Upload
annurianisa-luhur-pekerti
View
91
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pleno Kelompok 5 Kedaruratan danTraumatologi
Citation preview
Kelompok 5 TraumatologiAdlan FarizFariz HilmanFaiz M.IkhsanAnnurianisa L.PekertiGandhisApri Widhayati
Farah Sonya Anastasya
Trisna Surya KencanaWikke AditiaNudiya AzimahFadilla Arifani
Tutor : dr.Bayu Dento
SkenarioSeorang laki-laki usia 25 tahun dibawa ke
puskesmas dengan keluhan sesak nafas, penderita terlihat pucat dan kebiruan. Nadi teraba cepat dan lemah.
Klarifikasi Istilah : -
Kata/Kalimat Kunci : Laki-laki, 25 tahun Sesak napas Pucat dan kebiruan (sianosis) Nadi cepat dan lemah
Pertanyaan1. Sebut dan jelaskan penyebab nafas !2. Sebutkan mekanisme sesak nafas yang dapat mengancam jiwa !3. Bagaimana cara tindakan awal penanganan jalan napas pada
skenario tanpa alat !4. Bagaimana cara tindakan awal penanganan jalan napas pada
skenario dengan alat !5. Bagaimana cara pemberian oksigen pada penderita sesak napas
gawat darurat tanpa alat ?6. Bagaimana cara pemberian oksigen pada penderita sesak napas
gawat darurat dengan alat ? 7. Bagaimana cara tindakan lanjut apabila terjadi kegagalan pada
tindakan awal ?8. Bagaimana cara memberikan resusitasi apabila terjadi kegagalan
sirkulasi ?9. Apa saja dan jelaskan pemakaian obat-obatan darurat !10. Bagaimana cara menstabilisasi penderita sesak napas yang
disebabkan oleh trauma ?
11. Jelaskan syarat-syarat melakukan transportasi pada penderita sesak napas !
12. Jelaskan syarat-syarat melakukan rujukan pada penderita sesak napas !
13. Jelaskan anatomi pernafasan berdasarkan kasus pada skenario !
14. Jelaskan fisiologi pernafasan berdasarkan kasus pada skenario !
15. Jelaskan patomekanisme sesak nafas di skenario !16. Jelaskan patomekanisme antar gejala di skenario !17. Jelaskan penilaian GCS !18. Jelaskan tanda-tanda syok !19. Jelaskan klasifikasi syok !20. Jelaskan gejala nafas yang dapat mengancam jiwa !
Penyebab Sesak Nafas
Kardiak Dispneu•Sesak disebabkan oleh adanya kelainan pada
jantung.Seperti :•Infark miokard akut : nekrosis miokard akibat aliran
darah ke otot jantung terganggu•Fibrilasi atrium : atrium berdenyut terlalu cepat
Pulmonal Dispneu
•Pneumotoraks : penimbunan udara di dalam rongga pleura
•Asma bronchiale : spasme otot polos bronkiolus menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus
Hematogenous –Neurogenik
Dispneu
•Hematogenous : disebabkan oleh karena adanya asidosis atau anoksia
•Neurogenik : psikogenik yang terjadi misalnya oleh karena emosi dan organik dispneu yang terjadi akibat kerusakan jaringan otak atau karena paralisis dari otot-otot pernafasan.
Kebutuhan O2
Oksigenasi jaringan
Kerja Pernafasan
GANGGUAN SAL. NAFAS
SESAK NAFAS
Gangguan perbandingan konsentrasi O2 dan CO2 dalam
darah
Asidosis Metabolik
berkelanjutan
KEMATIAN
Mekanisme Sesak Nafas yang sebabkan kematian
Gejala-gejala sesak nafas yang dapat mengancam jiwa
Penyebab Tanda dan Gejala
Trauma thoraks Nyeri dada, sesak nafas atau nyeri pada waktu bernafas, sianosis, tanda trauma thorax atau jejas pada dada
Hipoksia Sesak nafas, takikardi, sianosis, lemah, lelah, sering menguap, sakit kepala
Gangguan jalan nafas
1. Akibat tersedak : sulit bernafas disertai batuk, tidak bisa bersuara, refleks memegang leher
2. Akibat tenggelam : sianosis, takikardi, apnea, hipotermi, edema paru
Keracunan gas Gas Co: dyspnea, sakit kepala, penurunan kesadaran, sianosisOrganophosfat: dyspnea, batuk, penurunan kesadaran, mual, muntah
Edema laring Stridor akibat sumbatan, suara serak, dysfagia dan odynofagia
Bila terjadi aspirasi benda asing : Dilakukan Tatalaksana : 1. Hemlich manuever2. Abdominal thrust
Bila tidak ada aspirasi benda asing . Dilakukan :3. Tatalaksana jalan
napas dan pernapasan4. Berikan oksigen5. Cegah Hipotermia
1. Airway(Look, Listen,
Feel)
Tatalaksana Jalan Napas Jika Tidak Ada Trauma
Leher
PasienSadar1. Lakukan head tilt
(posisikan kepala sedikit mendongak/posisi netral) dan Chin lift (angkat dagu ke atas)
2. Lihat Rongga mulut dan keluarkan benda asing bila ada dan bersihkan sekret/gumpalan darah dari rongga mulut
3. Biarkan pasien dalam posisi nyaman
Pasien tidak sadar :1. Lakukan head tilt
(posisikan kepala mendongak atau sniffing positin) dan Chin lift (angkat dagu ke atas)
2. Lihat rongga mulut dan keluarkan benda asing bila ada dan bersihkan sekret dari rongga mulut (Finger sweep)
3. Evaluasi jalan Napas dengan melihat pergerakan dinding dada (Look), dengarkan suara napas (Listen) dan rasakan adanya aliran udara napas (Feel)
Sniffing position untuk membuka jalan napas
Look, Listen and Feel untuk evaluasi pernapasan
ABC- Airway,Breathing,Circulation
Cairan (Darah/Sekret)
• Timbul suara gurgling (suara napas+cairan) aspirasi akut
• Tanpa alat : lakukan finger sweep
• Alat : Suction (orofaring/nasofaring) / ETT
Lidah Jatuh Kebelakang
(pasien tidak sadar)
• Timbul suara snoring (mendengkur)
• Tanpa alat : Jaw thrust
• Alat : Oropharyngeal Tube
Penyempitan Di laring / trakea
(keracunan, luka bakar)
• Timbul suara stridor• Alat :
Trakheostomi
Obstruksi Parsial
B (Breathing)Bantuan NapasMemastikan Korban / pasien tidak bernapas :
LookA. Buka mulut, lihat dan cari apakah ada benda asing
(darah, sekret, lidah jatuh ke belakang, atau benda asing lainnya)
B. Perhatikan ada tidaknya pengembangan dada, adekuat atau tidak,
C. Lihat perfusi jaringan di ujung ekstrimitas, akral dan bibir
ListenDengarkan bunyi napas apakah ada bunyi tambahan seperti (wheezing,grugling,snoring).
FeelRasakan hembusan napasnya, pada hidung & mulut. Meraba; apakah ada fluktuasi, dan pembengkakan.
Memberikan bantuan napas :
Jika korban tidak bernapas,Bantuan napas dapat dilakukan dari mulut kemulut, mulut ke hidung• Dengan cara memberi
hembusan napas sebanyak 2 kali hembusan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,5-2 detik
• volume udara yang dihembuskan adalah 7000-1000ml (10ml/Kg) atau sampai dada korban mengembang.
• Penolong harus menarik napas dalam pada saat menghembuskan napas agar tercapai volume udara yang cukup. Konsentrasi oksigen yang dapat diberikan hanya 16-17%.
1 2
C : Circulation (Bantuan Sirkulasi)Terdiri atas 2 tahap
Memastikan ada tidaknya denyut jantung korban/pasien:
Meraba Arteri Karotis di daerah leher korban dengan 2 atau tiga jari. Penolong dapat meraba pertengahan leher sehingga teraba trakhea, kemudian kedua jari digeser ke bagian sisi kanan atau kiri kira-kira 1-2 cm raba dengan lembut selama 5-10 detik
Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, denyut nadi tidak ada dilakukan kompresi dada:
• Letakkan telapak tangan pada posisi yang benar
• Lakukan kompresi dada sebanyak 15 kali dengan kecepatan 100 kali / menit
• Buka jalan napas dan berikan 2 kali bantuan pernapasan
• Letakkan kembali telapak tangan pada posisi yang tepat dan mulai kembali kompresi 15 kali dengan kecepatan 100 kali permenit
• Lakukan 4 siklus secara lengkap (15 kompresi dan 2 kali bantuan pernapasan)
1
2
Pemberian Oksigen dengan AlatMasker venturi
Memberikan aliran yg bervariasi : 4 – 14 liter/menit dgn
konsentrasi 24– 50%. Dipakai pd pasien dg tipe ventilasi tidak
teratur. (FIO2 24%–28%)
Keuntungan venturi mask :Konsentrasi oksigen yg
diberikan konstan sesuai dgn petunjuk pd alat dan tidak
dipengaruhi perubahan pola napas terhadap FiO2.
Suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol.
Tidak terjadi penumpukan C O2.
Kerugian venturi mask :Masker harus dilepaskan
sehingga pasien tidak dapat makan, minum, dan minum
obat.Konsentrasi oksigen : 24 – 50 %
Valve and Mask
Digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem pernafasan
pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak adekuat.
Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa
oksigen udara bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung
penderita.
Ambu bag digunakan dengan satu tangan penolong memegang bag sambil
memompa udara sedangkan tangan lainnya memegang dan
memfiksasi masker. Pada Tangan yang memegang
masker, ibu jari dan jari telunjuk memegang masker membentuk
huruf C sedangkan jari-jari lainnya memegang rahang bawah penderita sekaligus
membuka jalan nafas penderita dengan membentuk huruf E. Sembari melihat pergerakan
dada pernafasan korban.
Pipa Oropharing dan Nasopharing
Dipasang jalan napas buatan (pipa orofaring, pipa nasofaring). Pipa
orofaring digunakan untuk mempertahankan jalan nafas dan
menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat menutup jalan
napas terutama pada pasien-pasien tidak sadar.
Bila dengan pemasangan jalan napas tersebut pernapasan belum juga baik,
dilakukan pemasangan pipa endotrakhea (ETT/endotracheal tube). Pemasangan pipa endotrakhea akan menjamin jalan napas tetap terbuka,
menghindari aspirasi dan memudahkan tindakan bantuan pernapasan.
1. Posisi penderita
Penderita dalam keadaan terlentang pada dasar yang
keras (lantai, backboard,short spine
board).
II. Posisi petugas
posisi petugas berada setinggi bahu penderita bila
akan melakukan RJP 1 orang, bila penderita
dilantai, petugas berlutut setinggi bahu, disisi kanan
penderita.
III. Tempat kompresi
Tepatnya 2 jaridiatas prosesus xifoideus
pada tengah sternum. Jari-jari kedua tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada
penderita.
IV. Kompresi
Dilakukan dengan meluruskan siku, beban
pada bahu, bukan pada siku.Kompresi dilakukan sedalam
3-5 cm.
V. Perbandingan Kompresi-Ventilasi
Pada tindakan RJP ini dilakukan dengan rasio 30
kompresi dada berbanding 2 kali tiupan nafas.
VI. Memeriksa pulsasi dan pernafasan
Pada RJP 1 orang, pemeriksaan dilakukan setiap 5 siklus (setiap 1
menit).Pada RJP 2 orang, petugas yang
melakukan ventilasi dapat sekaligus pemeriksaan pulsasi karotis, setiap
beberapa menit dapat dihentikan RJP untuk memeriksa apakah denyut
jantung sudah kembali.
TINDAK LANJUT JIKA TERJADI KEGAGALAN SIRKULASI
Tanda Keberhasilan
RJP• Nadi karotis mulai
berdenyut• Pernafasan mulai
spontan• Kulit yang tadinya
berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah.
• Bila denyut karotis sudah timbul teratur, maka kompresi dapat di hentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas spontan.
Komplikasi RJP
• Patah tulang iga, sering terjadi terutama pada orang tua. RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada tulang yang patah. Patah tulang iga mungkin terjadi bila posisi tangan salah.
Resusitasi Cairan
Mengganti sejumlah darah yang hilang
Pasang 2 infus ukuran besar
Resusitasi cairan RL hangat
3 X perkiraan jumlah perdarahan (±2000 ml)
Hentikan sumber perdarahan. Cegah Hipotermi
Rumus : 20 ml/kg BB Ringer Laktat (Bolus) dapat diulang 1 - 2 kali
Hemodinamik normal jika : Frekuensi nadi menurun, Meningkat tekanan nadi (>20 mmHg), Warna kulit menjadi normal, Ujung jari menjadi hangat, Kesadaran membaik (GCS score meningkat), Tekanan systolic meningkat, Produksi urine 1 – 2 ml/kg BB/jam
Pemakaian Obat-Obatan daruratGangguan Napas
Obat Kejang Obat asmatik akut
Keracunan organofosfat
Keracunan CO
Efinefrin 0,01 ml/kg (1mg dalam 10 ml ) Atropin 0,02 mg/kg Dosis maksimum 0,5-1 mg
Lidokain bolus 1 mg/kg Dosis pemeliharaan 30 µg/kg/menit Norepnefrin infus dengan 0,1 µg/kg/menit
Diazepam 0,2-0,2 mg/kg IV kecepatan 1 mg/kg/menit Dosis maksimal 10 mg Lorazepam 0,05- 1,2 mg/kg/dosis Iv Dosis maksimum 5 mg/dosis Fenobarbital 15-20 mg/kg IV,IM,PO kecepatan < 1 mg/kg/menit IV
Albuterol 1-2 semprot inhaler 0,15- 0,3 mg/kg dalam nebulisasi Prednisolon 1-2 mg/kg Po (prelone) atau IV (solumedrol ) Efinefrin lepas lambat 0,005 ml/kg Diberikan subkutan
Bilas Lambung Atrofin Sulfat 0,05 -0,3 mg/kg Diberikan lambat setiap 10-30 menit
Pralidoksim 1gr Iv (500 mg/ menit )
Mnentukan Kadar COHg
Memasang Oksigen liran tinggi konsentrasi 100%
Cara Menstabilisasi Pasien Sesak Nafas akibat TraumaStabilisasi adalah proses untuk menjaga kondisi dan posisi
penderita / pasien agar tetap stabil selama pertolongan
pertama
Prinsip> Menjaga agar perdarahan tidak berubah>menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak memburuk
Prinsip> Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak> Menjaga agar pernafasan korban tetap stabil> Bila ada patah tulang, menjaga agar posisi patah tulang yang telah dibidai tidak berubah
KasusPertahankan posisi korban tetap datar
selama diangkut
Transportasi dan Trauma Team Work o Pertahankan jalan napas
dengan baiko Telah dilakukan
resusitasi cairan dan kateter IV
o Pemasangan NGTo Pemasangan kateter
Urine (Monitoring Keseimbangan airan)
o Ambulance yang peralatannya lengkap sudah disiapkan
o Hospital atau rumah sakit yang akan di tuju diberitahu , Supaya Team Emergency disana telah siap
Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila penderita tersebut siap (memenuhi syarat) untuk ditransportasikan, yaitu:
o Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi – resusitasi : bila diperlukan
o Perdarahan dihentikano Luka ditutupo Patah tulang di fiksasiDan selama transportasi (perjalanan)
harus di monitor :o Kesadarano Pernafasano Tekanan darah dan denyut nadio Daerah perlukaan
ANATOMI SISTEM RESPIRASICavum nasi
PharynxLarynx
TracheaCavitas thoracis
PulmoBronchus
Innervasi & VascularisasiOntogeni
CAVUM PHARYNGIS
Dibagi oleh palatum molle menjadi Nasopharynx Oropharynx Laryngopharynx
Cart.thyreoidea
Cart.cricoidea
Os hyoid
Cart.epiglottica
Cart.arytenoidea
Cart.corniculata
Cart.cricoidea
Patomekanisme Sesak Nafas
Kekurangan OksigenPerdarahan,Anemia,Peru
bahan Hemoglobin
Kecepatan pengiriman oksigen ke seluruh jaringan menurun
Transport oksigen bergantung dari sirkulasi
darah dan kadar Hb
Sesak Nafas
Kebutuhan Oksigen MeningkatInfeksi akut
yang membutuhkan
banyak oksigen
Terjadi peningkatan metbolisme
Suplai oksigen dan kebutuhan oksigen tidak
adekuat
Sesak Nafas
Kerja pernafasan meningkatPenyakit pernafasan
(ex: Pneumonia,Asma,Bronk
iolitis) sebabkan elastisitas paru berkurangan
Penyempitan saluran nafas,ventilasi paru
menurun
Otot pernafasan bekerja lebih keras agal
suplai oksigen tercukupi,kerja
pernafasan meningkat
Sesak Nafas
Patomekanisme pada skenario
Kekurangan pasokan darah dari jantung
Meningkatkan kecepatan pemompaan jantung untuk pertahankan perfusi jaringan
Frekuensi nadi cepat
Penurunan jumlah darah sangat banyak sebabkan penurunan tekanan darah
Nadi lemah dan halus
Hb yang tidak mengandung oksigen jumlahnya berlebihan dalam PD kulit (terutama kapiler)
Hb yang tidak mengandung O2 berwarna biru tua di kulit
Darah arteri berisi > 5 gr/Dl yang tidak mengandung O2 di tiap desiliter darah
Sianosis
Klasifikasi Syok1. Syok hipovolemik : syok yang disebabkan oleh hilangnya cairan/plasma
(luka bakar, gagal ginjal, diare, muntah), kehilangan darah(cedera parah, pasca operasi)
2. Syok anafikaltik : syok yang disebabkan oleh pajanan zat allergen sehingga memicu reaksi elergi yang akhirnya diikuti oleh vasodilatasi pembuluh darah massif.
3. Syok neurogenik : syok yang disebabkan kegagalan pusat vasomotor yang ditandai dengan hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak diseluruh tubuh sehingga terjadi penurunan tekanan darah secara massif.
4. Syok sepsis : sindroma klinik ketidak adekuatan perfusi jaringan akibat terjadinya sepsis.
5. Syok kardiogenik : syok yang disebabkan kegagalan jantung yang ditandai dengan menurunnya kardiak out put sehingga mengakibatkan ketidakadekuatan volume intravascular
•volume darah hilang 15-30% (750-1500mL) : (takikardi), BP normal, berkeringat ,ansietas ringan, kelelahan
•volume darah hilang 30-45% (1500-2000mL) : tekanan sistolik ↓ sampai di bawah 100 mmHg, sudah ada tanda klasik syok hipovolemik.
•kehilangan volume darah >45% (>2000Ml) : takikardi ekstrim, denyut nadi lemah, penurunan sistolik yang signifikan sampai <=70 mmHg, kesadaran ↓, dingin, ekstremitas sangat pucat.Syok Hipovolem
ik
•Penurunan curah jantung dengan ↑ tekanan vena sentral yang nyata dan takikardia. Tahanan vaskular sistemik umumnya juga ↑. Syok Kardiogeni
k
•Menggigil hebat•Suhu tubuh ↑ sangat cepat•Kulit hangat & kemerahan•Denyut nadi lemah & tekanan darah turun naik•Produksi air kemih berkurangSyok
Septik
•Reaksi Lokal : Urtikaria dan Edema setempat, tidak fatal
•Reaksi Sistemik : Mengenai saluran napas bagian atas, sistem kardiovaskular, gastrointestinal, dan kulitSyok Anafilakti
k•Tekanan darah ↓, nadi tidak
bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegiaSyok Neurogen
ik
•Sesak napas yang semakin lama semakin berat
•Nyeri dada•Batuk kering yang bisa berlanjut jadi
hemoptisis, akhirnya muncul gejala syok
Syok Obstruktif