13
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 (Surabaya). . Gencatan senjata antara tentara Indonesia dan pihak Sekutu justru berbuntut ke insiden Jembatan Merah. BrigJen Mallaby yang kala itu berpapasan dengan milisi Indonesia terlibat baku tembak karena kesalahpahaman semata. Kematian Mallaby memicu kemarahan tentara Sekutu. MayJen Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby lantas mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan semua persenjataan dan mengibarkan bendera putih. Tidak diindahkan, salah satu perang paling destruktif di Indonesiapun tak terelakkan. Inggris mengerahkan 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang untuk mengepung Surabaya. Arek- arek Surabaya tak mengenal kata menyerah. Dengan 1

Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 (Surabaya).

.

Gencatan senjata antara tentara Indonesia dan pihak

Sekutu justru berbuntut ke insiden Jembatan Merah. BrigJen

Mallaby yang kala itu berpapasan dengan milisi Indonesia

terlibat baku tembak karena kesalahpahaman semata.

Kematian Mallaby memicu kemarahan tentara Sekutu.

MayJen Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby

lantas mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang

meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan semua

persenjataan dan mengibarkan bendera putih. Tidak

diindahkan, salah satu perang paling destruktif di

Indonesiapun tak terelakkan. Inggris mengerahkan 30.000

infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal

perang untuk mengepung Surabaya. Arek-arek Surabaya

tak mengenal kata menyerah. Dengan perlengkapan

seadanya, mereka memutuskan untuk memberi

perlawanan. 6.000 rakyat Indonesia tewas dan 200.000

lainnya harus mengungsi. Peristiwa Surabaya lantas

1

Page 2: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

menjadi pemicu upaya pertahanan kemerdekaan di wilayah

lain.

2. Bandung Lautan Api (Bandung)

Ultimatum Tentara Sekutu kepada Tentara Rakyat

Indonesia untuk meninggalkan kota Bandung memicu salah

satu gerakan paling spektakuler di sejarah perang

Indonesia ini. Sadar bahwa kekuatan senjata tidak akan

berimbang dan kekalahan sudah pasti di depan mata, TRI

tidak rela jika Sekutu memanfaatkan Bandung sebagai

pusat militer untuk menginvasi wilayah yang lain.

Berdasarkan hasil musyawarah, sebuah tindakan bumi

hangus dipilih untuk memastikan hal ini tidak terjadi.

200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka

2

Page 3: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

selama kurun waktu 7 jam dan bersama bergerak

mengungsi ke wilayah selatan. 

3. Operasi Trikora (Irian Barat)

Operasi Trikora digelar dengan satu tujuan utama yang

sederhana namun jelas dengan berbagai usaha:

merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan

operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan

Indonesia. Belanda yang keras kepala dan tidak ingin

menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia harus

merasakan konsekuensi yang tidak ringan dari

keputusannya tersebut. Berbekal persenjataan berat yang

3

Page 4: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

baru saja didapatkan dari Uni Soviet, sebuah operasi militer

besar-besaran dikerahkan; terbesar yang pernah dilakukan

Indonesia sepanjang sejarah.

4. Serangan Umum 1 Maret 1949 (Yogyakarta)

Indonesia semakin berani ketika perlengkapan senjata

dan koordinasi militernya yang masih muda mulai

menunjukkan potensi pertahanan yang cukup kuat.

Belanda yang di kala itu sedang menjajal usaha invasi

keduanya datang seolah tak terbendung. Namun, TNI tidak

tinggal diam. Sebuah rencana serangan disusun untuk

menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki

sebuah kemampuan sebuah negara berdaulat, tetapi juga

eksistensi badan militer. Yogyakarta dipilih sebagai ajang

pembuktian. Selain sebagai ibu kota, Yogyakarta kala itu

juga memuat banyak wartawan asing yang signifikan untuk

publisitas dan memperkenalkan Indonesia. Serangan

dimulai saat fajar, berlangsung selama 6 jam, dan berhasil

memukul mundur Belanda.

4

Page 5: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

5. Pertempuran Laut Aru (Maluku)

Tidak diragukan lagi, perang laut paling dramatis yang

pernah terjadi di Indonesia adalah Pertempuran Laut Aru

yang merupakan bagian dari operasi Trikora. Tiga kapal

perang tempur Indonesia yang ditugaskan melakukan

operasi penyusupan, RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang,

dan RI Harimau, harus berhadapan dengan sebuah takdir

buruk. Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini

ternyata terendus oleh pihak otoritas Belanda. Mereka

mengirimkan dua kapal jenis destroyer dan pesawat

tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang

Indonesia. Namun, dengan heroiknya, RI Matjan Tutul

memutuskan untuk maju dan mengalihkan perhatian

musuh, memberikan kesempatan kepada dua kapal yang

lain untuk melarikan diri. Komodor Yos Sudarso wafat

dalam pertempuran ini.

