9
A. Pendahuluan Mycoplasma adalah organisme yang tidak memiliki dinding sel, tetapi tertutup oleh membran lipid bilayer. Bakteri ini membentuk koloni pada selaput mukus saluran pernapasan, saluran genital, dan sel-sel darah merah. Bakteri ini ditemukan di banyak hewan dan manusia. Mycoplasma sp. tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Mikoplasma bukan jamur karena tidak mempunyai membran inti, tidak memiliki hifa, tidak menghasilkan spora. Jamur merupakan kelompok eukariotik dan umumnya multiseluler dengan struktur sel lebih lengkap. Sampai saat ini, terdapat 15 spesies Mycoplasma yang telah diisolasi atau terdeteksi pada kucing, misalnya Acholeplasma laidlawii, Mycoplasma arginini, Mycoplasma bovigenitalium, Mycoplasma canis, Mycoplasma cynos, Mycoplasma felis, Mycoplasma feliminutum, Mycoplasma gateae, Mycoplasma haemocanis, Mycoplasma edwardii, Mycoplasma molare, Mycoplasma maculosum, Mycoplasma opalescens, Mycoplasma spumans dan Ureaplasma canigenitalium (Chalker, 2004). Pada kucing, Mycoplasma dianggap bagian dari flora normal dalam saluran pernapasan bagian atas, tetapi ada laporan yang bertentangan tentang pernyataan keberadaan Mycoplasma pada saluran pernapasan bagian bawah kucing yang sehat. Randolph et al . (1993) menemukan bahwa sebanyak 27 % di paru-paru kucing yang sehat ditemukan koloni Mycoplasma . Dari spesies yang tercantum di atas, Mycoplasma bovigenitalium , Mycoplasma canis , Mycoplasma cynos , Mycoplasma edwardii , Mycoplasma feliminutum , Mycoplasma gateae, dan Mycoplasma spumans berhasil diisolasi dari kucing yang mengalami penyakit pernapasan. Pneumonia pada kucing berhasil dibuat dengan cara menginokulasikan Mycoplasma cynos melalui endobronkial yang telah diisolasi dari kucing yang mengalami pneumonia. Selain itu beberapa kasus telah menjelaskan dimana Mycoplasma telah berhasil diisolasi dari kucing yang mengalami penyakit pernafasan, namun belum diteliti mengenai spesies Mycoplasma tersebut (Trow, et al ., 2008). Eksperimental inokulasi endobronkial kucing dengan Mycoplasma cynos telah terbukti menghasilkan pneumonia lokal dengan ditandai adanya kerusakan dan hilangnya silia epitel bronkus dan infiltrasi alveolar oleh neutrofil dan makrofag Mycoplasma cynos dapat bertahan dalam paru-paru sampai 3 minggu setelah infeksi. kemmpuan Mycoplasma cynos untuk bertahan dalam lingkungan tidak diketahui, tetapi spesies Mycoplasma lain bisa bertahan selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan di luar tubuh dan di lingkungan sehingga dapat menjadi sumber infeksi hewan lainnya (Chalker, 2004). 1

Pneumonia Mycoplasma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pneumonia mycoplasma

Citation preview

Page 1: Pneumonia Mycoplasma

A. Pendahuluan

Mycoplasma adalah organisme yang tidak memiliki dinding sel, tetapi tertutup oleh membran lipid bilayer. Bakteri ini membentuk koloni pada selaput mukus saluran pernapasan, saluran genital, dan sel-sel darah merah. Bakteri ini ditemukan di banyak hewan dan manusia. Mycoplasma sp. tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Mikoplasma bukan jamur karena tidak mempunyai membran inti, tidak memiliki hifa, tidak menghasilkan spora. Jamur merupakan kelompok eukariotik dan umumnya multiseluler dengan struktur sel lebih lengkap. Sampai saat ini, terdapat 15 spesies Mycoplasma yang telah diisolasi atau terdeteksi pada kucing, misalnya Acholeplasma laidlawii, Mycoplasma arginini, Mycoplasma bovigenitalium, Mycoplasma canis, Mycoplasma cynos, Mycoplasma felis, Mycoplasma feliminutum, Mycoplasma gateae, Mycoplasma haemocanis, Mycoplasma edwardii, Mycoplasma molare, Mycoplasma maculosum, Mycoplasma opalescens, Mycoplasma spumans dan Ureaplasma canigenitalium (Chalker, 2004).

