194
POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI RENDAH (Studi Kasus di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: WINDHA AMALIAH NIM. 1113011000019 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI

RENDAH

(Studi Kasus di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

WINDHA AMALIAH

NIM. 1113011000019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 3: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 4: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 5: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

i

ABSTRAK

Windha Amaliah (1113011000019). Pola Pendidikan pada Keluarga dengan Status

Sosial Ekonomi Rendah (Studi Kasus di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi)

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bagaimana pola pendidikan

dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi. (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi orangtua dalam memberikan pola pendidikan kepada anaknya di

RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pola

pendekatan deskriptif. Hasil peneltian ini dilakukan dengan cara mendeskriptifkan

bagaimana pola pendidikan yang dilakukan orangtua dengan status sosial ekonomi

rendah di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara

terstruktur dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dimulai dengan

menganalisis data sebelum terjun ke lapangan, setelah itu menganalisis data selama di

lapangan dengan tahapan: (1) mereduksi data dengan mencatat atau merekam data yang

didapat selama di lapangan, (2) menyajikan data dengan uraian dekriptif dan teks

naratif, (3) menyimpulkan data dengan mengolah data yang didapat dan menarik

kesimpulan secara garis besar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua keluarga dengan status sosial

ekonomi rendah di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria,

Bekasi yang lebih cenderung menerapkan pola pendidikan permisif sedangkan dua

keluarga lainnya lebih cenderung menggunakan pola pendidikan demokratis. Faktor

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan dan jenis

tempat tinggal menjadi faktor yang dapat mempengaruhi orangtua dalam memberikan

pola pendidikan kepada anak di dalam keluarga.

Kata Kunci: Pola Pendidikan Keluarga, Status Sosial Ekonomi Rendah

Page 6: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin segala puji bagi kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat ikhsan, iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat teriring salam tak lupa senantiasa

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, para sahabat

dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit

kesulitan danhambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan, kesungguhan hati

dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak untuk

menyelesaikan skripsi ini hingga semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Abdul Haris, M.Ag., Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., Sekertaris Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Abdul Ghofur, MA., Selaku Dosen Penasehat Akademik yang senantiasa

memberikan bimbingan dan arahan dalam menempuh studi S1 pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Sururin, M.Ag., Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Kebaikan Ibu akan

selalu terkenang bagi diri penulis dan semoga keberkahan hidup senantiasa

mengiringi.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dari awal hingga akhir

perkuliahan. Semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari

Allah SWT.

Page 7: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

iii

7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Bu Isti Selaku Staf Program Studi

Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

banyak kemudahan dalam pembuata surat-surat serta sertifikat.

8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Perpustakan Universitas Negeri

Jakarta, Perpustakaan Indonesia serta Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberi pinjaman literatur

yang penulis butuhkan.

9. Bapak Madrus selaku ketua RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di lingkungan ini.

10. Seluruh keluarga responden di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam

melaksanakan dan menyelesaikan penelitian ini.

11. Ibu Tercinta, Ibu Oyoh terimakasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan atas segala

doa, arahan, masukan, motivasi, nasihat, dukungan serta kasih sayang yang luar

biasa kepada penulis.

12. Keluarga tersayang, Bapak Arman Maulana, Uwa Rumiati, Uwa Hasan dan adik

Rifqi Maulana terimakasih atas nasihat, doa, dukungan serta motivasi yang terus

tercurah kepada penulis.

13. Bapak Wendrizal, terimakasih atas segala doa dan dukungan serta kasih sayang

yang tulus kepada penulis.

14. Suami tersayang, Agus Haflaturrochman, S.Pd.I., terimakasih telah mendampingi

penulis, memberikan arahan, motivasi, doa, semangat dan dukungan dengan penuh

ketulusan dan kasih sayang.

15. Anak tercinta, Ahmad Zaynurrrohman yang telah menjadi semangat yang luar biasa

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat Nur Najmi Lailah, S.Pd., Merlin Melania, S.Pd., Khalimah, S.Pd., Qothrun

Nada, S.Pd., dan Emma Yuliana Nurbaity, S.Pd., terimakasih telah menjadi sahabat

Page 8: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

iv

yang baik yang selalu memberikan motivasi dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan

2013, terutama kelas A. Semoga kesuksesan menyertai kalian dan senantiasa

dinaungi keberkahan dan lindungan Allah SWT. Terimakasih telah menjadi teman

yang baik, memberikan canda tawa dan kebersamaan dengan kalian yang kelak akan

dirindukan.

Ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada pihak-pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, namun turut membantu penulis dalam penulisan skripsi

ini ataupun memberikan pelajaran hidup bagi penulis. Penulis tidak dapat membalasnya

dengan apapun, semoga Allah SWT yang akan membalas dengan balasan yang sebaik-

baiknya di dunia maupun di akhirat kelak.

Demikianlah skripsi ini dibuat. Seperti pepatah tiada gading yang tak retak

begitupun dengan pembuatan skripsi ini, walaupun penulis sudah berusaha dengan

sebaik mungkin untuk meminimalisir kekurangan akan tetapi nanti pasti ditemukan

kekurangan dan kelemahan. Harapan besar semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya, serta kritik dan saran juga

akan penulis terima dengan hati terbuka.

Jakarta, September 2019

Penulis

Windha Amaliah

Page 9: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 9

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga ...................................................... 12

1. Pengertian Pola Pendidikan Anak ....................................................... 12

2. Keluarga ............................................................................................... 14

3. Pola Pendidikan Anak ......................................................................... 27

a. Pola Pendidikan Otoriter .............................................................. 29

b. Pola Pendidikan Permisif ............................................................. 33

c. Pola Pendidikan Demokratis ........................................................ 34

4. Dasar dan Tujuan Pendidikan Anak .................................................... 37

B. Status Sosial Ekonomi Rendah .................................................................. 40

1. Pengertian Status Sosial Ekonomi ....................................................... 40

2. Faktor yang Mempengaruhi Status Sosial Ekonomi ........................... 42

a. Pendidikan .................................................................................... 43

Page 10: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

vi

b. Pekerjaan ...................................................................................... 46

c. Pendapatan .................................................................................... 48

d. Jumlah Tanggungan Orangtua ...................................................... 50

e. Pemilikan ...................................................................................... 51

f. Jenis Tempat Tinggal ................................................................... 51

3. Kriteria Status Sosial Ekonomi Rendah .............................................. 52

C. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 57

B. Metode Penelitian ...................................................................................... 57

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 58

D. Sumber Data .............................................................................................. 59

E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 60

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 62

G. Teknik Kalibrasi Data ................................................................................ 65

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Demografi Lokasi ....................................................................................... 69

B. Deskripsi Data ............................................................................................ 73

C. Pembahasan dan Hasil Penelitian ............................................................... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 95

B. Saran ........................................................................................................... 96

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 96

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 61

Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Penduduk di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi .............................................................. 70

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi .............................................................. 71

Tabel 4.3 Agama Penduduk Penduduk di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi .............................................................. 71

Tabel 4.4 Latar Belakang Pendidian Orangtua ........................................................... 73

Tabel 4.5 Jenis Pekerjaan Orangtua ............................................................................ 74

Tabel 4.6 Tingkat Pendapatan Orangtua ..................................................................... 75

Tabel 4.7 Jumlah Tanggungan Orangtua .................................................................... 75

Tabel 4.8 Kepemilikan Orangtua ................................................................................ 76

Tabel 4.9 Jenis Tempat Tinggal Keluarga .................................................................. 77

Page 12: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Latar Belakang Penduduk di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ......................................................... 79

Page 13: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi

seorang anak yang menjadi pusat pendidikan bagi perkembangan pribadi anak,

pendidikan yang diberikan keluarga kepada anaknya berlangsung sejak anak masih

berada di dalam kandungan hingga anak menjadi pribadi yang utuh.1 Keluarga

mempunyai peran yang sangat penting dalam membawa anak menuju kedewasaan

jasmani dan ruhani dalam dimensi kognitif, afektif maupun skill, dengan tujuan

untuk mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelektual dan profesional.

Dalam keluarga, orangtua terutama ayah sebagai kepalakeluarga dengan

bantuang anggotanya mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebuah

keluarga, dimana bimbingan, ajakan, pemberian contoh, kadang sanksi yang khas

dalam sebuah keluarga baik dalam wujud pekerjaan kerumah-tanggaan, keagmaan

maupun kemasyarakatan lainnya, yang dipikul atas seluruh anggota komunitas

keluarga atau secara individual, merupakan cara-cara yang biasa terjadi pada

interaksi pendidikan dalam keluarga.2 meskipun bukan menjadi satu-satunya faktor,

keluarga merupakan unsur yag sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian

anak.3

Pendidikan keluarga merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

Nasional Indonesia, oleh karena itu norma-norma hukum bagi pendidikan di

Indonesia juga berlaku bagi pendidikan dalam pendidikan keluarga. Pendidikan

dalam keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan

pencapaian mutu sumber daya manusia. Dalam penyelenggaraannya keluarga tidak

hanya berperan sebagai pelaksana yang bersifat rutin dan alamiah, melainkan juga

1 Fuaduddin TM, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama

dan Jender, 1999), hal.5 2 M. Syahran Jailani (Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi), Teori

Pendidikan Keluarga dan Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal

Pendidikan Vol. 8 Nomor 2, 2014, hal.90 3 Fuaduddin TM, Loc.Cit.

Page 14: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

2

berperan sebagai pengelola yang bertanggung jawab dalam meletakkan landasan

dan memberikan bobot dan arah serta pola-pola kehidupan anak.

Keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan

antara satu dengan yang lainnya, hal ini karena baik disadari maupun tidak disadari

pendidikan akan selalu terjadi di dalam keluarga. secara operasional pendidikan

anak yang berlangsung di dalam keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan

tanggung jawab orangtua. Orangtua memiliki tanggung jawab yang sangat besar

dalam memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya. Dalam pandangan

orangtua, anak adalah buah hati dan tumpuan di masa depan yang harus

dipeliharadan dididik. Memeliharanya dari segala marabahaya dan mendidiknya

agar menjadi anak yang cerdas.4 Bagi anak orangtua adalah model yang harus ditiru

dan diteladani.5

Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan

kepribadian anak. Sejak lahir anak sudah mendapat pendidikan dari kedua

orangtuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga.

Baik tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orangtua

sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak.

Keteladanan dan kebiasaan yang orangtua tampilkan dalam bersikap dan berperilaku

tidak terlepas dari perhatian dan pengamatan anak, terkait dengan cara bagaimana

orangtua mendidik dan membesarkan anak dengan memberikan motivasi yang

tinggi dan cinta kasih keluarga, penanaman nilai moral, penanaman nilai sosial

maupun nilai keagamaan.

Pola asuh dan kehidupan dalam keluarga akan terekan dalam kehidupan

anak. Apabila kehidupan yang dialami seseorang dalam keluarga bahagia, damai,

penuh kasih sayang maka ia akan berusaha mewujudkan kehidupan keluarganya

kelak sebagaimana kehidupan orangtuanya saat kecil. Akan tetapi, bila kehidupan

yang dilalui dalam suasana konflik, banyak masalah dan kurang kasih sayang, maka

4 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga (Untuk

Membangun Citra dan Membentuk Pribadi Anak), (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), 2014, hal.44 5 Ibid, hal.47

Page 15: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

3

dua alternatif yang muncul. Pertama, dia akan mengalami kehidupan yang sama

dengan masa kecilnya, artinya meniru apa yang sudah dilakukan orangtua. Dia

berperilaku bagaimana dia diperlakukan. Kedua, pengalaman pahit dalam kehidupan

akan menjadi cambuk dan pelajaran berharga sehingga dia tidak akan mengulangi

pengalaman pahit dalam hidupnya.6

Segala bentuk perilaku keluarga tersebut, khususnya kedua orangtua, baik

lisan maupun perbuatan baik yang bersifat pengajaran, keteladanan maupun

kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan di dalam kehidupan sosial keluarga akan

mempengaruhi pola perkembangan perilaku anak selanjutnya. Oleh karena itu,

orangtua harus mampu menanamkan dan mengajarkan pendidikan yang baik dan

benar kepada anak sejak usia dini, agar perkembangan perilaku anak selanjutnya

dapat mencerminkan kepribadian yang luhur, yang bermanfaat bagi dirinya sendiri,

agama, keluarga juga masyarakat dan bangsanya.7 Namun, tidak sedikit dari

perilaku atau perangai orangtua justru membuat anak tertekan atau stress bahkan

depresi.

Tugas menyiapkan generasi penerus yang berkualitas adalah tugas bersama

antara suami dan istri. Al-Qur’an memerintahkan agar suami dan istri (ayah dan ibu)

mempersiapkan generasi yang berkualitas dan takut akan hadirnya generasi yang

lemah. Allah berfirman dalam surah An-Niisa/4: 9

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

6 Sururin dan Moh. Muslim, (Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Koordinator Bidang

Hukum dan Advokasi PP Muslimat NU, Sekretaris HIDMAT Muslimat NU dan Dosen Institut Bisnis

Nusantara Jakarta), Pendidikan Bagi Calon Pengantin, 2019, hal.9 7 Hasby Wahy (Dosen Tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry), Keluarga Sebagai Basis

Pendidikan Pertama dan Utama, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2012, Vol. XII No.2, 245

Page 16: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

4

(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah

dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”

Ayat ini mengisyaratkan bahwa ayah dan ibu sama-sama bertanggung jawab

atas generasi penerusnya, baik dalam hal kesejahteraan, intelektual, spiritual

maupun akhlaknya. Tanggung jawab itu harus dipikul bersama-sama dan tidak ada

yang lebih ditekankan siapa yang harus menanganinya.8

Menjadi orangtua yang efektif tidaklah mudah, karena harus bisa

menerapkan pola pendidikan yang tepat, memfasilitasi anak yang siap untuk masa

depan dan mampu menjalankan perannya baik untuk keluarga maupun masyarakat.

Mendidik dengan baik dan benar berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi

anak secara wajar. Pola asuh pun menjadi awal perkembangan pribadi dan jiwa

seorang anak.9 walaupun pada umumnya masyarakat, khususnya orangtua sudah

mengetahui betapa pentingnya peran orangtua bagi pertumbuhan dan pendidikan

anak, tetapi pada kenyataannya masih banyak orangtua yang masih keliru dan belum

memahami dengan benar tentang pola pendidikan anak di dalam keluarga, sehingga

banyak keluarga yang salah dalam memberikan pendidikan kepada anak mereka.

Misalnya, orangtua yang masih mendidik anak dengan cara yang tidak bijaksana.

Orangtua yang membiarkan anak-anakmereka berkumpul dan bermain dengan

temannya sampai larut malam atau orangtua yang menganggap bahwa memarahi,

menghardik, mencela atau memberikan hukuman fisik sesuka hati adalah tindakan

yang paling benar dari pendidikan anak, padahal hal itu merupakan kesalahan besar

dan tidak bijaksana.

Orangtua saat ini menerapkan berbagai pola dalam mengasuh dan mendidik

anak seperti lemah lembut, masah bodoh dan membebaskan anaknya dan yang

paling mengerikan adalah dengan kekerasan. Pola asuh orangtua sangat

mempengaruhi mental dan kepribadian anak. maka, orangtua perlu mempelajari

8 Istiadah, Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam, (Jakarta Kajian Agama dan Jender,

1999), hal. 52-53 9 Padjrin, Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam, (Universitas Islam Negeri Raden

Fatah Palembang), Intelektualita Volume 5, Nomor 1, Juni 2016,

https://www.jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita, hal. 7

Page 17: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

5

bagaimana cara mendidik anak yang baik sesuai dengan usia anak terutama cara

mendidik anak yang telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW.10

Kurangnya pengetahuan orangtua tentang metode yang tepat dalam

memberikan pola pendidikan kepada anaknya akan mengakibatkan hal-hal yang

negatif seperti depresi, keguncangan nilai dan tidak sedikit yang melarikan diri

kepergaulan yang kurang menguntungkan, misalnya pre-marital, aborsi,

menggunakan obat-obatan psikotropika serta terlibat kriminalitas (tawuran pelajar

dan aksi kriminal remaja lainnya).11

Setiap orangttua wajib memberikan makanan bergizi, perlakuan adil,

pendidikan memadai, keterampilan yang dibutuhkan agar anak-anak mereka tumbuh

menjadi manusia yang berguna. Selain itu, hal yang tidak kalah pentignya adalah

menyediakan waktu yang cukup bagi anak-anak agar mereka dapat tumbuh dengan

penuh perhatian dan kasih sayang darikedua orangtuanya.12

Orangtua yang mempunyai waktu luang dapat memberikan pemahaman dan

penjelasan dengan lebih mendalam kepada anak mereka. Melalu interaksi dan

komunikasi yang baik dengan anak, orangtua dapat melakukan sosialisasi nilai,

sikap, dan budaya yang dipandang penting untuk dimiliki oleh anak. anak-anak yang

mendapatkan penjelasan dan memiliki pemahaman yang baik tenntang nilai-nilai

yang ditanamkan orangtua, anak akan lebih dapat menerima nilai-nilai yang

disampaikan orangtua.13

Meskipun suami dan istri sibuk berkarya di luar rumah

untuk mencari nafkah, perhatian serta kasih sayang orangtua terhadap anaknya tetap

tak boleh terabaikan agar tidak menjadi penyebab timbulnya kenakalan.14

10

Ibid. 11

Dwi Wahyuni, Studi Tentang Pola Asuh Anak dalam Meningkatkan Ketahanan Keluarga,

(Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Sejahtera dan Peningkatan Kualitas Perempuan,

BKKBN, 2003), hal.2 12

Rani Anggeraini Dewi & Siti Musdah Mulia, 9 Jurus Menjadi Orang Tua Bijak: Mengasuh

dengan Hati dalam Pendidikan Karakter, Cet. I, (Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia, 2015), hal. 97 13

Sri Lestari, Psikologi Keluarga (Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Kleuarga

Edisi Pertama), (Jakarta: Kencana), hal. 206 14

Muhammad Rifa’i, Sosiologi Pendidikan (Struktur & Interaksi Sosial di dalam Institusi

Pendidikan), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. III, 2016), hal. 223

Page 18: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

6

Seperti yang umumnya terjadi pada keluarga dengan status sosial ekonomi

yang lemah, dimana orangttua mereka menghabiskan waktu untuk mencari rezeki

untuk memenuhi kebutuhan hidup merekea, seperti untuk makan sehari-hari dan

lainnya yang dirasa cukup berat. Maka banyak anak dari keluarga dengan status

sosial ekonomi rendah yang kurang mendapatkan pendidikan dari orangtua mereka.

Orangtua yang sibuk dan bekerja keras siang dan malam dalam hidupnya untuk

memenuhi kebutuhan materi anak-anaknya, waktunya dihabiskan di luar rumah,

jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi perkembangan anaknya, dan bahkan

tidak punya waktu untuk memberikan bimbingan sehingga pendidikan akhlak bagi

anak-anaknya terabaikan.15

Dalam kehidupan di masyarakat saat ini sering ditemukan anak-anak dengan

sikap dan perilaku yang kurang baik, bukan hanya terlibat dalam perkelahian, tetapi

juga terlibat dalam pergaulan bebas, perjudian, pencurian, narkoba dan

sebagainya.16

Kejahatan yang tampak pada diri anak sebenarnya merupakan cinta

kasih yang salah arah.. Anak yang kehilangan cinta kasih sayang akan tumbuh

dengan penuh deviasi dan patologis (keadaan berupa penyimpangan perilaku dalam

bentuk merugikan atau merusak diri sendiri dan orang lain).17

Kebahagiaan yang tidak mereka peroleh dari dalam rumah dan sekolah

menjadi penyebab sikap antisosial mereka. Anak-anak seperrti ini akan mencari

kebahagiaannya sendiri di luar rumah dengan melakukan tindakan-tindakan yang

merusak diri mereka.18

Hal ini juga terjadi karena kurangnya pendidikan agama atau

kurang fungsionalnya pendidikan agama sehingga tidak menjadi kontrol yang

efektif mengendalikan perilaku negatif, efek negatif dari kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi, serta kesalah pola pendidikan yang diberikan orangtua

15

Istiadah, Op.Cit. 16

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit. 17

Rizka Hendariah (109011000043), Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsep

Pendidikan Anak dalam Keluarga (Mendidik Anak Tanpa Kekerasan), (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013), hal.4 18

Mukhrizal Arif dkk, Pendidikan Posmodernisme (Telaah Krisis Pemikiran Tokoh

Pendidikan), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 128

Page 19: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

7

kepada anak tersebut. Maka, orangtua mempunyai peranan yang sangat penting

dalam membentuk karakter dan sikap seorang anak di masa depan.

Pola pendidikan yang diberikan orangtua dalam mendidik buah hati mereka

di setiap keluarga pasti mempunyai perbedaan. Sebagian keluarga mendidik dengan

menggunakan cara yang otoriter, sebagain dnegan cara yang permisif dan yang

lainnya dengan cara yang demokratid. Banyak faktor yang mempengaruhi keluarga

dalam memberikan pendidikan kepada anak mereka, seperti model interaksi

orangtua (ayah-ibu) dan anak, kondisi keluarga dan harapan orangtua, keadaan

sosial ekonomi, pendidikan dan pekerjaan orangtua, besar kecilnya anggota keluarga

dan karakteristik anak.19

Dari faktor-faktor di atas, status sosial ekonomi mempunyai pengaruh yang

cukup besar yang mempengaruhi orangtua dalam memberikan pola pendidikan

kepada anak. status ekonomi keluarga berhubungan secara langsung maupun tidak

langsung dengan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis anak.20

status sosial

ekonomi orangtua dapat mempengaruhi anak dalam berperilaku karena di sisi

pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh orangtua akan mempengaruhi bagaimana

orangtua mengatur pemenuhan kebutuhan sang anak. status sosial dapat dilihat dari

pekerjaan, pendidikan dan pendapatan serta status sosial orang di masyarakat.21

Orangtua yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah biasanya lebih

bersifat hangat dibanding dengan orangttua yang berasal dari ekonomi yang rendah.

Hal ini karena biasanya orangtua yang mempunyai ekonomi menengah mempunyai

banyak waktu yang lebih banyak dibanding dengan orangtua denagn ekonomi yang

rendah. Orangtua yang mengalami tekanan ekonomi cenderung lebih mudah putus

asa dan kehilangan harapan, kesempatan, depresi dan sifat cepat marah. Keadaan ini

menyebabkan orangtua tidak konsisten dalam menerapkan disiplin dan hukuman,

19

Syamsu Bahri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta:

Kencana, 2010), hal. 68 20

Ibid. 21

Ratna Nurmasari, Hari Wahyono dan Agung Haryono, Peran Status Sosial Ekonomi Orangtua

dalam Penyusunan Orientasi Masa Depan Anak, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan

Volume I Nomor II, November 2016, hal. 2236

Page 20: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

8

cenderung menerapkan hukuman fisik,bersifat unilateral atau mendominasi dan

mengontrol anak secara berlebihan.22

Latar belakang pendidikan dan pekerjaano orangtua mempunyai pengaruh

yang tidak kalah penting dalam peranannya memberikan pendidikan kepada anak.

Hal ini dikarenakan, dengan pendidikan orangtua yang telah dicapai akan secara

tidak langsung akan membentuk watak dan perilaku seseorang.23

Orangtua yang

mempunyai pendidikan tinggi dapat mempelajari tentang bagaimana cara mendidik

anak yang benar dengan mudah seperti membaca artikel, majalah-majalah lain atau

mencari dari sumber data yang sesuai untuk mengetahui bagaiman cara mendidik

yang sesuai dengan karakteristik masing-masing anak. Berbeda dengan orangtua

dengan pendidikan yang rendah, mereka umumnya membudayakan pendidikan yang

diberikan orangtuanya terdahulu dan mengaplikasikannya kembali saat mendidik

anak mereka. Dengan demikian, tingkat pendidikan dan lamanya pendidikan yang

ditempuh orangtua akan mempengaruhi bagaimana pola asuh yang diberikan kepada

anak sehingga mempengaruhi perilakunya.24

Faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi pola pendidikan yang diberikan

orangtua terhadap anaknya. Maka, setiap keluarga mempunyai penerapan atau cara

yang berbeda-beda, hal ini karena setiap keluarga mempunyai pandangan yang

berbeda baik dari faktor sosial, ekonomi maupun latar belakang pendidikan

orangtua, pengalaman masa lalu orangtua dan sebagainya seperti yang telah

dijelaskan di atas.

Begitupun sama halnya dengan keadaan pada keluarga dengan status sosial

ekonomi rendah di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria,

Bekasi. Pola pendidikan anak pada keluarga dengan status sosial ekonomi rendah

masih menjadi perhatian banyak kalangan, tentang bagaimana cara orangtua

mendidik anak mereka dan apakah orangtua menanmkan sifat, sikap yang baik

kepada anak-anaknya saat mendidik.

22

Mukhrizal Arif, Op.Cit, hal. 128 23

Ratna Nurmasari, Loc.Cit. 24

Ibid

Page 21: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

9

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meniliti mengenai pola pendidikan

keluarga dengan status sosial ekonomi rendah di RT. 01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi dengan judul: “Pola Pendidikan pada

Keluarga dengan Status Sosial Ekonomi Rendah (Studi Kasus di RT. 01/010

Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah, yaitu:

1. Banyak keluarga yang belum memahami dengan benar tentang bagaimana cara

mendidik anak yang yang baik sesuai dengan karakteristik anak.

2. Masih banyak keluarga yang keliru dalam memberikan pendidikan kepada anak

mereka.

3. Banyak orangtua dengan status sosial ekonomi rendah yang terlalu sibuk

sehingga berakibat pada kurang intensifnya pola pendidikan yang diberikan

kepada anak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut, untuk lebih memperjelas

dan memberi arah yang tepat, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Bagaimana cara orangtua dalam mendidik anak mereka yang dibatasi pada pola

pendidikan otoriter, permisif dan demokratis.

2. Keluarga yang dibatasi pada keluarga dengan status sosial ekonomi rendah yang

dilihat dari segi pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jumlah tanggungan

orangtua dan kepemilikan keluarga.

3. Subyek dalam penelitian ini yaitu:

a. Keluarga dengan status sosial ekonomi rendah

b. Memiliki anak usia sekolah

c. Bertempat tinggal di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi.

Page 22: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

10

Dengan adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, diharapkan dapat

mempermudah dan menghindari salah pengertian serta mempertegas ruang lingkup

pembahasannya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka dalam

penulisan skripsi ini masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pola pendidikan pada keluarga dengan status sosial ekonomi rendah

di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi orangtua dalam memberikan pola

pendidikan kepada anaknya di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pola pendidikan dalam keluarga dengan status sosial ekonomi

rendah di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria,

Bekasi.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi orangtua dalam memberikan pola

pendidikan kepada anaknya di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana diuraikan di atas, diharapkan

penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bersifat Akademik

a. Penelitian ini digarapkan dapat memberikan kontribusi terhadap lembaga-

lembaga pendidikan khusus.

b. Dapat diajukan sebagai referensi, bahkan mungkin dapat dijadikan acuan

bagi riset selanjutnya sehingga dapat menemukan solusi dalam memecahkan

masalah seputar anak dalam keluarga.

Page 23: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

11

c. Menambah kepustakaan dalam dunia pendidikan, khususnya pada program

stusi Pendidikan Agama Islam Negeri dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Secara Praktis

a. Bagi Aparatur Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

sumbangan pemikiran dalam mengembangkan pendidikan anak dalam

keluarga

b. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi agar lebih mengetahui mengenai pola pendidikan anak yang

mereka erapkan dalam keluarga, apakah sudah baik atau belum. Sehingga

keluarga tersebut dapat memperbaiki pola pendidikan yang mereka terapkan

dalam menumbuhkembangkan anak mereka.

c. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dan dapat

menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan yang akan datang.

Page 24: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

12

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pola Pendidikan Anak Dalam Keluarga

1. Pengertian Pola Pendidikan Anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pola berarti “corak, medel,

sistem, cara, bentuk (struktur) yang tetap.1 Pendidikan sering diartikan

sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-

nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah

pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.2 Kata

pendidikan (education), dalam pandangan barat adalah suatu kata akar kata

yang menunjukkan aktifitas pembentukan individu melalui pembentukan

jiwanya, agar dalam hidupnya tertanam kebahagiaan, baik kepada dirinya

maupun orang lain dalam sebuah acuan karakteristik yang sempurna.

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagaimana yang

dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah sebagai tuntutan di dalam hidup

tumbuhnya anak-anak, adapun pendidikan menurut segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

1 Inayati Ma‟rifah dkk, Pola Asuh Anak dalam Keluarga Pemulung, Jurnal Harkat: Media

Komunikasi Gender 14 (1), (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), hal.4-10 2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi, (Depok: Rajawali Press, 2017), hal.1

3 UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Lampiran 1

Page 25: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

13

setinggi-tingginya.4 Sementara itu, Bojonegoro memberi makna pendidikan

secara luas sebagai bentuk pemberian tuntunan kepada manusia yang belum

dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan sampai tercapainya

kedewasaan dalam arti ruhani dan jasmani.5

Pendidikan secara spesifik adalah pemberian bimbingan oleh orang

dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.

Sedangkan secara umum dapat diartikan sebagai bentuk bantuan yang

diberikan kepada anak supaya anak itu kelak cakap dalam menyelesaikan

tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.6

Ahmad D Marimba mengemukakan bahwa pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang

utama.7 Kepribadian utama yang dimaksud oleh marimba ini adalah sebuah

kepribadian yang mengarah pada terbentuknya kerpibadian Muslim yakni

sebuah pribadi yang mampu melaksanakan fitrah manusia sebagai hamba

Allah dan khalifatullah. Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat kami

simpulkan bahwa arti pendidikan adalah sebuah proses untuk pendewasaan

yang melibatkan berbagai media, materi, alat, serta tujuan.Sementara kata

“anak” sering diartikan sebagai masa dalam perkembangan dari berakhirnya

masa bayi menjelang pubertas.8 Pada dasarnya semua pandangan yang

berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal yaitu pendidikan

merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan

kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih efektif dan

efisien.9

4 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga (Sebuah

Perspektif Pendidikan Islam), (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2004), hal. 5 5Teguh Wangsa Gandhi HW, Filsafat Pendidikan: Mazhab-mazhab Filsafat Pendidikan,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), 2016, hal. 64 6Ibid, hal.64

7Ibid, hal. 62

8M Husaini, M Noor. HS. Himpunan Istialah Psikologi,(Jakarta: Mutiara, 1978), hlm. 11

9 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengan Tantangan Milenium

III Edisi Pertama, (Rawamangun: Kencana, 2012), hal. 4

Page 26: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

14

Pendidikan lahir karena mulai disadari pentingnya upaya untuk

membentuk, mengarahkan dan mengatur manusia sebagaimana yang telah

dicita-citakan oleh masyarakat terutama cita-cita orang-orang yang mendapat

kekuasaan. Pendidikan adalah ujung tombak suatu negara, tertinggal atau

majunya sebuah negara, sangat tergantung kondisi pendidikannya. Semakin

berkembang pendidikan suatu negara, maka semakin besar dan majulah

negara tersebut. Negara akan maju dan berkembang bila sektor pendidikan

sebagai kunci pembangunan menjadi skala prioritas.10

Pendidikan dalam

lingkungan keluarga mempunyai peranan yang sangat penting. Orangtua

yang terdiri dari ayah dan ibu menjadi figur sentral dalam pendidikan

keluarga. Mereka bertanggung jwab memanusiakan, membudayakan, dan

menanamkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya.11

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pola pendidikan

anak adalah sistem atau strategi yang diterapkan orang tua dalam

membimbing atau mendidik anak demi terbentuknya kedewasaan, baik

emosi, mental, cara berpikir maupun kedewasaan fisik bagi generasi penerus,

mulai dari anak keluar dari fase bayi hingga menjelang pubertas.

