Upload
doandiep
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
(Studi Kasus p
Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
i
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta dan
Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Dewi Rakhmawati
NIM : 042114103
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
ada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta dan
Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Yogyakarta, 30 Juni 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk :Ibu dan ayah yang mencintai dan mendukungkuKakakku dan adek yang menyayangikuDan Almamaterku
Manusia diciptakan dengan kelebihanManusia diciptakan dengan kekuranganManusia hidup dengan perjuanganManusia hidup tidak untuk menyerahManusia hidup dengan harapan dan kasihsayang
Nikmati hidupmu meski deritamuBangkit dan berusahalah slaluKita berkehendak Allah menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak membutuhkan
bantuan, doa dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan
ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Rama Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Akt., Selaku Kaprodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan sebagai Dosen
Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam
memberikan nasehat, saran, dukungan dan petunjuk serta dorongan selama
penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., Selaku Dosen Pembimbing I yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan nasehat,
saran, dukungan dan petunjuk serta dorongan selama penyusunan skripsi
ini.
5. Drs. G. Anto Listianto, M.Sa., Akt., selaku Dosen Pembimbing Akademik,
yang telah memberikan masukan saran dan diskusi dalam penulisan skripsi
ini.
6. E. Maryarsanto P., SE., Akt., dan Drs. F.A. Joko Siswanto, M.M., Akt.,
yang telah memberikan masukan saran dan diskusi dalam penulisan skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
7. Seluruh Dosen FE USD atas ilmu dan inspirasi selama proses belajar
hingga sampai penulisan skripsi, juga sekretariat FE, Pojok BEI, dan
Laboratorium Fakultas Ekonomi.
8. Seluruh staf Perpustakaan USD dan UII yang telah menyediakan informasi
dan ilmu.
9. Bapak Bambang Prihartono, Kepala Bagian BRI Kanwil Yogyakarta, yang
telah membantu proses penelitian.
10. Bapak Dani Alfianto, Bapak Asef, Bapak Agung dan seluruh karyawan
BRI Kanwil Yogyakarta yang telah banyak membantu selama penelitian.
11. Bapak Muh. Chudori, Bapak Arif, Bapak Marsana, dan seluruh karyawan
BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah banyak membantu
selama penelitian.
12. Bapak dan Ibu tersayang, terima kasih atas dukungan dan doanya hingga
sampai sekarang.
13. Mas Dayat yang telah mendukungku, menghiburku dan mendoakanku
dengan sepenuh hati.
14. Mas Agus yang selalu telah mendukungku.
15. Teman–teman seperjuanganku Ratna, Helmy, Amik, Lisa, Iting, Ikun,
Ratih, Arum, Tyas Jember, Thomas, terima kasih atas diskusi, saran,
bantuan dan dukungannya.
16. Untuk Nadya dan Rika terima kasih atas saran dan pinjaman buku–
bukunya.
17. Teman–teman kelas C angkatan 2004, teman-teman MPT-ku, dan KKP
IV terima kasih atas kerjasamanya dan dukungannya.
18. Untuk semua teman yang mengenal aku, terima kasih telah memberiku
warna dalam kehidupanku.
19. Semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak kekurangannya sehingga penulis terbuka untuk menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca.
Yogyakarta, 1 Juni 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiii
ABSTRAK ........................................................................................................................... xv
ABSTRACT ......................................................................................................................... xvi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredit .......................................................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
B. Proses Permohonan Kredit ........................................................................ 27
C. Penyelidikan dan Analisis Kredit .............................................................. 30
D. Keputusan dan Permohonan Kredit ........................................................... 32
E. Penolakan dan Persetujuan Permohonan Kredit ......................................... 35
F. Pencairan Fasilitas Kredit .......................................................................... 37
G. Cara-Cara Perhitungan Bunga Kredit ......................................................... 38
H. Pembiayaan ................................................................................................. 39
I. Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan .......................................................... 40
J. Musyarakah ................................................................................................ 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 57
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 57
C. Subyek dan Objek Penelitian ..................................................................... 57
D. Jenis Data ................................................................................................... 58
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 58
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 59
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK
1. Latar Belakang Pendirian Usaha ............................................................ 61
2. Visi Bank Rakyat Indonesia Konvensional .......................................... 63
3. Misi Bank Rakyat Indonesia Konvensional ........................................... 63
4. Struktur Organisasi ............................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Produk Bank Rakyat Indonesia ............................................................. 65
B. PT BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
1. Latar Belakang Pendirian Usaha ............................................................ 66
2. Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah ..................................................... 67
3. Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah ..................................................... 67
4. Sasaran Jangka Panjang BRI Syariah ................................................... 68
5. Struktur Organisasi ............................................................................... 68
6. Produk Pembiayaan BRI Syariah .......................................................... 69
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Pengajuan Kredit BRI Cik Di Tiro .............................................. 71
B. Prosedur Pengajuan Pembiayaan BRI Syariah ........................................... 81
C. Analisis Kebutuhan Kredit Modal Kerja di BRI Cik Di Tiro ..................... 90
D. Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja di BRI Syariah .................. 106
E. Teknik Perhitungan Pengembalian Kredit di BRI Cik Di Tiro .................. 113
F. Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah ............... 117
G. Perbedaan Sistem Pemberian Kredit Kedua Bank ..................................... 123
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 125
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 126
C. Saran ........................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 128
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pemberian Kredit .................................................................................. 29
Gambar 2.2 Skema Al- Musyarakah .................................................................................... 52
Gambar 2.3 Flowchart Musyarakah ..................................................................................... 53
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kanca BRI Cik Di Tiro Yogyakarta ................................ 65
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kanca BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta .............. 69
Gambar 5.1 Prosedur Pengajuan Kredit ............................................................................... 73
Gambar 5.2 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................ 74
Gambar 5.3 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................ 75
Gambar 5.4 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................ 76
Gambar 5.5 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................ 77
Gambar 5.6 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................ 78
Gambar 5.7 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................ 79
Gambar 5.8 Bagan Proses Kredit Putusan MP/Pinca Prakarsa kanca ................................. 80
Gambar 5.9 Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ...................................... 83
Gambar 5.10 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah .................... 84
Gambar 5.11 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah .................... 85
Gambar 5.12Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ..................... 86
Gambar 5.13 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah .................... 87
Gambar 5.14 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah .................... 88
Gambar 5.15 Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah .............................................. 89
Gambar 5.16 Pengelompokan Type UKM ........................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Neraca UD. Karisma Posisi Tiga Tahun Terakhir ............................................... 100
Tabel 5.2 Laporan Laba-Rugi UD Karisma Posisi Tiga Tahun Terakhir ............................ 101
Tabel 5.3 Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir ..................................................... 107
Tabel 5.4 Lanjutan Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir ..................................... 108
Tabel 5.5 Laporan Laba/Rugi RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir ................................. 109
Tabel 5.6 Sumber dan Penggunaan Dana ............................................................................ 110
Tabel 5.7 Rasio-Rasio Keuangan ......................................................................................... 111
Tabel 5.8 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan
di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 1) ......................................................... 114
Tabel 5.9 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan
di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 2) ........................................................ 115
Tabel 5.10 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan
di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 3) ......................................................... 116
Tabel 5.11 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 1) .................................... 118
Tabel 5.12 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 2) ...................................... 119
Tabel 5.13 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 3) .................................... 120
Tabel 5.14 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 4) ...................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 5.15 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 5) ...................................... 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
(Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta danBank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Dewi RakhmawatiNIM: 042114103
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
2008
Tujuan Penelitian ini untuk dapat membandingkan mekanisme pemberiankredit, perhitungan bunga kredit atau bagi hasil pada pembiayaan musyarakah dankredit modal kerja pada Bank Konvensional dan Syariah. Latar belakang penelitianini adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep perbankan syariahsehingga pemanfatan terhadap bank syariah masih sedikit.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukanwawancara dan dokumentasi. Teknik Analisa data yang digunakan adalah denganmembandingkan kedua sistem perbankan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan prosedur atau sistem pengambilan pembiayaandi bank syariah hampir sama dengan dengan sistem yang ada pada bankkonvensional. Perbedaannya terlihat pada bagi hasil atau bunga yang harusdibayarkan debitur kepada pihak bank. Besarnya bagi hasil yang diberikan debiturkepada pihak bank bergantung pada pendapatan debitur, nisbah bagi hasil antaranasabah dan bank, nominal pinjaman debitur, jangka waktu pinjaman. Sedangkanpada bank konvensional besar kecilnya bunga yang diperoleh bank bergantung pada:tingkat bunga yang berlaku, nominal pinjaman, jangka waktu pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE DIFFERENCES OF CREDIT EXTENSION(FINANCING) BETWEEN CONVENTIONAL BANK AND SYARIAH BANK(A Case study at BRI Yogyakarta and BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Dewi RakhmawatiNIM: 042114103
Sanata Dharma UniversityYogyakarta
2008
The objective of this research was to compare the mechanism of extensioncredit, the calculation of credit interest rate or revenue sharing of musyarakahfinancing and working capital credit at conventional bank and syariah bank. Thebackground of this research is the people’s lack understanding toward the concept ofsyariah banking so the usage of syariah bank is still low.
The type of this research was case study. The data were taken by doinginterview and documentation. The technique of data analysis used was by comparingboth banking systems.
The result of the research showed that the procedure or system of financing insyariah bank was almost similar with the system used in conventional bank. Thedifference was in the revenue sharing or interest that should be paid by the debtor tobank. The amount of share or interest that should be paid depended on the debtor’sincome, the ratio of share between client and bank, debtor’s loan nominal, period ofloan. However, in the conventional bank, the amount of interest that should beobtained by the bank depended on the recent level of interest, loan nominal, period ofloan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertengahan bulan Juli 1997, Indonesia diguncang krisis moneter yang
mengakibatkan hancurnya perekonomian serta menurunnya nilai tukar rupiah.
Imbas dari krisis moneter ini sampai saat ini masih dirasakan masyarakat
Indonesia terutama lapisan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Kondisi
perekonomian Indonesia yang semakin kompleks ini, tentunya membutuhkan
ketersediaan dan peran serta pemerintah serta lembaga keuangan untuk
membantu dan mendukung masyarakat agar dapat menata kembali perekonomian
mereka. Lembaga keuangan menjadi sangat penting perannya dalam memenuhi
kebutuhan dana bagi masyarakat dalam rangka untuk memulihkan kembali usaha
atau bisnis mereka yang akhir-akhir ini lesu.
Saat ini ada dua jenis lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan
perbankan dan lembaga keuangan bukan perbankan. Lembaga keuangan
perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak, sedangkan lembaga keuangan bukan perbankan adalah lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan surat-surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berharga. Bentuk dari lembaga keuangan bukan perbankan ini adalah modal
ventura, anjak piutang, dana pensiun, dan penggadaian.
Lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu
bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Perbankan yang
bersifat konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan
sistem bunga (interest fee), sedangkan perbankan yang bersifat syariah adalah
bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip
syariah Islam. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah
(UU, No 10:1998).
Bulan Mei 1992 merupakan babak baru dalam dunia perbankan
Indonesia. Sejak itulah perbankan syariah eksis di Indonesia, tepatnya dengan
mulai beroperasinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), atas prakarsa Majelis
Ulama Indonesia (MUI), yang didukung oleh sekelompok pengusaha dan
cendekiawan muslim. Latar belakang munculnya perbankan syariah juga terkait
dengan munculnya fatwa MUI mengenai bunga yang dianggap riba dan
hukumnya haram. Krisis ekonomi juga memberi momentum bagi perbankan
syariah, dimana kinerja perbankan syariah lebih baik dibanding bank
konvensional. Banyak perbankan konvensional runtuh dan perlu direkapitalisasi
dikarenakan tidak memiliki ketersediaan dana liquid yang cukup untuk
operasionalnya. Nasabah peminjam mengalami ketidakmampuan untuk
mengembalikan dana pinjaman karena tingginya nilai suku bunga. Kemacetan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengembalian dana pinjaman dari pihak nasabah ke perbankan berimplikasi pada
ketidakmampuan pihak perbankan untuk mengembalikan dana pinjaman kepada
Bank Indonesia. Pada saat nilai suku bunga melonjak tinggi, kondisi ini
mengakibatkan goncangan pada sistem manajemen moneter perbankan
konvensional. Sebaliknya kondisi ini tidak terlalu menggangu kinerja Bank
Mualamat. Bank Muamalat tetap kokoh dan tidak menderita kerugian yang besar
akibat negative spread. Walaupun kinerja perbankan syariah lebih baik daripada
perbankan konvensional, namun masih sedikit masyarakat yang memanfaatkan
jasa perbankan syariah, karena masih terbatasnya pengetahuan masyarakat
mengenai perbankan syariah.
Dalam operasionalnya, perbankan syariah melaksanakan kegiatan yang
hampir sama dengan perbankan konvensional. Secara umum kegiatan tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian: yakni kegiatan penghimpun dana
masyarakat, penyaluran dana (pembiayaan) serta jasa pelayanan bank. Kedua
jenis bank tersebut juga mengandalkan kredit sebagai kegiatan utama untuk
memperoleh penghasilan. Pada perbankan syariah, kredit mempunyai padanan
kata yaitu aktivitas pembiayaan. Kedua perbankan ini sama-sama menyalurkan
dana kepada masyarakat. Namun, mempunyai cara-cara yang berbeda dalam
memperoleh keuntungan yang diharapkan. Bagi perbankan konvensional,
keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi perbankan syariah
keuntungan diperoleh melalui imbalan atau bagi hasil. Sistem kredit yang
ditawarkan oleh perbankan konvensional sudah familier ditengah-tengah
masyarakat, berbeda dengan sistem pembiayaan perbankan syariah, walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), performance bank syariah
menunjukkan kemajuan yang mengesankan. Jaringan bank syariah tumbuh dari
112 kantor pada Desember 2000 menjadi 188 kantor pada Agustus 2003.
Sedangkan volume usaha naik dari Rp1,8 triliun pada Desember 2000 menjadi
Rp6,2 triliun pada Agustus 2003. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan
bank konvensional, nasabah bank syariah masih sangat kecil. Kendala ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep
perbankan syariah. Disinilah peran serta pemerintah dan perbankan syariah
dalam memperkenalkan alternatif perbankan lain yaitu perbankan syariah.
Berdasarkan paparan tersebut diatas, penulis merasa perlu memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai jasa yang ditawarkan oleh perbankan
syariah dan membandingkannya dengan perbankan konvensional terutama
berkaitan dengan sistem kredit (pembiayaan). Dengan bertambahnya
pengetahuan, masyarakat dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan
dalam bertransaksi dengan pihak perbankan. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka judul yang dipilih oleh penulis adalah “Analisis Perbedaan Sistem
Pemberiaan Kredit (Pembiayaan) antara Bank Konvensional dan Bank
Syariah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Bagaimanakah perbedaan mekanisme pemberian kredit modal kerja terkait
dengan prosedur dan penentuan kelayakan kredit dilihat dari sisi keuangan
pada bank konvensional dan bank syariah?
2. Bagaimanakah perbedaan proses perhitungan kredit beserta bunga atas kredit
modal kerja pada bank konvensional dan bank syariah?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan
sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan sistem pemberian kredit dalam penelitian ini, yaitu
proses bank dalam memberikan kredit dari pengajuan proposal kredit sampai
dengan proses pelunasan kredit.
2. Pada bank syariah pemberian kredit modal kerja yang dimaksud adalah
pemberian pembiayaan musyarakah.
3. Pada bank syariah yang dimaksud proses perhitungan kredit beserta bunga,
adalah proses perhitungan pembiayaan beserta bagi hasilnya.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme
pemberian kredit modal kerja dan pemberian pembiayaan musyarakah, serta
untuk mengetahui perhitungan bunga kredit modal kerja pada Bank Rakyat
Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan bagi hasil pembiayaan
musyarakah pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang nantinya digunakan untuk membandingkan manakah yang lebih
menguntungkan antara mengambil kredit di bank konvensional atau bank syariah
dilihat dari segi bunga/bagi hasil yang harus dibayarkan debitur kepada pihak
bank.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
penulis tentang materi perbankan, terutama sistem pemberian kredit bank
konvensional dan syariah.
2. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan
pustaka atau referensi mengenai dunia perbankan.
3. Bagi Bank, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan,
khususnya mengenai penilaian sistem pemberian kredit yang sudah ada,
sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam
menetapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut dengan lebih baik dan tepat.
4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang gambaran umum mengenai bank syariah dan bank konvensional
terutama mengenai sistem atau mekanisme pemberian kreditnya dan
penentuan bunga kredit atau bagi hasilnya dalam praktik nyata di lapangan
maupun teorinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun dengan urutan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teoritis. Selanjutnya teori
tersebut digunakan sebagai dasar (pedoman) dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, subyek dan obyek penelitian, jenis data yang digunakan
dalam penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Bank Rakyat Indonesia
Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan Bank Rakyat Indonesia Syariah
Ahmad Dahlan Yogyakarta, yaitu mengenai pendirian usaha, visi dan
misi, serta struktur organisasi dan manajemen.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan analisis mengenai persamaan dan perbedaan
sistem serta perhitungan bunga kredit dalam pemberian kredit modal
kerja dan bagi hasil musyarakah berdasarkan praktik yang terdapat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan di Bank
Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta.
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Pada akhir bab penelitian dituliskan kesimpulan dari hasil analisis,
keterbatasan penelitian yang ditulis dan saran-saran yang bermanfaat
bagi penelitian selanjutnya, dan pihak lain yang berkepentingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredit
Definisi kredit menurut PSAK No. 31 adalah sebagai berikut:
“Peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil
keuntungan”.
Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit
dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian
surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement
(NPA). Sedangkan pengertian kredit menurut UU RI No. 10 Tahun 1998,
mendefinisikan sebagai berikut: “Penyediaan barang uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga”.
Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain
dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai
berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan si pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali
di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan
oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani
dikucurkan. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit
sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah
terhadap bank.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan
ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berbentuk bisa berbentuk jangka pendek (dibawah satu tahun),
jangka menengah (satu sampai tiga tahun), atau jangka panjang (diatas tiga
tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit
yang sudah disepakati kedua belah pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. Resiko
Tenggang waktu pengembalian kredit memungkinkan suatu resiko tidak
tertagihnya atau macetnya pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu
jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula
sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja
oleh nasabah, maupun oleh resiko yang tidak disengaja, misalnya karena
unsur bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur
kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit
yang diperolehnya.
5. Balas Jasa
Balas jasa bagi merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu
kredit. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan
kepada nasabah berupa biaya administrasi kredit yang juga merupakan
keuntungan bank.
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak
dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian
kredit juga tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam praktiknya
tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping
itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dalam hal
ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai
sektor, terutama sektor riil.
Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya
pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru,
sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar
kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang
dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat
memiliki banyak plihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri
dengan fasilitas yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.
e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai
untuk keperluan ekspor.
Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki
suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut, antara lain:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja
dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dengan diberikannya
kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa
oleh si penerima kredit, kemudian juga dapat memberikan penghasilan
tambahan kepada pemilik dana.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Untuk meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan
jumlah barang yang beredar. Kredit untuk meningkatkan peredaran barang
biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor impor.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit
yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau
memperluas usahanya.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang
lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
Menurut Kasmir (2006: 109-112), secara umum jenis-jenis kredit dapat
dilihat dari berbagai segi antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau biasanya digunakan
untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya
untuk suatu periode yang relatif lebih lama dibutuhkan modal yang relatif
besar pula.
b. Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit
modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji
pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi
perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk
pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit
industri akan menghasilkan barang industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Kredit konsumtif
Kredit konsumtif digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit
ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit
perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang
dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada
supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam
jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu
kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya
digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan,
misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya
tanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengah
Kredit jangka menengah merupakan kredit yang jangka waktu kreditnya
berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk
pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya
paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas
tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka
panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan
untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak
berwujud atau jaminan orang, artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan
dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan
harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek
usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama
berhubungan dengan bank atau pihak lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka
pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor
peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka
pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang, ternak kambing
atau ternak sapi.
c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai
industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.
d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha
tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai, biasanya jangka panjang,
seperti tambang emas, minyak atau timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para
mahasiswa.
f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
profesional, seperti dosen, dokter, atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.
Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh
bank mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah harus memperhatikan asas-asas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat berdasarkan
prinsip kehati-hatian. Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-Undang Perbankan
yang diubah, yang mestinya dinilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau
pembiayan berdasarkan prinsip syariah adalah watak, modal, agunan, dan
prospek usaha dari nasabah debitur, dimana menurut Teguh ( 2001: 11 ), dikenal
dengan sebutan “the six C of credit analysis” atau prinsip 6 C, yang terdiri dari:
1. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-
orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk
membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang
si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga,
hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran
tentang “kemauan” nasabah untuk membayar.
2. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam
mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang
pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya,
sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang
disalurkan. Capacity sering disebut dengan nama Capability.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari
laporan keuangan (neraca dan laporan laba/rugi) yang disajikan dengan
melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya,
rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari
sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal
yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa
modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
4. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan
politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang.
Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-
benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
5. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya,
sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6. Constraints
Constraints merupakan hambatan atau rintangan berupa faktor sosial
psikologi yang ada pada suatu daerah tertentu yang mengakibatkan proyek
tidak dapat dilaksanakan.
Selanjutnya penilaian suatu kredit menurut Kasmir (2006: 119) dapat pula
dilakukan dengan analisis 7 P dengan unsur penilaian sebagai berikut:
1. Personality
Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality
juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
2. Party
Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan
fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose
Purpose digunakan untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah
untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Prospect
Prospect digunakan untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai
tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga
nasabah.
5. Payment
Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.
Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha
lainnya.
6. Profitability
Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode-periode, apakah akan tetap
sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang
akan diperolehnya.
7. Protection
Protection bertujuan untuk menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan
jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman,
perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau
orang atau jaminan asuransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam praktiknya disamping menggunakan analisis 6 C dan analisis 7 P,
maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan
dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada
dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya
digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu
panjang. Aspek-aspek yang dinilai antara lain meliputi:
1. Aspek yuridis/hukum
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta ijin-
ijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai
dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akta pendirian perusahaan,
sehingga dapat diketahui pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya dari
dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti:
a. Surat Ijin Usaha Industri (S.I.U.I.) untuk sektor industri.
b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (S.I.U.P.) untuk sektor perdagangan.
c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
e. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah dan
sertifikat deposito.
f. Serta dokumen-dokumen yang dianggap penting lainnya, seperti KTP.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap
produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Yang perlu diteliti dalam aspek
ini adalah:
a. Hasil penjualan produksi minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun
yang lalu.
b. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang
akan datang.
c. Peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai.
d. Prospek produk secara keseluruhan.
3. Aspek keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping
itu hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan. Dari cash flow ini
akan terlihat pendapatan dan biaya-biaya sehingga dapat dinilai layak atau
tidak usaha tersebut, termasuk keuntungan yang diharapkan. Penilaian bank
dari aspek keuangan biasanya mencakup antara lain:
a. Rasio Likuiditas, mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif dengan
hutang lancarnya.
b. Rasio Solvabilitas, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
c. Payback Period
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Net Present value (NPV), menghitung selisih nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun
terminal cash flow) di masa yang akan datang.
e. Profitability index (PI), membandingkan antara nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang
investasi. PI > 1, maka proyek diterima, PI < 1, maka proyek ditolak.
f. Internal Rate of Return (IRR)
= −−
−
g. Dan Break Event Point (BEP)
=1 −
4. Aspek teknis/operasi
Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan produksi,
lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi
usaha seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan. Demikian pula dengan
masalah lay out gedung dan lay out ruangan dan lay out mesin-mesin
termasuk jenis mesin dan teknologi yang digunakan.
5. Aspek manajemen
Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber
daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman
sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai
proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Aspek sosial ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampak yang timbul akibat
adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat
secara umum, seperti:
a. Meningkatnya ekspor barang atau sebaliknya mengurangi ketergantungan
terhadap impor.
b. Mengurangi pengangguran.
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
d. Tersedianya sarana dan prasarana.
e. Membuka isolasi daerah tertentu.
7. Aspek amdal
Amdal atau analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap
lingkungan baik darat, air, atau udara, termasuk kesehatan manusia akibat
proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum
kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai tidak akan
mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya.
Disamping menggunakan prinsip pemberian kredit di atas, bank dalam
memberikan kredit juga menggunakan prinsip 3R, yaitu:
1. Returns (Hasil yang Diperoleh)
Returns, merupakan hasil yang diperoleh oleh debitur dalam hal ini ketika
kredit telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur, artinya
perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ongkos-ongkos, disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti
untuk cash flow, kredit lain jika ada.
2. Repayment (Pembayaran Kembali)
Kemampuan membayar dari pihak debitur tentu saja juga harus
dipertimbangkan, dan apakah kemampuan membayar tersebut match dengan
schedule pembayaran kembali dari kredit yang akan diberikan.
3. Risk Bearing Ability (Kemampuan Menanggung Resiko)
Menurut Munir Fuady (1996:25-27), kemampuan debitur untuk menanggung
resiko juga perlu diperhatikan, untuk itu harus diperhitungkan apakah
misalnya jaminan dan/atau asuransi barang atau kredit sudah cukup aman
untuk menutupi resiko.
B. Proses Permohonan Kredit
1. Menurut Suyatno (2003: 62), permohonan kredit mencakup:
a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit.
b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
c. Permohonan perpanjangan/pembaharuan masa berlaku kredit yang telah
berakhir jangka waktunya.
d. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas
kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan,
perubahan/pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya.
2. Berkas permohonan kredit, terdiri dari:
a. Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan
sah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan
lengkap diisi oleh nasabah.
c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.
3. Pencatatan
Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register
khusus yang disediakan.
4. Kelengkapan dan Berkas Permohonan
Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya. Selama
permohonan kredit sedang dalam proses, maka berkas-berkas permohonan
harus dipelihara dalam berkas permohonan.
5. Formulir Daftar Isian Permohonan Kredit
Untuk memudahkan bank memperoleh data yang diperlukan, bank
mempergunakan Daftar Isian Kredit yang harus diisi oleh nasabah, formulir-
formulir neraca, daftar laba-rugi.
Proses pemberian kredit untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
2.1 dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 2.1: Proses Pemberian KreditSumber : Jusup, 1992: 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Penyidikan dan Analisis Kredit
Penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang
diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini
termasuk informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftar-daftar hitam dan
daftar-daftar kredit macet.
3. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal
yang dikemukan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.
4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan.
Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik
aspek keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan
dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan
kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan
untuk pengembalian keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.
Dalam permintaan kredit modal kerja, petugas kredit harus melakukan
analisis kebutuhan modal kerja sebagai dasar menetapkan jumlah kredit yang
akan diberikan dengan menggunakan beberapa pendekatan, antara lain:
1. Untuk kredit produksi, ekspor, perdagangan dan lain-lain usaha yang kegiatan
perputaran modalnya berjalan terus-menerus secara tetap (constan) sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan kapasitas yang dimiliki serta kemampuan pemasarannya, perhitungan
modal kerja dapat menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah ratio/hari
atas activity ratio’s dari angka-angka neraca dan daftar laba/rugi nasabah
yang sudah dinilai kewajarannya dalam bentuk, misalnya:
Days Receivable × 360 ℎ = hari
Days Inventory × 360 ℎ = hari
Days Payable × 360 ℎ = hari
(-)
Net Trade Cycle = hari
Proyeksi kebutuhan modal kerja, sebagai berikut:
Proyek modal kerja (tahun depan)
360× × (100% + %) =
Modal kerja yang tersedia (tahun berjalan)
Current Assets – Current Liabilities =
Kebutuhan Modal Kerja =
Catatan: x % persentase peningkatan sales yang direncanakan.
2. Untuk kredit usaha musiman, kredit industri konstruksi (bridging finance)
dan lain-lain kredit uang bersifat transaksional, hendaknya menggunakan
pendekatan berupa cash flow projection. Pendekatan ini di samping untuk
mengukur berapa banyak kebutuhan modal kerja yang diperlukan juga untuk
mengukur waktu penggunaan kredit yang akan diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Keputusan atas Permohonan Kredit
Keputusan atas permohonan kredit adalah setiap tindakan pejabat yang
berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak,
menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat
yang lebih tinggi.
Setiap keputusan permohonan kredit, harus memperhatikan penilaian
syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan
kredit dan analisis kredit. Bahan pertimbangan atau informasi-informasi lainnya
yang diperoleh pejabat pengambil keputusan, harus dibubuhkan secara tertulis
(disposisi-disposisi).
Wewenang mengambil keputusan kredit, adalah sebagai berikut:
1. Wewenang Kepala Bagian Kredit/Cabang
a. Sampai dengan jumlah permohonan dalam jenis kredit yang ditentukan
oleh direksi/kantor pusat, kepala bagian kredit/kepala cabang diberi
wewenang untuk memutuskan permohonan dalam batas-batas tertentu
tanpa mengusulkan terlebih dahulu kepada kantor pusat.
b. Jika permohonan berada di luar batas wewenangnya, cabang harus
mengusulkan terlebih dahulu permohonan fasilitas kredit tersebut kepada
direksi/kantor pusat disertai hasil penilaian serta kesimpulan-kesimpulan
dan usul-usul yang definitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Wewenang Direksi/Kantor Pusat
Direksi/kantor pusat memberikan keputusan permohonan fasilitas kredit yang
dilakukan oleh bagian kredit/cabang setelah mengadakan penilaian
permohonan fasilitas kredit yang diusulkan.
3. Direksi/Kantor Pusat dengan Bank Indonesia
Tentang jenis-jenis yang menurut ketentuan memerlukan persetujuan dari
Bank Indonesia, terlebih dahulu kantor pusat akan meneruskan permohonan
kredit tersebut kepada Bank Indonesia. Pemberitahuan keputusan kepada
cabang, baru dilakukan setelah mendapat keputusan dari Bank Indonesia.
Laporan penggunaan wewenang, setiap keputusan yang diambil oleh
bagian kredit/cabang dalam hubungannya dengan wewenangnya, baik berupa
persetujuan maupun penolakan atas permohonan fasilitas kredit, harus dilaporkan
ke direksi/kantor pusat yang umumnya berupa tembusan surat, serta tindakan
analisis lengkap, setelah itu dikirim kepada biro yang membidanginya. Setiap
keputusan harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis.
Pada prinsipnya pengusulan permohonan kredit ke direksi/kantor pusat
harus dilakukan dengan surat. Apabila dipandang perlu, pengusulan dapat
diajukan melalui kawat/teleks yang kemudian harus selalu ditegaskan dengan
surat, disertai penjelasan-penjelasan yang diperlukan.
Dalam hal bagian kredit atau cabang memutuskan untuk mengusulkan
permohonan kredit kepada direksi/kantor pusat, maka dalam surat usul harus
dimuat minimal data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1. Informasi mengenai nasabah selengkapnya
Informasi yang dimaksud terutama mengenai perilaku/karakter nasabah,
kemampuan dan pengalaman berusaha dan hal-hal yang mencerminkan
kepribadian serta kemampuan nasabah/calon nasabah sebagai ukuran dari
sebagian sumber dan daya pelunasan kreditnya.
2. Aktivitas usaha nasabah
3. Jaminan
4. Financial Statement
5. Cash Flow Projection
Untuk jenis-jenis kredit (seperti kredit industri konstruksi, kredit musiman,
kredit investasi dan kredit lainnya yang sifatnya transaksional atau
berangsuran dengan jangka tertentu), surat usul tersebut secara mutlak harus
disertai dengan cash flow projection, sehingga dapat disusun jadwal waktu
(time schdule) pelunasannya secara baik. Untuk kredit produksi proyeksi ini
hanya berfungsi sebagai alat pembantu dalam menentukan kebutuhan
maksimal nasabah modal kerja.
6. Aktivitas rekening
Calon nasabah/nasabah yang memiliki rekening (giro dan atau pinjaman),
harus menguraikan juga mengenai aktivitas rekening antara lain: saldo
tertinggi, terendah dan saldo rata-rata tiap bulan serta indikasi aktivitas
rekening berupa jumlah/frekuensi mutasi debit dan kreditnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Penolakan dan Persetujuan Permohonan Kredit
1. Penolakan permohonan kredit
Oleh bagian kredit atau cabang
Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap
oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Langkah-langkah yang
harus diperhatikan adalah:
a. Semua keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada
nasabah dengan disertai alasan penolakannya.
b. Surat penolakan permohonan minimal dibuat dalam rangkap tiga:
1) Asli dikirimkan kepada pemohon.
2) Lembar kedua beserta copy (salinan) surat permohonan nasabah
dikirim kepada direksi.
3) Lembar ketiga untuk arsip bagian kredit atau kantor cabang.
c. Dalam hal penolakan permohonan baru, maka jika diminta semua berkas
permohonan dapat dikembalikan kepada pemohon kecuali surat
permohonannya.
d. Dalam hal penolakan permohonan perpanjangan, berarti jangka waktu
kredit tidak diperpanjang. Bank harus menegaskan kepada nasabah agar
segera menyelesaikan semua kewajibannya kepada bank atau mengajukan
rencana pelunasannya.
e. Dalam hal penolakan tambahan kredit, maka harus ditegaskan bahwa
nasabah hanya tetap menikmati limit kredit yang telah disetujui semula.
Berkas-berkas permohonan tambahan tidak dikembalikan kepada
pemohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
f. Dalam hal penolakan perubahan persyaratan lainnya dari kredit yang
sedang berjalan, maka nasabah tetap mempunyai hak dan kewajiban
sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui semula. Apabila
permohonan perubahan syarat-syarat ini menunjukkan hubungan dengan
gejala-gejala yang tidak sehat, maka harus diambil tindakan pengamanan
berupa inventarisasi jaminan dan memberikan bimbingan dan
pengawasan yang lebih ketat terhadap nasabah.
Oleh bagain kredit atau cabang setelah mendapat keputusan penolakan direksi
Langkah-langkah yang diambil, sama dengan penolakan yang diuraikan pada
subbab diatas dengan memperhatikan alasan-alasan penolakannya yang
disampaikan oleh direksi.
2. Persetujuan permohonan kredit
Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan
sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Untuk
melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, maka
biasanya ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur
yang harus ditempuh oleh nasabah, seperti surat penegasan persetujuan
permohonan kredit kepada pemohon, pengikatan jaminan, penandatanganan
perjanjian kredit, penandatanganan surat aksep, pembayaran bea meterai
kredit, pembayaran provisi kredit, asuransi barang jaminan, dan asuransi
kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Pencairan Fasilitas Kredit
Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan
kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam praktiknya, pencairan kredit ini
berupa pembayaran dan/atau pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman atau
fasilitas lainnya.
