Upload
galih-sahid-wisaksono
View
161
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Pada hari ini tanggal 4 Oktober 2012 telah dipresentasikan portofolio oleh:Nama Peserta : dr. Galih Sahid W.Dengan judul/topik : Manajemen Demam Thypoid Pada AnakNama Pendamping : dr. Ramdlani Yuliarti AbbasNama Wahana : RSUD Praya
No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan
1 12 23 34 45 5
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.Pendamping
( dr. Ramdlani Yuliarti Abbas )
Borang Portofolio
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1
Nama Peserta : dr. Galih Sahid W.
Nama Wahana : RSUD PRAYA
Topik : Manajemen Demam Thypoid Pada Anak
Tanggal (kasus) : 20/8/2012
Nama Pasien : An. P No. RM : 289751
Tanggal Presentasi : 4 Oktober 2012 Nama Pendamping : dr. Ramdlani Yuliarti Abbas
Tempat Presentasi : RSUD PRAYA
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pasien datang bersama orang tuanya dengan keluhan panas tinggi sejak 7hari SMRS. Panas timbul mendadak
tinggi hingga 39ºC, panas bersifar naik turun dan panas mulai meninggi biasanya pada sore hari, panas tidak di sertai
dengan kejang. Saat panas pasien menggigil, mengigau dan tidak mengalami penurunan kesadaran. Tidak dikeluhkan
mimisan ataupun gusi berdarah dan tidak ditemukan bintik merah pada badan. Pasien sering membeli jajan di luar
rumah. Pada pasien dikeluhkan tidak BAB ± 3 hari SMRS.
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 2
Tujuan: Manajemen Demam Thypoid Pada Anak
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas: Diskusi
Presentasi dan diskusi
Pos
Data pasien: Nama: An. P Nomor Registrasi: 289751
Nama klinik: RSUD Praya Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis: Demam Thypoid
2. Riwayat Pengobatan: Pasien belum pernah berobat dengan keluhan seperti ini
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Tidak pernah menderita penyakit serupa sebelumnya
4. Riwayat keluarga: Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
5. Riwayat pekerjaan: -
6. Riwayat pribadi: Lahir spontan ditolong oleh bidan, cukup bulan, saat lahir langsung menagis kuat, berat badan lahir 3600 gr, panjang badan 51 cm
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 3
7. Riwayat imunisasi: Imunisasi dasar baik
8. Lain-lain:
Pemeriksaan fisik KU : CM Nadi : 124 kali/menit Nafas : 30 kali/menit Suhu : 39,0 0 C Berat badan : 20 kg Kepala : Simetris Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter 2mm/2mm, refleks cahaya +/+ normal Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tidak hiperemis, faring hiperemis, eksudat (-), plak (-) Leher : KGB servikal anterior membesar, meningeal sign (-) Thorak :
Inspeksi : simetris (+), retraksi subkostae (-) Paru : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/- Jantung : irama teratur, bising (-)
Abdomen Inspeksi : distensi (-) Palpasi : supel, nyeri tekan(-), hepar teraba 1/3-1/3, lien S0
Perkusi : tympani Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler baik, oedem (-)Pemeriksaan Laboratorium :
Darah : Widal :Hb : 13,4 gr/dl Typhi O (+) 1/320 Hematokrit : 40 % Typhi H (+) 1/320Leukosit : 6.300 /mm3 Paratyphi AO (+) 1/160
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 4
Trombosit : 279.000 /mm3 Paratyphi CO (+) 1/320
Daftar Pustaka:
1. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehtana anak infeksi dan penyakit tropis., ed 1. Jkarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia: hal.367-375
2. Rampengan TH. Penyakit infeksi tropik pada anak, ed 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2008: hal.46-623. Pusponegoro HD, dkk. Standar pelayanan medis kesehatan anak, ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004: hal, 91-94.4. Kliegman RM, Behrman RE, Jeson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatrics, 18th ed. Philadelphia, 2007 : hal. 1186-1190.5. Concise Reviews of Pediatrics Infectious Disease. Management of Thypoid Fever in Children. February 2002 : hal.157-159
Hasil Pembelajaran:
Manajemen Demam Thypoid Pada Anak
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :Telah diperiksa anak berumur 5 tahun datang ke RS dengan keluhan utama demam tinggi mendadak yang hilang
timbul sejak 7hari SMRS. Demam berasifat naik turun terutama pada sore hari. Pasien juga menderita susah BAB sejak 3 hari SMRS, BAK pasien normal. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa. Pasien juga sering membeli jajan di luar rumah.
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 5
2. Objektif :Dari pemeriksaan fisik pada pasien suhu 39,0 0 C, dari pemeriksaan fisik lainnya didapatkan kesan Thypoid fever. Pemeriksaan widal
didapatkan hasil yang positif.
3. Assesment :
DefinisiDemam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus (terutama didaerah illeosekal) yang di sebabkan oleh kuman
Salmonella typhi.
EtiologiDemam tifoid (termasuk paratifoid) disebabkan oleh kuman salmonella typhi, Salmonella paratyphy A, Salmonella paratyphi C. Jika
penyebabnya salmonella paratyphi, gejalanya lebuh ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh salmonella typhi. Pada minggu pertama sakit, demam tifoid sanagt sukar dibedakan dengan penyakit demam lainnya. Untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan biakan kuman untuk kofirmasi.
Salmonella typhi termasuk bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora, berflagela, berkapsul, tumbuh baik pada suhu optimal 370 C, bersifat fakultatif anaerob, dan hidup subur pada media yang mengandung empedu. Kuman ini mati pada pemansan suhu 54,40 C selama satu jam. Kuman ini juga dapat bertahan hidup lama di lingkungan kering dan beku.
Baktei ini berasal dai feses manusisa yang sedang menderita demam tifoid atau karier Salmonella thypi. Mungkin tidak ada orang Indonesia yang tidak pernah menelan bakteri ini. Bila hanya tertelan sedikit, biasanya orang tidak menderita tifoid. Namun bakteri yang sedikit demi sedikit masuk ke tubuh ke tubuh menimbulkan suatu reaksi serologi Widal yang positif dan bermakna.
PatologiHuckstep membagi patologi dalam plaque peyeri dala empat fase. Ke empat fase ini akan terjadi secara berurutan bila tidak segera
diberikan antibiotik, yaitu :Fase 1 : hiperplasia folikel limfoidFase 2 : nekrosis folikel limfoid selama seminggu kedua melibatkan mukosa dan submukosaFase 3 : ulserasi pada aksis panjang bowel dengan kemungkinan perforasi dan perdarahan
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 6
Fase 4 : penyembuhan terjadi pada minggu keempat dan tidak menyebabkan terbentuknya struktur seperti tuberkulosis bowel
Patofisiologi Kuman Salmonella thypi masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut bersamaan dengan makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Setelah kuman sampai lambung maka mula-mula timbul usaha pertahanan non spesifik yang bersifat kimiawi, yaitu adanya suasana asam oleh asam lambung dan enzim yang dihasilkan. Ada beberapa faktor yang menentukan apakah kuman dapat melewati barier asama lambung, yaitu jumlah kuman yang masuk dan kondisi asam lambung.
Untuk menimbulkan infeksi, diperlikan Salmonella thypi sebanyak 103-109 yang tertelan melalui makanan dan minuman. Keadaan asam lambung dapat menghambat multiplikasi Salmonella dan pH 2,0 sebagian besar kuman akan terbunuh dengan cepat. Pada penderita yang mengalami gastrektomi, hipoklorhida atau aklorhidria maka akan mempengaruhi kondisi asam lambung. Pada keadaan tersebut Salmonella thypi lebih mudah melewati pertahanan tubuh.
Diagnosis 1) Anamnesis : Demam yg naik secara bertahap, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama2) Pemeriksaan Fisik : Bervariasi dari yang ringan sampai berat dengan komplikasi. Kesadaran menurun, delirium, sebagian besar anak
mempunyai lidah tifoid, yaitu di bagian tengah kotor dan bagian pinggir hiperemis, meteorismus, dll.
3) Pemeriksaan penunjang : Serologi widal kenaikan titer Salmonella typhi titer O 1:200 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalensens.
4. Plan Manajemen umum
Penderita tifoid perlu dirawat di RS untuk isolasi, observasi serta pengobatan. Penderita harus istarahat 5-7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah baring sempurna seperti pada perawatan demam tifoid di masa lampau. Mobilisasi dilakukan sewajarnya, sesuai dengan situasi dan kondisi penderita. Pada penderita dengan kesadaran yang menurun harus di observasi agar tidak terjadi aspirasi serta tanda-tanda komplikasi demam tifoid yang lain termasuk buang air kecil dan buang air besar perlu mendapat perhatian.
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 7
Pada pemberian makanan penderita demam tifoid dalam beberapa penelitian menganjurkan makana padat dini yang wajar sesuai dengan keadaan penderita dengan memperhatikan segi kualitas maupun kuantitas ternyata dapat diberikan dengan aman. Kualitas makanan disesuaikan kebutuhan baik kalori, protein, elektrolit, vitamin maupun mineralnya serta siusahakan makanan yang rendah/bebas selulose, menghindaro makanan iritatif sifatnya. Pada penderita dengan gangguan kesadaran maka pemasukan makana harus lebih di perhatikan.
Obat-obatan Antimikroba yg sering digunakan antara lain :
1. Kloramfenikol : 50-100 mg/kgbb/hari (4dosis) 10-14hari (iv/oral).2. Tiamfenikol : 50-100 mg/kgbb/hari (5-6hari oral)3. Cotrimoxazol : efektifitas terhadap tifoid masih kontroversial4. Amphicillin : 100-200 mg/kgbb/hari (10hari oral/iv)5. Amoksisillin : 100 mg/kgbb/hari6. Ceftriaxone : 80 mg/kgbb/hari (5hari IV, IM)7. Cefiksim : 10 mg/kgbb/hari (10hari sehari dalam 2dosis oral)
Antipiretik
Diberikan apabila demam >390 C, kecuali pada riwayat kejang demam dapat diberikan lebih awal.
Kortikosteroid
Hanya diberikan dengan indikasi yang tepat karena dapat menyebabkan perdarahan usus dan relaps. Tetapi pada kasus berat penggunaan kortikosteroid secara bermakna menurunkan angka kematian. Diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran. Dexametason 1-3 mg/kgbb/hari intravena, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik.
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 8