Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERTUMBUHAN VEGETATIF EKSPLAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.) KULTIVAR ATLANTIK PADA MEDIUM
MURASHIGE AND SKOOG DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK
TOMAT (Solanum lycopersicum L.) SECARA IN VITRO
(Skripsi)
Oleh
Moza Fierda Atiek
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PERTUMBUHAN VEGETATIF EKSPLAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.) KULTIVAR ATLANTIK PADA MEDIUM
MURASHIGE AND SKOOG DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI
KONSENTRASI EKSTRAK TOMAT (Solanum lycopersicum L.) SECARA
IN VITRO
Oleh
Moza Fierda Atiek
Kentang kultivar Atlantik merupakan kultivar kentang yang seringkali digunakan
dalam olahan makanan seperti chips dan french fries. Kentang kultivar ini banyak
diminati oleh masyarakat namun harga jual bibit yang tinggi menjadikan petani
enggan dalam memproduksi kentang kultivar ini. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka perlu dilakukan perbanyakan in vitro agar mendapatkan bibit yang
banyak dalam waktu yang relatif singkat. Dalam perbanyakan in vitro,
penggunaan zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi yang tepat dapat memacu
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Zat pengatur tumbuh yang dijual di
pasaran rata-rata memiliki harga yang terbilang mahal, untuk memenuhi
kebutuhan akan zat pengatur tumbuh dengan biaya yang terjangkau dalam proses
perbanyakan tanaman secara In vitro ini dapat menggunakan bahan alami yang
terkandung dalam suatu tanaman. Salah satu contoh tanaman yang mengandung
hormon pertumbuhan alami yaitu buah tomat. Buah tomat mengandung hormon
pertumbuhan yaitu auksin, sitokinin dan giberelin namun pengaruh dan
konsentrasi yang tepat dalam menjadikan tomat sebagai zat pengatur tumbuh
alami bagi tanaman kentang kultivar Atlantik ini belum diketahui. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L.)
yang optimum untuk pertumbuhan eksplan kentang (Solanum tuberosum L.)
kultivar Atlantik secara In vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November
2018 sampai bulan Desember 2018 di Laboratorium Botani (ruang penelitian In
vitro), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung menggunakan pola dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 1 faktor yaitu ekstrak tomat dengan lima taraf konsentrasi, yaitu
0% v/v, 2 % v/v, 4% v/v , 6% v/v, 8% v/v. Penelitian ini dilakukan dengan 5
ulangan sehingga total botol yang digunakan berjumlah 25. Parameter yang
diamati meliputi tinggi planlet, jumlah daun, jumlah tunas, kandungan klorofil a,b
dan total. Data yang diperoleh dihomogenkan dengan uji Levene, dan dilanjutkan
dengan analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan ekstrak tomat tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik meliputi
tinggi planlet, jumlah daun, jumlah tunas dan kandungan klorofil a, b, total.
Kata Kunci : Ekstrak tomat, Kultur Jaringan, Pertumbuhan,
Solanum tuberosum L.
PERTUMBUHAN VEGETATIF EKSPLAN KENTANG
(Solanum tuberosum L.) KULTIVAR ATLANTIK PADA MEDIUM
MURASHIGE AND SKOOG DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK
TOMAT (Solanum lycopersicum L.) SECARA IN VITRO
Oleh
Moza Fierda Atiek
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 15
Juni 1997. Penulis merupakan anak pertama dari 3
bersaudara pasangan suami istri bapak Yunada Atiek
dan ibu Pebrianti. Penulis memulai pendidikannya di
TK Pembina Menggala pada tahun 2002, kemudian
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar (SD) di
SDN 01 Gunung Sakti hingga Tahun 2009, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Menggala hingga Tahun 2012, dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 2 Bandar Lampung hingga tahun 2015.
Tahun 2015 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui jalur
SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum
Struktur Perkembangan Hewan (SPH), bioteknologi tumbuhan dan asisten dosen
di mata kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan. Selain kuliah, penulis juga pernah
aktif organisasi di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO). Pada awal Tahun
2018, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Campang Tiga,
Kecamatan Kota Agung, Tanggamus dan pada pertengahan tahun 2018 penulis
melaksanakan Kerja Praktik di Pusat Kajian Hortikultura Tropika-IPB, Bogor.
PERSEMBAHAN
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat
(QS : Al-Mujadilah 11)
Ya Allah, Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan
bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman, yang telah memberi warna-warni
kehidupan. Kubersujud dihadapan Mu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagiMu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,
berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi
satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Buya dan Ummiku tercinta, yang tiada pernah
hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta
pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada
didepanku. Ummi, Buya terimalah bukti sederhana ini sebagai bentuk hormat dan hadiah
keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu.
Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tanganku
menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua
malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku, membimbingku dengan baik, ya
Allah terimakasih engkau telah tetapkan hatiku pada keimananMu, ya Allah berikanlah balasan
setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya api neraka.
Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Allah dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat terbaik. Terimakasihku kepada sahabat terbaikku selama aku menjadi mahasiswa, Lili Mahmudah, yang selalu menjadi pengingat disaat salah, menjadi tempat berbagi, tempat berkeluh kesah dan tiada hentinya mengajakku untuk sama-sama memperbaiki diri. Teruntuk kawan-kawanku yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dukungan, canda dan tawa sehingga membuatku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Selina, Andre, Dhanisa, dan teman seperjuangan penelitian (Marizha, Aziza, Gita, Endang, Harum, Dwi, Dhanty, Resti, Aniq dan Sazilly) dan teman angkatan 2015 lainnya. Terimakasih kawan-kawanku, kalian telah memberikan banyak hal yang tak terlupakan kepadaku.. Semoga kelak kita bisa bertemu di syurgaNya. Aamiin. Buat seseorang yang masih menjadi rahasia illahi, yang pernah singgah ataupun yang sempat berjumpa, terimakasih untuk semuanya yang pernah tercurah untukku. Untuk seseorang di relung hati percayalah bahwa hanya ada satu namamu yang selalu kusebut dalam doaku, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud. Kita dipertemukan atas ridho dan izin Allah SWT.
MOTTO HIDUP
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna”
(Q.S. An-Najm : 39-41)
“Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan apabila
Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”
(H.R. Ibnu Hibban)
Jika berlebih, diamlah.
Jika berkekurangan, telanlah.
Jangan bagikan susahmu, sebab setan selalu punya cara membuatmu putus asa.