5

Page 6: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

6. Operasi Dwikora (Malaysia)

Kecemasan Soekarno bahwa Malaysia dan Kalimantan

Utara akan menjadi kaki tangan kolonial membuat operasi

Dwikora dikerahkan. Malaysia yang kala itu berada di

bawah wewenang kekuasaan Inggris diberikan kesempatan

untuk melakukan referendum dan menentukan nasibnya

sendiri. Namun, masyarakat Malaysia saat itu justru mulai

menghasilkan sikap anti-Indonesia dan "meludahi" Tanah

Air kita. Soekarno yang marah memutuskan untuk

6

Page 7: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

berperang. Sebuah pidato terkenal, Ganyang Malaysia, juga

diproklamasikan saat itu. Perang agen rahasia, sabotase,

dan militer terbuka dikerahkan. Indonesia harus melawan

tiga negara sekaligus: Malaysia, Inggris, dan Australia. 

7. Insiden Hotel Yamato

Instruksi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Agustus

1945 untuk mengibarkan bendera Merah Putih di seluruh

pelosok Nusantara tidak serta-merta membuat kedaulatan

Indonesia berjaya. Belanda tampaknya tak kehilangan akal

untuk terus menancapkan taringnya di atas Tanah Air.

Berkedok sebuah lembaga kemanusiaan, Intercross,

Belanda melakukan langkah-langkah politik dan berunding

dengan pihak Jepang di Hotel Yamato. Pada tanggal 18

September 1945, sekelompok orang Belanda W.V. Ch

Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-

Biru) di atas hotel tersebut. Tentu saja ini memicu

7

Page 8: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

kemarahan besar rakyat Surabaya. Para pemuda

berkumpul di luar hotel dalam jumlah masif, marah karena

kedaulatan Indonesia yang terinjak. Mereka merangsek

paksa, masuk ke dalam hotel dan memicu apa yang kita

kenal sebagai Insiden Hotel Yamato. Bagian biru bendera

Belanda tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya

menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali

dengan disertai pekik "Merdeka" para pemuda Surabaya. 

8. Perang Gerilya Soedirman

Tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal

sosok kharismatik, Jenderal Soedirman. Dalam kondisi

kesehatan yang bahkan tidak memungkinkan untuk

bergerak sendiri, Jenderal Soedirman tetap memimpin

pergerakan dari atas tandu. Taktik utamanya adalah

dengan bergerilya, menyerang pasukan musuh, dan

kemudian bersembunyi. Beliau adalah ahli strategi yang

mumpuni dan sering berhasil menyerang pasukan Belanda

dan Sekutu di titik-titik yang memang berdampak

8

Page 9: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

signifikan. Sayangnya, beliau harus kalah kepada

ketidakberdayaan melawan penyakit tuberkolosis yang

semakin parah. 

9. Perang Ambarawa (Semarang)

Sekutu memang tidak pernah berhenti berulah.

Kedatangan awal di Semarang untuk semata mengurus

tahanan perang Jepang justru berbuntut menjadi

kekacauan. Rakyat marah ketika melihat para tahanan

yang sebagian besar merupakan eks-tentara Belanda

tersebut justru dipersenjatai. Serangan dilancarkan oleh

Tentara Keamanan Rakyat yang berhasil memukul mundur

pasukan Sekutu hingga mereka terpaksa bertahan di

kompleks gereja. Tanggal 12 Desember 1945, kesatuan-

kesatuan TKR datang untuk menyerang dan memulai

9

Page 10: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

perang selama 1,5 jam. Melalui strategi flanking, Indonesia

berhasil merebut Ambarawa dan memukul mundur Sekutu.

10. Puputan Margarana (Bali).

Bagi Anda yang belum mengenal sejarah Bali

sebelumnya, Puputan mungkin tampil sebagai sebuah

konsep yang masih asing terdengar. Namun, bagi yang

pernah mempelajarinya, Puputan merupakan tindakan

paling patriotik yang ada dalam sejarah Indonesia. Puputan

adalah tradisi masyarakat Bali untuk memberikan

perlawanan terhadap siapa pun agresor yang berani

menyentuh Tanah Air hingga titik darah penghabisan. Tidak

ada kata mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu

perang puputan paling dramatis adalah Puputan Margarana

yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. Dalam usaha

mempertahankan desa Marga dari serangan NICA, Ngurah

Rai yang berhasil merampas senjata api dari tentara

Belanda berkomitmen untuk mengobarkan perang

perlawanan hingga titik darah penghabisan. Tentara

10

Page 11: Pertempuran Surabaya 10 November 1945.docx

Belanda yang sempat kewalahan dan kalah terpaksa

meminta bantuan sebagian besar pasukannya di Bali dan

pesawat pengebom dari Makassar untuk membasmi

perlawanan ini. 96 orang tewas, termasuk I Gusti Ngurah

Rai. Dari pihak Belanda? Kurang lebih 400 orang tewas. 

11