Pada kucing, Mycoplasma dianggap bagian dari flora normal dalam saluran pernapasan bagian atas, tetapi ada laporan yang bertentangan tentang pernyataan keberadaan Mycoplasma pada saluran pernapasan bagian bawah kucing yang sehat. Randolph et al. (1993) menemukan bahwa sebanyak 27 % di paru-paru kucing yang sehat ditemukan koloni Mycoplasma. Dari spesies yang tercantum di atas, Mycoplasma bovigenitalium, Mycoplasma canis, Mycoplasma cynos, Mycoplasma edwardii, Mycoplasma feliminutum, Mycoplasma gateae, dan Mycoplasma spumans berhasil diisolasi dari kucing yang mengalami penyakit pernapasan. Pneumonia pada kucing berhasil dibuat dengan cara menginokulasikan Mycoplasma cynos melalui endobronkial yang telah diisolasi dari kucing yang mengalami pneumonia. Selain itu beberapa kasus telah menjelaskan dimana Mycoplasma telah berhasil diisolasi dari kucing yang mengalami penyakit pernafasan, namun belum diteliti mengenai spesies Mycoplasma tersebut (Trow, et al., 2008).

Eksperimental inokulasi endobronkial kucing dengan Mycoplasma cynos telah terbukti menghasilkan pneumonia lokal dengan ditandai adanya kerusakan dan hilangnya silia epitel bronkus dan infiltrasi alveolar oleh neutrofil dan makrofag Mycoplasma cynos dapat bertahan dalam paru-paru sampai 3 minggu setelah infeksi. kemmpuan Mycoplasma cynos untuk bertahan dalam lingkungan tidak diketahui, tetapi spesies Mycoplasma lain bisa bertahan selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan di luar tubuh dan di lingkungan sehingga dapat menjadi sumber infeksi hewan lainnya (Chalker, 2004).

1

Page 2: Pneumonia Mycoplasma

B. Kasus

Signalment : Nama pasien : - Umur : 3 tahun Jenis hewan : Kucing Ras atau breed : Domestic shorthair Jenis kelamin : Betina Bobot badan : 4,3 kgAnamnesa : Batuk sejak 2 hari yang lalu Dirumah terdapat hewan lain, yaitu lima ekor kucing dan satu ekor kelinci Kucing ini tidak menampakkan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan

bagian atas Sudah vaksin terhadap feline rhinotracheitis, virus calici dan virus panleukopenia

setahun yang lalu Pernah dilakukan tes feline leukemia dan immunodeficiency viruses dan hasilnya

negatif Gejala Klinis : Mulut terbuka saat bernafas Hipotermia (35,90C). Berdasarkan foto radiograf thorax menunjukkan adanya diffuse brochial pattern

dan tampak interstitial berwarna hazy (samar-samar). Alveolus terlihat samar-samar dilihat dari ventral pada lobus kiri bagian kaudal paru-paru.

Saat diauskultasi, terdengar adanya suara bronchovesicular, crackles, dan wheezes.

Pada pemeriksaan CT, ditemukan bakteri pneumonia atipikal. Pneumonia atipikal biasanya disebabkan karena infeksi Mycoplasma, sp

Diagnosa : Pneumonia MycoplasmaDiagnosa banding :Acute Respiratory Distress Syndrome, TuberculosisPrognosa : FaustaTindakan medis : Antibiotik golongan makrolida dan tetrasiklin

Gambar 1. (A) Right lateral radiograph. (B) Ventrodorsal thoracic radiograph

2

Page 3: Pneumonia Mycoplasma

C. Pembahasan

Berdasarkan gejala klinis dan anamnesa yang didapat menunjukkan bahwa kucing menderita pneumonia atipikal. Pneumonia atipikal adalah pneumonia yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak dapat diidentifikasi dengan teknik diagnostik standar pneumonia pada umumnya (pengecatan gram, biakan darah, dan pemeriksaan sputum) dan tidak menunjukkan respon terhadap antibiotik b-laktam. Mikroorganisme patogen penyebab pneumonia atipikal pada umumnya adalah Mycoplasma pneumonia.

Gejala klinis pneumonia mycoplasma yang ditemukan dalam kasus ini adalah batuk, mulut terbuka saat bernafas, foto radiograf thorax menunjukkan adanya diffuse brochial pattern dan tampak interstitial berwarna hazy (samar-samar), alveolus terlihat samar-samar dilihat dari ventral pada lobus kiri bagian kaudal paru-paru, terdengar adanya suara bronchovesicular, crackles (suara ronkhi basah) atau wheezes (suara yang bernada tinggi yang terjadi akibat aliran udara yang melalui saluran napas yang sempit).

Diffuse brochial pattern, interstitial berwarna hazy, dan alveolus terlihat samar-samar menunjukkan bahwa daerah bronkus dan sampai alveolus mengalami peradangan. Suara bronchovesicular menunjukkan pergerakan udara dari bronkus ke bronkiolus. Suara bronchovesicular ini biasanya menunjukkan daerah konsolidasi (daerah masuknya cairan peradangan). Suara crackles (suara ronchi basah) menunjukkan bahwa udara melewati cairan atau sekresi pada saluran pernafasan. Wheezes menunjukkan suara yang terus menerus dan berhubungan dengan aliran udara melalui saluran nafas yang menyempit.

Mycoplasma pneumoniae merupakan organisme yang paling kecil selain virus, secara taksonomi bukan bakteri tetapi masuk ke dalam kelas Mollicutes. Bakteri ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut : (1) unit reproduktif yang terkecil berukuran 125-250 nm. (2) Mycoplasma sangat pleomorfik karena tidak memiliki dinding sel yang keras dan sebagai gantinya diselaputi oleh "unit selaput" berlapis tiga yang berisi sterol (Mycoplasma sp. memerlukan sterol untuk pertumbuhannya). (3) Bakteri ini sama sekali resisten terhadap penisilin karena tidak memiliki struktur dinding sel tempat penisilin bekerja, tetapi dihambat oleh tetrasiklin dan eritromisin. (4) Bakteri ini dapat berkembang biak dalam perbenihan tanpa sel dan pada agar, pusat koloni secara khas tertanam di bawah permukaan. (5) Pertumbuhan dihambat oleh antibodi spesifik. (6) Mycoplasma mempunyai afinitas terhadap selaput sel mamalia. (7) Mycoplasma mempunyai berbagai macam bentuk seperti coccus, spiral, filament dan cincin, tetapi semua dapat dicirikan berdasarkan pertumbuhan mikrokoninya yaitu seperti telur mata sapi (Brooks, et al., 2007).

Beberapa peneliti percaya Mycoplasma sp. hanya berkolonisasi, menyebabkan radang atau menginfeksi pada saluran pernafasan bagian bawah, sementara yang lain percaya bahwa Mycoplasma sp. mampu menjadi penyebab utama pneumonia pada kucing. Sel bersilia dari epitel saluran pernapasan merupakan target utama dari infeksi Mycoplasma pneumoniae. Organisme ini memanjang seperti bentuk ular (snake like) dengan perlekatan yang mempunyai karakteristik electron-dense core dan tiga lapis membran luar. Perlekatan ini diperantarai oleh protein aksesorius adhesi dan adherence di mana protein ini berkerja sama secara struktural dan fungsional untuk menggerakkan dan menyebabkan perlekatan serta menyebabkan Mycoplasma pneumonia dapat berkolonisasi di membran mukosa. Mycoplasma pneumonia bisa menginvasi ke dalam sel dan bertahan di dalam sitoplasma atau kawasan perinuklear untuk satu jangka waktu yang lama. Mycoplasma pneumonia ekstrapulmoner sudah pernah dideteksi dengan menggunakan Polymerase-Chain-Reaction (PCR). Mekanisme yang mungkin terjadi pada Mycoplasma pneumonia ini adalah mengeluarkan berbagai sitokin yang bersifat pro-inflamasi dan anti-inflamasi. Mycoplasma pneumonia bisa menginduksi keluarnya berbagai interleukin, interferon, tumor necrosis factor (TNF), dan sitokin yang lain. Mycoplasma pneumoniae mempunyai afinitas selektif untuk sel epitel saluran napas misalnya bronkus, bronkiolus, dan alveoli yang akan menghasilkan hidrogen peroksida