Jangan melebihkan bahagiamu, sebab tak semua di depanmu sedang bahagia.
Jangan raungkan sedihmu, sebab tak semua di depanmu peduli hidupmu.
Jika Allah kasih lebih, syukuri, diamlah.
Jika Allah kasih sedikit, syukuri, telanlah.
”What’s truly yours will eventually be yours,
and what’s not, even in a million years, will never be yours”
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pertumbuhan Vegetatif
Eksplan Kentang (Solanum tuberosum L.) Kultivar Atlantik Pada Medium
Murashige and Skoog dengan penambahan Ekstrak Tomat (Solanum
lycopersicum L.) Secara In Vitro” .
Skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan, bimbingan, dan arahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si. selaku Pembimbing I yang dengan sabar
memberi masukan dan saran selama proses penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. Bambang Irawan, M.Sc. selaku Pembimbing II yang dengan sabar
membimbing, memberi perhatian, memberikan arahan dan berbagai ilmu
selama penyelesaian skripsi.
3. Ibu Dra. Yulianty, M.Si. selaku dosen penguji terimakasih atas saran dan kritik
yang membangun.
4. Bapak Wawan Abdullah Setiawan, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang
selalu membimbing dan memberi masukan terkait dengan perkuliahan.
5. Kepala Laboratorium Botani, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung
beserta seluruh staff teknisi yang telah memberikan izin, fasilitas dan
bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.
6. Ketua Jurusan Biologi, Dekan Fakultas MIPA, dan Rektor Universitas
Lampung terimakasih atas semua fasilitas yang diberikan.
7. Kedua orang tuaku tercinta Buya Yunada Atiek dan Ummi Pebrianti , yang
selalu memberikan doa, semangat dan memberikan nasihat agar penulis selalu
sabar dan tabah dalam mengemban ilmu.
8. Kedua adikku tersayang, Muhammad Fadli Hidayatullah dan Nadya Miranda
Atiek yang selalu memberikan doa, dukungan dan keceriaan.
9. Sahabatku Lili Mahmudah, Selinawati dan Andre Cahyo Nugroho yang selalu
memberikan dukungan dan menjadi tempat berbagi.
10. Kak Arief Rachmat Dwi Putra yang senantiasa memberikan semangat,menjadi
penasihat yang baik selama penyelesaian skripsi ini.
11. Kepada teman-teman seperjuanganku selama menjalani penelitian di
Laboratorium Kultur Jaringan Gita Puspita, Azizatul Fitria, Marizha Putri,
Resti Safitri, Trisna Ramadhanty, Harum Mutmainah, Dwi Hastuti, Endang
Miranti, Selinawati, Lili Mahmudah, Nurul Aniqotun dan M. Rizkci Sazilly
terimakasih atas kebersamaan, bantuan dan dukungan selama penulis
melaksanakan penelitian di Laboratorium Kultur Jaringan.
12. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, mempermudah serta
mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung,
Penulis,
Moza Fierda Atiek
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN .................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
HALAMAN JUDUL DEPAN .................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii
MOTTO ................................................................................................... ix
SANWACANA ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
C. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
D. Kerangka Pikir ................................................................................... 5
E. Hipotesis ............................................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Tanaman Kentang .......................................................................... 8
1. Klasifikasi Tanaman Kentang .................................................... 8
2. Morfologi Tanaman kentang ...................................................... 8
B. Kultur Jaringan ............................................................................... 10
C. Zat Pengatur Tumbuh ..................................................................... 12
D. Pertumbuhan .................................................................................. 14
E. Biosintesis Klorofil .............................................................................. 14
III. METODE PENELITIAN ................................................................. 15
A.Waktu dan Tempat .......................................................................... 15
B. Alat dan Bahan ............................................................................... 15
C. Rancangan Percobaan ..................................................................... 16
D. Bagan Alir Penelitian ..................................................................... 17
E. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 19
1. Sterilisasi .................................................................................... 19
2. Pembuatan Larutan Stok ............................................................ 19
3. Pembuatan Medium Tanam ....................................................... 20
4. Penanaman Eksplan Kentang ..................................................... 21
5. Pengamatan ................................................................................ 22
a. Persentase Jumlah Planlet Hidup ........................................... 22
b. Tinggi Eksplan ....................................................................... 22
c. Jumlah Daun ........................................................................... 22
d. Jumlah Tunas Terbentuk ........................................................ 22
e. Kandungan Klorofil ............................................................... 22
6. Analisis Data .............................................................................. 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... .. 24
A. Persentase Jumlah Planlet Hidup ............................................... .. 24
B. Tinggi Planlet ............................................................................. .. 27
C. Jumlah Daun .............................................................................. .. 29
D. Jumlah Tunas ............................................................................. .. 31
E. Kandungan Klorofil ................................................................... .. 34
a. Kandungan klorofil a ........................................................... .. 35
b. Kandungan klorofil b ........................................................... .. 36
c. Kandungan klorofil total ...................................................... .. 37
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ .. 39
A. Kesimpulan .................................................................................. .. 39
B. Saran ............................................................................................ .. 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 41
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tata Letak Satuan Percobaan ...................................................... 17
Tabel 2. Pengenceran ekstrak tomat .......................................................... 20
Tabel 3. Persentase jumlah planlet Solanum tuberosum L. Kultivar
Atlantik yang hidup selama 2 MST ............................................ 25
Tabel 4. Rerata jumlah tinggi planlet Solanum tuberosum L. Kultivar
Atlantik ...................................................................................... 27
Tabel 5. Rerata jumlah daun Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik .... 29
Tabel 6. Rerata Jumlah tunas Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik .. 32
Tabel 7. Rerata kandungan klorofil a pada planlet daun
Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik .................................... 35
Tabel 8. Rerata kandungan klorofil b pada planlet daun
Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik ................................... 37
Tabel 9. Rerata kandungan klorofil total pada planlet daun
Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik .................................... 38
Tabel 10. Komposisi medium Murashige and Skoog (MS) ...................... 44
Tabel 11. Persentase jumlah planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik yang hidup .................................................... 45
Tabel 12. Analisis data tinggi planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ....................................................................... 47
Tabel 13. Pertumbuhan tinggi planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ....................................................................... 48
Tabel 14. Analisis data jumlah daun Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ....................................................................... 49
Tabel 15. Pertumbuhan jumlah daun Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ....................................................................... 50
Tabel 16. Analisis data jumlah tunas Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ....................................................................... 51
Tabel 17. Analisis kandungan klorofil a planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ...................................................................... 52
Tabel 18. Analisis kandungan klorofil b planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ....................................................................... 53
Tabel 19. Analisis kandungan klorofil total planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ....................................................................... 55
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Umbi Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik ................... ... 9
Gambar 2. Morfologi Bunga Kentang ................................................... ... 10
Gambar 3. Bagan alir penelitian ............................................................. ... 18
Gambar 4. Pertumbuhan eksplan Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik 26
Gambar 5. Grafik pertambahan tinggi (cm) planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ................................................................. ... 28
Gambar 6. Grafik pertambahan jumlah daun (helai) planlet
Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik ............................ ... 31
Gambar 7. Grafik pertambahan jumlah tunas (helai) planlet
Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik ........................... ... 33
Gambar 8. Histogram kandungan klorofil a planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ................................................................. ... 57
Gambar 9. Histogram kandungan klorofil b planlet Solanum tuberosum L.
