Upload
doanxuyen
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UJI TOKSISITAS SUBAKUT INFUSA BIJI Persea americana Mill.
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HATI
TIKUS SPRAGUE DAWLEY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Trifonia Ingrid Octavia
NIM : 118114138
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI TOKSISITAS SUBAKUT INFUSA BIJI Persea americana Mill.
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HATI
TIKUS SPRAGUE DAWLEY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Trifonia Ingrid Octavia
NIM : 118114138
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Filipi 1:6: “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai
pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada
akhirnya pada hari Kristus Yesus.”
Apapun yang telah Tuhan mulai dalam kehidupanku, Ia akan menyelesaikan
karyaNya hingga pada akhirnya, Ia tidak akan meninggalkan karya yang telah Ia
mulai. Kita bisa meninggalkan Allah, namun Allah tidak akan pernah
meninggalkan kita, meskipun kita sering meninggalkan dan mengecewakan Allah.
Kupersembahkan karya ini bagi ....
Tuhan Yesus yang selalu menerangi jalanku dikala ku tersesat dan tak kenal arah
serta melimpahkan berkat kasih karunia kepadaku.
Keluarga tercinta yang selalu mendukung dan melimpahiku dengan kasih yang menguatkan aku.
Teman-teman yang selalu mendukungku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Uji Toksisitas Subakut Infusa Biji Persea americana Mill. terhadap
Gambaran Histopatologis Hati Tikus Sprague Dawley” ini dengan baik. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
2. Ibu drh. Sitarina Widyarini MP., PhD selaku Pembimbing I skripsi ini, atas
segala kesabaran dalam membimbing, memberi masukan dan memotivasi
penulis selama pelaksanaan dan penulisan skripsi.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Pembimbing II skripsi ini atas
segala kesabaran untuk selalu membimbing dan memberikan masukan kepada
penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas
bantuan dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas
bantuan dan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan semua fasilitas
laboratorium selama penelitian ini.
7. Bapak Heru Purwanto selaku Laboran Farmakologi dan Toksikologi, Bapak
Supardjiman selaku Laboran Imono, Bapak Kayatno selaku Laboran Biokimia,
Bapak Wagiran selaku Laboran Farmakognosi-Fitokimia, Bapak Kunto selaku
Laboran Kimia Analisis, Bapak Ottok selaku pengelola gudang kefarmasian atas
segala bantuan selama pelaksanaan penelitian skripsi ini.
8. Bapak Sugiyono yang telah banyak membantu dalam pemeriksaan dan
menentukan diagnosis histopatologis organ, serta Bapak Lilik selaku laboran
Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang membantu
dalam pembuatan preparat histopatologis.
9. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu yang diberikan.
10. Kedua orang tua penulis, Yusuf Evol Chairul dan Merani Leo yang
memberikan doa, kasih sayang, semangat dan telah mendanai sebagian besar
penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Keponakan tersayang Golvinus Noah Suciptan yang selalu menjadi semangat
dikala sedih, kakak perempuan Theresia Imelda Octavia dan sepupu
tersayang Sunny Cheryline yang selalu mendukung dalam penyelesaian
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
12. Sahabat dan rekan sekerja “Tim Biji Alpukat” Marselina Cresentia Tisera,
Agustina Iswara Maharani, Rosita Olimpia Bagiastrasari, Christina Desi,
Betzylia Wahyuningsih, dan Levina Apriyani atas kerjasama, bantuan, motivasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
perjuangan, dan kebersamaan selama penelitian dan pengerjaan skripsi ini
sampai akhir.
13. Sahabat terkasih, Verni Emelia, Esterina Dwi Astuti, Fransisca Andriani,
Theresia Eviani, Gretta Paulina, Lusia Drikti, Stefani Agustina, Juventia Tjoa,
dan Daisy Orlana atas bantuan, dukungan, perhatian dan motivasi dalam suka
maupun duka selama ini.
14. Teman-teman Farmasi angkatan 2011, khususnya FSM C dan FKK B 2011
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu
memberikan dukungan, motivasi dan masukan terhadap penelitian maupun
penyusunan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan demi kemajuan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat sekecil apapun bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kefarmasian, serta semua pihak, baik
mahasiswa, maupun masyarakat.
Yogyakarta, 22 April 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ….................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …....................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …....................................... vi
PRAKATA ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi
INTISARI ....................................................................................................... xvii
ABSTRACT ..................................................................................................... xviii
BAB 1. PENGANTAR ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
1. Rumusan masalah ................................................................... 3
2. Keaslian penelitian ................................................................. 4
3. Manfaat penelitian .................................................................. 6
a. Manfaat teoritis ........................................................ 6
b. Manfaat praktis ......................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1. Tujuan umum ......................................................................... 6
2. Tujuan khusus ......................................................................... 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................ 7
A. Persea americana Mill. ...................................................................... 7
1. Deskripsi tanaman .................................................................. 7
2. Taksonomi biji alpukat ........................................................... 8
3. Kandungan kimia dan kegunaannya ...................................... 8
B. Toksikologi ......................................................................................... 9
C. Toksisitas Subakut .............................................................................. 10
D. Hati ..................................................................................................... 12
1. Anatomi hati .......................................................................... 12
2. Fisiologi hati .......................................................................... 15
E. Hepatotoksisitas ................................................................................. 16
F. Infusa .................................................................................................. 18
G. Keterangan empiris ............................................................................ 18
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 19
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 19
B. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................... 19
1. Variabel utama ........................................................................ 19
2. Variabel pengacau .................................................................. 19
3. Definisi operasional ................................................................ 20
C. Bahan Penelitian ................................................................................. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Alat atau Instrumen Penelitian ........................................................... 22
1. Alat pembuatan simplisia ....................................................... 22
2. Alat penetapan kadar air ......................................................... 22
3. Alat pembuatan infusa biji Persea americana Mill. .............. 22
4. Alat uji perlakuan dan pemeriksaan histopatologis ................ 23
E. Tata Cara Penelitian ........................................................................... 23
1. Determinasi serbuk biji Persea americana Mill. ................... 23
2. Pengumpulan bahan ............................................................... 23
3. Pembuatan serbuk .................................................................. 23
4. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill…..... 23
5. Pembuatan infusa biji Persea americana Mill. ...................... 24
6. Penetapan dosis infusa biji Persea americana Mill. .............. 24
7. Penetapan dosis kontrol negatif (aquadest )............................ 25
8. Penyiapan hewan uji ............................................................... 26
9. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji ............................ 26
10. Prosedur pelaksanaan penelitian ............................................ 26
11. Prosedur pemusnahan hewan uji ............................................ 27
12. Pengamatan ............................................................................ 27
a. Penimbangan berat badan hewan uji .......................... 27
b. Pengukuran asupan pakan dan minum hewan uji....... 27
13. Pembuatan preparat dan pemeriksaan histologis ................... 28
F. Tata Cara Analisis Hasil ..................................................................... 29
1. Pemeriksaan histopatologis organ .......................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Uji reversibilitas ..................................................................... 29
3. Pengamatan berat badan hewan uji ........................................ 29
4. Pengukuran asupan pakan dan minum hewan uji .................. 29
G. Alur Penelitian .................................................................................... 30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 31
A. Determinasi Tanaman ......................................................................... 31
B. Penetapan Kadar Air Serbuk Biji Persea americana Mill. ............... 31
C. Gambaran Histopatologis Hati Tikus Sprague Dawley yang Diberi
Infusa Biji Persea americana Mill. .................................................... 32
D. Perubahan Berat Badan ...................................................................... 41
E. Asupan Pakan Tikus Jantan dan Betina .............................................. 44
F. Asupan Minum Tikus Jantan dan Betina ............................................ 46
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 49
A. Kesimpulan ......................................................................................... 49
B. Saran ................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50
LAMPIRAN ................................................................................................... 53
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus jantan hari ke-
28 .................................................................................................. 33
Tabel II. Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus betina hari ke-
28 .................................................................................................. 33
Tabel III. Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus jantan hari ke-
42 .................................................................................................. 39
Tabel IV. Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus betina hari ke-
42 .................................................................................................. 39
Tabel V. Purata berat badan ± SE tikus jantan akibat pemberian infusa biji
Persea americana Mill. selama 28 hari ........................................ 42
Tabel VI. Purata berat badan ± SE tikus betina akibat pemberian infusa biji
Persea americana Mill. selama 28 hari ........................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah Persea americana Mill. .................................................... 7
Gambar 2. Hati dalam sistem pencernaan .................................................... 12
Gambar 3. Hati tampak depan ...................................................................... 13
Gambar 4. Struktur dasar lobulus hati .......................................................... 13
Gambar 5. Histopatologi hati ....................................................................... 14
Gambar 6. Histopatologi hati normal ......................................................... 38
Gambar 7. Gambar perubahan struktur histopatologis hati .......................... 38
Gambar 8. Grafik perubahan berat badan tikus jantan selama 28 hari
pemberian infusa biji alpukat ..................................................... 42
Gambar 9. Grafik perubahan berat badan tikus betina selama 28 hari
pemberian infusa biji alpukat ..................................................... 43
Gambar 10. Grafik asupan pakan tikus jantan selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill. ............................................. 45
Gambar 11. Grafik asupan pakan tikus betina selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill. ............................................. 45
Gambar 12. Grafik asupan minum tikus jantan selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill. ............................................. 47
Gambar 13. Grafik asupan minum tikus betina selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill. ............................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto biji Persea americana Mill. ............................................. 54
Lampiran 2. Foto serbuk biji Persea americana Mill. ................................. 54
Lampiran 3. Foto infusa biji Persea americana Mill. .................................. 54
Lampiran 4. Foto instrumen pembuatan infusa biji Persea americana Mill.
................................................................................................... 55
Lampiran 5. Hasil replikasi perhitungan kadar air serbuk biji Persea
americana Mill. ........................................................................ 55
Lampiran 6. Surat pengesahan determinasi biji Persea americana Mill.
................................................................................................... 56
Lampiran 7. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics
Commitee (MHREC) ............................................................... 57
Lampiran 8. Surat Amandment Approval Medical and Health Research
Ethics Commitee (MHREC) ..................................................... 58
Lampiran 9. Hasil histopatologi ................................................................... 59
Lampiran 10. Analisis statistik berat badan tikus jantan ................................ 61
Lampiran 11. Analisis statistik berat badan tikus betina ................................ 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek toksik penggunaan biji
Persea americana Mill. pada pemberian subakut terhadap perubahan struktural
histopatologis hati tikus galur Sprague Dawley dan mengetahui reversibilitas sifat
efek toksik yang ditimbulkannya.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah. Lima puluh ekor tikus galur Sprague Dawley
(25 jantan dan 25 betina), umur 2-3 bulan, dibagi dalam 5 kelompok secara acak.
Kelompok I-IV dipejankan infusa biji alpukat selama 28 hari secara peroral pada
dosis 202,25 ; 360 ; 640,8 ; 1140,6 mg/kgBB, Kelompok V kontrol negative
14.285 mg/kgBB. Pada hari ke-29 sebanyak tiga tikus dari tiap dosis dikorbankan
lalu dilakukan pembedahan untuk melihat histopatologis hati. Sisa hewan uji
dipelihara tanpa diberi perlakuan selama 14 hari untuk melihat reversibilitas efek
toksik yang ditimbulkan. Pada hari ke-15, tikus yang tersisa dikorbankan dan
diambil organ hati untuk dilakukan pemeriksaan histopatologis. Perubahan
struktural histopatologis hati yang diamati meliputi kejadian degenerasi dan
nekrosis dari sel hati di sekitar vena porta dan vena sentralis. Pengamatan
dilakukan di bawah mikroskop cahaya (Olympus PP 10®) di Laboratorium
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Yogyakarta.
Hasil analisis gambaran histopatologis hati hewan uji menunjukkan
bahwa pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara subakut selama 28
hari tidak memiliki efek toksik terlihat dari tidak adanya wujud perubahan
struktural yang diamati dari histopatologis hati tikus Sprague Dawley.
Reversibilitas sifat efek toksik infusa biji Persea americana Mill. tidak dapat
ditentukan dikarenakan tidak ditemukan perubahan struktural histopatologis hati
akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill pada tikus Sprague Dawley.
Kata kunci : biji Persea americana Mill., infusa, subakut, histopatologis hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
The aim of this study is to determine the subacute toxic effects of the use
of Persea americana Mill. seed infusion on structural changes of liver
histopathologic in Sprague Dawley rats and to know reversibility of toxic effects
caused.
This study is a pure experimental design with randomized design pattern.
A total of 50 Sprague Dawley rats (25 males and 25 females), aged 2-3 months,
were randomly divided into 5 groups. Group I-IV were administered avocado seed
infusion during 28 days, orally at a dose of 202.25; 360; 640.8; 1140.6 mg/kg,
Group V negative control 14.285 mg/kg. On day 29, three rats from each dose
was sacrificed and then performed surgery to examine the liver histopathology.
The rest of the test animals were reared without treated for 14 days to see the
reversibility of toxic effects caused. On the 15th
day, the remaining rats were
sacrificed and the liver was taken for histopathological examination. Structural
changes in liver histopathologic which is observed were the incidence of
degeneration and necrosis of liver cells around the portal vein and central vein.
Observations were carried out under a light microscope (Olympus PP 10®) at the
Faculty of Veterinary Pathology UGM Laboratory, Yogyakarta.
Liver histopathologic analysis results showed that there are no subacute
toxic effects of the use of Persea americana Mill. seed infusion on structural
changes of liver histopathologic in Sprague Dawley rats. Reversibility of toxic
effects of the use of Persea americana Mill. seed infusion can not be determined
because there are no structural changes in liver histopathologic due to the usage of
Persea americana Mill. seeds infusion in Sprague Dawley rats.
Keywords: Persea americana Mill. seed, infusion, subacute, liver histopathologic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia ini, penggunaan obat tradisional sebagai terapi utama atau
alternatif telah menjadi trend saat ini. Munculnya trend penggunaan obat
tradisional ini disebabkan karena obat tradisional memiliki harga yang murah,
mudah didapat dan adanya sugesti bahwa obat tradisional tidak memiliki efek
samping dan aman digunakan (Ozolua, Anaka, Okpo, Idogun, 2009).
