Upload
darmae-acquafresca
View
20
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
BAB IIPENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Tinjauan Umum
Pompa mempunyai peranan penting dan dapat dijumpai hampir di setiap
industri, baik industri kecil maupun industri besar. Pompa merupakan mesin
konversi energi yang mengubah bentuk energi mekanik poros menjadi energi
spesifik (head) fluida yang memiliki wujud air.Energi mekanik pompa yang
menunjukkan kemampuan dari suatu pompa mengangkat fluida untuk mencapai
ketinggian tertentu adalah berupa head pompa, ditunjukkan oleh besarnya
perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di sisi tekan.
Energi fluida merupakan jumlah dari energi tekanan,energi kinetik dan energi
karena elevasi(ketinggian).
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
persatuan waktu dan head (tinggi energi angkat). Pada umumnya pompa dapat
digunakan untuk bermacam-macam keperluan, untuk menaikkan fluida ke sebuah
reservoir, untuk pengairan, irigasi, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa dapat bekerja secara tunggal, seri,
dan paralel.Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan penggunaan instalasi pompa.Karakteristik pompa harus terlebih dahulu
diketahui agar didapatkan sistem yang optimal.
2.1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini adalah untuk
mendapatkan kurva karakteristik dari :
a. Kapasitas terhadap head dan efisiensi
b. Kapasitas terhadap daya
c. Kapasitas terhadap torsi
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Dasar Teori Pompa
2.2.1.1 Pengertian Fluida, Debit dan Head
Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami
deformasi secara berkesinambungan apabila terkena gaya geser (gaya
tangensial) sekecil apapun.Berdasarkan mampu mampatnya fluida dibagi
menjadi 2 yaitu compressible fluid dan incompressible fluid.Berdasarkan sifat
alirannya fluida dibagi menjadi 3 yaitu aliran laminer, transisi dan turbulen.
Berdasarkan hubungan antara laju deformasi dan tegangan gesernya fluida
dibagi menjadi 2 yaitu newtonian fluid dan non-newtonian fluid. Berdasarkan
gaya yang bekerja pada fluida dan gerakannya, fluida dibagi 2 yaitu fluida statis
dan dinamis.
Debit / kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per
satuan waktu. Pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
venturimeter, orifice, pitot tube dan lain-lain. Satuan dari kapasitas (Q) adalah
m3/s, liter/s, atau ft3/s.
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari
head (H) adalah meter atau feet fluida. Di dalam pompa, head diukur dengan
cara menghitung beda tekanan total antara pipa isap dan pipa tekan, bila
pengukuran dilakukan pada ketinggian yang sama. Menurut persamaan
Bernoulli, terdapat tiga macam head dari sistem instalasi aliran, yaitu head
kecepatan, head potensial dan head tekanan.
a. Head tekanan adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan
statis (head tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Headtekanan
dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
Pγ=
Pd
γ−
P s
γ(18)
Keterangan :
Pγ
: Head tekanan (m)
Pd
γ: Head tekanan fluida pada sisi tekan (m)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
P s
γ: Head tekanan fluida pada sisi isap (m)
b. Head kecepatan adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi
tekan dengan head kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan
dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
hk=V d
2
2 g−
V s2
2 g(19)
Keterangan :
hk : Head kecepatan (m)V d
2
2 g: Headkecepatan zat cair pada sisi tekan (m)
V s2
2 g: Head kecepatanzat cair pada sisi isap (m)
c. Headpotensial / elevasi adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi
tekan dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Headelevasi dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
Z=Zd−Zs (20)
Keterangan :
Z : Head statis total (m)Zd: Head statis pada sisi tekan (m)Z s: Head statis pada sisi isap(m)
2.2.1.2 Pengertian Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan
fluida melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan
fungsinya tersebut, pompa mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan
sudu-sudu pompa mejadi energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
per satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.
a. Kapasitas (Q)
Merupakan volume fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu.Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s, liter/s, atau ft3/s.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
b. Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler)
pompa, dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan
tachometer.
c. Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakan
dinamometer, kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen
(L). Satuan dari torsi adalah Nm.
d. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan
daya dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan
daya adalah Watt.
e. Efisiensi (η )
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa,
dengan daya poros dari motor listrik.
2.2.1.3 Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir,
karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga
fluida dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida
tersebut.Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang
tinggi sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya
menurun.Karena fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul
gelembung-gelembung yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap
zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam
pompa maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi.
Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi
isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di
dalam pompa dapat mengakibatkan:
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam
jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa,
maka kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara
lain:
a. Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir
dipompakan.
b. Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c. Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler pada
poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl)
terhadap aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi,
apabila kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan
putaran dan debit dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner
pembantu itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pemasangan runner pembantu
ini diperlukan pertimbangan yang sungguh-sungguh sebelum
pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan
penyebabnya yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual).
Aturan umumnya adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari
NPSHR (NPSH yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation.
Perbedaan yang besar antara NPSHA dengan NPSHR dapat menyebabkan
resiko kerusakan pada pompa terutama pada air yang relatif dingin (kurang
dari 150 ºF).
2. Recirculation Cavitation
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Recirculation Cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang
rendah pada pompa. Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction
side dan discharge side dimana bisa terjadi pada saat yang bersamaan
ataupun terpisah. Keduanya terjadi akibat fenomena yang sama yaitu aliran
balik pada jarak yang berdekatan satu sama lain.
2.2.1.4 Pengertian NPSH
Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif
yang terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa
kavitasi akan terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di
bawah tekanan uap jenuhnya. Untuk menghindari kavitasi harus diusahakan
agar tidak ada satu bagian dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan
statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang
bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan yang
memegang peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan
dimana pompa dipasang. Kedua, tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di
dalam pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika
dinyatakan dalam satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head
(NPSH). Jadi, NPSH dapat dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa
terhadap kavitasi.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Gambar 2.1 NPSH bila tekanan atmosfer bekerja pada permukan airyang dihisap.Sumber: Sularso (2000:44)
a. NPSH yang Tersedia
Merupakan head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa
(ekuivalen dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan
tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat
cair dari tempat terbuka dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair
seperti diperlihatkan pada gambar 2.1, maka besarnya NPSH yang tersedia
adalah:
hsv=Pa
γ−
Pv
γ−hs−hl (21)
Keterangan:
hsv = NPSH yang tersedia (m)Pa = Tekanan atmosfer (N/m2)Pv = Tekanan uap jenuh (N/m2)γ =Berat jenis cairan (N/m3)hs = Head isap statis (m)hl =Headlosses (m)
dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan
zat cair yang dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan
zat cair yang dihisap.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia
merupakan tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah
dikurangi tekanan uap. Besarnya tergantung pada kondisi luar pompa dimana
pompa tersebut dipasang.
Gambar 2.2 NPSH bila tekanan uap bekerja di dalam tangki air hisap yang tertutup.Sumber: Sularso (2000:44)
Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 2.2,
maka Pa menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair
di dalam tangki tertutup tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama
dengan tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv, sehingga :
hsv=−hs−hl (22)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki
lebih tinggi daripada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini
diperlukan untuk mendapatkan harga hsvatau NPSH yang positif (+).
b. NPSH yang Diperlukan
Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik
dekat setelah sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya lebih
rendah daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian
head di nosel isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang
menyempit, dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang
masuk pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih
tinggi daripada tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama
dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan.Agar pompa
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan
sebagai berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan.
2.2.1.5 Klasifikasi Pompa
Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu:
A. Positive DisplacementPump
Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent,
karena fluida ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume
tertentu. Ketika fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga
tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas
dari pompa ini kurang lebih berbanding lurus dengan jumah putaran atau
banyaknya gerak bolak-balik pada tiap satuan waktu dari poros atau engkol
yang menggerakkan. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan
kapasitas rendah. Pompa ini dibagi lagi menjadi:
1. ReciprocatingPump (pompa torak)
Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi
dari elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-
lainnya. Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang
yang mengatur aliran fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup
ini bekerja secara otomatis dan derajat pembukaannya tergantung pada
fluida yang dihasilkan. Tekanan yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih
dari 10 atm. Kecepatan putar rendah yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh
karena itu, dimensinya besar dan sangat berat. Pompa ini banyak dipakai
pada pabrik minyak dan industri kimia untuk memompa cairan kental, dan
untuk pompa air ketel pada PLTU. Skema pompa torak ditunjukkan pada
gambar 2.3.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Gambar 2.3 Skema pompa torak.Sumber: Karrasik (2008)
2. RotaryPump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar
dari elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari
pompa jenis ini adalah :
rumah pompa yang stasioner
rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam
rumah pompa
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-
elemen yang memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke
pipa tekan. Karena tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat
bekerja terbalik, sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja
pada putaran yang tinggi sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena
keuntungan tersebut, pompa inibanyak dipakai untuk pompa pelumas dan
pada hydraulic power transmission. Yang termasuk jenis pompa ini
adalah:
a. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda
gigi berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap
dan menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar
gigi ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut
maka pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada
sistem pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi
dan debit yang rendah.Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar
2.4.
Gambar 2.4 Pompa roda gigi.Sumber: Edward (1996:26)
b. Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar
menyebabkan piston bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas
piring dakian. Fluida terhisap ke dalam silinder dan ditekan ke saluran
buang akibat gerakan naik turun piston. Fungsi dari pompa ini adalah
untuk pemenuhan kebutuhan head tingi dan kapasitas rendah.Skema
pompa piston ditunjukkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Skema pompa piston.Sumber: Sutikno (1998:30)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
B. DynamicPump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume
aliran fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik
menjadi energi kinetik, kemudian menjadi energi potensial. Pompa ini
memiliki elemen utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar
dengan kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah
pompa aksial dan pompa sentrifugal.
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan
menghisap fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam
arah aksial. Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head
rendah dan kapasitas tinggi, seperti pada sistem pengairan.Contoh pompa
aksial terdapat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Pompa aksialSumber: Kurtz (2005:101)
2. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu
yang berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh
impeler yang menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar
fluida keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran
medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian
dari pompa sentrifugal adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve,
vane, casing, eye of impeller, impeller, casing wear ring dan discharge
nozzle.
Gambar 2.7 Penampang memanjang pompa sentrifugalSumber: Dietzel (1980:244)2.2.2 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya
2.2.2.1 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga
aliran zat cair yang keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus
poros pompa. Konstruksi dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Gambar 2.8 Bagian-bagian pompa sentrifugalSumber: Sularso (2000:75)
Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain
dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh
dua buah bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah
yang ditembus poros, untuk mencegah air membocor keluar atau udara masuk
dalam pompa.
a. Impeler
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada
air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan
tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah
menjadi tekanan statis.Jenis-jenis impeler ditunjukkan pada gambar 2.9.
Jenis-jenis impeler yaitu:
•Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling di dalamnya
tetutupi oleh mantel di kedua sisi.Jenis impeler ini banyak digunakan pada
pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi
pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada
kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
• Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka
kemungkinan adanya sumbatan pun jauh berkurang.Hal ini
memungkinkan adanya pemeriksaan impeler dengan mudah.Namun, jenis
impeler ini hanya dapat diatur secara manual untuk mendapatkan setelan
terbaik.
• Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang
lebih padat ataupun berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat
menjadi pilihan yang baik.Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari
rancangan konvensionalnya.
Gambar 2.9 Jenis impellerSumber: Anonymous 8 2015
b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.10.Rumah pompa
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler. Akibat gaya
sentrifugal yang menuju pompa tekan, sebagian energi kinetik fluida
diubah menjadi tekanan.
2. Menutupimpeler pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan
sehingga berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan
impeler.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Gambar 2.10 Desain rumah pompaSumber: Edward (1996:20)
c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros
pompa dibedakan menjadi dua, yaitu :
Poros pompa datar atau horizontal
Poros pompa tegak atau vertikal
d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan
yang bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan
(waring ring) yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan
anti gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek
dapat berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk
poros pompa berukuran besar.Skema bantalan poros ditunjukkan oleh
gambar 2.11.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
(a) (c)
(b) (d)
Gambar 2.11 Bantalan praktis untuk pompa (a) rol, (b) horizontal, (c) vertikal dan (d)kingsbury
Sumber: Edward (1996:22)
f. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila
beroperasi dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan
perapat secara merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang
peti dan permukaan selongsong poros. Selongsong poros disebut juga
sangkar perapat atau cincin lantern.Skema selongsong poros pompa
ditunjukkan oleh gambar 2.12.
Gambar 2.12 Selongsong poros pompaSumber: Edward (1996:22)
Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau
sumber tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai
medium perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat
dipakai (pompa air kotor).
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
g. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila
tekanan di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros
ini juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara
maksimal. Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan
biasanya terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros
dibedakan menjadi dua, yaitu jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar dipakai
apabila cairan yang dipompa berpasir dan tidak diinginka adanya kebocoran
pada peti gasket. Jenis dalam digunakan untuk cairan yang mudah
menguap.Skema perapat mekanis dapat dilihat pada gambar 2.13.
Gambar 2.13 Perapat MekanisSumber: Edward (1996:24)
2.2.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi
mekanik dari poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi
energi kinetik dan tekanan pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal,
agar bisa bekerja pompa membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa.
Berputarnya impeler menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa,
akibatnya fluida yang mengalir terhisap masuk ke dalam impeler. Di dalam
impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian rupa dan terkena gaya
sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan berubah
menjadi energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul
tergantung pada besarnya kecepatan fluida.
2.2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan
2.2.3.1 Persamaan Bernoulli
Syarat – syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:
Aliran steady
Aliran incompressible
Aliran tanpa gesekan
Aliran menurut garis arus (sepanjang streamline)
Suatu aliran fluida incompresible yang memiliki tekanan (P), kecepatan
(v), dan beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :
Persamaan energi :
w=m . g . z+P. ∀+ m v2
2=c (23)
w=m . g . z+P.mρ
+ m v2
2=c (24)
Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:
w=g . z+ Pρ+ v2
2=c ( Nm
kg)(25)
Persamaan energi spesifik tiap satuan berat(head):
w=z+ Pρg
+ v2
2 g=c (m) (26)
Persamaan Bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :
z1+P1
ρ⋅g+
v12
2 g=z2+
P2
ρ⋅g+
v22
2 g (27)
dengan :z adalah head elevasi
Pρ⋅g adalah headtekanan
v2
2 g adalah headkecepatan
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Sebagai contoh adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air
mempunyai tekanan P1, luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan
bentuk energi akan terjadi bila pada posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan
demikian, kecepatan air akan naik menjadi v2 dan tekanan P2 akan berkurang.
Hal ini dapat terlihat jelas apabila letak pipa dalam keadaan horizontal (z1=z2).
Jadi, persamaan Bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut:“pada tiap
saat dan tiap posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa gesekan
yang tidak bergerak akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat, tekanan,
dan kecepatan yang sama besarnya”.
2.2.3.2 Persamaan Kontinuitas
Disebut juga hukum kekekalan massa, bahwa laju perubahan massa fluida yang
terdapat dalam ruang yang ditinjau pada selang waktu dt harus sama dengan
perbedaan antara jumlah massa yang masuk dan laju massa yang keluar ke dan
dari elemen fluida yang ditinjau.
Padafluidataktermampatkan, massajenisfluidaselalusama di setiaptitik
yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalirdalampipadenganluaspenampang
A1 (diameter pipabesar) selamaselangwaktutertentu:
ρ=mV
(28)
m=ρV (29)
m1=ρ V 1 (30)
V 1=A1 L1=A1 v1 t (31)
m1=ρ A1 v1 (32)
Mengingatbahwadalamalirantunak, massafluida yang
masuksamadenganmassafluida yang keluar, maka:
m1=m1 (33)
ρ A1 v1=ρ A2 v2 (34)
A1 v1=A2 v2 (35)
Keterangan:
A1=¿Luaspenampang 1A2=¿Luaspenampang2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
v1=¿Kecepatanaliranfluidapada penampang 1 v2=¿Kecepatanaliranfluidapadapenampang 2Av=¿Lajualiran volume V/t atau debit
2.2.3.3 Segitiga Kecepatan
Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler yang
berputar.Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua
dimensi, dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka
kecepatan masuk dan keluar untuk suatu impeler yang mempunyai sudu-sudu
mengarah ke belakang ditunjukkan pada gambar 2.14.u adalah kecepatan
keliling suatu titik pada impeler, w adalah kecepatan partikel fluida relatif
terhadap impeler, dan c adalah kecepatan absolut fluida (kecepatan relatif suatu
titik pada impeler relatif terhadap frame yang diam / tanah). c merupakan hasil
penjumlahan secara vektor dari u dan w. Diagram segitiga kecepatan masuk dan
keluar impeler dapat dilihat pada gambar 2.14.
Gambar 2.14 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluarSumber: Church (1986:77)
Sudut antara c dan u disebut α, sudut antara w dan perpanjangan u disebut
β.Sudut β juga merupakan sudut yang dibuat antara garis singgung terhadap
sudu impeler dan suatu garis dalam arah gerakan sudu.Umumnya diagram
kecepatan fluida pada impeler seperti pada gambar diatas disederhanakan
menjadi bentuk segitiga kecepatan seperti pada Gambar dibawah.Kecepatan
relatif w dan kecepatan absolut c dapat diuraikan menjadi komponen kecepatan
tangensial diberi subscript u (searah u) dan komponen kecepatan meridional
dengan subscript m yang dapat dilihat pada gambar 2.15.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Gambar 2.15 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluarSumber: Church (1986:77)
2.2.3.4 Karakteristik Instalasi Pompa Seri dan Pompa Paralel
a. Pompa Seri
Instalasi pompa yang disusun seri bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan nilai head tekanan yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida yang
rendah.Grafik pada gambar 2.16 menunjukkan bahwa head total yang tinggi
pada pompa yang tersusun seri diperoleh dengan menjumlahkan head pompa
1 dengan head pompa 2:
Htotal = H1+H2 (36)
Gambar 2.16 Operasi seri dari pompa dengan karakteristik berbedaSumber: Sularso (2000:95)
b. Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah.
Pada gambar 2.17 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh
dengan cara menjumlahkan kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan kapasitas
aliran pompa 2 (Q2).
Qtotal= Q1+Q2 (37)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Gambar 2.17 Operasi paralel dari pompa dengan karakteristik berbedaSumber: Sularso (2000:94)
2.2.4 Rumus Perhitungan
2.2.4.1 Pompa Tunggal
1. Head (H)
H=Pd−Ps
γ (m) (38)
Keterangan:
Pd : Tekanan buang (N/m2)Ps : Tekanan buang (N/m2) : berat jenis air = water . g (N)
2. Kapasitas (Q)
(39)
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Putaran (n)
Satuan : rpmDiukur dengan tachometer digital
4. Torsi (T)
(40)
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)L = Panjang lengan mmen = 0,179 m
5. Daya (W)
Q=0 , 1891000
√h (m3 /s )
T=F⋅L
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Daya Poros (W1) :
(41)
Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
W 2=( Pd−Pd ) . Q (Watt ) (42)
6. Efisiensi (η )
(43)
2.2.4.2 Pompa Seri
1. Head
H 1=Pd1−P s 1
γ
H 2=Pd2−P s 2
γ
(44)
2. Kapasitas (Q)
Q=0 , 1891000
√h (m3 /s )
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mm).
3. Torsi (T)
T 1=F1⋅L ( N . m)
T 2=F2⋅L ( N . m)
(45)
Keterangan:
W 1=F⋅nk
(Watt )
η=W 2
W 1
×100 %
HTotal=H1+H2 (m)
T Total=T 1+T 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
W 1,1=F1⋅n1
k(Watt )
W 1,2=F2⋅n2
k(Watt )
W 1 , Total=W 1,1+W 1,2 (Watt )
Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
W 2,1=(Pd1−Ps1 )⋅Q (Watt )W 2,2=(Pd 2−Ps2 )⋅Q (Watt )W 1 , Total=W 1,1+W 1,2 (Watt )
5. Efisiensi (η
) :
η=W 2 , Total
W 1, Total
×100 %
2.2.4.3 Pompa Paralel
1. Head
H1=Pd1−Ps1
γ(m)
H2=Pd2−Ps2
γ( m)
(46) HTotal=H1+H2
2(m )
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
2. Kapasitas (Q)
Q=0 , 1891000
√h (m3 /s )
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mm).
3. Torsi (T)
T 1=F1⋅L ( N . m)
T 2=F2⋅L ( N . m)
T Total=T 1+T 2
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
W 1,1=F1⋅n1
k(Watt )
W 1,2=F2⋅n2
k(Watt )
W 1 , Total=W 1,1+W 1,2 (Watt )
Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
W 2,1=(Pd1−Ps1 )⋅Q2
(Watt )
W 2,2=(Pd 2−Ps2 )⋅Q2
(Watt )
W 2 , Total=W 2,1+W 2,2 (Watt )
5. Efisiensi (η )
η=W 2, Total
W 1, Total
×100 %
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
2.3 Pelaksanaan Percobaan
2.3.1 Variabel yang Diamati
2.3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat ditentukan sendiri dan tidak
dipengaruhi variabel lain. Dalam percobaan pompa sentrifugal ini, variabel
bebas yang diamati adalah besarnya kecepatan putaran poros dan putaran katup.
2.3.1.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainyadipengaruhi variabel
bebas.Variabelterikat dalam percobaan pompa sentrifugal ini antara lain:
a. Besarnya head pompa yang dipengaruhi oleh beda tekanan isap dan tekanan
buang.
b. Besarnya daya air dan daya poros dari pompa.
c. Besarnya kapasitas pompa yang ditentukan oleh beda ketinggian fluida pada
manometer.
d. Besarnya torsi dari pompa.
2.3.1.3 Variabel Terkontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang diteliti.Variabel kontrol dalam percobaan pompa sentrifugal ini adalah
besarnya kecepatan putaran motor yang dijaga konstan.
2.3.2 Spesifikasi Peralatan yang Digunakan
Dalam pengujian pompa sentrifugal ini, digunakan perangkat pompa
sentrifugal dengan spesifikasi sebagai berikut :
Equipment : Two Stage Centrifugal Pump
Serial No. : TE 83/5806
Date : 8 Maret 1982
Suplied to : Karl Klub KG (for Indonesia)
Electrical Supply : 220 Volt, 1 Phase, 50 Hz
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
1st Stage 2nd Stage
Driving motor type Neco Shunt Neco Shunt
Serial no. C 166415.C C 166415.B
Speed Variable 0 to 3000 rev/min Variable 0 to 3000 rev/min
Power 0,75 KW (1 HP) 0,75 KW (1 HP)
Electrical control type Neco electrical 2AF ISO Neco electrical 2AF ISO
Pump type Stuart no 25/2 Stuart no 25/2
Max head 13 m 13 m
Max flow 130 L/minute 130 L/minute
Power Constant : Watts=Newton×rev /min
53 ,35
Tachometer : Compand Type M 48, No. 62637
Venturi
Calibration : v=0,2√h
Diameters D = 37,5 mm dan d = 22,2 mm
Note : Electrical Warning Labels Fitted
Literature : Winning Diagram 41109
2.3.3 Instalasi Alat Percobaan dan Bagian-bagian
A
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Gambar 2.18 Skema instalasi pompaSumber: Buku Petunjuk Praktikum Mesin Fluida
Instalasi percobaan ini terdiri dari 2 pompa sentrifugal, yaitu pompa I
(P1) dan pompa II (P2) yang masing-masing digerakkan oleh sebuah motor listrik
(M) yang dihubungkan dengan neraca pegas. Sebuah panel pengaturan dan alat
ukur (manometer raksa dan manometer bourdon). Jaringan pipa dilengkapi
dengan dua katup isap yaitu katup pompa I (A) dan katup pompa II (B). Sebuah
katup pengatur aliran tunggal, seri dan paralel (C), sebuah katup pengatur
keluaran (D), sebuah venturi (V)
B
C
D
12
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
2.3.4 Langkah Percobaan
1. Periksa kedudukan alat ukur agar tidak menyimpang.
2. Pastikan tangki terisi air.
3. Pastikan dinamometer dalam keadan setimbang.
4. Katup A dibuka, katup B ditutup (pengujian pompa tunggal).
5. Pompa I dihidupkan .
6. Besar putaran dilihat pada tachometer digital, jaga putaran tetap konstan.
7. Dalam keadan katup buang tertutup, catat data pada alat ukur.
8. Ulangi langkah 7 dengan memutar katup buang 180o, tiap pengambilan data.
Lakukan hingga terbuka penuh.
9. Untuk mengakhiri pengujian, putar perlahan pengatur kecepatan agar
kecepatan melambat. Katup buang ditutup kembali, matikan mesin.
10. Pada pengujian pompa seri, katup C diubah kedudukannya 180o dan pompa
II dihidupkan. Langkah 7 dan 8 diulangi lagi.
11. Pada pengujian pompa paralel, katup C diubah kedudukannya 180o (seperti
kedudukan awal). Katup B dibuka dan pompa I dinyalakan. Langkah 7 dan 8
diulangi lagi .
12. Percobaan selesai.
2.4 Pengolahan Data
2.4.1 Data Hasil Percobaan
(Terlampir)
2.4.2 Pengolahan Data
2.4.2.1 Contoh Perhitungan
A. Pompa Tunggal
1. Kapasitas (Q)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Q=0 , 1891000
√h=0 , 1891000
√0=0 (m3 /s )
2. Head
H= Pd−Psγ =
650001000 .9,81 = 6,62(m)
3. Torsi (T)
T=F⋅L= 1,4 . 0,179 = 0,2506 (Nm)
4. Daya Poros (W1)
W 1=F⋅nk=
1,4 . 220053,35 = 57,731 (Watt)
5. Daya Air (W2)
W 2=(Pd−Ps )⋅Q = (65000) . 0 = 0 (watt)
6. Efisiensi (η )
η=W 2
W 1
×100 %=
057,731
. 100 % = 0 %
B. Pompa Seri
1. Kapasitas (Q)
Q=0 ,1891000
√h=0 ,1891000
√0=0(m3 /s )
2. Head
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
H1=Pd1−Ps1
γ = 65000
1000 .9,81 = 6,62 (m)
H2=Pd2−Ps2
γ = 168500
1000 .9,81 = 17,176(m)
Htotal = H1 + H2 = 6,62 + 17,716 = 23,804(m)
3. Torsi (T)
T 1=F1⋅L = 2 . 0,179 = 0,358 (Nm)
T 2=F2⋅L= 1,4 . 0,179 = 0,2506 (Nm)
T Total=T 1+T 2= 0,358 + 0,2506 = 0,6086 (Nm)
4. Daya Poros (W1)
W 1,1=F1⋅n1
k = 2 . 220053,35 = 82,47 (Watt)
W 1,2=F2⋅n2
k = 1,4 . 210053,35 = 55,107 (Watt)
W 1 , Total=W 1,1+W 1,2 =82,47 + 55,107 = 137,582(Watt)
5.Daya Air (W2)
W 2,1=(Pd1−Ps1 )⋅Q = 65000. 0 =0 (Watt)
W 2,2=(Pd 2−Ps2 )⋅Q = 168500.0 = 0 (Watt)
W 2 , Total=W 2,1+W 2,2 = 0+0 = 0 (Watt)
6.Efisiensi (η )
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
η=W 2 , Total
W 1, Total
×100 % =
0137,582 x 100% = 0%
C. Pompa Paralel
1. Kapasitas (Q)
Q=0 , 1891000
√h=0 , 1891000
√0=0(m3 /s )
2. Head
H1=Pd1−Ps1
γ = 65000
1000 .9,81 = 6,625 (m)
H2=Pd2−Ps2
γ = 60000
1000 .9,81 = 6,116 (m)
HTotal = H 1+H 2
2 =
6,625+6,1162
= 9,683 (m)
3. Torsi (T)
T 1=F1⋅L = 1,95. 0,179 = 0,349 (Nm)
T 2=F2⋅L= 1,1 . 0,179 = 0,196 (Nm)
T Total=T 1+T 2=0,349 + 0,196= 0,545(Nm)
4. Daya Poros (W1)
W 1,1=F1⋅n1
k =1,95 . 220053,35 = 80,412 (Watt)
W 1,2=F2⋅n2
k = 1,1210053,35 = 43,29(Watt)
W 1 , Total=W 1,1+W 1,2 = 80,412+ 43,29= 123,711(Watt)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
5.Daya Air (W2)
W 2,1=(Pd1−Ps1 )⋅Q = 65000 . 0 =0 (Watt)
W 2,2=(Pd 2−Ps2 )⋅Q = 60000 . 0 = 0 (Watt)
W 2 , Total=W 2,1+W 2,2 = 0+0 = 0(Watt)
6. Efisiensi (η )
η=W 2 , Total
W 1, Total
×100 % =
0123,711 x 100% = 0 %
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
2.4.2.2 Grafik dan Pembahasan
A. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
A. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)
Secara teori head merupakan tinggi energi angkat yang juga dapat dinyatakan
sebagai perbandingan antara energi yang dikandung dalam setiap satuan berat fluida
dimana head dapat di ukur dengan cara mengukur beda tekanan antara pipa isap dan
pipa buang pada pompa. Sedangkan kapasitas adalah jumlah fluida yang dapat
dialirkan per satuan waktu.
Dari grafik hubungan antara kapasitas dan head pada pengujian pompa tunggal
dapat dilihat bahwa kurva grafik mengalami penurunan dimana semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka headakan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas berbanding terbalik, sesuai
dengan rumus berikut:
H=Pd1−Ps1
γ
W2= (Pd-Ps) . Q
Pd−Ps=W 2
Q
H . γ=W 2
Q
Dimana :
Q = Kapasitas (m3/s)
H = Head (m)
γ =ρ air.g
W2 = Daya air (watt)
Pada bertambahnya nilai kapasitas maka akan mempengaruhi beda tekanan (Pd-
Ps) karena tekanan masuk semakin besar maka mengakibatkan terjadinya penurunan
beda tekanan (Pd-Ps), maka kapasitas dari pompa akan bertambah dan seperti itu
juga sebaliknya.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
B. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
B. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)
Secara teoritis head merupakan energi angkat yang juga dapat dinyatakan
sebagai perbandingan antara energi yang dikandung dalam fluida yang dapat
dialirkan pompa dalam per satuan waktu. Dari grafik hubungan antara kapasitas
dengan head pada pompa susunan seri dapat dilihat bahwa polynomial grafik
mengalami penurunan dari awal putaran mesin sampai akhir putaran mesin, dimana
semakin bertambahnya kapasitas, maka head akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas pompa adalah berbanding
terbalik. Head dapat dirumuskan sebagai berikut:
H=Pd1−Ps1
γ
W2= (Pd-Ps) . Q
Pd−Ps=W 2
Q
H . γ=W 2
Q
Dimana:
Q = Kapasitas (m3/s)
H = Head (m)
(Pd-Ps)= Beda tekanan pompa
γ =ρ air.g
W2 = Daya air (watt)
Pada bertambahnya nilai kapasitas maka akan mempengaruhi beda tekanan (Pd-
Ps) karena tekanan masuk semakin besar maka mengakibatkan terjadinya
penurunan beda tekanan (Pd-Ps).
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
C. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
C. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)
Dari grafik hubungan antara kapasitas terhadap head pada pengujian pompa
paralel dapat dilihat bahwa polynomial grafik mengalami penurunan dari putaran
awal sampai pada putaran akhir, dimana semakin bertambahnya kapasitas maka
headakan mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa hubungan antara head dan
kapasitas pada pompa paralel adalah berbanding terbalik sesuai dengan rumus:
H=Pd1−Ps1
γ
W2= (Pd-Ps) . Q
Pd−Ps=W 2
Q
H . γ=W 2
Q
Dimana :
Q = Kapasitas (m3/s)
H = Head (m)
(Pd-Ps)= Beda tekanan pompa
γ =ρ air.g
W2 = Daya air (watt)
Pada bertambahnya nilai kapasitas maka akan mempengaruhi beda tekanan
(Pd-Ps) karena tekanan masuk semakin besar maka mengakibatkan terjadinya
penurunan beda tekanan (Pd-Ps), dimana beda tekanan (Pd-Ps) berbanding lurus
dengan head sehingga menyebabkan terjadinya penurunan nilai head..Hal ini
disebabkan karena kapasitas pada pompa paralel merupakan penjumlahan dari
kapasitas pompa I dan kapasitas pada pompa II.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Hal ini sesuai dengan rumus:
Qtotal=Q1+Q2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
D. Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
D. Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) dan daya poros (W1) dapat dilihat
bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan dan setiap jenis pompa yaitu pompa
tunggal, pompa seri dan pompa pararel dimana semakin tinggi kapasitas (Q) maka
semakin tinggi pula nilai daya porosnya (W1). Hal ini disebabkan karena nilai
kapasitas (Q) berbanding lurus dengan daya poros (W1) dimana sesuai dengan
rumus berikut :
W 1=Fxnk
watt
W 2=( Pd−P s ) xQwatt
ɳ=W 2
W 1
x 100 %
Dari rumus di atas dilihat bahwa semakin besar nilai kapasitas (Q) maka gaya
yang dibebankan pada pompa juga akan semakin meningkat, sehingga daya poros
(W1) juga akan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya nilai
kapasitas (Q).
di mana : F = gaya pembebanan (N)n = putaran mesin (RPM)k = konstanta brake = 53,35
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
E. Hubungan Kapasitas dan Daya Air ( Pompa Tunggal, Seri, dan Paralel)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
E. Hubungan Kapasitas dan Daya Air ( Pompa Tunggal, Seri, dan Paralel)
Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) dan daya air (W2) dapat dilihat bahwa
kurva grafik dari masing-masing pompa (pompa tunggal, paralel, seri) mengalami
kenaikan sampai pada titik tertentu lalu kemudian kurva grafik untuk semua pompa
mengalami penurunan (penurunan grafik pada pompa paralel tidak terlalu besar).
Apabila dihubungkan dengan rumus adalah sebagai berikut :
H = Pd−Ps
γ
W 2=( Pd−P s ) xQ
Pd – Ps = W 2
Q
H .γ = W 2
Q
Di mana :
Q = Kapasitas (m3/s)
(Pd-Ps)= beda tekanan pompa
Dari rumus di atas dapat kita lihat bahwa antara beda tekanan pompa (Pd - Ps)
dan kapasitas (Q) adalah berbanding terbalik, sehingga peningkatan dari nilai
kapasitas (Q) akan diikuti dengan meningkatnya nilai beda tekanan pompa yang
mana akan meningkatkan nilai daya air (W2) juga. Dalam grafik telihat bahwa kurva
grafik mengalami penurunan padahal nilai kapasitas bertambah.Hal ini disebabkan
karena adanya penurunan perbedaan tekanan pada pompa, baik pada pompa tunggal,
pompa seri maupun pada pompa paralel sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan pada daya air pada pompa. Kemudian juga karena kemungkinan adanya
majorlosses (gesekan antara fluida dengan dinding pipa yang memiliki kekasaran)
dan minor losses (disebabkan karena perubahan bentuk dari pipa, misalnya belokan,
valve, dan lain-lain).
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
F. Hubungan Kapasitas dan Torsi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
F. Hubungan Kapasitas dan Torsi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) tehadap torsi (Nm) dapat dilihat
bahwa polinomial grafik mengalami peningkatan dari putaran awal sampai dengan
putaran akhir di mana semakin meningkatnya nilai kapasitas (Q), maka torsi (Nm)
akan ikut meningkat. Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas Q yang berbanding
lurus dengan nilai torsi (Nm) dimana sesuai dengan rumus :
T=FxL (Nm)
ɳ=W 2
W 1
x 100 %
ɳxFxnk= ( Pd−P s ) xQ
ɳxFxn=( Pd−Ps ) xQxk
ɳx T x n = (Pd – Ps) x Q x k x L
Di mana :
F = gaya pembebanan (Nm)
L = lengan momen = 0,179 m
Sehingga jika kapasitas (Q) mengalami peningkatan maka nilai gaya
pembebanan (F) untuk memindahkan fluida juga akan meningkat, dengan
meningkatnya nilai gaya pembebanan (F) maka akan diikuti pula dengan
meningkatnya nilai torsi (Nm). Hal ini disebabkan karena gaya pembebanan pada
pompa seri lebih besar jika dibandingkan dengan gaya pembebanan pada pompa
tunggal dari pompa parallel.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
G. Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
G. Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)
Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) tehadap efisiensi (%) dapat kita lihat
bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan pada titik tertentu dimana pompa seri
berada pada titik 53,042 % di kapasitas 0,0005 m3/s, pompa paralel pada 46,627 %
di 0,001086 m3/s dan pompa tunggal pada titk 18,543 % di 0,00057 m3/s lalu
kemudian mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa seiring dengan
bertambahnya kapasitas (Q) maka efisiensi (%) juga akan menigkat pula sampai
pada titik tertentu lalu mengalami penurunan. Hal ini dapat disesuaikan dengan
rumus berikut.
ɳ=W 2
W 1
x 100 %
ɳ=( Pd−P s) xQ
Fxnk
ɳxFxn=( Pd−Ps ) xQxk
ɳx T x n = (Pd – Ps) x Q x k x L
Dimana :
W1 = Dayas poros (Watt)
W2 = Daya air (Watt)
Dari rumus di atas dapat kita lihat bahwa nilai efisiensi adalah perbandingan
antara daya air (W2) dengan daya poros (W1). Alasan mengapa ketika nilai kapasitas
bertambah maka nilai efisiensi juga bertambah karena perbandingan antara daya
poros (W1) dan daya air (W2) adalah kecil dan nilai daya air (W2) hampir mendekati
nilai daya poros (W1). Dalam grafik juga terlihat adanya penurunan, hal ini
disebabkan karena nilai daya poros selalu meningkat seiring bertambahnya kapasitas
(Q), sedangkan tidak pada daya air.Daya air hanya meningkat sampai dengan
kapasitas tertentu sehingga menyebabkan selisih antara daya air dan daya poros
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
semakin besar sehingga efisiensi menurun. Hal lain yang menyebabkan turunnya
efisiensi adalah karena adanya kerugian gesek pada pompa sentrifugal.
2.5 Penutup
2.5.1 Kesimpulan
1. Pada pompa tunggal,seri,dan parallel apabila semakin bertambahnya kapasitas
fluida maka head akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena
hubungan antara head dan kapasitas pompa berbanding terbalik.
2. Semakin besar nilai kapasitas (Q) maka gaya yang dibebankan pada pompa
juga akan semakin meningkat, sehingga daya poros (W1) juga akan
mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya nilai kapasitas (Q).
3. Perbedaan tekanan pompa (Pd - Ps) dan kapasitas (Q) adalah berbanding
terbalik, sehingga peningkatan dari nilai kapasitas (Q) akan diikuti pula
dengan meningkatnya nilai beda tekanan pompa yang mana akan
meningkatkan nilai daya air (W2).
4. Peningkatan kapasitas (Q) menyebabkan nilai gaya pembebanan (F) untuk
memindahkan fluida juga akan meningkat, dengan meningkatnya nilai gaya
pembebanan (F) maka akan diikuti pula dengan meningkatnya nilai torsi (Nm).
5. Ketika nilai kapasitas bertambah maka nilai efisiensi juga bertambah karena
perbandingan antara daya poros (W1) dan daya air (W2) adalah kecil dan nilai
daya air (W2) hampir mendekati nilai daya poros (W1).
2.5.2 Saran
1. Laboratorium
Kebersihan laboratorium harus selalu dijaga
Laboratorium disarankan merawat dan memperbaiki alat-alat.
2. Asisten
Lebih mengawasi lagi praktikan yang sedang praktikum atau
menggunakan alat.
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GENAP2014/2015
Asisten diharapkan menjelaskan kepada praktikan ketika ada praktikan
yang tidak paham, contohnya tentang rumus.
3. Praktikan
Pada saat praktikum, praktikan harap memperhatikan instruksi atau
penjelasan dari asisten demi kelancaran pada saat praktikum.
Praktikan diharapkan lebih menghargai waktu pada saat melakukan
asistensi demi kelancaran penyelesaian laporan praktikum.