Upload
arifsudarsono
View
532
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
masalah TG dan Asam Urat
Citation preview
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Penyakit
Meningkatnya kemakmuran masyarakat Indonesia yang disertai gaya hidup
santai (sedentary life style) dan perubahan pola makan, menyebabkan meningkatnya
berbagai penyakit akibat gizi lebih dan penyakit degeneratif (seperti jantung, diabetes
mellitus, kanker, osteoporosis, dan lain-lain) (Astawan, 2002). Pola makan tradisional
yang tinggi serat kasar dan rendah lemak berubah ke pola makan ke pola makan
baru, rendah serat kasar dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke
arah tidak seimbang. Perubahan pola makan disertai dengan kurangnya aktifitas fisik
menyebabkan masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2003).
Diet yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol akan dapat meningkatkan
kadar kolesterol darah sebesar 15-25 %. Hal ini disebabkan peningkatan
penimbunan lemak dalam hati, yang menimbulkan peningkatan jumlah asetil KOA
dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Bila keadaaan ini sampai melampaui
batas mekanisme kompensasi tubuh dalam metabolisme lemak tentunya akan dapat
menyebabkan kondisi yang disebut hiperkolesterolemia (Guyton, 1997).
Peningkatan kadar kolesterol ini sangat berbahaya bagi tubuh. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan
resiko PJK sangat kuat. Penelitian genetik, eksperimental, epidemiologis dan klinis
menunjukkan dengan jelas bahwa peningktan kadar kolesterol total mempunyai
peran penting pada patogenesis PJK (Suyono, 1996).
Gout (Pirai) merupakan penyakit kelainan metabolisme purin yang
mengakibatkan peradangan sendi dengan pembengkakan sendi, biasanya sendi
lutut dan kaki. Gout ditandai dengan hiperuricemia dan penimbunan kristal asam urat
di jaringan persendian dan dapat juga terjadi di ginjal, tulang rawan dan jaringan
lainnya (Lestiani, 2000)
Gout jarang ditemukan pada perempuan. Sekitar 95% kasus adalah pada
laki-laki. Gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada
prevalensi familial dalam penyakit gout yang mengesankan suatu dasar genetik dari
penyakit ini. Namun ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penyakit ini, termasuk
diet, berat badan dan gaya hidup (Carter, 2006).
Terdapat dua jenis gout; (1) gout primer: produksi asam urat berlebih atau
ekskresinya berkurang, (2) gout sekunder: dapat disebabkan oleh toksin atau obat
yang mengakibatkan ekskresi asam urat menurun dan mencetuskan serangan akut,
seperti obat golongan salisilat, deuretik dan timah. Gejala gout biasanya akut: yang
sakit sekali, panas, merah, disertai dengan pembengkakan sendi yang diserang.
Diantara serangan biasanya tanpa gejala, dan kemudian akan timbul kembali secara
berulang sehingga menimbulkan gambaran poliatritis (Lestiani,2000).
Dalam kasus ini yang diderita Ny. Udayani adalah hiperkolesterolemia dan
kecenderungan gout. Penatalaksanaan diet yang tepat sangat dibutuhkan agar
tercapai kondisi kesehatan yang optimal disertai dengan aktifitas fisik secara rutin.
Pemberian edukasi / konsultasi gizi kepada pasien diharapkan dapat merubah pola
hidup pasien terutama mengenai pola makan dan kebiasaan aktifitas fisik, dengan
demikian diharapkan dapat tercapai berat badan ideal, kadar kolesterol dan kadar
asam urat normal.
1.2 Identitas Pasien
1.2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. U
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl Ir. Rais IX/62 Malang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tgl konsultasi : 25 Maret 2008
1.2.2 Data Subyektif
1.2.3 Data Riwayat Nutrisi
Dahulu
a. Pasien mempunyai kebiasaan makan 3x sehari.
b. Pasien tidak memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan.
c. Pasien memiliki kebiasaan minum teh manis setiap bangun tidur untuk
menghilangkan pusing yang dialami setiap bangun tidur.
d. Pasien suka nyemil keripik dan gorengan serta sering jajan bakso, mie
pangsit, dll.
e. Suka makan sayur dan buah-buahan.
Sekarang
Masih sama seperti pola makan dahulu.
Tabel 1.1 Hasil Recall Makanan Pasien Tanggal 25 Maret 2008
Jenis Bahan Makanan Pagi Siang Sore
Nasi /penukar
Daging/penukar
Tempe/penukar
Sayur/penukar
Minyak/penukar
Buah
Gula
100 gr
-
-
70 gr
30 gr
100 gr
10 gr
100 gr
30 gr
30 gr
100 gr
10 gr
85 gr
-
100 gr
60
-
100 gr
5 gr
100 gr
1.2.4 Data Riwayat Penyakit
Dahulu
Berdasarkan hasil anamnesa diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat
hipertensi namun sekarang tidak diperiksa besarnya tensi oleh dokter,
terakhir periksa sebelum ini (15 Maret 2008) tekanan darah sudah turun.
Pada tahun 2004 pernah menjalani pengobatan syaraf berkaitan dengan
bahu kanan yang tidak dapat digerakkan dan sudah dikatakan sembuh.
Sekarang
Pasien didiagnosa menderita hiperkolesterolemia dan asam urat cenderung
tinggi.
1.2.5 Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan suami beliau seorang
guru. Penyediaan mkanan di rumah dilakukan oleh pembantu. Pasien jarang
melakukan olah raga.
1.2.6 Data Obyektif
1.2.6.1 Data Antropometri
BB = 66 kg
TB = 155cm
BBI = (155 – 100)-5,5
= 49,5
IMT = 27,4 (status gizi lebih)
BEE = 655,1 + 9,66(BB) + 1,85(TB) – 4,68(U)
= 655,1 + 9,66(49,5) + 1,85(154) – 4,68(53)
= 655,1 + 478,17 + 284,9 – 248,04
= 1134,13
TEE = 1213,6 x 1,3
= 1474,36 kkal 1500 kkal
Kebutuhan Protein = (15% x 1500)/ 4
= 58,6 g
Kebutuhan Lemak = (20% x 1500)/ 9
= 34,7 g
Kebutuhn Kh = (65% x 1500)/4
= 253,8 g
1.2.6.2 Data Hasil Pemeriksaaan Fisik dan Klinis
Hasil pemeriksaan fisik klinis pasien dapat dilihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Data Fisik Klinis Pasien
Pemeriksaan 10/09/07
Keadaan
Umum
Cukup
Kesadaran Baik
Keluhan kepala berat
1.2.7 Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap pasien dapat dilihat
pada Tabel 1.3
Tabel 1.3 Data Laboratorium
No PemeriksaanHasil tgl
25-03-2008 Nilai Normal
1 Kolesterol 251 <200 mg/dl
2 HDL 42 >45 mg/dl
3 LDL 183 <150 mg/dl
4 Trigliserida 131 <150 mg/dl
5 Asam urat 6,64 3,3 – 7 mg/dl
BAB IINUTRITIONAL CARE PROSES (NCP)
Nama : Ny. U Usia : 53 th Hari ke: 1Jenis Kelamin : perempuan tgl : 25-04-2008Diagnosa Medis : Hiperkolesterolemia, hiperuricemia
Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervensi Nutrition Monitoring EvaluasiData dasar Sintesa
DataIdentifikasi Masalah
Klasif Masalah
Ctt Rencana Terapi Target Terapi
Ctt
Ukuran Hasil terapi
Evaluasi Hasil terapiAssessm
entPlan Ctt
AntropometriBB : 66 CmTB : 155 CmBBI : (155-100)-5,5 = 49,5 kg IMT : 27,4 Status Gizi : Gizi lebih BiokimiaTgl 25 maret 2008Kolesterol:251 mg/dl (N :<200 mg/dl)LDL : 183 mg/dlHDL : 42 mg/dlTG: 131 mg/dl (N <150 mg/dl)Asam urat: 6,64 mg/dl (N : 4-7 mg/dl)GD sesaat : 96
AntropometIMT : 27,4Status gizi lebih(overweight)
BiokimiaKolesterol 251 ()LDL 183 ()HDL 42 ()Asam urat 6,64 (cenderung,normal 3-7)
P:Overweight E: Pola makan yang salahS: IMT 27,4, kebiasaan makan bakso dan mie pangsit untuk camilan hampir setiap hari.
P: perubahan zat gizi berkaitan dgn nilai lab E: gangguan metabolisme lemak dan purinS: kolestrol 251LDL183 HDL 42
NC 2.2
FNCP
Tujuan diet:1. Menurunkan berat
badan mencapai berat badan ideal.
2. Menurunkan asupan kolesterol makanan, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah
3. Menurunkan kadar asam urat mencapai normal.
4. Mencapai kondisi kesehatan optimal.
Prinsip Diet:Diet rendah energi, rendah kolesterol rendah purin.
Syarat Diet1. Energi rendah untuk
Konsumsi E,P,L,Kh,kolesterol dan serat 100%±10%
Pasien mematuhi petunjuk diet yang diberikan
FNCP
Recall 25-03-2008E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)
Pasien masih mengkonsumsi sayuran
Konsumsi energi dan zat gizi lain serta kepatuhan pasien masih kurang
Target terapi tetap
Motivasi untuk tidak mengkonsumsi makanan yg dilarang
FNCP
Data Fisik KlinisTgl 25 Maret 2008KU: baikKeluhan : kepala berat
Pasien jarang olah raga.
Riwayat Penyakit dahuluPasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan syaraf
Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh kepala berat Riwayat Nutrisi DahuluKebiasaan makan 3 x sehari.Suka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dllPunya kebiasaan minum teh manis (gula 3sdm)satu kali setiap pagi sebelum beraktifitas
Riwayat Nutrisi SekarangHasil recall tanggal 25-03-2008:
Fisik klinisPunya riwayat HT dan penyakit saraf
DietarySuka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dll
Kebiasaan jarang olah raga
Intake Zat gizi tgl 25-3-2008:E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)
Asam urat 6,64 cenderungG2pp 126 cenderung
P: pola makan salahE: kurangnya pengetahuan tentang giziS: sukamakananbersantan,ngemil kripik,gorenganbakso, mie pangsit,dll
NB 1.5
mencapai berat badan ideal.
2. Protein cukup, 15% dari total energi = 56 g. Pilih dr sumber yg bernilai biologis tinggi yaitu protein hewani.
3. Lemak 20% dari total energi = 33,33 g. 10% dari lemak jenuh, 10-15% dari lemak tak jenuh. Kolesterol rendah <300 mg/hr.
4. Karbohidrat 65% dari total energi = 243,754 g. Pilih terutama karbohidrat kompleks.
5. Hindari bahan makanan tinggi purin (>150mg/100g)
6. Tinggi serat (>25g)untuk membantu pengeluaran kolesterol. Terutama serat larut.
7. Vitamin dan mineral cukup.
8. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan, rata-rata 2 – 2 ½ liter per hari.
Perhitungan kebutuhan Energi:BEE=655,1+9,66(BB)+1,85(TB) – 4,68(U)=655,1+9,66(49,5)+1,85(154)
tinggi purin dan penggunaan minyak yg melebihi aturan dietnya
E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)
– 4,68(53) =655,1+478,17+284,9-248,04= 1134,13 TEE=213,6x1,3=1474,36 1500 kkalP (15%x1500):4 = 56 g L :(20%x1500):9= 33,33 g KH :(65%x1500):4 = 243,75 g
Pemberian edukasi/ konsultasi GiziTujuan : pasien mengerti dan memahami tentang diet Hiperkoleserol dan Hiperuricemia serta mau merubah merubah kebiasaan makannya sesuai dengan anjuran dietSasaran: pasien dan keluargaMetoda: ceramah dan konsultasiMateri : diet hiperkolesterol dan hiperuricemia, makanan yang boleh dan tidak boleh untuk serta ukurannyaSarana: Leaflet Evaluasi : tanya jawab secara lisan.
Hari ke 2
Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervensi Nutrition Monitoring EvaluasiData dasar Sintesa
DataIdentifikasi Masalah
Klasif Masalah
Ctt Rencana Terapi Target Terapi
Ctt Ukuran Hasil terapi
Evaluasi Hasil terapiAssessme
ntPlan Ctt
AntropometriBB : 66 CmTB : 155 CmBBI : (155-100)-5,5 = 49,5 kg IMT : 27,4 Status Gizi : Gizi lebih BiokimiaTgl 25 maret 2008Kolesterol:251 mg/dl (N :<200 mg/dl)LDL : 183 mg/dlHDL : 42 mg/dlTG: 131 mg/dl (N <150 mg/dl)Asam urat: 6,64 mg/dl (N : 4-7 mg/dl)GD sesaat : 96G2PP : 126
Data Fisik KlinisTgl 26 Maret 2008KU: baikKeluhan :-
Pasien jarang olah raga.
Riwayat Penyakit dahuluPasien mempunyai
AntropometIMT : 27,4Status gizi lebih(overweight)
BiokimiaKolesterol 251 ()LDL 183 ()HDL 42 ()Asam urat 6,64 (cenderung)G2PP 126 ()
Fisik klinisPunya riwayat HT dan penyakit saraf
DietarySuka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie
P:Overweight E: Pola makan yang salahS: IMT 27,4, kebiasaan makan bakso dan mie pangsit untuk camilan.
P: perubahan zat gizi berkaitan dgn nilai lab E: gangguan metaboisme lemak dan purinS: kolestrol 251LDL183 HDL 42 Asam urat 6,64 cenderungG2pp 126 cenderung
P: pola makan salahE: kurangnya pengetahuan tentang giziS: sukamakananbersantan,ngemil
NC 2.2
NB 1.5
FNCP
Tujuan diet:1. Menurunkan berat badan
mencapai berat badan ideal.
2. Menurunkan asupan kolesterol makanan, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah
3. Menurunkan kadar asam urat mencapai normal.
4. Mencapai kondisi kesehatan optimal.
Prinsip Diet:Diet rendah energi, rendah kolesterol rendah purin.
Syarat Diet1. Energi rendah untuk
mencapai berat badan ideal.
2. Protein cukup, 15% dari total energi = 56 g.
3. Lemak 20% dari total energi = 33,33 g. 10% dari lemak jenuh, 10-15% dari lemak tak jenuh. Kolesterol rendah <300 mg/hr.
4. Karbohidrat 65% dari total energi = 243,754 g
Konsumsi E,P,L,Kh,kolesterol dan serat 100%±10%
Pasien mematuhi petunjuk diet yang diberikan
FNCP
Recall 26-03-2008:E:1644 (109%)P: 75,4 (134%)L: 45 (135%)KH: 240 (98,5%)Kolest:24 mg (0.8%)Serat: 37,9 g (123%)
Pasien masih mengkonsumsi sayuran tinggi purin dan penggunaan minyak yg melebihi aturan dietnya
Konsumsi protein dan lemak melebihi kebutuhan serta kepatuhan pasien masih kurang
Target terapi tetap
Motivasi pasien untuk ematuhi diet yang telah ditetpkan
FNCP
riwayat penyakit hipertensi dan syaraf Riwayat Nutrisi DahuluKebiasaan makan 3 x sehari.Suka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dllPunya kebiasaan minum teh manis setiap pagi sebelum beraktifitas
Riwayat Nutrisi SekarangMasih sama seperti dulu.Hasil recall tanggal 25-03-2008:E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)
pangsit dll
Kebiasaan jarang olah raga
Intake Zat gizi tgl 25-03-2008:E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)
kripik,gorenganbakso, mie pangsit,dll
5. Hindari bahan makanan tinggi purin (>150mg/100g)
6. Tinggi serat (>25g)untuk membantu pengeluaran kolesterol.
7. Vitamin dan mineral cukup.8. Cairan disesuaikan dengan
urine yang dikeluarkan, rata-rata 2 – 2 ½ liter per hari.
Perhitungan kebutuhan Energi:BEE=.655,1+9,66(54)+1,85(154)–4,68(53)=1213,6 kkalTEE= 1213,6 x1,1 x 1,3 = 1735,4 kkal Koreksi BB 10% = 173,54kkalJadi total energi yang dibutuhkan 1735,4-173,54 = 1561,86 kkal. 1500 kkalP (15%x1500):4 = 56 g L :(20%x1500):9= 33,33 g KH :(65%x1500):4 = 243,75 g
Pemberian motivasi untuk mematuhi diet yang telah diberikan
Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervensi Nutrition Monitoring EvaluasiData dasar Sintesa
DataIdentifikasi Masalah
Klasif Masalah
Ctt Rencana Terapi Target Terapi
Ctt
Ukuran Hasil terapi
Evaluasi Hasil terapiAssessment
Plan Ctt
AntropometriBB : 66 CmTB : 155 CmBBI : (155-100)-5,5 = 49,5 kg IMT : 27,4 Status Gizi : Gizi lebih BiokimiaTgl 25 maret 2008Kolesterol:251 mg/dl (N :<200 mg/dl)LDL : 183 mg/dlHDL : 42 mg/dlTG: 131 mg/dl (N <150 mg/dl)Asam urat: 6,64 mg/dl (N : 4-7 mg/dl)GD sesaat : 96G2PP : 126
Data Fisik KlinisTgl 26 Maret 2008KU: baikKeluhan :-
Pasien jarang olah raga.
Riwayat Penyakit
AntropometIMT : 27,4Status gizi lebih(overweight)
BiokimiaKolesterol 251 ()LDL 183 ()HDL 42 ()Asam urat 6,64 (cenderung)G2PP 126 ()
Fisik klinisPunya riwayat HT dan penyakit saraf
DietarySuka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan
P:Overweight E: Pola makan yang salahS: IMT 27,4, kebiasaan makan bakso dan mie pangsit untuk camilan.
P: perubahan zat gizi berkaitan dgn nilai lab E: gangguan metaboisme lemak dan purinS: kolestrol 251LDL183 HDL 42 Asam urat 6,64 cenderungG2pp 126 cenderung
P: pola makan salahE: kurangnya pengetahuan tentang giziS: sukamakanan
NC 2.2
NB 1.5
FNCP
Tujuan diet:5. Menurunkan berat
badan mencapai berat badan ideal.
6. Menurunkan asupan kolesterol makanan, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah
7. Menurunkan kadar asam urat mencapai normal.
8. Mencapai kondisi kesehatan optimal.
Prinsip Diet:Diet rendah energi, rendah kolesterol rendah purin.
Syarat Diet9. Energi rendah untuk
mencapai berat badan ideal.
10. Protein cukup, 15% dari total energi = 56 g.
11. Lemak 20% dari total energi = 33,33 g. 10% dari lemak jenuh, 10-15% dari lemak tak jenuh. Kolesterol rendah <300
Konsumsi E,P,L,Kh,kolesterol dan serat 100%±10%
Pasien mematuhi petunjuk diet yang diberikan
FNCP
Recall Recall 27-03-2008:E:1688 (112%)P: 64,4 (119%)L: 40 (120%)KH: 276 (113%)Kolest:110 mg (36%)Serat: 26 g (100%)
Pasien masih mengkonsumsi sayuran tinggi purin dan penggunaan minyak yg melebihi
Konsumsi energi protein dan lemak melebihi kebutuhan serta kepatuhan pasien masih kurang
Target terapi tetap
Motivasi pasien untuk ematuhi diet yang telah ditetpkan
FNCP
dahuluPasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan syaraf Riwayat Nutrisi DahuluKebiasaan makan 3 x sehari.Suka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dllPunya kebiasaan minum teh manis setiap pagi sebelum beraktifitas
Riwayat Nutrisi SekarangMasih sama seperti dulu.Hasil recall tanggal 26-03-2008:E:1644 (109%)P: 75,4 (134%)L: 45 (135%)KH: 240 (98,5%)Kolest:24 mg (0.8%)Serat: 37,9 g (123%)
bakso, mie pangsit dll
Kebiasaan jarang olah raga
Intake Zat gizi tgl 26-03-2008:E:1644 (109%)P: 75,4 (134%)L: 45 (135%)KH: 240 (98,5%)Kolest:24 mg (0.8%)Serat: 37,9 g (123%)
bersantan,ngemil kripik,gorenganbakso, mie pangsit,dll
mg/hr. 12. Karbohidrat 65% dari
total energi = 243,754 g13. Hindari bahan
makanan tinggi purin (>150mg/100g)
14. Tinggi serat (>25g)untuk membantu pengeluaran kolesterol.
15. Vitamin dan mineral cukup.
16. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan, rata-rata 2 – 2 ½ liter per hari.
Perhitungan kebutuhan Energi:BEE=.655,1+9,66(54)+1,85(154)–4,68(53)=1213,6 kkalTEE= 1213,6 x1,1 x 1,3 = 1735,4 kkal Koreksi BB 10% = 173,54kkalJadi total energi yang dibutuhkan 1735,4-173,54 = 1561,86 kkal. 1500 kkalP (15%x1500):4 = 56 g L :(20%x1500):9= 33,33 g KH :(65%x1500):4 = 243,75 g
Pemberian motivasi untuk mematuhi diet yang telah diberikan
aturan dietnya
2.2 PENJELASAN NUTRITION INTERVENSI (edukasi)
2.2.1 Tujuan Umum:
Memberikan edukasi kepada pasien tentang pengaturan diet seimbang untuk
menurunkan kadar kolesterol dan asam urat serta pentingnya aktifitas fisik
rutin.
2.2.2 Tujuan Khusus:
1. Pasien mengerti dan mengetahui tentang penyakit hiperkolesterol, serta
peranan makanan sebagai salah satu terapi dalam menangani masalah
hiperkolsterol.
2. Pasien dan keluarganya mengerti dan mengetahui tentang penyakit
hiperuricemia kaitannya dengan makanan tinggi purin.
3. Pasien dan keluarganya mengetahui tentang makanan yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi serta yang dibatasi agar kadar kolesterol dan asam urat
mencapai normal.
4. Pasien diharapkan mematuhi program diet yang dianjurkan , dan
menjalankan program diet ini tidak hanya dalam waktu tertentu, tetapi
menjadikan program diet ini sebagai pola konsumsi seterusnya.
5. Diharapkan dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan program diet ini,
kadar kolesterol darah menjadi normal, kadar asam urat normal dan berat
badan ideal.
2.2.3 Materi
Materi edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi:
1. Penjelasan penyakit hiperkolesterol dan hiperuricemia (gout) kaitannya
dengan konsumsi makanan tinggi kolesterol dan tinggi purin.
2. Pentingnya pengaturan diet sebagai salah satu terapi penanganan
hiperkolesterolemia dan asam urat tinggi (hiperuricemia)
3. Sumber-sumber bahan makanan yang dianjurkan dan yang dihindari untuk
dikonsumsi, seperti tertera dalam Lampiran 5.
4. Fungsi serat dalam menurunkan kadar kolesterol darah serta sumber bahan
makanannya.
5. Penjelasan mengenai bahan makanan penukar.
6. Penjelasan tentang pentingnya aktifitas fisik secara rutin 3 kali sehari, 1 jam
setelah makan, selama 10-15 menit.
Materi edukasi :
1. Hiperkolesterol
Hiperkolesterol merupakan salah satu jenis penyakit dislipidemia.
Dislipidemia adalah suatu gangguan metabolesme lipid yang menyebabkan
peningkatan / pengurangan kadar lipid dalam darah. Secara klinis dislipidemia dapat
berupa:
1. Hiperkolesterolemia
2. Hipertrigliseridemia
3. Kombinasi hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia
4. Isolated hipo high density lipoprotein / rendahnya kadar HDL
Klasifikasi / tipe dislipidemia
Ada 2 jenis dislipidemia yang ditinjau dari penyebabnya, yaitu dislipidemia primer
dan dislipidemia sekunder.
a. Dislipidemia primer (bersifat herediter)
Dislipidemia primer adalah keadaan peningkatan kadar lemak darah yang
tidak ada hubungannya dengan penyakit lain, melainkan karena adanya keadaan
abnormalitas genetik (herediter). Biasanya pada dislipidemia ini selain peningkatan
kadar lemak darah juga ditemukan xantomatosis yang khas.
Menurut Arief Mansjoer, 2001, secara umum pembagian dislipidemia primer
adalah sebagai berikut:
Familial Hyperkolesterolemic (FH). Kelainan ini bersifat autosomal dominan
dan terdapat dalam homozigot maupun heterozigot. Hiperkolesterolemia
familial homozigot menyebabkan penyakit kardiovaskular dan stenosis aorta
pada masa anak-anak dan dewasa muda. Hiperkolesterolemia timbul karena
peningkatan kadar kolesterol LDL yang disebabkan oleh kelainan fungsi dan
jumlah reseptor LDL. Pada hiperkolesterolemia familial heterozigote biasanya
kadar kolesterol bervariasi antara 350 – 460 mg/dl dan bila nilai >300 mg/dl
pada dewasa atau > 260 mg/dl pada usia dibawah 16 tahunperlu dicurigai
diagnosis hiperkolesterolemia familial. Diagnosis dapat dibuat pada saat
kelahiran dengan menggunakan darah yang berasal dari umbilikus. Kadar
trigliserida darah normal atau meningkat.
Hiperkolesterolemia poligenik. Keadaan ini merupakan hiperkolesterole-mia
yang paling sering ditemukan (labih dari 90%) yang merupakan interaksi
antara kelainan gen yang paling multipel, nutrisi, faktor-faktor lingkungan
lainnya serta mempunyai lebih dari satu dasar metabilok. Hiperkolesterolemia
biasanya ringan atau sedang dan tidak ada xantoma.
Peningkatan kolesterol HDL. Kadar kolesterol tinggi dapat mengakibatkan
hiperkolesterolemia ringan. Keadaan ini tidak memerlukan terapi dan disebut
longevity syndrome Kadar lipoprotein lainnya normal. Keadaan ini terdapat
pada wanita menopause yang menerima terpi esterogen pengganti, bisa juga
familial ata karena minum obat perangsang mikrosom (misalnya fenitoin dan
fonobarbital).
Peningkatan apoprotein B. Pada beberapa penelitian ditemukan peningkatan
kadar apoprotein B pada paling banyak pasien penyakit kardiovascular.
b. Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia sekunder adalah peningkatan kadar lipida darah yang
disebabkan oleh suatu penyakit tertentu. Dislipidemia sekunder merupakan suatu hal
yang reversibel, dengan kata lain dislipidemia ini merupakan penyakit atau keadaan
lain sehingga bila kondisi itu diperbaiki maka dislipidemia akan sembuh. Bila kelainan
primernya membaik, dislipidemia akan hilang, yang sering menimbulkan dislipidemia
sekunder adalah: obesitas, Alkoholisme, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes
mellitus, tiroid, penyakit chusing (mansjoer,2000)
Menurut Lukito (2000), dislipidemia sekunder umumnya disebabkan oleh
penyakit-penyakit dasar sebagai berikut:
Gagal ginjal
Sindroma nefrotik
Diabetes mellitus
Sepsis
Hipotiroidism
Serosis hati
Patofisiologi
Menurut Widjaja Lukito, 2000, dengan pendekatan nutrisi, dislipidemia terjadi
melalui mekanisme:
Asupan makanan. Pada umumnya makanan padat energi (khususnya energi
dari lemak) dapat menyebabkan dislipidemia. Makanan padat energi yang
sering dikonsumsi dan erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup antara
lain:
1. Daging berlemak
2. Junk foods
3. Soft drinks (khusus yang menggunakan gula)
4. Mentega/margarine/krim/santan
5. Alkohol (termasuk alkohol tradisional seoerti tuak, dll)
6. Konsumsi gula berlebihan
7. Konsumsi minyak berlebihan
8. Nutrisi enteral dengan pemberian formula yang tidak sesuai dengan
kapasitas metabolisme lipid.
9. Nutrisi parenteral : pemberian preparat lemak melebihi batas
kemampuan lipid clearence.
Melalui mekanisme asupan makanan, dislipid sering dikaitkan denga
rendahnya asupan serat makanan (sayur mayur, buah-buahan, kacang-
kacangan) terutama apabila disertai dengan konsumsi makanan padat energi.
Dislipid juga erat kaitannya dengan gaya hidup yang salah seperti :
1. Merokok
2. Konsumsi alkohol berlebihan
3. Kurang aktifitas fisik
Asupan Zat Gizi
Asupan zat-zat gizi dibawah ini dapat menyebabkan dislipidemia:
1. Asam lemak jenuh, dan asam lemak tidak jenuh trans
2. P/S rasio <1
3. Defisiensi biotin
Gangguan Komposisi Tubuh
Gangguan komposisi tubuh seperti:
1. Morbid (obesity)
2. Obesitas sentral (abdomen obesity)
3. Prader-Willie syndrome
Gangguan Metabolisme lipid
Gangguan metabolisme lipid meliputi:
1. Hiperkilomikronemia
2. Defisiensi enzim lipoprotein lipase
3. Defisiensi reseptor LDL
Manajemen Nutrisi pada Hiperkolesterol
Anjuran Gizi pada Hiperkolesterol
Hindari makanan yang tinggi lemak, seperti:
1. Gorengan
2. Daging berlemak termasuk sosis
3. Krim, margarin, keju, susu reguler, es krim (reguler)
4. Kulit hewan
5. Fast food
6. Kue-kue
Kurangi makanan sumber kolesterol seperti:
1. Jerohan
2. Otak
3. Kuning telur
Bila menggunakan minyak sebaiknya menggunakan minyak
monounsaturated dan poliunsaturated
Konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara teratur. Buah-buahan
sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan segar (bukan olahan)
Hindari konsumsi gula yang berlebihan
Pertahankan berat badan ideal .
Hindari rokok
Hindari alkohol
Pertahankan aktifitas fisik secara teratur.
Petunjuk Praktis Diet Rendah Lemak
Buah-buahan paling sedikit 2-3 buah per hari
Berbagai macam sayuran (hijau, kuning, oranye dan jenis akar-akaran)
sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah cukup banyak (3-4 porsi sehari) dan
perhatikan cara memasak.
Berbagai macam serealia seperti: beras, oat, roti bisa dikonsumsi 3 kali
sehari dengan porsi sesuai kebutuhan.
Ikan sebaiknya dikonsumsi 2 kali per minggu, bila perlu lebih, perhatikan cara
memasak.
2. Gout / Pirai
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik,
sekurang-kurangnya ada sembilan gangguan, yang ditandai oleh menigkatnya
konsentrasi asam urat (hiperuricemia). Gout dapat bersifat primer maupun sekunder.
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat melalui urine. Gout sekunder
disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam
urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obatan tertentu
(Carter, 2006).
Gejala
Gejala gout biasanya akut : yang sakit sekali, panas, merah, disertai
pembengkakan sendi yang diserang. Diantara serangan biasanya tanpa gejala, dan
kemudian akan timbul kembali secara berulang, sehingga menimblkan gambaran
poliatritis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terrjadinya kenaikan asam urat darah
antara lain: obesitas, obat anti hipertensi, NIDDM, hiperinsulinisme, hiperlipidemi,
masukan alkohol yang berlebihan dan kemoterapi (Lestiani, 2000).
Manajemen Nutrisi
Menurut Andry Hartono, 2000, manajemen nutrisi pada penderita gout adalah
sebagai berikut:
Karena asam urat lebih mudah larut dalam urin yang alkalis, diet rendah purin
harus banyak mengandung karbohidrat dan sedikit lemak dengan jumlah
cairan yang memadai guna membantu mengeluarkan kelebihan asam urat.
Kandungan lemak yang tinggi dalam makanan akan menimbulkan asidosis,
karena pembentukan keton bodies yang terdiri dari; asam asetoasetat, asam
hidroksibutirat, dan aseton, yang membuat urine lebih asam sehingga
menyulitkan ekskresi asam urat.
Minum minuman tradisional seperti larutan kunyit dan temulawak yang
menjadi curcumin dapat mengurangi reaksi imflamasi pada sendi.
Batasi makanan tinggi purin, pada keadaan akut hindari masukan purin
sekitar 100 – 150 mg / hari.
Hindari alkohol
Daftar kandungan purin pada bahan makanan dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu:
Kelompok I (0-50 mg purin/100g)
Buah-buahan, jus buah, sayuran kecuali yang ada pada kelompok 2, telur
susu, teh.
Kelompok 2 (50 – 150 mg/100g)
Biji-bijian, kacang-kacangan, kembang kol, asparagus, bayam, jamur, produk
tepung, ayam, bebek, daging sapi, daging kambing, daging babi, ikan (kecuali
pada kel 3), tiram, kerang.
Kelompok 3 (150 – 800 mg/100g)
Otak, ginjal, hati, ikan hering, macarel, produk daging, kaldu, sardin, kerang
kipas.
2.2.4 Sasaran
Sasaran edukasi adalah pasien dan keluarga yaitu suami, serta pembantu yang
menyiapkan makanan pasien.
2.2.5 Metode
Metode yang dilakukan adalah:
1. Wawancara
2. Konsultasi
3. Tanya jawab
4. Home visite
2.2.6 Tempat
Tempat edukasi pertama dilaksanakan di Poli Konsultasi Gizi RS Militer di Kota
Malang. Namun untuk edukasi selanjutnya dilakukan di kediaman pasien di jalan IR
Rais IX/62 malang.
2.2.7 Waktu
Waktu pelaksanaan edukasi asuhan gizi selama 3 hari mulai tanggal 25 sampai
dengan tanggal 27 Maret 2008.
2.2.8 Alat Peraga
1. Leaflet diet rendah kolesterol dan rendah purin serta daftar makanan penukar
2. Food model
3. Alat ukur tinggi badan dan berat badan.
2.2.9 Pelaksana
Mahsiswa S-1 Gizi Universitas Brawijaya Malang yang melaksanakan praktek
Predietry Internship di rumah sakit Militer di Kota Malang.
2.2.10 Target Terapi
1. Kepatuhan pasien terhadap diet.
2. Perubahan pola makan dan kebiasaan makan pasien
3. Konsumsi energi dan zat gizi pasien selama 3 hari.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Evaluasi Pelaksanaan Edukasi
3.1.1 Pemahaman Pasien Terhadap Materi Konseling
Ukuran pemahaman materi bisa dilihat dari pernyataan pasien mengenai
kepahamannya dan dengan bertanya pada pasien tentang apa yang telah dijelaskan.
Pasien sudah cukup mengerti tentang apa yang sudah dijelaskan. Hal ini diketahui
dari pernyatannya bahwa sudah mengerti dan mampu mengulang kembali sebagian
besar dari apa yang telah disampaikan. Hal-hal yang belum dimengerti pasien
langsung ditanyakan pada saat konseling baik pada saat di poli maupun pada saat
home visite.
3.1.2 Kepatuhan Diet Pasien
Selama pengamatan dengan melakukan home visit dan melakukan recall
makan selama 3 hari dapat dilihat kepatuhan pasien terhadap diet yang sudah
ditetapkan. Kepatuhan pasien terhadap diet masih kurang, dapat dilihat dari bahan
makanan yang dikonsumsi. Beberapa bahan makanan yang tidak boleh dikonsumsi
masih dikonsumsi oleh pasien terutama bahan makanan yang tinggi purin, begitu
juga dengan pengolahannya. Pasien mengakui pada hari –hari awal sangat susah
untuk mematuhi diet yang diberikan terutama untuk tidak nyemil gorengan dan jajan.
Hal ini dipicu oleh banyaknya penjual kaki lima yang lewat didepan rumah pasien.
Namun pasien sudah dapat mengurangi/ tidak mengkonsumsi cemilan yang tidak
diperbolehkan. Selama 3 hari pengamatan belum ada menu sehari yang sesuai
dengan diet yang diberikan.
3.2 Perubahan Pola dan Kebiasaan Makan Pasien
Dari segi pola dan kebiasaan makan, terjadi perubahan selama tiga hari
pengamatan setelah dilakukannya konseling. Pasien sudah berusaha mengikuti
pengaturan waktu makan yaitu 3 kali makan utama dan dua kali makan selingan.
Makan selingan/ cemilan sudah tidak berupa kripik, gorengan, bakso, atau mie tetapi
diganti dengan buah-buahan. Penggunaan minyak goreng untuk mengolah makanan
juga sudah mulai dikurangi. Namun pada hari kedua pasien mengkonsumsi nasi
goreng dengan lauk ayam bumbu merah dan terancam pada saat snack sore. Pada
hari ketiga pasien kembali pada pola makan yang telah ditetapkan walaupun setelah
makan siang pasien mengkonsumsi es campur yang tinggi gula dan susu.
Pola makan pasien sebelum edukasi dapat dilihat pada tabl di bawah ini:
Tabel 3.1 Pola Makan Pasien Sebelum Intervensi
Bahan MakananFrekuensi
Bahan MakananFrekuensi
TP J S TP J S
Nasi √ Sayuran daun √
Roti √ Sayuran buah √
Kentang √ Buah √
Mi √ Susu √
Tempe √ Minyak √
Tahu √ Bakso/ pangsit √
Kacang2an √ Kripik √
Telur √ Teh manis √
Daging sapi √ Kopi manis √
Ayam √ Sirup √
Ikan √ Soft drink √
3.3 Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien
Hasil pengamatan konsumsi energi dan zat gizi diketahui dengan melakukan
recall makan selama 3 hari setelah diberi konsultasi seperti disajikan dalam Tabel
3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Konsumsi Energi dan Zat Gizi
Tanggal KeteranganEnergi(kkal)
Protein(gram)
Lemak(gram)
KH(gram)
Recall tgl 24 Maret
2008 (Sebelum Edukasi)
Intake
Kebutuhan
%intake
Kategori
2397
1500
159%
Baik
83
56
148%
Baik
97
33,33
291%
Baik
301
243
123,8%
Baik
RecallTgl 25
Maret 2008
Intake
Kebutuhan
%intake
Kategori
1236
1500
82,4%
Defisit tk
ringan
32,5
56
58%
Defisit tk
berat
35
33,33
105%
Baik
203
243
83%
Defisit tk
ringan
Recall Tgl 26
Maret 2008
Intake
Kebutuhan
%intake
Kategori
1644
1500
109 %
Baik
75,4
56
134%
Diatas
45
33,33
135%
Diatas
240
243
98,5%
Baik
baik baik
Recall Tgl 27
Maret 2008
Intake
Kebutuhan
%intake
Kategori
1688
1500
112%
Baik
64,4
56
119%
Baik
40
33,33
120%
Baik
276
243
113%
Baik
Rata-rata
Intake
% intake
Kategori
1522,6
101,5%
Baik
57,4
102,5%
Baik
40
120%
Baik
239,6
98,6%
Baik
Tingkat konsumsi merupakan persentase konsumsi pasien dibandingkan
dengan kebutuhan pasien. Berdasarkan Depkes RI (2002), klasifikasi tingkat
konsumsi di bagi menjadi empat dengan cut of points masing-masing sebagai berikut
: - Diatas baik : ≥120% AKG
- Baik : 90% - 119,9% AKG
- Defisit tingkat ringan : 80% - 89,9% AKG
- Defisit tingkat sedang : 70% - 79,9% AKG
- Defisit tingkat berat : < 70% AKG
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumai energi dan zat gizi
pada 3 hari pengamatan termasuk dalam kategori baik bahkan ada yang diatas baik
dan dari hari kehari menunjukkan peningkatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengendalian diri pasien.
3.3.1 Monitoring Konsumsi Energi
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi energi pasien terus
mengalami peningkatan dari hari pertama sampai hari ke tiga. Pada hari pertama
tingkat konsumsi energi sebesar 82,4% meningkat menjadi 109% dan 112% pada
grafik kebutuhan dan intake energi
1500 1500 15001236
1644 1688
0
500
1000
1500
2000
hari pengamatan
En
erg
i
kebutuhan
intake
kebutuhan 1500 1500 1500
intake 1236 1644 1688
hari 1 hari2 hari3
hari kedua dan ketiga. Rata-rata konsumsi energi masih dalam kategori baik yaitu
101,5%. Namun pada hari ke dua dan ke tiga konsumsi energi pasien sudah
melebihi kebutuhan walaupun masih dalam jumlah yang kecil. Hal ini terjadi karena
kurangnya pengendalian diri. Pasien memanfaatkan kesempatan adanya pemberian
makanan dari tetangga yang syukuran untuk melanggar diet yang sudah diberikan.
Peningkatan intake energi tidak berpengaruh karena masih dalam batas
wajar kebutuhan yang dianjurkan. Namun sangat dikhawatirkan akan mempengaruhi
kadar kolesterol dan trigliserida darah pasien. Karena masukan energi yang
berlebihan baik energi yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein dapat
mempertinggi trigliserida dan kolesterol dalam darah (Baraas F, 2003).
Adanya kelebihan intake energi ini akan disimpan sebagai cadangan energi
dan dapat mencegah meningkatnya proses katabolisme dalam tubuh. Pada
umumnya hanya 3% jumlah glukosa makanan yang dapat disimpan sebagai glikogen
di hati dan otot, 30% disimpan sebagai trigliserida dan 67% langsung dibakar
sebagai sumber energi (Baraas F, 2003).
Bila konsumsi energi terus meningkat maka tidak akan terjadi penurunan
berat badan yang diharapkan akan mencapai berat badan normal, sebaliknya akan
terjadi peningkatan berat badan dan semakin mendekat pada obesitas. Namun
setelah diberi motivasi dan penjelasan kembali, pasien berjanji tidak akan
mengulangi dan akan menaati diet yang diberikan.
3.3.2 Monitoring Konsumsi Protein
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan konsumsi protein
yang cukup drastis pada hari kedua dan ketiga dibanding pada hari pertama. Pada
hari pertama tingkat konsumsi protein termasuk dalam defisit tingkst berat yaitu
sebesar 58%. Hal ini disebabkan karena kurangnya konsumsi lauk hewani, hanya
menggunakan telur sebgai campuran olahan lauk nabati. Pada hari kedua tingkat
grafik perbandingan kebutuhan dan intake protein
56 56 56
58%
134%119%
0
20
40
60
80
hai pengamatan
pro
tein
kebutuhan
intake
kebutuhan 56 56 56
intake 32.5 75.4 64.4
hari1 hari2 hari3
konsumsi protein meningkat tajam menjadi diatas baik yaitu sebesar 134%.
Tingginya peningkatan ini disebabkan karena tingginya konsumsi golongan kacang-
kacangan. Setelah diberi motivasi dan penjelasan kembali tentang kebutuhan protein
dan pengaturan pemberian protein nabati yang boleh dikonsumsi dalam jumlah
terbatas, pasien mengerti kesalahannya serta berusaha menaati diet yang diberikan
sehingga pada hari ketiga konsumsi protein sudah baik dan semakin mendekati
kebutuhan yaitu menjadi 119%. Rata-rata tingkat konsumsi protein sudah termasuk
baik yaitu sebesar 102,5%.
3.3.3 Monitoring Konsumsi Lemak
Rata-rata tingkat konsumsi lemak pasien berada dibatas paling atas kriteria
baik yaitu sebesar 120%. Grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan konsumsi
lemak pada hari kedua dan penurunan kembali pada hari ketiga. Hari pertama
pengamatan, tingkat konsumsi lemak termasuk dalam kriteria baik dan mendekati
kebutuhan yaitu sebesar 105%. Namun, pada hari kedua meningkat menjadi 135%,
sudah termasuk diatas baik dan jauh melebihi kebutuhan. Hal ini dikarenakan
tingginya penggunaan minyak goreng untuk mengolah makanan. Bila konsumsi
lemak terus menigkat maka profil lemak dalam darah juga akan meningkat, sehingga
tujuan pengaturan diet untuk menurunkan kolesterol darah tidak akan tercapai
bahkan memperparah kondisi hiperkoleterolemia pasien. Setelah diberi motivasi dan
penjelasan kembali tentang kaitanya konsumsi tinggi lemak dengan penigkatan
kolesterol, pasien berjanji untuk menaati diet yang diberikan. Pada hari ketiga
pengamatan, konsumsi lemak menurun menjadi 120%. Diharapkan konsumsi lemak
terus menurun sampai bisa sesuai dengan kebutuhan.
Diet yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol akan dapat meningkatkan
kadar kolesterol darah sebesar 15-25 %. Hal ini disebabkan peningkatan
penimbunan lemak dalam hati, yang menimbulkan peningkatan jumlah asetil KOA
dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol (Guyton, 1997).
3.3.4 Monitoring Konsumsi Karbohidrat
grafik perbandingan kebutuhan dan intake lemak
33.3 33.3 33.3
105% 135%120%
0
10
20
30
40
50
hari pengamatan
lem
ak
kebutuhan
intake
kebutuhan 33.3 33.3 33.3
intake 35 45 40
hari1 hari2 hari3
Grafik diatas menunjukkan peningkatan konsumsi karbohidrat dari hari
pertama sampai hari ketiga pengamatan, tetapi rata-rata tingkat konsumsi
karbohidrat masih dalam kategori baik yaitu sebesar 98,6%. Walaupun demikian bila
keadaan kecenderungan peningkatan ini terus berlanjut, maka akan terjadi
penumpukan lemak akibat karbohidrat yang tidak terpakai oleh tubuh dan akan
semakin meningkatkan profil lemak darah pasien terutama trigliserida. Setiap jumlah
karbohidrat makanan yang tidak langsung digunakan akan disimpan dijaringan
adiposa dalam bentuk trigliserida. Bila diperlukan kemudian, trigliserida akan
dihidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas kemudian
mengalami oksidasi dalam proses pembentukan energi. Pada umumnya hanya 3%
jumlah glukosa makanan yang dapat disimpan sebagai glikogen di hati dan otot, 30%
disimpan sebagai trigliserida dan 67% langsung dibakar sebagai sumber energi
(Baraas F, 2003). Pada hari pertama pengamatan tingkat konsumsi karbohidrat
termasuk dalam kategori deficit tingkat ringan yaitu sebesar 83%. Hal ini dikarenakan
pasien takut kebanyakan makan, sehingga makanan yang dikonsumsi pasien dalam
jumlah sedikit. Pada hari kedua pengamatan meningkat menjadi 98,5% semakin
mendekati kebutuhan. Dan pada hari ketiga menjadi 113%, sudah melebihi
kebutuhan karbohidrat pasien. Pada hari ketiga pengamatan pasien mengkonsumsi
es campur yang syarat akan susu dan gula sehingga konsumsi karbohidrat pasien
meningkat melebihi kebutuhan. Setelah diberi motivasi dan penjelasan mengenai
hubungan tingginya konsumsi karbohidrat dengan penigkatan lemak darah, pasien
berjanji akan memperhatikan konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat.
3.3.5 Monitoring Konsumsi Kolesterol
grafik perbandingan kebutuhan dan intake Kh
243.75 243.75 243.75203
240276
0
100
200
300
hari pengamatan
Kh
kebutuhan
intake
kebutuhan 243.75 243.75 243.75
intake 203 240 276
hari1 hari2 hari3
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi kolesterol oleh pasien masih
jauh dibawah batas maksimal. Pada hari pertama konsumsi kolesterol sebesar 64
mg yaitu 21% dari batas maksimal. Pada hari kedua menurun menjadi 0,8% dari
batas maksimal konsumsi kolesterol dalam sehari. Dan pada hari ketiga meningkat
menjadi 36%, hal ini disebabkan karena pada hari itu pasien mengkonsumsi kue
kering yang kaya akan telur sehingga konsumsi kolesterol dalam sehari langsung
meningkat tajam. Secara keseluruhan konsumsi kolesterol pasien sudah memenuhi
harapan dan diet yang telah diberikan yaitu konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg
perhari. Bila keadaan ini terus berlanjut maka perbaikan profil kolesterol darah dapat
terwujud.
BAB IV
grafik perbandingan kebutuhan dan intake kolesterol
300 300 300
6424
111
0
100
200
300
400
hari pengamatan
kole
ste
rol
kebutuhan
intake
kebutuhan 300 300 300
intake 64 24 111
hari1 hari2 hari3
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1) Pasien menderita: hiperkolesterolemia dan hiperuricemia
2) Diet yang diberikan kepada pasien adalah: diet Rendah Energi, Rendah
Kolesterol, Rendah Purin, 1500 kkal, 56 g protein dan 33,33 g lemak.
3) Tingkat pemahaman pasien terhadap materi konseling cukup baik, ditandai
dengan pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan untuk mengevaluasi.
4) Kepatuhan pasien terhadap diet yang diberikan masih kurang, ditandai dengan
masih mengkonsumsi bahan makanan tinggi purin dan penggunaan minyak
goreng untuk mengolah makanan masih melebihi anjuran diet.
5) Terjadi perubahan pola dan kebiasaan makan pasien yang dulunya suka
mengkonsumsi kripik, gorengan, bakso, atau mie pangsit sebagai camilan,
sekarang sudah tidak lagi.
6) Tingkat konsumsi energi dan zat gizi mendekati kebutuhan. Namun cenderung
melebihi kebutuhan.
4.2. Saran
1) Perlu motivasi kembali kepada pasien untuk melakukan aktifitas fisik ringan
secara rutin 3 x sehari, 1 jam setelah makan selama 10-15 menit agar tercapai
berat badan ideal dan kondisi kesehatan optimal.
2) Perlu motivasi kembali agar pasien selalu mentaati diet yang diberikan.
3) Perlu motivasi kembali kepada pasien untuk rutin kontrol, agar perkembangan
penyakitnya dapat termonitor dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Carter, M (2006), GOUT, dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Corwin, E.,J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, 2000. Jarkarta: EGC.
Lestiani, S, L, 2000, Nutrisi pada Gout (pirai) dan Hiperuricemia, dalam: Pegangan Penatalaksanaan Nutrisi Pasien, Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, Jakarta.