2. Keluarga

Keluarga adalah sebagai sebuah institusi yang terbentuk karena

ikatan perkawinan. Di dalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara

sah karena pernikahan.12

Perkawinan yang sah dapat dikatakan sebagai

syarat mutlak dalam membangun keluarga yang baik.13

Dalam konteks

keluarga inti, menurut Soelaeman, secara psikologis, keluarga adalah

sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan

masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi

10

Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), 2006,

hal.21 11

Teguh Wangsa Gandhi, Op.Cit 12

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:

Riena Cipta), 2014, hal. 18 13

Fuaduddin TM, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama

dan Jender), hal. 6

Page 27: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

15

saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.

Sedangkan dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah satu persekutuan

hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang

dikukuhkan dengan pernikahan yang bermaksud untuk saling

menyempurnakan.14

Keluarga adalah lembaga yang sangat penting dalam proses

pengasuhan anak. Meskipun bukan menjadi satu-satunya faktor, keluarga

merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pembentukan keperibadian

anak.15

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama yang

dikenalkan kepada anak atau dapat dikatakan bahwa seorang anak mengenal

kehidupan sosial itu pertama-tama di dalam lingkungan keluarga. Adanya

interaksi antar anggota keluarga yang satu dengan yang lain menyebabkan

seorang anak menyadari akan dirinya, bahwa ia berfungsi sebagai individu

dan juga makhluk sosial. Sebagai individu dia harus memenuhi segala

kebutuhan hidupnya demi untuk kelangsungan hidupnya di dunia ini.

Sebagai makhluk sosial, dia harus menyesuaikan diri dengan

kehidupan bersama yaitu, saling tolong menolong dan mempelajari adat

istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Adat-istiadat tersebut yang

memperkenalkan adalah orangtuanya yang nantinya dimiliki oleh anak itu

sehingga dengan demikian perkembangan seorang anak dalam keluarga itu

sangat ditentukan oleh kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman

yang dimiliki orangtuanya. Sehingga di dalam kehidupan masyarakat akan

kita jumpai perkembangan anak yang satu dengan yang lain akan berbeda-

beda16

Lingkungan atau latar belakang keluarga sangat mempengaruhi

pertumbuhan anak. Lingkungan atau latar belakang keluarga itu sangat

beragam, tergantung pada penghasilan orangtua, pendidikan mereka, aturan

14

Syaiful Bahri Djamarah, Op.cit, hal.19 15

Fuaduddin TM, Op.cit, hal. 5 16

Ibid, hal. 9

Page 28: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

16

yang disepakati dalam keluarga, bertempat di kota atau desa, jumlah anak

dalam keluarga, hubungannya dengan karib kerabat dan sebagainya.17

Secara teoritis dapat dipastikan bahwa dalam keluarga yang baik,

anak memiliki dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan yang cukup kuat

untuk menjadi manusia dewasa. Dalam bentuknya yang paling umum dan

sederhana, keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.18

Anggota keluarga

seperti ibu, ayah dan saudara-saudara lainnya merupakan orang-orang

pertama yang berinteraksi langsung dengan anak seperti mengajarkan kepada

anak untuk dapat berinteraksi dan hidup dengan orang lain. Keluarga

merupakan keharusan yang diwajibkan oleh Agama, salah satunya tertera

pada Kitab Suci Al Qur‟an dalam Surat At-Tahrim Ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Keluarga merupakan institusi yang bersifat universal dan

multifungsional. Dalam Undang-undang No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21

tahun 1994 fungsi keluarga secara umum adalah sebagai berikut:

17

M. Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006),

h.80-81 18

Fuaddin TM, Loc.cit, hal. 9

Page 29: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

17

1. Fungsi Keagamaan. Keluarga memiliki fungsi agama maksudnya adalah

selain orangtua sebagai guru dalam pendidikan anaknya, orangtua juga

merangkap sebagai ahli agama. Orangtua tempat mengaji dan

membacakan kitab suci dalam membentuk kepercayaan anak-anak

mereka. Fungsi ini bertujuan untuk mengembangkan keluarga dan

anggota-anggotanya agar tetap dan makin bertambah iman dan taqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembinaan keimanan dan ketaqwaan ini

penting, mengingat di era globalisasi seperti sekarang ini, permasalahan

keluarga semakin ruwet dan kompleks. Beberapa upaya efektif yang

dapat dijalankan keluarga guna menghidupkan dan mengoptimalkan

pelaksanaan fungsi ini adalah:

a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup

seluruh anggota keluarga. Dalam hal ini, meskipun tidak harus,

hendaknya norma/ajaran yang dianut oleh seluruh anggota keluarga

adalah sama, dengan maksud agar pembinaan keimanan dan

ketaqwaan tidak menemui hambatan secara teknis. Karena

bagaimanapun juga bila dalam satu keluarga agamanya berbeda-

beda, hambatan psikologis akan selalu mengiringi upaya-upaya

peningkatan keimanan dan ketaqwaan ini sepanjang tidak ada

toleransi beragama yang cukup tinggi.

b. Menerjemahkan ajaran/norma ke dalam tingkah laku hidup sehari-

hari seluruh anggota keluarga.

c. Memberi contoh kongkret dalam kehidupan sehari-hari dalam

pengamalan ajaran agama yang dianut.

d. Melengkapi dan menambah proses belajar anak, khususnya tentang

keagamaan yang tidak atau diperolehnya disekolah dan di

masyarakat. Misalnya, dengan mengikutsertakan anak dalam

pengajian anak-anak, kegiatan BKB iqro', dan kegiatan-kegiatan lain

yang sejenis.

Page 30: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

18

e. Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama

sebagai fondasi menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.

2. Fungsi sosial budaya, fungsi ini bertujuan untuk menggali,

mengembangkan dan melestarikan kekayaan sosial budaya yang dimiliki

oleh bangsa indonesia.19

Terkait dengan itu, upaya yang dapat ditempuh

di antaranya:

a. Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam

pengamalan ajaran agama yang dianut. Terutama norma-norma dan

budaya bangsa yang baik dan dapat mengangkat masyarakat,

keluarga dan bangsa ke posisi yang lebih terhormat di hadapan

bangsa-bangsa lain di dunia.

b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring

norma dan budaya asing yang tidak sesuai

c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga dimana anggota-

anggotanya mencari pemecahan masalah daripengaruh negatif

globalisasi dunia

d. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga dimana anggotanya

mengadakan kompromi atau adaptasi dari praktek kehidupan

globalisasi dunia

e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan

budaya masyarakat atau bangsa yang menunjang terwujudnya norma

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.20

Dalam fungsi ini terdapat 5 dasar yang mesti dipahami dan

ditanamkan dalam keluarga, yaitu gotong royong, sopan santun,

kerukunan, kepedulian dan kebersamaan.

3. Fungsi Cinta Kasih. Fungsi ini perlu dihidupkan karena pada dasarnya

rasa kasih sayang antara setiap anggota keluarga, antar kekerabatan serta

antar generasi merupakan dasar terciptanya keluarga yang harmonis.

19

Sunartiningsih, Menghidupkan 8 Fungsi Keluarga Menuju Keluarga Sejahtera, hal. 2-5 20

Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2008), hal.8

Page 31: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

19

Beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk dapat menghidupkan fungsi

ini adalah:

a. Menumbuh-kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antara

anggota (suami-isteri-anak) ke dalam simbol-simbol nyata (ucapan,

tingkah laku) secara optimal dan terus menerus.

b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota

keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitaif dan

kualitatif,

c. Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan

ukhrowi dalam keluarga secara serasi,selaras dan seimbang,

d. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu

memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal

menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.

Dalam fungsi ini terdapat 8 nilai dasar yang mesti dipahami dan

ditanamkan dalam keluarga, yakni empati, akab, adil, emaaf, setia.Suka

menolong.Pengorbanan dan tanggungjawab.

4. Fungsi Melindungi. Fungsi ini dimaksudkan untuk memberikan rasa

aman kepada seluruh anggota keluarga sehingga mereka dapat merasa

tentram lahir batin dan hidup bahagia tanpa ada rasa tekanan dari pihak

manapun. Secara umum upaya ini dapat dilakukan dengan jalan

memelihara keutuhan rumah tangga serta memelihara ketahanan keluarga

terhadap benturan yang datang dari luar baik yang bersifat sosial budaya

maupun ideologi. Upaya menghidupkan fungsi melindungi ini dapat

dilakukan dengan jalan:

a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa

tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga,

b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai

bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar,

Page 32: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

20

c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai

modal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera21

Dalam fungsi ini terdapat 5 dasar yang mesti dipahami dan

ditanamkan dalam keluarga, yakni aman, pemaaf, tanggap, tabah, peduli.

5. Fungsi Reproduksi. Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa setiap

pasangan suami isteri yang diikat oleh perkawinan yang sah, pasti

mengharapkan dapat memberikan keturunan yang berkualitas, agar dapat

menjadi insan pembangunan yang handal di masa yang akan datang.22

Adapun upaya secara terinci sebagai berikut:

a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi

sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.

b. Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan

keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental

c. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan

dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak

yang diinginkan dalam keluarga

d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang

kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera23

6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan. Sebagai wahana pendidikan yang

pertama dan utama bagi anak, keluarga diharapkan mampu

menumbuhkembangkan kekuatan fisik, mental, sosial dan spiritual secara

serasi dan selaras serta seimbang. Sehingga upaya untuk menghidupkan

dan mengoptimalkan pelaksanaan fungsi ini, orangtua sebagai

penanggung jawab rumah tangga harus mampu berperan sebagai contoh,

pemberi inisiatif dan pendorong bagi anak dalam menerapkan nilai-nilai

kebaikan, kebenaran dan kemanusiaan.24

21

Setiadi, Op.Cit, hal.9 22

Sunartiningsih, Op.Cit, hal. 2-5 23

Setiadi, Loc.Cit, hal. 9 24

Sunartiningsih, Loc.Cit, hal. 2-5

Page 33: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

21

a. Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga

sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama

b. Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga

sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai

konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan

sekolah maupun masyarakat

c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang

diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik

dan mental) yang tidak atau kurang diberikan oleh lingkungan

sekolah mapun masyarakat.

d. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam

keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga

bagi orangtua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup

bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera25

7. Fungsi ekonomi. Upaya menghidupkan fungsi ini tidak terlepas dari

upaya meningkatkan keterampilan dalam usaha ekonomis produktif

sehingga dapat tercapai peningkatan pendapatan keluarga guna

memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan demikian untuk

merealisasikannya perlu dilakukan dengan cara menanamkan etos kerja

yang tinggi bagi setiap anggota keluarga yang dibarengi kreatifitas yang

tinggi pula.26

a. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam

lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan

perkembangan kehidupan keluarga

b. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan

dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga

25

Setiadi, Loc.Cit, hal. 10 26

Sunartiningsih, Loc.Cit, hal. 6

Page 34: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

22

c. Mengatur waktu sehingga kegiatan orangtua di luar rumah dan

perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan serasi, selaras dan

seimbang

d. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera27

8. Fungsi pelestarian lingkungan. Kemampuan keluarga untuk

menempatkan diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam

yang dinamis secara serasi, selaras dan seimbang. Guna

mengaktualisasikan dan menumbuhkembangkan fungsi ini, orangtua

harus memelopori dalam kehidupan nyata sehingga setiap anggota

keluarga tergugah kepeduliannya terhadap lingkungan sosial budaya

maupun lingkungan alam.28

a. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan intern

keluarga

b. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan ekstern

keluarga

c. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang

serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan

lingkungan hidup masyarakat sekitarnya

d. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup

sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia

sejahtera.29

Pada umumnya sebuah keluarga terdiri dari beberapa elemen yaitu

orangtua dan anak. Adapun pengertian dari setiap elemen keluarga tersebut

adalah:

a. Orang tua

27

Setiadi, Loc.Cit, hal. 10 28

Sunartiningsih, Loc.Cit, hal. 7 29

Setiadi, Op.Cit, hal. 11

Page 35: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

23

Orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka. Dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Oleh

karena itu, bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan

keluarga.30

Orangtua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik

anak karena anak merupakan buah cinta kasih hubungan suami-istri.

Motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional antara orangtua

dengan anak. Penelitian-penelitian membuktikan bahwa hubungan

emosional lebih berarti dan efektif daripada hubungan intelektual dalam

proses sosialisasi.31

Orangtua mempunyai peranan yang sangat strategis bagi masa

depan anaknya, yaitu kemampuan membina dan mengembangkan

potensi dasar anak. Masing-masing memiliki peran dalam keluarga

sehingga terbentuklah karakter keluarga dan anak. Selain peranan pokok

tersebut, ibu mempunya peran dominan dalam mendidik anak di

lingkungan keluarga, terlebih karena fungsi alaminya yang menyusui

anak.

Pada umumnya ibu mempunyai peran sebagai sumber dan

pemberi kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi

hati, mengatur kehidupan dalam rumah tangga, pembimbing hubungan

pribadi dan pendidik dalam segi-segi emosional. Para ibu berkonsentrasi

pada kewajiban menjaga rumah dan membesarkan anak. padahal, dalam

perubahan sosial saat ini, ibu juga melakukan aktivitas nontradisional

(bekerja di luar rumah).

Disamping itu, ayah mempunyai peranan yang penting karena

seorang ayah merupakan kepala rumah tangga dan pemimpin di dalam

keluarga. Secara tradisional peran ayah atau suami adalah menyediakan

kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang dan papan bagi istrinya,

sedangkan di dalam pendidikan keluarga ayah mempunyai peran sebagai

30

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, hal. 162 31

St.Vembriarto,Sosiologi Pendidikan, (Jakart: Grasindo, 1993), hal.42

Page 36: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

24

sumber kekuasaan di dalam rumah tangga, penghubung intern keluarga

dengan masyarakat atau dunia luar, pemberi perasaan aman bagi seluruh

keluarga, pelindung terhadap ancaman dari luar, hak atau yang mengadili

jika terjadi perselisihan, dan pendidik dalam segi-segi rasional. Akan

tetapi, saat ini ketika istri/ibu bekerja, maka keterlibatan suami dalam

pengasuhan lebih terasa.

Pentingnya pendidikan orangtua kepada anak-anak seringkali

digambarkan oleh Nabi bukan hanya keteladanan dan kasih sayang,

tetapi juga rasio. Kualitas pengasuhan dan pendidikan anak di

lingkungan keluarga sangat ditentukan oleh kesiapan orangtua sendiri

untuk melaksanakan tugas-tugasnya.32

Tampaknya pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis

dalam menunjang keberhasilan pendidikan selanjutnya. Karenanya tugas

dan tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak tidak ringan.

Tanggung jawab orangtua sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

1) Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

sederhana dan tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia

2) Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmani maupun rohaniah,

dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan

dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang

dianutnya.

3) Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan

setinggi mungkin yang dapat dicapainya

4) Membahagiakan anak, baik di dunia maupun akhirat.33

b. Anak

32

Ibid, h. 9 33

Syaiful Bahri Djamarah, OpCcit, hal.164

Page 37: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

25

Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997

tentang pengadilan anak bahwa anak adalah bagian dari generasi muda

sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan

penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan

mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan perlindungan dan

pembinaan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan

fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang.34

Anak adalah karunia Allah sebagai hasil perkawinan antara ayah

dan ibu. Dalam kondisi normal, anak adalah buah hati belahan jantung,

tempat bergantung di hari tua dan generasi penerus cita-cita orangtua.

Rasulullah SAW dalam salah satu hadis menyebutkan anak sebagai buah

hati. UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia 0

sampai dengan 18 tahun.Sedangkan, Undang-undang Perkawinan

menetapkan batas usia 16 tahun.35

Dalam al-Qur‟an disebutkan bahwa anak (perempuan dan laki-

laki) adalah buah hati keluarga dengan iringan doa harapan menjadi

pemimpin atau imam bagi orang yang bertaqwa.36

Hal ini tercantum

dalam QS. Al-Furqan/25: 74

“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah

kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang

hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang

bertakwa.” (QS. Al-Furqan/25:74)

34

Inayati Ma‟rifah dkk, Op.Cit, hal. 5-11 35

Huraerah, Abu, M.Si, Kekerasan Terhadap Anak, (Bandung:Penerbit Nuansa, 2006), hal. 19. 36

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, hal. 27

Page 38: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

26

Anak juga merupakan amanat untuk diasuh, dibesarkan dan

dididik sesuai dengan tujuan kejadiannya yaitu “mengabdi kepada Sang

Pencipta”. Anak mempunyai hak dan usaha untuk berkembang sehingga

mereka tidak menjadi korban dari hubungan buruk orang tuanya. Hal ini

sesuai dengan firman Allah dalam QS. An-Nahl (16) : 72

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan

menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu,

dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka

beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?" (QS. An-

Nahl/16:72)

Karena itulah, pengasuhan dan pengajaran terhadap anak dalam

Islam tidak hanya terbatas pada pendidikan keluarga, tetapi juga model-

model pendidikan lain. Masyarakat dengan segala potensinya dituntut

untuk menyediakan lingkungan dan situasi yang baik bagi pendidikan

anak-anak.37

Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan

anak itu dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

a. Status sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan

terhadap perkembangan anak-anak, misalnya keluarga yang

perekonomiannya cukup, menyebabkan lingkungan materiil yang

dihadapi oleh anak di dalam keluarganya akan lebih luas, sehingga ia

37

Fuaduddin TM, Op.Cit, hal.25-27

Page 39: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

27

dapat kesempatan yang lebih luas di dalam memperkenalkan

bermacam-macam kecakapan, yang mana kecakapan-kecakapan

tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau tidak ada alat-

alatnya. Hubungan sosial antara anak-anak dan orangtuanya itu

ternyata berlainan juga corak-coraknya, misalnya keluarga yang

ekonominya cukup hubungan antara orangtua dan anak akan lebih

baik, sebab orangtua tidak ditekankan di dalam mencukupi

kebutuhan-kebutuhan hidupnya, sehingga perhatiannya dapat

dicurahkan kepada anak-anak mereka. Status sosial ekonomi keluarga

bukanlah satu-satunya faktor mutlak yang menentukan

perkembangan anak.

b. Faktor keutuhan keluarga

Salah satu faktor utama yang lain yang mempengaruhi

perkembangan sosial anak adalah faktor keutuhan keluarga. Yang

dimaksud dengan faktor keutuhan keluarga itu terutama ditekankan

kepada strukturnya, yaitu keluarga yang masih lengkap, ada ayah,

ibu, dan anak. Di samping keutuhan keluarga yang berbentuk

struktur-struktur tersebut, yang diperlukan pula adalah keutuhan

interaksi hubungan antara anggota satu dengan anggota lain.

c. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

Peranan keadaan keluarga terhadap perkembangan sosial

anak-anak tidak hanya terbatas kepada situasi sosial ekonomi atau

kebutuhan struktur dan interaksinya. Tetapi, cara-cara dan sikap-

sikap dalam pergaulannya memegang peranan penting di dalam

perkembangan sosial anak-anak mereka.38

3. Pola Pendidikan Anak

Ketika dilahirkan seorang anak adalah pribadi yang bersih dan peka

terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungannya. Orangtua

38

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2007), hal. 91-92

Page 40: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

28

menjadi tokoh yang sangat penting dalam mengatur rangsangan-rangsangan

dalam mengisi secarik kertas. Ibu dan ayah dalam melakukan pendidikan

kepada anaknya bukan semata-mata karena si anak adalah keturunan darah

dagingnya tetapi lebih dari itu dikarenakan tanggung jawab sebagai

pimpinan keluarga dan menjalankan amanat Tuhan.

Sebagai makhluk pedagogik, anak pasti bisa dididik sehingga pada

akhirnya nanti akan mampu dengan baik mengemban amanat dari Allah

yang bertugas sebagai khalifah di muka bumi. Hal ini tersurat dalam AL-

Qur‟an QS. Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

“Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi

itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui."

Orangtua bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai itu kepada

anak-anak. Pewarisan nilai-nilai itu dilakukan orangtua melalui pendidikan.

Sebagai seorang pemimpin orangtua dituntut mempunyai dua keterampilan,

yaitu keterampilan manajemen (managerial skill) maupun keterampilan

teknis (technical skill). Sedangkan kriteria kepemimpinan yang baik meiliki

beberapa kriteria, yaitu keterampilan memikat hati anak, keterampilan

Page 41: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

29

Orangtua mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk sikap,

watak maupun karakter seorang anak di dalam keluarga.

Pola pendidikan orangtua adalah pola yang diberikan dalam

mendidik atau mengasuh anak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Cara mendidik secara langsung artinya bentuk asuhan yang berkaitan dengan

pembentukan kepribadian, kecerdasan, keterampilan yang dilakukan dengan

sengaja, baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi

maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. Sedangkan mendidik

secara tidak langsung merupakan contoh dari kehidupan sehari-hari mulai

dari tutur kata sampai kepada adat kebiasaan dari pola hidup, hubungan

orangtua, keluarga, masyarakat dan hubungan suami dengan istri.

Pola pendidikan orangtua ini merupakan cara yang dilakukan

orangtua dalam mendidik anaknya sebagai bentuk tanggung jawab mereka

kepada anaknya. Baumrind mengidentifikasi tiga gaya pengasuhan yaitu,

bijaksana (demokratis), otoriter, permisif. Orangtua otoriter menggunakan

banyak perintah dan ancaman, tapi penalaran kecil. Orangtua permisif adalah

penuh kasih sayang, tapi rendah kebijaksanaannya. Sebaliknya, orang tua

yang bijaksana (demokratis) adalah kombinasi orangtua yang otoriter dengan

alasan, keadilan dan cinta.39

Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri

dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan

berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.

Masing-masing orangtua tentu saja memiliki pola asuh yang berbeda-

beda terhadap anaknya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakangn

pendidikan orangtua, mata pencaharian hidup, keadaan sosial ekonomi, dan

sebagainya. Dengan kata lain pola pendidikan petani tidak akan sama dengan

pedagang. Demikian pula pola pendidikan orangtua yang berpendidikan

rendah dengan orangtua yang berpendidikan tinggi. Ada yang menerapkan

39

Thomas Lickona, Character Matters (persoalan karakter): bagaimana membantu anak

mengembangkan penilaian yang baik, integritas, dan kebajikan penting lainnya, Terj. Juma Abdu

Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zien, (Jakarta: PT Bumi Aksara), 2012, hal.51

Page 42: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

30

pola yang kasar atau kejam dan tidak berperasaan. Namun, ada pula yang

memakai pola lemah lembut dan kasih sayang. Ada pula yang memakai

sistem militer yang apabila anaknya bersalah akan langsung diberi hukuman

dan tindakan tegas.40

a. Pola pendidikan otoriter

Pola pendidikan orangtua yang pertama yaitu Pola Pendidikan

yang otoriter. Pola Pendidikan ini ditandai dengan cara mengasuh anak

yang dilakukan dengan memberikan aturan-aturan yang sangat ketat,

seringkali oranggtua yang menerapkan perilaku ini memaksa anak untuk

berperilaku sesuai dan seperti apa yang dia perintahkan. Seorang anak

tidak mendapatkan kebebasan untuk mengemukakan pendapat yang dia

miliki, apabila anak mencoba untuk berpendapat maka anak ini akan

dianggap sebagai perlawanan karena telah membantah orangtuanya.

Maka seorang anak harus mematuhi setiap perintah dan larangan yang

diberikan orang tuanya.

Ciri-ciri lain dari pola pendidikan yang otoriter diantaranya, anak

harus tunduk dan patuh pada kehendak orangtua; pengontrolan orangtua

terhadap anak sangat keras, ketat dan kaku; anak bisa dikatakan tidak

pernah diberi pujian dan orangtua yang tidak mengenal kompromi dan

dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah.41

Hubungan antarpribadi

di antara orangtua dan anak cenderung renggang dan berpotensi

antagonistik (berlawanan).42

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan

Braumind dalam jurnal yang dikutip oleh Ainis Mufarika bahwa orang

tua yang otoriter adalah orang tua yang menerapkan berbagai peraturan,

40

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, hal. 14 41

Al. Tridhonanto dan Beranda Agency, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, (Jakarta: PT

Elex Media Komputindo), 2014, hal.12 42

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, hal.60

Page 43: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

31

menginginkan ketaatan yang ketat dan jarang menjelaskan terhadap

peraturan-peraturan tersebut serta akan sering menghukum.43

Pola asuh ini cenderung membentuk, mengontrol anak-anaknya

dengan menegaskan standar tertentu yang harus diikuti (kepatuhan).

Makanya tidak heran jika dalam pelaksanaannya akan melibatkan

hukuman dan pemaksaan, agar tingkah laku yang diinginkan orangtua

terbentuk pada anak.44

Orangtua dengan kepemimpinan seperti ini

menganggap dirinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di dalam

sebuah keluarga, ia merupakan pemimpin yang absolut. Orangtua lah

yang menentukan segala sesuatu untuk anaknya, karena anak hanya

sebagai pelaksana atas perintah yang diberikan orangtuanya. Semua

kegiatan yang dilakukan anak telah ditentukan oleh orang tuanya, bahkan

sampai kepada hal terkecil sekalipun. Orangtua menganggap dirinya

mengetahui segala hal dan mengganggap dirinya sebagai orang yang

paling benar.

Dalam pola otoriter hukuman merupakan sarana utama yang

digunakan dalam suatu proses pendidikan. Orangtua seringkali

mengancam untuk menghukum anaknya apabila sang anak berbuat salah.

Terkadang hukuman yang diberikan orangtua cenderung kasar. Maka,

tidak jarang anak akan mengerjakan perintah yang diberikan atas dasar

takut memperoleh hukuman dari orang tuanya.

Orangtua dianggap berhasil mendidik anak bila dapat menjadikan

anak penurut, patuh, taat terhadap peraturan-peraturan yang ditentukan

orang tua. Sikap ini sering dipertahankan oleh orang tua dengan dalih

untuk menanmkan disiplin pada anak.45

43

Ainis Mufarika, Jurnal Tentang Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Miskin (UNESA),

(Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2013), hal. 4 44

Karlinawati Silalahi dan Eko A. Meinarno, Keluarga Indonesia Aspek dan Dinamika Zaman,

(Jakarta: Rajawali Press), 2010, hal. 8 45

Merry Purwatiningsih, Pola Pendidikan Anak Dalam Keluarga Pemulung, Program Studi

Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, 2005, hal.18

Page 44: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

32

Pola otoriter lebih banyak menerapkan pola dengan aspek-aspek

sebagai berikut:

1) Orangtua mengekang anak untuk bergaul dan memilih-milih orang

yang menjadi teman anaknya,

2) Orangtua menentukan aturan bagi anak dalam berinteraksi baik di

rumah maupun di luar rumah. Aturan tersebut harus ditaati oleh anak

walaupun tidak sesuai dengan keinginan anak,

3) Orangtua melarang anaknya untuk berpartisipasi dalam kegiatan

kelompok, dan

4) Orangtua menuntut anaknya untuk bertanggung jawab terhadap

tindakan yang dilakukan tetapi tidak menjelaskan mengapa anak

harus bertanggung jawab.46

Pola pendidikan otoriter ini memiliki banyak dampak yang

kurang baik terhadap perkembangan anak. Dengan peraturan yang kaku

anak akan merasa terkekang di rumah sehingga ia bisa bersifat agresif

saat berada di luar rumah, dengan model hukuman yang diberikan

orangtua, anak menjadi tertekan meresa ketakutan, kurang pendirian dan

mudah untuk dipengaruhi. Anak juga tidak percaya diri akan dirinya dan

sering kali ragu-ragu dalam mengambil keputusan dalam segala hal

karena tidak terbiasa untuk mengambil keputusan sendiri. Sebaiknya

orangtua tidak berlebih-lebihan dalam menolong anak sehingga anak

tidak kehilangan kemampuan untuk berdiri sendiri.

Sebaiknya orangtua tidak berlebih-lebihan dalam menolong anak

sehingga anak tidak kehilangan kemampuan untuk berdiri sendiri. Lebih

lanjut Braumind mengemukakan bahwa perilaku anak yang orangtuanya

bersikap otoriter dapat ditandai dengan mudahnya anak tersinggung,

46

Al. Tridhonanto dan Beranda Agency, Op.Cit, hal.13

Page 45: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

33

penakut, pemurung, tidak bahagia, mudah terpengaruh, mudah stress,

tidak mempunyai arah masa depan yang jelas dan tidak bersahabat.47

Akan tetapi, dalam penanaman nilai tertentu pola kepemimpinan

seperti ini juga memiliki dampak yang positif, seperti dalam hal

penanaman nilai akidah yang dilakukan orangtua kepada anaknya yang

masih kecil. Apabila penanaman akidah ini dilakukan dengan pola

demokrasi atau laissez faire maka dikhawatirkan anak tersebut dapat

melenceng dari akidah Islamiyah. Selain penanaman nilai akidah, hal-hal

yang sangat prinsip mengenai pilihan agama, pilihan nilai hidup yang

bersifat universal dan absolut, orangtua dapat memaksakan kehendaknya

terhadap anak karena anak belum memiliki alasan yang cukup kuat

mengenai hal itu. Karena itu, tidak semua materi pelajaran agama

seluruhnya diajarkan secara demokratis terhadap anak.48

b. Pola pendidikan permisif

Pola pendidikan permisif diartikan sebagai cara mendidik dengan

membiarkan anak berbuat sekehendaknya. Menurut Lawrebce E. Shopiro

orangtua permisif berusaha menerima dan mendidik sebaik mungkin,

tetapi cenderug sangat pasif, orangtua permisif cenderng tidak menuntut

serta tidak menetapkan sasaran yang jelas bagi anaknya.49

Orangtua

seperti ini cenderung menggantungkan diri pada penalaran dan

manipulasi, tidak menggunakan kekeuasaan secara terang-terangan.

Orangtua tetap menyayangi anaknya tapi menghindari pemberian

perintah kepada anaknya. Mereka melakukan pengasuhan, tetapi tidak

melakukan kontrol.50

Gaya pengasuhan permisif biasanya dilakukan oleh orangtua

yang terlalu baik, cenderung memberi banyak kebebasan pada anak-anak

47

Ainis Mufarika, Op.Cit, hal. 4 48

Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa,Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

(Jakarta: PT Gunung Mulia), hal.83 49

Ainis Mufarika, Op.Cit hal.4 50

Karlina Silalahi dan Eko A. Meinarno, Op.Cit, hal.9

Page 46: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

34

denngan menerima dan memaklumi segala perilaku, tuntutan dan

tindakan anak, namun kurang menuntut sikap tanggungjawab dan

keteraturan perilaku anak. Orangtua yang demikian akan menyediakan

dirinya sebagai sumber daya bagi pemenuhan segala kebutuhan anak,

membiarkan anak untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak terlalu

mendorongnya untuk mematuhi standar eksternal. Bila pembebasan

terhadap anak sudah berlebihan dan sama sekali tanpa ketanggapan dari

orangtua menandakan bahwa orang tua tidak peduli terhadap anak.51

Orangtua cenderung bersifat acuh tak acuh dan bersifat masa

bodoh terhadap anaknya. Biasanya orang tua yang seperti ini merupakan

orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, karir dan urusan sosial

pribadinya. Jadi menomor dua kan perkembangan dan pertumbuhan sang

anak. Hal ini tidak sepatutnya terjadi, karena orangtua merupakan

lingkungan utama dan pertama dalam mendidik anaknya, sesibuk apapun

seharusnya orangtua tetap mementingkan perkembangan sang anak

karena orangtua juga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak. Orangtua menganggap anak

sudah cukup dewasa dan mampu mengambil keputusannya sendiri tanpa

harus diawasi.

Pola pendidikan seperti ini mempunyai beberapa dampak negatif

seperti, tidak dapat mengontrol dirisendiri, tidak mau patuh dan tidak

terlibat dalam aktivitas di kelas.52

Namun, selain dampak negatif pola

asuh ini juga mempunyai dampak yang positif, Menurut Syamsu Yusuf

perilaku anak yang berasal dari orangtua permisif yaitu pandai mencari

jalan keluar, dapat bekerja sama, dan percaya diri.53

c. Pola pendidikan demokratis

51

Sri Lestari, Psikologi Keluarga (Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Kel;uarga),

(Jakarta: Kenana Prenada Media Group), 2012, hal.48 52

Karlina Silalahi dan Eko A. Meinarno, Op.Cit, hal. 166 53

Ainis Mufarika, op.cit, hal. 4

Page 47: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

35

Pola pendidikan demokratis merupakan pola yang lebih dinamis

dibandingkan dengan pola perilaku yang pertama. Peraturan yang

diberikan orangtua lebih luwes, orangtua menentukan peraturan-

peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan mempertimbangkan

keadaan, perasaan dan pendapat anak serta memberikan alasan-alasan

yang diterima, dipahami dan dimengerti oleh anak. Anak menjadi faktor

utama dan yang terpenting dalam pendidikan. Hubungan yang terjalin

antara orangtua dan anak dalam proses pendidikan terbentuk dalam

hubungan yang baik dan didasari oleh prinsip menghargai dan saling

menghormati satu dan yang lain.

Anak diarahkan dengan tegas, konsisten, dan rasional. Kedua

orangtua menjelaskan alasan di balik tuntutan dan dorongan untuk saling

memberi dan menerima. Orangtua menggunakan kekuatannya untuk

menegakkan aturan dan perintah ketika diperlukan. Orangtua menghargai

keduanya, yaitu kepatuhan pada kebutuhan menjadi orang dewasa dan

kebebasan pada anak, orangtua menetapkan standar dan memberlakukan

dengan tegas tetapi tidak menganggap dirinya sebagai orang tua yang

sempurna, orangtua mendengarkan anak, tetapi tidak mendasarkan

keputusan semata-mata pada keinginan anak.54

Menurut Lawrence E. Shapiro orang tua demokratis yaitu

orangtua yang memberikan bimbingan, tetapi tidak mengatur, mereka

memberikan penjelasan tentang peraturan yang lakukan serta anak boleh

memberi masukan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting.55

Dalam hal ini, orangtua memiliki batasan dan harapan yang jelas

terhadap tingkah laku anak. Mereka berusaha untuk menyediakan paduan

dengan menggunakan alasan dan aturan dan mereka menggunakan

ganjaran/penghargaan (rewards)dan hukuman (punishment) yang

berhubungan dengan tingkah laku anak secara jelas.

54

Thomas Lickona, Op.Cit, hal. 51 55

Ibid

Page 48: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

36

Beberapa ciri dari tipe pola asuh yang demokrasi adalah berikut:

1) Dalam proses pendidikan terhadap anak selalu bertitik tolak dari

pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.

2) Orangtua selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan

pribadi dengan kepentingan anak.

3) Orangtua senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari

anak.

4) Mentolerir ketika anak membuat kesalahan dan memberikan

pendidikan kepada anak agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak

mengurangi daya kreativitas, inisiatif, dan prakarsa dari anak.

5) Lebih menitikberatkan kerja sama dalam mencapai tujuan.

6) Orangtua selalu berusaha untuk menjadikan anak lebih sukses

darinya.56

Semua larangan dalam suatu peraturan yang dibuat disampaikan

orangtua kepada anak dengan menggunakan kata-kata yang mendidik,

tidak dengan kata-kata yang kasar. Anak-anak juga diberikan arahan dan

bimbingan dalam mengerjakan suatu hal.

Saat menghadapi suatu permasalahan keluarga dengan perilaku

demokratis ini akan melakukan musyawarah untuk mengambil keputusan

yang terbaik. Orangtua tidak menganggap mereka selalu benar. Orangtua

sangat menghargai segala pendapat anank. Maka, orangtua dan anak

akan mendiskusikannya dan mencari jalan keluar yang paling baik

dengan bermusyawarah. Ketika anak melakukan kesalahan orangtua

tidak langsung menghukum anak tersebut, akan tetapi memberikan

penjelasan terlebih dahulu kepada anak agar anak dapat mengerti dan

memahami kesalahan yang telah ia lakukan.

Pola pendidikan seperti ini akan menghasilkan komunikasi yang

baik antara dua pihak. Anak menjadi kreatif dan mudah untuk

56

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, hal.61

Page 49: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

37

berinisiatif, anak akan mudah menyesuaikan dirinya di lingkungan yang

baru ia temui, ia juga akan tumbuh lebih percaya diri, dan terlatih untuk

bertanggung jawab dan berani untuk mengambil keputusan.

Maka dapat disimpulkan bahwa pola pendidikan demokratis

merupakan kepemimpinan yang terbuka yang dilakukan dengan cara

musyawarah mufakat. Artinya sekalu orangtua dalam bertindak dan

mengerjakan sesuatu yanng berhubungan dengan anak dan keluarga

dilaksanakan dengan perasaan dan pertimbangan. Hal ini akan

memberikan dampak positif kepada anak, salah satunya anak akan

berkembang sesuai dengan tingkat atau fase perkembangannya.

4. Dasar dan Tujuan Pendidikan Anak

a. Dasar Pendidikan Anak

Pelaksanaan pendidikan anak di Indonesia mempunyai dasar yang dapat

ditinjau dari bebapa aspek, diantaranya:

1) Dasar Hukum

Dasar dari sisi ini berasal dari peraturan-peraturan perundang-

undangan yang secara langsung dapat dijadikan pedoman atau dasar

dalam pelaksanaan dan pembinaan anak, yang dapat dilihat pada

undang-undang „sistem pendidikan nasional (UUSPN) No. 20 Tahun

2003 pada bab II pasal 3 yaitu, pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratif serta bertanggung jawab.57

2) Dasar Agama

Dasar agama adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam, yaitu

Al-Qur‟an dan al-Hadist. Dalam al-Qur‟an bahwa anak adalah sama

57

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, hlm. 11

Page 50: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

38

dengan amanah dari Allah seperti yang terkandung dalam QS. At-

Tahrim ayat 6, yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Ayat ini memberikan anjuran untuk memberkan pendidikan

dan pengetahuan mengenai kebaikan terhada diri dan keluarga. dalam

tafsir Hamka menjelaskan, bahwa beriman saja tidaklah cukup, iman

mestilah dipelihara untuk keselamatan diri dan rumah tangga. M.

Quraish Shihab juga memberikan makna pada “memelihara

keluarga” yang meliputi istri, anak-anak dan seluruh yang ada di

bawah tanggung jawab suami, dengan membimbing dan mendidik

mereka agar semuanya terhindar dari api neraka.58

b. Tujuan Pendidikan Anak

Secara umum, pendidikan bertujuan untuk mengarahkan manusia

agar berdaya, berpengetahuan, cerdas, serta memiliki wawasan dan

ketermpilan agar siap menghadapi kehidupan dnegan potensi-potensinya

58

Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera

Hati, 2004), cet. II, hal. 326.

Page 51: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

39

yang telah diasah dalam proses pendidikan. Misalnya, kita sering

memahami bahwa proses pendidikan itu berkaitan dengan kegiatan yang

terdiri dari proses dan tujuan berikut:

1) Proses pemberdayaan (empowerment), yaitu ketika pendidikan

adalah proses kegiatan manusia menjadi lebih berdaya menghadapi

keadaan, dari situasi yang lemah menjadi kuat dengan dilengkapi

dengan proses pemberian wawasan dan keterampilan agar hal itu

membuatnya berdaya

2) Proses pencerahan (enlightment) dan penyadaran (conscientization),

yaitu ketika pendidikan merupakan proses mencerahkan manusia

melalui dibukanya wawasan dengan pengetahuan, dari yang tidak

tahu menjadi tahu, dari yang tidak sadar menjadi sadar, akan

(potensi) dirinya dan lingkungannya.

3) Proses memberikan motivasi dan inspirasi, yaitu suatu upaya agar

para peserta didik tergerak untuk bangkit dan berperan bukan hanya

sekedar karena arahan dan paksaan, melainkan karena diinspirasi

oleh apa yang dilihatnya yang memicu semangat dari dalam diri dan

sesuai dengan bakat kemampuannya.

4) Proses mengubah perilaku, yaitu bahwa pendidikan memberikan

nilai-nilai yang ideal yang diharapkan mengatur perilaku peserta

didik ke arah yang lebih baik.59

Anak-anak yang perilakunya

menyimpang dan tidak sesuai dnegan kebiasaan masyarakat

diharapkan akan berubah sesuai dengan nilai-nilai sosial yang baik

dan sekaligus perilaku tersebut mendukung perkembangan

keperibadian yang dibutuhkan untuk memainkan peran dari ilmu dan

nilai yang diperolehnya.

59

Amiruddin, Peran Pendidikan Sejarah dalam Membangun Karakter Bangsa, Artikel

Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Membentuk Karakter Bangsa dalam Rangka Daya Saing Global, Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, 29 Oktober 2016 yang diunduh pada 12 Agustus 2019, hal. 195

Page 52: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

40

Tujuan pendidikan anak tentu tidak dapat terlepas dari tujuan

pendidikan Islam. Heri Norer Aly dan Munzier mengemukakan bahwa

tujuan pendidikan Islam mempunyai tujuan umum dan khusus. Secara

umum tujuan pendidikan Islam adalah berusaha mendidik individu

mukmin agar tunduk dan bertakwa dan beribadah dengan baik kepada

Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.60

Akan tetapi, situasi nyata yang sering kita jumpai adalah proses

dari output pendidikan tidak sesuai dengan cita-cita indah semacam itu.

Misalnya, kita justru melihat bahwa pendidikan ternyata justru

menghasilkan manusia-manusia yang kehilangan potensi dirinya,

manusia yang serakah dan merusak, dan manusia yang justru mengisi

sistem yang mengarahkannya menuju tatanan yang malah tidak

memanusiakan manusia.

B. Status Sosial Ekonomi Rendah

1. Pengertian Status Sosial Ekonomi

Secara harfiah status berarti posisi atau keadaan dalam suatu jenjang

atau hirarki dalam suatu wadah sebagai simbol dari hak dan kewajiban dan

jumlah peranan yang ideal dari seseorang. Status selain merupakan unsur

yang baku dalam sistem berlapis-lapis, juga mempunyai arti pentng bagi

sistem masyarakat.Sedangkan menurut Astrid S.Susanto “status adalah

kedudukan seseorang yang dapat ditinjau terlepas dari individunya, jadi

status adalah keududkan objektif yang memberikan hak dan kewajiban

kepada orang yang menempati kedudukan tadi.61

Sementara pengertian sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu society

asal kata socius yang berarti kawan. Selanjutnya yang dimaksud dengan

sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat dan kemasyarakatan.

Sedangkan menurut Soejono Soekanto sosial adalah prestise secara umum

60

Heri Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani) 2000,

hal. 142. 61

Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina Cipta, 1979),

Cet.2, hal. 94

Page 53: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

41

dari seseorang dalam masyarakat.62

Maka status sosial merupakan aspek

status yang berupa derajat atau tingkat kedudukan seseorang dalam

masyarakat, dan mempunyai ciri serta perbedaan yang jelas dengan status-

status sosial lain. Umpanya status pegawai negeri berbeda dengan status para

guru, buruh, pedagang dan lainnya.63

Menurut Soerjono Soekanto status atau kedudukan sosial adalah

tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan

orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya, dan hak-hak

serta kewajiban-kewajibannya.64

Rauck dan Warren menyatakan bahwa

status sosial selalu mengacu kepada kedudukan khusus seseorang dalam

lingkungan yang di sertainya, martabat yang diperolehnya dan hak serta

tugas yang dimilikinya. Status sosial tidak hanya terbatas pada statusnya

dalam kelompok sendiri dan sesungguhnya status sosialnya mungkin

mempunyai pengaruh terhadap status dalam kelompok-kelompok yang

berlainan.

Status sosial biasanya didasarkan pada unsur kepentingan manusia

dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu status pekerjaan, status dalam sistem

kekerabatan, status jabatan dan status agama yang dianut. Menurut

perkembangannya status sosial dapat dibedakan menjadi dua macam:

1) Status yang diperoleh atas dasar keturunan (Ascribet-Status). Pada

umumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang

menganut stratifikasi tertutup. Misalnya masyarakat feodal atau

masyarakat yang menganut paham rasialisme.

2) Status yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja (Achieved-Statu,

sattus ini dalam perolehannya berbeda dengan status atas dasar kelahiran,

62

Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV Rajawali, 1983), Cet. Ke-1, hal. 347 63

Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara), 2012, hal.93 64

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),

Ed.1. Cet.44, h. 210

Page 54: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

42

kodrat atau keturuna, status ini bersifar lebih terbuka, yaitu atas dasar

cita-cita yang direncanakan dan diperhitungkan dengan matang.65

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ekonomi merupakan kata

serapan dari bahasa Inggris, yaitu economy. Sementara kata economy itu

sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomike yang berarti

pengelolaan rumah tangga. Adapun yang dimaksud dengan ekonomi sebagai

rumah tangga adalah suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan

pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya

rumah tangga yang terbatas di antara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing.66

Menurut Alfred Marshall sebagaimana dikutip oleh Tom Gunadi,

mengatakan bahwa ekonomi adalah studi tentang manusia sebagaimana

mereka hidup dan berbuat serta berpikir dalam urusan kehidupan biasa.

Selanjutnya, bahwa ekonomi mempelajari segi tindakan individu dan

masyarakat, yaitu tindakan yang paling erat berhubungan dengan perolehan

dan penggunaan barang-barang yang diperlukan bagi kesejahteraan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka status sosial ekonomi

merupakan kondisi yang menggambarkan kedudukan seseorang atau

keluarga dalam masyarakat berdasarkan kondisi kehidupan ekonomi atau

kekayaan. Hal ini membuktikan betapa dominannya faktor kehidupan

ekonomi seseorang dalam menentukan status sosial, walaupun kita sadari

bahwa status sosial banyak dipengaruhi oleh unsur lain.

2. Faktor yang Mempengaruhi Status Sosial Ekonomi

Menurut Bornstein dan Bradley sebagaimana dikutip oleh Jhon W.

Santrock bahwa status sosisal ekonomi (socio economic status atau SES)

sebagai sekelompok orang yang memiliki pekerjaan, pendidikan, dan

karakteristik ekonomi yang kurang lebih sama. Di dalam status sosio-

ekonomi terkandung sejumlah kualitas yang tidak setara. Biasanya, anggota

65

AbdulSyani, Sosiologi: Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta:PT Bumi Aksara), 2012, hal.93 66

Damsar dan Indriyani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.9-10

Page 55: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

43

dari suatu masyarakat memiliki pekerjaan dengan prestise yang bervariasi,

dimana beberapa individu mungkin memiliki jalinan lebih banyak dengan

orang-orang yang memiliki status pekerjaan lebih tinggi, tingkat pencapaian

pendidikan yang berbeda di mana terdapat individu yang memiliki akses

lebih banyak terhadap pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan

beberapa individu lainnya, memiliki sumber daya ekonomi yang berbeda,

memiliki tingkat kekuasaan berbeda dalam mempengaruhi lembaga-lembaga

komunitas. Perbedaan dalam hal kemampuan mengendalikan sumber daya

dan berpartisipasi di dalam penghargaan kepada masyarakat, menghasilkan

peluang yang tidak setara diantara para remaja.

Beberapa perbedaan status sosial ekonomi yang terlihat secara jelas

tergantung pada ukuran dan kompleksitas komunitas. Sebagain besar peneliti

menggunakan dua kategori ketika mendeskripsikan status sosial-ekonomi.

Sosial-ekonomi rendah kadangkala dideskripsikan sebagai orang yang

memiliki penghasilan rendah, kelas pekerja. Contoh dari pekerjaan sosial-

ekonomi rendah adalah buruh pabrik, buruh manual, penerima dana

kesejahteraan dan pekerja bagian pemeliharaan di dalam lapisan sosial akan

terbentuk kelas sosial, kelas sosial adalah semua orang atau keluarga yang

sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan sosial dam kedudukannya

diketahui serta diakui masyarakat umum.

Status sosial ekonomi keluarga dapat menentukan kedudukan suatu

keluarga di dalam sebuah lapisan masyarakat, apakah mereka tergolong

dalam keluarga dengan status sosial ekonomi yang menengah ke atas,

menengah atau menengah ke bawah. Dari sekian banyak unsur yang

mempengaruhi ada beberapa faktor yang lebih dominan dalam

memepengaruhi status sosial dan biasa dijadikan ukuran yang dapat

digolongkan untuk mengklasifikasikan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan

tertentu. Penggunaan indikator status sosial ekonomi orang tua antara lain

meliputi:

a. Pendidikan

Page 56: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

44

Di dalam undnag-undang Pendidikan Nasional atau disingkat

UU SISDIKNAS memberikan penjelasan mengenai pengertian

pendidikan yaitu sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belahar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia sert

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.67

Pendidikan merupkan salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, pengetahuan

seseorang akan bertambah yang akan bermanfaat untuk mempelajari

keterampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan

dapat dimasukan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat

dinikmati di kemudian hari. Sebagaimana pembangunan di bidang lain,

pendidikan menjadi salah satu bidang utama selain kesehatan dan

ekonomi.

Pendidikan diakui secara luas bahwa memiliki peran sebagai

pemimpin dalam instrumen pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,

pendidikan semakin dikembangkan. Beberapa tahun lalu pendidikan

hanya dipusatkan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Namun, saat ini pendidikan telah dikembangan hingga pendidikan tinggi.

Hal tersebut dilakukan karena pendidikan mampu memperbeiki

kesejahteraan dan menguangi kemiskinan.68

Pendidikan dapat digunakan juga untuk membantu seseorang

dalam menentukan taraf hidupnya ketingkat yang lebih tinggi melalui

usaha mereka sendiri. Merut Bj. Chandler dalam bukunya yang berkudul

“Education and Teacher” yang dikutip oleh tim dosen FIP-IKIP Malang

67

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(Departemen Pendidikan Nasional, 2003) 68

Fadliyah Maulidah dan Ady Soejoto, Pengaruh tingkat pendidikan, pendapattan dan konsumsi

terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi jawa timur, Vol.3 No.1 Tahun 2015, hal 290

Page 57: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

45

mengatakan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara tingkat

pendidikan dengan tingkat keadaan ekonomi

Penelitian yang dilakukan oleh Doshi menyatakan bahwa

pendidikan dapat mengurangi kemiskinan secara langsung yaitu dengan

meningkatkan produktivitas bagi golongan miskin, memperbaiki

kesempatan mereka untuk memperoleh pekerjaan dengan upah yang

lebih baik. Dengan demikian, pendidikan dapat mengurangi jumlah

penduduk miskin yang ada. Tingkat pendidikan menjadi faktor penting

yang mempengaruhi kemiskinan. Karena tingkat pendidikan akan

mempengaruhi distribusi pendapatan yang pada akhirnya akan juga

mempengaruhi kemiskinan. Jika semakin tinggi tingkat pendidikan maka

semakin distribusi pendapatan akan merata sehingga kemiskinan bisa

berkurang.69

Ngadiyono dalam bukunya membedakan pendidikan berdasarkan

isi program dan penyelenggaraannya menjadi 3 macam, yaitu:

1) Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah,

penyelenggarannya teratur dengan penjenjangan yang tegas,

persyaratan tegas, disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini

didasarkan pada peraturan yang tegas.

2) Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh melalui

hasil pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun

masyarakat. Penjenjangan dan penyelanggaraannya tidak ada,

sistemnya tidak diformulasikan.

3) Pendidikan non formal merupakan pendidikan di luar sekolah,

penyelenggarannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluar pendidikan

formal, begitu juga dengan peraturannya.

Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan tertinggi yang diperoleh

seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut

69

Ibid, hal. 230

Page 58: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

46

penelitian memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial

seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya. Walaupun

tingkat sosial seseorang tidak dapat diramalkan sepenuhnya berdasarkan

pendidikannya, namun pendidikan tinggi bertalian erat dengan

kedudukan sosial yang tinggi. Ini tidak berarti bahwa pendidikan tinggi

dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi.70

Jadi, pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan seseorang

tetapi juga meningkatkan keahlian atau keterampilan tenaga kerja, yang

pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan di pihak

lain dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan yang pada

akhirnya dpat menempatkan seseorang pada status sosial ekonomi pada

tingkat yang lebih tinggi dari kelompok masyarakat.

b. Pekerjaan

Menurut Soeroto pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan

barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan

dengan dibayar atau tidak. Lebih lanjut ia menjelaskan bahea dengan

bekerja orang akan memperoleh pendapatan, dari pendapatan yang

diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan keluarganya untuk

mengkonsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan demikian

menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia

telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pembangunan.

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kehidupan pribadinya,

pekerjaan yang ditekuni oleh setiap orang berbeda-beda, perbedaan itu

akan menyebabkan perbedaan tingkat penghasilan yang rendah sampai

70

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal.30

Page 59: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

47

pada tingkat penghasilan yang tinggi, tergantung pada pekerjaan yang

ditekuninya.71

Pekerjaan menjadi salah satu faktor dalam menentukan status

sosial ekonomi seseorang. Dalam pedoman ISCO (International Standart

Clasification of Oecuption) pekerjaan diklasifikasikan sebagai berikut;

1) Profesional ahli teknik dan ahli jenis

2) Kepemimpinan dan ketatalaksana‟administrasi tata usaha dan

sejenisnya

3) Jasa

4) Petani

5) Produksi dan operator alat angkut

Seiring perkembangan zaman, tren dunia kerja perlahan berubah.

Ada beberapa jenis pekerjaan baru yang mungkin 10 tahun lalu bahkan

tidak ada. Banyak jenis pekerjaan baru muncul karena adanya perubahan

dalam gaya hidup kita. Salah satu yang paling tren di idang teknologi

adalah pekerjaan yang menyangkut sosial media. Dulu, orang hanya

berpikir bahwa sosial media hanyalah alat untuk bersosialisasi dan

berjejaring di dunia maya. Namun kini, lebih dari itu, sosial media

menjadi satu bidang pekerjaan yang cukup menjanjikan. Dari mulai

social media consultant hingga community manager muncul dari

kepiawaian orang dalam menggunakan media sosial. Tak tanggung-

tanggung, pendapatan yang diraih dari profesi-profesi ini pun cukup

menggiurkan.72

Salah satu dari jenis pekerjaan online yang sangat banyak

diminati yaitu berbisnis online. Bisnis online merupakan segala jenis

kegiatan bisnis yang dilakukan secara online (melalui internet). Kegiatan

71

Endang Sri Endarwati, Status Sosial Ekonomi dan Intensitas Komunikasi Keluarga Pada Ibu

Rumah Tangga di Panggung Kidul Semarang Utara, Jurnal Psikologi UNDIP, Vol.14 No.1, April 2015,

hal. 55 72

Ervina Luthfi, Mengenal 4 Jenis Pekerjaan Menjanjikan di Bidang Media Sosial

(www.labana.id), diposting pada 15 Desember 201,6, dikutip pada 27 November 2018 pukul 15.36

Page 60: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

48

ini bisa berupa jual-beli barang dan jasa yang dilakukan secara online.

Saat ini kegiatan tersebut sangat digandrungi, apalagi di kalangan

remaja. Selain hemat waktu, banyak keuntungan lain yang dapat

diperoleh dari kegiatan ini, seperti, hemat biaya sewa tempat dan

karyawan, produk fleksibel, bisa dilakukan kapan dan dimana saja.

Status sosial ekonomi juga dapat ditentukan dengan melihat

pekerjaan yang ia geluti. Seperti yang dikemukakan oleh Dakir yang

dikutip oleh Dian Anita yang menyatakan bahwa jenis pekerjaan di

Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:

1) Golongan Pegawai Negeri, merupakan mereka yang telah memenuhi

syarat-syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri tertentu

serta digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pegawai Negeri dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a) Pegawai Negeri yang terdiri dari pegawai Negeri pusat dan

daerah

b) Pegawai Negeri lain seperti TNI dan POLRI.

2) Golongan pegawai swasta, merupakan mereka yang bekerja pada

instansi non-pemerintah atau mereka yang bekerja pada perusahaan-

perusahaan swasta.

3) Golongan pedagang, adalah mereka yang memiliki

perusahaan/bidang usaha yang besar maupun yang kecil.

4) Golongan petani, nelayan dan perkebunan merupakan mereka yang

mata pencahariannya dari hasil bumi atau sumber daya alam yang

tersedia di laut dan di darat. Misalnya hasil bercocok tanam,

memancing, dan berkebun.73

c. Pendapatan

73

Dian Anita, “Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Berprestasi

dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK

Muhammadiyah 2 Bantul Tahun Ajaran 2014/2015”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta,

(Yogyakarta: UNY), 2015, hal. 13-14.

Page 61: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

49

Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai balas

jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa upah,

bunga, sewa, maupun laba tergantung pada faktor produksi yang

dilibatkan dalam proses produksi.74

Menurut standar Akuntansi Keuangan

penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama

satu periode akuntansi tertentu dalam pemasukan atau penambahan

aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas

yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Menurut KBBI

(Kamus Besar Bahasa Indonesia) pendapatan merupakan hasil kerja

(usaha dan sebagainya).75

Penghasilan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh

anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Penghasilan juga

merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan

pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah segala penghasilan baik

berupa uang atau barang yang diterima biasanya sebagai balas jasa.

Pendapatan informal berupa penghasilan yang diperoleh melalui

pekerjaan tambahan diluar pekerjaan pokoknya. Sedangkan pendapatan

subsistem adalah pendapatan yang diperoleh dari sektor produksi yang

dinilai dengan uang dan terjadi bila produksi dengan konsumsi terletak di

satu tangan atau masyarakat kecil.

Besarnya pendapatan akan menentukan jumlah kebutuhan yang

hendak dipuaskan. Setiap keluarga mempunyai kebutuhan yang berbeda-

beda biasanya kebutuhan ini disesuaikan dengan pendapatan yang

mereka terima. Semakin tinggi taraf hidup (kemampuan ekonomi)

seseorang maka akan semakin tinggi pula kualitas dan kuantitas

kebutuhannya. Untuk itu dibutuhkan pula kemampuan yang digunakan

74

Yuliana Sudremi, Pengetahuan Sosial Ekonomi kelas X, (Jakarta: Bumi Aksara), 2007, hal.

133 75

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka), 1998, hal. 185

Page 62: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

50

untuk memenuhi kebutuhannya. Segala hal yang diuraikan di atas juga

berlaku bagi orangtua atau keluarga.

Orangtua atau keluarga dikatakan sejahtera apabila di dalam

keluarga tersebut terpenuhi semua kebutuhannya, keselamatannya,

ketentramannya dan kemakmurannya, baik lahir maupun batin.

Kesejahteraan batin pencapaiannya harus dengan memenuhi kebutuhan-

kebutuhan yang bersifat rohaniah, antara lain kebutuhan akan pendidikan

sehingga semakin tinggi tingkat ekonomi orangtua atau keluarga akan

semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang ingin diraih. Kalau kondisi

ini dapat dirasakan oleh anak dan anak mendapatkan bimbingan yang

benar, maka akan dapat menumbuhkan prestasi yang lebih baik.

Perbedaan pendapatan riil yang ada pada setiap keluarga akan

menentukan golongan sosial ekonomi keluarga tersebut, apakah ia

berada pada golongan keluarga dengan sosial ekonomi yang tinggi,

sedang, atau rendah. Berdasarkan golongan tersebut dapat diketahui

bahwa sejak dahulu sampai sekarang sudah diakui adanya tingkatan-

tingkatan golongan sosial ekonomi masyarakat yang berdasarkan pada

tingkat pendapatan, kepemilikan sesuatu yanga patut dihargai baik yang

berupa uang, benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah, dan

kekuasaan/ilmu pengetahuan (tingkat pendidikan). Antara tingkat

pendapatan seseorang dengan tingkat pendidikan mempunyai keterkaitan

yang erat. Tingkat pendidikan yang tinggi memerlukan dana yang

memadai. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya

seseorang yang berhasil dalam pendidikannya berlatar belakang sosial

ekonomi yang rendah.

Dalam mengukur kemiskinan, BPS mengggunakan konsep

kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan

pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi

ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan

yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah

Page 63: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

51

penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan

dibawah garis kemiskinan.76

BPS mengeluarkan garis kemiskinan

sebesar Rp. 401.220 per kapita perbulan pada Maret 2018.. Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas

menerangkan bahwa garis kemiskinan ini dihitung berdasarkan

pendekatan kebutuhan kalori manusia itu sendiri. Kebutuhan tersebut

memperhitungkan harga acuan terkini.77

d. Jumlah tanggungan orangtua

Jumlah tanggungan orangtua yaitu berapa banyak anggota

keluarga yang masih bersekolah dan membutuhkan biaya pendidikan,

yaitu 1 orang, 2 orang, 3 orang, lebih dari 4 orang. Proses pendidikan

anak dipengaruhi oleh keadaan keluarga sebegai berikut: Pertama, adalah

ekonomi orangtua banyak membantu perkembangan dan pendidikan

anak. Kedua, adalah kebutuhan keluarga, kebutuhan keluarga yang

dimaksud adalah kebutuhan dalam struktur keluarga yaitu ayah, ibu dan

anak. Ketiga, adalah status anak, apakah anak tunggal, anak kedua, anak

bungsu, anak tiri atau anak angkat.

e. Pemilikan

Pemilikan barang-barang yang berhargapun dapat digunakan

untuk ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu yang

berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu

mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin

dihormati orang-orang di sekitarnya.

Apabila seseorang memiliki tanah sendiri, rumah sendiri, sepeda

motor, mobil, komputer, televisi dan tape biasanya mereka termasuk

golongan orang mampu atau kaya. Apabila seseorang belum mempunyai

rumah dan menempati rumah dinas, punya kendaraan, televisi, tape,

76

http;//www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html, diunduh pada 12

November 2018 pukul 13.24 77

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4119922/kenapa-patkan-pendapatan-

orang-miskin-di-ri-rp-400000bulan, diunduh pada hari Selasa 23 Oktober 2018, pukul 04.33

Page 64: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

52

mereka termasuk golongan sedang. Sedangkan apabila seseorang

memiliki tinggal di rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya

termasuk golongan biasa.

f. Jenis tempat tinggal.

Menurut Kaare Svalastoga dalam Sumardi untuk mengukur

tingkat sosial ekoomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

1) Status rumah yang ditempati, bisarumah sendiri, rumah dinas,

menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

2) Kondisi bangunan fisik, dapat berupa permanen, kayu dan bambu.

Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya

menempati rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan

sosial ekonominya menengah ke bawah menggunakan semi

permanen atau tidak permanen.

3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati

pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.78

3. Kriteria Status Sosial Ekonomi Rendah

Dalam suatu masyarakat, sering kita jumpai aneka ragam masyarakat

diantaranya ada yang kaya, sementara sebagian besar lainnya termasuk

dalam kategori miskin. Beberapa diantaranya juga kita temukan tingkat

pendidikan sekelompok masyarakat yang mencapai jejang perguruan tinggi,

tetapi tidak sedikit pula kelompok yang lainnya yang hanya lulus sampai

tingkat sekolah menengah atas atau bahkan dibawahnya. Hal ini

menggambarkan bahwa dalam suatu masyarakat pasti terdapat strata sosial

yang disebabkan oleh beberapa perbedaan diantara mereka, seperti

perbedaan tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kekuasaan dan lain

sebagainya.

78

Wijiyanto dan Ika Farida Ulfa, Pengaruh Status Sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga

terhadap Motivasi Bekerja Bagi Remaja Awal (Usia 12-16 Tahun) di Kabupaten Ponorogo), Al-Tijarah

Vol.2, No.2, Desember 2016, hal.194

Page 65: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

53

Prof. Dr. Emil Salim juga menegaskan bahwa golongan rendah

adalah sautu keadaan yang dilukiskan sebagai kekurangan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan yang paling pokok seperti, pangan, pakaian, tempat

tinggal dan lain-lain.79

Sedangkan Mulyanto Sumardi menjelaskan bahwa

kelas bawah adalah golongan yang memperoleh pendapatan atau penerimaan

sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang jumlahnya jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya.

Kemiskinan sesungguhnya tidak hanya semata-semata kurangnya

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau standar hidup layak,

namun lebih dari itu esensi kemiskinan adalah menyangkut kemungkinan

atau probabilitas orang atau keluarga miskin itu untuk melangsungkan dan

mengembangkan usaha serta taraf kehidupan. Banyak bukti menunjukkan

bahwa yang disebut orang atau keluarga miskin pada umumnya selalu lemah

dalam kemampuanberusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi

sehingga serngkali makin tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki

potensi lebih tinggi.80

Definisi yang lebih lengkap tentang kemiskinan dikemukakan oleh

John Friedman dalam Jurnal yang dikutip oleh Bagong Suyanto yang

menjelaskan bahwa kemiskinan adalah ketidaksamaan untuk mengakumulasi

basis kekuasaan sosial. Sementara yang dimaksud basis kekuasaan sosial itu

meliputi, pertama, modal produktif atas aset misalnya tanah perumahan,

peralatan dan kesehatan. Kedua, sumber keuangan, seperti income dan kredit

yang memadai. Ketiga, ornganisasi sosial dan politik yang dapat digunakan

untuk mencapai kepentingan bersama, seperti koperasi. Keempat, network

atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang,

79

Wahyu MS, Wawasan Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional), 1986, hal.199 80

Bagong Suyanto, Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Masyarakat,

Kebudayaan dan Politik, tahun XIV, nomor 4 , Oktober 2001, hal. 28

Page 66: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

54

pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Kelima, informasi-informasi

yang berguna untuk kehidupan.81

Keluarga menengah ke bawah umumnya mempunyai banyak anak,

penghasilan kecil hidup dalam rumah yang penuh sesak. Dalam kondisi

demikian anak dituntuk untuk patuh, tidak banyak ribut, tidak banyak

inisiatif agar tidak menimbulkan banyak resiko bagi keluarga. sebaliknya

keluarga kecil, keadaan ekonominya lebih baik, keluarga demikian memberi

kesempatan kepada anak lebih banyak inisiatif. Kemudian, orang tua dari

keluarga menengah ke bawah biasanya dalam pekerjaan berkedudukan

sebagai bawahan. Sebagai bawahan mereka terbiasa bersikap patuh dan

tunduk kepada atasannya. Sikap ini secara tidak sadar terpancar dalam

proses mendidik anak-anaknya di rumah. Ciri-ciri keluarga dengan status

sosial ekonomi bawah:

a) Tinggal di rumah kontrakan atau rumah sendiri namun kondisinya masih

amat sederhana seperti terbuat dari kayu atau bahan lain dan bukan dari

batu.

b) Tanggungan keluarga lebih dari lima orang atau pencari nafkah sudah

tidak produktif lagi, yaitu berusia 60 tahun dan sakit-sakitan.

c) Kepala keluarga menganggur dan hidup dari bantuan sanak saudara dan

bekerja sebagai buruh atau pekerja rendahan seperti pembantu rumah

tangga, tukang sampah dan lainnya.

C. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang berjudul: “POLA PENDIDIKAN ANAK DALAM

KELUARGA PEMULUNG (STUDI DESKRIPTIF PADA

MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUL KELURAHAN CIKETING

UDIK KECAMATAN BANTAR GEBANG KOTAMADYA BEKASI)”

yang diteliti oleh Merry Purwatiningsih (4415970816) Mahasiswi pada

81

Ibid, hal. 29

Page 67: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

55

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial di

Universitas Negeri Jakarta tahun 2005

Hasil penelitain yang relevan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa pada umumnya tingkat pendidikan pada tempat penelitian tergolong

masih cukup rendah sebagaian besar penduduknya tidak tamat SD (Sekolah

Dasar) atau sederajat. Rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan masih

merupakan ciri dari masyarakat pada pemukiman ini terutama pada acara-

acara tertentu seperti kematian atau musibah, hajatan, pembangunan sarana

dan kepentingan umum dan pesta-pesta perkawinan. Kesimpulan dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mendidik anaknya, keluarga

pemulung lebih didasarkan pada bagaimana orang tuanya dahulu

mendidiknya. Ini terjadi karena pendidikan orang tua yang rendah sehingga

mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak-anak

dapat bertingkah laku sopan santun dan hormat pada orang tuanya ataupun

mengembangkan wawasan anak-anaknya sesuai keadaan hari ini dan

kedepan, pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga pemulung lebih

dominan menggunakan pola pendidikan otoriter terutama untuk

menanamkan nilai-nilai agama dan ketaatan pada anak. pada keluarga

pemulung anak harus mengikuti pendidikan agama, karena dalam mendidik

anak keluarga ini lebih diarahkan pada pendidikan agama dan mengharapkan

agar anaknya menjadi anak yang patuh dan taat pada orang tuanya. Pola

demokratispun juga diterapkan dalam pendidikan anak pada keluarga

pemulung di pemukiman ini. Pola tersebut digunakan untuk pengenalan adat

istiadat, kebudayaan dan kebiasaan. Pola permisif juga muncul yaitu

mengenai orang tua yag membebaskan anaknya untuk bergaul dan bermain

dengan siapapun.

2. Penelitian yang berjudul: “POLA PENGASUHAN ANAK PADA

KELUARGA MISKIN (STUDI KASUS 5 KELUARGA MISKIN DI

DESA KEBONGTUNGGUL KECAMATAN GONDANG

KABUPATEN MOJOKERTO)”Journal yang diteliti oleh Ainis Mufarika

Page 68: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

56

(091034201) Mahasiswi Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar

Sekolah di Universiras Negeri Surabaya tahun 2013.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuhan anak pada 5

keluarga miskin. Desa Kebontunggul Kecamatan Gondang Kabupaten

Mojokerto tidak mempunyai kecenderungan untuk menggunakan salah satu

jenis pola asuh saja, orang tua di keluarga buruh tani, buruh pabrik, tukang

pukul batu, tukang rencek dan tukang becak lebih mengarah menggunakan

pola asuh demokratis, sedangkan untuk keluarga miskin menggunakan

kombinasi bentuk polaasuh demokratis dan laissez. Pola asuh demokratis

ditandai dengan adanya dorongan orang tua untuk anak, perhatian, jika ada

perbedaan pendapat dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mencari

jalan tengah, serta adanya komunikasi yang baik antara orang tua dengan

anak, sedangkan pola asuh laissez faire mempunyai cirri orang tua

memberikan kebebasan kepada anaknya untuk bergaul atau bermain dan

mereka kurang begitu tahu tentang apa yang dilakukan anak. Para ibu

dikalangan keluarga yang ekonominya rendah sudah cukup mengerti tentang

perananya adalah sebagai orang tua dalam mengasuh anak, hanya yang perlu

diperhatikan adalah masalah penanaman perilaku kepada anak agar orang tua

lebih memperhatikan.

3. Penelitian yang berjudul: “PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI

SMP ISLAMIYAH CIPUTAT” yang diteliti oleh Atirah Mahasiswa

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1427 H/2006 M.

Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa tingkat status sosial ekonomi orang tua di SMP Islamiyah Ciputat

Tangerang Selatan dapat dikatakan sebagian besar berstatus sosial ekonomi

menengah ke bawah. Prestasi belajar siswa di SMP Islamiyah Ciputat

tergolong sedang atau cukup. Status sosial ekonomi orang tua siswa dengan

prestasi belajar, dapat tidak ada pengaruhnya, hal ini dapat terlihat dari hasil

Page 69: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

57

penelitian yang penulis laksanakan, dimana tingkat status sosial ekonomi

orang tua siswa yang sebagian besar menengah ke bawah tidak berdampak

pada prestasi belajar siswa di SMP Islamiyah Ciputat.

Page 70: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang dijadikan obyek penelitian adalah RT. 01/010 Kecamatan Medan

Satria, Kelurahan Medan Satria, Bekasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Desember 2018 sampai Maret 2019

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif guna menjelaskan,

menemukan makna dan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pola

pendidikan anak dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah di RT. 01/010

Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi. Penelitian kualitatif

adalah metode penelitian berlandaskan pada filsafat post-positivisme, digunakan

untuk meneliti pada obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat deskriptif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.1

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan makna terdalam,

menjelaskan proses, mendeskripsikan budaya secara lengkap dan rinci, serta

menggali pola-pola yang terbentuk dalam komunitas seperti pola pengasuhan dan

pendidikan anak.2 Peneliti memilih metode kualitatif karena peneliti hendak

mendeskripsikan fenomena sosial yang telah terjadi di lapangan secara alamiah

dalam realitas dilokasi dan mengaitkannya dengan suatu kondisi saat ini, khususnya

mengenai bagaimana pola pendidikan anak dalam keluarga dengan status sosial

ekonomi rendah.

1 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2011, hal.9

2 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 2012,

hal.53

Page 71: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

58

Adapun stategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Dengan menggunakan metode studi kasus ini diharapkan peneliti mampu

menghasilkan uraian mengenai topik penelitian ini. Studi kasus merupakan strategi

penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki dengan cermat suatu program,

peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh

waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan

menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah

ditentukan.3

Kelebihan studi kasus dari studi lainnya yaitu, bahwa peneliti dapat

mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh. Namun kelemahannya sesuai

dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, artinya

hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk

kasus yang sama pada individu lainnya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis,

namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji

melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan

dan temuan studi kasus.4

C. Populasi dan Sampel

Secara umum, pengertian populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan

pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Menurut Sugiyono populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya.5 Jadi, populasi adalah keseluruhan objek atau

subjek yang akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keluarga

dengan status sosial ekonomi rendah yang mempunyai anak berusia sekolah yang

terletak di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi

yang terdiri dari 4 keluarga dengan jumlah anggota 5-7 orang.

3 Ibid, hal.178-179

4 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah Edisi

Pertama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), 2011, hal. 36 5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta Bandung), 2012, hal.117

Page 72: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

59

Sedangkan sampel dalam sebuah penelitian adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.6 Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil jumlah sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu

teknik sampel dengan pertimbangan tertentu.7 Maka dari itu yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah 4 keluarga dengan status sosial ekonomi rendah di

RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi. Karena

populasi dibawah 100 maka peneliti mengambil sampel sejumlah populasi yaitu 4

keluarga.

D. Sumber Data

Sumber data adalah informasi yang relevan dengan konsep yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini berupa tulisan,

uraian dan gambar. Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah keluarga

dengan status sosial ekonomi rendah di RT. 01/010 Kecamatan Medan Satria,

Kelurahan Medan Satria, Bekasi. Keluarga ini meliputi orang tua dan anak. berikut

ini pembagian sumber data yang akan dilakukan peneliti yang terdiri atas data

primer dan data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau

sumber pertama di lapangan.8 Sumber utama pada penelitian ini adalah key

informan atau informan kunci. Adapun yang dimaksud dengan key informan

adalah pertama, tentuya mereka yang memiliki informasi yang dibutuhkan.

Kedua, mereka yang memiliki kemampuan untuk menceritakan penglamannya

atau memberika informasi yang dibutuhkan. Ketiga, mereka yang benar-benar

terlibat dengan gejala, peristiwa atau masalah itu, dalam arti mereka

mengalaminya secara langsung. Keempat, mereka harus tidak berada di bawah

6 Sugiyono, Op.Cit, hal118

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rieneka

Cipta), 1999 Edisi ke-5, hal.112 8Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi (Format-format Kuantitatif dan

Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran), (Jakarta:

Kencana, 2013), hal. 128

Page 73: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

60

tekanan, tetapi perlu kerelaan dan kesadaran akan keterlibatannya. Jadi, syarat

utama key informan yaitu kredibel dan kaya akan informasi yang dibutuhkan.9

2. Data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat

diperoleh dari berbagai sumber yang berisi data kewilayahan, seperti data

kependudukan yang meliputi jumlah penduduk, mata pencaharian, pendidikan,

agama atau data sekunder yang berupa dokumentasi seperti foto-foto dan catatan

hasil wawancara yang diperoleh peneliti saat melakukan wawancara dengan para

informan penelitian, serta data-data yang dijadikan bahan tambahan untuk

mendapatkan data objek penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri.Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan.Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi

validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawancara

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian,

baik secara akademik maupun logistiknya.Yang melakukan validasi adalah peneliti

sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemhaman terhadap metode kualitatif,

penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan untuk

bekal memasuki lapangan.10

Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

9 J.R.Racho, Metode Penelitian Kualitatif: bisnis karakteristik dan keunggulannya, (Jakarta:

Grasindo), 2010. Hal, 109 10

Ibid,hal. 306

Page 74: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

61

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

POLA PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA DENGAN STATUS

SOSIAL EKONOMI RENDAH (STUDI KASUS DI RT. 01/010 KELURAHAN

MEDAN SATRIA, KECAMATAN MEDAN SATRIA, BEKASI)

Fokus Aspek/Dimensi Indikator

Pola Pendidikan

Anak Dalam

Keluarga Dengan

Status Sosial

Ekonomi Rendah

1. Kondisi RT.01/010

Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi

a. Luas wilayah, jumlah

masyarakat, sarana dan

prasarana di RT.01/010

Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria,

Bekasi

b. Harga sewa lapak di

RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi

c. Hubungan sosial masyarakat di

RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi

2. Pola Pendidikan

dalam Keluarga

a. Pola pendidikan otoriter

b. Pola pendidikan permisif

c. Pola pendidikan demokratis

3. Status Sosial Ekonomi

Keluarga

a. Tingkat pendidikan orangtua

b. Mata pencaharian orangtua

c. Tingkat pendapatan orangtua

d. Jumlah tanggungan orangtua

e. Kepemilikan

f. Jenis Tempat tinggal

Page 75: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

62

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data lazimnya menggunakan

observasi dan wawancara. Juga tidak diabaikan kemungkinan penggunaan sumber-

sumber non-manusia (non-human source information), seperti dokumen dan

rekaman atau catatan (record) yang tersedia. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Observasi atau Pengamatan

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan untuk

melihat mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.11

Sugiyono mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan

dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang atau

tersamar dan observasi tak berstruktur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengamatan berperan serta

(Participant Observer) artinya peneliti mengamati dan melihat secara langsung

setiap kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh keluarga yang menjadi objek

penelitian. Pengamatan terlibat ini dilakukan untuk memperlancar peneliti dalam

memasuki setting penelitian dan untuk menghindari jawaban yang kaku yang

diberikan oleh informan akibat kecurigaan atau keengganan karena mencium bau

penelitian. Dengan ini diharapkan akan dapat mengungkapkan unsur-unsur

kebudayaan yang tidak dapat diungkapkan oleh informan.12

Observasi yang dilakukan adalah dengan melihat, mengamati kondisi

lokasi penelitian serta mengamati kegiatan-kegiatan para pelaku dan mengamati

situasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Observasi yang dilakukan dalam

11

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Rieneka Cipta), 2008, hal.

93-94 12

Angga Syaripudin Yusuf (109015000130), Kerukunan Umat Beragama Antara Islam, Kristen

dan Sunda Wiwitan (Studi Kasus: Kelurahan Cigugur Kecamatan Cigugur, Kuningan-Jawa Barat), (UIN

Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014), hal.

34

Page 76: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

63

penelitian ini adalah mengamati aktivitas keluarga dengan status sosial ekonomi

rendah, sarana dan prasarana yang tersedia serta pola pendidikan yang diterapkan

orangtua kepada anak di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu alat pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian kualitatif. Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang

sangat penting dalam penelitian tersebut, dimana peneliti tersebut melibatkan

manusia sebagai subjek atau pelaku terkait dengan realitas atau gejala yang

diteliti. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

wawancara mendalam (in-dept interview), yaitu proses memperoleh keterangan

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

informan dengan tujuan penelitian, baik menggunakan pedoman ataupun tidak

menggunakan pedoman, dimana keduanya saling terlibat dalam kehidupan sosial

yang relatif lama.

Dengan melakukan wawancara mendalam, maka seorang peneliti akan

dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap,

pengetahuan, pandangan responden. Wawancara dapat dipengaruhi oleh materi

wawancara, situasi, waktu, maupun tempat melakukan wawancara dan berbagai

aspek lain yag bisa mengkondisikan. Wawancara sedapat mungkin dilakukan

oleh peneliti, karena dialah yang lebih menguasai segala sesuatu tentang

penelitianyang dimaksud, dan kalaupun terdapat situasi yag menyebabkan

wawancara dilakukan oleh tim, maka “pembekalan” wajib dilakukan terlebih

dahulu agar diperoleh persepsi dan pemahaman yang sama diantara para

pewawancara.13

Wawancara yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah

wawancara terstruktur, dimana peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang akan digunakan saat melakukan wawancara, walaupun

13

Rachmad Baro, Penelitian Hukum Non-Doktrinal, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hal. 64-

65

Page 77: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

64

kemudian pada saat wawancara dilakukan, pertanyaan yang diajukan

berkembang sesuai dengan pengembangan dari jawaban-jawaban yang diberikan

oleh informan dan key informan agar mendapatkan data yang sahih terhadap

masalah penelitian.

Wawancara terstruktur ini mengacu pada pertanyaan penelitian untuk

mendapatkan informasi penting tentang kondisi orangtua dan lingkungan di RT.

01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi. Untuk

mendapatkan informasi mengenai hal tersebut, peneliti akan mewawancarai

informan kunci yaitu, Pak. RT, Ibu O, dan Pak A. Kemudian dilengkapi dengan

wawancara tidak terstruktur yang tidak mengacu pada pertanyaan penelitian

namun tetap merujuk pada seputar informasi yang diperlukan, hal ini dilakukan

agar dapat mencairkan suasana sehingga warga dapat dengan santai memberikan

informasi yang dibutuhkan peneliti.

Wawancara selanjutkan diakukan pada tiga inforrman inti yaitu keluarga

dengan status sosial ekonomi rendah di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi. Yang termasuk dalam informan inti adalah

Keluarga Pak A, Keluarga Pak T, Pak L, dan Pak S. Peneliti mengambil empat

informan keluarga yang mempunyai kriteria khusus sehingga dapat ditemukan

informasi yang sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti. Pertanyaan

wawancara terhadap informan inti ini mengenai bagaimana pola pendidikan anak

dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, bagaimana aktivitas

keseharian mereka dan hal lain yang dianggap penting.

Ketika melakukan wawancara, peneliti dibantu dengan menggunakan

alat-alat berikut:

a) Alat rekem pada handphone, untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan dengan informan.

b) Buku catatan, untuk mencatat semua percakapan dengan informan.

c) Kamera, untuk membuat dokumentasi gambar sebegai bukti visual bahwa

peneliti sedang melakukan percakapan dengan informan.

3. Dokumentasi

Page 78: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

65

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara. Teknik pengumpulan data ini termasuk dalam pengumpulan data

dengan menggunakan sumber non-manusia (non-human source information).

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang berupa suatu

laporan tertulis dari suatu peristiwa dan sengaja disimpan sebagai dokumen atau

sumber data. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang.14

G. Teknik Kalibrasi Data

Dalam penelitian kualitatif tidak tidak dilakukan pemeriksaan keabsahan

dokumen tetapi pemeriksaan keabsahan data. Menurut Nusa Putra, agar data dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya digunakan pemeriksaan data melalui: 15

1. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan adalah mencara kedalaman. Untuk itu, diadakan

pengamatan yang diteliti secara berkesinambungan sampai muncul proses

pengembangan yang diharapkan. Oleh karena itu, pola pendidikan anak dalam

keluarga dengan status sosial ekonomi rendah menjadi pokok penelitian yang

akan dilakukan.

2. Triangulasi

Triangulasi merupakan pengecekan keabsahan data yang paling populer

dalam penelitian kualitatif, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa cara ini

memiliki potensi untuk sekaligus meningkatkan akurasi, kepercayaan,

kedalaman, serta kerincian data.16

triangulasi dilakukan dengan tiga strategi,

antara lain:

a. Triangulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mencari informasi lain tentang suatu topik yang digali lebih dari

sumber. Terkait dengan penelitian ini, jika data belum akurat maka peneliti

akan mencari lebih dari satu sumber dalam mencari informasi lain dengan cara

14

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), hal.329 15

Nusa putra, Research and Development, (Jakarta: Rajawali Pers), 2011, hal.191l-192 16

Nusa Putra, Op.Cit, hal.105

Page 79: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

66

membandingkan informasi dari satu informan dengan informan lain,

mengecek tingkat kepercayaan data dan informasi tersebut. Dlam hal ini,

peneliti juga menggali satu data melalui beberapa informan untuk memastikan

keabsahan data.

b. Triangulasi metode, yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik

yang berbeda. Salah satu contoh, misalnya data yang diperoleh dengan

wawancara, lalu dicek dengan observasi, serta analisis dokumentasi. Dalam

halini, peneliti akan menggabungkan antara beberapa teknik pengumpulan

data (observasi, wawancara, serta dokumentasi) yang kemudian dihubungkan

atau analisis dengan hasil pengamatan. Agar peneliti dapat menyempurnakan

pemahaman terhadap data tersebut lalu untuk menyajikannya terhadap orang

lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah diperoleh langsung di lapangan.

c. Triangulasi waktu, waktu menjadi hal yang sering mempengaruhi kredibilitas

data. data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat

informan masih segar dan belum banyak masalah, akan memberikan data yang

lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian

kredibilitas data dapat dilakukan pengecekan dengan cara wawancara,

observasi atau teknik lain pada waktu dan situasi yang berbeda.17

Keseluruhan triangulasi tersebut akan digunakan untuk membandingkan

dan mengkroscek data yang telah diperoleh dari informan atau sumber data

lainnya sehingga dengan teknik triangulasi ini peneliti mendapatkan data yang

sistematis mengenai pola pendidikan anak dalam keluarga dengan status sosial

ekonomi rendah. Kemudian dalam penyajian penulisannya dapat menjelaskan

kepada orang lain dengan lebih jelas dan dipahami tentang apa yang telah

diperoleh langsung di lapangan.

3. Kecukupan referensial

17

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta), 2006, hal.204

Page 80: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

67

Dalam pencarian data dan informasi peneliti selalu melengkapi diri

dengan alat bantu berupa kamera, alat perekam dengan menggunakan

handphone, pedoman wawancara, pedoman observasi, alat tulis dan buku catatan.

Ketika wawancara dengan informan, peneliti tidak selalu menggunakan

wawancara tetapi mengembangkan pertanyaan dan merekam hasil wawancara

dengan alat perekam yaitu handphone.

Ketika mengamati suatu kegiatan, mengamati perlakuan orang tua kepada

anak yang menjadi fokus penelitian maka peneliti menggunakan pedoman

observasi sebagai acuan da mengambil gambar setiap gambar kegiatan tersebut

dengan kamera secara sembunyi-sembunyi. Penelitian ini menggunakan

pendektan kualitatif, sehingga diusahakan semua indikator pemeriksaan

keabsahan data digunakan untuk memastikan bahwa data telah akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.18

H. Teknik Analisis Data

Pada hakikatnya analisis data dilakukan selama dan bersamaan dengan

proses pengumpulan data. untuk menganalisis data dalam penelitian ini akan

ditempuh dengan cara sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Peneliti meringkas semua data yang telah dipadatkan dari hasil catatan

lapangan, yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses klasifikasi data

dan mensortir data-data yang diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data dikumpulka maka dipetakan sesuai kategori sehingga

menghasilkan pengelompokan berdasarkan sistematika yang telah dirancang.

Sajian data ini terus mengacu pada fokus penelitian kualitatif, proses

pengumpulan data seperti hasil catatan lapangan, hasil wawancara dengan

informan inti dan informan kunci. Analisis dokumen juga merupakan bagian

18

Nusa Putra, Op.Cit, hal.102

Page 81: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

68

yang tidak bisa dipisahkan dengan proses analisis data sehingga proses penelitian

berlangsung secara bersamaan.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Data

Hal ini dilakukan setelah semua data terkumpul dari data-data yang

sebelumnya disusun secara sistematis. Selain berpatokan pada data yang telah

ada, pengolahan data dihasilkan juga dari penafsiran atau analisis peneliti sendiri

dengan berdasarkan pengalaman peneliti selama peneliti berlangsung. Dengan

demikian penelitian dapat memberikan makna yang mendalam dan dapat diuji

pembenarannya dan cocok dengan hasil validitas datanya.19

19

Ibid, hal.204

Page 82: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Demografi Lokasi

Lokasi penelitian ini berada di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi.Jumlah seluruh penduduk di RT.01/010 Kelurahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi yaitu 135 jiwa dengan 38 kepala

keluarga. Adapun batas wilayah RT.01 adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan lingkungan RT.02

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan lingkungan RT.06

3) Sebelah Timur berbatasan denganGelanggang Olahraga

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Mushollah Nurul Hikmah

Masyarakat yang berada di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi sebagian besar merupakan pendatang dari luar Jakarta.

Diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera dan lain sebagainya.

Meskipun mayoritas masyarakat di RT.01/010 ini merupakan pendatang, tetapi

kebanyakan dari mereka telah menetap lama di daerah ini. Semua masyarakat di

RT.01/010 ini menganut agama Islam.Masyarakat RT.01/010 merupakan

masyarakat yang cukup religius. Sebagai lingkungan yang masyarakatnya

beragama islam, tentunya mempunyai berbagai kegiatan keagamaan. Kegiatan

keagamaan yang ada di RT.01/010 pada umumnya tidak jauh berbeda dengan

kegiatan keagamaan di daerah lain.1

1. Tingkat Pendidikan Penduduk RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Tingkat pendidikan masyarakat RT.01/010 mayoritas tamat SMA

sederajat yang terdiri dari 57 orang. Namun, masih banyak penduduk yang

hanya tamat SD yang terdiri dari 24 orang. Hal ini karena kurangnya kesadaran

masyarakat pada saat itu mengenai pentingnya pendidikan. Kebanyakan

1 Wawancara dengan Pak Md selaku ketua RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi, pada hari Sabtu, tanggal 29 Desember 2018 pukul 19.25 dikediamannya.

Page 83: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

70

masyarakat yang hanya tamat SD merupakan masyarakat pendatang dari luar

Bekasi. Setelah lulus SD mereka tidak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang

berikutnya dan lebih memilih bekerja untuk membantu kedua orang tuanya.

Mayarakat yang tamat perguruan tinggi hanya terdiri dari 3 oranng, 1 orang

merupakan lulusan sarjana dan 2 lainnya lulusan diploma. Masyarakat yang

tidak atau belum sekolah ini terdiri dari beberapa anak yang masih belum cukup

umur untuk bersekolah. Berikut ini adalah presentase tingkat pendidikan di

RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi:

Tabel 4.1

Tingkat Pendidikan Penduduk di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

Penduduk

Presentase

1. Tamat Perguruan Tinggi 3 2,22%

2. Tamat SMA 57 42,22%

3. Tamat SMP 13 9,63%

4. Tamat SD 24 17,78%

5. Tidak / Belum Sekolah 38 28,15%

Jumlah 135 100%

(Sumber: Data sekunder yang diolah pada tanggal 03 Februari 2019)

2. Mata Pencaharian Penduduk RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Mata pencaharian penduduk di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi sangat beragam, ada yang bekerja sebagai

pedagang, buruh cuci, buruh industri, karyawan swasta dan beberapa penduduk

mempunyai pekerjaan yang tidak tentu.2 Adapun gambaran mata pencaharian

penduduk untuk usia produktif di RT.01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi adalah sebagai berikut:

2Ibid.

Page 84: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

71

Tabel 4.2

Mata Pencaharian Penduduk di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan satria, Bekasi

No. Mata Pencaharian Jumlah

Penduduk

Presentase

1. Pedagang 15 11,11 %

2. Buruh 8 5,92%

3. Pegawai 24 17,78%

4. Pelajar 37 27,41%

5. Tidak / Belum Bekerja 51 37,78%

Jumlah 135 100%

(Sumbe Data sekunder yang diolah pada 03 Februari 2019)

3. Agama Penduduk RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi

Seluruh masyarakat di RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi beragama Islam. Meskipun ada beberapa kali perpindahan

masyarakat yang beragama kristen.3 Berikut ini presentase agama di RT.01/010

Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi:

Tabel 4.3

Agama Penduduk RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi

No. Agama Jumlah Penduduk Presentase

1. Islam 135 100%

2. Kristen Protestan - -

3. Kristen Katolik - -

4. Hindu - -

5. Budha - -

3Ibid.

Page 85: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

72

6. Konghucu - -

Jumlah 135 100%

(Sumber: Data sekunder yang diolah pada tanggal 03 Februari 2019)

Kegiatan-kegiatan keagamaan di lingkungan ini juga aktif, diantaranya

kegiatan shalat berjamaa, pengajian remaja, pengajian ibu-ibu, pengajian bapak-

bapak dan kegiatan keagamaan lainnya.4

4. Sarana dan Prasarana RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi.

Sarana dan Prasarana yang terdapat di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi yaitu Mushollah Nurul Hikmah dan

Posyandu. Mushollah Nurul Hikmah berada dekat dengan jalan utama menuju

arah Bekasi. Mushollah Nurul Hikmat terdiri dari dua lantai dengan lantai

pertama yang dikhususkan untuk Laki-laki dan lantai kedua untuk perempuan.

Di dalam Muhollah terdapat beberapa mukena dan Al-Qur’an yang berada di

lantai pertama. Selain dipergunakan untuk Sholat Berjamaah, Mushollah Nurul

Hikmah juga sering digunakan untuk berbagai kegiatan yang berada di

RT.01/010 dan sekitarnya, seperti kegiatan Maulid Nabi, Pengajian rutin Ibu-

Ibu setiap hari Rabu dan Minggu, Pengajian remaja setiap malam Senin dan

kegiatan-kegiatan lainnya.

Bukan hanya itu, RT.01/010 juga menyediakan Posyandu yang berada

di gang samping pemukiman warga, dekat Sekolah Dasar Medan Satria VII dan

Sekolah Dasar Medan Satria XI. Posyandu dilaksanakan setiap satu bulan sekali

dipertengahan bulan. Posyandu yang berada di RT.01/010 ini sangat membantu

masyarakat RT.01/010 yang tidak mempunyai cukup uang untuk memeriksa

rutin anak-anak mereka.5

4Wawancara dengan Pak Md selaku ketua RT. 01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi, pada hari Sabtu, tanggal 29 Desember 2018 pukul 19.25 dikediamannya. 5Observasi atau pengamatan lapangan yang dilakukan peneliti pada hari Selasa, tanggal 25

Desember 2018

Page 86: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

73

B. Deskripsi Data

Subjek informan penelitan yaitu 4 informan keluarga dengan status sosial

ekonomi rendah yang mempunyai anak berusia sekolah yang terletak di RT.01/010

Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi.

1. Pendidikan Orang Tua

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Melalui pendidikan, pengetahuan seseorang akan

bertambah yang akan bermanfaat untuk mempelajari keterampilan yang berguna

di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan dapat dimasukan sebagai investasi

pembangunan yang hasilnya dapat dinikmati di kemudian hari. Sebagaimana

pembangunan di bidang lain, pendidikan menjadi salah satu bidang utama selain

kesehatan dan ekonomi.Berikut latar belakang pendidikan orang tua yang

menjadi responden di RT.01/010 Kelurahan Medan Satrria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi.

Tabel 4.4

Tabel Latar Belakang Pendidikan Orangtua

No. Responden Pendidikan Terakhir

Orangtua

1. Responden 1 Bapak 1

Sekolah Menengah

Pertama (SMP)

Ibu 1 Sekolah Dasar (SD)

2. Responden 2 Bapak 2

Tidak Tamat Sekolah

Dasar (SD)

Ibu 2 Tidak Bersekolah

3. Responden 3

Bapak 3 Sekolah Dasar (SD)

Ibu 3 Sekolah Menengah Atas

(SMA)

4. Responden 4 Bapak 4 Sekolah Dasar (SD)

Ibu 4 Sekolah Dasar (SD)

Page 87: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

74

(Sumber: Data sekunder yang diolah pada 03 Februari 2019)

Dari tabel di atas menyatakan bahwa 2 responden tidak lulus/tidak

bersekolah, dan 4 responden mempunyai pendidikan yang cukup rendah yaitu

hanya tamat Sekolah Dasar (SD), kemudian terdapat 1 responden yang tamat

Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta 1 responden atau yang menyelesaikan

sekolahnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini menunjukkan

bahwa keempat keluarga responden mempunyai tingkat pendidikan yang rendah.

2. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kehidupan pribadinya,

pekerjaan yang ditekuni oleh setiap orang berbeda-beda, perbedaan itu akan

menyebabkan perbedaan tingkat penghasilan yang rendah sampai pada tingkat

penghasilan yang tinggi, tergantung pada pekerjaan yang ditekuninya.6 Berikut

jenis pekerjaan orang tua yang menjadi

Tabel 4.5

Jenis Pekerjaan Orang Tua

No. Responden Pekerjaan

1. KeluargaBapak 1 Bapak1 Penjaga Parkir

Ibu 1 Ibu Rumah Tangga

2. Keluarga Bapak 2 Bapak 2

Pedagang Mie Ayam Ibu 2

3. Keluarga Bapak 3 Bapak 3 Supir Angkutan Barang

Ibu 3 Ibu Rumah Tangga

4. Keluarga Bapak 4 Bapak 4

Pedagang Mie Ayam Ibu 4

(Sumber: Data sekunder yang diolah pada 03 Februari 2019)

Dari tabel di atas menyatakan bahwa 2 keluarga responden atau yang

kedua orang tuanya bekerja, dan 2 keluarga responden atau lainnya hanya

6Endang Sri Endarwati, Status Sosial Ekonomi dan Intensitas Komunikasi Keluarga Pada Ibu

Rumah Tangga di Panggung Kidul Semarang Utara, Jurnal Psikologi UNDIP, Vol.14 No.1, April 2015,

hal. 55

Page 88: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

75

responden bapak yang bekerja. Alasan 2 responden ibu yang tidak bekerja

karena tidak ada yang merawat anak-anaknya yang masih sangat kecil.

3. Pendapatan Orang Tua

Tabel 4.6

Tingkat Pendapatan Orangtua

No. Responden Pendapatan Bulanan

1. Keluarga Bapak 1 Bapak 1 Rp. 1.500.000,-

Ibu 1 -

2. Keluarga Bapak 2 Bapak 2

Rp. 2.000.000,- Ibu 2

3. Keluarga Bapak 3 Bapak 3 Rp. 3.000.000,-

Ibu 3 -

4. Keluarga Bapak 4 Bappak 4

Rp. 2.500.000,- Ibu 4

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa pendapatan paling tinggi

diperoleh keluarga Bapak 3 yaitu sebesar Rp. 3.000.000,- setiap bulannya dan

pendapatan terendah diperoleh oleh Bapak 1 yaitu sebesar Rp.1.500.000,-.Hal

ini menunjukkan bahwa keempat keluarga responden mempunyai pendapatan di

bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di wilayah Bekasi yaitu sebesar

Rp. 4.229.756,61.

4. Jumlah Tanggungan Orang Tua

Tabel 4.7

Jumlah Tanggungan Orangtua

No. Responden Jumlah Tanggungan Orangtua

1. Keluarga Bapak 1 5 orang

2. Keluarga Bapak 2 5 orang

3. Keluarga Bapak 3 6 Orang

Page 89: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

76

4. Keluarga Bapak 4 5 Orang

(Sumber: Data sekunder yang diolah pada 03 Februari 2019)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 3 keluarga responden mempunyai

jumlah tanggungan keluarga sebanyak 5 dan 1 keluarga responden mempunyai

jumlah tanggungan yang lebih besar yaitu 6 orang.

5. Pemilikan Orang Tua

Tabel 4.8

Kepemilikan Orangtua

No. Nama Barang

Responden

Keluarga

Bapak 1

Keluarga

Bapak 2

Keluarga

Bapak 3

Keluarga

Bapak 4

1. Televisi 1 1 1 1

2. DVD/VCD - - - -

3. Radio - - - -

4. Kipas Angin 1 2 1 1

5. Mesin Cuci - - - -

6. Lemari Pendingin - - - 1

7. Sepeda - - - -

8. Sepeda Motor - 1 1 1

9. Mobil - - - -

10. Kasur 1 1 1 1

11. Lemari Kayu 1 - - 1

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa semua responden mempunyai

televisi dan kipas angin namun tidak mempunyai DVD/VCD, mesin cuci,

sepeda, dan mobil. Dari keempat responden hanya keluarga Pak A yang tidak

mempunyaisepeda motor. Keluarga Pak A mempunyai barang kepemilikan yang

paling sedikit.

Page 90: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

77

6. Jenis Tempat Tinggal

Tabel 4.9

Jenis Tempat Tinggal Keluarga

No. Responden Jenis Tempat Tinggal

1. Keluarga Bapak 1 Kontrakkan

2. Keluarga Bapak 2 Kontrakkan

3. Keluarga Bapak 3 Kontrakkan

4. Keluarga Bapak 4 Kontrakkan

Data di atas menunjukkan bahwa semua responden tidak memiliki rumah

pribadi sehingga keluarga responden harus menyewa sebuah rumah kontrakkan

dengan harga sewa rumah yang berbeda-beda.Keluarga Bapak 1 tinggal di

sebuah kontrakan yang tidak terlalu besar. Kontrakan tempat tinggal Keluarga

Bapak 1terdiri dari 2 petak, 1 petak digunakan untuk ruang keluarga dan 1 petak

untuk dapur serta satu kamar mandi umum yang berada di samping kontrakan.

Keluarga Bapak 1merupakan warga asli RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi dan telah lama menetap disana. Bapak dan Ibu

1 sudah cukup lama tinggal di kontrakan ini. Meskipun harga sewa kontrakan

tempat tinggal Ibu 1 dirasa cukup berat, Ibu 1 tetap merasa nyaman, hal ini

karena ibu 1 sering mendapat keringanan waktu dalam membayar kontrakan.

Meskipun harga sewa kontrakan tersebut beberapi mengalami kenaikan, namun

Ibu 1 tetap merasa nyaman,Berikut penuturan dari Ibu 1:

“Saya dari awal menikah emang udah tinggal di daerah sini, awalnya

tinggal bareng ibu di sebelah tapi pas 1.1 umur satu tahun setengah saya sama

suami pindah ke kontrakan dan pas banget dapet kntrakannya yang ga jauh dari

rumah emak”7

7 Hasil Wawancara dengan Ibu 1 yang dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 28 Desember 2018,

pukul 10.00, di kediaman Ibu 1

Page 91: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

78

Sedangkan Keluarga Bapak 2 merupakan keluarga yang berasal dari

Jawa, Bapak 2 berasal dari Purwokerto dan Ibu S dari Tegal. Keluarga Bapak

dan Ibu 2 sudah 4 tahun tinggal di lingkungan ini. Kontrakan yang ditinggali

keluarga Bapak 2 dari 3 petak kecil, 1 petak pertama digunakan sebagai ruang

keluarga, petak kedua untuk ruang tidur dan petak ketiga untuk dapur serta

kamar mandi dengan ukuran kecil. Ibu 2 mengaku sulit untuk mencari kontrakan

dengan harga yang murah di lingkungan ini. Berikut penuturan Ibu S:

“Saya tinggal disini baru 4 tahunan kayaknya, pokoknya pas DL masih

kelas 2 SMP pindah kesini. Sekarang aja kan, 2.1 udah kelas 2 SMK ya berarti

udah 4 tahun ya. Dulu sih sebelumnya tinggal di Pondok Ungu, di depan Naga

Swalayan tapi pengen pindah aja, eh dapetnya disini. Susah sih ya nyari

kontrakan yang murah.”8

Tidak jauh berbeda dengan keluarga Bapak 1, keluarga Bapak 3 juga

sudah lama menetap di Rt.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan

Satria Bekasi. Keluarga Bapak 3 sempat berpindah-pindah dari satu kontrakan

ke kontrakan lainnya, namun tetap di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi. Bapak 3 berasal dari Lampung dan Ibu 3

berasal dari Klaten.

“Bapaknya dari Lampung, saya Jawa Klaten. Tadinya saya tinggal di

Priuk terus saya pindah sini tapi di belakang sana deket Pak RW pas 3.2 umur

satu tahun. Ya sekitar 15 tahunan lah ya saya di RT ini. Saya mah bukan orang

asli sini tapi udah kayak asli sini.”9

Keluarga Bapak 3 tinggal di sebuah kontrakan yang dekat dengan

Mushollah Nurul Hikmah, kontrakan tersebut terdiri dari 2 petak. Petak pertama

digunakan Bapak 3 dan keluarga sebagai tempat berkumpul bersama dan tempat

beristirahat, sedangkan petak yang kedua digunakan untuk dapur dan di ruangan

ini terdapat kamar mandi dengan ukuran yang sangat kecil. Ibu 3 mengaku

8 Hasil Wawancara dengan Ibu 2 yang dilakukan pada hari Rabu, tanggal 09 Januari 2019, pukul

13.15, di tempat berjualan Ibu 2 9 Hasil Wawancara dengan Ibu 3 yang dilakukan pada hari Minggu, tanggal 06 Januari 2019,

pukul 11.00, di kediaman Ibu 3

Page 92: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

79

sering mendapatkan keringanan harga sewa kontrakan dari pemilik kontrakan,

hal ini membuat Ibu 3 merasa sangat terbantu.

Keluarga Bapak 3 berasal dari Majalengka, Jawa Barat. Keluarga Pak 3

baru 1 tahun tinggal di lingkungan ini. Bapak dan Ibu 3 tinggal di sebuah

kontrakan yang terdiri dari 2 petak. Mereka merasa berat dengan harga sewa

kontrakan yang selalu naik setiap tahunnya.

Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa seluruh responden

tinggal di sebuah kontrakan dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan dengan

harga sewa kontrakan yang berbeda-beda. Beberapa responden sesekali

mendapatkan keringanan harga sewa atau keringan waktu membayar sewa

kontrakan dari pemilik kontrakan, hal ini karena pemilik kontrakan mengetahui

bagaimana status sosial ekonomi keluarga responden yang masih rendah.

Gambar 4.1

Latar Belakang Penduduk RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi

(Sumber: Data sekunder yang diolah pada 03 Februari 2019)

C. Pembahasan Dan Hasil Penelitian

1. Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka.Keduanya mempunyai peranan yang sangat strategis bagi masa depan

anaknya, yaitu kemampuan memelihara, membina, mengembangkan potensi

dasar anak, memberikan kasih sayang dan menjaga ketentraman dan

Page 93: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

80

kenyamanan di dalam lingkungan keluarga. Masing-masing orang tua memiliki

peran dalam keluarga sehingga terbentuklah karakter keluarga dan anak.

Pendidikan anak akan berjalan dengan baik apabila kedua orang tua saling

mendukung dan saling bekerja sama sebagai satu tim yang kuat, tidak hanya

menyerahkan tanggung jawab kepada salah satu pihak saja.

a. Pola Pendidikan Otoriter

Pola pendidikan otoriter (parents orieted) yaitu cara orang tua yang

lebih mengutamakan membentuk keperibadian anak dengan cara

menetapkan standar mutlak yang harus dituruti, biasanya dibarengi dengan

ancaman-ancaman. Pada pola pendidikan ini orang tua menentukan aturan

dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak. Pola pendidikan

otoriter ditandai dengan ciri seperti anak harus tunduk dan patuh pada

kehendak orang tua, pengontrolan orang tua terhadap anak sangat keras,

ketat dan kaku, anak bisa dikatakan tidak pernah diberi pujian dan orang tua

tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah.

Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan maka dapat

diketahui bahwa responden 3 menerapkan pola pendidikan otoriter dalam

mendidik anak-anak mereka, hal ini terlihat dari sikap orang tua dalam

memberikan aturan yang ketat kepada anak, jika anak melanggar aturan yang

telah dibuat atau ketika anak melakukan suatu kesalahan maka orang tua

akan memberikan hukuman yang cukup keras kepada anak, seperti

membiarkan anak tidak masuk ke dalam rumah jika pulang melewati waktu

yang telah ditentukan. Berikut penuturan responden ibu 3:

“Kalau anak salah ya diomongin dulu, tapi kadang kan namanya anak

ya susah dibilanginnya. Kalau udah kelewatan banget sama bapaknya suka

kadang dipukul gitu. Pernah juga dikunciin diluar. Makanya kalau bapaknya

udah pulang kerja, pasti langsung pada buru-buru pulang soalnya takut

diomelin. Bapaknya galak jadi dia takut.”10

10

Ibid,

Page 94: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

81

Orang tua tidak melibatkan anak dalam membuat suatu peraturan di

dalam keluarga. Maka, anak-anak dalam keluarga responden 1 dituntut harus

patuh dan mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh orang tua mereka.

Selain itu, orang tua tidak pernah memberikan pujian kepada anak ketika

anak berhasil melakukan sesuatu atau ketika anak mendapatkan nilai yang

bagus di sekolah. Berikut penuturan responden 3:

“Ya... kalau bagus nilainya yaudah aja gitu aja, cukup tau aja gitu.

Saya gak pernah kasih apa-apa ke anak soalnya gak punya uang untuk

belinya.”11

Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa keluarga responden 3

memberikan pola pendidikan otoriter terhadap anak-anak mereka, hal ini

terlihat dari perlakuan dan sikap orang terhadap anak-anaknya seperti yang

telah dijelaskan di atas.

b. Pola Pendidikan Permisif

Pola pendidikan permisif adalah cara orang tua dalam rangka

membentuk keperibadian anak dengan cara pengawasan yang sangat

longgar dan memberikan kesempatan pada anak-anaknya untuk melakukan

sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Ciri-ciri pola pendidikan

permisif yaitu orang tua bersikap aceptable tinggi namun kontrolnya yang

rendah, anak diizinkan membuat keputusan sendiri dan dapat berbuat sesuai

keinginan dan kemauannya, orang tua memberi kebebasan terhadap anak

untuk menyatakan dorongan atau keinginannya, orang tua kurang

menerapkan hukuman pada anak bahkan hampir tidak pernah menggunakan

hukuman.

Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan dapat diketahui

bahwa keluarga yang menerapkan pola pendidikan permisif yaitu:

1) Keluarga Bapak 1

11

Ibid

Page 95: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

82

Dalam keluarga 1, Bapak 1 lah yang sering menerapkan pola

pendidikan permisif kepada anak-anaknya. Komunikasi yang terjalin

antara Bapak 1 dan anak-anaknya sangat terbatas. Bapak 1 tidak pernah

memberikan dukungan terhadap anak-anaknya dan Bapak 1 juga tidak

pernah mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anaknya baik

di sekolah ataupun di rumah. Karena kesibukannya, Bapak 1 jarang

sekali menemani anak bermain di luar bersama teman-temannya

sehingga Bapak 1 tidak mengetahui dengan siapa saja anak-anaknya

bergaul. Dalam hal beribadah Bapak 1 jarang sekali memberikan teladan

kepada anak-anaknya seperti shalat di mushollah dekat rumah dan lain

sebagainya. Bapak 1 mempercayakan sepenuhnya pendidikan anak di

rumah kepada Ibu 1.12

2) Keluarga Bapak 2

Dalam keluarga, orang tua melakukan kontrol dan pemantauan

yang cukup longgar, hal ini terlihat dari ketidaktahuan orang tua

mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anaknya baik di

sekolah maupun di rumah. Bapak dan Ibu 2 menyerahkan tanggung

jawab sepenuhnya kepada guru di sekolah tanpa tahu bagaimana

aktivitas dan kegiatan yang dilakukan di sekolah. Anak-anak dibebaskan

untuk memilih sekolah yang diinginkan, yang terpenting sekolah yang

dipilih dekat dengan rumah dengan biaya yang tidak mahal. Tidak hanya

sekolah, orang tua juga membebaskan anak-anak dalam bergaul dan

memilih teman. Berikut penuturan ibu 2:

“Iya, terserah anak-anak sih mau temenan sama siapa aja, yang

penting harus bisa jaga diri. Saya juga tau ya temen-temennya, paling

juga mainnya sama anak-anak lingkungan sini aja gak kemana-mana.

12

Hasil observasi atau pengamatan di lapangan yang dilakukan secara berkala sejak Desember

sampai Februari 2019

Page 96: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

83

Apalagi yang paling gede mah gak pernah main, Cuma nonton TV sama

baca novel aja di rumah.”13

Komunikasi yang terjalin dalam keluarga sangat terbatas. Hal ini

karena orang tua yang terlalu sibuk bekerja, sepulang bekerja Bapak dan

Ibu 2 jarang sekali berkomunikasi atau sekedar menonton tv bersama

dengan anak-anak di rumah bahkan terkadang anak terkecil Bapak dan

Ibu 2 sudah tertidur, Bapak dan Ibu 2 merasa lelah dan lebih memilih

untuk beristirahat. Seperti penuturan responden 2.1:

“Mamah gak pernah tau kegiatan-kegiatan aku di sekolah. Aku

jarang ngobrol sama mamah, soalnya kan mamah sama bapak pulangnya

malem kasian gitu udah cape dagang jadi biasanya kalau sampai rumah

langsung istirahat.”14

Orang tua tidak mempunyai peraturan khusus di dalam keluarga.

Dalam menentukan suatu keputusan orang tua jarang sekali melibatkan

anak. Bapak dan Ibu 2 kurang memberikan perhatian terhadap

kebutuhan anak. Orang tua juga kurang memberikan teladan dalam hal

ibadah kepada anak-anak mereka, seperti shalat dan mengaji. Meskipun

demikian responden anak 2.1 sering melaksankan shalat dan mengaji

walaupun tidak mendapat tauladan dari kedua orang tuanya. Berikut

penuturan Ibu 2:

“Saya jarang nyuruh anak-anak shalat sama ngaji gitu, tapi ya

alhamdulillahnya anak 2.1 rajin shalatnya, kadang-kadang ngaji juga. Ya

walaupun ibunya mah shalatnya kalau lagi inget aja. Makanya kadang

saya malu sama anak.”

Bapak dan Ibu 2 tidak pernah memberikan hukuman fisik kepada

anak-anak mereka, hukuman yang diberikan Bapak dan Ibu 2 hanya

berupa nasihat ringan yang diharapkan Bapak dan Ibu 2 dapat

13

Hasil wawancara dengan Ibu 2 pada hari Rabu, tanggal 09 Januari 2019 pukul 13.15 di tempat

Ibu 2 berjualan. 14

Hasil wawancara dengan 2.1 yang dilakukan pada Selasa, 15 Januari 2019, pukul 17:00,

dikediaman Ibu 2

Page 97: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

84

membangun kepribadian anak-anaknya menjadi lebih baik lagi. Ibu 2

membebaskan anak-anak dalam menentukan perihal cita-cita apa yang

hendak mereka capai. Ibu 2 hanya berharap anak-anaknya bisa menjadi

orang yang lebih baik dari orang tuanya sehingga dapat mengangkat

derajat dan martabat orang tua.15

3) Keluarga Bapak 4

Kontrol dan pemantau yang dilakukan Bapak dan Ibu 4 kurang.

Ibu 4 membebaskan anak dalam memilih sekolah maupun dalam hal

bergaul. Pendisiplinan yang diberlakukan keluarga Bapak 4 kurang, 4.2

sering bermain sampai larut malam. Ibu 4 membebaskan anak-anaknya

untuk bermain dengan siapapun. Hal ini karena Ibu 4 sudah percaya

kepada anaknya bahwa anaknya pasti akan memilih teman yang baik

untuk bergaul. Berikut penuturan Ibu 4:

“Iya, ada aturannya kayak pulang sekolah ga boleh main

kemana-mana. Kalau main ga boleh pulang malem-malem. Kalau milih

sekolah, saya mah saya bebasin aja, ga mau ngekang gitu istilahnya. Ya

paling mainnya kemana sih dia mah, sekitaran sini aja palingan. Main

juga sama, yang penting jangan jauh aja mainnya. Lagian anak-anak

mah mainnya kemana sih ya, paling cuma di daerah sini aja.”

Orang tua tidak pernah menemani dan membantu anak

mengerjakan tugas sekolah. Hal ini karena responden mengaku tidak

mengerti dengan materi pelajaran anak-anaknya di sekolah sehingga

tidak bisa membantu mengerjakannya. Ibu 4 hanya sekedar

mengingatkan anak untuk mengerjakan tugas tersebut tanpa

menemaninya.

c. Pola Pendidikan Demokratis

Menurut Lawrence E. Shapiro orang tua demokratis yaitu orang tua

yang memberikan bimbingan, tetapi tidak mengatur, mereka memberikan

15

Op.Cit,

Page 98: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

85

penjelasan tentang peraturan yang lakukan serta anak boleh memberi

masukan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting.16

Pada pola

pendidikan ini anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan

kontrol internal, anak diakui sebagai pribadi oleh orang tuadan diturut

dilibatkan dalam pengambilan keputusan, menetapkan peraturan serta

mengatur kehidupan anak, memprioritaskan kepentingan anak namun tetap

dikendalikan, bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap

yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak, memberi kebebasan

kepada anak untuk memilih danmelakukan suatu tindakan, pendekatannya

terhadap anak bersifat hangat.

Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan dapat diketahui

bahwa keluarga yang menerapkan pola pendidikan demokratis yaitu:

1) Keluarga Bapak dan Ibu 1

Keluarga Bapak dan Ibu 1 juga menerapkan pola pendidikan

demokratis di dalam keluarga. Terlihat dari kontrol dan pemantauan

yang dilakukan Ibu 1 yang sangat memperhatikan segala aktivitas yang

dilakukan oleh anak-anak mereka baik di lingkungan rumah maupun

sekolah. Dukungan yang diberikan Ibu 1 seperti selalu mengingatkan

anak 1.1 untuk belajar dengan giat agar dapat menggapai cita-citanya di

masa depan.

Ibu 1 selalu memperhatikan setiap kegiatan yang anak-anak

lakukan. Dalam pengontrolan, Ibu 1 memantau dengan menanyakan

langsung kepada anak 1.1 tentang semua kegiatan yang dilakukannya.

Ibu 1 sangat mendukung segala aktivitas 1.1 di sekolah. Hal ini terlihat

saat Ibu 1 yang selalu menanyakan segala aktivitas anak di sekolah. Ibu

N juga terlibat langsung dalam pendidikan 1.1, seperti saat mengambil

rapor dan rapat orang tua. Namun, dalam hal belajar Bapak 1 dan Ibu 1

16

Ibid

Page 99: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

86

tidak bisa membantu dalam mengerjakan tugas sekolah. Berikut

penuturan Ibu 1:

“Iya selalu saya perhatiin, saya tanya tadi di sekolah ngapain aja,

ada tugas atau enggak. Saya selalu dukung sih kegiatan anak kalau

emang kegiatannya bagus buat dia. Tapi, kalau ada tugas saya ga pernah

bantuin, soalnya saya ga ngerti nanti takut salah.”17

1.1 mengaku bahwa Ibu 1 selalu memperhatikannya. Berikut

penuturan 1.1:

“Iya mamah sering nanyain di sekolah gimana, sama nyuruh

makan kalau pulang sekolah terus juga aku ga boleh main jauh-jauh.”18

Dalam keseharian 1.1 sering bermain bersama teman-teman di

lingkungannya. Ibu N mengaku mengetahui semua teman bermain anak-

anaknya. 1.1 biasanya bermain di rumah temannya yang berada tidak

jauh dari rumahnya. Ibu 1 selalu menemani dan mengawasi anak-

anaknya dalam bermain, hal ini karena anak-anak yang masih kecil dan

sangat perlu pengawasan dari kedua orang tua.

“Anak-anak kalau main ya disini-sini aja, sama saya juga ga

boleh main jauh-jauh takut diculik. Nanti kalau belum pulang saya cari

ke rumah temen-temennya, kalau yang kecil kan mainnya saya temenin.

Kadang kalau saya mau masak ya saya suruh main di dalem dulu, nonton

TV aja gitu nanti kalau saya udah selesai baru boleh main ke luar

rum19

ah itu juga kan saya temenin soalnya takut berantem atau jatuh.”

1.1 sangat terbuka kepada Ibu 1, 1.1 senang ketika menceritakan

segala aktivitasnya disekolah. Ibu 1 menanamkan pendidikan agama

kepada anak-anaknya sejak dini. Ibu 1 memberikan teladan kepada anak-

anaknya dengan melakukan shalat lima waktu. Ibu 1 senantiasa

menyuruh 1.1 untuk shalat di Mushollah ketika sedang di rumah dan Ibu

17

Hasil Wawancara dengan 1.1 yang dilakukan pada Sabtu, 29 Desember 2018 pukul 12:00, di

kediaman Ibu 1 18

Ibid, 19

Loc.Cit, di kediaman Ibu 1

Page 100: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

87

1 juga memasukkan ketiga anaknya ke lembaga pengajian yang

digratiskan untuk umum. Ibu 1 merasa sangat terbantu dengan lembaga

pengajian tersebut, karena anak-anaknya dapat mengaji dan belajar ilmu-

ilmu agama secara gratis. Meskipun harus dengan usaha yang cukup

keras. Ibu 1 selalu memotivasi anak-anaknya untuk pergi mengaji

mengingat anak-anak Ibu 1 yang masih sangat kecil dan lebih senang

bermain. Ibu 1 juga mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu berbuat

baik dan tidak berkata kasar kepada siapapun. Ibu 1 juga mengingatkan

anak-anaknya untuk hormat kepada yang lebih tua, seperti ketika anak

berangkat dan pulang sekolah 1.1 dibiasakan untuk salim untuk

berpamitan kepada orang-orang yang lebih tua. Berikut penuturan 1.1:

“Iya mamah yang suka nyuruh shalat terus kalau bapak jarang,

tapi aku kadang-kadang shalatnya. Paling solat maghrib bareng bareng

sama temen ke masjid. Aku ngajinya maghrib kalau yang ngaji sore ade-

ade aku, mamah yang nganterin ngajinya ke depan situ.”20

Pendisipilinan yang diterapkan Bapak 1 dan Ibu 1 seperti dalam

pergaulan, 1.1 tidak boleh bermain terlalu jauh dari rumah dan Ibu 1

harus mengetahui siapa saja teman bermain 1.1 di luar rumah. Ketika

hendak mengambil suatu keputusan Ibu 1 sering mengajak anak untuk

berdiskusi terlebih dahulu, seperti saat akan memilih sekolah dan lain

sebagainya. Pak A dan Ibu S tidak pernah memberikan hukuman fisik

kepada anak, jika anak melakukan suatu kesalahan Ibu S hanya sekedar

memberikan nasehat yang membangun kepada anak. Ketika anak

bertengkar dengan teman sebayanya Ibu S tidak lantas memarahi anak,

akan tetapi mencari tahu terlebih dahulu penyebab pertengkaran yang

terjadi kemudian jika anak Ibu S yang salah Ibu langsung memberikan

nasehat dengan nada yang lembut.

2) Keluarga Bapak 3

20

Op.Cit,

Page 101: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

88

Kontrol dan pemantauan yang dilakukan Bapak dan Ibu 3 sangat

baik. Orang tua selalu memberikan dukungan kepada anak-anaknya

untuk terus bersekolah dan mengejar cita-cita mereka. Perhatian yang

diberikan Bapak dan Ibu 3 terhadap anak-anak cukup baik, Ibu 3 selalu

menanyakan segala aktivitas yang dilakukan anak-anaknya di sekolah.

Ibu 3 juga mengingatkan anak-anaknya untuk mengulang pelajaran dan

mengerjakan tugas sekolah.

Bapak dan Ibu 3 membebaskan anak dalam memilih sekolah dan

bermain. Meskipun membebaskan, mereka tetap mengarahkan anak

untuk memilih sekolah yang terbaik, seperti sekolah dengan biaya yang

ringan dan lain sebagainya. Sedangkan, dalam hal bermain Ibu 3 tetap

mengawasi anak-anak dari kejauhan. Seperti Penuturan Ibu 3 sebagai

berikut:

“Tergantung anaknya, ntar kita ngarahin. Kaya kemarin nih nyari

sekolah negeri dulu misalnya yang gratis. Dia maunya disitu, pas saya

liat emang sekolahnya lumayan deket dan negeri. Jadi yaudah saya

setuju, kalau negeri kan gratis ya neng, banyak temen-temennya juga

yang masuk ke situ.”21

Ketika anak bermain, Ibu 3 tidak selalu menemani anak hanya

sesekali mengontrolnya secara berkala, untuk memastikan anak masih

bermain disana atau tidak. Ibu 3 mengaku mengetahui semua teman

bermain anak dan mengetahui dimana saja anak bermain. Seperti

penuturan Ibu 3:

“Yang gede mah di rumah aja ga pernah main-main, kalau ada

temennya yang nyamper aja baru main, itu juga ga jauh mainnya. Paling

yang kecil tuh suka mainnya di Mushollah aja situ bareng sama anak-

anak lingkungan sini. 3.2 juga main mulu, tuh di pinggir kali mainnya

sama anak-anak muda disitu. Saya mah maunya anak-anak diem aja di

21

Hasil Wawancara dengan Ibu 3 pada hari Minggu, tanggal 06 Januari pukul 11.00, di

kediaman Ibu 3

Page 102: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

89

rumah, nanti kalau waktunya main ya main gitu jangan sampe malem-

malem mainnya.Kalau mainnya jauh saya juga bingung ya nyariinnya

kemana. Kadang ya saya temenin tapi kalau lagi pusing ga saya temenin,

kakanya aja yang nemenin. Kalau pas main paling saya ngawasinnya

gitu, bentar-bentar saya longok gitu ke depan masih pada main disitu apa

nggak. Takutnya mainnya pada jauh, saya ga nemenin sih mainnya,

kalau anak-anak kan mainnya pada begitu nanti dari belakang pindah ke

depan, capek juga ya kalau kita nemenin terus mah.”22

Komunikasi yang terjalin antara anak-anak dan orang tua terjalin

dengan baik, ayahnya yang berprofesi sebagai supir juga sering

menanyakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anaknya. Ketika

libur bekerja, Bapak 3 selalu menyempatkan waktu untuk berkomunikasi

dan bersenda gurau dengan anak-anak walaupun hanya di rumah, seperti

menonton TV bersama dan lain sebagainya. Hal ini menjadikan

kedekatan diantara mereka terjalin dengan baik, anak-anak Bapak 3 dan

Ibu 3 mempunyai sifat yang terbuka. Mereka selalu menceritakan segala

aktivitasnya baik di sekolah maupun ketika bermain bersama teman di

lingkungan rumah dan Ibu 3 menanggapi cerita anak-anaknya dengan

baik. Ibu 3 jarang sekali mengajak anak untuk berlibur bersama, hal ini

karena tidak adanya uang untuk keperluan seperti itu. Seperti penuturan

Ibu 3:

“Iya kalau Bapaknya lagi di rumah, paling kaya gini aja ngobrol

bentar, nonton TV bareng terus nanti Bapaknya tidur di dalem. Anak-

anak mah nonton TV aja disini sampe ketiduran”

Keluarga Bapak 3 juga menanamkan nilai-nilai agama kepada

anak. Ibu 3 mengikuti pengajian mingguan di mushollah nurul hikmah,

yang lokasinya tidak jauh dari kediaman keluarga Bapak 3. Dan sesekali

Ibu 3 mengajak anaknya yang paling kecil untuk mengaji di mushollah.

22

Ibid

Page 103: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

90

Jika sedang di rumah, Bapak 3 pergi ke mushollah nurul hikmah untuk

menjalan shalat maghrib. Meskipun butuh kesabaran dalam menanamkan

nilai-nilai agama kepada anak-anak Ibu 3 tetap mengingatkan anak-

anaknya untuk selalu shalat lima waktu dan mengaji, dengan cara

memberikan tauladan kepada mereka. Ibu 3 mengajarkan kepada anak-

anaknya untuk berperilaku baik dan sopan santun kepada siapapun.

3) Keluarga Bapak dan Ibu 4

Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Bapak 4 cukup baik.

Orang tua mempunyai cukup banyak waktu untuk berkomunikasi dengan

anak-anaknya, hal ini dikarenakan Bapak dan Ibu 4 berdagang di

kediaman sendiri. Bapak 4 selalu menanyakan segala kegiatan yang telah

dilakukan anak-anaknya di sekolah.Anak-anak juga selalu terbuka dan

senang menceritakan segala aktivitas dan kegiatannya di luar rumah. Hal

ini menjadikan kedekatan dalam keluarga Pak S dan Ibu J terjalin dengan

sangat baik. Berikut penuturan Ibu 4:

“Kan saya kerjanya juga di rumah ya, dagang begini jadi adalah

waktu komunikasi sama anak. Anak-anak juga ga pernah ngelawan sih

sama saya. Kalau lagi bandel, paling saya cuma nasehatin aja gitu ga

pernah mukul gitu.”

Bapak dan Ibu 4 menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya

dengan cukup baik. Ibu 4 selalu mengingatkan anak-anaknya untuk

shalat lima waktu, walaupun anak-anak terkadang susah untuk

melaksanakannya. 23

2. Pembahasan Penelitian

a. Pola Pendidikan Otoriter

Pola pendidikan otoriter ini memiliki banyak dampak yang kurang

baik terhadap perkembangan anak. Braumind mengemukakan bahwa

perilaku anak yang orang tuanya bersikap otoriter dapat ditandai dengan

23

Hasil Wawancara dan Observasi yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 10 Januari 2019, di

kediaman Ibu 4

Page 104: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

91

mudahnya anak tersinggung, penakut, pemurung, tidak bahagia, mudah

terpengaruh, mudah stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas dan

tidak bersahabat.24

Keluarga yang menerapkan pola pendidikan otoriter merupakan

keluarga Bapak 3. Bapak 3 sering kali memberikan hukuman yang cukup

keras kepada anak ketika anak melakukan suatu kesalahan dan melanggar

peraturan yang telah dibuat, seperti tidak boleh pulang larut malam dan lain

sebagainya. Hal ini berdampak buruk terhadap sikap anak, diketahui bahwa

anak 3.2 beberapa kali menunjukkan sikap yang kurang baik. 3.2 senang

bermain sampai larut malam dan tidak mendengarkan nasihat-nasihat orang

tuanya.25

Tidak hanya dalam pergaulan, 3.2 juga mempunyai masalah di

sekolah. Ibu 3 sering sekali mendapat panggilan dari sekolah sikap 3.2 yang

kurang baik di sekolah, seperti membolos, merokok dan lain sebagainya.26

b. Pola Pendidikan Permisif

Pola pendidikan permisif mempunyai beberapa dampak negatif

seperti, anak akan menjadi sukar diatur, keras kepala, kurang ajar, sukar

membedakan norma yang benar dan salah, banyak permintaan, mengharap

perhatian yang tetap dan mementingkan diri sendiri, merasa kurang aman,

cemas, takut dan mentalnya kurang mantap.27

Namun, selain dampak negatif

pola asuh ini juga mempunyai dampak yang positif, Menurut Syamsu Yusuf

perilaku anak yang berasal dari orang ttua permisif yaitu pandai mencari

jalan keluar, dapat bekerja sama, dan percaya diri.28

Keluarga yang menerapkan pola pendidikan permisif yaitu, pertama

keluarga bapak 1, komunikasi yang terjalin antara bapak 1 dan ketiga

24

Ainis Mufarida, Jurnal tentang Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Miskin (UNESA),

(Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2013), hal. 4 25

Hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti secara berkala sejak bulan Desember

sampai Februari 2019, di kediaman keluarga Bapak 3 26

Hasil wawancara dan observasi dengan Ibu Oy sebagai tetangga, pada hari Minggu, tanggal 20

Januari 2019, di kediaman Ibu Oy 27

Markum M. Enoch, Anak, Keluarga dan Masyarakat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hal.108-

110 28

Ainis Mufrida, op.cit, hal. 4

Page 105: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

92

anaknya sangat terbatas, hal ini karena kesibukan bapak 1 yang sering kali

pulang larut malam. Selain itu, bapak 1 kurang memberikan dukungan dan

jarang memberikan penghargaan kepada anak ketika anak mendapatkan

suatu prestasi. Dengan komunikasi yang terbatas menjadikan hubungan

bapak 1 dan anak-anaknya tidak terlalu dekat, bapak 1 tidak mengetahui

kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan anaknya baik di sekolah maupun

di rumah. Hal ini berdampak pada karakteristik anak yang menjadi sulit

diatus dan keras kepala.29

Keluarga kedua yaitu Keluarga bapak 2. Keluarga ini menerapkan

pola pendidikan permisif kepada anak-anaknya. Orang tua sibuk bekerja,

sehingga mengabaikan pendidikan anak-anaknya di rumah. Hal ini

berdampak kepada sikap 2.3 yang keras kepala dan sering mencari perhatian

kepada teman-teman bermainnya. Anak-anak keluarga bapak 2 juga

diketahui, jarang sekali bermain di lingkungan rumah, mereka lebih senang

menonton TV dan membaca novel di rumah.

Selain dampak negatif, terdapat pua dampak postif dari pola yang

diterapkan bapak dan ibu 2. Anak-anak bapak dan ibu 2 menjadi lebih

mandiri dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Anak pertama bapak 2

yaitu 2.1 lebih senang berjalan kaki menuju sekolahnya yang cukup jauh,

setiap pagi pukul 05.00 2.1 sudah siap untuk berangkat sekolah.30

Hal ini

jarang sekali dilakukan oleh anak-anak seusianya, yang lebih senang naik

kendaraan umum atau bahkan meminta orang tua untuk mengantarnya. Akan

tetapi, dampak positif dari pola pendidikan permisif ini sangat jarang

ditemukan saat ini.

Keluarga Bapak 4 juga menerapkan pola pendidikan yang permisif di

dalam keluarganya. Dampak yang terjadi dalam keluarga bapak 4 tidak jauh

berbeda dengan keluarga lain yang juga menerapkan pola pendidikan yang

29

Hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti secara berkala sejak bulan Desember

sampai Februari 2019, di kediaman keluarga Bapak 1 30

Hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti secara berkala sejak bulan Desember

sampai Februari 2019, di kediaman keluarga Bapak 2

Page 106: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

93

permisif, yaitu seperti anak menjadi sulit untuk diatur, keras kepala, merasa

paling benar dan ingin menang sendiri.31

c. Pola Pendidikan Demokratis

Pola pendidikan demokratis akan menghasilkan komunikasi yang

baik antara dua pihak. Anak menjadi kreatif dan mudah untuk berinisiatif ,

anak akan mudah menyesuaikan dirinya di lingkungan yang baru ia temui, ia

juga akan tumbuh lebih percaya diri, dan terlatih untuk bertanggung jawab

dan berani untuk mengambil keputusan.

Keluarga Bapak 1 menerapkan pola pendidikan demokratis di dalam

keluarga. Pola pendidikan ini memberikan dampak yang positif bagi anak-

anak keluarga Bapak 1. Anak-anak menjadi lebih kreatif, lebih cepat

menangkap sesuatu dan lebih percaya diri dibanding dengan teman-teman

seusianya. Hal ini sangat terlihat jelas saat anak-anak bermain, anak kedua

yaitu 1.2 sering sekali menjadi seorang pemimpin di dalam suatu permainan.

Selain itu, 1.1 mempunyai teman yang sangat banyak, hal ini menandakan

bahwa 1.1 sangat mudah bergaul.

Tidak hanya keluarga Bapak 1, keluarga Bapak 3 juga menerapkan

pola pendidikan demokratis. Keluarga Bapak 3 mempunyai komunikasi yang

baik dengan anak-anaknya, anak-anak selalu bersikap terbuka terhadap

orang tua tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang telah mereka lakukan baik

di sekolah maupun di rumah dan orang tua menanggapi setiap cerita anak

dengan sangat baik. Hal ini memberikan dampak positif kepada anak, seperti

anak menjadi mempunyai tujuan dan cita-cita yang jelas untuk masa

depannya. Anak-anak keluarga Bapak 3 juga sangat mudah bergaul di

lingkungan tempat tinggalnya.32

Keluarga ketiga yang menerapkan pola pendidikan demokratis yaitu

keluarga Bapak 4. Pola pendidikan ini memberikan dampak kepada anak-

31

Hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti secara berkala sejak bulan Desember

sampai Februari 2019, di kediaman keluarga Bapak 4 32

Hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti secara berkala sejak bulan Desember

sampai Februari 2019, di kediaman keluarga Bapak 3

Page 107: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

94

anaknya seperti anak-anak menjadi lebih percaya diri dan mudah

menyesuaikan diri di lingkungan yang baru.33

33

Hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti secara berkala sejak bulan Desember

sampai Februari 2019, di kediaman keluarga Bapak 4

Page 108: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dari analisis data temuan di lapangan

sebagaimana yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Orang tua dengan status sosial ekonomi rendah di RT.01/010 Kelurahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi menerapkan pola

pendidikan yang berbeda-beda. Terdapat 2 keluarga yang lebih cenderung

menerapkan pola pendidikan permisif dan 2 keluarga lainnya lebih

cenderung menerapkan pola pendidikan yang demokratis di dalam keluarga.

2. Faktor pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga,

kepemilikan dan jenis tempat tinggal merupakan faktor utama yang

mempengaruhi orangtua dalam memberikan pola pendidikan kepada anak di

dalam keluarga. Faktor yang mempengaruhi orangtua dalam memberikan

pola pendidikan permisif diantaranya faktor pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan dan jenis tempat

tinggal orangtua. Kedua orangtua responden yang memberikan pola

pendidikan merupakan orangtua dengan pendidikan yang sangat rendah.

Selain faktor pendidikan, faktor lain yang sangat mempengaruhi adalah

pekerjaan dan pendapatan keluarga. Kedua keluarga responden merupakan

pedagang kecil dengan pendapatan yang tidak terlalu besar, sehingga

orangtua harus bekerja dengan giat dan terkadang melalaikan tugas mereka

untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Faktor jumlah tanggungan

keluarga, kepemilikan dan tempat tinggal keluarga juga tidak kalah

mempengaruhi. Keluarga kedua responden mempunya jumlah tanggungan

keluarga yang cukup banyak, sehingga kebutuhan yang diperlukan juga

meningkat dan kedua keluarga responden tinggal di sebuah rumah kontrakan

yang tidak begitu besar dengan lingkungan yang padat.

Page 109: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

96

Faktor yang mempengaruhi orangtua dalam memberikan pola

pendidikan demokratis diantaranya adalah pendidikan orang tua. Keluarga

responden yang memberikan pola demokratis mempunyai pendidikan yang

cukup tinggi. Selain faktor pendidikan. Faktor lingkungan tempat tinggal

keluarga dan adat kebiasaan yang diturunkan oleh orangtua terdahulu juga

cukup mempengaruhi orangtua dalam memberikan pola pendidikan kepada

anaknya. Keluarga responden yang memberikan pola demokratis tinggal di

lingkungan yang cukup baik, dekat dengan masyarakat yang berpendidikan

tinggi dan lebih terbuka.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang pola pendidikan anak dalam

keluarga dengan status sosial ekonomi rendah dengan studi kasus yang

bertempat di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria,

Bekasi yang penulis lakukan dengan berbagai tahap, sehingga pada tahap

kesimpulan. Terdapat beberapa saran yang ingin penulis sampaikan diantaranya:

1. Bagi Orang tua, sebaiknya orang tua bersikap terbuka dengan anak,

memberikan pengontrolan dan pengawasan terhadap kegiatan anak-anak

baik di lingkugan rumah maupun di sekolah, memberikan contoh teladan

perbuatan yang baik dan buruk, membebaskan untuk mengungkapkan

pendapat, perasaan dan keinginannya agar anak dapat mewujudkan sikap

sosial yang baik serta memberikan dukungan, motivasi dan perhatian lebih

terhadap kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan anak baik di sekolah

maupun di rumah.Orang tua juga harus menambah wawasan baru tentang

bagaimana cara mendidik anak yang baik dan sesuai dengan usianya.

2. Bagi pemerintah, diharapkan pemerintah dapat memberikan penyuluhan

secara bertahap tentang cara mendidik anak dengan baik dan benar yang

sesuai dengan usia dan karakteristik anak terutama pada keluarga dengan

status sosial ekonomi yang rendah di RT.01/010 Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi.

Page 110: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

97

3. Bagi masyarakat, diharapkan masyarakat dapat memberikan motivasi kepada

orang tua dengan status sosial ekonomi yang rendah untuk selalu

memperhatikan anak-anaknya.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian yang

dengan keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian.

Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah populasi dan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini terlalu sedikit sehingga hasil penelitian ini tidak

dapat menjadi patokan atau kesimpulan tetap, karena hasil yang di dapat bisa

saja berbeda jika dilakukan penelitian pada lokasi yang berbeda.

Page 111: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

98

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. Sosiologi Skematika: Teori dan Terapan. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012).

Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hal.91-92

Ahmadi, Abu dan Nur Unbayati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1991)

Anita, Dian. “Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi

Berprestasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian

Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Bantul Tahun Ajaran

2014/2015”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, (Yogyakarta: UNY), 2015.

Arif, Mukhrizal dkk. Pendidikan Posmodernisme (Telaah Kritis Pemikiran Tokoh

Pendidikan). (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Yogyakarta:

Rieneka Cipta, 1999).

Azyumardi, Azra. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengh Tantangan

Milenium III Edisi Pertama, (Rawamangun: Kencana, 2012).

Baro, Rachmad. Penelitian Hukum Non-Doktrinal. (Yogyakarta: Deepublish, 2016).

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta:Rieneka Cipta, 2008).

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi (Format-format Kuantitatif

dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen

dan Pemasaran), (Jakarta: Kencana, 2013).

Damsar dan Indriyani. Pengantar Sosiologi Ekonomi. (Jakarta: Kencana, 2009).

Damsar. Pengantar sosiologi Ekonomi (Edisi Revisi). (Jakarta:Kencana 2011), Cet-2.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998).

Dewi, Rani Anggraeni & Siti Musdah Mulia. 9 Jurus Menjadi Orang tua Bijak:

Mengasuh dengan Hati dalam Pendidikan Karakter. Cet. I. (Bandung: Penerbit

NuansaCendikia, 2015).

Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga

(Untuk Membangun Citra dan Membentuk Pribadi Anak). (Jakarta: PT Asdi

Mahasatya, 2014).

Page 112: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

99

Fuaduddin TM. Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam. (Jakarta: Lembaga Kajian

Agama dan Jender).

Gandhi, Teguh Wangsa HW. Filsafat Pendidikan: Mazhab-mazhab Filsafat

Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016).

Gunarsa, Singgih D. Dan Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja. (Jakarta: PT Gunung Mulia).

Hendariah, Rizka. (108011000043) Mahasisiwi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Konsep Pendidikan Anaka dalam Keluarga (Mendidik Anak Tanpa Kekerasan).

(Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).

Heri Noer Aly dan Munzier. Watak Pendidikan Islam. (Jakarta: Friska Agung Insani,

2000).

Huraerah, Abu M.Si. Kekerasan Terhadap Anak. (Bandung:Penerbit Nuansa, 2006).

Husaini, M dan M Noor. HS. Himpunan Istialah Psikologi. (Jakarta: Mutiara, 1978).

Indarwati, Endang Sri. Status Sosial Ekonomi dan Intensitas Komunikasi Keluarga

Pada Ibu Rumah Tangga di Panggung Kidul Semarang Utara. Jurnal Psikologi

UNDIP, Vol.14 No.1, April 2015.

Isjoni. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2006).

Istiadah. Pembagian Kerja Rumah Tangga Dalam Islam. (Jakarta: Lembaga Kajian

Agama dan Jender, 1999).

Jailani, M. Syahran. (Dosen Fakultas IlmuTarbiyah & Keguruan IAIN STS Jambi).

Teori Pendidikan Keluarga Dan Tangung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan

Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Vol.8 Nomor 2. 2014.

J.R.Racho. Metode Penelitian Kualitatif: bisnis karakteristik dan keunggulannya.

(Jakarta: Grasindo, 2010).

Lestari, Sri. Psikologi Keluarga (Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam

Keluarga), (Jakarta: Kencana Prenada Mdia Group, 2012).

Lickona, Thomas. Character Matters (persoalan karakter): bagaimana membantu anak

mengembangkan penilaian yang baik, integritas, dan kebajikan penting lainnya.

Page 113: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

100

Terj. Juma Abdu Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zien. (Jakarta: PT Bumi

Aksara), 2012

Luthfi, Ervina. Mengenal 4 Jenis Pekerjaan Menjanjikan di Bidang Media Sosial

(www.labana.id). diposting pada 15 Desember 2016 dikutip pada 27 November

2018 pukul 15.36

Ma’rifah Inayati dkk. Pola Asuh Anak dalam Keluarga Pemulung. Jurnal Harkat: Media

Komunikasi Gender 14 (1). (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2018)

Maulidah, Fadliyah dan Ady Soejoto. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapattan dan

Konsumsi Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Timur. Vol.3

No.1 Tahun 2015.

Mufarida, Ainis. Jurnal tentang Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Miskin

(UNESA), (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2013).

Mu’in, Fatchul. Pensisikan Karekter Konstruksi Teoritik dan Praktik (urgensi

Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orangtua. ( Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011).

Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1994).

Nurdin, M. Amin dan Ahmad Abrori. Mengerti Sosiologi. (Ciputat: UIN Jakarta Press,

2006).

Nurmasari, Ratna Hari Wahyono, dan Agung Haryono, Peran Status Sosial Ekonomi

Orangtua dalam Penyusunan Orientasi Masa Depan Anak, Jurnal Pendidikan:

Teori, Penelitian dan Pengembangan Volume 1 Nomor 11, November 2016.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah

Edisi Pertama. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011).

Padjrin, Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam, (Universitas Islam Negeri

Raden Fatah Palembang), Intelektualita Volume 5, Nomor 1, Juni 2016,

https://www.jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita, hal. 7

Purwatiningsih, Merry. Pola Pendidikan Anak Dalam Keluarga Pemulung. Program

Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta. 2005.

Putra, Nusa. Research and Development. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).

Page 114: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

101

_________ Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2012).

Rifa’i, Muhammad. Sosiologi Pendidikan (Struktur & Interaksi Sosial di dalam Institusi

Pendidikan). (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. III, 2016).

Setiadi. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008).

Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah. Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an.

Cet.II (Jakarta: Lentera Hati, 2004).

Silalahi, Karlinawati dan Eko A. Meinarno. Keluarga Indonesia Aspek dan Dinamika

Zaman. (Jakarta: Rajawali Press, 2010).

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2012). Ed.1. Cet.44.Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung:

Alfabeta, 2006).

Soekanto, Soejono. Kamus Sosiologi Cet. Ke-1. (Jakarta: CV Rajawali, 1983).

Sudremi, Yuliana. Pengetahuan Sosial Ekonomi kelas X, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).

Sunartiningsih. Menghidupkan 8 Fungsi Keluarga Menuju Keluarga Sejahtera.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

(Bandung: Alfabeta Bandung, 2012).

_________ Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,

2011).

Sururin dan Moh. Muslim, (Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Koordinator

Bidang Hukum dan Advokasi PP Muslimat NU, Sekretaris HIDMAT Muslimat

NU dan Dosen Institut Bisnis Nusantara Jakarta), Pendidikan Bagi Calon

Pengantin, 2019,

Suyanto, Bagong. Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Masyarakat,

Kebudayaan dan Politik, tahun XIV. nomor 4 , Oktober 2001.

Susanto, Astrid S. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. (Bandung: Bina Cipta,

1979).

Thalib, Syamsu Bachri. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.

(Jakarta: Kencana, 2010).

Page 115: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

102

Tridhonanto, Al dan Beranda Agency. Mengembangkan Pola Asuh Demokratis.

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014).

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Departemen Pendidikan Nasional, 2003)

Vembriarto. St. Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 1993)

Wahy, Hasby. (Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry). Keluarga

Sebagai Basis Pendidikan Pertamadan Utama. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA

Februari 2012. VOL XII NO. 2

Wahyu MS, Wawasan Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986).

Wahyuni, Dwi. Studi Tentang Pola Asuh Anak dalam Meningkatkan Ketahanan

Keluarga. (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Sejahtera dan

Peningkatan Kualitas Perempuan,BKKBN, 2003).

Wamaungo, Juma Abdu dan jean Antunes Rudolf Zien. Character Matters (Persoalan

Karakter): Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian yang Baik,

Integritas, dan Kebajikan Penting Lainnya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012).

Wijiyanto dan Ika Farida Ulfa. Pengaruh Status Sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga

terhadap Motivasi Bekerja Bagi Remaja Awal (Usia 12-16 Tahun) di Kabupaten

Ponorogo). Al-Tijarah Vol.2. No.2. Desember 2016.

Yusuf, Angga Syaripudin (109015000130). Kerukunan Umat Beragama Antara Islam,

Kristen dan Sunda Wiwitan (Studi Kasus: Kelurahan Cigugur Kecamatan

Cigugur, Kuningan-Jawa Barat). (UIN Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014).

http;//www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html. diunduh pada 12

November 2018 pukul 13.24.

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4119922/kenapa-patkan-

pendapatan-orang-miskin-di-ri-rp-400000bulan, diunduh pada hari Selasa 23

Oktober 2018, pukul 04.33

Page 116: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

LAMPIRAN

Page 117: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 118: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 119: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Instrumen Observasi

TABEL PEDOMAN OBSERVASI

Tempat Partisipan Hal Yang Diamati

Lingkungan RT.

01/010 Kelurahan

Medan Satria,

Kecamatan Medan

Satria, Bekasi

1. Ketua RT a. Mengetahui jumlah keluarga

yang tinggal di RT.01/010

Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria,

Bekasi.

b. Mengetahui luas dan batas

wilayah RT. 01/010 Kelurahan

Medan Satria, Kecamatan

Medan Satria, Bekasi.

c. Mengetahui kondisi sarana dan

prasarana yang terdapat di RT.

01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi.

d. Mengetahui kontribusi keluarga

dengan status sosial ekonomi

rendah di lingkungan

RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan

Satria, Bekasi.

2. Masyarakat di a. Mengamati hubungan sosial

Page 120: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

lingkungan tempat

tinggal keluarga

dengan status sosial

ekonomi rendah

keluarga di RT. 01/010

Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria,

Bekasi.

b. Mengetahui tanggapan

masyarakat terhadap keluarga

dengan status sosial ekonomi

rendah di RT. 01/010

Kelurahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria,

Bekasi.

Tempat tinggal

keluarga yang

menjadi partisipan

1. Orangtua

2. Anak

a. Mengetahui latar belakang

sosial ekonomi keluarga.

1) Tingkat pendidikan

orangtua.

2) Mata pencaharian orangtua.

3) Pendapatan orangtua.

4) Jumlah tanggungan

orangtua.

5) Kepemilikan harta.

6) Jenis tempat tinggal

keluarga.

b. Mengetahui perilaku anak

ketika berada di rumah.

c. Mengetahui interaksi antara

anak dengan orangtua.

d. Mengetahui pola pendidikan

yang diberikan orangtua kepada

anak.

Page 121: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Lampiran 2

Instrumen Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANGTUA

Nama Informan :

Tempat Tanggal Lahir :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Alamat :

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

2. Sebelum menetap di daerah ini dimana Bapak/Ibu tinggal?

3. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

4. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

5. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

6. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

7. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

8. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

9. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No. Nama Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1.

2.

3.

4.

Page 122: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

5.

10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

11. Apatujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

12. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

13. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

14. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

15. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

16. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

17. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

18. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

19. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

20. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

21. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

23. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

24. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

25. Adakah pengaturan jam belajar anak?

26. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

27. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

28. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Page 123: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

PEDOMAN WAWANCARA ANAK

Nama :

Usia :

Waktu Wawancara :

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

3. Menurut kamu, apakah peraturan tersebut memberatkan?

4. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

5. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

6. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

7. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

8. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

9. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

10. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

11. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

12. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

13. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

14. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

15. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

16. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

17. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Page 124: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

18. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

19. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Page 125: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 126: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 127: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 128: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 129: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA

Nama Informan : Ibu 1

Usia : 33 Tahun

Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar

Alamat : Gang H. Halimi No.46 Rt.01/010 Kelurahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Udah empat tahunan, saya dari awal menikah emang udah tinggal di

daerah sini. Berarti emang dari awal disini ya? Iya, tadinya tinggal bareng ibu di

sebelah tapi pas AI umur satu tahun setengah saya sama suami pindah ke kontrakan

dan pas banget dapet kontrakannya yang ga jauh dari rumah emak.

2. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Asli Betawi. Kalau Pak A dari mana? Sama Betawi juga, asli betawi.

3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu? apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: saya sekolahnya cuma tamat SD aja, dulu sih sama emak disuruh lanjutin

sekolah tapi sayanya ga mau. Kalau suami sampai tamat SMP. Kalau yang tidak

formal, sepeti les, private atau kursus gitu pernah? ga pernah juga ikut les-lesan

paling ya ngaji aja gitu.

4. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Ga, Cuma suami aja yang kerja. Kalau saya sih ibu rumah tangga aja,

ngurusin anak aja di rumah. Sebenernya sih pengen kerja, tapi kalau saya kerja nanti

anak saya siapa yang jagain. Apalagi masih pada kecil-kecil begini ya mau bayar

orang juga saya ga sanggup.

5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Page 130: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Sebenernya kerjaan suami saya mah ga nentu, kalau lagi ada panggilan ya

dia berangkat kalau lagi kosong ya dia diem aja di rumah gitu, Alhamdulillah sih ini

lagi di panggil sama bos nya buat jagain parkiran motor di deket Naga Swalayan.

Saya juga seneng gitu ya soalnya dapet kerjaan lagi. Suami sih kalau berangkat ga

nentu juga dia, kadang berangkat pagi kadang siang ya gitu deh ga nentu pulangnya

juga sama.

6. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: Penghasilan suami mah ga jelas,kalau lagi banyak ya alhamdulillah

dapetnya. Sebulan paling sekitar 1.500.000 an.

7. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Jawaban: Sebenernya masih kurang banget, apalagi kan saya ngontrak ya sebulan

aja buat kontrakan udah berapa, belum lagi dipotong yang lain-lain. Tapi ya

dicukup-cukupin aja, saya atur aja uangnya, saya selalu masak di rumah, pake yang

bisa dibeli aja. Makanya AI suka makan di rumah kalau lagi jam istirahat biar lebih

irit, jadi kalau ngasih dia bekel jajan ga banyak-banyak karena kan udah makan di

rumah. Yang penting mah buat sekolah anak jangan sampe gaada.

8. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No. Nama

Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 1 Suami Laki-laki 34 Tahun Bekerja

2. Ibu 1 Istri Perempuan 33 Tahun Ibu Rumah

Tangga

3. 1.1 Anak Laki-laki 10 Tahun Pelajar

4. 1.2 Anak Laki-laki 3 Tahun 5

Bulan

-

5. 1.3 Anak Laki-laki 2 Tahun -

Page 131: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Kalau pendidikan anak itu penting lah ya, penting banget. Jangan kaya

Ibunya sekolahnya cuma bisa sampai SD.

10. Apa tujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Biar anak bisa jadi anak yang pinter ga kayak ibunya, biar pada soleh dah

tuh anak-anak. Kalau bisa anak-anak harus lulus sekolah, minimal SMA. Syukur-

syukur kalau bisa kuliah nanti. Jangan kaya Orang tuanya.

11. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

Jawaban: Sekolah ya, tapi pendidikan orang tua juga penting ya.

12. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: Iya, anak mah ikut-ikut aja ya soalnya kan masih pada kecil hehe.

13. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Jawaban: Gaada sih.

14. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Bapaknya, kalau ada apa-apa juga yang ini Bapaknya.

15. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Iya, saya perhatiin takutnya nanti mainnya berantem, takut jatuh terus

kalau mainnya pada jauh. Jadi kalau lagi main saya liatin gitu saya temenin kadang

sambil masak sama beres-beres rumah.

16. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban: Saya sih nanya ke anak tadi ada tugas ga di sekolah, tadi ngapain aja di

sekolah. Jadi nanya langsung ke anak.

17. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Kalau baik ya saya dukung kaya cita-citanya kan dia mau jadi pemain bola

ya, ya saya dukung gitu ya sekedar semangat aja juga anak udah seneng.

18. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Jawaban: Iya, bareng-bareng maunya dimana saya ngasih pilihan gitu mendingan

disini aja lebih deket, enak.

Page 132: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

19. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Jawaban: Ga, masih pada kecil ah disuruhnya juga susah.

20. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: ya paling cuma bilang bagus gitu, kalau ngasih hadiah mah ga pernah Ibu

ga punya uangnya.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Jawaban: gaada sih, Bapaknya kalau pulang kadang anak-anak udah pada tidur.

Paling kalau sebelum berangkat kerja atau lagi libur gitu.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: Iya, paling jalan-jalan ke taman ya jalan-jalan aja gitu ga beli apa-apa

cuma main aja keliling-keliling.

23. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Jawaban: mungkin kaya nyiapin makan pagi ya, nanyain tugas ya gitu-gitu aja sih.

24. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Ga, kalau lagi mau belajar ya pada belajar gitu kayak ngulang-ngulang

ngaji. Ibu menemani anak atau tidak ketika anak sedang mengulang pelajaran? Iya

saya temenin, saya suruh nulis ulang.

25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: Saya marahin paling, kalau susah lagi susah dibilangin”

26. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Ungkapan verbal aja kayak ngomel gitu sebenernya mah bukan ngomel

ya tapi nasehatin, kalau fisik mah ga pernah ah kasian masa anak dipukul-pukul”

27. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Jawaban: ga bagus sih ya, tapi suka sebel sih jadi pengen marah aja gitu.

Page 133: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA INFORMAN

Nama Informan : Ibu 2

Usia : 38

Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah

Alamat : Jalan Tenggiri No.18 Rt.01/010 Kelurahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Kota

Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: saya tinggal disini baru 4 tahunan kayaknya, pokoknya pas DL masih

kelas 2 SMP pindah kesini. Sekarang aja kan, DL udah kelas 2 SMK ya berarti udah

4 tahun ya. Sebelumnya Ibu tinggal di daerah mana? Dulu sih sebelumnya tinggal di

Pondok Ungu, di depan Naga Swalayan tapi pengen pindah aja, eh dapetnya disini.

2. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Saya dari Jawa. Jawanya dimana bu? Tegal kalau suami dari Purwokerto,

Jawa juga hehe.

3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: Saya ga sekolah, emang nyata beneran ga sekolah. Ponakan emak saya

pada pinter-pinter, tapi saya disuruh sekolah malah ga sekolah. Palingan ngaji-ngaji

aja gitu, namanya juga tinggal di kampung kan ya. Bapaknya kayaknya sih SD itu

juga kayaknya ga sampe tamat deh. Ibu pernah ikut kursus tidak? Ga pernah saya.

4. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Iya, barengan.

5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Jawaban: Saya sama suami bareng-bareng aja jualan mie ayamnya disini, nanti

Bapaknya paling bolak-balik ke rumah buat ngambil ayam, ngambil aer, sekalian

Page 134: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

ngeliat anak-anak. Biasanya sih saya jalan jualan jam setengah tujuhan terus

pulangnya malem kadang-kadang jam 8 atau jam 9 ya kalau udah abis ya pulang.

6. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: ga nentu ya, kurang lebih 2.000.000 dapet.

7. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Jawaban: Ga cukup sebenernya, tapi ya saya mah bersyukur aja, yang penting anak

sekolahnya lancar jangan sampe putus sekolah, jadi ya yang diutamain ya

sekolahnya anak-anak.

8. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No.

Nama

Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 2 Suami Laki-laki 45 Berdagang

Mie Ayam 2. Ibu 2 Istri Perempuan 38

3. 2.1 Anak Perempuan 17 Pelajar

4. 2.2 Anak Laki-laki 12 Pelajar

5. 2.3 Anak Laki-laki 8 Pelajar

9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Ya penting ya, pendidikan buat anak mah penting banget. Biarin aja

walaupun ibunya ga sekolah, yang penting anak-anak pada pinter-pinter, apalagi

Alhamdulillahnya si DL mah di sekolah termasuk anak yang pinter. Makanya saya

pengennya dia nerusin sekolahnya biar bisa gapai cita-citanya sama ngangkat derajat

Ibu Bapaknya.

10. Apatujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Biar anak-anak pinter, pada sholeh ya biar bisa ngangkat derajat orang

tuanya. Saya sih pengennya dia lanjut kuliah ya, tapi gatau dah ini bisa apa enggak.

11. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

Page 135: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Ya, ibunya ya. Ibu ya bu penting banget? Iya penting.

12. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: ga sih, gaada peraturan khusus buat anak.

13. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Jawaban: ga juga.

14. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Sama sih, bapaknya sama saya.

15. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Iya. Dengan cara seperti apa bu? kan Bapaknya suka pulang ke rumah

kalau lagi dagang, nah nanti saya nanya ke Bapaknya.

16. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban: Nanya aja langsung ke anaknya, tapi biasanya bapaknya kan suka pulang

kalau lagi dagang, kayak masak ayam, ngambil air gitu. Jadi paling saya nanti nanya

ke bapaknya.

17. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Kalau baik ya saya dukung.

18. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Jawaban: Iya, lagian anak-anak mah mainnya juga cuma sama anak-anak disini aja,

ga pernah main jauh-jauh. Apalagi DL ga pernah main dia mah di rumah aja nonton

TV sama baca-baca buku. Kalau milih sekolah bagaimana bu? Kalau sekolah si DL

sama A saya bebasin gitu, tapi IN saya yang nyuruh disana.

19. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Jawaban: Iya, kadang-kadang, jarang sih ngepel doang paling.

20. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: ga, ga pernah saya.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Page 136: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Ga selalu, soalnya kalau pulang kan saya udah cape ya jadi pengennya tuh

tidur gitu. Lalu kapan waktu Ibu dan anak-anak berkomunikasi? Ya paling kalau

saya lagi libur aja, lagi di rumah, akhir-akhir ini jualan saya lagi sepi jadi sering

liburnya.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: ga, ga pernah ga ada uangnya hehe. Kan kalau jalan-jalan harus pegang

uang ya, belum beli ini beli itu duh ribet.

23. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Jawaban: Kaya nyiapin sarapan gitu, IN juga setiap hari dianter jemput sama

Bapaknya. Apakah setiap hari Ibu menanyakan aktivitas anak di sekolah? Ga, ga

pernah.

24. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Ga ada sih, kalau lagi mau belajar ya belajar gitu. Kalau anak-anak lagi

belajar di rumah, Ibu pernah nemenin atau bantu anak ga bu? Ga pernah, lagian saya

ga ngerti ah biar kakanya aja yang bantuin. Kakanya kan pinter, kalau saya ga

paham.

25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: ya paling nasehatin aja. Ibu dan Bapak pernah sampai memukul anak ga?

saya alhamdulillah ga pernah mukul anak ya, paling ngasih tau aja gitu ya wajar

kaya ibu-ibu yang lain cuma kadang suami saya rada keras ngasih taunya, tapi dia

juga ga pernah mukul sih. Iya jangan di pukul ya bu? Iya jangan ah kasian.

26. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Ungkapan verbal gitu ya kaya ngomel, nasehatin.

27. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Jawaban: Ga bagus ya.

Page 137: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA UNTUK ORANGTUA

Nama Informan : Ibu 3

Usia : 43 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Jalan Tenggiri No..18 RT.01/010 Keluarahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Udah lumayan lama, sekitar 15 tahunan. Tadinya di Priuk terus baru

pindah ke Medan Satria ini

2. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Suami asli Lampung, kalau saya asli Klaten.

3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: Saya SMA. Kalau Bapak apa bu? Bapak SD

4. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Nggak, saya udah coba dagang-dagang gitu. Tapi berenti soalnya

modalnya kurang terus makanan jualannya juga malah abis dimakanin sendiri sama

anak-anak. Mau coba kerja di PT umur saya udah tua, nanti nggak ada yang jagain

anak-anak juga, apalagi disini ga ada saudara.

5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Jawaban: Jadi supir gitu,baru sih ini jadi supirnya. Tadinya cuma serabutan aja.

6. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: Alhamdulillah kurang lebih 2.500.000,00

7. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Jawaban: Sebenernya kurang banget, tapi ya gimana. Makanya saya irit-irit, apalagi

anak banyak, keperluan banyak. Makanya saya masak biar ga beli, kalau beli

Page 138: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

ngabisin uang banyak banget, walaupun sakit juga saya tetep masak. Kalau ga

masak nanti pada ga makan.

8. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No. Nama Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 3 Suami Laki-laki 48 Supir

2. Ibu 3 Istri Perempuan 43 Ibu Rumah

Tangga

3. 3.1 Anak Laki-laki 17 Pelajar

4. 3.2 Anak Perempuan 15 Pelajar

5. 3.3 Anak Perempuan 10 Pelajar

6. 3.4 Anak Laki-laki 8 Pelajar

9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Pendidikan anak mah penting banget, di sekolah sama di rumah sama-

sama penting ya.

10. Apatujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Kalau di rumah kan pergaulannya begitu, takut ke bawa. Jadi supaya anak-

anak bisa ngerti gitu yang baik sama yang salah.

11. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

Jawaban: Sama aja, dua-dua nya berperan penting.

12. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: Iya harus ada, kaya main ga boleh lewat dari jam sembilan malem, pulang

sekolah harus ke rumah dulu kalau mau main ya tetep harus pulang ke rumah dulu

baru main. Saya sering bilang ke anak, kalau pulang sekolah harus ke rumah, kalau

main ga boleh jauh-jauh jangan malem-malem, apalagi kan sekarang lagi banyak

penculikan anak ya, saya juga khawatir sih

13. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Page 139: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Kadang namanya anak ya, kadang ngelanggar kadang nurut. Kalau ada

bapaknya aja pada takut, kalau bapaknya udah pulang nih udah buru-buru pada

pulang. Kalau yang kecil-kecil pada nurut lagian mainnya juga ga jauh, tapi yang

gede nih suka begitu lah mainnya jauh-jauh mulu, kalau ada bapaknya dia takut

langsung pulang. Kalau kata bapaknya jam empat harus mandi, yaudah pada mandi.

Tapi, kalau cuma ada Ibunya aja ya begitu nanti-nanti. Terus juga kalau jam sepuluh

malem malem belum pulang, sama Bapaknya disuruh kunciin pintu sama. Biasanya

mainnya kemana bu? Disitu tuh pinggir kali sama anak-anak remaja disitu.

14. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Bapaknya yang suka ambil keputusan.

15. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Iya, saya awasin kalau lagi main. Tapi saya ga nemenin terus, kan kalau

anak mainnya suka pindah-pindah ya, capek ngikutinnya. Jadi, saya sesekali ngeliat

gitu masih ada disitu apa nggak, nanti saya pulang lagi ke rumah. Buat mastiin aja,

anak masih main disana dan gak jauh mainnya.

16. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban:Saya nanya langsung ke anak, tadi ada apaan di sekolah, ngapain aja, ada

tugas atau ga gitu, kalau ada saya suruh kerjain. Kalau anak-anak lagi ada tugas, ibu

yang menemani ya? Kadang ya saya temenin tapi kalau lagi pusing ga saya temenin,

kakanya aja yang nemenin. Kalau aktivitas dirumah bagaimana memantaunya bu?

Ya sama sih, paling saya tanya tadi mainnya sama siapa aja. Terus juga kan kalau di

rumah masih keliatan sama saya, jadi saya suka pantau langsung.

17. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Iya, yang penting baik buat mereka.

18. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Jawaban:Iya, tapi saya tetep ngarahin. Kaya kemarin nih nyari sekolah negeri dulu

misalnya yang gratis. Kalau pas S kan belum gratis waktu itu jadi yaudah disitu aja

deh dia maunya disitu, banyak temen-temennya juga yang masuk ke situ

19. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Page 140: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Iya, saya suruh bantu-bantu. Cape kalau ngerjain sendirian, jadi saya

minta tolong buat bantuin lagian juga emang harus belajar beres-beres rumah,

jangan sampai gak bisa apa-apa nanti.

20. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: Ya paling “oh iya bagus”, udah begitu aja sih. Gak pernah kasih hadiah

apa-apa, gak ada uangnya.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Jawaban: Iya, kadang-kadang gitu sambil nonton TV bareng-bareng sambil ngobrol

sama anak-anak.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: Gak pernah, liburannya nonton tv di rumah aja deh.

23. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Jawaban: Ya nyiapin makanannya, nganter dia pada sekolah gitu.

24. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Gak ada sih, Cuma kalau lagi ada tugas sekolah baru saya suruh belajar.

25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: Paling saya marahin gitu, tapi bapaknya yang suka galak kalau marahin

anak-anak.

26. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Verbal aja, sesekali bapaknya sih yang mukul dikit gitu.

27. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Jawaban: Gak sih., tapi kalau ga dikerasin nanti anaknya begitu, takutnya kelewatan.

Page 141: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA

Nama Informan : Ibu 4

Tempat Tanggal Lahir : Majalengka, 07 Juni 1977

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Jalan Irigasi No. 11 RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Baru sekitar 1 tahunan. Sebelumnya ibu tinggal dimana? Oh sebelumnya

saya tinggal di kelapa satu, Cuma pindah kesini karena cari yang lebih murah tapi

ternyata sepi juga ya disini mah yang belinya sedikit.

2. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Saya sama suami sama-sama dari Majalengka.

3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: Saya sama suami mah sekolahnya cuma sampai SD, maklumlah orang

kampung. Apakah Ibu/Bapak pernah mengikuti kursus dan sebagainya? Ga pernah,

itu SD aja.

4. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Iya, Tapi Bapaknya kadang-kadang sih kalau ada panggilan aja. Serabutan

gitu lah ya sebutannya.

5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Jawaban: Bapaknya mah kadang-kadang. Saya dagang mie ayam disini. Kalau

suami ga nentu kerjanya, kalau lagi ada yang manggil aja. Kalau suami lagi di

rumah, ya bantuin saya dagang disini.

6. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: Penghasilannya ga nentu ya, kalau sepi paling 50.000 sehari. Soalnya

saya kan masih baru disini, jadi belum banyak yang tau.

Page 142: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

7. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Jawaban: Alhamdulillah aja, yang penting bisa buat sekolah anak-anak. Dicukup-

cukupin aja, kalau dibilang kurang mah, ya kurang aja gitu gaada cukupnya jadi

dibisa-bisain gitu.

8. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No. Nama Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 4 Suami Laki-laki 44 Serabutan

2. Ibu 4 Istri Perempuan 42 Berdagang

Mie Ayam

3. 4.1 Anak Perempuan 17 Pelajar

4. 4.2 Anak Laki-laki 14 Pelajar

5. 4.3 Anak Laki-laki 2 -

9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Penting banget ya, pendidikan buat anak itu penting banget buat masa

depan anak. Buat saya pendidikan itu penting banget ya. Pendidikan anak di sekolah

sama di rumah sama-sama penting sih.

10. Apatujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Ya saya maunya anak-anak bisa sukses, yang penting jangan ngikutin ibu

bapaknya.

11. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

12. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: Iya, ada aturannya kayak pulang sekolah ga boleh main kemana-mana.

Kalau main ga boleh pulang malem-malem.

13. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Jawaban: Ga lah, gaada.

Page 143: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

14. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Bapaknya, kan kepala keluarga.

15. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Ga juga sih kadang-kadang aja. Kalau yang besar suka mainnya dimana

bu? Yah dia mah paling juga main kemana sih, di daerah sini aja sih gitu ga suka

jauh-jauh namanya juga perempuan ya.

16. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban: Paling nanya, tadi ngapain aja gitu. Tapi jarang banget itu juga.

17. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Iya saya dukung-dukung aja sih ya, yang penting baik buat dia gitu.

18. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Jawaban: Iya sih saya mah saya bebasin aja, ga mau ngekang gitu istilahnya. Ya

paling mainnya kemana sih dia mah, sekitaran sini aja palingan. Jadi yang memilih

sekolah anak Ibu yah? Iyalah terserah dia aja mau kemana.

19. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Jawaban: Iya, nyapu ngepel gitu bantui Ibunya. Tapi namanya juga anak ya harus

disuruh dulu baru mau.

20. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: Gak, ga punya duitnya.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Jawaban: Iya, kan kerjanya juga di rumah jadi keliatan anak-anak pada main juga

tau.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: Duitnya gaada ah hehe

23. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Page 144: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Mungkin kaya nyuruh dia belajar kali ya. Saya juga kadang buatin mereka

sarapan sebelum berangkat sekolah.

24. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Ga sih. Kalau anak-anak lagi belajar, Ibu menemani dan membantu anak

atau tidak? Ya paling nanya doang sih, kalau bantuin mah ga bisa lah ga ngerti saya,

kalau ngasih tau atau ngajarin ga mungkin karena pelajarannya susah. Pokoknya ga

mau yang SMP sama SMA ga pernah ngajarin ajahehe.

25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: Diomong aja, dibilangin di nasehatin.

26. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Ungkapan Verbal

27. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Jawaban: Ga bagus sebenernya mah, tapi gimana lagi ya kalau ga dibilangin nanti

begitu lagi.

Page 145: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Transkip Wawancara Anak

Nama : 1.1

Usia : 10 Tahun

Waktu Wawancara : 12 Januari 2019 pukul 12:00

Pertanyaan

20. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Ya gitu dah, baik-baik aja. Kamu suka main sama temen-temen disini ga?

Iya suka sama yang di depan rumah, gak kemana-mana lagi takut diomelin mamah.

21. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak, biasa aja. Kamu kalau main biasanya sampai jam berapa? Jam

10.00, kan aku mainnya di depan rumah.

22. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak, aku ga ngejadwal.

23. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Nggak, mamah yang daftarin sendiri.

24. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak, aku belajarnya kadang-kadang aja kalau lagi mau.

25. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Iya. Contohnya gimana, kayak disuruh makan gitu yah? Iya. Kalau belajar

gimana? Iya disuruh belajar kalau malem sama disuruh ngerjain tugas tapi aku

kadang males. Kamu suka disuruh solat ga sama mamah? Iya disuruh, aku kan kalau

maghrib ke Mushollah sama temen-temen. Kalau ngaji? Iya suka juga, aku ikut

pengajian di depan setiap malem tapi sekarang guru-gurunya jarang dateng. Adik-

Page 146: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

adik ikut pengajian juga yah? Iya tapi dia mah sore kalau anak gedenya malem, anak

kecil sore.

26. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Jawaban: Baik. Kalau bapak pulang kerja suka ngajak kamu ngobrol ga? Iya

kadang-kadang.

27. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Jawaban: Ya gitu ka.

28. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Iya, suka diomelin mamah kalau ngomong kasar gitu.

29. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Marah-marah mamah mah. Tapi ga pernah mukul kan? Nggak.

30. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Iya. Nasehatin aja ya? Iya.

31. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Iya. Contohnya gimana? Ya dukung aja

32. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

Jawaban: Nyuruh aku makan, sekolah, solat sama ngaji.

33. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Iya. Kalau lagi libur bapak suka nanya-nanya sekolah kamu ga? Jarang,

tapi suka nyuruh-nyuruh. Nyuruh gimana? Iya kaya ambilin ini, beliin itu kayak

gitu.

34. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Kadang-kadang, kalau lagi ada motor. Biasanya kemana kalau pergi?

Cuma muter-muter aja di Taman Kelapa Satu. Semuanya diajak? Aku jarang ikut,

soalnya ga muat di motornya.

35. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Aku belum tau mau jadi apa.

36. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Page 147: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Iya tau, kan pulang sekolah aku ga pernah main jauh

37. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Iya bilang.

Page 148: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Transkip Wawancara Anak

Nama : 2.1

Usia : 17 Tahun

Waktu Wawancara : 18 Januari 2019 pukul 16:49

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Ya baik-baik aja sih ka. Kamu sering main sama tetangga disini atau ga?

Nggak sih ka, aku lebih suka di rumah kalau pulang sekolah juga langsung ke rumah

nonton tv atau baca novel.

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak ada, bebas aja gitu ka. Berarti tidak ada yang memberatkan kamu

yah? Iya ka, ga ada.

3. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak, aku ga ngejadwal.

4. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Nggak ka, ya aku nanti ikut-ikut aja. Kalau masalah sekolah gimana,

mamah yang nyuruh sekolah disana atau kamu yang milih sekolahnya? Aku.

5. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak, aku belajarnya kadang-kadang aja kalau lagi mau.

6. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Iya. Contoh perhatian mamah gimana? Ya mamah nyuruh makan sama

sekolah gitu.

7. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Page 149: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Baik-baik aja sih ka. Mamah sama bapak kalau pulang kerja suka ngajak

ngobrol ga? Nggak ka, biasanya mamah langsung tidur.

8. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Jawaban: Ya gitu-gitu aja ka. Mamah suka nyuruh kamu solat ga? Jarang sih ka,

mamah kan jarang di rumah. Kalau kamu mau main gitu, orang tua suka ngelarang

ga? Ya, mamah sih terserah aku yang penting jangan malem aja pulangnya.Oh gitu,

orang tua kamu kalau lagi ngasih tau kamu nih, bahasanya suka kasar gitu ga?

Nggak ka.

9. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Jarang ka.

10. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Ngomel-ngomel.

11. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Iya paling nasehatin aja gitu ka, biasa lah.

12. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Iya mamah dukung aku sekolah. Tapi mamah suka nanya kegiatan kamu

di sekolah ga? Nggak ka.

13. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

Jawaban: Paling kayak nyiapin aku makan kalau pagi ka, sama nyekolahin aku kali

yah. Kalau ke adik-adik gimana? Bapak suka nganter jemput IN sekolah ka, soalnya

masih kecil dan sekolahnya jauh kalau aku berangkat sekolahnya jalan kaki aja pagi-

pagi. Kalau J gimana? J juga jalan dulu sampe depan terus naik angkot deh.

14. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Jarang sih ka, soalnya kalau pulang mamah sama bapak langsung tidur.

Oh iya, mungkin capek ya seharian dagang? Iya ka, aku juga kadang udah tidur.

15. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Nggak pernah ka. Kalau mamah sama bapak lagi libur di rumah aja? Iya,

paling nonton TV terus tidur ya gitu-gitu aja ka.

Page 150: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

16. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Pengennya sih jadi itu ka yang kayak pembicara gitu di PBB, tapi itu sih

ketinggian banget ya ka. Wah hebat, gak kok kamu pasti bisa tapi orang tua kamu

tau ga cita-cita kamu apa? Nggak mamah mah ga tau.

17. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Jawaban: Nggak, jarang tau ka.

18. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Iya suka, kalau mamah lagi di rumah.

Page 151: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

PEDOMAN WAWANCARA ANAK

Nama : 3.1

Usia : 15 Tahun

Waktu Wawancara : 23 Januari 2019 pukul 16.35

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Baik-baik aja ka. Kamu suka main keluar sama teman disini ga? Nggak

sih ka, aku jarang main. Berarti di rumah aja yah? Iya ka. Biasanya kalau di rumah

ngapain aja? Ya paling aku nonton TV aja sih ka terus tidur.

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak. Oh gitu, berarti bebas aja ya? Iya ka.

3. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak bikin. Tapi kalau malem suka belajar kan? Iya kadang-kadang sih

ka, kalau ada tugas aja. Mamah suka nemenin ga? Nggak.

4. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Iya ka.

5. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak ka, kalau lagi pingin aja belajarnya. Kalau ga ada tugas biasanya

aku langsung tidur.

6. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Iya, kaya makan disiapin mamah terus berangkat sekolah juga aku dianter

mamah pulangnya dijemput. Oh gitu, berarti mamah perhatian banget ya? Iya ka.

Sama adik-adik juga begitu ga? Iya ka.

7. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Page 152: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Baik ka. Suka ngobrol sama mamah? Iya, aku suka cerita. Oh bagus

berarti ya? Iya.

8. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Jawaban: Biasa aja sih ka. Mamah ngebebasin kamu banget ga, kaya main

pulangnya boleh malem gitu? Nggak sih ka. Mamah sama Bapak suka keras ga

sama kamu? Nggak juga ka.

9. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Iya, mamah suka nanyain sih tadi di sekolah ngapain aja. Oh gitu, kalau ke

kaka sama ke adik-adik gimana? Iya sama apalagi si bontot, soalnya mamah takut

dia berantem di sekolah ka.

10. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Hmm mamah ngomel-ngomel. Tapi pernah ngebentak atau mukul kamu

ga? Nggak sih ka, paling bapak sih yang ngomelnya serem.

11. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Ungkapan verbal, kayak ngomel-ngomel.

12. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Iyah. Contohnya gimana? Iya itu kaya anter jemput aku sekolah, terus

banyak deh ka.

13. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

Jawaban: Perhatiannya mamah sama aku, nyiapin aku sama adik-adik makan dll.

14. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Iya. Kalau bapak suka ngajak kamu ngobrol ga? Iya ka, pas bapak pulang

kerja atau lagi libur.

15. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Jarang banget ka.

16. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Aku maunya sih jadi chef ka. Mamah tau ga kamu mau jadi chef? Iya

mamah tau, aku suka bikin kue sama mamah. Oh, mamah nyediain alat-alat untuk

Page 153: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

itu yah? Nggak ka, aku paling pake alat seadanya aja, pake panci dll. Wah bagus

banget, belajar buat kue-kue kecil dulu yah? Iyah ka hehe. Mamah dukung cita-cita

kamu ga? Iya dukung.

17. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Jawaban: Iya, aku sama mamah deket ka. Berarti mamah suka ngawasin kamu yah?

Iya kan deket.

18. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Iya suka, apalagi kalau ada kejadian lucu di sekolah.

Page 154: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Transkip Wawancara Anak

Nama : 4.1

Usia : 15 Tahun

Waktu Wawancara : 25 Januari 2019 pukul 17:00

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Baik ka

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak sih ka. Kalau main biasanya sampai jam berapa? Kadang jam 9

atau jam 10. Bapak sama mamah ga nentuin kamu harus pulang jam berapa? Nggak.

3. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak ka. Kamu belajarnya setiap malem atau gimana? Nggak sih ka, aku

belajar kalau ada tugas aja.

4. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Jarang sih

5. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak ka, kalau lagi mau aja belajarnya.

6. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Biasa aja

7. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Jawaban: Baik. Kamu suka ngobrol ga sama bapak kalau bapak lagi di rumah? Iya,

kadang-kadang.

8. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Page 155: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Gimana ya ka. Mamah suka minta kamu buat belajar nggak? Iya, kadang-

kadang ka. Kalau nyuruh solat? Iya ka.

9. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Jarang.

10. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Marah-marah gitu. Marahnya keras atau gimana? Biasanya aja kaya

ngomel-ngomel gitu. Cuma marah aja yah? Iya ka.

11. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Iya, kalau lagi salah paling dimarahin tapi ga pernah mukul

12. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Nganter aku sekolah

13. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

14. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Kadang-kadang sih ka

15. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Jarang banget ka.

16. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Aku masih bingung mau jadi apa.

17. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Jawaban: Nggak juga.

18. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Kadang-kadang iya

Page 156: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA

Nama Informan : Ibu 1

Usia : 33 Tahun

Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar

Alamat : Gang H. Halimi No.46 Rt.01/010 Kelurahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Udah empat tahunan, saya dari awal menikah emang udah tinggal di

daerah sini. Berarti emang dari awal disini ya? Iya, tadinya tinggal bareng ibu di

sebelah tapi pas AI umur satu tahun setengah saya sama suami pindah ke kontrakan

dan pas banget dapet kontrakannya yang ga jauh dari rumah emak.

2. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Asli Betawi. Kalau Pak A dari mana? Sama Betawi juga, asli betawi.

3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu? apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: saya sekolahnya cuma tamat SD aja, dulu sih sama emak disuruh lanjutin

sekolah tapi sayanya ga mau. Kalau suami sampai tamat SMP. Kalau yang tidak

formal, sepeti les, private atau kursus gitu pernah? ga pernah juga ikut les-lesan

paling ya ngaji aja gitu.

4. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Ga, Cuma suami aja yang kerja. Kalau saya sih ibu rumah tangga aja,

ngurusin anak aja di rumah. Sebenernya sih pengen kerja, tapi kalau saya kerja nanti

anak saya siapa yang jagain. Apalagi masih pada kecil-kecil begini ya mau bayar

orang juga saya ga sanggup.

5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Page 157: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Sebenernya kerjaan suami saya mah ga nentu, kalau lagi ada panggilan ya

dia berangkat kalau lagi kosong ya dia diem aja di rumah gitu, Alhamdulillah sih ini

lagi di panggil sama bos nya buat jagain parkiran motor di deket Naga Swalayan.

Saya juga seneng gitu ya soalnya dapet kerjaan lagi. Suami sih kalau berangkat ga

nentu juga dia, kadang berangkat pagi kadang siang ya gitu deh ga nentu pulangnya

juga sama.

6. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: Penghasilan suami mah ga jelas,kalau lagi banyak ya alhamdulillah

dapetnya. Sebulan paling sekitar 1.500.000 an.

7. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Jawaban: Sebenernya masih kurang banget, apalagi kan saya ngontrak ya sebulan

aja buat kontrakan udah berapa, belum lagi dipotong yang lain-lain. Tapi ya

dicukup-cukupin aja, saya atur aja uangnya, saya selalu masak di rumah, pake yang

bisa dibeli aja. Makanya AI suka makan di rumah kalau lagi jam istirahat biar lebih

irit, jadi kalau ngasih dia bekel jajan ga banyak-banyak karena kan udah makan di

rumah. Yang penting mah buat sekolah anak jangan sampe gaada.

8. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No. Nama

Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 1 Suami Laki-laki 34 Tahun Bekerja

2. Ibu 1 Istri Perempuan 33 Tahun Ibu Rumah

Tangga

3. 1.1 Anak Laki-laki 10 Tahun Pelajar

4. 1.2 Anak Laki-laki 3 Tahun 5

Bulan

-

5. 1.3 Anak Laki-laki 2 Tahun -

Page 158: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Kalau pendidikan anak itu penting lah ya, penting banget. Jangan kaya

Ibunya sekolahnya cuma bisa sampai SD.

10. Apa tujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Biar anak bisa jadi anak yang pinter ga kayak ibunya, biar pada soleh dah

tuh anak-anak. Kalau bisa anak-anak harus lulus sekolah, minimal SMA. Syukur-

syukur kalau bisa kuliah nanti. Jangan kaya Orang tuanya.

11. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

Jawaban: Sekolah ya, tapi pendidikan orang tua juga penting ya.

12. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: Iya, anak mah ikut-ikut aja ya soalnya kan masih pada kecil hehe.

13. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Jawaban: Gaada sih.

14. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Bapaknya, kalau ada apa-apa juga yang ini Bapaknya.

15. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Iya, saya perhatiin takutnya nanti mainnya berantem, takut jatuh terus

kalau mainnya pada jauh. Jadi kalau lagi main saya liatin gitu saya temenin kadang

sambil masak sama beres-beres rumah.

16. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban: Saya sih nanya ke anak tadi ada tugas ga di sekolah, tadi ngapain aja di

sekolah. Jadi nanya langsung ke anak.

17. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Kalau baik ya saya dukung kaya cita-citanya kan dia mau jadi pemain bola

ya, ya saya dukung gitu ya sekedar semangat aja juga anak udah seneng.

18. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Jawaban: Iya, bareng-bareng maunya dimana saya ngasih pilihan gitu mendingan

disini aja lebih deket, enak.

Page 159: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

19. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Jawaban: Ga, masih pada kecil ah disuruhnya juga susah.

20. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: ya paling cuma bilang bagus gitu, kalau ngasih hadiah mah ga pernah Ibu

ga punya uangnya.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Jawaban: gaada sih, Bapaknya kalau pulang kadang anak-anak udah pada tidur.

Paling kalau sebelum berangkat kerja atau lagi libur gitu.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: Iya, paling jalan-jalan ke taman ya jalan-jalan aja gitu ga beli apa-apa

cuma main aja keliling-keliling.

23. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Jawaban: mungkin kaya nyiapin makan pagi ya, nanyain tugas ya gitu-gitu aja sih.

24. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Ga, kalau lagi mau belajar ya pada belajar gitu kayak ngulang-ngulang

ngaji. Ibu menemani anak atau tidak ketika anak sedang mengulang pelajaran? Iya

saya temenin, saya suruh nulis ulang.

25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: Saya marahin paling, kalau susah lagi susah dibilangin”

26. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Ungkapan verbal aja kayak ngomel gitu sebenernya mah bukan ngomel

ya tapi nasehatin, kalau fisik mah ga pernah ah kasian masa anak dipukul-pukul”

27. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Jawaban: ga bagus sih ya, tapi suka sebel sih jadi pengen marah aja gitu.

Page 160: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA INFORMAN

Nama Informan : Ibu 2

Usia : 38

Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah

Alamat : Jalan Tenggiri No.18 Rt.01/010 Kelurahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Kota

Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: saya tinggal disini baru 4 tahunan kayaknya, pokoknya pas DL masih

kelas 2 SMP pindah kesini. Sekarang aja kan, DL udah kelas 2 SMK ya berarti udah

4 tahun ya. Sebelumnya Ibu tinggal di daerah mana? Dulu sih sebelumnya tinggal di

Pondok Ungu, di depan Naga Swalayan tapi pengen pindah aja, eh dapetnya disini.

2. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Saya dari Jawa. Jawanya dimana bu? Tegal kalau suami dari Purwokerto,

Jawa juga hehe.

3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: Saya ga sekolah, emang nyata beneran ga sekolah. Ponakan emak saya

pada pinter-pinter, tapi saya disuruh sekolah malah ga sekolah. Palingan ngaji-ngaji

aja gitu, namanya juga tinggal di kampung kan ya. Bapaknya kayaknya sih SD itu

juga kayaknya ga sampe tamat deh. Ibu pernah ikut kursus tidak? Ga pernah saya.

4. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Iya, barengan.

5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Jawaban: Saya sama suami bareng-bareng aja jualan mie ayamnya disini, nanti

Bapaknya paling bolak-balik ke rumah buat ngambil ayam, ngambil aer, sekalian

Page 161: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

ngeliat anak-anak. Biasanya sih saya jalan jualan jam setengah tujuhan terus

pulangnya malem kadang-kadang jam 8 atau jam 9 ya kalau udah abis ya pulang.

6. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: ga nentu ya, kurang lebih 2.000.000 dapet.

7. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Jawaban: Ga cukup sebenernya, tapi ya saya mah bersyukur aja, yang penting anak

sekolahnya lancar jangan sampe putus sekolah, jadi ya yang diutamain ya

sekolahnya anak-anak.

8. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No.

Nama

Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 2 Suami Laki-laki 45 Berdagang

Mie Ayam 2. Ibu 2 Istri Perempuan 38

3. 2.1 Anak Perempuan 17 Pelajar

4. 2.2 Anak Laki-laki 12 Pelajar

5. 2.3 Anak Laki-laki 8 Pelajar

9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Ya penting ya, pendidikan buat anak mah penting banget. Biarin aja

walaupun ibunya ga sekolah, yang penting anak-anak pada pinter-pinter, apalagi

Alhamdulillahnya si DL mah di sekolah termasuk anak yang pinter. Makanya saya

pengennya dia nerusin sekolahnya biar bisa gapai cita-citanya sama ngangkat derajat

Ibu Bapaknya.

10. Apatujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Biar anak-anak pinter, pada sholeh ya biar bisa ngangkat derajat orang

tuanya. Saya sih pengennya dia lanjut kuliah ya, tapi gatau dah ini bisa apa enggak.

11. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

Page 162: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Ya, ibunya ya. Ibu ya bu penting banget? Iya penting.

12. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: ga sih, gaada peraturan khusus buat anak.

13. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Jawaban: ga juga.

14. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Sama sih, bapaknya sama saya.

15. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Iya. Dengan cara seperti apa bu? kan Bapaknya suka pulang ke rumah

kalau lagi dagang, nah nanti saya nanya ke Bapaknya.

16. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban: Nanya aja langsung ke anaknya, tapi biasanya bapaknya kan suka pulang

kalau lagi dagang, kayak masak ayam, ngambil air gitu. Jadi paling saya nanti nanya

ke bapaknya.

17. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Kalau baik ya saya dukung.

18. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Jawaban: Iya, lagian anak-anak mah mainnya juga cuma sama anak-anak disini aja,

ga pernah main jauh-jauh. Apalagi DL ga pernah main dia mah di rumah aja nonton

TV sama baca-baca buku. Kalau milih sekolah bagaimana bu? Kalau sekolah si DL

sama A saya bebasin gitu, tapi IN saya yang nyuruh disana.

19. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Jawaban: Iya, kadang-kadang, jarang sih ngepel doang paling.

20. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: ga, ga pernah saya.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Page 163: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Ga selalu, soalnya kalau pulang kan saya udah cape ya jadi pengennya tuh

tidur gitu. Lalu kapan waktu Ibu dan anak-anak berkomunikasi? Ya paling kalau

saya lagi libur aja, lagi di rumah, akhir-akhir ini jualan saya lagi sepi jadi sering

liburnya.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: ga, ga pernah ga ada uangnya hehe. Kan kalau jalan-jalan harus pegang

uang ya, belum beli ini beli itu duh ribet.

23. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Jawaban: Kaya nyiapin sarapan gitu, IN juga setiap hari dianter jemput sama

Bapaknya. Apakah setiap hari Ibu menanyakan aktivitas anak di sekolah? Ga, ga

pernah.

24. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Ga ada sih, kalau lagi mau belajar ya belajar gitu. Kalau anak-anak lagi

belajar di rumah, Ibu pernah nemenin atau bantu anak ga bu? Ga pernah, lagian saya

ga ngerti ah biar kakanya aja yang bantuin. Kakanya kan pinter, kalau saya ga

paham.

25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: ya paling nasehatin aja. Ibu dan Bapak pernah sampai memukul anak ga?

saya alhamdulillah ga pernah mukul anak ya, paling ngasih tau aja gitu ya wajar

kaya ibu-ibu yang lain cuma kadang suami saya rada keras ngasih taunya, tapi dia

juga ga pernah mukul sih. Iya jangan di pukul ya bu? Iya jangan ah kasian.

26. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Ungkapan verbal gitu ya kaya ngomel, nasehatin.

27. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Jawaban: Ga bagus ya.

Page 164: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA UNTUK ORANGTUA

Nama Informan : Ibu 3

Usia : 43 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Jalan Tenggiri No..18 RT.01/010 Keluarahan

Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Udah lumayan lama, sekitar 15 tahunan.

2. Sebelum menetap di daerah ini dimana Bapak/Ibu tinggal?

Jawaban: Tadinya di Priuk terus baru pindah ke Medan Satria ini

3. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Suami asli Lampung, kalau saya asli Klaten.

4. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: Saya SMA. Kalau Bapak apa bu? Bapak SD

5. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Nggak, saya udah coba dagang-dagang gitu. Tapi berenti soalnya

modalnya kurang terus makanan jualannya juga malah abis dimakanin sendiri sama

anak-anak. Mau coba kerja di PT umur saya udah tua, nanti nggak ada yang jagain

anak-anak juga, apalagi disini ga ada saudara.

6. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Jawaban: Jadi supir gitu,baru sih ini jadi supirnya. Tadinya cuma serabutan aja.

7. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: Alhamdulillah kurang lebih 2.500.000,00

8. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Page 165: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Sebenernya kurang banget, tapi ya gimana. Makanya saya irit-irit, apalagi

anak banyak, keperluan banyak. Makanya saya masak biar ga beli, kalau beli

ngabisin uang banyak banget, walaupun sakit juga saya tetep masak. Kalau ga

masak nanti pada ga makan.

9. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No. Nama Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 3 Suami Laki-laki 48 Supir

2. Ibu 3 Istri Perempuan 43 Ibu Rumah

Tangga

3. 3.1 Anak Laki-laki 17 Pelajar

4. 3.2 Anak Perempuan 15 Pelajar

5. 3.3 Anak Perempuan 10 Pelajar

6. 3.4 Anak Laki-laki 8 Pelajar

10. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Pendidikan anak mah penting banget, di sekolah sama di rumah sama-

sama penting ya.

11. Apatujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Kalau di rumah kan pergaulannya begitu, takut ke bawa. Jadi supaya anak-

anak bisa ngerti gitu yang baik sama yang salah.

12. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

Jawaban: Sama aja, dua-dua nya berperan penting.

13. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: Iya harus ada, kaya main ga boleh lewat dari jam sembilan malem, pulang

sekolah harus ke rumah dulu kalau mau main ya tetep harus pulang ke rumah dulu

baru main. Saya sering bilang ke anak, kalau pulang sekolah harus ke rumah, kalau

Page 166: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

main ga boleh jauh-jauh jangan malem-malem, apalagi kan sekarang lagi banyak

penculikan anak ya, saya juga khawatir sih

14. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Jawaban: Kadang namanya anak ya, kadang ngelanggar kadang nurut. Kalau ada

bapaknya aja pada takut, kalau bapaknya udah pulang nih udah buru-buru pada

pulang. Kalau yang kecil-kecil pada nurut lagian mainnya juga ga jauh, tapi yang

gede nih suka begitu lah mainnya jauh-jauh mulu, kalau ada bapaknya dia takut

langsung pulang. Kalau kata bapaknya jam empat harus mandi, yaudah pada mandi.

Tapi, kalau cuma ada Ibunya aja ya begitu nanti-nanti. Terus juga kalau jam sepuluh

malem malem belum pulang, sama Bapaknya disuruh kunciin pintu sama. Biasanya

mainnya kemana bu? Disitu tuh pinggir kali sama anak-anak remaja disitu.

15. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Bapaknya yang suka ambil keputusan.

16. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Iya, saya awasin kalau lagi main. Tapi saya ga nemenin terus, kan kalau

anak mainnya suka pindah-pindah ya, capek ngikutinnya. Jadi, saya sesekali ngeliat

gitu masih ada disitu apa nggak, nanti saya pulang lagi ke rumah. Buat mastiin aja,

anak masih main disana dan gak jauh mainnya.

17. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban:Saya nanya langsung ke anak, tadi ada apaan di sekolah, ngapain aja, ada

tugas atau ga gitu, kalau ada saya suruh kerjain. Kalau anak-anak lagi ada tugas, ibu

yang menemani ya? Kadang ya saya temenin tapi kalau lagi pusing ga saya temenin,

kakanya aja yang nemenin. Kalau aktivitas dirumah bagaimana memantaunya bu?

Ya sama sih, paling saya tanya tadi mainnya sama siapa aja. Terus juga kan kalau di

rumah masih keliatan sama saya, jadi saya suka pantau langsung.

18. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Iya, yang penting baik buat mereka.

19. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Page 167: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban:Iya, tapi saya tetep ngarahin. Kaya kemarin nih nyari sekolah negeri dulu

misalnya yang gratis. Kalau pas S kan belum gratis waktu itu jadi yaudah disitu aja

deh dia maunya disitu, banyak temen-temennya juga yang masuk ke situ

20. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Jawaban: Iya, saya suruh bantu-bantu. Cape kalau ngerjain sendirian, jadi saya

minta tolong buat bantuin lagian juga emang harus belajar beres-beres rumah,

jangan sampai gak bisa apa-apa nanti.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: Ya paling “oh iya bagus”, udah begitu aja sih. Gak pernah kasih hadiah

apa-apa, gak ada uangnya.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Jawaban: Iya, kadang-kadang gitu sambil nonton TV bareng-bareng sambil ngobrol

sama anak-anak.

23. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: Gak pernah, liburannya nonton tv di rumah aja deh.

24. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Jawaban: Ya nyiapin makanannya, nganter dia pada sekolah gitu.

25. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Gak ada sih, Cuma kalau lagi ada tugas sekolah baru saya suruh belajar.

26. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: Paling saya marahin gitu, tapi bapaknya yang suka galak kalau marahin

anak-anak.

27. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Verbal aja, sesekali bapaknya sih yang mukul dikit gitu.

28. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Page 168: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Gak sih., tapi kalau ga dikerasin nanti anaknya begitu, takutnya kelewatan.

Page 169: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA

Nama Informan : Ibu 4

Tempat Tanggal Lahir : Majalengka, 07 Juni 1977

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Jalan Irigasi No. 11 RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama Bapak/ibu tinggal di RT. 01/010 Keluarahan Medan Satria,

Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Baru sekitar 1 tahunan. Sebelumnya ibu tinggal dimana? Oh sebelumnya

saya tinggal di kelapa satu, Cuma pindah kesini karena cari yang lebih murah tapi

ternyata sepi juga ya disini mah yang belinya sedikit.

2. Dari daerah mana Bapak/Ibu berasal?

Jawaban: Saya sama suami sama-sama dari Majalengka.

3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan

pendidikan tambahan selain pendidikan formal?

Jawaban: Saya sama suami mah sekolahnya cuma sampai SD, maklumlah orang

kampung. Apakah Ibu/Bapak pernah mengikuti kursus dan sebagainya? Ga pernah,

itu SD aja.

4. Apakah Bapak dan Ibu sama-sama bekerja?

Jawaban: Iya, Tapi Bapaknya kadang-kadang sih kalau ada panggilan aja. Serabutan

gitu lah ya sebutannya.

5. Apa pekerjaan Bapak/Ibu saat ini?

Jawaban: Bapaknya mah kadang-kadang. Saya dagang mie ayam disini. Kalau

suami ga nentu kerjanya, kalau lagi ada yang manggil aja. Kalau suami lagi di

rumah, ya bantuin saya dagang disini.

6. Berapakah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?

Jawaban: Penghasilannya ga nentu ya, kalau sepi paling 50.000 sehari. Soalnya

saya kan masih baru disini, jadi belum banyak yang tau.

Page 170: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

7. Apakah penghasilan yang Bapak dan Ibu peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan membiayai pendidikan anak?

Jawaban: Alhamdulillah aja, yang penting bisa buat sekolah anak-anak. Dicukup-

cukupin aja, kalau dibilang kurang mah, ya kurang aja gitu gaada cukupnya jadi

dibisa-bisain gitu.

8. Berapakah jumal anggota keluarga yang menjadi tanggungjawab keluarga?

No. Nama Anggota

Keluarga

Hubungan

dengan KK

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Jenis

Kegiatan

1. Bapak 4 Suami Laki-laki 44 Serabutan

2. Ibu 4 Istri Perempuan 42 Berdagang

Mie Ayam

3. 4.1 Anak Perempuan 17 Pelajar

4. 4.2 Anak Laki-laki 14 Pelajar

5. 4.3 Anak Laki-laki 2 -

9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai pendidikan anak?

Jawaban: Penting banget ya, pendidikan buat anak itu penting banget buat masa

depan anak. Buat saya pendidikan itu penting banget ya. Pendidikan anak di sekolah

sama di rumah sama-sama penting sih.

10. Apatujuan Bapak/Ibu dalam mendidik anak?

Jawaban: Ya saya maunya anak-anak bisa sukses, yang penting jangan ngikutin ibu

bapaknya.

11. Menurut Bapak/Ibu siapa yang paling berperan dalam hal mendidik anak?

12. Apakah Bapak/Ibu memberlakukan peraturan khusus kepada anak dan apakah anak-

anak mematuhi setiap peraturan yang telah dibuat?

Jawaban: Iya, ada aturannya kayak pulang sekolah ga boleh main kemana-mana.

Kalau main ga boleh pulang malem-malem.

13. Apakah ada peraturan yang memberatkan anak?

Jawaban: Ga lah, gaada.

Page 171: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

14. Siapakah yang paling berperan saat mengambil suatu keputusan di dalam keluarga?

Jawaban: Bapaknya, kan kepala keluarga.

15. Apakah Bapak/Ibu selalu mengawasi atau memperhatikan setiap aktivitas anak?

Jawaban: Ga juga sih kadang-kadang aja. Kalau yang besar suka mainnya dimana

bu? Yah dia mah paling juga main kemana sih, di daerah sini aja sih gitu ga suka

jauh-jauh namanya juga perempuan ya.

16. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memantau setiap aktivitas anak?

Jawaban: Paling nanya, tadi ngapain aja gitu. Tapi jarang banget itu juga.

17. Apakah Bapak/Ibu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan anak?

Jawaban: Iya saya dukung-dukung aja sih ya, yang penting baik buat dia gitu.

18. Apakah Bapak/Ibu memberikan kebebsasan kepada anak dalam memilih sekolah

atau dalam hal bergaul?

Jawaban: Iya sih saya mah saya bebasin aja, ga mau ngekang gitu istilahnya. Ya

paling mainnya kemana sih dia mah, sekitaran sini aja palingan. Jadi yang memilih

sekolah anak Ibu yah? Iyalah terserah dia aja mau kemana.

19. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apakah Bapak/Ibu melibatkan anak?

Jawaban: Iya, nyapu ngepel gitu bantui Ibunya. Tapi namanya juga anak ya harus

disuruh dulu baru mau.

20. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan hadiah/pujian kepada anak atas prestasi yang

dicapai anak?

Jawaban: Gak, ga punya duitnya.

21. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak

setelah pulang bekerja?

Jawaban: Iya, kan kerjanya juga di rumah jadi keliatan anak-anak pada main juga

tau.

22. Apakah Bapak/Ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak anak berlibur

bersama?

Jawaban: Duitnya gaada ah hehe

23. Bagaimana cara ibu memberikan perhatian kepada anak? Contohnya seperti apa?

Page 172: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Mungkin kaya nyuruh dia belajar kali ya. Saya juga kadang buatin mereka

sarapan sebelum berangkat sekolah.

24. Adakah pengaturan jam belajar anak?

Jawaban: Ga sih. Kalau anak-anak lagi belajar, Ibu menemani dan membantu anak

atau tidak? Ya paling nanya doang sih, kalau bantuin mah ga bisa lah ga ngerti saya,

kalau ngasih tau atau ngajarin ga mungkin karena pelajarannya susah. Pokoknya ga

mau yang SMP sama SMA ga pernah ngajarin ajahehe.

25. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika anak berbuat suatu kesalahan?

Jawaban: Diomong aja, dibilangin di nasehatin.

26. Dalam bentuk hukuman seperti apa yang Bapak/Ibu berikan kepada anak?

(hukuman secara fisik/ungkapanverbal)

Jawaban: Ungkapan Verbal

27. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu dalam pemberian hukuman apakah baik terhadap

perkembangan kepribadian anak?

Jawaban: Ga bagus sebenernya mah, tapi gimana lagi ya kalau ga dibilangin nanti

begitu lagi.

Page 173: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Transkip Wawancara Anak

Nama : 1.1

Usia : 10 Tahun

Waktu Wawancara : 12 Januari 2019 pukul 12:00

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Ya gitu dah, baik-baik aja. Kamu suka main sama temen-temen disini ga?

Iya suka sama yang di depan rumah, gak kemana-mana lagi takut diomelin mamah.

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak, biasa aja. Kamu kalau main biasanya sampai jam berapa? Jam

10.00, kan aku mainnya di depan rumah.

3. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak, aku ga ngejadwal.

4. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Nggak, mamah yang daftarin sendiri.

5. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak, aku belajarnya kadang-kadang aja kalau lagi mau.

6. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Iya. Contohnya gimana, kayak disuruh makan gitu yah? Iya. Kalau belajar

gimana? Iya disuruh belajar kalau malem sama disuruh ngerjain tugas tapi aku

kadang males. Kamu suka disuruh solat ga sama mamah? Iya disuruh, aku kan kalau

maghrib ke Mushollah sama temen-temen. Kalau ngaji? Iya suka juga, aku ikut

pengajian di depan setiap malem tapi sekarang guru-gurunya jarang dateng. Adik-

Page 174: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

adik ikut pengajian juga yah? Iya tapi dia mah sore kalau anak gedenya malem, anak

kecil sore.

7. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Jawaban: Baik. Kalau bapak pulang kerja suka ngajak kamu ngobrol ga? Iya

kadang-kadang.

8. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Jawaban: Ya gitu ka.

9. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Iya, suka diomelin mamah kalau ngomong kasar gitu.

10. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Marah-marah mamah mah. Tapi ga pernah mukul kan? Nggak.

11. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Iya. Nasehatin aja ya? Iya.

12. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Iya. Contohnya gimana? Ya dukung aja

13. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

Jawaban: Nyuruh aku makan, sekolah, solat sama ngaji.

14. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Iya. Kalau lagi libur bapak suka nanya-nanya sekolah kamu ga? Jarang,

tapi suka nyuruh-nyuruh. Nyuruh gimana? Iya kaya ambilin ini, beliin itu kayak

gitu.

15. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Kadang-kadang, kalau lagi ada motor. Biasanya kemana kalau pergi?

Cuma muter-muter aja di Taman Kelapa Satu. Semuanya diajak? Aku jarang ikut,

soalnya ga muat di motornya.

16. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Aku belum tau mau jadi apa.

17. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Page 175: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Iya tau, kan pulang sekolah aku ga pernah main jauh

18. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Iya bilang.

Page 176: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Transkip Wawancara Anak

Nama : 2.1

Usia : 17 Tahun

Waktu Wawancara : 18 Januari 2019 pukul 16:49

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Ya baik-baik aja sih ka. Kamu sering main sama tetangga disini atau ga?

Nggak sih ka, aku lebih suka di rumah kalau pulang sekolah juga langsung ke rumah

nonton tv atau baca novel.

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak ada, bebas aja gitu ka. Berarti tidak ada yang memberatkan kamu

yah? Iya ka, ga ada.

3. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak, aku ga ngejadwal.

4. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Nggak ka, ya aku nanti ikut-ikut aja. Kalau masalah sekolah gimana,

mamah yang nyuruh sekolah disana atau kamu yang milih sekolahnya? Aku.

5. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak, aku belajarnya kadang-kadang aja kalau lagi mau.

6. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Iya. Contoh perhatian mamah gimana? Ya mamah nyuruh makan sama

sekolah gitu.

7. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Page 177: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Baik-baik aja sih ka. Mamah sama bapak kalau pulang kerja suka ngajak

ngobrol ga? Nggak ka, biasanya mamah langsung tidur.

8. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Jawaban: Ya gitu-gitu aja ka. Mamah suka nyuruh kamu solat ga? Jarang sih ka,

mamah kan jarang di rumah. Kalau kamu mau main gitu, orang tua suka ngelarang

ga? Ya, mamah sih terserah aku yang penting jangan malem aja pulangnya.Oh gitu,

orang tua kamu kalau lagi ngasih tau kamu nih, bahasanya suka kasar gitu ga?

Nggak ka.

9. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Jarang ka.

10. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Ngomel-ngomel.

11. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Iya paling nasehatin aja gitu ka, biasa lah.

12. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Iya mamah dukung aku sekolah. Tapi mamah suka nanya kegiatan kamu

di sekolah ga? Nggak ka.

13. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

Jawaban: Paling kayak nyiapin aku makan kalau pagi ka, sama nyekolahin aku kali

yah. Kalau ke adik-adik gimana? Bapak suka nganter jemput IN sekolah ka, soalnya

masih kecil dan sekolahnya jauh kalau aku berangkat sekolahnya jalan kaki aja pagi-

pagi. Kalau J gimana? J juga jalan dulu sampe depan terus naik angkot deh.

14. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Jarang sih ka, soalnya kalau pulang mamah sama bapak langsung tidur.

Oh iya, mungkin capek ya seharian dagang? Iya ka, aku juga kadang udah tidur.

15. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Nggak pernah ka. Kalau mamah sama bapak lagi libur di rumah aja? Iya,

paling nonton TV terus tidur ya gitu-gitu aja ka.

Page 178: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

16. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Pengennya sih jadi itu ka yang kayak pembicara gitu di PBB, tapi itu sih

ketinggian banget ya ka. Wah hebat, gak kok kamu pasti bisa tapi orang tua kamu

tau ga cita-cita kamu apa? Nggak mamah mah ga tau.

17. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Jawaban: Nggak, jarang tau ka.

18. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Iya suka, kalau mamah lagi di rumah.

Page 179: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

PEDOMAN WAWANCARA ANAK

Nama : 3.1

Usia : 15 Tahun

Waktu Wawancara : 23 Januari 2019 pukul 16.35

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Baik-baik aja ka. Kamu suka main keluar sama teman disini ga? Nggak

sih ka, aku jarang main. Berarti di rumah aja yah? Iya ka. Biasanya kalau di rumah

ngapain aja? Ya paling aku nonton TV aja sih ka terus tidur.

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak. Oh gitu, berarti bebas aja ya? Iya ka.

3. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak bikin. Tapi kalau malem suka belajar kan? Iya kadang-kadang sih

ka, kalau ada tugas aja. Mamah suka nemenin ga? Nggak.

4. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Iya ka.

5. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak ka, kalau lagi pingin aja belajarnya. Kalau ga ada tugas biasanya

aku langsung tidur.

6. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Iya, kaya makan disiapin mamah terus berangkat sekolah juga aku dianter

mamah pulangnya dijemput. Oh gitu, berarti mamah perhatian banget ya? Iya ka.

Sama adik-adik juga begitu ga? Iya ka.

7. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Page 180: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Baik ka. Suka ngobrol sama mamah? Iya, aku suka cerita. Oh bagus

berarti ya? Iya.

8. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Jawaban: Biasa aja sih ka. Mamah ngebebasin kamu banget ga, kaya main

pulangnya boleh malem gitu? Nggak sih ka. Mamah sama Bapak suka keras ga

sama kamu? Nggak juga ka.

9. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Iya, mamah suka nanyain sih tadi di sekolah ngapain aja. Oh gitu, kalau ke

kaka sama ke adik-adik gimana? Iya sama apalagi si bontot, soalnya mamah takut

dia berantem di sekolah ka.

10. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Hmm mamah ngomel-ngomel. Tapi pernah ngebentak atau mukul kamu

ga? Nggak sih ka, paling bapak sih yang ngomelnya serem.

11. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Ungkapan verbal, kayak ngomel-ngomel.

12. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Iyah. Contohnya gimana? Iya itu kaya anter jemput aku sekolah, terus

banyak deh ka.

13. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

Jawaban: Perhatiannya mamah sama aku, nyiapin aku sama adik-adik makan dll.

14. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Iya. Kalau bapak suka ngajak kamu ngobrol ga? Iya ka, pas bapak pulang

kerja atau lagi libur.

15. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Jarang banget ka.

16. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Aku maunya sih jadi chef ka. Mamah tau ga kamu mau jadi chef? Iya

mamah tau, aku suka bikin kue sama mamah. Oh, mamah nyediain alat-alat untuk

Page 181: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

itu yah? Nggak ka, aku paling pake alat seadanya aja, pake panci dll. Wah bagus

banget, belajar buat kue-kue kecil dulu yah? Iyah ka hehe. Mamah dukung cita-cita

kamu ga? Iya dukung.

17. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Jawaban: Iya, aku sama mamah deket ka. Berarti mamah suka ngawasin kamu yah?

Iya kan deket.

18. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Iya suka, apalagi kalau ada kejadian lucu di sekolah.

Page 182: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Transkip Wawancara Anak

Nama : 4.1

Usia : 15 Tahun

Waktu Wawancara : 25 Januari 2019 pukul 17:00

Pertanyaan

1. Menurut kamu bagaimana kondisi lingkungan di RT.01/010 Kelurahan Medan

Satria, Kecamatan Medan Satria, Bekasi ini?

Jawaban: Baik ka

2. Apakah orang tua kamu membuat peraturan-peraturan khusus? Jika iya, contohnya

seperti apa?

Jawaban: Nggak sih ka. Kalau main biasanya sampai jam berapa? Kadang jam 9

atau jam 10. Bapak sama mamah ga nentuin kamu harus pulang jam berapa? Nggak.

3. Apakah kamu membuat jadwal kegiatan sehari-hari?

Jawaban: Nggak ka. Kamu belajarnya setiap malem atau gimana? Nggak sih ka, aku

belajar kalau ada tugas aja.

4. Apakah orang tua selalu melibatkan kamu dalam mengambil keputusan seperti

dalam hal memilih sekolah?

Jawaban: Jarang sih

5. Apakah kamu mempunyai waktu khusus untuk belajar atau mengerjakan tugas

sekolah?

Jawaban: Nggak ka, kalau lagi mau aja belajarnya.

6. Apakah kamu merasa diperhatikan oleh kedua orang tua? Jika iya, seperti apa

contohnya?

Jawaban: Biasa aja

7. Bagaimana hubungan yang terjalin antara kamu dengan orangtua di rumah?

Jawaban: Baik. Kamu suka ngobrol ga sama bapak kalau bapak lagi di rumah? Iya,

kadang-kadang.

8. Bagaimana cara orang tua mendidik kamu?

Page 183: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada

Jawaban: Gimana ya ka. Mamah suka minta kamu buat belajar nggak? Iya, kadang-

kadang ka. Kalau nyuruh solat? Iya ka.

9. Apakah orang tua selalu mengontrol perilaku kamu?

Jawaban: Jarang.

10. Bagaimana reaksi orang tua jika kamu melakukan kesalahan?

Jawaban: Marah-marah gitu. Marahnya keras atau gimana? Biasanya aja kaya

ngomel-ngomel gitu. Cuma marah aja yah? Iya ka.

11. Apakah orang tua kamu pernah memberikan hukuman dengan tangan/ungkapan

verbal?

Jawaban: Iya, kalau lagi salah paling dimarahin tapi ga pernah mukul

12. Apakah orang tua kamu memberikan dukungan? Bentuknya seperti apa?

Jawaban: Nganter aku sekolah

13. Bagaimana sikap orang tua dalam memberikan rasa kasih sayang kepada kamu?

14. Apakah orang tua kamu selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

kamu?

Jawaban: Kadang-kadang sih ka

15. Apakah orangtua kamu selalu meluangkan waktu untuk mengajak berlibur bersama?

Jawaban: Jarang banget ka.

16. Apakah cita-cita kamu di masa depan?

Jawaban: Aku masih bingung mau jadi apa.

17. Apakah orang tua mengetahui semua aktivitas kamu?

Jawaban: Nggak juga.

18. Apakah kamu suka menceritakan setiap hal yang kamu alami kepada kedua orang

tua kamu?

Jawaban: Kadang-kadang iya

Page 184: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 185: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 186: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 187: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 188: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 189: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 190: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 191: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 192: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 193: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada
Page 194: POLA PENDIDIKAN PADA KELUARGA DENGAN STATUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH . ABSTRAK ... pendidikan yang diberikan keluarga kepada