23
BAB 1 PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah, jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada. Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati bahwa keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Tenaga keperawatan merupakan profesi yang secara kuantitas terbesar dari tenaga kesehatan lainnya. Data 1

Poa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

poa

Citation preview

Page 1: Poa

BAB 1

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah, jenis maupun

kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada.

Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu

dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap

bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan

advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan

professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral

sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati bahwa keperawatan adalah pelayanan

professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan

kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang

ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Tenaga keperawatan merupakan profesi yang secara kuantitas terbesar dari tenaga

kesehatan lainnya. Data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun

2014 terdapat 295.508 SDM Keperawatan di Indonesia, atau sekitar 42,3 % dari seluruh

tenaga kesehatan di Indonesia. Di setiap pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit, sekitar

40-50 % SDM Kesehatannya adalah perawat (Permenkes no. 49 tahun 2013). Sebagai

komunitas yang terbesar, SDM Keperawatan dijadikan sebagai ujung salah satu tolok ukur

kualitas pelayanan di Rumah Sakit, dan baik buruknya kinerja perawat dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat akan berdampak terhadap citra rumah sakit.

Pengelolaan SDM keperawatan bukan hal yang mudah. Secara struktur organisasi

Rumah Sakit, pengelolaan SDM Keperawatan di Rumah Sakit berada di bawah komando

direktur/wakil direktur bidang keperawatan Rumah Sakit. Dikarenakan jumlahnya yang cukup

besar maka dipandang perlu adanya tim khusus yang mengelola mutu, etik, kredensial di

bidang profesi keperawatan di Rumah Sakit sehingga dapat kualitas dan profesionalisme

pelayanan keperawatan.

Melalui Kementrian Kesehatan, Pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan dalam

bentuk Peraturan Menteri Kesehatan No 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan Rumah 1

Page 2: Poa

Sakit. Melalui komite keperawatan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme

tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan

keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di

Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi. Komite Keperawatan adalah wadah non

struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan

profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi

dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

Oleh karena itu perlu dibentuknya organisasi komite keperawatan di Rumah Sakit

Rahman Rahim, yang mana organisasi tersebut bekerja langsung dibawah direktur dan

bersinergi dengan bidang keperawatan.

2

Page 3: Poa

BAB II

ANALISA SITUASI

Dasar dari PERMENKES no 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan antara lain

adalah UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan, UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit,

PP no 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, KEPMENKES no

369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, PERMENKES no

HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang ijin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat

sebagaimana telah diubah dengan PERMENKES no17 Tahun 2013, PERMENKES no

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013,

PERMENKES no 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik

Bidan, dan PERMENKES no1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga

Kesehatan.

Secara hirarki PERMENKES ini bisa dilihat dari berbagai sudut. PERMENKES No

49 tahun 2013 adalah kebijakan turunan dari UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan

UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Dilihat dari sudut pandang politik, Permenkes

no 49 tahun 2013 adalah kebijakan yang dibuat eksekutif untuk melaksanakan kebijakan

publik. Kebijakan ini merupakan kebijakan nasional sehingga berlaku untuk seluruh wilayah

Negara Republik Indonesia. Hal ini berarti seluruh Rumah Sakit di Indonesia harus

mempunyai komite keperawatan. Sesuai yang tercantum dalam Permenkes No. 49 tahun

2013.

Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai

fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan

melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin

profesi. Anggota komite keperawatan adalah tenaga keperawatan. Keanggotaan komite

keperawatan ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit dengan mempertimbangkan

sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi, dan perilaku. Susunan organisasi

komite keperawatan sekurang-kurangnya terdiri dari ketua komite keperawatan, sekretaris

komite keperawatan, dan subkomite. Permenkes ini membawa dampak bagi profesi

keperawatan di Rumah Sakit. Perawat fungsional di Rumah Sakit memiliki wadah profesi

yang resmi di Rumah Sakit dan dapat meningkatkan mutu profesinya.

Secara struktur organisasi, kedudukan komite keperawatan berada dalam posisi sejajar

dengan komite medis atau berada pada satu garis koordinasi dan langsung berada dibawah

direktur Rumah Sakit. Secara psikologis hal ini berarti profesi perawat dan profesi medis 3

Page 4: Poa

adalah sejajar, bukan superior-inferior.

Posisi komite keperawatan dalam Permenkes 49 tahun 2013 terhadap manajemen

keperawatan dihubungkan dengan garis koordinasi (garis putus-putus dalam struktur

organisasi). Hal ini berarti posisi komite keperawatan dengan manajemen keperawatan dan

direktur hanya sebagai hubungan advisory yang tidak memiliki otoritas yang sah melekat

(Marquis & Huston, 2012). Komite keperawatan hanya bisa memberikan rekomendasi dan

bukan sebagai pengambil keputusan.

Sesuai PERMENKES 49 tahun 2013 Komite Keperawatan memiliki 3 fungsi utama

yaitu kredensial, menjamin mutu profesi, dan melaksanakan disiplin dan etik profesi.

Kredensial menjamin bahwa perawat yang melayani pasien adalah perawat yang mempunyai

kompetensi dan kewenangan untuk melakukan asuhan keperawatan. Mutu profesi

dipertahankan dan ditingkatkan melalui program pengembangan professional berkelanjutan,

audit keperawatan dan pendampingan. Disiplin dan etik profesi menjamin bahwa perawat

selalu menerapkan prinsip etik dan melindungi pasien dari pelayanan keperawatan yang tidak

professional. Pelaksanaan jenjang karir bisa dijadikan indikator terlaksananya fungsi dan

tugas komite karena didalamnya ada fungsi kredensial Komite. Penjaminan mutu dan etik

profesi juga termuat dalam jenjang karir perawat (Depkes, 2006).

4

Page 5: Poa

BAB III

VISI MISI DAN TUJUAN

A. VISI

“Terwujudnya profesi keperawatan yang bermutu, beretika, dan profesional”.

B. MISI

1. Membina norma dan etika keperawatan sesuai dengan kode etik profesi

2. Memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan bermutu

3. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar praktek profesi dan

kode etik profesi

4. Meningkatkan kerjasama dalam menunjang pelayanan keperawatan yang bermutu,

mandiri, dan profesional.

5. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme SDM perawat.

C. TUJUAN

TUJUAN UMUM :

Komite Keperawatan mampu meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan

serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan

pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih

terjamin dan terlindungi.

D. TUJUAN KHUSUS :

1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.

2. Memberikan masukan kepada pinpinan rumah sakit berkaitan dengan profesionalisme

perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.

3. Menyelesaikan masalah – masalah terkait dengan penerapan disiplin dan etik

keperawatan.

4. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

5

Page 6: Poa

BAB IV

K E B I J A K A N

Dalam rangka menyusun Plan Of Action (POA) komite keperawatan berpedoman

pada PERMENKES 49 tahun 2013 mengenai manfaat serta tujuan dibentuknya Komite

Keperawatan.

A. Keanggotaan Komite Keperawatan

Komite Keperawatan paling sedikit terdiri dari ketua, sekretaris dan sub komite.

Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh sub komite yang terdiri dari sub

komite Kredensial, mutu profesi dan disiplin profesi. Struktur dan kedudukan Komite

Keperawatan dalam organisasi Rumah Sakit dapat diadaptasi sesuai kelas rumah sakit, seperti

gambaran berikut.

B. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Komite Keperawatan

1. Fungsi Komite Keperawatan

Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme

tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara: 1) Melakukan

Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan pelayanan

keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit, 2) Memelihara mutu profesi tenaga

keperawatan, 3) Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.

2. Fungsi Kredensial Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih.

b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial6

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Komite Keperawatan

SubkomiteKredensial

Bidang Keperawatan

Subkomite Etik dan Disiplin

SubkomiteMutu Profesi

Page 7: Poa

c. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan

d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan klinis

e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;

f. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan

untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit

3. Fungsi memelihara mutu profesi Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai

berikut:

a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik

b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan

tenaga keperawatan

c. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan

d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

4. Fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, Komite Keperawatan

memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;

b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;

c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik

dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;

d. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis; dan

e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan

keperawatan dan kebidanan.

C. Wewenang Komite Keperawatan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang:

1. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis;

2. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu;

3. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis;

4. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan;

5. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan

berkelanjutan; dan

6. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi

pemberian tindakan disiplin.

7

Page 8: Poa

D. Susunan Organisasi & Uraian Tugas Masing-Masing 

1. Ketua Komite Keperawatan

a. Memberikan kepemimpinan, dukungan, bimbingan dan arahan kepada sub komite

b. Memberikan masukan kepada Departemen Keperawatan dan Direktur Rumah

Sakit terhadap ketenagaan, sistem dan standar pelayanan keperawatan

c. Bersama pengurus lain dan anggotanya menyususn rencana program komite

keperawatan selama satu periode kepengurusan

d. Mengesahkan rencana program komite ke Direksi Rumah sakit dan

mensosialisasikan dengan departemen keperawatan dan anggota komite

keperawatan

e. Terlibat langsung dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi standar praktek

keperawatan

f. Ikut serta dalam penyusunan, pelaksanaan pengembangan profesi keperawatan

g. Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik, evaluasi penerapan kode etik

profesi dan proses pembinaan

h. Memberikan rekomendasi terhadap pemecahan masalah keperawatan

i. Berkoordinasi dengan departemen keperawatan dalam pelaksanaan, evaluasi

standar praktek keperawatan, penerapan etik profesi dan peningkatan

profesionalisme tenaga keperawatan

j. Meriview berbagai isu yang berkembang dan merujuk ke sub komite yang sesuai

k. Memberikan pertimbangan tentang penempatan tenaga keperawatan di Rumah

Sakit

l. Memantau kegiatan/ program kerja dari sub komite

m. Menjalin hubungan dengan organisasi profesi nasional seperti PPNI dan IBI

2. Sub Komite Kredential

a. Menyusun konsep dasar dan mekanisme kredensial bagi tenaga keperawatan

(perawat dan bidan) di Rumah Sakiit Rahman Rahim.

b. Menyusun standar asuhan keperawatan Rumah Sakiit Rahman Rahim yang sesuai

dengan standar Depkes RI dan melakukan Deseminasi terahadap standar tersebut

c. Menyusun dan mengembangkan Metode Asuhan Keperawatan Profesional di

Rumah Sakiit Rahman Rahim.

d. Memberikan pertimbangan tentang perencanaan pendidikan dan pelatihan bagi

tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan yang spesifik

e. Menetapkan dan mengevaluasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta

menetapkan proses - proses yang belaku dalam program tersebut8

Page 9: Poa

f. Berpartisipasi dalam program rekruitmen dan orientasi tenaga keperawatan

melalui kolaborasi dengan Manager Keperawatan dan Kepala Bagian SDM

g. Membantu dalam pelaksanaan program penelitian dan pengembangan RS

khususnya di bidang keperawatan

h. Membantu dan memfasilitasi program bimbingan mahasiswa yang sedang

melakukan penelitian bidan keperawatan atau yang praktek di lingkungan

keperawatan melalui berkolaborasi dengan Manager Keperawatan dan Diklat

Rumah Sakit

i. Memelihara lingkungan yang kondusif untuk pemanfaatan dan peningkatan riset

keperawatan

3. Sub Komite Disiplin

a. Menyusun Standar Etik Profesi, hak dan kewajiban perawat/ bidan, hak dan

kewajiban pasien, peraturan rawat inap dan mensosialisakannya

b. Menyusun prosedur penanganan etik/ disiplin profesi dan sanksinya

c. Mengevaluasi penerapan kode etik profesi keperawatan dan kebidanan

d. Membantu ketua komite dalam memberikan rekomendasi/ masukan kepada

departemen keperawatan terhadap tenaga keperawatan yang melakukan

pelanggaran etik/ disiplin profesi

e. Melakukan sosialisasi dan promosi tentang disiplin profesi kepada seluruh tenaga

keperawatan

f. Melakukan pembinaan terhadap tenaga keperawatan yang melanggar etik/ disiplin

profesi

g. Bekerjasama dengan panitia K3RS dalam memantau ketertiban dan kepatuhan

peraturan rumah sakit serta rawat inap

4. Sub Komite Mutu

a. Membantu ketua komite dalam mengendalikan mutu asuhan keperawatan

b. Mengevaluasi metode asuhan keperawatan, kepatuhan pelaksanaan SPO, standar

asuhan keperawatan, protokol keperawatan dan pedoman yang berlaku

dilingkungan rumah sakit.

c. Memantau dan menilai pelaksanaan standar asuhan keperawatan serta bekerja

sama dengan sub komite kredential dalam mengembangkan ke bentuk yang lebih

komprehensif

d. Mengintegrasikan peningkatan mutu keperawatan dengan rencana strategis rumah

sakit

9

Page 10: Poa

e. Memberikan pertimbangan rencana pengelolaan, pengadaan dan penggunaan alat-

alat kesehatan

f. Memonitor efisiensi dan efektifitas penggunaan alat-alat kesehatan

g. Menyusun dan merevisi rencana peningkatan mutu keperawatan

h. Membantu ketua komite dalam memberikan masukan kepada Departemen

Keperawatan terhadap rencana pemantauan mutu pelayanan keperawatan,

pengadaan peralatan/ barang Menyusun dan merevisi prosedur (SPO) yang

berlaku di pelayanan keperawata melalui kolaborasi dengan departemen

keperawatan dan komite mutu Rumah Sakit.

E. Struktur Organisasi Komite Keperawatan

Struktur organisasi komite keperawatan yang ada di Rumah Sakit Rahman Rahim terdiri

atas :

1. Ketua komite keperawatan : Frischa Putri Sitiresmi S.Kep., Ns.

2. Sub Komite Kredensial : Lilis Nur, Amd. Kep.

3. Sub Komite Mutu Profesi : Afifah Hana, Amd Kep

4. Sub Komite Etik dan Disiplin : Rifkha Nur Afifi Amd.Kep.

10

Ketua Komite Keperawatan

Frischa Putri S., S.Kep.,Ns.

Subkomit Disiplin

Rifhka Nur A., Amd.Kep

Subkomite Mutu

Afifah Hana, Amd Kep

Subkomite Kredensial

Lilis Nur, Amd. Kep.

Direktur Rumah Sakit

dr. Rendra Eko Febrianto, MM

Kepala Bidang Keperawatan

Sony Perdana K, Amd. Kep

Page 11: Poa

BAB V

RENCANA KEGIATAN

Guna menunjang kinerja serta kegiatan dan demi terlaksananya program-program komite

keperawatan maka disusunlah beberapa rencana kegiatan fasilitas yang diperlukan untuk

menunjang kelancaran kegiatan tersebut antara lain :

1. Rapat rutin tiap 1 bulan sekalia pada minggu pertama

2. Rapat Insedentil, diadakan berdasarkan situasi dan kondisi serta bila dianggap perlu

dan darurat.

3. Mengikuti rapat koordinasi/konsultasi jajaran manajemen sesuai dengan undangan

4. Menyusun Struktur organisasi serta job diskripsinya

5. Mengajukan kelengkapan komite keperawatan

6. Mengadakan penilaia SOP

7. Memberikan Pelatihan – pelatihan kesehatan yang bersifat umum untuk profesi terkait

8. Mengadakan audit pelayanan Keperawatan

9. Mengikuti pelatihan/seminar/lokal karya sesuai denganm permintaan managemen

10. Mengadakan studi banding ke salah satu Rumah sakit di wilayah jatim atau diluar

jatim

11. Membuat laporan tribulan, semester dan laporan tahunan

12. Membuat rencana kegiatan masing-masing sub bagian

11

Page 12: Poa

Daftar Rencana Kebutuhan Inventaris Kantor Komite Keperawatan

NO NAMA BARANG JUMLAH ADA BELUM

ADAKET

1. Meja 1 buah √

2. Kursi 6 buah √

3. Komputer 1 buah √

4. Printer 1 buah √

5. Meja Komputer 1 buah √

6. Kertas HVS 2 rim √

7. Buku Besar 3 buah √

8. Buku ekspedisi 3 buah √

9. Penggaris 2 buah √

10. Pensil 2 B 4 buah √

11. Tip ex 2 buah √

12. Spidol Kecil 2 buah √

13. Spidol Permanent 1 buah √

14. Spidol Boardmarker 3 buah √

15. Staples 2 buah √

16. Isi Staples 4 buah √

17. Amplop Kecil 1 box √

18. Kalkulator 1 buah √

19. Snelhekter 5 buah √

20. Stofmap 5 buah √

21. Klip 1 box √

22. Papan White Board 1 buah √

23 Jam dinding 1 buah √

24 LCD + proyektor 1 buah √

25. Bolpoin 5 buah √

12

Page 13: Poa

RENCANA KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN DALAM POA

TAHUN 2015

No SUB PROGRAM JENIS KEGIATAN TUJUAN SASARANBULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pertemuan rutin/insidentil

Menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan.

Untuk mengetahui seberapa jauh informasi tentang keadaan tiap-tiap sub unit.

Peningkatan mutu pelayanan keperawatan yang didasari oleh kode etik keperawatan.

Mengerti, melaksanakan, dan menerapkan praktik keperawatan secara professional

Peningkatan mutu pelayanan dan praktik keperawatan.

Perawat / bidan

Perawat / bidan

Perawat / bidan

Perawat /

bidan

13

Page 14: Poa

2. Penilaian SAK Melakukan evaluasi standar dan mutu pemberian asuhan keperawatan

Peningkatan mutu pemberian asuhan keperawatan

Perawat / bidan

3. Audit keperawatan Meningkatkan pengetahuan, perbaikan kinerja dan evaluasi mutu pelayanan keperawatan

Meminimalkan kesalahan- kesalahan prosedur dalam pemeberian asuhan keperawatan.

Perawat / bidan

4. Pelatihan dan Seminar

Penyuluhan dan pelatihan

Peningkatan kwalitas dan kawantitas tenaga kerja.

Perawat / bidan

5. Studi Banding ke Rumah Sakit yang lain

Kunjungan ke beberapa Rumah Sakit yang lain .

Menambah wawasan pengetahuan dan ilmu untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan.

Perawat / bidan

6. Menyusun laporan harian/bulanan/tahunan

Melakukan evaluasi rencana dan program kegiatan yang telah dilakukan serta faktor-faktor yang menunjang

Peningkatan kwalitas dan penilaian program serta pengembangannya

Seluruh anggota Komite Keperawatan

14

Page 15: Poa

dan menghambat kegiatan serta alternatif pemecahan masalahnya

7. Kredensial Melakukan audit jenjang karir perawat

Menentukan jenjang karir perawat

Mendapatkan kewenangan klinis oleh Direktur.

Perawat / Bidan

15