU(KONTROL PERBANKAN DALAM PERSPEKTIF KEAGENANPada lembaga perbankan akan melibatkan hubungan pemegang saham dengan manajemen (agen), hubungan bank (pemegang saham), dengan debitur, juga melibatkan hubungan bank dengan regulator. Hubungan-hubungan tersebut mampu menjelaskan mekanisme kontrol antara pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen bank.

KONTROL PRINSIPAL KEAGENANPersoalan kontrol perbankan dalam perspektif keagenan menyangkut siapa yang mengontrol , siapa yang dikontrol dan bagaimana mekanisme kontrol tersebut.

Bisa jadi pemilik bank bertindak pembuat keputusan keputusan strategis sekaligus menanggung risiko atas keputusan tersebut.

Penyerahan amanat kepada pihak manajemen untuk mengelola bank ditentukan melalui rapat umum pemegang sahamDalam RUPS, pemegang saham biasanya menentukan struktur manajemen, dan manajemen bank sangat berhati-hati dalam menentukan orang-orang yang dipercaya

Bank indonesia akan melakuka uji kemampuan dan kepantasan (fit and proper test)

Para profesional tidak hanya sekedar menjalankan amanat pemilik untuk memaksimumkan kekayaannya tetapi kepentingan untuk memperkaya diri, mempertahankan jabatan, meningkatkan nilai mereeka sendiri.

Direktur dan komisari yang diberikan amanat oleh pemilik saham dalam mengoperasikan bank umum berbentuk Badan Hukum Perseroan terbatas (PT), Perusahaan Daerah (PD), atau koperasi

Hubungan antara pemilik modal dengan manajemen bank sering disebut hubungan keagenan

Hubungan keagenan menjelaskan hubungan antara pemberi kerja dan penerima amanah untuk melaksanakan pekerjaan.

Pemberi kerja disebut dengan prinsipal akan memberikan hak kepada orang lain yang disebut agen

Agen sebagai pengelola bamk berkewajiban mengelola bank yang diamanahkan oleh pemegang saham yaitu meningkatkan kemakmuran prinsipal

Para pengurus bank mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, perilaku ini yg sering disebut sebagai keterbatasan rasional

Koflik kegenan akan potensial terjadi apabila proporsi kepemilikan manajer atas saham di suatu bank relatif kecil sehingga manajer cenderung bertindak mengejar kepentingannya sendiri.

Bank yang semakin besar cenderung akan potensial terkena agency problem Dalam keadaan ini, pengurtus mempunyai kecenderungan untuk melakukan konsumsi atas keuntungan tambahan secara berlebihan karena resiko yang ditanggung realtif sama dan ini disebut agency cost of equityDalammekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut agency cost

B. KONTROL KEAGENAN-UTANG

Kontrol terhadap lembaga perbankan tidak hanya dilakukan oleh pemegang saham, namun juga dilakukan oleh kreditor atau investor atau deposan

Dalam istilah perbankan disebut market discipline

Utang akan mendorong manajer untuk menyerahkan arus kas bebas kepada pemegang saham untuk selanjutnya digunakan untuk membayar kembali kewajiban utang atau keperluan reinvestasi

Penggunaan utang atau dana masyarakat dapat menimbulkan masalah keagenan ketika pemegang saham bersama manajer mengambil keptusan-keputusan investasi yang beresiko tinggi

Masalah keagenan utang dapat timbul akibat perilaku hazard pemegang saham untuk memaksimumkan keuntungan dengan carameningkatkan resiko atas bebam deposan C. KONTROL KEAGENAN-REGULATOR

Masalah keagenan pada industri perbankan menjadi lebih kompleks karena ada peran regulator yang mewakili pemangku kepentingan lainnya.

Manajer lebih cenderungan memaksimasi utility daripada profit mengingat adanya peran regulator

Regulator sebagai pihak eksternal manajemen bank ikut mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen bank.

Tindakan regulator mendasarkan pada identifikasi dan koreksi masalh yang bisa mengarah pada kegagalan bank.

Limgkungan regulasi industri perbankan bisa mensubtitusikan beberapa derajat mekanisme market corporate control yang buruk, namun demikian pendisiplinan melalui regulasi diakui sebagai subtitusi yang sangat mahal bagi mekanisme kontrol pasar, baik karena birokasi maupun masalh politik.

Tujuan mekanisme pasar adalah memaksimasi shareholder value, sedangkan tujuan regulator adalah meminimalkan kemungkinan kegagalan.