Biji alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu obat
tradisional yang telah diketahui sebelumnya melalui uji praklinik efek
farmakologinya memiliki fungsi sebagai antihipertensi dan penyakit
kardiovaskuler (Imafidon dan Amaechina, 2010), agen nefroprotektif (Yoseph,
2013), agen hepatoprotektif (Permatasari, 2013), dapat menurunkan kadar gula
darah (Alhassan, Sule, Atiku, Wudil, Abubakar, dan Mohammed, 2012), memiliki
aktivitas antimikroba (Idris, Ndukwe, dan Gimba, 2009), dan memiliki aktivitas
antiinflamasi dan meningkatkan sistem imun (Arukwe, Amadi, Duru, Agomuo,
Adindu, Odika, et al., 2012).
Secara farmakokinetika, setiap senyawa xenobiotika yang masuk ke
dalam tubuh akan mengalami proses absorbsi, distribusi, metabolisme, dan
eliminasi. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dan memiliki
kapasitas yang tinggi untuk mengikat zat kimia (Baradero, Dayrit, dan Siswadi,
2008). Hati juga merupakan filter utama untuk mengeliminasi senyawa
xenobiotika atau racun (Donatus, 2005). Proses eliminasi tersebut memungkinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
terjadinya penumpukkan senyawa xenobiotika pada hati sehingga dapat
menimbulkan efek hepatotoksik. Salah satu wujud efek ketoksikan pada hati
adalah perubahan struktural, yakni seperti degenerasi melemak, nekrosis, dan lain-
lain (Gad, 2002), di mana telah diketahui meskipun hati berperan penting dalam
tubuh, organ hati rentan terhadap kerusakan dan penyakit diakibatkan sistem
sirkulasi darahnya yang tidak biasa (Wibowo dan Paryana, 2009).
Bahaya pemaparan suatu zat pada manusia dapat diketahui dengan
mempelajari efek kumulatif, dosis yang dapat menimbulkan efek toksik pada
manusia, dan lain-lain. Informasi tersebut dapat diperoleh dari uji toksisitas,
meliputi uji toksisitas akut, toksisitas subakut, dan lain-lain, tergantung dari tujuan
penggunaan suatu zat dan kemungkinan terjadinya risiko akibat pemaparan pada
manusia (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014). Uji
toksisitas subakut merupakan salah satu contoh uji ketoksikan tak khas yang
dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan spektrum efek toksik suatu senyawa
pada aneka ragam hewan uji (Donatus, 2005). Uji ini dapat memberikan
gambaran tentang toksisitas calon obat herbal terstandar pada penggunaan
berulang untuk jangka waktu yang relatif lama dan kecenderungan akumulasi dan
reversibilitas efek toksik calon obat herbal terstandar (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 1992).
Penelitian ini merupakan penelitian paralel di mana pengamatan yang
dilakukan antara lain toksisitas akut, kadar BUN dan kreatinin, kadar SGPT dan
SGOT, kadar glukosa darah, histopatologis ginjal, histopatologis hati,
histopatologis pankreas, dan histopatologis testis dan uterus. Namun, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
penelitian ini peneliti berpusat pada perubahan struktural histopatologis hati.
Penelitian ini penting dilakukan untuk memperoleh informasi efek toksik pada
penggunaan obat tradisional infusa biji Persea americana Mill. secara subakut
terhadap perubahan struktural histopatologis hati tikus galur Sprague Dawley,
serta untuk mengetahui efek kumulatif dan efek reversibilitas sifat efek toksik
yang ditimbulkan infusa biji Persea americana Mill. terhadap perubahan
struktural hati.
Sedian infusa dipilih peneliti karena merupakan salah satu bentuk
sederhana dalam pembuatan obat tradisional yang sering digunakan oleh
masyarakat dan mudah dilakukan (Badan Pengawas obat dan Makanan Republik
Indonesia, 2010).
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
a. Apakah pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara subakut
memiliki efek toksik pada tikus Sprague Dawley yang dilihat dari wujud
perubahan struktural histopatologis hati tikus?
b. Bagaimana reversibilitas sifat efek toksik penggunaan infusa biji Persea
americana Mill. secara subakut terhadap perubahan struktural hati?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan pada biji alpukat, yaitu:
a. “Chemical Composition of Persea americana Leaf, Fruit and Seed” yang
menyatakan bahwa biji Persea americana Mill. mengandung tanin,
saponin, flavonoid, alkaloid, steroid, sianogenik glikosida dan fenol yang
memiliki aktivitas antiinflamasi, antioksidan serta meningkatkan sistem
imun (Arukwe, et al., 2012).
b. “Pengaruh Waktu Pemberian Infusa Biji Alpukat Persea Americana Mill
Secara Akut sebagai Hepatoprotektif terhadap Aktifitas ALT-AST Serum
pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” menyatakan bahwa
pemberian infusa biji Persea americana Mill. pada dosis 360,71 mg/kgBB
dan dalam jangka waktu 4 jam setelah tikus terinduksi karbon tetraklorida
mampu memberikan efek hepatoprotektif (Permatasari, 2013).
c. “Efek Nefroproktetif Pemberian Jangka Panjang Infusa Biji Persea
Americana Mill. terhadap Kadar Kreatinin dan Gambaran Histologi Ginjal
Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” menyatakan bahwa variasi dosis
biji alpukat (Persea americana Mill.) 360,71 mg/kgBB; 642,06 mg/kgBB;
1142,86 mg/kgBB mampu memberikan efek nefroprotektif (Yoseph,
2013).
d. “Effects of Aqueous Seed Extract of Persea americana Mill. (Avocado) on
Blood Pressure and Lipid Profile in Hypertensive Rats” menyatakan
bahwa ekstrak air biji alpukat (Persea americana Mill.) memiliki aktivitas
antihipertensi (Imafidon dan Amaechina, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
e. “Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol
Biji alpukat (Persea americana Mill.)” menyatakan bahwa biji alpukat
(Persea americana Mill.) mengandung alkaloid, triterpenoid, tannin,
flavonoid dan saponin serta Nilai LC50 biji alpukat biasa segar dan kering
yaitu masing-masing sebesar 42,270 mg/L, 36,078 mg/L, 36,924 mg/L dan
34,302 mg/L (Marlinda, Sangi, dan Wuntu, 2012).
f. “Acute and Sub-acute Americana Mill (Lauraceae) in Rats” penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keamanan serta ketoksisitasan ekstrak air
serbuk biji alpukat yang direndam selama 24 jam serta dibuat konsentrat
dengan rotari evaporator dan dikeringkan di oven pada suhu 300C selama 3
hari. Penelitian ini menyatakan bahwa LD50 tidak ditemukan pada uji
toksisitas akut sedangkan pada uji toksisitas subakut ditemukan kenaikan
jumlah minum pada tikus dan kenaikan total protein pada hematologi
darah (Ozulua, dkk., 2009) Perbedaan penelitian yang dilakukan Ozulua,
dkk. (2009) dengan penelitian yang akan dilakukan adalah cara pembuatan
infusa biji alpukat dan pengamatan yang dilakukan.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa penelitian uji toksisitas
subakut infusa biji alpukat terhadap gambaran histopatologis hati tikus jantan
dan betina Sprague Dawley belum pernah dilakukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan
kefarmasian dalam memberikan kajian efek toksik subakut mengenai
penggunaan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.).
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang dosis yang menyebabkan toksisitas infusa biji alpukat (Persea
americana Mill.) pada penggunaan subakut terhadap wujud perubahan
struktural histopatologis dan reversibilitas sifat efek toksik hati.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ketoksikan dari
pengunaan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) secara subakut.
2. Tujuan khusus
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan ada tidaknya efek toksik
pada pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara subakut yang
diberikan pada tikus Sprague Dawley terhadap wujud perubahan struktural
histopatologis hati tikus.
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi reversibilitas dari sifat efek
toksik penggunaan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) secara
subakut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Persea americana Mill.
1. Deskripsi tanaman
Gambar 1. Buah Persea americana Mill. (Plantamor, 2012)
Pohon Persea americana Mill. berukuran sedang hingga besar dengan
tinggi ±10 m, batang berkayu, bulat, bercabang, berwarna coklat. Daun
tunggal, bulat telur, bertangkai, letak tersebar, ujung dan pangkal runcing,
berbulu, panjang 10-20 cm dan lebar 3-10 cm. Warna daun kemerahan ketika
masih muda dan ketika menua berwarna hijau tua dan teksturnya halus.
Bunganya majemuk, bentuk malai, berkelamin dua, tumbuh di ujung ranting,
benang sari duabelas, ruang kepala sari empat, berwarna putih kekuningan
dengan diameter 1-1,5 cm. Biji bulat, diameter 2,5-5cm, keping biji putih
kemerahan. Akar tunggang, bulat berwarna coklat (Napitupulu dan Wisaksono,
2008). Buahnya memiliki biji tunggal yang besar, berbentuk bulat hingga
lonjong (Gambar 1.) dan beratnya hingga 2,3 kg. Buah matang berwarna hijau,
hitam, ungu atau kemerahan tergantung dari varietasnya (World Agroforestry
Centre, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Taksonomi biji alpukat
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill.
(Plantamor, 2012)
3. Kandungan kimia dan kegunaannya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Malangngi, Meiske, dan Jessy,
(2012), biji Persea americana Mill. memiliki kandungan kimia berupa tannin.
Selain itu, biji Persea americana Mill. juga memiliki kandungan saponin,
flavonoid, alkaloid, steroid, glikosida sianogen dan fenol (Arukwe, dkk., 2012).
Infusa biji alpukat dapat digunakan sebagai agen nefroprotektif pada
tikus terinduksi karbon tertraklorida (Yoseph, 2013). Infusa biji alpukat dapat
digunakan sebagai agen hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon
tertraklorida (Permatasari, 2013). Ekstrak etanol biji alpukat memiliki aktivitas
antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas DPPH (Malangngi dkk.,
2012). Ekstrak air biji alpukat memiliki aktivitas mengontrol hipertensi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
penyakit kardiovaskular (Imafidon dan Amaechina, 2011). Ekstrak air biji
alpukat juga memiliki efek hipoglikemik pada tikus diabetes yang terinduksi
aloksan (Alhassan, et al., 2012) dan memiliki aktivitas antimikroba (Idris dkk.,
2009). Biji alpukat memiliki aktivitas antiinflamasi dan meningkatkan sistem
imun (Arukwe, et al., 2012).
B. Toksikologi
Toksikologi dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari
antaraksi berbahaya zat kimia atau senyawa asing terhadap sistem biologi
makhluk hidup (Donatus, 2005).
Kondisi efek toksik adalah keadaan atau faktor yang mempengaruhi
keefektifan absorpsi, distribusi, dan eliminasi zat beracun di dalam tubuh sehingga
menentukan keberadaan (kadar dan lama tinggal) senyawa atau metabolitnya di
tempat aksi dan keefektifan antaraksinya (mekanisme aksi). Keadaan ini
bergantung pada kondisi pemejanan dan kondisi makhluk hidup (Donatus, 2005).
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat
pada sistem biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari
sediaan uji. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memberi informasi
mengenai derajat bahaya sediaan uji tersebut bila terjadi pemaparan pada manusia,
sehingga dapat ditentukan dosis penggunaannya demi keamanan penggunaan pada
manusia (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014).
Pada dasarnya, uji toksikologi dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni
uji ketoksikan tak khas dan uji ketoksikan khas. Uji ketoksikan tak khas adalah uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
toksikologi yang dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan atau spektrum efek
toksik suatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji. Contoh uji ketoksikan
tak khas adalah uji ketoksikan akut, subkronis dan kronis. Uji ketoksikan khas
adalah uji toksikologi yang dirancang untuk mengevaluasi secara rinci efek yang
khas suatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji. Contoh uji ketoksikan khas
adalah uji potensiasi, kekarsinogenikan, kemutagenikan, reproduksi, kulit, mata,
dan perilaku (Donatus, 2005).
C. Toksisitas Subakut
Toksisitas subakut merupakan salah satu jenis uji toksikologi. Uji
toksisitas subakut adalah uji ketoksikan suatu senyawa yang diberikan dengan
dosis berulang pada hewan uji tertentu, selama kurang dari 3 bulan (Gad, 2002).
Tujuan uji toksisitas subakut adalah untuk memperoleh informasi adanya efek
toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut; informasi kemungkinan
adanya efek toksik setelah pemaparan sediaan uji secara berulang dalam jangka
waktu tertentu; informasi dosis yang tidak menimbulkan efek toksik (No
Observed Adverse Effect Level / NOAEL); dan mempelajari adanya efek
kumulatif dan efek reversibilitas zat tersebut (Kepala Badan Pengawas Obar dan
Makanan Republik Indonesia, 2014).
Uji ini dapat memberikan gambaran tentang toksisitas calon obat herbal
terstandar pada penggunaan berulang untuk jangka waktu yang relatif lama.
Kecenderungan akumulasi dan reversibilitas efek toksik calon obat herbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terstandar juga dapat dinyatakan dari hasil uji toksisitas subakut (Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 1992).
Uji toksisitas subakut tidak difokuskan pada titik akhir tertentu,
melainkan untuk mengeksplorasi secara luas keseluruhan efek biologis yang
ditimbulkan pada tempat aksi yang diberikan pada rentang dosis tertentu. Uji
toksisitas subakut dapat menentukan toksisitas secara kualitatif (organ target dan
efek yang ditimbulkan) dan kuantitatif (perubahan struktural atau efek yang
ditimbulkan terhadap jaringan dan plasma darah) dari pemberian dosis berulang
pada hewan uji (Gad, 2002).
Sarana utama dalam mendeteksi respon toksisitas apabila tidak terdapat
kematian seperti organisme atau jaringan adalah:
1. Perubahan biokimia melibatkan efek pada enzim seperti inhibitor atau
perubahan jalur metabolik tertentu. Munculnya enzim atau substansi tertentu
dalam cairan tubuh menunjukkan kebocoran dari jaringan dan merupakan
indikasi perubahan patologis.
2. Perubahan status normal yakni perubahan berat badan, asupan makanan dan
minuman, output urin, dan berat organ merupakan indicator umum dan
spesifik untuk toksisitas (Timbrell, 2008).
Reversibilitas (keterbalikan) toksisitas terjadi apabila efek yang tidak
diinginkan (efek toksik) dapat dikembalikan apabila perlakuan dihentikan.
Reversibilitas toksisitas bergantung pada sejumlah faktor, antara lain tingkat
pemaparan (waktu dan jumlah racun) dan kemampuan jaringan yang terkena
untuk memperbaiki atau meregenerasi (Williams, James, dan Roberts, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
D. Hati
1. Anatomi hati
Gambar 2. Hati dalam sistem pencernaan (Baradero, dkk., 2008)
Hepar atau hati (Gambar 2.) adalah kelenjar yang paling besar dalam
tubuh manusia dengan berat 1,5 kg. Hati berwarna merah coklat, sangat
vaskular dan lunak. Bagian superior dari hati berbentuk cembung dan terletak
di bawah kubah kanan diafragma. Bagian inferior hati berbentuk cekung dan
dibawahnya terdapat ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus (Baradero, dkk.,
2008). Hati dilapisi peritoneum kecuali pada bagian terbuka (Faiz dan Moffat,
2002).
Gambar 3. Hati Tampak Depan (Gibson, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Hati (Gambar 3.) terdiri dari banyak unit fungsional yaitu lobulus.
Setiap lobulus terdiri dari sel-sel hati yang berbentuk segi enam atau
heksagonal. Hati dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kiri dan kanan.
Ligamen falsiform membagi lobus kanan menjadi segmen anterior dan
posterior serta membagi lobus kiri menjadi segmen medial dan lateral. Dari
hati, ligamen falsiform melintasi diafragma sampai ke dinding abdomen
anterior (Baradero, dkk., 2008).
Gambar 4. Struktur Dasar Lobulus Hati (Baradero, dkk., 2008).
Saluran-saluran yang berada di hati terdiri dari (Gambar 4.) : arteri
hepatika yang berfungsi untuk menyuplai darah ke hati; vena porta hepatika
yang berfungsi untuk membawa darah dari vena ke seluruh traktus
gastrointestinal ke hati, darah yang dibawa ini mengandung zat-zat makanan
yang telah diserap oleh vili usus halus; vena sentralis berfungsi untuk
membawa darah vena dari hati ke vena inferior; saluran-saluran bilier juga
disebut kanalikuli empedu, dibentuk oleh kapiler-kapiler empedu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menyatu dan menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hati (Baradero,
dkk., 2008).
Gambar 5. Histopatologi hati (Thoolen, dkk., 2010).
Secara histologis, hati dibagi menjadi lobulus. Pusat lobulus adalah
vena sentralis dan bagian perifer lobus disebut triad portal. Secara fungsional,
hati dibagi menjadi 3 zona (Gambar 5.). Zona 1 (periportal) mengelilingi
saluran vena porta di mana darah yang mengandung paling banyak oksigen
dari arteri hepatika masuk, akibatnya zona ini pertama kali yang akan
terpengaruh oleh perubahan darah yang masuk. Zona 1 memiliki hepatosit
khusus yang berfungsi dalam proses oksidatif hati seperti glukoneogenesis, β-
oksidasi asam lemak, dan sintesis kolesterol. Zona 2 (transitional; midzonal)
merupakan zona sel yang memberikan respon kedua terhadap darah yang
masuk. Zona 3 (centro lobular) terletak disekitar vena sentralis, di mana zona
ini menerima darah yang sedikit mengandung oksigen, sehingga zona ini
paling rentan terhadap cidera iskemik. Hepatosit pada zona 3 berfungsi dalam
proses glikolisis, lipogenesis, dan detoksifikasi xenobiotika oleh sitokrom P-
450 (Thoolen, Maronpot, Harada, Nyska, Rousseaux, Nolte, dkk., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Hati mempunyai struktur seragam yang terdiri dari kelompok sel-sel
yang dipersatukan oleh sinusoid (Gambar 4.). Sinusoid adalah saluran
pembuluh darah yang dilapisi oleh hepatosit. Di mana darah yang mengalir
melalui sinusoid akan diproses dan diolah oleh hepatosit serta sel Kupffer yang
bertugas untuk membersihkan darah dari patogen asing seperti bakteri sebelum
akhirnya bermuara keluar melalui vena sentralis (Barron, 2009). Sel-sel hepar
mendapat suplai darah dari vena porta hepatika yang kaya akan makanan, tidak
mengandung oksigen dan terkadang toksik, serta dari arteri hepatika yang
mengandung oksigen menuju vena sentralis, karena mempunyai sistem
peredaran darah yang tidak biasa ini, maka sel-sel hepar mendapat darah relatif
kurang oksigen. Keadaan ini menjelaskan mengapa hati lebih rentan terhadap
kerusakan dan penyakit (Wibowo dan Paryana, 2009).
2. Fisiologi hati
Fungsi hati bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya
mengenai pengaruhnya atas makanan dan darah. Hati merupakan pabrik kimia
terbesar dalam tubuh, dalam hal menjadi “perantara metabolisme”, artinya hati
mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan disimpan, guna
dikeleluarkan sesuai pemakaiannya di dalam jaringan tubuh. Hati juga
berfungsi menghancurkan atau mengubah zat toksik menjadi senyawa yang
kurang berbahaya bagi tubuh (Pearce, 2009).
Beberapa fungsi penting lain hati yakni memproduksi empedu, yang
digunakan oleh usus kecil untuk mengahancurkan dan menyerap lemak,
menyimpan vitamin, seperti B12, A, D, E dan K, menghancurkan eritrosit tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan melepaskan bilirubin, menghasilkan berbagai protein darah, seperti
protrombin dan fibrinogen, yang membantu dalam pembekuan darah (Gylys
dan Wedding, 2009).
E. Hepatotoksisitas
Hati merupakan organ yang luar biasa dalam mempertahankan fungsinya,
sehingga masih dapat mempertahankan fungsi normalnya meskipun hanya dengan
10-12% unit fungsional yang normal (Soeksmanto, 2008). Enzim-enzim yang
biasanya digunakan dalam mendiagnosis kerusakan hati adalah SGPT dan SGOT.
Keberadaan aktivitas SGPT dalam plasma menunjukkan bahwa adanya kerusakan
pada hati, sedangkan enzim GOT tersebar dalam sel-sel tubuh di mana terbanyak
dimiliki oleh otot jantungm kemudian hepar, otot tubuh, ginjal, dan pankreas. Bila
terjadi kerusakan pada membran sel hati maka kenaikan SGPT lebih menonjol.
Bila terjadi kerusakan organel sel hati maka kenaikan SGOT akan lebih menonjol.
Pada cidera sederhana yang meluas, kadar SGPT dan SGOT umumnya tidak
memperlihatkan peningkatan, sehingga produksi enzim GOT dan GPT tidak
bertambah (Carl, Edward, David, 2006).
Jenis-jenis kerusakan hati yang digunakan sebagai parameter perubahan
struktural histopatologis hati :
1. Nekrosis hati: kematian hepatosit, dapat bersifat fokal (sentral, pertengahan,
perifer) atau difus. Nekrosis hati merupakan suatu manifestasi toksik yang
berbahaya tetapi tidak kritis, karena hati memiliki kemampuan regenerasi
yang luar biasa cepat (Lu, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Sirosis hati: penyakit kronis pada hati dengan inflamasi dan fibrosis serta
hilangnya sebagian besar fungsi hati. Menurut Lu (2006), sirosis ditandai oleh
adanya septa kolagen, kumpulan hepatosit dan jaringan parut yang tersebat di
sebagian besar hati.
3. Degenerasi hidropik adalah degenerasi sel dalam bentuk hidropik adalah
adanya akumulasi cairan pada sitoplasma sel yang terlihat seperti vakuola.
Secara mikroskopis terlihat bahwa sel mengandung ruang-ruang jernih yang
mengelilingi hati Cheville (2006). Degenerasi hisropik merupakan perubahan
struktural akut yang bersifat reversibel yang dihasilkan sebagai respon
terhadap cidera yang tidak mematikan. Degenerasi hidropik merupakan
akumulasi air pada intrasitoplasma yang disebabkan karena ketidakmampuan
sel untuk mempertahankan homeostasis ion dan cairan sehingga
menyebabkan gangguan integritas sel membran. Jika terjadi pada organ hati
biasanya disebabkan oleh hepatitis atau hipoksia (Danciu, Mihailovici, Dima,
Cucu, 2014).
4. Steatosis (perlemakan/degenerasi lemak): adanya penimbunan trigliserida di
hepatosit yang bersifat reversible (Corwin, 2009). Degenerasi melemak
adalah munculnya droplet lemak dalam sitoplasma sel tanpa perubahan
nukleus. Degenerasi melemak muncul akibat ketidakmampuan hati untuk
memetabolisme lemak (Kumar, Abbas, Aster, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
F. Infundasi
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi
simplisia nabati dengan air pada suhu 900C selama 15 menit. Pembuatan infusa
merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dan dapat
diminum panas atau dingin. Cara pembuatan infusa adalah dengan mencampur
simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya,
panaskan ditangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900C
sambil sekali-sekali diaduk. Penyarian dilakukan menggunakan kain flanel dengan
penambahan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa
yang diinginkan (Badan Pengawas obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010).
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk mendapatkan bukti
adanya tidaknya efek toksik subakut dari infusa biji alpukat terhadap perubahan
struktural histopatologis hati tikus jantan dan betina galur Sprague Dawley.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian
Penelitian toksisitas subakut infusa biji Persea americana Mill.terhadap
gambaran hispatologis hati tikus Sprague Dawley ini merupakan penelitian
eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian
menggunakan hewan uji ini telah mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (Lampiran 7 dan 8).
B. Variabel Dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis
pemberian infusa biji Persea americana Mill.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung penelitian ini adalah wujud
perubahan struktural histopatologis hati tikus galur Sprague Dawley.
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam
penelitian ini adalah, kondisi hewan uji, yaitu tikus galur Sprague Dawley,
jenis kelamin jantan dan betina, berat badan 150-250 g, dan umur 2-3 bulan
diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono, Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Selain itu variabel pengacau juga dari bahan
uji yang digunakan berupa biji Persea americana Mill. yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mempunyai waktu panen, waktu tumbuh dan panen yang sama. Frekuensi
pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara per oral satu kali sehari
selama dua puluh delapan hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang
sama di mana bahan uji berupa biji Persea americana Mill. diperoleh dari
Depot Es Teller 77, Galeria Mall, Yogyakarta yang diambil pada bulan Juni
2014.
b. Variabel Pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam
penelitian ini adalah keadaan patologis tikus jantan dan betina galur
Sprague Dawley yang digunakan.
3. Definisi operasional
a. Biji Persea americana Mill. Biji Persea americana Mill. yang digunakan
adalah biji alpukat segar dan tidak busuk.
b. Infusa biji Persea americana Mill. Infusa didapatkan dengan cara
menginfudasi 8 g serbuk kering biji Persea americana Mill. ke dalam
100,0 ml air pada suhu 900C selama 15 menit sehingga diperoleh
konsentrasi infusa biji P. americana Mill. 8% b/v.
c. Dosis infusa biji P. americana Mill. Dosis yang diberikan kepada hewan
uji yakni : Dosis I = 202,24 mg/kgBB, Dosis II = 360 mg/kgBB, Dosis III
= 640,8 mg/kgBB dan Dosis IV = 1140,6 mg/kgBB.
d. Parameter efek toksisitas subakut. Parameter efek toksisitas subakut pada
organ hati ditunjukkan dengan adanya perbedaan gambaran histopatologis
organ hati antara kelompok perlakuan dan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Perubahan struktural histopatologis hati. Perubahan histopatologis hati
merupakan gambaran perubahan struktural histopatologis kelompok
perlakuan yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol negatif.
f. Sifat efek toksik. Sifat efek toksik yang mungkin muncul adalah reversible
atau irreversible pada organ hati.
g. Uji toksisitas subakut. Uji toksisitas subakut adalah uji ketoksikan infusa
biji Persea americana Mill. secara per oral satu kali sehari selama dua
puluh delapan hari berturut-turut pada waktu yang sama.
C. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Biji Persea americana Mill. yang diperoleh dari Depot Es Teller 77, Galeria
Mall, Yogyakarta, pada bulan Juni 2014.
b. Hewan uji yang digunakan, yaitu tikus galur Sprague Dawley, umur 2-3 bulan,
berat badan 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono, Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
c. Aquadest yang digunakan sebagai pelarut infusa dan larutan kontrol negatif
hewan uji, diperoleh dari Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
d. Moisture Balanced, alat penetapan kadar air serbuk biji Persea americana
Mill. yang berasal dari Laboratorium Kimia Analisis, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
e. Pellet AD-2, asupan pakan hewan uji dan air reverse osmose, asupan minum
hewan uji yang diperoleh dari Laboratorium Imono, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
f. Bahan pemeriksaan histologis adalah formalin 10% yang dibuat dengan
mengencerkan formalin 30% dengan aquadest sesuai volume yang telah
dihitung menggunakan rumus pengenceran. Formalin 30% diperoleh dari
Laboratorium Kimia Analisis, Fakultas Farmasi, Sanata Dharma, Yogyakarta.
D. Alat Atau Instrumen Penelitian
1. Alat pembuatan simplisia : timbangan digital, oven, blender, ayakan no.40,
wadah untuk menyimpan serbuk biji alpukat.
2. Alat penetapan kadar air : Moisture balanced dan sendok.
3. Alat pembuatan infusa biji Persea americana Mill. : panci enamel, termometer,
stopwatch, bekker glass, gelas ukur, cawan porselen, batang pengaduk,
corong, labu alas bulat, penangas air, timbangan analitik, kain flannel.
4. Alat uji perlakuan dan pemeriksaan histopatologis : kandang metabolik
(metabolic cage) tikus, jarum suntik per oral, spuit injeksi, timbangan,
seperangkat alat bedah, pipa kapiler (haematokrit), eppendorf alat-alat gelas
dan pot-pot untuk menyimpan organ.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi serbuk biji Persea americana Mill
Determinasi serbuk biji Persea americana Mill. dilakukan di Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Pengumpulan bahan
Bahan uji yang digunakan adalah biji Persea americana Mill. yang
diperoleh dari Penjual dari Depot Es Teller 77, Galeria Mall, Yogyakarta pada
bulan Juni 2014.
3. Pembuatan serbuk
Biji Persea americana Mill. dibersihkan dari kulit luarnya lalu dicuci
dengan air mengalir kemudian dipotong tipis, lalu dikeringanginkan hingga biji
tidak tampak basah kemudian dilakukan pengeringan menggunakan oven pada
suhu 50˚C selama 72 jam. Potongan biji yang sudah kering kemudian diserbuk
dan diayak dengan ayakan no. 40 agar kandungan fitokimia yang terkandung
lebih mudah terekstrak karena luas permukaan serbuk yang berkontak dengan
pelarut semakin besar (Lampiran 3.).
4. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.
Sampel serbuk biji Persea americana Mill sebanyak 5 g dimasukkan
ke dalam alat Moisture Balanced pada suhu 1050C selama 15 menit, kemudian
secara otomatis persen kadar air akan muncul pada alat Moisture Balanced.
Kadar air yang baik tidak lebih dari 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5. Pembuatan infusa biji Persea americana Mill.
Serbuk biji Persea americana Mill.yang kering ditimbang
sebanyak 8 g. Kemudian serbuk kering tersebut dibasahi aquadest dengan 2
kali bobot serbuk. Lalu dimasukkan ke dalam 100,0 ml pelarut aquadest,
sehingga total aquadest yang digunakan adalah 116,0 ml. Campuran tersebut
diinfudasi pada suhu 900C selama 15 menit, waktu 15 menit dihitung ketika
suhu campuran mencapai 900C. Setelah 15 menit, campuran tersebut diambil
dan diperas menggunakan kain flannel lalu dimasukkan ke dalam labu ukur.
Apabila infusa yang didapatkan belum tepat 100,0 ml maka ditambahkan
dengan air panas melalui flannel tersebut kembali (Lampiran 4.).
6. Penetapan dosis infusa biji Persea Americana Mill.
Peringkat dosis infusa biji alpukat didasarkan pada pengobatan yang
biasa digunakan oleh masyarakat yaitu ± 2 sendok makan (4 g) serbuk yang
direbus dengan 250 ml air. Maka dosis perlakuan yang digunakan adalah
4g/70kgBB manusia. Berdasarkan data di atas maka konversi dosis manusia 70
kg ke tikus 200 g = 0,018
Dosis untuk tikus 200 g = 0,018 x 4 g – 0,72 g/200 g BB = 360 mg/kgBB
Berdasarkan hasil orientasi infusa penelitian yang dilakukan oleh
Yoseph (2013), konsentrasi maksimal infusa biji alpukat yang dapat dibuat
adalah 8g/100ml dengan asumsi berat badan hewan uji maksimal adalah 350 g
dan volume maksimal pemberian infusa secara p.o = 5 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Maka dilakukan perhitungan untuk menetukan dosis tinggi perlakuan
dengan rumus : D x BB = C X V
D x 350 g = 8 g/100ml x 5 ml
D = 1142,8 mg/kgBB
Kemudian dihitung faktor kelipatan dari dosis rendah dan dosis tinggi
untuk menentukan peringkat dosis infusa biji Persea americana Mill.
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
√
= √
(Faktor Kelipatan)
Berdasarkan faktor kelipatan yang maka diperoleh 4 peringkat dosis yaitu:
Dosis I : 360 mg/kgBB : 1,78 = 202,24 mg/kgBB
Dosis II : 360 mg/kgBB
Dosis III : 360 mg/kgBB x 1,78 = 640,8 mg/kgBB
Dosis IV : 640,8 mg/kgBB x 1,78 = 1140,6 mg/kgBB
7. Penetapan dosis kontrol negatif (aquadest)
Berdasarkan perhitungan di atas diasumsikan berat badan hewan uji
maksimal adalah 350 g dan volume maksimal pemberian infusa secara p.o = 5 ml.
Menurut Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (1995) konsentrasi aquadest
sebesar 0,998 g/ml yang dibulatkan menjadi 1g/ml maka didapatkan dosis kontrol
negatif (aquadest), yakni :
D x BB = C x V
D x 350 g = 1 g/ ml x 5 ml
D =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D =
D = 14285 mg/kgBB
Maka dosis aquadest adalah 14285 mg/kgBB
8. Penyiapan hewan uji
Hewan uji tikus yang digunakan berjumlah 50 ekor (25 ekor jantan
dan 25 ekor betina) dari galur Sprague Dawley dengan umur 2-3 bulan dan
berat badan 150-250 g. Hewan uji ditempatkan dalam metabolic cage secara
acak. Sebelum perlakuan hewan uji diadaptasikan dengan lingkungan selama 3
hari. Penelitian dengan hewan coba telah mendapat ethical clearance dari
Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (Lampiran 7 dan 8.).
9. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji
Penelitian ini menggunakan 50 ekor tikus yakni 25 ekor tikus jantan
dan 25 ekor tikus betina yang masing-masing dibagi secara acak ke dalam lima
kelompok di mana setiap kelompok akan berisi 5 ekor tikus. Kelompok I
sampai IV diberi perlakuan infusa biji alpukat dengan peringkat dosis berturut-
turut 202,24 ; 360 ; 640,8 ; 1140,6 mg/kgBB. Kelompok V adalah tikus yang
diberikan aquadest sebagai kontrol negatif. Pemberian infusa biji Persea
americana Mill. dilakukan satu kali sehari selama dua puluh delapan hari
berturut-turut secara peroral.
10. Prosedur pelaksanaan penelitian
Uji toksisitas subakut dilakukan dengan cara pemberian infusa biji
Persea americana Mill. satu kali sehari selama 28 hari pada hewan uji sesuai
dosis pemberian di mana tikus tetap diberi makan dan minum. Pada hari ke-29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sebanyak 3 ekor hewan uji dari tiap kelompok dilakukan pembedahan baik
jantan maupun betina. Sementara hewan uji yang tersisa yakni sebanyak 2 ekor
dipelihara tanpa diberi perlakuan infusa biji Persea americana Mill., selama 14
hari untuk melihat sifat efek toksik reversible atau irreversible, lalu pada hari
ke-15 hewan uji dilakukan pembedahan.
11. Prosedur pemusnahan hewan uji
Sebelum pembedahan, hewan uji dikorbankan dengan cara anastetika
overdosis yakni memasukkan tikus kedalam wadah tertutup berisi eter yang
akan diinhalasi oleh tikus. Setelah dibedah, organ yang diinginkan diambil
menggunakan pinset dan gunting bedah, kemudian organ dicuci dengan larutan
NaCl 0,9% dan dimasukkan kedalam pot formalin 10% untuk diawetkan.
Hewan uji yang telah diambil organnya kemudian dikubur.
12. Pengamatan
a. Penimbangan berat badan hewan uji
Data penimbangan berat badan hewan uji dihitung purata
perubahan berat badan tiap kelompok hewan uji pada hari ke-0, 7, 14, 21
dan 28. Data perubahan berat badan hewan uji antar minggu dan
kelompok perlakuan dianalisis secara statistik dengan menggunakan
General Linier Model (Multivariate).
b. Pengukuran asupan pakan dan minum hewan uji
Hewan uji asupan 30 g setiap harinya dan asupan minum 100 ml
setiap harinya. Pengukuran dilakukan dengan cara menimbang sisa pakan
dari wadah pakan hewan uji. Selisih penimbangan berat pakan pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pertama dan kedua dihitung sebagai asupan pakan yang dikonsumsi pada
hari pertama, metode yang sama juga dilakukan pada pengukuran asupan
minum setiap harinya selama 28 hari perlakuan.
13. Pembuatan preparat dan pemeriksaan histopatologis
Organ yang telah disimpan dalam larutan formalin 10% dilakukan
trimming yakni pemotongan tipis jaringan setebal ±4mm dengan orientasi
sesuai dengan organ yang akan dipotong. Potongan jaringan kemudian
dimasukkan dalam embeding cassete lalu dilanjutkan dengan proses dehidrasi
menggunakan tissue processor untuk mengeluarkan kandungan air dalam
jaringan organ. Proses dehidrasi ini menggunakan cairan dehidran, seperti
etanol atau isopropil alkohol. Cairan dehidran kemudian dibersihkan dari
jaringan menggunakan reagen pembersih, yaitu xilol selama 1 jam, yang
kemudian diganti dengan parafin dengan metode penetrasi ke dalam jaringan
selama 2 jam. Setelah melalui proses dehidrasi, jaringan yang berada dalam
embeding cassete dipindahkan ke base mold yang berisi parafin cair. Jaringan
kemudian dipotong menggunakan mikrotom, lalu dilakukan pewarnaan
menggunakan hematoksilin-eosin. Setelah jaringan pada preparat diwarnai,
kaca preparat ditutup dengan cover glass (Carson, 1990). Preparat yang sudah
dibuat, dilakukan pembacaan dan pengamatan untuk mendiagnosis gambaran
histopatologis organ hati. Prosedur ini dilakukan oleh pihak Laboratorium
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
F. Tata Cara Analisis Hasil
1. Pemeriksaan histopatologis organ
Data pemeriksaan histopatologis organ dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan mikroskop cahaya (Olympus dp 10) berdasarkan
perubahan struktural yang terjadi dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif. Data ini digunakan untuk melihat hubungan antara dosis dan spektrum
efek toksik.
2. Uji reversibilitas
Data uji reversibilitas dianalisis secara kualitatif berdasarkan
perubahan struktural yang terjadi pada kelompok tikus yang diberhentikan dari
pemberian infusa biji alpukat dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
3. Pengamatan berat badan hewan uji
Data penimbangan berat badan hewan uji dihitung purata perubahan
berat badan tiap kelompok hewan uji pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28. Data
perubahan berat badan hewan uji antar minggu dan kelompok perlakuan
dianalisis secara statistik dengan analisis General Linier Model (Multivariate).
4. Pengukuran asupan pakan dan minum hewan uji
Data asupan pakan dan minum dianalisis dengan cara menghitung
purata makanan dan minuman yang dihabiskan tiap kelompok hewan uji setiap
harinya, kemudian dibuat grafik perubahan pola makan dan minum hewan uji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
G. Alur Penelitian
50 ekor tikus yakni 25 jantan dan 25 betina
masing-masing dibagi kedalam 5 kelompok
Kel.
II
Infusa biji
alpukat dosis
360
mg/kgBB
Selama 28 hari injeksi infusa biji alpukat secara peroral pada
hewan uji dilakukan pada jam yang sama dengan hari pertama
Kemudian 2 hewan uji sisanya dipelihara tanpa perlakuan
selama 14 hari untuk uji reversibilitas, pada hari ke-15
diakukan pembedahan dan pengamatan histopatologis
Kel.
III
Infusa biji
alpukat dosis
640,8
mg/kgBB
Kel.
IV
Infusa biji
alpukat dosis
1140,6
mg/kgBB
Kel.
V
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/kgBB
Kel.
I
Infusa biji
alpukat dosis
202,24
mg/kgBB
Hewan uji ditempatkan dalam metabolic cage secara acak
dan diadaptasikan selama 3 hari sebelum memulai perlakuan
Hari I hewan uji diberikan
infusa biji Persea americana Mill. secara peroral
Hewan uji dikembalikan dalam metabolic cage dan diberi
asupan pakan
Pada hari ke-29 Diambil 3 hewan uji untuk dilakukan
pembedahan dan pengamatan histopatologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian toksisitas subakut ini bertujuan untuk membuktikan ada
tidaknya potensi efek toksik dari infusa biji Persea americana Mill. terhadap
histopatologis hati tikus Sprague Dawley serta mengungkapkan sifat efek toksik
senyawa bersifat reversibel atau tidak.
A. Determinasi Tanaman
Tujuan dari determinasi serbuk biji Persea americana Mill. ini adalah
untuk membuktikan bahwa serbuk biji yang digunakan dalam penelitian benar
berasal dari tanaman Persea americana Mill. Determinasi dilakukan dengan cara
mencocokan ciri-ciri morfologi dari biji Persea americana Mill. dengan biji
Persea americana Mill. yang telah diketahui pasti merupakan biji tanaman Persea
americana Mill.. Determinasi ini dilakukan oleh Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasil determinasi membuktikan bahwa biji yang
digunakan benar berasal dari tanaman Persea americana Mill. (Lampiran 6.)
B. Penetapan Kadar Air Serbuk Biji Persea americana Mill.
Sebelum digunakan untuk penelitian, serbuk biji Persea americana Mill.
terlebih dahulu dilakukan penetapan kadar air yang bertujuan untuk mengetahui
kandungan air dalam serbuk biji tersebut memenuhi persyaratan kadar air serbuk
simplisia yang baik atau tidak. Berdasarkan Direktorat Jendral Pengawasan Obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dan Makanan RI (1995), syarat kadar air yang baik adalah kurang dari 10%,
dikarenakan simplisia yang memiliki kadar air lebih dari 10% memungkinkan
tumbuhnya mikroorganisme yang nantinya akan menjadi kontaminan yang dapat
mengganggu hasil penelitian.
Penetapan kadar air ini dilakukan dengan menggunakan alat Moisture
Balanced. Prinsip penetapan kadar air pada alat Moisture Balanced ini adalah
penetapan jumlah sampel berdasarkan pengukuran berat zat konstan (Sujadi,
2010). Sebanyak 5g serbuk biji Persea americana Mill. dipanaskan di dalam alat
pada suhu 105˚C selama 15 menit. Hasil rata-rata kadar air yang diperoleh yaitu
5,63% (Lampiran 5.) sehingga diketahui bahwa serbuk biji Persea americana
Mill. yang digunakan telah memenuhi syarat kadar air simplisia yang baik yaitu
kurang dari 10%.
C. Gambaran Histopatologis Hati Tikus Sprague Dawley yang Diberi
Infusa Biji Persea americana Mill.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya
efek toksik pada pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara subakut
(selama 28 hari) yang diberikan pada tikus Sprague Dawley terhadap gambaran
histopatologis hati tikus, oleh karena itu pada hari ke-28 dibuat preparat dari 3
ekor tikus jantan dan betina dari masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol
aquadest. Selain itu, untuk mengetahui sifat efek toksik bersifat reversible atau
irreversible maka pada hari ke-42 juga dibuat preparat 2 ekor tikus jantan dan
betina dari masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol aquadest. Hasil
pemeriksaan histopatologis hati dapat dilihat pada tabel I – IV (Lampiran 9.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel I . Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus jantan hari ke-28
Perlakuan
Jumlah hewan uji yang mengalami perubahan
struktural pada organ hati (n=3)
DM DH DHCL ASH RPV
IBA Dosis I
202,24 mg/kgBB - - - - -
IBA Dosis II
360 mg/kgBB -
1
(33,3%) - - -
IBA Dosis III
640,8mg/kgBB -
2
(66,7%) - - -
IBA Dosis IV
1140,6 mg/kgBB -
1
(33,3%) - - -
IBA Kontrol aquadest
14285 mg/kgBB
1
(33,3%) - - - -
Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat
DM = Degenerasi Melemak
DH = Degenerasi Hidropik
DHCL = Degenerasi Hidropik Centro Lobular
ASH = Atrofi sebagian hepatosit
RPV = Radang di sekitar pembuluh vaskuler
(-) = Tidak ada perubahan struktural
Tabel II . Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus betina hari ke-28
Perlakuan
Jumlah hewan uji yang mengalami perubahan
struktural pada organ hati (n=3)
DM DH DHCL ASH RPV
IBA Dosis I
202,24 mg/kgBB - - - - -
IBA Dosis II
360 mg/kgBB - - - - -
IBA Dosis III
640,8mg/kgBB - - - - -
IBA Dosis IV
1140,6 mg/kgBB - -
1
(33,3%) - -
IBA Kontrol aquadest
14285 mg/kgBB -
1
(33,3%) -
1
(33,3%)
1
(33,3%)
Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat
DM = Degenerasi Melemak
DH = Degenerasi Hidropik
DHCL = Degenerasi Hidropik Centro Lobular
ASH = Atrofi sebagian hepatosit
RPV = Radang di sekitar pembuluh vaskuler
(-) = Tidak ada perubahan struktural
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 6. Histopatologi Hati Normal. Anak panah biru menunjukkan vena
sentralis, anak panah hijau menunjukkan sinusoid, anak panah
oranye menunjukkan hepatosit (Pewarnaan H&E, Perbesaran
100x).
Gambar 7. Gambar perubahan struktur histopatologis hati (A) Atrofi
sebagian hepatosit pada tikus betina kelompok kontrol
aquadest, (B) Radang di sekitar pembuluh vaskuler pada tikus
betina kelompok kontrol aquadest, (C) Degenerasi Hidropik
pada tikus jantan kelompok dosis 640,8 mg/kgBB, (D)
Degenerasi Hidropik Centro Lobular tikus betina kelompok
dosis 1140,6 mg/kgBB, (E) Degenerasi Melemak pada tikus
jantan kelompok kontrol aquadest, (Pewarnaan H&E,
Perbesaran 400 x).
A B
C D
E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berdasarkan Tabel I dan II. di atas dapat dilihat bahwa tidak terjadi
perubahan struktural histopatologis hati (Gambar 6.) pada tikus jantan dosis
202,24 mg/kgBB, tikus betina dosis I 202,24 mg/kgBB, dosis II 360 mg/kgBB,
dan dosis III 640,8 mg/kgBB, namun sebagian tikus baik jantan dan betina baik
pada kelompok pemberian infusa biji Persea americana Mill. maupun kelompok
kontrol aquadest menunjukkan beberapa perubahan struktural pada histopatologis
hati, di mana berdasarkan urutan keparahannya, yaitu, pertama adalah atrofi
sebagian hepatosit, kedua adalah radang di sekitar pembuluh vaskular, ketiga
adalah degenerasi hidropik, degenerasi hidropik centro lobular, dan degenerasi
melemak yang memiliki tingkat keparahan perubahan struktural yang sama.
Atrofi sebagian hepatosit ditandai dengan penyusutan sel-sel hepatosit
dan pelebaran sinusoid yang disebabkan oleh mengecilnya sel atau berkurangnya
jumlah sel. Kondisi ini terjadi dikarenakan lingkungan sel atau asupan sel yang
tidak memadai sehingga sel tersebut perlu mengecil sampai ke tingkat di mana sel
dapat melangsungkan kehidupannya. Perubahan struktural ini hanya merupakan
homeostatis adaptif yang bersifat reversibel jika penyebabnya dapat dieliminasi
atau diperbaiki (Donatus,2005). Penyebab dari atrofi dapat disebabkan oleh
banyak faktor, antara lain karena berkurangnya aktivitas, fisiologis/proses
metabolik normal dalam tubuh misal saat infant berubah menjadi dewasa akan
membuat menghilangnya timus, pasokan darah yang kurang/anemia, nutrisi yang
tidak adekuat, luka pada sistem saraf, hilangnya stimulasi endokrin, kondisi
patologis hewan uji dan penuaan (Kumar, Cotran, Robbins, 2007). Atrofi sebagian
hepatosit (Gambar 7.) ini terjadi pada tikus betina kontrol aquadest perlakuan 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
hari (Tabel II.), sehingga dapat diketahui bahwa atrofi sebagian hepatosit yang
terjadi tidak diakibatkan dari pemberian infusa biji Persea americana Mill..
Radang di sekitar pembuluh vaskuler ditandai dengan munculnya
neutrofil dan limfosit di sekitar pembuluh darah vena porta. Inflamasi merupakan
respon luka ekstra sel yang muncul sebagai mekanisme pertahanan diri dan respon
terhadap xenobiotika agar sel yang cidera dapat diperbaiki (Donatus, 2005).
Radang di sekitar pembuluh vaskular (Gambar 7.) ini terjadi pada tikus betina
kontrol aquadest perlakuan 28 hari (Tabel II.), sehingga dapat diketahui bahwa
radang di sekitar pembuluh vaskuler yang terjadi tidak diakibatkan dari pemberian
infusa biji Persea americana Mill..
Hati merupakan organ yang mampu memperbaiki dan melindungi dirinya
sendiri, tergantung pada keparahan cidera yang terjadi padanya dan kemampuan
beregenerasi hati itu sendiri (Gupta, 2007). Degenerasi hidropik merupakan
manifestasi pertama yang muncul pada hampir semua jenis cidera sel. Degenerasi
hidropik merupakan perubahan struktural akut yang bersifat reversibel (Kumar,
Abbas, Aster, 2015). Degenerasi hidropik ditandai dengan pelebaran vakuola
berbatas tidak jelas pada sel epitel kuboid di sitoplasma (Gambar 7.). Degenerasi
ini terjadi akibat adanya gangguan oksidasi pada sel hati (kerusakan mitokondria,
penghentian produksi ATP, kegagalan pompa natrium), sehingga meningkatkan
tekanan osmotik dan menyebabkan sel tidak dapat mengeliminasi air dan air
tertimbun di dalam sel, sehingga terjadi pembengkakan (Donatus, 2005).
Degenerasi hidropik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain trauma
mekanik misal pemejanan hewan uji secara peroral, kondisi hipoksia misal hewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
uji mengalami anemia, kurangnya nutrisi yang adekuat atau tidak seimbang, dan
kondisi patologis hewan uji (Kumar, Abbas, Aster, 2015). Degenerasi hidropik
terjadi pada tikus betina kontrol aquadest pada hari ke-28 (Tabel II.) dan tikus
jantan kelompok perlakuan 28 hari, dosis II 360 mg/kgBB, dosis III 640,8
mg/kgBB, dosis IV 1140,6 mg/kgBB (Tabel I.). Degenerasi hidropik yang muncul
baik pada kelompok kontrol dan perlakuan menandakan bahwa perubahan
struktural ini bukan disebabkan akibat pemberian infusa biji Persea americana
Mill..
Degenerasi hidropik centro lobular merupakan degenerasi hidropik yang
terletak pada zona centro lobular (Gambar 7.). Centro lobular merupakan salah
satu zona yang terletak disekitar vena sentralis di mana area tersebut merupakan
area di mana sel-sel pada zona ini mendapat suplai darah yang kurang oksigen
sehingga rentan terhadap kerusakan atau cidera. Hepatosit pada zona centro
lobular berfungsi dalam proses glikolisis, lipogenesis, dan detoksifikasi
xenobiotika oleh sitokrom P-450 (Thoolen, Maronpot, Harada, Nyska, Rousseaux,
Nolte, dkk., 2010). Degenerasi hidropik centro lobular ini hanya terjadi pada tikus
betina dosis IV 1140,6 mg/kgBB pada hari ke-28 (Tabel II.), hal ini menandakan
bahwa degenerasi hidropik centro lobular memiliki potensi disebabkan oleh
pemberian infusa biji Persea americana Mill. namun perubahan struktural ini
hanya terjadi pada 1 tikus saja dari semua kelompok perlakuan baik pada tikus
jantan maupun tikus betina dengan presentase sebesar 33,3%. Data ini dapat
dikatakan kurang representatif sehingga degenerasi hidropik centro lobular ini
bukan disebabkan akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan Tabel I. dapat dilihat bahwa degenerasi melemak terjadi
pada kelompok kontrol aquadest tikus jantan hari ke-28. Degenerasi melemak
merupakan akumulasi lemak yang ditandai dengan adanya vakuola-vakuola
berbatas jelas dalam sitoplasma yang mendesak inti ke membran sel tepi vena
porta (Gambar 7.). Degenerasi melemak yang muncul pada kelompok kontrol di
mana selama penelitian hanya diberikan aquadest ini diduga disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain peningkatan asam lemak bebas (akibat kelaparan,
diabetes, atau alkoholisme), pengurangan oksidasi asam lemak bebas akibat
hipoksia sel, kondisi patologis hewan uji dan obesitas (Kumar, Abbas, Aster,
2015).
Berdasarkan analisis data histopatologis hewan uji di atas dapat
dikatakan bahwa pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara subakut
selama 28 hari tidak menimbulkan perubahan struktural histopatologis hati tikus
Sprague Dawley. Pernyataan ini juga didukung dari hasil analisis data terhadap
kadar SGPT dan SGOT pada penelitian paralel yang dilakukan oleh Maharani
(2014), di mana hasil analisis data kadar SGPT dan SGOT dalam darah
menunjukkan perubahan berbeda tidak bermakna (p>0,05). Pada cidera sederhana
yang meluas, kadar SGPT dan SGOT umumnya tidak memperlihatkan
peningkatan, sehingga produksi enzim GOT dan GPT tidak bertambah (Carl,
Edward, David, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel III . Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus jantan hari ke-42
Perlakuan
Jumlah hewan uji yang mengalami perubahan
struktural pada organ hati (n=2)
DM & DH DM DH DHCL ASH RPV
IBA Dosis I 202,24
mg/kgBB
1
(50%) - - - - -
IBA Dosis II 360
mg/kgBB
- -
1
(50%) - - -
IBA Dosis III
640,8mg/kgBB
- -
1
(50%) - - -
IBA Dosis IV 1140,6
mg/kgBB
- -
1
(50%) - - -
IBA Kontrol aquadest
14285 mg/kgBB
- - - - - -
Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat
DM = Degenerasi Melemak
DH = Degenerasi Hidropik
DHCL = Degenerasi Hidropik Centro Lobular
ASH = Atrofi sebagian hepatosit
RPV = Radang di sekitar pembuluh vaskuler
(-) = Tidak ada perubahan struktural
Tabel IV . Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus betina hari ke-42
Perlakuan
Jumlah hewan uji yang mengalami perubahan
struktural pada organ hati (n=2)
DM & DH DM DH DHCL ASH RPV
IBA Dosis I 202,24
mg/kgBB
- - - - - -
IBA Dosis II 360
mg/kgBB
1
(50%) - - - - -
IBA Dosis III
640,8mg/kgBB
- - - - - -
IBA Dosis IV 1140,6
mg/kgBB
- 2
(100%) - - -
IBA Kontrol aquadest
14285 mg/kgBB
- - - - - -
Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat
DM = Degenerasi Melemak
DH = Degenerasi Hidropik
DHCL = Degenerasi Hidropik Centro Lobular
ASH = Atrofi sebagian hepatosit
RPV = Radang di sekitar pembuluh vaskuler
(-) = Tidak ada perubahan struktural
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pada pemeriksaan histopatologis hati uji reversibilitas (Tabel III.)
degenerasi hidropik masih muncul pada tikus jantan dosis II 360 mg/kgBB, dosis
III 640,8 mg/kgBB, dan dosis IV 1140,6 mg/kgBB hal ini menandakan bahwa
waktu reversibilitas selama 42 hari yang diharapkan terjadi pemulihan organ hati
diduga belum mencukupi, karena telah diketahui bahwa degenerasi hidropik
merupakan cidera yang bersifat reversible (Kumar, Abbas, Aster, 2015). Pada
tikus jantan dosis I 202,24 mg/kgBB hari ke-42 (Tabel III.) dan tikus betina dosis
II 360 mg/kgBB hari ke-42 (Tabel IV.) muncul perubahan struktural berupa
degenerasi hidropik dan degenerasi melemak di mana pada hari ke-28 tidak terjadi
perubahan struktural hal ini menandakan bahwa degenerasi hidropik dan
degenerasi melemak yang terjadi bukan karena perlakuan infusa biji Persea
americana Mill..
Degenerasi melemak merupakan cidera pada hati yang bersifat reversibel
(Gupta, 2007). Degenerasi melemak terjadi pada tikus betina dosis IV 1140,6
mg/kgBB (Tabel IV.), pada hari ke-42 pada 2 ekor tikus betina dengan presentase
sebesar 100% namun pada hari ke-28 tidak terjadi perubahan struktural. Hal ini
menandakan bahwa degenerasi melemak yang terjadi bukan karena perlakuan
infusa biji Persea americana Mill..
Berdasarkan analisis data di atas, maka reversibilitas sifat efek toksik
infusa biji Persea americana Mill. terhadap perubahan struktural organ hati tidak
dapat ditentukan dikarenakan tidak adanya perubahan struktural akibat pemberian
infusa biji Persea americana Mill..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Hal ini membuktikan bahwa pemberian infusa biji Persea americana
Mill. selama 28 hari tidak menimbulkan efek toksik terhadap hati.
Ketidakadaanya pengaruh pemberian infusa biji Persea americana Mill. selama
28 hari terhadap perubahan struktural histopatologis hati, maka perlu dilakukan
penelitian serupa namun dengan waktu yang lebih lama yaitu selama 90 hari
untuk melihat efek toksik yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati.
D. Perubahan Berat Badan
Penimbangan berat badan tikus dilakukan setiap hari selama 28 hari
perlakuan infusa biji Persea americana Mill., kemudian pada hari ke 0, 7, 14, 21,
dan 28 di rata-rata per kelompok perlakuan. Tujuannya adalah untuk mengetahui
kondisi kesehatan fisik hewan uji karena seiring bertambahnya umur tikus, maka
massa tubuh juga akan bertambah akibat berkembangnya sel yang ditandai dengan
kenaikan berat badan. Selain untuk menentukan volume pemberian infusa biji
Persea americana Mill., penimbangan berat badan tikus dilakukan untuk
mengetahui apakah pemberian infusa biji Persea americana Mill. dapat
mempengaruhi perubahan berat badan hewan uji. Perubahan berat badan hewan
uji dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji General Linear Model
(Multivariate). Hasil perhitungan purata berat badan hewan uji dapat dilihat pada
Tabel V dan VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel V. Purata berat badan ± SE tikus jantan akibat pemberian infusa biji
Persea americana Mill. selama 28 hari
Kelompok Perlakuan
(g/kgBB)
Purata berat badan (g) ± SE
Hari
ke- 0
Hari
ke- 7
Hari
ke- 14
Hari
ke- 21
Hari
ke- 28
I IBA 202,24
mg/kgBB
178,8 ±
7,65
185 ±
12,08
193,4 ±
16,91
220,2 ±
11,16
239 ±
9,38
II IBA 360
mg/kgBB
199,8 ±
9,62
202,8 ±
12,12
210,8 ±
14,6
238,4 ±
12,11
262,2 ±
12,19
III IBA 640,8
mg/kgBB
154,8 ±
1,85
195 ±
7,15
228,8 ±
5,13
255 ±
11,66
271,4 ±
9,07
IV IBA 1140,6
mg/kgBB
198,6 ±
12,20
214,2 ±
8,83
220,6 ±
10,56
242,4 ±
9,03
259 ±
10,39
V Kontrol Aquadest
14285 mg/kgBB
192,8 ±
13,89
192,2 ±
8,20
193,2 ±
6,61
216,6 ±
6,17
221,6 ±
20,22
Keterangan :
SE = Standar Error of Mean
IBA = Infusa Biji Alpukat
Gambar 8. Grafik purata perubahan berat badan tikus jantan selama 28
hari pemberian infusa biji alpukat
Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mg/kgBB
Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mg/kgBB
Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mg/kgBB
Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mg/kgBB
Kontrol : kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mg/kgBB
IBA : Infusa Biji Alpukat
0
50
100
150
200
250
300
Hari 0 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28
Berat
Bad
an
(g)
Kontrol
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel VI. Purata berat badan ± SE tikus betina akibat pemberian infusa biji
Persea americana Mill. selama 28 hari
Kelomp
ok
Perlakuan
(g/kgBB)
Purata berat badan (g) ± SE
Hari
ke- 0
Hari
ke- 7
Hari
ke- 14
Hari
ke- 21
Hari
ke- 28
I IBA 202,24
mg/kgBB
173,2 ±
6,8
186,4 ±
15,64
173 ±
7,72
184,4 ±
8,11
199 ±
7,58
II IBA 360 mg/kgBB
153,4 ±
11,19
156,4 ±
5,06
148 ±
6,33
159,4 ±
5,58
173,6 ±
5,95
III IBA 640,8
mg/kgBB
171,2 ±
8,85
157,4 ±
11,44
161,2 ±
12,20
174,8 ±
11,05
188,2 ±
11,35
IV IBA 1140,6
mg/kgBB
157,2 ±
5,99
158,8 ±
3,21
169,8 ±
6,39
162,6 ±
3,10
167,8 ±
5,03
V Kontrol Aquadest
14285 mg/kgBB
150,8 ±
4,35
151,8 ±
7,51
154,4 ±
11,37
157,8 ±
9,80
170 ±
7,54
Keterangan :
SE = Standar Error of Mean
IBA = Infusa Biji Alpukat
Gambar 9. Grafik purata perubahan berat badan tikus betina selama 28
hari pemberian infusa biji alpukat
Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mg/kgBB
Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mg/kgBB
Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mg/kgBB
Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mg/kgBB
Kontrol : kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mg/kgBB
IBA : Infusa Biji Alpukat
Berdasarkan grafik (Gambar 8 dan 9.) dan data purata perubahan berat
badan hewan uji baik jantan maupun betina (Tabel V dan VI.) menunjukkan
0
50
100
150
200
250
Hari 0 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28
Berat
Bad
an
(g)
Kontrol
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
adanya peningkatan berat badan tikus baik pada kelompok kontrol aquadest
maupun kelompok perlakuan infusa biji Persea americana Mill., data berat badan
selanjutnya dilakukan analisis menggunakan uji General Linear Model
(Multivariate) terhadap perubahan berat badan tikus jantan (Tabel V.) dan tikus
betina (Tabel VI.) yang dibandingkan mulai dari hari ke-0,7,14, sampai hari ke-28
menunjukkan hasil berbeda bermakna antara kelompok perlakuan dan kontol
aquadest (p<0,05) (Lampiran 10 dan 11.).
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa infusa biji Persea
americana Mill. tidak mempengaruhi berat badan tikus jantan namun perubahan
berat badan disebabkan karena proses pertumbuhan dari hewan uji.
E. Asupan Pakan Tikus Jantan dan Betina
Asupan pakan hewan uji merupakan salah satu data pendukung yang
cukup penting dalam penelitian uji toksisitas. Perubahan berat badan hewan uji
juga dipengaruhi oleh asupan pakan, meskipun kondisi fisologis dan patologis
juga dapat mempengaruhi berat badan. Data asupan pakan tikus jantan dan betina
tidak dianalisis menggunakan uji statistik karena tujuan dari pengamatan ini
adalah untuk melihat pola pakan hewan uji. Hewan uji diberi asupan pakan berupa
pelet AD II sebanyak 30g setiap harinya selama 28 hari perlakuan. Jumlah asupan
pakan yang telah dihabiskan oleh tikus kemudian dihitung rata-ratanya pada tiap
kelompok perlakuan selama 28 hari perlakuan. Asupan pakan Hasil pengamatan
pola asupan pakan hewan uji dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 10. Grafik asupan pakan tikus jantan selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill.
Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mg/kgBB
Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mg/kgBB
Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mg/kgBB
Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mg/kgBB
Kontrol : kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mg/kgBB
IBA : Infusa Biji Alpukat
Gambar 11. Grafik asupan pakan tikus betina selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill.
Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mg/kgBB
Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mg/kgBB
Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mg/kgBB
Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mg/kgBB
Kontrol: kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mg/kgBB
IBA : Infusa Biji Alpukat
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Mak
an
(g)
Hari
Kontrol
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis 4
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Ma
ka
n (
g)
Hari
Kontrol
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan grafik asupan pakan di atas (Gambar 10 dan 11.), pola
makan baik tikus jantan dan betina terlihat normal dan tidak jauh berbeda
dibandingkan dengan kelompok kontrol, meskipun terjadi penurunan dan
peningkatan asupan pakan. Pengamatan ini menunjukkan bahwa perubahan berat
badan hewan uji disebabkan oleh banyaknya jumlah asupan pakan dan proses
pertumbuhan serta umur hewan uji. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asupan
pakan tikus jantan dan betina menunjukkan pola normal dan tidak menunjukkan
adanya tanda-tanda toksisitas akibat pemberian infusa biji Persea americana
Mill..
F. Asupan Minum Tikus Jantan dan Betina
Asupan minum merupakan salah satu data pendukung dalam penelitian
ini. Data asupan minum tidak dianalisis dengan statistik karena tujuan dari
pengamatan asupan minum ini adalah untuk melihat pola minum dari hewan uji.
Setiap hari hewan uji diberi minum air Reverse Osmosis (RO) sebanyak 100 ml
yang diberikan melalui wadah botol lalu dimasukkan ke dalam kandang. Jumlah
asupan minum yang telah dihabiskan oleh tikus kemudian dihitung rata-ratanya
pada tiap kelompok perlakuan selama 28 hari perlakuan. Hasil pengamatan dapat
dilihat pada Gambar 12 dan 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 12. Grafik asupan minum tikus jantan selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill.
Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mg/kgBB
Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mg/kgBB
Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mg/kgBB
Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mg/kgBB
Kontrol: kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mg/kgBB
IBA : Infusa Biji Alpukat
Gambar 13. Grafik asupan minum tikus betina selama 28 hari pemberian
infusa biji Persea americana Mill.
Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mg/kgBB
Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mg/kgBB
Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mg/kgBB
Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mg/kgBB
Kontrol: kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mg/kgBB
IBA : Infusa Biji Alpukat
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Min
um
(m
l)
Hari
Kontrol
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis 4
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Min
um
(m
l)
Hari
Kontrol
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa asupan minum pada tikus jantan
dan betina menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan, namun tidak ada
perubahan yang bermakna, dilihat dari pola garis grafik kelompok perlakuan yang
tidak terlalu berbeda dengan kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan
bahwa asupan minum tikus jantan dan betina menunjukkan pola normal dan tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda toksisitas akibat pemberian infusa biji Persea
americana Mill..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V
KESIMPULAN DAN DARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara subakut selama 28 hari
tidak memiliki efek toksik terlihat dari tidak adanya wujud perubahan
struktural yang diamati dari histopatologis hati tikus Sprague Dawley.
2. Reversibilitas sifat efek toksik infusa biji Persea americana Mill. tidak dapat
ditentukan dikarenakan tidak ditemukan perubahan struktural histopatologis
hati akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill pada tikus Sprague
Dawley.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai toksisitas infusa biji Persea
americana Mill. dengan jangka waktu yang lebih lama yaitu 90 hari untuk melihat
efek toksik yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
DAFTAR PUSTAKA
Alhassan, A.J., Sule, M.S., Atiku, M.K., Wudil, A.M., Abubakar, H., dan
Mohammed, S.A., 2012, Effect of Aqueous Avocado Pear (Persea
americana) Seed Extract on Alloxan Induced Diabetes Rats, Greener
Journal of Medical Sciences, 2(1): 005-011.
Arukwe, U., Amadi, B., Duru, M., Agomuo, E., Adindu, E., Odika, P., et al.,
2012, Chemical Composition of Persea americana Leaf, Fruit and Seed,
International Journal of Research and Reviews in Applied Sciences 11 (2).
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010, Acuan Sediaan
Herbal, 5(1), Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia,
hal. 3.
Baradero, M., Dayrit, M.W., dan Siswadi, Y., 2008, Klien Gangguan Hati, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1-3.
Barron, J., 2009, Understanding The Liver and Cholesterol, Baseline of Health
Foundation, http://jonbarron.org/article/understanding-liver-and-
cholesterol#.VMjiVaMk_pw, diakses tanggal 29 Januari 2015.
Berkowitz, V., 2014, The Weight-Loss Secret You’ve Never Heard,
http://www.shape.com/weight-loss-strategies/weight-loss-secret-
you%E2%80%99ve-never-heard, diakses tanggal 9 Mei 2014.
Carl, A., Edward, R., David, E., 2006, Clinical Chemistry and Molecular
Diagnostic II, 4th edition, Elsevier, USA, pp. 1678.
Carson, F. L., 1990, Histotechnology : A Self-Instructional Text, Departement of
Pathology Baylor University Medical Center Dallas, Texas, pp. 427-429,
456-457.
Cheville, I., 2006, Introduction to Veterinary Pathology, 2nd
edition, Iowa State
University Press-AMES, United State.
Danciu, M., Mihailovici, M.S., Dima, A., Cucu, C., 2014, Atlas of Pathology 3rd
edition, http://www.pathologyatlas.ro/cell-injury-adaptation.php, diakses
tanggal 17 April 2014.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986, Sediaan Galenik,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Donatus, I.A., 2005, Toksikologi Dasar, Edisi 2, Bagian Farmakologi dan Farmasi
Klinik Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia, edisi ke-4,
Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta, hal. 112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Faiz, O., dan Moffat, D., 2002, Anatomy at a Glance, Erlangga, Jakarta, hal. 41.
Gad, S.C., 2002, Drug Safety Evaluation, John Wiley and Sons Inc., New York,
pp. 237, 238.
Gibson, J., 2002, Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat, Edisi 2, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 208.
Gylys, B.A., dan Wedding, M. E., 2009, Medical Terminology System : A Body
Systems Approach, 6th Edition, F.A. Davis Company, Philadelphia, pp. 110.
Gupta, R.C., 2007, Veterinary Toxicology : Basic and Clinical Principles,
Elsevier Inc., New York, pp.150-153.
Idris, S., Ndukwe, G.I., and Gimba, C.E., 2009, Preliminary Phytochemical
Screening and Antimicrobial Activity of Seed Extracts of Persea
americana (Avocado Pear), Journal of Pure and Applied Science, 2(1): 173-
176.
Imafidon, K.E., dan Amaechina, F.C., 2010, Effects of Aqueous Seed Extract of
Persea americana Mill. (Avocado) on Blood Pressure and Lipid Profile in
Hypertensive Rats, IDOSI Publication, 4 (2). 116-121.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014, Pedoman
Uji Toksisitas NonKlinik secara In Vivo, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia.
Kumar, V., Abbas, A.K., Aster, J.C., 2015, Robbins and Cotran Pathologic Basis
of Disease, 9th edition, Elsevier, Canada, pp. 39, 44, 62.
Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, S.L., 2007, Robbins : Buku Ajar Patologi, edisi
7, diterjemahkan oleh Prasetyo dkk., EGC, Jakarta, pp.36.
Lu, F.C., 2006, Toksikologi Dasar, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Maharani, A.I., 2015, Uji Toksisitas Subakut Infusa Biji Alpukat (Persea
americana Mill.) terhadap Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase Darah pada Tikus Sprague
Dawley, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Malangngi, L., Meiske, S., dan Jessy, J., 2012, Penentuan Kandungan Tanin dan
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji alpukat (Persea americana Mill),
Jurnal MIPA UNSRAT, 1 (1), 5-10.
Marlinda, M., Sangi, M.S., Wuntu, A.D., 2012, Analisis Senywa Metabolit
Sekunder dan UJi Toksisitas Ekstrak Etanol Biji alpukat (Persea
americana Mill.), Jurnaml MIPA UNSRAT, 1 (1), 24-28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Napitupulu, R., Wisaksono, S.L., (Eds.), 2008, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat
Kebun Tanaman Obat Citeureup, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta, hal.67.
Ozolua, R.I., Anaka, O.N., Okpo, S.O., Idogun, S.E., 2009, Acute and Sub-acute
Americana Mill (Lauraceae) in Rats, Afr. J. Traditional, 6 (4), 573 – 578.
Pearce, E. C., 2009, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, hal. 247.
Permatasari, I.D., 2013, Pengaruh Waktu Pemberian Infusa Biji Alpukat Persea
Americana Mill secara Akut sebagai Hepatoprotektif terhadap Aktifitas
ALT-AST Serum pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi,
23-25, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Plantamor, 2012, Informasi Spesies Persea Americana Mill.,
http://www.plantamor.com/index.php?plant=970, diakses tanggal 22 April
2014.
Soeksmanto, Arif, 2008, Pengaruh Ekstrak Butanol Buah Tua Mahkota Dewa
terhadap jaringan Hati Mencit, Biodiversitas, 340-343.
Thoolen, B., Maronpot, R.R., Harada, T., Nyska, A., Rousseaux, C., Nolte, T.,
dkk., 2010, Proliferative and Nonproliferative Lesions of the Rat and
Mouse Hepatobiliary System, Toxicologic Pathology, 38: 5S-81S.
Timbrell, J.A., 2008, Principles of Biochemical Toxicology, 4th ed, Informa
Healthcare USA, New York, pp. 235.
Wibowo, D.S., dan Paryana, W., 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu
Yogyakarta, pp. 347-352.
William, P.L., James, R.C., Roberts, S.M., 2000, Principles of Toxicology
Environmental and Industrial Application, 2nd
ed, John Wiley & Sons Inc.,
New York, pp.4.
World Agroforestry Centre, 2002, Botanic Nomenclature to Agroforestry trees:
PerseaAmericana,http://www.worldagroforestry.org/sea/products/afdbases
/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=1274, diakses tanggal 5 Mei 2014.
Yoseph, G.K., 2013, Efek Nefroproktetif Pemberian Jangka Panjang Infusa Biji
Persea Americana Mill. terhadap Kadar Kreatinin dan Gambaran
Histologi Ginjal Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, 26-28,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 1. Foto biji Persea americana Mill.
Lampiran 2. Foto serbuk biji Persea americana Mill.
Lampiran 3. Foto infusa biji Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 4. Foto instrumen pembuatan infusa biji Persea americana Mill.
Sebanyak 5g serbuk biji Persea americana Mill. dipanaskan dalam
Moisture Balanced pada suhu 1050C selama 15 menit.
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Kadar air (%) 5,88 5,51 5,51
Rata-Rata (%) 5,63
Lampiran 5. Hasil replikasi perhitungan kadar air serbuk biji Persea
americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 6. Surat pengesahan determinasi biji Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 7. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics Commitee
(MHREC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 8. Surat Amandment Approval Medical and Health Research Ethics
Commitee (MHREC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 9. Hasil histopatologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 10. Analisis statistik berat badan tikus jantan
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
BB0 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0% BB7 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BB14 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BB21 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0% BB28 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
Report
Kelompok BB0 BB7 BB14 BB21 BB28
IBA 202,24 mg/kgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 178,8000 185,0000 193,4000 220,2000 239,0000
Std. Deviation 17,09386 27,00926 37,82592 24,95396 20,97618
Std. Error of Mean 7,64461 12,07891 16,91626 11,15975 9,38083
IBA 360 mg/kgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 199,8000 202,8000 210,8000 238,4000 262,2000
Std. Deviation 21,52208 27,09613 32,69098 27,07951 27,27086
Std. Error of Mean 9,62497 12,11776 14,61985 12,11033 12,19590
IBA 640,8
mg/kgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 154,8000 195,0000 228,8000 255,0000 271,4000
Std. Deviation 4,14729 16,00000 11,47606 26,07681 20,28053
Std. Error of Mean 1,85472 7,15542 5,13225 11,66190 9,06973
IBA 1140,6
mg/kgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 198,6000 214,2000 220,6000 242,4000 259,0000
Std. Deviation 27,29102 19,75348 23,61779 20,20643 23,24866
Std. Error of Mean 12,20492 8,83403 10,56220 9,03659 10,39711
Kontrol
aquadest 14285,7
mg/kgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 192,8000 192,2000 193,2000 216,6000 221,6000
Std. Deviation 31,05962 18,34939 14,78851 13,81304 45,21394
Std. Error of Mean 13,89028 8,20610 6,61362 6,17738 20,22029
Total N 25 25 25 25 25
Mean 184,9600 197,8400 209,3600 234,5200 250,6400
Std. Deviation 26,61841 22,61209 27,94471 25,53938 32,13627
Std. Error of Mean 5,32368 4,52242 5,58894 5,10788 6,42725
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
General Linear Model
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelompok perlakuan 1,00 Infusa biji alpukat 202,24 mg/kgBB 5
2,00 Infusa biji alpukat 360 mg/kgBB 5
3,00 Infusa biji alpukat 640,8mg/kgBB 5
4,00 Infusa biji alpukat 1140,6 mg/kgBB 5
5,00 kontrol aquadest 14285,7 mg/kgBB 5
Multivariate Testsc
Effect
Value F
Hypothesis
df
Error
df Sig.
Intercept Pillai's Trace ,993 464,086a 5,000 16,000 ,000
Wilks' Lambda ,007 464,086a 5,000 16,000 ,000
Hotelling's Trace 145,027 464,086a 5,000 16,000 ,000
Roy's Largest Root 145,027 464,086a 5,000 16,000 ,000
Kelompok_
perlakuan
Pillai's Trace 1,100 1,441 20,000 76,000 ,130
Wilks' Lambda ,169 1,915 20,000 54,016 ,030
Hotelling's Trace 3,461 2,509 20,000 58,000 ,003
Roy's Largest Root 3,041 11,557b 5,000 19,000 ,000
a. Exact statistic
b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance
level.
c. Design: Intercept + Kelompok_perlakuan
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F df1 df2 Sig.
Berat badan hari ke-0 3,680 4 20 ,021
Berat badan hari ke-7 ,168 4 20 ,952
Berat badan hari ke-14 ,795 4 20 ,542
Berat badan hari ke-21 ,768 4 20 ,559
Berat badan hari ke-28 1,474 4 20 ,247
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Kelompok_perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Post Hoc Multiple Comparisons
Tukey HSD
Dependent
Variable
(I)
Kelompok (J) Kelompok
Mean
Differenc
e (I-J)
Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
BB 0 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB -21,0000 14,09142 ,580 -63,1668 21,1668
IBA 640,8 mg/KgBB 24,0000 14,09142 ,454 -18,1668 66,1668
IBA 1140,62 mg/KgBB -19,8000 14,09142 ,632 -61,9668 22,3668
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
-14,0000 14,09142 ,855 -56,1668 28,1668
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 21,0000 14,09142 ,580 -21,1668 63,1668
IBA 640,8 mg/KgBB 45,0000* 14,09142 ,033 2,8332 87,1668
IBA 1140,62 mg/KgBB 1,2000 14,09142 1,000 -40,9668 43,3668
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
7,0000 14,09142 ,987 -35,1668 49,1668
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -24,0000 14,09142 ,454 -66,1668 18,1668
IBA 360 mg/KgBB -45,0000* 14,09142 ,033 -87,1668 -2,8332
IBA 1140,62 mg/KgBB -43,8000* 14,09142 ,039 -85,9668 -1,6332
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
-38,0000 14,09142 ,090 -80,1668 4,1668
IBA
1140,62 mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 19,8000 14,09142 ,632 -22,3668 61,9668
IBA 360 mg/KgBB -1,2000 14,09142 1,000 -43,3668 40,9668
IBA 640,8 mg/KgBB 43,8000* 14,09142 ,039 1,6332 85,9668
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
5,8000 14,09142 ,993 -36,3668 47,9668
Kontrol aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 14,0000 14,09142 ,855 -28,1668 56,1668
IBA 360 mg/KgBB -7,0000 14,09142 ,987 -49,1668 35,1668
IBA 640,8 mg/KgBB 38,0000 14,09142 ,090 -4,1668 80,1668
IBA 1140,62 mg/KgBB -5,8000 14,09142 ,993 -47,9668 36,3668
BB 7 IBA 202,2 mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB -17,8000 13,99028 ,710 -59,6642 24,0642
IBA 640,8 mg/KgBB -10,0000 13,99028 ,951 -51,8642 31,8642
IBA 1140,62 mg/KgBB -29,2000 13,99028 ,264 -71,0642 12,6642
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
-7,2000 13,99028 ,985 -49,0642 34,6642
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 17,8000 13,99028 ,710 -24,0642 59,6642
IBA 640,8 mg/KgBB 7,8000 13,99028 ,980 -34,0642 49,6642
IBA 1140,62 mg/KgBB -11,4000 13,99028 ,923 -53,2642 30,4642
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
10,6000 13,99028 ,940 -31,2642 52,4642
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 10,0000 13,99028 ,951 -31,8642 51,8642
IBA 360 mg/KgBB -7,8000 13,99028 ,980 -49,6642 34,0642
IBA 1140,62 mg/KgBB -19,2000 13,99028 ,651 -61,0642 22,6642
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
2,8000 13,99028 1,000 -39,0642 44,6642
IBA
1140,62
IBA 202,2 mg/KgBB 29,2000 13,99028 ,264 -12,6642 71,0642
IBA 360 mg/KgBB 11,4000 13,99028 ,923 -30,4642 53,2642
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mg/KgBB IBA 640,8 mg/KgBB 19,2000 13,99028 ,651 -22,6642 61,0642
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
22,0000 13,99028 ,531 -19,8642 63,8642
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 7,2000 13,99028 ,985 -34,6642 49,0642
IBA 360 mg/KgBB -10,6000 13,99028 ,940 -52,4642 31,2642
IBA 640,8 mg/KgBB -2,8000 13,99028 1,000 -44,6642 39,0642
IBA 1140,62 mg/KgBB -22,0000 13,99028 ,531 -63,8642 19,8642
BB 14 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB -17,4000 16,51109 ,827 -66,8074 32,0074
IBA 640,8 mg/KgBB -35,4000 16,51109 ,241 -84,8074 14,0074
IBA 1140,62 mg/KgBB -27,2000 16,51109 ,486 -76,6074 22,2074
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
,2000 16,51109 1,000 -49,2074 49,6074
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 17,4000 16,51109 ,827 -32,0074 66,8074
IBA 640,8 mg/KgBB -18,0000 16,51109 ,809 -67,4074 31,4074
IBA 1140,62 mg/KgBB -9,8000 16,51109 ,974 -59,2074 39,6074
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
17,6000 16,51109 ,821 -31,8074 67,0074
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 35,4000 16,51109 ,241 -14,0074 84,8074
IBA 360 mg/KgBB 18,0000 16,51109 ,809 -31,4074 67,4074
IBA 1140,62 mg/KgBB 8,2000 16,51109 ,987 -41,2074 57,6074
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
35,6000 16,51109 ,236 -13,8074 85,0074
IBA
1140,62
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 27,2000 16,51109 ,486 -22,2074 76,6074
IBA 360 mg/KgBB 9,8000 16,51109 ,974 -39,6074 59,2074
IBA 640,8 mg/KgBB -8,2000 16,51109 ,987 -57,6074 41,2074
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
27,4000 16,51109 ,479 -22,0074 76,8074
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -,2000 16,51109 1,000 -49,6074 49,2074
IBA 360 mg/KgBB -17,6000 16,51109 ,821 -67,0074 31,8074
IBA 640,8 mg/KgBB -35,6000 16,51109 ,236 -85,0074 13,8074
IBA 1140,62 mg/KgBB -27,4000 16,51109 ,479 -76,8074 22,0074
BB 21 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB -18,2000 14,51923 ,721 -61,6470 25,2470
IBA 640,8 mg/KgBB -34,8000 14,51923 ,157 -78,2470 8,6470
IBA 1140,62 mg/KgBB -22,2000 14,51923 ,557 -65,6470 21,2470
Kontrol aquadest 14285,7 mg/KgBB
3,6000 14,51923 ,999 -39,8470 47,0470
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 18,2000 14,51923 ,721 -25,2470 61,6470
IBA 640,8 mg/KgBB -16,6000 14,51923 ,782 -60,0470 26,8470
IBA 1140,62 mg/KgBB -4,0000 14,51923 ,999 -47,4470 39,4470
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
21,8000 14,51923 ,573 -21,6470 65,2470
IBA 640,8 mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 34,8000 14,51923 ,157 -8,6470 78,2470
IBA 360 mg/KgBB 16,6000 14,51923 ,782 -26,8470 60,0470
IBA 1140,62 mg/KgBB 12,6000 14,51923 ,905 -30,8470 56,0470
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
38,4000 14,51923 ,099 -5,0470 81,8470
IBA
1140,62
IBA 202,2 mg/KgBB 22,2000 14,51923 ,557 -21,2470 65,6470
IBA 360 mg/KgBB 4,0000 14,51923 ,999 -39,4470 47,4470
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mg/KgBB IBA 640,8 mg/KgBB -12,6000 14,51923 ,905 -56,0470 30,8470
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
25,8000 14,51923 ,413 -17,6470 69,2470
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -3,6000 14,51923 ,999 -47,0470 39,8470
IBA 360 mg/KgBB -21,8000 14,51923 ,573 -65,2470 21,6470
IBA 640,8 mg/KgBB -38,4000 14,51923 ,099 -81,8470 5,0470
IBA 1140,62 mg/KgBB -25,8000 14,51923 ,413 -69,2470 17,6470
BB 28 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB -23,2000 18,28617 ,712 -77,9191 31,5191
IBA 640,8 mg/KgBB -32,4000 18,28617 ,416 -87,1191 22,3191
IBA 1140,62 mg/KgBB -20,0000 18,28617 ,808 -74,7191 34,7191
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
17,4000 18,28617 ,873 -37,3191 72,1191
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 23,2000 18,28617 ,712 -31,5191 77,9191
IBA 640,8 mg/KgBB -9,2000 18,28617 ,986 -63,9191 45,5191
IBA 1140,62 mg/KgBB 3,2000 18,28617 1,000 -51,5191 57,9191
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
40,6000 18,28617 ,213 -14,1191 95,3191
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 32,4000 18,28617 ,416 -22,3191 87,1191
IBA 360 mg/KgBB 9,2000 18,28617 ,986 -45,5191 63,9191
IBA 1140,62 mg/KgBB 12,4000 18,28617 ,959 -42,3191 67,1191
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
49,8000 18,28617 ,086 -4,9191 104,5191
IBA
1140,62
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB 20,0000 18,28617 ,808 -34,7191 74,7191
IBA 360 mg/KgBB -3,2000 18,28617 1,000 -57,9191 51,5191
IBA 640,8 mg/KgBB -12,4000 18,28617 ,959 -67,1191 42,3191
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
37,4000 18,28617 ,282 -17,3191 92,1191
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -17,4000 18,28617 ,873 -72,1191 37,3191
IBA 360 mg/KgBB -40,6000 18,28617 ,213 -95,3191 14,1191
IBA 640,8 mg/KgBB -49,8000 18,28617 ,086 -104,5191 4,9191
IBA 1140,62 mg/KgBB -37,4000 18,28617 ,282 -92,1191 17,3191
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 835,960.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 11. Analisis statistik berat badan tikus betina
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
BB0 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BB7 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0% BB14 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BB21 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
BB28 * Kelompok 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
Report
Kelompok BB0 BB7 BB14 BB21 BB28
IBA 202,2
mg/KgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 173,2000 186,4000 173,0000 184,4000 199,0000
Std. Error of Mean 6,80000 15,64800 7,72658 8,11542 7,58288
Std. Deviation 15,20526 34,99000 17,27715 18,14663 16,95582
IBA
360
mg/KgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 153,4000 156,4000 148,0000 159,4000 173,6000
Std. Error of Mean 11,19643 2,15870 6,33246 5,58211 5,95483
Std. Deviation 25,03597 4,82701 14,15980 12,48199 13,31540
IBA 640,8 mg/KgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 171,2000 157,4000 161,2000 174,8000 188,2000
Std. Error of Mean 8,85099 11,44814 12,20410 11,05622 11,35077
Std. Deviation 19,79141 25,59883 27,28919 24,72246 25,38110
IBA 1140,62
mg/KgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 157,2000 158,8000 169,8000 162,6000 167,8000
Std. Error of Mean 1,39284 3,21559 6,39844 3,10805 5,03389
Std. Deviation 3,11448 7,19027 14,30734 6,94982 11,25611
Kontrol aquadest
14285,7
mg/KgBB
N 5 5 5 5 5
Mean 150,8000 151,8000 154,4000 157,8000 170,0000
Std. Error of Mean 1,06771 7,51266 4,73920 9,80000 7,54983
Std. Deviation 2,38747 16,79881 10,59717 21,91347 16,88194
Total N 25 25 25 25 25
Mean 161,1600 162,1600 161,2800 167,8000 179,7200
Std. Error of Mean 3,46539 4,61110 3,74412 3,89658 4,01477
Std. Deviation 17,32695 23,05551 18,72058 19,48290 20,07386
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
General Linear Model
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelompok 1,00 IBA 202,2 mg/KgBB 5
2,00 IBA 360 mg/KgBB 5
3,00 IBA 640,8 mg/KgBB 5
4,00 IBA 1140,62 mg/KgBB 5
5,00 Kontrol aquadest 14285,7 mg/KgBB 5
Multivariate Testsc
Effect Value F
Hypothesis
df
Error
df Sig.
