POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    1/67

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangKanker leher rahim (servik) merupakan kanker pembunuh nomor dua di

    dunia setelah kanker payudara. Menurut data, 83% penderita kanker servik

    terdapat di negara negara berkembang. 510.000 orang wanita didiagnosis

    kanker servik, 280.000 orang diantaranya meninggal dunia. Hal itu

    dikarenakan pasien dating dalam stadium lanjut.1

    Kanker servik merupakan jenis kanker terbanyak diderita perempuan di

    Indonesia. Menurut data WHO, setiap 2 menit wanita meninggal dunia karena

    kanker servik di Negara berkembang. Di Indonesia, kasus baru kanker servik

    ditemukan 40 - 45 kasus per hari. Diperkirakan setiap 1 jam, seorang

    perempuan meninggal karena kanker servik.1

    Menurut Yayasan Kanker Indonesia, kanker servik merupakan angka

    kematian terbanyak diantara jenis kanker lain di kalangan perempuan.

    Diperkirakan, 52 juta perempuan Indonesia berisiko terkena kanker servik,

    sementara 36% perempuan dari seluruh penderita kanker adalah kanker servik.

    Ada 15.000 kasus baru per tahun dengan kematian 8.000 orang per tahun.1

    Dari data Globocan 2002, IARC (International Agency for Research on

    Cancer) didapatkan estimasi insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26

    per 100.000 perempuan, dan kanker leher rahim sebesar 16 per 100.000

    perempuan. Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007,

    kanker servik tercatat sebanyak 8.227 kasus (16.85%) dan kanker payudara

    sebanyak 5.786 kasus (11.78%) sedangkan berdasarkan data dari badan

    registrasi kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia ( IDAPI) pada tahun

    1998 di 13 rumah sakit di Indonesia, kanker leher rahim menduduki peringkat

    pertama dari seluruh kasus kanker sebesar 17.22% diikuti kanker payudara

    12.2%.2,3

    Indonesia merupakan negara kedua setelah Cina yang memiliki pengidap

    kanker servik terbanyak. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita usia

    lanjut, terutama wanita yang telah mengalami menopause dan masih aktif

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    2/67

    dalam kegiatan seksual , maka dari itu hendaknya secara rutin melakukan

    deteksi dini (skrinning).4

    Di Sumatera Barat, kejadian kanker (5.6 ) lebih tinggi dari rata-rata

    nasional (4.3 ), yaitu pada urutan tertinggi keenam dari 33 provinsi di

    Indonesia berdasarkan Riskesdas Nasional tahun 2008. Di RSUP dr. M.

    Djamil Padang sebagai rumah sakit rujukan di Sumatera Barat mencatat kasus

    kanker servik setiap tahunnya. Di Instalasi Rawat Jalan RSUP dr. M. Djamil

    dari tahun 2007-2010 berjumlah 665 kasus. Di Instalasi Rawat Inap terdapat

    262 kasus. Dengan keterangan tahun 2007 Instalasi Rawat Jalan 204 kasus,

    tahun 2008 sebanyak 165 kasus, tahun 2009 sebanyak 506 kasus dan tahun

    2010 (bulan JanuariApril) sebanyak 52 kasus. 5

    Alasan utama meningkatnya kanker tersebut di Negara berkembang

    adalah karena kurangnya program penapisan yang efektif yang bertujuan

    untuk mendeteksi keadaan sebelum terjadinya kanker maupun kanker pada

    stadium dini termasuk pengobatannya sebelum proses invasive yang lebih

    lanjut.

    DepartemenKesehatan juga berupaya untuk menurunkan angka

    kesakitan dan kematian akibat kanker di Indonesia melalui program-program

    yang terukur. Saat ini program pengendalian kanker diutamakan pada kanker

    servik dan payudara dengan pembentukan pilot proyek deteksi dini di 6

    provinsi (6 kabupaten) dan pengembangannya sampai saat ini tengah berjalan

    di 11 kabupaten / kota, menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam

    Asetat (IVA) dan Clinical Breast Examination (CBE).6

    Program deteksi dini kanker servik dan payudara mempunyai target 80%

    perempuan usia 30-50 tahun untuk skrinning sehingga terhindar dari kankertersebut. Pada tahun 2014, Departemen Kesehatan menargetkan 25%

    kabupaten / kota di Indonesia akan melaksanakan deteksi dini kanker servik

    dengan IVA dan kanker payudara dengan CBE.6

    Metode IVA menjadi alternative baru untuk deteksi dini kanker servik

    selain dengan pemeriksaan Pap Smear. Sebenarnya IVA secara metodologi

    sudah lama dikenal namun kajian yang menyatakan bahwa IVA tidak terlalu

    buruk dan mudah dilakukan baru dilaksanakan sekitar tahun 2004-2005.5

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    3/67

    Di Indonesia, Kementrian Kesehatan RI juga sudah mengadopsi metode

    IVA ini. Di beberapa daerah di Indonesia bahkan sudah dikeluarkan Perda

    yang menetapkan pemeriksaan IVA hanya dikenakan biaya Rp. 5.000,00.5

    Program skrining kanker servik dengan metode IVA memiliki berbagai

    keuntungan. Metode IVA lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu

    dilaksanakan oleh seluruh petugas kesehatan di pusat pelayanan sederhana

    sehingga skrinning dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas dan

    diharapkan temuan kanker servik stadium dini akan lebih banyak.3,5

    Puskesmas Ambacang ,memiliki total jumlah penduduk 120.309 dengan

    jumlah laki-laki 58.847 dan jumlah wanita 61.462 dimana terdapat jumlah

    wanita usia subur sebanyak 13.270. Karena memiliki jumlah penduduk wanita

    usia subur yang cukup banyak dan wanita usia subur merupakan salah satu

    factor resiko dari kanker servik maka diperlukan perhatian yang khusus untuk

    dilakukannya program skrinning terutama dengan cara yang sederhana dan

    biaya yang murah seperti metode IVA.7

    Pada tanggal 19 Juli 2012 dilakukan seminar, pelatihan dan pengabdian

    masyarakat tentang Pergerakan Masyarakat untuk Ayo Deteksi Dini Kanker

    Leher Rahim dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita

    usia subur di kecamatan Kuranji,Padang. Pada acara tersebut, dilakukan

    pemeriksaan IVA kepada 11 orang dan didapatkan 5 orang diantaranya positif

    untuk temuan klinis awal kanker servik. Angka ini merupakan angka yang

    cukup tinggi dari temuan klinis tersebut, sehingga keberadaan fasilitas

    skrining kanker serviks dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

    sangat diperlukan di Puskesmas Ambacang Kuranji dengan harapan hasil

    temuan positif dari pemeriksaan IVA yang dilakukan di Puskesmas ini dapatsegera diobati dan tidak berlanjut menjadi kanker servik.

    1.2Perumusan Masalaha. Belum adanya fasilitas skrining untuk kanker serviks dengan metode

    IVA di Puskesmas Ambacang.

    b. Apa alternative untuk pengadaan skrinning kanker servik di Puskesmas

    Ambacang?

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    4/67

    1.3Tujuan Penulisana. Mengadakan skrinning untuk kanker servik dengan metode IVA di

    Puskesmas Ambacang.

    b. Menemukan alternative untuk pengadaan skrinning kanker servik

    dengan metode IVA di Puskesmas Ambacang

    c. Menyusun Plan of Action dalam upaya pengadaan fasilitas skrinning

    kanker servik dengan metode IVA di Puskesmas Ambacang.

    1.4Manfaat PenulisanDalam penulisan Plan of Action ini diharapkan dapat memberikan

    konstribusi kepada pihak Puskesmas Ambacang dalam melaksanakan

    program skrinning kanker servik dengan metode IVA di Puskesmas

    Ambacang Kuranji. Selain itu proses penulisan Plan of Action ini dapat

    menjadi bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam

    menganalisa permasalahan dan memberikan solusi pada permasalahan

    yang ditemui di Puskesmas Ambacang.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    5/67

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada aringan leher

    rahin (serviks). Kanker serviks merupakan kanker primer yang berasal dari

    serviks (kanalis servikalis dan atau porsio). Seriviks adalah bagian ujung depan

    rahim yang menjulur ke vagina.17-20

    2.2 Epidemiologi

    Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uteri merupakan

    kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia stelah kanker payudara. Setiap

    tahunnya, terdapat kurang lebih 500.000 kasus baru kanker leher rahim (cervical

    cancer), sebanyak 80% terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang.

    Sedikitnya 231.000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim.

    Dari jumlah itu, 50% kematian terjadi di negara-negara berkembang.16-18 Hal

    tersebut karena pasien datang dalam stadium lanjut.17,18

    Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakit kanker leher rahim saat

    ini menempati urutan pertama daftar kanker yang diderita kaum wanita. Saait ini

    di Indonesia ada sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus

    setiap tahunnya. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium lanjut sering

    menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Selain itu, lebih dari

    70% kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium

    lanjut.

    21,22

    Selama kurun waktu 5 tahun, usia penderita antara 30-60 tahun, terbanyak

    antara 45-50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif memakan waktu sekitar 10

    tahun. Hanya 9% dari wanita berusia dibawah 35 tahun menunjukkan kanker

    serviks yang invasif pada saat didiagnosis, sendangkan 53% dari KIS (Karsinoma

    in-situ) terdapat pada wanita diatas usia 35 tahun.23

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    6/67

    2.3 Etiologi

    Perjalanan penyakit karsinoma serviks merupakan salah satu model

    karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari karsinogenesisawal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker invasif.

    Studi-studi epidemiologi menunjukkan lebih dari 90% kanker serviks

    dihubungkan dengan jenis human papiloma virus (HPV). Beberapa bukti

    menunjukkan kanker dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua

    dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk. HPV merupakan faktor inisiator

    kanker serviks. Onkoprotein E6 dan E7 yang berasal dari HPV merupakan

    penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat p53

    sehingga TSG (Tumor Supresor Gene) p53 akan kehilangan fungsinya.

    Sedangkan onkoprotein E7 akan mengikat TSG Rb, ikatan ini menyebabkan

    terlepasnya E2F yang merupakan aktor transkripsi sehingga siklus sel berjalan

    tanpa kontrol.18,24

    2.4 Faktor Risiko

    Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker

    serviks, antara lain adalah:

    a. Usia reproduksiUsia pasien sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan

    erat dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas. Proses reproduksi

    sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20-35 tahun, sebab pada saat

    itu penyulit kehamilan jarang terjadi.

    Usia rata-rata dari pasien karsinoma kaker serviks dari penelitian

    retrospektif yang dilakukan oleh Schellekens dan Ranti di Rumah Sakit dr.

    Hasan Sadikin Bandung untuk periode januari tahun 2000 sampai juli 2001

    dengan interval usia mulai 21 sampai 85 tahun (N=307) mendapatkan

    penderita kanker serviks rata-rata berusia 32 tahun. Di tempat yang sama

    S. Van Loon melakukan penelitian terhadap 58 pasien dengan kanker

    serviks pada tahun 1996, dan mendapatkan pasien mayoritas yaitu 20,3%

    berusia 40-44 tahun dan usia rata-rata 46 tahun.25,26

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    7/67

    Sumber lain menerangkan usia pasien rata-rata antara 30-60 tahun,

    terbanyak antara 45-50 tahun. Hal ini dikarenakan periode laten dari fase

    prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya

    9% wantia berusia kurang dari 35 tahun. Menurut Benson KL, 2% dari

    wanita yang berusia 40 tahun akan menderita kanker serviks dalam

    hidupnya. Hal ini dimungkinkan karena perjalanan penyakit ini

    memerlukan waktu 7 sampai 10 tahun untuk terjadinya kanker invasif

    sehingga sebagian besar terjadinya atau diketahuinya setelah berusia

    lanjut.25,26

    b. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia mudaTelah lama diketahui bahwa umur sangat berpengaruh terhadap

    proses reproduksi. Usia yang dianggap optimal untuk reproduksi antara

    20-35 tahun.26

    Pada usia 20-40 tahun, disebut sebagai masa dewasa dini yang

    disebut juga usia reproduktif. Sehingga pada masa ini diharapkan orang

    teloah mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan

    tenang secara emosional, perkembangan fisiknya, maupun kemampuannya

    dalam hal kehamilan baik kelahiran bayinya.

    Usia kawin muda menurut Rotkin, Chistoperson dan Parker serta

    Barron dan Richart jelas berpengaruh. Rotkin menghubungkan terjadinya

    karsinoma serviks dengan usia saat seorang wantia mulai aktif

    berhubungan seksual, dikatakan pula olehnya karsinoma serviks cenderung

    timbul bila saat mulai aktif berhubungan seksual pada saat usia kurang dari

    17 tahun. Lebih dijelaskan bahwa umur antara 15-20 tahun merupakanperiode yang rentan. Pada periode laten antara coitus pertama dan

    terjadinya kanker serviks kurang lebih dari 30 tahun.23

    Periode rentan ini berhubungan dengan proses metaplasia pada usia

    pubertas, sehingga bila ada yang mengganggu proses metaplasia tersebut

    misalnya infeksi akan memudahkan beralihnya proses menjadi displasia

    yang lebih berpotensi untuk terjadinya keganasan. Chirstoperson dan

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    8/67

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    9/67

    golongan wanita yang bersalin antara 1-5 kali, meskipun hal ini

    merupakan faktor risiko namun hal tersebut harus dijadikan perhatian kita

    untuk mendeteksi terhadap golongan ini. Kehamilan dan persalinan yang

    melebihi 3 orang dan jarak kehamilan terlalu dekat akan meningkatkan

    kejadian kanker serviks.27

    Susanto dan Suardi (1987) di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin

    Bandung dalam penelitiannya mendapatkan paritas terbanyak pasien

    kanker serviks yaitu paritas lebih dari lima, Sahil MF (1993) mendapatkan

    pada paritas 6 atau lebih cendering terkena kanker serviks. Multiparitas

    diduga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Pada penelitian di

    Swedia memperlihatkan bahwa tingkat rekurensi meningkat pada paritas

    lebih dari tiga.23,27

    d. Tingkat pendidikanTingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau

    mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan yang

    rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang

    terbatas. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula

    pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat dan

    pengetahuannya pun akan semakin tinggi. Pendidikan yang rendah

    menyebabkan seseorang tidak peduli terhadap program kesehatan yang

    ada, sehingga mereka tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi.

    Walaupun ada sarana yang baik belum tentu mereka tahu

    menggunakannya.

    Perilaku hidup sehat sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

    penduduk. Tingkat pendidikan yang masih rendah merupakan salah satusebab rendahnya pemahaman masyarakat terhadap informasi kesehatan

    serta pembentukan perilaku sehat.28

    Pendidikan dan pendapatan keluarga dhunungkan dengan nutrisi

    yang dikonsumsi sehari-hari, higiene serta kepatuhan untuk melakukan

    pemeriksaan secara teratur. Pendidikan yang rendah menyebabkan

    seseorang tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi. Walaupun ada

    sarana yang baik belum tentu mereka tahu menggunakannya. Dengan

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    10/67

    pendidikan yang tinggi maka semakin banyak seseorang mengetahui

    tentang permasalahan yang menyangkut perbaikan lingkungan dan

    hidupnya.23,28

    e. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang (lebih dari 5 tahun)Risiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan

    hubungan dengan kontrasepsi oral. Bagaimanapun, penemuan ini hasilnya

    tidak selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan

    risiko dengan mengontrol pengaruh kegiatan seksual.23,26

    f. Riwayat kanker serviks pada keluargaBila seorang wanita mempunyai saudara kandung atau ibu yang

    mempunyai kanker serviks, maka ia mempunyai kemungkinan 2-3 kali

    lebih besar untuk juga mempunyai kanker serviks dibandingkan dengan

    orang normal. Beberapa peneliti menduga hal ini berhubungan dengan

    berkurangnya kemampuan untuk mlawan infeksi HPV.23,26

    g. Berganti-ganti pasangan seksualPerilaku seksual berupa berganti pasangan seks akan meningkatkan

    penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi

    human papiloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya

    kanker serviks, penis, dan vulva. Risiko terkena kanker seriks menjadi 10

    kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih.

    Selain itu virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor

    pendamping.20,22

    h. MerokokWanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker

    serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitianmenunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin

    dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan

    menurunkan daya tahan serviks disamping merupakan ko-karsinogen

    infeksi virus.17,18,21

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    11/67

    i. Defisiensi zat giziAda beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi

    asam folat dapat meningkatkan resiko terjadinya displasia ringan dan

    sedang, serta mungkin juga meningkatkan rrisiko terjadinya kanker servik

    pada wanita yang makannannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin

    A).17,21

    j. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasimenahun

    k. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wantia hamil untuk mencegahkegguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)18

    l. Gangguan sistem kekebalanm. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun19n. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap Smear

    secara rutin)26

    2.5 Patogenesis dan Patofisiologi

    Karsinoma servik biasa timbul di daerah yang disebut squamo-columnarjunction (SCJ) atau sambungan skuamo kolumnar (SSK), yaitu batas antara epitel

    yang melapisi ektoservik (porsio) dan endoservik kanalis servik, dimana secara

    histologik terjadi perubahan dari epitel ektoservik yaitu epitel skuamosa berlapis

    dengan epitel endoservik yaitu epitel kuboid/kolumnar endek selapis bersilia.

    Letak SSK dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas seksual dan paritas. Pada wanita

    muda SSK berada di luar ostium uteri eksternum sedangkan pada wanita berusia

    di atas 35 tahun SSK berada di dalam kanalis servik. 30 Oleh karena itu pada

    wanita muda, SSK yang berada di luar ostium uteri eksternum ini rentan terhadap

    faktor luar berupa mutagen yang akan memicu displasia dari SSK tersebut. Pada

    wanita dengan aktivitas seksual tinggi, SSK terletak di ostium eksternum karena

    trauma atau retraksi otot oleh prostaglandin.31

    Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologis pada epitel

    serviks; epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga

    berasal dari cadangan epitel kolumnar. Proses pergantian epitel kolumnar menjadi

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    12/67

    skuamosa disebut proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh pH vagina yang

    rendah. Aktivtas metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada masa pubertas.

    Akibat proses metaplasia ini maka secara morfogenik terdapat 2 SCJ, yaitu SCJ

    asli dan SCJ baru yang mennjadi tempat pertemuan antara epitel skuamosa baru

    dengan epitel kolumnar. Daerah di antara kedua SSK ini disebut daerah

    transformasi.31

    Penelitian akhir-akhir ini lebih memfokuskan virus sebagai salah satu

    faktor penyebab yang peting, terutama virus DNA. Pada proses karsinogenesis

    asam nukleat virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen dan DNA sel host

    sehingga menyebabkan terjadinya mutasi sel.30 Sel yang menglami mutasi

    tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel

    ang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, dispalsia sedang, displasia

    berat dan karsinoma in-situ dan kemudian berkembang menjadi karsinoma

    invasif. Tingkat displasia dan karsinoma in-situ dikenal juga sebaga tingkat pra

    kanker.

    Displasia mencakup pengertian berbagai gangguan maturas epitel

    skuamosa yang secara sitologik dan histologik berbeda dari epitel normal, tetapitidak memenuhi persyaratan sel karsinoma.31 Perbedaan derajat displasia

    didasarkan atas tebal epitel yang menalami kelainan dan berat ringannya kelainan

    pada sel. Sedangkan karsinoma in-situ aalah gangguan maturasi epitel skuamosa

    yang menyerupai karsnoma invasif tetapi mebrana basalis masih utuh.32

    Klasifikasi terbaru menggunakan istilah neoplasia Intraepite Servik (NIS)

    untuk kedua bentuk displasia dan karsinoma in-situ. NIS terdiri dari : 1) NIS1,

    untuk displasia ringan; 2) NIS 2, untuuk displasia sedang; 3) NIS 3, untuk

    displasia berat dan karsinoma n-situ.

    Patogenesis NIS dapat dianggap sebagai suatu spektrum penyakit yang

    dimulai dari displasia ringan (NIS 1), displasia sedang (NIS 2), displasia berat dan

    karsinoma in-situ (NIS 3) untuk kemudian berkembang menjadi karsinoma

    invasif. Beberapa peneliti menemukan bahwa 30-35% NIS mengalami regresi,

    yang terbanyak berasal darii NIS 1 / NIS 2.32Karena tidak dapat ditentukan lesi

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    13/67

    mana yang akan berkembang menjadi progresif dan mana yang tidak, maka semua

    tingkat NIS dianggap potensial menjadi ganas sehingga harus ditatalaksanai

    sebagaimana mestinya.

    2.6 Klasifikasi dan Staging

    a. Sistem Klasifikasi Lesi Prakaker7

    Ada beberapa sistem klasifikasi lesi prakanker yang digunakan saat ini,

    dibedakan berdasarkan pemeriksaan hisologi dan sitologinya.

    Tabel 2.1 kalsifikasi lesi prakanker

    Klasifikasi sitologi (untuk skrining) Klasifikasi histologi (untuk diagnosis)

    Pap Sistem Bethesda NIS (Neoplasia

    Intraepitelial

    Serviks)

    Klasifikasi

    Deskriptif WHO

    Kelas I Normal Normal Normal

    Kelas II ASC-US

    ASC-H

    Atipik Atipik

    Kelas III LSIL NIS 1 termasuk

    kondiloma

    Koilositosis

    Kelas IV HSIL NIS 2 Displasia sedang

    Kelas V HSIL NIS 3 Displasia berat

    Kelas VI HSIL NIS 3 Karsinoma in situ

    Kelas VII Karsinoma

    invasive

    Karsinoma invasif Karsinoma

    invasive

    ASC-US : atypical squamous cell of undermined significance

    ASC-H : atypical squamous cell: cannot exclude a high grade squamous

    epithelial lesion

    LSIL :Low-grade squamous intraepithelial lesion

    HSIL :High-grade squamous intraepithelial lesion

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    14/67

    b. Klasifikasi histologik kanker serviks33,34

    Tabel 2.2 Klasifikasi Histologik kanker serviks

    WHO 1975 WHO 1994

    Karsinoma sel skuamosa

    - Dengan pertandukan

    - Tipe sel besar tanpa pertandukan

    - Tipe sel kecil tanpa pertandukan

    Adenokarsinoma

    - Tipe endoserviks

    -

    Tipe endometrioid

    Karsinoadenoskuamosa

    (adenoepidermoi)

    - Karsinoma adenoid kistik

    - Adenokarsinoma

    - Mesonefroid

    Tumo mesenkim

    -

    Karsinoma tidak berdiferensiasi

    - Tumor metastasis

    Karsinoma sel skuamosa

    - Dengan pertandukan

    - Tanpa pertandukan

    - Tipe verukosa

    - Tipe kondilomatosa

    - Tipe kapiler

    -

    Tipe limfoepitelioma

    Adenokarsinoma

    - Tipe musinosa

    - Tipe mesonefrik

    - Tipe clear cell

    - Tipe serosa

    - Tipe endometrioid

    Karsinoadenoskuamosa

    - Karsinomaglassy cell

    - Karsinoma sel kecil

    - Karsinoma adenoid basal

    - Tumor karsinoid

    - Karsinoma adenoid kistik

    Tumor mesenkim

    -

    Karsinoma tidak berdiferensiasiDari seluruh enis kanker serviks di atas jenis skuamosa merupakan jenis yang

    sering ditemukan, yaitu 90%; adenokarsinoma 5%; sedang jenis lainnya 5%.

    Karsinoma skuamosa terlihat sebagai jalinan kelompok sel-sel yang berasal dari

    skuamosa dengan pertandukan atau tidak, dan kadang-kadang tumor sendiri dari

    sel-sel yang berdiferensiasi buruk atau dari sel-sel yang disebut small cell,

    berbentuk kumparan atau kecil serta bulat dan batas tumor stroma tidak elas. Sel

    ini berasal dari sel basa atau reserved cell. Sedang adenokarsinoma terlihat sebaga

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    15/67

    sel-sel yang berasal dari epitel torak endoserviks, atau dari kelenjar endoserviks

    yang mengeluarkan mukus.

    c. Sistem Staging kanker

    33,35

    International Federation of Gynecologist and Obstetricians Staging System

    for Cervical Cancer (FIGO) pada tahun 2000 menetapkan suatu sistem stadium

    kanker sebagai berikut:

    Tabel 2.3 Stadium Kanker

    Stadium Karakteristik

    0 Lesi belum menembus membran basalis

    I Lesi tumor masih terbatas di serviks

    IA1 Lesi telah menembus membrana basalis kurang dari 3 mm dengan

    diameter permukaan tumor < 7mm

    IA2 Lesi telah menembus membrana basalis > 3 mm tetapi < 5 mm

    dengan diameter permukaan tumor 4cm

    II Lesi telah keluar dari serviks (meluas ke parametrium dan sepertiga

    prosimal vagina)

    IIA Lesi telah meluas ke sepertiga proksimal vagina

    IIB Lesi telah meluas ke parametrium tetapi tidak mencapai dinding

    panggul

    III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium dan atau

    sepertiga vagina distal)

    IIIA Lesi menyebar ke sepertiga vagina distal

    IIIB Lesi menyebar ke parametrium sampai dinding panggul

    IV Lesi menyebar keluar organ genitalia

    IVA Lesi meluas ke rongga panggul, dan atau menyebar ke mukosa

    vesika urinaria

    IVB Lesi meluas ke mukosa rektum dan atau meluas ke organ jauh

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    16/67

    2.7 Diagnosis

    a. Gejala dan Tanda

    lesi pra-kanker dan kanker stadium dini biasanya asimtomatik dan hanya

    dapat terdeteksi dengan pemeriksaan sitologi. Boon dan Suurmeijer melaporkan

    bahwa sebanyak 76% kasus tidak menunjukkan gejala sama sekali.36,37Jika sudah

    terjadi kanker akan timbul gejala yang sesuai dengan penyakitnya, yaitu dapat

    lokal atau tersebar. Gejala yang timbul dapat berupa perdarahan pasca-senggama

    atau dapat juga terjadi perdarahan di luar masa haid dan pasca menopause. Jika

    tumornya besar, dapat terjadi infeksi dan menimbulkan cairan (duh) berbau yang

    mengalir keluar dari vagina. Bila penyakitnya sudah lanjut, akan timbul nyeri

    panggul, gejala yang berkaitan dengan kandung kemih dan usus besar.36,37Gejala

    lain yang timbul dapat berupa gangguan organ yang terkena misalnya otak (nyeri

    kepala, gangguan kesadaran), paru (sesak atau batuk darah), tulang (nyeri atau

    patah), hati (nyeri perut kanan atas, kuning, atau pembengkakan), dan lain-lain.38

    b. Penegakan Diagnosis

    diagnosis definitif harus didasarkan pada konfirmasi histopatologi darihasil biopsi lesi sebelum pemeriksaan dan tatalaksana lebh lanjut dilakukan.7

    2.8 Skrining

    Sejak 2 dekade terakhir terdapat kemajua dalam pemahaman tentang

    riwayat alamiah dan terapi lanjutan dari kanker serviks. Infeksi Human Papiloma

    Virus (HPV) sekarang telah dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks,

    selain itu sebuah laporan sitologi baru telah mengembangkan diagnosis,

    penanganan lesi prakanker dan protokol terapi spesifik peningkatan ketahanan

    pasien dengan penyakit dini dan lanjut. Penelitian terbaru sekarang ini terfokus

    pada penentuan infeksi menurut tipe HPV onkogenik, penilaian profilaksis dan

    terapi vaksin serta pengembangan strategi skrining yang berkesinambungan

    dengan tes HPV dan metode lain berdasarkan sitologi. Hal ini merpakan batu

    loncatan untuk mengimplementasikan deteksi dini kanker serviks dengan

    beberapa macam pemeriksaan seperti tes Pa (Pap Smear), Pap net, servikografi,

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    17/67

    inspeks Visual Asam Asetat (IVA), Tes HPV, kolposkopi dan sitologi berbasis

    cairan (Thin-Layer Pap SmearPreparation).39

    Namun metode yang sekarang ini sering digunakan diantaranya adalah TesPap dan Inspeksi Visual Asetat (IVA). Tes Pap memiliki sensitivitas 51% dan

    spesfisitas 98%. Selain itu pemeriksaan Pap Smearmasih memerlukan penunjang

    laboratorium sitologi dan dokter ahli patologi yang relatif memerlukan waktu dan

    biaya besar. Sedangkan IVA memiliki sensitivitas sampai 96% dan sesifisitas

    97% menunjukkan bahwa IVA memiliki sensitivitas yang hampir sama dengan

    sitologi serviks (Pap Smears) sehingga dapat menjadi metode skrining yang

    efektif pada negara berkembang seperti di Indonesia.38

    2.9Tes IVAi. Definisi

    Tes visual dengan menggunakan larutan asam cuka (asam

    asetat 3-5%) dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat

    perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. Tujuannya

    untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah

    satu metode skrining kanker serviks.26

    ii. IndikasiSkrining kanker serviks.26

    iii. KontraindikasiTidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause,

    karena daerah zona transisional seringkali terletak kanalis

    servikalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo.26

    iv.

    Persiapan dan syarat1. Persiapan alat dan bahan 12,15,26

    Sabun dan air untuk cuci tangan

    Lampu yang terang untuk melihat serviks

    Spekulum denga desinfeksi tingkat tinggi

    Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi

    Meja ginekologi

    Lidi kapas dan kapas usap

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    18/67

    Asam asetat 3-5% (cuka putih dapat digunakan)

    Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi instrument dan sarung

    tangan

    Format pencatatan

    2. Persiapan tindakan26 Sabun dan air untuk cuci tangan

    Lampu yang terang untuk melihat serviks

    Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi

    Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tingkat tinggi

    Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi

    Meja ginekologi

    Lidi kapas dan kapas usap

    Asam asetat 3-5% (cuka putih dapat digunakan)

    Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi instrument dan sarung

    tangan

    Format pencatatan

    v. Teknik/prosedur 9,16,26 sesuaikan pencahayaan untuk mendapatkan gambaran terbaik dari

    serviks

    gunakan lidi kapas untuk membersikan darah, mucus dan kotoran

    lain pada serviks

    identifikasi daerah sambungan skuamo-kolumnar (zona

    transformasi) dan area di sekirtarnya

    oleskan larutan asam asetat secara merata pada serviks, tunggu 1-

    2 menit untuk terjadinya perubahan warna. Amati setiap

    perubahan pada serviks, perhatikan dengan cermat daerah di

    sekitar zona transformasi.

    Lihat dengan cermat SSK dan yakinkan area ini dapat semuanya

    terlihat. Catat bila serviks mudah berdarah. Lihat adanya plak

    warna putih dan tebal (epitel acetowhite) bila menggunakan

    larutan asam asetat. Bersihkan segala darah dan debris pada saat

    pemeriksaan.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    19/67

    Bersihkan sisa larutan asam asetan dengan lidi kapas atau kasa

    bersih.

    Lepaskan spekulum dengan hati-hati.

    Catat hasil pengamatan, dan gambar denah temuan.

    Lepaskan spekulum dengan hati-hati.

    Catat hasil pengamatan, dan gambar denah temuan.

    Hasil tes (positif atau negatif) harus dibahas bersama pasien dan

    pengobatan harus diberikan setelah konseling, jika dieprlukan dan

    tersedia.

    vi. Komplikasi/ efek sampingTidak ada.26

    vii. InterpretasiTabel 2.4 Klasifikasi IVA sesuai temuan klinis12,15

    Klasifikasi IVA Temuan Klinis

    Hasil Tes-Positif Plak putih yang tebal atau epitel

    acetowhite,biasanya dekat SSK

    Hasil Tes-Negatif Permukaan polos dan halus, berwarna merah

    jambu, ektropion, polip, servisitis, inflamasi,

    Nabothian cysts.

    Kanker Massa mirip kembang kol atau bisul

    viii. Akurasi IVA55Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa metode IVA

    berpotensi menjadi alternatif metode skrining kanker leher rahim di

    daerah-daerah yang memiliki sumber daya terbatas. Namun demikian,

    akurasi metode ini dalam penerapan klinis masih terus dikaji di berbagai

    negara berkembang.

    Penelitian Universitas Zimbabwe dan JHPIEGO Cervical cancer

    project yang melibatkan 2.203 perempuan di Zimbabwe melaporkan

    bahwa skrining dengan metode IVA dapat mengidentifikasi sebagian

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    20/67

    besar lesi prakanker dan kanker. Sensitivitas IVA dibanding

    pemeriksaan sitologi (Tes Pap) berturut-turut adalah 76,7% dan 44,3%.

    Meskipun begitu, dilaporkan juga bahwa metode IVA ini kurang

    spesifik, angka spesifisitas IVA hanya 64,1% dibanding sitologi 90,6%.

    Penelitian lainnya mengambil sampel 1997 perempuan di daerah

    pedesaan di Cina, dilakukan oleh Belinson JL dan kawan-kawan untuk

    menilai sensitivitas metode IVA pada lesi prakanker tahap NIS 2 atau

    yang lebih tinggi, dikonfirmasi dengan kolposkopi dan biopsi leher

    rahim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka sensitivitas IVA

    untuk NIS 2 atau yang lebih tinggi adalah 71%, sementara angka

    spesifisitas 74%.

    Ghaemaghammi et al (2004) melaporkan angka sensitivitas IVA

    dibandingkan dengan Tes Pap berturut-turut adalah 74.3% an 72%.,

    sementara itu angka spesifisitas adalah 94% dan 90.2%. Penelitian

    dilakukan terhadap 1200 perempuan yang menjalani skrining dengan

    metode IVA dan Tes Pap dan dikonfirmasi dengan kolposkopi dan

    biopsi. Hasil positif dari kedua pemeriksaan tersebut berjumlah 308

    orang, 191 orang diantaranya terdeteksi positif melalui metode IVA.

    Hasil konfirmasi histologi menunjukkan 175 sampel dinyatakan positif

    (dengan kriteria NIS I atau yang lebih berat), dari 175 sampel tersebut,

    130 diantaranya terdeteksi melalui metode IVA.

    ix. Tabel perbandingan skrinningBerbagai penelitian telah menyatakan bahwa skrining dengan metode

    IVA lebih mudah, praktis dan lebih sederhana, mudah, nyaman, praktisdan murah. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat perbandingkan antara

    pap smear dan IVA dalam berbagai aspek pelayanan.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    21/67

    Tabel 2.5 Perbandingan skrining Tes Pap Dan Iva 55

    Uraian/ Metode

    Skrining

    Tes Pap IVA

    Petugas kesehatan Sample takers(Bidan/perawat/dokter

    umum/ Dr. Spesialis)

    Skrinner/

    Sitologis/Patologis

    Bidan PerawatDokter umum Dr.

    Spesialis

    Sensitivitas 70 % - 80% 65% - 96%

    Spesifisitas 90% - 95% 54% - 98%

    Hasil 1 hari1 bulan Langsung

    Sarana Spekulum Lampu

    sorot Kaca benda

    (slide) Laboratorium

    Spekulum Lampu

    sorot Asam asetat

    Biaya Rp. 15.000Rp.

    75.000

    Rp. 3.000

    Dokumentasi Ada (dapat dinilai

    ulang)

    Tidak ada

    x. Alur IVA 55Jika tim skrining sudah cukup kompeten, terapi dengan krioterapi dapat

    langsung dilakukan pada hasil IVA positif. Namun jika masih ada

    keraguan, pada hasil skrining IVA positif dapat dimasukkan ke alur triase

    sebagai mana yang diusulkan pada hasil kajian Ocviyanti.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    22/67

    Tabel 2.6 Persiapan fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia untuk program

    skrining kanker leher rahim di Indonesia

    Pelayanan Primer(Pemeriksaan

    skrining)

    Rujukan tahappertama

    (pemeriksaan

    triase)

    Rujukan tahap kedua(diagnostik dan terapi)

    Tenaga medis Perawat, bidan dandokter umum

    terlatih

    Perawat, bidan dandokter umum

    terlatih

    Dokter spesialis obstetridan ginekologi

    Dokter spesialis patologi

    anatomi

    Fasilitas

    kesehatan

    Posyandu, bidan

    praktik swasta,

    rumah bersalin,puskesmas, klinik,

    dokter praktik

    swasta

    Dokter praktik

    swasta, klinik,

    puskesmas, rumahsakit (pemerintah

    atau swasta)

    Rumah sakit(pemerintah

    atau swasta)

    Klinik spesialis

    Sarana dan

    prasarana

    Meja ginekologi

    Set pemeriksaan

    gineko-logi

    Kit tes IVA dan

    atau Kit tes Pap

    Kamar periksa

    ginekologi lengkap

    dengan :

    Kit tes Pap atau Kit

    tes HPV atau

    Serviskop

    Kamar periksa

    ginekologi lengkap

    dengan :

    Kit tes Pap

    Kit tes HPV Kolposkop

    dan kit biopsi Kit

    diatermi/konisasi/bedah

    krioLaboratorium untuk

    memproses : tes Pap, tes

    HPV, dan histopatologi

    Kompetensi yang

    harus dimiliki

    Melakukan tes IVA

    atau melakukan tes

    Pap

    Melakukan tes Pap

    Melakukan tes

    HPV Melakukan

    servikografi

    Membaca servigram

    Melakukan kolposkopi

    biopsi Melakukan terapi

    lesi prakanker

    Pembacaan hasil tes

    HPV, sitologi dan

    patologi

    xi. Analisa Biaya 55Penyusunan suatu analisis biaya, dibutuhkan tiga komponen biaya, yaitu

    direct cost, indirect cost dan intangible cost. Komponen direct cost dalam

    skrining kanker serviks dengan metode IVA meliputi:

    1. Komponen Diagnostik

    2. Jasa Medik

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    23/67

    Tabel 2.7 Perbandingan biaya skrining kanker serviks dangan metode Tes

    pap dan IVA

    Komponen Biaya Tes Pap (Rp) IVA (Rp)

    1. Komponen diagnostik untuk

    alat habis pakai :

    a. Lidi kapas (tes Pap 2 bh,

    IVA 3 bh)

    b. Spatula

    c. Cito brush

    d. Kaca benda (object

    glass/slide)

    e. Alkohol 95%

    f. Asam asetat 3-5%

    g. Sarung tangan

    h. Reagen (untuk pewarnaan)

    500

    500

    3000

    2000

    500

    --

    1000

    10.000

    750

    --

    --

    --

    --

    500

    1000

    --

    2.Komponen Jasa Medik

    1. Sitoteknisi

    2. Patolog

    3. Pengambil sampel

    4. Bidan/dokter pemeriksa

    IVA

    5.000 - 20.000

    20.000100.000

    5.00050.000

    --

    --

    --

    --

    10.00 --- 50.000

    TOTAL 47.500197.500 12.25052.250

    Komponen indirect cost, meliputi :

    - Biaya pelatihan tenaga medis

    - Alat tak habis pakai :

    a. Lampu sorot atau lampu pijar 100 W, atau senter yang cukup untuk

    menerangi vagina

    b. Kamera digital/ servikografi (jika ada untuk dokumentasi ).

    xii. Kriteria wanita yang dianjurkan untuk menjalani tesMenjalani tes kanker atau prakanker dianjurkan bagi semua wanita

    berusia 30 dan 45 tahun. Kanker serviks menempati angka tertinggi

    diantara wanita berusia 40 hingga 50 tahun, sehingga tes harus dilakukan

    pada usia dimana lesi prakanker lebih mungkin terdeteksi, biasanya 10

    sampai 20 tahun lebih awal. Wanita yang memiliki faktor risiko juga

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    24/67

    merupakan kelompok yang paling penting untuk mendapat pelayanan

    tes.26,40

    xiii. Waktu untuk menjalani tesTes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk

    saat menstruasi, pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska

    keguguran. Untuk masing-masing hasil akan diberikan beberapa instruksi

    baik yang sederhana untuk pasien (mis. Kunjungan ulang untuk tes IA

    setiap 5 tahun. Atau isu-isu khusus yang harus dibahas bersama bersama,

    seperti kapan dan dimana pengobatan yang diberikan, risiko potensial

    dan manfaat pengobatan, dan kapan perlu merujuk untuk tes tambahan

    atau pengobatan yang lebih lanjut.26,40

    xiv. Penilaian responden 26,41Tes untuk kanker serviks biasanya dilakukan sebagai bagian dari

    program skrining kesehatan reproduksi atau pelayanan kesehatan primer.

    Sehingga perlu ditanyakan riwayat singkat kesehatan reproduksinya

    antara lain:

    Riwayat menstruasi

    Pola perdarahan (mis. Paska koitus atau mend tidak teratur)

    Paritas

    Usia pertama kali berhubungan seksual

    Penggunaan alat kontrasepsi

    xv. Manfaat 26,40 Memenuhi kriteria tes skrining yang baik

    Penilaian ganda untuk sensitifitas dan spesifisitas menunjukkan

    bahwa tes ini sebanding dengan Pap smear dan HPV atau

    kolposkopi

    Berpotensi untuk pendekatan kunjungan tunggal

    Tidak memerlukan alat/perawatan selain pasokan asam asetat

    (cuka), spekuum dan sumber cahaya (lampu/senter)

    Dapat dilakukan di semua tingkat sistem pelayanan kesehatan,

    oleh petugas yang telah dilatih

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    25/67

    xvi. Keterbatasan 26,40 Sedikit penelitian tertulis yang mencatat nilai lebih sebagai tes

    penapisan yang digunakan dalam skala luas

    Positif palsu dapat membuat sistem rujukan mendapat banyak

    pasien rujukan (overload)

    Perlu pelatihan berbasis kompetensi untuk memeriksa dan

    membuat penilaian (assessment)

    xvii. Pencegahan 40Tidak dapat dipungkiri cara terbaik untuk mencagah kanker serviks saat

    ini adalah dengan screening gynaecological dan jika dibutuhkan

    dilengkai dengan treatment yang terkait dengan kondisi prakanker.

    Beberapa hal lain yang dapat dilakukan dalam usaha pencegahan

    terjadinya kanker serviks antara lain:

    1. Vaksin HPV

    Sebuah studi menyatakan bahwa kombinasi vaksinasi HPV dan

    skrining dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan

    penyakit ini. Vaksin HPV dapat berguna dan cost-effective untuk

    mengurangi kejadian kanker serviks dan kondisi prakanker,

    khususnya pada kasus yang ringan. Vaksin HPV yang terdiri dari 2

    jenis dapat melindungi tubuh dalam melawan kanker yang

    disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18). Salah satu vaksin dapat

    membantu menangkal timbulnya kutil di daerah genital yang

    diakibatkan oleh HPV 6 dan 11, juga HPV 16 dan 18. Manfaat

    tersebut telah diuji pada uji klinis tahap III dan harus dapat

    diwujudkan dalam waktu dekat. Keyakinan hasil uji klinis tahap IIIini menunjukkan bahwa vaksin-vaksin tersebut dapat membantu

    menangkal infeksi HPV dari tipe-tipe diatas dan mencegah lesi

    prakanker padawanita yang belum terinfeksi HPV sebelumnya.13

    2. Penggunaan Kondom

    Para ahli sebenarnya sudah lama meyakininya, tetapi kini mereka punya

    bukti pendukung bahwa kondom benar-benar mengurangi risiko

    penularan virus penyebab kutil kelamin (genital warts) dan banyak kasus

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    26/67

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    27/67

    terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan kacang-

    kacangan). Vitamn C banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-

    buahan.23

    2.10 Prognosis40

    Prognosis kanker serviks tergantung dari stadium penyakit. Umumnya, 5-

    years survival rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-80%,

    stadium III kira-kira 50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30%.

    a. Stadium 0

    100% penderita dalam stadium ini akan sembuh

    b. Stadium 1

    Kanker serviks stadium I sering dibagi menjadi 2, IA dan IB. Dari semua

    wanita yang terdiagnosis pada stadium IA memiliki 5-years survival rate

    sebesar 95%. Unutk stadium IB 5-years survival ratesebesar 70-90%

    c. Stadium 2

    Kanker serviks stadium 2 dibagi menjadi 2, 2A dan 2B. Dari semua wanita

    yang terdiagnosis pada stadium 2A memiliki 5-years survival rate sebesar

    70-90%. Untuk stadium 2B 5-years survival rate sebesar 60-65%

    2.11 Kekambuhan35

    a. Kekambuhan Lokal

    Kekambuhan lokal meliputi kekambuhan di porsio, kekambuhan di

    puncak agina. Kekambuhan lokal pasca pembedahan dapat diterapi dengan

    pembedahan atau terapi radioterapi. Kekambuhan lokal pasca radioterapi dapat

    diterapi dengan pembedahan atau terapi radiasi (bila terapi radioterapi yang lalu

    lebih dari satu tahun yang lalu). Pembedahan histerektomi radikal merupakan

    salah satu piluhan pada kekambuhan lokal ataupun persisten pada pemberian

    pengobatan dengan radioterapi. Pembedahan histerektomi radikal pada

    kekambuhan atau persisten pasca radioterapi mempunyai risiko komplikasi yang

    cukup bedar. Komplikasi berupa stenosis ureter, fistula baik vesikovaginal

    ataupun eretero-vaginal dan rekto-vaginal. Kejadian komplikasi ini dapat

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    28/67

    mencapai 44 %. Dengan demikian pembedahan tersebut sangat menuntut kehati-

    hatian, karena faktor penyembuhan perprimam nampaknya menjadi kendala

    utama, sehingga faktor seleksi pasien sangat menentukan.

    b. Kekambuhan sentral

    Kekambuhan sentral adalah kekambuhan di uterus dengan atau vesika

    urinaria, rektum, ataupun parametrium. Kejadian kekambuhan sentral pada 5

    tahun pertama berkisar 6,8% pada 10 tahun pasca terapi 7,8% dan pada 20 tahun

    9,6%. Hasil terapi yang menderita rekurensi >36 bulan lebih baik jika

    dibandingkan dengan yang benar

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    29/67

    BAB III

    ANALISIS SITUASI

    3.1 Gambaran Umum Puskesmas Ambacang Kuranji

    3.1.1 Sejarah Puskesmas

    Puskesmas Ambacang Kuranji diresmikan tanggal 05 Juli 2006 dengan 15

    orang staf, dipimpin oleh dr. Dewi Susanti Febri. Pada bulan Maret 2009, beliau

    digantikan oleh dr. Hj. May Happy, yang selanjutnya masih menjabat sebagai

    kepala Puskesmas Ambacang Kuranji hingga saat ini. Awalnya pelaksanaan

    program puskesmas ini masih bekerja sama dengan Puskesmas Kuranji, karena 4

    kelurahan sebagai wilayah kerjanya sebelumnya merupakan wilayah kerja

    Puskesmas Kuranji. Akan tetapi, sekarang program kerja Puskesmas Ambacang

    Kuranji telah dilaksanakan secara mandiri dan berkesinambungan. Puskesmas ini

    pada awalnya merupakan Puskesmas Pembantu yang berinduk ke Puskesmas

    Kuranji, dan sejak tahun 2006 dikembangkan menjadi Pusat Kesehatan

    Masyarakat dengan pelayanan penuh dan terlepas dari Puskesmas Kuranji sendiri.

    3.1.2 Kondisi Geografis

    Puskesmas Ambacang Kuranji meliputi 4 kelurahan sebagai wilayah

    kerjanya, dari sembilan kelurahan di Kecamatan Kuranji. Keempat kelurahan

    tersebut adalah:

    1. Kelurahan Pasar Ambacang,

    2. Kelurahan Anduring,

    3. Kelurahan Lubuk Lintah,

    4.

    Kelurahan Ampang.Puskesmas Ambacang Kuranji terletak pada 055' 25.15"LS dan +10023'

    50.14"LU dengan luas wilayah kerja sekitar 12 km2. Batas-batas wilayah kerja

    Puskesmas Ambacang Kuranji adalah sebagai berikut:

    - Utara berbatasan dengan Kelurahan Korong Gadang,

    - Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pauh dan Kecamatan Padang Timur,

    - Barat berbatasan dengan Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan

    Nanggalo,

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    30/67

    - Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh.

    Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji melalui Google

    Satelitte

    Gambar 3.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji secara sketsa

    3.1.3 Kondisi Demografis

    Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas

    Ambacang Kuranji selama tahun 2011 adalah 46.900 jiwa dengan distribusi

    kependudukan menurut kelurahan sebagai berikut:

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    31/67

    Tabel 3.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji.

    No. Kelurahan Jumlah

    Penduduk

    (jiwa)

    1. Kelurahan Pasar Ambacang 16.818

    2. Kelurahan Anduring 13.412

    3. Kelurahan Ampang 6.933

    4. Kelurahan Lubuk Lintah 9.737

    Total 46.900

    3.1.4 Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi Penduduk

    Penduduk wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji sebagian besar

    beragama Islam dengan mata pencaharian :

    - Tani : 45 %

    - Pegawai Negeri : 20 %

    - Buruh : 15 %

    -

    TNI : 2 %

    - Lain-lain : 18 %

    Dilihat dari sosial ekonomi penduduk, tani merupakan pekerjaan yang

    paling banyak di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji. Berdasar hal ini,

    maka sasaran dalam penyuluhan nantinya akan lebih banyak pada golongan

    petani, sehingga dalam penyuluhan nantinya akan disesuaikan materi penyuluhan

    yang tepat sasaran.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    32/67

    3.1.5 Sarana dan Prasarana

    Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana Umum

    No. Variabel Jumlah

    1. TK 8 buah

    2. SD 22 buah

    3. SMP/MTsN 5 buah

    4. SMA/SMK 3 buah

    5. Perguruan Tinggi 1 buah

    6. Rumah Ibadah 65 buah

    7. Panti Asuhan 2 buah

    8. Restoran/Rumah Makan 19 buah

    9. Sarana Air Bersih 6.726 buah

    Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan.No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

    1. Bangunan Puskesmas induk 2 unit

    2. Bangunan Puskesmas pembantu 1 unit

    3. Rumah paramedis 2 unit

    4. Kendaraan roda empat ( ambulans) 1 unit

    5. Kendaraan roda dua 3 unit

    6. Rumah Sakit 1 buah

    7. Rumah Sakit bersalin 2 buah

    8. Klinik Kesehatan 2 buah9. Praktek Dokter swasta 4 orang

    10. Bidan praktek swasta 7 orang

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    33/67

    Tabel 3.4 Data Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

    Tabel 3.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambacang Kuranji.

    No Jenis Ketenagaan Pendidikan Jumlah

    1 Dokter Umum S 1 4

    2 Dokter Gigi S 1 3

    3 Apoteker S 1 -

    4 Sarjana KesehatanMasyarakat

    S 1 3

    5 Perawat Ahli S 1 -

    6 Perawat Ahli Madya D 3 3

    7 Nutrisionis S 1 1

    8 Perawat Kesehatan SPK 3

    9 Bidan Ahli Madya D 3 11

    10 Bidan SPK ( + ) 7

    11 Sanitarian D3 3

    12 Perawat gigi SPRG 2

    13 Pranata Laboratorium Kes. SMAK 1

    14 Asisten Apoteker SMF 3

    15 Sopir SLTP 1

    16 Penjaga Malam SLTP -

    Jumlah 45

    No. Jenis UKBM Jumlah

    1. Posyandu bayi dan balita 28 buah

    2. Posyandu lansia 6 buah

    3. BATRA 31 buah

    4. Poskestren 1 buah

    5. Togta 70 buah

    6. UKK 143 buah

    7. Poskeskel 4 buah

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    34/67

    Tabel 3.6 Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Ambacang Tahun 2011.

    Kelurahan

    NO. Sasaran Ps.Ambacang Anduring Lb.Lintah Ampang Puskesmas

    1. Bumil 385 307 223 159 1074

    2. Bufas 350 279 202 144 975

    3. Busui 350 279 202 144 975

    4. WUS (15-49 th) 4759 3795 2754 1962 13270

    5. PUS 2487 1984 1441 1025 6937

    6. Bulin 367 292 212 151 1022

    7. Balita 1722 1374 997 710 4803

    8. Bayi 350 279 203 144 976

    9. 6-11 bulan 210 167 122 86 585

    10. 0-5 bulan 140 112 81 58 391

    11. Baduta 689 549 399 284 1921

    12. Batita 1033 824 598 426 2881

    13. Anak Balita 1372 1095 794 566 3827

    3.2 Program Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji dan Pelaksanaannya

    Puskesmas Ambacang Kuranji memiliki 6 program dasar yang meliputiPromosi Kesehatan, KIA dan KB, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Program

    Pemberantasan Penyakit Menular, Kesehatan Lingkungan, dan Pengobatan.

    Pencapaian masing-masing program dijabarkan sebagai berikut:

    3.2.1 Program Puskesmas

    Puskesmas Ambacang Kuranji memiliki 6 program dasar (Basic Six)yang

    merupakan program pokok kerja puskesmas, yaitu :

    1. Promosi Kesehatan,meliputi kegiatan sebagai berikut :

    a. Peran Serta Masyarakat

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    35/67

    Tabel 3.7 Pencapaian Program UKBM di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

    Kuranji Tahun 201156

    No. Program Target % Pencapaian % Kesenjangan

    1. PosyanduBalita

    28 100 28 100 -

    2. Posyandu

    Lansia

    6 100 6 100 -

    3. Kader Aktif 112 100 112 100 -

    4. TOGA 20 100 20 100 -

    5. BATRA 23 100 31 134,78 +34,78

    7. POSBINDU 4 100 1 25 +75

    8. Poskestren 1 100 1 100 -

    9. Poskeskel 4 100 4 100 -

    10. UKS 22 100 20 91 -9

    b. Penyuluhan Kesehatan Masyrakat

    Tabel 3.8 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Dalam Gedung dan di Luar

    Gedung di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No Program Target % Pencapaian % Kesenjangan

    1. Frekuensi

    Penyuluhan Dalam

    Gedung

    96 100 112 116.6

    7

    +16,67

    2. Frekuensi

    Penyuluhan Luar

    Gedung

    336 100 448 106,8 + 6,8

    2. KIA dan KB

    Jumlah ibu hamil yang ada pada wilayah kerja Puskesmas AmbacangKuranji sebanyak 1047 orang, sedangkan bayi berjumlah 738 orang.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    36/67

    a. Cakupan KN1 dan KN lengkap

    Tabel 3.9 Target dan Hasil Pencapaian Program KN1 dan KN Lengkap per

    Kelurahan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan Sasaran

    Bayi

    KN 1 % KN

    Lengkap

    %

    1 Ps.Ambacang 350 340 97,1 323 94,1

    2 Anduring 279 260 93,2 274 104,5

    3 Lubuk Lintah 203 190 93,6 184 105,7

    4 Ampang 144 132 91,7 123 87,8

    Jumlah 976 922 95,5 904` 98,4

    Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas adalah pencapaian KN1

    kurang dari target yang ditetapkan yaitu 95,5% dari target yang harus dicapai

    yaitu 97 % namun KN Lengkap sudah mencapai target yaitu 98,4% dari target

    88%.

    b. Cakupan DDTK Bayi,Batita dan Balita Per Kelurahan

    Tabel 3.10. Hasil Pencapaian DDTK Bayi,Batita dan Balita per Kelurahan

    Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan Bayi % Batita % Balita %

    1 Ps. Ambacang 75,14 68,9 45,07

    2 Anduring 69,19 60,3 43,28

    3 Lb. Lintah 60,93 57,46 37,95

    4 Ampang 55,71 66,95 46,38

    Total 65,24 63,40 42,67

    Pencapaian DDTK belum mencapai target sesuai dengan yang ditetapkan

    yaitu 80%. Pencapaian DDTK masih bayi masih kurang sebanyak 14,76%,

    pencapaian DDTK anak batita masih kurang sebanyak 16,6% dan pencapaian

    DDTK balita masih kurang sebanyak 37,33% lagi.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    37/67

    c. Cakupan neonatus resti / komplikasi yang ditangani

    Tabel 3.11.Cakupan Neonatus Resti / Komplikasi yang Ditangani per Kelurahan

    Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan Jumlah

    Neonatus Resti

    Neonatus Resti

    Ditangani

    %

    1 Ps. Ambacang 7 7 100

    2 Anduring 3 3 100

    3 Lubuk Lintah 1 1 100

    4 Ampang 2 2 100

    Jumlah 13 13 100

    Pencapaian neonatus resti yang ditangani sudah melebihi dari target yang

    ditentukan, di mana target yang ditetapkan adalah 60%, maka pencapaian sudah

    100%.

    d. Cakupan kunjungan bayi (29 hari dan 11 bulan)

    Tabel 3.12 Cakupan Kunjungan Bayi (29 Hari dan 12 Bulan) per Kelurahan

    Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan Jumlah Bayi Jumlah Kunjungan

    Bayi

    %

    1 Pasar Ambacang 350 323 92,3

    2 Anduring 177 174 98,2

    3 Lubuk Lintah 193 175 90,6

    4 Ampang 144 123 85,4

    Jumlah 864 795 92,01

    Pencapaian kunjungan bayi sudah mencapai target yaitu sebesar

    92,01%dari target yang seharusnya dicapai pada tahun 2011 adalah 86%.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    38/67

    3. Gizi

    Wilayah Kecamatan Kuranji merupakan daerah yang rawan masalah gizi

    terutama gizi buruk.Puskesmas Ambacang memiliki 1 buah Pojok Gizi sebagai

    salah satu upaya untuk mengurangi angka kejadian masyarakat kurang gizi.Akan

    tetapi pada pelaksanaan Pojok Gizi belum maksimal dilihat dari angka kunjungan

    yang rendah jika dibandingkan dengan jumlah pasien yang datang berobat ke

    Puskesmas yang seharusnya datang ke pojok gizi.

    Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

    Pelaksanaan penimbangan balita dan penimbangan massal sekaligus

    pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus.

    Pemberian tablet Fe pada ibu hamil (bumil) dan vitamin A pada ibu

    nifas (bufas).

    Pemantauan garam beryodium dilaksanakan 2 x 1 tahun

    Penjaringan status gizi dari bayi sampai anak sekolah (murid baru).

    a. Pencapaian D/S, N/D, BMG/D

    Tabel 3.13 Pencapaian D/S Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang 201156

    No. Kelurahan Sasaran Rata-rata Pencapaian D/S

    Balita 2011 ditimbang Tahun

    2008

    Tahun

    2009

    Tahun

    2010

    Tahun

    2011

    1. Ps.Ambacang 1722 1089 41,29 43,93 70,15 63,24

    2. Anduring 1374 822 29,77 26,92 48,47 59,83

    3. Lb.Lintah 997 530 35,02 46,33 48,47 53,17

    4. Ampang 710 434 33,65 44,28 67,54 61,15

    Puskesmas 4803 2875 35,32 39,28 59,26 59,86

    Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat kesenjangan antara pencapaian D/S balita

    dengan target D/S balita (target=65 %).

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    39/67

    Tabel 3.14 Pencapaian N/D Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

    Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan

    Sasaran

    BalitaTahun

    2011

    Jumlah

    Rata-rata D

    Jumlah Rata-

    rataBalita yg naik

    Berat

    badannya/Th

    Pencapaian N/D

    Tahun

    2008

    Tahun

    2009

    Tahun

    2010

    Tah

    20

    1. Ps.Ambacang 1722 838 802 68,71 76,50 89,64 95,

    2. Anduring 1374 674 571 75,43 70,11 84,82 84,

    3. Lb.Lintah 997 413 334 82,21 77,69 86,27 80,

    4. Ampang 710 376 340 65,03 74,76 91,45 90,

    Puskesmas 4803 2301 2047 73,06 75,30 87,77 88,

    Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat tahun 2011 kesenjangan antara

    pencapaian N/D balita dengan target N/D balita (target= 89 %) adalah 0,04%

    Tabel 3.15. Pencapaian BGM/D Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

    Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan

    Cakupan BGM/D Balita

    Tahun 2010 Tahun 20091. Ps.Ambacang 0,73 1,08 0,79

    2. Anduring 0,49 0,84 0,80

    3. Lubuk Lintah 0,75 1,56 0,66

    4. Ampang 0 0,91 0,45

    Puskesmas 0,56 1,10 0,71

    Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat capaian BGM/D tahiun 2011

    adalah 0,56% sudah melebihi targetan yaitu

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    40/67

    Tabel 3.16 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Bayi dan Anak Balita

    2011 di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji56

    No Kelurahan Sasaran Pencapaian Februari 2011 Pencapaian Agustus 2011

    Bayi Balita Bayi Balita Bayi Balita

    Hasil % Hasil % Hasil % Hasil %

    1. Ps.Ambacang 210 1372 187 89,04 193 91,90 1310 95,48 1296 94

    2. Anduring 167 1095 155 92,81 159 95,20 1030 94,06 1037 94

    3. Lubuk Lintah 122 794 112 91,80 119 94,26 734 92,44 701 88

    4. Ampang 86 566 85 98,83 78 90,69 517 91,34 546 96

    Puskesmas 585 3827 539 92,13 545 93,16 3591 93,83 3580 93

    Berdasarkan table di atas pendistribusian vitamin A belum mencapai target

    yaitu pada bayi di bulan februari dan agustus dengan selisih masing-masing yaitu

    sebesar 1,87% dan0,84% dan pada balita masing-masing sebesar 0,17% dan

    0,46%

    c. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan Tablet Fe pada Ibu

    Nifas

    Tabel 3.17 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan Tablet Fe pada Ibu Nifas diWilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan

    Sasaran Bufas

    Th 2011

    Pencapaian Distribusi Vitamin A & Fe Pada Ibu

    Nifas

    Hasil %

    1. Ps.Ambacang 350 343 98

    2. Anduring 279 262 93,91

    3. Lubuk Lintah 202 194 96,04

    4. Ampang 144 141 97,92

    Puskesmas 975 940 96,41

    Berdasarkan tabel diatas pencapaian distribusi vitamin A dan tablet Fe

    pada ibu nifas di tahun 2011 sudah mencapai target, bahkan sudah melebihi target

    yaitu 96,41 % (target 80 %).

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    41/67

    d. Cakupan Distribusi Tablet Fe pada Ibu Hamil

    Tabel 3.18. Cakupan Distribusi Tablet Fe 1 dan Fe 3 pada Ibu Hamil di Wilayah

    Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No. Kelurahan

    Sasaran

    Bumil

    2011

    Jumlah Ibu Hamil dapat Talet Fe

    Fe 1 Fe 3

    Hasil % Hasil %

    1. Pasar

    Ambacang

    385 364 94,55 354 91,95

    2. Anduring 307 295 96,09 280 91,21

    3. Lubuk Lintah 223 214 95,96 203 91,03

    4. Ampang 159 156 98,11 143 89,94

    Puskesmas 1074 1029 95,81 980 91,25

    Berdasarkan tabel diatas pencapaian distribusi tablet Fe 1 dan Fe 3 sudah

    melebihi target yaitu 95,81 % (Fe 1) dan 91,25 % (Fe 3) dengan target 85 % dan

    84 %.

    e. Kunjungan Pasien ke POZI (Pojok Gizi)

    Pasien yang datang ke POZI (Pojok Gizi) merupakan pasien rujukan dari

    BP, KIA, keinginan sendiri dan posyandu. Mereka datang dengan berbagai

    macam penyakit/keluhan yang berbeda. Kegiatan POZI berupa konsultasi ataupun

    arahan tentang makanan/diet sesuai penyakit/keluhan yang dirasakan. Kunjungan

    POZI yang terbanyak berasal dari penyakit hipertensi sejumlah 158 dari 286

    kunjungan sekitar 55,24 %.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    42/67

    f. Kegiatan penimbangan massal

    Tabel 3.19 Data Penimbangan Massal Massal di Puskesmas Ambacang 201156

    No Kelurahan Sasaran Ditimbang %

    ditimbang

    BB/TB

    Krs.

    sekali

    kurus N Gemuk

    1 Ps.Ambacan

    g

    1722 1383 80,31 0 5 1377

    2 Anduring 1374 1045 76,05 0 2 1032 1

    3 Lubuk

    Lintah

    997 742 75,12 0 1 734

    4 Ampang 710 553 77,89 0 0 552

    Jumlah 4803 3723 77,51 0 8 3695 2

    Pencapaian penimbangan massal sudah mencapai target yaitu 77,51 %

    (target > 70 %). Dari hasil penimbangan massal tersebut tidak ditemukan balita

    dengan status gizi buruk (kurus Sekali), balita dengan status gizi kurus hanya 8

    anak (0,17%).

    4.

    Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2P)

    Pemberian imunisasi lengkap pada bayi, wanita usia subur dan anak

    sekolah, serta pelaksanaan surveilens merupakan usaha yang telah

    dilakukan oleh Puskesmas Ambacang Kuranji untuk melaksanakan

    program pencegahan dan pemberantasan penyakit.

    a. Cakupan imunisasi bayi

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    43/67

    Tabel 3.20. Target dan Hasil Pencapaian Program Imunisasi Bayi

    PuskesmasAmbacang Kuranji Tahun 201156

    No. Antigen Jumlah

    Sasaran

    %

    target

    Jumlah

    Pencapaian

    %

    Pencapaian

    %

    Kesenjangan1 BCG 976 95 897 91,9 -3,1

    2 HB Uni Jek 976 95 910 95,7 +0,7

    3 Polio 1 976 95 921 94,4 -0,6

    4 DPT / HB 1 976 95 922 94,5 -0,5

    5 DPT / HB 3 976 85 846 86,4 +1,4

    6 Campak 976 85 834 85,5 +0,5

    Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa program imunisasi bayi telah

    mencapai target.

    b. Cakupan imunisasi ibu hamil

    Tabel 3.21. Target dan Hasil Pencapaian Program Imunisasi Ibu Hamil di

    Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No. Antigen Jumlah

    Sasaran

    % Target Jumlah

    Pencapaian

    %

    Pencapaian

    %

    Kesenjangan

    1 TT 2

    Plus

    1074 80 638 58,6 -21,4

    Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa program imunisasi ibu hamil

    belum mencapai target, terdapat kesenjangan 16,1%

    c.

    Cakupan imunisasi anak sekolah

    Tabel 3.22 Target dan Hasil Pencapaain Program Imunisasi Anak Sekolah di

    Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 201156

    No Antigen Jumlah

    Sasaran

    %

    Target

    Jumlah

    Pencapaian

    %

    Pencapaian

    %

    Kesenjangan

    1 BIAS

    Campak

    739 100 683 92,4 -7,6

    2 BIAS DT

    / TT

    2240 100 2059 90,5 -9,5

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    44/67

    Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa program imunisasi anak sekolah

    belum mencapai target, terdapat kesenjangan 7,2 % untuk imunisasi campak dan

    kesenjangan 5,2 % untuk imunisasi TT.

    5. Pengobatan

    Puskesmas Ambacang Kuranji adalah puskesmas rawat jalan yang

    melayani pasien untuk berobat. Puskesmas Ambacang Kuranji memiliki sebuah

    puskesmas pembantu, yang terletak dikelurahan Lubuk Lintah. Rata-rata pasien

    yang datang berobat per-bulannya adalah 2200 orang.

    Gambar 3.3 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun

    2011

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    7000

    8000

    jumlah 10 penyakit terbanyak

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    45/67

    3.3 Struktur Kepengurusan dan Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambacang

    Kuranji

    TATA USAHA / KEPEGAWAIAN

    Sri Deswati

    SP2TP

    Aswitha.D

    UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

    PENGOBATAN

    UMUM : YANTRI NORA

    GIGI : drg. UCHIRIA.H

    KIA/KB : SRI HILDA, SKM

    A. IBU : SRI HILDA, SKM

    B. ANAK : GADIS VEKTORIANA

    C. KB : NURHAYATI

    PROGRAM PENUNJANG

    APOTIK : NILAWATI

    LABOR : MEINI ELFIZA

    GUDANG : DARWINA

    POSKESKEL

    ANDURING

    WYUNI

    POSKESKEL LUBUK

    LINTAH

    FITRA SURYANI

    PUSTU LUBUK LINTAH

    MAHYUNI

    UPAYA KESEHATAN MSYARAKAT

    P2M/SURVAILANS : SURYA, SKM

    KESLING : HASRI AMRA

    PROMKES : YENI ASTUTI

    GIZI : MARDALENA,SKM

    PROGRAM TAMBAHAN

    UKS : VERA

    LANSIA : LINDA ASTUTI

    PUSKEL : KARTINI

    UMUM/KEPEGAWAIAN

    GUSRIYANTI

    PERENCANAAN

    Ka. .Puskesmas

    Tata Usaha

    POSKESKEL PASAR

    AMBACANG

    ZAMLISMI

    POSKESKEL AMPANG

    RAADSMA.D

    BENDAHARA

    MARDALENA,SKM

    KEPALA PUSKESMAS

    Dr.Hj.May Happy

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    46/67

    BAB IV

    ANALISIS MASALAH

    4.1 Identifikasi Masalah

    Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, laporan tahunan

    Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011, dan wawancara dengan kepala dan

    penanggung jawab program-program di Puskesmas serta hasil skrining kanker

    serviks dengan IVA pada tanggal 19 Juli 2012 di Puskesmas Ambacang. Beberapa

    masalah di Puskesmas Ambacang Kuranji yang ditemui antara lain :

    1.

    Rendahnya pencapaian ASI eksklusif

    Pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Ambacang kuranji adalah

    11 % masih jauh dengan target yang diharapkan yaitu 80 %. Angka ini diperoleh

    dari 100 sampel yang di ambil dari 4 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas

    Ambacang Kuranji.

    Tabel. 4.1. Hasil pemetaan Kadarzi di Puskesmas Ambacang Tahun 2011

    (pemberian ASI eksklusif)

    N0 Kelurahan Jumlah

    Sampel

    Beri ASI

    Ekslusif

    1. Ps.Ambacang 30 2

    (6,67%)

    2. Anduring 30 4

    (13,33%)

    3. Lb.Lintah 30 4

    (13,33%)

    4. Ampang 10 1

    (10 %)

    Puskesmas 100 11

    (11 %)

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    47/67

    2. Tingginya angka kasus penyakit tidak menular di Puskesmas

    AmbacangKuranji.

    Gambar. 4.1 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun

    2011

    Dari grafik diatas tampak hipertensi dan rhematik menempati urutan

    berturut-turut kedua dan ketiga dari 10 penyakit dterbanyak di Puskesmas

    Ambacang Kuranji

    3. Persentase D/S yang belum mencapai target di Puskesmas Ambacang

    Tabel. 4.2 Pencapaian D/S Balita diwilayah kerja Puskesmas Ambacang Tahun

    2011

    No. Kelurahan Sasaran Rata-rata Pencapaian D/S

    Bali ta 2011 ditimbang Tahun

    2008

    Tahun

    2009

    Tahun

    2010

    Tahun

    2011

    1. Ps.Ambacang 1722 1089 41,29 43,93 70,15 63,24

    2. Anduring 1374 822 29,77 26,92 48,47 59,83

    3. Lb.Lintah 997 530 35,02 46,33 48,47 53,17

    4. Ampang 710 434 33,65 44,28 67,54 61,15

    Puskesmas 4803 2875 35,32 39,28 59,26 59,86

    Pencapaian D/S balita untuk wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun

    2011 masih belum mencapai target yaitu sebesar 59,86 % (target 65 %). Secara

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    7000

    8000jumlah 10 penyakit terbanyak

    jumlah 10 penyakit

    terbanyak

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    48/67

    umum terlihat adanya peningkatan pencapaian D/S balita dari tahun 2008 sampai

    dengan 2011. Namun apabila dilihat dari masing- masing wilayah kerja, kelurahan

    Ps.Ambacang dan Ampang pencapaian D/S pada tahun 2011 ini mengalami

    sedikit penurunan dari tahun 2010. Dengan adanya penurunan pada kedua

    kelurahan tersebut berarti perlu perhatian dan kerja keras yang lebih maksimal

    dari semua pihak baik itu petugas puskesmas, kader maupun TOMA (Tokoh

    Masyarakat) dalam memotivasi dan mengarahkan serta mengupayakan

    masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Posyandu.

    4. Rendahnya cakupan DDTK Bayi,Batita dan Balita

    Tabel. 4.3. Hasil Pencapaian DDTK Bayi,Batita dan Balita per Kelurahan

    Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2011

    No. Kelurahan Bayi % Batita % Balita %

    1 Ps. Ambacang 75,14 68,9 45,07

    2 Anduring 69,19 60,3 43,28

    3 Lb. Lintah 60,93 57,46 37,95

    4 Ampang 55,71 66,95 46,38

    Total 65,24 63,40 42,67

    Pencapaian DDTK belum mencapai target sesuai dengan yang ditetapkan

    yaitu 80%. Pencapaian DDTK masih bayi masih kurang sebanyak 14,76%,

    pencapaian DDTK anak batita masih kurang sebanyak 16,6% dan pencapaian

    DDTK balita masih kurang sebanyak 37,33% lagi.

    5. Belum adanya fasilitas pelayanan deteksi dini kanker serviks.

    Puskesmas Ambacang Kuranji belum memiliki fasilitas pelayanan untuk

    pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, semerntara dari hasil pemeriksaan IVA

    yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Ambacang

    Kuranji pada tanggal 19 Juli 2012 ditemukan 5 dari 11 wanita yang di periksa

    menunjukkan hasil positif. Keadaan ini juga di dukung oleh jumah wanita usia

    subur sebanyak 13.270 orang di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

    serta rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri

    untuk pemeriksaan kanker serviks.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    49/67

    Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria berikut, yaitu:

    1. Urgensi

    Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan tingkat

    kepentingan penyelesaian suatu masalah.

    a. Nilai 1 = tidak penting

    b. Nilai 2 = kurang penting

    c. Nilai 3 = cukup penting

    d. Nilai 4 = penting

    e. Nilai 5 = sangat penting

    2. Kemungkinan intervensi

    Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan tingkat kesulitan

    yang akan dihadapi dalam melakukan penyelesaian masalah.

    a. Nilai 1 = tidak mudah

    b. Nilai 2 = kurang mudah

    c. Nilai 3 = cukup mudah

    d.Nilai 4 = mudah

    e. Nilai 5 = sangat mudah

    3. Biaya

    Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasatkan besarnya biaya

    yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah.

    a. Nilai 1 = sangat mahal

    b.

    Nilai 2 = mahalc. Nilai 3 = cukup mahal

    d. Nilai 4 = murah

    e. Nilai 5 = sangat murah

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    50/67

    4. Mutu

    Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan kemungkinan

    peningkatan mutu puskesmas setelah dilaksanakannya upaya-upaya

    pemecahan masalah.

    a. Nilai 1 : sangat rendah

    b. Nilai 2 : rendah

    c. Nilai 3 : sedang

    d. Nilai 4 : tinggi

    e. Nilai 5 : sangat tinggi

    Tabel. 4.4. Prioritas Masalah Kesehatan Puskesmas Ambacang Kuranji

    No Kriteria urgensi intervensi Biaya Mutu Total ranking

    1 Rendahnya pencapaian

    ASI eksklsusif

    4 3 4 4 15 II

    2 Tingginya angka kasus

    penyakit tidak menular

    di Puskesmas

    Ambacang Kuranji

    4 2 3 4 13 III

    3 Persentase D/S yang

    belum mencapai target

    di Puskesmas

    Ambacang Kuranji

    4 2 2 3 11 IV

    4 Rendahnya cakupan

    DDTK Bayi,Batita dan

    Balita

    4 2 2 3 11 V

    5 Belum adanya fasilitas

    pelayanan deteksi dini

    kanker serviks

    4 4 4 4 16 I

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    51/67

    1. Rendahnya pencapaian ASI eksklusif

    a. Urgensi : 4

    Pencapaian ASI eksklusif dari 100 sampel yang diambil masih sangat jauh

    dari target yaitu dengan angka kesenjangan 69%. Urgensi dinilai dengan

    skor 4 karena dampak pada bayi-bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif

    adalah tingginya tingkat infeksi pernafasan dan infeksi saluran pencernaan

    dibandingkan dengan bayi-bayi yang tidak diberikan ASI. Keadaan ini akan

    tetap bertahan bahkan setelah selesai masa pemberian ASI dan berlanjut

    hingga tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak. Selain itu, bayi-bayi

    yang tidak diberikan ASI mudah terkena penyakit penyakit lain yang

    berhubungan dengan kekebalan tubuh. Oleh karena itu masalah ini perlu

    ditangani dengan serius.

    b. Intervensi : 3

    Intervensi terhadap rendahnya pencapaian ASI eksklusif cukup sulit

    dilakukan, karena ini terkait dengan perilaku dan tingkat pengetahuan ibu.

    Selain itu, rendahnya pencapaian ASI ekslusif juga bisa disebabkan tidak

    keluarnya ASI yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor.

    c.Biaya : 4

    ASI dapat segera diberikan pada bayi, segar, siap pakai dan mudah

    pemberiannya sehingga tidak terlalu merepotkan ibu. Bahkan dengan ASI

    ibu tidak memerlukan makanan bayi sampai berumur 6 bulan, dengan

    demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu

    formula dan peralatannya.

    d. Mutu :

    Dengan peningkatan cakupan ASI eksklusif dengan sendirinya akanmenurunkan angka kesakitan bayi karena salah satu manfaat dari ASI

    adalah untuk kekebalan tubuh.

    2. Tingginya angka kasus penyakit tidak menular di Puskesmas Ambacang

    Kuranji

    a. Urgensi : 4

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    52/67

    Hipertensi dan rematik masing-masing menempati urutan kedua dan ketiga

    dari 10 penyakit paling banyak di Puskesmas Ambacang Kuranji. Urgensi

    dari masalah ini dinilai 4 karena hipertensi merupakan faktor resiko dari

    berbagai macam penyakit lainnya, dimana hipertensi menimbulkan angka

    morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sedangkan rematik sangat

    berhubungan dengan kualitas hidup seseorang.

    b. Intervensi :2

    Hipertensi sebagai penyakit tidak menular yang paling banyak ditemukan di

    Puskesmas Ambacang perlu mendapat perhatian dari semua kalangan

    masyarakat mengingat dampak jangka pendek dan jangka panjang sehingga

    perlu penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.

    Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat berbagai faktor

    resiko seperti stress, obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan makan

    makanan yang tinggi kadar lemaknya serta peran faktor genetik. Karena itu,

    skor untuk intervensi dinilai 2.

    c. Biaya : 3

    Biaya yang diperlukan untuk penanggulan kasus penyakit tidak menular

    cukup tinggi.

    d. Mutu : 4

    Jika masalah ini dapat ditangani dengan baik, maka akan sangat

    berpengaruh terhadap angka kesakitan karena hipertensi dan penyakit-

    penyakit yang ditimbulkan oleh hipertensi seperti penyakit jantung, stroke,

    penyakit ginjal, dll.

    3.

    Presentasi D/S balita belum mencapai targeta. Urgensi : 4

    Dari data angka D/S balita di Puskesmas Ambacang masih jauh dari target.

    Pada tahun 2012 target yang ditetapkan oleh DKK adalah 75%, sedangkan

    pada bulan Juni 2012 angka D/S balita hanya mencapai 63,10%. Oleh

    karena itu perlu perhatian dan kerja keras yang lebih maksimal dari semua

    pihak baik itu petugas puskesmas, kader maupun tokoh masyarakat.

    b. Intervensi : 2

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    53/67

    Kader sebagai ujung tombak posyandu sangat berperan penting dalam

    pencapaian angka D/S. Namun masalah-masalah seperti tidak adanya uang

    jasa untuk kader dan kurangnya dukungan dari tokoh masyarakat

    mengakibatkan kinerja kader menurun. Yang dapat dilakukan oleh pihak

    puskesmas hanyalah berupa motivasi dan pelatihan terhadap kader untuk

    lebih aktif. Selain itu intervensi juga dipengaruhi tingkat pengetahuan

    masyarakat.

    c. Biaya : 2

    Biaya yang diperlukan untuk meningkatkan angka D/S sangat sulit

    didapatkan seperti biaya untuk penyediaan makanan tambahan untuk

    menarik ibu-ibu untuk membawa anaknya ke posyandu, biaya untuk jasa

    kader dan lain-lain

    d. Mutu : 3

    Dengan tingginya angka D/S maka data yang dibutuhkan untuk menilai

    status gizi balita semakin lengkap. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh

    kemampuan kader itu sendiri dalam melakukan pengukuran dan tingkat

    pengetahuan kader.

    4. Rendahnya cakupan DDTK bayi, batita dan balita

    a. Urgensi : 4

    Pencapaian DDTK bayi, batita dan balita di Puskesmas Ambacang Kuranji

    masi jauh dari target. Sehingga perlu kerjasama berbagai pihak. Ugensi

    masalah ini dinilai 4 karena sesuai dengan proses tumbuh kembah,

    pemantauan perlu dilakukan sejak awal yaitu sewaktu dalam kandungan

    sampai dewasa. Dengan pemantauan yang baik akan dapat dideteksi adanyapenyimpangan secara dini sehingga tindakan koreksi yang dilakukan akan

    mendapat hasil yang memuaskan.

    b. Intervensi : 2

    Kader sebagai ujung tombak posyandu sangat berperan penting dalam

    pencapaian cakupan DDTK. Namun masalah-masalah seperti tidak adanya

    uang jasa untuk kader dan kurangnya dukungan dari tokoh masyarakat

    mengakibatkan kinerja kader menurun. Yang dapat dilakukan oleh pihak

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    54/67

    puskesmas hanyalah berupa motivasi dan pelatihan terhadap kader untuk

    lebih aktif. Selain itu intervensi juga dipengaruhi tingkat pengetahuan

    masyarakat.

    c.Biaya : 2

    Dalam upaya peningkatan cakupan DDTK bayi, batita dan balita perlu

    adanya balas jasa yang diberikan kepada kader. Karena kader merupakan

    ujung tombak pelayanan di posyandu untuk mengajak ibu-ibu untuk datang

    dan membawa anak-anaknya ke posyandu. Namun sampai saat ini anggaran

    dana untuk kader masih menjadi masalah yang belum ada solusinya, karena

    tidak adanya anggaran khusus yang diberikan oleh DKK.

    d.Mutu : 3

    Dengan adanya deteksi dini sebagai upaya penjaringan dan penyaringan

    yang dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan kelainan tumbuh

    kembang secara dini dan mengetahui serta mengenal faktor-faktor resiko

    terjadinya kelainan tumbuh kembang.

    5. Belum adanya fasilitas pelayanan deteksi di kanker serviks

    a.Urgensi : 4

    Angka kejadian kanker serviks di Indonesia menduduki peringkat kedua

    setelah kanker payudara. Diperkirakan setiap satu jam, seorang perempuan

    meninggal karena kanker serviks. Di Puskesmas Ambacang Kuranji pada

    skrining dengan pemeriksaan IVA yang dilaksanakan oleh Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas ditemukan 5 wanita dengan

    IVA positif dari total 11 wanita. Oleh karena itu penting diadakannya

    pelayanan khusus untuk pemeriksaan IVA sebagai deteksi awal kankerserviks di Puskesmas Ambacang Kuranji.

    b. Intervensi : 4

    Untuk pengadaan fasilitas pelayanan pemeriksaan IVA ini tidak

    memerlukan biaya dan persiapan yang susah. Pemeriksaan ini dapat

    dilakukan oleh dokter, bidan dan perawat di pusat pelayanan sederhana.

    c. Biaya : 4

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    55/67

    Biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan IVA tidak mahal, pemeriksaan

    dapat dilakukan dengan menggunakan cuka dapur yang kemudian

    diencerkan. Biaya yang dibutuhkan berkisar Rp 5.000,- sampai Rp 12.000,-.

    d.Mutu : 4

    Dengan adanya fasilitas pemeriksaan IVA ini diharapkan dapat mendeteksi

    lebih banyak kanker serviks pada stadium dini. Sehingga penatalaksanaan

    yang diberikan oleh rumah sakit rujukan lebih memberikan hasil yang

    memuaskan.

    Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan skoring

    berdasarkan urgensi, intervensi, biaya dan mutu seperti tercantum pada tabel. 4.4

    didapatkan masalah yang menjadi prioritas pertama adalah belum adanya fasilitas

    skrining untuk kanker serviks di Puskesmas Ambacang. Dan kami mengangkat

    judul Pengadaan fasilitas pemeriksaan inspeksi visual asam asetat sebagai

    deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Ambacang Kuranji sebagai Plan Of

    Action

    4.2 Analisis Sebab Akibat Masalah

    Berdasarkan penilaian prioritas terhadap masalah yang ditemukan, kami

    menganggap pentingnya pengadaan fasilitas pemeriksaan IVA dan upaya agar

    masyarakat mau melakukan pemeriksaan IVA sebagai skrining awal kanker

    serviks yang dapat dilakukan di Puskesmas Ambacang kanker.

    Berdasarkan hasil observasi, kuisioner dan wawancara dengan staf

    Puskesmas Ambacang Kuranji, ditemukan beberapa keadaan :

    a. Manusia

    Belum semua petugas kesehatan yang terlatih untuk pemeriksaan IVA

    sebagai skrining awal kanker serviks

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    56/67

    b. Material

    Belum adanya sarana dan prasarana untuk skrining awal kanker seviks

    seperti ruangan khusus pemeriksaan IVA dan ketersediaan air di lantai 2puskesmas.

    c. Metode

    Belum adanya penyuluhan mengenai kanker serviks

    Belum adanya pelatihan pemeriksaan IVA kepada petugas kesehatan

    Gambar 4.2 Diagram Ischikawa

    Material

    Sarana dan prasarana untuk skrining awal

    kanker seviks belum adanya ruangan khusus

    pemeriksaan IVA, ketersediaan air ke lantai

    2 terutama untuk pemeriksaan IVA

    Media penyuluhan untuk menyampaikan

    informasi mengenai kanker serviks belumada seperti poster, spanduk, dan brosur.

    Belum adanya fasilitas

    pemeriksaan IVA di

    Puskesmas Ambacang

    Kuranji

    Manusia

    Belum adanya pelatihan petugas

    kesehatan (dokter dan bidan)

    untuk pemeriksaan IVA sebagai

    skrining awal kanker serviks

    Metode

    Belum adanya pelatihan

    pemeriksaan IVA kepada

    petugas kesehatan

    Belum adanya perencanaan

    untuk fasilitas emeriksaan IVA

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    57/67

    57

    4.3 Alternatif Pemecahan Masalah

    a. Manusia

    1) Meningkatkan kemampuan petugas dalam pemeriksaan IVA

    Rencana

    Mengadakan pelatihan untuk pemeriksaan IVA

    Pelaksana

    KIA

    Sasaran

    Dokter dan bidan

    Waktu

    September 2012

    Target

    80% dokter, bidan dan perawat puskesmas ambacang dapat melakukan

    pemeriksaan IVA

    b. Material

    1) Membuat pojok IVA

    Rencana

    Menyiapkan ruangan dilantai 2 sebagai pojok IVA

    Pelaksana

    KIA

    Sasaran

    Pimpinan puskesmas

    Waktu

    September 2012

    Target

    Tersedianya ruangan khusus untuk pemeriksaan IVA sebagai skrining awal kankerserviks

    2) Memperbaiki fasilitas air ke lantai 2

    Rencana

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    58/67

    58

    Mengusulkan dana perbaikan fasilitas air PDAM ke lantai 2 khususnya untuk

    pemeriksaan IVA

    Pelaksana

    Pimpinan puskesmas

    Sasaran

    DKK

    Waktu

    September 2012

    Target

    Tersedianya fasilitas air ke lantai 2 terutama untuk pemeriksaan IVA

    c. Metode

    1) Menetapkan jadwal pemeriksaan IVA

    Rencana

    Menyusun jadwal Pojok IVA satu kali dalam seminggu.

    Pelaksana

    KIA

    Sasaran

    KIA

    Waktu

    Agustus 2012

    Target

    Pemeriksaan IVA dilaksanakan teratur satu kali dalam seminggu.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    59/67

    59

    BAB V

    RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM

    5.1 Tahap Persiapan

    Pada tahap ini dilakukan rapat pemegang program kesehatan ibu dan anak dengan

    pimpinan puskesmas untuk membahas pengadaan pojok IVA mencakup:

    - Ketersediaan ruangan yang akan digunakan sebagai pojok IVA

    - Kesiapan petugas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan IVA

    - Kelengkapan fasilitas air dan alat yang digunakan untuk pemeriksaan IVA.

    Selanjutnya pimpinan puskesmas mengajukan dana anggaran untuk perbaikan fasilitas

    air ke Dinas Kesehatan Kota untuk keperluan pemeriksaan IVA.

    5.2 Tahap Pelaksanaan

    Pelaksanaan difokuskan pada 5 poin :

    1.Pengadaan pojok IVA.

    a. Memastikan ketersediaan alat alat dan bahan (bed lithotomi, inspekulo, lampu sorot,

    wastafel, kapas lidi, asam asetat 5% dan lain- lain)

    b.Pembuatan alur pemeriksaan IVA, gambar-gambar yang berkaitan dengan kanker

    servik yang akan di pajang di ruang IVA.

    2. Pelatihan petugas kesehatan untuk pemeriksaan IVA termasuk didalamnya dokter dan

    bidan.

    3. Pembuatan alur rujukan pasien wanita yang memiliki resiko dari KIA ke pojok IVA dan

    alur rujukan jika hasil pemeriksaan positif serta sosialisasi kepada staf terkait.

    4. Pembuatan anggaran dana untuk pelaksanaan pojok IVA oleh petugas pojok IVA yang

    disetujui dan disahkan pimpinan puskesmas.

    5. Pimpinan memantau pelaksanaan pojok IVA oleh pimpinan Puskesmas.

    Kegiatan tersebut di atas mulai dilaksanakan pada minggu ke I September 2012.

    5.3 Tahap Evaluasi

    Tahap ini bertujuan mengetahui kesuksesan jalannya kegiatan-kegiatan dalam

    pelaksanaan program kerja. Evaluasi tingkat program dilakukan rutin setiap bulan setelah

    pelaksanaan program melalui pendataan jumlah kunjungan pojok IVA (termasuk data hasil

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    60/67

    60

    IVA positif, pasien yang dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut), penyebaran kuesioner

    kepada masyarakat yang mengunjungi puskesmas, dan rapat internal staf pojok IVA.

    Evaluasi dalam Lokmin juga dilakukan untuk pelaporan kinerja dan penilaian koordinasi

    lintas program.

  • 8/12/2019 POA FIX Oke Bangeeeeeet Udah Sampe Disini Ajah[1]

    61/67

    61

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan perlunya pengadaan fasilitas pemeriksaan

    IVA sebagai deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Ambacang Kuranji didukung oleh

    beberapa faktor, yaitu :

    1. Tinggi hasil pemeriksaan IVA positif yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan

    Masyarakat di Puske