Kultivar Atlantik ................................................................. ... 58
Gambar 10. Histogram kandungan klorofil total planlet
Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik ............................ ... 58
Gambar 11. Planlet Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik, alat dan bahan 59
Gambar 12. Pembuatan ekstrak tomat dan sterilisasi medium tanam .... ... 59
Gambar 13. Penanaman eksplan Solanum tuberosum L. Kultivar
Atlantik ................................................................................. .. . 60
Gambar 14. Pengamatan parameter pertumbuhan ................................. .... 61
Gambar 15. Proses analisis kandungan klorofil ..................................... .... 62
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kentang merupakan salah satu komoditi yang mendapatkan prioritas
pengembangan karena kebutuhan kentang terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya industri pengolahan makanan
serta meningkatnya pendapatan. Salah satu jenis kentang yang memiliki tingkat
kebutuhan paling tinggi ialah kentang kultivar Atlantik. Kentang kultivar Atlantik
merupakan kentang dengan bentuk bulat dan berbobot besar. Keunggulan dari
kentang Atlantik ialah kadar patinya tinggi dan kadar gulanya rendah, apabila
umbinya digoreng menjadi kering dan tidak berwarna cokelat. Kentang kultivar
Atlantik banyak dibutuhkan dan diminati oleh pabrik-pabrik olahan makanan
untuk dijadikan chips atau keripik kentang kemasan. Benih kentang Atlantik
terbilang mahal, hal ini menjadi penyebab banyak petani yang enggan untuk
menanam kentang kultivar Atlantik (Prahardini dan Pratomo, 2004).
2
Untuk mendapat benih kentang Atlantik yang banyak tanpa harus mengeluarkan
biaya yang terbilang mahal salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan ini
adalah dengan pengadaan bibit melalui perbanyakan In vitro. Upaya perbanyakan
kentang secara In vitro memiliki tujuan agar memperoleh bibit yang seragam
dalam waktu relatif singkat, biaya yang dikeluarkan sedikit, tahan terhadap
penyakit serta berkualitas baik (Santoso, 2003).
Perbanyakan kentang secara In vitro ini dapat dilakukan dengam mengisolasi
bagian tunas, pucuk, maupun buku daun yang selanjutnya akan ditumbuhkan
dalam medium buatan. Upaya untuk menghasilkan produksi kentang secara In
vitro selain tergantung pada pemeliharaan tanaman, kultivar, juga bergantung
pada medium tanam yang digunakan. Medium yang digunakan dalam teknik
kultur jaringan telah memiliki kandungan nutrisi yang cukup untuk proses
pertumbuhan tanaman, namun agar nutrisi dapat terpenuhi secara optimum perlu
diberikan zat pengatur tumbuh untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan
(Yusnita, 2003).
Zat pengatur tumbuh yang dijual di pasaran rata-rata memiliki harga yang
terbilang mahal, untuk memenuhi kebutuhan akan zat pengatur tumbuh dengan
biaya yang terjangkau dalam proses perbanyakan tanaman secara In vitro ini dapat
menggunakan bahan alami yang terkandung dalam suatu tanaman (Suryowinoto
dkk, 1991). Salah satu contoh tanaman yang mengandung hormon pertumbuhan
alami yaitu buah tomat. Buah tomat mengandung hormon pertumbuhan yaitu
auksin, sitokinin dan giberelin namun pengaruh dan konsentrasi yang tepat dalam
3
menjadikan tomat sebagai zat pengatur tumbuh alami bagi tanaman kentang
kultivar Atlantik ini belum diketahui (Barroroh dan Aiman, 2005).
Hasil penelitian variasi pemberian ekstrak tomat pada medium Murashige and
Skoog (MS), Vacin and Went (VW), dan New Phalaenopsis (NP) terhadap
perkecambahan biji dengan konsentrasi 10 ml/L, 20 ml/L, 30 ml/L, 40 ml/L, 50
ml/L menunjukkan hasil terbaik pada penambahan konsentrasi 30ml/l namun,
secara statistik tidak menunjukkan hasil yang signifikan (Primasti dkk, 2012).
Pemberian macam dan dosis tomat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.
Perlakuan pemberian tomat dengan dosis 100 g/l menghasilkan tinggi tanaman
yang lebih baik, hal ini diduga karena komposisi kimiawi seperti vitamin dan
karbohidrat pada buah tomat begitu banyak. Komposisi kimiawi yang lebih baik
tersebut diduga mengandung zat pengatur tumbuh, seperti sitokinin, auksin dan
giberelin yang baik (Barroroh dan Aiman, 2005).
Penelitian sebelumnya, pemberian ekstrak tauge dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%,
6% dan 8% tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun, jumlah tunas
pada tanaman krisan namun berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil b dan
total. Kandungan ZPT pada ekstrak tauge memiliki persamaan dengan ZPT yang
ada pada ekstrak tomat yaitu auksin, sitokinin dan giberelin (Nalindri, 2018).
4
Berkaitan dengan hal tesebut, maka perlu dilakukan penelitian pertumbuhan
vegetatif eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik dengan
penambahan berbagai konsentrasi ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L.)
secara In vitro.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak tomat
(Solanum lycopersicum L.) terhadap pertumbuhan eksplan kentang (Solanum
tuberosum L.) kultivar Atlantik pada medium Murashige and Skoog secara In
vitro.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pertumbuhan eksplan kentang kultivar Atlantik setelah diberi penambahan ekstrak
tomat pada medium Murashige and Skoog secara In vitro. Selain itu hasil
penelitian ini diharapkan dapat mendukung pengembangan budidaya tanaman
kentang kultivar Atlantik agar mendapatkan benih yang banyak dalam waktu yang
relatif singkat.
5
D. Kerangka Pikir
Kentang kultivar Atlantik merupakan kultivar kentang yang seringkali digunakan
dalam olahan makanan seperti chips dan french fries. Kentang kultivar Atlantik
memiliki keunggulan yaitu memiliki kadar pati yang tinggi dan kadar gula yang
rendah, oleh sebab itu kentang kultivar ini sering digunakan dalam olahan
makanan karena dagingnya yang putih dan pada saat digoreng menjadi renyah dan
tidak berwarna kecokelatan. Kentang kultivar ini banyak diminati oleh masyarakat
namun harga jual bibit yang tinggi menjadikan petani enggan dalam memproduksi
kentang kultivar tersebut. Salah satu cara perbanyakan yang efektif dengan biaya
yang relatif murah yaitu melalui kultur jaringan. Perbanyakan kentang dengan
kultur jaringan diharapkan dapat menghasilkan bibit yang seragam dengan
induknya dalam waktu yang relatif singkat apabila dibandingkan dengan
perbanyakan secara konvensional.
Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan menggunakan medium yang sudah
mengandung komposisi unsur hara makro, mikro, vitamin dan berbagai nutrisi
untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Penambahan berbagai macam zat
pengatur tumbuh juga masih digunakan dalam proses perbanyakan tanaman
dengan kultur jaringan. Penggunaan zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi yang
tepat dapat memacu pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat namun apabila
konsentrasi yang digunakan kurang tepat dapat menghambat pertumbuhan
tanaman dan menjadikan tanaman tersebut tumbuh kerdil. Zat pengatur tumbuh
dapat berupa bahan kimia maupun bahan alami yang terkandung dalam sayur-
6
sayuran, ataupun tumbuhan lainnya. Salah satu sayuran yang mengandung zat
pengatur tumbuh seperti auksin, sitokinin, dan giberelin adalah tomat (Solanum
lycopersicum L.). Auksin digunakan dalam merangsang pertumbuhan akar,
sitokinin merangsang pertumbuhan pucuk dan tunas, sedangkan giberelin sebagai
diferensiasi serta perubahan fungsi sel terutama pembentukan kalus. Tomat
memiliki harga yang relatif murah dan sering dijumpai di pasar untuk digunakan
sebagai bahan olahan makanan namun belum banyak orang yang menjadikan
tomat sebagai zat pengatur tumbuh dalam teknik kultur jaringan. Pemakaian tomat
sebagai Zat Pengatur Tumbuh Alami sangat potensial karena kandungan auksin
dalam ekstrak tomat dapat menstimulasi organogenesis, embriogenesis somatik
dan pertumbuhan tunas dalam mikropropagasi pada beragam spesies tanaman.
Hasil penelitian variasi pemberian ekstrak tomat pada medium Murashige and
Skoog (MS), Vacin and Went (VW), dan New Phalaenopsis (NP) terhadap
perkecambahan biji dengan konsentrasi 10 ml/L, 20 ml/L, 30 ml/L, 40 ml/L, 50
ml/L, tidak menunjukkan hasil yang signifikan meskipun hasil terbaik ditunjukkan
pada penambahan konsentrasi 30ml/L (Primasti et al. 2012).
Pemberian macam dan dosis tomat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.
Perlakuan pemberian tomat dengan dosis 100 g/L menghasilkan tinggi tanaman
yang lebih baik, hal ini diduga karena komposisi kimiawi seperti vitamin dan
karbohidrat pada buah tomat begitu banyak. Komposisi kimiawi yang lebih baik
7
tersebut diduga mengandung zat pengatur tumbuh, seperti sitokinin, auksin dan
giberelin yang baik (Barroroh, 2005).
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
pertumbuhan vegetatif eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik
pada medium Murashige and Skoog dengan penambahan berbagai konsentrasi
ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L.) secara In vitro.
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini yaitu pemberian ekstrak tomat
(Solanum lycopersicum L.) memiliki pengaruh yang baik terhadap
pertumbuhan vegetatif eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar
Atlantik secara In vitro meliputi tinggi planlet, jumlah daun, jumlah tunas,
kandungan klorofil a,b dan total.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Kentang
1. Klasifikasi Tanaman Kentang
Berdasarkan sistem klasifikasi Cronquist, (1981) tanaman kentang
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Marga : Solanum
Jenis : Solanum tuberosum L.
2. Morfologi Tanaman Kentang Kultivar Atlantik
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari daerah subtropis,
tepatnya di pegunungan Andes, Amerika Selatan, perbatasan antara Bolivia
dan Peru. Tanaman kentang berbentuk semak atau herba, merupakan tanaman
semusim dan memiliki umbi batang yang dapat dimakan (Setiadi, 2009).
Contoh umbi kentang kultivar Atlantik disajikan pada Gambar 1.
9
Gambar 1. Umbi kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik
(Dokumentasi pribadi Dhanisa Fitri, diambil di Pusat Kajian
Hortilultura Tropika IPB, Bogor 2018).
Tanaman kentang kultivar Atlantik berasal dari Winsconsin Amerika Serikat.
Memiliki bentuk penampang batang bulat, susunan daun tertutup dan bentuk
anak daun sedang. Tanaman kentang kultivar Atlantik memiliki bunga
berwarna kuning keputihan atau ungu dan tumbuh di ketiak daun teratas, dan
berjenis kelamin dua.. Bentuk mahkota bunga semi stellate (seperti bintang),
benang sarinya berwarna kekuning-kuningan dan melingkari tangkai putik.
Putik biasanya lebih cepat masak. Bentuk umbi oblong, biovate dan obovate,
kulit umbi berwarna cream, dan daging umbi berwarna putih. Tanaman
kentang kultivar Atlantik ini tahan terhadap nematoda dan memiliki
keunggulan yaitu kadar patinya tinggi dan kadar gulanya rendah, bila digoreng
umbinya menjadi kering dan tidak berwarna cokelat (Prahardini dan Pratomo,
2004).
Gambaran bunga kentang berdasarkan morfologi dapat dilihat pada Gambar 2.
10
Gambar 2. Morfologi Bunga Kentang (Firdosvani,2017)
Menurut Fock dkk, (2000) umbi kentang kultivar Atlantik berkualitas baik dan
mengandung bahan kering yang tinggi, berumur pendek dan sangat cocok
apabila dijadikan sebagai chips dan french fries. Selain memiliki keunggulan,
kentang kultivar ini memiliki beberapa kelemahan juga seperti mudah
terserang Potato Virus Y (PVY), layu bakteri dan penyakit hawar daun
(Purwito dan Wattimena, 2008).
B. Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan merupakan salah satu teknik perbanyakan pada tanaman
dengan menggunakan sel atau jaringan tanaman yang masih aktif. Sel atau
jaringan tanaman yang masih aktif ini ditumbuhkan pada medium buatan yang
diletakkan pada tabung kaca atau suatu wadah yang dapat ditembusi oleh
cahaya. Penggunaan teknik kultur jaringan ini bisa menghasilkan bibit dalam
11
jumlah banyak atau tidak terbatas yang mewarisi sifat identik dengan
induknya. Kultur jaringan ini sering digunakan untuk memperbanyak tanaman-
tanaman langka yang terancam punah dan sangat sulit untuk dilakukan
perbanyakan secara konvensional, serta untuk perbanyakan tanaman yang
memiliki nilai ekonomis tinggi seperti kentang, pisang, anggrek dan
sebagainya (Rahardja dan Wiryanta, 2003).
Kultur jaringan merupakan teknik isolasi bagian tanaman yang bertujuan untuk
menjadikan tanaman baru yang lengkap dan memiliki persamaan dengan
induknya. Tujuan dilakukannya kultur jaringan yaitu untuk memproduksi
tanaman dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat, terutama
untuk kultivar-kultivar unggul yang baru dihasilkan. Zat pengatur tumbuh,
medium, hormon serta sumber eksplan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel (Abbas, 2009).
Menurut Yuwono (2008), teknik In vitro terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan untuk mengembangkan bahan awal tanaman sampai menjadi
tanaman yang lengkap dan siap dipindah ke medium tanah, yaitu :
pemeliharaan sumber tanaman yang akan digunakan, penanaman atau
perbanyakan pada medium yang sesuai, pembentukan tunas dan akar sampai
terbentuk eksplan, aklimatisasi atau proses adaptasi pada lingkungan secara in
vivo, dan penanaman pada medium tanah.
12
Tingkat keberhasilan pada teknik kultur jaringan sangat ditentukan oleh
pemilihan eksplan sebagai bahan dasar, penggunaan medium yang tepat,
lingkungan yang bersih, dan suhu yang cocok. Selain itu tanaman yang akan
dikultur adalah jaringan muda yang masih dalam proses pertumbuhan, seperti
pucuk, daun muda, tunas maupun akar. Kultur jaringan merupakan proses
perbanyakan tanaman berdasarkan kemampuan sel tanaman dalam proses
pertumbuhan (Kurniati, 2013)
C. Zat Pengatur Tumbuh
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi
di dalam tumbuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh
yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam
jenisnya. Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau zat pengatur
tubuh. Beberapa diantaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan
asam absisat (Hilal, 2000).
Senyawa yang memiliki peranan dalam mengarahkan pertumbuhan sel adalah
zat pengatur tumbuh. Sitokinin, giberelin dan auksin merupakan zat pengatur
tumbuh yang seringkali digunakan dalam teknik kultur jaringan
(Gunawan, 1992).
13
Selain zat pengatur tumbuh, kultur jaringan juga dipengaruhi oleh medium
tanam karena beberapa jenis jaringan dapat tumbuh pada medium yang
sederhana yang hanya mengandung nutrien organik dan sumber karbon. Selain
itu juga kebanyakan jaringan membutuhkan suplemen esensial seperti asam
amino, substansi pertumbuhan, dan juga vitamin (Razdan, 2003). Untuk
memenuhi kebutuhan akan nutrien, seringkali diberikan zat organik lain yang
lebih alami seperti ekstrak ragi, pisang, tomat, tauge, air kelapa, alpukat,
pepaya, dan bahan lainnya (Suryowinoto dkk, 1991).
Medium yang diberikan tambahan ekstrak tomat memiliki peran yang baik
sebagai tempat tumbuh. Selain itu tersedia zat pengatur tumbuh untuk biji,
jaringan tumbuhan serta akar. Ekstrak tomat juga menyediakan mineral, asam
amino dan juga unsur hara yang diperlukan dalam keberlangsungan hidup
tumbuhan (Dewi dan Naufal, 2010).
Variasi pemberian ekstrak tomat pada medium Murashige and Skoog (MS),
Vacin and Went (VW), dan New Phalaenopsis (NP) terhadap perkecambahan
biji dengan konsentrasi 10 ml/L, 20 ml/L, 30 ml/L, 40 ml/L, 50 ml/L, tetapi
penambahan ekstrak tomat tidak menunjukkan hasil yang signifikan meskipun
hasil terbaik ditunjukkan pada penambahan konsentrasi 30ml/L (Primasti dkk.
2012).
14
D. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman
yang bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Pertumbuhan dapat dilihat dari
pertambahan ukuran dan berat sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel.
Tanaman yang baik akan menunjukkan laju pertumbuhan yang relatif cepat.
Laju pertumbuhan suatu tanaman dapat ditentukan berdasarkan pengukuran
volume penambahan dan atau massa tanaman. Pada volume, parameter yang
dapat dilihat adalah panjang tumbuhan atau tinggi tanaman. Sedangkan pada
pengukuran berdasarkan penambahan massa parameter yang dapat digunakan
antara lain: berat basah dan bering kering tanaman (Fried dan Hademenos,
2006).
E. Biosintesis Klorofil
Klorofil a dan klorofil b merupakan pigmen utama fotosintetik pada tumbuhan
tingkat tinggi, yang berperan menyerap cahaya violet, biru, merah dan
memantulkan cahaya hijau (Salaki, 2000). Sintesis klorofil terjadi melalui
fotoreduksi protoklorofilid menjadi klorofilid a dan diikuti dengan esterifikasi
fitol untuk membentuk klorofil a yang dikatalisis enzim klorofilase. Perubahan
protoklorofilid menjadi klorofilid a pada tumbuhan angiospermae mutlak
membutuhkan cahaya. Selanjutnya klorofil jenis yang lain disintesis dari
klorofil a (Pandey dan Sinha, 1979).
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai bulan
Desember 2018 di Laboratorium Botani (ruang penelitian In vitro), Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung.
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat-alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan meliputi Autoklaf, Laminar Air Flow (LAF) merk
ESCO, blender, pinset, scalpel, mata pisau scalpel, Erlenmeyer berukuran 50
ml, cawan petri berdiameter 10 cm, corong botol kultur berukuran 250 ml, labu
ukur 25 ml, pengaduk, beaker glass, gelas ukur bervolume 100 ml dan 500 ml,
pipet gondok, timbangan analitik, dan kamera handphone samsung galaxy A3
2016.
16
2. Bahan-bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Eksplan kentang
(Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik berumur 2 bulan yang diperoleh dari
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, tomat (Solanum
lycopersicum L.), akuades, sukrosa, agar, asam chlorida (HCL), Kalium
Hidroksida (KOH), kertas label, kertas filter, tisu, bahan kimia medium
Murashige and Skoog (MS) “use ready” dan alkohol 70%.
C. Rancangan Percobaan
Metode Penelitian diisusun dengan pola dasar Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 1 faktor yaitu ekstrak tomat dengan lima taraf
konsentrasi, yaitu 0% v/v, 2 % v/v, 4% v/v , 6% v/v, 8% v/v. Penelitian ini
dilakukan dengan 5 ulangan sehingga total botol yang digunakan berjumlah 25
botol. Tata letak satuan percobaan dapat dilihat pada Tabel 1.
17
Tabel 1. Tata letak satuan percobaan pertumbuhan vegetatif tanaman kentang
(Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik pada medium Murashige
and Skoog dengan penambahan ekstrak tomat
(Solanum lycopersicum L.) secara In vitro.
ET1U5 ET4U5 ET4U4 ET0U2 ET4U1
ET0U1 ET3U1 ET1U1 ET0U4 ET3U5
ET3U3 ET1U3 ET2U1 ET0U3 ET3U4
ET2U4 ET0U5 ET3U2 ET4U2 ET1U2
ET2U2 ET4U3 ET2U5 ET1U4 ET2U3
Keterangan :
ET0 : Ekstrak Tomat 0% v/v
ET1 : Ekstrak Tomat 2% v/v
ET2 : Ekstrak Tomat 4% v/v
ET3 : Ekstrak Tomat 6% v/v
ET4 : Ekstrak Tomat 8% v/v
U1-U5 : Ulangan 1-5.
D. Bagan Alir Penelitian
Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu : 1) Penentuan konsentrasi
ekstrak tomat untuk pertumbuhan eksplan Solanum tuberosum L. Kultivar
Atlantik secara in vitro, 2) Penanaman eksplan berupa batang yang terdiri dari
buku daun Solanum tuberosum L. Kultivar Atlantik ke dalam medium
Murashige and Skoog yang sudah ditambahkan ekstrak tomat sesuai dengan
konsentrasi, 3) Pertumbuhan yang terjadi pada eksplan Solanum tuberosum L
kultivar Atlantik meliputi persentase jumlah planlet yang hidup, tinggi planlet,
jumlah daun, jumlah tunas, kandungan klorofil a, b dan total. Tahap penelitian
disajikan dalam bentuk bagan alir seperti yang tercantum pada Gambar 2.
18
Gambar 2.Bagan Alir Penelitian
Perlakuan Indikator Luaran
Pembuatan
medium MS
dengan
penambahan
berbagai
konsentrasi ekstrak
tomat.
Medium yang baik
digunakan tidak
kontaminasi, tidak
terlalu cair atau
padat.
Medium tanam
Solanum
tuberosum L.
Kultivar Atlantik
berjumlah banyak
untuk stok
pengujian.
Penanaman
eksplan Solanum
tuberosum L.
Kultivar Atlantik
ke dalam medium
Murashige and
Skoog + ekstrak
tomat.
Munculnya tunas
dan daun pada
eksplan Solanum
tuberosum L.
Kultivar Atlantik.
Adanya pengaruh
ekstrak tomat
terhadap
pertumbuhan
eksplan Solanum
tuberosum L.
Kultivar Atlantik.
Parameter eksplan
berupa analisis
pertumbuhan dan
kandungan klorofil
a, b, total.
Terjadi
pertumbuhan
berupa tinggi,
daun, tunas serta
terbentuk
kandungan
klorofil a,b dan
total
Terdapat
peningkatan
klorofil a, b, total
dan pertumbuhan
pada eksplan
Solanum
tubrosum L.
Kultivar Atlantik.
19
E. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian meliputi beberapa langkah sebagai berikut.
1. Sterilisasi
a. Sterilisasi Alat
Alat-alat yang digunakan untuk penelitian dicuci dengan air dan
deterjen sampai bersih, kemudian dibungkus dengan kertas, selanjutnya
disterilkan ke dalam autoclave pada temperatur 121oC selama 20 menit.
Untuk alat penanaman setelah disterilkan di autoclave, alat berupa
pinset dan gunting direndam dengan alkohol 70% lalu panaskan di atas
nyala api bunsen dengan tujuan agar tetap steril saat penanaman
berlangsung.
b. Sterilisasi Ruang Kerja
Sterilisasi ruang kerja dilakukan di dalam ruang inkubasi dan di dalam
Laminar Air Flow dengan menggunakan desinfektan. Sinar UV
dinyalakan selama 5 menit, lalu nyalakan blower dan lampu, lalu
disemprotkan alkohol 70% pada permukaan LAF, selanjutnya
dibersihkan menggunakan tissue steril.
2. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Tomat
Buah tomat yang sudah dicuci bersih dipotong-potong dan kemudian
ditimbang sebanyak 100 gram dan ditambahkan 100 ml aquades sehingga
20
memiliki perbandingan 1:1 , kemudian diblender sampai halus. Ekstrak
tomat dituang ke dalam erlenmeyer selanjutnya disaring menggunakan
kertas saring Whatman no. 1 sehingga diperoleh larutan stok ekstrak tomat
dengan konsentrasi 100%. Untuk mendapatkan masing-masing konsentrasi
ekstrak tomat dalam perlakuan perlu dilakukan pengenceran sebagai
berikut.
Tabel 2. Susunan tabel pengenceran ekstrak tomat.
Konsentrasi Volume larutan stok (ml) Volume aquades (ml)
0% v/v 0 100
2% v/v 2 98
4% v/v 4 96
6% v/v 6 94
8% v/v 8 92
3. Pembuatan Medium Tanam
Medium yang digunakan dalam penelitian ini adalah Murashige & Skoog (MS)
“use ready”. Untuk pembuatan medium 1 L dibutuhkan MS “use ready”
sebanyak 4,43 gram. Untuk memudahkan pembuatan medium dengan 5 taraf
konsentrasi yang berbeda maka 4,43 gram/L MS “use ready” tersebut dibagi
menjadi lima bagian sehingga menjadi 0,886 g/200ml. Selanjutnya
dicampurkan dengan gula 30g/L yang sudah dibagi lima bagian menjadi
6g/200ml, selanjutnya dilarutkan ke dalam beaker glass dengan menggunakan
magnetic stirrer dan diletakkan di atas hotplate. Kemudian medium yang
sudah dilarutkan dan dibagi menjadi 5
21
bagian ditambahkan larutan stok ekstrak tomat yang sudah diencerkan sesuai
konsentrasi pada Tabel 2. Setelah larutan tercampur dengan ekstrak tomat,
selanjutnya dimasukkan ke dalam panci dan diukur pHnya hingga 5,7 (Jika
terlalu asam ditambahkan KOH 1 N, namun jika medium terlalu basa
ditambahkan HCL 1 N), Agar 7 g/L yang sudah dibagi menjadi 5 bagian
sehingga 1,4 g/200 ml dimasukkan ke dalam panci (sambil diaduk) dan masak
hingga mendidih. Selanjutnya, medium dituangkan ke botol kultur dengan
takaran 200 ml untuk 10 botol kultur. Sterilisasi medium dengan menggunakan
autoclave pada tekanan 17,5 psi, temperatur 121oC selama 15 menit.
4. Penanaman Eksplan Kentang ke Medium Tanam
Eksplan berasal dari planlet kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik.
Planlet kemudian di multiplikasi dengan cara mengambil bagian batang yang
terdiri dari 2 buku daun, diambil dari bagian pucuk hingga bawah tanaman
dengan cara dipotong menggunakan pisau scalpel. Setelah itu eksplan yang
telah dipotong-potong menjadi bagian batang yang terdiri dari 2 buku daun
diletakkan di cawan petri steril, selanjutnya ditanam di medium tanam dengan
berbagai perlakuan. Masing-masing botol berisi 2 eksplan kentang. Setelah
eksplan di tanam pada medium tanam selanjutnya bagian botol ditutup
menggunakan plastik bening dan diikat menggunakan karet.
22
5. Pengamatan
Pengamataan dilakukan setiap 3 hari sekali selama dua minggu setelah
penanaman. Parameter yang diamati dan diukur terdiri dari :
a. Persentase Jumlah Planlet Hidup
Persentase Planlet hidup di hitung pada hari terakhir pengamatan
Jumlah Planlet hidup
Jumlah seluruh Planlet (Nurcahyani, dkk. 2014)
b. Tinggi Planlet
Tinggi Planlet diukur dari luar botol menggunakan mistar dimulai dari
permukaan medium sampai titik tumbuh.
c. Jumlah Daun (Helai)
Jumlah daun dihitung berdasarkan banyaknnya daun yang muncul pada
eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik.
d. Jumlah Tunas Terbentuk
Pengamatan jumlah tunas dilakukan setiap 3 hari sekali pengamatan.
Planlet kentang dilihat satu persatu dari batang awal di tanam apakah
ada tunas yang terbentuk.
e. Kandungan Klorofil
Analisis kandungan klorofil dilakukan pada hari terakhir pengamatan.
Bahan analisis klorofil menggunakan daun planlet kentang (Solanum
tuberosum L.) kultivar Atlantik yang sudah diberikan perlakuan dengan
ekstrak tomat sebanyak 0,021 gr. Dapat dilakukan dengan cara daun
planlet kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik digerus
x 100%
23
dengan mortar dan ditambahkan 10 ml alkohol 96%. Setelah itu larutan
disaring dengan kertas saring Whatman No.1 dan dimasukkan ke dalam
flakon lalu ditutup rapat. Larutan sampel dan larutan standar alkohol
96% sebanyak 1 ml, dimasukkan dalam kuvet.
Setelah itu dilakukan pembacaan serapan dengan spektrofotometer UV
pada panjang gelombang (λ) 648 nm dan 664 nm, dengan tiga kali
ulangan setiap sampel.
Kadar klorofil dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Klorofil total = 5,24 λ664 + 22,24 λ648 mg/l
Klorofil a = 13,36 λ664 - 5,19 λ648 mg/l
Klorofil b = 27,43 λ648 – 8,12 λ664 mg/l (Miazek, 2002).
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari pertumbuhan eksplan kentang
(Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik selama perlakuan dengan ekstrak
tomat (Solanum lycopersicum L.) dihomogenkan menggunakan uji Levene.
Kemudian data dianalisis ragam (ANARA) (Nurcahyani, 2019) . Dilanjutkan
dengan uji BNT pada taraf 5% jika terdapat beda nyata antar perlakuan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak
tomat (Solanum lycopersicum L.) tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar Atlantik
meliputi tinggi planlet, jumlah daun, jumlah tunas dan kandungan klorofil
a, b , total.
B. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai variasi penggunaan
konsentrasi ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L.) yang berbeda
terhadap pertumbuhan eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) kultivar
Atlantik.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, B. 2009. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta. Bogor.
Andaryani, S. 2010. Kajian Penggunaan Berbagai Konsentrasi BAP dan 2,4-dTerhadap Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha curas L.) secara In Vitro.Skripsi. Universitas Negeri Surakarta. Surakarta.
Barroroh, U., dan U. Aiman. 2005. Pengaruh Macam dan Konsentrasi EkstrakTomat Terhadap Pertumbuhan Anggrek Cattleya Secara In vitro. Plantatropika, 1(2): 79-83.
Campbell, N.A, J.B. Reece and L.G. Mitchell. 2003. Biologi. Alih Bahasa : L.Rahayu, E.I.M Adil, N Anita, Andri, W.F Wibowo, W. Manalu. PenerbitErlangga. Jakarta
Cronquist,A., 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.New York. Columbia University Press. 477.
Dewi, M., dan Naufal, Z. 2010. Ekstraksi Antioksidan (Likopen) dari Buah Tomatdengan Menggunakan Solven Campuran, N-Heksana, Aseton, dan Etanol.Skripsi. Fakultas Teknik Kimia Undip. Semarang.
Dwiyani,. R. 2013. Induksi Kalus pada Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl.Var. Suavis Upaya Penyediaan Target Transformasi MelaluiArgobacterium tumefaciens. Jurnal Agrotropika. 18(2) 73-76.
