133
PERBEDAAN SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK DEODORAN EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DENGAN VARIASI JUMLAH SORBITAN MONOOLEATE SEBAGAI EMULSIFYING AGENT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Natalia Noveli Hardita NIM: 088114130 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

PERBEDAAN SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK DEODORAN

EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DENGAN

VARIASI JUMLAH SORBITAN MONOOLEATE SEBAGAI EMULSIFYING

AGENT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Natalia Noveli Hardita

NIM: 088114130

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

i

PERBEDAAN SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK DEODORANEKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DENGAN

VARIASI JUMLAH SORBITAN MONOOLEATE SEBAGAI EMULSIFYINGAGENT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Natalia Noveli Hardita

NIM: 088114130

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Hidup ini bukan tentang mereka yang berbuat baik dihadapanmu, namun tentang mereka yang tetap setia di

belakangmu.”

“Ketika hidup memberi kata TIDAK atas apa yang kamuinginkan, percayalah, Tuhan selalu memberi kata Ya atas

apa yang kamu butuhkan.”

“Hanya Butuh Sedikit Perbedaan pola pikir dan tindakanuntuk mengubah diri kita dari seorang Pecundang menjadi

seorang Pemenang.”

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Mami dan Papi tercinta atas cinta dan kasih sayangnya

Sahabat-sahabatku

Almamaterku..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini sehingga dapat

diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul: “Perbedaan Sifat Fisik dan Stabilitas

Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi

Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying Agent” ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program

Studi Ilmu Farmasi (S. Farm).

Dalam penyusunan laporan ini penulis tidak lepas dari bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rini Dwiastuti, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penelitian maupun penyusunan

skripsi.

2. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan, kritik dan saran kepada penulis.

3. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si, Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan, kritik dan saran kepada penulis.

4. Ipang Djunarko, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

viii

5. Seluruh dosen Fakultas farmasi USD atas ilmu yang diberikan dan kebersamaan

selama kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

6. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Wagiran, Pak Mukmin, serta

laboran-laboran lainnya atas bantuan selama penulis menyelesaikan penelitian.

7. RD. Thomas Riyadi selaku Pastor Paroki Santo Andreas Ciluar Bogor yang selalu

mendukung dan mendoakan penulis.

8. Stefanus Wahyu Kartiko Adi yang atas waktu, doa, bantuan dan dukunganmu.

9. Partner skripsiku Ananda Siwi Lesmana atas kesabaran, kerjasama, suka duka

dan bantuannya selama mengerjakan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

10. Dian Prasanti, Budiastuti Nurrochmah, Yohana Tika A, Evelyn Puspita Rini,

Eddie H, Sylvia N, Mariana, Agata Dessynta Putri, Lies Dewi, Octo Rahadian

Pius, Anna Sofiana dan Agnes Afrina F sebagai teman seperjuangan di lantai 1

atas canda tawa dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku alumni SMA Budi Mulia Bogor Vilis Chandra, Wulan

Febriningtyas, Rr. Felixita Woro A, Nugrahaning Sabatina, Valentina Evelyn S,

Andrian Saputra, Dennis Surya dan Derris Surya yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

12. Kelompok praktikum C1 “CICAK”. I Miss you guys..

13. Teman-teman angkatan 2008, khususnya teman-teman FST B atas suka duka,

canda tawa dan kebersamaannya selama ini.

14. Teman-teman kost Muria Ci Novi, Kak Eva, Kak Lusi, Dita, Frada dan lain-lain

yang selalu memberikan semangat dan perhatian kepada penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

ix

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga isi, makna, maksud dan tujuan dari

skripsi ini kiranya dapat memberikan suatu inspirasi baru yang dapat dipetik manfaat

dan kegunaannya bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xviii

INTISARI .............................................................................................................. xix

ABSTRACT ............................................................................................................ xx

BAB I. PENGANTAR .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

1. Rumusan masalah ...................................................................................... 3

2. Keaslian penelitian .................................................................................... 3

3. Manfaat penelitian ..................................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

1. Tujuan umum ............................................................................................ 5

2. Tujuan khusus ........................................................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 6

A. Bau Badan ....................................................................................................... 6

B. Beluntas ........................................................................................................... 7

1. Deskripsi tanaman ..................................................................................... 7

2. Taksonomi ................................................................................................. 7

3. Nama daerah .............................................................................................. 8

4. Manfaat ...................................................................................................... 8

5. Kandungan kimia ...................................................................................... 8

C. Isolasi Mikroba ................................................................................................ 9

1. Definisi ...................................................................................................... 9

2. Metode ....................................................................................................... 9

D. Identifikasi Mikrobia ....................................................................................... 11

1. Morfologi koloni ....................................................................................... 12

2. Morfologi sel ............................................................................................. 14

E. Pengujian Aktivitas Antibakteri ....................................................................... 15

F. Maserasi ........................................................................................................... 16

G. Deodoran ......................................................................................................... 17

H. Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi ...................................................................... 18

1. Daya sebar ................................................................................................. 18

2. Viskositas .................................................................................................. 18

3. Stabilitas emulsi ........................................................................................ 18

I. Surfaktan Nonionik ........................................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xii

J. Mikromeritik ..................................................................................................... 21

K. Uji Independent t-test ...................................................................................... 22

L. Landasan Teori ................................................................................................ 23

M. Hipotesis ......................................................................................................... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 25

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................... 25

B. Variabel Penelitian .......................................................................................... 25

C. Definisi Operasional ........................................................................................ 25

D. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 28

1. Bahan penelitian ........................................................................................ 28

2. Alat penelitian ............................................................................................ 28

E. Alur Penelitian ................................................................................................. 29

F. Prosedur kerja .................................................................................................. 30

1. Pengumpulan bahan ekstrak daun beluntas ............................................... 30

2. Pembuatan ekstrak etanol daun beluntas ................................................... 30

3. Penetapan kadar total fenolik .................................................................... 30

4. Isolasi bakteri ketiak dari lima probandus ................................................. 31

5. Identifikasi bakteri isolat dengan pengamatan morfologi koloni, morfologi

sel dan uji biokimiawi ............................................................................... 32

6. Penanaman isolat bakteri pada medium selektif ....................................... 34

7. Uji potensi antibakteri ekstrak etanol daun beluntas ................................. 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xiii

8. Pembuatan, uji sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran ekstrak etanol daun

beluntas ...................................................................................................... 35

G. Analisis Data ................................................................................................... 38

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 39

A. Pengumpulan Bahan Ekstrak dan Determinasi Tumbuhan .............................. 40

B. Pembuatan Serbuk Daun Beluntas .................................................................. 41

C. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Beluntas dan Verifikasi Kandungan Senyawa

Fenolik dalam Ekstrak Etanol Daun Beluntas ................................................. 42

D. Isolasi Bakteri Ketiak ...................................................................................... 43

E. Identifikasi Isolat Bakteri Ketiak ..................................................................... 46

1. Pengamatan morfologi koloni bakteri isolat ketiak ................................... 47

2. Pengamatan morfologi sel ......................................................................... 49

3. Pergerakan bakteri (motilitas) ................................................................... 50

4. Uji biokimiawi ........................................................................................... 51

F. Determinasi Bakteri Isolat Ketiak .................................................................... 52

G. Penegasan genus Staphylococcus pada Medium Selektif ............................... 53

H. Pengujian Potensi Antibakteri dengan Metode Difusi .................................... 55

I. Pembuatan Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas ...................................... 57

J. Pengamatan Sifat Fisis Deodoran .................................................................... 59

K. Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Deodoran Ekstrak Daun Beluntas .................... 60

1. Daya sebar .................................................................................................. 60

2. Viskositas .................................................................................................. 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xiv

3. Persen pemisahan fase ............................................................................... 64

4. Ukuran droplet ........................................................................................... 65

5. Pergeseran ukuran droplet ......................................................................... 68

6. Pergeseran viskositas ................................................................................. 70

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 72

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

LAMPIRAN .......................................................................................................... 78

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula deodoran ekstrak etanol daun beluntas ................................ 35

Tabel II. Variasi jumlah sorbitan monooleate .................................................. 35

Tabel III. Formula deodoran .............................................................................. 36

Tabel IV. Hasil identifikasi bakteri isolat ketiak dibandingkan dengan pustaka

acuan .................................................................................................. 53

Tabel V. Diameter zona hambat ekstrak daun beluntas terhadap bakteri genus

Staphylococcus ................................................................................... 56

Tabel VI. Tabel hasil uji daya sebar ................................................................... 60

Tabel VII. Hasil perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon daya sebar

pada 48 jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan dengan

menggunakan uji t-test tidak berpasangan ......................................... 61

Tabel VIII. Tabel hasil uji viskositas .................................................................... 62

Tabel IX. Hasil perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon viskositas

pada 48 jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan dengan

menggunakan uji t-test tidak berpasangan ......................................... 63

Tabel X. Tabel hasil uji persen pemisahan fase ................................................ 64

Tabel XI. Hasil perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon persen

pemisahan fase pada 48 jam setelah pembuatan dan 30 hari

penyimpanan dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan ...... 65

Tabel XII. Tabel hasil uji ukuran droplet ............................................................. 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xvi

Tabel XIII. Hasil perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon ukuran

droplet pada 48 jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan dengan

menggunakan uji t-test tidak berpasangan.......................................... 67

Tabel XIV. Tabel hasil uji pergeseran ukuran droplet .......................................... 68

Tabel XV. Hasil perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon pergeseran

ukuran droplet pada 48 jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan

dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan ............................ 69

Tabel XVI. Tabel hasil uji pergeseran viskositas ................................................. 71

Tabel XVII.Hasil perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon pergeseran

viskositas pada 48 jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan

dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan ............................ 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman beluntas .............................................................................. 7

Gambar 2. Bentuk koloni bakteri ........................................................................ 12

Gambar 3. Pola pertumbuhan pada media agar tegak ......................................... 13

Gambar 4. Pola pertumbuhan pada media agar miring ....................................... 13

Gambar 5. Pola pertumbuhan pada media cair .................................................... 14

Gambar 6. Skema ketidakstabilan emulsi ........................................................... 19

Gambar 7. Daun beluntas yang dipetik untuk dibuat ekstrak ............................. 41

Gambar 8. Ekstrak Daun Beluntas yang Digunakan ........................................... 43

Gambar 9. Hasil isolasi ketiak dari lima probandus ............................................ 45

Gambar 10. Bakteri isolat ketiak pada medium Manitol Salt Agar ...................... 54

Gambar 11. Reaksi penyabunan triethanolamine dan asam stearat ...................... 59

Gambar 12. Pengamatan fisis deodoran yang dihasilkan ...................................... 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan identifikasi daun beluntas .................................. 78

Lampiran 2. Certificate of Analysis ekstrak daun beluntas dari LPPT

UGM .............................................................................................. 79

Lampiran 3. Proses ekstraksi ekstrak etanol daun beluntas dari LPPT UGM ... 80

Lampiran 4. Penetapan kadar fenolik dari LPPT UGM ..................................... 81

Lampiran 5. Diameter zona hambat ekstrak daun beluntas ................................ 85

Lampiran 6. Uji normalitas dan uji Wilcoxon bakteri isolat ketiak .................... 86

Lampiran 7. Material Safety Data Sheet dari bahan-bahan yang digunakan ..... 90

Lampiran 8. Data penimbangan formula ............................................................ 102

Lampiran 9. Data uji sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran ekstrak daun

beluntas .......................................................................................... 103

Lampiran 10. Uji normalitas dan profil kestabilan viskositas, daya sebar, ukuran

droplet, pergeseran viskositas, pergeseran ukuran droplet dan persen

pemisahan fase sediaan ekstrak etanol daun beluntas dengan program

R 2.9.0. ........................................................................................... 105

Lampiran 11. Dokumentasi .................................................................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xix

INTISARI

Penelitian mengenai Perbedaan Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik DeodoranEkstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah SorbitanMonooleate sebagai Emulsifying Agent dilakukan untuk mengetahui konsentrasiekstrak etanol daun beluntas yang dapat digunakan sebagai antibakteri denganmenggunakan metode difusi dan untuk mengetahui perbedaan sifat fisik dan stabilitasfisik yang signifikan pada variasi jumlah sorbitan monooleate dalam deodoranekstrak etanol daun beluntas.

Pada penelitian ini digunakan rancangan percobaan secara acak dengan satufaktor dan dua level (1,178 g dan 1,963 g). Respon yang diukur dalam penelitian iniadalah daya sebar, viskositas, ukuran droplet, pergeseran ukuran droplet, pergeseranviskositas dan persen pemisahan fase. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisismenggunakan uji independent t-test dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 3% dapat memberikandaya hambat pada bakteri genus Staphylococcus. Sifat fisik daya sebar, viskositas danukuran droplet dan stabilitas fisik pergeseran ukuran droplet dan pemisahan fasememiliki perbedaan yang tidak signifikan, sedangkan stabilitas fisik pergeseranviskositas memiliki perbedaan yang signifikan.

Kata kunci: deodoran, ekstrak etanol daun beluntas, sorbitan monooleate, uji

independent t-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

xx

ABSTRACT

The difference of physical properties and stabillity of deodorant from beluntasleaves (Pluchea indica L.) ethanolic extract with a variation of sorbitan monooleateas emulsifying agent was a study to determine antibacterial concentration of beluntasleaves ethanolic extract with diffusion method, and difference of physical propertiesand stability of deodorant with a variation of sorbitan monooleate.

The study is a random experiment with 1 factor and 2 levels (1,178 g and 1,963 g). Measured responses are spreadability, viscosity, droplet size, droplet sizeshift, viscosity shift, and phase separation precentation. The result was statisticallyanalyzed using T-test with 95% confidence interval.

Beluntas leaves ethanolic extract inhibits genus staphylococcus bacteria atconcentation of 3%. The physical properties of spreadability, viscosity and dropletsize and droplet size shift and phase separation in the physical stability did not differsignificantly, while the physical stability of viscosity shift has significant differences.

Keywords: deodorant, beluntas leaves ethanolic extract, sorbitan monooleate, T-test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Bau badan merupakan proses dekomposisi protein yang terdapat dalam

keringat ekrin dan terutama apokrin oleh mikroba yang terdapat pada tubuh terutama

bagian ketiak (Mitsui, 1997). Penyebab utama bau badan adalah sekresi kelenjar

keringat yang merupakan hasil sebum, asam lemak tinggi dan debris (pigmen) yang

terkumpul menjadi sisa hasil metabolisme pada kulit. Sisa hasil metabolisme inilah

yang mendukung terbentuknya produk berbau hasil dekomposisi (penguraian) oleh

bakteri (Soeryati, 2010). Mikroba yang tinggal di permukaan kulit akan menguraikan

keringat beserta zat-zat yang terkandung didalamnya. Beberapa bakteri yang diduga

menjadi penyebab bau badan diantaranya Staphylococcus epidermidis,

Staphylococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Corybacterium acne,

Pseudomonas aeruginosa (Endarti et al., 2002). Hasil uraian keringat oleh mikroba

inilah yang menimbulkan bau tidak sedap, antara lain dengan terbentuknya asam-

asam organik yang berbau khas. Dalam keadaan ini, seseorang membutuhkan suatu

sediaan yang dapat mengurangi atau menghilangkan bau badan.

Selama ini deodoran yang beredar di pasaran dari berbagai bentuk dan merek

dagang digunakan untuk mengurangi atau mencegah bau badan. Sebagian besar

deodoran yang beredar di Indonesia berasal dari bahan sintetik. Penggunaan bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

2

sintetik perlu mempertimbangkan efek toksik yang mungkin ditimbulkan. Diperlukan

suatu solusi untuk mengurangi efek toksik yang ditimbulkan dari bahan sintetik.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki banyak tumbuhan berkhasiat sebagai

obat-obatan dan kosmetika. Diantaranya Daun Beluntas (Pluchea Indica L.). Selama

ini daun beluntas secara tradisional digunakan dengan cara diseduh dengan air panas

lalu diminum untuk menghilangkan bau badan. Hal ini tentunya memakan waktu

yang lama dan kurang praktis. Menurut penelitian Ardiansyah et al., 2003, daun

beluntas memiliki kemampuan untuk menghilangkan bau badan karena daun beluntas

memiliki kandungan fenol hidrokuinon, tanin, alkaloid yang berfungsi sebagai

antimikroba. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan terhadap tanaman beluntas

menjadi suatu bentuk sediaan yang lebih modern seperti deodoran yang dapat

digunakan secara praktis untuk menghilangkan bau badan. Penelitian menyebutkan

total fenolik ekstrak etanol terbanyak terdapat pada bagian daun (Nurmala et al,

2011).

Deodoran merupakan salah satu produk emulsi dengan viskositas tertentu

yang berfungsi menjaga stabilitas emulsi dan mencegah pengendapan bahan aktif

dalam sistem emulsi tersebut. Dalam pembuatan deodoran dalam bentuk emulsi

membutuhkan suatu emulsifying agent agar dapat membentuk emulsi yang stabil.

Pemilihan emulsifying agent perlu dipertimbangkan agar diperoleh suatu sistem

emulsi yang stabil.

