99
i KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Agustina Kurniari Kusuma NIM : 048114050 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

 

KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Agustina Kurniari Kusuma NIM : 048114050

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

ii 

 

Usulan Penelitian untuk Skripsi

KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yang diajukan oleh :

Agustina Kurniari Kusuma

NIM : 048114050

telah disetujui oleh

Pembimbing I Drs. Sulasmono, Apt. Tanggal : 1 Agustus 2008 Pembimbing II Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. Tanggal : 1 Agustus 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

iii 

 

Pengesahan Skripsi Berjudul

KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh : Agustina Kurniari Kusuma

NIM : 048114050

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma pada tanggal :

6 Agustus 2008

Mengetahui, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

Rita Suhadi, M.Si., Apt. Tanda tangan Pembimbing I : Drs. Sulasmono, Apt. ……………………… Pembimbing II : Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. ……………………… Panitia Penguji :

1. Drs. Sulasmono, Apt. ………………………

2. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. ………………………

3. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. ………………………

4. Rita Suhadi, M.Si, Apt. ………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

iv 

 

PERSEMBAHANku

… because God is always at work in you to make you willing and able to obey His own purpose. (Filipi 2 : 13 TEV)

Dan di sini, di debu dan tanah kotor, Oh disinilah

Bunga bakung cinta-NYA tumbuh

-George Herbert-

Awitdene samubarang kabeh iku saka Panjenengane, krana Panjenengane sarta kagem Panjenengane; kamulyan kagema Panjenengane salawas-lawase ! Amin. (Roma 11 : 36)

Karya ini kupersembahkan kepada :

Yesus Kristus yang menyelamatkan dan membawaku hidup berkelimpahan

Bapak, ibu, adik dan mas yang menopangku dengan kasih

Sahabat serta Almamater yang ku sayangi

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

 

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Juni 2008

Penulis

Agustina Kurniari Kusuma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

vi 

 

PRAKATA

Segala hormat, puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-NYA

yang mencukupkan penulis untuk memulai, mengerjakan hingga menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR

PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPUTUSAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

1197/MENKES/SK/X/2004 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI PROVINSI

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” 

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya dukungan dan

bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sulasmono, Apt. selaku pembimbing I yang mengajarkan

kedisiplinan, memberikan waktu, semangat, kritik dan saran hingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt selaku pembimbing II yang juga telah,

mengajarkan kedisiplinan, memberikan waktu semangat, kritik dan saran

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

vii 

 

4. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku pencetus ide penelitian ini dan selaku

dosen penguji yang telah memberikan waktu, saran serta kritikan hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

waktu, saran serta kritikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Mas Narto, Bapak Mu’min, Bapak Tatmo, Lidia Kristalia, Bapak Totok dan Ibu

Sari untuk bantuannya.

7. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan setiap Pemerintah

Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atas izin penelitian yang

diberikan, bapak dan ibu Apoteker yang berpraktek di Rumah Sakit Umum

Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersedia menjadi

responden penelitian ini.

8. Bapak Waris atas perhatian, doa, semangat, materi, dan kasih sayang.

9. Ibu Tris untuk doa, kasih sayang, semangat, dan masakan yang bergizi.

10. Wawan untuk doa, canda tawa, dukungan, sikap sayang dan usil seorang adek.

11. Deon_Surya untuk tenaga, doa, kasih sayang, dan pengertian seorang kekasih.

12. Om Paminto dan keluarga atas bantuan dan kesabaran.

13. Rekan doa (KAMBIUM, Mba Tyas, Mba Ida, Mba April, Mba Jade, Mba Nina,

Mas Nugi, Mas Jeffry dan Ega,); KTB Kompa; teman-teman di GKJ

Prambanan serta sahabatku, Wulan dan Vivi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

viii 

 

14. Mba Monic, Mba Diah, Cik Nike, Mba Torry, Rissa, Heni atas bahan

penunjang. Maya dan Jody yang menerjemahkan abstract.

15. Teman-teman Fakultas Farmasi USD khususnya kelas Komunitas Klinis’04

(Nana, Keke, Angel, Dika, Ika, Erlin, DS, Cicil, Rina, Ayu, Wida, dll) untuk

dorongan dan kebersamaan selama ini, juga untuk teman-teman KKN USD

angkatan XXXV kelompok 36 untuk doa dan sukacitanya.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga telah

membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir

kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, bagi dunia

kesehatan dan khususnya bagi pelayanan farmasi.

Prambanan, Juni 2008

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

ix 

 

INTISARI  

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu..Adanya tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, menyebabkan terjadinya pergeseran secara bertahap pelayanan farmasi yang diberikan. Pergeseran tersebut meliputi perubahan paradigma teknis yang menekankan pada produk obat dan peracikan, menjadi pendekatan yang lebih berorientasi kepada pelayanan pasien dan penanganan penyakit dengan sasaran akhir meningkatnya kualitas hidup pasien. Pada kenyataannya pelayanan farmasi pada sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum berjalan seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu Apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai standar yang ada. Berdasarkan kenyataan tersebut maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner diisi oleh apoteker yang berpraktek di Rumah Sakit Umum di Daerah Istimewa Yogyakarta (12 responden). Data diolah secara statistik deskriptif dalam bentuk persentase, ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik/diagram.

Hasi penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum menyeluruh. Bagian pelaksanaan yang tidak sesuai adalah Standar Pelayanan Farmasi; Administrasi dan Pengelolaan; Staf Dan Pimpinan; Fasilitas Dan Peralatan; Kebijakan Dan Prosedur; Serta Evaluasi Dan Pengendalian Mutu.

Kata kunci : Kesesuaian, Pelaksanaan, Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

 

ABSTRACT

Hospital pharmacy service is one of the supporting qualified health service activities in hospital. Qualified pharmacy service which is needed by public and patients cause a sequence of changes of pharmacy services given. Including technique paradigm change that focus on medicines product and compounding medicines, become patient service and illness treatment with increasing qualified patients life oriented approach. In fact, pharmacy service in most of the hospital in Indonesia has not work as expected. Therefore, Pharmacist must carry out their practices agree with the standardization. Based on the fact above, this study is conducted to understand the Suitability of the realization of Hospital Pharmacy Service Standard based on the Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 in General District Hospital in Special District of Yogyakarta.

This research was included in non experimental research with descriptive research design. The research respondents were the General District Hospital Pharmacist in Daerah Istimewa Yogyakarta. The research instrument was questionaire. The data was processed within descriptive statistic in a form of percentage and performed in the form of table and graph/diagram.

Result of the study suggesting that the Suitability of the realization of Hospital Pharmacy Service Standard based on the Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 in General District Hospital in Special District of Yogyakarta was not well performed yet. The deviant elements are pharmacy service standard; administration and management; staff and guidance; facility and equipment; policy and procedure and evaluation and quality-control.

Key word : Suitability, Realization, Hospital Pharmacy Service Standard

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xi 

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………...……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… v

PRAKATA…………………………………………………………………… vi

INTISARI . ………………………………………………………………….. ix

ABSTRACT…………..……………………………………………………….. x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xv

DAFTAR GAMBAR……………………………………...…………………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………..………….. . xviii

BAB I PENGANTAR……………………………………………….………... 1

A. Latar Belakang………………………………………………………............ 1

1. Perumusan masalah………………………………………………… 4

2. Keaslian penelitian……………………………………………........ 5

3. Manfaat penelitian…………………………………………………. 6

B. Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xii 

 

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………….. 8

A. Rumah Sakit…………………………………………...……….………….. 8

1. Tinjauan Umum Rumah Sakit………………………..……….…… 8

2. Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit……………………….………… 9

3. Klasifikasi Rumah Sakit Umum (RSU) Pemerintah …….………… 12

4. Struktur Organisasi…………………………………...…….……… 13

5. Sumber Daya Manusia………………………….………….……… 14

B. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit (Berdasarkam Keputusan Menteri

Kesehatan Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004)………………….. 15

1. Tujuan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit..……………… 15

2. Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit…..………….…………… 16

3. Administrasi dan Pengelolaan……………………...……..………… 19

4. Staf dan Pimpinan………………..…………………...…..………… 21

5. Fasilitas dan Peralatan……….…….…………….………..………… 22

6. Kebijakan dan Prosedur………….………………...……..………… 23

7. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan………....…..………… 24

8. Evaluasi dan Pengendalian Mutu…..…………….………..………… 24

C. Pelayanan Farmasi Klinik…………………………………………………. 25

D. Keterangan Empiris……………………………………………………….. 27

BAB III METODE PENELITIAN……..…………………………..………… 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………………… 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xiii 

 

B. Definisi Operasional Penelitian………………………………….………... 28

C. Subyek Penelitian…………………………………………………………. 29

D. Instrumen…………………………………………………………………. 29

E. Tata Cara Pengumpulan Data …………………………………………….. 30

1. Analisis situasi…………..……………………………………........ 30

2. Pembuatan kuesioner………………………………………………. 31

3. Pengujian kuesioner..……………………………………………… 32

4. Penyebaran kuesioner……………………………………………… 23

5. Pengumpulan kuesioner …………………………………………... 34

6. Wawancara………………………………………………………… 34

F. Analisis Data…………………………………………..............…………… 35

G. Kesulitan Penelitian……………………………………………………….. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………...... 36

A. Data Responden…………………………………………………………… 36

B. Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan

Kepmenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004………………..…….. 38

C. Rangkuman Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah

Sakit………………………………………………………………….…….. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….... 57

A. Kesimpulan……………………………………………………..…….…….. 57

B. Saran…………………………………………………………………...….... 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xiv 

 

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..… 59

LAMPIRAN………………………………………………………………….. 62

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………… 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xv 

 

DAFTAR TABEL

Tabel I. Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit………………………. 18

Tabel II. Panitia Farmasi dan Terapi……………………………………… 20

Tabel III. Apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah di Daerah

Istimewa Yogyakarta………………............................................ 30

Tabel IV. Apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah di Daerah

Istimewa Yogyakarta...……………………................................. 30

Tabel V. Jabatan responden saat ini di rumah sakit...................................... 36

Tabel VI. Lama pengalaman responden dalam mengemban jabatan

saat ini…………………………………………………………… 37

Tabel VII. Lama pengalaman responden bekerja sebagai apoteker…….…… 37

Tabel VIII. Kesesuaian Pelaksanaan Tujuan Penyelenggaraan Standar Pelayanan

Farmasi Rumah Sakit.................................................................. 38

Tabel IX. Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi Rumah

Sakit............................................................................................ 43

Tabel X. Kesesuaian Pelaksanaan Administrasi dan Pengelolaan............. 44

Tabel XI. Kesesuaian Pelaksanaan Staf dan Pimpinan............................... 46

Tabel XII. Kesesuaian Pelaksanaan Fasilitas dan Peralatan......................... 47

Tabel XIII. Kesesuaian Pelaksanaan Kebijakan dan Prosedur…………….. 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xvi 

 

Tabel XIV.Kesesuaian Pelaksanaan Pengembangan Staf dan Program

Pendidikan……………………………………………………… 50

Tabel XV. Kesesuaian Pelaksanaan Evaluasi dan Pengendalian

Mutu…………………………………………………….……… 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xvii 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pemerintah tipe C…. 1 3

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalansi Farmasi Rumah Sakit…………. 13

Gambar 3. Beberapa Tugas Instalansi Farmasi Rumah Sakit……..……… 16

Gambar 4. Beberapa Tugas Instalansi Farmasi Rumah Sakit……..……… 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian……………………………………… 62

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian……………………………………… 70

Lampiran 3. Sumpah/Janji Apoteker………………………………….... 71

Lampiran 4. Kode Etik Apoteker Indonesia…………………………… 73

Lampiran 5. Hasil Wawancara………………………………….……… 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

1

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal bagi masyarakat. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana

kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi

pasien (Anonim, 2004c).

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit

yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar

Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit

adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit

yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk

pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Anonim,

2004c).

Pelayanan Instalansi Farmasi Rumah Sakit dipengaruhi oleh apoteker-

apoteker sebagai tenaga pengelola maupun pelaksana. Apoteker di Instalansi Farmasi

Rumah Sakit dalam menjalankan profesinya harus berpedoman pada Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Menurut Standar Kompetensi Farmasis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

2

Indonesia, salah satu standar prosedur operasional apoteker di rumah sakit hal

manajemen praktis farmasi adalah merancang, membuat, mengetahui, memahami dan

melaksanakan regulasi di bidang farmasi. Penjabaran dari kompetensi tersebut adalah

dengan menampilkan semua kegiatan operasional kefarmasian di farmasi rumah sakit

berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku dari tingkat lokal, regional,

nasional maupun internasional. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan

bahwa salah satu kewajiban apoteker di Intalansi Farmasi Rumah Sakit adalah

melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada semua kegiatan

operasional kefarmasian di rumah sakit, termasuk di dalamnya melaksanakan

Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 sebagai pedoman praktek apoteker

di Intalansi Farmasi Rumah Sakit.