Fried, George H. dan George J. Hademenos. 2006. Schaum’s Outlines: BiologiEdisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
41
Firdosvani, 2017. Potato Breeding. Retrieved fromhttps://www.slideshare.net/firdosvani/potato-breeding. Diakses padatanggal 19 Maret 2019.
George, E. K. and P. D. Sherrington. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture;Hand Book and Directory of Comercial Laboratories. Exegetics Ltd.England. 709p.
Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas IPB,Bogor.
Gunawan. 2004. Untung Besar dari Usaha Pembibitan. Agromedia pustaka.Online (Diakses pada 10 Oktober 2017).
Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius.Jakarta.
Hilal M.H. and Hilal M.M., 2000. Application of magnetic technologies in dessertagriculture. Seed germination and seedling emergence of some crops in asaline calacareous soil. Egyptian J. Soil Sci., 40(3), 413-422.
Jumin, H. B. 1989. Ekologi Tanaman. Rajawali Press. Jakarta.
Kurniati, Eveline. 2013. Induksi Kalus dan Penghasilan Capsaicin Pada VariasiKadar Nutrien Media Murashige and Skoog (MS) dan Kombinasi ZatPengatur Tumbuh. S1 Skripsi, Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Miazek, Mgr Inz. 2002. Krystian. Chlorophyll Extraction From Harvested PlantMaterial. Supervisor. Prof. Dr. Ha. Inz.Stanislaw Ledakowiez.
Impitasari,N. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Tauge (Vigna radiata L.) PadaMedium Murashige and Skoog (MS) Terhadap Pertumbuhan EksplanKrisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) Kultivar Pink Fiji Secara InVitro.Skripsi. FMIPA Universitas Lampung. Lampung.
42
Nurcahyani, E, B. Hadisutrisno, I. Sumardi, dan E. Suharyanto. 2014. Identifikasigalur planlet vanili (Vanilla planifolia Andrews) Resisten terhadap infeksiFusarium oxysparum f. Sp. Vanillae hasil seleksi in vitro dengan asamfusarat. Prosiding Seminar Nasional : “Pengendalian Penyakit padaTanaman Pertanian Ramah Lingkungan“. Perhimpunan FitopatologiIndonesia Komda Joglodemar- Fakultas Pertanian UGM. ISBN 978-602-7178-0-3/2014. Pp 272-279.
Nurcahyani,E B.Hadisutrisno, I.Sumardi, dan E.Suharyanto. 2017. DNA PatternAnalysis Of Vanilla planifolia Andrews Plantae Which Resistant toFussarium oxysporum f.sp. vanillae. World Journal Of Pharmaceuticaland Life Sciences WJPLS, 2017;3,4,27-34. ISSN 2454-2229.
Nurcahyani,E, Sumardi I, Evi Yunita Sari, Tika Lidia Sari. In Vitro Study :Induced Resistance Of Cassava (Manihot esculenta Crantz.) PlanletAgainst Fusarium oxysporum Based on Analysis Of Phenol Content.World Journal of Pharmaceutical and Life Sciences WJPLS, 2019; 5,2,195-198. ISSN 2454-2229.
Oktaviana,A.M.,Linda,R.,Mukarlina. 2015. Pertumbuhan Tunas Mahkota Nanas(Ananas comosus (L.) Merr) Secara In Vitro Dengan Penambahan EkstrakTomat (Solanum lycopersicumL.) Dan Benzyl Amino Purin (BAP). JurnalProtobiont. Vol. 4 (3) : 109-112.
Pandey, S.N., Sinha, B.X. (1979). Plant Physiology. NewDelhi: Vikas PublishingHouse FVT Ltd.
Prahardini, P.E.R. dan Pratomo Al. G. 2004. Uji Adaptasi Varietas dan KlonKentang Olahan Pada Musim Kemarau di Dataran Tinggi BeriklimKering Hal: 1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Timur.
Primasti, N.T., Utami, E.S.W., Purnpbasuki, H. 2012. Pengaruh Pemberian JusTomat pada Media MS, VW, dan NP Terhadap PerkecambahanPhalaenopsis amabilis (L.) BI. In vitro. Skripsi. Departemen Biologi.Universitas Airlangga. Surabaya.
Purwito, A. dan G.A. Wattimena, 2008. Kombinasi Persilangan dan Seleksi InVitro Untuk Mendapatkan Kultivar Unggul Kentang. Jurnal Ilmu
43
Pertanian Indonesia Volume 13 No. 3, Desember 2008. Halaman 140-149.
Rahardja, P. C., & Wiryanta, W. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman.Agromedia Pustaka, Jakarta.
Razdan, M.K. 2003. Introduction to Plant Tissue. 2nd Edition. Qxford & IBHPublishing Co. Pvt. Ltd. New Delhi.
Salaki, M. (2000). Biologi sel. Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi IndonesiaTimur Kerjasama Universitas Sam Ratulangi Canadian InternasionalDevelopment Agency Simon Fraser University.
Santoso, U., dan Fatimah N., 2003. Kultur Jaringan Tanaman. UniversitasMuhammadiyah Malang, Malang.
Serliana.,Mukarlina.,Linda.R., 2017. Pertumbuhan Anggrek Hitam (Coelogynepandurata Lindl.) secara In Vitro Dengan Penambahan Ekstrak Tomat(Solanum lycopersicum L) Dan Benzyl Amino Purine (BAP). JurnalProtobiont. Vol. 6 (3) : 310 – 315.
Setiadi. 2009. Budidaya Kentang Cetakan I. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.
Sharma, O.P. 2002. Plant Taxonomy. Tata Mc Graw Hill Publishing CompanyLimited, New Delhi.
Sriyanti, D.P., dan Wijayani, A. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius.Yogyakarta.
Subandi, A. 2008. Metabolisme. Retrieved from http://metabolisme.blogspot.com
Sunarjono, H. 1975. Budidaya kentang. N. V. Soeroengan, Jakarta.
44
Suryowinoto, 1991. Pemuliaan Tanaman Secara In vitro. PAU BioteknologiUGM. Yogyakarta.
Suseno, H. 1975. Fisiologi dan Biokimia Kemunduran Benih. Diktat KuliahDasar-dasar Teknologi Benih Capita Selekta. Departemen Agronomi.Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hlm 98-126.
Yohanis, N. (2009). Biokimia : Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Yuliarti, N. 2010. Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. LilyPublisher. Yogyakarta.
Yusnita. 2003. Kultur Jaringan. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian Cetakan kedua. Gadjah MadaUniversity press. Yogyakarta.
Zulkarnain, 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.