118
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN PABELAN MAGELANG JAWA TENGAH Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) SKRIPSI OLEH: SUFIYAN ALWI NIM. 43010-15-0005 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN PONDOK

PESANTREN PABELAN MAGELANG JAWA TENGAH

Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

SKRIPSI

OLEH:

SUFIYAN ALWI

NIM. 43010-15-0005

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

ii

Page 3: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

iii

Page 4: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

iv

Page 5: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

v

Page 6: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

vi

MOTTO

, فندامة العقبى لمن يتكاسل إجهد و ل تكسل و ل تك غافلا

“Bersungguh-sungguhlah, jangan bermalas-malasan dan jangan pula

lalai, penyesalan hanyalah milik orang yang bermalas-malasan”

(at Thughro’i)

Ilmu yang tinggi tanpa iman dan taqwa adalah kosong

(Sufiyan Alwi)

Page 7: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT dan segenap ketulusan hati,

skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Bapak Ahmad Affandi, Ibu Rahayu Ahadiah, kakak-kakakku Hisyam Alwi dan

Fitria Istiqomah serta semua keluargaku.

2. Keluarga besar Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

3. Ikatan Keluarga Pondok Pabelan (IKPP) yang telah membantu memberi

banyak masukan data, saran serta kritikan dalam penulisan skripsi.

4. Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2015, kususnya Ibnu, Bagas, Tyar,

Muhammad Iqbal, Iqbal Sihabuddin, Abid, Roy, Diah, Humaida, Anggi,

Corona, Alma, Diyan dan Ifa.

5. Teman-teman posko 92 KKN IAIN Salatiga di Kunciombo, Miftahul Huda,

Niadhatul Khasanah, Mayya Musshoffa, Diyah Nuraini, Istighfarin, Dina

Hunafa dan Nur Khasanah.

6. Keluarga besar Dusun Kunciombo yang telah memberi hiburan dan motivasi

dalam pengerjaan skripsi ini, khususnya Rifai Gondhell, Andika Rento, Eka

Peshekk, Arif Jimbull dan Nopi Kvt.

7. Semua pihak yang telah mendukung terlaksananya tugas akhir ini.

Page 8: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

viii

KATA PENGANTAR

حيم حمان الر الر بسم الله

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Agung

Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang

telah menjadi suri tauladan bagi kita.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan

penulis yang belum sempurna. Namun berkat adanya bantuan, motivasi dan

bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

sekaligus dosen pembimbing skripsi.

3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam IAIN Salatiga.

4. Para bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,

serta karyawan IAIN Salatiga dan teman-teman Program Studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam IAIN Salatiga angkatan 2015 yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

ix

5. Keluarga besar Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan yang memberikan

sambutan hangat selama penelitian penulis.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan bagi penulis, yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi bagi penulis sehingga

bisa menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis senantiasa mengaharapkan masukan dan kritik yang

membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, serta para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 29 Agustus 2019

Sufiyan Alwi

NIM. 43010150005

Page 10: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

x

ABSTRAK

Alwi, Sufiyan. 2019. Pola Komunikasi Organisasi di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan Magelang Jawa Tengah. Skripsi. Salatiga: Program Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam

Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, S.Ag., M.Hum.

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Pondok Pesantren.

Balai Pendidikan Pondok Pesanten Pabelan merupakan salah satu lembaga

Islam yang membantu dan membina santri dari segi agama. Pabelan didirikan oleh

KH. Hamam Dja’far tahun 1965, di bawah kepemimpinannya Pondok Pabelan

mengalami kemajuan yang pesat. KH. Hamam Dja’far membentuk Yayasan Badan

Wakaf Pondok Pabelan pada tahun 1991 untuk membantu pengelolaan pondok,

karena bertambahnya santri dan banyaknya tugas kiai di luar pondok. Dua tahun

yayasan dibentuk, KH Hamam Dja’far wafat. Yayasan mengambil alih

kepemimpinan mulai tahun 1993 dengan langkah-langkahnya, hingga kini Pondok

Pabelan masih esksis.

Muncul pertanyaan dari latar belakang di atas, bagaimana pola komunikasi

organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan? Apa hambatan dalam

komunikasi organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan?

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori pola komunikasi yang

berlangsung sesuai struktur aliran pesan. Menurut Joseph A. DeVito, pola

komunikasi organisasi ada lima, yaitu pola lingkaran, pola roda, pola Y, pola rantai

dan pola bintang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif.

Pengambilan sampel dengan dilakukan dengan teknik sampel purposif. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi

serta menggunakan teknik triangulasi data untuk mengecek keabsahan data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan menggunakan dua pola komunikasi, yaitu pola komunikasi Y

dan Pola komunikasi bintang. Ada dua hambatan yang terjadi, yaitu pesan

komunikasi vertikal yang bersifat berstruktur lama tersampaikan dan kesalahan

dalam interpretasi pesan.

Page 11: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Berfikir ................................................................................. 10

Bagan 2.1 Pola Struktur Lingkaran ....................................................................... 25

Bagan 2.2 Pola Struktur Roda ............................................................................... 26

Bagan 2.3 Pola Struktur Y ..................................................................................... 27

Bagan 2.4 Pola Struktur Rantai ............................................................................. 27

Bagan 2.5 Pola Struktur Semua Saluran ................................................................ 28

Bagan 4.1 Pola Struktur Y di BPPP Pabelan ......................................................... 58

Bagan 4.1 Pola Struktur Bintang di BPPP Pabelan ............................................... 67

Page 12: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN LOGO ................................................................................................ ii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. v

MOTTO ................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

ABSTRAK .............................................................................................................. x

DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

E. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 12

B. Landasan Teori .......................................................................................... 14

Page 13: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

xiii

1. Organisasi .......................................................................................... 14

a) Pengertian Organisasi .................................................................. 14

b) Ciri-Ciri Organisasi ...................................................................... 16

c) Faktor Pembentuk Organisasi ...................................................... 17

d) Prinsip Organisasi ........................................................................ 18

2. Komunikasi Organisasi ...................................................................... 19

a) Komunikasi Organisasi ................................................................ 19

b) Fungsi komunikasi dalam Organisasi ........................................... 21

c) Indikator Komunikasi Organisasi ................................................ 22

d) Jenis Pola Komunikasi ................................................................. 23

e) Bentuk Pola Komunikasi Organisasi ............................................ 24

f) Arus Komunikasi dalam Organisasi ............................................. 29

3. Pondok Pesantren ............................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 34

B. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 35

C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 35

D. Tahap Penelitian ........................................................................................ 35

E. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 36

F. Sumber Data .............................................................................................. 37

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 37

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 39

I. Teknik Validitas Data ............................................................................... 40

Page 14: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 42

1. Gambaran Umum Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan ........ 42

2. Temuan Penelitian .............................................................................. 52

B. Pembahasan .............................................................................................. 55

1. Pola Komunikasi Organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan ............................................................................................... 55

2. Faktor Penghambat Komunikasi Organisasi di Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan ………………...……………………….. 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 70

B. Saran ......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk sosial adalah makhluk yang saling mempunyai

ketergantungan satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, manusia tak akan

mampu hidup tanpa komunikasi karena inti dari sebuah interaksi adalah

komunikasi. Allah berfirman dalam kitab-Nya:

ارفوا يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتع

عليم خبير أتقاكم إن الل إن أكرمكم عند الل

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari

laki-laki dan seorang perempua, kemudian Kami jadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling

mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di

sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah

Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (Q.S. Al-Hujurat: 13)

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial

yang diciptakan secara berbeda satu sama lain dengan tujuan agar saling

mengenal satu sama lain. Untuk mengenal orang lain, terjadi proses

interaksi yaitu komunikasi. Inilah urgensi komunikasi dalam kehidupan

manusia.

Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antara

komunikator dan komunikan. Segala hal dalam kehidupan ini berkaitan

dengan komunikasi. Komunikasi menjadi efektif apabila pesan atau

informasi yang disampaikan komunikator dapat diterima dengan jelas oleh

komunikan serta ada timbal balik (feedback) dari pelaku komunikasi.

Page 16: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

2

Menurut Mukti Ali (dalam Ali, 2017: vii) para ahli komunikasi

berbeda pendapat tentang makna komunikasi. Namun, sebagian besar

memahami bahwa komunikasi adalah bagaimana menyampaikan gagasan

atau cara berfikir yang didasari pada referensi atau budaya yang

membelakanginya, karena hakikatnya berkomunikasi adalah proses

penyampaian gagasan atau pengejawantahan budaya yang dimiliki oleh

pelaku komunikasi, baik sebagai komunikator maupun komunikan. Isi

pesan atau materi komunikasi hampir dipastikan sebagai hasil dari reduksi

pikiran dan pengalaman pelaku komunikasi.

Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada yang benar ataupun

salah. Seperti juga model atau teori, definsi harus dilihat dari

kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan

mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya

“Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik,” atau

terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk

hidup atau lebih,” sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk

hewan, tanaman dan bahkan jin (Mulyana, 2016: 46).

Komunikasi adalah kebutuhan hidup, manusia tidak bisa hidup

tanpa komunikasi. Semua aktifitas manusia, organisasi dan lembaga

membutuhkan komunikasi. Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson

(dalam Mulyana, 2013: 5) dua fungsi komunikasi yaitu untuk kelangsungan

hidup diri sendiri dan juga untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya

Page 17: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

3

untuk memperbaiki hubungan sosial yang mengembangkan keberadaan

suatu masyarakat.

Organisasi merupakan salah satu yang tak bisa lepas dari

komunikasi. Apabila berbicara tentang organisasi, pasti akan membahas

juga tentang komunikasi. Organisasi merupakan kumpulan individu yang

memiliki tujuan bersama, oleh karenanya dibutuhkan komunikasi yang

tepat untuk menyamakan tujuan dari masing-masing iindividu untuk

menghindari kesalah pahaman.

Organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan

mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Dikatakan suatu sistem karena

organisasi itu sendiri terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu

sama lain. Bila satu bagian terganggu maka akan ikut berpengaruh pada

bagian lainnya (Muhammad, 2014: 24).

Dalam penerapannya, organisasi harus dilakukan secara bersama-

sama dengan pembagian tugas yang sesuai dengan porsi kemampuan

masing-masing individu. Satu sama lain harus terjadi koordinasi yang baik,

guna efektifitas kinerja dan menghindari tumpang tindih kewajiban.

Organisasi dikatakan baik apabila tujuan tercapai dengan kerjasama

yang dilakukan secara baik oleh anggotanya. Kunci utama dari sebuah

organisasi adalah kerjasama. Allah berfirman di dalam kitab-Nya:

وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان

Artinya:“....Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan janganlah kalian saling tolong-

Page 18: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

4

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...” (Q.S.

Al-Maidah: 2)

Di dalam organisasi, terdapat penyampaian model atau pola

komunikasi yang beragam. Pola merupakan gambaran tentang sebuah

proses yang terjadi dalam suatu bahasan.

Salah satu lembaga yang banyak tersebar luas di Indonesia pondok

pesantren, yaitu lembaga dalam bidang pendidikan islam berbasis asrama.

Pondok sebagai lembaga dijalankan oleh beberapa pihak yang memiliki

peran dan fungsi berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Untuk meraih

itu, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara individu-individu yang

berpartisipasi dalam berlangsungnya program pondok.

Pondok pesantren telah ada sejak jaman penjajahan dulu. Menurut

Alfan Firmanto (dalam Hidayat, dkk., 2015: 315), bagi bangsa Indonesia,

Islam yang telah hadir berabad-abad lamanya merupakan ajaran yang telah

membentuk karakter bangsa. Sebagai agama universal terbesar di Indonesia,

Islam menyebar hampir ke seluruh pelosok tanah air dan mewarnai berbagai

kebudayaan yang telah hidup sebelumnya. Tidak sedikit kebudayaan-

kebudayaan itu yang hidup dalam nafas Islam sebagai jiwanya.

Setiap kebudayaan yang disentuh Islam tampaknya mempunyai

keunikan tersendiri. Keterbukaan Islam terhadap unsur-unsur budaya yang

tidak bertentangan ruhnya (substansinya) telah menyebabkan kebudayaan

merebak, bahkan berkembang menuju rona baru dengan Islam sebagai

warna dasarnya. Keanekaragaman budaya dalam kesatuan spiritual

merupakan ciri khas kebudayaan berlandaskan keislaman. Keanekaragaman

Page 19: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

5

dalam kesatuan ini kemudian menjadi sumber kekuatan budaya bangsa yang

telah tersentuh Islam sepanjang sejarah.

Tersebarnya Islam yang merata di seluruh Indonesia turut

memengaruhi pendidikan bangsa ini. Pendidikan Islam yang diawali dengan

pendidikan al-Quran, berkembang menjadi pondok pesantren. Menurut Yuli

Rahmawati (2010: 4) pesantren sendiri adalah institusi pendidikan yang

dimiliki rakyat pribumi yang membantu masyarakat untuk menjadi kenal

huruf dan budaya, kususnya budaya Islam.

Pendidikan Islam berbasis pondok pesantren berkembang pesat dan

tersebar di seluruh Indonesia. Menurut data yang dihimpun Kementrian

Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok

pesantren dengan jumlah santri 3.759.198 orang santri yang terdiri dari

1.886.748 orang santri laki-laki (50,19%) dan 1.872.450 orang santri

perempuan (49,81%) (Hidayat, dkk., 2015: 169).

Pesantren merupakan lembaga yang mempunyai arti penting karena

perubahan pemikiran di tingkat bawah dapat membawa perubahan

mendasar dalam pembangunan. Oleh karena itu, pesantren dipandang

sebagai alat transformasi kultural sebab ia membawa santri dan masyarakat

ke dalam lingkup pengaruh sumber-sumber nilai akhlak dan norma-norma

agama sebagai kerangka acuan bagi sikap yang ideal menurut ajaran Islam

(Bariyah, 2001: 1).

Dari peran dan data perkembangan pondok pesantren tersebut, dapat

dilihat bagaimana masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan tinggi

Page 20: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

6

terhadap lembaga pesantren. Banyak anak muda penerus bangsa tidak hanya

mengenyam pendidikan berbasis formal dengan tujuan utama mendapat

ijazah dan gelar sarjana. Karena, pondok pesantren pun didominasi oleh

pemuda-pemudi yang hendak mendalami ilmu agama Islam.

Mulanya, pondok pesantren di Indonesia hanyalah sebuah lembaga

pendidikan yang mengajarkan budaya dan kitab Islam kepada santrinya.

Yang mana, semua yang diajarkan adalah hal-hal tentang kajian Islam,

contohnya ushul fiqih, fiqih, nahwu, dan lain sebagainya. Apabila mereka

memahami Islam lebih baik dari golongan masyarakat yang tidak belajar di

pondok pesantren, umumnya dipercaya menjadi pendakwah yang

menguasai materi untuk mengisi pengajian.

Pada abad ke-20 pondok pesantren mengalami perubahan

pandangan dalam sistem pendidikan. Perubahan ditunjukkan dengan sistem

pendidikan modern atau bersifat klasikal. Hal ini terwakili oleh Pondok

Modern Gontor yang didirikan pada tahun 1926. Penekanan pada

penguasaan bagasa seperti bahasa Arab dan Inggris menjadi ciri khas

pondok pesantren ini. Selain itu, pondok pesantren ini dilengkapi dengan

asrama, gedung, tempat berceramah, tempat berpidato dan tempat

bersandiwara atau penampiilan (Ghauhar, 2012: 2).

Kini perkembangan pesantren dengan sistem pendidikannya mampu

menyejajarkan diri dengan pendidikan pada umumnya. Bahkan di pesantren

dibuka sekolah umum (selain madrasah) sebagaimana layaknya pendidikan

Page 21: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

7

umum lainnya. Kedua model pendidikan (sekolah dan madrasah) sama-

sama berkembang di pesantren (Rahmawati, 2010:8).

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan yang beralamat di

Mungkid, Magelang, adalah pesantren yang berdiri sejak 1965 oleh Kiai

Hamam Dja’far (wafat 1993) sebagai pendirinya. Kiai Hamam membentuk

Yayasan Badan Wakaf Pondok Pabelan di tahun 1991 karena banyaknya

jumlah santri serta bertambahnya tugas kiai di luar pondok. Dua tahun

yayasan dibentuk, kiai wafat. Maka merupakan tugas yayasan untuk

melanjutkan kepemimpinan pondok. Hingga kini pondok tetap eksis setelah

melalui banyak hambatan.

Pesantren Pabelan berbasis sistem modern yang memiliki kurang-

lebih 600 santri ini masih eksis hingga kini. Dengan jumlah santri yang

banyak, Kiai Ahmad Najib putra dari pendiri Pondok Pesantren Pabelan,

tidak bisa terjun langsung mendidik para santri secara personal.

Santri di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan merangkap

fungsi sebagai santri dan pengasuh untuk santri lainnya. Kiai memberi

amanah kusus pada santri senior untuk menjadi pendamping kamar,

pengurus, maupun ustadz untuk mengasuh santri di asrama.

Sebagai lembaga, pondok ini berjalan dengan sistem yang telah

dibentuk. Tak sedikit peran dari individu atau anggotanya dalam roda

kegiatannya. Kiai, ustadz, guru, pengurus OPPP, pendamping kamar dan

juga santri secara bersama menjalankan perannya masing-masing. Di sini,

terjadi interaksi antara sesama anggota dalam setiap kegiatannya.

Page 22: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

8

Menarik untuk diteliti, bagaimana proses komunikasi yang terjadi di

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan ini. Dengan Kiai Ahmad Najib

yang tidak selalu bisa langsung terjun pada santri secara personal, Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan tetap bisa menjalankan sistem yang

ada dengan baik.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

“POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN

PONDOK PESANTREN PABELAN MAGELANG JAWA TENGAH.”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola komunikasi organisasi di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan?

2. Apa hambatan dalam komunikasi organisasi yang terjadi di Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola komunikasi organisasi di Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan.

2. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam komunikasi organisasi

di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Page 23: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menjadi sumbangan kajian komunikasi, khususnya terkait

komunikasi organisasi.

b. Dapat menjadi sumbangan kajian tentang pondok pesantren,

termasuk masalah pengembangan pondok pesantren.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi, masukan,

evaluasi dan pertimbangan bagi seluruh komponen yang terikat di

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

b. Dapat meningkatkan potensi sumber daya manusia dan kualitas

lembaga.

E. Kerangka Berfikir

Adi (2004: 29) menyebut kerangka berpikir sebagai kerangka

konsepsional atau kerangka teoritis, yakni menggambarkan hubungan

antara konsep-konsep atau variabel yang akan diteliti. Penggabungan

variabel tersebut berfungsi untuk menjelaskan fenomena yang ada.

Sementara itu, Gulo (2002: 37) memaparkan konseptualisasi sebagai

proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala

pengamatan. Konseptualisasi ini juga merumuskan tentang bagaimana

peneliti mengungkapkan cara penelitian. Maka, terdapat dua hal yang akan

dicantumkan dalam konseptualisasi atau kerangka berpikir ini, yaitu : (1)

substansi yang diteliti, dan (2) metodologi penelitiannya.

Page 24: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

10

Berdasarkan uraian, penulis ingin mengetahui pola komunikasi

organisasi di BPPP Pabelan dengan kerangka berfikir sebagai berikut:

BAGAN 1.1 KERANGKA BERFIKIR

Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai

pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari

suatu organisasi.

(Wiryanto dalam Situmeang)

Teori Jaringan

Teori ini menjelaskan tentang interaksi yang terjadi di antara

kelompok-kelompok dalam suatu organisasi sehingga terbentuk

suatu jaringan secara keseluruhan.

(Peter R. Monge dan Noshir S. Contractor)

Bentuk Pola Komunikasi

Bentuk pola komunikasi lebih menekankan pada jaringan arah

aliran informasi yang terjadi dalam menyampaikan informasi

keseluruh bagian organisasi dan menerima kembali informasi

tersebut

(R. Wayne Pace dan Don F. Faules)

Page 25: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

11

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan beberapa sub bab

terperinci pada tiap babnya. Penulis akan mencoba menguraikannya secara

sistematis.

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berfikir,

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI,

menguraiakan tinjauan pustaka dan landasan teori yang berisi tentang

pengertian organisasi, komunikasi organisasi dan pondok pesantren.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisi tentang jenis

penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, tahap penelitian,

teknik pengambilan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data dan teknik validitas data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi

tentang hasil dan pembahasan penelitian yang berupa pola dan hambatan

komunikasi organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

BAB V PENUTUP, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan

saran.

Page 26: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Pada penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa sumber

literatur yang sesuai dengan topik penelitian untuk membantu penulisan

skripsi. Adapun sumber literatur yang peneliti gunakan adalah literatur buku

Metodologi Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Deddy Mulyana,

Komunikasi Organisasi oleh Arni Muhammad dan buku Komunikasi

Organisasi Lengkap yang ditulis oleh Khomsahrial Romli. Selain itu,

penulis juga menggunakan sumber dari penelitian-penelitian terdahulu yang

sesuai topik penelitian.

Pertama, skripsi berjudul ‘Pola Komunikasi Organisasi dalam

Pembinaan Akhlak Islami Santri di Pondok Pesantresn Modern Al-Husainy

Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan', oleh Hasbul, mahasiswa

Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Dalam penelitiannya, Hasbul mencaritahu pola komunikasi

organisasi yang diterapkan di Pondok Pesantren Modern (PPM) Al-Husainy

dalam membina akhlak Islami santri melalui tiga rumusan masalah, di

antaranya : (1) Bagaimana pola komunikasi organisasi Roda dalam

pembinaan akhlak Islami Santri PPM Al-Husainy?; (2) Bagaimana pola

komunikasi organisasi Lingkaran dalam pembinaan akhlak Islami Santri

Page 27: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

13

PPM Al-Husainy?; (3) Bagaimana pendukung dan penghambat dalam

pembinaan akhlak Islami Santri PPM Al-Husainy?

Dari tiga rumusan masalah tersebut, dapat terlihat ada tiga sasaran

yang dicari peneliti. Maka, peneliti menggunakan metode pendekatan

kualitatif untuk memperoleh data melalui wawancara dan pengamatan

objek, selanjutnya penelitian tersebut dijelaskan secara deskriptif.

Didapat tiga hasil pula, berupa : (1) dari komunikasi organisasi roda,

dalam membina akhlak Islami, komunikasi intensif berputar antara

pengasuh, pengurus, dan santri, dengan pengasuh sebagai pusat komunikasi,

atau dalam artian pengasuh memberi wewenang kepada pengurus untuk

mendisiplinkan akhlak Islami para santri; (2) dengan pola komunikasi

organisasi lingkaran, tidak ada pihak pusat atau yang mendominasi

komunikasi, semua pihak memiliki kesempatan untuk bersuara dan

menyampaikan aspirasi; (3) pendukung pembinaan itu adalah bahasa

keaktifan santri, sementara penghambatnya berupa waktu, perilaku, dan

lingkungan.

Kedua, Skripsi berjudul 'Pola Komunikasi Organisasi Forum

Komunikasi Pemuda Indonesia' karya Abdillah Kamal, mahasiswa

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, yang menitikberatkan

fungsi komunikasi organisasi dalam persoalan semangat kerja.

Peneliti menggunakan landasan teori komunikasi organisasi Horison

dan Doerfel. Abdillah menentukan rumusan masalah berupa: (1) Bagaimana

Page 28: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

14

pola komunikasi organisasi di Forum Komunikasi Pemuda Indonesia

berperan penting bagi para pengurus sehingga meningkatkan semangat

kerja pengurusnya; dan (2) Apa faktor yang menghambat komunikasi

organisasi dalam Forum Komunikasi Pemuda Indonesia?

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif

deskriptif dengan subjek penelitian di antaranya adalah ketua umum,

sekretaris jenderal, anggota bidang pengabdian kemasyarakatan, serta ketua

bidang ekonomi dan wirausaha.

Hasil yang didapat adalah diterapkannya bentuk komunikasi vertikal

dan horisontal dalam berorganisasi. Di mana, bentuk-bentuk tersebut

merupakan cara untuk bertukar informasi, menghindari kesalahpahaman,

dan menjaga sikap demokratis. Guna menyatukan kesepemahaman, FKPI

rutin mengadakan rapat dan pertemuan antar anggota baik secara vertikal

maupun horisontal, pun agar semakin mengakrabkan diri satu sama lain.

Hambatan yang dialami pun beragam, dimulai dengan perbedaan dalam

memahami suatu informasi, masalah jaringan komunikasi, kondisi

kesehatan, hingga rasa sungkan atau kurang percaya diri oleh anggota.

B. Landasan Teori

1. Organisasi

a) Pengertian Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare yang

secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lain

saling bergantung. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan

Page 29: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

15

organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada

manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu

(Romli, 2014: 2).

Menurut Timotius (dalam Duha: 1-2) ada beberapa

pengertian organisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain

sebagai berikut:

1) James L Gibson, dkk (1985) organisasi adalah kesatuan yang

memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak

dapat dicapai oleh individu secara perorangan.

2) Mulyadi, organisasi pada hakikatnya adalah sekelompok orang

yang memiliki saling ketergantungan satu dengan yang lainnya,

yang secara bersama memfokuskan usaha mereka untuk

mencapai tujuan tertentu, atau menyelesaikan tugas tertentu.

3) Tre Watha dan Newport, sebuah organisasi dapat kita nyatakan

sebagai sebuah struktur sosial yang didesain guna

mengkoordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui suatu

pembagian kerja, dan hierarki otoritas, guna melaksanakan

pencapaian tujuan tertentu.

Berbagai kesimpulan itu dapat disimpulkan bahwa organisasi

adalah kesatuan yang terbentuk oleh beberapa orang dari latar

belakang, keahlian, identitas dan harapan yang berbeda tetapi

menyatukan tujuannya menjadi satu tujuan tertentu yang telah

disepakati secara bersama.

Page 30: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

16

Dalam penerapannya, organisasi harus dilakukan secara

bersama-sama dengan pembagian tugas yang sesuai dengan porsi

kemampuan masing-masing individu. Satu sama lain harus terjadi

koordinasi yang baik, guna efektifitas kinerja dan menghindari

tumpang tindih kewajiban.

b) Ciri-Ciri Organisasi

Menurut Burns dan Stalker (dalam Duha: 3-4) ciri-ciri

organisasi adalah:

1) Adanya tugas nonrutin dalam kondisi tidak stabil.

2) Pengetahuan khusus dimanfaatkan dalam tugas.

3) Tujuan lebih diutamakan.

4) Konflik dalam organisasi diselesaikan antar sesama teman

sekerja.

5) Semua anggota memberikan kontribusi untuk pemecahan

masalah organisasi.

6) Kesetiaan dan kepatuhan diberikan kepada organisasi secara

keseluruhan.

7) Organisasi dipandang sebagai struktur jaringan yang pekat

yang berbentuk seperti amuba (bukan piramida).

8) Pengetahuan bukan didominasi oleh atasan, tetapi dapat

dimiliki oleh bawahan.

9) Interaksi dalam organisasi cenderung horizontal.

Page 31: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

17

10) Gaya hubungan antara orang dalam organisasi lebih bersifat

saran bukan komando atau lebih ramah serta intim antara satu

dengan lainnya.

11) Pemenuhan tugas dan jinerja diutamakan

12) Prestige seseorang dalam organisasi lebih dutentukan oleh

kemampuan profesional dan reputasi.

Dan selanjutnya ciri-ciri sebuah organisasi dalam

menjalalankan kegiatannya antara lain sebagai berikut:

1) Sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang atau lebih.

2) Setiap individu memiliki tugas, fungsi, dan wewenang.

3) Memiliki struktur organisasi yang menguraikan posisi dan

pembagian kerja.

4) Ada kantor tempat bekerja.

5) Cakupan wilayah kegiatan oprasional jelas.

6) Organisasi memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai (visi dan

misi).

c) Faktor Pembentuk Organisasi

Ada beberapa faktor pembentuk organisasi, antara lain:

1) Organisasi diyakini sebagai pemersatu.

2) Organisasi sebagai media pembelajaran.

3) Organisasi menjadi tempat pengembangan kepribadian.

4) Harapan mendapat manfaat.

5) Suka dengan suasana baru.

Page 32: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

18

d) Prinsip Organisasi

Secara umum, prinsip-prinsip organisasi dari pemaparan

para ahli adalah sebagai berikut:

1) Keterbukaan

Maksudnya adalah bahwa organisasi membuka diri untuk

bekerjasama dengan baik oleh pihak manapun. dengan catatan

adanya kesepakatan bersama di antara kedua pihak, agar dalam

pengerjaannya saling menghormati dan menguntungkan.

Selanjutnya, organisasi harus terdaftar dan diketahui oleh

masyarakat luas sehingga tidak dinilai sebagai organisasi

terlarang. Pihak-pihak yang ada dapat menyampaikan usulan,

saran serta kritikannya.

2) Kebersamaan

Organisasi terdiri dari beberapa individu yang telah

menentukan peran dari masing-masingnya. Ada pimpinan,

bawahan serta seluruh pemangku kepentingan, seluruhnya sama-

sama saling bekerja dan tidak menaruh tanggung jawab kepada

sebagian pihak saja. Dengan kebersamaan tugas akan lebih

mudan dan cepat terselesaikan. Hasil positif dan negatif dirasakan

semua pihak. Jika berhasil, maka semua akan bangga dan begitu

juga sebaliknya.

Page 33: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

19

3) Keberlangsungan

Organisasi yang dibentuk, pada hakikatnya berkeinginan

agar terus-menerus dapat berjalan tanpa batas waktu tertentu.

Dengan perkembangan jaman yang selalu mengalami perubahan,

organisasi juga harus mampu menyesuaikan diri. Dengan inovasi

dan terus meningkatkan kinerja adalah cara terbaik untuk

memenangkan persaingan yang terus meningkat ini (Duha: 7-8).

2. Komunikasi Organisasi

a) Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran pesan yang

terjadi pada suatu jaringan kelompok. Menurut Liliweri (2007),

komunikasi organisasi adalah komunikasi interpersonal atau

komunikasi kelompok yang bersifat impersonal (komunikasi yang

berstruktur) yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok/unit kerja

dalam suatu organisasi (Situmeang, 2016: 4).

Dalam komunikasi organisasi terjadi proses pemberian dan

penerimaan informasi yang kompleks, yang mencakup bidang

komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan kelompok

manajemen baik komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah maupun

komunikasi ke samping. Proses pertukaran pesan pada komunikasi

organisasi bersifat saling tergantung satu sama lain.

Ada dua macam komunikasi organisasi, yaitu komunikasi

internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal terjadi

Page 34: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

20

hanya pada ruang lingkup organisasi, sedangkan komunikasi

eksternal terjadi pada ruang lingkup yang lebih luas, yaitu antara

organisasi dengan masyarakat atau dengan organisasi lainnya yang

berada di luar lingkup organisasi. Sedangkan bila dilihat dari

sifatnya komunikasi organisasi terbagi menjadi dua, yaitu

komunikasi formal dan informal.

Muhammad (dalam Situmeang, 2016: 6), menjelaskan

bahwa:

1) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang

kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik

internal maupun eksternal.

2) Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuannya,

arah dan media.

3) Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya,

perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.

Dari beberapa uraian di atas, dapat kita pahami komunikasi

yang berjalan dalam organisasi merupakan alat penghubung yang

amat penting yang dilakukan oleh anggota organisasi. Dengan

banyaknya masalah pada proses organisasi, komunikasi organisasi

menjadi sangat penting sebagai penyelesai atau solusi dari masalah

tersebut. Komunikasi dalam organisasi menjadi sistem aliran yang

menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam

organisasi sehingga menghasilkan sinergi.

Page 35: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

21

Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat

berjalan dengan lancar dan berhasil, sebaliknya komunikasi yang

gagal menyebabkan organisasi macet dan tidak tercapainya tujuan

secara optimal.

b) Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu organisasi memiliki empat fungsi

utama:

1) Fungsi informatif, yaitu bahwa setiap anggota dalam suatu

organisasi berharap memperoleh informasi yang lebih banyak,

lebih baik dan tepat waktu. Setiap individu pada organisasi

adalah sumber informasi untuk individu lainnya. Informasi ini

menjadi sangat penting untuk kelancaran kerja, penyelesaian

masalah, pembuatan kebijakan, jaminan sosial dan lain

sebagainya.

2) Fungsi regulatif, yaitu berkaitan dengan peraturan-peraturuan

yang berlaku dalam suatu organisasi. Peraturan dibuat oleh

atasan, merekalah yang mempunyai kewenangan untuk

mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

3) Fungsi persuasif, dalam mengatur bawahan, atasan tidak selalu

harus menggunakan kekuasaannya untuk memerintah.

Terkadang persuasi/ajakan dibutuhkan untuk meningkatkan

semangat kerja anggota. Pekerjaan yang dilakukan secara

sukarela akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar

Page 36: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

22

dibanding yang dilakukan secara terpaksa karena gaya

komunikasi atasan yang suka memerintah.

4) Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha menyediakan

saluran yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan tugas

dan pekerjaan dengan baik. Terdapat dua saluran dalam

organisasi, yaitu saluran formal dan informal. Keduanya

berfungsi untuk menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi

yang lebih besar dalam diri anggota terhadap organisasi

(Bungin, 2014: 278-280).

c) Indikator Komunikasi Organisasi

Setiap tujuan memiliki indikator keberhasilan. Komunikasi

organisasi yang efektif dapat dicapai oleh manusia yang memiliki

kemampuan komunikasi yang baik. Faktor penentu keberhasilan

komunikasi yaitu manusia sebagai pelaku, karena komunikasi

menyangkut masalah huubungan antara manusia dengan manusia.

Dalam hal ini dibutuhkan rasa keterbukaan, saling menghormati

juga kesadaran dari sesama anggota organisasi.

Menurut Rosady Roslan (dalam Wursanto, 1989: 85),

komunikasi dalam organisasi dikatakan efektif apabila:

1) Adanya keterbukaan manajemen organisasi terhadap para

pengurus.

Page 37: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

23

2) Saling menghormati atau saling menghargai satu sama lain,

yaitu antara pimpinan dan anggota demi terciptanya tujuan

utama organisasi.

3) Adanya kesadaran dan pengakuan dari pihak

lembaga/organisasi akan arti pentingnya suatu komunikasi

timbal balik dengan para pengurusnya

4) Adanya media komunikasi yanng baik dalam organisasi.

d) Jenis Pola Komunikasi

Pola komunikasi adalah sistem dari suatu proses komunikasi.

Di dalamnya terdapat hubungan antara unsur-unsur pembentuk

komunikasi seperti komunikator, komunikan serta pesan yang

disampaikan oleh kedua belah pihak.

Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss mengemukakan dalam

“Human Communication” bahwa ada tiga model komunikasi:

1) Model komunikasi linier atau biasa disebut one-way

communication. Komunikator dalam model ini memberikan

suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang

diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi.

Komunikan bersifat menolong.

2) Model komunikasi interaksional atau two way communication.

Komunikasi ini merupakan lanjutan dari komunikasi model

linier. Pada tahap ini, teradi timbal balik antara komunikator

dengan komunikasn dengan ditandai adanya feedback. Karena

Page 38: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

24

bersifat dua arah, maka setiap individu mempunyai peran ganda

sebagai komunikator juga komunikan. Komunikasi terjadi

dengan cara bertatap muka (face to face).

3) Model komunikasi transaksional atau multiple way

communication. Dalam model ini, komunikasi dipahami dalam

konteks hubungan antara dua orang atau lebih. Pandangan ini

menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak

ada yang tidak bisa dikomunikasikan (Hidayat, 2012: 36).

e) Bentuk Pola Komunikasi Organisasi

Bentuk pola komunikasi lebih menekankan pada jaringan

arah aliran informasi yang terjadi dalam menyampaikan informasi

keseluruh bagian organisasi dan menerima kembali informasi

tersebut (Pace dan Faules, 2006: 174).

Jaringan di sini adalah saluran yang digunakan untuk

meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Struktur jaringan

komunikasi menurut Joseph A DeVito (dalam Wiryanto, 2006: 60-

62) dapat dibagi menjadi lima struktur bagian, yaitu:

1) Struktur Lingkaran

Pada pola struktur komunikasi model lingkaran, setiap

anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain yang

terdekat. Pola ini tidak memiliki pemimpin, semua anggota

posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan

yang sama untuk mempengaruhi kelompok.

Page 39: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

25

Bagan 2.1 Pola Struktur Lingkaran

Dari bagan di atas, tidak ada pusat komunikasi di dalamnya.

Setiap lapisan sama-sama hanya dapat berkomunikasi dengan dua

orang, yaitu yang berada di samping kanan dan kirinya. A hanya

dapat berkomunikasi dengan B dan E. Jika A ingin

menyampaikan pesan kepada C dan D harus melalui perantara B

atau E terlebih dahulu. Begitu pula dengan lapisan lainnya harus

melalui perantara untuk menyampaikan pesannya kepada lapisan

yang dua tingkat di sampingnya.

2) Struktur Roda

Pola struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu

posisinya sebagai pusat. Pemimpin merupakan satu-satunya

orang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua

anggotanya. Setiap anggota yang ingi berkomunikasi drngan

anggota lainnya hanya bisa menyampaikan pesannya melalui

pemimpinnya.

A

E B

C D

Page 40: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

26

Bagan 2.2 Pola Struktur Roda

Pada pola roda yang mempunyai pemimpin jelas, semua

lapisan anggota hanya dapat mengirim pesan melalui satu

perantara. Dalam bagan, A, sebagai pusat komunikasi dapat

terhubung dan berkomunikasi dengan semua anggotanya.

Sedangkan B, C, D dan E untuk saling mengirim pesan harus

melalui perantara A.

3) Struktur Y

Pola struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibandingkan

dengan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan

dengan struktur lainnya. Pada pola struktur Y juga terdapat

pemimpin yang jelas.

Pada pola Y, disini dimasukkan dua sentral pusat

komunikasi yang bisa mengirimkan pesan kepada anggotanya

melalui satu perantara. A dan B sebagai pusat komunikasi,

mengirimkan pesannya melalui C. Di sini juga terdapat pola

B

A

D

E C

Page 41: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

27

rantai seperti yang terjadi pada E, D dan C. Artinya, komunikasi

dibatasi dan dipusatkan.

Bagan 2.3 Pola Struktur Y

4) Struktur Rantai

Pola struktur rantai sama dengan pola struktur lingkaran,

akan tetapi anggota yang berada di ujung hanya dapat

berkomunikasi dengan satu anggota lainnya. Anggota yang

berada di tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada

mereka yang berada di posisi lain.

Bagan 2.4 Pola Struktur Rantai

Struktur ini juga dikenal dengan komunikasi sistem vertikal

atau arus ke atas (upward) dan arus ke bawah (downward).

Artinya, model komunikasi ini menganut hubungan komunikasi

garis langsung (komando) baik ke atas maupun ke bawah tanpa

A C E D B

C

A B

D

E

Page 42: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

28

adanya penyimpangan. Pada struktur pola ini, saluran terbuka

dibatasi. Anggota hanya bisa berkomunikasi dengan orang-

orang tertentu secara resmi.

5) Struktur Semua Saluran

Pola struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama

dengan pola struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah

sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk

mempengaruhi anggota lainnya. Tetapi, dalam pola struktur ini,

setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota

lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota

secara maksimal.

Bagan 2.5 Pola Struktur Semua Saluran

Pada pola ini, seluruh saluran terbuka. Setiap anggota

berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memberi

contoh suatu struktur komunikasi desentralisasi.

Jaringan terpusat/sentralisasi dan desentralisasi memiliki

kegunaan yang berbeda. Contohnya, pola desentralisasi lebih

A

E B

C D

Page 43: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

29

efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif dan lebih bagus

untuk pergerakan informasi secara cepat.

f) Arus Komunikasi dalam Organisasi

1) Komunikasi dari Atas ke Bawah (Downward Communication)

Komunikasi ini merupakan saluran yang paling sering

digunakan dalam sistem organisasi. Arus pengiriman pesan

terjadi dari atasan kepada bawahan, biasanya digunakan untuk

mengirim perintah, petunjuk, tujuan dan kebijakan pada anggota

yang berada pada tingkat di bawahnya. Masalah utama pada arus

komunikasi ini adalah tidak adanya feedback dari bawahan,

dengan kata lain hanya mempunyai satu arah saluran

(Situmeang, 2016: 21).

Tanpa tersedianya feedback dari bawahan, konsekuensinya

pemimpin harus lebih sering mengadakan pertemuan dengan

anggotanya untuk menghindari komunikasi yang tidak efektif.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, dapat dipastikan akan terjadi

hal-hal seperti berikut:

a) Pemimpin gagal menjelaskan tugas-tugas anggotanya

b) Anggota juga gagal memahami penjelasan pemimpinnya,

padahal mereka berada pada posisi yang tidak mereka kuasai

tanpa bisa protes

c) Pemimpin dan anggotanya bisa rawan konflik.

Page 44: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

30

2) Komunikasi dari Bawah ke Atas (Upward Communication)

Kounikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari

hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya,

dari pelaksana ke manajernya.

Jenis komunikasi ini mencakup, antara lain:

a) Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, yang berarti

bahwa apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa

jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan

masalah lain yang serupa.

b) Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan

yang belum terjawab.

c) Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran

perbaikan

d) Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai

organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya dan masalah

lain yang serupa (Wiryanto, 2006: 63).

Komunikasi ke atas sangatlah penting untuk

mempertahankan pertumbuhan organisasi. Anggota menerima

pesan dari pemimpinnya untuk dilaksanakan, anggota bisa

mempertanyakan hasil kerjanya juga memberi saran-saran pada

pemimpinnya untuk kebaikan organisasi.

Hambatan paling umum dari arus pesan ke atas adalah

biasanya anggota segan untuk mengirim pesan negatif kepada

Page 45: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

31

pemimpinnya karena takut dianggap trouble maker. Pesan dari

anggota yang berkaitan dengan ketidakpuasannya jarang

ditanggapi oleh pemimpin.

3) Komunikasi Lateral (Lateral Communication)

Komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi di antara

para anggota dari kelompok kerja yang sama, para anggota dari

kelompok kerja pada level yang sama, para manajer pada level

yang sama atau beberapa pekerja yang setara secara horizontal

lainnya. Komunikasi lateral menghemat waktu dan

memfasilitasi koordinasi. Sering kali, secara informal

anggotanya menciptakan sirkuit pendek hierarki secara vertikal

dan mempercepat tindakan. Dari sudut pandang manajemen,

komunikasi lateral dapat membuat situasi menjadi lebih baik

atau buruk.

3. Pondok Pesantren

Istilah pondok pesantren berasal dari bahasa Arab, yaitu funduq

yang berarti asrama atau tempat tinggal santri. Istilah pondok biasa

dikenal di daerah Madura, sedangkan di Jawa lebih dikenal dengan

sebutan pesantren. Adapun istilah pesantren secara etimologis berasal

dari kata “santri” mendapat awalan pe dan akhiran an yang berarti

tempat tinggal para santri (Shafwan, 2014: 255).

Pesantren adalah asrama tradisional untuk pendidikan Islam.

Berbentuk lembaga, pesantren dipimpin oleh seorang kiai yang

Page 46: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

32

mengajarkan ilmunya untuk para santri. Di pesantren, santri diajarkan

untuk menghayati, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama

Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai

pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.

Agama yang dianggap sebagai suatu jalan hidup bagi manusia (way

of life) menuntun agar hidupnya tidak kacau. Agama berfungsi untuk

menjaga integritas manusia dalam membina hubungan dengan Tuhan

dan hubungan dengan sesama manusia dan dengan alam yang

mengitarinya (Subqi, Jurnal Inject, Vol. 1, No. 2. Desember 2016:168).

Secara keseluruhan, pesantren terselenggara dengan tujuan

menghasilkan perubahan tingkah laku baik berupa bertambahnya

pengetahuan, keahlian, keterampilan, perubahan sikap dan perilaku

(Zainal, 2013: 12).

Hal ini sesuai dengan firman Allah yang termaktub dalam Surat Al-

Imron ayat: 190:

إن في خلق السماوات والرض واختلف الليل والنهار ليات لولي اللباب

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi

orang-orang yang berakal.” (Q.S. Al-Imron: 190)

Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia itu adalah

makhluk yang berakal, harus mengfungsikan akalnya untuk berfikir

(mempelajari) tanda-tanda kekuasaan Allah (alam) sebagai objek berfikir

Page 47: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

33

serta mengamalkannya sebagai hasil dari berfikir. Dari ayat ini tergambar

jelas bahwa objek kajian ilmu agama islam adalah seluruh alam.

Page 48: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Kata metode dan metodologi sering dianggap sama. Padahal

keduanya mempunyai arti yang berbeda. Kata metode merujuk pada teknik

yang digunakan dalam sebuah penelitian seperti observasi dan wawancara.

Sedangkan metodologi diambil dari bahasa Yunani methodologia yang

berarti teknik atau prosedur. Metodologi sendiri lebih merujuk pada alur

pemikiran umum atau menyeluruh dan gagasan teoritis dari suatu peneliti.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif

dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi lalu menafsirkannya melalui beberapa metode dan karakteristik yang

dimiliki (Denzin dan Lincoln dalam Satori, 2017: 22-2).

Penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor (1975),

metodologi penelitian kualitatif merupakan sebuah prosedur dengan hasil

akhir berupa kata-kata deskriptif dalam bentuk narasi dari sumber lisan

maupun perilaku objek yang diamati (Basrowi dan Suwandi, 2008: 21).

Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh data otentik

mengenai pengalaman orang-orang. Pada penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif yang datanya bersumber dari hasil

wawancara ddengan narasumber dan dijelaskan dalam bentuk kata-kata

yang kemudian diteliti dari hasil data pengamatan objek dan perilakunya.

Page 49: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

35

Jenis penelitian kualitatif deskriptif relevan untuk meneliti pola

komunikasi organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

Menurut Silalahi (2010: 39) penelitian kualitatif menggambarkan isi tetapi

tidak berdasarkan statistik, yang disajikan melalui sebuah cerita atau

peristiwa sehingga berkesan lebih nyata dan penuh makna.

Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan data untuk

memberi gambaran laporan. Data berasal dari observasi, wawancara,

dokumen dan literatur terkait fokus penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian di Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan yang berada di Desa Pabelan, Kecamatan

Mugkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah komunikasi organisasi di Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

D. Tahap Penelitian

1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Agustus 2019.

Page 50: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

36

2. Surat Perizinan

Mengurus surat perizinan di Akademik Fakultas Dakwah Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang ditujukan kepada Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

3. Menentukan Narasumber

a) Pengasuh Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

b) Guru Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

c) Ustadz-Ustadzah Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

d) Santri Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

E. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara

purposif. Sampel purposif adalah sampel yang sengaja dipilih oleh peneliti,

karena sampel ini memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat memperkaya data

peneliti. Peneliti akan berusaha agar sampel itu terdapat wakil-wakil dari

segala lapisan populasi. Dengan demikian diusahakan agar sampel itu

memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap

cukup representatif (Agustinova, 2015: 56).

Oleh karena itu, purposive sampling disebut juga judgment

sampling. Keuntungan sampel ini adalah bahwa sampel ini dipilih

sedemikian rupa sehingga relevan dengan desain peneliti. Selain itu cara ini

relatif mudah dan murah untuk dilaksanakan. Sampel yang dipilih adalah

individu yang menurut pertimbangan peneliti dapat didekati. Penelitian ini,

Page 51: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

37

penulis telah menentukan individu dari setiap lapisan jabatan sebagai

informan.

F. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan

data kepada peneliti (Sugiyono, 2007: 308). Data utama penelitian

diperoleh dari hasil wawancara kepada narasumber, serta pengamatan-

pengamatan di lokasi Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

sebagai pendukung.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain,

bukan diusahakan sendiri pengumpulannya (Supranto, 2003: 67). Data

pendukung berupa data-data atau dokumen yang didapat dari buku,

jurnal, artikel maupun literatur yang berkaitan dengan tema penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi bermaksud untuk mendapat data yang lebih detail dan

menyeluruh. Tidak hanya mengamati tingkah-laku narasumber, dengan

metode observasi, akan ditemukan memperoleh gambaran yang lebih

luas tentang permasalahan yang diteliti (Basrowi dan Suwandi, 2008:

94).

Sutrisno Hadi (1986) dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 94)

mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang

Page 52: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

38

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Observasi dilakukan terhadap hal-hal visual berupa

lingkungan sekitar sebagai pendukung wawancara.

Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan dan mengikuti

semua kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi

organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

Observasi dalam penelian ini akan tertuju pada semua lapisan

organisasi yang berperan dalam kegiatan seperti kiai, pengurus OPPP

dan santri, lingkungan Pondok Pesantren Pabelan yang meliputi majalah

dan literatur yang berkaitan dengan sbjek dan objek penelitian, sistem

komunikasi masyarakat, dll.

2. Wawancara

Bungin (2011: 100) menjelaskan, wawancara dalam suatu penelitian

yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia

dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu

pembantu utama dari metode observasi (pengamatan).

Maka, salah satu langkah untuk mengumpulkan data adalah

melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait. Penuturan dari para

narasumber tersebut kemudian menjadi kajian pembahasan dalam

penelitian. Prosesnya dapat dilakukan dengan beragam cara. Bisa

dengan langsung bertatap muka (face to face) dengan narasumber, yaitu

pengelola pondok dan santrinya. Selain itu juga bisa dilakukan secara

Page 53: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

39

tidak langsung seperti melalui telepon, internet, ataupun wawancara

tertulis untuk mendapatkan informasi dari narasumber.

Pada penelitian ini, penulis melakukan teknik wawancara secara

langsung kepada para narasumber dan bertempat di Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan.

3. Dokumentasi

Basrowi dan Suwandi (2008: 159) menyebut bahwa penyusunan

formulir pencatatan dokumen perlu dilakukan, supaya data dari suatu

sumber atau dokumen bisa dikumpulkan secara terseleksi sesuai dengan

keperluan penelitian yang bersangkutan. Dokumentasi akan menjadi

data pendukung dan pelengkap data primer yang diperoleh dari

observasi, wawancara dan data, jurnal atau literatur yang berkaitan

dengan penelitian.

Seiring berjalannya waktu, dokumentasi tidak hanya berupa tulisan,

namun sudah merambah dalam bentuk visual berupa foto maupun video.

Pada tingkat tertentu, dokumentasi juga bisa hanya berupa rekaman

suara yang berfungsi sebagai tanda bukti.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan mengacu pada teknik

analisis data data kualitatif yang dikembangkan oleh Miler dan Huberman.

Menurut Miler dan Huberman (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008: 209)

teknik analisis data mencakup tiga kegiatan bersamaan:

Page 54: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

40

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan.

Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai

akhir peneltian. Fungsi reduksi untuk menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi

sehingga interpretasi bisa ditarik.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks,

grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan

membaca dan menarik kesimpulan.

3. Penarikan

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Data yang telah direduksi dan diolah dalam

penyajiannya, disimpulkan dengan menguraikan temuan dari hasil

penelitian.

I. Teknik Validitas Data

Penelitian kualitatif harus ada pemeriksaan keabsahan data demi

terjaminnya keakuratan data penelitian. Data yang salah akan menghasilkan

penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya. Pada

penelitian ini, teknik validitas data yang digunakan adalah Triangulasi.

Page 55: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

41

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2010: 330).

Triangulasi merupakan salah satu proses yang harus dilalui oleh

seorang peneliti di samping proses lainnya, di mana proses ini menentukan

aspek validitas informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam

suatu penelitian. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu (Agustinova, 2015: 45).

Ada empat macam teknik triangulasi data, yaitu triangulasi metode,

triangulasi antar peneliti, triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Pada

skripsi ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data. Metode

triangulasi sumber data uji kredibilitas data dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari berbagai sumber

itu kemudian dideskripsikan dan diolah.

Ada tiga sub jenis sumber yang dicek:

1. Orang, data-data dikumpulkan dari orang yang berbeda yang

melakukan aktivitas yang sama.

2. Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda.

3. Ruang, data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda.

Page 56: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

a) Letak dan Luas Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan adalah lembaga

pendidikan yang didirikan oleh KH. Hamam Dja’far pada tanggal

28 Agustus 1965, kini lembaga ini dibawah naungan Yayasan

Wakaf Pondok Pabelan. Pondok pesantren ini terletak di Desa

Pabelan, yang juga sering disebut dengan Mbelan, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang dan terletak di antara jalan yang

menghubungkan jalur lalu lintas pariwisata dari Yogyakarta ke

Borobudur. Tepatnya, Pabelan berjarak 11 Km dari Candi

Borobudur, 2 Km dari ibukota kecamatan dan 6 Km dari ibukota

Kabupaten. Secara geografis luas wilayah desa Pabelan adalah

314.736 Ha dengan batas wilayah yaitu:

1) Timur : Desa Menayu (Kecamatan Muntilan)

2) Barat : Desa Ngrajek

3) Utara : Desa Bojong

4) Selatan : Desa Paremono

BPPP Pabelan sendiri memiliki tanah seluas kurang lebih 6

Ha. Desa Pabelan dilewati oleh Sungai Pabelan yang bersumber dari

lereng gunung merapi dan bermuara di Sungai Progo. Struktur tanah

Page 57: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

43

di Desa Pabelan berpasir karena letaknya yang berdekatan dengan

sugai, namun cukup subur karena berdekatan dengan Gunung

Merapi yang sering meletus serta mengakibatkan seringnya terjadi

hujan abu yang dapat menjadi pupuk yang sangat menunjang

kesuburan tanah untuk bertani aneka jenis tumbuhan. Beberapa

diantaranya padi, palawija, sayuran, serta masih banyak lagi lainnya.

b) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Sekitar Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan

Dengan keadaan geografis yang masih banyak lahan,

masyarakat Desa Pabelan mayoritas berpancaharian sebagai petani.

Kondisi ekonomi yang seperti itu, maka rata-rata penduduk

setempat sulit untuk mengenyam pendidikan yang tinggi.

Walaupun sector ekonomi Desa Pabelan relatif kurang

mampu, tapi desa tersebut memiliki kekayaan budaya yang beraneka

ragam. Di Desa Pabelan masih banyak budaya-budaya yang terjaga

kelestariannya hinga saat ini, seperti upacara adat tradisional.

Menurut data kependudukan (dalam Nashiruddin, 2004: 7)

mayoritas penduduk Pabelan beragama Islam (98,79%), dan

selebihnya Kristen atau Katholik. Tingkat pendidikan penduduk

sekitar relatif rendah, sebanyak 43,5% yang tidak bersekolah pada

tahun 1979 berkurang menjadin28,45% pada tahun 2004.

Page 58: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

44

c) Sejarah Berdirinya Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Desa pabelan lebih dikenal dengan sebutan desa santri dan

desa pejuang. Nama Pabelan sendiri berasal dari kata bela atau

pembelaan, yang dapat diartikan sebagai pembelaan terhadap rakyat

banyak.

Dalam profil 40 tahun Pondok Pesantren Pabelan (1965-

2005), dijelaskan bahwa bukti Pabelan merupakan desa pejuang

adalah ditemukannya sebuah peta tua kabupaten Magelang (Kaart

Wet Regentste Magelang) di arsip nasional Crew RCTI yang sedang

membuat film dokumenter. Dalam peta tertulis tahun 1855. Nama

Pabelan sendiri ditulis dengan huruf besar sama seperti Magelang,

Moentilan dan Bandongan yang diindikasikan bahwa Pabelan

memiliki keterkaitan dengan peta politik masa Pemerintahan Hindia

Belanda.

BPPP Pabelan memang memiliki sejarah panjang, dan

mengalami dua kali kefakuman. Pertama kali didirikan pada awal

1800-an, lalu terhenti akibat berkecamuknya Perang Jawa atau yang

lebih dikenal dengan Perang Diponegoro (1825-1830). Dihidupkan

kembali pada awal abad ke-20, lalu terhenti ketika Jepang masuk ke

Indonesia pada tahun 1942, sampai kemudian seorang pemuda yang

baru saja menyelesaikan pendidikannya di Pondok Modern Gontor,

Ponorogo, Jawa Timur membangkitkannya kembali sebulan

menjelang peristiwa G30S. Dialah Hamam Dja’far.

Page 59: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

45

BPPP Pabelan didirikan kembali pada 28 Agustus 1965 oleh

Kiai Hamam Dja’far. Pondok ini mengawali kegiatannya dengan 35

orang santri dan dengan sarana belajar seadanya. Generasi angkatan

pertama ini tidak ada yang sampai tamat karena sistem

pembelajarannya belum tertata rapi. Tapi keadaan itu tidak membuat

Kiai Hamam surut, ia terus melangkah maju dan akhirnya tidak

hanya membawa pondok yang diasuhnya ke pentas nasional, tetapi

juga ke panggung internasional.

Tidak seperti pendahulunya yang menerapkan sistem

sorogan atau bandongan, Kiai Hamam lebih memilih menerapkan

sistem pondok ala Gontor atau yang disebut juga dengan sistem KMI

(Kulliyatu al-Mu’allimin al-Islamiyah). Ini adalah sistem madrasah

di mana pelajaran agama, sebagaimana pelajaran umum, disusun

secara madrasi yang dibatasi oleh periode tertentu. Kegiatan belajar-

mengajar berlangsung di dalam kelas, setiap semester diadakan

ujian untuk mengevaluasi pencapaian santri secara lisan maupun

tertulis. Durasi pendidikan di KMI adalah enam tahun. Proses

pembelajaran di BPPP Pabelan tidak hanya berlangsung di dalam

kelas. Sebab, meskipun bagian terpenting, KMI hanya salah satu

komponen dalam sistem pendidikan pondok pesantren pabelan yang

berlangsung selama 24 jam.

Salah seorang santri angkatan pertama adalah Komarudin

Hidayat, yang berhasil di bidang akademik hingga menyandang

Page 60: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

46

gelar Profesor dan menjabat dua periode sebagai rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Menurutnya, dengan modal anak-anak

kampung yang miskin cita-cita dan imajinasi, Kiai Hamam berusaha

memasukkan virus mental agar para santri berani bermimpi besar.

Kia Hamam pernah berkata kepada Komarudin, jika engkau

ingin kaya dan pintar, maka cintailah orang kaya dan pintar.

Mulailah membayangkan masa depanmu sebagai orang sukses.

Orang yang berfikir kerdil, maka dia akan menjadi kerdil (Nuris,

dkk., Majalah Pabelan, 28 Agustus 2015).

Memasuki periode 1970, merupakan awal kecerahan BPPP

Pabelan dengan terus bertambahnya jumlah santri dari luar desa

Pabelan. Di antaranya banyak calon santri Pondok Modern Gontor

yang belum tertampung dan diarahkan oleh pimpinan pondok itu

mendaftar di Pabelan. Berawal dari transit, pada kenyataannya

banyak yang menjadi krasan dan tidak mau balik lagi ke Gontor.

Pada tahun 1980an, berkat kerja keras pesantren dengan

dukungan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan pemerintah,

BPPP Pabelan meraih penghargaan The Aga Khan Award for

Architecture, yang diterima langsung Kiai Hamam dari HRH Aga

Khan dengan disaksikan Presiden Pakistan, Jendral Ziaul Haq dalam

upacara di Shalimar Garden, Lahore, Pakistan.

Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Pabelan dibentuk pada

tahun 1991 untuk mengolah pondok yang tersistem. Dua tahun

Page 61: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

47

setelah dibentuknya yayasan, Kiai Hamam wafat pada 17 Maret

1993 bertepatan dengan 23 Ramadhan 1413 H pada usia 54 tahun.

Semua pihak sepakat untuk bertekad mempertahankan eksistensi

BPPP Pabelan.

Langkah awal yang ditempuh adalah membenahi aspek

kelembagaan di tengah suksesi kepemimpinan pondok, karena

semasa hidup Kiai Hamam belum secara eksplisit menyiapkan putra

mahkota untuk menggantikannya. Regenerasi kepemimpinan

dilakukan dengan cara yang baru, yaitu melalui pemilihan oleh

anggota Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Pabelan kemudian

menetapkan pondok dipimpin secara bersama oleh tiga orang yang

mendapat mandat dari yayasan. Mereka adalah KH Ahmad Mustofa,

KH Ahmad Najib Amin Hamam dan KH Muhammad Balya sebagai

pemegang mandat untuk memimpin pondok, serta Radjasa

Mu’tasim sebagai Direktur KMI (Nuris, Majalah Pabelan, 28

Agustus 2015).

d) Visi dan Misi Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Visi:

“Terdidiknya para santri menjadi Mukmin, Muslim dan

Muhsin yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas

dan ber pikiran bebas”

Page 62: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

48

Misi:

1) Menanamkan dan meningkatkan disiplin santri untuk

melaksanakan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menanamkan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwah

islamiyah, kemandirian dan kebebasan dalam kehidupan sehari-

hari.

3) Menyelenggarakan pendidikan formal dengan kurikulum

pesantren yang disesuaikan dengan kurikulum Pendidikan

Nasional.

4) Mendidik dan mengantarkan santri untuk mampu mengenal

jatidiri dan lingkungannya, serta mempersiapkan santri untuk

menjadi manusia mandiri dan berkhikmad kepada masyarakat,

negara, nusa dan bangsa.

e) Panca Jiwa dan Motto Pondok

1) Panca Jiwa Pondok

a) Keikhlasan

b) Kesederhanaan

c) Ukhuwah Islamiyah

d) Berdikari

e) Bebas

2) Motto Pondok

a) Berbudi tinggi

b) Berbadan sehat

Page 63: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

49

c) Berpengetahuan Luas

d) Berpikiran bebas

f) Aktivitas Santri di Pondok

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan memiliki dua

jenis santri, yaitu santri mukim (tinggal di pondok) dan santri kalong

(tinggal di rumah). Pada umumnya, santri kalong merupakan santri

ayang berasal dari Desa Pabelan. Jarak rumah yang dekat

memungkinkan santri kalong untuk mengikuti hampir seluruh

kegiatan yang ada di pondok. Sedangkan untuk kelas 6 KMI atau

XII MA semua santri diwajibkan untuk bermukim di pondok

(Rahmawati, Skripsi, 2010: 41-42).

Ada kegiatan santri mukim dan santri kalong yang sedikit

berbeda. Santri mukim, memiliki kegiatan yang lebih seperti

tanggungjawab atas keamanan dan kebersihan asrama. Di asrama,

biasanya ada peraturan-peraturan yang dibuat untuk ketertiban

bersama yang telah dimusyawarahkan oleh anggota kamar dan

diajukan kepada pengurus.

Seperti pondok-pondok lainnya, BPPP Pabelan juga

memiliki program kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan.

Program itu dilakukan secara tersistem dan dituangkan dalam jadwal

sehari-hari yang harus dipatuhi oleh santri.

Seluruh kegiatan di BPPP Pabelan selama 24 jam dikelola

oleh Organisasi Pengurus Pondok Pabelan (OPPP). Anggota

Page 64: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

50

pengurus OPPP adalah santri senior yang duduk di bangku MA.

Kegiatan di BPPP Pabelan dimulai dari bangun tidur hingga

menjelang tidur kembali, adapun kegiatan harian santri adalah

sebagai berikut:

1) 04.00-05.00 Salat Subuh

2) 05.00-06.00 Kegiatan rutin pagi

3) 06.00-07.00 MCK

4) 07.00-14.00 Kegiatan belajar mengajar

5) 12.00-12.30 Salat Zuhur dan makan siang

6) 14.00-16.00 Ekstrakulikuler

7) 15.00-15.45 Salat Asar dan kultum

8) 16.00-17.00 Olahraga

9) 17.00-17.15 MCK

10) 17.15-17.45 Belajar di masjid

11) 17.45-18.00 Salat Magrib

12) 18.00-19.00 Makan malam

13) 19.00-19.30 Salat Isya

14) 19.30-21.00 Belajar/kegiatan malam

15) 21.00-22.00 Istirahat

16) 22.00-04.00 Tidur

Selain jadwal harian, santri di BalaiPendidikan Pondok

Pesantren Pabelan juga memiliki dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan

wajib dan pilihan.

Page 65: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

51

1) Kegiatan Wajib

a) Organisasi dan kepemimpinan yang dihimpun dalam OPPP

(Organisasi Pelajar Pondok Pabelan)

b) Muhadloroh (latihan berpidato dalam tiga bahasa, Arab,

Inggris dan Indonesia)

c) Pramuka

d) Pendidikan komputer

e) Praktik mengajar / micro teaching

f) Pengajian kitab kuning

g) Keputrian (kusus untuk santri putri)

h) Muhadatsah/Conversation (latihan berbicara dengan

bahasa Arab dan Inggris)

i) Olahraga pagi (selasa lari pagi, kamis dan sabtu senam

pagi)

j) Tahfidz

2) Kegiatan Pilihan

a) Olahraga (basket, sepak bola, sepak takraw, badminton dll)

b) Seni bela diri (pencak silat, karate dan taekwondo)

c) Kursus bahasa Jepang

d) Klub komputer

e) English Club

f) Jurnalistik

g) Pustakawan/pustakawati

Page 66: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

52

h) Seni budaya (teater, marching band, band, kasidah,

marawis dll)

2. Temuan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih informan yang sesuai dengan

fokus penelitian sebagai sumber data primer penelitian. Adapun data

dari informan tersebut sebagai berikut:

a) Pengasuh Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Ahmad Najib Amin atau yang kerap disapa Pak Najib adalah

pengasuh BPPP Pabelan. Dia merupakan anak pertama dari pendiri

pondok, Kiai Hamam Dja’far. Sebagai pengasuh pondok, perannya

sangatlah vital. Kepemimpinannya sangat berpengaruh terhadap

kemajuan pondok dengan sistem pengolahan lembaga yang tepat.

b) Ketua Organisasi Pelajar Pondok Pabelan

Imron Khawaizi dan Arha’ Raihanu Surur yang akrab disapa

dengan Imron dan Raihan, sebagai Ketua dan Wakil Ketua

Organisasi Pelajar Pondok Pabelan. Kegiatan di BPPP Pabelan

hampir seluruhnya dikelola oleh OPPP. Imron dan Raihan memiliki

peran yang besar terhadap berjalannya kegiatan selama 24 jam.

Semua program, rencana dan inovasi kiai disampaikan kepada OPPP

untuk diterapkan kepada santri.

c) Guru di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Asma Khoriyah atau yang kerap dipanggil dengan sebutan Bu

Asma, merupakan guru dan alumni BPPP Pabelan serta merupakan

Page 67: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

53

warga asli yang lahir dan besar di Desa Pabelan. Lama hidup di

lingkungan pondok membuatnya tahu akan perkembangan pondok,

tak terkecuali tentang pola komunikasi yang terjadi di dalamnya.

d) Ustadz di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Bima Anggoro Muyassar adalah alumni BPPP Pabelan yang

lulus di tahun 2019. Setelah lulus dia melanjutkan Program

Penguatan Kompetensi Santri Pasca Kulliyatu al-Mu’allimien al-

Islamiyyah (KMI) atau biasa disebut program pengabdian.

Diposisikan sebagai Ustadz Kepengasuhan, perannya sebagai tangan

kanan kiai dalam kepengasuhan lebih banyak terjun ke santri untuk

mengawasi kegiatan yang berjalan.

e) Santri di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Bayu Aqil Saputra, adalah santri aktif di BPPP Pabelan yang

berasal dari Kalimantan Tengah. Saat ini ia duduk di kelas tiga

Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Fokus pada penelitian ini adalah pola komunikasi organisasi di

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan. Pondok sebagai lembaga

berada di bawah naungan Badan Yayasan Pondok Pabelan. Untuk

menjalankan programnya, BPPP Pabelan memiliki visi dan misi yang

jelas sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

Dalam menjalankan progamnya, banyak pihak berperan untuk

saling bekerjasama. Lembaga juga merupakan organisasi yang mana di

dalamnya terdapat bagian-bagian yang memiliki tugas dan peran

Page 68: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

54

berbeda dengan tujuan yang sama. Sebagai salahsatu faktor

keberhasilan dalam menerapkan tujuannya, organisasi membutuhkan

komunikasi yang baik antar sesama anggotanya.

Setelah melakukan penelitian dengan teknik observasi, wawancara

dan dokumentasi penulis mendapatkan hasil dari fokus penelitian pola

komunikasi organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

Di BPPP Pabelan terdapat dua pola komunikasi yang terjadi, yaitu pola

komunikasi Y dan pola komunikasi bintang/semua saluran.

Pola komunikasi Y terjadi pada komunikasi vertikal, sedangkan

pola komunikasi bintang terjadi pada komunikasi horizontal. Pada

komunikasi vertikal terjadi komunikasi ke atas dan ke bawah di BPPP

Pabelan. Komunikasi ke bawah isi pesannya lebih banyak berupa

instruksi, arahan dan perintah. Di sini juga ada feedback (timbal balik)

dari komunikan yang bertujuan mengurangi kesalahan dalam

interpretasi pesan.

Sedangkan pola komunikasi bintang di BPPP Pabelan terjadi antara

sesama santri, sesama pengurus ataupun sesama ustadz. Pola bintang

yaitu pola di mana semua anggota dapat saling berkomunikasi

walaupun berbeda tingkatan dalam struktur.

“Pasti lah santri saling bicara satu sama lain. Kalau di acara-

acara seperti praktek bahasa ke Candi Borobudur misalnya, bisa

saling komunikasi antara anak-anak dengan pengurus dan

pendamping.” (Saputra, wawancara, 13 Agustus 2019)

Proses komunikasi organisasi pada lembaga memiliki hambatan

yang berbeda. Hambatan yang terjadi di BPPP Pabelan ada dua, yaitu

Page 69: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

55

pesan komunikasi yang bersifat berstruktur lama tersampaikan dan

kesalahan dalam interpretasi pesan komunikasi

B. Pembahasan

1. Pola Komunikasi Organisasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan

Berdasarkan data penelitian yang didapat, Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan dalam menjalankan roda kegiatannya menggunakan

dua pola komunikasi, yaitu pola komunikasi Y dan pola komunikasi

bintang.

a) Pola Komunikasi Y di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Dalam menjalankan sistem kelembagaannya, Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan mempunyai beberapa bagian

kepengurusan yang mana pada setiap bagiannya memiliki tugas dan

fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan

kepengurusannya. Tingkatan pengurus tersebut terdiri dari kiai

(pengasuh pondok), ustadz (guru), pengurus Organisasi Pelajar

Pondok Pabelan (OPPP) dan pendamping kamar.

Anggota pengurus OPPP adalah santri senior yang telah

tinggal lama di pondok. Santri senior akan mendapat tugas dan

wewenang yang berbeda. Umumnya mereka dibagi tugas menjadi

ustadz untuk santri yang telah lulus Madrasah Aliyah, pendamping

dan pengurus OPPP untuk santri Madrasah Aliyah.

Page 70: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

56

Proses komunikasi yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan dan kebijakan yang terjadi melalui tahap dan kesepakatan

bersama disebut juga dengan manajemen komunikasi. Biasanya

pengurus bertatap muka dengan kiai untuk mengadakan pertemuan.

Seperti yang disebutkan dalam wawancara peneliti dengan

narasumber sebagai berikut:

“Tiap tahun itu karakter santri kami itu berbeda, karena itu

perlu regulasi-regukasi baru yang sesuai. Saya biasa

mengajak pengurus OPPP berkumpul rutin untuk

membahasnya.” (wawancara, Amin, 13 Agustus 2019)

Kumpul rutin ini dibuat untuk membahas rencana-rencana

yang akan dilaksanakan dalam waktu pendek maupun panjang.

Kumpul juga membahas tentang regulasi-regulasi yang telah berlaku

agar sesuai dengan keadaan santri.

Proses komunikasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara kiai,

ustadz, pengurus OPPP, pendamping kamar maupun santri. Ketika

kiai mengajak santrinya untuk berkumpul bertatap muka, di sana

terjadi komunikasi secara langsung di antara mereka. Komunikasi

tidak langsung juga terjadi ketika kiai sedang tidak berada di

lingkungan pondok. Untuk sistem kontrol santri, kiai dapat

berkomunikasi dengan ustadz melalui media handphone atau

melakukan cek mendadak ke asrama.

Setiap pelaku komunikasi selalu menjalin komunikasi secara

formal melalui rapat. Kiai biasanya mengumpulkan pengurus OPPP

Page 71: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

57

atau ketua dari masing-masing bagian di kepengurusan OPPP

sebagai perwakilan untuk rapat. Di sini terjadi komunikasi secara

langsung antara kiai dan pengurus OPPP, dan terkadang tidak semua

pengurus dapat berkomunikasi secara langsung dengan kiai. Seperti

disampaikan oleh Ketua OPPP sebagai berikut:

“Biasanya Bapak mengajak pengurus OPPP berkumpul, tapi

kadang-kadang hanya memanggil ketua bagian tertentu

untuk menyampaikan sedikit arahan agar disampaikan dan

didiskusikan dengan anggota bagian di asrama.” (Khawaizi,

wawancara, 13 Agustus 2019)

Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa terkadang

tidak setiap anggota pengurus OPPP dapat berkomunikasi secara

langsung dengan kiai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola

atau struktur komunikasi yang terjadi di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan adalah pola yang berbentuk Y. Pada pola Y pusat

komunikasi tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan

seluruh individu, melainkan ada individu yang bertugas sebagai

perantara untuk menyampaikan pesan individu lainnya.

Pada pola Y ini, kiai berperan sebagai pusat komunikasi

sedangkan pengurus OPPP merupakan perantara (gatekepeer), yang

memiliki tugas menyalurkan pesan kiai kepada santri.

Page 72: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

58

Bagan 4.1 Pola Struktur Y di BPPP Pabelan

Berdasarkan observasi peneliti, alur komunikasi di Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan menunjukkan bahwa kiai

menyampaikan informasi melalui ketua bagian OPPP, lalu ketua

bagian menyampaikan pesan kepada anggotanya dan diteruskan

pada santri. Dengan adanya beberapa pihak yang terlibat secara

struktural, maka alur komunikasi yang digunakan oleh kiai adalah

secara berurutan.

1) Konten Komunikasi

Konten komunikasi pada pola komunikasi Y ini

berfokus pada isi dari apa yang disampaikan oleh kiai sebagai

pengasuh dan pimpinan BPPP Pabelan. Menurut George Terry

(dalam Saleh, 2016: 19) kepemimpinan adalah hubungan antara

seorang dengan orang lain, pemimpin mampu memengaruhi

agar orang lain bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas-

tugas yang berkaitan untuk mencapai apa yang diinginkannya.

OPPP

Ustadz Kiai

Pendamping Kamar

Santri

Page 73: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

59

Dari definisi di atas, pemimpin dimungkinkan dapat

menggunakan banyak model komunikasi agar mudah dipahami

oleh bawahannya. Pemimpin harus memiliki prinsip dalam

komunikasi pimpinan terhadap bawahannya. Menurut tokoh

pendidikan nasonal Ki Hajar Dewantara (1977), pemimpin

harus menformulasikan sifat pemimpin berdasarkan posisi dan

perannya, antara lain:

a. Ing Ngarso Sung Tulada, di saat berada di depan (di hadapan

bawahan) mampu memberi contoh dan menjadi teladan

terbaik.

b. Ing Madya Mangun Karso, di tengah-tengah bawahan

memiliki semangat atau menggugah semangat dan mampu

memberi motivasi.

c. Tut Wuri Handayani, di saat berada di belakang

(bawahannya) mampu memengaruhi, mengayomi, dan

bertanggung jawab (Saleh, 2016: 47).

Dalam komunikasi organisasi yang terjadi di BPPP

Pabelan, ketika kiai berperan sebagai pemimpin sehingga lebih

sering menyampaikan komunikasi yang berhubungan dengan

perintah atau instruksi. Seperti dijelaskan oleh Wakil Ketua

OPPP:

“ya sering diberi perintah dari bapak, misalnya kami

diminta mengadakan acara juga sekalian rencana

pelaksanaannya dan nantinya ada masukan juga

arahannya dari bapak. Kadang kalau ada peraturan

Page 74: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

60

baru dari bapak, kami diminta mendiskusikannya.

Kalau pertemuan sama bapak, selain diberi tugas dan

instruksi kami juga sering dapat motivasi-motivasi

berupa nasihat.” (Surur, wawancara, 13 Agustus

2019)

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa isi komunikasi yang disampaikan kiai adalah berupa

instruksi, arahan maupun motivasi. Instruksi dari kiai

berhubungan dengan tugas-tugas harian dan kendalanya. Kiai

menyampaikan instruksi dan arahan kepada pengurus OPPP

untuk bahan evaluasi. Dari sini pengurus dapat mengerti apa

yang harus dilakukan, apa yang harus diperbaiki dan juga apa

yang harus dipertahankan.

Sedangkan peran kiai sebagai pengasuh pondok

cenderung memberi motivasi dan nasihat kepada santri.

Motivasi-motivasi dari kiai bertujuan untuk mendorong

semangat pengurus OPPP dalam melaksanakan tugasnya.

Nasihat yang kiai sampaikan juga bertujuan untuk menanamkan

visi dan misi BPPP Pabelan kepada pengurus.

2) Arah Aliran Komunikasi

Arah aliran komunikasi yang terjadi di Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan terdiri dari komunikasi

ke bawah (downward communication) dan komunikasi ke atas

(upward communication).

Page 75: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

61

Komunikasi ke bawah merupakan saluran yang paling

sering digunakan dalam sistem organisasi. Arus pengiriman

pesan terjadi dari atasan kepada bawahan, biasanya digunakan

untuk mengirim perintah, petunjuk, tujuan dan kebijakan pada

anggota yang berada pada tingkat di bawahnya (Situmeang,

2016: 21).

Komunikasi ke bawah terjadi ketika kiai

berkomunikasi dengan pengurus OPPP. Kiai memberi

masukan-masukan penting untuk dilaksanakan OPPP dalam

mengatur santri-santri. Masukan itu berupa petunjuk, arahan

ataupun perintah/instruksi.

Pesan yang bersifat satu arah memiliki kelemahan

yaitu kesulitan untuk menterjemahkan isi pesan. Seperti di Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan, kerap ada perintah atau

instruksi dari kiai yang kurang dipahami oleh ketua bagian

pengurus OPPP sehingga mereka akan kesulitan dalam

menginterpretasikan kepada anggotanya. Karena itu dibutuhkan

feedback dari anggotanya, yaitu komunikasi ke atas.

Komunikasi dua arah sangatlah penting untuk membangun

relasi yang baik.

Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim

dari hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.

Komunikasi ke atas di BPPP Pabelan terjadi ketika pengurus

Page 76: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

62

OPPP mempunyai rencana, ide, rangkaian kegiatan dan

program lainnya yang akan dilaksanakan, harus disampaikan

terlebih dulu kepada kiai untuk meminta persetujuan. Pengurus

pada tiap bagian, sebelumnya telah melakukan rapat untuk

membahas program-program yang akan mereka canangkan.

Setelahnya, hanya ketua dari tiap-tiap bagian yang menghadap

pada kiai untuk menyampaikan rencana program tersebut.

Komunikasi ke atas sangatlah penting untuk

mempertahankan pertumbuhan organisasi. Anggota menerima

pesan dari pemimpinnya untuk dilaksanakan, anggota bisa

mempertanyakan hasil kerjanya juga memberi saran-saran pada

pemimpinnya untuk kebaikan organisasi.

Dengan adanya komunikasi timbal balik yang bersifat

dua arah (ke bawah dan ke atas), maka kiai dan pengurus OPPP

dapat saling mengerti apa yang di sampaikan satu sama lain juga

dapat mengurangi hambatan yang terjadi dalam komunikasi.

3) Cara atau Saluran Komunikasi

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti

lakukan, kiai di BPPP Pabelan melakukan komunikasi dengan

pengurus OPPP secara langsung melalui rapat, secara tidak

langsung juga melalui media tulis dan cetak.

Pada kumpul atau rapat rutin, kiai melakukan

komunikasi secara langsung bertatap muka. Selain dengan

Page 77: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

63

bertatap muka secara langsung, kiai juga melakukan komunikasi

dengan saluran tertulis. Jika ada yang ingin kiai sampaikan

ketika hendak meninggalkan lingkungan pondok pesantren

untuk keperluan tertentu, kiai memberikan pesan amanah

kepada ustadz bidang kepengasuhan melalui handphone. Kiai

juga menyampaikan pesannya melalui tulisan di kertas yang

isinya instruksi maupun arahan untuk pengurus OPPP.

Selain itu kiai juga berkomunikasi kepada santrinya

melalui tulisan-tulisannya di majalah. Pada majalah DIALOG

yang merupakan karya santri, kiai menulis rutin tiap edisi, yaitu

tiap tahun. Majalah ini merupakan majalah untuk kalangan

santri. Sedangkan pada majalah PABELAN yang

dipublikasikan untuk umum, kiai juga menulis pada setiap

edisinya, yaitu tiap bulan.

Majalah DIALOG dalam hal ini termasuk dalam

kategori house journal, yaitu suatu pemberitaan untuk kalangan

sendiri atau disebut juga private publication yang berbeda

dengan commercial perss. Berbeda dengan majalah PABELAN

yang merupakan commercial perss, yang isinya dapat

digunakan untuk kalangan umum.

Berdasarkan uraian di atas, kiai berkomunikasi

menggunakan media cetak dan elektronik untuk menyampaikan

pesan dan gagasannya. Media elektronik yang kiai gunakan

Page 78: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

64

adalah handphone, sedangkan media cetak yang kiai gunakan

adalah majalah.

Kiai terkadang keliling komplek pondok untuk

mengecek kegiatan santri. Ini merupakan salah satu cara kiai

yang bertujuan untuk sistem kontrol. Semua kegiatan yang ada

di BPPP Pabelan dikelola oleh OPPP yang masih membutuhkan

banyak pengarahan. Di sini tugas kiai sebagai pimpinan dan

pengasuh pondok untuk mengawasi dan mengontrol jalannya

kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah diprogram.

Dengan kelilingnya kiai secara mendadak, kiai dapat

langsung menanyakan kepada santri terkait kegiatan yang saat

itu dilaksanakan. Sistim kontrol secara mendadak ini sangat

efektif untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan santri berjalan.

4) Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi didefinisikan sebagai seperangkat

perilaku antarpribadi terspesialisasi yang digunakan dalam

situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi memiliki

kelebihan dan kelemahan tersendiri. Setiap gaya yang

digunakan seseorang akan berbeda sesuai maksud dari pengirim

dan pesan yang disampaikannya.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kiai di BPPP

Pabelan menerapkan gaya komunikasi berstruktur. Kiai pada

proses komunikasinya lebih sering menyampaikan pesan-pesan

Page 79: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

65

yang beirisi arahan ataupun instruksi untuk pengurus terkait apa

yang harus dan tidak harus dilakukan. Dalam menyampaikan

pesannya kiai lebih sering menggunakan model komunikasi

interpersonal, yaitu langsung kepada individu.

Gaya komunikasi menurut Frazier Moore (dalam

Jurnal Paradigama Madani, 2, November 2015) juga bisa

dikategorikan menjadi komunikasi formal, informal dan

nonformal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang

dilakukan secara kewenangan yang digariskan dalam rencana

organisasi dan dilakukan secara resmi. Komunikasi formal di

BPPP Pabelan terjadi ketika ada perkumpulan rutin antara kiai

dan santri.

Komunikasi informal merupakan komunikasi yang

dilakukan secara tidak resmi atau di luar jam kerja tetapi pesan

yang disampaikan bersifat formal/resmi. Komunikasi informal

terjadi ketika kiai memanggil salah satu santri di waktu luang

dan menanyakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

keberlangsungan kegiatan pondok.

Sedangkan komunikasi nonformal merujuk pada

materi pembicaraan yang tidak resmi, kapan, dimana, apa,

bagaimana, siapa saja tidak ada peraturan. Dimanapun,

kapanpun oleh siapapun bisa terjadi. Komunikasi nonformal

terjadi ketika kiai mengisi santri dengan motivasi-motivasi

Page 80: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

66

maupun nasehat. Santri yang merupakan pemuda belum

matang, pasti memiliki banyak masalah untuk diceritakan. Di

sini kiai hadir sebagai pengasuh santri yang siap mendengarkan

keluh kesan santrinya dan juga memberi masukan untuk

mereka.

b) Pola Komunikasi Bintang di Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan

Pola komunikasi bintang memungkinkan individu dapat

berkomunikasi dengan individu lainnya yang berada pada sesama

lapisan tingkatan. Ketika kiai menyampaikan gagasannya, pengurus

akan mengadakan rapat anggota pengurus OPPP dan bersifat hanya

untuk anggota. Rapat ini bertujuan untuk menerjemahkan apa yang

menjadi gagasan kiai ke dalam bentuk rincian.

Rapat yang dikususkan untuk anggota OPPP merupakan

contoh komunikasi horizontal. Begitu pula forum-forum yang

diadakan santri pada tingkat kamar dan asrama juga merupakan

komunikasi horizontal.

Berdasarkan uraian di atas, pola komunikasi bintang

cenderung digunakan pada komunikasi horizontal yang sesama

setara jabatan. Tapi pada pola bintang, semua dapat berkomunikasi

tanpa memandang strata kelasnya. Artinya, setiap individu dapat

berkomunikasi dengan individu lainnya tanpa perantara.

Page 81: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

67

Pada komunkasi ini terdapat respon dari lawan bicara,

artinya terjadi timbal balik antara komunikator dan komunikan.

Komunikasi yang bersifat informal membuat komunikator dan

komunikan leluasa dalam berkomunikasi.

Bagan 4.2 Pola Struktur Bintang di BPPP Pabelan

Berdasarkan bagan di atas, dapat dilihat bahwa semua

individu dari tiap strata tingkatan dapat saling berkomunikasi tanpa

melalui perantara. Kiai dapat langsung menyampaikan pesannya

kepada santri, OPPP, Ustadz maupun pendamping kamar tanpa

melalui perantara.

1) Konten Komunikasi

Konten komunikasi pada komunikasi bintang bersifat

formal dan nonformal. Konten bersifat formal terjadi ketika

kegiatan-kegiatan resmi santri, sedangkan konten nonformal

terjadi pada pergaulan santri setiap hari.

Pada kegiatan pidato misalnya, setiap individu yang

bertugas akan menyampaikan pidatonya kepada pendengar.

Kiai

OPPP Ustadz

Pendamping Kamar Santri

Page 82: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

68

Setelah selesai, akan ada pertanyaan dari pendengar. Apa yang

disampaikan oleh orator menggunakan bahasa dan bahasan

yang resmi.

Sedangkan konten nonformal pasti terjadi di antara

santri. Sebagai sesama santri yang berteman, candaan dan

gurauan adalah hal yang wajar. Itu merupakan salah satu konten

nonformal yang terjadi. Cerita, curahan hati maupun keluhan

santri yang disampaikan kepada temannya merupakan konten

yang bersifat nonformal.

2. Faktor Penghambat Komunikasi Organisasi di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan

Dalam proses komunikasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan, terdapat beberapa faktor penghambat komunikasi.

a) Pesan komunikasi vertikal yang bersifat terstruktur lama

tersampaikan

Semua kegiatan yang ada di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan dikelola oleh OPPP di bawah bimbingan kiai dan

ustadz. Apa yang menjadi gagasan kiai terkait usulan kegiatan akan

disampaikan kepada pengurus OPPP untuk kemudian disampaikan

kedapa santri. Begitu pula sebaliknya, usulan santri akan

disampaikan kepada kiai lewat perantara pengurus OPPP. Proses ini

membutuhkan waktu yang relatif lebih lama tetapi efektif.

Page 83: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

69

Kiai sebagai pengasuh dan pemimpin pondok juga memiliki

tugas di luar lingkungan pondok. Tugas itu terkait promosi pondok,

rapat pimpinan pondok dll. Peran kiai sebagai pusat komunikasi

akan berkurang ketika berada di luar lingkungan pondok. Begitu

pula berkurangnya sistem kontrol kiai terhadap santri. Contohnya

ketika pengurus OPPP selesai musyawarah hendak menyampaikan

hasilnya untuk meminta persetujuan kiai, tetapi kiai sedang di luar

komplek pondok. Maka persetujuan hasil musyawarah akan mundur

dan berdampak pada pesan yang tertunda.

b) Kesalahan dalam interpretasi pesan.

Komunikasi yang bersifat terstruktur dan melalui perantara

yaitu pengurus OPPP, membuat banyak kemungkinan kesalahan

pemahaman. Ketika kiai menyampaikan pesan kepada pengurus

OPPP dan mereka paham, terkadang akan ada perbedaan antara

pesan yang disampaikan pengurus OPPP kepada santri dan pesan

yang disampaikan kiai kepada pengurus OPPP. Karena itu

dibutuhkan persamaan persepsi antara pengurus OPPP dan kiai agar

pemahaman pengurus mempunya makna yang sama dengan

pemahaman kiai.

Page 84: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan tentang pola komunikasi organisasi dengan diperkuat

data yang ada, menunjukkan bahwa:

1. Komunikasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

menggunakan pola komunikasi Y dan pola komunikasi bintang/semua

saluran. Pola komunikasi Y terjadi pada komunikasi vertikal. Kiai

sebagai pusat komunikasi mengirimkan pesannya ke santri melalui

pengurus OPPP yang berperan sebagai gatekeeper. Konten pesannya

formal berisi arahan, instruksi dan nasehat yang disampaikan secara

langsung bertatap muka atau melalui saluran media tertulis, cetak dan

elektronik. Pola komunikasi bintang/semua saluran sering terjadi pada

komunikasi yang bersifat horizontal. Setiap individu dapat

berkomunikasi dengan lainnya tanpa perantara. Konten pesannya

bersifat formal dan informal.

2. Penghambat komunikasi organisasi di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan ada dua, yaitu pesan komunikasi vertikal yang

bersifat terstruktur lama tersampaikan dan kesalahan dalam interpretasi

pesan.

Page 85: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

71

B. Saran

Demi kelancaran komunikasi di Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan, penulis memberikan saran untuk memaksimalkan peran ustadz

dalam pengawasan santri sebagai sistem kontrol santri, kususnya ketika kiai

ada tugas di luar lingkungan pondok pesantren. Kiai juga bisa menugaskan

beberapa guru senior untuk mengawasi kegiatan santri di asrama pada

waktu-waktu tertentu.

Page 86: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Calpulis.

Ali, Mukti. 2017. Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa.

Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Bungin, Burhan. 2014. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia Kuliah Dasar (Agus Maulana.

Terjemahan). Jakarta: Professional Books.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.

Hasrullah. 2013. Beragam Perspektif Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup.

Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Hidayat, Komaruddin, dkk. 2015. Pondok Pabelan dan Mobilitas Kaum Santri.

Jakarta: PONDOK PABELAN.

Hidayat, Komaruddin. 2016. Dari Pesantren untuk Dunia: Kisah-Kisah Inspiratif

Kaum Santri. Jakarta: PPIM UIN Syarif Hidayatullah

Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kementrian Agama RI. 2014. Mushaf Al Qur’an Tajwid dan Terjemah. Abyan:

Solo.

Kurikulum, Departemen. 2006. Syarhu al-Mahfudtot. Ponorogo: Darussalam Press.

Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 87: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

__________. 2016. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Pace, R. Wayne. Faules, Don F. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Romli, Khomsahrial. 2014. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT

Gramedia.

Rosidi, Ajip. 2015. Kiai Hamam Dja'far dan Pondok Pabelan. Bandung: PT Dunia

Pustaka Jaya.

Santoso, Edi. Setiansah, Mite. 2012. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Situmeang, Ilona V. Oisina. 2016. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif

Objektif dan Perspektif Subjektif. Yogyakarta: Ekuilibria.

Subakrun, Ainur Rhaien. 2013. K.H. M. Dawam Saleh: Anak Sopir yang

Mendirikan Pesantren. Surabaya: Bahari Presss.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alvabeta.

Suhandang, Kustadi. 2014. Strategi Dakwah: Penerapan Strategi Komunikasi

dalam Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supranto, J. 2003. Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Wursanto, Ig. 1989. Dasar-Dasar Manajemen Personali. Jakarta: Dian Pustaka.

Jurnal

Jasuli. 2015. Pola Komunikasi Organisasi di Pondok Pesantren Maqnaul Ulum,

(Online) Vol. 2, No. 2.

(http://ejurnal.uji.ac.id/index.php/PAR/article/view/42, diakses pada tanggal

28 Juli 2019).

Subqi, Imam. 2016. Pola Komunikasi Keagamaan dalam Membentuk Kepribadian

Anak, (Online) Vol. 1, No. 2.

(http://inject.iainsalatiga.ac.ic/index.php/INJECT/article/view/648, diakses

pada tanggal 3 Agustus 2019)

Page 88: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Skripsi

Ghauhar, Altav. 2012. Kiai Hamam Dja’far dan Pondok Pesantren Pabelan (1965-

1980). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Hasbul. 2015. Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pembinaan Akhlak Islami

Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy Bumi Serpong Damai (BSD)

Tangerang Selatan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Kamal, Abdillah. 2014. Pola Komunikasi Organisasi Forum Komunikasi Pemuda

Indonesia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Rahmawati, Yuli. 2010. Perkembangan Sistem Pendidikan Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan (Menuju Pesantren Modern). Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Majalah

Nuris, Abu. 2015. “Highlight: Lima Puluh Tahun Pondok Pabelan”. dalam

Pabelan, Agustus, I. Magelang.

Page 89: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

LAMPIRAN

Gambar 1 Wawancara dengan KH. Ahmad Najib Amin Hamam, Pengasuh Balai PendidikanPondok Pesantren Pabelan

Gambar 2 Wawancara dengan Bima Anggoro Muyassar, Ustadz bidang kepengasuhan.

Gambar 3 Wawancara dengan Imron Khawaizi (kiri) dan Arha' Raihanu Surur (kanan), Ketua dan Wakil Ketua Organisasi Pelajar Pondok.

Page 90: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Gambar 4 KH. Hamam Dja'far, pendiri BPPP Pabelan. Gambar 5 KH. Hamam Dja'far umur 15 tahun.

Gambar 6 KH. Hamam Dja'far bersama Presiden Pakistan, Zia'ul Haq (kiri) setelah menerima penghargaan Aga Khan Award (1980).

Page 91: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Gambar 7 Denah lokas BPPP Pabelan.

Gambar 8 Struktur Organisasi Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

Page 92: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

PEDOMAN WAWANCARA

A. Untuk Pengasuh Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

1. Apakah program unggulan di BPPP Pabelan?

2. Siapa saja yang berperan dalam meningkatkan program unggulan?

3. Bagaimana cara pengambilan keputusan?

4. Bagaimana regulasi terbentuk?

5. Bagaimana cara menanamkan visi dan misi pondok serta motivasi

kepada santri?

6. Pesan apa saja yang disampaikan dalam rapat?

7. Bagaimana alur komunikasi santri, pengurus, ustadz dan pengasuh

pondok?

8. Bagaimana program OPPP terlaksana?

B. Untuk Guru Pengajar

1. Bagaimana cara mengontrol kegiatan belajar santri di luar jam sekolah?

2. Bagaimana pembagian tugas dalam kepengurusan guru?

3. Bagaimana regulasi terbentuk?

4. Bagaimana cara menanamkan visi dan misi pondok serta motivasi

kepada santri?

5. Pesan apa saja yang disampaikan dalam rapat?

C. Untuk Ustadz Pengabdian BPPP Pabelan

1. Bagaimana peran ustadz di kegiatan pondok dan sekolah?

2. Apa saja yang menjadi masalah dalam kegiatan di pondok?

3. Bagaimana proses penyelesaian masalahnya?

Page 93: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

4. Bagaimana kesan anda terkait cara pengambilan keputusan dan

kebijakan di pondok?

5. Bagaimana cara menginterpretasikan pesan kiai kepada santri?

6. Media apa saja yang digunakan kiai dalam menyampaikan inovasinya

kepada santri?

D. Untuk Ketua dan Wakil Ketua Organisasi Pelajar Pondok (OPPP)

1. Bagaimana cara mengkoordinasikan tugas-tugas bagian pengurus

OPPP?

2. Apa saja hambatan yang ada? Bagaimana mengatasinya?

3. Bagaimana cara mengatasinya?

4. Kapan pengurus OPPP bisa bertemu kiai?

5. Apakah rapat selalu bersifat formal?

6. Ketika rapat, apa bahasan yang sering disampaikan kiai?

7. Bagaimana alur program OPPP terlaksana?

8. Kepada siapa santri berkeluh terkait permasalahannya?

E. Untuk Santri BPPP Pabelan

1. Kapan masuk pondok?

2. Bagaimana keadaan lingkungan pondok seperti teman, komunikasi,

kegiatan dan aturan?

3. Bagaimana prosedur untuk keluar komplek pondok?

4. Bagaimana cara pengurus dan ustadz dalam mengatur kegiatan?

5. Bisakah komunikasi langsung dengan ustadz, oppp atau pun guru?

Page 94: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Najib Amin Hamam

Jabatan : Pengasuh Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Menerangkan bahwa:

Nama : Sufiyan Alwi

NIM : 43010150005

Progdi / Lembaga : Komunikasi dan Penyiaran Islam / IAIN Salatiga

Telah mengadakan wawancara dengan kami dalam rangka penyusunan

skripsi dengan judul Pola Komunikasi Organisasi di Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dipergunakan sebagaimana

mestinya, dan kepada yang bersangkutan harap maklum adanya.

Pabelan, 23 Agustus 2019

Pengasuh Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan

Ahmad Najib Amin Hamam

Page 95: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Pabelan

Nama : KH. Ahmad Najib Amin Hamam

Tempat : Pondok Pesantren Pabelan

Waktu : 13 Agustus 2019, pukul 13.20 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah program unggulan di BPPP

Pabelan?

Ini pertanyaan yang susah dijawab.

Pabelan ini bukan mesin pencetak,

dulu almarhum KH Hamam

Dja’far berpesan bahwa siapapun

dia yang penting punya niat tanpa

memandang nilai boleh masuk

Pabelan. Jadi mungkin

unggulannya ya bagaimana

Pabelan mengantarkan santri

untuk mengenal dirinya sendiri

dan mengenal tuhannya.

2. Siapa saja yang berperan dalam

meningkatkan program unggulan?

Semua berperan, santri hidup 24

jam sehari itu bersama-sama.

Semuanya penting, saling

melengkapi.

3. Bagaimana cara pengambilan

keputusan?

Jadi kami membaca situasi, kira-

kira dengan bahan yang seperti ini

Page 96: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

aturan apa yang cocok digunakan.

OPPP mengelola dan memberi

peraturan, nanti saya akan koreksi.

4. Bagaimana regulasi terbentuk? Itu melalui rapat dan tiap tahun ada

regulasi yang berbeda. Tipa tahun

itu bahan yang datang berbeda-

beda, maka perlu regulasi baru

untuk menyesuaikan keadaan

santri dan jaman.

5. Bagaimana cara menanamkan visi

dan misi pondok serta motivasi

kepada santri?

Selama 24 jam kegiatan santri, itu

sudah ditanamkan visi misi.

Semua kegiatan didasari dan

diselaraskan untuk mendukung

tercapainya visi misi pondok.

Kalau motivasi itu porsi saya

sebagai orang tua mereka, sering

saya sampaikan lewat khutbah

seperti kuliah subuh, khutbah

perpulangan maupun khutbah

perayaan tertentu.

6. Pesan apa saja yang disampaikan

dalam rapat?

Kalau porsi saya dengan OPPP ya

harus formal, tapi di lain sisi saya

juga jadi orang tua mereka di sini.

Page 97: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Sebagai orang tua ya

pembicaraannya tidak formal.

7. Bagaimana alur komunikasi santri,

pengurus, ustadz dan pengasuh

pondok?

Saya berusaha melatih

kedewasaan santri, juga melatih

mereka untuk bertanggung jawab.

Permasalahan anak akan

diselesaikan mereka sendiri. Dari

lingkup kecil, mereka bisa saling

membantu sesama teman kamar,

mningkat ke pendamping kamar,

pengurus OPPP dan bila

masalahnya besar baru akan

dilaporkan ke saya.

8. Bagaimana program OPPP

terlaksana?

Melalui persetujuan bersama.

Mereka yang merancang, mereka

pula yang melaksanakan. Saya

hanya akan mengawasinya.

Page 98: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Narasumber : Guru Pengajar

Nama : Asma Khoriyah

Tempat : Desa Pabelan

Waktu : 13 Agustus 2019, pukul 16.43 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana cara

mengontrol kegiatan

belajar santri di luar jam

sekolah?

Kami guru-guru cukup bekerjasama dengan

pengurus OPPP yang mengelola kegiatan di

asrama. Kami juga ada jadwal keliling ke

asrama untuk cek belajar anak-anak.

2. Bagaimana pembagian

tugas dalam kepengurusan

guru?

Itu sudah ada jobdesk masing-masing

bagian. Jadi kami hanya melakukan

pemilihan terkait struktur, untuk tugas kan

sudah ada kejelasannya dari tiap bagian.

3. Bagaimana regulasi

terbentuk?

Ya melalui musyawarah dan rapat. Kami

ada rapat guru membahas program dan

rencana pembelajaran, nanti diusulkan ke

kiai untuk meminta persetujuan. Ada juga

rapat besar yang di dalamnya ada kiai, guru,

ustadz pengabdian juga OPPP.

4. Bagaimana cara

menanamkan visi dan misi

pondok serta motivasi

kepada santri?

Pada setiap pelajaran dan kegiatan kami

selalu menyelipkan motivasi untuk

menumbuhkan semangat. Kami juga sering

mengingatkan ulang tujuan mereka datang

Page 99: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

kepondok agar selaras dengan visi misi

pondok. Visi, misi, motto dan panca jiwa

pondok pun sudah ada di banyak papan

yang ditempel di tembok-tembok

lingkungan pondok.

5. Pesan apa saja yang

disampaikan dalam rapat?

Kalau dalam rapat itu biasanya pesan yang

disampaikan kiai seperti arahan atau

instruksi. Intinya kami hanya evaluasi

program selama sebulan. Lalu ada gagasan

dari kiai, nah itu yang biasanya berupa

instruksi dan kami diminta untuk berdiskusi

terkait bagaimana cara pelaksanaanya.

Page 100: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Narasumber : Ustadz Pengabdian

Nama : Bima Anggoro Muyassar

Tempat : Pondok Pesantren Pabelan

Waktu : 13 Agustus 2019, pukul 09.20 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana peran ustadz

di kegiatan pondok dan

sekolah?

Di sekolah ustadz bertugas membantu guru-

guru mengelola kegiatan belajar mengajar

(KBM). Tapi, yang utama selama 24 jam

ustadz sebagai tangan kanan kiai untuk

mengawasi santri. Jadi, kiai maupun guru bila

ada perlu dengan santri bisa memerintah

ustadz.

2. Apa saja yang menjadi

masalah dalam kegiatan

di pondok?

Ya banyak, misal antar pengurus ada mis-

komunikasi. Kiai itu lebih sering memberi

perintah pada pengurus untuk dilaksanakan

pada kegiatan santri, tapi ya kadang pengurus

sering salah memahami perintah kiai. Jadi inti

pesannya bisa beda.

3. Bagaimana proses

penyelesaian

masalahnya?

Terkait komunikasi ya harus dipahami benar-

benar, nanti juga harusnya didiskusikan

kembali di kantor pengurus. Atau mereka bisa

konsultasi ke ustadz, kan sering tu bapak (kiai)

Page 101: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

pergi dan pengurus kadang bingung kalau ada

masalah yang agak besar.

4. Bagaimana kesan anda

terkait cara

pengambilan keputusan

dan kebijakan di

pondok?

Kesan saya baik, semua dilakukan dengan

musyawarah.

5. Bagaimana cara

menginterpretasikan

pesan kiai kepada

santri?

Seperti yang saya jelaskan tadi, sebelum kita

umumkan ke santri lebih baik didiskusikan

dulu oleh pengurus. Itu semua agar tidak ada

kesalah pahaman.

6. Media apa saja yang

digunakan kiai dalam

menyampaikan

inovasinya kepada

santri?

Kalau media mungkin buku kayak majalah

gitu, ada majalah dari santri juga alumni.

Media lain ya handphone, tapi lewat ustadz

atau guru karena santri kan tidak boleh

membawa hp.

Page 102: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Narasumber : Ketua Organisasi Pelajar Pondok Pabelan

Nama : Imron Khawaizi

Tempat : Pondok Pesantren Pabelan

Waktu : 13 Agustus 2019, pukul 12.10 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana cara

mengkoordinasikan tugas-

tugas bagian pengurus

OPPP?

Saya percayakan pada ketua bagian, nanti

anggota biar mereka koordinasikan. Kan

sudah ada sitemnya dalam organisasi,

saya sebagai ketua tidak harus terjun ke

semua individu secara satu-persatu

2. Apa saja hambatan yang

ada?

Banyak yang gak memberi contoh, kalau

terkait komunikasi ya mungkin salah

paham satu sama lain itu. Kan santri dari

banyak daerah, budayanya beda-beda.

3. Bagaimana cara

mengatasinya?

Mengatasinya ya berjalan saja, nanti juga

terbiasa dengan karakter yang beda-beda.

4. Kapan pengurus OPPP bisa

bertemu kiai?

Kapan pun bisa kalau bapak ada di rumah,

biasanya bapak mengajak pengurus OPPP

berkumpul, tapi kadang-kadang hanya

memanggil ketua bagiantertentu untuk

menyampaikan sedikit arahan agar

disampaikan dan didiskusikan dengan

anggota bagian di asrama.

Page 103: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

5. Apakah rapat selalu bersifat

formal?

Ya kalau rapat jelas formal, cuman ya ada

candaan biar gak tegang.

6. Ketika rapat, apa bahasan

yang sering disampaikan

kiai?

Bapak biasanya menyampaikan arahan-

arahan terkait teknis mengelola kegiatan.

Sering juga ngasih nasehat biar pengurus

semangat mengerjakannya.

7. Bagaimana alur program

OPPP terlaksana?

Awal setelah dilantik kami mengadakan

musyawarah kerja membahas program

kerja dari masing-masing bagian. Setelah

final, hasil musyawarah kerja kami ajukan

ke kiai. Nanti ada saran-saran kiai terkain

program. Baru setelah fix, kami

laksanakan pada kegiatan santri.

8. Kepada siapa santri berkeluh

terkait permasalahannya?

Ke teman dekatnya, kadang kalau punya

masalah yang agak pribadi langsung ke

pendamping kamar. Kalau cuman keluhan

terkait kegiatan pondok, santri langsung

omong ke pendamping kamar atau

pengurus OPPP.

Page 104: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Narasumber : Wakil Ketua Organisasi Pelajar Pondok Pabelan

Nama : Arha’ Raihanu Surur

Tempat : Pondok Pesantren Pabelan

Waktu : 13 Agustus 2019, pukul 12.10 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana cara

mengkoordinasikan

tugas-tugas bagian

pengurus OPPP?

Itu sudah ada pembagian tugasnya tiap bagian,

kami hanya perlu mengkoordinasi ketua

bagiannya saja.

2. Apa saja hambatan

yang ada?

Sering kesusahan kalau bapak lagi pergi ke luar

pondok. Misalnya ada wali santri yang datang

berkeluh tentang anaknya dipondok. Nah itu

kalau agak besar masalahnya kami ragu

memberi saran, takutnya nanti beda sama yang

dipirkan oleh kiai.

3. Bagaimana cara

mengatasinya?

Kalau kasus tadi yang dadakan ya kami spontan

langsung ke usadz, biar ditelponkan ke kiai.

4. Kapan pengurus OPPP

bisa bertemu kiai?

Sering, kalau bapak gak pergi kami langsung ke

rumahnya pasti ditemui. Kalau yang bareng-

bareng ketika rapat dan khutbah.

5. Apakah rapat selalu

bersifat formal?

Iya, walaupun ada guyonan biar suasana sedikit

cair.

Page 105: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

6. Ketika rapat, apa

bahasan yang sering

disampaikan kiai?

Seringnya diberi perintah dari bapak, misalnya

kami diminta mengadakan acara juga sekalian

rencana pelaksanaannya dan nantinya ada

masukan juga arahannya dari bapak. Kadang

kalau ada peraturan baru dari bapak, kami

diminta mendiskusikannya. Kalau pertemuan

selain diberi tugas dan instruksi, kami juga

sering dapat motivasi berupa nasehat.

7. Bagaimana alur

program OPPP

terlaksana?

Kami diskusikan di internal OPPP dulu baru

kami ajukan ke bapak, nanti pasti ada tambahan

dari bapak, ada juga yang dicoret bapak.

8. Kepada siapa santri

berkeluh terkait

permasalahannya?

Kepada santri lainnya, bisa juga pendamping

kamar atau pengurus OPPP karna memang

tugasnya membersamai santri di asrama.

Page 106: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Narasumber : Santri Pondok Pesantren Pabelan

Nama : Bayu Aqil Saputra

Tempat : Pondok Pesantren Pabelan

Waktu : 13 Agustus 2019, pukul 10.00 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1. Kapan masuk pondok? Tahun 2016

2. Bagaimana keadaan lingkungan

pondok seperti teman, komunikasi,

kegiatan dan aturan?

Baik, suasananya enak karna jauh

dari jalan raya. Teman juga baik-

baik, saya senang dapat teman

yang asalnya dari macam-macam

daerah. Komunikasi baik aja kok,

kan nanti kalau sudah kelas dua

wajib berbahasa Arab dan Inggris.

Kegiatannya full, pagi sampai

malam ada kegiatan terus. Asal

saya istirahat cukup, gak masalah

dengan banyak kegiatan.

3. Bagaimana prosedur untuk keluar

komplek pondok?

Ijin dulu ke pengurus.

4. Bagaimana cara pengurus dan

ustadz dalam mengatur kegiatan?

Yang sering kan pengurus, 24 jam

kegiatan diurus OPPP. Kalau

ustadz kan hanya di jam sekolah,

Page 107: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

selebihnya hanya mengontrol

belajar malam.

5. Bisakah komunikasi langsung

dengan ustadz, oppp atau pun guru?

Ya sering, pastilah santri saling

bicara satu sama lain. Kalau di

acara-acara seperti praktek bahasa

ke Candi Borobudur misalnya,

bisa saling komunikasi antara

anak-anak, pengurus dan

pendamping.

Page 108: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

REDUKSI DATA

No Rumusan Masalah Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pola komunikasi

organisasi di Balai Pendidikan

Pondok Pesantren abelan?

Bagaimana regulasi

terbentuk?

Itu melalui rapat dan tiap tahun ada regulasi yang berbeda. Tipa

tahun itu bahan yang datang berbeda-beda, maka perlu regulasi

baru untuk menyesuaikan keadaan santri dan jaman (AN).

Ya melalui musyawarah dan rapat. Kami ada rapat guru

membahas program dan rencana pembelajaran, nanti diusulkan

ke kiai untuk meminta persetujuan. Ada juga rapat besar yang

di dalamnya ada kiai, guru, ustadz pengabdian juga OPPP (AK).

Bagaimana program OPPP

terlaksana?

Melalui persetujuan bersama. Mereka yang merancang, mereka

pula yang melaksanakan. Saya hanya akan mengawasinya

(AN).

Awal setelah dilantik kami mengadakan musyawarah kerja

membahas program kerja dari masing-masing bagian. Setelah

Page 109: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

final, hasil musyawarah kerja kami ajukan ke kiai. Nanti ada

saran-saran kiai terkain program. Baru setelah fix, kami

laksanakan pada kegiatan santri (IK).

Kepada siapa santri

berkeluh terkait

permasalahannya?

Ke teman dekatnya, kadang kalau punya masalah yang agak

pribadi langsung ke pendamping kamar. Kalau cuman keluhan

terkait kegiatan pondok, santri langsung omong ke pendamping

kamar atau pengurus OPPP (IK).

Kepada santri lainnya, bisa juga pendamping kamar atau

pengurus OPPP karna memang tugasnya membersamai santri di

asrama (AR).

Bisakah komunikasi

langsung dengan ustadz,

oppp atau pun guru?

Ya sering, pastilah santri saling bicara satu sama lain. Kalau di

acara-acara seperti praktek bahasa ke Candi Borobudur

misalnya, bisa saling komunikasi antara anak-anak, pengurus

dan pendamping (BA).

Page 110: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

Pesan apa saja yang

disampaikan dalam rapat?

Kalau porsi saya dengan OPPP ya harus formal, tapi di lain sisi

saya juga jadi orang tua mereka di sini. Sebagai orang tua ya

pembicaraannya tidak formal (AN).

Seringnya diberi perintah dari bapak, misalnya kami diminta

mengadakan acara juga sekalian rencana pelaksanaannya dan

nantinya ada masukan juga arahannya dari bapak. Kadang kalau

ada peraturan baru dari bapak, kami diminta mendiskusikannya.

Kalau pertemuan selain diberi tugas dan instruksi, kami juga

sering dapat motivasi berupa nasehat (AR).

Bagaimana alur

komunikasi santri,

pengurus, ustadz dan

pengasuh pondok?

Saya berusaha melatih kedewasaan santri, juga melatih mereka

untuk bertanggung jawab. Permasalahan anak akan diselesaikan

mereka sendiri. Dari lingkup kecil, mereka bisa saling

membantu sesama teman kamar, mningkat ke pendamping

Page 111: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

kamar, pengurus OPPP dan bila masalahnya besar baru akan

dilaporkan ke saya (AN).

2. Apa hambatan dalam

komunikasi organisasi yang

terjadi di Balai Pendidikan

Pondok Pesantren Pabelan?

Apa saja yang menjadi

masalah dalam kegiatan di

pondok?

Ya banyak, misal antar pengurus ada mis-komunikasi. Kiai itu

lebih sering memberi perintah pada pengurus untuk

dilaksanakan pada kegiatan santri, tapi ya kadang pengurus

sering salah memahami perintah kiai. Jadi inti pesannya bisa

beda (BA).

Sering kesusahan kalau bapak lagi pergi ke luar pondok.

Misalnya ada wali santri yang datang berkeluh tentang anaknya

dipondok. Nah itu kalau agak besar masalahnya kami ragu

memberi saran, takutnya nanti beda sama yang dipirkan oleh

kiai (AR).

Bagaimana proses

penyelesaian masalahnya?

Terkait komunikasi ya harus dipahami benar-benar, nanti juga

harusnya didiskusikan kembali di kantor pengurus. Mereka bisa

Page 112: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

konsultasi ke ustadz, kan sering tu bapak pergi dan pengurus

kadang bingung kalau ada masalah yang agak besar (BA).

Kalau kasus tadi yang dadakan ya kami spontan langsung ke

usadz, biar ditelponkan ke kiai (AR).

Bagaimana cara

menginterpretasikan pesan

kiai kepada santri?

Seperti yang saya jelaskan tadi, sebelum kita umumkan ke santri

lebih baik didiskusikan dulu oleh pengurus. Itu semua agar tidak

ada kesalah pahaman (BA).

Page 113: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

TRIANGULASI DATA

No Data Didapat Narasumber Pengecekan Data

1. Pembentukan regulasi Ahmad Najib Amin Langkahnya yaitu menyesuaikan karakter santri yang dating.

OPPP yang merencanakan program dan aturan lalu diajukan ke kiai

meminta persetujuan.

Asma Khoiriyah Melalui rapat-rapat yang membahas aturan dan program. Hasil

rapat diajukan kepada kiai.

2. Alur komunikasi Ahmad Najib Amin Perencanaan oleh OPPP, persetujuan oleh kiai. Untuk penyelesaian

masalah dari lingkup kecil ke besar. Penyelesaian di asrama oleh

pendamping, lalu naik ke OPPP dan terakhir jika masalah besar ke

kiai

3. Isi pesan komunikasi Asma Khoiriyah Pesan berupa arahan dan instruksi.

Imron Khawaizi Pesan berupa arahan, instruksi, saran, nasehat dan motivasi.

Arha’ Raihanu Surur Pesan berupa arahan, instruksi, nasehat dan motivasi.

Page 114: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

4. Hambatan komunikasi Arha’ Raihanu Surur Takut jika terjadi perbedaan pemahaman dengan kiai, terkait

pengambilan keputusan ketika kiai di luar lingkungan pondok.

Bima Anggoro Muyassar Mis-komunikasi antar pengurus. Kesalahan interpretasi pesan yang

diterima dari kiai.

5. Penyelesaian hambatan Bima Anggoro Muyassar Diskusi antar pengurus dan kosultasi kepada ustadz.

Arha’ Raihanu Surur Konsultasi ke ustadz, menghubungi kiai melalui ustadz.

6. Media komunikasi Bima AnggoroMuyassar Media komunikasi yang digunakan kiai adalah handphone,

majalah santri (Majalah Dialog) dan majalah alumni (Majalah

Pabelan).

Page 115: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI
Page 116: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI
Page 117: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI
Page 118: POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6385/1/Skripsi...Agama pada tahun 2011-2012, di Indonesia terdapat 27.230 pondok “POLA KOMUNIKASI

CURRICULUM VITAE

Nama : Sufiyan Alwi

Tempat/Tgl. Lahir : Kab. Semarang, 28 Juni 1996

Alamat : Jalan Kenanga 01, RT/RW

11/02, Rejosari, Genuk,Ungaran

Barat, Kab. Semarang

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Telepon (HP) : 085641023611

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Al-Ishlah Ungaran Barat, Kab. Semarang

2. SD N Genuk 1 Ungaran Barat, Kab. Semarang

3. MTs. Pondok Pabelan Mungkid, Kab. Magelang

4. MA Pondok Pabelan Mungkid, Kab. Magelang

KEMAMPUAN DAN KEAHLIAN

1. Mahir mengoprasikan microsoft word, excel dan power point

2. Mahir mengoprasikan coreldraw