45
1 PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO) Portofolio Pembiayaan 2010 - September 2014

Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

1PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

Portofolio Pembiayaan2010 - September 2014

Page 2: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

1PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

Seluruh informasi yang disajikan diambil dari berbagai sumber dan adalah benar pada saat

informasi ini ditulis atas sepengetahuan PT Sarana Multi infrastruktur (Persero) (“PT SMi”).

PT SMi tidak bertanggung jawab atas ketidaktepatan yang terkandung dalam materi.

Dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur, seluruh proses evaluasi

untuk memastikan kelayakan pembiayaan atas suatu proyek, harus mengacu dan tunduk kepada

ketentuan/peraturan yang berlaku baik eksternal maupun internal PT SMi. Dengan demikian,

maka setiap keputusan untuk membiayai atau tidak membiayai suatu proyek, telah melalui

proses uji tuntas/due diligence yang dapat dipertangungjawabkan.

Setiap keluhan atas isi dokumen ini dapat disampaikan kepada:

ibu astried Swastika

Corporate Secretary PT SMi

Tel : +62 21 5785 1499

fax : +62 21 5785 4298

email : [email protected]

Website : www.ptsmi.co.id

keluhan yang diajukan kepada PT SMi bersifat sangat rahasia dan akan ditangani oleh panitia

khusus guna memastikan bahwa keluhan tersebut ditangani dengan tepat.

Daftar Isi

03 Kata Pengantar

04 1. Tentang PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

08 2. Produk dan Mekanisme Pembiayaan

12 3. Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI

16 4. Komposisi Portofolio Pembiayaan

18 4.1 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan sektor

20 4.2 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan mata uang

22 4.3 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan jenis pembiayaan

23 4.4 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI berdasarkan lokasi proyek

24 4.4.1 Portofolio Kegiatan Pembiayaan PT SMI di wilayah Indonesia Timur

26 5. Portofolio Pembiayaan Secara Sektoral

28 5.1 Sektor Air Minum

28 5.1.1 Tinjauan Singkat Sektor Air Minum

30 5.1.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Air Minum

31 5.1.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Air Minum

32 5.2 Sektor Jalan

32 5.2.1 Tinjauan Singkat Sektor Jalan

35 5.2.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Jalan

36 5.2.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Jalan

38 5.3 Sektor Ketenagalistrikan

38 5.3.1 Tinjauan Singkat Sektor Ketenagalistrikan

41 5.3.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan

43 5.3.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Ketenagalistrikan

45 5.4 Sektor Minyak & Gas Bumi

45 5.4.1 Tinjauan Singkat Sektor Minyak & Gas Bumi

48 5.4.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Minyak & Gas Bumi

50 5.4.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Minyak & Gas Bumi

52 5.5 Sektor Telekomunikasi

52 5.5.1 Tinjauan Singkat Sektor Telekomunikasi

54 5.5.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Telekomunikasi

55 5.5.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Telekomunikasi

56 5.6 Sektor Transportasi

56 5.6.1 Tinjauan Singkat Sektor Transportasi

59 5.6.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Transportasi

60 5.6.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Transportasi

62 5.7 Sektor Irigasi (Pengairan)

62 5.7.1 Tinjauan Singkat Sektor Irigasi

64 5.7.2 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Irigasi

66 6. Pelestarian Lingkungan & Potensi Energi Terbarukan

72 7. Penutup

75 8. Hal-hal yang Sering Ditanyakan

76 9. Kontak

77 Galeri Foto Proyek

Disclaimer

PT SMI adalah Lembaga Pembiayaan yang terdaftar & diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Page 3: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

2 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 3PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

buku Portofolio Pembiayaan ini merupakan

ringkasan atas peran nyata PT Sarana Multi

infrastruktur (Persero) (“PT SMi”) dalam melakukan

pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di

indonesia. buku ini memberikan gambaran

mengenai kinerja pembiayaan PT SMi sejak tahun

2010 sampai dengan September 2014.

kegiatan pembiayaan merupakan aktivitas inti dari

PT SMi yang didirikan oleh Pemerintah republik

indonesia untuk misi khusus menjadi katalis

dalam percepatan pembangunan infrastruktur di

indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan

melihat kebutuhan pembangunan infrastruktur

tidak hanya dari sisi pembiayaan semata maka

PT SMi bermetamorfosis dengan melakukan

pendampingan atas penyiapan proyek-proyek

kerjasama Pemerintah Swasta (kPS) serta dalam

pemberian jasa-jasa konsultasi. Dengan tambahan

kedua kegiatan tersebut menjadikan PT SMi

memiliki 3 pilar kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Pembiayaan dan investasi

2. Jasa konsultasi

3. Pengembangan Proyek kPS

Kata Pengantar

Di masa depan, PT SMi membuka peluang bagi

pihak swasta untuk dapat berpartisipasi dalam

pembangunan infrastruktur. untuk itu PT SMi

senantiasa menjalin kemitraan dengan investor

proyek infastruktur melalui kerja sama baik

dalam bidang pembiayaan, jasa konsultasi dan

pengembangan proyek kPS guna percepatan

pembangunan infrastruktur di indonesia.

Melalui buku Portofolio Pembiayaan ini PT SMi

berharap dukungan seluruh stakeholder untuk

terus dapat berkolaborasi secara bersama-

sama memberikan kontribusi dalam percepatan

pembangunan infrastruktur di indonesia.

Salam Hormat

Emma Sri Martini

Direktur utama

Page 4: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

TENTANG PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO)1.

Page 5: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

6 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 7PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Visi:Menjadi katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur nasional

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”) didirikan pada tahun 2009 sebagai

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.

100/PMK.010/2009 tentang Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.

Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur di

Indonesia, PT SMI menetapkan 3 pilar bisnisnya sebagai berikut:

• Pembiayaan infrastruktur

• Jasa konsultasi

• Pengembangan proyek

Bisnis utama PT SMI adalah melakukan pembiayaan di bidang infrastruktur.

Sebagai perusahaan pembiayaan infrastruktur, kegiatan operasional PT SMI

tunduk pada Peraturan Menteri Keuangan No. 100/PMK.010/2009 yang antara lain

mengatur lingkup objek pembiayaan yang terdiri dari infrastruktur transportasi,

jalan, pengairan, air minum, air limbah, telekomunikasi, ketenagalistrikan, minyak

dan gas bumi, serta infrastruktur lain atas persetujuan Menteri Keuangan.

Transportasi

Limbah

Ketenagalistrikan

Telekomunikasi

Jalan

Minyak & Gas Bumi

Irigasi

Air Minum

1. TENTANG PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO)

lingkup Pembiayaan PT SMi

Page 6: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

PRODUK DAN MEKANISME PEMBIAYAAN2.

Page 7: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

10 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 11PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

Produk dan Mekanisme Pembiayaan

PT SMI menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek

infrastruktur melalui skema dan produk sebagai berikut:

1. Pembiayaan Senior

Pembiayaan senior adalah hutang yang memiliki senioritas

yang lebih tinggi dalam hal pembayaran kembali hutang,

dibandingkan dengan hutang - hutang lain yang lebih junior.

Produk pembiayaan senior yang diberikan PT SMI dapat

berupa pembiayaan sebagai berikut:

• Pembiayaan Investasi Berjangka (Investment Loan/Term

Loan)

• Pembiayaan Modal Kerja

• Pembiayaan Dana Talangan (Bridge Loan)

• Pembiayaan Take Out Financing

• Pembiayaan Promoter Financing

2. Pembiayaan Hutang Subordinasi

Pembiayaan hutang subordinasi merupakan hutang yang

bersifat junior dalam hal pembayaran kembali hutang

dibandingkan hutang senior.

3. Pembiayaan Mezzanine

Pembiayaan mezzanine merupakan hutang yang

bersifat junior dalam hal pembayaran kembali hutang

dibandingkan hutang senior dan memiliki rancangan

pembayaran kembali dengan opsi konversi hutang

menjadi saham, kombinasi antara cash flow dan konversi

hutang menjadi saham atau kombinasi antara cash flow

dan opsi pembelian saham (warrants).

2. PRODUK DAN MEKANISME PEMBIAYAAN

Kegiatan Pembiayaan PT SMI meliputi kegiatan Pembentukan Portofolio dan Monitoring Portofolio. Adapun

proses pemberian pembiayaan sampai dengan proses pemantauannya dapat dijelaskan dalam bagan berikut:

4. Investasi Penyertaan Modal

Penyertaan modal adalah aktivitas investasi dalam bentuk kepemilikan saham secara langsung yang

kepemilikan sahamnya tidak ditujukan untuk dimiliki secara permanen pada perusahaan yang bergerak

dalam sektor/proyek infrastruktur. Aktivitas investasi tersebut dilakukan bersama-sama dengan pemegang

saham lain yang mengacu pada peraturan yang berlaku.

Persetujuan PBM

Komite Kredit & Investasi

Term Sheet

PIPELINE S.D. FINANCIAL CLOSE

Corporate Finance

Project Finance

Risiko pada Tingkat Korporasi

Credit Enhancement

Inve

stm

ent G

rade

Final Rating

Risiko pada Tingkat Proyek

PENCAIRAN FASILITAS - MONITORING

Prescreening1. PMK 1002. KYC, AML

& CFT*)

Non

Inve

stm

ent G

rade

Persyaratan Pencairan

• Industri• Bisnis• Manajemen• Keuangan

• Kontrak Pendapatan

• Kompetensi Pasar• Konstruksi &

Operasi• Struktur Hukum• Keuangan

Pemenuhan Kewajiban

pembayaran oleh Debitur

Verifikasi Pencairan Kepatuhan

terhadap Perjanjian-perjanjianPembayaran

Progress Proyek

KYC : Know Your Customer AML : Anti Money Laundering CFT : Counter Financing of Terrorism PBM : Pejabat Berwenang Memutus

AA

BBB

B

C

CC

E

F

AAA

A

BB

CCC

D

Identifikasi Pre Screening Analisa Kredit Eksekusi Financial

Close Pencairan Monitoring

Hanya korporasi dan proyek yang termasuk dalam kategori INVESTMENT GRADE yang

eligible untuk memperoleh pembiayaan dari PT SMI

• On-Site and Off-Site Monitoring• Laporan BoD (secara periodik)

Mekanisme Pemberian Pembiayaan

Page 8: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI3.

Page 9: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

14 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 15PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

Outstanding pembiayaan mencapai

dari total komitmen pembiayaan

78%Sejak berdiri pada tahun 2009, SMI telah banyak memberi kontribusi

pada pembiayaan sektor infrastruktur. Sesuai dengan Peraturan Menteri

Keuangan No. 100/PMK.010/2009, kegiatan utama PT SMI adalah

memberikan pembiayaan kepada proyek-proyek infrastruktur.

Sampai dengan September 2014 jumlah komitmen pembiayaan

PT SMI telah mencapai Rp 4,67 triliun dengan outstanding Rp 3,65 triliun

(termasuk pembiayaan dalam mata uang US Dollar yang dikonversi

dengan asumsi kurs Rp 12.212 / USD) .

Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI

3. OVERVIEW PEMBIAYAAN

Tingkat utilisasi komitmen pembiayaan yang diberikan oleh PT SMI juga

terus meningkat dari tahun ke tahun dan sampai dengan September 2014

tingkat utilisasi telah mencapai 78% dari total komitmen pembiayaan.

Pada tahun 2010-September 2014, PT SMI mencatat pertumbuhan

pembiayaan yang cukup tinggi terlihat dari CAGR komitmen dan

outstanding pembiayaan sebesar masing-masing 92,6% dan 124,9%.

Gambar 1 Komitmen dan Outstanding Pembiayaan PT SMI

Komitmen

92,6%

Outstanding

124.9%

Desember 2010-September 2014CAGR

UtilisasiKomitmen

Pembiayaan44% 47% 56% 69% 78%

komitmen outstanding

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

400

1.197

2.355

4.480

4.673

175

564

1.322

3.090

3.653

Page 10: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

16 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 17PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN4.

Page 11: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

18 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 19PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN

Komposisi Portofolio Pembiayaan

4.1 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Sektor

air Minum irigasi Jalan ketenagalistrikanMinyak & Gas bumi Telekomunikasi Transportasi

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

1.75

8

1.82

3

Gambar 2 Komitmen Pembiayaan PT SMI Untuk Tiap Sektor

Sampai dengan September 2014, pembiayaan PT SMI telah melingkupi 7 sektor

Dilihat dari sector coverage, di tahun 2010 PT SMI telah mampu melayani pembiayaan untuk 5 sektor infrastruktur

yakni transportasi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, irigasi dan jalan. Sektor ketenagalistikan berkontribusi

sebesar Rp 250 miliar atau sekitar 63% dari total nilai komitmen sebesar Rp 400 miliar di tahun 2010.

Di tahun 2011 PT SMI berhasil menambah pelayanan pembiayaannya pada sektor air minum dan telekomunikasi

dengan kontribusi sebesar 13% dan 17% dari total komitmen pembiayaan. Adanya sektor air minum dan

telekomunikasi menjadikan total sektor yang mampu dilayani menjadi 7 sektor infrastruktur. Pada tahun ini nilai

komitmen tumbuh pesat sebesar 199% dibanding dengan tahun 2010 dengan jumlah komitmen pembiayaan

mencapai Rp 1,2 triliun dan outstanding sebesar Rp 564 miliar.

68

188

150

20

6057

5

200

641

200

82

358

859

14

574

440

134

494 55

0

530

793

300

160

518 55

0 608

200

20 40

252

20 4

air Minum

irigasi

Jalan

ketenagalistrikan

Minyak & Gas bumi

Telekomunikasi

Transportasi

Diversifikasi sektor pembiayaan lebih merata di 2014

Di tahun 2012 sektor ketenagalistrikan masih

mengambil porsi paling besar yakni sebesar 36%

disusul sektor minyak dan gas bumi sebesar 27%

dari total komitmen. Tahun ini sektor minyak dan gas

bumi serta sektor jalan mengalami pertumbuhan

yang pesat dibandingkan dengan sektor lainnya.

Sektor minyak dan gas bumi tumbuh sebesar 242%

sementara sektor jalan bertumbuh sebesar 497%

dibanding tahun sebelumnya. Di tahun yang sama,

komitmen pembiayaan juga tumbuh sebesar 97%

dengan jumlah total komitmen mencapai Rp 2,3 triliun

dan outstanding sebesar Rp 1,3 triliun atau sekitar 56%

dari total komitmen pembiayaan.

Tahun 2013 portofolio pembiayaan PT SMI mulai terbagi

secara merata pada setiap sektor. Ketenagalistrikan

tetap memiliki bagian terbesar yakni sebesar 39% dari

total komitmen seiring meratanya pembiayaan pada

masing-masing sektor. Sektor yang tumbuh pesat

adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang

mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen.

Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

triliun dengan posisi outstanding mencapai Rp 3 triliun

atau 69% dari total komitmen.

Sampai dengan September tahun 2014 ini, jumlah

komitmen pembiayaan telah mencapai Rp 4,6 triliun

dengan nilai outstanding sebesar Rp 3,6 triliun.

PT SMI telah melakukan pembiayaan terhadap 7 sektor

dengan total jumlah debitur sebanyak 32 perusahaan.

Pada saat ini, komposisi pembiayaan berdasarkan

sektor tersebar lebih merata. Sektor ketenagalistrikan

memberi kontribusi terbesar sebanyak 39% dari

komitmen pembiayaan PT SMI diikuti oleh sektor

minyak & gas bumi sebesar 17%.

5%

10%17%

5%

63%

Desember 2010

17%

11%

12%6% 4%

11%

September 2014

Gambar 3 Komposisi Portofolio Pembiayaan Desember 2010 &

September 2014

39%

Page 12: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

20 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 21PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN

uSD (equiv. rp)rp

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

400

1.04

4

1.71

4

2.72

2

2.63

5

153

641

1.75

8 2.03

9

100% 87% 73% 61% 56%% Rp terhadap total komitmen pembiayaan

4.2 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Mata Uang

Gambar 4 Komitmen Pembiayaan PT SMI (Rp dan USD (equiv Rp))

PT SMI menggunakan 2 jenis mata uang dalam memberikan fasilitas pembiayaan yakni, Rupiah dan US Dollar. Mata

uang yang digunakan dalam fasilitas pembiayaan yang diberikan mengikuti mata uang pendapatan nasabah.

Pembiayaan dalam mata uang Rupiah masih mendominasi portofolio pembiayaan PT SMI. Pembiayaan dalam mata

uang Rupiah menyumbang rata-rata sebesar 75% dari total komitmen pembiayaan sampai dengan September 2014

ini.

Permintaan atas pembiayaan dalam mata uang Rupiah berasal dari sektor-sektor infrastruktur yang memiliki tarif

dalam denominasi Rupiah, seperti, transportasi, jalan tol, air minum dan ketenagalistrikan skala kecil dan menengah

seperti pembangkit listrik mini hidro.

Fasilitas pembiayaan PT SMI sebagian besar menggunakan mata uang Rupiah (Rp)

uSD

Jut

a

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

12

52

144

167

Pembiayaan dengan mata uang US Dollar (USD)

didominasi oleh sektor ketenagalistrikan dan minyak

& gas bumi

Total komitmen pembiayaan dengan mata uang Rupiah sampai

dengan September 2014 telah mencapai Rp 2,6 triliun dengan

outstanding Rp 2 triliun.

Sepanjang tahun 2011 porsi pembiayaan PT SMI dalam mata uang US

Dollar didominasi seluruhnya oleh sektor minyak dan gas bumi dengan

nilai komitmen USD 52,5 juta dan posisi outstanding USD 49 juta.

Pembiayaan tersebut terdiri dari proyek FSO dan terminal LPG.

Mulai tahun 2012 proyek-proyek dari sektor ketenagalistrikan dengan

produksi listrik yang besar mulai masuk dan mendominasi pembiayaan

dengan mata uang US Dollar sampai dengan saat ini.

Proyek yang memperoleh komitmen pembiayaan terbesar dari PT

SMI dengan mata uang US Dollar adalah pembangkit listrik tenaga

uap (PLTU) sebesar 2x10,5 MW di Gorontalo sebesar USD 28 juta pada

tahun 2013 lalu. Sampai dengan September 2014 total komitmen telah

mencapai USD 167 juta dengan nilai outstanding sebesar USD 132 juta

atau setara dengan Rp 2 triliun dengan nilai outstanding Rp 1,6 triliun

(dengan asumsi kurs Rp 12.212 / USD).

Gambar 5 Komitmen Pembiayaan PT SMI (USD)

Page 13: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

22 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 23PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN

4.3 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Jenis Pembiayaan

Gambar 6 Komitmen Pembiayaan Berdasarkan Jenis Pembiayaan

Komposisi pembiayaan didominasi Pembiayaan Investasi

Sampai dengan bulan September 2014, porsi komitmen pembiayaan untuk investasi

tercatat sebesar 84% atau sekitar Rp 3,9 triliun dari total seluruh pembiayaan PT SMI

(termasuk pembiayaan dalam mata uang US Dollar yang dikonversi dengan asumsi kurs

Rp 12.212 / USD). Hal ini merupakan perubahan yang signifikan mengingat pada tahun

2010, porsi pembiayaan investasi adalah sebesar 68% dan sempat berada pada angka

94% pada tahun 2012. Perubahan ini terutama disebabkan pertumbuhan pembiayaan

untuk investasi yang relatif tinggi sementara pertumbuhan pembiayaan modal kerja

cenderung stagnan.

Pembiayaan Modal kerja

Pembiayaan investasi

68% 90% 94% 84% 84%

% pembiayaan investasi

terhadap total komitmen

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

272

128

1.08

2

2.21

5

3.78

0

3.92

4

115 14

0

700

750

4.4 Komposisi Portofolio Pembiayaan PT SMI Berdasarkan Lokasi Proyek

Gambar 7 Komitmen Pembiayaan Berdasarkan Lokasi Proyek

Lokasi portofolio pembiayaan PT SMI tersebar di seluruh

Indonesia

Gambar 8 Proporsi Pembiayaan Project Finance

Pada September 2014 Berdasarkan Lokasi

Sampai dengan September 2014, jumlah komitmen

pembiayaan PT SMI telah mencapai Rp 4,67 triliun

yang terdiri dari Rp 3,3 triliun berupa project finance

dan Rp 1,3 trilun berupa corporate finance. Lokasi

proyek dengan pembiayaan project finance tersebar

pada 4 pulau besar di Indonesia, yakni Jawa, Sumatera,

Kalimantan dan Sulawesi. Porsi terbesar pembiayaan

project finance masih berada di pulau Jawa yakni

sebesar 41% diikuti dengan pulau Sumatera sebesar

34% dan pulau Kalimantan dan Sulawesi masing-

masing sebesar 15% dan 10% dari total komitmen

pembiayaan.

Pembiayaan corporate finance terdiri dari pembiayaan

perusahaan pembangkit listrik tenaga gas, pembiayaan

proyek telekomunikasi dan modal kerja. Pembiayaan

corporate finance antara lain digunakan untuk

pembangunan menara telekomunikasi, pembangunan

jalan dan jembatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

kalimantan Sulawesi Sumatera Corporate financeJawa

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

70

198

1.02

2

1.24

8

1.37

8

100

267

274

538

488

342

342

152

432

735

1.14

5

1.14

9

78

300 32

4

1.20

5

1.31

6

kalimantan

Sulawesi Sumatera

Jawa

15%

10%

34%

41%

September 2014

Page 14: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

24 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 25PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN4. KOMPOSISI PORTOFOLIO PEMBIAYAAN

4.4.1 Portofolio Kegiatan Pembiayaan PT SMI di wilayah Indonesia Timur

Gambar 9 Peran PT SMI di wilayah Indonesia Timur

PLTU, Gorontalo

Pelabuhan Marisa,Gorontalo

PLTMH, Mobuya, Sulawesi Utara

Proyek TrasnportasiArar, Sorong

Proyek Jembatan, KaliApi, Manokwari

Proyek Jembatan Wariki,Manokwari

Logistic MurphySemai Oil, Fakfak

Proyek JalanDekai Oksibil, Papua

Proyek Irigasi,Sangkup, Sulawesi Utara

Irigasi Wundulako,Kolaka, Sulawesi TenggaraJalan Jenepnto-Bantaeng,

Sulawesi SelatanWaduk Gerak Tempe,Wajo, Sulawesi Selatan

Jembatan Sungai Pumbiu,Sulawesi Barat

- BTS Tower diseluruh Indonesia- Pembiayaan Modal Kerja pada Sektor Telekomunikasi

Proyek Jalan, KlamonoKambuaya, Sorong

Pertumbuhan infrastruktur

di Indonesia wilayah timur

masih belum bisa mengimbangi pertumbuhan

di Indonesia wilayah barat

Pembangunan infrastruktur untuk

Indonesia di wilayah timur dirasa masih

belum bisa mengimbangi pertumbuhan

pembangunan pada wilayah barat. Menurut

data dari Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian Republik Indonesia tahun

2014, kendala-kendala pembangunan yang

dihadapi antara lain masih dibutuhkannya

pemenuhan kebutuhan energi listrik;

revitalisasi kapal pengangkut barang dan

penumpang yang sebagian besar telah

berusia tua; interkoneksi wilayah melalui

jalur darat, laut dan udara yang lebih baik

guna menciptakan sistem logistik yang

efektif dan efisien; percepatan pembangunan

infrastruktur untuk kemudahan akses ke

wilayah-wilayah terpencil, khususnya bagi

masyarakat Papua yang mayoritas berdiam

di daerah pegunungan.

PT SMI juga telah melakukan pembiayaan

pada wilayah timur Indonesia melalui proyek-

proyek pembangkit listrik, pembangunan

sarana irigasi, pembangunan jalan dan

jembatan. Pada wilayah timur Indonesia,

pembiayaan PT SMI lebih banyak berperan

pada pembangunan jalan dan jembatan

seperti pada jalan yang menghubungkan

Jeneponto – Bantaeng di Sulawesi Selatan

atau Jalan Dekai – Oksibil di Manokwari

Papua. Dengan adanya perbaikan dan

peningkatan kapasitas jalur lintas Jalan

Jeneponto – Bantaeng diharapkan mampu

menjaga kekuatan ekonomi di wilayah

timur Indonesia khususnya pada Provinsi

Sulawesi Selatan. Proyek jalan Dekai-Oksibil

merupakan bagian dari Jalan Trans Papua

dengan total panjang jalan mencapai 3.421

km. Adanya Jalan Trans Papua diharapkan

mampu mempercepat pembangunan di

provinsi Papua dan Papua Barat.

Sedangkan untuk pembiayaan

ketenagalistrikan berada di Gorontalo dan

Mobuya di Sulawesi Utara. Keberadaan

kedua pembangkit ini membantu

mengurangi defisit daya di Sulawesi Utara

dengan menambah kapasitas penyediaan

daya listriknya. Dengan adanya proyek PLTU

yang dibiayai PT SMI di Gorontalo ini, maka

biaya produksi listrik diperkirakan dapat

dihemat Rp 2.567 per kwh jika dibandingkan

dengan PLTD. (Biaya operasi PLTU rata-rata

Rp 719,52 per kwh, biaya operasi PLTD rata-

rata Rp 3.286,13 per kwh, sumber: Statistik

PLN 2013).

Page 15: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

26 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 27PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5.

Page 16: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

28 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 29PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

Gambar 10 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Air Minum

Portofolio Pembiayaan Secara Sektoral

5.1 Sektor Air Minum

5.1.1 Tinjauan Singkat Sektor Air Minum

Target MDGs Indonesia sebesar 68,8% pada tahun 2015

Pemenuhan kebutuhan air minum serta ketersediaan akses

air bersih untuk masyarakat menjadi tantangan terbesar

bagi pembangunan sektor air di Indonesia. Pemenuhan

akses air minum dibandingkan total penduduk pada tahun

2009 mencapai 47,7%, masih dibawah target Millenium

Development Goals (MDGs) sebesar 68,8% pada tahun 2015.

Adanya peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan

ekonomi menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan

terhadap air bersih. Hal ini menyebabkan kebutuhan

akan air minum menjadi semakin penting dan strategis.

Dibutuhkan air baku yang stabil dan berkualitas, jaringan

distribusi yang dapat diandalkan dan instalasi pengolahan

air minum yang baik untuk bisa menyerap kebutuhan yang

terus bertumbuh. Keikutsertaan dan dukungan Pemerintah

dalam perkembangan sektor air minum juga menjadi poin

penting untuk mendukung pertumbuhan investasi di sektor

air minum.

Proyek Suplai Air Bersih,Tangerang

Proyek Suplai Air Bersih,Jakarta Berdasarkan data dari Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum, komposisi PDAM yang sehat, kurang sehat

dan sakit pada tahun 2012-2013 cenderung memiliki porsi yang relatif tidak berubah.

Di sisi lain, porsi PDAM sakit di tahun 2013 tercatat lebih rendah dibanding dengan

kinerja tahun 2011 meskipun jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2012 porsinya

sedikit mengalami kenaikan. Di tahun 2013, PDAM yang sehat memiliki porsi 50,3% atau

mengalami sedikit penurunan dibanding dengan kondisi pada tahun 2012 berdasarkan

total jumlah PDAM yang telah diperiksa oleh BPPSPAM di seluruh Indonesia.

Salah satu penyebab utama lambatnya pembangunan sektor air minum adalah

keterbatasan kemampuan PDAM dari sisi finansial dan teknis untuk mengembangkan

infrastruktur air minum di Indonesia. Akibat keterbatasan ini, kerjasama dengan pihak

swasta menjadi salah satu solusi dalam pengembangan sektor air minum di Indonesia.

Hanya sekitar 50% PDAM di Indonesia

yang tergolong sehat

(Sumber: BPPSPAM, telah diolah kembali)

Gambar 11 Kinerja PDAM 2011-2013

kurang Sehat SakitSehat

2011

43,3

%

30,7

%

26,0

%

2012

52,1

%

30,8

%

17,1

%

2013

50,3

%

29,7

%

20,0

%

Page 17: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

30 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 31PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

Gambar 12 Pembiayaan Pada Sektor Air Minum

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

150

150

200

440

300

200

200

230

komitmen outstanding

5.1.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Air Minum

Komitmen

28,7%

Outstanding

16,8%

Desember 2011-September 2014

CAGR

Pada tahun 2011, dengan masuknya debitur

pertama dalam sektor air minum maka

pembiayaan dalam sektor ini mulai berjalan.

Jumlah komitmen pembiayaan awal sebesar

Rp 150 miliar ditujukan untuk pembiayaan

anggaran belanja modal tahun 2011 yang

meliputi pembangunan infrastruktur air

minum termasuk penambahan, pengadaan,

penggantian, perbaikan dan pemeliharaan

bangunan pengambilan air baku, jaringan

transmisi, distribusi dan instalasi pengolahan air

minum. Pada tahun 2012, PT SMI memberikan

tambahan pembiayaan sebesar Rp 50 miliar

yang ditujukan untuk pembiayaan anggaran

belanja modal tahun 2012. Per September 2014,

posisi outstanding pembiayaan telah mencapai

berjumlah Rp 230 miliar.

Pada tahun 2013, PT SMI bersama-sama dengan

perusahaan pembiayaan lain memberikan

komitmen pembiayaan sindikasi untuk

pembangunan instalasi pengolahan air minum

di kota Tangerang dengan kapasitas 1500 liter

per detik. Proyek ini memerlukan dana sekitar

Rp 1,4 triliun dimana pendanaan berasal dari

pembiayaan sindikasi sebesar Rp 751 miliar dan

sisanya dari modal sendiri.

Dalam perkembangannya, terjadi perubahan-

perubahan yang diperkirakan akan merubah

perjanjian kontrak antara calon debitur dan

PDAM kota Tangerang sehingga pada bulan

Februari 2014, anggota sindikasi sepakat untuk

memutuskan kerjasama pembiayaan kepada

calon debitur.

5.1.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Air Minum

Proyek : Pembiayaan Kebutuhan Belanja Modal

Lokasi : DKI Jakarta

Keterangan : Kebutuhan belanja modal dipergunakan untuk perluasan coverage air minum untuk wilayah Jakarta bagian timur

Perusahaan merupakan penyedia jasa air bersih

bagi area industri, area bisnis maupun pemukiman

penduduk di wilayah operasional meliputi Jakarta

Timur, sebagian Jakarta Pusat dan Jakarta Jakarta

Utara. Pada tahun 1998, perusahaan mendapat

konsesi untuk melakukan usaha selama 25

tahun berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan

Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta (“PAM

Jaya”).

Di dalam perjanjian konsesi tersebut, perusahaan

mengambil alih seluruh fasilitas produksi dari PAM

Jaya dan mengoperasikan fasilitas tersebut selama

25 tahun. Dengan demikian perusahaan bertanggung

jawab untuk mengelola, mengoperasikan, memelihara,

serta melakukan investasi untuk mengoptimalkan,

menambah dan meningkatkan pelayanan air bersih di

wilayah operasionalnya.

Perusahaan memiliki fasilitas produksi berupa

instalasi pengolahan air (“IPA”) di tiga lokasi dengan

kapasitas produksi sebagai berikut:

1. IPA Buaran I : 2.000 liter/detik

2. IPA Buaran II : 3.000 liter/detik

3. IPA Pulo Gadung : 4.000 liter/detik

Untuk mendukung distribusi air bersih agar bisa

menjangkau seluruh pelanggan, perusahaan memiliki

pusat distribusi di Cilincing dan 4 pompa tekan yang

berlokasi di Pasar Rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu

dan Tugu. Pompa tekan baru di Tugu merupakan

instalasi pompa terbaru yang secara signifikan

meningkatkan ketersediaan air di 11 kelurahan di

wilayah Jakarta Utara.

Merupakan fasilitas pengelolaan & distribusi air

bersih di timur Jakarta

Page 18: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

32 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 33PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.2 Sektor Jalan

5.2.1 Tinjauan Singkat Sektor Jalan

Gambar 13 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Jalan

Proyek Rekonstruksi Jalan, Aceh Tengah

Jalan Teraju-Batas BalaiBekuak, Sanggau

Proyek Jalan, KlamonoKambuaya, Sorong

Jembatan Sungai Pumbiu,Sulawesi Barat

Proyek Jembatan, KaliApi, Manokwari

Proyek Jembatan Wariki, Manokwari

Proyek Transportasi Arar, Sorong

Proyek JalanDekai Oksibil, Papua

Jalan Bypass-BBandar Lampung

Jalan Jeneponto-Bantaeng, Sulawesi Selatan

Proyek Underpass,Cibubur, Jakarta

Jawa Tengah

Jalan TolCikampek Palimanan

Bagi setiap negara, infrastruktur jalan merupakan elemen penting

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Adanya infrastruktur

jalan akan membuat perekonomian suatu wilayah menjadi

berkembang lebih cepat dibanding wilayah-wilayah yang tidak

memiliki infrastruktur jalan, baik itu jalan tol, jalan nasional maupun

jalan provinsi. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur jalan

yang baik dan merata diharapkan dapat membantu pelaksanaan

pembangunan yang merata di seluruh Indonesia.

Dari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah

kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai

94 juta kendaraan atau tumbuh dengan CAGR 15,1% dalam periode

tahun 2004 sampai dengan tahun 2012. Pertumbuhan jumlah

kendaraan tentunya harus diimbangi dengan pembangunan

infrastruktur jalan yang baik dan terintegrasi.

Rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor 15%

per tahun

(Sumber: Kantor Kepolisian Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS))

Gambar 14 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 2004-2012

Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

2004 4.231.901 933.251 2.315.781 23.061.021 30.541.954

2005 5.076.230 1.110.255 2.875.116 28.531.831 37.623.432

2006 6.035.291 1.350.047 3.398.956 32.528.758 43.313.052

2007 6.877.229 1.736.087 4.234.236 41.955.128 54.802.680

2008 7.489.852 2.059.187 4.452.343 47.683.681 61.685.680

2009 7.910.407 2.160.973 4.452.343 52.767.093 67.336.644

2010 8.891.041 2.250.109 4.687.789 61.078.188 76.907.127

2011 9.548.866 2.254.406 4.958.738 68.839.341 85.601.351

2012 10.432.259 2.273.821 5.286.061 76.381.183 94.373.324

Page 19: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

34 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 35PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

Dibandingkan dengan sektor-sektor infrastruktur

lainnya, sektor jalan memiliki tenor pembiayaan

yang lebih panjang karena biaya investasi yang cukup

besar. Sektor ini masih cukup menjanjikan karena

pertumbuhan kendaraan penumpang maupun

angkutan barang yang terus meningkat seiring dengan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Sektor ini

memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan industri-

industri lainnya seperti otomotif dan migas.

Di Indonesia, sektor jalan masih banyak terkonsentrasi

di pulau Jawa. Frekuensi kendaraan yang lebih tinggi

dibanding pulau-pulau lainnya membuat sektor jalan

berkembang lebih pesat di Jawa. Saat ini terdapat

proyek besar untuk jalan tol yang menghubungkan

kota-kota di pulau Jawa yaitu Tol Trans Jawa sepanjang

1.100 km. Jaringan jalan tol Trans Jawa terbagi atas 5

koridor utama, yaitu Koridor Merak–Jakarta–Cikampek

(telah beroperasi), Koridor Cikampek–Cirebon (belum

beroperasi), Koridor Cirebon–Semarang (beroperasi

sebagian kecil), Koridor Semarang–Surabaya (belum

beroperasi) dan Koridor Surabaya–Banyuwangi

(beroperasi sebagian kecil).Pertumbuhan sektor jalan terkoneksi dengan pertumbuhan pada industri-industri lain

5.2.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Jalan

Gambar 15 Pembiayaan Pada Sektor Jalan (Rp)

Komitmen

98,0%

Outstanding

150,5%

Desember 2010-September 2014

CAGR

Pada tahun 2011, PT SMI mulai menjajaki sektor infrastruktur jalan dengan memberikan pembiayaan kepada

salah satu BUMN Karya dalam bentuk Pembiayaan Modal Kerja untuk pembangunan jalan Jeneponto-Bantaeng di

Sulawesi Selatan sebesar Rp 20 miliar. PT SMI mulai terjun ke sektor infrastruktur jalan tol pada akhir tahun 2012

melalui pembiayaan sebesar Rp 300 miliar kepada operator jalan tol seksi Cikampek-Palimanan sepanjang 116,4

km. Proyek ini merupakan bagian dari proyek besar jalan tol Trans Jawa. Penarikan pertama dimulai pada bulan

Juni 2013 sebesar Rp 31 miliar. Sampai dengan September tahun 2014 posisi outstanding untuk proyek ini sudah

mencapai Rp 145 miliar.

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

60

40 32

10

358

494

518

23

248

313

komitmen outstanding

Page 20: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

36 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 37PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.2.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Jalan

Proyek : Pembiayaan Jalan Tol Cikampek – Palimanan

Lokasi : Jawa Barat

Keterangan : • Masa konsesi 35 tahun• Panjang jalan 116,75 km (STA 91+350 s/d STA 208+104).• Merupakan bagian dari jaringan tol Trans Jawa

Lokasi proyek seluruhnya masuk dalam area

Provinsi Jawa Barat, berawal dari Cikampek,

Kabupaten Karawang (km 91,50) dan berakhir di

Palimanan, Kabupaten Cirebon (km 207,174). Jalan

tol ruas Cikampek - Palimanan diharapkan mampu

mendukung jalan pantai utara Jawa Barat (Jalur

Pantura) yang merupakan jalan antar kota utama. Jalur

Pantura banyak dilalui untuk mobilitas penumpang

dan barang dari Jawa bagian barat menuju Jawa

bagian tengah dan timur.

Jalan tol ruas Cikampek – Palimanan memiliki panjang

116,20 km, yang terbagi dalam 6 seksi sebagai berikut:

• Seksi 1 : Cikopo – Kalijati (26,0 km)

• Seksi 2 : Kalijati – Subang (12,0 km)

• Seksi 3 : Subang – Cikedung (28,5 km)

• Seksi 4 : Cikedung – Kertajati (21,0 km)

• Seksi 5 : Kertajati – Sumberjaya (15,5 km)

• Seksi 6A : Sumberjaya – Panjalinkidul (9,0 km)

• Seksi 6B: Panjalinkidul – Palimanan (4,2 km)

Rencana penentuan lintasan jalan (alignment) proyek

akan dimulai di Cikopo ke arah timur berturut-turut

melintasi 2 kecamatan dan 5 desa di Kabupaten

Purwakarta. Alignment selanjutnya akan melewati

Kecamatan Pabuaran sebagai pintu masuk Kabupaten

Subang dan selanjutnya melewati Kabupaten

Indramayu, Kabupaten Majalengka dan berakhir di

Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.

Proyek jalan tol ruas Cikampek–Palimanan ini akan

menghubungkan ruas jalan tol Jakarta–Cikampek di

sebelah barat (sepanjang 73 km, dioperasikan oleh

PT Jasamarga sejak tahun 1988) dan ruas jalan tol

Palimanan–Kanci (sepanjang 28 km, dioperasikan oleh

PT Jasamarga sejak tahun 1998) dan Kanci–Pejagan

(sepanjang 35 km, dioperasikan oleh Group MNC sejak

tahun 2012) di sebelah timur.

Ruas tol Cikampek-Palimanan merupakan bagian dari jaringan tol

Trans Jawa

Page 21: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

38 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 39PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.3 Sektor Ketenagalistrikan

5.3.1 Tinjauan Singkat Sektor Ketenagalistrikan

Gambar 16 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Ketenagalistrikan

PLTA Asahan, Sumatera Utara

PLTMH Tara Bintang, Sumatera Utara

PLTA, Humbahas,

Sumatera Utara

PLTG Tanjung Uncang,

Batam

PLTMH Solok Selatan,

Sumatera Barat

PLTMH Lebong,

Bengkulu

PLTMH Lebak,

Banten

Proyek Tanjung Batu

Bangka Belitung

PLTMHBanjarnegara, Jawa Tengah

PLTGB, Kutai Barat

PLTMH Mobuya, Sulawesi Utara

PLTU, Gorontalo

*Data realisasi s.d. Sept 2013 terhadap Jan-Sept 2012(Sumber: RUPTL PLN 2013-2022, telah diolah kembali)

Gambar 17 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWH)

Kebutuhan listrik Nasional diperkirakan

akan tumbuh 8-10%per tahun

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, listrik

merupakan elemen penting untuk mendukung

percepatan pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan

pasokan listrik yang cukup dan memadai menjadi

menjadi kunci untuk dapat bersaing di dunia

internasional. Saat ini Indonesia masih mengalami

defisit daya yang menyebabkan adanya pemadaman

listrik di beberapa daerah.

Kebutuhan listrik di Indonesia diperkirakan masih

akan tumbuh secara signifikan dalam beberapa

tahun ke depan. Dalam Rencana Usaha Penyediaan

Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2013-2022, diperkirakan

pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia sebesar

10% pada tahun 2014 dengan estimasi pelanggan

sebesar 56,8 juta.

Wilayah 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) Rata-rata

indonesia 127.6 133.1 145.7 156.3 172.2 137.8Pertumbuhan % 6.4 4.3 9.4 7.3 10.2 8.6 7.5

Jawa-bali 100.8 104.1 113.4 120.8 132.1 105.4Pertumbuhan % 5.4 3.3 8.9 6.5 9.3 8.2 6.7

Sumatera 16.4 17.6 19.7 21.5 24.2 19.2Pertumbuhan % 11.9 7.2 11.6 9.3 12.6 8.0 10.5

kalimantan 4.2 4.7 5.1 5.7 6.4 7.2Pertumbuhan % 8.2 9.7 10.3 10.1 12.9 7.8 10.2

Sulawesi 4.2 4.6 5.1 5.6 6.4 5.4Pertumbuhan % 7.4 8.8 10.7 11.0 13.7 14.4 10.3

Maluku, Papua & nusa Tenggara

2.0 2.2 2.4 2.7 3.1 2.6

Pertumbuhan % 8.3 9.7 10.7 13.0 16.1 13.9 11.6

Secara umum, kebutuhan listrik tertinggi di Indonesia

berada di wilayah Jawa-Bali dengan total daya 132,1

TWH atau sekitar 76% dari total daya seluruh Indonesia

berdasarkan data tahun 2012.

Page 22: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

40 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 41PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

RUPTL PLN 2013-2022 mengestimasikan kebutuhan

listrik untuk tahun 2014 sebesar 207,8 TWH untuk

seluruh Indonesia dengan rincian wilayah Indonesia

timur sebesar 21,2 TWH, Indonesia barat sebesar

29,4 TWH dan Jawa-Bali sebesar 157,2 TW. Target

elektrifikasi adalah sebesar 82,6% untuk tahun 2014

dan 97,7% di tahun 2022 untuk seluruh Indonesia.

Sampai dengan tahun 2022, total kebutuhan investasi

pembangunan infrastruktur kelistrikan PLN dan IPP

(Independent Power Producers) diperkirakan sebesar

USD 125,2 miliar dengan partisipasi swasta sebesar

USD 54,1 miliar atau sekitar 43% dari kebutuhan

investasi. Penggunaan kebutuhan dana investasi

sebesar USD 91,3 miliar akan digunakan untuk

pembangkit listrik, sedangkan sisanya akan digunakan

untuk penyaluran dan distribusi. Perencanaan ini

terutama dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan

ekonomi sekitar 6% per tahun.

Untuk kedepannya, partisipasi listrik swasta masih

sangat dibutuhkan dengan porsi listrik swasta yang

cukup besar untuk pengembangan ketenagalistrikan

di Indonesia, tetapi permasalahan yang sering

didapati dalam pengembangan listrik swasta adalah

mundurnya financial close, government guarantee,

pembebasan lahan dan sebagainya. (Berdasarkan

RUPTL PLN 2013-2022)

(Sumber: RUPTL PLN 2013-2022, telah diolah kembali)

Gambar 18 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik RUPTL 2013-2022

Partisipasi listrik swasta masih sangat dibutuhkan untuk pengembangan kelistrikan di Indonesia

Tahun Sales (TWh)

2013 189.0

2014 207.8

2015 226.8

2016 246.5

2017 266.0

2018 286.4

2019 308.0

2020 331.6

2021 357.7

2022 386.6

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

97

102

75

80

komitmen outstanding

Gambar 19 Pembiayaan Pada Sektor Ketenagalistrikan Dengan Mata Uang Rupiah

Gambar 20 Pembiayaan Pada Sektor Ketenagalistrikan Dengan Mata Uang US Dollar

5.3.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

575

252

195

86

859

574 57

7

347

345

373

komitmen outstanding

Page 23: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

42 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 43PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

Sejak awal berdirinya, sektor ketenagalistrikan telah

menjadi tulang punggung PT SMI untuk pendapatan

pembiayaan. Mulai tahun 2010 sampai dengan

tahun 2013, komitmen pembiayaan pada sektor ini

selalu memiliki porsi yang terbesar dibandingkan

dengan sektor lainnya. Sampai dengan tahun 2012,

pembiayaan pada sektor ini didominasi pembiayaan

dengan mata uang Rupiah dan baru pada tahun 2013

mulai ada pembiayaan ketenagalistrikan dengan mata

uang US Dollar.

Secara umum jenis pembangkit listrik yang telah

dibiayai PT SMI adalah pembangkit-pembangkit yang

menggunakan tenaga air, gas bumi dan batubara.

Sampai dengan September tahun 2014 total komitmen

sektor ketenagalistrikan mencapai Rp 577 miliar

dengan outstanding Rp 373 miliar dan komitmen USD

102 juta dengan outstanding USD 81 juta.

Komitmen

24,7%

Outstanding

47,9%

Desember 2010-September 2014

CAGR (Rp)

Tahun 2013 mulai ada pembiayaan sektor

ketenagalistrikan dengan menggunakan mata uang USD

PLTU Molotabu membantu mengurangi defisit daya di

Gorontalo

5.3.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Ketenagalistrikan

Proyek : Pembangkit Tenaga Listrik Molotabu

Lokasi : Gorontalo

Keterangan : Pembangkit tenaga listrik uap dengan kapasitas 2 x 10.5 MW

Pembangunan proyek infrastruktur di Provinsi

Gorontalo terus dipacu untuk dapat mengejar

ketertinggalan dari provinsi lain. Menurut RUPTL

PLN 2013-2022 pada beberapa tahun terakhir

ekonomi Gorontalo berhasil tumbuh lebih dari 7%

per tahunnya dan hal ini mendorong meningkatnya

kebutuhan pasokan listrik secara signifikan.

PLTU Molotabu berlokasi di Desa Molotabu, Kabupaten

Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dengan jarak

sekitar 20 km dari Kota Gorontalo. Jaringan transmisi

direncanakan akan masuk ke tegangan 150 kV milik

PT PLN melalui Gardu Induk Botupingge dengan

panjang jalur transmisi sepanjang 18 km.

Page 24: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

44 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 45PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

PLTU memiliki fasilitas jetty yang akan digunakan

untuk kepentingan pengangkutan batubara. PLTU

Molotabu dioperasikan dengan tenaga operator

sebagian besar berasal dari Gorontalo.

Untuk pengerjaan proyek tersebut, PLTU menggunakan

mesin dan peralatan, turbin dan generator dari Jinan,

serta boiler dari Wuxi, semuanya berasal dari Cina.

Berdasarkan rencana pengembangan sistem

kelistrikan PLN untuk tahun 2013 - 2020, PLTU

Molotabu termasuk salah satu dari 31 proyek

pembangunan pembangkit listrik yang diprogramkan

oleh PLN di Sulawesi.

5.4 Sektor Minyak & Gas Bumi

5.4.1 Tinjauan Singkat Sektor Minyak & Gas Bumi

Gambar 21 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Minyak & Gas Bumi

Terminal LPG,Semarang

Page 25: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

46 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 47PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

Pada saat ini, kebutuhan energi nasional masih

bergantung pada sumber energi yang berasal dari fosil

dan gas bumi sebesar 94%, terdiri dari minyak bumi

sebesar 47%, gas bumi sebesar 21% dan batu bara

sebesar 26%.

Dalam cetak biru target komposisi bauran energi

nasional, Pemerintah merencanakan untuk

mengurangi ketergantungan pada minyak bumi

dan meningkatkan penggunaan gas bumi serta

meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan seperti

tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun

2006. Diharapkan pada bauran energi di tahun 2025

pemanfaatan energi minyak bumi adalah sebesar 20%,

gas bumi 30%, batubara 33% dan energi terbarukan

17% (biofuel 5%, panas bumi 5%, biomasa nuklir air

surya angin 5% dan batubara yang dicairkan 2%).

Berdasarkan data British Petroleum Statistical Review

of World Energy bulan Juni 2013, produksi minyak bumi

Indonesia tahun 2012 sebesar 918.000 barrel oil per

day (“bopd”) atau 1,1% dari total produksi minyak bumi

dunia yang mencapai 86.152.000 bopd. Sedangkan

produksi gas alam Indonesia tahun 2012 sebesar 71,1

miliar m3 atau 2,1% dari total produksi gas bumi dunia

yang mencapai 3.363,9 miliar m3.

Kebutuhan energi nasional masih bergantung pada minyak dan gas bumi

Menurut data dari situs Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi,

total cadangan minyak bumi terus menurun sejak tahun

2006 sampai dengan tahun 2012 dari angka 8,93 miliar barel

ke angka 7,40 miliar barel. Hal ini sejalan dengan produksi

minyak bumi yang juga menurun dari 367.050 ribu barel pada

tahun 2006 menjadi 314.666 ribu barel pada tahun 2012.

Di masa mendatang, pengembangan sejumlah proyek baru

seperti beroperasinya Blok Cepu yang ditargetkan mulai

beroperasi penuh pada tahun 2014 dan pengembangan Blok

South Mahakam diharapkan dapat menambah produksi

minyak bumi nasional.

Dibutuhkan eksplorasi blok dan sumur baru untuk dapat menambah produksi minyak bumi nasional

(Sumber: Perpres No 5 Tahun 2006, telah diolah kembali)

Gambar 22 Cetak Biru Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025

Gas bumi

batubara energi Terbarukan

Minyak bumi

33%

17% 20%

30%

Bauran Energi 2025

Page 26: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

48 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 49PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.4.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Minyak dan Gas Bumi

Gambar 23 Pembiayaan Pada Sektor Minyak dan Gas Bumi Dengan Mata Uang Rupiah

Gambar 24 Pembiayaan Pada Sektor Minyak & Gas Bumi Dengan Mata Uang US Dollar

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

68

35

68

10

komitmen outstanding

uSD

Jut

a

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

47

53

13

65

39

49

13

52

komitmen outstanding

Komitmen

79,5%

Outstanding

65,6%

Desember 2011-September 2014

CAGR (USD)

Pembiayaan PT SMI pada sektor minyak dan gas bumi

terbagi menjadi 2, yaitu pembiayaan dalam mata

uang Rupiah dan US Dollar. Ditahun 2010, PT SMI

membiayai 2 debitur yaitu untuk pembiayaan pipa gas

di Tuban dan untuk modal kerja jasa logistik. Total

komitmen pembiayaan keduanya mencapai Rp 68

miliar. Pada akhir tahun 2012 seluruh pembiayaan

pada sektor ini berubah kedalam mata uang US Dollar

seiring berakhirnya masa kerja sama dengan kedua

debitur tersebut dan masuknya tiga debitur baru yang

menambah portofolio pembiayaan PT SMI dalam

sektor ini. dengan total komitmen USD 52,5 juta dan

nilai outstanding USD 49 juta per Desember 2012.

Di tahun 2013 masuk satu debitur baru dengan nilai

komitmen sebesar USD 9,4 juta untuk pembangunan

kilang minyak di Bojonegoro Jawa Timur. Tercatat

sampai dengan saat ini total debitur yang telah berhasil

bekerja sama dengan PT SMI di sektor ini sebanyak

6 debitur. Proyek-proyek yang telah dibiayai dalam

sektor minyak dan gas bumi meliputi pipa gas, FSO

(Floating, Storage, Offloading) dan fasilitas pendukung.

Page 27: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

50 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 51PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.4.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Minyak & Gas Bumi

Proyek : Pengolahan Minyak Bumi

Lokasi : Jawa Timur

Keterangan : Merupakan proyek strategis sebagai bagian dari ketahanan bahan bakar minyak di Jawa Timur

Proyek pengolahan minyak bumi ini dibangun tahun 2008 dan terletak

di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa

Timur (“Proyek Oil Refinery”). Proyek Oil Refinery ini awalnya memiliki

kapasitas produksi minyak mentah sebesar 6.000 bopd dan saat ini telah

meningkat menjadi 12.000 bopd. Proyek Oil Refinery memproses minyak

mentah menjadi bahan bakar minyak dan produk lain yang menjadi

bahan baku untuk industri petrokimia.

Minyak mentah yang diproses oleh perusahaan berasal dari ladang minyak

Banyu Urip, Cepu, Jawa Tengah yang merupakan pengembangan dari Blok

Cepu yang dilakukan oleh salah satu perusahaan migas bersama-sama

dengan PT Pertamina dan beberapa BUMD melalui Kontrak Kerja Sama

(“KKS”) Cepu yang ditandatangani pada tanggal 17 September 2005 dan

memiliki jangka waktu selama 30 tahun.

Penemuan ladang minyak Banyu Urip diumumkan

pada bulan April 2001 dan merupakan proyek pertama

yang dikembangkan setelah penandatanganan KKS.

Ladang minyak Banyu Urip memiliki desain dengan

kapasitas produksi minyak mentah hingga 165.000

bopd dan diperkirakan memiliki kandungan minyak

mentah lebih dari 250.000.000 barrel.

Proyek Oil Refinery terletak pada lokasi yang cukup

strategis, yaitu 5 km dari ladang minyak Banyu Urip

dan 130 km dari industrial real estate. Pasokan minyak

bumi dialirkan dari lokasi ladang minyak Banyu Urip

melalui pipa sepanjang 5,2 km ke lokasi kilang minyak.

Hasil Produksi Kilang Minyak Bojonegoro:

High Speed Diesel (HSD), Straight Run Gasoline (SRG), Vacuum Tower Bottom (VTB) atauHeavy Vacuum Gas Oil (HVGO)

Page 28: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

52 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 53PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.5 Sektor Telekomunikasi

5.5.1 Tinjauan Singkat Sektor Telekomunikasi

Gambar 25 Peta Proyek Pembiayaan PT SMI di Sektor Telekomunikasi

- BTS Tower diseluruh Indonesia- Pembiayaan Modal Kerja pada Sektor Telekomunikasi

(Sumber: Laporan Tahunan 2012 Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia)

Gambar 26 Pertumbuhan Pasar Seluler

Industri telekomunikasi diperkirakan masih akan

berkembang dan memiliki potensi pasar yang cukup

besar. Wilayah Indonesia yang luas ditambah jumlah

penduduk yang besar membuat industri telekomunikasi

menjadi penting untuk terus dikembangkan. Pasar

yang menjanjikan dan perkembangan teknologi

banyak mendorong tumbuhnya sektor infrastruktur

ini.

Dari Laporan Tahunan 2012 Kementerian Komunikasi

dan Informatika Republik Indonesia, terlihat

pertumbuhan pada industri telekomunikasi khususnya

pada pasar seluler masih diproyeksikan meningkat

meski diperkirakan pertumbuhannya akan mulai

melandai. Adapun 3 produk utama dari industri seluler

ini adalah layanan suara, layanan teks dan layanan

data. Dalam beberapa tahun belakangan ini penetrasi

produk layanan data pun semakin meningkat, seiring

bertumbuh pesatnya pengguna internet di Indonesia

dan berkembangnya teknologi secara global.

Peningkatan populasi memegang peranan penting dalam perkembangan sektor telekomunikasi

2009 2010 2011 2012 2013

Data Market review

Data forecast

Page 29: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

54 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 55PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.5.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Telekomunikasi

Gambar 27 Pembiayaan Pada Sektor Telekomunikasi

Pada September 2014 sektor telekomunikasi adalah

salah satu sektor yang memiliki komitmen terbesar

dari portofolio komitmen pembiayaan dengan mata

uang Rupiah, yakni sebesar Rp 550 miliar dengan

outstanding Rp 535 miliar. Pembiayaan pada sektor

ini dimulai pada tahun 2011 dengan komitmen

pembiayaan proyek menara telekomunikasi sebesar

Rp 200 miliar. Pada tahun 2013 PT SMI juga telah

menambah jumlah debitur dalam sektor ini untuk

pembiayaan menara telekomunikasi dan pembiayaan

belanja modal.

Pada awal tahun 2014 ini PT SMI memberikan

pembiayaan dana talangan kepada debitur baru

sebesar Rp 136 miliar untuk pembelian salah satu

perusahaan pengelola menara telekomunikasi.

Sampai September 2014 jumlah debitur yang telah

mendapatkan pembiayaan dari PT SMI dalam sektor

telekomunikasi adalah 4 perusahaan.

Desember 2011-September 2014

CAGR

Desember 2012-September 2014

Komitmen

44,5%

Outstanding

118,7%

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

550

200

200

550

340

136

535

komitmen outstanding

5.5.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Telekomunikasi

Proyek : Pembiayaan Menara Base Transceiver Station (BTS)

Lokasi : Seluruh Indonesia

Keterangan : • Bagian dari sindikasi senilai Rp 3 triliun• Pembiayaan untuk pembangunan menara telekomunikasi baru

Dari sisi jumlah menara dan kapitalisasi pasar,

perusahaan ini adalah perusahaan penyewaan

menara telekomunikasi ketiga terbesar di Indonesia.

Pembiayaan ini adalah bagian dari pendanaan

sindikasi lembaga keuangan untuk pembangunan dan

akuisisi menara telekomunikasi untuk meningkatkan

penyebaran menaranya.

Perusahaan ini merupakan salah satu dari tiga

penyedia jasa penyewaan menara telekomunikasi

utama di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan salah

satu dari dua penyedia jasa penyewaan menara

telekomunikasi di Sumatera Utara yang ditunjuk oleh

Pemerintah.

Pada posisi bulan Maret 2013, mayoritas menara yang

dimiliki perusahaan berlokasi di pulau Jawa (49,76%),

pulau Bali (34,70%), pulau Sumatera (7,99%) dan

daerah-daerah lainnya (7,55%).

Jumlah penyewa infrastruktur telekomunikasi

perusahaan mengalami peningkatan dari 1.542

penyewa (2010) menjadi 4.555 penyewa (Q1-2013).

Tenancy ratio juga mengalami peningkatan dari 1,38x

(2010) menjadi 1,82x (Q1-2013) atau hampir terdapat

dua penyewa pada setiap menaranya.

Merupakan salah satu penyedia jasa penyewaan

menara telekomunikasi utama di DKI Jakarta

Page 30: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

56 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 57PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.6 Sektor Transportasi

5.6.1 Tinjauan Singkat Sektor Transportasi

Gambar 28 Peta Pembiayaan Pada Sektor Transportasi

Dari data Statistik Perhubungan Buku Satu Kementerian Perhubungan tahun 2012, jika

dilihat dari jumlah arus peti kemas pelabuhan yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia

I sampai dengan IV, total arus peti kemas di Indonesia memiliki kecenderungan terus

bertumbuh dengan nilai CAGR 2008-2012 sebesar 5,8%. Sejak tahun 2008 sampai

dengan 2011, pertumbuhan arus peti kemas bertambah sekitar 1 juta twenty-foot

equivalent units (TEUs) setiap tahunnya. Di tahun 2012, total peti kemas yang dikelola

mencapai 11.076.865 TEUs.

Fasilitas pelabuhan yang kurang baik menghambat pertumbuhan transportasi laut

(Sumber: Statistik Perhubungan 2012 Buku Satu, telah diolah kembali)

Gambar 29 Arus Peti Kemas Pelabuhan Yang Dikelola PT Pelabuhan Indonesia I - IV (Persero)

(Sumber: Statistik Perhubungan 2012 Buku Satu, telah diolah kembali)

Gambar 30 Produksi Pergerakan Pesawat Penerbangan (unit)

Meski demikan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah arus peti kemas ini menurun disebabkan

oleh beberapa faktor diantaranya adalah, adanya krisis global dan perubahan cuaca ekstrim. Pelabuhan-pelabuhan

yang mengalami penurunan arus peti kemas adalah pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I dan II,

sedangkan pelabuhan yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia III dan IV masih memiliki tren meningkat.

Uraian Unit 2008 2009 2010 2011 2012

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Teus 900.623 1.340.337 1.474.371 1.474.371 1.304.237

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Teus 4.527.650 4.754.031 5.229.434 5.930.000 4.911.432

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Teus 2.388.827 2.468.310 2.666.389 2.949.980 3.256.640

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Teus 1.031.450 1.185.024 1.280.388 1.349.961 1.604.556

Total Teus 8.848.550 9.747.702 10.650.702 11.704.312 11.076.865

2008 2009 2010 2011 2012

Domestik 856.636 887.327 1.084.621 1.257.962 1.334.997

Internasional 111.586 123.473 140.355 158.405 169.111

Total 968.222 1.010.800 1.224.976 1.416.367 1.504.108

Page 31: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

58 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 59PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

Dari sisi transportasi udara, data statistik Kementerian

Perhubungan untuk tahun 2008-2012 memperlihatkan

rata-rata pergerakan pesawat tumbuh sebesar 12%

per tahun. Menurut rencana cetak biru transportasi

udara 2005-2024 Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara Kementerian Perhubungan, diperkirakan pada

tahun 2015-2019 permintaan angkutan dalam negeri

akan meningkat 10% pertahun dan angkutan luar

negeri sebesar 10,8% pertahun, sedangkan untuk

tahun 2020-2024 diperkirakan permintaan angkutan

dalam negeri akan meningkat 9,8% pertahun dan

angkutan luar negeri sebesar 6,8% pertahun.

(Sumber: Cetak Biru Transportasi Udara 2005-2024 Kementerian Perhubungan, telah diolah kembali)

Gambar 31 Estimasi Pertumbuhan Permintaan Jasa Angkutan Udara

Pertumbuhan permintaan angkutan udara domestik dan internasional diperkirakan sekitar 10% per tahun pada 2015-2019

Domestik Internasional

2005-2009 15,39% 12,6%

2010-2014 9,78% 12,3%

2015-2019 10% 10,8%

2020-2024 9,8% 6,8%

Gambar 32 Pembiayaan Pada Sektor Transportasi (Rp)

5.6.2 Kinerja Pembiayaan Sektor Transportasi

Komitmen

139,6%

Outstanding

179,7%

Desember 2011-September 2014t

CAGRSampai dengan September tahun 2014, untuk sektor transportasi PT SMI telah

memiliki total komitmen Rp 530 miliar dengan nilai outstanding mencapai

Rp 473 miliar. Pembiayaan dalam sektor ini tumbuh pesat pada tahun 2013 dengan

adanya pembiayaan-pembiayaan dalam jumlah yang besar yang didominasi oleh

proyek-proyek pembangunan dan pengelolaan pelabuhan kapal yang diantaranya

adalah terminal curah & log di Gresik Jawa Timur dan pelabuhan samudera &

terminal peti kemas di Samarinda, Kalimantan Timur.

rp

Mili

ar

Des-2010 Des-2011 Des-2012 Des-2013 Sep-2014

530

4 4

20 10

530

433

14 13

473

komitmen outstanding

Page 32: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

60 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 61PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.6.3 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Transportasi

Proyek : Pelabuhan terminal peti kemas

Lokasi : Kalimantan Timur

Keterangan : • Proyek skema BOT dengan masa konsesi 50 tahun• Merupakan proyek PPP

Potensi pertumbuhan kargo di Samarinda mencapai 6% per tahun

Proyek pelabuhan samudera dan terminal peti kemas Palaran terletak di

Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan

Timur (“Pelabuhan Palaran”). Pelabuhan Palaran terdapat di kota Samarinda

dan berfungsi sebagai pintu gerbang pengiriman logistik dari kota Samarinda

dan kawasan Hulu Mahakam ke Surabaya dan Jakarta atau sebaliknya. Kota

Samarinda sendiri merupakan sebuah kawasan ekonomi yang tumbuh dari

usaha pertambangan dan perdagangan, serta merupakan salah satu wilayah

yang potensial dalam hal pertumbuhan ekonominya.

Pelabuhan Palaran dibangun untuk menggantikan

pelabuhan lama yang letaknya di pusat kota Samarinda

yang sudah tidak dapat dikembangkan lagi karena:

• Tidak memiliki back up area untuk pengembangan

pelabuhan.

• Keterbatasan daya tampung area penumpukan peti

kemas (container) seluas 4,4 hektar hanya sebesar

130.000 TEUs per tahun, sedangkan traffic container

pada tahun 2009 telah mencapai 169.000 TEUs.

• Dermaga tidak didesain untuk kegiatan alat bongkar

muat peti kemas modern.

Lokasi Pelabuhan Palaran ditetapkan melalui

proses studi dan analisis yang dilakukan oleh Japan

International Cooperation Agency (“JICA”) pada

tahun 2000. Hasil studi dan analisis yang dilakukan

JICA tersebut dijadikan sebagai acuan dalam

pengembangan pelabuhan baru di Sungai Mahakam,

Samarinda.

Berdasarkan hasil studi tersebut, Samarinda memiliki

potensi pertumbuhan volume kargo rata-rata sebesar

6% per tahun dengan volume kargo sebesar 169.000

TEUs pada tahun 2009 dan diperkirakan menjadi

220.000 TEUs pada tahun 2015. Dengan pertumbuhan

volume kargo yang cukup besar tersebut, maka

diperlukan pengembangan pelabuhan baru dengan

kapasitas yang lebih besar.

Page 33: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

62 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 63PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL5. PORTOFOLIO PEMBIAYAAN SECARA SEKTORAL

5.7 Sektor Irigasi (Pengairan)

5.7.1 Tinjauan Singkat Sektor Irigasi (Pengairan)

Gambar 33 Peta Pembiayaan Pada Sektor Irigasi (Rp)

Proyek Irigasi,Sangkup, Sulawesi Utara

Proyek Drainase Sungai Kujang, Samarinda

Proyek Lampeong,Barito Utara

Proyek Irigasi, EmpatLawang, Sumatera Selatan

Proyek Grindulu,Madiun, Jawa Timur

Waduk Bajulmati,Banyuwangi

Irigasi Wundulako,Kolaka, Sulawesi Tenggara

Waduk Gerak Tempe,Wajo, Sulawesi Selatan

Sektor pengairan sangat erat kaitannya dengan sektor

pertanian. Hal ini dikarenakan infrastruktur pengairan

merupakan salah satu faktor penting yang berdampak

langsung kepada kualitas dan kuantitas produk

pertanian

Pendistribusian air secara merata, pengairan

untuk antisipasi perubahan musim dan jaminan

ketersediaan air merupakan poin penting dalam

usaha tani dalam rangka meningkatkan produksi

pangan yang berdampak pada pemenuhan produksi

pangan nasional.

Pada tahun 2009, diperkirakan sekitar 52% jaringan

irigasi mengalami kerusakan berdasarkan Rapid

Assessment Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut

Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Kementerian Pertanian, sarana dan prasarana

pengairan dapat berupa bendungan, bendung, saluran

primer, sekunder & tersier, box bagi, bangunan-

bangunan ukur dan saluran tingkat usaha tani (TUT)

dengan sumber pengairan yang dapat berasal dari

waduk dan air langsung dari sungai (non waduk).

Pengairan sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produk pertanian

Page 34: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

64 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014

5.7.2 Tinjauan Profil Portofolio Pembiayaan pada Proyek Sektor Irigasi (Pengairan)

Proyek : Waduk Bajulmati

Lokasi : Jawa Timur

Keterangan : Untuk mendukung pertanian di Banyuwangi dan Situbondo

Pembangunan waduk Bajulmati menggunakan fasilitas pembiayaan modal

kerja yang disediakan oleh PT SMI. Waduk Bajulmati berfungsi sebagai sumber

air untuk irigasi di wilayah Situbondo dan Banyuwangi dengan membendung

aliran sungai Bajulmati. Luas genangan waduk meliputi wilayah seluas

90 Ha dengan elevasi genangan 46 meter terhadap dasar bendungan dan lebar

bentangan bendungan 250 meter. Daya tampung hidup waduk adalah 40 juta

meter kubik, sedangkan daya tampung matinya adalah 10 juta meter kubik dan

dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 1.800 Ha. Waduk ini dijadwalkan dapat

berfungsi pada awal 2015 dan akan dilengkapi dengan PLTMH berkapasitas

340 kW yang akan digunakan sebagai utilitas dalam pengoperasian waduk ini.

Waduk Bajulmati akan mengairi sawah seluas 1.800 Ha

Page 35: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

66 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 67PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

PELESTARIAN LINGKUNGAN & POTENSI ENERGI TERBARUKAN6.

Page 36: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

68 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 69PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

6. Pelestarian Lingkungan & Potensi Energi Terbarukan6. Pelestarian Lingkungan & Potensi Energi Terbarukan

Pelestarian Lingkungan & Potensi Energi Terbarukan

Industrialisasi dan globalisasi mendorong

meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur dan

energi. Hal ini menyebabkan penggunaan bahan

bakar fosil maupun bahan bakar primer lainnya

terus meningkat. Penggunaan bahan bakar primer

menghasilkan emisi karbon yang menjadi salah satu

faktor terjadinya perubahan iklim atau pemanasan

global. Oleh karena itu dibutukan adanya alternatif

sumber bahan bakar atau energi baru yang lebih

ramah lingkungan dan juga terbarukan.

Dalam sektor tenaga listrik di Indonesia, sumber energi

terbarukan tergolong masih sedikit. Berdasarkan

RUPTL PLN 2013-2022, di 2014 ini direncanakan 8,8%

dari total pembangkit listrik di tahun ini dihasilkan dari

energi terbarukan dan ditargetkan terus meningkat

sampai dengan 16,1% di tahun 2022. Sampai saat

ini salah satu penyumbang utama produksi listrik

dari energi terbarukan adalah dari air dan panas

bumi. Tenaga angin, surya dan biomass tergolong

masih sangat sedikit karena minimnya pengetahuan

dan besarnya investasi yang harus dikeluarkan

dibandingkan dengan investasi dengan menggunakan

pembangkit-pembangkit yang menggunakan bahan

bakar primer yang memiliki nilai keekonomian yang

lebih menarik bagi investor.

Pembiayaan PT SMI dalam pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan telah mencapai 222 MW

Gambar 34 Pembiayaan PT SMI pada energi terbarukan dan pelestarian lingkungan

Dalam ketenagalistrikan PT SMI telah berperan terhadap penggunaan energi terbarukan melalui pembiayaan

pembangkit-pembangkit listrik tenaga air. Produksi pembangkit listrik tenaga air yang telah dibiayai PT SMI telah

mencapai sekitar 222 MW yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi.

PLTMH,Mobuya, Sulawesi Utara

PLTA,Asahan, Sumatera Utara

PLTMH TaraBintang, Sumatera Utara

PLTA,Humbahas, Sumatera Utara

PLTMHSolok Selatan, Sumatera Barat

PLTMHLebong, Bengkulu

Proyek Suplai Air Bersih,Jakarta

Proyek Suplai Air Bersih,Tangerang

PLMHLebak, Banten

PLTMH Banjarnegara, Jawa Tengah

Page 37: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

70 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 71PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

6. Pelestarian Lingkungan & Potensi Energi Terbarukan6. Pelestarian Lingkungan & Potensi Energi Terbarukan

Salah satu pembangkit listrik tenaga air dengan produksi listrik terbesar yang

pernah dibiayai oleh PT SMI adalah sebesar 180MW di Asahan, Sumatera Utara.

Adanya pembangkit listrik Asahan ini mampu menghemat biaya produksi listrik

apabila dibandingkan dengan menggunakan PLTU, PLTG dan PLTD. Biaya

pembangkit listrik tenaga air ini tergolong lebih murah dibandingkan dengan

pembangkit listrik tenaga lainnya dengan biaya rata-rata sebesar Rp 166,66/

kwh, sedangkan PLTU, PLTG dan PLTD sebesar Rp 719,52, Rp 2.954,28 dan Rp

3.286,13 per kwh (berdasarkan data statistik PLN tahun 2013).

Tidak hanya sektor ketenagalistrikan, sektor air bersih juga perlu diperhatikan

karena pengambilan air bersih dari tanah dengan cara mengebor secara

langsung dapat menyebabkan menurunnya tingkat permukaan tanah bahkan

dapat mempercepat intrusi air laut ke daratan karena menurunnya debit air

tanah. Di sektor air bersih, PT SMI telah berperan melalui pembiayaan pada

perusahaan pengelola air minum di Jakarta dan Tangerang.

Untuk mendukung pelestarian lingkungan dan

menggali lebih dalam potensi dan manfaat energi

terbarukan, dibutuhkan perhatian lebih untuk menarik

lebih banyak investor maupun pihak-pihak terkait.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

energi terbarukan adalah skala ekonomi dari proyek,

perlunya kapital/modal dalam skala besar dengan

pengembalian jangka panjang, proses pembangunan

yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang

ketat, waktu dan pengalaman untuk mengembangkan

kapasitas dan mengetahui lebih lanjut akan risiko-

risko pengusahaan, ketersediaan bahan baku, dan

teknis dari proyek-proyek yang menggunakan energi

terbarukan.

Page 38: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

72 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 73PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

PENUTUP7.

Page 39: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

75PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)74 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014

7. Penutup

Adapun kunci sukses pembangunan infrastruktur adalah:

• Akses informasi menyeluruh atas proyek yang potensial.

• Kerangka regulasi yang lebih kondusif bagi iklim investasi.

• Dukungan sepenuhnya dari Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.

• Insentif bagi investor.

• Proses tender berdasarkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

• Sinergi dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak dan para pemangku

kepentingan.

• Feasibility Study yang baik dan akurat.

Penutup

Sejak berdiri tanggal 26 Februari 2009, PT SMI berupaya meningkatkan

peranannya di sektor pembangunan infrastruktur. Sampai dengan bulan

September 2014 PT SMI telah membiayai 7 sektor infrastruktur dengan total

komitmen pembiayaan sebesar Rp 4,67 triliun. Porsi terbesar pembiayaan

adalah di sektor ketenagalistrikan (39%), sektor transportasi (17%) dan sektor

telekomunikasi (12%).

Untuk mendorong peran katalisnya, PT SMI telah membiayai proyek-

proyek yang menjadi program unggulan Pemerintah seperti proyek yang

terdapat dalam MP3EI. PT SMI juga membiayai proyek strategis lainnya

yang mendorong percepatan pembangunan ekonomi kawasan atau wilayah.

Hingga September 2014, proyek-proyek yang dibiayai PT SMI telah tersebar di

seluruh Indonesia.

1. Sektor apa saja yang bisa dibiayai PT SMI?

• Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. PMK/100.010/2009, secara umum

ada 8 sektor yang dapat dibiayai oleh PT SMI, yakni transportasi, jalan, pengairan, air

minum, air limbah, telekomunikasi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi, serta

infrastruktur lain atas persetujuan Menteri Keuangan.

2. Produk pembiayaan apa saja yang disediakan PT SMI?

• PT SMI menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur melalui skema

dan produk sebagai berikut:

i. Pembiayaan Senior

• Pembiayaan Investasi Berjangka

• Pembiayaan Modal Kerja

• Pembiayaan Dana Talangan

• Take Out Financing

• Promoter Financing

ii. Pembiayaan Hutang Subordinasi

iii. Pembiayaan Mezzanine

iv. Investasi Penyertaan Modal

3. Syarat-syarat apa saja yang perlu dipenuhi untuk mengajukan proposal pembiayaan?

• Beberapa dokumen yang dibutuhkan untuk proses pre-screening kami antara lain

adalah:

i. Company profile

ii. Dokumen hukum dan perijinan perusahaan

iii. Studi kelayakan proyek

iv. Dokumen pendukung lainnya

4. Berapa suku bunga pembiayaan PT SMI ?

• Penentuan suku bunga pembiayaan akan berdasarkan pada risiko proyek, tenor

pembiayaan dan kondisi pasar yang ada.

5. Berapa lama tenor dan grace period yang dapat disediakan?

• Tenor dan grace period akan disesuaikan dengan jadwal konstruksi proyek dan proyeksi

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kepada PT SMI.

6. Pembiayaan dalam mata uang apa saja yang dapat dibiayai PT SMI?

• PT SMI dapat membiayai proyek-proyek infrastruktur dengan menggunakan mata

uang Rupiah dan US Dollar.

8. Hal-hal yang Sering Ditanyakan

8. FAQ’s

Page 40: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

76 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 77PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

9. Kontak

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Pembiayaan dan Investasi silahkan menghubungi Kami.

Kontak:

Ms. Astried Swastika

Corporate Secretary

Ph: +62 21 5785 1499

Fax : +62 21 5785 4298

email: [email protected]

Kantor :

Wisma GKBI, 8th floor

Jl. Jend. Sudirman No. 28

Jakarta 10210, Indonesia

Website : www.ptsmi.co.id

9. Kontak

Galeri Foto Proyek

BTS Tower diseluruh Indonesia

PLTA Asahan, Sumatera Utara

Page 41: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

78 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 79PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

PLTG Tanjung Uncang, Batam

PLTMH Lebong Bengkulu

Terminal LPG, SemarangPLTU, Gorontalo

Page 42: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

80 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 81PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

Proyek Suplai Air Bersih, Jakarta

Oil Refinery, Bojonegoro, Jawa Timur

Pelabuhan Multi Purpose, Gresik

Page 43: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

82 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014 83PT Sarana MulTi infraSTrukTur (PerSero)

Jalan Tol Cikampek PalimananProyek Jalan Dekai Oksibil, Papua Floating Storage Offloading, Natuna, Kepulauan Riau

Jalan Bypass-B Bandar Lampung

Page 44: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

84 PorTofolio PeMbiayaan 2010 - SePTeMber 2014

Pelabuhan Palaran, Kalimantan Timur

Page 45: Portofolio Pembiayaan · adalah sektor transportasi dengan nilai komitmen yang mencapai Rp 529 miliar atau 12% dari total komitmen. Jumlah komitmen tahun 2013 telah mencapai Rp 4,4

PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PerSero)Wisma Gkbi, lantai 8,Jl. Jend. Sudirman no. 28, Jakarta 10210, indonesiaPh : +62 21 5785 1499, fax : +62 21 5785 4298email : [email protected]