Upload
effenciosa-putri-yanra
View
11
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
posindu
Citation preview
Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi CERDIK Melalui Posbindu
Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian adalah
Diabetes Melitus (DM). Di Indonesia DM merupakan ancaman serius bagi pembangunan
kesehatankarena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga
harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke.
Global status report on NCD World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa
60% penyebab kematian semua umur di duniaadalah karena PTM. DM menduduki peringkat ke-
6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4
persenmeninggal sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan
ke-7 penyebab kematian dunia. Sedangkan untuk di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030
akan memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa.
Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (Dirjen P2PL) Kemenkes RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS,
DTM&H, DTCE, pada acara Blue print For Change yaitu sebuah laporan studi mengenai
penyakit diabetes, di lingkungan Kemenkes RI (3/9).
International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia
yang berumur 20-79 tahun memiliki diabetes. Sedangkan Indonesia merupakan negara urutan
ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico,
tutur Dirjen P2PL.
Selanjutnya Prof. Tjandra menyampaikan, Mengingat besarnya masalah diabetes melitus
tersebut, Kementerian Kesehatan RI memprioritaskan pengendalian DM diantara gangguan
penyakit metabolik lainnya selain penyakit penyerta seperti hipertensi, jantung korononer dan
stroke. Kementerian Kesehatan saat ini fokus pada pengendalian faktor risiko DM melaui upaya
promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Saat ini pelayanan DM sudah dilaksanakan di Puskesmas dengan pemberian obat sesuai
kemampuan daerah masing-masing, Pada penyandang DM rujuk balik dari Rumah Sakit yang
merupakan peserta askes dapat diberikan obat oral maupun suntikan selama 30 hari atau sesuai
rekomendasi dokter RS.
Sementara itu, salah satu kegiatan pengendalian DM yang dilakukan Kemenkes yaitu monitoring
dan deteksi dini faktor risiko DM di Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM dan implementasi
perilaku CERDIK. Posbindu PTM merupakan kegiatan peran serta masyarakat dalam
pengendalian faktor risiko DM secara mandiri dan berkelanjutan. Saat ini sudah terdapat 7.225
Posbindu di seluruh Indonesia.
Selanjutnya Dirjen PP dan PL menghimbau kegiatan Posbindu PTM dapat diimplementasikan di
setiap tatanan/kelompok masyarakat. Dengan perilaku CERDIK, Mari menuju masa muda sehat,
hari tua nikmat tanpa PTM, tambah Prof. Tjandra.
CERDIK ini mempunyai makna, Cek kesehatan secara berkala,Enyahkan asap rokok, Rajin
aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang,Istirahat Cukup, Kelola Stres.
Kementerian Kesehatan juga telah menghasilkan 13 judul buku tentang DM antara lain
pedoman, standar, petunjuk teknis dan buku saku termasuk media Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE). Selain itu, juga telah dilakukan peningkatan kapasitas SDM bagi 612 orang dokter
Puskesmas untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengendalian PTM termasuk
pengendalian DM di seluruh Indonesia.
Menurut Prof. Tjandra, dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 dan Undang Undang
Nomor 24 tahun 2011 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) telah membentuk Badan
Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai pengganti sejumlah lembaga jaminan
social yang ada di Indonesia seperti PT. Askes dan PT. Jamsostek. Setiap warga negara
Indonesia wajib menjadi peserta yang akan mengupayakan untuk menanggung segala jenis
penyakit dengan melakukan upaya efisiensi.
Prof. Tjandra berharap dukungan dari kemitraan terkait DM, baik lintas program, lintas sektor,
Profesi (PERKENI, PAPDI, PEDI), LSM (PERSADIA), Perguruan Tinggi, dan Pihak Swasta,
dapat berjalan secara berkelanjutan dan tetap mempunyai komitmen yang tinggi dalam
pengendalian DM di Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567;
SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat e-mail