Berkembangnya pelayanan farmasi yang mengarah pada farmasi klinik,

merupakan peluang bagi apoteker Instalansi Farmasi Rumah Sakit untuk

menunjukkan eksistensinya di bidang profesi farmasi sehingga pelayanan Instalansi

Farmasi Rumah Sakit yang diberikan lebih optimal karena selama ini peran apoteker

Instalansi Farmasi Rumah Sakit lebih banyak sebagai tenaga manajemen

(Yusmainita, 2002). Dokter-dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah di Daerah

Istimewa Yogyakarta memiliki harapan pelayanan apoteker Instalansi Farmasi

Rumah Sakit lebih berorientasi pada pasien (93%), terlibat dalam penyusunan

formularium obat (86%), dan penggunaan obat (95%), serta dalam pemantauan

penggunaan obat pada pasien (79%) menjadi peluang apoteker Instalansi Farmasi

Rumah Sakit lebih menunjukkan perannya (Regziana, 2006). Menurut penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

3

Eunike (2006) dokter-dokter umum di Rumah Sakit Swasta kota Yogyakarta

memiliki harapan akan pelayanan Instalansi Farmasi Rumah Sakit dalam lingkup

yang berorientasi pada pasien (100%), pengelolaan obat dan alat kesehatan (100%),

serta pelayanan pemantauan penggunaan obat (96%). Pada kenyataannya pelayanan

farmasi pada sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum berjalan seperti yang

diharapkan, terutama pada rumah sakit milik pemerintah. Hampir semua Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Pemerintah di Indonesia masih pada pelayanan farmasi non-

klinik, itupun belum optimal (Yusmainita, 2003).

Apoteker di Instalansi Farmasi Rumah Sakit harus memberikan pelayanan

yang profesional pada masyarakat sesuai Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

menyebutkan bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan

barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang

dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian

praktek kefarmasian di Rumah Sakit harus dijalankan sesuai standar yang berlaku,

yaitu Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 sehingga masyarakat terhindar dari pelayanan yang tidak

profesional.

Oleh karena itu untuk dapat memulai pelayanan farmasi yang optimal baik

dalam pelayanan klinik maupun non klinik diperlukan pelaksanaan pelayanan farmasi

di rumah sakit yang sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

4

Berdasarkan keterangan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana

kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan

Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan

gambaran kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum

Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan dapat dipergunakan oleh pihak-

pihak yang membutuhkan.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka terdapat

permasalahan yang akan diungkap melalui penelitian ini, yaitu:

a. Seperti apa kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah

Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 di

Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

b. Bagian manakah dari 8 bagian Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

yang tidak sesuai pelaksanaannya dengan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

5

2. Keaslian penelitian

Pernah dilakukan penelitian mengenai “Pendapat Dokter Umum Rumah di

Sakit Umum Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap Peran Apoteker

(Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004

Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit)” oleh Regziana (2006).

Perbedaan dengan penelitian ini ialah pada penelitian Regziana menekankan pada

penerimaan dokter umum terhadap peran apoteker berdasarkan Kepmenkes Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 dan harapan dokter umum terhadap peran apoteker di masa

mendatang dengan menggunakan subyek uji penelitian adalah dokter umum sedangkan

penelitian ini menekankan pada kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi

di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 di

Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan subyek

uji apoteker-apoteker Instalansi Farmasi Rumah Sakit.

Dilakukan juga penelitian oleh Eunike (2006) dengan judul “Persepsi dan

Harapan Dokter Umum Rumah Sakit Swasta di Kota Yogyakarta terhadap

Perkembangan Peran Farmasis Klinik”. Penelitian ini menitikberatkan pada bahasan

mengenai peran farmasis klinik sebagai Health Care Team sesuai dengan Kepmenkes

RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004. Pada penelitian Eunike digunakan kriteria

rumah sakit swasta di kota Yogyakarta yang minimal memiliki 2 apoteker dan telah

melakukan praktek pelayanan farmasi klinik sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti menggunakan seluruh Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan tidak menggunakan kriteria minimal memiliki 2 apoteker

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

6

serta telah melakukan pelayanan farmasi klinik, dengan menitik beratkan pada

kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan

Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Memberikan gambaran mengenai kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan bagian pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai :

1) bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang terkait berkenaan dengan pelaksanaan

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit seperti Dinas Kesehatan Provinsi dan

Dinas Kesehatan Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .

2) gambaran kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit bagi

mahasiswa farmasi atau para calon apoteker yang tertarik dalam pelayanan di

Rumah Sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

7

B. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit

Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Mengetahui bagian yang tidak sesuai dari pelaksanaan Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

8

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Tinjauan umum

Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem

Kesehatan Nasional menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia

seperti yang tertera dalam mukadimah Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945 alinia keempat diselenggarakanlah program pembangunan

nasional yang didalamnya terdapat pembangunan kesehatan. Berdasarkan pasal 28H

ayat 1 dan pasal yang ke-34 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945 Amandemen IV maka setiap Warga Negara Indonesia berhak

untuk mendapat pelayanan kesehatan dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan

tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah Indonesia. Dalam pelayanan di

sarana kesehatan, ketersediaan obat tidak tergantikan. Kepmenkes RI Nomor

189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional bab I bagian Latar

Belakang menyatakan bahwa akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan

salah satu hak azasi manusia. Setiap penduduk berhak mendapat pelayanan yang

optimal tanpa memandang kemampuan membayar. Dengan demikian penyediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

9

obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan

kesehatan baik publik maupun swasta. Dalam Permenkes RI Nomor

085/Menkes/Per/I/1989 tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau

Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pasal 4 menyebutkan

bahwa dokter yang bertugas di rumah sakit pemerintah diharuskan menulis resep obat

esensial dengan nama generik bagi semua pasien. Obat esensial menurut Kepmenkes

RI Nomor 497/Menkes/SK/VII/2006 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2005 bab

I adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup

upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada

unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Kepmenkes RI Nomor

189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional Bab III bagian Landasan

Kebijakan juga menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat esensial yang dibutuhkan

masyarakat.

1. Kegiatan pelayanan rumah sakit

Pelayanan Rumah Sakit termasuk Rumah Sakit Umum Daerah harus sesuai

dengan Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Menurut

Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan bab I yang dimaksud

dengan :

a. Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis memindahkan organ dan atau

jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri

dalam rangka pengobatan, menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

10

tidak berfungsi dengan baik. Sesuai pengertian tersebut maka apoteker

seharusnya berperan dalam kegiatan ini.

b. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.

c. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,

pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,

serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 10

menyebutkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pasal 22 ayat 2 dan 3 menyebutkan “kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap

lingkungan umum, lingkungan kerja dan kesehatan lingkungan tersebut meliputi

pengendalian vector penyakit.” Pada pasal 41 ayat 2 menyebutkan “panandaan dan

informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi persyaratan

objektivitas dan kelengkapan serta tidak menyesatkan” serta pasal 53 ayat 2 tertulis

bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi

standar profesi dan menghormati hak pasien.

Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah berorientasi kepada

pasien/masyarakat sebagai konsumen yang tidak menyimpang dari Undang-Undang

RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang RI

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bab I :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

11

a. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat.

b. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum maupun bukan yang didirikan dan berkedudukan atau

melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik

sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan

usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Pasal 4, hak konsumen adalah :

a. hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi

barang dan/atau jasa;

b. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang dan/atau jasa;

c. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

Pasal 7, beberapa yang termasuk kewajiban pelaku usaha adalah:

a. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur memberi penjelasan

pcnggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

a. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

b. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

12

2. Klasifikasi Rumah Sakit Umum (RSU) Pemerintah

Menurut Kepmenkes RI Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman

Organisasi Rumah Sakit Umum, klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

didasarkan pada perbedaan tingkatan kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat

disediakan, yaitu:

a. RSU Kelas A, yaitu apabila pada rumah sakit tersebut tersedia pelayanan

medis spesialistik dan sub spesialis yang luas.

b. RSU Kelas B (pendidikan dan non-pendidikan), yaitu apabila dalam

pelayanan rumah sakit tersebut terdapat pelayanan spesialistik luas dan sub

spesialistik terbatas.

c. RSU Kelas C, yaitu apabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut terdapat

minimal 4 pelayanan spesialistik yaitu penyakit dalam, kesehatan anak,

bedah, dan obstetri ginekologi.

d. RSU Kelas D, yaitu apabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut hanya

bersifat dasar dan dokter umum.

Dalam penelitian ini Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta termasuk dalam RSU Pemerintah Kelas C. Menurut Permenkes

RI Nomor 159/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit bab 7 pasal 25 menyatakan

bahwa setiap rumah sakit harus melakukan fungsi sosial dengan antara lain

menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang tidak dan kurang mampu, untuk

Rumah Sakit Pemerintah sekurang-kurangnya 75% dari kapasitas tempat tidur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

13

4. Struktur organisasi

a. Rumah Sakit Umum (RSU) Pemerintah Kelas C

Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

b. Struktur Organisasi Instalansi Farmasi Rumah Sakit:

Direksi

Ka. Instalansi : mengurusi bagian manajerial,

logistik & SDM Keuangan

1. Pelayanan Pasien 2. Distribusi & Gudang 3. Askes ; Jamsos ; Jamkes ; Askeskin

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalansi Farmasi Rumah Sakit

Dewan Penyantun 

Seksi Keperawatan 

Seksi  Pelayanan 

Sub.Bag. Kesekretariatan dan Rekam Medis

Sub.Bag. Keuangan dan Program

Satuan Pengawas Intern

Instalansi 

Direktur

Komite  Medis Dan Staf Medis Fungsional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

14

5. Sumber Daya Manusia (SDM)

Setiap pelaksana/tenaga kerja di Rumah Sakit Umum Daerah berlaku

Undang-Undang RI No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan bagi tenaga kerja

yang termasuk tenaga kesehatan.

Undang-Undang RI No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal ke 11

menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau

meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat,

minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja dan pasal 12 menyebutkan

“pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi

pekerjanya melalui pelatihan kerja.” Pada pasal 77 ayat 2 Undang-Undang RI No 13

tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tertera bahwa waktu kerja dalam sehari adalah 7

(tujuh) jam 1 (hari) dan pada bab X pasal 86 menyebutkan “setiap pekerja

mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan kerja.”

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan menyebutkan dalam pasal 1 yang dimaksud dengan :

a. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan;

b. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

15

c. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau

masyarakat;

d. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.

Pasal 2 :

a. Tenaga kesehatan terdiri dari : tenaga medis; tenaga keperawatan; tenaga

kefarmasian; tenaga kesehatan masyarakat; tenaga gizi; tenaga keterapian

fisik; tenaga keteknisian medis.

b. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.

c. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.

d. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.

B. Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit (Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

1. Tujuan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

a. Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit

b. Untuk memperluas fungsi dan peran apoteker farmasi rumah sakit

c. Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional

(Anonim, 2004c)

Tujuan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit terdukung pula apabila

Apoteker yang menjalankan menjunjung tinggi Kode Etik Apoteker Indonesia dan

menjalankan standar prosedur operasional apoteker di rumah sakit dalam Standar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KuRniaRi
Cross-Out
Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

16

Kompetensi Farmasis Indonesia. Kode Etik Apoteker Indonesia pasal 12

menyebutkan bahwa setiap apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk

meningkatkan kerjasama yang baik sesama apoteker di dalam memelihara keluhuran

martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam

menunaikan tugasnya. Dalam Sumpah/Janji apoteker pasal 2 ayat 1 menyatakan

bahwa apoteker membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,

terutama dalam bidang kesehatan.

2. Standar pelayanan farmasi rumah sakit

Dalam Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit terdapat tugas dan fungsi

Instalansi Farmasi Rumah Sakit

Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi Melakukan penelitian dan peningkatan metoda

Gambar 3. Beberapa Tugas Instalansi Farmasi Rumah Sakit                                               Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien

                                    Melakukan penyiapan nutrisi parenteral Melakukan pencatatan setiap kegiatan

                                               Melaporkan setiap kegiatan Gambar 4. Beberapa Fungsi Instalansi Farmasi Rumah Sakit

(Anonim, 2004c)

Banyak kegiatan yang dilakukan Instalansi Farmasi Rumah Sakit antara lain

produksi dan penyiapan nutrisi parenteral.

Produksi dapat berupa peracikan, melakukan pengemasan ulang,

pengenceran dan pelarutan. Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang

telah ditetapkan; dan memenuhi ketentuan CPOB (Anonim, 2006). Dalam Farmakope

BeberapaFungsi

BeberapaTugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

17

Indonesia edisi IV setiap sediaan dengan satu atau lebih zat aktif dengan berat 50 mg

harus dilakukan keseragaman sediaan baik dengan keseragaman bobot dan

keseragaman kandungan.

Dalam kegiatan penyiapan nutrisi parenteral peran apoteker meliputi

penanganan pencampuran dan stabilitas formulasi, kondisi penyimpanan,

kontaminasi mikroba, penambahan zat ke dalam kantong nutrisi parenteral, dan

pengemasannya (Aslam dkk, 2003).

Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan obat juga terdapat dalam

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Menurut Standar Kompetensi Farmasis

Indonesia kompetensi Manajemen Praktis Farmasi, farmasis bertanggung jawab

dalam merancang, membuat, melakukan pengelolaan obat yang efektif dan efisien.

Kepmenkes RI Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional

bab III bagian Strategi menyatakan bahwa strategi penggunaan obat yang rasional

antara lain dilakukan dengan penerapan Daftar Obat Esensial Nasional dalam setiap

upaya pelayanan kesehatan dan pendekatan farmako ekonomi melalui analisis biaya-

efektif dengan biaya-manfaat pada seleksi obat di semua tingkat pelayanan kesehatan.

Kepres RI Nomor 40 tahun 2001 pasal 6 menyatakan bahwa rumah sakit daerah

mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan personil, keuangan, dan perlengkapan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

18

Tabel I. Standar pelayanan farmasi rumah sakit

Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

Beberapa bagian yang termasuk

Administrasi dan Pengelolaan

Ka. Ins. Farmasi harus terlibat perencanaan manajemen. penentuan anggaran dan penggunaan sumber daya. Instalasi Farmasi menyelenggarakan rapat pertemuan Apoteker IFRS menjadi sekretaris komite/panitia. Dokumentasi yang rapi, rinci dan evaluasi setiap 3 tahun. Ka. Ins. Farmasi harus terlibat langsung dalam perumusan segala keputusan.

Staf dan Pimpinan

IFRS dipimpin Apoteker Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola apoteker yang berngalaman minimal 2 tahun. Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya Farmasi (D-3) dan Tenaga Menengah Farmasi (AA). Ka. Ins. Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi

Fasilitas dan Peralatan

Fasilitas produksi obat yang memenuhi standar Fasilitas pendistribusian obat Fasilitas informasi dan edukasi Fasilitas penyimpanan arsip resep Tempat penyimpanan obat di ruang perawatan Tempat penyimpanan obat yang bersifat adiksi

Kebijakan dan Prosedur

Kriteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh Ka. Ins. Farmasi,K/PFT serta para apoteker. Obat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan apoteker menganalisa secara kefarmasian Obat adalah bahan berkhasiat dengan nama generik. Adanya Kebijakan dan prosedur yang tertulis. Terdapat sistem pendokumentasian penggunaan obat yang salah dan atau mengatasi masalah obat

Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Apoteker memberi masukan program pengembangan staf.

Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Fasilitas produksi obat. Fasilitas pendistribusian obat. Fasilitas informasi dan edukasi. Fasilitas penyimpanan arsip resep. Tempat penyimpanan obat di ruang perawatan. Tempat penyimpanan obat yang bersifat adiksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

19

3. Administrasi dan pengelolaan

Administrasi perbekalan farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan

pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang berkaitan

dengan perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan,

triwulanan, semesteran atau tahunan. Pelaporan adalah kumpulan catatan dan

pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan

kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan. Proses pendataan dan

pelaporan dapat dilakukan secara tulis tangan, mesin tik dan otomatisasi dengan

menggunakan soft ware komputer (Anonim, 2004c).

Selain struktur organisasi yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

Rumah Sakit Umum, terdapat beberapa peran lintas terkait pelayanan farmasi rumah

Sakit adalah :

a. Panitia Farmasi dan Terapi

Salah satu peran Panitia Farmasi dan Terapi berkaitan dengan formularium

rumah sakit. Formularium adalah himpunan obat yang diterima/disetujui oleh Panitia

Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap

batas waktu yang ditentukan. Peran apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi sangat

strategis dan penting karena semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan

menggunakan obat di seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini. Agar

dapat mengemban tugasnya secara baik dan benar, para apoteker harus secara

mendasar dan mendalam dibekali dengan ilmu-ilmu farmakologi, farmakologi klinik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

20

farmako epidemologi, dan farmako ekonomi dan ilmu-ilmu lain yang sangat

dibutuhkan untuk memperlancar hubungan profesionalnya dengan para petugas

kesehatan lain di rumah sakit.

Tabel II. Panitia Farmasi dan Terapi

b. Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit adalah organisasi yang terdiri dari

staf medis, apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit dan tenaga kesehatan

lainnya. Salah satu tujuan adalah melaksanakan penelitian (surveilans) infeksi

nosokomial di rumah sakit. Menurut Siregar, J.P. Charles dan Kumolosasi, E., (2006)

surveilan infeksi yang dilakukan Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit memiliki

salah satu tujuan untuk mengurangi tingkat infeksi yang dapat dihindari,

Organisasi dan Kegiatan

PFT harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) Dokter, Apoteker dan Perawat PFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali

Fungsi dan Ruang Lingkup

Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapiMengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat Apoteker bertanggung jawab untuk menentukan jenis obat generik yang sama untuk disalurkan kepada dokter sesuai produk asli yang diminta

Formularium Rumah Sakit

Dokter yang mempunyai pilihan terhadap obat paten tertentu harus didasarkan pada pertimbangan farmakologi dan terapi Apoteker bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas, dan sumber obat dari sediaan kimia, biologi dan sediaan farmasi yang digunakan oleh dokter untuk mendiagnosa dan mengobati pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

21

mengidentifikasi pasien resiko tinggi agar tindakan selektif dapat diajukan, dan dapat

dipastikan pengendalian berhasil maksimum dengan biaya paling efektif.

c. Panitia Lain, salah satunya tim transplantasi

4. Staf dan pimpinan

Dalam pengelolaan Apotek, Apoteker senantiasa harus memiliki

kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil

keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri

sebagai menempatkan pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola

SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan membantu memberi

pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan (Anonim,

2004a).

Instalansi Farmasi Rumah Sakit harus dipimpin oleh apoteker yang

mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan memecahkan

masalah sebagai pemimpin serta mampu mengelola manajemen praktis farmasi

sebagai tenaga fungsional. Apoteker dalam menjalankan tugas terutama yang

berperan dalam fungsi pelayanan baik bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap,

harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Apoteker juga harus

mengarahkan pelayanan menuju pelayanan yang berkembang, misal pelayanan

kefarmasian bagi pasien rawat inap adalah 30 tempat tidur tanggung jawab 1

Apoteker dan untuk apoteker harus melakukan skrining resep untuk setiap resep yang

masuk. Apoteker juga harus cakap melihat kebutuhan pendidikan dan ketrampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

22

bagi tenaga lain yang disesuaikan dengan tugas serta mengawasi setiap jenis

pelayanan yang diberikan, termasuk pelayanan produksi obat.

5. Fasilitas dan peralatan

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Apotek sebagai tempat tertentu, tempat dilakukan

pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya

kepada masyarakat harus memiliki tempat mendisplai informasi bagi pasien,

termasuk penempatan brosur/materi informasi dan ruangan tertutup untuk konseling

bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan

catatan medikasi pasien.

Adanya stabilitas yang berbeda-beda dari sediaan farmasi maka diperlukan

ruang penyimpanan khusus yang menjamin bahwa sediaan farmasi yang akan

diberikan dalam kondisi stabil. Misal : bahan yang mudah menguap disimpan dalam

wadah tutup rapat, suppositoria disimpan dalan refrigerator. Sediaan farmasi yang

diterima dalam kondisi tidak stabil akan merubah sediaan farmasi yang disimpan baik

secara fisik maupun kemanfaatan. Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bab II pasal 3 ayat 2 menyebutkan

bahwa semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan

menjamin kestabilan bahan. Mengacu akreditasi RS dan SK Dirjen Yanmed nomor

0428/YAPI/LED/RSKS/K/1989 bab II pasal 9 ayat 1 (cit.,Yusmainita, 2003), sebagai

penanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan obat-obat di Rumah Sakit maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

23

Instalasi Farmasi Rumah Sakit berkewajiban dan harus mampu mengelola obat-

obatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Pelayanan kefarmasian harus ditunjang dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai sehingga setiap pelayanan dapat dijalankan dengan optimal. Kepmenkes RI

Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

menyatakan bahwa Instalansi Farmasi Rumah Sakit memiliki fasilitas dan peralatan

berupa ruang produksi yang dipisahkan antara produksi sediaan non steril dan

produksi sediaan steril, ruang penyimpanan kondisi umum dan kondisi khusus, ruang

pelayanan informasi, ruang konsultasi, pembuangan limbah serta memiliki kereta

dorong trolley untuk memudahkan distribusi. Fasilitas dan peralatan yang disediakan

juga harus memenuhi peraturan yang berlaku, misal bagi ruang produksi harus sesuai

Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik dan ruang penyimpanan bahan bersifat

adiktif sesuai Permenkes RI Nomor 28/MENKES/Per/I/71978 tentang Penyimpanan

Narkotika pasal 5 seharusnya penyimpanan narkotika memiliki persyaratan : dibuat

dari bahan kayu atau bahan lain yang kuat, mempunyai kunci yang kuat, dibagi dua

bagian dengan kunci yang berlainan (untuk petidin/morfin serta narkotika lain yang

dipakai sehari-hari), ukuran lemari minimal 40x80x100 cm, bila kurang harus dibuat,

lemari tidak boleh untuk penyimpanan barang lain, anak kunci dipegang oleh

penanggung jawab, lemari diletakkan pada tempat yang tidak terlihat umum.

6. Kebijakan dan prosedur

Pentingnya kegiatan pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan

kesehatan mengharuskan apoteker bertanggungjawab dalam pelaksaan kegiatan ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

24

Kegiatan pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan

sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan, pengadaan,

penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistim FIFO (first in first

out) dan FEFO (first expire first out) (Anonim, 2004).

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit pengelolaan perbekalan farmasi meliputi

pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan, dan

pendistribusian. Yang termasuk dalam pelayanan kefarmasian dalam penggunaan

obat dan alat kesehatan adalah pengkajian resep, dispensing, pemantauan dan

ronde/visite pasien serta pengkajian penggunaan obat.

7. Pengembangan staf dan program pendidikan

Setiap apoteker memiliki peran sebagai manager, apoteker di Instalansi

Farmasi Rumah Sakit berperan mengatur Sumber Daya Manusia yang ada terlebih

dahulu melalui pendidikan dan pelatihan yang meningkatkan pemahaman tentang

farmasi rumah sakit dan mampu mengatur penelitian tentang biaya keuntungan cost-

benefit dalam pelayanan farmasi.

8. Evaluasi dan pengendalian mutu

Setiap pelayanan farmasi yang dilakukan harus sesuai dengan standar yang

berlaku dan dievaluasi secara berkala sesuai dengan indikator dan kriteria yang

hendak dicapai. Terdapat tim audit (pengawas) yang bertugas untuk mengawasi setiap

proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai standar atau belum maupun dilakukan

survey untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angket atau wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

25

langsung dapat pula menjadi salah satu metoda evaluasi pelayanan farmasi yang

diberikan (Anonim, 2004c).

Apoteker yang berpraktek di Rumah Sakit dilibatkan dalam merencanakan

program pengendalian mutu, termasuk didalamnya dilibatkan dalam kegiatan umpan

balik. Umpan balik adalah hasil tindakan harus secara teratur diinformasikan kepada

staf (Anonim, 2004c).

B. Pelayanan Farmasi Klinik

Menurut Aslam dkk (2003) profesi farmasi mengalami berbagai tahap

perubahan. Perubahan perubahan dalam profesi farmasi dapat dibagi dalam 4 periode,

yang terdiri dari: periode tradisional, periode transisi, periode masa kini, dan periode

masa depan (pharmaceutical care). Pada periode tradisional fungsi apoteker meliputi

menyediakan, membuat,dan mendistribusikan produk yang berkhasiat obat. Periode

transisi merupakan masa perubahan yang cepat dari perkembangan fungsi dan jenis-

jenis pelayanan profesional, konsep farmasi klinik muncul pada periode ini. Pada

periode masa kini pelayanan farmasi rumah sakit dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Pelayanan teknik dan non-klinik

Pelayanan teknik meliputi penyiapan nutrisi parenteral total, penyiapan

bahan tambahan sediaan intravena, pembuatan (manufacturing) dan kontrol kualitas.

Pelayanan non klinik terdiri dari pengadaan, pegelolaan, dan distribusi obat serta alat

kesehatan, selain itu juga termasuk penelitian dan pengembangan, terhadap stabilitas

obat, dan pembuatan sediaan obat baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

26

2. Pelayanan farmasi klinik

Pelayanan farmasi klinik merupakan suatu praktek kefarmasian yang

berorientasi kepada pasien lebih dari orientasi kepada produk. Merupakan suatu

disiplin yang terkait dengan penerapan pengetahuan dan keahlian farmasi dalam

membantu memaksimalkan efek obat dan meminimalkan toksisitas bagi pasien secara

individual.

Ruang lingkup fungsi farmasi klinik meliputi pemantauan terapi obat,

konsultan keliling (mengunjungi pasien), berpartisipasi dalam Komite Farmasi dan

Terapi, pemberian informasi obat, ikut aktif dalam pengendalian infeksi, pemantauan

kadar obat terapetik (Terapeutic Drug Monitoring), pencatatan riwayat pengobatan

pasien, konseling pasien, pemantauan efek samping obat, dan promosi kesehatan dan

pendidikan kesehatan mengenai pencegahan penyakit dan perlindungan kesehatan.

Filosofi pelayanan farmasi klinik menurut Prof. Nicholas Barber (1990),

adalah bertujuan untuk memenuhi 4 hal yang berkaitan dengan proses peresepan yang

baik, yaitu: memaksimalkan efek terapetik, meminimalkan resiko, meminimalkan

biaya dan menghormati pilihan pasien. Memaksimalkan efek terapetik meliputi

efektivitas terapi, yaitu ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan obat dan pengaturan

dosis yang sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mengevaluasi terapi.

Meminimalkan resiko atau ketidakamanan pemakaian obat meliputi efek samping,

dosis interaksi, dan kontraindikasi. Meminimalkan biaya adalah memastikan jenis

obat yang dipilih paling efektif dalam hal biaya maupun rasional, terjangkau oleh

kemampuan pasien maupun rumah sakit, dan jika tidak alternatif jenis obat apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

27

memberikan manfaat dan keamanan yang sama. Menghormati pilihan pasien

diperlukan karena keterlibatan pasien dalam proses pengobatan akan menentukan

keberhasilan terapi. Oleh karena itu hak pasien harus diakui dan diterima semua pihak

(Aslam, 2003).

C. Keterangan Empiris

Pada penelitian ini diharapkan didapat gambaran mengenai kesesuaian

pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI

Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan yang dapat

meningkatkan mutu kualitas pelayanan farmasi di rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

28

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif. Penelitian non eksperimental adalah penelitian yang

observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri subyek menurut keadaan apa adanya,

tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti (Praktiknya, 2001). Rancangan

penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian yang saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi,

1998).

B. Definisi Operasional Penelitian

1. Apoteker dalam penelitian ini adalah apoteker yang melakukan pekerjaan

kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Pelaksanaan adalah penerapan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit di

Rumah Sakit Umum Daerah tempat responden melakukan praktek berdasarkan

Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004.

3. Kesesuaian adalah ada/tidaknya pelaksanaan dari masing-masing bagian Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 yang dikelompokkan melalui jawaban kuesioner yang

berupa pilihan ya, tidak, dan tidak diisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

29

4. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit adalah ukuran/patokan pelaksanaan

pelayanan kefarmasian, dalam penelitian ini berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004. Kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di

Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 telah

menyeluruh jika persentase jawaban 60% atau lebih.

5. Periode penelitian adalah bulan April–Juni 2008. Terdiri dari proses perijinan

selama bulan April 2008 dan pengambilan data bulan Mei-Juni 2008.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah apoteker-apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah

di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner. Pembuatan kuesioner

didasarkan pada perumusan masalah dan tujuan penelitian yang disajikan dalam

bentuk pertanyaan berstruktur. Kuisioner yang digunakan dibagi menjadi dua bagian,

bagian pertama mengenai karakteristik maupun data responden yang meliputi :

jabatan responden, lama responden mengemban jabatan, dan lama responden bekerja

sebagai apoteker. Bagian kedua kuesioner terdiri pertanyaan-pertanyaan, yang

mengarah pada tujuan penelitian yaitu mengetahui kesesuaian pelaksanaan Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

30

E. Tata Cara Pengumpulan Data

1. Analisis situasi

Dilakukan dengan mencari data dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta tentang jumlah apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan penelusuran pustaka. Pada analisis situasi

juga dilakukan pencarian data jumlah apoteker secara langsung di setiap Rumah Sakit

Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pemastian data yang

diperoleh sebelumnya. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta adalah :

Tabel I. Apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta

No. Nama rumah sakit Jumlah apoteker (populasi)

1 RSUD Kota Yogyakarta 3 2 RSUD Sleman 2 3 RSUD Wonosari 3 4 RSUD Wates 2 5 RSU Penembahan Senopati Bantul 2

Total 12 Data jumlah apoteker melalui pencarian langsung adalah :

Tabel II. Apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta

No. Nama rumah sakit Jumlah apoteker (populasi)

Jumlah yang bersedia diteliti

(responden) 1 RSUD Kota Yogyakarta 5 5 2 RSUD Sleman 2 2 3 RSUD Wonosari 3 3 4 RSUD Wates 2 2 5 RSU Penembahan

Senopati Bantul 2 0

Total 14 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

31

Pencarian data subyek penelitian dilakukan setelah mendapatkan ijin dari

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta cq. BAPEDA Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan kemudian ijin dari setiap Pemerintah Daerah yang ada di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Perijinan dilakukan bulan April 2008 dan

terdapat salah satu Rumah Sakit Umum Daerah yang tidak bersedia untuk diteliti

tanpa memberikan alasan yang yang jelas. Penolakan penelitian dikomunikasikan

melalui telepon, 2 minggu setelah proses pemasukkan syarat-syarat.

Sevilla, Ochave, Punsalon, Regala, and Uriarte (1993) menyebutkan bahwa

ukuran minimum jumlah subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian

deskriptif adalah 10% dari populasi, untuk populasi yang sangat kecil diperlukan

minimum 20%. Namun demikian tidak ada satu formula pun yang dapat digunakan

secara umum untuk semua penelitian (Pratiknya, 2001).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka subyek penelitian sebanyak 12 apoteker telah

memenuhi persyaratan.

2. Pembuatan kuesioner

Kuesioner merupakan suatu instrumen pengumpulan data dalam penelitian

sosial. Dengan kuesioner tersebut peneliti menggali informasi dari responden (orang

yang menjadi subyek penelitian) (Adi, 2004).

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang di

dalamnya memuat sejumlah pertanyaan yang disesuaikan dengan rumusan masalah

dan harus dijawab secara tertulis oleh responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

32

3. Pengujian kuesioner

a. Uji validitas isi

Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melaksanakan fungsi ukurnya. (Azwar, 2003). Suatu alat ukur dikatakan valid

(benar/sahih) jika alat ukur tersebut jitu untuk mengukur konsep/variabel yang diukur

(Adi, 2004). Validitas yang diukur dalam kuesioner ini adalah validitas isi. Validitas

isi merupakan tingkat representativitas isi atau substansi pengukuran terhadap konsep

(pengertian) variabel sebagaimana dirumuskan (Praktiknya, 1991). Validitas isi

merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes/kuisioner

dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pertanyaan yang dicari

jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauh mana pertanyaan dalam tes/kuisioner

mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur” atau sejauh mana isi

tes/kuisioner mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Isi dari kuisioner

tersebut tidak saja harus komprehensif akan tetapi harus pula memuat hanya isi yang

relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur (Azwar, 2003). Sebelum kisi-kisi

dijadikan pedoman penyusunan butir-butir soal instrumen penelitian, terlebih dahulu

harus ditelaah dan dinyatakan baik. Penelaah harus dilakukan oleh orang yang

berkompeten di bidang yang bersangkutan, atau yang dikenal dengan istilah penilaian

oleh ahlinya (Expert judgment) (Nurgiyantoro, 2002).

b. Uji pemahaman bahasa

Merupakan uji pendahuluan yang berfungsi untuk mengetahui sejauh mana

bahasa penyusun pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

33

dipahami oleh responden, termasuk di dalamnya kesalahan pengetikan, pengejaan

kata-kata dan susunan kalimat. Uji pemahaman bahasa diasumsikan telah terwakili

dengan dilakukan uji validitas isi.

c. Uji reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan reliable (dapat dipercaya) jika alat ukur tersebut

mantap, tepat dan homogen. Suatu alat ukur dikatakan mantap apabila dalam

mengukur sesuatu berulang kali, alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama,

dengan syarat kondisi pengukuran tidak berubah. Suatu pertanyaan (alat ukur)

dikatakan tepat apabila pertanyaan tersebut mudah dimengerti dan terperinci. Suatu

alat ukur dikatakan homogen apabila pertanyaan-pertanyaan yang dibuat untuk

mengukur suatu karakteristik mempunyai kaitan yang erat satu sama lain (Adi, 2004).

Reliabilitas kuesioner penelitian ini tidak perlu diuji lagi karena pertanyaan

dalam angket/kuesioner berupa pertanyaan yang langsung terarah pada informasi

mengenai data yang hendak diungkap yang berpedoman pada Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004.

4. Penyebaran kuesioner

Kuesioner langsung disebarkan kepada responden sesuai jadwal yang

disepakati oleh responden dan peneliti. Peneliti dapat menunggu jika responden

menginginkan agar dapat dilakukan wawancara setelah pengisian kuesioner. Jika

responden berhalangan mengisi saat itu juga, maka kuesioner tersebut akan ditinggal

selama beberapa waktu untuk kemudian diambil kembali setelah diisi oleh responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

34

5. Pengumpulan kuesioner

Kuesioner langsung dikumpulkan saat itu juga atau diambil setelah beberapa

waktu. Periode penyebaran hingga pengumpulan kuisioner yaitu Mei-Juni 2008.

Jumlah kuesioner yang dikumpulkan kembali sebanyak 12, sama dengan jumlah

kuesioner yang disebarkan.

6. Wawancara

Wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula (Nawawi, 1998).

Wawancara dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh (Mardalis, 2006).

Pada penelitian ini dilakukan wawancara tentang hambatan pelayanan farmasi dan

wawancara yang meliputi pekerjaan apoteker pada fungsi pelayanan maupun fungsi

manajerial serta wawancara terbuka yang dapat memperjelas jawaban kuisioner.

Dilakukan wawancara kepada 2 responden masing-masing Rumah Sakit Umum

Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil wawancara dapat dilihat pada

bagian lampiran 5 dan pembahasan.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

35

F. Analisis Data

Teknik analisis yang umumnya digunakan untuk menganalisis data pada

penelitian-penelitian deskriptif ialah dengan menggunakan tabel dan grafik (Kontour,

2003). Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif dalam bentuk

persentase dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik/diagram. Analisis data

dimulai dengan mengelompokkan data menurut tiap-tiap pertanyaan dalam kuisioner

kemudian menghitung jumlah total untuk tiap alternatif jawaban. Dikatakan telah

melaksanakan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes

RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 apabila persentasenya sama atau lebih dari 60%

dan jika kurang dari 60% maka dikatakan belum melaksanakan Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tersebut.

G. Kesulitan Penelitian

Terdapat Rumah Sakit Umum Daerah tertentu yang tidak bersedia diteliti

sehingga semua apoteker yang berpraktek di rumah sakit umum daerah tersebut tidak

dapat diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

 

36  

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Responden

Berdasar hasil penelitian didapatkan data responden yang meliputi

jabatan saat ini di Rumah Sakit, lama pengalaman dalam mengemban jabatan, dan

lama pengalaman bekerja sebagai Apoteker.

1. Jabatan responden saat ini di Rumah Sakit.

Adanya jabatan responden yang berbeda, berpengaruh pada jawaban

kuesioner yang diberikan responden. Sebagian besar responden dengan jabatan

kepala IFRS dan yang menjabat sebagai kepala IFRS sekaligus sekretaris K/PFT

pertanyaan kuesioner yang tidak dijawab lebih sedikit dibanding dengan

pertanyaan kuesioner yang tidak dijawab oleh responden yang menjabat sebagai

apoteker bagian.

Tabel V. Jabatan responden saat ini di Rumah Sakit

No. Jabatan saat ini Jumlah responden

Persentase (%)

1 Kepala IFRS 1 8,33 2 Sekretaris K/PFT 0 0

3 Kepala IFRS sekaligus Sekretaris K/PFT 3 25

4 Apoteker bagian... 8 66,67 Total 12 100

2. Lama pengalaman responden dalam mengemban jabatan saat ini.

Lama pengalaman responden mengemban jabatan tidak berpengaruh

pada jawaban kuesioner namun pada Rumah Sakit Umum Daerah yang memiliki

lebih dari 2 responden hanya responden yang telah mengemban jabatan lebih dari  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

37  

  

3 tahun yang dipilih oleh Instalansi Farmasi Rumah Sakit untuk mendapat

kesempatan wawancara.

Tabel VI. Lama pengalaman responden dalam mengemban jabatan saat ini

No. Lama mengemban jabatan saat ini Jumlah responden

Persentase (%)

1 Kurang dari 1 tahun 0 0 2 1-2 tahun 3 25 3 2-3 tahun 2 16,67 4 Lebih dari 3 tahun 7 58,33

Total 12 100

1. Lama pengalaman responden bekerja sebagai Apoteker.

Tabel VII. Lama pengalaman responden bekerja sebagai Apoteker

No. Lama bekerja sebagai Apoteker Jumlah responden Persentase (%)

1 Kurang dari 1 tahun 0 0 2 1-3 tahun 2 16,67 3 3-5 tahun 2 16,67 4 Lebih dari 5 tahun 8 66,66

Total 12 100

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004

tentang Standar Pelayanan Farmasi menyebutkan bahwa pelayanan farmasi

diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang minimal memiliki pengalaman

selama 2 tahun. Dari data 10 responden telah berpengalaman lebih dari 2 tahun,

dan 2 responden berpengalaman antara 1-3 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

38  

  

B. Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004

Standar pelayanan farmasi di Rumah Sakit terdiri dari 8 bagian, yaitu

tujuan penyelenggaraan standar pelayanan farmasi rumah sakit; standar pelayanan

farmasi rumah sakit; administrasi dan pengelolaan, staf dan pimpinan; fasilitas

dan peralatan; kebijakan dan prosedur; pengembangan staf dan program

pendidikan; evaluasi dan pengendalian mutu.

1. Tujuan penyelenggaraan standar pelayanan farmasi rumah sakit

Tabel VIII. Kesesuaian Pelaksanaan Tujuan Penyelenggaraan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

Semua pelaksanaan kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah

di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit sesuai dengan tujuan penyelengaraan yang tertera pada

Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004.

Pertanyaan (%) Ya

(%) Tidak

Apakah SPFRS digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di Rumah Sakit

100 0

Apakah SPFRS digunakan untuk memperluas fungsi dan peran apoteker farmasi di Rumah Sakit

100 0

Apakah SPFRS digunakan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional

100 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

39  

  

2. Standar pelayanan farmasi rumah sakit

Dari hasil penelitian (tabel IX) sebesar 8% responden tidak mengisi

jawaban pertanyaan mengenai :

a. Pengkajian instruksi pengobatan/resep pasien oleh apoteker.

Dikarenakan tidak mengetahui pasti apoteker yang bertugas pada

pelayanan melakukan/tidak pengkajian instruksi pengobatan/resep pasien.

b. Penyiapan nutrisi parenteral oleh apoteker.

Dikarenakan selama ini apoteker tidak dilibatkan dalam kegiatan nutrisi

parenteral.

c. Terdapat label obat pada kebijakan dan prosedur obat tertulis.

Dikarenakan pemberian label obat termasuk kegiatan penyiapan obat

sehingga tidak diperlukan prosedur tertulis.

d. Terdapat prosedur tertulis yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi.

Dikarenakan Rumah Sakit Umum Daerah tidak menggunakan obat-obat

yang bersifat sitostatika sehingga sangat kecil kemungkinan dapat terjadi

kontaminasi. Bagi pasien yang memerlukan obat yang bersifat sitostatika akan

dirujuk pada rumah sakit lainnya.

Dari hasil penelitian juga terdapat jawaban pertanyaan yang tidak sesuai

dengan pelaksanaan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 yaitu :

a. Dilakukan produksi perbekalan farmasi oleh IFRS

Semua IFRS melakukan produksi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan di rumah sakit. Setiap bentuk produksi di rumah sakit tidak dapat

memenuhi prosedur yang telah ditetapkan yaitu Farmakope Indonesia edisi IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

40  

  

Hal ini dapat dicontohkan pada resep puyer permintaan dokter anak (misal :

luminal, klorfeniramina maleat, siproheptadina hidroklorida, fenilhidrazina dan

parasetamol) dengan dosis kurang dari 50 mg. Prosedur keseragaman sediaan

tidak mungkin dilakukan di Instalansi Farmasi Rumah Sakit baik dari segi sumber

daya manusia dan peralatan. Ketentuan CPOB juga tidak dapat dilakukan dalam

farmasi rumah sakit sehingga seharusnya produksi tidak dapat dilakukan pada

IFRS.

b. Penyiapan nutrisi parenteral oleh apoteker

Sebagian besar apoteker Rumah Sakit Umum Daerah tidak dilibatkan

dalam penyiapan nutrisi parenteral. Penanganan nutrisi parenteral oleh apoteker

rumah sakit juga berkaitan dengan pencegahan kemungkinan adanya resiko

interaksi antara nutrisi parenteral dan obat lain yang dikonsumsi pasien yang dapat

mengakibatkan kegagalan terapi. Pentingnya peran apoteker dalam penyiapan

nutrisi parenteral seharusnya menjadi alasan utama diperlukannya apoteker dalam

kegiatan ini.

c. Apoteker harus terlibat langsung dalam perumusan keputusan tentang

pelayanan farmasi dan penggunaan obat

Semua apoteker yang berpraktek di Rumah Sakit Umum Daerah di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terlibat langsung dalam perumusan

keputusan tentang pelayanan farmasi dan penggunaan obat. Keadaan ini tidak

sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 bahwa hanya

apoteker kepala IFRS yang terlibat secara langsung pada perumusan keputusan

tentang pelayanan farmasi dan penggunaan obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

41  

  

d. Jumlah dan kualifikasi staf farmasi disesuaikan dengan masing-masing

keadaan rumah sakit

Sebagai pengelola dan pelaksana, apoteker IFRS dapat menyusun jumlah

kebutuhan dan kualifikasi staf farmasi agar pelayanan farmasi rumah sakit dapat

optimal dan sesuai kebutuhan pelayanan farmasi. Pada kenyataan, penyusunan

jumlah kebutuhan dan kualifikasi staf farmasi di sebagian besar Rumah Sakit

Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditentukan oleh pihak

rumah sakit dan permintaan penambahan jumlah dan kualifikasi staf farmasi

sangat sulit dilakukan.

e. Tersedia fasilitas penyimpanan obat yang bersifat adiksi untuk menjamin

keamanan setiap staf di farmasi rumah sakit

Obat-obat bersifat adiksi telah disimpan dalam tempat tersendiri namun

tempat penyimpanan tidak sesuai persyaratan dikarenakan jumlah obat terbatas

sehingga pemantauan mudah dilakukan meskipun tanpa tempat penyimpanan

yang sesuai persyaratan.

f. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan setelah

apoteker menganalisa secara kefarmasian

Adanya analisis kefarmasian oleh apoteker dapat mencegah terjadinya

medication error sehingga kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen

dalam mengkonsurnsi obat terpenuhi.

Apoteker dalam melaksanakan kewajibannya harus mengutamakan dan

berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam dan juga memperhatikan waktu

pelayanan yang tidak terlalu lama untuk setiap pasien. Banyaknya pasien pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

42  

  

waktu praktek dokter yang bersamaan menjadi alasan apoteker tidak menganalisis

obat yang diminta oleh dokter.

g. Bahan berkhasiat obat ditulis dengan nama generik

Dalam IFRS terdapat beberapa resep yang masuk dengan berisi nama

obat-obat dagang, sesuai dengan permintaan dokter sebagai penulis resep. Dokter

yang berpraktek di rumah sakit pemerintah berkewajiban menuliskan resep

dengan nama generik untuk pasien dan unit pelayanan kesehatan milik pemerintah

berkewajiban menyediakan obat generik.

h. Terdapat prosedur tertulis yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi staf.

Adanya prosedur dapat menjamin keamanan dan keseelamatan kerja staf

yang bekerja.

i. Adanya sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah

Kegiatan dokumentasi penggunaan obat yang salah diperlukan sebagai

data evaluasi penggunaan obat. Kegiatan ini terlaksana apabila terdapat partisipasi

masyarakat/pasien kepada apoteker. Sebagian besar masyarakat yang termasuk

pasien tidak menginformasikan tentang penggunaan obat yang salah sehingga

beberapa responden menyatakan kegiatan dokumentasi penggunaan obat yang

salah belum pernah dilakukan. Apabila terjadi kejadian tersebut pasien

berkonsultasi dengan dokter dan tidak terdapat komunikasi dengan apoteker.

j. Apoteker melakukan penyusunan program pengembangan staf.

Terbatasnya jumlah staf yang tidak sebanding dengan banyaknya

pelayanan menjadi alasan responden menyatakan bahwa program pengembangan

staf hampir tidak dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

43  

  

Tabel IX. Kesesuaian Pelaksanaan Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

Pertanyaan

(%) (%) Ya Tidak

Apakah pernah dilaksanakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda 100 0

Apakah telah dilaksanakan KIE 100 0 Apakah IFRS memproduksi perbekalan farmasi 58 42 Apakah IFRS mendistribusikan perbekalan farmasi 83 17 Apakah apoteker mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien 83 17 Apakah apoteker melakukan penyiapan nutrisi parenteral 9 83 Apakah apoteker melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan 83 17

Apakah IFRS melakukan penyebarluasan hasil pertemuan 92 8 Apakah tidak harus dilakukan evaluasi terhadap pelayanan farmasi tiap 3 tahun 17 83

Apakah semua apoteker harus terlibat langsung dalam perumusan keputusan

100

100

Apakah IFRS dipimpin oleh Apoteker 100 0 Apakah dalam pelayanan farmasi Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya Farmasi (D-3), Tenaga Menengah Farmasi (AA), dan tenaga administrasi

100 0

Apakah jumlah dan kualifikasi staf farmasi disesuaikan dengan keadaan rumah sakit 50 50

Apakah di IFRS tersedia fasilitas pemberian informasi dan edukasi 83 17

Apakah di IFRS tersedia fasilitas penyimpanan arsip resep 83 17 Apakah di IFRS tersedia fasilitas penyimpanan obat yang bersifat adiksi 54 46

Apakah setiap prosedur yang tertulis tidak harus dibuat Ka. Ins., P/KFT serta apoteker 25 75

Apakah obat hanya diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan setelah apoteker menganalisa secara kefarmasian 58 42

Apakah bahan berkhasiat obat ditulis dengan nama generik 58 42 Apakah label obat termasuk kebijakan dan prosedur tertulis 83 9 Apakah CPOB termasuk kebijakan dan prosedur obat tertulis 75 25 Apakah terdapat prosedur tertulis yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi terhadap staf 42 50

Apakah ada sistem dokumentasi penggunaan obat yang salah 25 75 Apakah apoteker menyusun program pengembangan staf 58 42 Apakah apoteker dilibatkan dalam kegiatan umpan balik 83 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

44  

  

3. Administrasi dan pengelolaan 

Tabel X. Kesesuaian Pelaksanaan Administrasi dan Pengelolaan

Pertanyaan (%)

Ya

(%)

Tidak

Apakah PFT sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) Dokter, Apoteker, dan Perawat 75 17 Apakah yang menjadi Sekretaris PFT adalah Apoteker IFRS atau apoteker yang ditunjuk 92 0 Apakah sedikitnya 2 (dua) bulan sekali PFT mengadakan rapat secara teratur 42 50 Apakah PFT berfungsi mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisi formularium tersebut

92 0 Apakah PFT melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dengan mengkaji medical record dibanding dengan standar diagnosa dan terapi

67 33

Apakah PFT mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat 58 17 Apakah Apoteker membuat formularium berdasarkan hasil kesepakatan PFT 100 0 Apakah Dokter tidak dapat memilih obat paten tertentu berdasarkan pada pertimbangan farmakologi dan terapi

8 92 Apakah Apoteker bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas, dan sumber obat yang digunakan mendiagnosis dan mengobati pasien

100 0

Apakah Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melakukan pendidikan tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit

33 50

Apakah Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit pernah melakukan penelitian (surveilans) infeksi nosokomial di rumah sakit

8 67

Apakah Apoteker tidak harus berperan dalam tim transplantasi 50 50 Apakah Pendataan dan Pelaporan kegiatan Farmasi dilakukan secara otomatisasi dengan menggunakan komputer ( soft ware)

58 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

45  

  

Dari hasil penelitian (tabel X) terdapat beberapa pertanyaan mengenai

Panitia Farmasi dan Terapi sebanyak 8% tidak dijawab dikarenakan terdapat

Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang

pernah memiliki panitia Farmasi dan Terapi namun sudah tidak berfungsi. Pada

semua pertanyaan mengenai Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit juga

memiliki persentase tidak dijawab dikarenakan responden tidak mengetahui

apakah di rumah sakit terdapat Panitia Pengendalian Infeksi dan atau kegiatan dari

Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.

