Upload
ruben-harris
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
1/67
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangKanker leher rahim (servik) merupakan kanker pembunuh nomor dua di
dunia setelah kanker payudara. Menurut data, 83% penderita kanker servik
terdapat di negara negara berkembang. 510.000 orang wanita didiagnosis
kanker servik, 280.000 orang diantaranya meninggal dunia. Hal itu
dikarenakan pasien dating dalam stadium lanjut.1
Kanker servik merupakan jenis kanker terbanyak diderita perempuan di
Indonesia. Menurut data WHO, setiap 2 menit wanita meninggal dunia karena
kanker servik di Negara berkembang. Di Indonesia, kasus baru kanker servik
ditemukan 40 - 45 kasus per hari. Diperkirakan setiap 1 jam, seorang
perempuan meninggal karena kanker servik.1
Menurut Yayasan Kanker Indonesia, kanker servik merupakan angka
kematian terbanyak diantara jenis kanker lain di kalangan perempuan.
Diperkirakan, 52 juta perempuan Indonesia berisiko terkena kanker servik,
sementara 36% perempuan dari seluruh penderita kanker adalah kanker servik.
Ada 15.000 kasus baru per tahun dengan kematian 8.000 orang per tahun.1
Dari data Globocan 2002, IARC (International Agency for Research on
Cancer) didapatkan estimasi insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26
per 100.000 perempuan, dan kanker leher rahim sebesar 16 per 100.000
perempuan. Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007,
kanker servik tercatat sebanyak 8.227 kasus (16.85%) dan kanker payudara
sebanyak 5.786 kasus (11.78%) sedangkan berdasarkan data dari badan
registrasi kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia ( IDAPI) pada tahun
1998 di 13 rumah sakit di Indonesia, kanker leher rahim menduduki peringkat
pertama dari seluruh kasus kanker sebesar 17.22% diikuti kanker payudara
12.2%.2,3
Indonesia merupakan negara kedua setelah Cina yang memiliki pengidap
kanker servik terbanyak. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita usia
lanjut, terutama wanita yang telah mengalami menopause dan masih aktif
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
2/67
dalam kegiatan seksual , maka dari itu hendaknya secara rutin melakukan
deteksi dini (skrinning).4
Di Sumatera Barat, kejadian kanker (5.6 ) lebih tinggi dari rata-rata
nasional (4.3 ), yaitu pada urutan tertinggi keenam dari 33 provinsi di
Indonesia berdasarkan Riskesdas Nasional tahun 2008. Di RSUP dr. M.
Djamil Padang sebagai rumah sakit rujukan di Sumatera Barat mencatat kasus
kanker servik setiap tahunnya. Di Instalasi Rawat Jalan RSUP dr. M. Djamil
dari tahun 2007-2010 berjumlah 665 kasus. Di Instalasi Rawat Inap terdapat
262 kasus. Dengan keterangan tahun 2007 Instalasi Rawat Jalan 204 kasus,
tahun 2008 sebanyak 165 kasus, tahun 2009 sebanyak 506 kasus dan tahun
2010 (bulan JanuariApril) sebanyak 52 kasus. 5
Alasan utama meningkatnya kanker tersebut di Negara berkembang
adalah karena kurangnya program penapisan yang efektif yang bertujuan
untuk mendeteksi keadaan sebelum terjadinya kanker maupun kanker pada
stadium dini termasuk pengobatannya sebelum proses invasive yang lebih
lanjut.
DepartemenKesehatan juga berupaya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat kanker di Indonesia melalui program-program
yang terukur. Saat ini program pengendalian kanker diutamakan pada kanker
servik dan payudara dengan pembentukan pilot proyek deteksi dini di 6
provinsi (6 kabupaten) dan pengembangannya sampai saat ini tengah berjalan
di 11 kabupaten / kota, menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA) dan Clinical Breast Examination (CBE).6
Program deteksi dini kanker servik dan payudara mempunyai target 80%
perempuan usia 30-50 tahun untuk skrinning sehingga terhindar dari kankertersebut. Pada tahun 2014, Departemen Kesehatan menargetkan 25%
kabupaten / kota di Indonesia akan melaksanakan deteksi dini kanker servik
dengan IVA dan kanker payudara dengan CBE.6
Metode IVA menjadi alternative baru untuk deteksi dini kanker servik
selain dengan pemeriksaan Pap Smear. Sebenarnya IVA secara metodologi
sudah lama dikenal namun kajian yang menyatakan bahwa IVA tidak terlalu
buruk dan mudah dilakukan baru dilaksanakan sekitar tahun 2004-2005.5
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
3/67
Di Indonesia, Kementrian Kesehatan RI juga sudah mengadopsi metode
IVA ini. Di beberapa daerah di Indonesia bahkan sudah dikeluarkan Perda
yang menetapkan pemeriksaan IVA hanya dikenakan biaya Rp. 5.000,00.5
Program skrining kanker servik dengan metode IVA memiliki berbagai
keuntungan. Metode IVA lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu
dilaksanakan oleh seluruh petugas kesehatan di pusat pelayanan sederhana
sehingga skrinning dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas dan
diharapkan temuan kanker servik stadium dini akan lebih banyak.3,5
Puskesmas Ambacang ,memiliki total jumlah penduduk 120.309 dengan
jumlah laki-laki 58.847 dan jumlah wanita 61.462 dimana terdapat jumlah
wanita usia subur sebanyak 13.270. Karena memiliki jumlah penduduk wanita
usia subur yang cukup banyak dan wanita usia subur merupakan salah satu
factor resiko dari kanker servik maka diperlukan perhatian yang khusus untuk
dilakukannya program skrinning terutama dengan cara yang sederhana dan
biaya yang murah seperti metode IVA.7
Pada tanggal 19 Juli 2012 dilakukan seminar, pelatihan dan pengabdian
masyarakat tentang Pergerakan Masyarakat untuk Ayo Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita
usia subur di kecamatan Kuranji,Padang. Pada acara tersebut, dilakukan
pemeriksaan IVA kepada 11 orang dan didapatkan 5 orang diantaranya positif
untuk temuan klinis awal kanker servik. Angka ini merupakan angka yang
cukup tinggi dari temuan klinis tersebut, sehingga keberadaan fasilitas
skrining kanker serviks dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
sangat diperlukan di Puskesmas Ambacang Kuranji dengan harapan hasil
temuan positif dari pemeriksaan IVA yang dilakukan di Puskesmas ini dapatsegera diobati dan tidak berlanjut menjadi kanker servik.
1.2Perumusan Masalaha. Belum adanya fasilitas skrining untuk kanker serviks dengan metode
IVA di Puskesmas Ambacang.
b. Apa alternative untuk pengadaan skrinning kanker servik di Puskesmas
Ambacang?
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
4/67
1.3Tujuan Penulisana. Mengadakan skrinning untuk kanker servik dengan metode IVA di
Puskesmas Ambacang.
b. Menemukan alternative untuk pengadaan skrinning kanker servik
dengan metode IVA di Puskesmas Ambacang
c. Menyusun Plan of Action dalam upaya pengadaan fasilitas skrinning
kanker servik dengan metode IVA di Puskesmas Ambacang.
1.4Manfaat PenulisanDalam penulisan Plan of Action ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi kepada pihak Puskesmas Ambacang dalam melaksanakan
program skrinning kanker servik dengan metode IVA di Puskesmas
Ambacang Kuranji. Selain itu proses penulisan Plan of Action ini dapat
menjadi bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam
menganalisa permasalahan dan memberikan solusi pada permasalahan
yang ditemui di Puskesmas Ambacang.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
5/67
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada aringan leher
rahin (serviks). Kanker serviks merupakan kanker primer yang berasal dari
serviks (kanalis servikalis dan atau porsio). Seriviks adalah bagian ujung depan
rahim yang menjulur ke vagina.17-20
2.2 Epidemiologi
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uteri merupakan
kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia stelah kanker payudara. Setiap
tahunnya, terdapat kurang lebih 500.000 kasus baru kanker leher rahim (cervical
cancer), sebanyak 80% terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang.
Sedikitnya 231.000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim.
Dari jumlah itu, 50% kematian terjadi di negara-negara berkembang.16-18 Hal
tersebut karena pasien datang dalam stadium lanjut.17,18
Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakit kanker leher rahim saat
ini menempati urutan pertama daftar kanker yang diderita kaum wanita. Saait ini
di Indonesia ada sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus
setiap tahunnya. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium lanjut sering
menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Selain itu, lebih dari
70% kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium
lanjut.
21,22
Selama kurun waktu 5 tahun, usia penderita antara 30-60 tahun, terbanyak
antara 45-50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif memakan waktu sekitar 10
tahun. Hanya 9% dari wanita berusia dibawah 35 tahun menunjukkan kanker
serviks yang invasif pada saat didiagnosis, sendangkan 53% dari KIS (Karsinoma
in-situ) terdapat pada wanita diatas usia 35 tahun.23
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
6/67
2.3 Etiologi
Perjalanan penyakit karsinoma serviks merupakan salah satu model
karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari karsinogenesisawal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker invasif.
Studi-studi epidemiologi menunjukkan lebih dari 90% kanker serviks
dihubungkan dengan jenis human papiloma virus (HPV). Beberapa bukti
menunjukkan kanker dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua
dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk. HPV merupakan faktor inisiator
kanker serviks. Onkoprotein E6 dan E7 yang berasal dari HPV merupakan
penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat p53
sehingga TSG (Tumor Supresor Gene) p53 akan kehilangan fungsinya.
Sedangkan onkoprotein E7 akan mengikat TSG Rb, ikatan ini menyebabkan
terlepasnya E2F yang merupakan aktor transkripsi sehingga siklus sel berjalan
tanpa kontrol.18,24
2.4 Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker
serviks, antara lain adalah:
a. Usia reproduksiUsia pasien sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan
erat dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas. Proses reproduksi
sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20-35 tahun, sebab pada saat
itu penyulit kehamilan jarang terjadi.
Usia rata-rata dari pasien karsinoma kaker serviks dari penelitian
retrospektif yang dilakukan oleh Schellekens dan Ranti di Rumah Sakit dr.
Hasan Sadikin Bandung untuk periode januari tahun 2000 sampai juli 2001
dengan interval usia mulai 21 sampai 85 tahun (N=307) mendapatkan
penderita kanker serviks rata-rata berusia 32 tahun. Di tempat yang sama
S. Van Loon melakukan penelitian terhadap 58 pasien dengan kanker
serviks pada tahun 1996, dan mendapatkan pasien mayoritas yaitu 20,3%
berusia 40-44 tahun dan usia rata-rata 46 tahun.25,26
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
7/67
Sumber lain menerangkan usia pasien rata-rata antara 30-60 tahun,
terbanyak antara 45-50 tahun. Hal ini dikarenakan periode laten dari fase
prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya
9% wantia berusia kurang dari 35 tahun. Menurut Benson KL, 2% dari
wanita yang berusia 40 tahun akan menderita kanker serviks dalam
hidupnya. Hal ini dimungkinkan karena perjalanan penyakit ini
memerlukan waktu 7 sampai 10 tahun untuk terjadinya kanker invasif
sehingga sebagian besar terjadinya atau diketahuinya setelah berusia
lanjut.25,26
b. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia mudaTelah lama diketahui bahwa umur sangat berpengaruh terhadap
proses reproduksi. Usia yang dianggap optimal untuk reproduksi antara
20-35 tahun.26
Pada usia 20-40 tahun, disebut sebagai masa dewasa dini yang
disebut juga usia reproduktif. Sehingga pada masa ini diharapkan orang
teloah mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan
tenang secara emosional, perkembangan fisiknya, maupun kemampuannya
dalam hal kehamilan baik kelahiran bayinya.
Usia kawin muda menurut Rotkin, Chistoperson dan Parker serta
Barron dan Richart jelas berpengaruh. Rotkin menghubungkan terjadinya
karsinoma serviks dengan usia saat seorang wantia mulai aktif
berhubungan seksual, dikatakan pula olehnya karsinoma serviks cenderung
timbul bila saat mulai aktif berhubungan seksual pada saat usia kurang dari
17 tahun. Lebih dijelaskan bahwa umur antara 15-20 tahun merupakanperiode yang rentan. Pada periode laten antara coitus pertama dan
terjadinya kanker serviks kurang lebih dari 30 tahun.23
Periode rentan ini berhubungan dengan proses metaplasia pada usia
pubertas, sehingga bila ada yang mengganggu proses metaplasia tersebut
misalnya infeksi akan memudahkan beralihnya proses menjadi displasia
yang lebih berpotensi untuk terjadinya keganasan. Chirstoperson dan
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
8/67
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
9/67
golongan wanita yang bersalin antara 1-5 kali, meskipun hal ini
merupakan faktor risiko namun hal tersebut harus dijadikan perhatian kita
untuk mendeteksi terhadap golongan ini. Kehamilan dan persalinan yang
melebihi 3 orang dan jarak kehamilan terlalu dekat akan meningkatkan
kejadian kanker serviks.27
Susanto dan Suardi (1987) di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
Bandung dalam penelitiannya mendapatkan paritas terbanyak pasien
kanker serviks yaitu paritas lebih dari lima, Sahil MF (1993) mendapatkan
pada paritas 6 atau lebih cendering terkena kanker serviks. Multiparitas
diduga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Pada penelitian di
Swedia memperlihatkan bahwa tingkat rekurensi meningkat pada paritas
lebih dari tiga.23,27
d. Tingkat pendidikanTingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan yang
rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang
terbatas. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula
pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat dan
pengetahuannya pun akan semakin tinggi. Pendidikan yang rendah
menyebabkan seseorang tidak peduli terhadap program kesehatan yang
ada, sehingga mereka tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi.
Walaupun ada sarana yang baik belum tentu mereka tahu
menggunakannya.
Perilaku hidup sehat sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
penduduk. Tingkat pendidikan yang masih rendah merupakan salah satusebab rendahnya pemahaman masyarakat terhadap informasi kesehatan
serta pembentukan perilaku sehat.28
Pendidikan dan pendapatan keluarga dhunungkan dengan nutrisi
yang dikonsumsi sehari-hari, higiene serta kepatuhan untuk melakukan
pemeriksaan secara teratur. Pendidikan yang rendah menyebabkan
seseorang tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi. Walaupun ada
sarana yang baik belum tentu mereka tahu menggunakannya. Dengan
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
10/67
pendidikan yang tinggi maka semakin banyak seseorang mengetahui
tentang permasalahan yang menyangkut perbaikan lingkungan dan
hidupnya.23,28
e. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang (lebih dari 5 tahun)Risiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan
hubungan dengan kontrasepsi oral. Bagaimanapun, penemuan ini hasilnya
tidak selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan
risiko dengan mengontrol pengaruh kegiatan seksual.23,26
f. Riwayat kanker serviks pada keluargaBila seorang wanita mempunyai saudara kandung atau ibu yang
mempunyai kanker serviks, maka ia mempunyai kemungkinan 2-3 kali
lebih besar untuk juga mempunyai kanker serviks dibandingkan dengan
orang normal. Beberapa peneliti menduga hal ini berhubungan dengan
berkurangnya kemampuan untuk mlawan infeksi HPV.23,26
g. Berganti-ganti pasangan seksualPerilaku seksual berupa berganti pasangan seks akan meningkatkan
penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi
human papiloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya
kanker serviks, penis, dan vulva. Risiko terkena kanker seriks menjadi 10
kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih.
Selain itu virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor
pendamping.20,22
h. MerokokWanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitianmenunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin
dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan
menurunkan daya tahan serviks disamping merupakan ko-karsinogen
infeksi virus.17,18,21
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
11/67
i. Defisiensi zat giziAda beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi
asam folat dapat meningkatkan resiko terjadinya displasia ringan dan
sedang, serta mungkin juga meningkatkan rrisiko terjadinya kanker servik
pada wanita yang makannannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin
A).17,21
j. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasimenahun
k. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wantia hamil untuk mencegahkegguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)18
l. Gangguan sistem kekebalanm. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun19n. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap Smear
secara rutin)26
2.5 Patogenesis dan Patofisiologi
Karsinoma servik biasa timbul di daerah yang disebut squamo-columnarjunction (SCJ) atau sambungan skuamo kolumnar (SSK), yaitu batas antara epitel
yang melapisi ektoservik (porsio) dan endoservik kanalis servik, dimana secara
histologik terjadi perubahan dari epitel ektoservik yaitu epitel skuamosa berlapis
dengan epitel endoservik yaitu epitel kuboid/kolumnar endek selapis bersilia.
Letak SSK dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas seksual dan paritas. Pada wanita
muda SSK berada di luar ostium uteri eksternum sedangkan pada wanita berusia
di atas 35 tahun SSK berada di dalam kanalis servik. 30 Oleh karena itu pada
wanita muda, SSK yang berada di luar ostium uteri eksternum ini rentan terhadap
faktor luar berupa mutagen yang akan memicu displasia dari SSK tersebut. Pada
wanita dengan aktivitas seksual tinggi, SSK terletak di ostium eksternum karena
trauma atau retraksi otot oleh prostaglandin.31
Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologis pada epitel
serviks; epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga
berasal dari cadangan epitel kolumnar. Proses pergantian epitel kolumnar menjadi
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
12/67
skuamosa disebut proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh pH vagina yang
rendah. Aktivtas metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada masa pubertas.
Akibat proses metaplasia ini maka secara morfogenik terdapat 2 SCJ, yaitu SCJ
asli dan SCJ baru yang mennjadi tempat pertemuan antara epitel skuamosa baru
dengan epitel kolumnar. Daerah di antara kedua SSK ini disebut daerah
transformasi.31
Penelitian akhir-akhir ini lebih memfokuskan virus sebagai salah satu
faktor penyebab yang peting, terutama virus DNA. Pada proses karsinogenesis
asam nukleat virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen dan DNA sel host
sehingga menyebabkan terjadinya mutasi sel.30 Sel yang menglami mutasi
tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel
ang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, dispalsia sedang, displasia
berat dan karsinoma in-situ dan kemudian berkembang menjadi karsinoma
invasif. Tingkat displasia dan karsinoma in-situ dikenal juga sebaga tingkat pra
kanker.
Displasia mencakup pengertian berbagai gangguan maturas epitel
skuamosa yang secara sitologik dan histologik berbeda dari epitel normal, tetapitidak memenuhi persyaratan sel karsinoma.31 Perbedaan derajat displasia
didasarkan atas tebal epitel yang menalami kelainan dan berat ringannya kelainan
pada sel. Sedangkan karsinoma in-situ aalah gangguan maturasi epitel skuamosa
yang menyerupai karsnoma invasif tetapi mebrana basalis masih utuh.32
Klasifikasi terbaru menggunakan istilah neoplasia Intraepite Servik (NIS)
untuk kedua bentuk displasia dan karsinoma in-situ. NIS terdiri dari : 1) NIS1,
untuk displasia ringan; 2) NIS 2, untuuk displasia sedang; 3) NIS 3, untuk
displasia berat dan karsinoma n-situ.
Patogenesis NIS dapat dianggap sebagai suatu spektrum penyakit yang
dimulai dari displasia ringan (NIS 1), displasia sedang (NIS 2), displasia berat dan
karsinoma in-situ (NIS 3) untuk kemudian berkembang menjadi karsinoma
invasif. Beberapa peneliti menemukan bahwa 30-35% NIS mengalami regresi,
yang terbanyak berasal darii NIS 1 / NIS 2.32Karena tidak dapat ditentukan lesi
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
13/67
mana yang akan berkembang menjadi progresif dan mana yang tidak, maka semua
tingkat NIS dianggap potensial menjadi ganas sehingga harus ditatalaksanai
sebagaimana mestinya.
2.6 Klasifikasi dan Staging
a. Sistem Klasifikasi Lesi Prakaker7
Ada beberapa sistem klasifikasi lesi prakanker yang digunakan saat ini,
dibedakan berdasarkan pemeriksaan hisologi dan sitologinya.
Tabel 2.1 kalsifikasi lesi prakanker
Klasifikasi sitologi (untuk skrining) Klasifikasi histologi (untuk diagnosis)
Pap Sistem Bethesda NIS (Neoplasia
Intraepitelial
Serviks)
Klasifikasi
Deskriptif WHO
Kelas I Normal Normal Normal
Kelas II ASC-US
ASC-H
Atipik Atipik
Kelas III LSIL NIS 1 termasuk
kondiloma
Koilositosis
Kelas IV HSIL NIS 2 Displasia sedang
Kelas V HSIL NIS 3 Displasia berat
Kelas VI HSIL NIS 3 Karsinoma in situ
Kelas VII Karsinoma
invasive
Karsinoma invasif Karsinoma
invasive
ASC-US : atypical squamous cell of undermined significance
ASC-H : atypical squamous cell: cannot exclude a high grade squamous
epithelial lesion
LSIL :Low-grade squamous intraepithelial lesion
HSIL :High-grade squamous intraepithelial lesion
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
14/67
b. Klasifikasi histologik kanker serviks33,34
Tabel 2.2 Klasifikasi Histologik kanker serviks
WHO 1975 WHO 1994
Karsinoma sel skuamosa
- Dengan pertandukan
- Tipe sel besar tanpa pertandukan
- Tipe sel kecil tanpa pertandukan
Adenokarsinoma
- Tipe endoserviks
-
Tipe endometrioid
Karsinoadenoskuamosa
(adenoepidermoi)
- Karsinoma adenoid kistik
- Adenokarsinoma
- Mesonefroid
Tumo mesenkim
-
Karsinoma tidak berdiferensiasi
- Tumor metastasis
Karsinoma sel skuamosa
- Dengan pertandukan
- Tanpa pertandukan
- Tipe verukosa
- Tipe kondilomatosa
- Tipe kapiler
-
Tipe limfoepitelioma
Adenokarsinoma
- Tipe musinosa
- Tipe mesonefrik
- Tipe clear cell
- Tipe serosa
- Tipe endometrioid
Karsinoadenoskuamosa
- Karsinomaglassy cell
- Karsinoma sel kecil
- Karsinoma adenoid basal
- Tumor karsinoid
- Karsinoma adenoid kistik
Tumor mesenkim
-
Karsinoma tidak berdiferensiasiDari seluruh enis kanker serviks di atas jenis skuamosa merupakan jenis yang
sering ditemukan, yaitu 90%; adenokarsinoma 5%; sedang jenis lainnya 5%.
Karsinoma skuamosa terlihat sebagai jalinan kelompok sel-sel yang berasal dari
skuamosa dengan pertandukan atau tidak, dan kadang-kadang tumor sendiri dari
sel-sel yang berdiferensiasi buruk atau dari sel-sel yang disebut small cell,
berbentuk kumparan atau kecil serta bulat dan batas tumor stroma tidak elas. Sel
ini berasal dari sel basa atau reserved cell. Sedang adenokarsinoma terlihat sebaga
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
15/67
sel-sel yang berasal dari epitel torak endoserviks, atau dari kelenjar endoserviks
yang mengeluarkan mukus.
c. Sistem Staging kanker
33,35
International Federation of Gynecologist and Obstetricians Staging System
for Cervical Cancer (FIGO) pada tahun 2000 menetapkan suatu sistem stadium
kanker sebagai berikut:
Tabel 2.3 Stadium Kanker
Stadium Karakteristik
0 Lesi belum menembus membran basalis
I Lesi tumor masih terbatas di serviks
IA1 Lesi telah menembus membrana basalis kurang dari 3 mm dengan
diameter permukaan tumor < 7mm
IA2 Lesi telah menembus membrana basalis > 3 mm tetapi < 5 mm
dengan diameter permukaan tumor 4cm
II Lesi telah keluar dari serviks (meluas ke parametrium dan sepertiga
prosimal vagina)
IIA Lesi telah meluas ke sepertiga proksimal vagina
IIB Lesi telah meluas ke parametrium tetapi tidak mencapai dinding
panggul
III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium dan atau
sepertiga vagina distal)
IIIA Lesi menyebar ke sepertiga vagina distal
IIIB Lesi menyebar ke parametrium sampai dinding panggul
IV Lesi menyebar keluar organ genitalia
IVA Lesi meluas ke rongga panggul, dan atau menyebar ke mukosa
vesika urinaria
IVB Lesi meluas ke mukosa rektum dan atau meluas ke organ jauh
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
16/67
2.7 Diagnosis
a. Gejala dan Tanda
lesi pra-kanker dan kanker stadium dini biasanya asimtomatik dan hanya
dapat terdeteksi dengan pemeriksaan sitologi. Boon dan Suurmeijer melaporkan
bahwa sebanyak 76% kasus tidak menunjukkan gejala sama sekali.36,37Jika sudah
terjadi kanker akan timbul gejala yang sesuai dengan penyakitnya, yaitu dapat
lokal atau tersebar. Gejala yang timbul dapat berupa perdarahan pasca-senggama
atau dapat juga terjadi perdarahan di luar masa haid dan pasca menopause. Jika
tumornya besar, dapat terjadi infeksi dan menimbulkan cairan (duh) berbau yang
mengalir keluar dari vagina. Bila penyakitnya sudah lanjut, akan timbul nyeri
panggul, gejala yang berkaitan dengan kandung kemih dan usus besar.36,37Gejala
lain yang timbul dapat berupa gangguan organ yang terkena misalnya otak (nyeri
kepala, gangguan kesadaran), paru (sesak atau batuk darah), tulang (nyeri atau
patah), hati (nyeri perut kanan atas, kuning, atau pembengkakan), dan lain-lain.38
b. Penegakan Diagnosis
diagnosis definitif harus didasarkan pada konfirmasi histopatologi darihasil biopsi lesi sebelum pemeriksaan dan tatalaksana lebh lanjut dilakukan.7
2.8 Skrining
Sejak 2 dekade terakhir terdapat kemajua dalam pemahaman tentang
riwayat alamiah dan terapi lanjutan dari kanker serviks. Infeksi Human Papiloma
Virus (HPV) sekarang telah dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks,
selain itu sebuah laporan sitologi baru telah mengembangkan diagnosis,
penanganan lesi prakanker dan protokol terapi spesifik peningkatan ketahanan
pasien dengan penyakit dini dan lanjut. Penelitian terbaru sekarang ini terfokus
pada penentuan infeksi menurut tipe HPV onkogenik, penilaian profilaksis dan
terapi vaksin serta pengembangan strategi skrining yang berkesinambungan
dengan tes HPV dan metode lain berdasarkan sitologi. Hal ini merpakan batu
loncatan untuk mengimplementasikan deteksi dini kanker serviks dengan
beberapa macam pemeriksaan seperti tes Pa (Pap Smear), Pap net, servikografi,
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
17/67
inspeks Visual Asam Asetat (IVA), Tes HPV, kolposkopi dan sitologi berbasis
cairan (Thin-Layer Pap SmearPreparation).39
Namun metode yang sekarang ini sering digunakan diantaranya adalah TesPap dan Inspeksi Visual Asetat (IVA). Tes Pap memiliki sensitivitas 51% dan
spesfisitas 98%. Selain itu pemeriksaan Pap Smearmasih memerlukan penunjang
laboratorium sitologi dan dokter ahli patologi yang relatif memerlukan waktu dan
biaya besar. Sedangkan IVA memiliki sensitivitas sampai 96% dan sesifisitas
97% menunjukkan bahwa IVA memiliki sensitivitas yang hampir sama dengan
sitologi serviks (Pap Smears) sehingga dapat menjadi metode skrining yang
efektif pada negara berkembang seperti di Indonesia.38
2.9Tes IVAi. Definisi
Tes visual dengan menggunakan larutan asam cuka (asam
asetat 3-5%) dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat
perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. Tujuannya
untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah
satu metode skrining kanker serviks.26
ii. IndikasiSkrining kanker serviks.26
iii. KontraindikasiTidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause,
karena daerah zona transisional seringkali terletak kanalis
servikalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo.26
iv.
Persiapan dan syarat1. Persiapan alat dan bahan 12,15,26
Sabun dan air untuk cuci tangan
Lampu yang terang untuk melihat serviks
Spekulum denga desinfeksi tingkat tinggi
Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi
Meja ginekologi
Lidi kapas dan kapas usap
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
18/67
Asam asetat 3-5% (cuka putih dapat digunakan)
Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi instrument dan sarung
tangan
Format pencatatan
2. Persiapan tindakan26 Sabun dan air untuk cuci tangan
Lampu yang terang untuk melihat serviks
Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi
Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tingkat tinggi
Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi
Meja ginekologi
Lidi kapas dan kapas usap
Asam asetat 3-5% (cuka putih dapat digunakan)
Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi instrument dan sarung
tangan
Format pencatatan
v. Teknik/prosedur 9,16,26 sesuaikan pencahayaan untuk mendapatkan gambaran terbaik dari
serviks
gunakan lidi kapas untuk membersikan darah, mucus dan kotoran
lain pada serviks
identifikasi daerah sambungan skuamo-kolumnar (zona
transformasi) dan area di sekirtarnya
oleskan larutan asam asetat secara merata pada serviks, tunggu 1-
2 menit untuk terjadinya perubahan warna. Amati setiap
perubahan pada serviks, perhatikan dengan cermat daerah di
sekitar zona transformasi.
Lihat dengan cermat SSK dan yakinkan area ini dapat semuanya
terlihat. Catat bila serviks mudah berdarah. Lihat adanya plak
warna putih dan tebal (epitel acetowhite) bila menggunakan
larutan asam asetat. Bersihkan segala darah dan debris pada saat
pemeriksaan.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
19/67
Bersihkan sisa larutan asam asetan dengan lidi kapas atau kasa
bersih.
Lepaskan spekulum dengan hati-hati.
Catat hasil pengamatan, dan gambar denah temuan.
Lepaskan spekulum dengan hati-hati.
Catat hasil pengamatan, dan gambar denah temuan.
Hasil tes (positif atau negatif) harus dibahas bersama pasien dan
pengobatan harus diberikan setelah konseling, jika dieprlukan dan
tersedia.
vi. Komplikasi/ efek sampingTidak ada.26
vii. InterpretasiTabel 2.4 Klasifikasi IVA sesuai temuan klinis12,15
Klasifikasi IVA Temuan Klinis
Hasil Tes-Positif Plak putih yang tebal atau epitel
acetowhite,biasanya dekat SSK
Hasil Tes-Negatif Permukaan polos dan halus, berwarna merah
jambu, ektropion, polip, servisitis, inflamasi,
Nabothian cysts.
Kanker Massa mirip kembang kol atau bisul
viii. Akurasi IVA55Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa metode IVA
berpotensi menjadi alternatif metode skrining kanker leher rahim di
daerah-daerah yang memiliki sumber daya terbatas. Namun demikian,
akurasi metode ini dalam penerapan klinis masih terus dikaji di berbagai
negara berkembang.
Penelitian Universitas Zimbabwe dan JHPIEGO Cervical cancer
project yang melibatkan 2.203 perempuan di Zimbabwe melaporkan
bahwa skrining dengan metode IVA dapat mengidentifikasi sebagian
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
20/67
besar lesi prakanker dan kanker. Sensitivitas IVA dibanding
pemeriksaan sitologi (Tes Pap) berturut-turut adalah 76,7% dan 44,3%.
Meskipun begitu, dilaporkan juga bahwa metode IVA ini kurang
spesifik, angka spesifisitas IVA hanya 64,1% dibanding sitologi 90,6%.
Penelitian lainnya mengambil sampel 1997 perempuan di daerah
pedesaan di Cina, dilakukan oleh Belinson JL dan kawan-kawan untuk
menilai sensitivitas metode IVA pada lesi prakanker tahap NIS 2 atau
yang lebih tinggi, dikonfirmasi dengan kolposkopi dan biopsi leher
rahim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka sensitivitas IVA
untuk NIS 2 atau yang lebih tinggi adalah 71%, sementara angka
spesifisitas 74%.
Ghaemaghammi et al (2004) melaporkan angka sensitivitas IVA
dibandingkan dengan Tes Pap berturut-turut adalah 74.3% an 72%.,
sementara itu angka spesifisitas adalah 94% dan 90.2%. Penelitian
dilakukan terhadap 1200 perempuan yang menjalani skrining dengan
metode IVA dan Tes Pap dan dikonfirmasi dengan kolposkopi dan
biopsi. Hasil positif dari kedua pemeriksaan tersebut berjumlah 308
orang, 191 orang diantaranya terdeteksi positif melalui metode IVA.
Hasil konfirmasi histologi menunjukkan 175 sampel dinyatakan positif
(dengan kriteria NIS I atau yang lebih berat), dari 175 sampel tersebut,
130 diantaranya terdeteksi melalui metode IVA.
ix. Tabel perbandingan skrinningBerbagai penelitian telah menyatakan bahwa skrining dengan metode
IVA lebih mudah, praktis dan lebih sederhana, mudah, nyaman, praktisdan murah. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat perbandingkan antara
pap smear dan IVA dalam berbagai aspek pelayanan.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
21/67
Tabel 2.5 Perbandingan skrining Tes Pap Dan Iva 55
Uraian/ Metode
Skrining
Tes Pap IVA
Petugas kesehatan Sample takers(Bidan/perawat/dokter
umum/ Dr. Spesialis)
Skrinner/
Sitologis/Patologis
Bidan PerawatDokter umum Dr.
Spesialis
Sensitivitas 70 % - 80% 65% - 96%
Spesifisitas 90% - 95% 54% - 98%
Hasil 1 hari1 bulan Langsung
Sarana Spekulum Lampu
sorot Kaca benda
(slide) Laboratorium
Spekulum Lampu
sorot Asam asetat
Biaya Rp. 15.000Rp.
75.000
Rp. 3.000
Dokumentasi Ada (dapat dinilai
ulang)
Tidak ada
x. Alur IVA 55Jika tim skrining sudah cukup kompeten, terapi dengan krioterapi dapat
langsung dilakukan pada hasil IVA positif. Namun jika masih ada
keraguan, pada hasil skrining IVA positif dapat dimasukkan ke alur triase
sebagai mana yang diusulkan pada hasil kajian Ocviyanti.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
22/67
Tabel 2.6 Persiapan fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia untuk program
skrining kanker leher rahim di Indonesia
Pelayanan Primer(Pemeriksaan
skrining)
Rujukan tahappertama
(pemeriksaan
triase)
Rujukan tahap kedua(diagnostik dan terapi)
Tenaga medis Perawat, bidan dandokter umum
terlatih
Perawat, bidan dandokter umum
terlatih
Dokter spesialis obstetridan ginekologi
Dokter spesialis patologi
anatomi
Fasilitas
kesehatan
Posyandu, bidan
praktik swasta,
rumah bersalin,puskesmas, klinik,
dokter praktik
swasta
Dokter praktik
swasta, klinik,
puskesmas, rumahsakit (pemerintah
atau swasta)
Rumah sakit(pemerintah
atau swasta)
Klinik spesialis
Sarana dan
prasarana
Meja ginekologi
Set pemeriksaan
gineko-logi
Kit tes IVA dan
atau Kit tes Pap
Kamar periksa
ginekologi lengkap
dengan :
Kit tes Pap atau Kit
tes HPV atau
Serviskop
Kamar periksa
ginekologi lengkap
dengan :
Kit tes Pap
Kit tes HPV Kolposkop
dan kit biopsi Kit
diatermi/konisasi/bedah
krioLaboratorium untuk
memproses : tes Pap, tes
HPV, dan histopatologi
Kompetensi yang
harus dimiliki
Melakukan tes IVA
atau melakukan tes
Pap
Melakukan tes Pap
Melakukan tes
HPV Melakukan
servikografi
Membaca servigram
Melakukan kolposkopi
biopsi Melakukan terapi
lesi prakanker
Pembacaan hasil tes
HPV, sitologi dan
patologi
xi. Analisa Biaya 55Penyusunan suatu analisis biaya, dibutuhkan tiga komponen biaya, yaitu
direct cost, indirect cost dan intangible cost. Komponen direct cost dalam
skrining kanker serviks dengan metode IVA meliputi:
1. Komponen Diagnostik
2. Jasa Medik
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
23/67
Tabel 2.7 Perbandingan biaya skrining kanker serviks dangan metode Tes
pap dan IVA
Komponen Biaya Tes Pap (Rp) IVA (Rp)
1. Komponen diagnostik untuk
alat habis pakai :
a. Lidi kapas (tes Pap 2 bh,
IVA 3 bh)
b. Spatula
c. Cito brush
d. Kaca benda (object
glass/slide)
e. Alkohol 95%
f. Asam asetat 3-5%
g. Sarung tangan
h. Reagen (untuk pewarnaan)
500
500
3000
2000
500
--
1000
10.000
750
--
--
--
--
500
1000
--
2.Komponen Jasa Medik
1. Sitoteknisi
2. Patolog
3. Pengambil sampel
4. Bidan/dokter pemeriksa
IVA
5.000 - 20.000
20.000100.000
5.00050.000
--
--
--
--
10.00 --- 50.000
TOTAL 47.500197.500 12.25052.250
Komponen indirect cost, meliputi :
- Biaya pelatihan tenaga medis
- Alat tak habis pakai :
a. Lampu sorot atau lampu pijar 100 W, atau senter yang cukup untuk
menerangi vagina
b. Kamera digital/ servikografi (jika ada untuk dokumentasi ).
xii. Kriteria wanita yang dianjurkan untuk menjalani tesMenjalani tes kanker atau prakanker dianjurkan bagi semua wanita
berusia 30 dan 45 tahun. Kanker serviks menempati angka tertinggi
diantara wanita berusia 40 hingga 50 tahun, sehingga tes harus dilakukan
pada usia dimana lesi prakanker lebih mungkin terdeteksi, biasanya 10
sampai 20 tahun lebih awal. Wanita yang memiliki faktor risiko juga
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
24/67
merupakan kelompok yang paling penting untuk mendapat pelayanan
tes.26,40
xiii. Waktu untuk menjalani tesTes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk
saat menstruasi, pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska
keguguran. Untuk masing-masing hasil akan diberikan beberapa instruksi
baik yang sederhana untuk pasien (mis. Kunjungan ulang untuk tes IA
setiap 5 tahun. Atau isu-isu khusus yang harus dibahas bersama bersama,
seperti kapan dan dimana pengobatan yang diberikan, risiko potensial
dan manfaat pengobatan, dan kapan perlu merujuk untuk tes tambahan
atau pengobatan yang lebih lanjut.26,40
xiv. Penilaian responden 26,41Tes untuk kanker serviks biasanya dilakukan sebagai bagian dari
program skrining kesehatan reproduksi atau pelayanan kesehatan primer.
Sehingga perlu ditanyakan riwayat singkat kesehatan reproduksinya
antara lain:
Riwayat menstruasi
Pola perdarahan (mis. Paska koitus atau mend tidak teratur)
Paritas
Usia pertama kali berhubungan seksual
Penggunaan alat kontrasepsi
xv. Manfaat 26,40 Memenuhi kriteria tes skrining yang baik
Penilaian ganda untuk sensitifitas dan spesifisitas menunjukkan
bahwa tes ini sebanding dengan Pap smear dan HPV atau
kolposkopi
Berpotensi untuk pendekatan kunjungan tunggal
Tidak memerlukan alat/perawatan selain pasokan asam asetat
(cuka), spekuum dan sumber cahaya (lampu/senter)
Dapat dilakukan di semua tingkat sistem pelayanan kesehatan,
oleh petugas yang telah dilatih
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
25/67
xvi. Keterbatasan 26,40 Sedikit penelitian tertulis yang mencatat nilai lebih sebagai tes
penapisan yang digunakan dalam skala luas
Positif palsu dapat membuat sistem rujukan mendapat banyak
pasien rujukan (overload)
Perlu pelatihan berbasis kompetensi untuk memeriksa dan
membuat penilaian (assessment)
xvii. Pencegahan 40Tidak dapat dipungkiri cara terbaik untuk mencagah kanker serviks saat
ini adalah dengan screening gynaecological dan jika dibutuhkan
dilengkai dengan treatment yang terkait dengan kondisi prakanker.
Beberapa hal lain yang dapat dilakukan dalam usaha pencegahan
terjadinya kanker serviks antara lain:
1. Vaksin HPV
Sebuah studi menyatakan bahwa kombinasi vaksinasi HPV dan
skrining dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan
penyakit ini. Vaksin HPV dapat berguna dan cost-effective untuk
mengurangi kejadian kanker serviks dan kondisi prakanker,
khususnya pada kasus yang ringan. Vaksin HPV yang terdiri dari 2
jenis dapat melindungi tubuh dalam melawan kanker yang
disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18). Salah satu vaksin dapat
membantu menangkal timbulnya kutil di daerah genital yang
diakibatkan oleh HPV 6 dan 11, juga HPV 16 dan 18. Manfaat
tersebut telah diuji pada uji klinis tahap III dan harus dapat
diwujudkan dalam waktu dekat. Keyakinan hasil uji klinis tahap IIIini menunjukkan bahwa vaksin-vaksin tersebut dapat membantu
menangkal infeksi HPV dari tipe-tipe diatas dan mencegah lesi
prakanker padawanita yang belum terinfeksi HPV sebelumnya.13
2. Penggunaan Kondom
Para ahli sebenarnya sudah lama meyakininya, tetapi kini mereka punya
bukti pendukung bahwa kondom benar-benar mengurangi risiko
penularan virus penyebab kutil kelamin (genital warts) dan banyak kasus
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
26/67
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
27/67
terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan kacang-
kacangan). Vitamn C banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-
buahan.23
2.10 Prognosis40
Prognosis kanker serviks tergantung dari stadium penyakit. Umumnya, 5-
years survival rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-80%,
stadium III kira-kira 50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30%.
a. Stadium 0
100% penderita dalam stadium ini akan sembuh
b. Stadium 1
Kanker serviks stadium I sering dibagi menjadi 2, IA dan IB. Dari semua
wanita yang terdiagnosis pada stadium IA memiliki 5-years survival rate
sebesar 95%. Unutk stadium IB 5-years survival ratesebesar 70-90%
c. Stadium 2
Kanker serviks stadium 2 dibagi menjadi 2, 2A dan 2B. Dari semua wanita
yang terdiagnosis pada stadium 2A memiliki 5-years survival rate sebesar
70-90%. Untuk stadium 2B 5-years survival rate sebesar 60-65%
2.11 Kekambuhan35
a. Kekambuhan Lokal
Kekambuhan lokal meliputi kekambuhan di porsio, kekambuhan di
puncak agina. Kekambuhan lokal pasca pembedahan dapat diterapi dengan
pembedahan atau terapi radioterapi. Kekambuhan lokal pasca radioterapi dapat
diterapi dengan pembedahan atau terapi radiasi (bila terapi radioterapi yang lalu
lebih dari satu tahun yang lalu). Pembedahan histerektomi radikal merupakan
salah satu piluhan pada kekambuhan lokal ataupun persisten pada pemberian
pengobatan dengan radioterapi. Pembedahan histerektomi radikal pada
kekambuhan atau persisten pasca radioterapi mempunyai risiko komplikasi yang
cukup bedar. Komplikasi berupa stenosis ureter, fistula baik vesikovaginal
ataupun eretero-vaginal dan rekto-vaginal. Kejadian komplikasi ini dapat
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
28/67
mencapai 44 %. Dengan demikian pembedahan tersebut sangat menuntut kehati-
hatian, karena faktor penyembuhan perprimam nampaknya menjadi kendala
utama, sehingga faktor seleksi pasien sangat menentukan.
b. Kekambuhan sentral
Kekambuhan sentral adalah kekambuhan di uterus dengan atau vesika
urinaria, rektum, ataupun parametrium. Kejadian kekambuhan sentral pada 5
tahun pertama berkisar 6,8% pada 10 tahun pasca terapi 7,8% dan pada 20 tahun
9,6%. Hasil terapi yang menderita rekurensi >36 bulan lebih baik jika
dibandingkan dengan yang benar
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
29/67
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1 Gambaran Umum Puskesmas Ambacang Kuranji
3.1.1 Sejarah Puskesmas
Puskesmas Ambacang Kuranji diresmikan tanggal 05 Juli 2006 dengan 15
orang staf, dipimpin oleh dr. Dewi Susanti Febri. Pada bulan Maret 2009, beliau
digantikan oleh dr. Hj. May Happy, yang selanjutnya masih menjabat sebagai
kepala Puskesmas Ambacang Kuranji hingga saat ini. Awalnya pelaksanaan
program puskesmas ini masih bekerja sama dengan Puskesmas Kuranji, karena 4
kelurahan sebagai wilayah kerjanya sebelumnya merupakan wilayah kerja
Puskesmas Kuranji. Akan tetapi, sekarang program kerja Puskesmas Ambacang
Kuranji telah dilaksanakan secara mandiri dan berkesinambungan. Puskesmas ini
pada awalnya merupakan Puskesmas Pembantu yang berinduk ke Puskesmas
Kuranji, dan sejak tahun 2006 dikembangkan menjadi Pusat Kesehatan
Masyarakat dengan pelayanan penuh dan terlepas dari Puskesmas Kuranji sendiri.
3.1.2 Kondisi Geografis
Puskesmas Ambacang Kuranji meliputi 4 kelurahan sebagai wilayah
kerjanya, dari sembilan kelurahan di Kecamatan Kuranji. Keempat kelurahan
tersebut adalah:
1. Kelurahan Pasar Ambacang,
2. Kelurahan Anduring,
3. Kelurahan Lubuk Lintah,
4.
Kelurahan Ampang.Puskesmas Ambacang Kuranji terletak pada 055' 25.15"LS dan +10023'
50.14"LU dengan luas wilayah kerja sekitar 12 km2. Batas-batas wilayah kerja
Puskesmas Ambacang Kuranji adalah sebagai berikut:
- Utara berbatasan dengan Kelurahan Korong Gadang,
- Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pauh dan Kecamatan Padang Timur,
- Barat berbatasan dengan Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan
Nanggalo,
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
30/67
- Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh.
Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji melalui Google
Satelitte
Gambar 3.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji secara sketsa
3.1.3 Kondisi Demografis
Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas
Ambacang Kuranji selama tahun 2011 adalah 46.900 jiwa dengan distribusi
kependudukan menurut kelurahan sebagai berikut:
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
31/67
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji.
No. Kelurahan Jumlah
Penduduk
(jiwa)
1. Kelurahan Pasar Ambacang 16.818
2. Kelurahan Anduring 13.412
3. Kelurahan Ampang 6.933
4. Kelurahan Lubuk Lintah 9.737
Total 46.900
3.1.4 Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi Penduduk
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji sebagian besar
beragama Islam dengan mata pencaharian :
- Tani : 45 %
- Pegawai Negeri : 20 %
- Buruh : 15 %
-
TNI : 2 %
- Lain-lain : 18 %
Dilihat dari sosial ekonomi penduduk, tani merupakan pekerjaan yang
paling banyak di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji. Berdasar hal ini,
maka sasaran dalam penyuluhan nantinya akan lebih banyak pada golongan
petani, sehingga dalam penyuluhan nantinya akan disesuaikan materi penyuluhan
yang tepat sasaran.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
32/67
3.1.5 Sarana dan Prasarana
Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana Umum
No. Variabel Jumlah
1. TK 8 buah
2. SD 22 buah
3. SMP/MTsN 5 buah
4. SMA/SMK 3 buah
5. Perguruan Tinggi 1 buah
6. Rumah Ibadah 65 buah
7. Panti Asuhan 2 buah
8. Restoran/Rumah Makan 19 buah
9. Sarana Air Bersih 6.726 buah
Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan.No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Bangunan Puskesmas induk 2 unit
2. Bangunan Puskesmas pembantu 1 unit
3. Rumah paramedis 2 unit
4. Kendaraan roda empat ( ambulans) 1 unit
5. Kendaraan roda dua 3 unit
6. Rumah Sakit 1 buah
7. Rumah Sakit bersalin 2 buah
8. Klinik Kesehatan 2 buah9. Praktek Dokter swasta 4 orang
10. Bidan praktek swasta 7 orang
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
33/67
Tabel 3.4 Data Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Tabel 3.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambacang Kuranji.
No Jenis Ketenagaan Pendidikan Jumlah
1 Dokter Umum S 1 4
2 Dokter Gigi S 1 3
3 Apoteker S 1 -
4 Sarjana KesehatanMasyarakat
S 1 3
5 Perawat Ahli S 1 -
6 Perawat Ahli Madya D 3 3
7 Nutrisionis S 1 1
8 Perawat Kesehatan SPK 3
9 Bidan Ahli Madya D 3 11
10 Bidan SPK ( + ) 7
11 Sanitarian D3 3
12 Perawat gigi SPRG 2
13 Pranata Laboratorium Kes. SMAK 1
14 Asisten Apoteker SMF 3
15 Sopir SLTP 1
16 Penjaga Malam SLTP -
Jumlah 45
No. Jenis UKBM Jumlah
1. Posyandu bayi dan balita 28 buah
2. Posyandu lansia 6 buah
3. BATRA 31 buah
4. Poskestren 1 buah
5. Togta 70 buah
6. UKK 143 buah
7. Poskeskel 4 buah
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
34/67
Tabel 3.6 Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Ambacang Tahun 2011.
Kelurahan
NO. Sasaran Ps.Ambacang Anduring Lb.Lintah Ampang Puskesmas
1. Bumil 385 307 223 159 1074
2. Bufas 350 279 202 144 975
3. Busui 350 279 202 144 975
4. WUS (15-49 th) 4759 3795 2754 1962 13270
5. PUS 2487 1984 1441 1025 6937
6. Bulin 367 292 212 151 1022
7. Balita 1722 1374 997 710 4803
8. Bayi 350 279 203 144 976
9. 6-11 bulan 210 167 122 86 585
10. 0-5 bulan 140 112 81 58 391
11. Baduta 689 549 399 284 1921
12. Batita 1033 824 598 426 2881
13. Anak Balita 1372 1095 794 566 3827
3.2 Program Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji dan Pelaksanaannya
Puskesmas Ambacang Kuranji memiliki 6 program dasar yang meliputiPromosi Kesehatan, KIA dan KB, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Program
Pemberantasan Penyakit Menular, Kesehatan Lingkungan, dan Pengobatan.
Pencapaian masing-masing program dijabarkan sebagai berikut:
3.2.1 Program Puskesmas
Puskesmas Ambacang Kuranji memiliki 6 program dasar (Basic Six)yang
merupakan program pokok kerja puskesmas, yaitu :
1. Promosi Kesehatan,meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Peran Serta Masyarakat
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
35/67
Tabel 3.7 Pencapaian Program UKBM di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
Kuranji Tahun 201156
No. Program Target % Pencapaian % Kesenjangan
1. PosyanduBalita
28 100 28 100 -
2. Posyandu
Lansia
6 100 6 100 -
3. Kader Aktif 112 100 112 100 -
4. TOGA 20 100 20 100 -
5. BATRA 23 100 31 134,78 +34,78
7. POSBINDU 4 100 1 25 +75
8. Poskestren 1 100 1 100 -
9. Poskeskel 4 100 4 100 -
10. UKS 22 100 20 91 -9
b. Penyuluhan Kesehatan Masyrakat
Tabel 3.8 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Dalam Gedung dan di Luar
Gedung di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No Program Target % Pencapaian % Kesenjangan
1. Frekuensi
Penyuluhan Dalam
Gedung
96 100 112 116.6
7
+16,67
2. Frekuensi
Penyuluhan Luar
Gedung
336 100 448 106,8 + 6,8
2. KIA dan KB
Jumlah ibu hamil yang ada pada wilayah kerja Puskesmas AmbacangKuranji sebanyak 1047 orang, sedangkan bayi berjumlah 738 orang.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
36/67
a. Cakupan KN1 dan KN lengkap
Tabel 3.9 Target dan Hasil Pencapaian Program KN1 dan KN Lengkap per
Kelurahan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan Sasaran
Bayi
KN 1 % KN
Lengkap
%
1 Ps.Ambacang 350 340 97,1 323 94,1
2 Anduring 279 260 93,2 274 104,5
3 Lubuk Lintah 203 190 93,6 184 105,7
4 Ampang 144 132 91,7 123 87,8
Jumlah 976 922 95,5 904` 98,4
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas adalah pencapaian KN1
kurang dari target yang ditetapkan yaitu 95,5% dari target yang harus dicapai
yaitu 97 % namun KN Lengkap sudah mencapai target yaitu 98,4% dari target
88%.
b. Cakupan DDTK Bayi,Batita dan Balita Per Kelurahan
Tabel 3.10. Hasil Pencapaian DDTK Bayi,Batita dan Balita per Kelurahan
Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan Bayi % Batita % Balita %
1 Ps. Ambacang 75,14 68,9 45,07
2 Anduring 69,19 60,3 43,28
3 Lb. Lintah 60,93 57,46 37,95
4 Ampang 55,71 66,95 46,38
Total 65,24 63,40 42,67
Pencapaian DDTK belum mencapai target sesuai dengan yang ditetapkan
yaitu 80%. Pencapaian DDTK masih bayi masih kurang sebanyak 14,76%,
pencapaian DDTK anak batita masih kurang sebanyak 16,6% dan pencapaian
DDTK balita masih kurang sebanyak 37,33% lagi.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
37/67
c. Cakupan neonatus resti / komplikasi yang ditangani
Tabel 3.11.Cakupan Neonatus Resti / Komplikasi yang Ditangani per Kelurahan
Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan Jumlah
Neonatus Resti
Neonatus Resti
Ditangani
%
1 Ps. Ambacang 7 7 100
2 Anduring 3 3 100
3 Lubuk Lintah 1 1 100
4 Ampang 2 2 100
Jumlah 13 13 100
Pencapaian neonatus resti yang ditangani sudah melebihi dari target yang
ditentukan, di mana target yang ditetapkan adalah 60%, maka pencapaian sudah
100%.
d. Cakupan kunjungan bayi (29 hari dan 11 bulan)
Tabel 3.12 Cakupan Kunjungan Bayi (29 Hari dan 12 Bulan) per Kelurahan
Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan Jumlah Bayi Jumlah Kunjungan
Bayi
%
1 Pasar Ambacang 350 323 92,3
2 Anduring 177 174 98,2
3 Lubuk Lintah 193 175 90,6
4 Ampang 144 123 85,4
Jumlah 864 795 92,01
Pencapaian kunjungan bayi sudah mencapai target yaitu sebesar
92,01%dari target yang seharusnya dicapai pada tahun 2011 adalah 86%.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
38/67
3. Gizi
Wilayah Kecamatan Kuranji merupakan daerah yang rawan masalah gizi
terutama gizi buruk.Puskesmas Ambacang memiliki 1 buah Pojok Gizi sebagai
salah satu upaya untuk mengurangi angka kejadian masyarakat kurang gizi.Akan
tetapi pada pelaksanaan Pojok Gizi belum maksimal dilihat dari angka kunjungan
yang rendah jika dibandingkan dengan jumlah pasien yang datang berobat ke
Puskesmas yang seharusnya datang ke pojok gizi.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:
Pelaksanaan penimbangan balita dan penimbangan massal sekaligus
pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus.
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil (bumil) dan vitamin A pada ibu
nifas (bufas).
Pemantauan garam beryodium dilaksanakan 2 x 1 tahun
Penjaringan status gizi dari bayi sampai anak sekolah (murid baru).
a. Pencapaian D/S, N/D, BMG/D
Tabel 3.13 Pencapaian D/S Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang 201156
No. Kelurahan Sasaran Rata-rata Pencapaian D/S
Balita 2011 ditimbang Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
1. Ps.Ambacang 1722 1089 41,29 43,93 70,15 63,24
2. Anduring 1374 822 29,77 26,92 48,47 59,83
3. Lb.Lintah 997 530 35,02 46,33 48,47 53,17
4. Ampang 710 434 33,65 44,28 67,54 61,15
Puskesmas 4803 2875 35,32 39,28 59,26 59,86
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat kesenjangan antara pencapaian D/S balita
dengan target D/S balita (target=65 %).
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
39/67
Tabel 3.14 Pencapaian N/D Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan
Sasaran
BalitaTahun
2011
Jumlah
Rata-rata D
Jumlah Rata-
rataBalita yg naik
Berat
badannya/Th
Pencapaian N/D
Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Tah
20
1. Ps.Ambacang 1722 838 802 68,71 76,50 89,64 95,
2. Anduring 1374 674 571 75,43 70,11 84,82 84,
3. Lb.Lintah 997 413 334 82,21 77,69 86,27 80,
4. Ampang 710 376 340 65,03 74,76 91,45 90,
Puskesmas 4803 2301 2047 73,06 75,30 87,77 88,
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat tahun 2011 kesenjangan antara
pencapaian N/D balita dengan target N/D balita (target= 89 %) adalah 0,04%
Tabel 3.15. Pencapaian BGM/D Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan
Cakupan BGM/D Balita
Tahun 2010 Tahun 20091. Ps.Ambacang 0,73 1,08 0,79
2. Anduring 0,49 0,84 0,80
3. Lubuk Lintah 0,75 1,56 0,66
4. Ampang 0 0,91 0,45
Puskesmas 0,56 1,10 0,71
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat capaian BGM/D tahiun 2011
adalah 0,56% sudah melebihi targetan yaitu
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
40/67
Tabel 3.16 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Bayi dan Anak Balita
2011 di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji56
No Kelurahan Sasaran Pencapaian Februari 2011 Pencapaian Agustus 2011
Bayi Balita Bayi Balita Bayi Balita
Hasil % Hasil % Hasil % Hasil %
1. Ps.Ambacang 210 1372 187 89,04 193 91,90 1310 95,48 1296 94
2. Anduring 167 1095 155 92,81 159 95,20 1030 94,06 1037 94
3. Lubuk Lintah 122 794 112 91,80 119 94,26 734 92,44 701 88
4. Ampang 86 566 85 98,83 78 90,69 517 91,34 546 96
Puskesmas 585 3827 539 92,13 545 93,16 3591 93,83 3580 93
Berdasarkan table di atas pendistribusian vitamin A belum mencapai target
yaitu pada bayi di bulan februari dan agustus dengan selisih masing-masing yaitu
sebesar 1,87% dan0,84% dan pada balita masing-masing sebesar 0,17% dan
0,46%
c. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan Tablet Fe pada Ibu
Nifas
Tabel 3.17 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan Tablet Fe pada Ibu Nifas diWilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan
Sasaran Bufas
Th 2011
Pencapaian Distribusi Vitamin A & Fe Pada Ibu
Nifas
Hasil %
1. Ps.Ambacang 350 343 98
2. Anduring 279 262 93,91
3. Lubuk Lintah 202 194 96,04
4. Ampang 144 141 97,92
Puskesmas 975 940 96,41
Berdasarkan tabel diatas pencapaian distribusi vitamin A dan tablet Fe
pada ibu nifas di tahun 2011 sudah mencapai target, bahkan sudah melebihi target
yaitu 96,41 % (target 80 %).
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
41/67
d. Cakupan Distribusi Tablet Fe pada Ibu Hamil
Tabel 3.18. Cakupan Distribusi Tablet Fe 1 dan Fe 3 pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No. Kelurahan
Sasaran
Bumil
2011
Jumlah Ibu Hamil dapat Talet Fe
Fe 1 Fe 3
Hasil % Hasil %
1. Pasar
Ambacang
385 364 94,55 354 91,95
2. Anduring 307 295 96,09 280 91,21
3. Lubuk Lintah 223 214 95,96 203 91,03
4. Ampang 159 156 98,11 143 89,94
Puskesmas 1074 1029 95,81 980 91,25
Berdasarkan tabel diatas pencapaian distribusi tablet Fe 1 dan Fe 3 sudah
melebihi target yaitu 95,81 % (Fe 1) dan 91,25 % (Fe 3) dengan target 85 % dan
84 %.
e. Kunjungan Pasien ke POZI (Pojok Gizi)
Pasien yang datang ke POZI (Pojok Gizi) merupakan pasien rujukan dari
BP, KIA, keinginan sendiri dan posyandu. Mereka datang dengan berbagai
macam penyakit/keluhan yang berbeda. Kegiatan POZI berupa konsultasi ataupun
arahan tentang makanan/diet sesuai penyakit/keluhan yang dirasakan. Kunjungan
POZI yang terbanyak berasal dari penyakit hipertensi sejumlah 158 dari 286
kunjungan sekitar 55,24 %.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
42/67
f. Kegiatan penimbangan massal
Tabel 3.19 Data Penimbangan Massal Massal di Puskesmas Ambacang 201156
No Kelurahan Sasaran Ditimbang %
ditimbang
BB/TB
Krs.
sekali
kurus N Gemuk
1 Ps.Ambacan
g
1722 1383 80,31 0 5 1377
2 Anduring 1374 1045 76,05 0 2 1032 1
3 Lubuk
Lintah
997 742 75,12 0 1 734
4 Ampang 710 553 77,89 0 0 552
Jumlah 4803 3723 77,51 0 8 3695 2
Pencapaian penimbangan massal sudah mencapai target yaitu 77,51 %
(target > 70 %). Dari hasil penimbangan massal tersebut tidak ditemukan balita
dengan status gizi buruk (kurus Sekali), balita dengan status gizi kurus hanya 8
anak (0,17%).
4.
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2P)
Pemberian imunisasi lengkap pada bayi, wanita usia subur dan anak
sekolah, serta pelaksanaan surveilens merupakan usaha yang telah
dilakukan oleh Puskesmas Ambacang Kuranji untuk melaksanakan
program pencegahan dan pemberantasan penyakit.
a. Cakupan imunisasi bayi
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
43/67
Tabel 3.20. Target dan Hasil Pencapaian Program Imunisasi Bayi
PuskesmasAmbacang Kuranji Tahun 201156
No. Antigen Jumlah
Sasaran
%
target
Jumlah
Pencapaian
%
Pencapaian
%
Kesenjangan1 BCG 976 95 897 91,9 -3,1
2 HB Uni Jek 976 95 910 95,7 +0,7
3 Polio 1 976 95 921 94,4 -0,6
4 DPT / HB 1 976 95 922 94,5 -0,5
5 DPT / HB 3 976 85 846 86,4 +1,4
6 Campak 976 85 834 85,5 +0,5
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa program imunisasi bayi telah
mencapai target.
b. Cakupan imunisasi ibu hamil
Tabel 3.21. Target dan Hasil Pencapaian Program Imunisasi Ibu Hamil di
Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No. Antigen Jumlah
Sasaran
% Target Jumlah
Pencapaian
%
Pencapaian
%
Kesenjangan
1 TT 2
Plus
1074 80 638 58,6 -21,4
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa program imunisasi ibu hamil
belum mencapai target, terdapat kesenjangan 16,1%
c.
Cakupan imunisasi anak sekolah
Tabel 3.22 Target dan Hasil Pencapaain Program Imunisasi Anak Sekolah di
Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156
No Antigen Jumlah
Sasaran
%
Target
Jumlah
Pencapaian
%
Pencapaian
%
Kesenjangan
1 BIAS
Campak
739 100 683 92,4 -7,6
2 BIAS DT
/ TT
2240 100 2059 90,5 -9,5
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
44/67
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa program imunisasi anak sekolah
belum mencapai target, terdapat kesenjangan 7,2 % untuk imunisasi campak dan
kesenjangan 5,2 % untuk imunisasi TT.
5. Pengobatan
Puskesmas Ambacang Kuranji adalah puskesmas rawat jalan yang
melayani pasien untuk berobat. Puskesmas Ambacang Kuranji memiliki sebuah
puskesmas pembantu, yang terletak dikelurahan Lubuk Lintah. Rata-rata pasien
yang datang berobat per-bulannya adalah 2200 orang.
Gambar 3.3 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun
2011
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
jumlah 10 penyakit terbanyak
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
45/67
3.3 Struktur Kepengurusan dan Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambacang
Kuranji
TATA USAHA / KEPEGAWAIAN
Sri Deswati
SP2TP
Aswitha.D
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
PENGOBATAN
UMUM : YANTRI NORA
GIGI : drg. UCHIRIA.H
KIA/KB : SRI HILDA, SKM
A. IBU : SRI HILDA, SKM
B. ANAK : GADIS VEKTORIANA
C. KB : NURHAYATI
PROGRAM PENUNJANG
APOTIK : NILAWATI
LABOR : MEINI ELFIZA
GUDANG : DARWINA
POSKESKEL
ANDURING
WYUNI
POSKESKEL LUBUK
LINTAH
FITRA SURYANI
PUSTU LUBUK LINTAH
MAHYUNI
UPAYA KESEHATAN MSYARAKAT
P2M/SURVAILANS : SURYA, SKM
KESLING : HASRI AMRA
PROMKES : YENI ASTUTI
GIZI : MARDALENA,SKM
PROGRAM TAMBAHAN
UKS : VERA
LANSIA : LINDA ASTUTI
PUSKEL : KARTINI
UMUM/KEPEGAWAIAN
GUSRIYANTI
PERENCANAAN
Ka. .Puskesmas
Tata Usaha
POSKESKEL PASAR
AMBACANG
ZAMLISMI
POSKESKEL AMPANG
RAADSMA.D
BENDAHARA
MARDALENA,SKM
KEPALA PUSKESMAS
Dr.Hj.May Happy
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
46/67
BAB IV
ANALISIS MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, laporan tahunan
Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011, dan wawancara dengan kepala dan
penanggung jawab program-program di Puskesmas serta hasil skrining kanker
serviks dengan IVA pada tanggal 19 Juli 2012 di Puskesmas Ambacang. Beberapa
masalah di Puskesmas Ambacang Kuranji yang ditemui antara lain :
1.
Rendahnya pencapaian ASI eksklusif
Pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Ambacang kuranji adalah
11 % masih jauh dengan target yang diharapkan yaitu 80 %. Angka ini diperoleh
dari 100 sampel yang di ambil dari 4 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang Kuranji.
Tabel. 4.1. Hasil pemetaan Kadarzi di Puskesmas Ambacang Tahun 2011
(pemberian ASI eksklusif)
N0 Kelurahan Jumlah
Sampel
Beri ASI
Ekslusif
1. Ps.Ambacang 30 2
(6,67%)
2. Anduring 30 4
(13,33%)
3. Lb.Lintah 30 4
(13,33%)
4. Ampang 10 1
(10 %)
Puskesmas 100 11
(11 %)
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
47/67
2. Tingginya angka kasus penyakit tidak menular di Puskesmas
AmbacangKuranji.
Gambar. 4.1 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun
2011
Dari grafik diatas tampak hipertensi dan rhematik menempati urutan
berturut-turut kedua dan ketiga dari 10 penyakit dterbanyak di Puskesmas
Ambacang Kuranji
3. Persentase D/S yang belum mencapai target di Puskesmas Ambacang
Tabel. 4.2 Pencapaian D/S Balita diwilayah kerja Puskesmas Ambacang Tahun
2011
No. Kelurahan Sasaran Rata-rata Pencapaian D/S
Bali ta 2011 ditimbang Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
1. Ps.Ambacang 1722 1089 41,29 43,93 70,15 63,24
2. Anduring 1374 822 29,77 26,92 48,47 59,83
3. Lb.Lintah 997 530 35,02 46,33 48,47 53,17
4. Ampang 710 434 33,65 44,28 67,54 61,15
Puskesmas 4803 2875 35,32 39,28 59,26 59,86
Pencapaian D/S balita untuk wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun
2011 masih belum mencapai target yaitu sebesar 59,86 % (target 65 %). Secara
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000jumlah 10 penyakit terbanyak
jumlah 10 penyakit
terbanyak
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
48/67
umum terlihat adanya peningkatan pencapaian D/S balita dari tahun 2008 sampai
dengan 2011. Namun apabila dilihat dari masing- masing wilayah kerja, kelurahan
Ps.Ambacang dan Ampang pencapaian D/S pada tahun 2011 ini mengalami
sedikit penurunan dari tahun 2010. Dengan adanya penurunan pada kedua
kelurahan tersebut berarti perlu perhatian dan kerja keras yang lebih maksimal
dari semua pihak baik itu petugas puskesmas, kader maupun TOMA (Tokoh
Masyarakat) dalam memotivasi dan mengarahkan serta mengupayakan
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Posyandu.
4. Rendahnya cakupan DDTK Bayi,Batita dan Balita
Tabel. 4.3. Hasil Pencapaian DDTK Bayi,Batita dan Balita per Kelurahan
Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2011
No. Kelurahan Bayi % Batita % Balita %
1 Ps. Ambacang 75,14 68,9 45,07
2 Anduring 69,19 60,3 43,28
3 Lb. Lintah 60,93 57,46 37,95
4 Ampang 55,71 66,95 46,38
Total 65,24 63,40 42,67
Pencapaian DDTK belum mencapai target sesuai dengan yang ditetapkan
yaitu 80%. Pencapaian DDTK masih bayi masih kurang sebanyak 14,76%,
pencapaian DDTK anak batita masih kurang sebanyak 16,6% dan pencapaian
DDTK balita masih kurang sebanyak 37,33% lagi.
5. Belum adanya fasilitas pelayanan deteksi dini kanker serviks.
Puskesmas Ambacang Kuranji belum memiliki fasilitas pelayanan untuk
pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, semerntara dari hasil pemeriksaan IVA
yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Ambacang
Kuranji pada tanggal 19 Juli 2012 ditemukan 5 dari 11 wanita yang di periksa
menunjukkan hasil positif. Keadaan ini juga di dukung oleh jumah wanita usia
subur sebanyak 13.270 orang di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji
serta rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri
untuk pemeriksaan kanker serviks.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
49/67
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria berikut, yaitu:
1. Urgensi
Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan tingkat
kepentingan penyelesaian suatu masalah.
a. Nilai 1 = tidak penting
b. Nilai 2 = kurang penting
c. Nilai 3 = cukup penting
d. Nilai 4 = penting
e. Nilai 5 = sangat penting
2. Kemungkinan intervensi
Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan tingkat kesulitan
yang akan dihadapi dalam melakukan penyelesaian masalah.
a. Nilai 1 = tidak mudah
b. Nilai 2 = kurang mudah
c. Nilai 3 = cukup mudah
d.Nilai 4 = mudah
e. Nilai 5 = sangat mudah
3. Biaya
Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasatkan besarnya biaya
yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah.
a. Nilai 1 = sangat mahal
b.
Nilai 2 = mahalc. Nilai 3 = cukup mahal
d. Nilai 4 = murah
e. Nilai 5 = sangat murah
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
50/67
4. Mutu
Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan kemungkinan
peningkatan mutu puskesmas setelah dilaksanakannya upaya-upaya
pemecahan masalah.
a. Nilai 1 : sangat rendah
b. Nilai 2 : rendah
c. Nilai 3 : sedang
d. Nilai 4 : tinggi
e. Nilai 5 : sangat tinggi
Tabel. 4.4. Prioritas Masalah Kesehatan Puskesmas Ambacang Kuranji
No Kriteria urgensi intervensi Biaya Mutu Total ranking
1 Rendahnya pencapaian
ASI eksklsusif
4 3 4 4 15 II
2 Tingginya angka kasus
penyakit tidak menular
di Puskesmas
Ambacang Kuranji
4 2 3 4 13 III
3 Persentase D/S yang
belum mencapai target
di Puskesmas
Ambacang Kuranji
4 2 2 3 11 IV
4 Rendahnya cakupan
DDTK Bayi,Batita dan
Balita
4 2 2 3 11 V
5 Belum adanya fasilitas
pelayanan deteksi dini
kanker serviks
4 4 4 4 16 I
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
51/67
1. Rendahnya pencapaian ASI eksklusif
a. Urgensi : 4
Pencapaian ASI eksklusif dari 100 sampel yang diambil masih sangat jauh
dari target yaitu dengan angka kesenjangan 69%. Urgensi dinilai dengan
skor 4 karena dampak pada bayi-bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
adalah tingginya tingkat infeksi pernafasan dan infeksi saluran pencernaan
dibandingkan dengan bayi-bayi yang tidak diberikan ASI. Keadaan ini akan
tetap bertahan bahkan setelah selesai masa pemberian ASI dan berlanjut
hingga tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak. Selain itu, bayi-bayi
yang tidak diberikan ASI mudah terkena penyakit penyakit lain yang
berhubungan dengan kekebalan tubuh. Oleh karena itu masalah ini perlu
ditangani dengan serius.
b. Intervensi : 3
Intervensi terhadap rendahnya pencapaian ASI eksklusif cukup sulit
dilakukan, karena ini terkait dengan perilaku dan tingkat pengetahuan ibu.
Selain itu, rendahnya pencapaian ASI ekslusif juga bisa disebabkan tidak
keluarnya ASI yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor.
c.Biaya : 4
ASI dapat segera diberikan pada bayi, segar, siap pakai dan mudah
pemberiannya sehingga tidak terlalu merepotkan ibu. Bahkan dengan ASI
ibu tidak memerlukan makanan bayi sampai berumur 6 bulan, dengan
demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu
formula dan peralatannya.
d. Mutu :
Dengan peningkatan cakupan ASI eksklusif dengan sendirinya akanmenurunkan angka kesakitan bayi karena salah satu manfaat dari ASI
adalah untuk kekebalan tubuh.
2. Tingginya angka kasus penyakit tidak menular di Puskesmas Ambacang
Kuranji
a. Urgensi : 4
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
52/67
Hipertensi dan rematik masing-masing menempati urutan kedua dan ketiga
dari 10 penyakit paling banyak di Puskesmas Ambacang Kuranji. Urgensi
dari masalah ini dinilai 4 karena hipertensi merupakan faktor resiko dari
berbagai macam penyakit lainnya, dimana hipertensi menimbulkan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sedangkan rematik sangat
berhubungan dengan kualitas hidup seseorang.
b. Intervensi :2
Hipertensi sebagai penyakit tidak menular yang paling banyak ditemukan di
Puskesmas Ambacang perlu mendapat perhatian dari semua kalangan
masyarakat mengingat dampak jangka pendek dan jangka panjang sehingga
perlu penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat berbagai faktor
resiko seperti stress, obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya serta peran faktor genetik. Karena itu,
skor untuk intervensi dinilai 2.
c. Biaya : 3
Biaya yang diperlukan untuk penanggulan kasus penyakit tidak menular
cukup tinggi.
d. Mutu : 4
Jika masalah ini dapat ditangani dengan baik, maka akan sangat
berpengaruh terhadap angka kesakitan karena hipertensi dan penyakit-
penyakit yang ditimbulkan oleh hipertensi seperti penyakit jantung, stroke,
penyakit ginjal, dll.
3.
Presentasi D/S balita belum mencapai targeta. Urgensi : 4
Dari data angka D/S balita di Puskesmas Ambacang masih jauh dari target.
Pada tahun 2012 target yang ditetapkan oleh DKK adalah 75%, sedangkan
pada bulan Juni 2012 angka D/S balita hanya mencapai 63,10%. Oleh
karena itu perlu perhatian dan kerja keras yang lebih maksimal dari semua
pihak baik itu petugas puskesmas, kader maupun tokoh masyarakat.
b. Intervensi : 2
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
53/67
Kader sebagai ujung tombak posyandu sangat berperan penting dalam
pencapaian angka D/S. Namun masalah-masalah seperti tidak adanya uang
jasa untuk kader dan kurangnya dukungan dari tokoh masyarakat
mengakibatkan kinerja kader menurun. Yang dapat dilakukan oleh pihak
puskesmas hanyalah berupa motivasi dan pelatihan terhadap kader untuk
lebih aktif. Selain itu intervensi juga dipengaruhi tingkat pengetahuan
masyarakat.
c. Biaya : 2
Biaya yang diperlukan untuk meningkatkan angka D/S sangat sulit
didapatkan seperti biaya untuk penyediaan makanan tambahan untuk
menarik ibu-ibu untuk membawa anaknya ke posyandu, biaya untuk jasa
kader dan lain-lain
d. Mutu : 3
Dengan tingginya angka D/S maka data yang dibutuhkan untuk menilai
status gizi balita semakin lengkap. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh
kemampuan kader itu sendiri dalam melakukan pengukuran dan tingkat
pengetahuan kader.
4. Rendahnya cakupan DDTK bayi, batita dan balita
a. Urgensi : 4
Pencapaian DDTK bayi, batita dan balita di Puskesmas Ambacang Kuranji
masi jauh dari target. Sehingga perlu kerjasama berbagai pihak. Ugensi
masalah ini dinilai 4 karena sesuai dengan proses tumbuh kembah,
pemantauan perlu dilakukan sejak awal yaitu sewaktu dalam kandungan
sampai dewasa. Dengan pemantauan yang baik akan dapat dideteksi adanyapenyimpangan secara dini sehingga tindakan koreksi yang dilakukan akan
mendapat hasil yang memuaskan.
b. Intervensi : 2
Kader sebagai ujung tombak posyandu sangat berperan penting dalam
pencapaian cakupan DDTK. Namun masalah-masalah seperti tidak adanya
uang jasa untuk kader dan kurangnya dukungan dari tokoh masyarakat
mengakibatkan kinerja kader menurun. Yang dapat dilakukan oleh pihak
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
54/67
puskesmas hanyalah berupa motivasi dan pelatihan terhadap kader untuk
lebih aktif. Selain itu intervensi juga dipengaruhi tingkat pengetahuan
masyarakat.
c.Biaya : 2
Dalam upaya peningkatan cakupan DDTK bayi, batita dan balita perlu
adanya balas jasa yang diberikan kepada kader. Karena kader merupakan
ujung tombak pelayanan di posyandu untuk mengajak ibu-ibu untuk datang
dan membawa anak-anaknya ke posyandu. Namun sampai saat ini anggaran
dana untuk kader masih menjadi masalah yang belum ada solusinya, karena
tidak adanya anggaran khusus yang diberikan oleh DKK.
d.Mutu : 3
Dengan adanya deteksi dini sebagai upaya penjaringan dan penyaringan
yang dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan kelainan tumbuh
kembang secara dini dan mengetahui serta mengenal faktor-faktor resiko
terjadinya kelainan tumbuh kembang.
5. Belum adanya fasilitas pelayanan deteksi di kanker serviks
a.Urgensi : 4
Angka kejadian kanker serviks di Indonesia menduduki peringkat kedua
setelah kanker payudara. Diperkirakan setiap satu jam, seorang perempuan
meninggal karena kanker serviks. Di Puskesmas Ambacang Kuranji pada
skrining dengan pemeriksaan IVA yang dilaksanakan oleh Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas ditemukan 5 wanita dengan
IVA positif dari total 11 wanita. Oleh karena itu penting diadakannya
pelayanan khusus untuk pemeriksaan IVA sebagai deteksi awal kankerserviks di Puskesmas Ambacang Kuranji.
b. Intervensi : 4
Untuk pengadaan fasilitas pelayanan pemeriksaan IVA ini tidak
memerlukan biaya dan persiapan yang susah. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan oleh dokter, bidan dan perawat di pusat pelayanan sederhana.
c. Biaya : 4
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
55/67
Biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan IVA tidak mahal, pemeriksaan
dapat dilakukan dengan menggunakan cuka dapur yang kemudian
diencerkan. Biaya yang dibutuhkan berkisar Rp 5.000,- sampai Rp 12.000,-.
d.Mutu : 4
Dengan adanya fasilitas pemeriksaan IVA ini diharapkan dapat mendeteksi
lebih banyak kanker serviks pada stadium dini. Sehingga penatalaksanaan
yang diberikan oleh rumah sakit rujukan lebih memberikan hasil yang
memuaskan.
Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan skoring
berdasarkan urgensi, intervensi, biaya dan mutu seperti tercantum pada tabel. 4.4
didapatkan masalah yang menjadi prioritas pertama adalah belum adanya fasilitas
skrining untuk kanker serviks di Puskesmas Ambacang. Dan kami mengangkat
judul Pengadaan fasilitas pemeriksaan inspeksi visual asam asetat sebagai
deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Ambacang Kuranji sebagai Plan Of
Action
4.2 Analisis Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan penilaian prioritas terhadap masalah yang ditemukan, kami
menganggap pentingnya pengadaan fasilitas pemeriksaan IVA dan upaya agar
masyarakat mau melakukan pemeriksaan IVA sebagai skrining awal kanker
serviks yang dapat dilakukan di Puskesmas Ambacang kanker.
Berdasarkan hasil observasi, kuisioner dan wawancara dengan staf
Puskesmas Ambacang Kuranji, ditemukan beberapa keadaan :
a. Manusia
Belum semua petugas kesehatan yang terlatih untuk pemeriksaan IVA
sebagai skrining awal kanker serviks
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
56/67
b. Material
Belum adanya sarana dan prasarana untuk skrining awal kanker seviks
seperti ruangan khusus pemeriksaan IVA dan ketersediaan air di lantai 2puskesmas.
c. Metode
Belum adanya penyuluhan mengenai kanker serviks
Belum adanya pelatihan pemeriksaan IVA kepada petugas kesehatan
Gambar 4.2 Diagram Ischikawa
Material
Sarana dan prasarana untuk skrining awal
kanker seviks belum adanya ruangan khusus
pemeriksaan IVA, ketersediaan air ke lantai
2 terutama untuk pemeriksaan IVA
Media penyuluhan untuk menyampaikan
informasi mengenai kanker serviks belumada seperti poster, spanduk, dan brosur.
Belum adanya fasilitas
pemeriksaan IVA di
Puskesmas Ambacang
Kuranji
Manusia
Belum adanya pelatihan petugas
kesehatan (dokter dan bidan)
untuk pemeriksaan IVA sebagai
skrining awal kanker serviks
Metode
Belum adanya pelatihan
pemeriksaan IVA kepada
petugas kesehatan
Belum adanya perencanaan
untuk fasilitas emeriksaan IVA
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
57/67
57
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah
a. Manusia
1) Meningkatkan kemampuan petugas dalam pemeriksaan IVA
Rencana
Mengadakan pelatihan untuk pemeriksaan IVA
Pelaksana
KIA
Sasaran
Dokter dan bidan
Waktu
September 2012
Target
80% dokter, bidan dan perawat puskesmas ambacang dapat melakukan
pemeriksaan IVA
b. Material
1) Membuat pojok IVA
Rencana
Menyiapkan ruangan dilantai 2 sebagai pojok IVA
Pelaksana
KIA
Sasaran
Pimpinan puskesmas
Waktu
September 2012
Target
Tersedianya ruangan khusus untuk pemeriksaan IVA sebagai skrining awal kankerserviks
2) Memperbaiki fasilitas air ke lantai 2
Rencana
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
58/67
58
Mengusulkan dana perbaikan fasilitas air PDAM ke lantai 2 khususnya untuk
pemeriksaan IVA
Pelaksana
Pimpinan puskesmas
Sasaran
DKK
Waktu
September 2012
Target
Tersedianya fasilitas air ke lantai 2 terutama untuk pemeriksaan IVA
c. Metode
1) Menetapkan jadwal pemeriksaan IVA
Rencana
Menyusun jadwal Pojok IVA satu kali dalam seminggu.
Pelaksana
KIA
Sasaran
KIA
Waktu
Agustus 2012
Target
Pemeriksaan IVA dilaksanakan teratur satu kali dalam seminggu.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
59/67
59
BAB V
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
5.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan rapat pemegang program kesehatan ibu dan anak dengan
pimpinan puskesmas untuk membahas pengadaan pojok IVA mencakup:
- Ketersediaan ruangan yang akan digunakan sebagai pojok IVA
- Kesiapan petugas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan IVA
- Kelengkapan fasilitas air dan alat yang digunakan untuk pemeriksaan IVA.
Selanjutnya pimpinan puskesmas mengajukan dana anggaran untuk perbaikan fasilitas
air ke Dinas Kesehatan Kota untuk keperluan pemeriksaan IVA.
5.2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan difokuskan pada 5 poin :
1.Pengadaan pojok IVA.
a. Memastikan ketersediaan alat alat dan bahan (bed lithotomi, inspekulo, lampu sorot,
wastafel, kapas lidi, asam asetat 5% dan lain- lain)
b.Pembuatan alur pemeriksaan IVA, gambar-gambar yang berkaitan dengan kanker
servik yang akan di pajang di ruang IVA.
2. Pelatihan petugas kesehatan untuk pemeriksaan IVA termasuk didalamnya dokter dan
bidan.
3. Pembuatan alur rujukan pasien wanita yang memiliki resiko dari KIA ke pojok IVA dan
alur rujukan jika hasil pemeriksaan positif serta sosialisasi kepada staf terkait.
4. Pembuatan anggaran dana untuk pelaksanaan pojok IVA oleh petugas pojok IVA yang
disetujui dan disahkan pimpinan puskesmas.
5. Pimpinan memantau pelaksanaan pojok IVA oleh pimpinan Puskesmas.
Kegiatan tersebut di atas mulai dilaksanakan pada minggu ke I September 2012.
5.3 Tahap Evaluasi
Tahap ini bertujuan mengetahui kesuksesan jalannya kegiatan-kegiatan dalam
pelaksanaan program kerja. Evaluasi tingkat program dilakukan rutin setiap bulan setelah
pelaksanaan program melalui pendataan jumlah kunjungan pojok IVA (termasuk data hasil
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
60/67
60
IVA positif, pasien yang dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut), penyebaran kuesioner
kepada masyarakat yang mengunjungi puskesmas, dan rapat internal staf pojok IVA.
Evaluasi dalam Lokmin juga dilakukan untuk pelaporan kinerja dan penilaian koordinasi
lintas program.
8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]
61/67
61
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan perlunya pengadaan fasilitas pemeriksaan
IVA sebagai deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Ambacang Kuranji didukung oleh
beberapa faktor, yaitu :
1. Tinggi hasil pemeriksaan IVA positif yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan
Masyarakat di Puske