Upload
harlessitompul
View
158
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
BIPOLAR
PEMBIMBING :
Dr Prasila Darwin SpKJ
Di susun Oleh:
Rusiana Nasilah
DEFINISI
bipolar merupakan gangguan mood yang kronis
dan berat bersifat episodik dan ditandai oleh
gejala-gejala manik, hipomanik, depresi dan
campuran.
EPIDEMIOLOGI
Menurut American Psychiatric Association
GB I mencapai 0.8% dari populasi
GB II mempengaruhi sekitar 0,5% dari populasi
GB II lebih umum pada wanita
ETIOLOGI
Faktor biologi
Faktor genetik
Faktor psikososial
5
Subsyndromal Mania (Hypomania)
Mania
Depression
Mania
Maintenance
Subsyndromal Depression(Dysthymia)
Perkembangan episode gangguan bipolar
6
Gangguan bipolar tipe I
Gangguan bipolar tipe II
Syclothymia
Gangguan bipolar tidak spesifik
Macam-macam tipe gangguan bipolar (menurut DSM IV)
MENURUT PPDGJ III
F 30 Episode Manik
F 31 Gangguan afektif bipolar: Gangguan afektif bipolar, episode kini manik
(dengan gejala psikotik/ tanpa gejala psikotik) Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif
berat (dengan gejala psikotik/ tanpa gejala psikotik)
F 32 Episode Depresif
F 33 Gangguan Depresif berulang
F 34 Gangguan suasana perasaan menetap
F 38 Gangguan suasana perasaan lainnya
F 39 Gangguan suasana perasaan YTT
7
KRITERIA DIAGNOSIS DSM-IV
Gangguan mood bipolar I
Gangguan mood bipolar I, episode manik tunggal
A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak
ada riwayat depresi mayor sebelumnya.
B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizoafektif, Gangguan waham, atau dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
c. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik
langsung zat atau kondisi medik umum
d. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang
secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan
hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi
penting lainnya.
GANGGUAN MOOD BIPOLAR I, EPISODE MANIK SEKARANG INI
A. Saat ini dalam episode manik
B. Sebelumnya, paling sedikit pernah mengalami satu kali
episode manik, depresi, atau campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan
tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak
dapat diklasifikasikan.
d. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik
langsung zat atau kondisi medik umum.
e. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara
klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya
dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi penting
lainnya.
GANGGUAN MOOD BIPOLAR I, EPISODE CAMPURAN SAAT INI
A. Saat ini dalam episode campuran
B. Sebelumnya, paling sedikit pernah mengalami
episode manik, depresi atau campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat
dikategorikan skizoafektif dan tidak bertumpang
tindih dengan skizofrenia, skizifreniform,
Gangguan waham, atau Gangguan psikotik yang
tidak diklasifikasikan
d. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh
fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum
e. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang
secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan
hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek
fungsi penting lainnya
GANGGUAN MOOD BIPOLAR I, EPISODE HIPOMANIK SAAT INI
A. Saat ini dalam episode hipomanik
B. Sebelumnya, paling sedikit pernah mengalami satu episode
manik atau campuran
C. Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup
bermakna atau hendaya social, pekerjaan atau aspek fungsi
penting lainnya
D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan
sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
GANGGUAN MOOD BIPOLAR I, EPISODE DEPRESI SAAT INI
A. Saat ini dalam episode depresi mayor
B. Sebelumnya, paling sedikit pernah mengalami episode
manik dan campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat
dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang
tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan
waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
d. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik
langsung zat atau kondisi medik umum
e. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara
klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya
dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.
GANGGUAN MOOD BIPOLAR I, EPISODE YANG TIDAK DAPAT DIKLASIFIKASIKAN SAAT INI
A. Kriteria, kecuali durasi saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,
campuran atau episode depresi.
B. Sebelumnya, paling sedikit pernah mengalami satu episode manik atau
campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan di tempat lain.
D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya.
GANGGGUAN BIPOLAR II
A. Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu episode hipomanik.
GANGGUAN SIKLOTIMIA
A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala-gejala
hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang tidak
memenuhi kriteria untuk Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja
durasinya paling sedikit satu tahun.
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala
pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama dua
tahun Gangguan tersebut
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
Skizofrenia
Depresi berat
Intoksikasi obat
Skizoafektif
TERAPI PADA BIPOLAR DISORDER
21
Terapi Gangguan Bipolar
Farmakoterapi
PsikoterapiElectroconvulsive Therapy (ECT)
FARMAKOTERAPI
Episode mania atau hipomania
Mood Stabilizer Antipsikotik atipikal Mood stabilizer + antipsikotik atipikal
Episode depresi
Antidepresan Mood stabilizer Antipsikotik atipikal Mood stabilizer + antidepresan Antipsikotik atipikal + antidepresan
Table 1 Penatalaksanaan kedaruratan agitasi akut
Lini I 1. Injeksi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien dengan episode
mania atau campuran akut.
• Dosis adalah 9,75mg/injeksi.
• Dosis maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval
dua jam). Berespons dalam 45-60 menit.
2. Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode mania atau
campuran akut.
• Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah 30mg/hari. Berespons dalam 15-30
menit.
3. Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum Lorazepam 4 mg/hari. Dapat
diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan
dicampur dalam satu jarum suntik karena mengganggu stabilitas antipsikotika
.
Lini II • Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang
setelah 30 menit. Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.
• Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dapat diberikan
bersamaan dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur
dalam satu jarum suntik.
REKOMENDASI TERAPI PADA MANIA AKUT
Lini I Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin
XR, aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium
atau divalproat + quetiapin, litium atau divalproat +
olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol
Lini II Karbamazepin, ECT, litium + divalproat, paliperidon
Lini III Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol,
litium + karbamazepin, klozapin
Tidak
direkomendasikan
Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon
+ karbamazepin, olanzapin + karbamazepin
PENATALAKSANAAN PADA EPISODE DEPRESI AKUT, GB I
Lini I Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau
divalproat + SSRI, olanzapin + SSRI, litium + divalproat
Lini II Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat +
lamotrigin
Lini III Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau
divalproat + venlafaksin, litium + MAOI, ECT, litium atau
divalproat atau AA + TCA, litium atau divalproat atau
karbamazepin + SSRI + lamotrigin, penambahan topiramat
Tidak
direkomendasikan
Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi
REKOMENDASI TERAPI RUMATAN PADA GB I
Lini I Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin,
quetiapin, litium atau divalproat + quetiapin, risperidon injeksi
jangka panjang (RIJP), penambahan RIJP, aripirazol
Lini II Karbamazepin, litium + divalproat, litium + karbamazepin,
litium atau divalproat + olanzapin, litium + risperidon, litium +
lamotrigin, olanzapin + fluoksetin
Lini III Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin,
penambahan ECT, penambahan topiramat,
penambahan asam lemak omega-3, penambahan okskarbazepin
Tidak
direkomendasikan
Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi
REKOMENDASI TERAPI AKUT DEPRESI, GB II
Lini I Quetiapin
Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat +
antidepresan, litium + divalproat, antipsikotika atipik +
antidepresan
Lini III Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang
jarang mengalami hipomania)
REKOMENDASI TERAPI RUMATAN GB II
Lini I Litium, lamotrigin
Lini II Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika
atipik + antidepresan
kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau
antipsikotika atipik
Lini III Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT
Tidak
direkomendasikan
Gabapentin
DAFTAR PUSTAKA
1. Amir N. Gangguan mood bipolar: kriteria diagnostic dan tatalaksana dengan obat antipsikotik
atipik. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. h. 3-32.
2. Konsesus Nasional Terapi Gangguan Bipolar. Panduan tatalaksana gangguan bipolar. Jakarta:
Konsesus Nasional Terapi Gangguan Bipolar; 2010.hlm.2-21.
3. Simon H, Zieve D. Bipolar Disorder. 22 Januari 2009. Diunduh dari www.umm.edu, 13 Desember
2013.
4. Fakultas Kedokteran Universiats Indonesia. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2010.hlm.197-208.
5. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan-sadock sinopsis psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku
psikiatri klinis. Jilid satu. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.hlm.791-853.
TERIMAKASIH