Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
9
POTENSI LIMBAH B3 SPENT BLEACHING EARTH SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA INDUSTRI MINYAK GORENG PT. ABC
THE POTENTIAL OF B3 SPENT BLEACHING EARTH WASTE AS FUEL IN THE COOKING OIL INDUSTRY PT. ABC
Lailatus Siami1*, Dwi Indrawati2, Tazkiaturrizki3, Riana Ayu Kusuma Dewi4, Anggi Dwiana5 1Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti 2Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti 3Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti 4Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti 5Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti *Penulis koresponden: [email protected]
ABSTRAK SBE (spent bleaching earth) sebagai hasil samping dari pemakaian bleaching earth pada proses fraksinasi produksi minyak dan proses produksi SCD (semi continous deodorizer) sebagai residu sisa filtrasi. Kondisi eksisting pada industri X, sekitar 8.196,890 ton/tahun LB3 SBE belum dimanfaatkan dan belum diolah yang dilakukan secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan potensi dari LB3 SBE sebagai campuran bahan bakar pada PT. ABC. Metode yang digunakan adalah dengan uji kualitas batu bara (bahan bakar eksisting) dan uji kulitas pada LB3 SBE dengan parameter logam berat, kadar air dan nilai kalor. Dari hasil penelitian didapatkan kualitas batu bara yang digunakan cukup bagus karena memiliki kandungan sulfur, volatile dan fix carbon yang rendah. Emisi cerobong masih memenuhi baku mutu sesuai Permen LH No. 07 Tahun 2007. Sedangkan pada TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure), didapatkan SBE masuk kategori 1 (bersifat berbahaya) sebagai LB3 karena nilai TCLP yang lebih banyak pada kategori A. Dari uji nilai kalor dan kadar air, SBE sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar karena memenuhi syarat minimal sebagai bahan bakar (11 MJ/kg atau setara dengan 2.627,305 Kkal/kg dan 2,5%). Potensi LB3 SBE untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar sangat tinggi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas dihasilkan pada industri pengolahan kelapa sawit.
SEJARAH ARTIKEL
Diterima 20 Juli 2020
Revisi 22 Agustus 2020
Disetujui 23 Desember 2020
Terbit online 15 Januari 2021
KATA KUNCI limbah B3,
spent bleaching earth,
bahan bakar,
batu bara,
industri minyak goring
ABSTRACT SBE (spent bleaching earth) as a byproduct of the use of bleaching earth in the oil production fractionation process and the SCD (semi-continuous deodorizer) production process as residual filtration. The existing conditions in industry X, around 8,196,890 tons/year LB3 SBE have not been utilized and have not been processed independently. This study aims to obtain the potential of LB3 SBE as a
KEYWORDS • B3 waste • spent bleaching earth • fuel • coal • cooking oil industry
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
10
fuel mixture at PT. A B C. The method used is to test the quality of coal (existing fuel) and test the quality of LB3 SBE with parameters of heavy metals, moisture content and calorific value. The research results show that the quality of the coal used is quite good because it has low sulfur, volatile and fix carbon content. Chimney emissions still meet the quality standards according to Permen LH No. 07 of 2007. Whereas in the TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure), SBE was found in category 1 (dangerous) as LB3 because the TCLP value was more in category A. From the calorific value and water content test, SBE has the potential to be used as an ingredient. fuel because it meets the minimum requirements as fuel (11 MJ / kg or equivalent to 2,627.305 Kcal / kg and 2.5%). The potential for LB3 SBE to be used as fuel is very high, both in terms of quantity and quality produced in the palm oil processing industry.
1. PENDAHULUAN
Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas utama di Indonesia, dimana total produksi CPO (crude
palm oil) mencapai 45 juta ton di tahun 2019 (CNBC, 2019). Untuk menjadi minyak jernih, dalam
pengolahannya CPO memerlukan bahan tambahan bleaching earth (BE) karena adanya kandungan zat
tersuspensi seperti lendir (getah) serta zat warna merah dan kekuningan. Warna ini berpengaruh
terhadap mutu minyak yang dihasilkan. SBE atau adsorben sebagai bahan pemucat minyak dapat
mengubah kualitas minyak sesuai dengan hasil yang diinginkan. Limbah dari pemakaian BE yang
selanjutnya disebut spent bleaching earth (SBE) yang mengandung campuran antara tanah liat dan
minyak memiliki sifat yang mudah terbakar.
Di Indonesia terdapat ±65 buah industri pengolahan minyak goreng dengan total kapasitas
produksi mencapai 9,9 juta ton/tahun Apabila sekitar 40% total kapasitas produksi minyak goreng
menggunakan BE sebagai absorben dengan dosis sekitar 1% bobot CPO, maka dihasilkan SBE sebanyak
1,18 juta ton/ bulan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah bahan Berhaya dan Beracun, SBE termasuk limbah B3 berkode limbah B-413
sehingga diperlukan pengolahan tertentu. Pengolahan SBE dapat langsung dibuang pada suatu lahan
(landfill) khusus B3 setelah ditambahkan air untuk mengurangi sifat keterbakarannya (Beshara dan
Cheeseman, 2009). Namun, dalam perkembangannya SBE masih berpotensi untuk dimanfaatkan ulang
menjadi bahan lain misalnya sebagai bahan baku produksi batu bata tanah liat maupun sebagai bahan
bakar dan campuran pembuatan kompos. Pemakaian ulang SBE dapat diolah baik dengan proses
termal ataupun regenerasi secara kimia yang dapat menghasillkan BE sama efisiennya dengan bahan
asli BE (Krisyanti dan Sukandar, 2011). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan SBE bernilai
kalor tinggi dan dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar dalam berbagai jenis campuran berbentuk
briket (Shiami dan Mitarlis, 2014; Dharma, 2017)
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
11
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk
mengolah limbah B3 spent bleaching earth dengan memanfatkannya sebagai bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan pada industri pengolahan kelapa sawit.
2. STUDI PUSTAKA
Bahan bakar adalah massa yang mempunyai energi panas atau kalor yang dapat dilepas
setelah bereaksi dengan oksigen dalam bentuk pembakaran. Proses ini adalah proses reaksi kimia yang
terjadi antara bahan bakar dan oksigen. Hasil dari proses ini adalah panas dan cahaya. Tiga komponen
yang dibutuhkan untuk proses pembakaran, yaitu adanya bahan bakar, adanya pengoksidasi berupa
oksigen atau udara dan adanya panas atau energi aktivasi. Dalam proses pembakaran sempurna akan
terjadi sejumlah energi panas maksimum yang dibebaskan yang disebut sebagai nilai kalor bahan
bakar (Tjokrowisastro dan Widodo, 1990). Nilai kalor bahan bakar terdiri dari dua kategori yaitu Nilai
Kalor Atas/NKA (Highest Heating Value) dan Nilai Kalor Bawah / NKB (Lowest Heating Value). NKA
terjadi pada pembakaran sempurna bahan bakar padat atau cari, dimana setelah terbakar terjadi
pengembunan dan kemudian mencari kembali.NKB adalah NKA dikurangi kalor yang diperlukan air
yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk dari proses pembakaran(Farel, 2006).
Proses penjernihan minyak kelapa sawit dilakukan dengan adsorbsi dan pemanasan. Cara ini
dilakukan karena minyak kelapa sawit mengandung pigmen beta karotenoid yang lebih banyak
dibandingkan minyak dari sumber biji-bijian. Adsorben yang biasa digunakan adalah bentonite dan
arang aktif yang berfungsi sebagai penjernih (bleaching earth) (Dharma dkk, 2017). Adsorben yang
digunakan hanya 1 – 5% dari massa minyak. Pemanasan dilakukan selama 1 jam pada temperatur
120oC. SBE adalah limbah yang diperoleh dari penjernihan minyak goreng yang telah terpakai. Bahan
penjernih yang digunakan biasanya tidak dibuang dengan cara yang baik sehingga mengotori dan
mencemari lingkungan (Nasution, 2003).
Limbah B3 (Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun) dikategorikan sebagai bahan yang mudah
meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif dan beracun. (PP No. 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun). SBE sendiri termasuk limbah B3 berkode limbah
B-413 sehingga diperlukan pengolahan tertentu. Limbah B3 yang beracun ini harus ditangani secara
spesifik untuk kemudian dibuang dengan cara tertentu pula agar tidak mencemari lingkungan.
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
12
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar diagram alir penelitian
berikut ini. Tahapan penelitian meliputi:
1) Observasi sumber dan kuantitas LB3 SBE
2) Uji Emisi Batu Bara
3) Sampling dan Uji karakteristik awal LB3 SBE (TCLP)
4) Uji kualitas LB3 SBE sebagai BB sesuai SNI
5) Pengolahan data, analisis dan kesimpulan komposisi bahan bakar alternatif
Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari proses produksi tersebut dan observasi lapangan dapat dilihat bahwa LB3 SBE dihasilkan
dari produksi minyak goreng pada proses fraksinasi sebagai residu proses bleaching menggunakan
bleaching earth dan poses Produksi SCD (semi continous deodorizer) sebagai residu sisa
filtrasi.sedangkan Jumlah LB3 SBE yang dihasilkan dalam 1 tahun (Juni 2018 – 2019) dapat dilihat pada
rekap neraca massa berikut ini.
1) Observasi sumber dan kuantitas LB3 SBE
2) Dihasilkan sebanyak 8.206,982 ton
3) Disimpan di TPS LB3 10,092 ton (sebanyak 3.012 ton berasal dari sisa limbah pada tahun
sebelumnya)
4) Tidak ada pemanfaatan, pengolahan dan pembuangan pada landfill industri sendiri
5) Semuanya dikelola oleh pihak ke-3 yang mempunyai kewenangan dan ijin untuk mengelola
sebanyak 8.196,890 ton
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 2. Rekapitulasi Neraca Massa LB3 berikut ini.
•Sumber LB3 SBE
•Observasi dan neraca massa
Sumber dan kuntitas LB3 SBE
•Kulitas Batu Bara
•Permen LH No. 07 Tahun 2007 Ketel Uap Bahan Bakar
Emisi Batu Bara•Uji TCLP (kadar
logam berat)
Karakteristik awal SBE
•Nilai Kadar air
•Uji Kalor
Potensi SBE
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
13
Gambar 2 Rekapitulasi Neraca Massa LB3 SBE dalam 1 Tahun
Boiler yang menggunakan bahan bakar batu bara beroperasi selama 24 Jam dengan efisiensi
80 – 85% dimana spesifikasi tanur pada suhu dalam 800-900°C. Sedangkan Jenis bahan bakar pada
boiler tersebut dapat dilihat pada tabel kualitas batu bara sebagai berikut:
Tabel 1. Kualitas Batu Bara
Parameter Spesifikasi Unit
A. Proximate Analysis
Total Moisture 12 Max AR, %
Inherent Moisture 8 Max ADB, %
Ash 13 Max ADB, %
Volatile Matter 35 – 43 ADB, %
Fixed Carbon 35 - 45 ADB, %
Sulfur < 1 ADB, %
Gross Calorific Value 6300 Min ADB, Kcal/Kg
Hardgrove Grindabilty Index <45 Max -
B. Size
> 50.00 mm ≤ 10 %
< 2 mm ≤ 20 %
C. Slagging Factor ≤ 0,6 % Sumber: Hasil Analisa Lab
Pengambilan sampel emisi cerobong dilakukan di boiler bara menunjukkan emisi
cerobong berbahan bakar batu bara masih memenuhi baku mutu sesuai Permen LH No. 07
Tahun 2007, seperti dapat dilihat pada kode CY4 di tabel 2. Hasil Uji Emisi Cerobong.
Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19
DIHASILKAN 1071,792 943,863 820,152 813,627 743,166 801,671 837,107 853,101 694,181 625,310 8206,982
DISIMPAN DI TPS 3,012 0,944 2,277 1,879 2,126 5,012 7,033 1,780 1,491 1,102 10,092 10,092 10,092 10,092
DIMANFAATKAN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
DIOLAH SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
DITIMBUN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
DISERAHKAN KEPIHAK KETIGA
BERIZIN1073,860 942,530 820,550 813,380 740,280 799,650 842,360 853,390 694,570 616,320 8196,890
TIDAK DIKELOLA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Spent Earth
(B413)TON
LANDFILL
SENDIRI
LIMBAH DIKELOLA
DIMANFAATKAN
SENDIRI
LIMBAH
DIHASILKAN
LIMBAH TIDAK
DIKELOLADIOLAH
SENDIRI
PERLAKUAN
Periode
sebelumnya
( SALDO )
Des'15
DISIMPAN
DI TPS
DISERAHKAN
PIHAK KE-3
BERIZIN
JENIS LIMBAH
B3SUMBER
SA
TU
AN
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
14
Tabel 2. Hasil Uji Emisi Cerobong
Keterangan: CY1: Boiler MFO 1 (solar) CY2: Boiler MFO 2 (solar) CY4: Boiler Batubara 2
CG1: Genset 1 Backup PLN (solar) CG2: Genset 2 Backup PLN(solar) CY5: HP Boiler R1 (CNG)
CY7: HP Boiler SCD (CNG) CY6: HP Boiler R2 (CNG) CY8: HP Boiler R4 (CNG)
**) Kadar maksimum mengacu pada Permen LH No. 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap yang Menggunakan Bahan Bakar Batubara Lampiran IV
Sampling SBE dilakukan pada industri pengolahan kelapa sawit dan dapat dilihat pada gambar
3 berikut ini.
Gambar 3 Lokasi Penampungan SBE pada Industri Pengolahan Kelapa Sawit SBE yang tertampung
pada Jumbo Bag
Pada uji TCLP, didapatkan hasil bahwa SBE termasuk dalam kategori 1 (bersifat berbahaya)
sebagai LB3 karena memiliki nilai TCLP yang lebih banyak pada kategori A. Sedangkan mengacu pada
Peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan Republik Indonesia Nomor:
p.95/menlhk/setjen/kum.1/11/2018 beberapa logam berat yang disyaratkan masih berada di bawah
nilai maksimum yang diperbolehkan yaitu pada logam arsen (As), logam Kadmium (Cd) dan logam
Timbal (Pb).
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
15
Tabel 1. Hasil Uji TCLP pada Limbah B3 Spent Bleaching Earth
No Parameter Kadar Satuan TCLP A TCLP B
1 Mercury <0,00005 mg/L 0,3 0,05
2 Silver <0,02 mg/L 40 5
3 Arsenic <0,02 mg/L 3 0,5
4 Barium 1,46 mg/L 210 35
5 Cadmium <0,02 mg/L 0,9 0,15
6 Copper <0,02 mg/L 60 10
7 Lead <0,02 mg/L 3 0,5
8 Nickel <0,02 mg/L 21 3,5
9 Zink 0.08 mg/L 300 50 Sumber: Hasil Analisa Lab
5. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan potensi LB3 SBE untuk dimanfaatkan sebagai bahan
bakar sangat tinggi, mengingat jumlahnya yang cukup besar dan kontinyu dihasilkan pada industri
pengolahan kelapa sawit sebesar ± 8.196,890 ton/tahun. Kemudian dilihat dari karakteristiknya SBE
yang dihasilkan memang tergolong LB3, sedangkan untuk kualitasnya SBE sangat memenuhi ketentuan
sebagai bahan bakar. Penggunaan LB3 SBE adalah dengan dicampurkan pada batu bara, dimana batu
bara yang digunakan dalam kualitas cukup bagus dan hasil emisinya juga masih memenuhi baku mutu.
Potensi LB3 sebagai bahan disini perlu dikaji lebih lanjut karena kaitannya apakah emisi yang dihasilkan
dari campuran SBE dengan batu bara masih memenuhi baku mutu.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Universitas Trisakti atas pembiayaan penelitian ini dengan
anggaran Tahun Akademik 2019/2020.
7. DAFTAR PUSTAKA Beshara, A., dan Cheeseman.C.R., 2009. Stabilization and solidification of spent bleaching earth using
cement kiln dust. London: Department of Civil and Environmental Engineering, Imperial College. Dharma, U. S., Rajabiah, N., Setyadi, C. 2017. Pemanfaatan Limbah Blotong Dan Bagase Menjadi
Biobriket Dengan Perekat Berbahan Baku Tetes Tebu Dan Setilage. Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro. Vol. 6 No. 1. 2017. URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo
Krisyanti, S., Sukandar, 2011. Recovery Minyak Dari Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Spent Bleaching Earth Dengan Metode Ekstraksi Pelarut. Jurnal Teknik Lingkungan. Volume 17 Nomor 1, April 2011 (Hal 35-46)
Potensi Limbah B3 Spent Bleaching Earth sebagai Bahan Bakar pada Industri Minyak Goreng PT. ABC Siami, Indrawati, Tazkiaturrizki, Dewi, Dwiana
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 9 – 16, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8625
16
Monica Chua & Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia, https://www.cnbcindonesia.com/ market/ 20190808044618-17-90568/nestapa-cpo-ri-produsen-terbesar-tapi-tak-bisa-atur-harga diakses pada 12:47 20 oktober 2019.
Nasution, E. Z., 2003. Manfaat Dari Beberapa Jenis Bleaching Earth terhadap Warna CPO (Crude Palm Oil). Jurnal Sains Kimia. Vol 7, No.2, 2003: 31-35
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Shiami M. A., Mitarlis. 2014. Pembuatan Briket Dari Campuran Blotong Dan Limbah Padat Proses Sintesis Furfural Berbahan Dasar Ampas Tebu. UNESA Journal of Chemistry. Vol. 3, No. 3, September 2014
Tjokrowisastro, E.H., dan Widodo, B.U.K., 1990, Teknik Pembakaran Dasar dan Bahan Bakar, ITS, Surabaya.