Bank hanya menyetujui pencairan kredit oleh nasabah, bila syarat-syarat
yang harus dipenuhi nasabah telah dilaksankan. Pengikatan jaminan secara
sempurna dan penandatanganan warkat-warkat kredit (perjanjian kredit) mutlak
harus mendahului pencairan kredit.
Bentuk penyediaan fasilitas kredit berbagai macam, yaitu: penyediaan
fasilitas kredit dengan suatu limit yang ditarik menurut kebutuhan dengan sifat
revolving (dana yang berputar), hal ini biasa dikenal dengan nama “Pencairan
dalam Rekening Koran”, penyediaan fasilitas kredit yang pencairannya dilakukan
berdasarkan jadwal pencairan yang mencapai suatu limit yang disetujui,
kemudian dengan pembayaran kembali secara sekaligus atau dengan cara
angsuran menurut jadwal, penyedian fasilitas kredit yang pencairannya sekaligus
dengan pembayaran kembali atau dengan angsuran menurut jadwal tertentu,
pernyataan bank sebagai pinjaman atau menyanggupi ikatan lainnya yang dapat
mengakibatkan kewajiban bank untuk membayar kepada pihak ketiga.
Cara pencairan kredit yang telah disetujui dapat dilakukan dengan alat-
alat dan cara yang ditentukan oleh bank, antara lain pencairan dengan cara
menarik cek atau giro bilyet, dengan kuitansi, dengan dokumen-dokumen lainnya
yang oleh bank dapat diterima sebagai perintah pembayaran, atau dengan
pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
G. Cara-Cara Perhitungan Bunga Kredit
Suyatno (1992:99) menjelaskan bahwa, berdasarkan cara-cara
perhitungan bunga kredit yang dibebankan bank kepada nasabahnya, cara
perhitungan bunga kredit dapat dibedakan atas:
1. Sliding Rate
Cara perhitungan bunga dengan rumus sliding rate adalah pembebanan bunga
terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun dari bulan ke bulan
(atau dari suatu periode ke periode berikutnya) sesuai dengan menurunnya
pokok pinjaman sebagai akibat adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman.
2. Flat Rate
Cara perhitungan bunga dengan rumus flat rate adalah pembebanan bunga
terhadap nilai pokok pinjaman akan tetap dari satu periode ke periode lainnya
walaupun pokok pinjaman menurun sebagai akibat adanya pembayaran
cicilan pokok pinjaman.
3. Floating Rate
Cara perhitungan bunga dengan rumus floating rate (bunga mengembang)
adalah cara penentuan bunga yang besarnya ditetapkan dengan
perkembangan tingkat bunga yang ada di pasar uang (money market rate).
Tingkat bunga bisa ditetapkan dengan dasar domestic money market ataupun
international money market rate.
Rumus floating rate dapat dijelaskan sebagi berikut:
a. Money market rate 6 bulan + 2%
b. LIBOR/SIBOR(London Interbank Offered Rate) 6 bulan + 2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penggunaan perhitungan bunga dengan rumus floating rate pada umumnya
dikenakan kepada nasabah peminjam (debitur) yang jangka waktu
pinjamannya lebih dari 5 tahun, ataupun pinjaman jangka panjang lainnya.
H. Pembiayaan
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang tercantum dalam UU RI
No. 10 Tahun 1998 adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan
pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stakeholder,
yaitu:
1. Para pemilik dana mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana
yang ditanamkan pada bank tersebut.
2. Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang
dikelolanya.
3. Para debitur, dengan penyediaan dana baginya, mereka terbantu guna
menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan
barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif)
4. Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan
pembangunan negara disamping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak
pengahasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-
perusahaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
5. Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan
bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survive,
dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang
dapat dilayaninya.
Pembiayaan ada berbagai macam jenis seperti: berdasarkan prinsip bagi-
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah), prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
I. Pelaksanaan Pemberiaan Pembiayaan
Proses pemberian pembiayaan meliputi:
1. Surat Permohonan Pembiayaan
Dalam surat permohonan berisikan jenis pembiayaan yang diminta nasabah,
untuk berapa lama, berapa limit/plafon yang diminta, serta sumber pelunasan
pembiayaan berasal dari mana.
Disamping itu, surat di atas dilampiri dengan dokumen pendukung, antara
lain: identitas pemohon, legalitas (akta pendirian/perubahan, Surat Keputusan
Menteri, perijinan-perijinan), bukti kepemilikan agunan (jika diperlukan).
2. Proses Evaluasi
Dalam penilaian suatu permohonan, bank syariah tetap berpegang pada
prinsip kehati-hatian serta aspek lainnya, sehingga diharapkan dapat
diperoleh hasil analisis yang cermat dan akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Proses penilaian yang dimaksud, meliputi:
1. Didasarkan pada surat permohonan yang lengkap
Dengan kata lain, permohonan yang tidak didukung data dan dokumen
yang lengkap tidak dapat diproses. Biasanya cepat/lambatnya
pemprosesan suatu permohonan pembiayaan, terutama ditentukan pada
tahap ini. Jika dipaksakan (baik oleh nasabah maupun pimpinan bank),
hasilnya akhirnya sangat beresiko, yang kemungkinan besar
menimbulkan kerugian di pihak bank dan nasabah yang bersangkutan.
2. Proses penilaian
a. Kantor Pusat/Kanwil
1) Permohonan dari Kantor cabang
2) Unit Penilai di Kantor Pusat/Wilayah melakukan review atas
permohonan nasabah yang telah dilakukan penilaian/analisis oleh
Kantor Cabang.
3) Komite Pembiayaan (Kantor Pusat/Wilayah)
4) Keputusan
5) Unit Penilai (Kantor Puasat/Wilayah) meneruskan keputusan
Kantor Pusat/Wilayah ke Kantor Cabang yang bersangkutan
6) Keputusan diterima Kantor Cabang, dengan macam keputusan:
a) Ditolak
Bila permohonan nasabah ditolak, maka keputusan
Kanpus/Kanwil tersebut diteruskan ke pemohon yang
bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b) Dipenuhi
1. Persetujuan Kanpus/Kanwil diteruskan ke pemohonan
2. Penandatangan akad
3. Pengamanan Pembiayaan, misal penutupam asuransi dan
pengikatan agunan (jika perlu)
4. Realisasi
5. Pemantauan
6. Pelunasan/perpanjangan
b. Kantor Cabang
1) Pembuatan nota/memo penilaian oleh Unit Penilai Kantor Cabang
2) Proses pengambilan keputusan oleh Komite Pembiayaan
3) Keputusan:
a) Ditolak
Oleh Unit Penilai, keputusan ini diteruskan ke nasabah
pemohon.
b) Disetujui
1. Oleh Unit Penilai, keputusan ini dibuatkan surat
persetujuan yang memuat persyaratan serta klausula
lainnya
2. Penandatangan akad pembiayaan
3. Pengamanan Pembiayaan
4. Realisasi Pembiayaan
5. Pemantauan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
6. Pelunasan/perpanjangan/tambahan plafon/lainnya.
3. Format memo/nota penilaian, meliputi antara lain:
a. Informasi Umum
1) Perusahaan : Nama, alamat kantor/pabrik/gudang, bidang usaha
2) Status hukum : PT, CV, Perorangan, Koperasi.
3) Pemegang saham : Nama dan porsi saham yang dimiliki
b. Aspek legalitas
1) SIUP-Surat Ijin Usaha Perdagangan
2) TDP-Tanda Daftar Perusahaan
3) SITU-Surat Ijin Tempat Usaha
4) HO- Hinder Ordonantie/Ijin Gangguan
c. Aspek Manajemen
1) Struktur organisasi: bentuk organisasi, kepengurusan (nama,
jabatan, kewarganegaraan)
2) Reputasi perusahaan: Pengalaman usaha dan kemampuan
mengatasi kesulitan
3) Independensi
4) Integritas
5) Management Policies/Practices and Control
6) Umur dan tingkat kesehatannya
7) Gaya manajemen (otoriter, demokratis, cepat/lambat dalam
mengambil keputusan/bersikap)
8) Tipe manajemen (One Man Show, Team Work)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
d. Aspek Pemasaran
1) Produk
a) Karakteristik produk ( kebutuhan pokok/barang sekunder )
b) Life cycle
c) Pengembangan produk
d) Diversifikasi/konsentrasi
e) Tingkat harga, menyangkut sumber bahan baku (lokal/impor,
bagaimana peraturan pemerintahan), proses produksinya
(padat karya/modal)
2) Pemasaran dan kompetisi:
a) Tujuan: domestik atau ekspor
b) Saluran distribusi: pendek atau panjang
c) Tingkat persaingan: tajam atau longgar
d) Produk pengganti: banyak atau sedikit
e) Daya beli dan minat masyarakat terhadap produk perusahaan
tersebut.
f) Manajemen pemasaran.
g) Pangsa pasar dan posisi pasar (market leader/follower)
e. Aspek Sosial Ekonomi
1) Manfaat perusahaan
Tersedianya lapangan kerja, menghemat/menghasilkan devisa,
keuntungan lain yang diterima masyarakat luas, sumbangannya
terhadap pajak pendapatan negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2) Dampak lain
Dampak terhadap lingkungan negatif/positif, aspek sosial budaya
yang dipengaruhi.
f. Aspek Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan: skilled/unskilled labour, dari mana
berasal, dapatkah menyerap/mengurangi pengangguran sekitar.
g. Aspek Teknis
1) Lokasi usaha: Apakah dekat dengan pasar atau tenaga kerja atau
sumber daya listrik atau transportasi?
2) Bangunan gedung kantor/gudang yang tersedia: Apakah memadai/
mendukung atau tidak?
3) Mesin yang dipergunakan: kapasitas, umur (teknis/ekonomis),
suku cadang mudah didapat.
4) Teknologinya: kuno, madya atau mutakhir.
5) Lay out mesin: menyangkut efisiensi
6) Kelengkapan alat yang dimiliki
h. Aspek Keuangan
1) Sifat laporan keuangan : komersiil, audited dan kualifikasinya.
2) Kewajaran laporan keuangan
3) Analisa ratio
4) Analisa sumber dan penggunaan dana
5) Proyeksi aliran kas (Projected Cash Flow)
6) Perhitungan modal kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
7) Perhitungan pembiayaan investasi
i. Aspek Komersiil
1) Apakah produknya mudah dijual?
2) Apakah bahan mentah tersedia banyak dan mudah didapat?
3) Kemudahan prosesing
j. Agunan/Jaminan
1) Status kepemilikan : milik sendiri/orang lain.
2) Status hukum : bukti kepemilikan dapat diikat/tidak, sudah
diikat/belum.
3) Nilai taksasi/harga jual
k. Analisa Risiko
1) Apakah potensiil yang mungkin timbul?
2) Bagaimana solusi untuk menyelesaikannya?
l. Pertimbangan
Berupa pertimbangan dari berbagai sudut pandang.
m. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan evaluasi/penilaian, dapat ditarik suatu
kesimpulan apakah proyek layak/tidak untuk dibiayai.
n. Saran
Unit kerja pemprosesan dapat memberikan saran diterima dengan
persyaratan apa atau ditolak dengan alasan apa.
o. Keputusan
Keputusan diambil oleh Komite Pembiayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
J. Musyarakah
Musyarakah merupakan akad kerjasama diantara para pemilik modal
yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Istilah lain
dari musyarakah adalah sharikah atau syirkah. Menurut Al-Harran Saad,
musyarakah adalah kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Musyarakah ada dua jenis, yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad
(kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi
lainnya yang berakibat pemilikkan satu aset oleh dua orang atau lebih.
Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan di mana dua orang
atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah
dan berbagi keuntungan dan kerugian.
Dalam musyarakah mitra dan bank bersama-sama menyediakan modal
untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang
baru. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau
aktiva non kas, termasuk aktiva tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten.
Musyarakah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam
musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra ditentukan sesuai dengan akad
dan jumlahnya tetap sampai akhir masa akad, sedangkan dalam musyarakah
menurun, bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra,
sehingga bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan
menjadi pemilik usaha tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Laba musyarakah dibagi diantara para mitra, baik secara proporsional
sesuai dengan modal yang disetorkan atau sesuai dengan nisbah yang disepakati
oleh semua mitra. Sedangkan jika rugi dibebankan secara proporsional sesuai
dengan modal yang disetorkan.
Menurut Muhammad (2000:64), teknik musyarakah dalam perbankan
syariah, sebagai berikut:
1. Bentuk umum dari usaha bagi hasil musyarakah (syirkah atau syarikah atau
serikat atau kongsi). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para
pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki
secara bersama-sama.
2. Termasuk dalam golongan musyarakah adalah bentuk usaha yang melibatkan
dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan
seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
3. Secara spesifikasi bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat
berupa dana, barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan
(entrepreneurship), kepandaian (skill) atau intangible asset, seperti hak paten
atau goodwill, kepercayaan reputasi (Credit worthiness) dan barang-barang
lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
4. Dengan merangkum seluruh kombinasi dan bentuk kontribusi masing-masing
pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat
fleksibel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Ketentuan umum pembiayaan musyarakah sebagai berikut:
1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan
dikelola bersama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan
kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek, tetapi pemilik modal
tidak diperkenankan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menggabungkan harta proyek dengan harta pribadi.
b. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik
modal lainnya.
c. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan pihak
lain.
d. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila menarik diri
dari perserikatan, meninggal dunia atau menjadi tidak cakap hukum.
2. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus
diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai porsi kesepakatan, sedangkan
kerugian dibagi sesuai dengan porsi kotribusi modal.
3. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek
selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
disepakati.
Sebagaimana diketahui, pembiayaan musyarakah adalah suatu teknik
pembiayaan di bank syariah diantara dua atau lebih pemilik dana, secara
bersama-sama membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh pelaksana.
Pelaksana dapat berasal dari salah satu pemilik dana, dapat juga orang lain yang
bukan pemilik dana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Menurut imam Hanafi hanya ada dua rukun dan syarat musyarakah yaitu
ijab dan qabul. Tetapi para ulama dan praktisi perbankan menjabarkan lagi rukun
musyarakah menjadi:
1. Ucapan (sigot), penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul).
2. Pihak yang berkontrak.
3. Obyek kesepakatan: modal dan kerja.
Sedangkan syarat pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut:
1. Baik pemilik modal maupun pengelola keduannya cakap hukum.
2. Modal harus tunai, dalam jumlah yang dapat dihitung/terukur.
3. Porsi pembagian keuntungan disepakati bersama.
4. Jenis usaha fisik yang dilakukan dalam syirkah ini harus dapat diwakilkan
kepada orang lain. Hal ini penting karena dalam kenyataan, sering kali satu
partner mewakili perusahaan untuk melakukan persetujuan/transaksi dengan
perusahaan lain. Jika syarat ini tidak ada dalam jenis usaha, maka akan sulit
menjalankan perusahaan dengan leluasa.
5. Keuntungan yang didapat nanti dari hasil usaha diketahui dengan jelas.
Masing-masing partner harus mengetahui saham dan keuntungannya seperti
15 % atau 34 % dan seterusnya.
Selanjutnya para ahli fikih dan perbankan menjabarkan rukun dan syarat
dalam bermusyarakah dapat dijabarkan seperti:
1. Ucapan (sigot)
Tidak ada bentuk khusus dari kontrak musyarakah. Ia dapat berbentuk
pengucapan yang menunjukkan tujuan. Berakad dianggap sah jika diucapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
secara verbal atau tertulis. Kontrak musyarakah dicatat dalam tulisan dan
disaksikan.
2. Pihak yang berkontrak
Disyaratkan bahwa mitra harus kompeten dalam memberikan atau diberikan
kekuasaan perwakilan, karena dalam musyarakah mitra kerja juga berarti
mewakilkan harta untuk diusahakan sama halnya dengan mudharabah.
3. Obyek kontrak (dana dan kerja)
a. Dana
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang
nilainya sama.
2) Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang,
properti, perlengkapan dan sebagainya. Dapat juga dalam bentuk hak
yang tidak terlihat, seperti lisensi, hak paten dan sebagainya. Dana
yang disediakan oleh para pihak itu harus dicampur supaya tidak ada
keistemewaan diberikan kepada bagian salah satu dari mereka.
b. Kerja
Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah sebuah hukum
dasar dan tidak dibolehkan bagi salah satu dari mereka untuk
mencatumkan ketidakikutsertaan dari mitra lainnya. Tetapi kesamaan
kerja bukanlah merupakan syarat. Dibolehkan seorang mitra
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia
boleh mensyaratkan bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Untuk mempermudah memahami skema dan proses pemberian
pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3 dibawah
ini.
Gambar 2.2: Skema Al-MusyarakahSumber: Muhammad, 1992:65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
NASABAH ACCOUNT OFFICER KOMITE UNIT SUPPORT
SPM
SPESIFIKASIPROYEK
SETUJULENGKAPIDOKUMEN
(SPRM)
TTUON
DATAPERUSAHAAN
PROYEKDILAKSANAKAN
ANALISANASABAHPROYEK
SPRM
ACCOUNTOFFICER
PERSETUJUAN JUMLAHNISBAH & J.WAKTU
ANALISA YURIDISNASABAH PROYEK
AKADMUSYARAKAH &
PENGIKATANJAMINAN
SETUJUREALISASI
PEMBAYARAN
PEMBAYARANBAGI HASIL
PEMBAYARANPOKOK
MONITORING
YES
1
6
8
10
12
11
5
2
4
3
7
9
13
14
Gambar 2.3: Flowchart MusyarakahSumber: Taswani, 2006:169
Keterangan:
1. Nasabah ke bank dengan membawa Surat permohonan Musyarakah (SPM).
Dalam surat ini nasabah menjelaskan kebutuhan dana sebagai modal kerja untuk
suatu proyek tertentu. Nasabah menjelaskan tentang proyek yang dikerjakan,
pihak-pihak yang terlibat, dan tujuan proyek. Juga pihak yang akan
memanfaatkan proyek, pengalaman nasabah dalam melaksankan proyek sejenis
atau pengalaman nasabah dalam proyek lain. Keuntungan yang dapat diraih dari
proyek ini, dan sumber dana untuk mengembalikan modal tersebut kepada bank.
Selain Surat Permohonan Pembiayaan Musyarakah, nasabah juga menyertakan
data-data perusahaan dan spesifikasi proyek. Data perusahaan mencakup neraca,
laporan laba/rugi tiga tahun terakhir, riwayat perusahaan, data-data manajemen
dan data lainnya yang diminta dan sesuai dengan kebijakan bank. Spesifikasi
proyek harus dilengkapi dengan cash flow, asumsi pendapatan, biaya, laba/rugi,
termasuk kendala dan halangan yang mungkin akan dihadapi dalam pengelolaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
proyek. Keseluruhan proposal ini harus dapat menggambarkan kegiatan proyek
secara lengkap dan akurat.
2. Account Officer/Marketing akan menganalisa kelayakan bisnis nasabah, histori
usaha nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif serta kelayakan
proyek/usaha yang akan dikerjakan oleh nasabah.
3. Selanjutnya bagian administrasi pembiayaan akan menganalisis nasabah dari segi
yuridis maupun kelengkapan/perijinan dan keabsahan proyek, juga kelengkapan
dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum dan bank checking atas nasabah.
Hasil pemeriksaan (checking) bagian administrasi pembiayaan disampingkam
dengan account officer/marketing bersamaan dengan analisa kualitatif dan
kuantitatif.
4. Kemudian account officer akan melakukan presentasi proyek tersebut pada
Komite Pembiayaan untuk memperoleh persetujuan. Bila proyek nasabah
dianggap tidak layak dan tidak memenuhi kriteria untuk dibiayai, maka seluruh
dokumen harus dikembalikan pada nasabah, dan account officer menyampaikan
penolakan proyek tersebut kepada nasabah. Bila permintaan nasabah dianggap
layak dan memenuhi kriteria, komite akan memberikan persetujuan yang
khususnya menyangkut aspek:
a) Jumlah modal nasabah.
b) Jumlah modal bank.
c) Jangka waktu kerja sama musyarakah.
d) Nisbah bagi hasil dari keuntungan atau pendapatan proyek.
e) Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Bila diperlukan bank juga dapat meminta bantuan pihak ketiga atau
menempatkan pegawai bank dalam proyek untuk mengawasi perkembangan
proyek. Dalam pembiayaan musyarakah, masalah jaminan tidak menjadi prioritas
utama, namun pengelolaan proyek yang menjadi tolak ukur keberhasilan proyek.
5. Berdasarkan persetujuan komite, account officer akan mengirimkan Surat
Persetujuan Musyarakah (SPM) kepada nasabah. Selain itu bank meminta
kelengkapan dokumen lainnya bila masih dibutuhkan. Isi Surat persetujuan
Musyarakah adalah menyetujui pemberian fasilitas musyarakah pada nasabah
dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh komite.
6. Setelah menerima surat persetujuan musyarakah dari bank, nasabah dapat
menyetujui atau tidak menyetujui persyaratan-persyaratan ataupun nisbah bagi
hasil yang diajukan oleh bank. Bila nasabah setuju maka nasabah akan
mempersiapkan kelengkapan dokumen untuk Akad Musyarakah.
7. Bagian administrasi pembiayaan khususnya sub unit hukum mempersiapkan
Akad Musyarkah yaitu perjanjian bagi hasil antara nasabah dengan bank dengan
memperhatikan kelengkapan dokumen dan rincian spesifikasi proyek yang akan
dibuat, serta segala ketentuan yang telah disepakati antara nasabah dan bank.
8. Setelah akad musyarakah ditandatangani nasabah diminta untuk mengeluarkan
Surat Permohonan realisasi Musyarakah (SPRM). Isi SPRM adalah meminta
pencairan dan untuk dimulainya pelaksanaan proyek.
9. Bagian administrasi pembiayaan memberikan informasi bahwa akad musyarakah
telah terlaksana, dan account officer dapat menyetujui dilaksanakannya pencairan
dana kepada nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
10. Setelah menerima dana dari pihak bank nasabah akan menyerahkan Tanda
Terima Uang Oleh Nasabah (TTUON) kepada bank.
11. Selama proyek berjalan account officer diwajibkan untuk turut terlibat,
monitoring perkembangan proyek dan pendapatan serta biaya yang dikeluarkan.
12. Setelah proyek berjalan nasabah melakukan pembayaran bagi hasil kepada bank
sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama.
13. Pembayaran pokok/pengembalian pokok dilakukan di akhir periode selesainya
jangka waktu musyarakah. Secara prinsip syariah selama jangka waktu
musyarakah yang dibagikan pemilik modal adalah bagi hasil yang dihitung dari
pendapatan atau laba, dan pengembalian pokok dilakukan pada akhir periode
jangka waktu musyarakah. Namun dalam aplikasinya, untuk menjaga terjadinya
slide streaming dan melihat cash flow nasabah cukup/mampu untuk
mengembalikan modal, maka pembayaran pokok dapat diangsur dan disimpan
dalam escrow account (tidak diambil oleh bank sampai jangka waktu
musyarakah selesai).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus, yaitu analisis
dengan cara membandingkan antara sistem pemberian kredit (pembiayaan)
musyarakah Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta dan
modal kerja Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2008.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan
Yogyakarta dan PT. Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Yogyakarta.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan
Yogyakarta dan PT. Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah data tentang prosedur/tata cara pengambilan kredit
(pembiayaan) PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
dan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Yogyakarta.
D. Jenis data
1. Data umum
a. Sejarah berdirinya perusahaan.
b. Struktur organisasi perusahaan.
c. Produk perusahaan.
d. Prosedur pengajuan kredit.
e. Analisa kelayakan kredit modal kerja dan musyarakah.
f. Data perhitungan bunga atau bagi hasil.
2. Data khusus
Data khusus yang diambil yaitu form keterangan permohonan kredit atau
pembiayaan, daftar cheklist kelengkapan dokumen pinjaman, bagan alir sistem
pemberian kredit atau pembiayaan, surat perjanjian atau akad persetujuan
kredit atau pembiayaan dan laporan keuangan debitur.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang
obyektif yang sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan metode:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1. Penelitian lapangan
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang akad
kredit modal kerja dan musyarakah sesuai dengan kondisi di lapangan agar
lebih obyektif.
2. Metode wawancara
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung tentang
gambaran umum perusahaan, sistem pemberian kreditnya, dan perhitungan
bunga atau bagi hasilnya.
3. Dokumentasi kredit modal kerja dan musyarakah.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah pertama menggunakan teknik analisis
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan prosedur dan menganalisis kelayakan kredit modal kerja dan
pembiayaan musyarakah.
2. Membandingkan kedua prosedur dan kelayakan kredit dilihat dari aspek
keuangan.
3. Menemukan perbedaan pada kedua bank.
Untuk menjawab rumusan masalah kedua menggunakan teknik analisis
sebagai berikut:
1. Mensimulasikan perhitungan pengambilan kredit baik di bank syariah ataupun
bank konvensional, beserta perhitungan bunga dan jumlah angsuran yang
harus dibayarkan debitur kepada pihak bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Menganalisis hasil perhitungan kredit kedua bank tersebut dengan berbagai
macam asumsi yang berbeda antara pokok pinjaman yang akan dikembalikan
kepada pihak bank oleh nasabah dan keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan.
3. Menemukan perbedaan pada kedua bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK
1. Latar Belakang Pendirian Usaha
Sejarah singkat Bank Rakyat Indonesia dimulai ketika pada tanggal 16
Desember 1885 Raden Wiriadmadja dan kawan-kawan mendirikan De
Poerwokertosche Hulp en Sparrbank der Islandsche Hoofdn (Bank Priyayi
Purwokerto). Tujuan semula didirikannya bank ini adalah untuk menolong
memberikan pinjaman kepada para pegawai pemerintah (priyayi) yang menjadi
korban riba. Karena dirasakan manfaatnya, maka di beberapa daerah
bermunculan bank-bank serupa namun satu sama lain berdiri sendiri.
Selanjutnya tahun 1896 W. P. D. De Wolff Van Westterrode, asisten
Purwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama Al Schiff mendirikan
Poerwokerto Hulp Spaar en Landbouw Credietbank (Bank Bantuan Simpanan
dan Kredit Usaha Tani Purwokerto) yang lebih dikenal sebagai Volksbank atau
Bank Rakyat yang daerah kerjanya di wilayah administrasi kabupaten atau
Afdeling, sehingga kemudian juga dinamakan Afdeling Bank.
Volksbank kemudian mengalami kesulitan, sehingga pemerintah Hindia
Belanda mendirikan Dinas Pendidikan Rakyat pada tahun 1904, yang berguna
untuk membantu Volksbank secara materiil maupun inmateriil dengan tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
modal bimbingan, pembinaan dan pengawasannya sehingga perkreditan rakyat
yang dimulai pada tahun 1908.
Pada tanggal 16 Maret 1959, muncul Surat Keputusan Menteri
Kemakmuran RIS, direksi BRI dari Negara Bagian RI 1945 dipindahkan dari
Yogyakarta ke Jakarta untuk menjadi direksi BARRIS, tetapi SK tersebut
mendapat protes dari para federalis sebab kantor besar BARRIS belum
merupakan realita, sehingga Menteri Kemakmuran RIS meralatnya dengan
menamakan direksi baru dengan nama direksi AVB BRI.
Pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara RIS dengan UUDS 1950 Negara
RI menjadi Negara kesatuan akan tetapi AVB baru dibubarkan pada tanggal 29
Agustus 1951 atas dasar UU No. 12 tahun 1951 yang menjadikan BRI menjadi
Bank Negara.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden untuk kembali kepada UUD
1945, maka dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPU) No. 41 tahun
1960, tanggal 26 Oktober 1960 Lembaga Negara No. 128 tahun 1960 dibentuk
Bank Koperasi Tani dan Nelayan disingkat BKTN, di mana harus berturut-turut
dilebur dan diintegrasikan:
a. BRI berdasarkan PERPU No. 42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960.
b. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU No. 43 tanggal 26 Oktober 1960.
c. Nederlansche Handel Muj ( NHM ) setelah dinasionalisasikan berdasarkan PP
No. 44 tahun 1960 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.
261/BUM 11 tanggal 30 November 1960 diserahkan pada Bank Koperasi Tani
dan Nelayan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pelaksanaan integritas ketiga bank pemerintah ini belum terlaksana, Bank
Umum dan Bank Tabungan sudah dijadikan satu dengan Bank Indonesia. Pada
waktu itu kebijakan pemerintah mengarah kepada terciptanya bank tunggal.
BKTN turut diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
Nelayan (BIUKTN) berdasarkan PANPRES No. 9 tahun 1965 dan Surat Menteri
Bank Central tahun 1965 dan No. 47 tahun 1965.
Sebulan kemudian dikeluarkan Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pendirian bank tunggal, dimana BIUKTN eks BRI dan BTN berganti nama
menjadi Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural, sedangkan BIUKTN eks
NHM diintegrasikan dengan nama BRI kembali digunakan sejak tahun 1968
berdasarkan UU No. 21 tahun 1968 dan sejak tahun 1992 berdasarkan PP No. 2
terjadi perubahan status menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Pada tanggal 2 Desember 1982, berdasarkan SK Direksi BRI Keputusan:
S.67-DIR/12/1982, dijadikan hari jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16
Desember 1895.
2. Visi Bank Rakyat Indonesia
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
3. Misi Bank Rakyat Indonesia
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dengan melaksanakan praktik good corporate governance.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan bagan yang mengatur dan
mengarahkan karyawan-karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
serta tanggung jawabnya dalam perusahaan.
Adapun struktur organisasi BRI Yogyakarta Cik Di Tiro berpedoman
pada BRI pusat baik kantor cabang maupun unit desa, dapat dilihat pada gambar
4.1 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Kanca BRI Cik Di Tiro YogyakartaSumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
5. Produk Bank Rakyat Indonesia
a. Simpanan, terdiri dari:
1) Tabungan (Britama, Haji, dan Simpedes)
2) Deposito
3) Giro
b. Pinjaman
1) Komersial, terdiri dari kredit modal kerja dan investasi
2) Konsumtif, terdiri dari kredit pegawai, pensiun, konsumen, dan multi
guna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
1. Latar Belakang Pendirian Usaha
Bank BRI Syariah adalah unit usaha BRI yang bergerak secara khusus
melayani nasabah dengan prinsip syariah atau Islamic Principle dalam transaksi
keuangan dan perbankan. Bank BRI Syariah Yogyakarta ada dua buah yaitu
Kantor Cabang Syariah Yogyakarta yang beralamat di jalan KHA Dahlan No. 89
Yogyakarta dan Kantor Cabang Pembantu Syariah Sleman yang beralamatkan di
jalan Bhayangkara No. 18 Sleman.
Bank Rakyat Indonesia yang memiliki jaringan sampai ke pelosok desa
ini ikut mengambil bagian untuk meluncurkan unit usaha secara syariah. Pada
tahun 2001 BRI melahirkan Bank Syariah yaitu dengan nama BRI Syariah, dan
pada bulan april 2002 resmi membuka cabang syariah UUS BRI Syariah yakin
akan dapat menyapa semua lapisan masyarakat lewat saudara tuanya. Pada tahun
2002 BRI Syariah baru memiliki dua cabang yaitu Jakarta Selatan dan Serang
Banten. Dalam kurun waktu yang singkat, pada tahun 2003 BRI Syariah hadir
dibeberapa kota di Indonesia diantaranya: Bandung, Cirebon, Yogyakarta,
Semarang, Surabaya dan Malang. Rencananya setiap tahun akan ada beberapa
cabang yang akan dibuka dan targetnya sampai tahun 2006 UUS BRI Syariah
memiliki 30 cabang. Tidak hanya sebatas membuka cabang UUS BRI Syariah
serta akan mengikuti jalur BRI konvensional, yaitu membuka kantor cabang
pembantu serta unit kerja dibawahnya.
Keluasan jaringan mempengaruhi kebijakan ekspansi, UU Syariah
kemungkinan akan menempuh kebijakan emotional market untuk merangkul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
nasabah. Kebijakan ini akan menyentuh lapisan masyarakat menengah ke bawah,
terutama yang belum atau relatif sedikit berhubungan dengan dunia perbankan
(Unbank and Underbank). Kelompok masyarakat seperti ini relatif tidak
memahami sistem syariah, namun UU BRI Syariah juga meluncurkan program
penggalangan dana pihak ketiga. Hingga Desember 2002 UU BRI Syariah
meraup dana pihak ketiga sebesar 3,7 milyar dari dua cabang di Jakarta dan
Serang Banten, dan itu diperoleh dari tiga produk simpanan yang relatif telah
dikenal masyarakat muslim Jakarta dan Serang, yakni:
a. Giro Wadiah
b. Tabungan Mudharabah, dan
c. Deposito Mudharabah.
Ketiga produk ini bukan yang pertama dan terakhir namun UUS BRI
Syariah ini masih akan meluncurkan produk bagi yang menawarkan fasilitas
baru.
2. Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
3. Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
professional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak yang
berkepentingan.
4. Sasaran Jangka Panjang BRI Syariah
a. Menjadi bank sehat dan salah satu dari lima bank terbesar dalam asset
dan keuntungan.
b. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan usaha mikro,
kecil dan menengah.
c. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan agribisnis.
d. Menjadi bank yang melaksankan good coorperate secara konsisten.
e. Menjadi salah satu bank go public terbaik.
f. Menjadikan budaya kerja BRI sebagai sikap dan perilaku semua insan
BRI.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan bagan yang mengatur dan
mengarahkan karyawan-karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
serta tanggung jawabnya dalam perusahaan.
Adapun struktur organisasi BRI Syariah Ahmad DahlanYogyakarta
berpedoman pada BRI pusat baik kantor cabang maupun unit desa, dapat dilihat
pada gambar 4.2 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.2: Struktur Organisasi Kanca BRI Syariah Ahmad Dahlan YogyakartaSumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
6. Produk Pembiayaan BRI Syariah
Mencuatnya pembiayaan infrastruktur syariah memunculkan harapan
kebangkitan ekonomi syariah secara masyarakat.
Berikut ini cuplikan pembiayaan berbasis syariah yang dinilai cocok
untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, diantaranya:
a. Murabahah
Pada awal penerapannya, akad murabahah hanya digunakan oleh
perbankan syariah untuk produk-produk pembiayaan yang bersifat jual
beli. Namun pada perkembangan berikutnya, dikombinasikan dengan
akad lain seperti wakalah, akad murabahah yang dikembangkan untuk
pembiayaan renovasi dan pembangunan rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Istishna
Penerapan akad istishna pada produk pembiayaan saat ini tidak lagi
berdiri sendiri namun digabungkan dengan akad lain seperti ijarah,
murabahah, dan wakalah. Dahulu istishna banyak diterapkan pada usaha
perkebunan, kini akad istishna digunakan untuk pembiayaan konstruksi
terutama perumahan.
c. Kafalah
Sebelumnya penerapan kafalah terbatas pada Letter of Guarantee (L/G)
dan Letter of Credit (L/C) saja. Dengan adanya inovasi produk maka
kafalah pun kini diterapkan pada produk charge card. Produk charge
card (dikenal dengan nama syariah charge card) adalah produk
pembiayaan konsumen berdasarkan prinsip syariah. Produk ini
merupakan terobosan baru dalam pengembangan produk karena produk
perbankan syariah kini sudah tidak lagi berupa pembiayaan yang
pencairan dilakukan dimuka atau bertahap, dan berdasarkan proyek, tetapi
juga besifat contigent dan ditemukan oleh nasabah (Customer Lead).
d. Wakalah
Sebelum akad ini banyak diterapkan dalam produk jasa, seperti transfer
dan inkaso. Saat ini akad wakalah digabung dengan akad murabahah
untuk pembiayaan perumahan dan renovasi. Selain itu wakalah juga
digunakan untuk e-wallet yaitu kartu yang mewakili uang tunai dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran di sejumlah merchant.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Pengajuan Kredit Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang
Yogyakarta
Bank Rakyat Indonesia dalam memberikan kredit kepada debitur atau
nasabahnya dengan mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap
proposal kredit yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut diharapkan
kredit yang diberikan adalah kredit dengan kualitas bagus.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh nasabah atau debitur yang ingin
mengambil kredit di BRI Cik Di Tiro, adalah sebagai berikut:
1. Nasabah atau debitur baru mengajukan surat permohonan kredit, yaitu surat
permohonan kredit yang ditulis tangan atau dalam bentuk ketikan yang
kemudian ditandatangani oleh debitur tersebut.
2. Hal tersebut dapat juga disamakan dengan proposal pengajuan kredit, hal ini
sebagai bukti kalau nasabah atau debitur yang meminta kredit sehingga
terdapat kekuatan hukum.
3. Permintaan pengajuan kredit dapat juga melalui via telepon, dimana surat
permohonan keterangan pinjaman atau kredit juga sudah disediakan oleh
pihak bank, nasabah tinggal mengisinya saja.
4. Setelah surat permohonan kredit dibuat, kemudian diserahkan ke pihak bank
melalui sekretaris, di bagian sekretaris akan diproses surat masuk tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sebelum diteruskan ke manajer pemasaran kemudian dari manajer pemasaran
akan dilimpahkan ke administrasi kredit (ADK) disinilah akan terjadi
prescreening, yaitu penyaringan awal permohonan kredit yang terdiri dari:
a) Apakah sesuai dengan pasar sasaran yang ditetapkan di Jakarta?
b) Apakah sesuai dengan kriteria risiko yang dapat diterima?
c) Tidak termasuk daftar hitam Bank Indonesia.
d) Tidak termasuk kredit macet BRI dan BI.
e) Tidak termasuk kredit yang dilarang, seperti senjata, narkoba, miras, dan
lainnya.
5. Dari ADK kemudian akan keluar surat atau form rekomendasi, jika salah satu
tidak terpenuhi maka akan diterbitkan surat penolakan oleh sekretaris yang
nantinya akan dikirim ke debitur tersebut. Tetapi jika diterima, dari ADK
akan diteruskan ke Pejabat Kredit Lini, Accounting Officer dan Pemrakarsa
kemudian ke Pemutus lalu ke Pinca. Jika sampai Pinca diterima maka akan
dikeluarkan surat penerimaan kredit dan Offering Letter. Jika nasabah
menyetujui penawaran kredit/offering letter yang ditawarkan bank, maka
dibuat perjanjian kredit antara nasabah dan Pinca disaksikan oleh notaris,
kemudian pihak nasabah dapat mencairkan kreditnya. Setelah perjanjian
tersebut ditandatangani dan nasabah telah memiliki IPK (Instruksi Pencairan
Kredit).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Untuk lebih jelasnya proses pengajuan kredit dapat dilihat pada gambar
5.1 sampai dengan gambar 5.8 dibawah ini:
Mulai
Pengambilanform
permohonankredit
Pengisian &pengembalian
formpermohonan
kredit
1
Suratpermohonan
kredit
Nasabah Sekretaris
Suratpermohonan
kredit
Surat jaminan
Laporankeuangan
1
Surat jaminan
Laporankeuangan
Penomoransurat
Suratpermohonan
kredit
Surat jaminan
2
Laporankeuangan
Gambar 5.1: Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2
Administrasi Kredit
Prescreening
Suratpermohonan
kredit
Surat Jaminan
Laporankeuangan
Keputusanrekomendasi
Membuatsurat
rekomendasipenolakan
Membuat suratrekomendasi
penerusanproses
Ditolak
Diterima
4Surat
permohonankredit
SuratJaminan
Laporankeuangan
3
Gambar 5.2: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sekretaris
3
Suratpermohonan
kredit
Surat Jaminan
Laporan keuangan
Membuatsurat
rekomendasipenerusan
proses
Surat rekomendasipenerusan proses
5
4
Surat permohonankredit
Surat jaminan
Laporan keuangan
Membuatsurat
rekomendasipenolakan
Surat penolakan
N
Dikirim ke nasabah
Gambar 5.3: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 5.4: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pimpinan Cabang
Suratpermohonan
kredit
Surat jaminan
Laporankeuangan
Suratrekomendasi
penerusanproses
8
Membuatkeputusan
Suratpenolakan
Membuatsurat
penerimaankredit
Suratpermohonan
kredit
Surat jaminan
Laporankeuangan
Suratrekomendasi
penerusanproses
10
Ditolak
Diterima
Sekretaris
9 10
Suratpermohonan
kredit
Surat jaminan
Laporankeuangan
Membuatsurat
penerimaankredit &
offering letter
Suratpermohonan
kredit
Surat jaminan
Laporankeuangan
Suratpermohonan
kredit
Laporankeuangan
Surat jaminan
Offering letter
9
N
Suratpenerimaan
kredit
11
Suratpenolakan
N
Suratpermohonan
kredit
Laporankeuangan
Surat jaminan
Surat penolakan
N
Dikirim kenasabah
Gambar 5.5: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Nasabah
11
Offering Letter
SuratPenerimaan
Kredit
1
Memepertimbangkanpenawaran kredit
Penandatangananperjanjian
InstruksiPencairan Kredit
Kartu Angsuran
Slip Angsuran
Ditolak
DiterimaKredit Gagal
Teller
12
InstruksiPencairan Kredit
NMembuat
bukuTabungan
Tabungan
14
N
12
13
Gambar 5.6: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 5.7: Lanjutan Prosedur Pengajuan KreditSumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 5.8: Bagan Proses Kredit Putusan MP/Pinca Prakarsa kancaSumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
Keterangan:MP: Manajer PemasaranADK KC: Administrasi Kredit Kantor CabangPINCA: Pimpinan CabangMAK: Memorandum Pengajuan Ktedit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
B. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Bank Rakyat Indonesia Syariah dalam memberikan pembiayaan kepada
debitur atau nasabahnya juga mengembangkan suatu proses seleksi yang sama
dengan Bank Rakyat Indonesia Konvensional untuk menyaring setiap proposal
pembiayaan yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut Bank Rakyat
Indonesia Syariah mengharapkan pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan
dengan kualitas bagus. Langkah-langkah pengajuan pembiayaan musyarakah di
BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta, adalah sebagai berikut:
1. Nasabah datang ke bank, menemui customer service atau UPN, menanyakan
mengenai pengajuan pembiayaan, setelah itu mengambil form pengajuan
pembiayaan.
2. Setelah mengambil form pengajuan pembiayaan kemudian diisi dengan
lengkap dan form tersebut dikembalikan kepada bank melalui customer
service.
3. Customer service menyerahkan form tersebut kepada bagian administrasi
pembiayaan (ADP), di bagian ini surat diagendakan kemudian ditentukan
account officernya.
4. Setelah ditangani oleh account officer, account officer mengecek SID (Sistem
Informasi Debitur) di Bank Indonesia. Apakah debitur ini termasuk daftar
hitam yang tercantum di Bank Indonesia atau tidak, dan termasuk debitur
yang pembiayaannya macet atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5. Selain itu account officer juga menganalisis debitur dengan 5 C yang
sekarang 6 C, kemudian hasil analisis dituangkan dalam MAP (Memorandum
Analisis Pembiayaan) kemudian diajukan ke Pinca.
6. Jika oleh Pinca pengajauan pembiayaan tersebut disetujui maka oleh Pinca
dikembalikan ke bagian administrasi pembiayaan untuk diproses lebih lanjut.
7. Bagian administrasi pembiayaan kemudian melakukan perhitungan biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh nasabah dalam pengajuan pembiayaan ini,
seperti: biaya notaris, asuransi, dan administrasi dan ADP juga menyiapkan
akad pembiayaan dengan bantuan notaris dan membuat pengikatan agunan.
Setelah semua berkas-berkas siap, bagian administrasi pembiayaan
menghubungi nasabah dengan mengirimkan Offering Letter dan surat
persetujuan pembiayaan. Jika nasabah menyetujui penawaran yang
ditawarkan pihak bank maka akan dilakukan kesepakatan.
8. Setelah akad antara kedua belah pihak tercapai, nasabah harus membuat
tabungan di BRI Syariah untuk menampung pembiayaannya, dan
memudahkan nasabah dalam mencairkan pembiayaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Prosedur pengajuan pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada gambar
5.9 sampai dengan gambar 5.15 dibawah ini:
Gambar 5.9: Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
Keterangan:
FPP: Formulir Permohonan Pembiayaan
FEPP: Formulir Evaluasi Permohonan Pembiayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
UPN
3
FPP
FEPP
Membuatsurat
rekomendasi
Surat rekomendasi
FPP
FEPP
4
Gambar 5.10: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Account Officer
4
FPP
FEPP
Surat rekomendasi
FPP
Surat penolakan
Menelitikebutuhan
pembiayaan& persyaratan
Membuatsurat
penolakan
Membuatsurat
rekomendasi
FPP
FEPP
5
6
6
FEPP
Membuatsurat
penolakan
FEPP
FPP
UPN
5
FPP
FEPP
Membuatsurat
rekomendasi
FPP
FEPP
Suratrekomendasi
7
Ditolak
Diterima
Dikirim kenasabah
N
N
Gambar 5.11: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 5.12: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Nasabah
10
OfferingLetter
SuratPenerimaanPembiayaant
1
Memepertimbangkanpenawaranpembiayaan
Penandatangananperjanjian
InstruksiPencairan
Pembiayaan
Kartu Angsuran
Slip Angsuran
Ditolak
Diterima
PembiayaanGagal
Teller
12
InstruksiPencairan
Pembiayaan
NMembuatTabungan
Tabungan
13
12
11
Gambar 5.13: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 5.14: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 5.15: Prosedur Pengajuan Pembiayaan MusyarakahSumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
Keterangan:
UPN: Unit Pelayanan Nasabah
ADP: Administrasi Pembiayaan
Pinca: Pimpinan Cabang
AO: Account Officer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
C. Analisis Kebutuhan Kredit Modal Kerja di BRI Cik Di Tiro
Secara umum jenis kredit yang diberikan kepada debitur dibedakan
menjadi kredit Modal Kerja (KMK) yaitu kredit yang penggunaannya untuk
membiayai asset lancar (aktiva lancar), dan Kredit Investasi (KI) yaitu kredit
yang penggunaannya untuk membiayai asset tetap (aktiva tetap). Perhitungan
kebutuhan kredit dari pemohon dapat dianalisis sesuai dengan masing-masing
jenis kreditnya.
Perlu ditegaskan bahwa ketersediaan laporan keuangan untuk proses
analisis kredit komersial bersifat mutlak, karena digunakan untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu kredit untuk diberikan oleh pihak bank kepada
debiturnya. Bahkan Bank Indonesia telah mengatur secara tegas, sesuai Surat
Bank Indonesia No.6/169/DPNP/IDPnP tanggal 16 April 2004, Surat Keputusan
Direksi BI No.31/147/KEP/DIR tanggal 12 Maret 1998 dan SK Direksi BI
No.27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995.
Untuk menghitung kebutuhan kredit modal kerja perlu diketahui antara
lain hal-hal sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penjualan, dengan memproyeksi penjualan berdasarkan
penjualan periode sebelumnya.
2. Days of Receivable (DOR), dengan rumus piutang dagang dibagi penjualan
dikalikan hari.
3. Days of Inventory (DOI), dengan rumus persediaan dibagi harga pokok
penjualan dikalikan hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4. Days of Payable (DOP), dengan rumus hutang dagang dibagi harga pokok
penjualan dikalikan hari.
5. Kas yang tersedia pada periode sebelumnya dan kebutuhan kas minimum.
Sampai saat ini penggunaan rumus untuk menghitung kebutuhan kredit
(formula lending) untuk kredit ritel komersial selalu menggunakan pendekatan
formula growth (rumus pertumbuhan) seperti: WTCO, NTA, Spreadsheeet, dan
pendekatan lainnya. Sedangkan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
sebagian besar usaha di sektor UKM yang dibiayai dengan kredit ritel komersial,
memiliki perilaku dan ciri khusus dalam menggunakan laba yang diperolehnya
yaitu menggunakan laba untuk membiayai (membeli) aset di luar usaha pokok
(misalnya: membeli tanah/rumah di luar usaha yang dibiayai), sehingga
pertumbuhan volume usaha pokok tersebut tidak signifikan.
Agar pemberian KMK dapat menggunakan pendekatan yang tepat,
terlebih dahulu perlu dipahami pengelompokan UKM berdasarkan parameter
kemampuan menghasilkan free cash flow dan cara membelanjakan
(menggunakan) laba:
1. Free cash flow sebagai first way out
Pembayaran kembali kredit bank harus bersumber dari first way out yaitu free
cash flow (laba besih) + penyusutan/amortisasi - prive/deviden). Dengan
demikian untuk menilai kelayakan usaha dari aspek keuangan (analisis
kemampuan bayar) harus dilihat dari kemampuan calon debitur menghasilkan
laba (analisis income statement). Dengan asumsi variable lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mendukung, apabila cash flow nasabah mendukung maka calon nasabah
tersebut layak diberikan kredit.
2. Penggunaan laba usaha (kebijakan investasi)
Apabila dari variable free cash flow calon debitur dinyatakan layak,
selanjutnya untuk menentukan jenis kredit dan pemilihan pendekatan rumus
perhitungan kredit yang sesuai, ditentukan dari cara calon debitur
menggunakan laba usaha (kebijakan investasi).
a. Jika calon debitur menggunakan laba (free cash flow) untuk investasi
kembali ke usaha pokok (untuk membeli barang dagangan atau membeli
aktiva lainnya), maka dari periode ke periode aset debitur akan tumbuh
secara signifikan (Type-1). Bila peningkatan aset terjadi pada aktiva
lancar maka kredit yang sesuai adalah jenis KMK dan jika peningkatan
aset terjadi pada aktiva tetap maka kredit yang sesuai adalah jenis kredit
investasi.
b. Apabila calon debitur menggunakan free cash flow untuk melakukan
investasi di luar pokok (untuk membeli rumah baru, tanah baru,
membiayai kuliah anak/keluarganya), maka akan berdampak pada tidak
adanya pertumbuhan (volume) usaha pokok secara signifikan (Type-2).
Pendekatan formula lending (rumus kebutuhan kredit), dengan uraian
point 1 dan 2 tersebut diatas, menjadi sangat jelas bahwa evaluasi terhadap
kemampuan membayar dilakukan melalui analisis cash flow yang bersumber dari
laporan laba/rugi (Income Statement), sedangkan penggunaan kredit diketahui
melalui evaluasi net working capital melalui analisis neraca (Balance Sheet).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pendekatan formula lending untuk calon debitur yang memiliki
karakteristik: usaha debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik dan
menggunakan laba (free cash flow) untuk investasi kembali ke usaha pokok yang
dibiayai (aset usaha tumbuh dari periode ke periode secara signifikan dalam
volume maupun nilai nominalnya), yaitu pendekatan dengan rumus WCTO,
NTA, Spreadsheet atau pendekatan growth lainnya (Type-1).
Sedangkan untuk calon debitur yang memiliki karakteristik usaha debitur
menghasilkan laba (free cash flow) baik, tetapi aset usaha dari periode ke periode
tidak tumbuh secara signifikan karena penggunaan laba (free cash flow)
dilakukan untuk membeli aset-aset lain seperti: rumah, tanah, atau kredit lainnya
yang bersifat pribadi, dapat diberikan refinancing KMK dengan pendekatan yang
sesuai (Type-2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Matriks Tipe UKM, sesuai dengan kemampuan menghasilkan laba dan
cara menggunakan laba usaha dapat dilihat pada gambar 5.16 dibawah ini:
Gambar 5.16: Pengelompokan Type UKMSumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
Evaluasi kelayakan kredit secara keseluruhan meliputi analisis risiko
usaha calon debitur (analisis 6 C’s baik secara kualitatif maupun dengan
pendekatan kuantitatif dengan credit risk rating/credit scoring) dan formula
lending untuk menentukan jumlah kredit, dengan menggunakan data input yang
akurat baik data kuantitatif maupun data kualitatif.
Khusus untuk KMK, penentuan apakah kredit diberikan dalam bentuk
Rekening Koran (R/C) atau dalam bentuk plafon menurun, ditentukan oleh dua
variable yaitu: karakteristik bisnis dan tingkat risiko calon debitur.
Apabila kredit diberikan untuk membiayai aktiva lancar (KMK) sektor
perdagangan, yang dicirikan dengan perputaran persediaan dan atau piutang
menjadi kas dan sebaliknya secara terus menerus, jenis KMK yang sesuai adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
bentuk rekening koran (R/C), sedangkan dari pemahaman risiko, apabila tingkat
risiko debitur/usaha tinggi, maka salah satu upaya untuk mengurangi risiko yaitu
dengan jenis kredit dengan bentuk plafon menurun.
Calon debitur penerima KMK berusaha dalam perdagangan, sebagai
pelaku UKM debitur selalu menggunakan laba usahanya untuk membeli
tanah/rumah diluar usaha pokok, sehingga setelah dilakukan evaluasi termasuk
dalam Type-2 (cash flow baik, usahanya tidak tumbuh secara signifikan), maka
kepada debitur tersebut dapat diberikan kredit modal kerja dengan konsep
refinancing dengan pilihan pendekatan yang sesuai. Mengingat usahanya sektor
perdagangan, apabila aspek lain memenuhi, debitur dapat diberikan dalam bentuk
KMK R/C.
Sebaliknya apabila dalam situasi lain debitur/calon debitur termasuk
dalam Type-2, tetapi analisis risiko menunjukkan tingkat resiko cukup tinggi
(misalnya: karena prospek usaha tidak pasti atau posisi usaha dalam posisi
declining), maka direkomendasikan agar diberikan dalam bentuk KMK dengan
plafon menurun.
Beberapa pendekatan yang digunakan untuk menghitung kebutuhan
modal kerja untuk calon debitur/debitur yang memiliki karakteristik usaha
debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik dan menggunakan laba (free cash
flow) untuk investasi kembali ke usaha pokok yang dibiayai (aset usaha tumbuh
dari periode ke periode secara signifikan dalam volume maupun nilai nominal),
antara lain adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
1. Pendekatan Spreadsheet
Delta piutang dagang = xxx
Delta persediaan = xxx +
= xxx
Delta hutang dagang = xxx -
Perubahan modal kerja = xxx
Kas periode lalu-kebutuhan kas minimum = xxx -
Tambahan KMK = xxx
2. Pendekatan WTCO (Working Capital Turn Over)
WCTO x OPE x Proyeksi penjualan = xxx
Periode
Net Working Capital (excl kas minimum) = xxx –
Kebutuhan modal kerja = xxx
Hutang dagang (proyeksi) = xxx –
Kebutuhan kredit modal kerja (KMK) = xxx
3. Pendekatan Net Trading Assets / Base Working Capital Need
Piutang lancar = xxx
Persediaan = xxx +
= xxx
Hutang dagang = xxx
Kewajiban yang masih harus dibayar = xxx –
Net Trading Assets (NTA) / MKD = xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Sedangkan untuk calon debitur/debitur yang memiliki karakteristik usaha
debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik, tetapi aset usaha dari periode ke
periode tidak tumbuh secara signifikan karena penggunaan laba (free cash flow)
dilakukan untuk membeli aset-aset lain seperti: rumah, tanah, atau pembiayaan
lainnya yang bersifat pribadi, maka kepada debitur/calon debitur dapat diberikan
kredit modal kerja dengan konsep refinancing, dengan menggunakan pendekatan
formula lending yang sesuai. Pemberian refinancing KMK tetap harus tunduk
pada kriteria kesehatan struktur permodalan (capital structure) sebagaimana
diatur dalam kebijakan KRD yaitu batasan maksimum DER (Debt to Equity
Ratio).
Refinancing KMK dapat diberikan dalam bentuk dua (2) cara angsuran,
yaitu:
1. Maksimun C/O menurun
Cara ini digunakan untuk memenuhi kriteria:
a. Untuk usaha yang memenuhi kriteria dengan kondisi usaha nasabah sudah
pada tahap maturity/decline, meskipun masih menghasilkan cash flow
dengan baik, dan atau
b. PKL perlu menetapkan pola angsuran (plafon menurun) sebagai bagian
dari mitigasi risiko.
Perhitungan kebutuhan kredit menggunakan pendekatan Repayment
Capacity (RPC) dan jangka waktu kredit maksimal dibatasi 36 (tiga puluh enam)
bulan dengan rumus sebagai berikut:
RPC = Maks 100% (Laba bersih = Penyusutan – Biaya Pribadi/Prive/Deviden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah Kredit = RPC
Keterangan :
RPC: Repayment capacity
R: Suku bunga per
N: Jangka waktu kredit dalam bulan
Penerapan pada kasus Toko Karisma:
Sdr. Didit adalah pemilik toko Karisma yang bergerak dibidang penjualan
barang-barang elektronik. Ybs telah menjadi debitur BRI sejak tahun 2002. Sdr
Didit memperoleh fasilitas K
12 bulan, sebesar Rp100.000.000,00. Bulan Februari 2004 ybs mengajukan
permohonan perpanjangan kredit tersebut ke Kanca BRI Yogyakarta.
Hermansyah sebagai AO pemegang
mengumpulkan data
dianalisis berdasarkan data yang ada, Hermansyah mulai kebingungan karena
untuk jangka waktu 1 tahun kedepan tidak ada pertumbuhan aktiva lancar yang
signifikan yang mencerminkan adanya kebutuhan KMK untuk periode yang akan
datang. Jika pos persediaan barang dagangan dan piutang dagang dicatat apa
adanya sesuai dengan kenyataan, maka perhitungan kebutuhan kreditnya tidak
mencapai Rp100.000.00,00 (sesuai dengan kr
Atas permasalahan tersebut, Hermansyah mengajak diskusi Sutopo selaku
Manajer Pemasaran Kanca BRI Yogyakarta. Sutopo menyarankan penggunaan
RPC
Repayment capacity
Suku bunga per bulan
Jangka waktu kredit dalam bulan
Penerapan pada kasus Toko Karisma:
Sdr. Didit adalah pemilik toko Karisma yang bergerak dibidang penjualan
barang elektronik. Ybs telah menjadi debitur BRI sejak tahun 2002. Sdr
Didit memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan bentuk R/C jangka waktu
12 bulan, sebesar Rp100.000.000,00. Bulan Februari 2004 ybs mengajukan
permohonan perpanjangan kredit tersebut ke Kanca BRI Yogyakarta.
Hermansyah sebagai AO pemegang account kredit Sdr. Didit, mulai
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam analisis kredit. Setelah
dianalisis berdasarkan data yang ada, Hermansyah mulai kebingungan karena
untuk jangka waktu 1 tahun kedepan tidak ada pertumbuhan aktiva lancar yang
yang mencerminkan adanya kebutuhan KMK untuk periode yang akan
datang. Jika pos persediaan barang dagangan dan piutang dagang dicatat apa
adanya sesuai dengan kenyataan, maka perhitungan kebutuhan kreditnya tidak
mencapai Rp100.000.00,00 (sesuai dengan kredit sebelumnya).
Atas permasalahan tersebut, Hermansyah mengajak diskusi Sutopo selaku
Manajer Pemasaran Kanca BRI Yogyakarta. Sutopo menyarankan penggunaan
98
Sdr. Didit adalah pemilik toko Karisma yang bergerak dibidang penjualan
barang elektronik. Ybs telah menjadi debitur BRI sejak tahun 2002. Sdr
redit Modal Kerja dengan bentuk R/C jangka waktu
12 bulan, sebesar Rp100.000.000,00. Bulan Februari 2004 ybs mengajukan
permohonan perpanjangan kredit tersebut ke Kanca BRI Yogyakarta.
kredit Sdr. Didit, mulai
data yang dibutuhkan dalam analisis kredit. Setelah
dianalisis berdasarkan data yang ada, Hermansyah mulai kebingungan karena
untuk jangka waktu 1 tahun kedepan tidak ada pertumbuhan aktiva lancar yang
yang mencerminkan adanya kebutuhan KMK untuk periode yang akan
datang. Jika pos persediaan barang dagangan dan piutang dagang dicatat apa
adanya sesuai dengan kenyataan, maka perhitungan kebutuhan kreditnya tidak
edit sebelumnya).
Atas permasalahan tersebut, Hermansyah mengajak diskusi Sutopo selaku
Manajer Pemasaran Kanca BRI Yogyakarta. Sutopo menyarankan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
formula lending Repayment Capacity untuk menghitung kebutuhan kredit Sdr.
Didit tersebut.
Berikut neraca dan laporan laba-rugi Toko Karisma pada posisi tiga tahun
terakhir, dapat dilihat pada tabel 5.1 dan tabel 5.3 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 5.1: Neraca UD. Karisma Posisi Tiga Tahun TerakhirRp000,00
NO. KETERANGAN 12/31/2001 12/31/2002 12/31/2003
AKTIVA
1 Kas 4,500 4,483 5,535
2 Bank 0 0 0
3 Piutang Usaha/Dagang 45,000 80,000 80,000
4 Persediaan Barang 174,435 309,484 385,336
5 Uang Muka 0 0 0
6 Aktiva Lancar Lainnya 0 0 0
Jumlah Aktiva Lancar 223,935 393,967 470,871
7 Tanah 60,000 60,000 60,000
8 Bangunan 128,000 128,000 128,000
9 Tanah & Bangunan 0 0 0
10 Mesin-mesin 0 0 0
11 Kendaraan 16,500 16,500 16,500
12 Peralatan Pabrik/Kantor 1,750 1,750 1,750
13 Aktiva Tetap Lainnya 8,000 8,000 8,000
14 Penyusutan -2,062 -4,124 -6,186
Jumlah Aktiva Tetap 212,188 210,126 208,064
Aktiva dalam penyelesaian 0 0 0
TOTAL AKTIVA 436,123 604,093 678,935
PASSIVA
1 Hutang Dagang 3,000 4,000 5,000
2 Ht. Jangka Panjang Jth. Tempo 0 0 0
3 Hutang Bank 0 100,000 100,000
4 Hutang Lainnya 0 0 0
Jumlah Hutang Lancar 3,000 104,000 105,000
6 Ht. Jangka Panjang 0 0 0
Jumlah Ht. Jangka Panjang 0 0 0
Total Seluruh Hutang 3,000 104,000 105,000
7 Prive/Penyertaan 0 0 0
8 Modal Disetor 322,401 322,401 322,401
9 Laba Ditahan 50,000 110,722 177,692
10 Laba Tahun Berjalan 60,722 66,970 73,842
Jumlah Modal Sendiri 433,123 500,093 573,935
TOTAL PASSIVA 436,123 604,093 678,935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 5.2: Laporan Laba-Rugi UD Karisma Posisi Tiga Tahun TerakhirRp000,00
NO. KETERANGAN 12/31/2001 12/31/2002 12/31/2003
1 Penjualan Bersih 1,205,000 1,325,500 1,458,050
2 Harga Pokok Penjualan 1,100,000 1,210,000 1,331,000
3 Laba Kotor 105,000 115,500 127,050
4 Biaya Adm. Penjualan Umum 31,500 34,650 38,115
5 Laba Operasional 73,500 80,850 88,935
6 Biaya Bunga 0 0 0
7 Biaya Penyusutan 2,062 2,062 2,062
8 Pendptn Stl B. Bunga & Penyusutan 71,438 78,788 86,873
9 Penghasilan Lainnya 0 0 0
10 Pendapatan Sblm Pajak (EBT) 71,438 78,788 86,873
11 Pajak 10,716 11,818 13,031
12 Laba Bersih 60,722 66,970 73,842Sumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
Dari neraca dan laporan laba/rugi pada tahun 2003 dibawah ini diketahui:
Laba bersih: Rp73.842.000,00
Rp6.154,00 per bulan
Biaya penyusustan: Rp2.062,00
Rp172,00 per bulan
Prive/Deviden: Rp0,00
Jangka waktu: 12 bulan
Suku bunga: 16% per tahun atau 1,33% per bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan kredit dengan menggunakan metode RPC :
RPC = Maks 75%
Pribadi/Prive/Deviden)
= 75% x ( 6.154 + 172
= 4.744
Jumlah Kredit = RPC
= 4,744
= 4,744
= 4.744 x 28,4475
= 134.955
Jumlah kredit sebesar Rp134.955,00 dibulatkan
Rp100.000.000,00, maka permohonan kredit yang diajukan Didit, masih dapat
dipertimbangkan karena berdasarkan perhitungan kredit yang dapat dipinjamkan
bank sebesar Rp134.955.000,00 tetapi Didit hanya meminjam Rp100.000.000,00.
Perhitungan kredit dengan menggunakan metode RPC :
= Maks 75% x (Laba Bersih + Penyusutan
Pribadi/Prive/Deviden)
= 75% x ( 6.154 + 172 – 0)
= 4.744
RPC
4,744
4,744
= 4.744 x 28,4475
= 134.955
Jumlah kredit sebesar Rp134.955,00 dibulatkan
Rp100.000.000,00, maka permohonan kredit yang diajukan Didit, masih dapat
dipertimbangkan karena berdasarkan perhitungan kredit yang dapat dipinjamkan
bank sebesar Rp134.955.000,00 tetapi Didit hanya meminjam Rp100.000.000,00.
102
Perhitungan kredit dengan menggunakan metode RPC :
x (Laba Bersih + Penyusutan – Biaya
Jumlah kredit sebesar Rp134.955,00 dibulatkan sebesar
Rp100.000.000,00, maka permohonan kredit yang diajukan Didit, masih dapat
dipertimbangkan karena berdasarkan perhitungan kredit yang dapat dipinjamkan
bank sebesar Rp134.955.000,00 tetapi Didit hanya meminjam Rp100.000.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Dalam Tipe dan Struktur Kredit :
a. Peminjam: Didit
b. Bentuk Kredit: Maksimum C/O menurun
c. Tujuan: Refinancing KMK
d. Jangka Waktu: 3 Tahun (36 Bulan)
2. Bentuk Kredit Maksimum C/O tetap (Plafond Tetap)
Digunakan untuk yang memenuhi kriteria:
a. Diberikan kepada jenis usaha perdagangan dengan perputaran stock dan
piutang kontinyu
b. Usaha masih stabil (tidak dalam fase maturity decline)
Besarnya kredit yang dapat diberikan dihitung berdasarkan besarnya
equitas yang tertanam dalam modal kerja, dengan ketentuan sharing dana sendiri
(SDS) debitur minimal 70%, dengan rumus sebagai berikut:
NWC (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) x 30%
Keterangan:
NWC: Net Working Capital
Dalam kasus Toko Karisma sebagaimana tersebut diatas, maka besar
refinancing KMK yang dapat diberikan dihitung sebagai berikut:
Refinancing KMK= NWC (AL – HL) x 30%
= (Rp470.871.000,00 – Rp105.000.000,00) x 30%
= Rp365.871.000,00 x 30%
= Rp109.762.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Dibulatkan = Rp100.000.000,00
Dalam Tipe dan Struktur Kredit :
a. Peminjam: Didit
b. Bentuk Kredit: Maksimum C/O tetap
c. Tujuan: Refinancing KMK
d. Jangka waktu: 1 Tahun (12 Bulan)
Dengan menyadari bahwa dalam praktik telah terjadi penyajian laporan
keuangan debitur bisnis ritel komersial yang bias secara luas, yang disebabkan
oleh sistem (karena tidak ada pilihan) bagi para PKL di lapangan, maka
diharapkan dengan adanya pilihan pendekatan ini dapat dilakukan perbaikan data
keuangan (recasting) secara bertahap, sebagai berikut:
1. Existing Costomer
Untuk debitur lama yang memenuhi kriteria masuk dalam Type-2
pada saat review tahunan (perpanjangan) agar dikaji dengan cermat, apabila
perbedaan antara kondisi riil di lapangan dengan laporan keuangan tidak
terlalu besar dalam pengertian dapat dilakukan recasting, maka analisis
perpanjangan dilakukan dengan laporan keuangan yang telah diperbaiki
sesuai dengan kondisi usaha di lapangan (recasting), untuk selanjutnya
diberikan perpanjangan kredit dengan konsep refinancing, dengan
menggunakan pendekatan formula lending yang sesuai. Sebagai penegasan
bahwa recasting ini tidak boleh dikaitkan dengan menyalahkan PKL lama,
karena kekeliruan yang lama bersifat sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Apabila bias antara laporan keuangan dengan kondisi riil usaha
nasabah dilapangan sangat tinggi, maka harus ditempuh pendekatan persuatif
dengan debitur, dengan sebaik-baiknya dan harus dihindari adanya
miskomunikasi yang menyebabkan hubungan dengan debitur terganggu.
Dalam kondisi demikian, untuk sementara tidak ada target waktu
penyelesaian recasting.
Upaya ini merupakan bagian dari pembenahan data secara nasional
(pembenahan data dari hulu), agar penerapan konsep manajemen risiko
seperti penerapan Credit Risk Rating, dapat memiliki nilai tambah yang
optimal.
2. Debitur Baru
Untuk nasabah baru agar dilakukan pendekatan secara konsisten,
apabila calon debitur termasuk dalam kategori Type-1 maka digunakan
pendekatan formula growth (WTCO, NTA, Spreadsheet dan lainnya). Jika
calon nasabah termasuk dalam kategori Type-2, maka pemberian KMK
menggunakan konsep refinancing, dengan menggunakan pendekatan formula
lending yang sesuai.