3

Page 4: Pneumonia Mycoplasma

(H2O2). Terbentuknya H2O2 pada metabolismenya menyebabkan kerusakan pada lapisan mukosa saluran napas, misalnya terjadi deskuamasi (pengelupasan) dan ulserasi lapisan mukosa, edema pada dinding bronkus dan timbulnya sekret yang memenuhi saluran napas dan alveoli. H2O2 juga menyebabkan kerusakan pada membran eritrosit. Sel epitel bersilia saluran napas merupakan sel target infeksi Mycoplasma pneumoniae, mempunyai struktur memanjang seperti ular dengan ujung tempat perlekatan dengan sel epitel bersilia. Protein bekerjasama secara struktur dan fungsional memobilisasi perlekatan ujung bakteri dan memungkinkan koloni Mycoplasma sp. pada membran mukosa berkembang. Pneumonia akibat mycoplasma sp. umumnya lebih ringan dan ditandai dengan perjalanan penyakit yang lebih berlarut – larut atau berkepanjangan. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati. (Nyoman, dkk, 2007).

Gejala klinis dari infeksi Mycoplasma pneumonia biasanya non spesifik. Suhu tubuh kucing biasanya jarang mencapai lebih dari 38oC. 100 persen dari penderita Pneumonia Mycoplasma ini ditandai dengan gejala batuk. Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan crackles (suara ronkhi basah) dan wheezes (mengi) (Nyoman, dkk, 2007).

Diagnosis pneumonia atipikal dapat ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, manifestasi klinik, kultur, serologis, PCR dan radiologi. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk mengidentifikasi penyebab pneumonia atipikal tidak bisa menggunakan teknik diagnostik standar seperti pada pneumonia tipikal pada umumnya. Pemeriksaan kultur membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu beberapa hari sampai mingguan. Bahan yang diambil dapat dari swab, cairan, ataupun jaringan. Media untuk kultur ini adalah media khusus yakni Enriched SP-4 (Mycotrim RS Biphasic System/SP4 broth agar lyophilized) dimana tidak semua laboratorium memilikinya. Beberapa cara pemeriksaan serologi untuk mendeteksi Mycoplasma pneumoniae meliputi complement fixation test, ELISA, cold aglutinin,dan rapid microagglutinin. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) untuk mengidentifikasi beberapa organisme atipikal seperti Mycoplasma pneumoniae, namun memerlukan biaya yang cukup mahal (Chalker, et al., 2004). Hal ini sesuai dengan pernyataan Trow et al. (2008) yang menyatakan bahwa teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat digunakan untuk teknik diagnosa pneumonia mycoplasma. Spesimen untuk pemeriksaan PCR dapat diperoleh dari swab tenggorokan atau bahan klinik lainnya yang dapat didiagnostik. Pada pemeriksaan foto thoraks dapat ditemukan gambaran infeksi Mycoplasma penumoniae yaitu keterlibatan kedua bagian paru yang bersifat multifokal atau difus dan bisa terdapat retikular infiltrate.

Diagnosa banding dari Pneumonia mycoplasma adalah Acute Respiratory Distress Syndrome. Kedua penyakit ini memiliki foto radiograf thorax yang sama, yaitu menunjukkan adanya warna hazy pada paru-paru (berawan), serta menunjukkan suara crackles dan wheezes saat dilakukan auskultasi. Namun biasanya Acute Respiratory Distress Syndrome terjadi karena factor indirect seperti syok dan trauma atau factor direct seperti adanya kontusi, aspirasi, dan infeksi (bakteri atau virus). Acute Respiratory Distress Syndrome merupakan gangguan respirasi karena gagalnya pertukaran oksigen dan karbondioksida pada alveolus karena adanya inflamasi dan terbentuk jaringan hyaline pada alveolus. Pada pneumonia mycoplasma, terjadi inflamasi pada lapisan mukosa saluran pernafasan sehingga terjadi deskuamasi (pengelupasan) dan ulserasi pada lapisan mukosa, edema dinding-dinding bronkus dan produksi sekret yang memenuhi saluran pernafasan dan alveoli. Pneumonia mycoplasma memiliki gejala klinis yang mirip dengan penyakit tuberculosis paru. Namun diagnosa Mycobacterium tuberculosis dapat dilakukan kultur bakteri dan Mycoplasma pneumonia tidak dapat dilakukan kultur bakteri.

Secara umum prognosis pneumonia atipikal adalah baik. Sebagian besar pasien akan sembuh tanpa komplikasi dan jarang terjadi infeksi yang bersifat fatal. Prognosis tergantung pada penyakit dasar dan lama penyakit berlangsung sebelum mendapatkan terapi yang sesuai (Nyoman, dkk., 2007).

4

Page 5: Pneumonia Mycoplasma

Pengobatan antibiotik yang tepat untuk kucing dengan dicurigai pneumonia harus mencakup antibiotik untuk spesies Mycoplasma. Misalnya Makrolid, azalides, lincosamides, tetrasiklin, kloramfenikol dan fluoroquinolones dianggap sesuai untuk digunakan dalam pengobatan empiris yang dicurigai Mycoplasma infeksi spesies. Terapi empiris adalah terapi yang diberikan berdasarkan diagnosa klinis dengan pendekatan ilmiah dari klinisi. Mycoplasma pneumoniae tidak memiliki dinding sel peptidoglycan, oleh karena itu pemberian antibiotik golongan beta laktam tidak efektif karena beta laktam bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel bakteri. Menurut Nyoman, dkk. (2007), antibiotik harus diberikan untuk setiap kasus pneumonia. Setiap pasien yang mengalami pneumonia mempunyai risiko yang sama untuk terinfeksi patogen tipikal maupun atipikal. Insidensi pneumonia atipikal pada pneumonia cukup tinggi dan tidak setiap laboratorium yang ada memiliki fasilitas untuk diagnostik khusus bagi patogen atipikal. Para ahli mempertimbangkan pemberian antibiotik secara empiris kepada setiap pasien pneumonia yang masih bisa diterapi sebagai kemungkinan pneumonia atipikal. Terdapat dua kelas antibiotik empiris untuk pneumonia atipikal yaitu golongan makrolid dan tetrasiklin. Azitromisin dan eritromisin pada tiga penelitian pneumonia atipikal pada manusia menunjukkan hasil yang memuaskan. The British Thoracic Society merekomendasikan semua golongan antibiotik makrolid untuk pengobatan pneumonia atipikal. Tidak ada cara spesifik untuk mencegah pertumbuhan pneumonia mycoplasma ini. Cara yang dapat ditempuh hanya berupa menjaga kebersihan kandang, serta menghindari kontak langsung dengan kucing lain yang terinfeksi.

D. Kesimpulan

5

Page 6: Pneumonia Mycoplasma

Pneumonia mycoplasma adalah kondisi inflamasi pada paru-paru yang disebabkan oleh Mycoplasma sp. Mycoplasma sp. merupakan organisme yang paling kecil selain virus, secara taksonomi bukan bakteri tetapi masuk ke dalam kelas Mollicutes. Diagnosis pneumonia atipikal dapat ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, manifestasi klinik, kultur, serologis, PCR dan radiologi. Pengobatan antibiotik yang tepat untuk kucing dengan dicurigai pneumonia harus mencakup antibiotik untuk spesies Mycoplasma, misalnya makrolida, azalides, lincosamides, tetrasiklin, kloramfenikol dan fluoroquinolones dianggap sesuai untuk digunakan dalam pengobatan empiris yang dicurigai infeksi Mycoplasma sp.

DAFTAR PUSTAKA

6

Page 7: Pneumonia Mycoplasma

Brooks, G. F., Butel, J. S., Morse, S. A., and Carroll, K. C. 2007. Mycoplasma & Cell Wall-Defective Bacteria : Mycoplasma Pneumoniae & Atypical Pneumonias In: Jawetz, Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology, Lange Medical Book/McGraw-Hill. Inc. USA

Chalker, V. J., Owen, W. A., Paterson, C., Barker, E., Brooks, H., Rycroft, A. N., and Brownlie, J. 2004. Mycoplasmas associated with canine infectious respiratory disease. http://mic.sgmjournals.org/

Nyoman, B. I., Putu, S. P., dan Bagus, S. I. 2007. Pneumonia Atipikal. Sari Pediatri, Vol. 9 No. 2

Trow, A. V., Rozanki, E.A., and Tidwell, A. S. 2008. Primary mycoplasma pneumonia associated with reversible respiratory failure in a cat. Elsevier Ltd. United States

7