Upload
dini-nur-utami
View
296
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Agnia Nabila
Abdul Azis
Achmad Dwi Saputra
Andi Hadiana
Dini Nur Utami
Nisa Nurfitriani
Kresna Rangga Darmansyah
Rangga Riana Saputra
Pendahuluan
Polimer merupakan suatu golongan kimia penting dalam
kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industry. Polimer meliputi
plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam
tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan
asam nukleat juga merupakan polimer. Kita akan melihat bahwa
polimer adalah suatu makromolekul yang terbentuk dari molekul-
molekul sederhana yang kita sebut sebagai monomer. Proses
pembentukan polimer dari monomernya kita sebut sebagai
polimerisasi.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang reaksi pembantukan
polimer, penggolongan polimer, serta kegunaan dan dampak
polimer.
A. Apa Itu Polimer?
Seringkali kita mendengarnya,
namun mungkin belum tahu apa yang
dimaksud secara mendetail. Kadang
bayangan kita, polimer identik dengan
plastik. Lebih jauh ingin tahu tentang
polimer. Baca ulasan singkat berikut.
Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly yang berarti “many”
(banyak) dan meros yang berarti “part” (bagian). Dari sini dapat kita
katakan bahwa polimer adalah susunan dari bagian-bagian yang banyak.
Secara lengkapnya, polimer ialah rangkaian atom yang panjang
dan berulang-ulang dan dihasilkan dari sambungan beberapa molekul lain
yang dinamakanmonomer. Monomer-monomer ini mungkin serupa, atau
mungkin juga mempunyai satu atau lebih kumpulan kimia yang diganti.
Polimer kadang disebut pula dengan plastik. Namun plastik
sebenarnya hanya sebagian saja dari polimer karena polimer begitu
banyak ragamnya. Di antara polimer ada yang alami dan ada pula yang
sintetik.
Contoh bahan-bahan yang berasal dari polimer adalah sebagai
berikut:
1. PVC (Polyvinyl chloride).
2. Polyethylen, yaitu plastik yang
biasa kita temukan sehari-hari.
3. PTFE (Polytetrafluoroethylene),
yang lebih terkenal dengan teflon
4. Rubber (karet)
B. Reaksi Pembentukan Polimer
Polimerisasi merupakan suatu reaksi pembentukan polimer dari
monomernya.
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi
dan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya
mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer
adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya,
sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit
karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses
polimerisasi.
1. Polimer Adisi
Polimerisasi adisi adalah perkaitan langsung antarmonomer
berdasarkan reaksi adisi. Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang
mempunyai ikatan rangkap dua. Polimeerisasi dapat berlangsung dengan
bantuan katalisator.
Perhatikan Gambar 1 yang menunjukkan bahwa monomer etilena
mengandung ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak
terdapat ikatan rangkap dua.
Gambar 1. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk
polietilena yang digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol.
Pasangan elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer etilena
digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain.
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang
mengandung ikatan rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk
ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang
dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari
monomer awal. Berdasarkan Gambar 7, yang dimaksud polimerisasi
adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai
dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-
monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak
disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 8. Suatu
film plastik yang tipis terbuat dari monomer etilen dan permen karet
dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.
Gambar 8. Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang
dibuat melalui polimerisasi adisi.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai.
Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan
polietilena:
a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian
inisiator dan adisi molekul monomer pada salah satu radikal bebas yang
terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator
sebagai R’, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka
tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:
b) Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul
monomer pada radikal monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar,
dimana ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah
menjadi ikatan tunggal C – C pada polimer polietilena
c) Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer
yang sedang tumbuh dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari
inisiator (R’) CH2 – CH2 + R � CH2 – CH2- R atau antara radikal polimer
yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan
membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-CH2° + °CH2-
(CH2)n-R’ � R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’ Beberapa contoh polimer yang
terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.
Polivinil klorida
n CH2 = CHCl → [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida
polivinil klorida
Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN → [ - CH2 - CHCN - ]n
Polistirena
2. Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada
monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi
kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil
seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-
monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun
demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan
dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom
monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua
gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit
lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu
ujung monomer bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang
lainnya untuk membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan untuk
membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 –
diaminoheksana dan asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis
nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah atom karbon pada setiap unit
monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer, maka
jenis nylon ini disebut nylon 66.
Gambar 3. Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang
bersifat keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan
karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan kantong
plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara
kondensasi adalah monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi,
seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.
C. Penggolongan Polimer
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat
digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer,
sifatnya terhadap panas dan reaksi pembentukannya.
a. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam
dan polimer sintesis.
1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari
makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
N
o
Polimer Monomer Polimerisa
si
Contoh
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam
amino
Kondensasi Susu, daging, telur, wol,
sutera
4. Asam
nukleat
Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet
alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal
tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak tahan terhadap minyak
bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera
dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga
wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat
hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat
sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang
lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak
terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli
kimia polimer telah melakukan penelitian struktur molekul alam guna
mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut
dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti
tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta
ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh polimer
sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis
yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya
pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang
elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini sudah berhasil
mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang
lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
N
o
Polimer Monomer Terdapat pada
1. Polietena Etena Kantung, kabel
plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung, botol
plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis
lantai
4. Polivinil
alcohol
Vinil alcohol Bak air
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci
anti lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena
glikol
Pipa rekam
magnetik, kain atau
tekstil (wol sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan
heksametilena diamin
Tekstil
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10
.
Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas
melamin
11
.
Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol
sekunder
Penyalut cat (cat
epoksi)
b. Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas
homopolimer dan kopolimer.
1) Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis.
Contohnya, selulosa dan protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu
berikatan membentuk polimer yang berikatan tunggal.
2) Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang
monomernya tidak sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol
formaldehida). Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu
dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis
strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis
adalah untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul
polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh
sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer
tidak beraturan 9produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut
:
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur
molekul yang terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul
polimer teratur (produk polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai
berikut :
- Sistem blok : (-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n (Kopolimer blok)
- Sistem berseling : (-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n (Kopolimer berseling)
d) Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas
Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan
atas polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer
termosting (tahan panas, seperti melamin).
1) Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer
tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur
untuk dicetak kembali (didaur ulang). Contohnya polietilene,
polipropilena, dan PVC.
2) Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer
tersebut apabila dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan
sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan bakelit.
D. Berbagai Macam Polimer
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan
polimer buatan. Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita
:
1) Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan
motor, ahli-ahli kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet
sintetis untuk mempercepat perolehan kebutuhan tersebut.
Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan
dasar monomer, seperti butadiene dan stirena denganm cara
kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama
dagangnya SBR (stirena-butadiena rubber). Ada dua jenis Buna, yaitu
Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain yang monomernya 1:1,
pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 3:1,
sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah
7:3. polimer tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat hamper
menyamai karet alam karena resisten oksidasi dan abrasi dibandingkan
karet alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat di cross-linked
kan dengan sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak
digunakan sebagai ban mobil.
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang
menahan rantai-rantai polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian
karet tersebut akan kembali pada bentuk semula setelah meregang. Karet
sintetis lain adalah neoprene yang berasal dari monomer kloropropena,
polibutadiena, dan Thiokol.
2) Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari
karbohidrat (selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti
halnya karet, serat memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester
(dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat
kuat, sangat lentur dan transparan. Polimer ini juga digunakan untuk
membuat sintetis dan membuat lembaran film tipis yang dalam
perdagangan disebut mylar. Mylar banyak digunakan untuk pita rekam
magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang dimanfaatkan
dalam penelitian cuaca di atmosfer.
Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi.
Disebut nilon-66 karena polimernya tersususn dari enam atom C dari 1,6-
heksametilena diamina dan enam atom C dari molekul asam 1,6
heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat kain.
3) Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini
merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai
campuran wol, karpet, dan kaus kaki
4) Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik yaitu
sebagai berikut :
a) Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat),
massa jenis rendah, lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan
terbuka di udara maupun apabila terkena tanah Lumpur, tetapi tidak
tahan panas. Polietena adalah plastik yang banyak diproduksi, dicetak
lembaran untuk kantong plastik, pembungkus halaman, ember, dsb.
b) Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh
karena plastik ini juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar
dari polietena dan lebih tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam
dan basa. Plastik ini juga digunakan untuk membuat botol plastik, karung,
bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).
c) PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa
plastik, pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.
d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan
terhadap bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti
lengket), pelapis tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
e) Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis
monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik
leburnya sangat tinggi dantahan api. Bakelit digunakan untuk instalasi
listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting
lampu listrik.
f) Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang
flexiglass. Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer
metil metakrilat (H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat
dan transparan. Polimer ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan
lampu belakang mobil.
C. Kegunaan Polimer
Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
a) Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang
transparan dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara,
fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal penggunaannya, plastik PET
menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72 % sebagai
kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan
poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti : sutera, wol
dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama
dan mudah perawatannya.
b) Plastik Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene
(LDPE) dan High Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak
digunakan sebagai kantung plastik serta pembungkus makanan dan
barang.
Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat
mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan
televisi, serta piringan hitam.
c) Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik
ini juga bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik.
Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk fleksibel.
Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi
bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan
hitam, dan beberapa komponen mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel,
jenis ini digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi listrik.
Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga
dan sekitar 68 % digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
d) Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses
pembentukannya seperti pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan
pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari Du Pont Company. Ketika
itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan heksametilendiamin. Plastik
yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini banyak
digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan
rumah tangga serta peralatan laboratorium.
e) Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber
(SBR), suatu polimer yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara
stirena dan 1,3-butadiena. Karet sintetik ini banyak digunakan untuk
membuat ban kendaraan karena memiliki kekuatan yang baik dan tidak
mengembang apabila terkena minyak atau bensin
f) Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak
larut. Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu
yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat
mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET
untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada
saat pencucian.
g) Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang
paling banyak digunakan (hamper 50 % pemakaian serat alami berasal
dari kapas). Kain katun dibuat dari serat kapas dengan perlakuan kimia
sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak dipakai, dan mudah
perawatannya.
E. Penanganan Limbah Plastik
Sekitar 20% volum sampah perkotaan berupa limbah plastik.
Pada umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan
sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme, akibatnya kita terus menerus memerlukan areal untuk
pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat
menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak
pemandangan.Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi
limbah plastik adalah denganmendaur ulang (recycle), dengan incinerasi
dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi.
1. Daur Ulang (Recycle)
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan
mendaur ulang. Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan.
Proses daur ulang melalui tahap-tahap pengumpulan (sortir), pelelehan,
dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan
pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika
masyarakat dengan disiplin tinggi ikut berpartisipasi, yaitu ketika
membuangsampah plastik.
Dewasa ini plastik yang cukup banyak di daur ulang adalah jenis
HDPE dan botol- botol plastik.
2. Incinerasi (Incineration)
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan
membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai
nilai kalor yang tinggi, sehingga dapatdigunakan sebagai sumber tenaga
untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik membakar batu
bara yang dicampur beberapa persen ban dan plastik bekas. Akan tetapi
pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran
udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang
bersifat korosif/racun. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam
yang sangat pekat dan gas- gas yang bersifat korosif. Gas- gas korosif ini
membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah
dibebaskannya gas Dioksin yang sangat beracun pada pembakaran
senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran
harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi
udara.
3. Plastik Yang Mudah Diuraikan Mikroorganisme
(Biodegradable Plastics)
Sekitar setengah dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan.
Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau
fotodegradable. Hal ini telah diupayakan dan telah mulai dipasarkan.
Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar Amilum (Zat Tepung).
Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat
enggan untuk membayar lebih.
Daftar Pustaka
- http://www.docstoc.com/docs/26656042/SENYAWA-POLIMER
- http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-
polimer/polimer-berdasarkan-reaksi-pembentukannya/
- http://blowwgor-bioku.blogspot.com/2011/11/polimer-dan-
penangananya.html
- Purba, Michael (1994). Kimia 3B untuk SMA Kelas XII., Jakarta: Erlangga.
- Gonick, Larry (2006). Kartun Kimia, Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia).