18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. 1. Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma. 1

Pneumonia Makalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

selamat

Citation preview

Page 1: Pneumonia Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan

membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda

yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan

yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang

merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan

Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel

tubuh.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang

digunakan untuk pertukaran gas.

1. Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang

rusuk ,otot interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma.

2. Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea

3. Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan

sentiasa terbuka

4. Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang

disambungkan keparu-paru

5. Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada

hujung bronkiolus.

1

Page 2: Pneumonia Makalah

BAB IIISI

A. Definisi Pneumonia

Pneumonia, inflamasi parenkim paru, merupakan penyakit yang sering terjadi

pada masa kanak-kanak namun lebih sering terjadi pada masa bayi dan

masa kanak-kanak- awal. Secara klinis, Pneumonia dapat terjadi sebagai

penyakit primer atau sebagai komplikasi dari penyakit lain. Secara morfologi,

Pneumonia digolongkan menjadi:

1. Pneumona Lobaris melibatkan semua atau segmen yang luas dari satu

lobus paru atau lebih. Jika kedua paru terkena disebut pneumonia

bilateral atau pneumonia ganda.

2. Bronkopneumonia di mulai pada bronkiolus terminal, yang tersumbat

dengan eksduat mukopurulen yang membentuk bidang yang

terkonsolidasi pada lobus-lobus didekatnya disebut juga pneumonia

lobularis.

3. Pneumonia Interstisial, proses inflamasi dengan batas-batas yang lebih

atau kurang dalam dinding alveolus dan jaringan peribronkial dan

interlobaris.

2

Page 3: Pneumonia Makalah

B. EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 1989, program for Control Acute Respiratory Infections (CARI)

yang ada Philippines, menunjukan presentasi kematian akibat pneumonia

pada anak dibawah usia 5 taun mencapai angka 25.000. Statistik terakhir

pada tahun 2006 menunujukan hampir 60 – 1000 anak yang dibawah usia 5

tahun menderita pneumonia dan 5 dari 11.000 anak yang menderita

pneumonia meninggal

Pneumococcus adalah penyebab utama pneumonia. Bronkopneumonia

lebih sering Pada anak kecil dan bayi.

Berdasarkan data WHO pada tahun 2000 kejadian pneumonia di

Indonesia pada balita di perkirakan antara 10-20 % per tahun.

C. ETIOLOGI

1. Bakteri (Bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus aeruginosa)

2. Virus (influenza)

3. Jamur

4. Aspirasi benda asing

3

Page 4: Pneumonia Makalah

5. Sindrom loeffler

Lahir 20 hari :

1.Escherria Coli

2.Streptococcus grup B

3.Listeria monocytogenes

Umur 3 minggu – 3 bulan : Chlamydia trachomatis

Umur 4 bulan – 5 tahun : Bakteri chlamydia,mycoplasma, streptococcus

pneumonia. Virus

5 tahun – remaja :

1. Chlamydia pneumonia

2. Mycoplasma pneumonia

3. Streptococcus pneumonia.

D. Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan

Pneumonia komunitas

Pneumonia nosokomial

Pneumonia rekurens

4

Page 5: Pneumonia Makalah

Pneumonia aspirasi

Pneumonia pada gangguan umum

E. FAKTOR RESIKO

1. Pertusis

2. Morbili

3. Gizi kurang

4. Umur kurang dari 2 bulan

5. Berat badan lahir rendah

6. Tidak mendapat ASI yang memadai

7. Polusi udara

8. Laki-laki

9. Imunisasi yang tidak memadai

10. Defisiensi vitamin A

11.Pemberian makanan tambahan terlalu dini

12.Kepadatan tempat tinggal

5

Page 6: Pneumonia Makalah

F. PATOFISIOLOGI

STADIUM 1/ HIPEREMIA )4-12 JAM PERTAMA)

6

BAKTERI

Streptococus Pneumonia

Staphylococus aureus

Mycoplasma pneumonia

VIRUS (Influenza)

JAMUR (Candida & aspergilus)

Penggunaan Ventilator & Aspirasi

Menyebabkan masuknya benda asing/ mikroorganisme ke saluran nafas pengeluaran sel2 imun

Inflamasi/peradangan

kerusakan membran mukosa alveoli

Peningkatan aliran darah damembawa sel2 darah putih

Mengaktifkan leukosit & makrofag -> fagositosis

patogen -> terakumulasi bersama jaringan mati

->transudat

Peningkatan permeabilitas kapiler edema paru& akumulasi transudat

Pelepasan zat pirogen, prostaglandin & mediator kimia

lainnya, menigkatkan sel termostrat di hipotalamus, peningkatan metabolisme dengan cara menggigil dan

penghematan panas melalui vasokonstriksi pembuluh darah

DEMAM

DX: Berkurangnya area pertukaran O2 & terhalang oleh cairan di

alveoli. Sesak, nafas cepat. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Page 7: Pneumonia Makalah

STADIUM 2/HEPATISSI MERAH (48 JAM SELANJUTNYA)

STADIUM 3/HEPATISSI KELABU

STADIUM AKHIR

7

Edema paru mengakibatkan alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh reaksi peradangan.

Bagian paru yang terkena akan menjadi padat oleh karena penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah. Dullnes ketika diperkusi sama seperti perkusi pada hepar. Udara dalam alveoli sangat minimal, anak menjadi semakin SESAK

Sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeks. Endapan fibrin terjadi di seluruh daerah yang terinfeksi. Eritrosit mulai di reabsorpsi, warna paru berubah menjadi pucat kelabu dan kapilerdarah tidak lagi mengalami kongesti

Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga

alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap kembali

atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru kembali

menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih

mencapai keadaan normal.

Page 8: Pneumonia Makalah

G. MANIFESTASI KLINIS

1. ISPA selama beberapa hari

2. Demam tinggi mendadak

3. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan Cuping hidung

4. Sianosis sekitar mulut dan hidung

5. Gelisah, malaise, penurunan nafsu makan

6. Batuk, tidak produktif sampai produktif dengan sputum berwarna keputihan

7. Bunyi nafas Ronchi atau ronchi kasar, pekak pada saat perkusi, nyeri dada.

8. Anoreksia, muntah, diare, nyeri abdomen

H. PEMERIKSAAN LABORATORUM

Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak,

kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang

tidak diobati. Anlalisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada

stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

I. TERAPI PENDUKUNG

Oksigen

Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat

Obat batuk

8

Page 9: Pneumonia Makalah

J. PENGKAJIAN FISIK

Keadaan Umum

Menilai keadaan fisik bagian tubuh. Selain itu perlu dinilai secara

umum tentang kesadaran klien dengan pengukuran GCS. Memeriksa

tanda-tanda vital biasanya didapatkan suhu tubuh lebih dari 40°C,

frekuensi nafas meningkat dari frekuensi normal, denyut nadi biasanya

meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi

pernafasan, dan apabila tidak melibatkan infeksi sitemis yang

berpengaruh pada hemodinamika kardiovaskular tekanan darah

biasanya tidak ada masalah.

Inspeksi

Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral,

pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula

nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik

napas. Batasan takipnea pada anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah

40 kali / menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding

dada ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan

dinding dada kedalam akan tampak jelas.

9

Page 10: Pneumonia Makalah

Palpasi

Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus

raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin

mengalami peningkatan atau tachycardia.

Perkusi

Suara redup pada sisi yang sakit.

Auskultasi

Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan

telinga ke hidung / mulut bayi. Pada anak yang pneumonia akan

terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara

napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah

pada masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni,

kadang terdengar bising gesek pleura.

10

Page 11: Pneumonia Makalah

K. NURSING CARE PLAN

Dx. Bersihan jalan napas tidak efektif sehubungan dengan inflamasi

NO INTERVENSI RASIONAL

1 Monitor TTV Untuk mendapatkan data dasar

2 Kaji kondisi pasien Untuk mengetahui keadaan umum

pasien

3 Auskultasi suara nafas dan kaji

perpindahan udara

Untuk mengetahui status dan

perkembangan kondisi pasien

4 Pantau makan anak dan distensi

abdomen

Untuk menghindari obstruksi jalan

nafas

5 Pantau waktu istirahat anak Untuk melanjutkan mobilisasi

sekresi

6 Berikan expectorants dan

bronchodilators sesuai order

dokter

Untuk mebersihkan sekresi pada

saluran nafas agar tidak menutup

jalan nafas

7 Terapi oksigen dan terapi obat

sesuai dengan order dokter

Untuk meningkatkan saturasi

oksigen

11

Page 12: Pneumonia Makalah

Dx. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan terkumpulnya eksudasi dan

meningkatnya produksi mucus.

NO. INTERVENSI RASIONAL

1 Monitor TTV Untuk mendaoatkan data dasar

2 Observasi warna kulit,membran

mukosa dan kuku untuk

mengidentifikasi adanya sianosis

perifer

Sianosis sebagai dasar untuk

mengetahui adanya

vasokonstriksi atau respon tubuh

terhadap demam.

3 Ganti posisi tiap 2 jam Untuk mengurangi efek iritasi

pada saluran udara

4 Jaga lingkungan bebas allergan Untuk membersihkan jalan nafas

dari obstruksi yang disebabkan

oleh sekresi

5 Suction bila di perlukan Untuk meningkatkan saturasi

oksigen

6 Instrusikan untuk meningkatkan

pemasukan cairan pada anak

Untuk mencairkan sekresi

BAB III

12

Page 13: Pneumonia Makalah

KESIMPULAN

Penyakit pneumonia merupakan penyakit yang berbahaya bagi anak-anak yang

disebabkan oleh berbagai macam agen infeksi. Pencegahan yang dapat

dilakukan adalah dengan :

1. Memberikan vaksinasi pneumokokus atau sering juga disebut sebagai

vaksin IPD.

2. Memberikan imunisasi pada anak sesuai waktunya.

3. Menjaga keseimbangan nutrisi anak.

4. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara cukup istirahat dan juga

banyak olahraga.

5. Mengusahakan agar ruangan tempat tinggal mempunyai udara yang

bersih dan ventilasi yang cukup.

Tetapi jika anak sudah terkena pneumonia maka penatalaksanaanya

adalah dengan :

1. Pneumonia rawat jalan :

Diberi antibiotik

Amoksisilin 25 mg/kgbb

Kotrimoksazol 4 mg/kgbb

2. Pneumonia rawat inap :

13

Page 14: Pneumonia Makalah

Terapi antibiotik selama 7 – 10 hari. Bila keadaan sudah stabil

antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.

Lebih baik mencegah daripada mengobati.

DAFTAR PUSTAKA

1. Donna L. Wong dkk, 2001, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2, Jakarta : EGC. Penerbit Buku Kedokteran.

2. www.academia.edu 3. Nurseslabs.com4. Arif Mutaqin, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Pernafasan, Jakarta : Salemba5. Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : media aesculapius.

14