Intercept Pillai's Trace ,997 1108,333a 5,000 16,000 ,000
Wilks' Lambda ,003 1108,333a 5,000 16,000 ,000
Hotelling's Trace 346,354 1108,333a 5,000 16,000 ,000
Roy's Largest Root 346,354 1108,333a 5,000 16,000 ,000
Kelompok Pillai's Trace 1,133 1,502 20,000 76,000 ,106
Wilks' Lambda ,206 1,649 20,000 54,016 ,074
Hotelling's Trace 2,387 1,731 20,000 58,000 ,054
Roy's Largest Root 1,676 6,369b 5,000 19,000 ,001
a. Exact statistic
b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the
significance level.
c. Design: Intercept + Kelompok
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F df1 df2 Sig.
Berat badan hari ke-0 10,282 4 20 ,000
Berat badan hari ke-7 2,865 4 20 ,050
Berat badan hari ke-14 1,478 4 20 ,246
Berat badan hari ke-21 1,490 4 20 ,243
Berat badan hari ke-28 1,607 4 20 ,211
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Poshoc Multiple Comparisons
Tukey HSD
Depend-
ent Variable (I) Kelompok
(J)
Kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
BB0 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB 19,8000 10,06022 ,316 -10,3039 49,9039
IBA 640,8 mg/KgBB 2,0000 10,06022 1,000 -28,1039 32,1039
IBA 1140,62 mg/KgBB 16,0000 10,06022 ,520 -14,1039 46,1039
Kontrol aquadest
14285,7mg/KgBB
22,4000 10,06022 ,211 -7,7039 52,5039
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -19,8000 10,06022 ,316 -49,9039 10,3039
IBA 640,8 mg/KgBB -17,8000 10,06022 ,417 -47,9039 12,3039
IBA 1140,62 mg/KgBB -3,8000 10,06022 ,995 -33,9039 26,3039
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
2,6000 10,06022 ,999 -27,5039 32,7039
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -2,0000 10,06022 1,000 -32,1039 28,1039
IBA 360 mg/KgBB 17,8000 10,06022 ,417 -12,3039 47,9039
IBA 1140,62 mg/KgBB 14,0000 10,06022 ,640 -16,1039 44,1039
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
20,4000 10,06022 ,289 -9,7039 50,5039
IBA 1140,62
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -16,0000 10,06022 ,520 -46,1039 14,1039
IBA 360 mg/KgBB 3,8000 10,06022 ,995 -26,3039 33,9039
IBA 640,8 mg/KgBB -14,0000 10,06022 ,640 -44,1039 16,1039
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
6,4000 10,06022 ,967 -23,7039 36,5039
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -22,4000 10,06022 ,211 -52,5039 7,7039
IBA 360 mg/KgBB -2,6000 10,06022 ,999 -32,7039 27,5039
IBA 640,8 mg/KgBB -20,4000 10,06022 ,289 -50,5039 9,7039
IBA 1140,62 mg/KgBB -6,4000 10,06022 ,967 -36,5039 23,7039
BB7 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB 30,0000 13,37700 ,205 -10,0290 70,0290
IBA 640,8 mg/KgBB 29,0000 13,37700 ,232 -11,0290 69,0290
IBA 1140,62 mg/KgBB 27,6000 13,37700 ,274 -12,4290 67,6290
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
34,6000 13,37700 ,111 -5,4290 74,6290
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -30,0000 13,37700 ,205 -70,0290 10,0290
IBA 640,8 mg/KgBB -1,0000 13,37700 1,000 -41,0290 39,0290
IBA 1140,62 mg/KgBB -2,4000 13,37700 1,000 -42,4290 37,6290
Kontrol aquadest 14285,7 mg/KgBB
4,6000 13,37700 ,997 -35,4290 44,6290
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -29,0000 13,37700 ,232 -69,0290 11,0290
IBA 360 mg/KgBB 1,0000 13,37700 1,000 -39,0290 41,0290
IBA 1140,62 mg/KgBB -1,4000 13,37700 1,000 -41,4290 38,6290
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
5,6000 13,37700 ,993 -34,4290 45,6290
IBA 1140,62 mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -27,6000 13,37700 ,274 -67,6290 12,4290
IBA 360 mg/KgBB 2,4000 13,37700 1,000 -37,6290 42,4290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
IBA 640,8 mg/KgBB 1,4000 13,37700 1,000 -38,6290 41,4290
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
7,0000 13,37700 ,984 -33,0290 47,0290
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -34,6000 13,37700 ,111 -74,6290 5,4290
IBA 360 mg/KgBB -4,6000 13,37700 ,997 -44,6290 35,4290
IBA 640,8 mg/KgBB -5,6000 13,37700 ,993 -45,6290 34,4290
IBA 1140,62 mg/KgBB -7,0000 13,37700 ,984 -47,0290 33,0290
BB14 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB 25,0000 11,17390 ,207 -8,4365 58,4365
IBA 640,8 mg/KgBB 11,8000 11,17390 ,826 -21,6365 45,2365
IBA 1140,62 mg/KgBB 3,2000 11,17390 ,998 -30,2365 36,6365
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
18,6000 11,17390 ,476 -14,8365 52,0365
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -25,0000 11,17390 ,207 -58,4365 8,4365
IBA 640,8 mg/KgBB -13,2000 11,17390 ,762 -46,6365 20,2365
IBA 1140,62 mg/KgBB -21,8000 11,17390 ,324 -55,2365 11,6365
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
-6,4000 11,17390 ,978 -39,8365 27,0365
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -11,8000 11,17390 ,826 -45,2365 21,6365
IBA 360 mg/KgBB 13,2000 11,17390 ,762 -20,2365 46,6365
IBA 1140,62 mg/KgBB -8,6000 11,17390 ,936 -42,0365 24,8365
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
6,8000 11,17390 ,972 -26,6365 40,2365
IBA 1140,62
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -3,2000 11,17390 ,998 -36,6365 30,2365
IBA 360 mg/KgBB 21,8000 11,17390 ,324 -11,6365 55,2365
IBA 640,8 mg/KgBB 8,6000 11,17390 ,936 -24,8365 42,0365
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
15,4000 11,17390 ,648 -18,0365 48,8365
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -18,6000 11,17390 ,476 -52,0365 14,8365
IBA 360 mg/KgBB 6,4000 11,17390 ,978 -27,0365 39,8365
IBA 640,8 mg/KgBB -6,8000 11,17390 ,972 -40,2365 26,6365
IBA 1140,62 mg/KgBB -15,4000 11,17390 ,648 -48,8365 18,0365
BB21 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB 25,0000 11,40105 ,223 -9,1162 59,1162
IBA 640,8 mg/KgBB 9,6000 11,40105 ,914 -24,5162 43,7162
IBA 1140,62 mg/KgBB 21,8000 11,40105 ,343 -12,3162 55,9162
Kontrol aquadest 14285,7 mg/KgBB
26,6000 11,40105 ,176 -7,5162 60,7162
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -25,0000 11,40105 ,223 -59,1162 9,1162
IBA 640,8 mg/KgBB -15,4000 11,40105 ,664 -49,5162 18,7162
IBA 1140,62 mg/KgBB -3,2000 11,40105 ,999 -37,3162 30,9162
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
1,6000 11,40105 1,000 -32,5162 35,7162
IBA 640,8 mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -9,6000 11,40105 ,914 -43,7162 24,5162
IBA 360 mg/KgBB 15,4000 11,40105 ,664 -18,7162 49,5162
IBA 1140,62 mg/KgBB 12,2000 11,40105 ,819 -21,9162 46,3162
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
17,0000 11,40105 ,580 -17,1162 51,1162
IBA 1140,62
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -21,8000 11,40105 ,343 -55,9162 12,3162
IBA 360 mg/KgBB 3,2000 11,40105 ,999 -30,9162 37,3162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
IBA 640,8 mg/KgBB -12,2000 11,40105 ,819 -46,3162 21,9162
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
4,8000 11,40105 ,993 -29,3162 38,9162
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -26,6000 11,40105 ,176 -60,7162 7,5162
IBA 360 mg/KgBB -1,6000 11,40105 1,000 -35,7162 32,5162
IBA 640,8 mg/KgBB -17,0000 11,40105 ,580 -51,1162 17,1162
IBA 1140,62 mg/KgBB -4,8000 11,40105 ,993 -38,9162 29,3162
BB28 IBA 202,2
mg/KgBB
IBA 360 mg/KgBB 25,4000 11,02978 ,185 -7,6052 58,4052
IBA 640,8 mg/KgBB 10,8000 11,02978 ,861 -22,2052 43,8052
IBA 1140,62 mg/KgBB 31,2000 11,02978 ,070 -1,8052 64,2052
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
29,0000 11,02978 ,102 -4,0052 62,0052
IBA 360
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -25,4000 11,02978 ,185 -58,4052 7,6052
IBA 640,8 mg/KgBB -14,6000 11,02978 ,680 -47,6052 18,4052
IBA 1140,62 mg/KgBB 5,8000 11,02978 ,984 -27,2052 38,8052
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
3,6000 11,02978 ,997 -29,4052 36,6052
IBA 640,8
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -10,8000 11,02978 ,861 -43,8052 22,2052
IBA 360 mg/KgBB 14,6000 11,02978 ,680 -18,4052 47,6052
IBA 1140,62 mg/KgBB 20,4000 11,02978 ,375 -12,6052 53,4052
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
18,2000 11,02978 ,485 -14,8052 51,2052
IBA 1140,62
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -31,2000 11,02978 ,070 -64,2052 1,8052
IBA 360 mg/KgBB -5,8000 11,02978 ,984 -38,8052 27,2052
IBA 640,8 mg/KgBB -20,4000 11,02978 ,375 -53,4052 12,6052
Kontrol aquadest
14285,7 mg/KgBB
-2,2000 11,02978 1,000 -35,2052 30,8052
Kontrol
aquadest
14285,7
mg/KgBB
IBA 202,2 mg/KgBB -29,0000 11,02978 ,102 -62,0052 4,0052
IBA 360 mg/KgBB -3,6000 11,02978 ,997 -36,6052 29,4052
IBA 640,8 mg/KgBB -18,2000 11,02978 ,485 -51,2052 14,8052
IBA 1140,62 mg/KgBB 2,2000 11,02978 1,000 -30,8052 35,2052
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 304,140.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Uji Toksisitas Subakut Infusa
Biji Persea americana Mill. terhadap Gambaran
Histopatologis Hati Tikus Sprague Dawley” dengan nama
lengkap Trifonia Ingrid Octavia. Penulis lahir di Palembang
pada tanggal 18 Oktober 1993, merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara dalam keluarga pasangan Yusuf Evol dan
Merani Leo. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis
yaitu TK Xaverius I Putri Palembang (1998-1999), tingkat
Sekolah Dasar di SD Xaverius I Putri Palembang (1999-
2005), tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Xaverius
Maria Palembang (2005-2008), tingat Sekolah Menengah Atas di SMA Xaverius I
Palembang (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan
sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semasa
menempuh pendidikan sarjana, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti
Aksi Hari Kesehatan dan Lingkungan Hidup di SD Pangudi Luhur sebagai Ketua
Panitia, Longmarch dan Seminar Nasional bertemakan “Young Generation with
No More HIV Infections, Discriminations, and AIDS Related Deaths” sebagai
seksi perlengkapan, perayaan ekaristi pekan suci 2012 Campus Ministry USD
sebagai seksi liturgi-tim I, Kepengurusan JMKI Komisariat Sanata Dharma
periode 2012-2013 sebagai Divisi Humas, Kepengurusan JMKI Komisariat
Sanata Dharma periode 2013-2014 sebagai Bendahara, panitia Dies Natalis XIX
Fakultas Farmasi USD, panitia Malam keakraban JMKI Komisariat Sanata
Dharma 10-11 Maret 2012 sebagai Sie Humas dan Dokumentasi, panitia Malam
keakraban JMKI Komisariat Sanata Dharma 13-14 April 2013 sebagai bendahara.
Penulis juga berperan aktif sebagai Asisten Dosen di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma pada Laboratorium Biokimia (2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI