5
Kelompok 1 (dijawab oleh kelompok 3) Pada pasien kpd preterm tatalaksana terpenting adalah bedrest sampai memasuki masa aterm. Dalam hal ini pasien beresiko mengalami trombosis vena dalam. Bagaimana pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi?" Kelompok 2 (dijawab oleh kelompok 5) Pada KPD dengan usia kehamilan <37 minggu, setelah diberikan terapi konservatif, jika cairan ketuban terus keluar dan kita mengkhawatirkan janin mengalami oligohidramnion bahkan kering, bagaimana tatalaksana selanjutnya? Dan jika pada kasus lain, KPD dengan usia kehamilan <37 minggu, terapi konservatif telah berhasil dan berarti proses persalinan tertunda hingga kehamilan lebih matang, lalu dengan penundaan ini apakah tidak membahayakan janin dan ibu sementara ketubannya sudah pecah sebelumnya? 1. Bila terapi konservatif gagal dilakukan maka harus dilakukan terminasi atau kehamilan harus dihentikan dengan cara induksi, bila induksi tidak berhasil maka dilakukan operasi (sectio) 2. Tidak ada pengaruh terhadap bayi, namun ibu bisa terkena infeksi dan hrus d berikan antibiotik. Kelompok 3 (dijawab oleh kelompok 9) Bagaimana penanganan awal dan persiapan rujuk terhadap KPD pada kehamilan aterm , tanpa his dengan letak susang yang tidak bisa lahir per vaginam ? Sebelum di rujuk di beri antibiotik profilaksis ampicilin 4x500mg untuk mencegah infeksi yang bisa terjadi akibat selaput ketuban yang sudah pecah Segera rujuk untuk dilakukan SC Kelompok 4 (dijawab oleh kelompok 7) Pada kasus yang mengalami preaterm dan pengeluaran cairan ,janin telah masuk minggu ke-36 dan mengalami infeksi . Apa tindakan yang harus dilakukan dan bagaimana proses pemberhentian air ketupan, sementara kita tahu minggu ke 36 adalah puncak produksi air ketuban? Untuk kehamilan yang mengalami ketuban pecah dini penanganannya sesuai dengan usia kehamilan dan juga ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi. Untuk usia kehamilan 32-37 minggu yang disertai dengan infeksi maka tatalaksana nya adalah diberikan antibiotik (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin jika tidak tahan dengan ampisilin dan metronidazol 2x 500 mg selama 7 hari) dan dilakukan induksi persalinan untuk mengakhiri kehamilannya. Jadi tidak perlu ditunggu hingga air ketubannya

pleno 1 (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obstetri ginekologi

Citation preview

Page 1: pleno 1 (1)

Kelompok 1 (dijawab oleh kelompok 3)

Pada pasien kpd preterm tatalaksana terpenting adalah bedrest sampai memasuki masa aterm. Dalam

hal ini pasien beresiko mengalami trombosis vena dalam. Bagaimana pencegahan agar hal tersebut tidak

terjadi?"

Kelompok 2 (dijawab oleh kelompok 5)

Pada KPD dengan usia kehamilan <37 minggu, setelah diberikan terapi konservatif, jika cairan ketuban

terus keluar dan kita mengkhawatirkan janin mengalami oligohidramnion bahkan kering, bagaimana

tatalaksana selanjutnya?

Dan jika pada kasus lain, KPD dengan usia kehamilan <37 minggu, terapi konservatif telah berhasil dan

berarti proses persalinan tertunda hingga kehamilan lebih matang, lalu dengan penundaan ini apakah

tidak membahayakan janin dan ibu sementara ketubannya sudah pecah sebelumnya?

1. Bila terapi konservatif gagal dilakukan maka harus dilakukan terminasi atau kehamilan harus

dihentikan dengan cara induksi, bila induksi tidak berhasil maka dilakukan operasi (sectio)

2. Tidak ada pengaruh terhadap bayi, namun ibu bisa terkena infeksi dan hrus d berikan antibiotik.

Kelompok 3 (dijawab oleh kelompok 9)

Bagaimana penanganan awal dan persiapan rujuk terhadap KPD pada kehamilan aterm , tanpa his

dengan letak susang yang tidak bisa lahir per vaginam ?

Sebelum di rujuk di beri antibiotik profilaksis ampicilin 4x500mg untuk mencegah infeksi yang bisa

terjadi akibat selaput ketuban yang sudah pecah

Segera rujuk untuk dilakukan SC

Kelompok 4 (dijawab oleh kelompok 7)

Pada kasus yang mengalami preaterm dan pengeluaran cairan ,janin telah masuk minggu ke-36 dan

mengalami infeksi . Apa tindakan yang harus dilakukan dan bagaimana proses pemberhentian air

ketupan, sementara kita tahu minggu ke 36 adalah puncak produksi air ketuban?

Untuk kehamilan yang mengalami ketuban pecah dini penanganannya sesuai dengan usia kehamilan dan

juga ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi. Untuk usia kehamilan 32-37 minggu yang disertai dengan

infeksi maka tatalaksana nya adalah diberikan antibiotik (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin jika tidak

tahan dengan ampisilin dan metronidazol 2x 500 mg selama 7 hari) dan dilakukan induksi persalinan

untuk mengakhiri kehamilannya. Jadi tidak perlu ditunggu hingga air ketubannya berhenti.

Sumber : buku ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo

Yaudah bilang gini.Tindakan yang di lakukan pada kasus ini adalah terminasi, karena telah trjadi infeksi

baik pada ibu maupun anak, apabila keluar cairan hendaknya kita tes dengan kertas lakmus untuk

mengetahu apakah cairan tersebut benar" air ketuban atau bukan, apa bila air ketuban kertas lakmus

berwarna merah - mnjadi biru, sementara Urin akan ttp berwarna merah. Untuk penghentian air

ketuban tidak dapat di cegah. Karena secara fisiologi air ketiban akan berkurang produksiny. Selain tu dr

yang kami baca air ketuban dihasilkan oleh selaput ketuban, menrut kelompok kmi jika selaput ketuban

itu telah pecah, ia akan berhenti menghasilkan produksi cairan itu.

Kelompok 5 (dijawab oleh kelompok 10)

Pada kasus bayi yang dilahirkan masih terbungkus selaput amnion yg utuh,bagaimana hal itu bisa

terjadi? Dan bagaimana tatalaksana serta dampak yang ditimbulkan pada bayi tersebut?

Page 2: pleno 1 (1)

Kelompok 6(dijawab oleh kelompok 8)

Jika dijumpai pasien KPD dengan usia kehamilan <32 minggu disertai dengan adanya infeksi. Bagaimana

penatalaksanaan pada pasien tersebut? Jika diberikan antibiotik pada pasien ini, berapa lama

pemberiannya?

diberikan antibiotik 7 hari sambil dikultur jenis bakterinya apa, kalau udah keluar hasilnya kasih

antibiotik sesuai hasil kultur. Nilai tanda tanda infeksi (suhu leukosit tanda2 infeksi intrauterin).

antibiotik diberikan sesegera mungkin. Dipilih yg berspektrum luas.

janin segera dilahirkan. kalau janin meninggal upayakan persalinan pervaginam. lakukan induksi.

Kelompok 7 (dijawab oleh kelompok 1)

Jika KPD disertai kegawatdaruratan janin apakah tindakan awal yang kita lakukan?

Pada kegawatdaruratan janin yg terjadi akibat KPD tersering yaitu asfiksia. Penanganan awal yg dapat

kita lakukan adalah resusitasi. Pada bayi asfiksia biasanya lahir dengan tidak menangis. Maka langkah yg

kita lakukan adalah resusitasi bayi. Tahapan resusitasi bayi sesuai dengan bagan dibawah ini:

Page 3: pleno 1 (1)

Kelompok 8 (dijawab oleh kelompok 2)

Umur kehamilan <32 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak lagi

keluar. Setelah air ketuban tidak lagi keluar, apa tindakan yang dilakukan sebagai dokter umum?

Kpd pada kehamilan <32 minggu setelah air ketuban tidak keluar lg maka setelah dirawat pasien dapat

pulang untuk dirawat jln. Kemudian diberikan terapi konservatif berupa :

1. Pemberian antibiotik utk pencegahan infeksi yaitu ampisilin 4×500mg atau eritromisin jika tidak tahan

ampisilin dan metronidazol 2×500mg selama 7 hari.

2. Pemberian steroid untuk memacu kematangan paru janin dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin

dan spingomielin tiap minggu.

Kelompok 9 (dijawab oleh kelompok 4)

Page 4: pleno 1 (1)

Mengapa pada KPD <37 minggu yang belum viabel sebelum diinduksi persalinan diberikan tokolitik (yang

bertujuan untuk mengurangi kontraksi uterus) dan ditunggu 24 jam terlebih dahulu?

kn kita tau viabel itu artinya mampu hidup. Di slide dokter zulmeta juga dikatakan jika anak belum viabel

di beri obat obatan seperti tokolitik untuk memperlama kontraksi dengan tujuan untuk mengundur

waktu sampai anak tsb viabel atau dpt hidup, dan menurut klmpk kami krn untuk mencegah kelahiran

premature dan resiko komplikasi

Kelompok 10 (dijawab oleh kelompok 6)

Pada KPD dengan umur kehamilan < 32 minggu tatalaksananya konservatif yaitu perawatan sampai air

ketuban tidak keluar lagi. Apakah air yang berhenti keluar itu dikarenakan penutupan selaput selama

perawatan? Atau ada mekanisme lain? Jelaskan

Jawab: Jika kehamilan kurang dari 38 minggu akan dilakukan metode konservatif. Ibu hamil diwajibkan

istirahat, dibantu dengan pemberian obat-obatan yang tidak menimbulkan kontraksi, biasanya melalui

infus.

Bila si bayi belum cukup besar, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mematangkan paru-parunya

agar jika terpaksa dilahirkan, janin sudah siap hidup di luar rahim ibunya. Kecuali itu, ibu pun akan diberi

antibiotika untuk mencegah infeksi.

Ibu hamil harus bed rest untuk mencegah air ketuban keluar dalam jumlah lebih banyak. Sementara itu,

lapisan kantung yang sebelumnya terbuka pun akan menutup kembali. Cairan ketuban akan dibentuk

kembali oleh amnion, sehingga janin bisa tumbuh lebih matang lagi