Emulsifying agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah emulsifying

agent nonionik karena sifatnya yang tidak toksik dan tidak mengiritasi kulit, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

3

sorbitan monooleate. Emulsifying agent ini diharapkan dapat memberikan suatu

sistem emulsi yang stabil dengan adanya gugus yang hidrofil dan lipofil.

Penelitian ini perlu dilakukan sebagai penelitian awal mengenai perbedaan

yang signifikan atau perbedaan yang bermakna dengan adanya variasi jumlah

sorbitan monooleate yang berbeda sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan

stabilitas fisik deodoran ekstrak etanol daun beluntas. Dari hasil penelitian ini dapat

diperoleh informasi untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh variasi

jumlah sorbitan monooleate sebagai emulsifying agent.

1. Perumusan Masalah

a. Apakah ekstrak etanol daun beluntas yang dibuat dalam penelitian ini

memiliki efek antibakteri terhadap bakteri penyebab bau badan?

b. Apakah ada perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik yang signifikan pada

variasi jumlah sorbitan monooleate dalam deodoran ekstrak etanol daun

beluntas yang digunakan dalam penelitian ini?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai ekstrak etanol daun beluntas yang berkaitan dan pernah

dilakukan adalah Quantification of Total Phenolics in Different Parts of Pluchea

indica (L.) Ethanolic and Water Extracts yang dilakukan oleh Normala, H. and

Suhaimi M.I (2011), menjelaskan tentang hasil kuantitatif total fenolik dalam ekstrak

air dan ekstrak etanol tanaman beluntas pada bagian yang berbeda serta Aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

4

Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dan Stabilitas

Aktivitasnya pada Berbagai Konsentrasi Garam dan Tingkat pH yang dilakukan oleh

Ardiansyah (2003), menjelaskan tentang senyawa aktif yang diduga berperan sebagai

senyawa antimikroba daun beluntas dan bakteri yang sensitif terhadap senyawa

antimikroba daun beluntas dengan perbedaan konsentrasi garam.

Sejauh penelusuran yang dilakukan oleh penulis, penelitian mengenai

Perbedaan Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas

(Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

Agent belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis. Menambah informasi pengetahuan mengenai bentuk sediaan

deodoran dari bahan alam yaitu daun beluntas dengan menggunakan sorbitan

monooleate sebagai emulsifying agent.

b. Manfaat praktis. Memperoleh informasi sifat fisik dan stabilitas fisik

deodoran ekstrak daun beluntas dengan menggunakan variasi jumlah sorbitan

monooleate sebagai emulsifying agent.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

5

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran ekstrak

etanol daun beluntas (Pluchea indica L.) yang bersifat antibakteri dengan variasi

jumlah sorbitan monooleate sebagai emulsifying agent.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui ekstrak etanol daun beluntas yang dibuat dalam penelitian

ini memiliki efek antibakteri penyebab bau badan.

b. Untuk mengetahui perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik yang signifikan

pada variasi jumlah sorbitan monooleate dalam deodoran ekstrak etanol daun

beluntas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Bau badan

Bau badan atau bromhidrosis adalah bau yang tidak menyenangkan yang

dirasakan oleh tubuh karena bakteri yang hidup pada kulit memecah keringat menjadi

asam. Kulit memiliki dua kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.

Ketika suhu tubuh meningkat, sistem saraf otonomik merangsang kelenjar ekrin

untuk mengeluarkan cairan ke permukaan kulit. Cairan tersebut adalah keringat yang

berisi air, garam (natrium klorida), urea dan elektrolit lainnya yang membantu

mengatur kesetimbangan cairan dalam tubuh. Kelenjar apokrin mengeluarkan

keringat langsung ke tubulus kelenjar. Ketika seseorang sedang emosional, dinding

tubulus berkontraksi yang menyebabkan keringat keluar di permukaan kulit dimana

bakteri mulai memecahnya. Pemecahan keringat oleh bakteri inilah yang

menyebabkan bau (Mayo Clinic, 2010). Beberapa bakteri yang diduga menjadi

penyebab bau badan tersebur diantaranya ialah Staphylococcus epidermidis,

Staphylococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Corybacterium , Pseudomonas

aeruginosa (Endarti et al., 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

7

B. Beluntas

1. Deskripsi tanaman

Tanaman ini memiliki habitat perdu dengan tinggi 1-1,5 m. Batangnya

berkayu, bulat, tegak, bercabang, bila masih muda berwarna ungu setelah tua

putih kotor. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, tepi rata, ujung runcing,

pangkal tumpul, berbuluhalus, panjang 3,8-6,4 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan

menyirip, warna hijau mudahingga hijau. Bunganya majemuk, mahkota lepas,

putik bentuk jarum, panjang ± 6 mm, berwarna hitam kecoklatan, kepala sari

berwarna ungu, memiliki dua kepala putik yang berwarna putih atau putih

kekuningan. Akar beluntas merupakan akar tunggang dan bercabang

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

2. Taksonomi

Gambar 1. Tanaman beluntas

Menurut Syamsuhidayat dan Hutapea (1991) taksonomi tanaman beluntas

dikelompokkan seperti dibawah ini:

Divisi : Spermathophyta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

8

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Pluchea

Jenis : Pluchea indica L.

3. Nama daerah

Di berbagai daerah di Indonesia beluntas dikenal dengan nama beluntas

(Sumatra), baruntas (Sunda), luntas (Jawa Tengah), baluntas (Madura), lamutasa

(Makasar). Sedangkan di luar Indonesia beluntas dikenal dengan nama lenabou

(Timor), beluntas (Malaysia), beluntas (Singapura), dan khlu (Thailand) (Heyne,

1987).

4. Manfaat

Secara tradisional daunnya digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau

badan, obat penurun panas, obat batuk dan obat antidiare. Daun beluntas yang telah

direbus sering pula digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Selain itu, daun

beluntas juga sering dikonsumsi sebagai lalapan (Winarno dan Sundari, 1998).

5. Kandungan kimia

Kandungan minyak atsiri dari daun beluntas mengandung benzil alkohol,

benzil asetat, eugenol, dan linolol (Rasmehuli, 1986). Flavonoid daun beluntas

memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus sp, Propinobacterium sp, dan

Corneybacterium (Purnomo, 2001). Ekstrak etanol daun beluntas telah diteliti secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

9

ilmiah memiliki aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas

fluorecens, Escherichia coli dan Salmonela typhi (Ardiansyah et al, 2003). Skrining

Fitokimia menunjukkan hasil ekstrak etanol mengandung flavonoid, fenol

hidrokuinon, tanin dan sterol (Ardiansyah et al, 2003).

C. Isolasi mikroba

1. Definisi

Mengisolasi suatu mikrobia adalah memisahkan mikroba tersebut dari

lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium

buatan. Untuk mencirikan dan mengidentifikasi suatu spesies mikroba tertentu,

pertama-tama spesies tersebut harus dapat dipisahkan dari mikroba lain yang umum

dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu biakan

dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal (Jutono, Soedarsono,

Hartadi, Kabirun, Suhadi dan Soesanto, 1980).

2. Metode

Ada beberapa metode yang digunakan untuk isolasi mikrobia yaitu dengan

menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran dan

micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik

metode tuang dan metode gores (Jimmy, 2008).

Metode gores (streak plate) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan

mikrobia di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan agar

dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kulur mikrobia. Dengan teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

10

ini mikrobia yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari

goresan jarum ose. Metode gores umumnya digunakan untuk mengisolasi mikrobia

pada cawan agar sehingga hasil yang diperoleh berupa koloni terpisah dan merupakan

biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berasal dari satu jenis mikroba

saja dan ditandai dengan adanya koloni terpisah baik dari warna, konsistensi maupun

bentuknya. Prinsip metode ini adalah menggoreskan suspensi bahan yang

mengandung mikrobia pada permukaaan medium agar yang sesuai pada cawan petri.

Setelah diinkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah

yang mungkin berasal dari 1 sel mikrobia sehingga dapat diisolasi lebih lanjut

(Rachdie, 2006).

Dalam metode gores, kita akan melihat beberapa koloni. Jika kita akan

mengisolasi salah satu dari koloni tersebut maka kita dapat memilih salah satu

diantaranya, misalnya koloni yang berwarna kuning. Dengan menggunakan ose, kta

buat lagi suspensi dengan air steril untuk kemudian dibuat lagi metode goresan,

sehingga kita memperoleh satu macam mikroba saja (Tarigan, 1988).

Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikrobia, diperlukan suatu

substrat yang disebut dengan media. Sebelum dipergunakan harus dalam keadaan

steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikrobia lain yang tidak diharapkan. Penggunaan

media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba tetapi juga

untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi

biakan yang didapatkan (Suriawiria, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

11

Agar mikrobia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media,

diperlukan persyaratan tertentu yaitu:

a. Bahwa di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikrobia.

b. Bahwa media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH

yang sesuai dengan kebutuhan mikrobia.

c. Bahwa media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikrobia

yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikrobia lain yang tidak diharapkan

(Suriawiria, 1986).

D. Identifikasi mikrobia

Identifikasi adalah penentuan ciri atau karakter suatu biakan murni hasil

isolasi yang ditentukan berdasarkan pada morfologi, sifat biakan dan sifat

biokimiawinya. Morfologi mikrobia berdasarkan bentuk, ukuran dan penataan

biasanya tidak cukup untuk melakukan identifikasi. Ciri lainnya seperti pewarnaan,

pola pertumbuhan koloni, reaksi pertumbuhan pada karbohidrat dan penggunaan

asam amino sangat membantu dalam identifikasi yang disesuaikan dengan uji

biokimiawi mikrobia (Lay, 1994).

Ciri atau karakter yang diperoleh dari identifikasi digunakan untuk

mendeterminasi dengan tujuan memastikan kebenaran dari hasil identifikasi.

Determinasi adalah penentuan nama ilmiah yang dilakukan dengan mencocokkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

12

hasil identifikasi dengan literatur pustaka acuan, gambar-gambar yang dijadikan

acuan (Lay, 2004).

1. Morfologi koloni

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati morfologi koloni antara

lain warna permukaan koloni, waktu pertumbuhan dan diameter koloni, pada setiap

spesies untuk mencapai waktu pertumbuhan dan diameter maksimum koloni berbeda-

beda, ada yang cepat, lambat dan sangat lambat yang dipengaruhi oleh medium

(spesifik) yang digunakan; beberapa koloni mungkin mempunyai bentuk tepi koloni

yang rata (entire), berbolus (lobate), berlekuk (undulate) dan meruncing (erose);

bentuk-bentuk tekstur koloni antara lain seperti kapas, licin, padat (compact) dan

kasar, bentuk koloni ada yang bulat (round), oval, tak beraturan (irregular) dan

berfilamen (filamentous).

Gambar 2. Bentuk koloni bakteri

Morfologi koloni bertujuan untuk melihat pola pertumbuhan mikrobia pada

berbagai media (media cair, media agar petri, media agar miring dan media agar

tegak). Pada media cair sifat berdasarkan kebutuhan akan O2 sangat mudah dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

13

dan pola pertumbuhannya dapat dibedakan seperti endapan (sendiment), cincin (ring)

dan selaput (pellicle). Pola pertumbuhan agar miring, antara lain arborescent

(menyerupai pohon yang bercabang-cabang), beaded (menyerupai mutiara atau butir-

butir sepanjang bekas inokulasi), echinulate (pertumbuhan sepanjang bekas inokulasi

bergerigi), filiform (pertumbuhan sepanjang bekas inokulasi merata), rhizoid

(pertumbuhan dengan cabang-cabang tidak teratur) dan spreading (pertumbuhan

merata beberapa mm disekilas bekas inokulasi). Bentuk koloni pada media agar tegak

antara lain beaded, filiform, villous (bentuknya pendek, tebal dan permukaan seperti

rambut), rhizoid, arborescent dan echinulate (Lay, 2004).

Gambar 3. Pola pertumbuhan pada media agar tegak

Gambar 4. Pola pertumbuhan pada media agar miring

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

14

Gambar 5. Pola pertumbuhan pada media cair

2. Morfologi sel

Morfologi sel yang digunakan untuk identifikasi meliputi ukuran, bentuk,

rangkaian sel, ada tidaknya spora, ada tidaknya flagella, ada tidaknya kapsula dan

reaksi-reaksi pengecatan. Untuk melihat struktur sel lebih seksama maka dapat

dilakukan beberapa pengecatan yang penting antara lain:

a. Pengecatan gram. Pengecatan ini dipakai untuk membedakan mikrobia

yang bersifat gram positif dan gram negatif. Mikrobia gram positif ditandai dengan

warna biru ungu sedangkan gram negatif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk

memberikan warna pada mikrobia sehingga akhirnya dapat diidentifikasi dengan

mudah. Sifat gram terutama ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan kimia dinding sel dan

membran sitoplasmanya. Dinding sel dan membran sitoplasma mikrobia gram positif

mempunyai afinitas yang besar terhadap kompleks cat kristal violet dan iodium,

sedangkan pada mikrobia gram negatif afinitasnya sangat kecil. Pada waktu

pengecatan, larutan kristal violet dan iodium menembus sel-sel mikrobia gram positif

maupun gram negatif. Pada sel mikrobia gram positif, zat-zat ini membentuk suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

15

senyawa yang sukar larut, juga tidak larut dalam peluntur (alkohol). Hal ini terjadi

pada sel mikrobia gram negatif, akibatnya cat dapat dilunturkan. Pada pemberian cat

penutup, sel mikrobia gram positif tidak dapat terwarnai, sedangkan sel mikrobia

gram negatif dapat diwarnai sehingga warnanya kontras terhadap cat utama (Jutono

dkk, 1980).

b. Motilitas (pergerakan sel). Untuk mengamati garak pada mikrobia

dengan baik maka bisa menggunakan metode tetesan bergantung. Dalam pengamatan

mikrobia dengan baik maka bisa menggunakan metode tetesan bergantung. Dalam

pengamatan gerak mikrobia, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu motilitas

mikrobia dan gerak brown. Mikrobia yang bersifat motil akan nampak jelas bergerak

dan bergeraknya melaju ke arah tertentu, sedangkan sel mikrobia yang tampak

sebagai gerak brown adalah gerakan yang bukan berasal dari mikrobia itu sendiri

melainkan dikarenakan adanya partikel-partikel air yang ada disekeliling sel atau

adanya energi kinetik (Riza, 2008).

E. Pengujian aktivitas antibakteri

Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi. Metode ini

didasarkan pada kemampuan obat untuk berdifusi ke dalam media tempat bakteri uji

berkembang biak secara optimal. Metode difusi ini dapat dilakukan menggunakan

paper disk yang mengandung senyawa antibakteri diletakkan di atas agar atau apabila

digunakan cara sumuran, senyawa antibakteri dimasukkan dalam sumuran. Besarnya

daerah difusi sesuai dengan daerah pertumbuhan atau hambatan bakteri uji dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

16

sebanding dengan kadar obat yang diberikan. Dalam metode difusi dikenal dua

Pengertian zona hambatan yaitu:

1. Zona radikal yaitu sekitar paper disk atau sumuran yang sama sekali tidak terlihat

adanya pertumbuhan bakteri. Potensi zat yang berefek antibakteri di ukur dengan

mengukur diameter zona radikal.

2. Zona irradikal yaitu daerah disekitar sumuran atau paper disk yang pertumbuhan

bakterinya dihambat oleh adanya senyawa antibakteri tersebut, tetapi tidak

dimatikan. Di sini terlihat pertumbuhan bakteri yang kurang subur atau lebih

jarang dibandingkan daerah di luar pengaruh senyawa antibakteri tersebut (Hugo

& Russel, 1987).

F. Maserasi

Istilah maseration berasal dari bahasa latin macerare, yang artinya

”merendam”. Merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus

memungkinkan untuk direndam dalam penyari sampai meresap dan melunakkan

susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1989).

Pada proses maserasi, tumbuhan yang akan diekstraksi biasanya ditempatkan

pada wadah yang bermulut lebar, bersamaan dengan penyari yang telah ditetapkan,

bejana ditutup rapat dan isinya dikocok berulang-ulang lamanya biasanya berkisar

dari 2-14 hari. Pengocokan memungkinkan pelarut segar mengalir berulang-ulang

masuk ke seluruh permukaan dari obat yang sudah halus. Kemudian ampasnya dapat

dipisahkan dengan menapis dan/atau menyaring dimana ampas yang telah dibilas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

17

bebas dari ekstrak dengan penambahan penyari melalui ayakan atau saringan ke

dalam seluruh ekstrak dalam wadahnya (Ansel, 1989).

G. Deodoran

Deodoran merupakan salah satu sediaan kosmetik yang terdiri dari sebuah

sistem emulsi minyak dalam air (o/w) atau air dalam minyak (w/o). Emulsi adalah

dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan lain yang tidak dapat bercampur.

Cairan yang terdispersi disebut fase internal sedangkan cairan yang mendispersi

(pendispersi) disebut fase eksternal (Suryani et al., 2000).

Deodoran digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan bau badan dan

mencegah terjadinya bau keringat dengan cara menghambat aktivitas penguraian

keringat oleh bakteri. Menurut Imron (1985), persyaratan yang harus dipenuhi oleh

sediaan deodoran adalah:

a. Digunakan secara lokal, tanpa resep dokter.

b. Mudah dioleskan pada kulit dan menyebar dengan rata.

c. Memberikan rasa nyaman dan tidak mengiritasi.

d. Nilai pH harus tepat.

Dalam formulasi deodoran bahan-bahan yang biasa digunakan adalah pelarut

(solvent), pengemulsi (emulsifier), stabilizer, pelembut kulit (emolient), pengental

(thickener). humektan, zat aktif antibakteri serta bahan aditif (parfum dan preservatif)

(Mitsui, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

18

H. Sifat fisis dan stabilitas emulsi

1. Daya sebar

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara droplet dengan tempat

aksi. Hal ini menggambarkan kelicinan tiap tetes droplet. Pengukuran daya sebar

sediaan semisolid melalui pemberian shearing stress yang diseragamkan. Kecepatan

penyebaran tergantung dari viskositas formula, kecepatan penguapan pelarut,

kecepatan peningkatan viskositas sebagai hasil dari penguapan, dan shearing stress

yang diberikan (Garg, Anggarwal, Garg, and Singla, 2002).

2. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir,

sehingga semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya. Semakin luas

distribusi ukuran droplet maka akan semakin rendah viskositasnya dibandingkan

dengan emulsi yang ukuran droplet yang distribusinya lebih sempit (Martin et al.,

1993). Semakin besar konsentrasi fase dalam maka konsentrasi fase kontinyu akan

berkurang sehingga konsentrasi fase akan semakin besar, menyebabkan viskositas

akan meningkat (Mollet dan Grubenmann, 2001).

3. Stabilitas emulsi

Stabilitas emulsi merupakan suatu sifat emulsi untuk mempertahankan

distribusi halus yang terdiri dari fase terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu

yang lama (Voigt, 1994).

a. Creaming. Creaming adalah suatu pemisahan emulsi menjadi dua

bagian dengan satu bagian memiliki fase dispers lebih banyak daripada bagian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

19

lain. Pada emulsi M/A, creaming adalah pergerakan droplet minyak karena pengaruh

gaya gravitasi atau pada saat disentrifugasi dan membentuk suatu lapisan yang

terkonsentrasi pada bagian atas sediaan (Binks, 1998).

b. Flokulasi. Flokulasi terjadi karena droplet terdispersi membentuk

sebuah kumpulan dalam emulsi. Hal ini akan meningkatkan terjadinya creaming.

Flokulasi merupakan awal terjadinya creaming (Aulton, 2002).

c. Koalesen. Koalesen terjadi karena droplet-droplet menyatu menjadi

ukuran droplet yang lebih besar sehingga terjadi pemisahan fase dispers yang

membentuk lapisan. Perubahan ini besifat irreversible. Koalesen droplet minyak pada

tipe emulsi M/A ditahan oleh emulsifier yang secara mekanis terabsorbsi kuat di

sekitar tiap droplet (Aulton, 2002).

d. Ostwald ripening. Ostwald ripening lebih cenderung terjadi pada

emulsi polidispers, mengandung campuran fase minyak dengan fase air. Fenomena

ditandai dengan semakin meningkatnya ukuran droplet yang besar karena adanya

droplet kecil yang menempel pada droplet besar tersebut (Binks, 1998).

Gambar 6. Skema ketidakstabilan emulsi (Malmsten, 2002)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

20

Uji stabilitas emulsi penting untuk mengetahui apakah sebuah emulsi tetap

stabil selama periode waktu tertentu, uji yang biasa dilakukan adalah:

1. Uji makroskopik

Stabilitas fisik emulsi dapat diketahui dengan uji derajat creaming yang

terjadi pada periode waktu tertentu. Hal ini dilakukan dengan menghitung rasio

volume emulsi yang mengalami pemisahan dibandingkan dengan volume total

emulsi.

2. Analisis ukuran droplet

Jika rata-rata ukuran droplet meningkat seiring bertambahnya waktu

(bersamaan dengan penurunan jumlah droplet), dapat diasumsikan bahwa koalesen

adalah penyebabnya.

3. Perubahan viskositas

Ditunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi viskositas emulsi.

Adanya variasi pada ukuran atau jumlah droplet dapat dideteksi dengan perubahan

viskositas secara nyata (Billany, 2002).

I. Surfaktan nonionik

Surfaktan nonionik biasa digunakan dalam seluruh tipe produk kosmetik dan

farmasetik (Rieger, 1996). Surfaktan ini bisa digunakan untuk kombinasi emulsifying

agent larut air dan larut minyak untuk membentuk lapisan antarmuka yang penting

untuk stabilitas emulsi yang optimum (Billany, 2002). Cara menstabilkan emulsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

21

adalah dengan adanya gugus polar dari surfaktan yang terhidrasi dan bulky, yang

menyebabkan halangan sterik antardroplet dan mencegah koalesen (Kim, 2005).

1. Asam stearat

Asam stearat merupakan asam lemak yang terdiri dari campuan asam stearat

(C18H32O2), dengan kandungan asam stearat tidak kurang dari 40% dan jumlah kedua

asam tersebut tidak kurang dari 90%. Asam stearat mempunyai bilangan penyabunan

200-220 dan titik leleh ≥ 540C. Dalam formulasi sediaan topikal, asam stearat

berfungsi sebagai emulsifying agent dan solubilizing agent (Allen, 2005).

2. Sorbitan monooleate

Sorbitan monooleate merupakan sorbitan esters (Rowe et al ., 2009). Sorbitan

esters merupakan surfaktan dengan gugus hidrofobik yang larut dalam minyak dan

digunakan sebagai emulgator A/M. Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi dapat

terdispersi dalam air hangat dan dingin. Biasanya digunakan dalam emulsi, krim, dan

salep, dan dapat membentuk emulsi tipe M/A atau A/M. Krim dengan sorbitan ester

memiliki tekstur yang halus dan stabil (Aulton and Diana, 1991). Sorbitan

monooleate disebut juga span 80, dengan bentuk cairan kental berwarna kuning

dengan bau yang khas tajam (Rowe et al., 2009).

J. Mikromeritik

Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Satuan ukuran

partikel yang sering digunakan dalam mikromeritik adalah mikrometer (μm). Bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

22

penting yang perlu diperoleh dari partikel yaitu (1) bentuk dan luas permukaan partikel

dan (2) ukuran partikel dan distribusi ukuran diameter (ukuran) partikel, sedangkan

bentuk partikel memberikan gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan

teksturnya (kasar atau halus) (Martin et al., 1993).

Ukuran partikel merupakan diameter rata-rata partikel dari suatu sampel, dimana

sifat sampel pada umumnya adalah polidispers (heterogen), bermacam-macam diameter

dengan rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran partikel yang sama disebut

monodispers. Salah satu metode dasar dalam mengetahui ukuran partikel adalah metode

mikroskopik. Metode mikroskopik merupakan metode sederhana yang hanya

menggunakan satu alat mikroskop, yang tidak memerlukan penanganan yang khusus.

Mikroskop biasa digunakan dalam pengukuran partikel yang berkisar 0,2 μm sampai 10

μm. Jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel agar mendapat suatu

perkiraan yang baik dari distribusi. Pengujian mikromeritik suatu sampel harus dilakukan

bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel yang lain, karena adanya

gumpalan dari masing-masing partikel lebih dari satu komponen sering kali dideteksi

dengan metode mikroskopik (Martin et al., 1993).

K. Uji independent t-test

Uji t-test dua sampel independen (bebas) adalah metode yang digunakan

untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana

peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi. Independen maksudnya

adalah bahwa populasi yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

23

populasi yang lain. Ciri-ciri uji t-test antara lain: penentuan nilai tabel dilihat dari

besarnya tingkat signifikan (α) dan besarnya drajat bebas (db) dan kasus yang diuji

bersifat acak (Anonim, 2009).

L. Landasan Teori

Bau badan disebabkan oleh dekomposisi protein yang terdapat dalam

keringat ekrin dan terutama apokrin oleh mikroba yang terdapat dalam tubuh

terutama bagian ketiak. Karena adanya pemecahan keringat oleh bakteri inilah yang

menyebabkan bau. Beberapa bakteri yang diduga menjadi penyebab bau badan antara

lain Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus pyogenes, Staphylococcus aureus,

Corybacterium, Pseudomonas aeruginosa.

Ekstrak etanol 50% dari daun beluntas yang memiliki kandungan senyawa

total fenolik paling banyak, flavonoid, alkaloid dan minyak atsiri mampu

menghambat aktivitas bakteri penyebab bau badan. Ekstrak etanol dari daun beluntas

berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu sediaan kosmetika sebagai penghilang

bau badan. Dalam penelitian ini, ekstrak daun beluntas diformulasikan dalam bentuk

deodoran. Deodoran merupakan suatu sistem emulsi dengan viskositas tertentu yang

berfungsi menjaga stabilitas emulsi dan mencegah pengendapan bahan aktif dalam

sistem emulsi tersebut. Sistem emulsi ini menggunakan emulsifying agent nonionik

yaitu sorbitan monooleate.

Sorbitan monooleate yang digunakan sebagai emulsifying agent berpotensi

mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas deodoran sehingga jumlah sorbitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

24

monooleate yang ditambahkan pada formula perlu diperhatikan. Penambahan

sorbitan monooleate yang berlebihan dapat membuat sediaan menjadi tidak stabil

karena komposisi fase minyak dan fase air menjadi tidak seimbang. Untuk melihat

perbedaan yang signifikan dari sifat fisik dan stabilitas deodoran, dapat dilakukan

dengan uji t-test dan dengan uji ini dengan menggunakan software R OpenOffice.org

pada taraf kepercayaan 95%.

M. Hipotesis

1. Ekstrak etanol daun beluntas memiliki daya antibakteri terhadap bakteri isolat

ketiak.

2. Terdapat perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik yang signifikan pada variasi

jumlah sorbitan monooleate dalam deodoran ekstrak etanol daun beluntas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni secara acak dengan

uji t tidak berpasangan untuk membandingkan sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran

ekstrak etanol daun beluntas dengan variasi jumlah sorbitan monooleate sebagai

emulsifying agent.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi jumlah sorbitan monooleate.

2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis deodoran meliputi

daya sebar dan viskositas, stabilitas deodoran meliputi pergeseran viskositas, uji

mikromeritik dan persen pemisahan fase.

3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat percobaan, wadah

penyimpanan, lama penyimpanan deodoran, lama dan kecepatan pencampuran.

4. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu ruangan,

kelembaban udara saat pembuatan dan penyimpanan.

C. Definisi operasional

1. Ekstrak daun beluntas merupakan ekstrak kering yang diperoleh dari hasil

maserasi simplisia daun beluntas (Pluchea indica, L.) dari CV. MERAPI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

26

FARMA HERBAL menggunakan pelarut etanol 50% dan dilakukan penetapan

kadar total fenolik oleh LPPT UGM.

2. Isolasi adalah usaha untuk memisahkan bakteri isolat ketiak yang diambil dari

probandus ke medium buatan untuk memperoleh kultur murni.

3. Identifikasi adalah penentuan identitas bakteri isolat ketiak didasarkan pada

morfologi sel (bentuk sel, sifat Gram, pergerakan sel) dan morfologi koloni

(bentuk, tekstur dan warna koloni) serta sifat biokimiawi (tes oksidase dan tes

katalase).

4. Determinasi adalah penentuan mikrobia isolat ketiak dengan mencocokkan hasil

identifikasi dibandingkan dengan pustaka.

5. Zona hambat adalah zona jernih disekitar paper disk dengan ekstrak etanol daun

beluntas atau deodoran ekstrak etanol daun beluntas, yang menghambat atau

membunuh isolat bakteri ketiak dibandingkan dengan kontrol negatif yaitu pelarut

ekstrak daun beluntas.

6. Deodoran ekstrak daun beluntas adalah sediaan semisolid berupa emulsi

antibakteri yang mengandung ekstrak etanol daun beluntas yang dibuat sesuai

dengan formula dan cara kerja pada penelitian ini.

7. Emulsifying agent adalah senyawa yang dapat menurunkan tegangan antarmuka

dua cairan yang tidak saling campur.

8. Sifat fisis deodoran adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui sifat fisik

deodoran, dalam penelitian ini meliputi daya sebar dan viskositas emulsi

deodoran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

27

9. Stabilitas fisik deodoran adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui

tingkat kestabilan deodoran, dalam penelitian ini meliputi pergeseran viskositas,

pemisahan fase dan uji mikromeritik.

10. Persen pemisahan fase adalah persentase emulsi yang memisah pada tabung

berskala yang dibandingkan dengan volume total emulsi semula.

11. Daya sebar adalah diameter penyebaran emulsi deodoran pada alat uji yang

selama 1 menit diberi beban hingga 125 gram.

12. Viskositas optimum adalah viskositas yang memudahkan emulsi deodoran

diisikan ke dalam wadah, dikeluarkan dari wadah dan memiliki daya sebar yang

baik saat diaplikasikan ke kulit.

13. Ukuran droplet adalah sebaran ukuran droplet sebanyak 500 partikel dalam

deodoran ekstrak etanol daun beluntas yang dinyatakan dengan mean.

14. Pergeseran ukuran droplet adalah persentase dari selisih ukuran droplet emulsi

dalam waktu penyimpanan 30 hari dengan ukuran droplet setelah 48 jam

pembuatan.

15. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas deodoran setelah

disimpan selama 30 hari pada suhu kamar dibandingkan dengan deodoran sesaat

setelah pembuatan. Kriteria pergeseran viskositas optimum adalah ≤ 10%. Untuk

mengetahui pergeseran viskositas digunakan rumus:% = × 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

28

D. Rancangan penelitian

1. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ekstrak etanol daun beluntas

(Pluchea Indica L.) produksi CV Merapi Farma Herbal, Kalasan, Yogyakarta,

dimethicone (farmasetis), gliserin (farmasetis), CMC (farmasetis), parafin liq.

(farmasetis), propilen glikol (farmasetis), metil paraben (farmasetis), propil

paraben (farmasetis), etanol (teknis), aquadest, asam stearat (farmasetis), sorbitan

monooleate (farmasetis) dan TEA (farmasetis), media Manitol Salt Agar, media

Nutrien Broth, media Nutrien Agar, bahan-bahan untuk morfologi sel: pengecatan

gram (kristal violet (gram A)), larutan iodine (gram B), alkohol 96% (gram C),

safranin (gram D) , reagen tetramethyl-paraphenyldiamine untuk tes oksidase,

10% atau 30% H2O2 untuk tes katalase dari Laboratorium Mikrobiologi USD.

2. Alat penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixer (Philip),

timbangan analitik (METTLER TOLEDO GB3002 – Switzerland), vacuum

rotary evaporator (Janke-Kulken), cawan petri (Pyrex), waterbath (Tamson Zoete

meer-Holland 1985 0023), cawan porselin, mikroskop, alat uji daya sebar dan

viskotester seri VT-04 (RION-JAPAN), autoklaf (Model KT-40, ALP Co, Ltd,

Hamurashi, Tokyo, Japan), software Motic Image Plus 2.0 dan R OpenOffice.org.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

29

E. Alur Penelitian

Ekstraksi dan Identifikasi Ekstrak Daun Beluntas Pengumpulan bahan

Pembuatan ekstrak daun beluntas Uji kuantitatif penetapan kadar total fenolik

Pengujian potensi antibakteri ekstrak etanol daun beluntasmetode difusi paper disk Isolasi bakteri ketiak Identifikasi isolat bakteri ketiak

Pengamatan morfologi koloni dan morfologi sel Determinasi isolat bakteri ketiak Penegasan genus dengan medium selektif

Pembuatan deodoran ekstrak etanol daun beluntas denganvariasi jumlah sorbitan monooleate menggunakan hand mixerdengan kecepatan skala 1

Uji sifat fisik dan stabilitas sediaan deodoran Uji sifat fisik meliputi daya sebar dan viskositas

Uji stabilitas mikromeritik dan persen pemisahan fase

Analisis data daya sebar, viskositas, ukuran droplet, pergeseranukuran droplet, pergeseran viskositas, persen pemisahan fasedengan software R 2.9.0. untuk melihat signifikansinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

30

F. Prosedur kerja

1. Pengumpulan bahan ekstrak daun beluntas

Bahan tumbuhan yang digunakan adalah daun beluntas (Pluchea indica L.)

yang tumbuh di daerah Kaliurang Km. 21, Kabupaten Sleman, provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, hasil budidaya dari CV. Merapi Farma Herbal. Pengambilan

cuplikan dilakukan pada sore hari, dipilih daun yang sehat (tidak terkena hama),

diambil pada waktu dan tempat penanaman yang sama. Daun dipilih berdasarkan

warna daun dan pucuk daun yaitu berwarna hijau muda tanpa bercak serta letak daun

yang diambil pucuk 1-6 daun dari atas tanaman beluntas. Bahan yang diperoleh

berupa daun segar setidaknya berumur 50 hari. Identifikasi daun beluntas dilakukan

oleh CV. Merapi Farma Herbal yang menyatakan bahwa daun yang digunakan

adalah benar daun beluntas (Pluchea indica Less). Kemudian penyerbukan dilakukan

oleh CV. Merapi Farma Herbal.

2. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Beluntas

Ekstraksi daun beluntas dilakukan dengan metode maserasi menggunakan

pelarut etanol 50% berdasarkan CoA yang dilakukan oleh LPPT UGM.

3. Penetapan Kadar Total Fenolik

Penetapan kadar total fenolik dilakukan dengan metode spektrofotometri

berdasarkan CoA yang dilakukan oleh LPPT UGM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

31

4. Isolasi bakteri ketiak dari lima probandus

a. Isolat bakteri. Isolasi bakteri dari ketiak dilakukan kepada 5

probandus yang memiliki kriteria memiliki berat badan berlebih dan memiliki

masalah bau badan secara streak plate menggunakan cotton bud steril. Cotton bud

steril yang sudah dibasahi dengan NaCl steril dioleskan pada permukaan ketiak

kemudian diinokulasikan pada pada cawan petri berisi media NA 15 ml secara

aseptis. Bakteri diinkubasi terbalik selama 24 jam pada suhu 370C. Setelah

inkubasi akan terlihat koloni yang terpisah. Hasil isolasi akan digunakan untuk

tahap penelitian berikutnya.

b. Pembuatan suspensi bakteri uji. Tabung reaksi berisi larutan

pengencer BPW disiapkan sebanyak 9 ml. Larutan pengencer tersebut diteteskan

ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet steril suspensi kultur murni

bakteri uji sampai kekeruhannya setara dengan kekeruhan standar Mac Farland II.

c. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji. 1 ml suspensi kultur

murni bakteri uji diambil dengan kecepatan suspensi setara dengan larutan standar

Mac Farland II, kemudian diinokulasi ke dalam cawan petri berisi 15 ml media

NA secara pour plate. Cawan berisi bakteri uji diinkubasikan pada suhu kamar

selama 24 jam bersama kelompok perlakuan. Diamati pertumbuhan yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

32

5. Identifikasi bakteri isolat dengan pengamatan morfologi koloni, morfologi

sel dan uji biokimiawi

a. Morfologi koloni

Morfologi koloni diamati pada media cair, media agar tegak dan media

agar miring. Media nutrien cair (NB) dan nutrien agar yang telah disterilkan

disiapkan. Kemudian diinokulasikan secara aseptik biakan murni isolat

bakteri ketiak dengan menggunakan ose (1-2 ose) pada media NB dan media

NA. Kemudian diinkubasikan pada suhu kamar 24-48 jam. Diamati

pertumbuhan media, kekeruhan, bau dan tidak ada endapan. Kemudian

diamati pula pada media agar tegak pertumbuhannya, merata atau tidak

(permukaan, dasar atau keseluruhan), bentuk pertumbuhan pada bekas

tusukan (filiform, echinulate, beaded, villous, rhizoid, arborescent).

Pengamatan agar miring meliputi Amati pertumbuhan tipis, sedang, lebat atau

tidak ada, bentuk pertumbuhan pada goresan, evelasi, kilat, topografi, warna,

bau dan konsistensinya

b. Morfologi sel

Pengamatan pada morfologi sel meliputi pengecatan gram, uji motilitas dan

uji biokimiawi.

1) Pengecatan gram

Pengecatan gram bertujuan untuk mengetahui sifat gram isolat

bakteri ketiak dengan cara sebagai berikut: dibuat pulasan bakteri terlebih

dahulu lalu difiksasi dan ditetesi dengan cat crystal violet, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

33

diamkan 30-60 detik. Sisa cat dibuang dan dicuci dengan air mengalir.

Larutan iodine diteteskan dan diamkan selama 1-2 menit. Preparat dicuci

kembali dengan air mengalir, kemudian didekolorisasi dengan alkohol ±20

detik. Selanjutnya dicuci dan dikeringanginkan lalu diperiksa di bawah

mikroskop dengan perbesaran kuat, menggunakan minyak immersi.

Diamati perubahan yang terjadi untuk mengetahui perbedaan sifat Gram

positif dan Gram negatif. Jika sel berwarna ungu berarti isolat yang

diisolasi termasuk Gram positif sedangkan jika sel berwarna merah berarti

isolat tersebut termasuk Gram negatif.

2) Uji motilitas

Uji motilitas bertujuan untuk mengetahui sifat motilitas isolat

bakteri ketiak dengan cara sebagai berikut: sau ose kultur isolat bakteri

ketiak dari media padat diletakkan pada gelas penutup (kultur

ditambahkan air). Objek gelas yang telah diberi gumpalan vaselin

dibalikkan pada gelas penutup dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga

ujung-ujung vaselin pada objek gelas berlekatan dengan gelas penutup.

Kemudian objek gelas dibalikkan dan diamati sifat motilitas dengan

perbesaran lemah dan dengan menutup sebagian diafragma.

3) Uji biokimiawi

(a). Tes oksidase

2-3 tetes larutan tetramethyl-paraphenyldiamine diletakkan

pada kertas saring. Kemudian isolat bakteri ketiak diambil dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

34

nutrien cair dan diiokulasikan pada kertas saring yang telah ditetesi

reagen. Hasil positif terjadi bila terjadi perubahan warna menjadi ungu

biru tua.

(b). Tes katalase

1-2 tetes 10% atau 30% H2O2 diletakkan pada gelas kaca.

Kemudian 1 ose atau 2-3 tetes suspensi isolat murni bakteri diambil

dalam nutrien cair dan diinokulasikan pada gelas kaca. Hasil positif

ditandai oleh pembentukan buih seketika.

6. Penanaman isolat bakteri dengan medium selektif

Media NA dibuat sebanyak 15 ml dan dituang dalam cawan petri. Kemudian

50 µL diinokulasikan ke dalam media NA secara merata dengan cara spread plate.

Kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar.

7. Uji potensi antibakteri ekstrak etanol daun beluntas

Potensi antibakteri ekstrak etanol daun beluntas diuji terhadap isolat bakteri

ketiak dengan metode difusi menggunakan paper disk. Seri konsentrasi yang

digunakan untuk ekstrak etanol daun beluntas adalah 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%,

8%, 9%, dan 10%. Petri berisi media NA diambil. Suspensi uji 50µL diinokulasikan

ke dalam media NA secara merata dengan cara spread plate. Paper disk diletakkan

pada permukaan media NA. Kemudian dengan menggunakan mikropipet,

diinokulasikan 50µL ekstrak etanol daun beluntas dengan berbagai seri konsentrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

35

Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar. Diamati zona keruh dan jernih

pada bakteri. Konsentrasi ekstrak etanol ditentukan dengan melihat aktivitas

antibakteri yang paling baik dengan mengamati zona hambat yang terbentuk.

8. Pembuatan, uji sifat fisik dan stabilitas deodoran ekstrak etanol daun

beluntas

a. Formula yang digunakan dalam pembuatan sediaan deodoran

Tabel I. Formula deodoran ekstrak etanol daun beluntasBahan Jumlah (g)

CMC Na 1Sorbitan monooleate 1,178 – 1,963Asam stearat 3,022Gliserin 10Parafin liq. 3Dimethicone 3Propilen glikol 2Metil paraben 0,2Propil paraben 0,2Etanol 4Ekstrak etanol daun beluntas 3%Triethanolamine 0,3Aquadest 40 ml

Dengan formula tersebut maka didapatkan variasi jumlah sorbitan

monooleate sebagai berikut:

Tabel II. Variasi jumlah sorbitan monooleateFormula Sorbitan Monooleate

1 1,1782 1,963

Dari variasi jumlah sorbitan monooleate, didapatkan formula

deodoran ekstrak etanol daun beluntas adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

36

Tabel III. Formula deodoranBahan Formula 1

(g)Formula 2

(g)CMC Na 1 1Sorbitan monooleate 1,178 1,963Asam stearat 3,022 3,022Gliserin 10 10Parafin liq. 3 3Dimethicone 5 5Propilen glikol 2 2Metil paraben 0,2 0,2Propil paraben 0,2 0,2Etanol 1 1Ekstrak etanol daun beluntas 3% 3%Triethanolamine 0,3 0,3Aquadest 40 ml 40 ml

b. Pembuatan deodoran

CMC Na yang digunakan direndam dalam 60 ml aquadest selama 24

jam. Fase minyak yaitu sorbitan monooleate dipanaskan dengan

menggunakan waterbath. Paraffin liq., dimethicone, propil paraben, TEA dan

propilen glikol dicampurkan dan diaduk homogen. Asam stearat dilelehkan

terlebih dahulu secara terpisah dengan menggunakan waterbath. Gliserin,

metil paraben dan aquadest ditambahkan ke dalam campuran lainnya dan

diaduk hingga homogen. Fase minyak kemudian dimasukkan ke dalam fase

air dan ditambahkan ekstrak daun beluntas kemudian diaduk dengan hand

mixer selama 20 menit dengan kecepatan skala 1. Kemudian campuran

didiamkan selama 5 menit hingga membentuk massa yang kental.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

37

c. Pengujian daya sebar

Pengujian daya sebar merupakan hasil dari modifikasi metode

pengukuran daya sebar dari Garg et al. (2002). Deodoran ekstrak etanol daun

beluntas ditimbang sebanyak 1 gram diletakkan ditengah kaca bulat berskala.

Kaca bulat lain yang sudah ditimbang diletakkan diatasnya dan ditambahkan

beban hingga 125 gram. Diamkan selama 1 menit kemudian diukur diameter

penyebaran yang terbentuk.

d. Pengujian viskositas

Deodoran ekstrak etanol daun beluntas dimasukkan ke dalam wadah

dan dipasang pada viscostester VT 04. Nilai viskositas deodoran ditunjukkan

oleh jarum penunjuk saat viscostester dinyalakan. Hasilnya dicatat. Pengujian

dilakukan setelah 48 jam dan setelah disimpan selama satu bulan.

f. Uji persen pemisahan

Uji persen pemisahan fase dilakukan dengan menghitung rasio volume

emulsi yang memisah dibanding volume total emulsi (Aulton, 2002). Tiap

formula emulsi dimasukkan ke dalam tabung berskala. Pemisahan fase yang

teramati pada 48 jam dan 30 hari setelah penyimpanan

Hasil pemisahan fase dinyatakan dengan persentase pemisahan fase

dengan rumus:

% Pemisahan fase = 100%Keterangan: hu = tinggi pemisahan yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

38

ho = tinggi emulsi mula-mula

g. Uji mikromeritik (ukuran droplet)

Dioleskan sebanyak 9 µL sediaan deodoran pada gelas objek

kemudian diletakkan pada mikroskop. Ukuran droplet diamati yang

terdispersi pada sediaan deodoran. Perbesaran lemah digunakan untuk

menentukan objek yang diamati kemudian diganti menggunakan perbesaran

kuat. Dicatat diameter dari tiap droplet sebanyak 300-500 droplet (Martin,

1993).

Pengukuran diameter droplet dilakukan dengan menggunakan

Software Motic Image Plus 2.0 hingga didapatkan diameter (µm) dari 500

droplet yang akan diukur. Pengujian dilakukan setelah 48 jam pembuatan dan

30 hari penyimpanan.

G. Analisis data

Data yang dihasilkan berupa data daya sebar, viskositas, pergeseran

viskositas, ukuran droplet, pemisahan fase dan perubahan ukuran droplet. Data daya

sebar, viskositas, pergeseran viskositas, ukuran droplet, pemisahan fase dan

perubahan ukuran droplet yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan software R

OpenOffice.org (www.molmod.org) dari program R 2.9.0. untuk melihat signifikansi

dari variasi jumlah sorbitan monooleate sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik

dan stabilitas fisik deodoran. Signifikansi dinyatakan melalui nilai p, apabila p<0.05

menunjukkan bahwa variasi jumlah sorbitan monolaurate berbeda signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

39

terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran. Nilai p diperoleh dari hasil analisis

secara parametrik melalui Unpaired t-test, untuk data yang berdistribusi normal

(p>0.05) dan non parametrik Two-samples Wilcoxon Test untuk data yang

berdistribusi tidak normal (p<0.05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Bahan Ekstrak dan Determinasi Tumbuhan

Ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kental etanol daun

beluntas yang dibuat oleh LPPT UGM. Daun beluntas yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dari hasil budidaya tanaman beluntas yang ada di CV Merapi

Farma. Sebelumnya dilakukan determinasi tanaman untuk memastikan kebenaran

spesies tanaman yang digunakan dalam penelitian. Determinasi dilakukan dengan

mencocokkan morfologi tanaman dengan kunci determinasi (Van Steenis dan

Bloembergen, 1987) dan dari hasil wawancara dengan pengelola tanaman budidaya

CV. Merapi Farma. Dari hasil determinasi dinyatakan bahwa tanaman yang

digunakan adalah Pluchea indica L.

Daun beluntas yang digunakan berasal dari satu tempat untuk menghindari

variasi lingkungan dan iklim yang berbeda-beda. Pengumpulan daun beluntas yang

digunakan dalam penelitian ini diambil pada waktu sore hari yang diharapkan

kandungan senyawa zat aktif daun yaitu senyawa fenolik dalam keadaan optimal.

Daun beluntas yang diekstraksi berwarna hijau tua dan tidak berjamur karena pada

warna tersebut terkandung senyawa aktif yang cukup besar dan dipilih yang tidak

berjamur agar tidak mengubah metabolisme tumbuhan sehingga dapat merusak

komponen zat aktif dan aktivitas dari zat aktif tersebut menjadi hilang (Harborne,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

41

1974). Selain itu, daun dipilih berdasarkan letak daun yang diambil pucuk 1-6 daun

dari atas tanaman Beluntas.

Gambar 7. Daun Beluntas yang dipetik untuk dibuat ekstrak

B. Pembuatan Serbuk Daun Beluntas

Daun Beluntas yang telah kering kemudian diserbuk dengan menggunakan grinder.

Proses pembuatan serbuk beluntas dilakukan di CV. Merapi Farma menggunakan

mesin penyerbuk dengan saringan berdiameter 1 mm dengan alasan jika semakin

besar partikelnya maka kemungkinan partikel serbuk tidak dapat terbasahi seluruhnya

dengan pelarut sehingga penyarian menjadi kurang optimal. Menurut Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (1995) ukuran lubang pengayak 1 mm menunjukkan

nomor pengayak 18. Apabila derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan satu

nomor, menunjukkan semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut.

Nomor pengayak 18 berarti semua serbuk dapat melalui pengayak nomor 18. Hasil

Kelompokdaun 1-6yang dipetik

Kelompok daun> 6 (tidakdiigunakan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

42

penyerbukan simplisia daun beluntas kemudian dimasukkan ke dalam wadah tertutup

rapat untuk melindungi isi dari masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan

bahan selama penanganan dan penyimpanan. Serbuk simplisia yang sudah terkumpul

kemudian dilanjutkan pada proses ekstraksi.

C. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Beluntas dan Verifikasi Kandungan

Senyawa fenolik dalam Ekstrak Etanol Daun Beluntas

Ekstrak etanol daun beluntas dibuat dengan cara maserasi yaitu dengan cara

merendam simplisia yang sudah dikeringkan dan diserbuk dalam pelarut etanol 50%

selama 24 jam yang dilakukan di LPPT UGM sesuai dengan Certificate of Analysis

LPPT UGM. Senyawa aktif yang disari merupakan senyawa fenolik seperti flavonoid

dan eugenol yang bersifat polar karena mengandung gugus hidroksi yang mudah larut

dalam pelarut seperti etanol (Robinson, 1995). Pelarut etanol 50% yang digunakan

berdasarkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai penetapan

kadar total fenolik herba beluntas dimana kadar total fenolik terbanyak terdapat pada

ekstrak etanol 50% daun beluntas (Normala et al, 2011) sehingga diharapkan

senyawa fenolik dalam daun beluntas dapat tersari optimal.

Dipilihnya metode maserasi dikarenakan metode ini tidak memerlukan

pemanasan dalam proses ekstraksinya sehingga tidak mempengaruhi stabilitas

ekstrak. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi yang efektif dan sederhana

dilakukan dengan merendam serbuk simplisia di dalam cairan penyari. Cairan penyari

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

43

aktif. Kemudian zat aktif akan terlarut dalam cairan penyari dan dengan adanya

perbedaan konsentrasi di dalam dan di luar sel, maka larutan yang terpekat dan

terdesak keluar.

Ekstrak kental yang diperoleh kemudian diuji kuantitatif dengan menetapkan

kadar total fenolik secara spektrofotometri (kurva regresi y = 0,00285 x – 0,00296

dengan r2= 0,99948) dan diperoleh kadar total fenolik sebesar 4,84 %.

Gambar 8. Ekstrak Daun Beluntas yang digunakan

D. Isolasi bakteri ketiak

Menurut Jutono, Soedarsono, Hartadi, Kabirun, Suhadi, Soesanto (1980),

mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikrobia dari lingkungannya di alam

dan menumbuhkannya sebagai kultur murni dalam medium buatan. Isolat bakteri

diambil dari 5 probandus yang memiliki kriteria usia produktif 18-40 th, BMI

overweight, melakukan aktivitas lari selama 1 menit. Pemilihan kriteria ini dilihat

berdasarkan aktivitas seseorang yang cukup padat dengan BMI overweight karena

berat badan tersebut memiliki lipatan lemak yang cukup banyak. Lipatan lemak yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

44

cukup banyak menyebabkan bakteri lebih banyak tinggal pada lipatan lemak tersebut

dibandingkan dengan BMI normal.

Pembuatan isolat ketiak adalah dengan cara mengoleskan cotton bud lalu

mencelupkannya ke dalam larutan NaCl fisiologis. Tujuannya adalah agar bakteri

dapat tumbuh dapat sesuai dengan kondisi tubuh pada probandus. Cotton bud yang

telah dicelupkan pada NaCl kemudian dioleskan pada ketiak masing-masing

probandus di bagian atas, tengah dan bawah. Hal ini bertujuan agar hasil isolat yang

didapat lebih banyak jika dibandingkan hanya diambil dari satu bagian saja.

Kemudian bakteri isolat diinokulasikan pada media agar dengan metode streak plate.

Metode streak plate umum digunakan untuk mengisolasi koloni mikrobia sehingga

diperoleh biakan murni secara lebih spesifik. Prinsip kerja metode ini adalah

menggoreskan koloni mikrobia pada cawan agar sehingga didapatkan koloni terpisah

dan merupakan biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berasal dari

perbanyakan satu sel mikrobia saja atau berasal dari perbanyakan satu sel mikrobia

dan ditandai dengan adanya koloni terpisah yang seragam baik warna, konsistensi

maupun bentuknya. Koloni yang terpisah tidak selalu diperoleh hanya dengan 1 kali

reisolasi saja namun memerlukan reisolasi sebanyak 2-3 kali hingga diperoleh koloni

terpisah. Reisolasi adalah mengisolasi koloni mikrobia lebih lanjut beberapa kali

dengan tujuan diperoleh koloni terpisah dan merupakan biakan murni yang hasilnya

dapat diamati dari keseragaman warna, bentuk dan konsistensinya (Pelezar, 1988).

Bakteri isolat ketiak yang telah diinokulasikan secara streak platting

diinkubasikan secara terbalik pada suhu 300C selama 24 jam. Pada isolasi tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

45

pertama dari kultur standar diperoleh koloni yang terpisah, namun isolat bakteri

ketiak didapatkan koloni yang terpisah. Oleh karena itu, dilakukan reisolasi sebanyak

2-3 kali sampai diperoleh biakan murni yang seragam baik warna, konsistensi

maupun bentuknya. Dari tahap reisolasi sebanyak 2 kali ini diperoleh koloni strain

bakteri dari isolat bakteri ketiak yaitu bulat (coccus) dan terpisah satu sama lain.

Biakan murni dari reisolasi yang diperoleh tersebut digunakan untuk tahap

identifikasi.

Kontrol media Isolat 1

Isolat 2 Isolat 3

Isolat 4 Isolat 5

Gambar 9. Hasil isolasi bakteri ketiak dari lima probandus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

46

Gambar 9 menunjukkan adanya koloni terpisah yang seragam berbentuk bulat

dan kekuningan yang telah diinokulasikan secara streak platting. Koloni yang

terpisah yang diperoleh dari tahap reisolasi digunakan sebagai stok untuk identifikasi

dan determinasi berdasarkan pada morfologi koloni dan morfologi sel. Dari strain

tersebut dibandingkan dan diperoleh hasil yang menunjukkan adanya koloni terpisah

yang seragam baik warna, bentuk dan konsistensinya. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa isolat bakteri ketiak merupakan kultur murni yang berperan

terhadap masalah bau badan.

E. Identifikasi isolat bakteri ketiak

Identifikasi adalah penentuan ciri atau karakter sutu biakan murni hasil isolasi

yang ditentukan berdasarkan pada morfologi koloni, morfologi sel dan uji biokimiawi

yang dibandingkan dengan suatu spesies tertentu yang digunakan sebagai acuan dan

dianggap mewakili ciri-ciri suatu spesies. Morfologi koloni bertujuan untuk melihat

sifat pertumbuhan bakteri pada berbagai media (media cair, media agar petri, media

agar miring dan media agar tegak) dengan melihat pertumbuhan pada bagian

permukaan dan dasar tabung. Pada media cair diamati pertumbuhan koloni pada

permukaan media, kekeruhan, bau dan ada tidaknya endapan untuk mengidentifikasi

mikroba berdasarkan kebutuhan akan oksigen. Pada media agar agak tegak diamati

bentuk pertumbuhan koloninya pada bekas tusukan dan tingkat pertumbuhan merata

atau tidak. Pada media agar miring diamati tingkat pertumbuhannya, bentuk

pertumbuhan pada goresan, elevasi, topografi, warna dan konsistensinya. Sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

47

pada media cawan agar diamati bentuk pertumbuhannya, sktruktur dalamnya, tepi,

evaluasi dan warna koloninya (Lay, 2004).

1. Pengamatan morfologi koloni bakteri isolat ketiak

Pengamatan morfologi koloni bakteri isolat ketiak dilakukan dengan

menginokulasikan pada beberapa media seperti media cair, agak tegak dan media

agar miring. Pengamatan dilakukan setelah inkubasi selama 24 jam.

Secara garis besar, parameter yang diamati dari pengamatan morfologi koloni

adalah tekstur, bentuk dan warna koloni yang khas pada setiap spesies. Bentuk koloni

tergantung pada konsistensi medianya. Pada media cair sifat kebutuhan akan O2

sangat mudah dilihat dan penampakan koloninya dapat dibedakan seperti endapan

(sendiment), cincin (ring) dan selaput (pellicle). Demikian pula pada agar tegak atau

miring, memiliki bentuk yang spesifik untuk setiap spesies. Bentuk koloni yang

diinokulasikan pada agar miring antara lain beaded (menyerupai rantai mutiara atau

butir-butir sepanjang bekas inokulasi), echinulate (pertumbuhan sepanjang bekas

inokulasi bergerigi), filiform (pertumbuhan sepanjang bekas inokulasi merata),

rhizoid (pertumbuhan dengan cabang-cabang tidak teratur atau seperti susunan akar),

arborescent (menyerupai pohon yang bercabang-cabang) dan spreading

(pertumbuhan merata disekilas bekas inokulasi). Sedangkan bentuk koloni pada

media agar tegak yaitu beaded, filiform, villious, rhizoid, arborescent dan echinulate.

Bentuk koloni ada yang bulat (round), irregular dan filamentous. Tepi koloni ada

yang rata (entire), berlobus (lobate), meruncing (erose) dan berlekuk (undulate)

(Wuczkowski et al., 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

48

Pada media cair, konsistensi media cair digunakan untuk mengamati bentuk

pertumbuhan koloni dan sifat koloni berdasarkan kebutuhan O2. Dari hasil

pengamatan diperoleh bentuk pertumbuhan koloni bakteri isolat berwarna kuning dan

terjadi pertumbuhan di atas dan di dasar media. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

bakteri isolat bersifat aerobik dan fakultatif anaerobik karena dapat tumbuh di dasar

media dan juga pada permukaan media. Hal ini berarti bakteri dapat melakukan

fermentasi sehingga dapat digolongkan dalam mikrobia yang bersifat fakultatif

anaerobik dan aerobik.

Pada media agar tegak, pengamatan morfologi koloni dilakukan dengan

menginokulasikan secara tusukan pada media agar tegak. Dari hasil pengamatan,

terlihat bentuk pertumbuhan koloni bakteri berbentuk villous yaitu pendek dan

menyerupai rambut di sepanjang bekas inokulasi dengan tingkat pertumbuhan yang

tidak merata yang pertumbuhannya lebih banyak pada permukaan media.

Pada media agar miring, pengamatan dilihat dari tingkat pertumbuhan,

bentuk, warna, elevasi dan tekstur pertumbuhannya. Dari hasil pengamatan terlihat

pertumbuhan bakteri merata di sekitar bekas inolukasi (spreading), berwarna kuning,

tingkat pertumbuhan koloni lebat dan elevasi rata (entire).

Dari pengamatan morfologi koloni pada media agar tegak, agar miring dan

media cair bakteri isolat ketiak mengarah pada genus Staphylococcus. Tetapi, untuk

memastikan bahwa bakteri isolat ketiak tersebut merupakan genus Staphylococcus

perlu dilakukan pengamatan selanjutnya yaitu pengamatan morfologi sel, uji

biokimiawi dan dilanjutkan dengan penanaman pada medium selektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

49

2. Pengamatan morfologi sel

Selain morfologi koloni, karakteristik yang penting untuk identifikasi bakteri

adalah morfologi sel yang meliputi bentuk sel dan sifat sel berdasarkan pewarnaan,

sifat gram dan sifat motilitas. Untuk mengamati bentuk dan morfologi sel diperlukan

preparat pulasan bakteri dilanjutkan dengan pengecatan Gram yang diamati di bawah

mikroskop.

Menurut Lay (2004), pengecatan merupakan tahap yang penting dalam

identifikasi dan pencirian. Pengecatan gram digunakan untuk mengidentifikasi

menjadi kelompok bakteri gram positif dan negatif. Dari sisi pewarnaan, mikroba

yang termasuk dalam kelompok gram positif memiliki range warna dari ungu sampai

kehitaman dan kelompok gram negatif memiliki warna merah.

Bakteri gram positif berwarna ungu karena tetap mengikat kompleks zat

warna kristal violet-iodium meskipun diberi decolorasi atau zat peluntur (alkohol

96%). Bakteri gram negatif berwarna merah karena kompleks kristal violet-iodium

larut ketika diberikan zat peluntur sehingga dapat diwarnai oleh cat lawan yang

berwarna merah (safranin). Pada bakteri gram negatif dinding sel terdiri dari beberapa

lapisan peptidoglikan dan membran luar. Peptidoglikan merupakan komponen

dinding sel yang peka terhadap pewarnaan Gram. Karena bagian terluar dinding sel

bakteri gram negatif adalah membran luar maka pewarnaan gram menghasilkan

warna merah yang merupakan warna safranin yang mewarnai membran luar

(Purwoko, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

50

Menurut Jutono dkk (1980), perbedaan sifat Gram positif dan Gram negatif

tidak mutlak tegas dan spesifik, tetapi masih bergantung pada beberapa faktor yang

dapat menyebabkan variasi dalam pengecatan gram antara lain:

1) Perubahan keasaman. Apabila pH turun kemungkinan sifat Gram positif dapat

berubah menjadi Gram negatif. Sebaliknya apabila pH naik ada kemungkinan

sifat Gram negatif dapat berubah menjadi Gram negatif.

2) Penyimpangan cara pengecatan. Misalnya, pencucian yang terlalu lama dengan

alkohol dapat menyebabkan mikrobia Gram positif memberikan hasil seperti

Gram negatif.

3) Faktor medium. Misalnya, mikroba Gram positif yang lemah apabila

ditumbuhkan dalam medium yang mengandung bahan yang mudah

difermentasikan dapat berubah menjadi Gram negatif.

4) Umur mikrobia. Mikrobia Gram positif yang telah tua atau kekurangan nutrisi

dapat berubah menjadi Gram negatif.

3. Pergerakan bakteri (motilitas)

Uji motilitas bertujuan untuk mengetahui sifat motilitas pada bakteri isolat.

Pergerakan atau motilitas dapat diamati secara langsung dengan metode tetes gantung

(hanging drop). Pengujian motilitas ini dilakukan dengan meletakkan satu ose kultur

bakteri isolat pada gelas penutup. Objek gelas yang telah diberi 4 gumpalan vaselin

dibalikkan pada gelas penutup dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga ujung-

ujung vaselin pada objek gelas berlekatan dengan gelas penutup. Kemudian objek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

51

gelas dibalikkan dan diamati sifat motilitasnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa bakteri isolat bersifat non-motil.

4. Uji biokimiawi

Sifat-sifat morfologi sel dan morfologi koloni tidak cukup untuk melakukan

identifikasi, sifat biokimianya juga perlu diuji. Uji biokimia dilakukan berdasarkan

pada berbagai hasil metabolisme mikrobia yang disebabkan oleh kerja enzim. Uji

biokimia yang dilakukan meliputi uji oksidase dan katalase.

a. Uji oksidase

Uji oksidase bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri yang

diidentifikasi memiliki atau membentuk enzim oksidase sitokrom C atau tidak,

yang akan mengubah oksidase amin menjadi aldehid, ammonia dan H2O. Reagen

yang digunakan dalam tes oksidase ini adalah larutan tetramethyl-

paraphenydiamine. Tes oksidase akan berlangsung positif jika timbul warna biru

tua (Lay, 1994).

Pada hasil pengamatan didapatkan hasil yang negatif bahwa tidak terdapat

perubahan warna pada kertas saring dari coklat menjadi ungu. Hal ini

menunjukkan bahwa bakteri isolat tidak dapat mengoksidasi reagen sehingga

warna berubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

52

b. Uji katalase

Katalase adalah enzim yang mengkataliskan penguraian hidrogen

peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap

sel karena bahan ini mengaktivasi enzim dalam sel (Lay, 1994).

Dari hasil pengamatan menunjukkan hasil yang positif karena adanya buih

seketika. Adanya buih disebabkan oleh enzim katalase yang dapat memecah H2O2

menjadi H2O dan O2.

F. Determinasi bakteri isolat ketiak

Untuk determinasi bakteri digunakan literatur sebagai acuan yang memuat

sifat-sifat bakteri yang telah dikenal. Hasil identifikasi bakteri isolat dicocokkan

dengan pustaka acuan yaitu Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holt et

al., 2000).

Berdasarkan hasil pengamatan, bakteri isolat ketiak memiliki kesamaan

dengan genus Staphylococcus yang terdapat dalam pustaka acuan Bergey’s Manual of

Determinative Bacteriology. Kultur bakteri berbentuk bulat (spheris), Gram positif,

tidak berflagel (non motil), katalase positif, oksidase negatif dan bersifat fakultatif

anaerob.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

53

Tabel IV. Hasil identifikasi bakteri isolat ketiak dibandingkan dengan pustakaacuan

No. Karakteristik yangdiidentifikasi

Bakteri isolat ketiak dariprobandus

Holt et al., 2000

1. Bentuk sel Bulat (spheris) Spheris2. Sifat gram Gram positif Gram positif3. Kebutuhan akan O2 Fakultatif anaerob Fakultatif Anaerob4. Pergerakan Non motil Non motil5. Oksidase Negatif Negatif6. Katalase Positif Positif7. Warna koloni Kuning Kuning / orange

Tabel IV menunjukkan bahwa hasil identifikasi bakteri isolat ketiak dari 5

probandus yang dicocokkan dengan pustaka acuan (Holt et al., 2000) diperoleh

kesamaan identitas baik morfologi koloni, morfologi sel maupun sifat biokimiawinya.

Maka dapat disimpulkan bakteri isolat ketiak dari 5 probandus merupakan bakteri

dengan genus Staphylococcus dan merupakan bakteri isolat murni. Untuk lebih

mempertegas bahwa bakteri isolat ketiak adalah genus Staphylococcus maka

dilakukan penanaman bakteri pada medium selektif.

G. Penegasan genus Staphylococcus pada medium selektif

Media selektif digunakan untuk mengisolasi kelompok khusus bakteri. Media

ini dilengkapi bahan kimia untuk menghambat pertumbuhan satu tipe bakteri dan

menyebabkan pertumbuhan yang lainnya, sehingga memberi kemudahan untuk

mengisolasi bakteri yang diinginkan (Kusnandi, 2000).

Salah satu medium selektif yang digunakan untuk penegasan genus

Staphylococcus adalah medium Manitol Salt Agar. Manitol Salt Agar mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

54

konsentrasi garam tinggi (7,5% NaCl), yang dapat menghambat pertumbuhan

kebanyakan bakteri, kecuali Staphylococcus. Media ini juga mengandung karbohidrat

mannitol, dimana beberapa Staphylococcus dapat melakukan fermentasi, “phenol

red” (pH indikator) digunakan untuk mendeteksi adanya asam hasil fermentasi

manitol. Staphylococcus ini memperlihatkan suatu zona berwarna kuning di

sekeliling pertumbuhannya, Staphylococcus yang tidak melakukan fermentasi tidak

akan menghasilkan perubahan warna (Kusnadi, 2000).

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan bakteri

pada medium Manitol Salt Agar. Hal ini berarti sesuai dengan teori yang

menunjukkan bahwa hanya genus Staphylococcus yang tumbuh pada medium

Manitol Salt Agar.

Kontrol media Isolat 1 Isolat 2

Isolat 3 Isolat 4 Isolat 5

Gambar 10. Bakteri isolat ketiak pada medium Manitol Salt Agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

55

Gambar 10, terlihat bahwa ada perbedaan warna antara kontrol media dengan

media yang telah ditumbuhi oleh bakteri. Perubahan warna ini terjadi karena bakteri

genus Staphylococcus dapat memfermentasi manitol sehingga terjadi penurunan pH

yang ditandai dengan perubahan warna dari orange menjadi kuning.

H. Pengujian potensi antibakteri dengan metode difusi

Potensi antibakteri ekstrak daun beluntas yang diuji terhadap isolat bakteri

ketiak dilakukan dengan metode difusi menggunakan paper disk. Seri konsentrasi

yang digunakan untuk ekstrak etanol daun beluntas yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%,

7%, 8%, 9% dan 10%. Aquadest steril digunakan sebagai kontrol negatif karena

aquadest steril digunakan untuk pelarut ekstrak. Ekstrak dengan konsentrasi 100%

digunakan sebagai kontrol positif karena konsentrasi 100% memiliki zona hambat

yang paling besar.

Hasil uji aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan terbentuknya zona yang

lebih jernih di sekitar paper disk bila dibandingkan dengan sekelilingnya. Zona yang

lebih jernih ini menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri. Zona jernih

ini menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri uji pada zona tersebut. Daya

antibakteri ekstrak etanol sebanding dengan besarnya diameter hambatan

pertumbuhan bakteri. Hal ini berarti semakin besar hambatnya maka semakin besar

pula daya antibakterinya.

Bakteri yang ditanam pada media nutrien agar menggunakan teknik spread

plate. Setelah bakteri uji diinokulasikan, kemudian paper disk dimasukkan ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

56

plate lalu senyawa uji diteteskan pada paper disk pada konsentrasi tertentu.

Pengamatan zona hambat dilakukan setelah bakteri diinkubasi selama 24 jam. Hasil

uji aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan terbentuknya zona yang lebih jernih di

sekitar paper disk jika dibandingkan dengan sekelilingnya. Zona yang lebih jernih ini

menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri. Semakin besar diameter

zona yang lebih jernih maka semakin besar pula potensi antibakterinya.

Hasil pengukuran diameter zona hambat ekstrak daun beluntas dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel V. Diameter zona hambat ekstrak daun beluntas terhadap bakteri genus Staphylococcus

Replikasi

Kontrol

negatif

(mm)

Kontrol

positif

(mm)

Diameter zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak

daun beluntas (mm)

1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

1 6 33 6 6 15,2 15,6 15,2 17 17,2 17,6 17,6 19

2 6 32,4 6 6 13,6 15,2 15,2 15,6 18 18,4 17,8 21,4

3 6 36,4 6 6 13,2 15,2 16,6 17,4 17,8 18,8 18,8 19,8

Tabel V menunjukkan bahwa konsentrasi 10% pada penelitian ini

menghasilkan zona hambat yang lebih baik dari seri konsentrasi lainnya. Sedangkan

pada konsentrasi 1% dan 2% tidak menunjukkan adanya zona hambat. Zona hambat

terlihat mulai dari konsentrasi 3%. Pada penelitian ini, diambil konsentrasi 3%

sebagai zat aktif dalam sediaan deodoran. Berikut ini adalah beberapa alasan

mengapa diambil konsentrasi 3% sebagai zat aktif deodoran:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

57

1. Dari hasil perhitungan uji Wilcoxon untuk konsentrasi 3% dan kontrol negatif

didapatkan hasil p-value < 0,05 yaitu 0,03690 yang menunjukkan hasil yang

signifikan. Kontrol negatif dalam penelitian ini tidak menunjukkan zona hambat.

2. Dari hasil perhitungan Wilcoxon untuk konsentrasi 3% dan 4% didapatkan hasil

p-value > 0,05 yaitu 0,1046 yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan,

sehingga dipilih konsentrasi 3%.

3. Dari hasil perhitungan Wilcoxon untuk konsentrasi 3% dan 2% didapatkan hasil

p-value < 0,05 yaitu 0,03690 yang menunjukkan hasil yang signifikan. Tetapi,

konsentrasi 2% tidak menunjukkan zona hambat sehingga dipilih konsentrasi 3%

untuk formulasi deodoran .

4. Dari hasil perhitungan Wilcoxon untuk konsentrasi 3% dan kontrol positif

didapatkan hasil p-value < 0,05 yaitu 0,04953 yang menunjukkan hasil yang

signifikan. Artinya secara teori semakin besar konsentrasi senyawa antibakteri

maka diameter zona hambat atau aktivitas antibakterinya juga akan semakin

besar. Dalam penelitian ini dipilih konsentrasi 3% sebagai zat aktif dalam

formulasi daun beluntas.

I. Pembuatan deodoran ekstrak etanol daun beluntas

Pembuatan deodoran ekstrak daun beluntas dilakukan dengan mencampurkan bahan-

bahan yang digunakan sesuai dengan fasenya. Dalam formula deodoran terdapat fase

air dan fase minyak. Fase minyak terdiri dari sorbitan monooleate sebagai emulgator,

paraffin cair dan dimethicone yang digunakan sebagai emolient dan propil paraben

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

58

pengawet untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme, sedangkan fase air terdiri dari

gliserin dan propilen glikol yang digunakan sebagai humektan, asam stearat dan

triethanolamine yang juga berfungsi sebagai emulgator, ekstrak etanol daun beluntas

yang digunakan sebagai zat aktif antibakteri dan CMC Na yang digunakan sebagai

tickening agent.

Pembuatan deodoran ekstrak daun beluntas dilakukan dengan cara

mencampurkan fase minyak ke dalam fase air. Bahan-bahan yang bentuknya solid

atau padatan dilelehkan terlebih dahulu di atas waterbath. Hal ini bertujuan agar fase

minyak dan fase air lebih mudah dicampurkan karena bahan-bahan pada fase minyak

dan fase air dicampurkan dalam keadaan cair. Pencampuran fase minyak dan fase air

dilakukan dengan menggunakan mixer selama 20 menit. Penggunaan mixer dalam

pembuatan deodoran ini agar didapatkan ukuran droplet yang kecil sehingga

kestabilan emulsi tetap terjaga.

Dalam penelitian ini dibuat sediaan deodoran dalam bentuk emulsi dengan

emulgator sorbitan monooleate sebagai emulsifying agent. Sorbitan monooleate

bekerja sebagai emulgator dengan cara menurunkan tegangan permukaan melalui

pembentukan lapisan tipis film pada antarmuka fase sehingga membentuk droplet air

dalam minyak dan kedua fase dapat menyatu.

Dalam pembuatan deodoran ini terjadi pembentukan sabun stearat

(trietanolamin-stearat). Hal ini berasal dari asam stearat yang menimbulkan reaksi

penyabunan dengan basa trietanolamine. Adanya mekanime sabun stearat yang

terbentuk juga memiliki fungsi sebagai emulsifying agent yang mampu menjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

59

kestabilan sistem emulsi melalui pembentukan lapisan monomolekuler zat

pengemulsi (Kim, 2004). Sabun stearat menyelubungi droplet fase minyak dalam

emulsi sehingga dapat terdispersi dalam fase air. Berikut ini adalah reaksi

penyabunan yang terjadi antara asam stearat dan trietanolamine:

Gambar 11. Reaksi penyabunan trietanolamin dan asam stearat

J. Pengamatan sifat fisis deodoran

Gambar 12 menunjukkan hasil pembuatan deodorant ekstrak etanol daun

beluntas. Warna sediaan deodoran berwarna coklat.

Formula 1 Formula 2

Gambar 12. Pengamatan fisis deodoran yang dihasilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

60

K. Sifat fisik dan stabilitas fisik deodoran ekstrak daun beluntas

Suatu sediaan dikatakan memiliki kualitas yang baik apabila memenuhi

persyaratan sifat fisik dan stabil selama penyimpanan. Sifat fisik dari deodoran

ekstrak daun beluntas meliputi daya sebar, viskositas, ukuran droplet, sedangkan

stabilitas fisik meliputi pergeseran viskositas, pemisahan fase dan pergeseran ukuran

droplet setelah penyimpanan selama 30 hari.

1. Daya sebar

Daya sebar menggambarkan kemampuan penyebaran saat diaplikasikan ke

kulit. Umumnya semakin besar viskositas suatu formula maka daya sebar akan

semakin kecil.

Tabel VI. Tabel hasil uji daya sebar

FormulaReplikasi (cm)

48 jam 30 hari

17,20 7,158,32 8,407,66 7,70

Rata-rata 7,73 ± 0,563 7,75 ± 0,626

28,36 8,408,20 8,238,35 8,36

Rata-rata 8,30 ± 0,0897 8,33 ± 0,088

Berdasarkan tabel VI, formula 1 dan formula 2 tidak memenuhi kriteria

karena melebihi kriteria yang diinginkan yaitu 5-7 cm. Dengan demikian, formula 1

dan formula 2 menghasilkan daya sebar yang kurang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

61

Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang signifikan antarkedua formula untuk uji daya sebar.

Tabel VII. Hasil perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon daya sebar pada 48 jamsetelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan

Perbandingan daya sebar Shapiro-Wilk Sig. t-test KeteranganFormula 1 dan Formula 2 (48 jam) 0,04367 0,2 Tidak signifikanFormula 1 dan Formula 2 (30 hari) 0,04204 0,5066 Tidak signifikan

Uji normalitas untuk uji daya sebar secara statistik menggunakan uji

normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50. Nilai

p dari uji normalitas Shapiro-Wilk untuk daya sebar 48 jam pada formula 1 dan

formula 2 adalah 0,04367 dan nilai p untuk daya sebar 30 hari pada formula 1 dan

formula 2 adalah 0,04204, yang artinya bahwa nilai p <0,05 dan menunjukkan bahwa

kedua data daya sebar tidak terdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang tidak terdistribusi normal maka untuk melihat

hasil uji t menggunakan nilai signifikansi dari uji Wilcoxon. Angka signifikansi uji

Wilcoxon adalah 0,2 (>0,05) untuk daya sebar 48 jam pada formula 1 dan formula 2

dan 0,5066 (>0,05) untuk daya sebar 30 hari pada formula 1 dan formula 2. Dengan

demikian uji daya sebar pada formula 1 dan formula 2 untuk uji daya sebar 48 jam

dan 30 hari berbeda tidak signifikan.

2. Viskositas

Parameter viskositas penting untuk diketahui karena viskositas merupakan

salah satu bagian yang memberi jaminan bahwa dosis yang sesuai dapat dihantarkan

ke site effect. Bila viskositas terlalu encer, maka waktu kontak sediaan dengan kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

62

hanya sebentar sehingga dapat menurunkan efektivitas dari sediaaan, tetapi jika

sediaan terlalu kental maka akan lebih sulit dikeluarkan dari wadah dan tidak nyaman

saat diaplikasikan pada kulit.

Pengukuran viskositas dilakukan pada waktu 48 jam setelah pembuatan. Hal

ini bertujuan untuk menghilangkan pengaruh selama pembuatan dan membebaskan

sediaan dari energi kinetik saat pembuatan. Hal ini dikarenakan droplet-droplet pada

sediaan saling bertumbukan satu sama lain ketika pemberian energi pada saat proses

pembuatan sehingga akan mempengaruhi viskositas deodoran.

Tabel VIII. Tabel hasil uji viskositas

FormulaReplikasi (d.Pa.s)

48 jam 30 hari

10,85 0,570,88 0,50,9 0,5

Rata-rata 1,083 ± 0,362 0,550 ± 0,087

21,5 0,651,2 0,621 0,6

Rata-rata 1,233 ± 0,252 0,623 ± 0,025

Berdasarkan tabel VIII, formula 1 dan formula 2 tidak memenuhi kriteria pada

48 jam dan 30 hari penyimpanan. Kriteria yang diinginkan yaitu 10-20 d.Pa.s, dimana

pada viskositas tersebut masih dapat diterima di pasaran, karena viskositas deodoran

ekstrak etanol daun beluntas yang terdapat dipasaran berada pada rentang tersebut.

Viskositas yang dihasilkan pada kedua formula berada di luar range. Hal ini

disebabkan sediaan yang terlalu encer sehingga berpengaruh terhadap kestabilan dari

sediaan deodoran. Selain itu, karena viskositasnya yang encer menyebabkan sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

63

lebih cepat keluar dari wadah sehingga acceptability dalam pemakaian deodoran di

ketiak secara langsung menjadi berkurang. Viskositas yang rendah dapat membuat

droplet-droplet menjadi lebih mudah bergerak sehingga kecenderungan untuk

bergabung satu sama lain lebih besar dibandingkan dengan sediaan deodoran yang

memiliki viskositas tinggi, sedangkan bila viskositas sediaan deodoran terlalu tinggi,

maka sediaan deodoran akan lebih sukar mengalir.

Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang signifikan antarkedua formula untuk uji viskositas.

Tabel XI. Perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon viskositas pada 48 jam setelahpembuatan dan 30 hari penyimpanan dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan

Perbandingan viskositas Shapiro-Wilk Sig. t-test KeteranganFormula 1 dan Formula 2 (48 jam) 0,1236 0,1321 Tidak signifikanFormula 1 dan Formula 2 (30 hari) 0,3893 0,02979 Signifikan

Uji normalitas untuk uji viskositas secara statistik menggunakan uji

normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50. Nilai

p dari uji normalitas Shapiro-Wilk untuk viskositas 48 jam pada formula 1 dan

formula 2 adalah 0,1236 dan nilai p untuk viskositas 30 hari pada formula 1 dan

formula 2 adalah 0,3893, yang artinya bahwa nilai p >0,05 dan menunjukkan bahwa

kedua data viskositas terdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang terdistribusi normal maka untuk melihat hasil

uji t menggunakan nilai signifikansi dari unpaired t-test. Angka signifikansi unpaired

t-test adalah 0,1321 (>0,05) untuk viskositas 48 jam pada formula 1 dan formula 2

dan 0,02979 (<0,05) untuk viskositas 30 hari pada formula 1 dan formula 2. Dengan

demikian untuk viskositas 48 jam pada formula 1 dan formula 2 berbeda tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

64

signifikan (p>0,05) dan untuk viskositas 30 hari pada formula 1 dan formula 2

berbeda signifikan (p<0,05).

3. Persen pemisahan fase

Creaming menunjukkan ketidakstabilan emulsi yang dhasilkan dimana pada

emulsi tersebut terpisah menjadi dua fase. Peningkatan persen pemisahan fase

menunjukkan terjadinya koalesen sehingga menunjukkan ketidakstabilan emulsi dari

proses penyimpanan. Pemisahan fase juga menyebabkan penurunan aseptibilitas dari

konsumen.

Tabel X. Tabel hasil uji persen pemisahan fase

FormulaReplikasi (%)

48 jam 30 hari

10 74.40 74

20.4 72Rata-rata 6,8 ± 11,778 73,467 ± 1,286

20 61,20 60,8

16 61,6Rata-rata 5,333 ± 9,238 61,2 ± 0,4

Berdasarkan tabel X, formula 1 dan formula 2 pada uji persen pemisahan fase

48 jam memenuhi kriteria yang diinginkan yaitu <10%, sedangkan formula 1 dan

formula 2 pada uji persen pemisahan fase 30 hari tidak memenuhi kriteria yang

diinginkan karena hasilnya >10%. Dengan demikian, formula 1 dan formula 2 pada

uji persen pemisahan fase 30 hari menghasilkan persen pemisahan fase yang kurang

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

65

Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang signifikan antarkedua formula untuk uji persen pemisahan fase.

Tabel XI. Perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon persen pemisahan fase pada 48jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan dengan menggunakan uji t-test tidak

berpasanganPerbandingan persen Pemisahan Fase Shapiro-Wilk Sig. t-test Keterangan

Formula 1 dan Formula 2 (48 jam) 0,00449 1 Tidak signifikanFormula 1 dan Formula 2 (30 hari) 0,02854 0,1 Tidak signifikan

Uji normalitas untuk uji persen pemisahan fase secara statistik menggunakan

uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50.

Nilai p dari uji normalitas Shapiro-Wilk untuk persen pemisahan fase 48 jam pada

formula 1 dan formula 2 adalah 0,00449 dan nilai p untuk persen pemisahan fase 30

hari pada formula 1 dan formula 2 adalah 0,02854, yang artinya bahwa nilai p <0,05

dan menunjukkan bahwa kedua data persen pemisahan fase tidak terdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang tidak terdistribusi normal maka untuk melihat

hasil uji t menggunakan nilai signifikansi dari uji Wilcoxon. Angka signifikansi uji

Wilcoxon adalah 1 (>0,05) untuk persen pemisahan fase 48 jam pada formula 1 dan

formula 2 dan 0,1 (>0,05) untuk persen pemisahan fase 30 hari pada formula 1 dan

formula 2. Dengan demikian uji persen pemisahan fase pada formula 1 dan formula 2

untuk uji persen pemisahan fase 48 jam dan 30 hari berbeda tidak signifikan.

4. Ukuran droplet

Kestabilan sediaan deodoran dapat dilihat dari parameter ukuran droplet dari

sediaan deodoran. Sediaan deodoran dalam bentuk emulsi dikatakan stabil bila tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

66

terjadi perubahan ukuran droplet yang signifikan atau droplet menjadi lebih besar.

Stabilitas emulsi akan meningkat jika ukuran droplet semakin kecil. Karena droplet-

droplet tersebut menjebak medium ke dalamnya, akibatnya tahanan untuk mengalir

semakin besar, sehingga droplet-droplet yang ada dalam sistem menjadi immobile.

Dengan sistem yang immobile, maka droplet-droplet akan sukar bergerak, sehingga

kecenderungan untuk mendekat dan bergabung semakin kecil, diimbangi dengan

kapasitas kerja emulsifying agent yang baik pada lapisan antarmuka fase minyak

dengan fase air, dimana emulsifying agent membentuk struktur kaku yang berfungsi

sebagai barrier yang mencegah droplet untuk bergabung (Nielloud and Mestres,

2000).

Droplet diukur pada semua bagian yaitu pada bagian tengah, atas dan bawah

untuk menunjukkan droplet secara keseluruhan. Ukuran droplet diukur dengan mean

untuk menunjukkan distribusi ukuran partikel secara keseluruhan. Nilai modus tidak

dapat digunakan sebagai respon ukuran droplet karena nilai modus relatif terhadap

nilai itu sendiri sehingga diperlukan nilai pembatas yang dapat dijadikan parameter

yang sama untuk nilai distribusi ukuran droplet pada setiap formula. Perbandingan

nilai mean pada 48 jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan dilakukan untuk

melihat perubahan ukuran droplet yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

67

Tabel XII. Tabel hasil uji ukuran droplet

FormulaReplikasi (µm)

48 jam 30 hari

1144,156 149,134143,156 148,345145,136 150,897

Rata-rata 144 ± 0,990 150,897 ± 1,307

2103,785 110,234104,678 109,567103,563 108,357

Rata-rata 104 ± 0,590 109 ± 0,952

Berdasarkan tabel XII, terlihat adanya perubahan dari hasil pengujian ukuran

droplet 48 jam dan 30 hari terlihat adanya perubahan ukuran droplet. Kemudian

dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan

antarkedua formula untuk pengujian ukuran droplet.

Tabel XIII. Perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon ukuran droplet pada 48 jamsetelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan

Perbandingan ukuran droplet Shapiro-Wilk Sig. t-test KeteranganFormula 1 dan Formula 2 (48 jam) 0,007937 0,1 Tidak signifikanFormula 1 dan Formula 2 (30 hari) 0,01111 0,1 Tidak signifikan

Uji normalitas untuk uji ukuran droplet secara statistik menggunakan uji

normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50. Nilai

p dari uji normalitas Shapiro-Wilk untuk ukuran droplet 48 jam pada formula 1 dan

formula 2 adalah 0,007937 dan nilai p untuk ukuran droplet 30 hari pada formula 1

dan formula 2 adalah 0,01111, yang artinya bahwa nilai p <0,05 dan menunjukkan

bahwa kedua data ukuran droplet tidak terdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang tidak terdistribusi normal maka untuk melihat

hasil uji t menggunakan nilai signifikansi dari uji Wilcoxon. Angka signifikansi uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

68

Wilcoxon adalah 0,1 (>0,05) untuk ukuran droplet 48 jam pada formula 1 dan formula

2 dan 0,1 (>0,05) untuk ukuran droplet pada formula 1 dan formula 2. Dengan

demikian pengujian ukuran droplet pada formula 1 dan formula 2 pada waktu 48 jam

setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan berbeda tidak signifikan.

5. Pergeseran ukuran droplet

Pergeseran ukuran droplet menunjukkan apakah sediaan deodoran yang dibuat

mengalami koalesen atau tidak. Koalesen merupakan salah satu peristiwa yang

menggambarkan ketidakstabilan emulsi, dimana terjadi penggabungan droplet-droplet

membentuk ukuran yang lebih besar. Pergeseran ukuran droplet dapat dilihat dari

pergeseran nilai mean pada sediaan deodoran setelah pembuatan dan setelah

penyimpanan selama 30 hari pada formula 1 dan formula 2.

Tabel XIV. Tabel hasil uji pergeseran ukuran droplet

FormulaReplikasi (µm) Replikasi (%)

48 jam 30 hari Pergeseran ukuran droplet

1144,156 149,134 34,530143,156 148,345 36,250145,136 150,897 39,700

Rata-rata 144 ± 0,990 150,897 ± 1,307 36,837 ± 0,263

2103,785 110,234 62,145104,678 109,567 46,705103,563 108,357 46,287

Rata-rata 104 ± 0,590 109 ± 0,952 51,711 ± 0,904

Berdasarkan tabel XIV, terlihat adanya perubahan dari hasil pengujian ukuran

droplet 48 jam dan 30 hari pada formula 1 dan formula 2 tidak memenuhi kriteria

yang diinginkan yaitu <10%. Terlihat adanya peningkatan ukuran droplet pada 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

69

jam setelah pembuatan dan 30 hari penyimpanan pada formula 1 dan formula 2 yang

menyebabkan adanya pergeseran ukuran droplet. Peningkatan ukuran droplet

mengindikasikan adanya ketidakstabilan emulsi. Adanya perbedaan ukuran ini,

kemungkinan disebabkan karena terjadinya aglomerasi (penggabungan). Aglomerasi

terjadi karena adanya droplet yang mebentuk agregat-agregat yang ukurannya jauh

lebih besar. Peningkatan ukuran droplet dapat terjadi karena adanya koalesen dan

ostwald ripening. Ostwald ripening terjadi karena droplet yang berukuran besar akan

menjadi semakin besar karena droplet kecil akan menempel pada droplet yang besar

tersebut. Koalesen terjadi karena droplet-droplet yang berukuran relatif sama

bergabung menjadi droplet yang berukuran lebih besar.

Secara umum, peningkatan ukuran droplet terjadi karena penurunan

viskositas. Ukuran droplet dapat meningkat selama penyimpanan dikarenakan

kapasitas emulsifying agent yang menurun, sehingga ketika droplet-droplet mendekat

karena adanya gaya van der waals dan emulsifying agent yang digunakan kurang

mampu menjaga kestabilan droplet, maka droplet bergabung membentuk ukuran yang

lebih besar.

Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang signifikan antarkedua formula untuk pergeseran ukuran droplet.

Tabel XV. Perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon pergeseran ukuran dropletpada 30 hari penyimpanan dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan

Perbandingan pergeseran ukurandroplet

Shapiro-Wilk Sig. t-test Keterangan

Formula 1 dan Formula 2 (30 hari) 0,307 0,09409 Tidak signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

70

Uji normalitas untuk pergeseran ukuran droplet secara statistik menggunakan

uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50.

Nilai p dari uji normalitas Shapiro-Wilk untuk pergeseran ukuran droplet pada

formula 1 dan formula 2 adalah 0,307, yang artinya bahwa nilai p>0,05 dan

menunjukkan bahwa kedua data pergeseran ukuran droplet terdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang tidak terdistribusi normal maka untuk melihat

hasil uji t menggunakan nilai signifikansi dari unpaired t-test. Angka signifikansi

unpaired t-test adalah 0,09409 (>0,05) untuk pergeseran ukuran droplet pada formula

1 dan formula 2. Dengan demikian pergeseran ukuran droplet pada formula 1 dan

formula 2 berbeda tidak signifikan.

6. Pergeseran viskositas

Pergeseran viskositas dapat dijadikan parameter kestabilan suatu sediaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergeseran viskositas adalah kemampuan

emulsifying agent dalam menjaga droplet-droplet minyak di dalam air agar tidak

bergabung satu sama lain, sehingga viskositas dapat tetap terjaga, sebab ukuran

droplet dapat mempengaruhi viskositas, dimana semakin besar ukuran droplet, maka

viskositas akan semakin kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

71

Tabel XVI. Tabel hasil uji pergeseran viskositasFormula Pergeseran viskositas (%)

132,9443,1844,44

Rata-rata 40,19 ± 6,307

256,6748,33

40Rata-rata 48,33 ± 8,33

Berdasarkan tabel XVI, terlihat bahwa pergeseran viskositas pada formula 1

dan formula 2 tidak memenuhi kriteria pergeseran viskositas yang diinginkan yaitu

<10%. Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang signifikan antarkedua formula untuk pergeseran viskositas.

Tabel XVII. Perbandingan formula 1 dan formula 2 untuk respon pergeseran viskositas pada30 hari penyimpanan dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan

Pergeseran viskositas Shapiro-Wilk Sig. t-test KeteranganFormula 1 dan Formula 2 (30 hari) 0,9765 0,2532 Tidak signifikan

Uji normalitas untuk uji pergeseran viskositas secara statistik menggunakan

uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50.

Nilai p dari uji normalitas Shapiro-Wilk untuk pergeseran viskositas pada formula 1

dan formula 2 adalah 0,9765 yang artinya bahwa nilai p>0,05 dan menunjukkan

bahwa kedua data pergeseran viskositas terdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang terdistribusi normal maka untuk melihat hasil

uji t menggunakan nilai signifikansi dari uji unpaired t-test. Angka signifikansi uji

unpaired t-test adalah 0,2532 (>0,05) untuk pergeseran viskositas pada formula 1 dan

formula 2. Dengan demikian pergeseran viskositas pada formula 1 dan formula 2

berbeda tidak signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ekstrak etanol daun beluntas dengan konsentrasi 3% memiliki efek antibakteri

terhadap isolat bakteri penyebab bau badan.

2. Sifat fisik daya sebar, viskositas dan ukuran droplet dan stabilitas fisik pergeseran

ukuran droplet dan pemisahan fase memiliki perbedaan yang tidak signifikan,

sedangkan stabilitas fisik pergeseran viskositas memiliki perbedaan yang

signifikan.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan variasi jumlah emulgator yang

berbeda sehingga dapat dihasilkan formula yang memenuhi kriteria sifat fisik dan

stabilitas fisik deodoran.

2. Perlu dilakukan uji efek untuk melihat pengaruh sifat fisik dan stabilitas sediaan

dengan level yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas sediaan deodoran

ekstrak etanol daun beluntas sebagai antibakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

73

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang optimasi pembuatan deodoran

yaitu lama pencampuran dan penambahan komposisi bahan pengental atau

thickening agent.

5. Perlu dilakukan uji iritasi primer untuk meyakinkan bahwa formula tidak

mengiritasi kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

74

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V., 2005, Stearic Acid: Pharmaceutical Excipients,http://www.medicinescomplete.com/mc/excipients/current/1000308534.htmdiakses 8 November 2011

Anonim, 2009, Modul Riset Akutansi,http://www.ilab.gunadarma.ac.id/Info/modul/NewATA/Modul%20ATA/Riset%20Akuntansi/M3.pdf, diakses tanggal 15 Juli 2012

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV, UniversitasIndonesia Press, Jakarta, pp. 605-619.

Ardiansyah, L. Nuraida dan N. Andarwulan, 2003, Aktivitas Antimikroba EkstrakDaun Beluntas (Pluchea Indica L.) dan Stabilitas Aktivitasnya pada BerbagaiKonsentrasi Garam dan Tingkat pH, Jurnal Teknologi dan Industri Pangan,16(2):90-97.

Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd Ed.,ELBS with Churchill Livingstone, New York, pp. 294-298.

Billany, M., 2002, Suspensions and Emulsions, in Aulton, M. E., (Ed),Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, 2nd Ed., ELBS withChurchill Livingstone, New York, pp. 342, 344, 348.

Binks, B.P., 1998, Modern Aspects of Emulsion Science, The Royal Society ofChemistry, United Kingdom, pp.13, 33.

Clinic, Mayo, 2010, Sweating and body odor,http://www.mayoclinic.com/health/sweating-and-body-odor/DS00305/DSECTION=causes diakses 14 November 2011

Endarti, Yulinah, E and Soediro, I. 2002, Kajian Aktivitas Asam Usnat terhadapBakteri Penyebab Bau Badan,http://bahanalam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=121, diakses 28 November 2011.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., Singla, A.K., 2002, Spreading of SemisolidFormulations : An update, Pharmaceutical Technology, Sep, pp. 86, 90, 98.

Harbourne, J.B., 1974, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern MenganalisaTumbuhan, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., ITB Press, Bandung, pp.152.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

75

Heyne, K, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid I, Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan, Jakarta, pp. 586.

Holt, J.G., Krieg, R.K., Peter, H., Sneath, A., Staley, J.T., William, S.T., 2000,Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, Ninth Edition, LippincottWilliam & Wilkins, New York, pp.209.

Hugo, W.B. & Russel, A.D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, BlackwelScientific Publication, Oxford, pp. 20-21.

Imron, H. S. S., 1985, Sediaan Kosmetik, Direktorat Pembinaan Penelitian danPengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, DepartemenPendidikan dan kebudayaan, Jakarta.

Jimmy, 2008, Teknik Dasar Mikrobiologi, www.wordpress.com/files/cdk/files/13,diakses 12 Januari 2012

Jutono, Soedarsono, J., Hartadi, S., Kabirun, S., Suhadi, D., dan Soesanto, 1980,Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum (Untuk Perguruan Tinggi), GajahMada University Press, Yogyakarta, pp. 38-39, 89, 109.

Kim, C., 2004, Advance Pharmaceutics Physicochemical Principles, CRC Press,Washington DC, pp. 214, 216-217, 220.

Kim, Cheng-ju, 2005, Advanced Pharmaceutics : Physicochemical Principles, CRCPress LLC, Florida, pp. 214-235.

Kusnandi, 2000, Buku Common Text Mikrobiologi,http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB__7_klasifikasi_bakteri.pdf, diakses tanggal 12 Januari 2012

Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta,pp. 17, 19, 77, 79, 82.

Martin, A., Swarbrick, J., and Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, PhysicalChemical Principles in the Pharmaceutical Science, diterjemahkan olehYoshita, Edisi ketiga, Universitas Indonesia Press, Jakarta, pp. 1022.

Mitsui, Takeo, 1997, New Cosmetic Science, Elsevier Science B.V, Amsterdam, pp.476-477.

Mollet H., Grubermann, A., 2001, Formulation Technology : Emulsion, Suspensions,Solid Forms, WILEY-VCH Verlag GmbH, pp. 84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

76

Nurmala, H. and Suhaimi M.I., 2011, Quantification of Total Phenolics in DifferentParts of Pluchea indica (Less) Ethanolic and Water Extracts, Universiti PutraMalaysia Press, Malaysia.

Nielloud, F. and Mestres, G.M., 2000, Pharmaceutical Emulsions and Suspensions,Marcel Dekker, New York, pp. 22, 92, 561, 590.

Pelezar, M.J., and Chan E.S.C., 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta,pp. 959-960.

Purwoko, T., 2007, Fisiologi Mikrobia, Bumi Aksara, Jakarta, pp. 18.

Rachdie, 2006, Teknik Dasar Analisa Mikrobiologi, www.rachdie.blogsome.com,diakses tanggal 15 Februari 2012

Rieger, M.M., 1996, Surfactants, in Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S.,(Eds), Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse System, Vol.1, MarcelDekker , Inc., New York, pp. 226-227.

Riza, 2008, Pergerakan Sel, http://alkhanza7.multiply.com/journal/item/3, diaksestanggal 15 Februari 2012

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbook of PharmaceuticalExcipients, 6th ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 184-185, 550-551.

Soeryati, Soebagio, Agustri, 2010, Formulasi Deodoran Bentuk Batang (Stick) denganLendir Daun Lidah Buaya (Aloe vera Linn.), FMIPA UNPAD, Sumedang

Suriawiria, U., 1986, Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa, Bandung, pp. 60-62,113-115, 119, 256.

Suryani, A., I. Sailah dan E. Hambali, 2000, Teknologi Emulsi, Jurusan IndustriPertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Syamsuhidayat, S. S. dan J. R. Hutapea. 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 470-471.

Tarigan, J., 1988, Pengantar Mikrobiologi, Departemen Pendidikan dan KebudayaanPendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan, Jakarta, pp.92, 94, 113-115, 119, 256.

Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 399-443, UGM Press,Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

77

Winarno, M.W. dan D. Sundari, 1998, Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Diare diIndonesia, Cermin Dunia Kedokteran, 109:25-32.

Wuczkowski, M., Y., Gerbawy, G.F., Kraus, C.P. Kubicek, K. Sterflinger and H.Prillinger, 2007, Identification of Filamentous Fungi and Yeast and TheidDiversity in Soil of The alluvial Zone National Park Along The River DanubeDownstream of Viennam Austria, ACBR, Austria, pp. 12,13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

78

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Daun Beluntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

79

Lampiran 2. Certificate of Analysis Ekstrak Etanol Daun Beluntas dari LPPTUGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

80

Lampiran 3. Proses Ekstraksi Ekstrak Etanol Daun Beluntas dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

81PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

82

Lampiran 4. Penetapan Kadar Total Fenolik dari LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

83PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

84PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

85

Lampiran 5. Diameter zona hambat ekstrak daun beluntas

KonsentrasiReplikasi1 (mm)

Replikasi2 (mm)

Replikasi3 (mm)

mean ± SD(mm)

keterangan

kontrolnegatif

6 6 6 6 ± 0tidak ada zona

hambatkontrolpositif

33 32,4 36,4 33,9 ± 2,16terbentuk zona

bening

1% 6 6 6 6 ± 0tidak terbentukzona hambat

2% 6 6 6 6 ± 0tidak terbentukzona hambat

3% 15,2 13,6 13,2 14,3 ± 1,29terbentuk zona

hambat

4% 15,6 15,2 15,2 15,7 ± 0,81terbentuk zona

hambat

5% 15,2 15,2 16,6 16,7 ± 0,81terbentuk zona

hambat

6% 17 15,6 17,4 16,7 ± 0,94terbentuk zona

hambat

7% 17,2 18 17,817,7 ±

0,41terbentuk zona

hambat

8% 17,6 18,4 18,8 18,3 ± 0,57terbentuk zona

hambat

9% 17,6 17,8 18,8 18,1 ± 0,64terbentuk zona

hambat

10% 19 21,4 19,820,1 ±

1,22terbentuk zona

hambat

Berdasarkan hasi uji daya antibakteri terhadap isolat bakteri bau badan,

didapatkan konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas 3% merupakan konsentrasi yang

berpotensi untuk diformulasikan kedalam sediaan deodoran roll-on. Analisis

statistika dilakuan untuk memastikan bahwa konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas

konsentrasi 3% menghasilkan zona hambat terhadap isolat bakteri bau badan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

86

Lampiran 6. Uji normalitas dan uji wilcoxon bakteri isolat ketiak

Shapiro-Wilk normality test

data: data_mikro$dayahambat

W = 0.7677, p-value = 0.02949

Sig (p) > 0,05 berarti distribusi data normal

Sig (p) < 0,05 berarti distribusi data tidak normal

Dilihat dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk, didapatkan bahwa data zona

hambat konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas 3% dan zona hambat kontrol negatif

berdistribusi tidak normal. Sehingga dilakukan analisis non-parametik uji Wilcoxon

untuk membandingkan respon zona hambat ektrak etanol daun beluntas 3% dengan

zona hambat kontrol negatif.

tapply(negatif$dayahambat, negatif$k.ekstrak, median, na.rm=TRUE)Konsentrasi 3% kontrol negatif

13.6 6.0wilcox.test(dayahambat ~ k.ekstrak, alternative='two.sided', exact=FALSE,+ correct=FALSE, data=negatif)

Wilcoxon rank sum testdata: dayahambat by k.ekstrakW = 9, p-value = 0.03690alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Kesimpulan:

Nilai significancy 0,03690 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang

bermakna (signifikan) antara dua kelompok data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

87

Perbandingan zona hambat ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 3%

dengan konsentrasi 2%

Shapiro-Wilk normality test

data: perbandingan2$dayahambat

W = 0.7797, p-value = 0.03832

Sig (p) > 0,05 berarti distribusi data normal

Sig (p) < 0,05 berarti distribusi data tidak normal

Dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk, didapatkan bahwa data zona hambat

konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas 3% dan zona hambat konsentrasi ekstrak

etanol daun beluntas 2% terdistribusi tidak normal. Sehingga dilakukan analisis non

parametik uji Wilcoxon untuk membandingkan respon zona hambat ektrak etanol

daun beluntas 3% dengan zona hambat ektrak etanol daun beluntas 2%.

tapply(perbandingan2$dayahambat, perbandingan2$konsentrasi2, median,+ na.rm=TRUE)konsentrasi2% konsentrasi3%

6.0 13.6wilcox.test(dayahambat ~ konsentrasi2, alternative='two.sided', exact=FALSE,+ correct=FALSE, data=perbandingan2)

Wilcoxon rank sum test

data: dayahambat by konsentrasi2

W = 0, p-value = 0.03690

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Kesimpulan:

Nilai significancy 0,04953 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan rerata yang

bermakna (signifikan) antara dua kelompok data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

88

Perbandingan zona hambat ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 3%

dengan konsentrasi 4%

Shapiro-Wilk normality test

data: konsentrasi_empat$daya_hambat

W = 0.7917, p-value = 0.04944

Sig (p) > 0,05 berarti distribusi data normal

Sig (p) < 0,05 berarti distribusi data tidak normal

Dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk, didapatkan bahwa data zona hambat

konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas 3% dan zona hambat konsentrasi ekstrak

etanol daun beluntas 4% terdistribusi tidak normal. Sehingga dilakukan analisis non

parametik uji Wilcoxon untuk membandingkan respon zona hambat ektrak etanol

daun beluntas 3% dengan zona hambat ektrak etanol daun beluntas 4%.

tapply(konsentrasiempat$dayahambat,konsentrasiempat$konsentrasipembanding, +median, na.rm=TRUE)konsentrasi3% konsentrasi4%

13.6 15.2> wilcox.test(dayahambat ~ konsentrasipembanding, alternative='two.sided',+ exact=FALSE, correct=FALSE, data=konsentrasiempat)

Wilcoxon rank sum testdata: dayahambat by konsentrasipembandingW = 1, p-value = 0.1046alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Kesimpulan:

Nilai significancy 0,1046 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan rerata

yang bermakna antara dua kelompok data (tidak signifikan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

89

Perbandingan zona hambat ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 3%

dengan kontrol positif

Shapiro-Wilk normality test

data: kontrol_positif$daya_hambat

W = 0.788, p-value = 0.04573

Sig (p) > 0,05 berarti distribusi data normal

Sig (p) < 0,05 berarti distribusi data tidak normal

Dari hasil uji normalitas Shapiro-wilk, diketahui bahwa data zona hambat

konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas 3% dan zona hambat kontrol positif

terdistribusi tidak normal. Sehingga dilakukan analisis non-parametik uji Wilcoxon

untuk membandingkan respon zona hambat ektrak etanol daun beluntas 3% dengan

zona hambat kontrol positif.

tapply(kontrol_positif$daya_hambat, cobapositif$konsentrasi, median, na.rm=TRUE)konsentrasi3% positif

13.6 33.0wilcox.test(dayahambat ~ konsentrasi, alternative="two.sided",+ data=kontrol_positif)

Wilcoxon rank sum testdata: dayahambat by konsentrasi

W = 0, p-value = 0.04953

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Kesimpulan:

Nilai significancy 0,04953 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang

bermakna (signifikan) antara dua kelompok data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

90

Lampiran 7. Material Safety Data Sheet dari bahan-bahan yang digunakan

1. Etanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

91

2. Metil paraben

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

92

3. Propil paraben

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

93

4. Paraffin Liquid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

94

5. Dhimeticone

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

95

6. Aquadest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

96

7. Asam stearat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

97

8. Gliserin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

98

9. Propilen glikol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

99

10. Sorbitan monooleate

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

100

11. Triethanolamine

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

101

12. CMC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

102

Lampiran 8. Data penimbangan formula

Data penimbangan formula

Bahan Formula 1 Formula 2CMC Na 1 g 1 gSorbitan monooleate 1,178 g 1,963 gAsam stearat 3,022 g 3,022 gGliserin 10 g 10 gParafin liq. 3 g 3 gDimethicone 5 g 5 gPropilen glikol 2 g 2 gMetil paraben 0,2 g 0,2 gPropil paraben 0,2 g 0,2 gEtanol 4 g 4 gEkstrak etanol daun beluntas 3% 3%Triethanolamine 0,3 g 0,3 gAquadest 40 ml 40 ml

Lampiran 9. Data uji sifat fisik dan uji stabilitas sediaan deodoran ekstrak daun

beluntas

1. Daya sebar

Formula 1Replikasi 48 jam

(cm)30 hari(cm)

1 7,20 7,152 8,32 8,403 7,66 7,70

Mean 7,73 7,75SD 0,563 0,626

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

103

Formula 2Replikasi 48 jam

(cm)30 hari(cm)

1 8,36 8,402 8,20 8,233 8,35 8,36

Mean 8,30 8,33SD 0,0897 0,088

2. Viskositas dan pergeseran viskositas

Formula 1

Replikasi48 jam(dPas)

Setelah penyimpanan30 hari (dPas)

Pergeseran viskositas(%)

1 0,85 0,57 32,942 0,88 0,5 43,183 0,9 0,5 44,44

Mean 1,083 0,55 40,19SD 0,362 0,087 6,307

Formula 2

Replikasi48 jam(dPas)

Setelah penyimpanan30 hari (dPas)

Pergeseran viskositas(%)

1 1,5 0,65 56,672 1,2 0,62 48.333 1 0,6 40

Mean 1,233 0,623 48,33SD 0,252 0,025 8,33

3. Ukuran droplet

Formula 1

Replikasi48 jam(µm)

Setelah penyimpanan30 hari (µm)

Pergeseran droplet(%)

1 144,156 149,134 34,5302 143,156 148,345 36,2503 145,136 150,897 39,700

Mean 144 150,897 36,827SD 0,990 1,307 0,263

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

104

Formula 2

Replikasi48 jam(µm)

Setelah penyimpanan30 hari (µm)

Pergeseran droplet(%)

1 103,785 110,234 62,1452 104,678 109,567 46,7053 103,563 108,357 46,287

Mean 104 109 51,711SD 0,590 0.952 0,904

4. pH sediaan deodoran

Replikasi Formula 1 Formula 21 6,15 6,192 6,14 6,223 6,15 6,27

Mean 6,147 6,227SD 0,006 0,040

5. Persen pemisahan fase

Formula 1Replikasi 48 jam (%) 30 hari (%)

1 0 74.42 0 743 20.4 72

Mean 6,8 73,467

SD 11,778 1,286

Formula 2Replikasi 48 jam (%) 30 hari (%)

1 0 61,22 0 60,83 16 61,6

Mean 5,333 61,2

SD 9,238 0,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

105

Lampiran 10. Uji Normalitas dan Profil Kestabilan Viskositas, Daya Sebar,

Ukuran droplet, Pergeseran Viskositas, Pergeseran Ukuran Droplet dan Persen

Pemisahan Fase sediaan Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas dengan

program R 2.9.0

1. Viskositas

Shapiro-Wilk normality test

data: Viskositas$Viskositas48jam

W = 0.8372, p-value = 0.1236

Shapiro-Wilk normality test

data: Viskositas$Viskositas30hari

W = 0.9026, p-value = 0.3893

Dari hasil uji normalitas, menunjukkan bahwa data viskositas 48 jam dan

30 hari terdistribusi normal (p>0,05). Oleh karena itu, analisis profil viskositas 48

jam dan 30 hari pada formula 1 dan formula 2 dilakukan uji Unpaired t-test.

Welch Two Sample t-test

data: Viskositas48jam by variable

t = -2.4426, df = 2.04, p-value = 0.1321

alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0

95 percent confidence interval:

-0.9732878 0.2599545

sample estimates:

mean in group Formula1 mean in group Formula2

0.8766667 1.2333333

Welch Two Sample t-test

data: Viskositas30hari by variable

t = -3.638, df = 3.348, p-value = 0.02979

alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

106

95 percent confidence interval:

-0.18254793 -0.01745207

sample estimates:

mean in group Formula1 mean in group Formula2

0.5233333 0.6233333

Kesimpulan:

Viskositas F1 48 jam tidak berbeda signifikan dengan Viskositas F2 48 jam

Viskositas F1 30 hari berbeda signifikan dengan Viskositas F2 30 hari

2. daya sebar

Shapiro-Wilk normality test

data: dayasebar$dayasebar48jam

W = 0.7858, p-value = 0.04367

Shapiro-Wilk normality test

data: dayasebar$dayasebar30hari

W = 0.7841, p-value = 0.04204

Dari hasil uji normalitas, ditunjukkan bahwa data normalitas daya sebar

untuk 48 jam dan 30 hari terdistribusi tidak normal (p<0,05). Karena data tidak

terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney atau uji

Wilcoxon.

Wilcoxon rank sum test

data: dayasebar48jam by variable

W = 1, p-value = 0.2

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Wilcoxon rank sum test

data: dayasebar30hari by variable

W = 2.5, p-value = 0.5066

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

107

Kesimpulan:

Daya sebar F1 48 jam tidak berbeda signifikan dengan daya sebar F2 48 jam

Daya sebar F1 30 hari tidak berbeda signifikan dengan daya sebar F2 30 hari

3. Pemisahan fase

Shapiro-Wilk normality test

data: Persenpemisahanfase$Persenpemisahanfase48jam

W = 0.6869, p-value = 0.00449

Shapiro-Wilk normality test

data: persenpemisahanfase$Persenpemisahanfase30hari

W = 0.7662, p-value = 0.02854

Dari hasil uji normalitas, ditunjukkan bahwa data normalitas persen

pemisahan fase untuk 48 jam dan 30 hari terdistribusi tidak normal (p<0,05).

Karena data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Wilcoxon.

Wilcoxon rank sum test

data: Persenpemisahanfase48jam by variable

W = 5, p-value = 1

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Wilcoxon rank sum test

data: Persenpemisahanfase30hari by variable

W = 9, p-value = 0.1

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Kesimpulan:

Persen pemisahan fase F1 48 jam tidak berbeda signifikan dengan persen

pemisahan fase F2 48 jam

Persen pemisahan fase F1 30 hari tidak berbeda signifikan dengan persen

pemisahan fase F2 30 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

108

4. Ukuran droplet

Shapiro-Wilk normality test

data: ukurandroplet$ukurandroplet48jam

W = 0.7104, p-value = 0.007937

Shapiro-Wilk normality test

data: ukurandroplet$Ukurandroplet30hari

W = 0.7246, p-value = 0.01111

Dari hasil uji normalitas, ditunjukkan bahwa data normalitas ukuran

droplet untuk 48 jam dan 30 hari pada formula 1 dan formula 2 terdistribusi tidak

normal (p<0,05). Karena data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan

uji Wilcoxon.

Wilcoxon rank sum test

data: ukurandroplet48jam by variable

W = 9, p-value = 0.1

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Wilcoxon rank sum test

data: Ukurandroplet30hari by variable

W = 9, p-value = 0.1

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Kesimpulan:

Ukuran droplet F1 48 jam tidak berbeda signifikan dengan ukuran droplet F2 48

jam.

Ukuran droplet F1 30 hari tidak berbeda signifikan dengan ukuran droplet F2 30

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

109

5. Pergeseran viskositas

Shapiro-Wilk normality test

data: stabilitasfisik$pergeseranviskositas

W = 0.9858, p-value = 0.9765

Dari hasil uji normalitas, ditunjukkan bahwa data normalitas pergeseran

viskositas pada formula 1 dan formula 2 terdistribusi normal (p>0,05). Karena

data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Unpaired t-test.

Welch Two Sample t-test

data: pergeseranviskositas by variable

t = -1.35, df = 3.725, p-value = 0.2532

alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0

95 percent confidence interval:

-25.401266 9.107933

sample estimates:

mean in group Formula1 mean in group Formula2

40.18667 48.33333

Kesimpulan:

Pergeseran viskositas F1 tidak berbeda signifikan dengan pergeseran viskositas

F2.

6. Pergeseran ukuran droplet

Shapiro-Wilk normality test

data: stabilitasfisik$pergeseranukurandroplet

W = 0.8878, p-value = 0.307

Dari hasil uji normalitas, ditunjukkan bahwa data normalitas pergeseran

viskositas pada formula 1 dan formula 2 terdistribusi normal (p>0,05). Karena

data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Unpaired t-test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

110

Welch Two Sample t-test

data: pergeseranukurandroplet by variable

t = -2.739, df = 2.337, p-value = 0.09409

alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0

95 percent confidence interval:

-35.316852 5.545518

sample estimates:

mean in group Formula1 mean in group Formula2

36.82667 51.71233

Kesimpulan:

Pergeseran ukuran droplet F1 tidak berbeda signifikan dengan pergeseran ukuran

droplet F2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

111

Lampiran 11. Dokumentasi

Isolat bakteri penyebab bau badan Ekstrak etanol daun beluntas

Mixer Uji daya sebar

Formula 1 Formula 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Fisik Deodoran Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dengan Variasi Jumlah Sorbitan Monooleate sebagai Emulsifying

112

BIOGRAFI PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 26 November 1990 di

Bogor. Penulis merupakan putri tunggal dari Ayah

bernama Benediktus Djoko Harjoto dan Ibu bernama

Maria Baptista Sumarni. Penulis telah menyelesaikan

masa studinya di TK Mardi Yuana Bogor pada tahun

1994 sampai 1996, SD Budi Mulia Bogor pada tahun

1996 sampai tahun 2002, SMP Budi Mulia Bogor pada

tahun 2002 sampai tahun 2005, SMA Budi Mulia Bogor

pada tahun 2005 sampai tahun 2008 dan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Mempunyai

pengalaman kerja sebagai asisten praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan

Semisolid Liquid (2011) dan Sediaan Padat (2012) serta asisten praktikum

Kromatografi (2012). Selain itu, penulis juga aktif dalam Organisasi dan kegiatan

Kemahasiswaan di Fakultas Farmasi USD, antara lain anggota Paduan Suara Fakultas

Farmasi USD (2008-2010), berperan aktif dalam organisasi Jalinan Kasih Mahasiswa

Katolik atau JKMK (2008-2010), sie. Tata Laksana dalam kegiatan Ekaristi Kaum

Muda yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi USD (2009), sie. Dekorasi,

Publikasi dan Dokumentasi dalam acara pengobatan gratis di Paroki Santo Yusuf

Pekerja Condong Catur (2010) dan panitia Sumpahan Apoteker angkatan XXII

(2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI