Upload
satrio-permadi
View
48
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anestesi
Citation preview
Anestesi
Satriyo permadi/122.0221.089
ANESTESIBerasal dari dua kataYunani an dan esthesia, berarti hilangnya rasa atau hilangnya sensasi
Istilah anestesi dikemukakan pertama kali oleh Oliver Wender Holmes (1809-1894) yang artinya tidak ada rasa sakit
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu :Anestesi umumAnestesi lokal
Anestesi umum Tindakan menghilangkan rasa sakit seluruh tubuh secara sentral disertai dengan hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Cara pemberiannya, yaitu :
Anestesi inhalasi, yaitu anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap sebagai zat anestesi melalui udara pernafasan.Anestesi Parenteral (intramuskular/intravena), digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi. Anestesi Perektal, dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan singkat.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesi umum adalah :Berbau enak dan tidak merangsang selaput lendirMula kerja cepat tanpa efek sampingSadar kembalinya tanpa kejangBerkhasiat analgesik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnyaTidak menambah perdarahan kapiler selama waktu pembedahan
Anestesi lokal Tindakan menghilangkan nyeri atau sakit secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.Blokade saraf tepi :
anestesi permukaan/topikal, yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau faring.anestesi infiltrasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. sering digunakan blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan. anestesi blok, yaitu penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau pleksus saraf.
Blokade saraf sentral : anestesi spinal, anestesi epidural
Anestesi lokal dikatakan ideal bila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :Tidak merangsang jaringanTidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentralToksisitas sistemis rendahEfektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal pada selaput lendirMula kerja sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu cukup lamaLarut dalam air dengan menghasilkan larutan stabil dan tahan pemanasan (proses sterilisasi)
STADIUM ANESTESIStadium 1 : Stadium analgesia atau disorientasi- Induksi kesadaran hilang- Nyeri () o.k bedah kecil- Berakhir : refleks bulu mata hilang
Stadium 2 : stadium hipersekresi atau eksitasi atau delirium- Kesadaran (-)/ refleks bulu mata (-) ----- ventilasi teratur- Terjadi depresi pada ganglia basalis rx berlebihan bila ada rangasang (hidung, cahaya, nyeri, rasa, raba)
Stadium 3 : Disebut Stadium Pembedahan; ventilasi teratur ---- apneu, terbagi 4 plana :Plana 1:- Ventilasi teratur : torako abdominal- Pupil terfiksasi, miosis- Refleks cahaya (+)- Lakrimasi - Refleks faring dan muntah (-)- Tonus otot mulai Plana 2 :- Ventilasi teratur : abdominaltorakal- Volume tidal - Frekuensi nafas - Pupil : terfiksasi ditengah, midriasis- Refleks cahaya - Refleks kornea (-)Plana 3 :- Ventilasi teratur : abdominal dgn kelumpuhan saraf interkostal- Lakrimasi (-)- Pupil melebar dan sentral- Refleks laring dan peritoneum (-)- Tonus otot Plana 4 : - Ventilasi tidak teratur dan tidak adequat ok otot diafragma lumpuh ( tonus otot tidak sesuai volume tidal)- Tonus otot - Pupil midriasis- Refleks sfingter ani dan kelenjar lakrimalis (-)Stadium 4 : Stadium paralisis- Disebut juga stadium kelebihan obat. - Terjadi henti nafas sampai henti jantung
KOMPLIKASI ANESTESII. Kardiovaskularhipotensihipertensiaritmiacardiac arrestemboli udaragagal jantung
II. Respirasiobstruksi respirasi (spasme otot laring, otot rahang, otot bronkus, karena lidah jatuh)hipoventilasiapneubatuktakipneuretensi CO2Pneumothoraks
III. GastrointestinalnauseaVomitingdistensi gastric
IV. Liverhepatitis post anestesi
V. Urologisulit kencingProduksi urin menurun
VI. Neurologikomakonvulsitrauma saraf perifer
VII. Oftalmologiabrasi korneakebutaan
VIII. lain-lainmenggigilsadar dalam anestesimalignant hiperpireksiakomplikasi intubasikomplikasi obat-obatan anestesikomplikasi transfusi darahkomplikasi teknik regional/ spinal
Alat Anestesi Umum yang perlu disiapkanMasker (sesuaikan dengan ukuran wajah pasien)Laringoskop (terdiri atas holder dan blade. Pilih blade yang nomor 3 untuk pasien dewasa dengan ukuran sedang, bila lebih besar pakai ukuran 4, untuk anak gunakan ukuran nomor 2. Jangan lupa untuk mencek lampunya apakah nyalanya cukup terang)Endotracheal 3 ukuran (biasanya kita menyiapkan nomor 6, 6.5, 7)Untuk anak dengan BB di bawah 20 kg, ukuran ET digunakan rumus sebagai berikut: (umur +2)/2. misal hasilnya adalah 5 maka siapkan ukuran 4.5, 5, dan 5.5Jangan lupa mencek ET dengan memompanyaCuff (gunanya untuk memompa ET agar posisinya terfiksir)
Goedel 3 ukuran (3=hijau, 4 =kuning, 5=merah) Hoarness dan Ring Hoarness (untuk memfiksir masker di wajah)Stilet (kawat guide saluran nafas)Jackson Rees (system pemompaan digunakan untuk pasien anak-anak)JellyPrecordialKapas alkoholPlesterXilocain pumpNaso (buat di hidung. Tidak selalu digunakan.. hanya pada keadaan tertentu)
Sedangkan untuk Anestesi Spinal siapkan tambahan:Spinocain (ada 3 ukuran. Siapkan nomor 25, 27, 29)Spray alcoholBetadinKassa sterilBantal
Obat-Obatan Anestesi Umum: (urutkan di atas meja sesuai urutan di bawah)Sulfas AtropinPethidinPropofol/ RecofolSuccinil CholinTramusSulfas AtropinEfedrin
Obat untuk Anestesi Spinal:Buvanest atau BunascanCatapress (kadang dokter tertentu menambahkannya untuk menambah efek buvanest)
Obat-obatan emergency yang harus ada dalam kotak emergency:Atropin EfedrinRanitidinKetorolacMetoklorpamidAminofilinAsam TraneksamatAdrenalinKalmethasonfurosemid (harus ada untuk pasien urologi)lidocaingentamicyn salep mataOxitocyn (untuk pasien obsgyn)Methergin (untuk pasien obsgyn)Adrenalin
Terima kasihSoenarjo. ANESTESIOLOGI. 2013, FKUNDIP