Sebagian besar responden menyatakan Panitia Farmasi dan Terapi di

Rumah Sakit Umum Daerah tempat responden berpraktek mengalami kemacetan.

Setiap tugas panitia Famasi dan Terapi dikerjakan sesuai dengan bidang masing-

masing. Media komunikasi antar tenaga kesehatan dilakukan secara langsung

maupun pada pertemuan yang diselenggarakan rumah sakit. Dengan penelitian di

bagian administrasi dan pengelolaan didapat hasil bahwa peran apoteker IFRS

dalam tim lain yang ada di rumah sakit masih sangat terbatas, seperti pada tim

transplantasi. Dalam tim transplantasi diperlukan peran apoteker untuk

merencanakan dan melakukan pengobatan dari awal sebelum transplantasi

dilakukan hingga akhir setelah transplantasi dilakukan.

Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit memiliki peran besar bagi

kesehatan lingkungan rumah sakit. Apoteker IFRS yang terlibat dapat memberi

peran melakukan tindakan pencegahan maupun pengurangan infeksi. Dari data

terlihat minimumnya kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Pengendalian Infeksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

46  

  

di Rumah Sakit. Penelitian (surveilans) infeksi nosokomial di rumah sakit sangat

perlu dilakukan secara periodik oleh Panitian Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.

4. Staf dan pimpinan

Tabel XI. Kesesuaian Pelaksanaan Staf dan Pimpinan

Hampir semua responden menyatakan bahwa dalam pelayanan

kefarmasian pada rawat inap dengan 1 apoteker bertanggung jawab atas 30 tempat

tidur kesesuaian pelaksanaan Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004

sulit untuk dipenuhi karena terbatasnya formasi pengangkatan pegawai negeri di

Indonesia terutama apoteker dan terbatasnya pengetahuan apoteker tentang

farmasi klinik yang dibutuhkan.

Pertanyaan (%) Ya

(%) Tidak

Apakah Apoteker sebagai pimpinan harus memiliki kemampuan melihat masalah, menganalisa, dan memecahkan masalah

100 0

Apakah Apoteker sebagai tenaga fungsional tidak harus memiliki kemampuan mengelola manajemen praktis farmasi 0 100

Apakah Farmasi Rumah Sakit dalam pelayanan kefarmasian 1 (satu) apoteker bertanggung jawab atas 30 tempat tidur 17 83

Apakah Farmasi Rumah Sakit pernah melakukan peningkatan ketrampilan bagi staf farmasi 100 0

Apakah produksi obat termasuk salah satu jenis pelayanan di Rumah Sakit 75 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

47  

  

5. Fasilitas dan peralatan

Tabel XII. Kesesuaian Pelaksanaan Fasilitas dan Peralatan

Adanya pemisahan jalur sangat diperlukan sebagai klasifikasi ruang

produksi farmasi maupun penyimpanan. Setiap ruang dipisahkan agar tercipta

kondisi ruang yang aman untuk staf yang bekerja, produk, serta lingkungan.

Setiap ruang digunakan untuk kegiatan yang berbeda, misal pada ruang steril

digunakan untuk penanganan obat kanker dan ruang abu-abu untuk membuat obat

racikan.

Dari penelitian semua responden menyatakan bahwa tidak terdapat

pemisahan jalur steril, bersih dan daerah abu-abu dikarenakan hingga saat ini

Pertanyaan (%)

Ya

(%)

Tidak

Apakah terdapat pemisahan antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu 0 100 Apakah Farmasi Rumah Sakit memiliki ruang penyimpanan kondisi umum dan kondisi khusus

83 17 Apakah Farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab atas pengelolaan sediaan farmasi 100 0 Apakah setiap ruang distribusi dilengkapi dengan kereta dorong trolley 75 25 Apakah Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang pelayanan informasi obat sehingga memudahkan pelayanan

58 42 Apakah Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang konsultasi sehingga memudahkan pelayanan konsultasi

67 33 Apakah terdapat incinerator untuk membakar limbah kemoterapi 83 17 Apakah terdapat ruang konsultasi dan ruang informasi obat 50 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

48  

  

belum ada kegiatan dalam pelayanan farmasi di rumah sakit yang memerlukan

penanganan dengan pemisahan jalur pada ruangan khusus.

Beberapa Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta melakukan pelayanan informasi obat melalui tempat pengambilan

resep dan melakukan konsultasi di ruang kerja/kantor karena tidak memiliki ruang

terpisah yang dikhususkan untuk informasi obat dan kosultasi. Hal ini

dikarenakan sedikitnya pengguna kesempatan konsultasi dan kurangnya inisiatif

bertanya masyarakat. Pelayanan IFRS dilakukan selama 24 jam. Apoteker tidak

selalu berada di ruang pelayanan informasi obat atau ruang konsultasi selama 24

jam namun apoteker dapat selalu dihubungi untuk memberikan informasi maupun

konsultasi obat.

6. Kebijakan dan prosedur

Dari penelitian (tabel XIII) terdapat 17% responden yang tidak

memberikan jawaban masing-masing mengenai mengenai keanggotaan tim

dispensing sediaan parenteral nutrisi dan tujuan Pemantauan Kadar Obat dalam

Darah untuk memberikan rekomendasi dokter. Alasan dari masing-masing

responden adalah dikarenakan tidak terdapat kegiatan tersebut di Rumah Sakit

Umum Daerah tempat responden berpraktek. Pada beberapa Rumah Sakit Umum

Daerah. Sebagian besar responden lain juga menyatakan bahwa apoteker tidak

terlibat dalam tim dispensing sediaan parenteral nutrisi.

Semua responden menyatakan bahwa tidak tertera berat badan pada

setiap resep masuk dan tidak dilakukan ronde/visite pasien oleh apoteker.

Banyaknya pasien yang datang dengan waktu yang bersamaan dan minimumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

49  

  

jumlah apoteker melatarbelakangi terjadinya hal ini. Sebagian responden

menyatakan adanya ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kesehatan dan

pelayanan yang harus diberikan juga menyebabkan dispensing sediaan farmasi

berbahaya dapat dilakukan oleh setiap tenaga farmasi yang minimum pernah

melihat dan mengerti bagaimana dispensing sediaan farmasi berbahaya.

Tabel XIII. Kesesuaian Pelaksanaan Kebijakan dan Prosedur

Pertanyaan (%)

Ya

(%)

Tidak

Apakah Apoteker tidak harus menentukan metode perencanaan pengelolaan perbekalan farmasi 17 83 Apakah Apoteker tidak harus bertanggung jawab atas pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi 0 100 Apakah perawat yang bertanggung jawab atas pendistribusian persediaan perbekalan farmasi di ruang rawat

92 8 Apakah pada setiap resep yang masuk tertera berat badan pasien 0 100 Apakah pada setiap resep yang masuk tertera kekuatan sediaan obat 83 17 Apakah Apoteker tidak harus melakukan pengkajian resep mengenai persyaratan klinis 25 75 Apakah Dokter, Apoteker, perawat, dan ahli gizi adalah tim dari dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi

33 50 Apakah penanganan dispensing sediaan farmasi berbahaya dilakukan oleh tenaga farmasi yang terlatih

50 50 Apakah harus dilakukan pelaporan berkala kejadian efek samping obat di Rumah Sakit kepada Panitia Efek Samping Obat Nasional

75 25 Apakah salah satu tujuan pemantauan Kadar Obat dalam Darah adalah untuk memberikan rekomendasi pada dokter

50 33 Apakah Apoteker melakukan ronde/visite pasien 0 100 Apakah Apoteker melakukan pemantauan penggunaan obat 92 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

50  

  

7. Pengembangan staf dan program pendidikan

Tabel XIV. Kesesuaian Pelaksanaan Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Seorang apoteker diharapkan dengan kemampuannya akan mampu

menentukan obat yang efektif dan terjangkau sesuai kemampuan masyarakat di

lingkungan sarana pelayanan tersebut. Hal ini sesuai dengan Sumpah/Janji

apoteker pasal 2 ayat 1 serta Standar Kompetensi Farmasis Indonesia kompetensi

Manajemen Praktis Farmasi.

Seorang apoteker juga bertanggung jawab dalam memotivasi, mendidik

dan melatih farmasis lain dan mahasiswa farmasi melalui partisipasi dalam

perencanaan dan pendidikan seperti yang tertera dalam Standar Kompetensi

Farmasis Indonesia.

Dalam pelaksanaan pelayanan farmasi sesuai dengan Kepmenkes RI

Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 banyak ditemui kendala namun secara perlahan

pelayanan IFRS menuju pada terpenuhinya tuntutan masyarakat akan pelayanan

yang berorientasi kepada pasien. Beberapa pelayanan farmasi klinik yang sudah

dan sedang dilakukan antara lain kegiatan pemberian informasi dan konsultasi

obat; selalu siap memberi pertolongan walaupun diluar jam kerja; melakukan

Pertanyaan (%)

Ya

(%)

Tidak

Apakah pernah dilakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman tentang farmasi rumah sakit

100 0 Apakah Apoteker bertanggung jawab meneliti keuntungan cost-benefit pelayanan farmasi rumah sakit

100 0 Apakah Apoteker melakukan praktek farmasi klinik 67 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

51  

  

analisis biaya obat untuk kesejahteraan pasien; mengkaji resep yang masuk;

merevisi formularium.

8. Evaluasi dan pengendalian mutu

Tabel XV. Kesesuaian Pelaksanaan Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Dalam pelaksanaan pelayanan farmasian perlu dilakukan evaluasi

berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi baik secara prospektif, konkuren,

maupun retrospektif. Evaluasi peracikan resep oleh asisten apoteker termasuk

salah satu evaluasi konkuren yang dapat dilakukan setiap pelayanan farmasi di

rumah sakit. Evaluasi prospektif telah dilakukan masing-masing pelayanan

farmasi di rumah sakit melalui pembuatan standar prosedur, pembagian kerja.

Data didapat dari hasil wawancara (terlampir). Evaluasi peracikan resep oleh

asisten apoteker dilakukan setelah dilakukan pengkajian resep oleh apoteker.

Evaluasi berupa kesesuaian hasil peracikan dengan permintaan resep yang telah

dikaji. Evaluasi untuk keberhasilan pelayanan berkenaan dengan penilaian

tehadap pelayanan yang dilakukan oleh pelaku pelayanan dan juga evaluasi dari

pemakai pelayanan karena itu indikator dan kriteria pelayanan sangat penting

Pertanyaan (%)

Ya

(%)

Tidak

Apakah dilakukan evaluasi pada peracikan resep oleh asisten apoteker 83 17

Apakah pernah dilakukan survei kepuasan konsumen atas pelayanan farmasi di rumah sakit 92 8

Apakah terdapat tim audit (pengawas) dari kegiatan pelayanan farmasi 50 50

Apakah dilakukan reevaluasi dari mutu pelayanan secara berkala 59 33

Apakah terdapat indikator dan kriteria pelayanan yang dilaksanakan dan dipahami oleh setiap pelaksana 42 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

52  

  

dilaksanakan dan dipahami oleh setiap pelaksana. Indikator pelayanan misalnya

lama pembuatan resep racikan, perbandingan resep keluar dengan resep masuk

apotek rumah sakit. Dilakukan juga reevaluasi terhadap mutu pelayanan secara

berkala untuk mendapatkan lebih banyak jenis bagian dari mutu pelayanan yang

harus diperbaiki dan didapatkan bagian mutu pelayanan yang segera harus

diperbaiki (karena keterulangannya pada hasil evaluasi yang sangat lemah).

Dalam rumah sakit adanya tim audit kegiatan pelayanan farmasi akan

memonitor setiap pelayanan farmasi tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan

yang ditetapkan. Keanggotaan tim audit diluar dengan keanggotaan pelayanan

farmasi di rumah sakit sehingga bersifat netral dalam mengawasi.

C. Rangkuman Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Berdasarkan hasil penelitian kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta belum menyeluruh karena terdapat bagian dengan hasil

persentase pendapat dibawah 60% yaitu :

1. Standar pelayanan farmasi rumah sakit :

Dari 25 pertanyaan terdapat 10 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai

pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 40%. Jawaban

pertanyaan yang tidak sesuai adalah :

a. Dilakukan produksi perbekalan farmasi di farmasi rumah sakit untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit (58%),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

53  

  

b. Penyiapan nutrisi parenteral oleh apoteker (9%),

c. Apoteker harus terlibat langsung dalam perumusan keputusan tentang

pelayanan farmasi dan penggunaan obat (0%),

d. Jumlah dan kualifikasi staf farmasi disesuaikan dengan masing-

masing keadaan rumah sakit (50%),

e. Tersedia fasilitas penyimpanan obat yang bersifat adiksi untuk

menjamin keamanan setiap staf di farmasi rumah sakit (54%),

f. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan

setelah apoteker menganalisa secara kefarmasian (58%),

g. Bahan berkhasiat obat ditulis dengan nama generik (58%),

h. Terdapat prosedur tertulis yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi

terhadap staf (42%),

i. Adanya sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah

(25%),

j. Apoteker melakukan penyusunan program pengembangan staf (58%).

2. Administrasi dan pengelolaan

Dari 13 pertanyaan terdapat 6 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai

pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 46,154%. Jawaban

pertanyaan yang tidak sesuai adalah :

a. Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit mengadakan rapat secara

teratur sedikitnya 2 (dua) bulan sekali (42%),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

54  

  

b. Panitia Farmasi dan Terapi mengumpulkan dan meninjau laporan

mengenai efek samping obat (58%),

c. Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melakukan pendidikan

tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit (33%),

d. Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit pernah melakukan

penelitian (surveilans) infeksi nosokomial di rumah sakit (8%),

e. apoteker harus berperan dalam tim transplantasi (58%),

f. Pendataan dan pelaporan kegiatan farmasi dilakukan secara

otomatisasi dengan menggunakan soft ware komputer (58%).

3. Staf dan pimpinan

Dari 5 pertanyaan terdapat 1 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai

pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 20%. Jawaban

pertanyaan yang tidak sesuai adalah pelayanan farmasi 1 (satu) apoteker

bertanggung jawab atas 30 tempat tidur (17%).

4. Fasilitas dan peralatan

Dari 8 pertanyaan terdapat 3 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai

pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 37,5%. Jawaban

pertanyaan yang tidak sesuai adalah :

a. Apakah terdapat pemisahan antara jalur steril, bersih dan daerah abu-

abu (0%),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

55  

  

b. Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang pelayanan

informasi obat sehingga memudahkan pelayanan (58%),

c. Terdapat ruang konsultasi dan ruang informasi obat (50%).

5. Kebijakan dan prosedur

Dari 12 pertanyaan terdapat 5 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai

pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 41,667%. Jawaban

pertanyaan yang tidak sesuai adalah :

a. Tertera berat badan pasien pada setiap resep yang masuk (0%),

b. Dokter, apoteker, perawat, dan ahli gizi adalah tim dari dispensing

sediaan farmasi parenteral nutrisi (33%),

c. Penanganan dispensing sediaan farmasi berbahaya dilakukan oleh

tenaga farmasi yang terlatih (50%),

d. Pemantauan kadar obat dalam darah untuk memberikan rekomendasi

pada dokter (50%),

e. Apoteker melakukan ronde/visite pasien (0%).

6. Evaluasi dan pengendalian mutu

Dari 5 pertanyaan terdapat 3 jawaban pertanyaan yang tidak sesuai

pelaksanaannya sehingga persentase ketidaksesuaian sebesar 60%. Jawaban

pertanyaan yang tidak sesuai adalah :

a. Terdapat tim audit (pengawas) dari kegiatan pelayanan farmasi (50%),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

56  

  

b. Apakah dilakukan reevaluasi dari mutu pelayanan secara berkala

(59%),

c. Terdapat indikator dan kriteria pelayanan yang dilaksanakan dan

dipahami oleh setiap pelaksana (42%).

Urutan ketidaksesuaian dari semua bagian pelaksanaan Kepmenkes RI

Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 adalah :

1. Evaluasi dan pengendalian mutu (60%),

2. Administrasi dan pengelolaan (41,667%),

3. Kebijakan dan prosedur (41,154%),

4. Standar pelayanan farmasi (40%),

5. Fasilitas dan peralatan (37,5%),

6. Staf dan pimpinan (20%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

 

57 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian dapat diperoleh kesimpulan :

1. Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 di Rumah Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta belum dilakukan secara menyeluruh di masing-masing

rumah sakit tempat responden berpraktek.

2. Bagian pelaksanaannya yang tidak sesuai adalah bagian standar pelayanan

farmasi; administrasi dan pengelolaan; staf dan pimpinan; fasilitas dan peralatan;

kebijakan dan prosedur; serta evaluasi dan pengendalian mutu.

B. Saran

1. Perlu dilakukan tindak lanjut oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas

Kesehatan Provinsi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Rumah

Sakit Umum Daerah berhubungan dengan ketidaksesuaian pelaksanaan. Tindak

lanjut dapat berupa dorongan untuk memenuhi kelengkapan sarana prasarana

pelayanan farmasi yang diperlukan; pelatihan dan pendidikan khusus tentang

farmasi klinik untuk apoteker di Rumah Sakit Umum Daerah; memantau evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

57 

 

 

 

dan mutu pelayanan farmasi yang diberikan; memastikan Rumah Sakit memiliki

kebijakan dan prosedur serta administrasi dan pengelolaan yang baik.

2. Perlu dilakukan pembinaan oleh organisasi profesi farmasi bersama dengan

Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta untuk mengetahui hal-hal lain yang menghambat

perkembangan pelayanan farmasi dan pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di

Rumah Sakit Umum Daerah disertai pengawasan untuk mengantisipasi

terjadinya ketidaksesuaian yang lebih besar.

3. Perlu dilakukan penelitian sejenis di daerah tertentu, yang cakupan daerah sama

maupun yang cakupan daerah lebih luas.

4. Perlu lebihnya keterbukaan dari apoteker-apoteker yang berpraktek di Rumah

Sakit Umum Daerah terhadap penelitian pihak luar yang dapat bermanfaat bagi

pelayanan farmasi rumah sakit dan perlu adanya keterbukaan antar apoteker-

apoteker yang berpraktek pada Rumah Sakit Umum Daerah yang berbeda untuk

saling berkomunikasi demi pelayanan kefarmasian yang lebih baik.

5. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan perumusan masalah yang lebih kecil

sehingga dapat digali dengan lebih rinci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

59 

 

DAFTAR PUSTAKA  

Adi, R., 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, 79-82, Granit, Jakarta Anonim, 1962, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1962 Tentang Lafal

Sumpah/Janji Apoteker, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1978, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28/MENKES/Per/I/71978 Tentang Penyimpanan Narkotika, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1980, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980

Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1988, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

159b/Menkes/Per/II/1988 Tentang Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1989, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 Tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1992, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Depkes

RI, Jakarta Anonim, 1996, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996

Tentang Tenaga Kesehatan, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1997a, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1997b, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1997c, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1999, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Depkes RI, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

60 

 

Anonim, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 2003a, Keputusan Presiden RI Nomor 40 tahun 2001 Tentang Pedoman

Kelembagaan Dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah, Depkes RI, Jakarta Anonim, 2003b, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan, Depkes RI, Jakarta Anonim, 2004a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

131/Menkes/SK/II/2004 Tentang Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2004b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 2004c, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2004d, Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, 1-19, ISFI, Yogyakarta Anonim, 2006a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

189/Menkes/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2006b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

497/Menkes/SK/VII/2006 Tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2005, vii, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2006c, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, 11-36, Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta Aslam M., Tan. K. W., Prayitno. A., (ED), 2003, Farmasi Klinik (Clinical

Pharmacy): Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, 3-25, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Azwar, S., 1999, Metode Penelitian , Pustaka Pelajar, Yogyakarta Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, 4-8, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

61 

 

Eunike, 2006, Persepsi Dan Harapan Dokter Umum Rumah Sakit Swasta di Kota Yogyakarta terhadap Perkembangan Peran Farmasis Klinik Periode Agustus-Oktober 2006, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Mardalis, 2006, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, 24-69, Bumi Aksara,

Jakarta.

Nawawi, H., 1998, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Nurgiantoro, Gunawan, Marzuki, 2002, Statistik Terapan, 8, 316-320, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 67-68, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Regziana, D, 2006, Pendapat Dokter Umum Di RSUD di DIY Terhadap Peran Apoteker (Berdasarkan Kepmenkes No.1197/Menkes/Sk/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sevilla, C.G., Ochave, J.A, Punsalan, T.G, Regala, B.p, Uriarte, G.G, 1993,

Pengantar Metode Penelitian, diterjemahkan oleh Alimuddin Tuwu, edisi pertama, 163, UI-Press, Jakarta

Siregar, C.J.P, Kumolosasi, E, 2006, Farmasi Klinik : Teori dan Penerapan, 418-555, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Yusmainita, 2001, Perlindungan Pasien Melalui Pelayanan Asuhan Kefarmasian di

Rumah Sakit Pemerintah, http://www.tempo.co.id/medika/arsip/042001/huk-1.htm, Diakses pada 19 Februari 2008.

Yusmainita, 2002, Pemberdayaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit,

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/122002/top-1.htm, Diakses pada 19 Februari 2008.

Yusmainita, 2003, Pemberdayaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah,

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/012003/top-1.htm, Diakses pada 19 Februari 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

62

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian

KESESUAIAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN FARMASI DI

RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. Data Responden

Petunjuk :

Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang menunjukkan data diri

Anda dan tuliskan jawaban yang sesuai jika pilihan berupa titik-titik.

No. Pertanyaan Jawaban 1.

Apakah jabatan Anda saat ini di Rumah Sakit?

a. Kepala IFRS b. Sekretaris K/PFT c. Kepala IFRS sekaligus Sekretaris

K/PFT d.Apoteker bagian...

2. Berapa lama pengalaman Anda dalam mengemban jabatan tersebut?

a. <1 tahun b. 1-2 tahun c. 2-3 tahun d. >3 tahun

3. Berapa lama pengalaman Anda bekerja sebagai Apoteker?

a. <1 tahun b. 1-3 tahun c. 3-5 tahun d. >5 tahun

Petunjuk :

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan yang

dilaksanakan.

Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit berdasar Kepmenkes Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 disingkat dengan SPFRS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

63

II. Kuesioner tentang Bagian Tujuan Penyelenggaraan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

III. Kuesioner tentang Bagian Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

1. Apakah SPFRS digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di Rumah Sakit

2. Apakah SPFRS digunakan untuk memperluas fungsi dan peran apoteker farmasi di rumah sakit

3. Apakah SPFRS digunakan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

4. Apakah pernah dilaksanakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda sebagai tanggung jawab pelayanan farmasi

5. Apakah telah dilaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) sebagai tanggung jawab pelayanan farmasi

6. Apakah farmasi rumah sakit memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit

7. Apakah farmasi rumah sakit mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit

8. Apakah apoteker mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien

9. Apakah apoteker melakukan penyiapan nutrisi parenteral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

64

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

10. Apakah apoteker melakukan pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan

11. Apakah Instalansi farmasi melakukan penyebarluasan hasil pertemuan yang membahas masalah-masalah dalam peningkatan mutu pelayanan farmasi

12. Apakah tidak harus dilakukan evaluasi terhadap pelayanan farmasi tiap tiga tahun

13. Apakah semua apoteker harus terlibat langsung dalam perumusan keputusan tentang pelayanan farmasi dan penggunaan obat

14. Apakah Instalasi Farmasi Rumah Sakit dipimpin oleh Apoteker

15. Apakah dalam pelayanan farmasi Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya Farmasi (D-3), Tenaga Menengah Farmasi (AA), dan tenaga administrasi

16. Apakah jumlah dan kualifikasi staf farmasi disesuaikan dengan masing-masing keadaan rumah sakit

17. Apakah di Farmasi Rumah Sakit tersedia fasilitas pemberian informasi dan edukasi

18. Apakah di Farmasi Rumah Sakit tersedia fasilitas untuk penyimpanan arsip resep

19. Apakah di Farmasi Rumah Sakit tersedia fasilitas penyimpanan obat yang bersifat adiksi untuk menjamin keamanan setiap staf

20. Apakah setiap prosedur yang tertulis tidak harus dibuat kepala instalasi, panitia/komite farmasi dan terapi serta apoteker

21.

Apakah obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan setelah apoteker menganalisa secara kefarmasian

22. Apakah bahan berkhasiat obat ditulis dengan nama generic

23. Apakah adanya label obat termasuk dalam kebijakan dan prosedur obat yang tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

65

IV. Kuesioner Bagian Administrasi dan Pengelolaan

24. Apakah cara pembuatan obat yang baik termasuk dalam kebijakan dan prosedur obat yang tertulis

25. Apakah terdapat prosedur tertulis yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi terhadap staf

26. Apakah ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah

27. Apakah apoteker melakukan penyusunan program pengembangan staf, seperti : pelatihan atau pendidikan berkelanjutan bagi staf yang membutuhkan

28. Apakah apoteker dilibatkan dalam kegiatan umpan balik dalam pengendalian mutu pelayanan farmasi

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

29. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) Dokter, Apoteker, dan Perawat

30. Apakah yang menjadi Sekretaris Panitia Farmasi dan Terapi adalah Apoteker instalasi farmasi atau apoteker yang ditunjuk

31. Apakah sedikitnya 2 (dua) bulan sekali Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit mengadakan rapat secara teratur

32. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi berfungsi mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisi formularium tersebut

33. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dengan mengkaji medical record dibanding dengan standar diagnosa dan terapi

34. Apakah Panitia Farmasi dan Terapi mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat

35. Apakah Apoteker membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia Farmasi dan Terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

66

V. Kuesioner Bagian Staf dan Pimpinan

36. Apakah Dokter tidak dapat memilih obat paten tertentu berdasarkan pada pertimbangan farmakologi dan terapi

37. Apakah Apoteker bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas, dan sumber obat yang digunakan mendiagnosis dan mengobati pasien

38. Apakah Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melakukan pendidikan tentang pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit

39. Apakah Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit pernah melakukan penelitian (surveilans) infeksi nosokomial di rumah sakit

40. Apakah Apoteker tidak harus berperan dalam tim transplantasi

41. Apakah Pendataan dan Pelaporan kegiatan Farmasi dilakukan secara otomatisasi dengan menggunakan komputer ( soft ware)

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

42. Apakah Apoteker sebagai pimpinan harus memiliki kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa, dan memecahkan masalah

43. Apakah Apoteker sebagai tenaga fungsional tidak harus memiliki kemampuan mengelola manajemen praktis farmasi

44. Apakah Farmasi Rumah Sakit dalam pelayanan kefarmasian 1 (satu) apoteker bertanggung jawab atas 30 tempat tidur

45. Apakah Farmasi Rumah Sakit pernah melakukan peningkatan ketrampilan bagi staf farmasi rumah sakit yang disesuaikan dengan tugas

46. Apakah produksi obat termasuk salah satu jenis pelayanan di Rumah Sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

67

VI. Kuesioner Bagian Fasilitas dan Peralatan

VII. Kuesioner Bagian Kebijakan dan Prosedur

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

47. Apakah terdapat pemisahan antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu

48. Apakah Farmasi Rumah Sakit memiliki ruang penyimpanan kondisi umum dan kondisi khusus

49. Apakah Farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab atas pengelolaan sediaan farmasi

50. Apakah setiap ruang distribusi dilengkapi dengan kereta dorong trolley

51. Apakah Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang pelayanan informasi obat sehingga memudahkan pelayanan

52. Apakah Apoteker pada jam pelayanan selalu berada di ruang konsultasi sehingga memudahkan pelayanan konsultasi

53. Apakah terdapat incinerator untuk membakar limbah kemoterapi

54. Apakah terdapat ruang konsultasi dan ruang informasi obat

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

55. Apakah Apoteker tidak harus menentukan metode perencanaan pengelolaan perbekalan farmasi

56. Apakah Apoteker tidak harus bertanggung jawab atas pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi

57. Apakah perawat yang bertanggung jawab atas pendistribusian persediaan perbekalan farmasi di ruang rawat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

68

VIII. Kuesioner bagian Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

58. Apakah pada setiap resep yang masuk tertera berat badan pasien

59. Apakah pada setiap resep yang masuk tertera kekuatan sediaan obat

60. Apakah Apoteker tidak harus melakukan pengkajian resep mengenai persyaratan klinis

61. Apakah Dokter, Apoteker, perawat, dan ahli gizi adalah tim dari dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi

62. Apakah penanganan dispensing sediaan farmasi berbahaya dilakukan oleh tenaga farmasi yang terlatih

63. Apakah harus dilakukan pelaporan berkala kejadian efek samping obat di Rumah Sakit kepada Panitia Efek Samping Obat Nasional

64. Apakah salah satu tujuan pemantauan Kadar Obat dalam Darah adalah untuk memberikan rekomendasi pada dokter

65. Apakah Apoteker melakukan ronde/visite pasien

66. Apakah Apoteker melakukan pemantauan penggunaan obat

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

67. Apakah pernah dilakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman tentang farmasi rumah sakit

68. Apakah Apoteker bertanggung jawab meneliti keuntungan cost-benefit pelayanan farmasi rumah sakit

69. Apakah Apoteker melakukan praktek farmasi klinik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

69

IX. Kuesioner Bagian Evaluasi dan Pengendalian Mutu

No Pertanyaan Pendapat Ya Tidak

70. Apakah dilakukan evaluasi pada peracikan resep oleh asisten apoteker

71. Apakah pernah dilakukan survei kepuasan konsumen atas pelayanan farmasi di rumah sakit

72. Apakah terdapat tim audit (pengawas) dari kegiatan pelayanan farmasi

73. Apakah dilakukan reevaluasi dari mutu pelayanan secara berkala

74. Apakah terdapat indikator dan kriteria pelayanan yang dilaksanakan dan dipahami oleh setiap pelaksana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

70 

 

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

71 

 

Lampiran 3. Sumpah/Janji Apoteker

Lafal Sumpah/Janji Apoteker berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun

1962 pasal 1 :

(1) Sebelum seorang apoteker melakukan jabatannya, maka ia harus mengucapkan

sumpah menurut cara agama yang dipeluknya, atau mengucapkan janji. Ucapan

sumpah dimulai dengan, kata-kata “Demi Allah” bagi mereka yang beragama

Islam, dan sumpah untuk agama lain, pemakaian kata-kata “Demi

Allah”…..disesuaikan dengan kebiasaan agama masing-masing.

(2) Sumpah/Janji itu berbunyi sebagai berikut :

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,

terutama dalam bidang kesehatan;

2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan

saya dan keilmuan saya sebagai apoteker;

3. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan

kefarmasian saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum

perikemanusiaan;

4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

72 

 

5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-

sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,

kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial;

6. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh

keinsyafan. (Anonim, 1962)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

73 

 

Lampiran 4. Kode Etik Apoteker Indonesia

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

Mukadimah

Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa.

Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.

Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral yaitu :

BAB I

Kewajiban Umum

Pasal 1 : sumpah/janji Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.

Pasal 2 Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.

Pasal 3

Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.

Pasal 4

Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 5

Didalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pasal 6

Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

74 

 

Pasal 7 Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Pasal 8 Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundangundangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi khususnya.

BAB II

Kewajiban Apoteker Terhadap Penderita

Pasal 9 Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak azasi penderita dan melindungi mahluk hidup insani.

BAB III

Kewajiban Apoteker Terhadap Teman Sejawat

Pasal 10 Setiap Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 11

Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.

Pasal 12

Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

75 

 

BAB IV

Kewajiban Apoteker Terhadap Teman Sejawat Petugas Kesehatan

Lainnya

Pasal 13 Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan.

Pasal 14 Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.

BAB V

Penutup

Pasal 15 Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasian sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (ISFI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

76 

 

Lampiran 5. Hasil Wawancara

Wawancara I

Dalam pelaksanaan pelayanan farmasi rumah sakit setiap kegiatan

manajemen dibawah kendali apoteker. Kegiatan seperti perencanaan, pengadaan,

penyimpanan hingga pendistribusian dilakukan apoteker dengan staf sebagai

pelaksana. Apoteker melakukan perencanaan dengan melakukan pemilihan sediaan

farmasi dan perbekalan kesehatan, kemudian dilakukan pendataan yang sebagian

besar dilakukan secara manual. Selain manajerial, apoteker farmasi rumah sakit juga

bertanggung jawab atas pelayanan kefarmasian yang diberikan dengan dibantu asisten

apoteker. Asisten apoteker banyak membantu pada proses pengecekan bagian akhir

dari resep sebelum obat diserahkan dan peracikan obat.

Panitia Farmasi dan Terapi dalam rumah sakit tidak menggunakan susunan

keorganisasian seperti Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Setiap anggota

saling bertanggung jawab atas beban masing-masing. Pemberian Konsultasi,

Informasi dan Edukasi belum sepenuhnya dilakukan. Selama ini, masyarakat belum

terbuka mengenai permasalahan seputar obat. Kegiatan Konsultasi, Informasi dan

Edukasi di rumah sakit juga belum mendapat sarana prasarana khusus sehingga

kegiatan Konsultasi, Informasi dan Edukasi dilakukan pada ruang penyerahan obat.

Hambatan peningkatan pelayanan farmasi adalah :

Sumber Daya Manusia yang tidak memadai (jumlah apoteker sangat minimum)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

77 

 

Fasilitas yang terbatas, hanya terdapat software untuk billing

Jam buka poliklinik yang hampir bersamaan sehingga pelayanan farmasi rawat

jalan tidak maksimal.

Wawancara II

Pelaksanaan pelayanan farmasi rumah sakit baik kegiatan manajemen

maupun pelayanan dikendalikan oleh apoteker. Dikerjakan dengan bersama-sama dan

terbuka. Banyaknya pasien yang menggunakan subsidi pemerintah (hampir 80%)

berpengaruh pada menurunnya kebutuhan penyusunan formularium oleh apoteker-

apoteker yang menjalankan praktek namun tetap ada panduan formularium

sebelumnya.

Dalam rumah sakit tidak terdapat Panitia Farmasi Terapi. Setiap medication

error pada pasien rawat jalan diminimalisasi dengan bertahap, yaitu dengan skrining

resep ketika masuk, penyiapan obat, dan pemberian informasi oleh petugas ketika

obat diserahkan. Sebagian besar tingkat kalangan pasien yang dilayani adalah

menengah kebawah sehingga pelayanan farmasi yang diberikan berpusat pada

pemenuhan kebutuhan.

Hambatan peningkatan pelayanan farmasi adalah :

Sumber Daya Manusia yang tidak memadai (jumlah apoteker sangat minimum)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

78 

 

Kebutuhan masyarakat yang minimum akan upaya kesehatan

Jam buka poliklinik yang hampir bersamaan sehingga pelayanan farmasi rawat

jalan tidak maksimal.

Wawancara III

Dalam pelayanan, apoteker kepala Instalansi Farmasi Rumah Sakit

mengendalikan bagian manajerial. Siklus manajemen diatur oleh apoteker sehingga

setiap kegiatan dapat dikendalikan dengan baik. Apoteker selain kepala Instalansi

Farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelayanan.

Pasien dengan menggunakan subsidi pemerintah maupun pasien umum

berjumlah sebanding. Terdapat Panitia Farmasi dan Terapi di rumah sakit namun

tidak melakukan pertemuan selama beberapa tahun. Kegiatan Konsultasi, Informasi

dan Edukasi dilakukan jika terdapat masyarakat yang memerlukan dan dengan

menarik keluarga pasien tertentu yang memerlukan Konsultasi, Informasi dan

Edukasi.

Hambatan peningkatan pelayanan farmasi adalah :

Sumber Daya Manusia yang tidak memadai (jumlah apoteker sangat minimum)

Fasilitas yang tidak memadai terutama sistem komputerisasi untuk pendataan.

Jam buka poliklinik yang hampir bersamaan sehingga pelayanan farmasi rawat

jalan tidak maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

79 

 

Wawancara IV

Apoteker yang berpraktek, masing-masing bertanggung jawab atas

pelayanan dan sistem regulasi manajemen. Apoteker kepala Instalansi Farmasi

Rumah Sakit berfungsi utama sebagai penggerak dan pengembang pelayanan.

Terdapat Panitia farmasi Terapi dan tim Instalansi Farmasi dan Terapi yang

setiap minggu mengadakan pertemuan dengan melibatkan seluruh bagian pelayanan.

Dalam pertemuan dibicarakan masalah yang harus diputuskan bersama, kegiatan

yang dilakukan dan pelaporan, serta informasi/masukan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pelayanan.

Hambatan peningkatan pelayanan farmasi adalah :

Belum adanya tenaga apoteker yang berkompeten mengenai farmasi klinik.

Tidak adanya sistem komputerisasi untuk pendataan.

Jam buka poliklinik yang hampir bersamaan sehingga pelayanan farmasi rawat

jalan tidak maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSarjana Farmasi (S. Farm.) Fakutas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

80 

 

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Agustina Kurniari Kusuma, lahir di

kota Yogyakarta pada tanggal 27 Agustus 1986 sebagai

anak pertama dari pasangan Waris Bintarto dan Sri

Trismiyati. Penulis menyelesaikan sekolah di Taman

Kanak-Kanak Pertiwi Prambanan tahun 1992, Sekolah

Dasar Negeri II Prambanan tahun 1998, Sekolah Lanjut

Tingkat Pertama Negeri I Kalasan tahun 2001, Sekolah

Menengah Umum Negeri 6 Yogyakarta tahun 2004, dan melanjutkan studi di 

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2004. Semasa

kuliah penulis pernah menjadi tim LITBANG Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta periode 2004-2005, tim Pendamping

Kelompok Panitia Tiga Hari Temu Akrab Farmasi 2005-2006, Pembina Pendamping

Kelompok Panitia Tiga Hari Temu Akrab Farmasi 2006-2007, dan seksi Acara

Persekutuan Mahasiswa Kristen Apostolos tahun 2004-2006.  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI