Upload
pricilla
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASMA
DEFINISI
keadaan inflamasi kronik dengan penyempitan saluran pernapasan yang reversibel (WHO 2002)
Mengi berulang &/ batuk persisten dgn karakteristik sbb: (IDAI)
timbul secara episodik Cenderung pada malam/dini hari (nokturnal) Musiman Stlh aktivitas fisik Riw asma/atopi pada keluarga
ANATOMI ALAT NAPASANATOMI ALAT NAPAS Saluran napas bagian atas :
Hidung Faring- laring
Saluran napas bagian bawah : Trakea Bronkus Paru
50-80% asma anak disertai dengan rhinitis
20% dari pada rinitis menderita juga asma
ETIOLOGY, RISK FACTOR AND TRIGGERS
Harrison’s Principle of Medicine17th ed Vol II
PATHOGENESIS
Harrison’s Principle of Medicine17th ed Vol II
PATHOGENESIS
Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease8th ed Volume II
KOMPONEN ASMA
Barnes PJ
AsthmaNormal
GEJALA
Gejala awal berupa :
batuk terutama pada malam atau dini hari sesak napas napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika
pasien menghembuskan napasnya rasa berat di dada dahak sulit keluar.
Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa:
Serangan batuk yang hebat Sesak napas yang berat dan tersengal-sengal Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar
mulut) Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah
dalam keadaan duduk Kesadaran menurun
DIAGNOSIS
1. Spirometri Mesin yang dapat mengukur kapasitas vital paksa (KVP), vital capacity (VC) volume ekspirasi paksa detik pertama
(VEP1)/forced expiratory vol in 1 second (FEV1)- Sumbatan jalan napas diketahui dari nilai
VEP1 < 80% nilai prediksi atau rasio VEP1/KVP <75%.
- dapat mengetahui reversibiliti asma, yaitu adanya perbaikan VEP1 > 15 % scara spontan/ inhalasi bronkodilator/bronkodilator oral 10-14 hari/kortikosteroid (inhalasi/oral) 2 minggu.
2.Peak Expiratory Flow Meter (PEF)alat yang paling sederhana untuk memeriksa gangguan
sumbatan jalan napas, yang relatif sangat murah, mudah dibawa. fungsi paru yang dapat diukur adalah arus puncak ekspirasi (APE).
- Sumbatan jalan napas diketahui dari nilai APE < 80% nilai prediksi
- Dapat memeriksa reversibiliti, yang ditandai dengan perbaikan nilai APE > 15 % setelah inhalasi bronkodilator/pemberian bronkodilator oral 10-14 hari,/pemberian kortikosteroid (inhalasi/oral) 2 minggu
PNAA 2004 MEMBAGI ASMA MENJADI 3 DERAJAT:Parameter klinis, kebutuhan obat, dan faal paru
Asma episodik jarang(asma ringan)
Asma episodik sering(asma sedang)
Asma persisten(asma berat)
Frekuensi serangan <1x/bln >1x/bln Sering
Lama serangan <1 minggu ≥1 minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pmrx fisik di luar serangan
Normal (tdk ditemukan kelainan)
Mungkin terganggu(ditemukan kelainan)
Tidak pernah normal
Obat pengendali (anti inflamasi)
Tidak perlu Perlu Perlu
Uji faal paru (di luar serangan)
PEF/FEV1 >80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 <60%Variabilitas 20-30%
Variabilitas faal paru (bl ada serangan
Variabilitas>15% Variabilitas >30% Variabilitas >50%
PENILAIAN DERAJAT SERANGAN ASMA
Parameter klinis, fx paru, laboratorium
Ringan Sedang Berat
Tanpa ancaman henti nafas
Ancaman henti napas
Sesak Berjalan:Bayi menangis keras
BerbicaraBayi: tangis pendek dan lemah disertai kesulitan makan/menyusu
IstirahatBayi: bayi tidak mau makan/minum
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin irritable Biasanya iritable Biasanya irritable Kebingungan
Sianosis - - ada nyata
Wheezing Sedang sering hanya pd ekspirasi
Nyaring, sepanjang ekspirasi ± inspirasi
Sangat nyaring, terdengar tnp stetoskop
Sulit/ tidak terdengar
Penggunaan otot bantu respiratorik
Biasanya tdk Biasanya ya Ya Gerakan paradoks torako-abdominal
Retraksi Dangkal, retraksi interkostal
Sedang, ditambah retraksi suprasternal
Dalam, ditambah napas cuping hidung
Dangkal/hilang
Frekuensi napas Takipnoe Takipnoe Takipnoe Bradipnoe
Pedoman nilai baku frekuensi napas pd anak sadar :Usia Frekuensi napas normal<2bln <60/mnt2-12 bln <50/mnt1-5 thn <40/mnt6-8 thn <30/mnt
Frekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuensi nadi pd anak:usia Frekunsi nadi/mnt2-12 bln <160/mnt1-2 thn <120/mnt3-8 thn <110/mnt
Pulsus paradoksus(pmrxnya tdk praktis)
Tidak ada<10 mmHg
Ada10-20 mmHg
Ada >20 mmHg
Tidak ada, tanda kelelahan otot respiratorik
PEFR atau FEV1-Pra bronkodilator- Pasca bronkodilator
(% nilai dugaan/> 60%> 80%
(% nilai terbaik)40-60%60-80%
< 40%< 60%Repons<2 jam
SaO2% > 95% 91-95% ≤ 90%
PaO2 Normal (biasanya tidak perlu diperiksa
> 60 mmHg < 60 mmHg
PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
TUJUAN PENATALAKSANAAN ASMA :
1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma 2. Mencegah eksaserbasi akut 3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin 4. Mengupayakan aktivitas normal termasuk exercise 5. Menghindari efek samping obat 6. Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara
(airflow limitation) ireversibel 7. Mencegah kematian karena asma
ALUR TATA LAKSANA SERANGAN ASMA PD ANAKKlinik/IGD
Tata laksana awal-Nebulisasi β2 agonis 1-3x selang 20 menit-Nebulisasi ketiga + antikolinergik-Bila serangan berat, nebulisasi β2 agonis+antikolinergik
Serangan asma ringan(nebulisasi 1x, respon baik)-Observasi 1 jam-Bila efek bertahan, boleh pulang-Bila gejala timbul lagi, perlakukan sebagai serangan sedang
Serangan sedang(nebulisasi 2-3x, respon partial)-Berikan oksigen-Nilai kembali derajat serangan, bila sesuai dgn serangan sedang, observasi diruang rawat sehari-Berikan steroid oral-Pasang jalur parenteral
Serangan berat (nebulisasi 3x, respon buruk)-Sjk awal berikan oksigen saat/ diluar nebulisasi-Pasang jalur parenteral- steroid IV- nilai ulang klinisnya, bl sesuai dgn serangan berat, rawat di Ruang rawat inap- Foto Ro toraks
Boleh pulang-Bekali obat β2 agonis (hirupan/oral)-Bl infeksi virus sbg pencetus, dpt diberi steroid oral (3-5 hari)-Dlm 24-48 jam kontrol ke klinik - rawat jalan u/ reevaluasi
Ruang rawat sehari/observasi-Oksigen teruskan-Steroid oral dianjurkan-Nebulisasi tiap 2 jam-Bl dlm 12 jam perbaikan klinis-Stabil boleh pulang- bl 12 jam klinis tetap blm Membaik , alih rawat ke ruang rawat inap
Ruang rawat inap-Oksigen teruskan-Atasi dehidrasi dan asidosis bila ada-Steroid IV tiap 6-8 jam-Nebulisasi tiap 1-2 jam-Aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan-Bila membaik dlm 4-6x nebulissi interval jd 4-6 jam-Bila dlm 24 jam perbaikanklinis stabil, boleh pulang-Bl dgn steroid & aminofilin parenteral tdk membaik, bahkan timbul ancaman henti napasAlih rawat ke ruang rawat intensif
Catatan :1. Bila menurut penilaian serangan berat, nebulizer cukup 1x langsung dgn β2 agonis + ntikolinergik2. Bila tidak ada alatnya, nebulisasi dpt diganti dgn adrenalin subkutan 0,01 ml/kg/kali
maksimal 0,3 ml/kali3. Untuk serangan sedang dn terutama berat, oksigen 2-4 L/mnt
diberikan sjk awal, termasuk saat nebulisasi
NILAI DERAJAT SERANGAN
TATALAKSANA ASMA
SERANGAN ASMA RINGAN Jika dengan 1x nebulisasi respon baik Observasi 1 – 2 jam respon bertahan pasien
dipulangkan + obat --agonis (hirupan atau oral tiap 4 – 6 jam
Jika pencetus serangan adalah infeksi virus di+ steroid oral jangka pendek (3-5 hari)
Anjurkan ps kontrol dalam waktu 24 – 48 jam evaluasi tatalaksana
Jika setelah observasi 2 jam, gejala timbul kembali serangan asma sedang
SERANGAN ASMA SEDANG Jika dengan pemberian 2-3x nebulisasi
respon parsial Inhalasi langsung dengan -2-agonis dan
ipratropium bromide(antikolinergik) Kortikostreroid sistemik
(oral)metilprednisolon 0,5 – 1 mg/kgBB/hari selama 3 – 5 hari
TATALAKSANA ASMA
SERANGAN ASMA BERAT Pemberian nebulisasi 3x berturut-turut
tidak ada respon rawat inap Nebulisasi dengan -2-agonis dan
antikolinergik. O2 2 – 4L/menitd diberikan sejak awal Pasang jalur parentral dan foto toraks Jika ada tenda dan gejala henti napas
rawat ICU foto toraks segera : deteksi komplikasi pneumotoraks dan/atau pneumomediastinum
TATALAKSANA ASMA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
1. Bronkodilator SABA : Epinefrin/Adrenalin & -2-agonis selektif Metyl xantine
2. Antikolinergik Ipratropium bromida
3. Kortikostreroid4. Obat lain
Magnesium sulfat Mukolitik
SABA Mekanisme kerja : Stimulasi terhadap reseptor-
reseptor --adrenergik menyebabkan perubahan ATP cyclic-AMP : menyebabkan bronkodilatasi.
Epinefrin/Adrenalin• Tidak direkomenddasikan lagi, kecuali tidak ada -2-agonis selektif
• Diberikan jika ada reaksi anafilaksis atau angioedema
• Dosis subkutan : 0,01 ml/kgBB (max. 0,3 ml), dapat diberikan 3x, selang waktu 20 menit
• Mula kerja subkutan : 5-15menit; efek puncak : 30-120menit; durasi efek : 2-3jam.
• ES : sakt kepala, gelisah, palpitasi, takiaritmia, tremor, hipertensi
• Aerosol (–) menguntungkan efek 1-1,5jam. ES : jantung & CNS
-2-AGONIS SELEKTIFSalbutamol Terbutalin Fenoterol
• Dosis oral : 0,1-0,15 mg/kgBB/kali tiap 6 jam
• Dosis oral : 0,05-0,1 mg/kgBB/kali tiap 6 jam
• Dosis oral : 0,1mg/kgBB/x tiap 6 jam
• Pemerian secara oral memberikan efek bronkodilatasi setelah 30 menit. • Efek puncak dicapai dalam 10 menit.
• Lama kerja 5 jam
• Dosis subkutan : 10-20 mcg/kgBB/kali
• Dosis subkutan : 5-10 mcg/kgBB/kali
• Dosis nebuliser : 0,1-0,15 mg/kgBB (max 5g/kali) interval 20 menit
• Dosis nebuliser : 2,5 mg atau 1 respules/nebulisasi
• Dosis IV : 0,2 mcg/kgBB/menit dinaikkan 0,1mcg/kg tiap 15 menit (max. 4mcg/kgBB/menit)
• Dosis IV : 10 mcg/kgBB infus 10 menit, dilanjutkan 0,1-4mcg/kgBB/jam infus kontinu
ES : tremor otot skeletal, sakit kepala, agitasi, palpitasi, takikardi, ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi
METHYL XANTINE Efek bronkodilatasi = -2-agonis selektif, tetapi karena efek
samping dan batas keamanannya sempit diberikan hanya serangan asma berat yg dengan pemberian kombinasi -2-agonis selektif dan antikolinergik serta steroid kurang/tidak memberikan respon
Konsentrasi obat dalam darah harus dijaga : 10-20mcg/ml efek terapi
Dosis IV inisial : 6-8 mg/kgBB dilarutkan dalam 20 ml dekstrosa 5% atau garam fisiologis, diberikan dalam 20-30 menit.
Jika sudah mendapat aminofilin 12 jam sebelumnya dosis setengah.
Dosis rumatan : 0,5-1 mg/kgBB/jam. Dosis max : 16-20 mg/kgBB/hari
METHYL XANTINE Dosis awal aminofilin sesuai usia :
1 – 6 bulan : 0,5mg/kgBB/jam 6 – 11 bulan : 1,0mg/kgBB/jam 1 – 9 tahun : 1,2 – 1,5mg/kgBB/jam >10 tahun : 0,9mg/kgBB/jam
ES : mual, muntah, sakit kepala Pada konsentrasi obat lebih tinggi : kejag,
takikardi, aritmia
ANTIKOLINERGIK
Diberikan kombinasi dengan -2-agonis selektif
Dosis : 0,1ml/kgBB, nebulisasi tiap 4 jam. ES : mulut kering
KORTIKOSTEROID
KS sistemik mempercepat perbaikan serangan asma, ≠ asma ringan.
KS sistemik terutama diberikan pada keadaan : Terapi inisal inhalasi -2-agonis kerja cepat gagal
mencapai perbaikan yang cukup lama Serangan asma tetap terjadi meskipun pasien
telah menggunakan KS hirupan sebagan controller Serangan ringan yang mempunyai riwayat
serangan berat sebeumnya. Efek : mencegah progresivitas asma,
mengurangi gejala, memperbaiki fungsi paru, memperbaiki respon bronkodilatasi yang ditimbulkan -2-agonis.
KORTIKOSTEROID
KS IV pilihan I : metilprednisolin mampu penetrasi ke jaringan paru lebih baik, efek antiinflamasi yang lebih besar, efek mineralokortikoid minimal.
Dosis Metilprednisolon IV : 1mg/kgBB, tiap 4-6 jam Hidrokortison IV : 4 mg/kgBB, tiap 4-6jam Deksametason IV : ½-1 mg/kgBB 1 mg/kgBB,
tiap 6-8 jam.
TATALAKSANA JANGKA PANJANGAsma episodik jarang• Hanya butuh obat pereda (-2-agonis dan teofilin)• ≠ obat pengendali• Jika pemakaian -2-agonis >3x/minggu atau serangan
sedang/berat muncul >1x/bulan tatalaksana asma episodik sering
Asma episodik sering• Steroid hirupan dimulai dengan dosis rendah:
Usia <12 tahun : Budesonide 100-200 µg (flutikasone 50-100 µg)
Usia >12 tahun : Budesonide 200-400 µg (flutikasone 100-200 µg)
• Evaluasi 6-8 minggu (klinis & uji fungsi paru) max 8-12 minggu : Respon buruk : ↑ bertahap dosis steroid hirupan dengan
dosis menengah sampai 400 µg Rspon baik : dosis steroid hirupan, jika perlu hentikan
Asma persisten Terdapat 2 alternatif :
Steroid hirupan tetap dalam dosis rendah dan dikombinasi dengan salah satu obat yaitu : LABA : prokaterol, bambuterol, salmeterol TSR (teophilline slow release) ALTR (anti leucotrien receptor) : zafirlukas, montelukas
↑ dosis steroid hirupan menjadi dosis medium: Usia <12 tahun : Budesonide 200-400 µg
(flutikasone 100-200 µg) Usia >12 tahun : Budesonide 400-600 µg
(flutikasone 200-300 µg Evaluasi kembali setelah 6-8 minggu
(maksimal 8-12minggu)
TATALAKSANA JANGKA PANJANG
Jika masih terdapat gejala/serangan asma, maka langkah selanjutnya memakai salah 1 dari 2 alternatif : Steroid hirupan tetap dalam dosis medium ditambah salah
satu obat : LABA, TSR, ALTR ↑ dosis steroid hirupan menjadi dosis tinggi : Usia <12 tahun : Budesonide > 400 µg/hr (flutikasone >200
µg/hr) Usia >12 tahun : Budesonide > 600 µg /hr(flutikasone >300
µg/hr) Evaluasi kembali setelah 6-8 minggu (maks. 8-
12minggu) Jika dosis hirupan telah mencapai >800 µg/hr, namun
respon tetap buruk, maka dipakai cara pengobatan terakhir : steroid oral
TATALAKSANA JANGKA PANJANG
ASMA DIKATAKAN TERKONTROL BILA
1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam
2. Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk exercise
3. Kebutuhan bronkodilator (agonis β2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan)
4. Variasi harian APE kurang dari 20 % 5. Nilai APE normal atau mendekati normal 6. Efek samping obat minimal (tidak ada) 7. Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat