Upload
trandat
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
VALIDASI METODE DAN PENETAPAN KADAR KUERSETIN TOTAL
DALAM DAUN TEH SEGAR (Camellia sinensis O.K), TEH HIJAU DAN
TEH HITAM MENGGUNAKAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhin Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Anastasia Filipa Veritas da Silva
NIM : 088114060
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
VALIDASI METODE DAN PENETAPAN KADAR KUERSETIN TOTAL
DALAM DAUN TEH SEGAR (Camellia sinensis O.K), TEH HIJAU DAN
TEH HITAM MENGGUNAKAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhin Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Anastasia Filipa Veritas da Silva
NIM : 088114060
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? (Matius 6:25)
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34)
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
(I Petrus 5:7)
“Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Yos 1:5b)
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
Papa mama tersayang
Kakakku tersayang Advent dan Viany
Adikku tersayang Vano
Sahabat dan teman-temanku
Kamu, dia dan mereka
Almamater yang kubanggakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan
karunianya sehingga penelitian yang berjudul “Validasi Metode dan Penetapan
Kadar Kuersetin Total dalam Daun Teh Segar (Camellia sinensis O.K.), Teh
Hijau, dan Teh Hitam dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Fase Terbalik” dapat terlaksana dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu pelaksanaan penelitian ini:
1. Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata
Dharma, Yogyakarta.
2. C. M. Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt. selaku Kepala Program Studi
Fakutas Farmasi Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian di
dalam lingkungan fakultas farmasi.
3. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan informasi, bimbingan, pengarahan, saran, dan koreksi selama
pelaksanaan penelitian.
4. Dr. Ir. Ngadiman, M. Si selaku dosen pembimbing lapangan atas bimbingan,
saran, dan koreksi selama proses pengambilan sampel.
5. Yohanes Dwiatmaka, M Si dan Dra. M.M. Yetty Tjandrawati, M.Si selaku
dosen penguji atas pengarahan, informasi, saran, dan koreksi selama
pelaksanaan penelitian ini.
6. Mas Bimo, Pak Parlan dan Pak Kethul yang telah banyak membantu selama
penulis melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Semua pihak di PT Pagilaran atas bantuannya dalam proses pengambilan
sampel.
8. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu selama masa kuliah.
9. Bapak Sanjaya dan Angelia Puspita, S.Farm, Apt. yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi dan sumbangan ilmu yang telah
diberikan selama penulis melakukan penelitian.
10. Gregorius da Silva, Maria Anastasia Iing Susilowati, orang tua yang selalu
memahami dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan sampai menjadi seorang sarjana dengan pribadi yang kuat dan
tegar.
11. Fransiskus Borgias Adventus da Silva, Maria Stella Viany da Silva, dan
Silvester Rosario Valentino da Silva yang selalu memberikan dorongan
semangat dan doa terutama saat kejenuhan datang.
12. Teman seperjuangan Alfonsus Heppy Rosario Dwiyoga, Adi Wirasaputra,
dan Paulus Setya Dharma atas suka duka, bantuan, serta dukungannya selama
ini.
13. Sahabat-sahabat penulis Ayen, Gina, Tia, Paulina, Tiwi, Putri, Arni, Betty ,
Efa, Ida, Vita atas bantuan, semangat, dukungan, dan doanya.
14. Arni, Putri, Betty, Shafiera, Wilda untuk warna-warni pengalaman yang kita
buat dari masa SMF.
15. Teman-teman kelompok antistress Vica, Seco, Dimbek, Usy, Sasa, Ike, Yuni,
Elisa, Novi untuk keceriaan, semangat dan masukan selama penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
16. Teman-teman kost Alma mbak Nia, Tika, Winda, dan Venti atas
keceriaannya dan yang diberikan selama ini.
17. Teman-teman KKN kelompok 19 Anggit, Mas Kresna, Cik Lita, Fany, Sari,
Blesta, Ayu, Gita untuk keceriaan, semangat dan dukungan selama ini.
18. Teman-teman angkatan 2008 khususnya FST A terima kasih atas bantuan,
kenangan, dukungan, dan semua kebersamaan saat kuliah.
19. Kamu, dia, dan mereka yang telah memberikan doa, semangat dan warna
dalam kehidupan penulis.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Oleh
karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan pendapat dari berbagai
pihak guna penyempurnaan penelitian ini di masa datang. Akhir kata semoga
penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.......... vi
PRAKATA...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvii
INTISARI.......................................................................................................
ABSTRACT....................................................................................................
xx
xxi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Keaslian Penelitian.............................................................................. 3
D. Tujuan................................................................................................. 4
E. Manfaat............................................................................................... 4
1. Manfaat Teoritis........................................................................... 4
2. Manfaat Praktis............................................................................ 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA............................................................. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
A. Kuersetin............................................................................................. 5
B. Teh...................................................................................................... 6
1. Keterangan Botani........................................................................ 6
2. Deskripsi Tanaman...................................................................... 6
3. Kandungan Kimia........................................................................ 6
4. Jenis Teh...................................................................................... 7
C. Ekstraksi.............................................................................................. 14
1. Ekstrak.......................................................................................... 14
2. Ekstraksi........................................................................................
3. Soxhlet..........................................................................................
14
14
4. Cairan Penyari............................................................................... 15
5. Solid Phase Extraction.................................................................. 15
D. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi...................................................... 17
1. Definisi dan Instrumentasi........................................................... 17
2. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif.............................................. 19
E. Landasan Teori.................................................................................... 19
F. Hipotesis............................................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.......................................................... 22
B. Variabel Penelitian.............................................................................. 22
C. Definisi Operasional........................................................................... 22
D. Bahan-bahan Penelitian...................................................................... 23
E. Alat-alat Penelitian.............................................................................. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
F. Tata Cara Penelitian............................................................................ 23
1. Pengambilan dan Pembuatan Sampel...........................................
2. Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu............................................
24
24
3. Pembuatan Larutan Penyari..........................................................
4. Ekstraksi dan clean-up..................................................................
25
25
5. Pembuatan Fase Gerak................................................................. 26
6. Pembuatan Larutan Baku Kuersetin............................................. 26
7. Pembuatan Kurva Baku Kuersetin................................................
8. Penetapan nilai % recovery...........................................................
27
27
9. Penetapan Kadar Kuersetin dalam Sampel................................... 28
G. Analisis Hasil......................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
A. Pengambilan dan Pembuatan Sampel.................................................
B. Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu..................................................
C. Ekstraksi dan Hidrolisis......................................................................
D. Clean-up..............................................................................................
E. Pembuatan Fase Gerak........................................................................
F. Analisis Kualitatif Kuersetin...............................................................
G. Validasi Metode..................................................................................
1. Akurasi..........................................................................................
2. Linearitas dan Limit of Quantitation.............................................
H. Penetapan Kadar Kuersetin dalam Daun Teh Segar, Teh Hijau, dan
Teh Hitam...........................................................................................
28
30
31
31
33
36
37
38
42
43
44
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
48
48
48
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
BIOGRAFI PENULIS....................................................................................
49
52
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Jumlah flavonol teh...................................................................... 7
Tabel II. Hasil penetapan kadar abu........................................................... 32
Tabel III. Hasil penetapan kadar air............................................................. 32
Tabel IV. Data peningkatan tinggi peak pada tR Kuersetin.......................... 41
Tabel V. Rata-rata %recovery..................................................................... 43
Tabel VI. Nilai Koefisien Korelasi............................................................... 44
Tabel VII. Nilai Limit of Quantitation (LOQ)............................................... 45
Tabel VIII. Kadar kuersetin dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam... 46
Tabel IX. Kesalahan random........................................................................ 47
Tabel X. Kesalahan sistematik.................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur kuersetin..................................................................... 5
Gambar 2. Struktur flavonol...................................................................... 7
Gambar 3. Proses pelayuan........................................................................ 9
Gambar 4. Proses penggulungan............................................................... 9
Gambar 5. Proses pengeringan.................................................................. 10
Gambar 6. Skematik prosedur SPE.......................................................... 16
Gambar 7. Peralatan KCKT...................................................................... 18
Gambar 8. Reaksi hidrolisis dengan HCL................................................. 35
Gambar 9. Kromatogram baku kuersetin dan sampel................................ 38
Gambar 10. Kromatogram sampel yang telah dispiking.............................. 40
Gambar 11. Gugus polar dan nonpolar kuersetin........................................ 41
Gambar 12. Gugus auksokrom dan kromofor pada kuersetin..................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat analisis kuersetin.......................................... 53
Lampiran 2. Surat Determinasi....................................................... 54
Lampiran 3. Penimbangan sampel teh segar.................................... 55
Lampiran 4. Penimbangan sampel teh hijau.................................... 56
Lampiran 5. Penimbangan sampel teh hitam..................................... 57
Lampiran 6. Penimbangan kuersetin yang ditambahkan kedalam
sampel teh segar dari awal proses................................. 58
Lampiran 7. Penimbangan kuersetin yang ditambahkan kedalam
sampel teh hijau dari awal proses................................ 58
Lampiran 8. Penimbangan kuersetin yang ditambahkan kedalam
sampel teh hitam dari awal proses............................... 59
Lampiran 9. Penimbangan kuersetin yang ditambahkan kedalam
sampel teh segar dari proses clean-up........................... 60
Lampiran 10. Penimbangan kuersetin yang ditambahkan kedalam
sampel teh hijau dari proses clean-up.......................... 61
Lampiran 11. Penimbangan kuersetin yang ditambahkan kedalam
sampel teh hitam dari proses clean-up.......................... 61
Lampiran 12. Data kadar air............................................................ 62
Lampiran 13. Data kadar abu teh segar.............................................. 62
Lampiran 14. Data kadar abu teh hijau.............................................. 63
Lampiran 15. Data kadar abu teh hitam............................................. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 16. Kromatogram sampel teh segar tanpa adisi................... 64
Lampiran 17. Kromatogram sampel teh segar dengan adisi kuersetin
dari awal proses.......................................................... 67
Lampiran 18. Kromatogram sampel teh segar dengan adisi kuersetin
dari proses clean-up...................................................... 71
Lampiran 19. Kromatogram sampel teh hijau tanpa
adisi.......................................................................... 75
Lampiran 20. Kromatogram sampel teh hijau dengan adisi kuersetin
dari awal proses......................................................... 78
Lampiran 21. Kromatogram sampel teh hijau dengan adisi kuersetin
dari proses clean-up................................................... 82
Lampiran 22. Kromatogram sampel teh hitam tanpa adisi................... 86
Lampiran 23. Kromatogram sampel teh hitam dengan adisi kuersetin
dari awal proses........................................................... 88
Lampiran 24. Kromatogram sampel teh hitam dengan adisi kuersetin
dari proses clean-up....................................................... 92
Lampiran 25. Data kadar kuersetin teh segar dan contoh perhitungan
kadar kuersetin........................................................... 96
Lampiran 26. Data kadar kuersetin teh hijau dan contoh perhitungan
kadar kuersetin........................................................... 97
Lampiran 27. Data kadar kuersetin teh hitam dan contoh perhitungan
kadar kuersetin.......................................................... 99
Lampiran 28. Data recovery untuk keseluruhan proses penetapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
kadar kuersetin dalam teh segar.................................. 100
Lampiran 29. Data recovery untuk keseluruhan proses penetapan
kadar kuesetin dalam teh hijau.................................... 101
Lampiran 30. Data recovery untuk keseluruhan proses penetapan
kadar kuesetin dalam teh hitam..................................... 102
Lampiran 31. Data recovery untuk proses clean-up sampel teh
segar............................................................................ 103
Lampiran 32. Data recovery untuk proses clean-up sampel teh
hijau................................................................................ 104
Lampiran 33. Data recovery untuk proses clean-up sampel teh
hitam........................................................................... 105
Lampiran 34. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh segar untuk
keseluruhan proses......................................................... 106
Lampiran 35. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hijau untuk
keseluruhan proses......................................................... 106
Lampiran 36. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hitam untuk
keseluruhan proses......................................................... 107
Lampiran 37. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh segar untuk
proses clean-up.............................................................. 108
Lampiran 38. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hijau untuk
proses clean-up............................................................. 108
Lampiran 39. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hitam untuk
proses clean-up.............................................................. 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 40. Random error.................................................................. 109
Lampiran 41. Systematic error.............................................................. 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
INTISARI
Telah dilakukan penelitian tentang validasi metode dan penetapan kadar kuersetin total dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam untuk mengetahui kadar kuersetin dalam daun teh segar, teh hijau dn teh hitam.
Ekstraksi dilakukan dengan soxhletasi dilanjutkan proses clean-up yang dilakukan dengan solid phase extraction. Kemudian kuersetin dianalisis dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Fase Terbalik. Validasi metode dilihat dari parameter % recovery dan penetapan kadar kuersetin total dilakukan berdasarkan analisis data AUC sampel dan kurva baku kuersetin.
Dari penelitian ini diketahui kadar kuersetin dalam teh hijau dan te hitam berturut-turut yakni 1431,8863 µg/g dan 2201,1904 µg/g. Nilai % recovery keseluruhan proses untuk daun teh segar, teh hijau dan teh hitam berturut-turut yakni 119,79%, 98,57% dan 102,40% dan nilai %recovery untuk proses clean-up berturut-turut yakni 141,55%, 108,92% dan 135,78%. Berdasarkan hasil tersebut proses clean-up pada daun teh segar dan teh hitam tidak memiliki akurasi yang baik.
Kata kunci : kuersetin, daun teh segar, teh hijau, teh hitam, KCKT fase terbalik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
ABSTRACT
Has been done research on validation of analytical procedure and determination of total quercetin in fresh tea leaves, green tea and black tea to determine quercetin in the fresh tea leaves, green tea and black.
Extraction is done by soxhletasi and clean-up process is done by solid phase extraction method. Then analyzed by of High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Reversed phase. Seen from the parameter validation method is % recovery and the determination of total quercetin based on AUC data analysis of samples and standard curve of quercetin.
Of this study green tea and black tea containing quercetin total 1431,8863 µg/g and 2201,1904 µg/g. Overall recovery process for fresh tea leaves, green tea and black tea respectively are 119,79%, 98,57% and 102,40% and recovery for clean-up respectvely are 141,55%, 108,92% and 135,78%. Based on these results the clean-up process for fresh tea leaves and black tea does not have good accuray. Key word : Quercetin, fresh tea leaves, green tea, black tea, HPLC reversed phase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teh merupakan salah satu minuman yang dekat dengan kehidupan kita
sehari-hari, yang sering dikonsumsi sebagai minuman penyegaran. Tidak hanya
sebagai minuman kesegaran tetapi teh telah lama diyakini khasiatnya bagi
kesehatan tubuh karena kandungan antioksidan di dalamnya. Ada banyak jenis teh
yang diperdagangkan seperti teh wangi, teh hitam dan teh hijau.
Berdasarkan pengolahannya, teh dibedakan menjadi teh hijau dan teh
hitam. Teh hijau dibuat dengan cara non-fermentasi. Pada proses pengolahan
tersebut terjadi inaktivasi enzim oksidase atau fenolase yang ada dalam pucuk
daun teh segar, sehingga oksidasi enzimatik terhadap kandungan fenol dapat
dicegah. Sebaliknya teh hitam dibuat dengan cara fermentasi dengan
memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatik terhadap kandungan polifenol teh.
Di dalam teh terdapat banyak kandungan senyawa aktif yang memiliki
manfaat positif bagi masyarakat. Zat bioaktif yang utama terdapat dalam teh,
adalahgolongan flavonoid. Berdasarkan struktur dan konformasi cincin C molekul
dasarnya, flavonoid dapat digolongkan menjadi 6 kelas, yaitu flavon, flavanon,
isoflavon, flavonol, flavanol dan antosianin. Adapun jenis flavonoid utamayang
ditemukan pada teh adalah flavanol dan flavonol. (Hartoyo, 2003). Flavonol
dalam daun teh terutama kuersetin. Kuersetin dalam tanaman terdapat dalam
berbagai bentuk glikosida dan dapat pula bentuk aglikonnya (Erlund, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kuersetin memiliki banyak manfaat bagi kesehatan antara lain sebagai
antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antiplatelet, dan antihistamin. Menurut
Hartoyo (cit., Septianingrum, dkk 2009) terdapat perbedaan kadar fenol pada teh
hijau dengan teh hitam. Perbedaan ini disebabkan karena terdapat perbedaan
dalam proses pengolahannya. Karena perbedaan inilah maka dilakukan penetapan
kadar kuersetin dalam teh hijau, dan teh hitam untuk mengetahui kadar kuersetin
dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam serta untuk mengetahui apakah
proses pengeringan memiliki pengaruh terhadap kadar kuersetin.
Saat ini, KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas
untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel (Gandjar dan
Rohman, 2007). KCKT memiliki kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa
tekanan tinggi, dan detektor yang sensitif sehingga KCKT menjadi suatu sistem
pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi (Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). Metode KCKT bersifat selektif dan
sensitif sehingga cocok digunakan dalam analisis kuantitatif beberapa senyawa
secara simultan (Khopkar, 1990). Kelebihan metode KCKT inilah yang
dimanfaatkan oleh peneliti untuk memisahkan kuersetin dari senyawa-senyawa
yang memiliki kepolaran yang mirip dengan kuersetin di dalam daun teh, teh hijau
dan teh hitam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang tersebut
yakni berapakah kadar kuersetin dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam?
C. Keaslian Penelitian
Berbagai penelitian terhadap kuersetin telah banyak dilakukan, mulai dari
proses ekstraksi, isolasi, aktivitas farmakologisnya. Penelitian dengan judul
“HPLC–UV And GC–MS Characterization Of The Flavonol Aglycons Quercetin,
Kaempferol, And Myricetin In Tomato Pastes And Other Tomato-Based Products”
pernah dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi lima flavonoid
dalam tomat (Tokusoglu, 2003). Penetapan kadar flavonoid total terhitung sebagai
kuersetin pernah dilakukan dengan menggunakan metode kolometri dalam teh
hijau dan teh hitam [merk X] (Pertiwi, 2006). Namun penetapan kadar kuersetin
aglikon dalam daun teh segar, teh hijau, dan teh hitam dengan menggunakan
metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) fase terbalik belum pernah
dilakukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Tujuan
Mengetahui kadar kuersetin dalam daun teh segar, teh hijau, dan teh hitam.
E. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Memberikan informasi mengenai kandungan kuersetin yang memiliki
banyak khasiat dalam tanaman yang telah mengalami pengolahan seperti
proses pengeringan, proses fermentasi.
2. Manfaat praktis
Memberikan informasi mengenai proses penetapan kadar kuersetin
dengan menggunakan metode yang valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kuersetin
Gambar 1. Struktur kuersetin
Kuersetin merupakan senyawa berwarna kuning dan menjadi anhydrat
pada suhu 95 - 97° C. Kuersetin larut dalam asam asetat glasial, dalam larutan
aqueous alkaline dan praktis tidak larut dalam air (The Merck Index, 1989).
Kuersetin memiliki gugus fungsi karbonil dan hidroksil sehingga dapat
membentuk kompleks dengan beberapa ion logam (Makasheva, 2005).Kuersetin
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia antara lain antioksidan,
antiinflamasi, antiplatelet, antikanker, antivirus, dan antihistamin (Paulsen, 2003).
Banyak tanaman yang mengandung kuersetin antara lain brokoli, wortel,
bawang merah, bawang putih, paprika, buncis, bunga kol, dan teh (Miean dan
Mohamed, 2000). Kuersetin dalam tanaman terdapat dalam berbagai bentuk
glikosida dan dapat pula bentuk aglikonya (Erlund, 2002). Flavonoid yang secara
umum terdapat sebagai glikosida, jika dihidrolisis dengan asam dalam suasana
panas akan menghasilkan suatu aglikon dan sebagian kecil gula (Cuppett, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Teh
1. Keterangan Botani
Menurut Steenis (2002), tanaman teh termasuk dalam famili theaceae dengan
spesies Camellia sinensis O.K.
2. DeskripsiTanaman :
Tanaman teh berbentuk pohon. Tingginya biasanya mencapai belasan
meter. Namun, tanaman teh diperkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan
pemetikan sehingga tingginya 70 cm. Mahkota tanaman teh berbentuk jorong atau
agak bulat telur terbalik. Tepi daun bergerigi, daun tunggal dan letaknya hampir
berseling. Tulang daun menyirip, permukaan atas daun muda berbulu halus
sedangkan permukaan bawahnya bulunya hanya sedikit. Permukaan daun tua
halus dan tidak berbulu lagi. Bunga teh berwarna putih dengan serbuk sari
berwarna kuning. Tanaman teh mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti.
Tunas tumbuh pada ketiak atau bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian
diikuti dengan pembentukan daun. Tunas baru pada teh memiliki daun kuncup
(Nazaruddin dan paimin, 1993).
3. Kandungan Kimia
Daun teh memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang merupakan zat
bioaktif. Zat bioaktif yang ada dalam teh, terutama merupakan golongan
flavonoid. Adapun flavonoid yang ditemukan pada teh terutama berupa flavanol
dan flavonol (Hartoyo, 2003). Flavonol utama yang ada di dalam daun teh adalah
kuersetin, kaempferol dan myrycetin. Flavonol ini, terutama terdapat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bentuk glikosidanya (berikatan dengan molekul gula) dan sedikit dalam bentuk
aglikonnya.
Tabel I. Jumlah Flavonol Teh (Hartoyo, 2003)
Jenis Flavonol Jumlah (g/kg) Teh Hijau Teh Hitam
Myricetin 0,83 – 1,59 0,24 – 0,52 Quercetin 1,79 – 4,05 1,04 – 3,03
Kaempferol 1,56 – 3,31 1,72 – 2,31
Gambar 2. Gambar struktur flavonol
Selain flavonoid, daun teh juga mengandung alkaloid purin (metil
santin): kafein, teobromin, teofilin; katekin : epikatekin, epigaloketekin,
epigalokatekin galat, teaflavin, tearubigen; derivat asam kafeat: asam klorogenat
dan teogalin; minyak atsiri : linalool (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan, 2010).
4. Jenis teh
Ada tiga tipe utama pengolahan teh, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh
hitam. Secara umum teh hijau merupakan teh yang tidak difermentasi, teh oolong
merupakan teh yang mengalami fermentasi sebagian dan teh hitam merupakan teh
yang mengalami fermentasi penuh (Panuju, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
a. Teh Hijau.Daun teh di dikeringkan dari daun Camellia sinensis. Teh hijau
dibuat dengan cara menginaktivasi enzim oksidase atau fenolase yang ada dalam
pucuk daun teh segar, dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap
panas, sehingga oksidasi enzimatik dapat dicegah. Aktivitas antioksidan teh hijau
enam kali lebih besar dibanding teh hitam (Gruenwald dkk, 2007).
Proses pengolahan teh hijau di kebun PT. PAGILARAN, Samigaluh,
Kulonprogo terdiri dari proses pemetikan, pelayuan, penggulungan, pengeringan,
sortasi dan pengepakan.
1. Pemetikan
Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi
syarat-syarat pengolahan.Pengambilan pucuk dilakukan dengan sistem p+2
yakni tumbuhnya dua helai daun setelah peko. Proses pemetikan ini
dilakukan jika tanaman sudah berumur 18 bulan karena pada umur ini
dianggap kandungan dalam daun teh sudah optimal.
2. Pelayuan
Pucuk teh yang telah dipetik selanjutnya dilakukan proses pelayuan. Daun teh
yang telah dipetik dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada silinder
panas sekitar 5-8 menit dengan suhu 90-100° C. Tujuan dilakukannya proses
pelayuan yakni untuk menginaktivasi enzim polifenol oksidase yang ada
dalam daun teh itu sendiri, sehingga dapat dicegah terjadinya proses oksidasi
serta menurunkan kandungan air dalam pucuk menjadi 60-70% (Syah, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 3. Proses pelayuan
3. Penggulungan
Pucuk teh yang telah melalui proses pelayuan selanjutnya dilakukan
penggulungan dengan mesin roller press selama 10-14 menit. Lamanya
proses penggulungan ini tergantung dari jenis pucuknya. Proses
penggulungan ini dilakukan untuk memecah sel-sel daun sehingga cairan di
dalam sel keluar di permukaan daun sehingga seduhan teh yang dihasilkan
memiliki rasa yang lebih sepet (Syah, 2006).
Gambar 4. Proses penggulungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Pengeringan
Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat repeat roll dengan suhu 70-
80° C selama 2,5 – 3 jam. Proses pengeringan dilakukan untuk mengurangi
kadar air dalam pucuk teh yang sudah digulung hingga kadar air tersisa
kurang lebih 2%. Selain itu proses pengeringan juga dilakukan untuk
memperkuat bentuk dan aroma dari teh hijau.
Gambar 5. Proses pengeringan
5. Sortasi
Teh yang berasal dari proses pengeringan masih bercampur baik bentuk
maupun ukurannya. Selain itu teh juga masih mengandung debu, tangkai
daun, dan kotoran lain yang akan sangat berpengaruh pada mutu teh nantinya,
sehingga diperlukan proses sortasi. Proses sortasi dilakukan secara manual.
Proses ini dilakukan dengan memisahkan daun teh yang rusak dan tangkai
daunnya.
6. Pengemasan dan pengepakan
Teh Hijau yang telah mengalami sortasi selanjutnya di lakukan proses
pengemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Teh Hitam. Teh hitam merupakan teh yang berasal dari pucuk daun teh segar
yang dibiarkan sebelum digulung, kemudian daun-daun tersebut dibiarkan selama
beberapa jam sebelum dipanaskan dan dikeringkan. Selama itu, enzim yang
terdapat pada daun-daun teh akan mengkatalisis reaksi oksidasi senyawa-senyawa
yang ada dalam teh sehingga menghasilkan warna, rasa, dan aroma (Hartoyo,
2003).Selama proses oksidasi, adanya enzim pada teh mengubah beberapa
polifenol yang memiliki aktivitas terapetik menjadi senyawa yang kurang aktif
(Gruenwald, 2007).
Proses pengolahan teh hitam di kebun PT. PAGILARAN, Batang terdiri
dari proses pemetikan, pelayuan, penggulungan atau penggilingan , fermentasi,
pengeringan, sortasi dan pengepakan.
1. Pemetikan
Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi
syarat-syarat pengolahan (Arifin, 2009).
2. Pelayuan
Daun-daun teh yang telah dipetik dari kebun segera dibawa ke pabrik dan
kemudian dimulai proses pelayuan yang dilakukan dalam withering truck
selama 10 – 18 jam. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air dari daun
teh serta untuk membantu proses pengeringan agar lebih cepat, serta membuat
daun teh agar lebih lentur dan mudah digulung, sehingga memudahkan proses
penggulungan. Pada proses pelayuan, selama 1 – 2 jam pertama daun teh
yang telah dihamparkan dalam withering truck dialiri dengan udara dingin
(suhu 24° C) dan selama 10 – 18 jam berikutnya dialiri dengan udara panas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(suhu 28° C). Setiap 2 – 3 jam sekali tumpukan daun teh diaduk agar
pelayuan berlangsung sempurna pada setiap petikan daun teh (Haryanto,
2012).
3. Penggulungan dan penggilingan
Proses penggulungan dilakukan dengan menggunakan mesin open top roller
selama ± 40 menit. Tujuan proses penggulungan ini adalah untuk meremas,
menggulung dan merobek sel sehingga cairan didalam sel keluar ke
permukaan daun sehingga air menempel di permukaan. Daun teh yang telah
mengalami tahap sampai tahap penggulungan berwarna hitam
kecoklatan.Kelembapan di ruangan penggulungan ini harus diatur dengan
menggunakan humidifier untuk menghambat proses oksidasi, sehingga proses
oksidasi terjadi dalam waktu yang tepat. Kelembapan diatur sebesar 90 - 95°
dan suhu ruangan 20 - 22° C.Dari hasil penggulungan, selanjutnya
dimasukkan kedalam rotary roll breaker untuk proses pengayakan. Dari
proses ini dihasilkan teh hitam dengan kualitas no. 1. Serbuk yang masih
kasar dimasukkan kembali ke dalam rotorvane untuk dipotong dengan
menggunakan pisau tumpul sehingga cairan yang masih ada dalam sel keluar
ke permukaan.
4. Fermentasi
Proses fermentasi terjadi di ruang oksidasi.Tujuan proses oksidasi ini yakni
untuk menjaga kestabilan dan membentuk rasa asli dari teh hitam. Warna
akhir produk yang dihasilkan yakni hitam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Ruang oksidasi diatur sedemikian karena pada tahap ini merupakan tahap
pengendali mutu teh hitam yang dihasilkan. Teh hitam didiamkan dalam
ruangan oksidasi selama minimal 2 jam, maksimal 3 jam. Dilakukan selama
2-3 jam karena jika kurang dari 2 jam ataupun lebih dari 3 jam dapat terjadi
kerusakan pada teh hitam.
5. Pengeringan
Tujuan dari proses pengeringan ini adalah untuk mengurangi kadar air hingga
kadar air dalam teh hitam kurang lebih 3%. Proses pengeringan ini dilakukan
selama 22 – 23 menit. Suhu selama proses pengeringan yakni 100 °C pada
waktu dimasukkan ke dalam mesin pengering dan 50 °C pada waktu keluar
dari mesin pengering. Penurunan suhu ini dilakukan agar teh hitam yang
dihasilkan tidak gosong, sehingga hasilnya menjadi tidak baik.
6. Sortasi kering
Proses sortasi ini dilakukan berdasarkan warna, kasar halusnya serbuk teh
hitam yang dihasilkan, berat jenis.
7. Pengepakan
Setelah selesai proses sortasi, dilanjutkan ke tahap pengepakan.
Pada proses pembuatan teh hitam, glikosida kuersetin tidak mengalami
oksidasi, hal ini terjadi karena ketidakmampuan kuersetin untuk mengalami
oksidasi yang mungkin disebabkan karena kelarutan bentuk aglikonnya yang
sangat rendah dalam air (Gruenwald, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
C. Ekstraksi
1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agent
(Harborne, 1987).Pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat dapat
dipermudah dengan mengetahui terlebih dahulu zat aktif yang dikandung
simplisia (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1986).
3. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah
pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Penyarian dengan
soxhletasi menggunakan larutan yang dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif
yang tidak tahan pemanasan kurang cocok (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Cairan Penyari
Senyawa fenolik umumnya diekstraksi menggunakan air, metanol, etanol
aseton, etil asetat maupun kombinasi dari pelarut-pelarut tersebut. Keberadaannya
yang tertempel dengan gula cenderung untuk menyebabkan senyawa fenolik lebih
larut dalam air, dan dengan demikian kombinasi pelarut diatas dengan air cocok
untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon,
flavanon, dan flavonol cenderung untuk lebih larut dalam pelarut non-aquaeous
(Escribano dan Santos, 2010).
5. Solid-Phase Extraction
Solid Phase Extraction merupakan alternatif metode yang cepat, mudah,
dan ekonomis karena secara signifikan mngurangi volume pelarut organik yang
dibutuhkan. SPE digunakan untuk mengekstrak senyawa dari cairan matriks dan
dapat juga digunakan sebagai metode pemurnian / fraksinasi(Escribano dan
Santos, 2010).
Keunggulan SPE dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair adalah:
a. Proses ekstraksi lebih sempurna
b. Pemisahan analit dari pengganggu yang mungkin ada menjadi lebih efisien
c. Mengurangi pelarut organik yang digunakan
d. Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah dikumpulkan (Gandjar dan
Rohman, 2009).
Ada 4 tahap dalam prosedur SPE, yaitu:
a. Pengkondisian. Cartridge (Penjerap) dialiri dengan pelarut sampel untuk
membasahi permukaan penjerap dan untuk menciptakan nilai pH yang sama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sehingga perubahan-perubahan kimia yang tidak diharapkan ketika sampel
dimasukkan dapat dihindari.
b. Retensi (tertahannya) sampel.Larutan sampel yang dilewatkan ke cartridge
baik untuk menahan analit yang dituju, sementara komponen lain terelusi atau
untuk menahan komponen yang tidak diharapkan sementara analit yang dituju
terelusi.
c. Pembilasan. Tahap ini penting untuk menghilangkan seluruh komponen yang
tidak tertahan oleh penjerap selama tahap retensi.
d. Elusi. Tahap ini merupakan tahap akhir untuk mengambil analit yang dituju
jika analit tersebut tertahan pada penjerap (Rohman, 2009).
Gambar 6. Skematik prosedur SPE
D. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
1. Definisi dan Instrumentasi
Menurut Hendayana (2006), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
adalah teknik pemisahan campuran senyawa berdasarkan interaksi dengan fase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diam di bawah aliran fase gerak, dimana fase gerak dialirkan dengan bantuan
tekanan menuju kolom secara cepat dan dideteksi dengan detektor yang sesuai.
Ada dua fase dalam kromatografi yaitu fase normal dan fase terbalik.
Fase normal apabila fase diam lebih polar dari fase gerak, sedangkan fase terbalik
yaitu apabila fase diam lebih non polar dari fase geraknya (Munson, 1991).
Menurut Harris (2011), komposisi pokok dari instrumentasi KCKT yakni
kolom, sistem penghantar pelarut, katup penginjeksian sampel, detektor, dan
perekam atau komputer untuk menampilkan hasil pemisahan.
a. Kolom.Kolom merupakan bagian KCKT yangmana terdapat fase diam untuk
berlangsungnya proses pemisahan solut/analit (Rohman, 2009).
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling
banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan
kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih
pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar (Rohman, 2009).
Kolom kromatografi dapat dipanaskan untuk mengurangi kekentalan dari
pelarut. Kekentalan pelarut yang berkurang ini mengakibatkan tekanan menurun
atau mempercepat aliran (Harris, 2011).
b. Wadah fase gerak. Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Fase
gerak sebelum digunakan harus dilakukan degassing (penghilangan gas) yang ada
pada fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain
terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Adanya
pengotor dalam reagen dapat menyebabkan gangguan pada sistem kromatografi.
Adanya partikel yang kecil dapat berkumpul dalam kolom atau dalam tabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang sempit, sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau
tabung tersebut. Karenanya, fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih
dahulu untuk menghindari partikel-partikel kecil ini (Gandjar dan Rohman, 2007).
c. Tempat penyuntikkan sampel.Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan
secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju
kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat
(Rohman, 2009).
d. Detektor.Idealnya suatu detektor harus mempunyai karakteristik mempunyai
respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel, mempunyai sensitifitas yang
tinggi, stabil dalam pengoperasiannya, signal yang dihasilkan berbanding lurus
dengan konsentrasi solut, tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir
fase gerak (Gandjar dan Rohman, 2007).
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen–komponen sampel (Gandjar dan Rohman, 2007).
Gambar 7. Peralatan KCKT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Analisis Kualititatif dan Kuantitatif
Analisis kualitatif KCKT berupa pengamatan waktu retensi (tR) senyawa
baku dan senyawa yang tidak diketahui dibandingkan dengan cara kromatografi
(Gandjar dan Rohman, 2007).Masing-masing senyawa memiliki waktu retensi
yang spesifik pada kondisi tertentu seperti kolom, suhu, dan laju sehingga dapat
digunakan sebagai salah satu dasar uji kualitatif (Noergrohati, 1994). Selain itu
analisis kualitatif KCKT juga dilakukan dengan cara spiking. Spiking dilakukan
dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan
diselidiki dengan senyawa baku pada kondisi kromatografi yang sama. Jika pada
puncak tertentu yang diduga mengandung senyawa yang diselidiki terjadi
peningkatan tinggi puncak/luas puncak setelah di-spiking dibandingkan dengan
tinggi puncak /luas puncak yang tidak dilakukan spiking, maka dapat
diidentifikasi bahwa sampel mengandung senyawa yang kita selidiki (Rohman,
2009).
Analisis kuantitatif dengan teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran
luas atau area puncak analit dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas atau
area larutan standar.(Gandjar dan Rohman, 2007).
E. Landasan Teori
Daun teh merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai
minuman yang dipercaya memiliki banyak khasiat. Berdasarkan proses
pengolahannya teh dibagi menjadi teh hijau dan teh hitam. Teh hijau diproduksi
dengan menguapkan air dari daun teh segar dan proses pelayuan dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Teh hitam
diproduksi dengan mengoksidasi bagian daun. Selama proses oksidasi, adanya
enzim pada teh mengubah beberapa polifenol yang memiliki aktivitas terapetik
menjadi senyawa yang kurang aktif tetapi senyawa kuersetin tidak mengalami
proses oksidasi karena sifat kuersetin yang sukar larut dalam air sehingga
kuersetin tidak mampu mengalami proses oksidasi.
Kuersetin merupakan senyawa yang berwarna kuning yang larut dalam
asam asetat glasial, etil asetat, sukar larut dalam alkohol dan praktis tidak larut
dalam air. Kuersetin merupakan salah satu senyawa alam yang terdapat dalam
tanaman teh yang merupakan kelompok flavonoida golongan flavonol. Kuersetin
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan antara lain antioksidan, antiinflamasi,
antiplatelet, antikanker, antivirus, dan antihistamin. Kebanyakan flavonoid di
alam terdapat sebagai glikosida. Untuk dapat mengetahui kadar kuersetin total
yang terdapat dalam daun teh maka perlu dilakukan proses hidrolisis untuk
memecah ikatan antara kuersetin aglikon dengan gula yang terikat.
Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode soxhletasi dan proses
fraksinasi menggunakan solid-phase extractiondengan cartridge C18.Selanjutnya
dari hasil fraksinasi dilakukan analisis dengan metode KCKT.
Analisis kuersetin dalam daun teh segar, teh hijau,dan teh hitam dapat
dilakukan dengan metode KCKT karena metode ini selektif dalam memisahkan
senyawa multikomponen dengan waktu yang relatif singkat. Penetapan kadar
kuersetin total dalam daun teh segar, teh hijau,dan teh hitam dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengetahui apakah proses pengeringan dan proses fermentasi berpengaruh
terhadap kadar kuersetin pada daun teh.
F. Hipotesis
Daun teh segar, teh hijau dan teh hitam mengandung kuersetin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental deskriptif, karena
terdapat intervensi terhadap subyek uji.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis teh yang digunakan
2. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kadar kuersetin yang terdapat
dalam daun teh segar, teh hijau, dan teh hitam.
3. Variabel pengacau pada penelitian ini adalah
a. Kemurnian pelarut yang digunakan, sehingga digunakan pelarut pro
analysis yang memiliki kemurnian cukup tinggi.
b. Suhu saat proses ekstraksi, dapat diatasi dengan menentukan suhu yang
akan digunakan dan menjaganya dalam keadaan konstan yakni 90° C.
C. Definisi Operasional
1. Sistem kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan kolom fase diam oktadesil silika (C18) dan
komposisi fase gerak metanol - aqua bidestilata – asam fosfat 5% (54 : 45 :
1) dengan kecepatan alir 1,0 ml/menit, suhu oven 30° C, λ 370 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Teh yang digunakan yakni daun teh segar, teh hijau yang diperoleh dari
perkebunan PT. PAGILARAN, Samigaluh dan teh hitam yang diperoleh dari
perkebunan PT. PAGILARAN, Batang.
D. Bahan-bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni baku kuersetin
(Sigma Aldrich), metanol pro analysis (E. Merck), Butyl Hidroksi Toluen (E.
Merck), asam klorida, asam fosfat, aquabidestilata, sampel daun teh segar, teh
hijau, dan teh hitam.
E. Alat-alat Penelitian
Alat yang digunakan seperangkat alat KCKT fase terbalik terdiri :
seperangkat alat KCKT dengan detektor UV, Shimadzu LC-2010C, kolom C18
merek SHIMADZHU, Dimensi 150 x 4,6 mm, 5 m, seperangkat komputer
(chasing merek Dell B6RDZ1S Connexant System RD01-D850 A03-0382 JP
France S.A.S, printer HP Deskjet D2566 HP-024-000 625 730), degassing
ultrasonikator (Retsch tipe T460 no V935922013 EY), organic solvent membrane
filter Whatman (0,45m), membran filter Whatman ukuran pori 0,5 µm dan
diameter 47 mm, neraca analitik dengan kepekaan 0,001 (Ohaus Carat Series PAJ
1003), milipore, mikropipet, indikator pH, Moisture Balance, Rotary evaporator,
seperangkat alat gelas, solid-phase extraction cartridge C-18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
F. Tata Cara Penelitian
1. Pengambilan dan pembuatan sampel
Sampel yang digunakan berupa lembaran pucuk daun teh segar, teh hijau,
dan teh hitam. Teknik pengambilan daun teh segar diambil secara acak mewakili
setiap deret tanaman teh di lahan perkebunan teh PT. PAGILARAN. Sampel teh
hijau dan teh hitam diambil secara acak dari hasil produksi di pabrik PT.
PAGILARAN selanjutnya dilakukan proses pencacahan daun teh segar dan proses
penyerbukan teh hijau dan teh hitam.
2. Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu
a. Daun Teh Segar:
a.1. Uji Kadar Air. 5 gram teh segar yang telah di blender ditimbang seksama,
masukkan ke dalam krus yang telah ditara sebelumnya, masukkan ke dalam
alat gravimetri, catat kadar air yang terukur pada alat gravimetri.
a.2. Uji Kadar Abu. 3 gram teh segar yang telah di blender ditimbang
seksama, masukkan ke dalam krus platina yang telah dipijarkan dan ditara.
Ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga aran habis, dinginkan, timbang. Jika
dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring
melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa dan kertas saring dalam krus
yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan, pijarkan hingga bobot
tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di
udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Teh Hijau dan teh hitam. Dilakukan dengan cara yang sama seperti penetapan
kadar abu dan kadar air dalam daun teh segar.
3. Pembuatan Larutan Penyari
Larutan penyari yang digunakan untuk proses ekstraksi dan fraksinasi
dalam penelitian ini adalah metanol-air (90-10) yang mengandung 1,85 M HCl.
HCl 1,85 M dibuat dengan mengambil sebanyak 163,40 mL HCl 11,32 M dengan
menggunakan buret kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL,
kemudian ditambahkan dengan metanol-air (90-10) hingga batas tanda, kocok
homogen.
4. Ekstraksi dan Clean-up
a. Sampel daun teh segar. Masing-masing ditimbang kurang lebih 8 gram
dengan seksama daun teh segar yang telah di blender, teh hijau dan teh hitam
yang telah dihaluskan. Kemudian dimasukkan kedalam teabag dan
dimasukkan dalam tabung soxhlet dengan 240 mL larutan penyari dalam labu
erlenmeyer. Kedalam larutan penyari ditambahkan Butil Hidroksi Toluen
(BHT) sebanyak 240 mg. Proses ekstraksi ini dilakukan pada suhu 90° C
sebanyak sirkulasi yang telah dioptimasi pada proses optimasi ekstraksi yakni
18 kali sirkulasi. Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dimasukkan kedalam
labu takar 250 mL dan ditambahkan dengan larutan penyari hingga batas
tanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
25 mL ekstrak dipekatkan hingga volume 5 mL. Sebanyak 0,1 mL
dimasukkan kedalam cartridge C-18 yang telah dikondisikan dengan larutan HCl
pH 3. Selanjutnya elusi dengan metanol 6 mL. fraksi yang diperoleh ditampung
dalam flakon.
5. Pembuatan fase gerak
Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol-
aquabidestilata-asam fosfat(54:45:1). Larutan asam fosfat 5% dibuat dengan
mengambil sebanyak 29,4 mL asam fosfat 85% menggunakan buret 50 mL ke
dalam labu takar 500 mL dan ditambahkan dengan akuabides hingga batas tanda.
Kemudian disaring menggunakan anorganic membran filter (Whatman). Fase
gerak ini selanjutnya didegassing selama 15 menit menggunakan ultrasonicator.
6. Pembuatan larutan baku kuersetin
a. Pembuatan larutan stok. Kuersetin baku ditimbang lebih kurang 25 mg dengan
seksama serbuk kuersetin dan dilarutkan dengan metanol p.a dalam labu takar
25,0 mL hingga batas tanda sehingga diperoleh konsentrasi 1000 ppm.
b. Pembuatan seri larutan baku kuersetin. Lima seri larutan baku kuersetin dibuat
dengan konsentrasi10, 20, 30, 40 dan 50 ppm dengan cara mengambil larutan
intermediet kuersetin dengan mikropipet100, 200, 300, 400 dan 500µL kemudian
diencerkan dengan methanol p.a dalam labu takar 10,0 mL hingga batas tanda.
Larutan disaring dengan millipore dan didegassing selama 15 menit dengan
ultrasonikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
7. Pembuatan kurva baku kuersetin
Seri larutan baku dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm, masing-
masing larutan disaring dengan menggunakan millipore kemudian didegassing
dengan ultrasonikator selama 15 menit dan 20 µL dari masing-masing larutan
diinjeksikan pada sistem KCKT fase terbalik dengan fase diam C18 dan fase gerak
metanol-aquabidestilata-asam fosfat (54:45:1) pada kecepatan alir 1,0 mL/menit.
Dari kromatogram diperoleh luas area kuersetin untuk masing-masing
konsentrasi. Luas area ini kemudian diplotkan terhadap konsentrasi kuersetin
untuk memperoleh regresi linier dengan persamaan y = bx + a.
8. Penetuan nilai % recovery
a. % Recovery keseluruhan proses. Kedalam masing-masing sampel
ditambahkan kuersetin baku 5mg, 10mg, 15mg dan 20mg. Masing-masing
sampel yang telah diadisi dengan kuersetin baku kemudian di ekstraksi
dengan metode soxhletasi dan dilakukan proses clean-up dengan
menggunakan SPE cartridge C18. Selanjutnya sampel disaring dengan
milipore dan didegassing selama 15 menit. Sejumlah 20µL diinjeksikan
kedalam sistem KCKT. Nilai AUC yang diperoleh selanjutnya dimasukkan
kedalam persamaan kurva baku sehingga akan diperoleh kadar kuersetin
dalam sampel. Kemudian dihitung nilai % recovery menggunakan rumus
sebagai berikut :
% recovery = ௗ ௗ ௗ௦ି ௗ ௧ ௗ௦ௗ ௨ ௬ ௗ௧
x 100%
b. Recovery proses SPE. Kedalam masing-masing ekstrak yang akan dilakukan
proses clean-up ditambahkan kuersetin baku 5mg, 10mg, 15mg dan 20mg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Masing-masing sampel yang telah diadisi dengan kuersetin selanjutnya
disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit. Sejumlah 20µL
diinjeksikan kedalam sistem KCKT. Nilai AUC yang diperoleh selanjutnya
dimasukkan kedalam persamaan kurva baku sehingga akan diperoleh kadar
kuersetin dalam sampel. Replikasi dilakukan 2 kali.
9. Penetapan kadar kuersetin dalam sampel
Sampel yang digunakan yakni fraksi metanol daun teh segar, fraksi
metanol teh hijau dan fraksi metanol teh hitam. Fraksi metanol kemudian disaring
dengan millipore, kemudian didegassing selama 15 menit dengan ultrasonikator.
Sampel yang telah dipreparasi diinjeksikan sebanyak 20 µL ke dalam sistem
KCKT yang telah dioptimasi sehingga didapatkan kromatogram sampel dan
dibaca AUC dari masing-masing replikasi. Masukkan hasil AUC ke persamaan
kurva baku kuersetin dari hasil validasi sehingga diperoleh kadar kuersetin dalam
sampel. Replikasi dilakukan 5 kali.
G. Analisis Hasil
Metode yang valid yang akan digunakan untuk penetapan kadar kuersetin
dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam dilihat dari parameter akurasi yang
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (% recovery) .
Analisis kualitatif dengan membandingkan waktu retensi sampel dengan
baku kuersetin dan dengan cara spiking, kemudian dilihat terjadinya peningkatan
tinggi puncak/luas puncak setelah di spiking. Analisis kuantitatif dapat dihitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan memasukkan AUC sampel ke dalam persamaan regresi linear yang
diperoleh dari kurva baku kuersetin hasil validasi y = bx + a sehingga di dapat
kadarnya. Satuan kadar kuersetin adalah %bbൗ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Dharma
(2012) mengenai optimasi proses ekstraksi kuersetin total, Dwiyoga (2012)
mengenai optimasi dan validasi penetapan kadar kuersetin total dalam teh hijau,
Wirasaputra (2012) mengenai optimasi jenis fase diam dan komposisi fase gerak
proses clean-up dengan metode solid phase extraction.
Dari hasil optimasi yang dilakukan oleh Dharma (2012) diperoleh proses
ekstraksi yang optimum yakni menggunakan proses soxhletasi sekaligus dengan
proses hidrolisis dengan menggunakan larutan penyari metanol-air (90-10) yang
mengandung HCl 1,85 M pada suhu 90°C. Proses ekstraksi dengan metode
soxhletasi ini dilakukan hingga tercapai 18 sirkulasi.
Dari hasil optimasi yang dilakukan oleh Wirasaputra (2012) diperoleh
proses clean-up yang optimal yakni tahap conditioning menggunakan air-HCl,
tahap elusi menggunakan metanol 100% sebanyak 6-10 mL
Dari hasil optimasi yang dilakukan oleh Dwiyoga (2012) diperoleh
sistem KCKT yang optimum yakni menggunakan fase diam oktildesilsilan (C-18),
campuran fase gerak metanol:aquabidest:asam fosfat 5% (54:45:1), kecepatan alir
1,0 mL/menit, suhu oven 30° C. Penelitian ini juga didasarkan pada validasi
HPLC yang dilakukan oleh Dwiyoga (2012) yang telah memenuhi persyaratan
validasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
A. Pengambilan dan Pembuatan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian yakni daun teh segar, teh hijau,
dan teh hitam. Teknik pengambilan sampel untuk daun teh segar dilakukan secara
acak mewakili seluruh tanaman teh perkebunan teh, Kulonprogo, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang representatif. Sampel teh hijau berupa tanaman
kering, teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak mewakili seluruh hasil
produksi teh hijau. Begitu pula pada teknik pengambilan sampel teh hitam. Teh
hijau dan teh hitam diperoleh dari pucuk daun teh segar yang diolah di pabrik PT.
PAGILARAN, selanjutnya diserbukhaluskan dan kemudian diayak untuk
mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil dan seragam.
Daun teh segar yang diperoleh selanjutnya dilakukan sortasi basah untuk
membuang bahan lain yang tidak diinginkan, selanjutnya dilakukantahapan
pencucian. Daun teh yang sudah disortasi dan dicuci selanjutnya diblender untuk
memperkecil ukuran partikel sehingga luas permukaan kontak dengan larutan
penyari semakin besar dengan demikian jumlah senyawa yang tersari semakin
besar. Kemudian ditimbang kurang lebih 8 gram dengan seksama masing-masing
sampel dan dimasukkan kedalam tea bag.
B. Penetapan Kadar air dan Kadar Abu
Daun teh segar, teh hijau, dan teh hitam yang akan ditetapkan kadarnya
harus memenuhi syarat kadar abu dan kadar air yang telah ditetapkan, oleh
karena itu perlu dilakukan penetapan kadar abu dan penetapan kadar air untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengetahui kelayakan dari daun teh segar, teh hijau dan teh hitam yang akan
dianalisis.
Penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui tingkat pengotoran
oleh logam dan silikat. Tabel II menyajikan data mengenai kadar abu dari daun
teh segar, teh hitam, dan teh hijau. Sebelum digunakan krus platina dipijarkan
terlebih dahulu untuk menghilangkan logam dan silikat yang mungkin masih
terdapat dalam krus platina sehingga dapat meningkatkan kadar abu dari teh yang
ditetapkan kadar abunya.
Tabel II. Hasil penetapan kadar abu
Sampel Kadar abu (%) Daun teh segar 2,01
Teh hijau 2,95 Teh hitam 0,83
Dari data diatas dapat dikatakan seluruh sampel yang akan digunakan memenuhi
syarat kadar abu yakni kurang dari 4 % (Rahardian, 2011).
Penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kandungan air dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam. Tabel III menyajikan
data mengenai kadar air dari daun teh segar, teh hijau, dan teh hitam.
Tabel III. Hasil penetapan kadar air
Sampel Kadar air (%) Daun teh segar 78,04
Teh hijau 6,07 Teh hitam 7,88
Kadar air daun teh segar yakni lebih dari 70%, hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar kandungan dalam daun teh segar yakni air. Hal ini karena
daun teh segar belum mengalami pengolahan apapun seperti proses pengeringan
sehingga kandungan air pada daun teh segar sangat tinggi. Berbeda dengan kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
air pada teh hijau dan teh hitam, kadar air pada teh hitam yakni 7,88 % dan pada
teh hijau kadar air nya yakni 6,07 %. Menurut Rahardian (2011), jumlah ini masih
memenuhi syarat yakni kurang dari 8,00 %.
Dilihat dari parameter kadar abu dan kadar air, daun teh segar, teh hijau
dan teh hitam memiliki mutu yang baik.
C. Ekstraksi dan Hidrolisis
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat
larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan
mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Direktorat
Jenderal Pengawasan Obatdan Makanan, 1986). Proses terekstraksinya zat aktif
dari sel tanaman adalah pelarut organik akan berdifusi menembus dinding sel dan
masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam
pelarut organik tersebut sehingga perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
didalam sel dan pelarut organik diluar sel, maka larutan akan terdisitribusi keluar
sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi kesetimbangan antara konsentrasi
cairan zat aktif didalam sel dan diluar sel (List dan Schmidt, 1989).
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sokletasi.
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru umumnya
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah
pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2000). Prinsip metode sokhletasi yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pelarut terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi
sampel dan mengisi bagian tengah alat sokhlet. Tabung sifon juga terisi dengan
larutan penyari dan ketika mencapai bagian atas tabung sifon, larutan tersebut
akan kembali ke dalam labu.
Kebanyakan flavonoid di alam terdapat sebagai glikosida. Flavonoid
glikosida menunjukkan kelarutan yang baik dalam air dibandingkan dengan
aglikonnya. Beberapa senyawa flavonoid seperti flavon dan flavonol, umumnya
tidak tertandai sebagai senyawa utuh, tetapi dalam bentuk aglikonnya. Kuersetin
di dalam daun teh terdapat dalam berbagai bentuk glikosida antara lain kuersetin-
3-glukosida (isokuersetin), kuersetin-3-rhamnoside (kuersitrin) dan kuersetin-3-
rutinoside (rutin). Karena alasan tersebut, prosedur hidrolisis diperlukan untuk
memecah ikatan glikosida selama proses ektraksi (Escribano dan Santos, 2010).
Suhu yang digunakan selama proses ekstraksi yakni 90 °C. Dalam proses
sokhletasi dibutuhkan pelarut yang dapat menyari zat yang diinginkan. Dari
proses optimasi ekstraksi yang telah dilakukan sebelumnya, pelarut yang
digunakan selama proses penyarian yakni metanol-air (90-10) yang mengandung
HCL 1,85 M (Dharma, 2012). Menurut Markham (1988), adanya sejumlah gugus
hidroksil atau mempunyai gugus gula, flavonoid juga bersifat polar dan karenanya
cukup larut dalam pelarut polar seperti metanol. Kuersetin memiliki sejumlah
gugus hidroksil, sehingga inilah alasan digunakan metanol sebagai cairan penyari.
Pada suhu 90 °C metanol dalam larutan penyari akan menguap dan
terembunkan kembali membasahi tea bag sehingga dapat menyari daun teh
tersebut. Analit yang ingin di ekstraksi yakni kuersetin. Senyawa-senyawa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tersari dalam metanol akan tertampung dalam labu yang berisi larutan penyari
yang mengandung HCl. Senyawa-senyawa tersebut akan mengalami proses
hidrolisis.
Proses hidrolisis ini dilakukan untuk merubah kuersetin bentuk glikosida
menjadi kuersetin bentuk aglikonnya dalam suasana asam. Larutan HCl berfungsi
sebagai katalisator yang dimaksudkan untuk mempercepat terjadinya reaksi
hidrolisis serta untuk mempertahankan kuersetin tetap dalam bentuk molekulnya.
Menurut Harborne (1987), flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan dalam
beberapa bentuk glikosida dan aglikon flavonoid yang mungkin saja terdapat
dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida, karena alasan
itulah, maka dalam menganalisis flavonoid biasanya lebih baik bila memeriksa
aglikon yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan yang telah dihidrolisis sebelum
memperhatikan kerumitan glikosida yang mungkin terdapat dalam ekstrak asal.
Dalam daun teh, kuersetin terdapat dalam bentuk glikosida dan aglikonnya, untuk
dapat mengukur kuersetin total maka diperlukan proses hidrolisis untuk
memutuskan ikatan antara glikosida dengan aglikonnya sehingga diperoleh
kuersetin aglikon.
O
OO gula
HO
OH
OH
OHO
OOH
HO
OH
OH
OH
GulaH2O/H +
Gambar 8. Reaksi hidrolisis dengan HCl
D. Clean-up
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dilakukan proses clean-up untuk
mendapatkan kuersetin dengan jumlah pengotor yang sedikit. Proses clean-up ini
dilakukan dengan menggunakan kolom solid phase extraction cartridge C-18.
Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bersifat
lebih nonpolar dibandingkan dengan kepolaran kuersetin yang dapat mengganggu
analisis dengan metode KCKT.
Proses clean-up dilakukan dengan menggunakan Solid Phase Extraction
(SPE) yang didasarkan pada polaritas dan keasaman. Secara umum SPE
digunakan untuk menghilangkan senyawa phenolic non polar (Mumper dan Dai,
2010). Sebanyak 25 mL ekstrak metanol-air dipekatkan hingga volume 5 mL.
Sebanyak 0,1 mL sampel dimasukkan kedalam cartridge yang telah dikondisikan
terlebih dahulu dengan larutan HCl yang memiliki pH 3. Larutan HCl yang
digunakan memiliki pH 3 dimaksudkan untuk membuat kuersetin berada dalam
bentuk molekul dimana pada kondisi asam kuersetin berada dalam bentuk
molekul utuh. Sifat kuersetin yang bersifat asam ditunjukkan dari adanya gugus –
OH pada struktur kuersetin.
Pengkondisian dengan larutan HCl ini dilakukan untuk memastikan
interaksi yang terjadi antara analit yakni kuersetin dengan fase diam berlangsung
secara konsisten sehingga memberikan hasil pemisahan yang optimal. Selanjutnya
dilakukan proses elusi dengan metanol. Cartridge C-18 bersifat nonpolar sehingga
akan menahan senyawa-senyawa dalam sampel yang cenderung bersifat nonpolar
dan senyawa-senyawa yang cenderung bersifat polar, yang larut dalam metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
akan terelusi keluar dari kolom. Kuersetin merupakan senyawa yang bersifat polar
sehingga akan terelusi dengan metanol.
E. Pembuatan Fase Gerak
Pada tahap analisis dengan KCKT digunakan fase diam C-18 dan fase
gerak metanol : akuabides : asam fosfat 5% (45:54:1). Fase gerak bersifat lebih
polar dibandingkan dengan fase diam sehingga pada penelitian ini digunakan
metode KCKT fase terbalik.
Metanol dipilih sebagai salah satu komposisi fase gerak karena metanol
memiliki viskositas yang lebih kecil dibanding dengan etanol karena jika
viskositas terlalu besar dapat meningkatkan tekanan pompa pada KCKT. Dari
hasil optimasi jenis dan komposisi fase gerak digunakan pula akuabides agar
kuersetin dapat terpisah dari senyawa-senyawa yang bersifat lebih polar dibanding
kuersetin sehingga senyawa-senyawa polar dapat terelusi lebih dulu. Penggunaan
asam fosfat pada komposisi fase gerak dimaksudkan untuk mengurangi tailing
pada puncak kuersetin.
Masing-masing komposisi dari fase gerak disaring dengan menggunakan
kertas Whatman untuk mengilangkan partikel-partikel dalam fase gerak yang
mungkin dapat menyumbat kolom. Selanjutnya larutan didegassing dengan
ultrasonikator untuk menghilangkan gelembung udara yang dapat memperngaruhi
tekanan pada pompa KCKT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Analisis Kualitatif Kuersetin
Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan waktu retensi
kuersetin baku dengan waktu retensi kuersetin dalam sampel. Waktu retensi (tR)
dapat digunakan untuk analisis kualitatif karena masing-masing senyawa memiliki
waktu retensi yang spesifik pada kondisi tertentu (Noegrohati, 2004). Dari hasil
kromatogram menunjukkan tR kuersetin baku, daun teh segar, teh hijau, dan teh
hitam berturut-turut yakni 15,746 ; 15,858 ; 15,775 ; 15,657. Gambar 9.
menunjukkan adanya kemiripan antara waktu retensi kuersetin baku dengan
waktu retensi kuersetin dalam sampel sehingga dapat dikatakan bahwa didalam
sampel daun teh segar, teh hijau dan teh hitam mengandung kuersetin.
(a)
(b)
Gambar 9. (a) kromatogram baku kuersetin 30 ppm, (b) kromatogram
sampel teh segar
Kuersetin
Kuersetin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(c)
(d)
Gambar 9. (c) kromatogram sampel teh hijau, (d) kromatogram sampel teh
hitam
Analisis kualitatif juga dilakukan dengan menspiking sampel dengan
baku kuersetin sehingga terjadi peningkatan tinggi puncak (Rohman, 2007). Dari
kromatogram yang diperoleh dapat dilihat terjadi peningkatan tinggi puncak pada
tR kuersetin. Tabel IV. menunjukkan peningkatan tinggi puncak pada tR kuersetin
sehingga dapat dikatakan bahwa sampel daun teh segar, teh hijau dan teh hitam
mengandung kuersetin.
Kuersetin
Kuersetin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(a)
(b)
(c)
Gambar 10. (a) Kromatogram Daun teh segar yang telah dispiking (b)
Kromatogram teh hijau yang telah dispiking (c) Kromatogram teh hitam yang telah
dispiking
Kuersetin
Kuersetin
Kuersetin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel IV. Data peningkatan tinggi peak pada tR kuersetin
Sampel Tinggi puncak sebelum dispiking
Tinggi puncak setelah dispiking
Daun teh segar 1985 8318 Teh hijau 5599 37177 Teh hitam 6741 33139
Waktu retensi suatu analit dipengaruhi oleh interaksi analit dengan fase
diam dan fase gerak. Pada penelitian ini digunakan fase diam C-18 yang bersifat
non polar dan fase gerak campuran metanol:akuabides:asam fosfat 5% yang
bersifat lebih polar dibandingkan dengan fase diam. Sistem fase gerak bersifat
lebih polar dibanding fase diam maka senyawa-senyawa yang bersifat polar akan
terelusi lebih dulu dibandingkan dengan senyawa yang bersifat lebih non polar
karena senyawa yang bersifat lebih polar akan berinteraksi lebih kuat dengan fase
gerak dibandingkan dengan fase diam, sehingga akan terlelusi lebih dahulu dan
senyawa yang bersifat lebih nonpolar akan terelusi lebih lama. Dilihat dari
kromatogram kuersetin bersifat lebih non polar dibanding dengan senyawa-
senyawa yang bersifat lebih polar sehingga kuersetin lebih lama tertahan di fase
diam dan memiliki tR yang lebih lama dibanding senyawa-senyawa yang bersifat
polar.
Gambar 11. Gugus polar dan non polar kuersetin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Senyawa yang dapat di baca oleh detektor UV harus memiliki gugus
kromofor dan auksokrom. Kuersetin memiliki gugus kromofor dan auksokrom
sehingga dapat memberikan serapan pada panjang gelombang ultraviolet. Gugus
kromofor merupakan gugus yang bertanggung jawab pada penyerapan ultraviolet,
sedangkan gugus auksokrom merupakan gugus yang bertanggungjawab terhadap
pergeseran panjang gelombang dan intensitas serapan maksimum kuersetin.
Gambar 16. menunjukkan gugus auksokrom dan kromofor yang terdapat pada
kuersetin
Gambar 12. Gugus auksokrom dan kromofor pada kuersetin
G. Validasi Prosedur Analisis
1. Akurasi
Validasi merupakan suatu pembuktian terhadap suatu pearameter
berdasarkan hasil laboratorium bahwa parameter tersebut memenuhi syarat untuk
penggunaannya (Gandjar dan Rohman, 2007). Parameter validasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ketepaatan (akurasi), linieritas dan LOQ (limit of
Quantitation).
Auksokrom Kromofor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Akurasi adalah ketepatan prosedur analisis yang menyatakan kedekatan
antara suatu nilai yang sebenarnya. Dalam penelitian ini akurasi ditentukan
dengan metode penambahan baku (standard addition method). Metode
penambahan baku dilakukan dengan menambahkan sejumlah tertentu
baku/standar ke dalam sampel. Akurasi dinyatakan dengan % recovery.
Recovery merupakan presentase analit yang dapat diekstraksi dan
dianalisis dari sampel yang telah ditambahkan analit pada konsentrasi tertentu
(Anonim, 2003). Penetapan % recovery ini dilakukan untuk mengetahui bahwa
keseluruhan metode maupun metode clean-up yang digunakan untuk penetapan
kadar kuersetin dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam tidak
menghilangkan kuersetin selama proses analisis. Nilai AUC yang diperoleh dari
sampel yang diadisi selanjutnya dimasukkan kedalam persamaan kurva baku
yakni y = 15390.57648 + 49597.53525x untuk kuersetin yang memiliki nilai
AUC antara 48032 – 235472 dan y = -368905.21654 + 61531.85173x untuk
kuersetin yang memiliki nilai AUC antara 255785 – 2705929. Tabel V.
menunjukkan hasil penetapan % recovery kuersetin untuk keseluruhan proses
analisis dan Tabel VI. menunjukkan hasil penetapan % recovery kuersetin untuk
proses clean-up.
Tabel V. Rata-rata % recovery
Sampel % recovery keseluruhan proses
% recovery proses clean-up
Daun teh segar 119,79 141,55% Teh hijau 98,57 108,92% Teh hitam 102,40 135,78%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dari hasil yang diperoleh hanya sampel teh segar adisi 5 mg dan 20 mg
yang tidak memenuhi persyaratan recovery berdasarkan Codex guideline yakni 70
– 110. Sedangkan untuk sampel adisi dari proses clean-up seluruh sampel tidak
memenuhi syarat recovery berdasarkan Codex guideline.
2. Linearitas dan Limit of Quantification (LOQ)
Data konsentrasi dan AUC dari matriks sampel yang telah dispike dengan
baku kuersetin selanjutnya dimasukkan kedalam program powerfit untuk dapat
mengetahui sebaran seluruh data adisi kuersetin baku kedalam matriks sampel
sehingga diperoleh persamaan regresi linier.
Linearitas merupakan kemampuan prosedur analisis untuk memperoleh
hasil percobaan yang berbanding lurus dengan konsentrasi analit di dalam sampel
(ICH, 2005). Hubungan yang linier ini dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) yang
menyatakan korelasi antara jumlah analit dengan AUC yang dihasilkan.
Tabel VI. menunjukkan nilai r yang diperoleh dari masing-masing
sampel dan masing-masing proses. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hanya
teh hijau untuk keseluruhan proses dan teh segar untuk proses clean-up yang
memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk jumlah sampel 10 yakni r ≥ 0,682
(FAO,1993).
Tabel VI. Nilai koefisien korelasi
Sampel r keseluruhan proses r proses clean-up Daun teh segar 0,97178 0,98217 Teh hijau 0,98608 0,92047 Teh hitam 0,97245 0,89729
Limit of Quantification (LOQ) merupakan konsentrasi terkecil dari analit
dalam sampel uji yang dapat dianalisis secara kuantitatif. Tabel VII menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
nilai LOQ untuk masing-masing sampel. Nilai LOQ inilah yang nantinya akan
digunakan sebagai batas bawah pengukuran sampel.
Tabel VII. Nilai Limit of Quantitation (LOQ)
Sampel LOQ keseluruhan proses (µg/g)
Rata-rata kadar sampel (µg/g)
Daun teh segar 1416,1943 1370,6028 Teh hijau 240,824 1431,8863 Teh hitam 341,8556 2201,1904
Kadar kuersetin dalam daun teh segar memiliki nilai lebih kecil dari nilai
LOQ sehingga kadar kuersetin yang dalam daun teh segar tidak dapat diyakini
kebenaran kadarnya. Nilai LOQ yang diperoleh untuk sampel teh hijau dan teh
hitam memiliki nilai lebih kecil dari kadar kuersetin yang diperoleh sehingga
kadar kuersetin teh hijau dan teh hitam dapat terukur secara kuantitatif.
H. Penetapan Kadar Kuersetin dalam Ekstrak Metanol Daun Teh Segar,
Teh hijau, dan Teh Hitam
Analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung kadar kuersetin dalam
ekstrak daun teh segar, teh hijau dan teh hitam. Perhitungan kadar kuersetin
dilakukan berdasarkan persamaan kurva baku yang diperoleh dari proses validasi
yakni y = 49597,53525 x + 15390,57648 untuk kuersetin yang memiliki nilai
AUC antara 48032 – 235472 dan y = 61531,85173 x – 368905,21654 untuk
kuersetin yang memiliki nilai AUC antara 255785 – 2705929
Presisi sampel merupakan suatu kedekatan nilai data satu dengan yang
lainnya dalam suatu kondisi analisis yang sama didalam matriks sampel. Nilai
presisi dinyatakan dengan nilai Coefficient of Variation (CV). Semakin kecil nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
CV menunjukkan nilai presisi yang semakin baik. Tabel VIII menunjukkan kadar
kuersetin dalam sampel teh segar, teh hijau dan teh hitam serta nilai SD dan %
CV.
Tabel VIII. Kadar Kuersetin dalam daun teh segar, teh hijau dan teh hitam
Sampel
Kadar kuersetin
(ppm)
Kadar kuersetin (µg/g)
Rata-rata kadar
kuersetin (µg/g)
SD CV (%)
Teh
segar
Replikasi 1 1,7116 1361,4924
1370,6028 7,1662 0,4922 Replikasi 2 1,7106 1373,2426 Replikasi 3 1,7304 1372,6168 Replikasi 4 1,7445 1367,2428 Replikasi 5 1,7407 1378,4194
Teh
hijau
Replikasi 1 7,1779 1432,0742
1431,8863 1,2257 0,0856
Replikasi 2 7,1532 1430,2418 Replikasi 3 7,1641 1433,5993 Replikasi 4 7,2085 1432,1468 Replikasi 5 7,1806 1431,3695
Teh
hitam
Replikasi 1 10,8269 2195,6801
2201,1904 3,7747 0,1715 Replikasi 2 10,8398 2203,4247 Replikasi 3 10,8439 2201,7638 Replikasi 4 10,8513 2205,5130 Replikasi 5 10,8035 2199,5704
Dari data penetapan kadar diperoleh rata-rata kadar kuersetin dalam daun
teh segar yakni 1455,8785 µg/g dengan CV 0,4922 %; rata-rata kadar kuersetin
dalam teh hijau yakni 1431,8863 µg/g dengan CV 0,0856 %; rata-rata kadar
kuersetin dalam teh hitam yakni 2201,1904 µg/g dengan CV 0,1715 %. Kadar
kuersetin yang diperoleh merupakan kadar kuersetin dalam berat kering sampel
yang digunakan.
Nilai %recovery dan kadar kuersetin teh segar yang lebih kecil dari LOQ
dapat disebabkan karena adanya kesalahan yang sering terjadi dalam analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kuantitatif. Kesalahan yang terjadi yakni kesalahan random dan kesalahan
sistematik.
Kesalahan random adalah kesalahan yang selalu terjadi dalam analisis
dikarenakan adanya sedikit variasi yang tidak dapat dikontrol (Gandjar dan
Rohman, 2007).
Tabel IX. Kesalahan random sampel S2 total S2 clean-up
Daun teh segar 2,2590 x 109 3,6502 x 1010 Teh hijau 3,3705 x 109 1,3961 x 1011
Teh hitam 8, 0587 x 109 1,5583 x 1011
Kesalahan sistematik memiliki sifat yang konstan, serta dapat
mengakibatkan hasilnya menyimpang dari rata-rata. Kesalahan ini dapat
disebebakan oleh matriks sampel yang bervariasi, metode atau kesalahan
personal.
Tabel X. Kesalahan sistematik
sampel % Recovery total
% Recovery Clean-up
Daun teh segar 119,79 141,55% Teh hijau 98,57 108,92% Teh hitam 102,40 135,78%
Dari tabel IX. diketahui kesalahan random paling besar berasal dari
proses clean-up dilihat dari nilai varians proses clean-up yang lebih besar dari
nilai varians keseluruhan proses dan dari tabel X diketahui kesalahan sistematik
paling besar juga berasal dari proses clean-up yang dilihat dari nilai % recovery
clean-up yang lebih besar dari % recovery keseluruhan proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kadar kuersetin total dalam teh hijau dan teh hitam yakni 1431,8863
µg/g dan 2201,1904 µg/g sedangkan kadar kuersetin total dalam daun teh segar
tidak dapat ditetapkan karena kadar kuersetin total lebih kecil dari nilai LOQ.
B. Saran
Perlu dilakukan perbaikan terhadap preparasi sampel pada tahap clean-up
sehingga dapat diperoleh kuersetin lebih banyak dengan jumlah pengotor yang
sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003, Guidelines On Good laboratiry practice in residue analysis,pp. 21.
Ahmad, M.M., 2006, Anti Inflammatory Activities of Nigella sativa Linn (Kalongi, black seed), http://lailanurhayati.multiply.com/journal, diakses 22 april 2012
Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung.
Bisset, G. N., dan Wichth, M., 2001, Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals, second ed, CRC Press, Boca Raton, 490 – 492.
Dharma, S.P., 2012, Optimasi Proses Ekstraksi Kuersetin Total dalam Teh Hijau dengan Metode KLT-Densitometri, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obatdan Makanan, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 3-7, 26.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 537.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 299, 1009-1010.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1-12.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, volume kelima, edisi I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 299, 64-65.
Dwiyoga, A.R.H., 2012, Optimasi dan Validasi Penetapan Kadar Kuersetin menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Fase Terbalik dalam Teh Hijau (Camellia sinensis O.K.), Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Erlund, Iris., 2002, Chemical Analysis and Pharmacokinetics Of The Flavonoids Quercetin, Hesperitin And Naringenin In Humans, University of Helsinki, Helsinki, 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Escribano-Bailon, M.T., Santos-Buelga, C.,M, 2010, Polyphenol Extraction from Food, 8.
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, cetakan kedua, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 378, 389-390.
Gruenwald, J., Brendler, T., Jaenicke, C., 2007, PDR®For Herbal Medicines Fourth Edition, Thompson Healthcare Inc, 414 – 419.
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan¸ ITB, Bandung, 7-8
Hartoyo, A.,2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan, Kanisius, Yogyakarta, 9-13, 23-35.
Haryanto, 2012, Pengolahan Teh Hitam , PT. PAGILARAN, Batang.
Hendayana, S., 2006, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan ElektroforesisModern, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 21-25.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta, 177-181,211.
List, P.H., dan Schmidt, P.C., 1989, Phytopharmaceutical Technology, 99-105, CRC Press, Boca Raton.
Makasheva NE, Makashev YA, Sharonov BP,Grachev SA, Mironov VE. 1976. The kinetics of complex formation of some transition metals in quercetin and morin. Russian Chemical Bulletin 25:885-886.
Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Terjemahan Kosasih Padmawinata, Bandung: Penerbit ITB
Miean, K.H., Mohamed, S., 2000, Flavonoid (Myricetin, Quercetin, Kaempferol, Luteolin, andApigenin) Content of Edible Tropical Plants, University Putra Malaysia, Malaysia.
Mumper, R. J., dan Dai, J., 2010, Plant Phenolics: Extraction, Analysis and Their Antioxidant and Anticancer Properties, Molecules
Munson, J. W., 1991, Pharmaceutical Analysis Modern Methods, diterjemahkan oleh Harjana, Parwa B., Volume II, hal. 13-5, Airlangga University Press, Surabaya.
Nazaruddin, Paimin FB. 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya.
Noegrohati, S., 1994, Pengantar Kromatografi, UGM, Yogyakarta, pp. 6-17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Paulsen, Susan., 2003, Quercetin Monograph, diakses tanggal 11 Oktober 2011
Pertiwi, M.V., 2006, Penetapan Kadar Flavonoid Total Terhitung Sebagai Kuersetin dengan Menggunakan Metode Kolorimetri dalam Teh Hijau dan Teh Hitam [Merk X], Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Rahardian, Dimas, 2011, Teknologi Pengolahan Teh Hitam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Rohman, A., 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 217-230.Syah, Andi., 2006, Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau, AgroMedia Pustaka, Jakarta, 46, 69.
Septianingrum, E.,Faradilla, R., Ekafitri, R., Murtini, S., dan Perwatasari, D., 2009, Kadar Fenol Aktivitas Antioksidan Pada Daun Teh Hijau dan Teh Hitam Komersial, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Steenis, Dr. C.G.G.J. Van, et al., 1992, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, Cetakan Keenam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
The Merck Index, 1989, The Merck Index An Encyclopedia Of Chemicals Drugs and Biological, Eleventh edition, Merck & Co., Inc., USA, pp.1278.
Tokusoglu, O., Unal, M.K., Yildirim, Z., 2003, HPLC-UV and GC-MS Characterization of Flavonol Aglycons Quercetin, Kaempferol and Myricetin In Tomato Pastes and Other Tomato-Based Products, Acta Chromatographica
Traverniers, I., Loose, M.D., Bockstaele, E.V 2004, Trends In Quality In The Analytical Laboratory. II. Analytical Method Validation And Quality Assurance, Trends in Analytical Chemistry volume III
Tuminah, S., 2004, Teh (Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast) Sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan, Cermin Dunia Kedokteran No. 144, pp. 52 -53.
Wirasaputra, A., 2012, Optimasi Clean-up Esktrak Metanol-air Teh Hijau dengan Menggunakan Metode Solid Phase Extraction (SPE) untuk Mendukung Penetapan Kadar Kuersetin dalam Teh Hijau dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 1. Sertifikat analisis kuersetin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 2. Surat Determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 3. Penimbangan sampel teh Segar
a. Penimbangan sampel teh segar tanpa adisi
Penimbangan Replikasi I
Replikasi II
Replikasi III
Replikasi IV
Replikasi V
Berat beker glass 61,281 61,412 61,611 61,506 61,564 Berat beker glass + zat 69,557 69,579 69,745 69,746 689,708 Berat beker glass + sisa 61,468 61,564 61,639 61,591 61,591 Berat zat 8,089 8,015 8,106 8,200 8,117
b. Penimbangan sampel teh segar dengan adisi 5mg kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 61,521 61,386 Berat beker glass + zat 69,608 69,572 Berat beker glass + sisa 61,553 61,404 Berat zat 8,055 8,168
c. Penimbangan sampel teh segar dengan adisi 10mg Kuersetin baku Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat beker glass 61,368 61,475 Berat beker glass + zat 69,534 69,534 Berat beker glass + sisa 61,416 61,416 Berat zat 8,118 8,118
d. Penimbangan sampel teh segar dengan adisi 15mg Kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 61,426 61,566 Berat beker glass + zat 69,623 69,642 Berat beker glass + sisa 61,480 61,570 Berat zat 8,143 8,072
e. Penimbangan sampel teh segar dengan adisi 5mg Kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 61,481 61,489 Berat beker glass + zat 69,536 69,544 Berat beker glass + sisa 61,506 61,497 Berat zat 8,030 8,047
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 4. Penimbangan sampel teh hijau
a. Penimbangan sampel teh hijau tanpa adisi
b. Penimbangan sampel hijau dengan adisi 5mg kuersetin baku Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat beker glass 65,2246 44,9695 Berat beker glass + zat 73,3013 52,9875 Berat beker glass + sisa 65,2337 44,9857 Berat zat 8,0676 8,0018
c. Penimbangan sampel teh hijau dengan adisi 10mg Kuersetin baku Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat beker glass 44,9695 58,6507 Berat beker glass + zat 53,0847 66,6839 Berat beker glass + sisa 44,9786 58,6667 Berat zat 8,1061 8,0172
d. Penimbangan sampel teh hijau dengan adisi 15mg Kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 64,1046 64,1050 Berat beker glass + zat 72,1189 72,1290 Berat beker glass + sisa 64, 1217 64,1220 Berat zat 7,9972 8,0070
e. Penimbangan sampel teh hijau dengan adisi 20 mg Kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 61,5980 58,6507 Berat beker glass + zat 69,6046 66,6536 Berat beker glass + sisa 61,6095 58,6607 Berat zat 7,9951 7,9929
Penimbangan Replikasi I
Replikasi II
Replikasi III
Replikasi IV
Replikasi V
Berat beker glass 44,9693 65,2246 61,5910 44,8693 61,6008 Berat beker glass + zat 52,9843 73,2285 69,7002 53,0172 69,6167 Berat beker glass + sisa 44,9801 65,2416 61,7119 44,9793 61,6055 Berat zat 8,0042 7,9869 7,9803 8,0379 8,0112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 5. Penimbangan sampel teh hitam
a. Penimbangan sampel teh hitam tanpa adisi
b. Penimbangan sampel hitam dengan adisi 5mg kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 63,1850 61,0284 Berat beker glass + zat 71,2004 69,0417 Berat beker glass + sisa 63,1943 61,0390 Berat zat 8,0061 8,0027
c. Penimbangan sampel teh hitam dengan adisi 10mg Kuersetin baku Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat beker glass 58,6586 60,9172 Berat beker glass + zat 66,6799 68,9380 Berat beker glass + sisa 58,6497 60,9258 Berat zat 8,0302 8,0122
d. Penimbangan sampel teh hitam dengan adisi 15mg Kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 44,9710 61,0277 Berat beker glass + zat 53,0048 69,0285 Berat beker glass + sisa 44,9813 61,0361 Berat zat 8,0235 7,9924
e. Penimbangan sampel teh hitam dengan adisi20 mg Kuersetin baku
Penimbangan Replikasi I Replikasi II Berat beker glass 63,0958 60,9179 Berat beker glass + zat 71,1024 68,9202 Berat beker glass + sisa 63,1020 60,9193 Berat zat 8,0004 8,0009
Penimbangan Replikasi I
Replikasi II
Replikasi III
Replikasi IV
Replikasi V
Berat beker glass 65,1928 63,1850 63,1891 65,1986 58,6394 Berat beker glass + zat 52,3212 71,2075 71,2169 73,2189 66,6473 Berat beker glass + sisa 44,9801 63,1973 63,1973 65,2075 58,6496 Berat zat 8,0292 8,0105 8,0196 8,0114 7,9977
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 6. Penimbangan Kuersetin yang ditambahkan kedalam sampel teh segar dari awal proses
a. Penambahan kuersetin 5mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2064 0,2118 Berat kertas + zat 0,2118 0,2172 Berat kertas + sisa 0,2065 0,2120 Berat zat 0,0053 0,0052
b. Penambahan kuersetin 10mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2066 0,2013 Berat kertas + zat 0,2265 0,2116 Berat kertas + sisa 0,2076 0,2020 Berat zat 0,0097 0,0096
c. Penambahan kuersetin 15mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2040 0,2043 Berat kertas + zat 0,2194 0,2205 Berat kertas + sisa 0,2047 0,2057 Berat zat 0,0147 0,0148
d. Penambahan kuersetin 20mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2065 0,2015 Berat kertas + zat 0,227 0,2219 Berat kertas + sisa 0,2082 0,2020 Berat zat 0,0195 0,0199
Lampiran 7. Penimbangan Kuersetin yang ditambahkan kedalam sampel teh hijau dari awal proses
a. Penambahan kuersetin 5mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2046 0,2046 Berat kertas + zat 0,2099 0,2099 Berat kertas + sisa 0,2046 0,2046 Berat zat 0,0053 0,0053
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Penambahan kuersetin 10mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2050 0,2074 Berat kertas + zat 0,2151 0,2176 Berat kertas + sisa 0,2050 0,2075 Berat zat 0,0101 0,0101
c. Penambahan kuersetin 15mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2038 0,2021 Berat kertas + zat 0,2190 0,2173 Berat kertas + sisa 0,2038 0,2021 Berat zat 0,0152 0,0152
d. Penambahan kuersetin 20mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2108 0,1962 Berat kertas + zat 0,2308 0,2164 Berat kertas + sisa 0,2109 0,1964 Berat zat 0,0199 0,0200
Lampiran 8. Penimbangan Kuersetin yang ditambahkan kedalam sampel teh hitam dari awal proses
a. Penambahan kuersetin 5mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2073 0,2046 Berat kertas + zat 0,2126 0,2099 Berat kertas + sisa 0,2073 0,2046 Berat zat 0,0053 0,0053
b. Penambahan kuersetin 10mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2058 0,2114 Berat kertas + zat 0,2160 0,2217 Berat kertas + sisa 0,2058 0,2115 Berat zat 0,0102 0,0102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c. Penambahan kuersetin 15mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2064 0,2076 Berat kertas + zat 0,2215 0,2226 Berat kertas + sisa 0,2064 0,2077 Berat zat 0,0151 0,0149
d. Penambahan kuersetin 20mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2100 0,2046 Berat kertas + zat 0,2302 0,2246 Berat kertas + sisa 0,2100 0,2046 Berat zat 0,0202 0, 0200
Lampiran 9. Penimbangan Kuersetin yang ditambahkan kedalam sampel teh segar dari proses clean-up
a. Penambahan kuersetin 5mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2039 0,1971 Berat kertas + zat 0,2097 0,2026 Berat kertas + sisa 0,2055 0,1982 Berat zat 0,0042 0, 0044
b. Penambahan kuersetin 10mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,1999 0,1993 Berat kertas + zat 0,2111 0,2095 Berat kertas + sisa 0,2013 0,2003 Berat zat 0,0098 0, 0092
c. Penambahan kuersetin 15mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2039 0,2113 Berat kertas + zat 0,2191 0,2267 Berat kertas + sisa 0,2013 0,2169 Berat zat 0,0144 0, 0151
d. Penambahan kuersetin 20mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2082 0,2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berat kertas + zat 0,2290 0,2246 Berat kertas + sisa 0,2095 0,2049 Berat zat 0,0195 0, 0197
Lampiran 10. Penimbangan Kuersetin yang ditambahkan kedalam sampel teh hijau dari proses clean-up
a. Penambahan kuersetin 5mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2177 0,2077 Berat kertas + zat 0,2229 0,2128 Berat kertas + sisa 0,2177 0,2077 Berat zat 0,0052 0, 0051
b. Penambahan kuersetin 10mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2167 0,2118 Berat kertas + zat 0,2268 0,2219 Berat kertas + sisa 0,2169 0,2118 Berat zat 0,0099 0, 0101
c. Penambahan kuersetin 15mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,1990 0,2087 Berat kertas + zat 0,2144 0,2238 Berat kertas + sisa 0,1992 0,2089 Berat zat 0, 0152 0, 0149
d. Penambahan kuersetin 20mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2071 0,2087 Berat kertas + zat 0,2272 0,2288 Berat kertas + sisa 0,2071 0,2088 Berat zat 0,0201 0, 0200
Lampiran 11. Penimbangan Kuersetin yang ditambahkan kedalam sampel teh hitam dari proses SPE
a. Penambahan kuersetin 5mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2061 0,2097
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berat kertas + zat 0,2113 0,2148 Berat kertas + sisa 0,2061 0,2097 Berat zat 0,0052 0, 0051
b. Penambahan kuersetin 10mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2101 0,2042 Berat kertas + zat 0,2201 0,2144 Berat kertas + sisa 0,2102 0,2045 Berat zat 0,0099 0, 0099
c. Penambahan kuersetin 15mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2094 0,2123 Berat kertas + zat 0,2246 0,2276 Berat kertas + sisa 0,2094 0,2127 Berat zat 0, 0152 0, 0149
d. Penambahan kuersetin 20mg Penimbangan Replikasi I Replikasi II
Berat kertas 0,2085 0,2043 Berat kertas + zat 0,2287 0,2245 Berat kertas + sisa 0,2085 0,2047 Berat zat 0,0202 0, 0198
Lampiran 12. Data kadar air
Lampiran 13. Data Kadar abu teh segar
1. Penimbangan daun teh segar
Replikasi I II III Berat krus 26,7110 gram 29,3075 gram 30,9079 gram Berat krus + zat 29,6577 gram 32,3236 gram 33,8572 gram Berat zat 2,9467 gram 3,0161 gram 2,9493 gram
Sampel Daun teh segar Teh hijau Teh hitam
Replikasi I II III I II III I II III Kadar air (%) 78,42 77,27 78,45 5,84 6,00 6,37 7,87 7,23 8,54 Rata-rata (%) 78,04 6,07 7,88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Penimbangan abu
Replikasi I II III Berat krus 26,7110 gram 29,3075 gram 30,9079 gram Berat krus + abu 26,7337 gram 29,3791 gram 30,9929 gram Berat abu 0,0227 gram 0,0716 gram 0,0856 gram
3. Kadar abu = ୠୣ୰ୟ୲ ୟୠ୳ୠୣ୰ୟ୲ ୟ୲
x 100%
Replikasi I II III Kadar abu 0,77 % 2,37 % 2,90 % Kadar abu rata-rata 2,01 %
Lampiran 14. Data Kadar abu teh hijau
1. Penimbangan daun teh hijau
Replikasi I II III Berat kertas 0,5808 gram 0,5811 gram 0,5802 gram Berat kertas + zat 3,6078 gram 3,5882 gram 3,6679 gram Berat kertas + sisa 0,5808 gram 0,5813 gram 0,5802 gram Berat zat 3,027 gram 3,0069 gram 3,0877 gram
2. Penimbangan abu
Replikasi I II III Berat krus 26,6632 gram 27,7462 gram 29,3123 gram Berat krus + abu 26,7539 gram 27,8305 gram 29,4066 gram Berat abu 0,0907 gram 0,0843 gram 0,0943 gram
3. Kadar abu = ୠୣ୰ୟ୲ ୟୠ୳ୠୣ୰ୟ୲ ୟ୲
x 100%
Replikasi I II III Kadar abu 2,99 % 2,80 % 3,05 % Kadar abu rata-rata 2,95 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 15. Data kadar abu teh hitam
1. Penimbangan teh hitam
Replikasi I II III Berat kertas 0,5847 gram 0,5834 gram 0,5884 gram Berat kertas + zat 3,5891 gram 3,5876 gram 3,6112 gram Berat kertas + sisa 0,5848 gram 0,5839 gram 0,5890 gram Berat zat 3,0043 gram 3,0037 gram 3,0222 gram
2. Penimbangan abu
Replikasi I II III Berat krus 30,8936 gram 29,3946 gram 29,5444 gram Berat krus + abu 30,8288 gram 29,4021 gram 29,5468 gram Berat abu 0,0648 gram 0,0075 gram 0,0024 gram
3. Kadar abu = ୠୣ୰ୟ୲ ୟୠ୳ୠୣ୰ୟ୲ ୟ୲
x 100%
Replikasi I II III Kadar abu 2,16 % 0,24 % 0,08 % Kadar abu total 0,83 %
Lampiran 16. Kromatogram sampel teh segar tanpa adisi
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Parameter KCKT:
Kolom : C-18, ukuran partikel 5 µm
Fase gerak : Metanol : akuabides : asam fosfat 5% (45:54:1)
Kecepatan alir : 0,8 mL/menit
Detektor Vis : 370nm
Volume injeksi : 20µL
Replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Replikasi III
Replikasi IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Replikasi V
Lampiran 17. Kromatogram sampel teh segar dengan adisi kuersetin baku dari awal proses
Adisi kuersetin 5 mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Adisi kuersetin 5 mg replikasi I
Adisi kuersetin 10 mg Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Adisi kuersetin 10mg replikasi II
Adisi kuersetin 15mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Adisi kuersetin 15mg replikasi II
Adisi kuersetin 20mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Adisi kuersetin 20mg replikasi II
Lampiran 18. Kromatogram sampel teh segar dengan adisi kuersetin dari proses clean-up
adisi kuersetin 5mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
adisi kuersetin 5 mg replikasi II
adisi kuersetin 10mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
adisi kuersetin 10 mg replikasi II
adisi kuersetin 15mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
adisi kuersetin 15 mg replikasi II
adisi kuersetin 20mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
adisi kuersetin 20 mg replikasi II
Lampiran 19. Kromatogram sampel teh hijau tanpa adisi
Replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Replikasi II
Replikasi III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Replikasi IV
Replikasi V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 20. Kromatogram sampel teh hijau dengan adisi kuersetin dari awal proses
Adisi kuersetin 5 mg replikasi I
Adisi kuersetin 5 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Adisi kuersetin 10 mg replikasi I
Adisi kuersetin 10 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Adisi kuersetin 15 mg replikasi I
Adisi kuersetin 15 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Adisi kuersetin 20 mg replikasi I
Adisi kuersetin 20 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 21. Kromatogram sampel teh hijau dengan adisi kuersetin dari proses clean-up
Adisi kuersetin 5mg replikasi I
Adisi kuersetin 5 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Adisi kuersetin 10mg replikasi I
Adisi kuersetin 10 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Adisi kuersetin 15mg replikasi I
Adisi kuersetin 15 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Adisi kuersetin 20mg replikasi I
Adisi kuersetin 20 mg replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 22. Kromatogram sampel teh hitam tanpa adisi
Replikasi I
Replikasi II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Replikasi III
Replikasi IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Replikasi V
Lampiran 23. Kromatogram sampel teh hitam dengan adisi kuersetin dari awal proses
Adisi kuersetin 5mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Adisi kuersetin 5 mg replikasi II
Adisi kuersetin 10mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Adisi kuersetin 10 mg replikasi II
Adisi kuersetin 15mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Adisi kuersetin 15 mg replikasi II
Adisi kuersetin 20mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Adisi kuersetin 20 mg replikasi II
Lampiran 24. Kromatogram sampel teh hitam dengan adisi kuersetin dari proses clean-up
Adisi kuersetin 5mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Adisi kuersetin 5 mg replikasi II
Adisi kuersetin 10mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Adisi kuersetin 10 mg replikasi II
Adisi kuersetin 15mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Adisi kuersetin 15 mg replikasi II
Adisi kuersetin 20mg replikasi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Adisi kuersetin 20 mg replikasi II
Lampiran 25. Data kadar kuersetin teh segar dan contoh perhitungan kadar kuersetin
Sampel AUC Kuersetin
Konsentrasi kuersetin
(ppm)
Berat sampel
(g)
Kadar kuersetin (µg/g)
SD CV (%)
Replikasi 1 100284 1,7116 8,089 1361,4924
7,1959 0,4943
Replikasi 2 100230 1,7106 8,015 1373,2426 Replikasi 3 101215 1,7304 8,106 1372,6168 Replikasi 4 101913 1,7445 8,200 1367,2428 Replikasi 5 101726 1,7407 8,117 1378,4194 Rata-rata 101704 1.7276 8,1054 1370,6028
1. Contoh perhitungan kadar kuersetin teh segar
Seluruh hasil clean-up dengan SPE diuapkan, kemudian dilarutkan dalam
3mL pelarut metanol. Sebanyak 20 µL sampel diinjeksikan kedalam sistem
KCKT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
a. Kadar kuersetin dalam daun teh segar replikasi 1 = 100284, kemudian
dimasukkan kedalam persamaan kurva baku
y = 15390,57648 + 49597,53525 x
100284 = 15390,57648 + 49597,53525 x
49597,53525 x = 100284 – 15390,57648
49597,53525 x = 84893,42352
x = = 1,7116 µg/mL
i. Volume ekstrak = 250 mL
Kadar kuersetin dalam ekstrak = 1,7116 µg x 3 mL x ହ ୫,ଵ ୫
x ଶହ ୫ଶହ ୫
= 2418,45 µg
ii. Berat sampel = 8,089 g
Kadar air = 78,04 %
Berat kering sampel = 8,089 x 21,96% = 1,7763 gram
Kadar kuersetin dalam berat kering sampel = ଶସଵ଼,ସହ ஜ ଵ,ଷ
= 1370,60 µg/g
Lampiran 26. Data kadar kuersetin teh hijau dan contoh perhitungan kadar kuersetin
Sampel AUC Kuersetin
Konsentrasi kuersetin
(ppm)
Berat sampel (gram)
Kadar kuersetin (µg/g)
SD CV (%)
Replikasi 1 371396 7,1779 8,0042 1432,0742
1,2257 0,0856
Replikasi 2 370172 7,1532 7,9869 1430,2418 Replikasi 3 370711 7,1641 8,1081 1433,5993 Replikasi 4 372913 7,2085 8,0379 1432,1468 Replikasi 5 371532 7,1806 8,0112 1431,3695 Rata-rata 371345 7,1769 8,0041 1431,8863
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
1. Contoh perhitungan kadar kuersetin dalam teh hijau
Dari proses ekstraksi sampel di tambahkan dengan larutan penyari ke dalam
labu takar 250 mL. Diambil 25 mL dipekatkan hingga volume 5 mL.
selanjutnya diambil 0,1 mL dimasukkan kedalam SPE dan dielusi dengan 6 mL
metanol. Seluruh hasil clean-up dengan SPE diuapkan, kemudian dilarutkan
dalam 3mL pelarut metanol. Sebanyak 20 µL sampel diinjeksikan kedalam
sistem KCKT.
a. AUC kuersetin dalam teh hijau replikasi 1 = 371396 , kemudian
dimasukkan kedalam persamaan kurva baku
y = 15390,57648 + 49597,53525 x
371396 = 15390,57648 + 49597,53525 x
49597,53525 x = 371396 – 15390,57648
49597,53525 x = 356005,4235
x = 7,1779 ppm = 7,1779 µg/mL
i. Volume ekstrak = 250 mL
Kadar kuersetin dalam ekstrak = 7,1779 µg x 3 mL x ହ ୫,ଵ ୫
x ଶହ ୫ଶହ ୫
= 10766,85 µg
ii. Berat sampel = 8,0042 g
Kadar air = 6,07 %
Berat kering sampel = 8,0042 g x 93,93 % = 7,5183 gram
Kadar kuersetin dalam berat kering sampel = ଵ,଼ହ ஜ ,ହଵ଼ଷ
= 1432,09 µg/g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 27. Data kadar kuersetin teh hitam dan contoh perhitungan kadar kuersetin
Sampel AUC Kuersetin
Konsentrasi kuersetin
(ppm)
Berat sampel (gram)
Kadar kuersetin (µg/g)
SD CV (%)
Replikasi 1 552378 14,9725 8,0292 2195,6801
3,7747 0,1715
Replikasi 2 553017 14,9828 8,0075 2203,4247 Replikasi 3 553222 14,9862 8,0106 2201,7638 Replikasi 4 553587 14,9921 8,0124 2205,5130 Replikasi 5 551219 14,9536 7,9977 2199,5704 Rata-rata 552685 14,9774 8,0137 2201,1904
1. Contoh perhitungan kadar kuersetin dalam teh hitam
a. AUC kuersetin dalam teh hijau replikasi 1 = 552378 , kemudian dimasukkan
kedalam persamaan kurva baku y = 61531,85173 x – 368905,21654
y = 61531,85173 x – 368905,21654
552378 = 61531,85173 x – 368905,21654
61531,85173 x = 552378 + 368905,21654
61531,85173 x = 921283,2165
x = 14,9725 ppm = 14,9725µg/mL
i. Volume ekstrak = 250 mL
Kadar kuersetin dalam ekstrak = 14,9725 µg x 3 mL x ହ ୫,ଵ ୫
x ଶହ ୫ଶହ ୫
= 22458,75 µg
ii. Berat sampel = 8,0292 g
Kadar kuersetin = ଶଶସହ଼,ହ ஜ଼,ଶଽଶ ୶ ଽଶ,ଵଶ %
= 3036,39 µg/g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 28. Data recovery untuk keseluruhan proses penetapan kadar kuesetin dalam teh segar
adisi berat basah berat kering kuersetin
yang ditambahkan
AUC konsentrasi kuersetin (ug/mL)
konsentrasi kuersetin
(ug) %recovery rata-rata
0
8,089 1,7762
100284 1,7116 2567,4690
8,015 1,7601 100230 1,7106 2565,8359 8,106 1,7801 101215 1,7304 2595,6257 8,2 1,8007 101913 1,7445 2616,7356
8,117 1,7825 101726 1,7407 2611,0801
5 8,055 1,7689 5300 228219 4,2911 6436,6633 72,55%
157,09% 8,168 1,7937 5900 322200 11,2317 16847,4992 241,63%
10 8,118 1,7827 9200 231804 4,3634 6545,0860 42,98%
97,17% 8,118 1,7827 9600 333445 11,4144 17121,6256 151,36%
15 8,143 1,7882 14700 422594 12,8632 19294,8659 113,63%
113,47% 8,072 1,7726 13900 383461 12,2273 18340,8965 113,31%
20 8,03 1,7634 19200 630491 16,2419 24362,8996 113,39%
111,43% 8,047 1,7671 19900 630957 16,2495 24374,2596 109,46%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 29. Data recovery untuk keseluruhan proses penetapan kadar kuesetin dalam teh hijau
adisi berat basah berat kering kuersetin
yang ditambahkan
AUC konsentrasi kuersetin (ug/mL)
konsentrasi kuersetin
(ug) %recovery rata-rata
0
8,0042 7,5183
371396 12,0312 18046,78055
7,9869 7,5021 370172 12,0113 18016,94234 7,9803 7,4959 370711 12,0201 18030,08188 8,0379 7,5500 372913 12,0558 18083,76139 8,0112 7,5249 371532 12,0334 18050,0959
5 8,0676 7,5779 5300 578330 15,3942 23091,33863 95,20%
107,83% 8,0018 7,5161 5300 633234 16,2865 24429,76739 120,46%
10 7,9972 7,5118 10100 688935 17,1918 25787,62511 76,65%
83,32% 7,9929 7,5077 10100 744189 18,0897 27134,58604 89,99%
15 7,9951 7,5098 15200 921628 20,9734 31460,12627 88,25%
94,03% 8,0172 7,5306 15200 993673 22,1443 33216,41178 99,81%
20 8,1061 7,6141 19900 1197134 25,4509 38176,3064 101,16%
109,10% 8,007 7,5210 20000 1331568 27,6357 41453,48715 117,04%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 30. Data recovery untuk keseluruhan proses penetapan kadar kuesetin dalam teh hitam
adisi berat basah berat kering kuersetin
yang ditambahkan
AUC konsentrasi kuersetin (ug/mL)
konsentrasi kuersetin
(ug) %recovery rata-rata
0
8,0292 7,3965
552378 14,9725 22458,69068
8,0105 7,3793 553017 14,9828 22474,26798 8,0196 7,3877 553222 14,9862 22479,26539 8,0114 7,3801 553587 14,9921 22488,16322 7,9977 7,3675 551219 14,9536 22430,43702
5 7,9943 7,3643 5300 629800 16,2307 24346,05465 35,47%
88,63% 8,0124 7,3810 5300 860939 19,9871 29980,67298 141,78%
10 7,9943 7,3643 10200 860944 19,9872 29980,79487 73,67%
96,75% 8,0124 7,3810 10200 1054044 23,1254 34688,11298 119,82%
15 7,9943 7,3643 15100 1095425 23,7979 35696,88321 87,62%
105,71% 8,0124 7,3810 14900 1309389 27,2752 40912,81595 123,80%
20 7,9943 7,3643 20200 1490065 30,2115 45317,26653 113,12%
118,53% 8,0124 7,3810 20000 1569528 31,5029 47254,38522 123,94%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 31. Data recovery untuk proses clean-up sampel teh segar
adisi kuersetin
yang ditambahkan
AUC konsentrasi kuersetin (ug/mL)
konsentrasi kuersetin (ug/3mL)
konsentrasi kuersetin
(ug) (5mL) kadar * fp %recovery rata-rata
0 100284 1,7116 5,134938 256,7469 1026,987608 101215 1,7304 5,1912513 259,5626 1038,250265 5 4200 284413 5,4241 16,272326 813,6163 3254,465233 52,90% 115,42% 4400 539925 14,7701 44,310232 2215,5116 8862,046478 177,94%
10 9100 1089407 23,7001 71,100357 3555,0179 14220,07148 144,92% 166,88% 9200 1518659 30,6762 92,02864 4601,4320 18405,72806 188,84%
15 14400 1879939 36,5476 109,64293 5482,1466 21928,58645 145,11% 143,22% 15100 1925574 37,2893 111,86788 5593,3939 22373,57549 141,33%
20 19300 2307309 43,4932 130,47946 6523,9729 26095,89155 129,86% 140,69% 19100 2704978 49,9560 149,8679 7493,3952 29973,58081 151,52%
Faktor pengenceran 5x.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 32. Data recovery untuk proses clean-up sampel teh hijau
adisi kuersetin
yang ditambahkan
AUC konsentrasi kuersetin (ug/mL)
konsentrasi kuersetin (ug/3mL)
konsentrasi kuersetin
(ug) (5mL) kadar * fp %recovery rata-rata
0 93598 1,5768 4,7305228 236,5261 709,5784177 552434 14,9734 44,920112 2246,0056 6738,016747 5 5200 495318 14,0451 42,135408 2106,7704 6320,311132 49,93% 123,19% 5100 1510224 30,5391 91,61739 4580,8695 13742,60848 196,45%
10 9900 1587859 31,8008 95,402503 4770,1251 14310,3754 106,94% 127,01% 10100 2171543 41,2867 123,86015 6193,0077 18579,02314 147,08%
15 15200 2028321 38,9591 116,87733 5843,8666 17531,59977 90,84% 98,66% 14900 2309507 43,5289 130,58662 6529,3311 19587,99327 106,47%
20 20100 2604379 48,3211 144,96318 7248,1588 21744,47639 89,66% 86,81% 20000 2436290 45,5893 136,76796 6838,3978 20515,19355 83,96%
faktor pengenceran 3x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 33. Data recovery untuk proses clean-up sampel teh hitam
adisi kuersetin
yang ditambahkan
AUC konsentrasi kuersetin (ug/mL)
konsentrasi kuersetin (ug/3mL)
konsentrasi kuersetin
(ug) (5mL) kadar * fp %recovery rata-rata
0 68313 1,0670 3,2011121 160,0556 800,2780267 206343 3,8500 11,550116 577,5058 2887,528925 5 5200 266386 5,0606 15,181929 759,0965 3795,48231 37,53% 110,12% 5100 546891 14,8833 44,649861 2232,4931 11162,46534 182,72%
10 9900 732972 17,9074 53,722285 2686,1142 13430,57115 117,04% 142,49% 9900 1146423 24,6267 73,880186 3694,0093 18470,0465 167,94%
15 15200 1181007 25,1888 75,566337 3778,3169 18891,58427 112,16% 150,15% 14900 2082260 39,8357 119,50714 5975,3570 29876,78512 188,14%
20 20200 1559513 31,3402 94,020487 4701,0243 23505,12168 107,23% 140,36% 19800 2600519 48,2583 144,77498 7238,7490 36193,74519 173,48%
Faktor pengenceran 5x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
111
Lampiran 34. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh segar untuk keseluruhan proses
Persamaan regresi linier y = 24,91494x + 96488,43601
r = 0,97178
Sa = 1,90151 x 104
Sb = 1,82348
Variance = 2,2590 x 109
LOQ = ଷ,ଷ ௫ ଵ,ଽଵହଵ ௫ ଵర
ଶସ,ଽଵସଽସ = 2518,56 µg
LOQ dalam berat sampel kering = 2518,56 µg / 1,7784 g = 1416,1943 µg/g
Rata-rata kadar sampel kering = 1375, 3204 µg/g
Lampiran 35. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hijau untuk keseluruhan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Persamaan regresi linier y = 42,20372 x + 359893,78332
r = 0,98608
Sa = 2,31892 x 104
Sb = 2,14575
Variance = 3,3705 x 109
LOQ = ଷ,ଷ ௫ ଶ,ଷଵ଼ଽଶ ௫ ଵర
ସଶ,ଶଷଶ = 1813,2136 µg
LOQ dalam berat kering = 1813,2136 µg / 7,5292 g = 240,824 µg/g
Rata-rata kadar sampel kering = 1327,6654 µg/g
Lampiran 36. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hitam untuk keseluruhan proses
Persamaan regresi linier y = 46,90771 x + 529730,51821
r = 0,97245
Sa = 3,58436 x 104
Sb = 3,31231
Variance = 8, 0587 x 109
LOQ = ଷ,ଷ ௫ ଷ,ହ଼ସଷ ௫ ଵర
ସ,ଽଵ = 2521,6298 µg
LOQ dalam berat kering = 2521,6298 µg / 7,3763 g = 341,8556 µg/g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Rata-rata kadar sampel kering = 1962,8358 µg/g
Lampiran 37. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh segar untuk proses clean-up
Persamaan regresi linier y = 6129,08590 x + 21435,98335
r = 0,98217
Sa = 1,02504 x 105
Sb = 8,73481
Variance = 3,6502 x 1010
Lampiran 38. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hijau untuk proses clean-up
Persamaan regresi linier y = 111,30347 x + 460347,40870
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
r = 0,92047
Sa = 2,05322 x 105
Sb = 16,7082
Variance = 1,3961 x 1011
Lampiran 39. Kurva hubungan konsentrasi vs AUC teh hitam untuk proses clean-up
Persamaan regresi linier y = 101,68366 x + 18158,79297
r = 0,89729
Sa = 2,17059 x 105
Sb = 17,6863
Variance = 1,5583 x 1011
Lampiran 40. Random error
sampel S2 total S2 SPE
Daun teh segar 2,2590 x 109 3,6502 x 1010
Teh hijau 3,3705 x 109 1,3961 x 1011
Teh hitam 8, 0587 x 109 1,5583 x 1011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 41. Systematic error
sampel % Recovery
total
% Recovery
Clean-up
Daun teh segar 119,79 141,55% Teh hijau 98,57 108,92% Teh hitam 102,40 135,78%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Penetapan Kadar Kuersetin
Dalam Ekstrak Metanol-Air Daun Teh Segar, Teh
Hijau, dan Teh Hitam” memiliki nama lengkap
Anastasia Filipa Veritas da Silva. Penulis lahir di Bogor
tanggal 6 November 1990 sebagai anak ketiga dari
pasangan Gregorius da Silva dan Maria Anastasia Iing
Susilowati. Pendidikan formal yang telah ditempuh
penulis adalah TK Santa Maria Monica, Bekasi Timur
(1995-1996), SD Santa Maria Monica, Bekasi Timur
(1996-2002), SMP Santa Maria Monica, BekasiTimur (2002-2005), SMF Kristen
BPK Penabur, Jakarta Pusat (2005-2008), dan pada tahun 2008 penulis
melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Selama
kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi antara lainpanitia
pelepasan wisuda (2008), redaksi PHARMAHOLIC (2009), panitia seminar
POFASADHA “Memahami Anak Muda” (2009), anggota Paduan Suara Fakultas
Farmasi (2009), peserta Kampanye Informasi Obat “Health by herbal, herbal for
healthy” (2010), panitia Inisiasi Sanata Dharma (INSADHA) (2010), asisten
praktikum Farmakognosi-Fitokimia (2011) dan praktikum Formulasi Sedian Solid
(2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI