Upload
muthidite
View
7
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Pendahuluan
Poli(metil metakrilat) (PMMA) merupakan material yang paling sering digunakan
dalam konskruksi basis gigi tiruan sejak tahun 1936. Banyak cara telah diupayakan peniliti
unuk memperbaiki sifat mekanis poli(meti metakrilat).
Selama bertahun-tahun, prosedur curing telah dimodifikasi dengan pandangan untuk
memperbaiki sifat fisik dan mekanis material resin.
Bermacam-macam metode polimerisasi telah digunakan: panas, cahaya, kimia dan
energi microwave. Tehnik pemrosesan secara perebusan merupakan tehnik polimerisasi
konvensional yang paling sering digunakan. Meskipun banyak keuntungan diberikan tehnik
ini, seperti mudah, sederhana, dan efektifitas biaya, kerugian utamanya adalah membutuhkan
waktu yang lama.
Indian research secara ekstensif meneliti tehnik polimerisasi pressure cooker. Material
resin akrilik konvensional dapat digunakan untuk tehnik ini dan membutuhkan kurang dari 1
jam untuk berpolimerisasi serta menggunakam peralatan konvensional.
Studi sebelumnya telah menunjukkan perbandingan sifat fisik dan mekanis
polimesisasi pressure cooker dan tehnik perebusan.
Tidak terdapat studi Irak sebelumnya yang berhubungan dengan investigasi pengaruh
berbagai kondisi proses autoc;ave terhadap sifat akhir resin karilik.
Oleh karena itu, tujuan studi ini untuk menginvestigasi pengaruh durasi waktu proses
autoclave terhadap sifat fisik dan mekanis material basis gigi tiruan akrilik.
Material dan metode
Sebanyak 120 spesimen disiapkan, spesimen dikelompokan ke dlam: grup kontril
(Grup A) dimana resin akrilik diproses dengan tehnik pemrosesan secara perebusan
konvensional dan grup eksperimen dimana resin akrilik dibagi dalam Grup B(cepat) dan
Grup V(lambat). Tiap kelompok terdiri dari 40 spesimen.
Tiga pola metal berbeda disiapkan, spesimen berbentuk balok dengan dimensi (65mm
c 10mm x 2.5mm) panjang, lebar , ketebalan secara berurutan untun uji transverse strength
dan kekuatan oermukaan; lalu, spesimen berbentuk balok dengan dimensi (80mm x10mm x 4
mm) panjang, lebar, ketebalan secara beruurutan untuk uji impact strength; terakhir, spesimen
berbentuk dik dengan dimensi (30mmx3mm) dameter dan ketebalan secara berurutan untuk
uji porositas.
Menggunakan dental stone (Bluejey, Extra hard type IV, italy) sebagai material
pendam, kemudian pola metal diflasking.
Setelah pola metal dibuang, sikat lembut digunakan untuk memgoleskan CMS
(isodent, Spofa Dental, Czechoslovakian, Europe) ke permukaan cetakan stone yang
berkontak dgn akrilik. Bubuk dan likuid resin akrilik heat cure (Vertex, vertex-Dental oleh
J.v.Oldenbamevetin Zeist, Belanda) dicampur sesuai dengan perbandingan pada petunjuk
pabrik.
Spesimen dimasukan ke cetakan saat dough stage sesaui dengan metode
konvensional. Flask dicoba ditutup dan lalu terakhir ditutup dengan tekanan menggunakan
hydraulic press (Jerman); kemudian flask dijepit dengan klem (HANUA, Engineering corp.
U.S.A) dan siap untuk diproses.
Siklus pemrosesan curing teknik perebusan konvensional:
Untuk spesimen kontrol, curing diperoleh dengan menempatkan flask yang diklem ke
dalam perebusan terkendali secara termostatis (memmert, Jerman) dan dioeroses dengan
siklus kuring lambat (74oC selama 1.5 jan kemudian direbus selam 30 menit).
Siklus pemrosesan kuring teknik auticlave:
Untuk spesimen eksperimen, curing diperoleh dengan menempatkan flask yang
diklem kedalam autoclave otomatis (Tuttnauer 2540EA, Tyttnauer USA Co., NY, USA) dan
diperoses dengan siklus terprogram (Cepat 121OC/210Kpa, 15 mwnit dan Lambat
121OC/210Kpa, 30 menit). Sebelum menempatkan flask yang diklem kealam autoclave,
autoclave harus diratakan dan diratakan dan diisi. Kemudian flask yang diklem ditempatkan
ke dalam cetakan dan didorong masuk, kemudia ditutup dan pintu dikunci.
Siklusi curing cepat
Pada siklus ini, progrom dipilih dan dilakukan (Cepat 121OC). Tahap-tahap
pengoperasian autoclave termasuk membuangan udara, memasukan uap dan siklus sterilisasi
(termasuk tahap pemanasan, mempertahankan panas dan pendinginan). Autoclave
dioperasikan dan dimulai dengan memanaskan air hingga suhu dan tekanan ditingkatkan
sampai mencapai 121OC dan 210Kpa. Ketika suhu mencapai 121OC, suhu dan tekanan
dipertahankan secara otomatis selama 15 menit, kemudian uap secara otomatis habis dan
siklus terprogram selesai. Lepaskan kunci dan buka pintu, kemudian lepaskan klem pada
flask.
Siklus curing lambat
Pada siklusi ini, program dipilih dan dilakukan seperti siklus cepat. Autoclave
dioperasikan dan dimulai dengan pemanasan air, kemudia suhu dan tekanan ditingkatkan
hingga pencapai 121OC dan 210Kpa.
Ketika suhu mencapai 121OC, suhu dan tekanan dipertahankan secara otomatis
selama 30 menit pada 121OC dan 210Kpa, kemudian uap secara otomatis habis dan siklus
terprogram selesai. Lepaskan kunci dan buka pintu, kemudian lepaskan klem pada flask.
Seluruh spesimen diramoungkan dan dibersihkan dengan hati-hati berdasarkan
spesifikasi ADA no.12. Setelah itu, seluruh spesimen disimpan dalam air suling 37OC
dengan menggunakan incubator (Gallen bamp, Inggris) selama 48 jam.
Uji kekuatan Transversal
Jumlah total spesimen untuk uji kekuatan transversal adalah 30. Sepuluh spesimen
akrilik sebagai kontrol dan dua puluh spesimen akrilik untuk eksperimen. Tes ini diperoleh
dengan menggunakan mesin uji Instron (Instron corporation, 1122, canton massa), masing-
masing spesimen diposisikan pada alat lentur, terdiri dari 2 paralel pendukung terpisah 50
mm, skala beban penuh adalah 50kg, dan beban itu diaplikasikan dengan kecepatan puncak
silang 1mm/min oleh batang yang ditempatkan terpusat diantara pendukung membuat
defleksi terjadi hingga fraktur.
Kekuatan ikat tranversal dihitung dalam N/mm2 menggunakan rumus berikut:
Kekuatan tranversal= 3Pl/2bd2
P: adalah beban puncak dalam Newton
L: adalah panjang span dalam milimeter.
b: adalah lebar sempel dalam milimeter
d: adalah ketebalan sampel dalam milimeter
Uji kekuatan Impak
Jumlah total spesimen untuk uji kekuatan transversal adalah 30. Sepuluh spesimen
akrilik sebagai kontrol dan dua puluh spesimen akrilik untuk eksperimen. Uji kekuatan impak
didapatkan dengan alat penguji charpy tipe impak (IZOD CHARPY, mesin pengujo, Inc).
Spesimen didukung secara horizontal pada ujung-ujung alat tersebut dan diayun oleh
pendulum berayun bebas yang dilepaskan dari pertengahan tinggi yang ditetapkan. Sebuah
pendulum penguji dengan kapasitas 2 joule digunakan. Pembacaan skala menyajikan energi
impak yang diserap saat spesimen patah,dalam joule, ketika dihempaskan secara tiba-tiba.
Kekuatan impak spesimen dihitung dalam KJ/mm2 dengan persamaan: kekuatan impak=
E/b.dx105
E: adalah energi impak yang diserap dalam joule.
B: dalah lebar spesiment dalam milimeter
D: adalah ketebalan spesimen dalam milimeter
Uji kekuatan permukaan
Jumlah total spesimen untuk uji kekuatan transversal adalah 30. Sepuluh spesimen
akrilik sebagai kontrol dan dua puluh spesimen akrilik untuk eksperimen. Kekuatan
permukaan ditentukan menggunakan penguji kekuatan durometer (TH210, TIME grupu Inc.
Company, Italy.) berdasarkan spesifikasi ADA no.12 yang cocok dengan bahan resin akrilik.
Alat ini terdiri dari indentor berujung tumpul dengan diameter 0.88mm yang meruncing ke
silinder 1.66 mm. Indenter melekat pada skala digita yang menunjukan unit 0 sampai 100.
Metode yang biasa digunakan adalah dengan menekan dengan kuat dan cepat di indentor dan
merekam pembacaan maksimum sebagai shore"D", pengukuran kekerasan diambil langsung
dari pembacaan timbangan digital. Lima pembacaan dilakukan diantara dua lekukan
sepanjang spesimen yang berjarak 1 cm (area yang dipilih sama setiap spesimen), dan lima
rata-rata pembacaan dihitung.
Uji porositas
Jumlah total spesimen untuk uji kekuatan transversal adalah 30. Sepuluh spesimen
akrilik sebagai kontrol dan dua puluh spesimen akrilik untuk eksperimen. Spesimen direndam
dalam larutan tinta permanen waarna hitam selama 30 menit, kemudian dicuci selama 10
detik dan dikeringkan dengan kertas pengisap. Area permukaan diabatsi di tengah-tengah dan
diobservaso dibawah mikroskop cahaya40x (OLYMPUS, Jepang). Jumlah porus per area
ditentukan dan dihitung tiap spesiem.
Hasil studi ini dianalisa dengan metode statistik berikut: statistik dekriptif termasuk
nilai rata-rata, standar deviasi (SD). Statistik interferesial: ANOVA (tes analisa variasi one-
way) dugunakan untuk penilaian perbedaan antara lebih dari dua grup; LSD (iji Least
Significant Difference) digunakan unuk penilaian perbedaan antar grup.
Nilai-P lebih dari 0.05 secara statistik menunjukan nilai tidak signifikan (P<0.05)
sedangkan nilai P kurang dari 0.01 menunjukan nilai sangat signifikan (P<0.01).