PokjaMangrove - Profil Mangrove KP_Edisi2_2012.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kelompok Kerja Mangrove Kulonprogo

Citation preview

  • MANGROVE KULONPROGO

    Edisi 2/Juni/2012

    Kelompok Kerja

    Mangrove dan

    Sempadan Pantai

    Kabupaten

    Kulonprogo

    Pengenalan Spesies Mangrove

    Profil Kelompok

    Pelestari Mangrove

    Kegiatan Penanaman Mangrove Jangkaran

  • T otal wilayah Kulonprogo adalah 58.627,51 ha dikelilingi oleh Kabupaten Purworejo di sebelah barat, Magelang dan Sleman di bagian utara serta

    Sleman dan Bantul di sebelah timur. Kawasan pesisir

    terdapat di selatan - barat wilayah yang berbatasan

    langsung dengan Samudera Hindia dan Kabupaten Pur-

    worejo. Secara geografis wilayah Kulonprogo terletak

    pada 110 1 37 110 16 26 BT dan 7 38 42 7 59 3

    LS . Mempunyai garis pantai sepanjang 24,7 km di em-

    pat kecamatan pesisir meliputi Temon, Wates, Panjatan

    dan Galur.

    KELOMPOK KERJA

    MANGROVE DAN SEMPADAN PANTAI KABUPATEN

    KULONPROGO

    A : Jalan Perwakilan No 1 Wates, Kulonprogo 55611

    Telp 0274 - 773010 Fax 773148

    W. : kulonprogokab.go.id

    E. : [email protected]

    Keterangan gambar :

    Cover : Spinifex littoreus di Pantai Congot, Jangkaran Atas : Casuarina sp. dengan latar belakang Callotropis gigantea

    01

  • Juni 2012 Mangrove Kulonprogo

    DAFTAR ISI

    01

    Pengenalan Spesies

    Mangrove

    01

    Di wilayah Kabupaten Kulonprogo, sebagian besar

    spesies mangrove murni terdapat di Desa

    Jangkaran, Kecamatan Temon. Terdapat 7 (tujuh)

    jenis mangrove yang terdapat di kawasan ini

    (Sawitri, 2012)

    03

    02

    Kelompok Masyarakat

    Pelestari Mangrove

    02

    Terdapat tiga kelompok masyarakat pelestari man-

    grove di Desa Jangkaran. Salah satu kelompok

    yang berkinerja baik adalah Kelompok Wana Tirta

    di Dusun Pasir Mendit, Desa Jangkaran

    Kegiatan Penanaman

    Mangrove

    03

    Mendukung kegiatan penanaman mangrove yang

    pernah dilaksanakan oleh berbagai pihak, Dinas

    Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY pada Tahun

    2012 menyelenggarakan kegiatan penanaman

    mangrove yang berjuluk Ayo Tanam Mangrove

    (ATM)

    02

  • MENGENAL SPESIES

    MANGROVE

    Secara kasat mata, tampakan mangrove tidak berbeda dengan pohon lain. Akan tetapi apabi-

    la dilihat lebih teliti, banyak sekali sifat khusus dari mangrove dibandingkan tumbuhan yang lain.

    Selain perbedaan dari habitat tumbuhnya, perbedaan dapat dilihat dari bentuk perakaran, ba-

    tang, daun dan buah.

    Morfologi sistem perakaran dari mangrove mempunyai bentuk unik menyesuaikan keadaan ling-

    kungan. Tumbuh pada daerah dominan tergenang air, akar pohon beradaptasi sebagai alat pe-

    nangkap oksigen dengan cara tumbuh keluar dari air. Bentuk adaptasi ini berbeda tiap spe-

    sies mangrove, sebagai contoh akar mangrove Avicennia dan Sonneratia membentuk tegakan

    ke atas seperti pensil. Adapun Rhizophora beradaptasi dengan bentukan liar akar tunjang

    yang tumbuh sampai pada ketiak batang.

    Batang dari mangrove juga mempunyai perbedaan dengan kebanyakan batang di pohon daratan

    biasa. Kulit batang mangrove sering ditemukan lentisel yang berguna dalam mengambil oksi-

    gen.

    Jika bentuk batang dan akar sering dituduh berperan dalam pengambilan udara, maka

    daun pada mangrove banyak berfungis dalam usaha penguapan, terutama pada kemung-

    kinan adanya garam yang ikut terserap tanaman. Kondisi fisik daun mangrove rata-rata lebih

    tebal dibandingkan dengan tanaman daratan lain.

    Buah pada mangrove sering disebut dengan propagul. Bentuk luar dari progapgul berbeda tiap

    spesies seperti pada Rhizopora dan Bruguiera dengan morfologi menyerupai tombak atau pen-

    sil. Jika terjatuh dari kotiledon nya (pangkal buah), maka propagul ini akan menancap pada

    lumpur. Dengan cara ini lah, kedua spesies ini menyebar.

    Penelitian yang dilaksanakan oleh

    Sawitri Rini (2012) menyatakan bahwa

    setidaknya terdapat 7 (tujuh)spesies

    mangrove yang terdapat disini yaitu

    Avicennia marina (Forssk.) Vierh.,

    Avicennia alba Blume, Rhizophora

    mucronata Lam., Sonneratia caseolaris

    (L.) Engl, Acanthus ilicifolius L.

    Acrostecum aureum Linn. dan Nypa

    fruticans Wurmb.

    03

    Keterangan gambar :

    Atas : Personil Pokja melakukan pemantauan kondisi mangrove di Jangkaran

  • Avicennia marina (Forssk) mempunyai nama lokal api-api

    atau sia - sia. Secara umum jenis mangrove ini berbentuk

    perdu sampai dengan pohon dengan tinggi maksimal 12 m.

    Bentuk perakaran adalah akar nafas seperti pensil.

    Secara khusus, ciri api-api dapat dilihat dari sistem daun,

    buah, bunga, kayu. Daun pada mangrove ini tersusun tung-

    gal bersilang dengan bentuk elips berujung runcing hingga

    membundar. Panjang daun pada kisaran 5 - 11 cm. Ciri

    khusus dari daun memiliki kelenjar garam dengan per-

    mukaan bawah daun berwarna putih hingga kelabu terang.

    Warna putih atau kelabu terang ini juga dijumpai di kulit

    kayunya. Sering pula dijumpai, kulit kayu berwarna kelabu

    dan hujau loreng dengan tekstur halus.

    Bunga dari api-api berduri rapat dan terdapat di ujung atau

    ketiak daun. Setelah menjadi buah, bentuknya melingkar

    seperti paruh pendek di ujung. Tipe buah adalah kriptovi-

    vipari. Secara kasat mata seperti kacang.

    Spesies ini mempunyai kemiripan dengan spesies Avicennia

    alba dan Avicennia lanata. Secara alami, api-api sering

    ditemukan di tingkat pertama sistem zonasi dan merupakan

    spesies pioneer.

    Manfaat dari spesies ini secara ekonomis sebagai bahan

    baku pembuatan makanan. Tentu saja, selain fungsi secara

    ekologis dan fisik.

    Di Kabupaten Kulonprogo, jenis mangrove ini hanya ter-

    dapat di Desa Jangkaran. Hal ini karena jenis substrat yang

    cocok sebgai bahan tumbuh tanam adalah lumpur berpasir

    yang banyak ditemukan di muara sungai dengan aliran air

    yang tidak deras. Satu hal yang banyak ditemukan di Desa

    Avicennia marina (Forssk.) Jangkaran dengan air yang tenang, kondisi tanah subur.

    Avicennia alba Blume

    Seperti jenis Avicennia marina, mangrove jenis ini juga ban-

    yak ditemukan di Desa Jangkaran. Sekilas, jenis mangrove

    ini tidak dapat dibedakan secara kasat mata dengan spesies

    Avicennia marina. Masyarakat lokal pun menganggap kedua

    spesies ini sama dengan nama lokal dari keduanya adalah

    api-api atau sia-sia.

    Ciri utama yang membedakan dari keduanya adalah tampa-

    kan daun dan pohonnya.

    Daun dari A. marina lebih memanjang dan lancip daripada

    A. alba. Ukuran panjang rata-rata daunnya 10 18 cm, lebih

    panjang dari A. alba yang hanya 5 -11 cm. Dari penampa-

    kan buahnya pun terdapat sedikit perbedaan. A. alba

    mempunyai ujung lancip yang lebih memanjang daripada

    bentuk buah dari A. marina.

    Persamaan dari keduanya adalah bentuknya yang antara

    perdu sampai dengan pohon, walau rata-rata ketinggian

    spesies A. alba lebih tinggi daripada kerabatnya A. marina.

    Warna dari keduanya pun mempunyai kemiripan, antara

    putih, hijau dan coklat kehitaman.

    Bentuk perakaran dari spesies ini adalah akar nafas seperti

    pensil yang berada di sekeliling batang utama pohon.

    Mempunyai tipe biji kriptovivipari dengan bentuk seperti

    cabai atau biji jambu mete. Ciri lain dari spesies ini adalah

    daun yang memiliki kelenjar garam dengan permukaan

    04

  • bawah daun bewarna perak kelabu atau putih.

    Spesies ini merupakan jenis spesies pioneer dan memben-

    tuk tegakan murni. Artinya, secara alami spesies ini dapat

    mengelompok dan berada di zona depan dari hutan man-

    grove alami.

    Di Desa Jangkaran, sebagian besar jenis spesies ini meru-

    pakan hasil penanaman kembali mangrove dengan keting-

    gian rata-rata 7 m. Beberapa diantaranya sudah

    menghasilkan buah.

    dengan permukaan bawah daun bewarna hijau kekuningan

    memiliki bintik hitam kecil yang menyebar di seluruh per-

    mukaan bawah daun. Ukuran daun secara umum lebih be-

    sar daripada spesies R. stylosa . Ciri khusus dari daun ini

    yang dapat menjadi satu pembeda pada jenis Rhizophora

    lainnya.

    Mempunyai bunga dengan benang sari yang sangat pendek

    serta putik yang pendek pula. Walau demikan, buah yang

    dihasilkan berukuran yang besar dubanding jenis Rhizopho-

    ra lainnya. Progapul ini berbentuk silinder dan terapung di

    air.

    Jenis spesies ini merupakan salah satu jenis yang mempu-

    nyai pertumbuhan yang cepat dibvandingkan dengan jenis

    lain. Ditambah dengan sistem perakarannya yang kuat, spe-

    sies ini menjadi salah satu pilihan utama dalam upaya mem-

    bentuk perlindungan alami pesisir dari ancaman abrasi.

    Sonneratia caseolaris

    (L.) Engl

    Spesies ini seringkali dikenal dengan nama pedada, bogem

    atau apel-apelan. Banyak tumbuh muara sungai terutama

    pada daerah salinitas rendah dengan campuran air tawar.

    Secara umum memiliki bentuk pohon yang tinggi dengan

    ketinggian maksimal dapat mencapai 16 m. sistem pe-

    rakaran berupa akar nafas, berbentuk kerucut dengan tinggi

    maksimal akar nagas ini 1 m.

    Spesies ini mempunyai susunan daun tunggal bersilang

    dengan bentuk elips agak membundar dengan ujung mem-

    bengkok tajam. Ukuran panjang daun 4-8 cm.

    Bakau merupakan nama popular dari jenis Rhizophora spp.

    Merupakan ikon hutan mangrove dan banyak dijumpai di

    banyak pesisir di Indonesia. Sebarannya yang luas me-

    nyebabkan jenis ini mempunyai banyak nama daerah seper-

    ti bakau hitam, tanjang, bangko, tongke, tanjang lanang dan

    sebagainya.

    Jenis Rhizophora spp sendiri setidaknya terdapat empat

    jenis yang ada di Indonesia yaitu Rhizophora apiculata,

    lamarckii, mucronata dan stylosa . Di Kulonprogo, spesies

    yang banyak ditemukan adalah dari Rhizophora mucronata.

    Secara umum, spesies ini berupa pohon, bukan pedu

    dengan ketinggian maksimal mencapai 25 m. Mempunyai

    batang yang besar dengan kulit kayu kasar beralur

    berwarna abu-abu hingga hitam.

    Daun dari R. mucronata berbentuk elips meruncing dengan

    panjang 15 -20 cm. Susunan daun tunggal bersilangan

    Rhizophora mucronata Lam

    05

  • Morfologi bunga spesies ini mempunyai rangkaian satu

    sampai beberapa bunga bersusun di ujung. Bunga memiliki

    6 - 8 helai kelopak dengan mahkota berwarna merah. Tidak

    hanya pada mahkota saja, benang sari pada bunganya

    mempunya warna kombinasi antara merah di pangkal dan

    putih di ujungnya. Warna mahkota ini menjadi salah satu

    pembeda utama dengan spesies satu kerabat, S. alba yang

    mempunyai warna mahkota putih.

    Ukuran buah dari spesies S. casolaris adalah 6 - 8 cm

    dengan warna hijau kekuningan dan permukaan yang

    mengkilap.

    Spesies S. caseolaris merupakan salah satu spesies man-

    grove mayor alami yang masih tersisa di Desa Jangkaran.

    Sampai saat ini, jenis in banyak ditemukan di sekitar muara

    sungai Dusun Pasir Mendit. Walau jumlahnya tidak

    sebanyak jenis lain, spesies ini patut untuk dikembangkan

    lebih jauh lagi karena mempunyai manfaat ekonomi.

    Beberapa literature menyebutkan buah pedada ini dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Bermacam dodol dan

    makan olahan memanfaatkan buahnya yang juga dapat

    dimakan langsung.

    Jenis semak lain yang ditemukan adalah A. aureum . Nama

    lokal untuk spesies ini adalah kerakas atau paku laut.

    Mempunyai ketinggian maksimal 1,5 m, yang sebagian be-

    sar berupa daun dengan anak daun dalam kisaran 30 buah.

    Masing-masing anak daun ini dapat mencapai panjang 1 m.

    Ciri khusus pada karakas adalah warna merah pada daun

    Acrostecum aureum Linn

    muda dan berubah menjadi hijau ketika tua.

    Mempunyai nama lokal jeruju, speses ini termasuk semak

    dengan tinggi maksimal 1,5 m.

    Salah satu sifat khas dari semak ini adalah adanya duri

    rapat di sekeliling tepi daun. Daunnya sendiri berjenis tung-

    gal dengan sistem bersilangan berbentuk lanset dengan

    panjang antara 5-15 cm.

    Sistem penyebarannya menggunakan bnunga . Biasanya

    berwarna biru terang atau ungu dengan panjang dapat men-

    capai 10-20 cm.

    Ciri khusus dari spesies ini yaitu terkadang tumbuh akar

    yang mirip dengan akar tunjang dengan warna putih ke-

    coklatan.

    Biasanya semak ini dapat ditemukan sepanjang daerah

    pasang surut dan bagian tepi daratan di wilayah mangrove.

    Sering pula ditemukan di tepian sungai.

    Fungsi mangrove dapat dilihat secara sistem, yang

    bermanfaat pada sisi ekologis seperti tempat mencari makan, tempat

    pemijahan atau per-tukaran nutrisi. Beberapa

    mangrove mempunyai manfaat langsung secara

    ekonomi.

    Walau demikian, pem-anfaatan secara ekonomi

    ini seperti penggunaan kayu bakar harus dil-

    aksanakan dengan arif

  • Tidak semua jenis mangrove dapat dimanfaatkan langsung secara ekonomi. Fungsi mangrove dapat dilihat secara sis-

    tem, yang bermanfaat pada sisi ekologis seperti tempat mencari makan, tempat pemijahan atau pertukaran nutrisi.

    Pemanfaatan secara ekonomi seperti penggunaan kayu bakar harus secara lestari.

    Nypa fruticans Wurmb

    N. fruticans merupakan salah satu penyusun komponen

    utama di hutan mangrove. Biasanya, spesies ini ditemukan

    sepanjag tepi sungai air tawar dan banyak ditemukan dalam

    satu komunitas besar. Menggerombol dengan dominasi

    warna hijau. Dan kuning pada daun mudanya.

    Nama lokal untuk spesies ini adalah nipa, atau nira, atau

    palem mangrove. Daunnya seperti pohon kelapa, hanya

    saja spesies ini tidak mempunyai batang tinggi layaknya

    tanaman darat. Ketiadaan batang ini menyebabkan keting-

    gian rata-rata dari palenm antara 4-9 m. Ketinggian ini han-

    ya ditopang dari keberadaan daunnya. Daun palem ini ber-

    bentuk memanjang 4-9 m dengan bentuk anak daun lanset

    meruncing ke atas.

    Secara ekonomi, manfaat dari nipah sebagai bahan ke-

    rajinan dan pemanfaatan air nira sebagai bahan pembuatan

    gula merah. Di Desa Jangkaran sendiri, jenis ini belum ban-

    yak dimanfaatkan secara ekonomi oleh masyarakat sekitar.

    A. iliciofolius merupaan kelompok minor dalam suatu

    ekosiste,m mangrove. Artinya, kelompok ini tidak memben-

    tuk suatu tegakan murni dan menggerombol dalam satu

    zona yang luas. Disebut masyarakat lokal dengan nama

    jerusu, tanaman ini berkembang dengan jalan merambat.

    Jeruju merupakan semak dengan ciri utama daun yang

    meruncing tajam.

    merupakan salah satu penyusun komponen utama di hutan

    mangrove. Biasanya, spesies ini ditemukan sepanjag tepi

    sungai air tawar dan banyak ditemukan dalam satu komuni-

    tas besar. Menggerombol dengan dominasi warna hijau.

    Dan kuning pada daun mudanya.

    Nama lokal untuk spesies ini adalah nipa, atau nira, atau

    palem mangrove. Daunnya seperti pohon

    Acanthus ilicifolius L

  • Dalam usaha kesuksesan penanaman mangrove di Desa Jangkaran dilaksankan survey lokasi pada tanggal 6 Maret

    2012. Jauh hari sebelum pelaksanaan penanaman

  • yang dilaksanakan pada Bulan Juli 2012. Pelaksana kegiatan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi D.I. Yogyakarta didampingi oleh KKMSP melakukan survey ini.

  • Mengenal Sosok Warso Sumito

    Desa Jangkaran merupakan satu-satunya tempat dimana mangrove di Kulonprogo berada

    saat ini. Disini, ketua kelompok pelestari mangrove akan memberikan pengetahuan secara

    gamblang tentang kegiatan pelestarian mangrove yang sudah berlangsung.

    Sejak kapan kegiatan pelestarian mangrove di Desa Jangkaran dilaksanakan ?

    Sebenarnya keberadaan mangrove di Desa Ini sudah lama. Pernah terdapat kegiatan

    pengrusakan mangrove ketika marak kegiatan pembukaan tambak udang di 90-an.

    Mulai pertengahan tahun 200-an masyarakat mulai sadar dengan keberadaan man-

    grove

    Kelompok apa saja yang berada di sini ?

    Di Dusun Pasir Mendit terdapat satu kelompok yaitu Kelempok Pelestari Mangrove

    Wana Mirta. Kelompok lain yang ada di desa sini adalah di Dusun Pasir Kadilangu dan

    Pasir Ngalawang.

    Kegiatan kelompok apa saja yang sudah dilaksanakan ?

    Pananaman dan pelestarian mangrove merupakan kegiatan selama ini yang pernah

    dilaksanakan.

    Apakah sudah bekerja sama dengan pihak lain ?

    Tentu saja, bahkan pada awalnya keberadaan kelompok ini merupakan hasil bimbingan

    dari pihak lain. Beberpaa LSM seperti LPPSP , Damar dan Dinas Kabupaten dan Provin-

    si sudah lama bekerja sama dengan kami dalam rangka pelestarian mangrove, teru-

    atama pada kegiatan penanaman. Kami juga menjalin kemitraan dengan akademisi dari

    Kelompok Studi Mangrove Instiper Jogjakarta dan Kelompok Mahsiswa Biologi dari UGM.

    Baru-baru ini kami bahkan membantu salah satu mahasiswa S2 UGM yang melakukan

    penelitian mangrove di sini.

    Kegiatan penanaman mangrove apa saja yang pernah dilakukan ?

    Sudah lama sekali. Terkadang tiap tahun kegiatan penanaman di laksanakan. Tidak hanya

    mangrove, bahkan dinas Kelatutan Priovinsi DIY pernah

    Haparan ke depan untuk daerah ini bagaimana ?

    Supaya kegiatan penanaman ini didukung pula oleh kegiatan pelatihan atau peningkatan

    kapasitas masyarakat di sekitar hutan mangrove. Ini agar masyarkat lebih dapat meyakini

    manfaat dari hutan mangrove. Sebagai contoh adalah kegiatan penebaran bibit kepiting di

    hutan mangrove oleh DInas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY.

    Interview

    Saya berkeinginan diada-

    kannya pelatihan atau pening-

    katan kapasitas masyarakat

    di sini . . .

  • Ayo tanam mangrove (ATM) merupakan

    salah satu kegiatan pelestarian man-

    grove yang ada. Jauh sebelum kegiatan

    ini, berbagai kegiatan telah ada seperti

    Gerakan Penghijauan Hutan dan Lahan,

    Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Mangrove

    Replanting.

    Selain pemerintah pusat, kegiatan pena-

    naman dilakukan oleh berbagai pihak,

    yaitu pemerintah daerah, Lembaga

    Sawadaya Masyarakat, kelompok

    masyarakat atau akademisi. Di

    Jangkaran, berbagai pihak ini antara lain

    adalah Kementerian Pertanian, Kelautan

    dan Perikanan, BPDASSOP, LSM

    LLPSP, KSK UGM, MIC Instiper.

    Mangrove merupakan salah satu tanaman pantai yang banyak ditemukan di kawa-

    san pesisir berlumpur, sebagian besar menempati garis pesisir pantai. Walaupun

    begitu, beberapa tempat lain seperti di teluk yang terlindung seperti di Cilacap, la-

    guna, muara serta delta. Mangrove yang ada di Kabupaten Kulonprogo teruta man-

    grove sejati banyak ditemukan di Sekitar Muara Sungai Bogowonto di Desa

    Jangkaran Kecamatan Temon. Kondisi utama yang mendukung keberadaan man-

    grove adalah adanya laguna kecil dan muara sungai yang menghasilkan pengenda-

    pan lumpur.

    Program ATM dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang dilaksanakan me-

    lalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY sendiri merupakan salah satu

    penunjang penanaman mangrove sebelumlnya yang sudah banyak dilakukan

    berbagai pihak bekerjasama dengan masyarakat lokal. Tercatat, kegiatan pena-

    BidEkonomi2012/Penanaman Mangrove

    Kementerian Kelautan dan Perikanan RI berupaya melakukan pemeli-haraan lingkungan dan pemulihan kerusakan wilayah pesisir teruta-ma ekosistem mangrove melalui kegiatan Ayo Tanam Mangrove (ATM)

    KULONPROGO MENANAM

    MANGROVE

  • P eraturan Pemerintah Daerah Provinsi DI Yogya-karta No 16/ 2011 menyatakan jarak sempadan pantai adalah 100 m dari rata-rata titik pasang tertinggi air laut. Pada Pasal 87, tertuang arahan untuk mengem-

    bangkan tanaman pantai di sempadan pantai.

    naman pertama kali diantaranya adlah kegiatan penanaman 950

    benih mangrove jenis Rhizophora pada Tahun oleh UGM.

    Setelah itu, kegiatan penanaman terus dilaksankaan pada Ta-

    hun 1995, 2003, dan 2006 - 2012. Jumlah keseluhan hasil pena-

    naman sampai dengan Tahun 2012 adalah 94.050 batang

    propagul pada areal seluas 4 Ha. Total areal yang masih berpo-

    tensi untuk dilakukan penanaman adalah 7 Ha meliputi Dusun

    Pasir Mendit 5 Ha, Dusun Pasir Kadilangu 1,5 Ha dan Dusun

    Nglawang 0,57 Ha.

    Pelaksanaan penanaman dilakukan di dalam kawasan atau di

    luar hutan dengan menerapkan jenis dan pola tanaman, dengan

    kriteria 1.100 batang dan maksimal 10.000 batang per hektar. Di

    Kulonprogo sendiri, pada ATM tahun 2012 ini penanaman dil-

    aksanakan di sempadan Sungai Pasir Mendit. Lokasi ini relatif

    terlindung dari ombak dengan dukungan nutrient dari muara

    sungai yang besar dan asupan air yang baik.

    Cara penanaman yang dilakukan adalah dengan jalan pena-

    naman dengan bibit yang sudah dipersiapkan sebelumnya dari

    jenis Rhizophora dan Avicennia. Hal ini karena penanaman

    dengan bibit mempunyai presentase tumbuh yang lebih baik

    daripada penanaman menggunakan benih propagul langsung.

    Penanaman bibit ini dilaksanakan dengan pola tanam murni

    denganjalan penanaman model strip (jalur) yaitu bibit ditanam

    secara merata pada areal tanam. Ini dilakukan untuk me-

    nyesuaikan dengan keadaan sempadan sungai. Dengan pola

    seperti ini, diharapkan bibit dapat lebih tahan dengan gempur

    air.

    Jenis bibit yang ditanam pada penanaman kali ini adalah jenis

    Rhizophora dan Avicennia dengan proporsi 70 : 30 % dari total

    jumlah 37.500 batang.

    Satu yang menjadi kritikan pada penanaman ATM kemarin ada-

    lah tidak optimalnya proses menanam. Hal yang ditemukan di-

    antaranya adalah kegiatan penanamaan pada saat air masih

    pasang sehingga menyulitkan kegiatan penanaman dan penggu-

    aan ajir yang kurang tinggi. Walau tidak secara signifikan

    mempengaruhi hasil penanaman, hal ini seharusnya dapat dimini-

    malisir.

    Untungnya, kegiatan kali ini masih terdapat agenda penyulaman

    sehingga jika terdapat kasus gagal tumbuh dari bibit, maka dapat

    diganti dengan bibit yang baru.

    Kekhuwatiran kedua adalah adanya kondisi muara sungai bo-

    gowonto yang kerap tertutup. Bebeng ini keadaan kuat arus air

    sungai yang rendah dibandingkan arus air laut. Rendahnya kekau-

    atan ini menyebabkan muara sungai tertutup pasir disebabkan

    empasan air laut. Tertutupnya muara menyebabkan meluapnya

    air di seluruh saluran dan sungai kecil di sekitar muara. Efek pada

    bibit mangrove, akan berakibat fatal ketika keseluruhan bibit terus

    terendam air.

    Gambar : Diagram Pananaman Mangrove

    Taukah

    Anda ?

  • Kelompok Tani Ngudi Makmur merupakan kelompok pelestari mangrove yang ada di Peduku-

    han Pasir Nglawang dengan ketua Bapak Sukarjo dengan anggota merupakan warga peduku-

    han dengan jumlah 60 orang. Selama ini kelompok melakukan pelestarian mangrove yang

    berada di muara sungai bogowonto sebelah timur sepanjang 3 km. Walaupun sistem ke-

    lompok belum melembaga dengan baik, selama ini anggota kelompok cukup mampu dan mau

    dalam usaha pelestarian mangrove di Pasir Nglawang.

    Kelompok pelestari mangrove kedua berada di Pedukuhan Pasir Kadilangu. Kelompok ini

    unik karena tidak memiliki basis langsung pada kegiatan pelestarian tetapi menginduk pada

    kelompok pemberdayaan yang diinisiasi dari Pemerintah Desa yaitu Kelompok Kerja Lem-

    baga Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKLPMD). Walau demikian, kelompok ini terbukti

    mampu mengelola vegetasi mangrove jenis Api-api, Bakau, Apel-apelan, Asem Kranji, Waru.

    Dengan komando utama dari ketua kelompok Bapak Purwo Sarjono dengan 50 anggota ke-

    lompok melestarikan areal seluas 3 ha di sekeliling pedukuhan.

    Pedukuhan Pasir Mendit merupakan salah satu kawasan utama kegiatan pelestarian man-

    grove di Desa Jangkaran. Dengan area mengrove seluas 7 ha, Pasir Mendit memiliki jenis

    vegetasi mangrove utama seperti api-api, bakau, bogem dan pandan. Kelompok Wana Tirta

    merupakan salah satu kelompok pelestari mangrove utama yang ada Pasir Mendit. Dikoman-

    doi Bapak Warso Sumito, kelompok ini mengawal kegiatan pelestarian yang bekerja sama

    dengan berbagai pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemerintah dan Akademisi.

    Pada Tahun 2012 ini, kelompok mengawal kegiatan penanaman mangrove sebanyak lebih

    dari 40.000 batang mangrove dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY, Dinas Per-

    tanian dan Kehutanan Kabupaten Kulonprogo.

    Mengenal kelompok masyarakat pelestari mangrove

    Desa Jangkaran

    Masyarakat di Desa Jangkaran

    merupakan salah satu factor

    penting dalam usaha pelestarian

    mangrove di sekitar Muara

    Sungai Bogowonto. Setidaknya

    terdapat 3 kelompok utama

    pelestari mangrove yang ada

    yaitu Wana Tirta Pasir Mendit,

    Kelompok tani Ngugi Makmur

    Pasir Nglawang dan KKLPMD

    Pasir Kadilangu.

    Keterangan Gambar (Kanan-Kiri) :

    1. Sukarjo

    2. Purwo Sarjono

    3. Warso Suwito