Dalam praktik di lapangan, debitur-debitur yang masuk dalm Type-1
terbuka kemungkinan dapat berubah menjadi Type-2 dan sebaliknya. Yang
perlu dipahami dan dipatuhi, bahwa perubahan ini harus didasarkan atas
kondisi usaha riil di lapangan dan bukan karena upaya PKL untuk dapat
memilih pendekatan formula yang lebih disukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kecuali ditentukan lain, besarnya
untuk KMK minimal 30% dari proyeksi kebutuhan modal kerja, denga
rumus:
D. Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja di BRI Syariah Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Analisis kebutuhan pembiayaan modal kerja di BRI Syariah Ahmad
Dahlan menggunakan metode WCTO pada Rumah Sakit. XXX, dapat dilihat
pada tabel 5.4 sampai dengan tab
Kecuali ditentukan lain, besarnya sharing dana sendiri pemohon
untuk KMK minimal 30% dari proyeksi kebutuhan modal kerja, denga
Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja di BRI Syariah Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Analisis kebutuhan pembiayaan modal kerja di BRI Syariah Ahmad
Dahlan menggunakan metode WCTO pada Rumah Sakit. XXX, dapat dilihat
pada tabel 5.4 sampai dengan tabel 5.8 dibawah ini:
106
dana sendiri pemohon
untuk KMK minimal 30% dari proyeksi kebutuhan modal kerja, dengan
Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja di BRI Syariah Ahmad
Analisis kebutuhan pembiayaan modal kerja di BRI Syariah Ahmad
Dahlan menggunakan metode WCTO pada Rumah Sakit. XXX, dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 5.3: Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun TerakhirRp,00
NO. KETERANGAN 31/12/2005 Sharingpos %
31/12/2006 Sharingpos %
TrendPeriode
%
31/12/2007 Sharingpos %
AKTIVA
1 Kas 14,000 0,34 15,250 0,34 108,93 18,963 0,42
2 Bank 12,500 0,30 35,000 0,77 280,00 52,506 1,16
3 Piutang Askes 170,000 4,10 637,720 14,10 375,13 683,247 15,16
4 Persediaan Dagangan 76,000 1,83 74,000 1,64 97,37 73,892 1,64
5 Piutang lain-lain 0 0,00 0 0,00 0,00 6,000 0,13
6 Aktiva Lancar Lain 0 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00
Jumlah Aktiva Lancar 272,500 6,57 761,970 16,85 279,62 834,608 18,52
7 Tanah 1,896,000 45,72 1,896,000 41,93 100,00 1,896,000 42,07
8 Bangunan 2,000,000 48,22 2,000,000 44,23 100,00 2,000,000 44,37
Tanah& Bangunan 3,896,000 93,94 3,896,000 86,16 100,00 3,896,000 86,44
10 Peralatan RS 300,000 7,23 300,000 6,63 100,00 300,000 6,66
11 Kendaraan 30,000 0,72 30,000 0,66 100,00 30,000 0,67
12 Inventaris kantor 25,000 0,60 25,000 0,55 100,00 25,000 0,55
13 Aktiva Tetap lainnya 0 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00
14 (Penyusutan) (376,250) (9,07) (491,250) (10,86) (130,56) (578,474) (12,83)
15 Jumlah Aktiva Tetap 3,874,750 93,43 3,759,750 83,15 97,03 3,672,526 81,48
TOTAL AKTIVA 4,147,250 4,521,720 4,507,134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 5.4: Lanjutan Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir
PASSIVA
1 Titipan/ Hutang Yayasan 65,000 1,57 65,000 1,44 100,00 65,000 1,44
2 Hutang Perusahaan 450,000 10,85 750,000 16,59 166,67 647,080 14,36
3 Hutang BRI 76,000 1,83 76,000 1,68 100,00 76,000 1,69
4 Hutang Simpanan 0 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00
Jumlah Hutang Lancar 591,000 14,25 891,000 0,00 150,76 788,080 17,49
5 Ht. Jngk Panjang BRI / KI 277,468 6,69 201,468 4,46 72,61 150,800 3,35
6 Ht. Jngk Panjang Non Bank 0 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00
Jumlah Ht. Jk. Panajang 277,468 6,69 201,468 4,46 72,61 150,800 3,35
Total Seluruh Hutang 868,468 20,94 1,092,468 24,16 125,79 938,880 20,83
7 Modal Awal 3,204,632 77,27 3,278,782 72,51 102,31 3,429,252 76,08
8 Laba Tahun Berjalan 74,150 1,79 150,470 3,33 202,93 139,002 3,08
9 Prive Setor 0 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00
10 (Prive ambil) 0 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00
Jumlah Modal Akhir 3,278,782 79,06 3,429,252 75,84 104,59 3,568,254 79,17
TOTAL PASSIVA 4,147,250 4,521,720 4,507,134
Keseimbangan 0 0 0Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 5.5: Laporan Laba/Rugi RS. XXX Posisi Tiga Tahun TerakhirRp,00
NO. KETERANGAN 31/12/2005 Sharingpos %
31/12/2006 Sharingpos %
TrendPeriode
%
31/12/2007 Sharingpos %
TrendPeriode %
1 Pendapatan Jasa 948,000 100,00 2,040,000 100,00 215,19 2,565,635 100,00 126,77
2 HPP 339,000 35,76 1,239,000 60,74 365,49 1,898,553 74,00 153,23
Laba Kotor 609,000 64,24 801,000 39,26 131,53 667,082 26,00 83,28
3 Biaya Umum & Adm 420,000 44,30 480,000 23,53 114,29 400,000 15,59 83,33
Laba Operasional 189,000 19,94 321,000 15,74 169,84 267,082 10,41 83,20
4 Biaya Penyusutan 115,000 12,13 115,000 5,64 100,00 87,224 3,40 75,85
5 Biaya Margin 13,400 1,41 40,200 1,97 300,00 26,800 1,04 66,67
6 Biaya Lainnya 0 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00Pdptn Stlh B.bunga &Penystn 60,600 6,39 165,800 8,13 273,60 153,058 5,97 92,31
7 Pengahasilan Lainnya 0 0,00 0 0,00 0,000 0 0,00 0,00
Pendpt. Sblm Pajak (EBT) 60,600 6,39 165,800 8,13 273,60 153,058 5,97 92,31
8 Pajak 4,810 0,51 15,330 0,75 318,71 14,056 0,55 91,69
Laba Bersih 55,790 5,88 150,470 7,38 269,71 139,002 5,42 92,38Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 5.6: Sumber dan Penggunaan DanaRp,00
NO. KETERANGAN2006 2007
SUMBER PENGGUNAAN SUMBER PENGGUNAAN
1 Laba/Rugi 150,470 139,002
2 Penyusutan 115,000 87,224
3 Kas/Bank 0 23,750 0 21,219
4 Piutang 0 467,720 0 51,527
5 Uang Muka 0 0 0 0
6 Aktiva Lancar Lainnya 0 0 0 0
7 Persediaan Barang 2,000 0 108 0
8 Hutang Dagang 300,000 0 0 102,920
9 Hutang Bank 0 76,000 0 50,668
10 Aktiva 0 0 0 0
11 Hutang Lainnya 0 0 0 0
12 Prive Ambil/Setor 0 0 0 0
Jumlah 567,470 567,470 226,334 226,334Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 5.7: Rasio-Rasio Keuangan
NO. KETERANGAN01/01/05
s/d31/12/05
01/01/06s/d
31/12/06
01/01/07s/d
31/12/07ULASAN ATAS MASING-MASING PARAMETER
1 Net Working Capital -318500 -129030 46.528 Modal kerja bersih semakin meningkat
2Likw.: Current Ratio(CR) 46,11 85,52 105,90 Rasio aktiva lancar semakin likuid
3 Quick Ratio (QR) 33,25 77,21 96,53 Rasio aktiva diluar persediaan semakin likuid
4 Solvabilitas (DER) 26,49 31,86 26,31 Rasio hutang terhadp modal semakin kecil
5 ROA 1,35 3,33 3,08 Rasuio laba terhadp total asset semakin kecil
6 Profit Margin (PM) 5,88 7,38 5,42 Produktivitas perusahaan semakin kecil
7PertumbuhanPenjualan 105,00 215,19 125,77 Pertumbuhan penjualan semakin kecil
8 ICR 516,34 474,30 618,66Kemampuan perusahaan membayar bunga semakinbesar
9 DOR 65 113 96 Perputaran piutang semakin cepat
10 DOI 81 22 14 Perputaran persediaan semakin cepat
11 WCTO 146 135 110 Perputaran modal kerja semakin cepat
12 DOP 25 12 10 Perputaran hutang dagang semakin lambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja pada tahun 2007 (Dengan
Metode WCTO), adalah sebagai berikut:
HPP: 1.898.553
Biaya Adm + Umum: 400.000
DOR: 96 hari
DOP: 10 hari
DOI: 14 hari
Out Pocket Expenses: 2.298.553 (HPP + Biaya Umum & Administrasi)
Net Trade Cycle: 110 hari (DOR + DOI)
Proyeksi Omzet th 2007/2008 = 105%
110 x 2.298.553 x 105% : 360 = 737.452
Modal kerja yang tersedia (AL - HL): 46.528
Hutang dagang yang diproyeksikan: 65.000
Kebutuhan Modal Kerja: 625.924
Pembiayaan yang dapat dipertimbangkan dibulatkan: 625.000
Analisis kebutuhan pembiayaan modal kerja pada RS. XXX, dapat
diambil kesimpulan bahwa bank dapat memberikan pembiayaan tidak lebih dari
Rp625.000,00, jika debitur tidak bersedia atas tawaran pembiayaan yang
ditawarkan bank, maka bank akan menolaknya, jika debitur menyetujui
penawaran tersebut, maka antara bank dan debitur akan melakukan akad
pembiayaan, yang nantinya akan berujung pencairan dana pembiayaan dari bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
E. Teknik Perhitungan Pengembalian Kredit di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
Teknik perhitungan angsuran atau pengembalian kredit oleh nasabah ke
BRI, dengan jenis kredit yang diberikan adalah kredit modal kerja, adalah
sebagai berikut: Jika pada bulan Desember 2006, PT. Karisma meminjam ke
bank dengan Plafon pinjaman kredit modal kerja sebesar Rp100.000.000,00,
bunganya 15% per tahun, jangka waktu 12 bulan (1 tahun). Maka perhitungan
bunga yang harus dibayarkan oleh debitur kepada pihak bank adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel 5.8: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro YogyakartaAsumsi 1: Jumlah Cicilan Pokok Sama dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening Koran Bunga Harian
Rp,00
BULANKE
SALDOPOKOK
PINJAMANYANG (a)
PINJAMANYANG
DIAMBILOLEH
NASABAH (b)
YANGDIKENAKANBUNGA ( c )
CICILANPOKOK (d)
BUNGA(e= 15% Xn/365 X c)
JUMLAHBUNGA +
CICILAN (d+e)
1 50,000,000 10,000,000 10,000,000 4,200,000 127,397 4,327,397
2 40,000,000 5,000,000 10,800,000 4,200,000 124,274 4,324,274
3 35,000,000 5,000,000 11,600,000 4,200,000 147,781 4,347,781
4 30,000,000 1,600,000 9,000,000 4,200,000 110,959 4,310,959
5 28,400,000 4,500,000 9,300,000 4,200,000 118,479 4,318,479
6 23,900,000 7,000,000 12,100,000 4,200,000 149,178 4,349,178
7 16,900,000 6,500,000 14,400,000 4,200,000 183,452 4,383,452
8 10,400,000 4,300,000 14,500,000 4,200,000 184,726 4,384,726
9 6,100,000 2,000,000 12,300,000 4,200,000 151,644 4,351,644
10 4,100,000 1,000,000 13,300,000 4,200,000 169,438 4,369,438
11 3,100,000 3,100,000 12,200,000 4,200,000 150,411 4,350,411
12 0 3,800,000 3,800,000 48,411 3,848,411
TOTAL 50,000,000 1,666,151 51,666,151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel 5.9: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro YogyakartaAsumsi 2: Jumlah Cicilan Pokok Dibayar pada Waktu Jatuh Tempo dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening KoranBunga Harian
Rp,00
BULANKE
SALDO POKOKPINJAMANYANG (a)
PINJAMANYANG
DIAMBIL OLEHNASABAH (b)
YANGDIKENAKANBUNGA ( c )
CICILANPOKOK (d)
BUNGA(e= 15% Xn/365 X c)
JUMLAHBUNGA +
CICILAN (d+e)
1 50,000,000 10,000,000 10,000,000 127,397 127,397
2 40,000,000 5,000,000 15,000,000 172,603 172,603
3 35,000,000 5,000,000 20,000,000 254,795 254,795
4 30,000,000 1,600,000 21,600,000 266,301 266,301
5 28,400,000 4,500,000 26,100,000 332,507 332,507
6 23,900,000 7,000,000 33,100,000 408,082 408,082
7 16,900,000 6,500,000 39,600,000 504,493 504,493
8 10,400,000 4,300,000 43,900,000 559,274 559,274
9 6,100,000 2,000,000 45,900,000 565,890 565,890
10 4,100,000 1,000,000 46,900,000 597,493 597,493
11 3,100,000 3,100,000 50,000,000 616,438 616,438
12 0 50,000,000 50,000,000 636,986 50,636,986
TOTAL 50,000,000 5,042,260 55,042,260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel 5.10: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro YogyakartaAsumsi 3: Jumlah Cicilan Pokok Sama dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening Koran Bunga Harian
Rp,00
BULANKE
SALDOPOKOK YANG
BOLEHDIPINJAMAN
(a)
PINJAMANYANG
DIAMBILOLEH
NASABAH (b)
YANGDIKENAKANBUNGA ( c )
CICILANPOKOK (d)
BUNGA(e= 15% Xn/365 X c)
JUMLAHBUNGA +
CICILAN (d+e)
1 50,000,000 10,000,000 10,000,000 4,200,000 127,397 4,327,397
2 40,000,000 5,800,000 4,200,000 66,740 4,266,740
3 40,000,000 5,000,000 6,600,000 4,200,000 84,082 4,284,082
4 35,000,000 2,400,000 4,200,000 29,589 4,229,589
5 35,000,000 4,500,000 2,700,000 4,200,000 34,397 4,234,397
6 30,500,000 7,000,000 5,500,000 4,200,000 67,808 4,267,808
7 23,500,000 6,500,000 7,800,000 4,200,000 99,370 4,299,370
8 17,000,000 4,300,000 7,900,000 4,200,000 100,644 4,300,644
9 12,700,000 5,000,000 8,700,000 4,200,000 107,260 4,307,260
10 7,700,000 4,000,000 12,700,000 4,200,000 161,795 4,361,795
11 3,700,000 3,700,000 12,200,000 4,200,000 150,411 4,350,411
12 0 3,800,000 3,800,000 48,411 3,848,411
TOTAL 50,000,000 1,077,904 51,077,904
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh BRI Syariah Ahmad Dahlan
terutama yang berkaitan dengan jenis pembiayaan
berikut:
Pada bulan Januari 2006 RS.XXX bersama
membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh RS.XXX. Dengan pembiayaan
musyarakah sebesar Rp100.000.000,00, dari pihak bank sebesar
Rp50.000.000,00 dan dari nasabah sebesar Rp50.000
Rp100.000.000,00 untuk kegiatan usaha diasumsikan keuntungan per bulan
Rp5.000.000,00. Untuk menentukan nisbah biasanya BRI Syariah juga melihat
kondisi bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional, kita asumsikan sama
dengan bunga yang ditet
Syariah harus memperhitungkan dahulu berapa bagi hasil yang diperoleh dari
keuntungan tersebut, dengan tumpuan bunga konvensional sebesar 15%, maka
bank syariah memperoleh keuntungan tiap bulan sebesar:
Nisbah untuk BRI Syariah sebesar:
sehingga untuk debitur memperoleh nisbah sebesar 87,5%. Penyelesaian atau
pembagian bagi hasil dan pinjaman kepada bank dan debitur akan dijelaskan
dengan beberapa asumsi, sebagai berikut:
Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh BRI Syariah Ahmad Dahlan
terutama yang berkaitan dengan jenis pembiayaan musyarakah
Pada bulan Januari 2006 RS.XXX bersama-sama dengan BRI Syariah
membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh RS.XXX. Dengan pembiayaan
sebesar Rp100.000.000,00, dari pihak bank sebesar
Rp50.000.000,00 dan dari nasabah sebesar Rp50.000
Rp100.000.000,00 untuk kegiatan usaha diasumsikan keuntungan per bulan
Rp5.000.000,00. Untuk menentukan nisbah biasanya BRI Syariah juga melihat
kondisi bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional, kita asumsikan sama
dengan bunga yang ditetapkan oleh BRI Cik Di Tiro yaitu 15%. Maka BRI
Syariah harus memperhitungkan dahulu berapa bagi hasil yang diperoleh dari
keuntungan tersebut, dengan tumpuan bunga konvensional sebesar 15%, maka
bank syariah memperoleh keuntungan tiap bulan sebesar:
ah untuk BRI Syariah sebesar:
sehingga untuk debitur memperoleh nisbah sebesar 87,5%. Penyelesaian atau
pembagian bagi hasil dan pinjaman kepada bank dan debitur akan dijelaskan
dengan beberapa asumsi, sebagai berikut:
117
Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah Ahmad
Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh BRI Syariah Ahmad Dahlan
musyarakah, adalah sebagai
sama dengan BRI Syariah
membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh RS.XXX. Dengan pembiayaan
sebesar Rp100.000.000,00, dari pihak bank sebesar
Rp50.000.000,00 dan dari nasabah sebesar Rp50.000.000,00. Dari
Rp100.000.000,00 untuk kegiatan usaha diasumsikan keuntungan per bulan
Rp5.000.000,00. Untuk menentukan nisbah biasanya BRI Syariah juga melihat
kondisi bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional, kita asumsikan sama
apkan oleh BRI Cik Di Tiro yaitu 15%. Maka BRI
Syariah harus memperhitungkan dahulu berapa bagi hasil yang diperoleh dari
keuntungan tersebut, dengan tumpuan bunga konvensional sebesar 15%, maka
bank syariah memperoleh keuntungan tiap bulan sebesar:
,
sehingga untuk debitur memperoleh nisbah sebesar 87,5%. Penyelesaian atau
pembagian bagi hasil dan pinjaman kepada bank dan debitur akan dijelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 5.11: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan YogyakartaAsumsi 1: Jumlah Pendapatan dan Cicilan Pokok yang Dibayarkan Sama
Rp,00
BLNPENDAPATAN
USAHA (a)
BAGI BANK(12,5%) (b=
(50.000.000-e)/50.000.000)x
0.125xa)
BAGINASABAH(87,5%) (c=(50.000.000-
e)/50.000.000)x0.875xa)
BAGIHASILYANG
DIBAGI(d=b+c)
CICILANPOKOK (e)
AKUMULASICICILAN (f)
TOTALSETORAN
(g=b+e)
1 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 4,200,000 4,200,000 4,825,000
2 5,000,000 572,500 4,007,500 4,580,000 4,200,000 8,400,000 4,772,500
3 5,000,000 520,000 3,640,000 4,160,000 4,200,000 12,600,000 4,720,000
4 5,000,000 467,500 3,272,500 3,740,000 4,200,000 16,800,000 4,667,500
5 5,000,000 415,000 2,905,000 3,320,000 4,200,000 21,000,000 4,615,000
6 5,000,000 362,500 2,537,500 2,900,000 4,200,000 25,200,000 4,562,500
7 5,000,000 310,000 2,170,000 2,480,000 4,200,000 29,400,000 4,510,000
8 5,000,000 257,500 1,802,500 2,060,000 4,200,000 33,600,000 4,457,500
9 5,000,000 205,000 1,435,000 1,640,000 4,200,000 37,800,000 4,405,000
10 5,000,000 152,500 1,067,500 1,220,000 4,200,000 42,000,000 4,352,500
11 5,000,000 100,000 700,000 800,000 4,200,000 46,200,000 4,300,000
12 5,000,000 47,500 332,500 380,000 3,800,000 50,000,000 3,847,500
TTL 60,000,000 4,035,000 28,245,000 32,280,000 50,000,000 54,035,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Tabel 5.12: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan YogyakartaAsumsi 2: Cicilan Pokok Sama dan Pendapatan yang Dibayarkan Berbeda
Rp,00
BLNPENDAPATAN
USAHA (a)
BAGI BANK(12,5%) (b=(50.000.000-
f)/50.000.000)x0.125xa)
BAGINASABAH(87,5%) (c=(50.000.000-
e)/50.000.000)x0.875xa)
BAGIHASILYANG
DIBAGI(d=b+c)
CICILANPOKOK
(e)
AKUMULASICICILAN (f)
TOTALSETORAN
(g=b+e)
1 4,100,000 512,500 3,587,500 4,100,000 4,200,000 4,200,000 4,712,500
2 7,000,000 801,500 5,610,500 6,412,000 4,200,000 8,400,000 5,001,500
3 4,000,000 416,000 2,912,000 3,328,000 4,200,000 12,600,000 4,616,000
4 4,500,000 420,750 2,945,250 3,366,000 4,200,000 16,800,000 4,620,750
5 5,000,000 415,000 2,905,000 3,320,000 4,200,000 21,000,000 4,615,000
6 5,500,000 398,750 2,791,250 3,190,000 4,200,000 25,200,000 4,598,750
7 4,000,000 248,000 1,736,000 1,984,000 4,200,000 29,400,000 4,448,000
8 5,400,000 278,100 1,946,700 2,224,800 4,200,000 33,600,000 4,478,100
9 7,000,000 287,000 2,009,000 2,296,000 4,200,000 37,800,000 4,487,000
10 5,500,000 167,750 1,174,250 1,342,000 4,200,000 42,000,000 4,367,750
11 4,500,000 90,000 630,000 720,000 4,200,000 46,200,000 4,290,000
12 3,500,000 33,250 232,750 266,000 3,800,000 50,000,000 3,833,250
TTL 60,000,000 4,068,600 28,480,200 32,548,800 50,000,000 0 54,068,600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 5.13: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
Asumsi 3: Pendapatan yang Dihasilkan Sama dan Cicilan Pokok Dibayar pada Waktu Jatuh Tempo
BLNPENDAPATAN
USAHA (a)
BAGI BANK(12,5%)
(b=(50.000.000-
e)/50.000.000)x0.125xa)
BAGINASABAH(87,5%) (c=(50.000.000-
e)/50.000.000)x0.875xa)
BAGIHASILYANG
DIBAGI(d=b+c)
CICILANPOKOK
(e)
AKUMULASICICILAN (f)
TOTALSETORAN
(g=b+e)
1 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
2 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
3 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
4 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
5 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
6 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
7 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
8 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
9 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
10 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,000
11 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 0 625,00012 5,000,000 625,000 4,375,000 5,000,000 50,000,000 50,000,000 50,625,000
TTL 60,000,000 7,500,000 52,500,000 60,000,000 50,000,000 57,500,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tabel 5.14: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
Asumsi 4: Pendapatan yang Diperoleh Berbeda dan Cicilan Pokok Dibayar pada Waktu Jatuh Tempo
BLNPENDAPATAN
USAHA (a)
BAGI BANK(12,5%)
(b=(50.000.000-
f)/50.000.000)x0.125xa)
BAGINASABAH(87,5%) (c=(50.000.000-
f)/50.000.000)x0.875xa)
BAGIHASILYANG
DIBAGI(d=b+c)
CICILANPOKOK
(e)
AKUMULASICICILAN (f)
TOTALSETORAN
(g=b+e)
1 6,000,000 750,000 5,250,000 6,000,000 0 750,000
2 7,000,000 875,000 6,125,000 7,000,000 0 875,000
3 4,000,000 500,000 3,500,000 4,000,000 0 500,000
4 4,500,000 562,500 3,937,500 4,500,000 0 562,500
5 2,800,000 350,000 2,450,000 2,800,000 0 350,000
6 5,500,000 687,500 4,812,500 5,500,000 0 687,500
7 4,100,000 512,500 3,587,500 4,100,000 0 512,500
8 5,400,000 675,000 4,725,000 5,400,000 0 675,000
9 6,900,000 862,500 6,037,500 6,900,000 0 862,500
10 5,700,000 712,500 4,987,500 5,700,000 0 712,500
11 4,600,000 575,000 4,025,000 4,600,000 0 575,000
12 3,500,000 437,500 3,062,500 3,500,000 50,000,000 50,000,000 50,437,500
TTL 60,000,000 7,500,000 52,500,000 60,000,000 50,000,000 57,500,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tabel 5.15: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
Asumsi 5: Pendapatan dan Cicilan Pokok Dibayarkan Berbeda dan Nasabah Mengalami Kerugian
BULANKE
PENDAPATANUSAHA (a)
BAGI BANK(12,5%)
(b=(50.000.000-
f)/50.000.000)x0.125xa)
BAGINASABAH(87,5%) (c=(50.000.000-
f)/50.000.000)x0.875xa)
BAGIHASILYANG
DIBAGI(d=b+c)
CICILANPOKOK
(e)
AKUMULASICICILAN (f)
TOTALSETORAN
(g=b+e)
1 7,900,000 987,500 6,912,500 7,900,000 4,200,000 4,200,000 5,187,500
2 0 0 0 4,200,000 0
3 6,800,000 778,600 5,450,200 6,228,800 4,400,000 8,600,000 5,178,600
4 4,500,000 465,750 3,260,250 3,726,000 5,000,000 13,600,000 5,465,750
5 5,000,000 455,000 3,185,000 3,640,000 4,200,000 17,800,000 4,655,000
6 5,500,000 442,750 3,099,250 3,542,000 4,200,000 22,000,000 4,642,750
7 6,000,000 420,000 2,940,000 3,360,000 4,400,000 26,400,000 4,820,000
8 0 0 0 26,400,000 0
9 9,000,000 531,000 3,717,000 4,248,000 6,000,000 32,400,000 6,531,000
10 5,700,000 250,800 1,755,600 2,006,400 4,200,000 36,600,000 4,450,800
11 4,700,000 157,450 1,102,150 1,259,600 6,200,000 42,800,000 6,357,450
12 4,900,000 88,200 617,400 705,600 7,200,000 50,000,000 7,288,200
TOTAL 60,000,000 4,577,050 32,039,350 36,616,400 50,000,000 54,577,050
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
G. Perbedaan Sistem Pemberian Kredit (Pembiayaan) antara BRI Cik Di Tiro
dan BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
1. Dilihat dari prosedur pengajuan kredit.
Dilihat dari segi prosedur pemberian kredit yang diberikan oleh BRI Syariah
dan BRI Cik Di Tiro tidak terdapat perbedaan yang signifikan, hanya
perbedaan istilah bahasa saja, seperti kredit= pembiayaan, administrasi
kredit= administrasi pembiayaan, bunga= bagi hasil, akad= perjanjian,
2. Dilihat dari proses analisis kreditnya.
BRI Syariah dan BRI Cik Di Tiro dalam proses analisis kredit keduanya
menggunakan metode WCTO (Working Capital Turn Over)
3. Dilihat dari teknik perhitungan pengembalian kreditnya.
Pada BRI Syariah, perhitungan keuntungan menggunakan pendekatan profit
sharing, artinya dana yang diterima bank disalurkan untuk pembiayaan.
Keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan tersebut dibagi dua antara pihak
bank dan pihak nasabah sesuai dengan proporsi pembagian keuntungan yang
telah disepakati dalam perjanjian, sedangkan dalam BRI Cik Di Tiro
menggunakan konsep biaya untuk menghitung keuntungan, artinya bunga
yang dijanjikan di muka merupakan biaya yang harus dibayar oleh nasabah.
Perbedaan yang lain yaitu pada BRI Syariah tidak mengenal kata bunga akan
tetapi bagi hasil, sedangkan pada BRI Cik Di Tiro dihalalkan penerimaan
bunga. Walaupun seperti itu tetap saja dalam perhitungan bagi hasil yang
dilakukan oleh BRI Syariah tetap mengacu pada bunga yang ada pada bank
konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
4. Dilihat dari jumlah biaya bunga atau bagi hasil yang harus dibayar oleh
debitur kepada pihak bank.
Berdasarkan penelitian penulis, dalam perhitungan biaya bunga atau nisbah
yang harus dibayarkan oleh debitur kepada Bank Rakyat Indonesia Cik Di
Tiro dan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan adalah hampir sama
jumlah yang dibebankan kepada debitur. Hal ini tergantung asumsi mana
yang dianut. Kesamaan tersebut dikarenakan bank syariah dalam menentukan
nisbah berpedoman pada bunga yang ditentukan oleh bank konvensional.
Perhitungannya telah dijelaskan pada sub topik teknik perhitungan
pengembalian pembiayaan BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada penelitian tentang
“Analisis Perbedaan Sistem Pemberian Kredit (Pembiayaan) Bank Konvensional
dengan Bank Syariah”, maka dapat ditarik kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran-saran oleh penulis adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pada sistem pemberian kredit (pembiayaan) Bank
Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan Bank Rakyat Indonesia
Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Perbedaan proses pemberian kredit (pembiayaan) diantara kedua bank tersebut,
dilihat dari:
a. Pencairan dana
Dilihat dari segi pencairan kredit, kedua bank mempunyai perbedaan. Di BRI
Cik Di Tiro, pencairan kredit boleh dilakukan sekaligus atau diambil sesuai
kebutuhannya pada saat saat itu. Berbeda sekali dengan yang di BRI Syariah
Ahmad Dahlan, pencairan kredit harus diambil semua, misalnya debitur
meminjam Rp 100.000.000,00, maka harus dicairkan semua.
b. Pelunasan kredit
Berkenaan dengan pelunasan kredit, di BRI Cik Di Tiro untuk kredit modal
kerja biasanya pelunasan dilakukan dalam bentuk rekening koran, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
kredit modal kerja biasanya diberikan untuk kegiatan perusahaan yang terus
menerus berputar, dimana debitur dalam pelunasannya tiap bulan dapat hanya
membayar bunganya saja atau beserta pokok pinjaman biasanya disesuaikan
dengan keuntungan yang diperoleh pihak perusahaan/debitur. Hal ini tidak
jauh berbeda dengan debitur yang mengambil pembiayaan di BRI Syariah
Ahmad Dahlan, dalam melunasi pinjamannya, tergantung dengan nisbah dan
keuntungan yang diperoleh pada bulan tersebut. Hal itu telah dijelaskan dalam
sub bab mengenai teknik perhitungan pembiayaan. Jadi perbedaannya terletak
pada istilah bahasa saja yaitu mengenai nisbah/bunga dan kredit/pembiayaan.
c. Bagi hasil atau bunga
Pada bank syariah besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh bank tergantung
pada: pendapatan debitur, nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank, nominal
pinjaman debitur, jangka waktu pinjaman. Sedangkan pada bank konvensional
besar kecilnya bunga yang diperoleh bank bergantung pada: tingkat bunga
yang berlaku, nominal pinjaman, jangka waktu pinjaman.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya terbatas dilakukan pada BRI Konvensional dan BRI
Syariah sehingga perbandingannya antar kedua bank tersebut kurang
signifikan karena perusahaan masih dalam satu perusahaan atau top
management yang sama.
2. Penelitian ini hanya difokuskan pada pihak internal perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
3. Data yang diteliti hanya sistem pemberian kredit (pembiayaan) sampai pada
pelunasan saja, tidak sampai membahas tentang kredit macet.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisa data di atas, saran yang dapat diberikan oleh penulis
adalah penulis mengharapkan penelitian selanjutnya tidak hanya dari sisi internal
perusahaan tetapi juga eksternal perusahaan, misalnya dari sisi debitur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Ghofur, Abdul, 2007, Perbankan Syariah Di Indonesia, Gajah MadaUniversity Press, Yogyakarta
Chairi, Zulfi, 2005, Pelaksanaan Kredit Perbankan Syariah Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, e-USU Repository, Sumatera Utara
Dahlan, Siamat, 1993, Manajemen Bank Umum, Intermedia, Jakarta
Dendawijaya, Lukman, 2006, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia AnggotaIKAPI, Jakarta
Didinkaem, 2007, Transformasi Perbankan Syariah di Masa Depan, ArtikelEkonomi Syariah, http://www.yahoo.com/ Guide to Halal and IslamicLifestyle
Ghufron, Sofiniyah, 2005, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Konsep danImplementasi Bank Syariah, IKAPI, Jakarta
Jusuf, Jopie, 1992, Panduan Dasar Untuk Account Officer, Intermedia, Jakarta
Jusuf, Jopie, 2005, Analisis Kredit Untuk Account Officer, PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta
Kasmir, 2006, Dasar-Dasar Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Kuswandi, Daniel, 1991, Akuntansi Perbankan: Akuntansi Transaksi Bank DalamValuta Rupiah, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Jakarta
Mahmud, Hanafi, 2000, Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Muhammad, 2000, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, UII Press,Yogyakarta
Muhammad, 2001, Teknik Perhitungan Bagi Hasil Di Bank Syariah, UII Press,Yogyakarta
Muhammad, 2002, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Muljono, Teguh, 2001, Manajemen Perkreditan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Munawir, 1986, Analisis Laporan Keuangan, edisi kedua, Liberty, Yogyakarta
Remy, Sutan, 2005, Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata HukumPerbankan Indonesia, PT Kreatama, Jakarta
Saad Al-Harran, 1995, Leading Isseus in Islamic Bangking and Finance, PelandukPublications, Selangor, page 2-3
Safi, Muhammad, 1999, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Tazkia Institute,Jakarta
Santoso, Ruddy, 1994, Mengenal Dunia Perbankan, Andi Offset, Yogyakarta
Syah, Chairuddin, 2003, Manajemen Kredit Syariah Bank Muamalat, KajianEkonomi dan keuangan Vol.7, No.3, http://www.bexi.co.id/ imagr/ res/perbankan syariah.pdf
Simanjuntak, Emmy, 1975, Hukum Dagang Pembukuan Kredit Berdokumen,Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Suyatno, Thomas, 1992, Dasar-Dasar Perkreditan, PT Gramedia, Jakarta
Taswani, 2006, Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik, Dan Aplikasi, UPP STIEYKPN, Yogyakarta
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, 2001, Konsep, Produk, danImplementasi Operasional Bank Syariah, Djambatan, Jakarta, hal. 72
Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Islam,Grasindo, Jakarta
Umer Chapra, 1985, Toward a Just Monetary System, The Islamic Foundation,
London, page 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 1. Syarat-Syarat Umum Perjanjian Pinjaman Dan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Surat Penawaran UmumLampiran 2. Surat Penawaran Umum
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Surat Permohonan PembiayaanLampiran 3. Surat Permohonan Pembiayaan
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Surat Keterangan UsahaLampiran 4. Surat Keterangan Usaha
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Keterangan Permohonan Pinjam Untuk Usaha/BisnisLampiran 5. Keterangan Permohonan Pinjam Untuk Usaha/Bisnis
140
Lampiran 5. Keterangan Permohonan Pinjam Untuk Usaha/Bisnis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Daftar CheklistLampiran 6. Daftar Cheklist Kelengkapan Dokumen Pinjaman
144
Kelengkapan Dokumen Pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Memorandum Analisis Kredit RitelLampiran 7. Memorandum Analisis Kredit Ritel
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Surat Persetujuan Pinjam UangLampiran 8. Surat Persetujuan Pinjam Uang
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Perjanjian Pembiayaan Al MusyarakahLampiran 9. Perjanjian Pembiayaan Al Musyarakah
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Instruksi Pencairan KreditLampiran 10. Instruksi Pencairan Kredit
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI