Upload
pocutindah
View
214
Download
34
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas
Citation preview
GAMBARAN RADIOLOGI PADA RUPTUR HEPAR
Nadya Jondri 1407101030249Pocut Indah Safitri 1407101030309Uzmil Arifa 1407101030253Musyawarah 1407101030325
Pembimbing:dr. Nurhayani Dwi Susanti, Sp. Rad
PENDAHULUAN
Hepar adalah organ padat intra-abdominal terbesar dengan parenkim yang rapuh, kapsul tipis dan posisi relatif terfiksir terhadap tulang belakang → Hepar sangat rentan terhadap cedera
Hepar merupakan organ kedua yang paling sering terluka setelah trauma abdominal
25% kasus trauma hepar merupakan trauma tumpul, sedangkan lebih dari 70% merupakan trauma tajam akibat luka tusukan atau tembakan. Kerusakan hepar mengakibatkan lebih dari 50% kematian akibat trauma tumpul abdomen
Diagnosis
Anamnesis• Mekanism
e trauma
Pemeriksaan Fisik
• Nyeri perut kanan atas
• Tanda-tanda syok→ perdarahan
Pemeriksaan
Penunjang• FAST→
evaluasi cepat
• CT scan→ grading dan penentuan rencana terapi
KomplikasiKompilkasi
Operatif• kegagalan
manajemen itu sendiri→ pasien harus menjalani operasi defenitif
Komplikasi Non-operatif
• Perdarahan ulang pasca operasi
• Koagulopati sehingga terjadi perdarahan lebih lanjut
• Sepsis • Kebocoran
empedu• Gagal hepar
LAPORAN KASUSTn. BJ 43 tahun datang ke IGD RSUDZA Banda Aceh
dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dirasakan sejak ± 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus-menerus. Pasien merupakan rujukan dari RS. Bireun. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien mengendarai sepeda motor dan bertabrakan dengan mobil dari arah berlawanan. Pasien terjatuh dengan perut membentur stang sepeda motor. Selain itu pasien juga mengeluhkan sesak napas dan nyeri dada sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada tungkai kanan bawah sehingga kaki tidak bisa digerakkan. TD:120/70 mmHg; N: 96x/menit; RR: 24x/menit; T: 36,2◦C
PEMERIKSAAN FISIK
•I: tampak jejas pada kuadran kanan atas•P: nyeri tekan kuadran kanan atasAbdome
n
Warna Sawo matang Jari tabuh (-)Edema (-/-) Tremor (-)Pucat (Sulit
dinilai/+)Deformitas (+/-)
Suhu raba N/N Kekuatan Sulit dinilai/5
Ekstremitas Bawah:
Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaanHasil
29/10/2015 02/10/2015Hematologi
Hemoglobin 10,9 g/dL 11,5 g/dLHematokrit 33 % 35%Eritrosit 3,9x106 /mm3 4,0x106/mm3
Leukosit 10,4x103 /mm3 10,2x103 /mm3
Trombosit 111x103 /mm3 149x103 /mm3
Eosinofil 3% 3%Basofil 0% 0%Netrofil Batang 0% 0%Netrofil Segmen 77 % 72%Limfosit 11 % 14%Monosit 9 % 11%
Laboraturium:
Jenis pemeriksaanHasil
29/10/2015 02/10/2015Kimia klinik
Natrium (Na) 142 mmol/L 138 mmol/LKalium (K) 3,9 mmol/L 3,9 mmol/LKlorida (Cl) 102 mmol/L 100 mmol/LAST/SGOT - 69 U/LALT/SGPT - 200 U/LProtein Total - 5,3 g/dLAlbumin - 3,06 g/dLGlobulin - 2,24 g/dLUreum - 34 mg/dLKreatinin - 0,55 mg/dL
Hematologi PT 12 detik APTT 41,4 detik D-dimer 4570,46 ng/mL
Gambaran Radiologi Foto Thorax (26
September 2015) Foto Cruris AP/lateral
(26 September 2015)
Kesimpulan: Fraktur costa III dan VI dextra
KesimpulanFraktur tibia et fibula dextra dysplaced
Lanjutan
Kesimpulan: Rupture hepar lobus
dextra segmen 5-8 dengan free fluid di sekitarnya
Soft tissue swelling di dinding abdomen dextra
Kesimpulan
USG Hepar (28 September 2015)
Expertise:Hepar: ukuran normal, intensitas echo baik, vena porta hepatica baik, system bilier normal, ada laserasi sedalam 2,12 cm pada lobus kanan
Kesimpula:Rupture hepar
DIAGNOSADiagnosa Utama :• Ruptur hepar grade 2
Diagnosa Tambahan :• Fraktur costae III, IV, VI dextra posterior• Fraktur tibia fibula 1/3 medial dextra
PENATALAKSANAAN• Tirah baring• Catheter• Diet MB
Non Farmakologi
• IVFD RL 20 tetes/menit• O2 8 liter/menit• IV Fosmicin 1 gr/12 jam• IV Ketorolac 1 ampul/8
jam• IV Ranitidin 1 ampul/12
jam
Farmakologi
•BaikPrognosis
MODALITAS RADIOLOGIFoto X-Ray Sensitif dan spesifik dalam menunjukkan
cedera tulang. Merupakan pemeriksaan radiologi pertama
yang dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami trauma hepar
Kekurangan→ kurang tercapainya kualitas optimal pada foto karena dilakukan pada pasien trauma. Patah tulang dan pneumoperitoneum bisa saja terlewatkan.
Ultrasonography (USG) Hematoma subkapsular→ biasanya muncul
seperti kumpulan cairan berbentuk lengkung, echogenisitas bervariasi berdasarkan waktu.
Awalnya hematoma anechoic, kemudian terjadi perubahan menjadi echogenic dalam 24 jam.
Dalam 4-5 hari hematoma menjadi hypoechoic dan anechoic.
Kelebihan→ bersifat non-invasif dapat digunakan dalam keadaan gawat darurat
Kekurangan→ sulit mendeteksi cedera pada hati lobus kiri
Sonogram abdomen pria 35 tahun setelah cedera tumpul abdomen dengan riwayat pukulan menunjukkan gambaran hyperechoic berbentuk bulan sabit sepanjang lateral kanan hepar disertai dengan hematoma subkapsular.
MRIMRI memiliki peran yang terbatas
dalam evaluasi trauma tumpul abdomen, dan tidak memiliki keuntungan lebih dari CT scan. Secara teoritis, MRI dapat digunakan dalam pemantauan tindak lanjut dari pasien trauma tumpul abdomen, dan modalitas yang mungkin berguna pada wanita muda dan hamil dengan trauma abdomen yang dikhawatirkan terkena dosis radiasi.
Angiografi Pada penelitian angiografi dinamis dapat
menunjukkan lokasi perdarahan aktif, mempermudah trans-kateter embolisasi, yang mungkin pilihan terapi yang diperlukan
Selektif celiac arteriogram pada trauma hepar grade 1 pada seorang pria 21 tahun dengan trauma tusuk pada kuadran kanan atas perut. Gambar menunjukkan area fokus perdarahan di lobus kanan hepar (panah) akibat cedera tusukan. Lingkaran filling defect berbatas tegas terlihat pada daerah lateral lobus kanan hepar disebabkan karena tekanan parenkim hepar yang normal oleh hematoma subkapsular.
Post-embolisasi arteriogram selektif pada trauma hepar grade 1, Seorang pria 21 tahun dengan trauma tusukan pada kuadran kanan atas perut (pasien yang sama seperti pada gambar sebelumnya). Gambar menunjukkan penghentian pendarahan pada lobus kanan hepar.
Gambaran cedera hepar grade 2 akibat trauma tumpul abdomen. Pria 20 tahun dengan lupus eritematosus sistemik. Selektif arteriogram arteri celiac menunjukkan beberapa mikroaneurisma karena lupus eritematosus sistemik. Terlihat filling defect pada parenkim akibat luka memar dan terdorongnya bagian medial tepi hepar kanan akibat hematoma subkapsular.
Nuclear Imaging Digunakan dalam mengevaluasi pasien
dengan trauma tumpul hepar dan trauma splen
Alternatif pasien yang kontraindikasi menggunakan pencitraan CT scan dengan kontras
Kekurangan→ tidak spesifik menemukan dan mengevaluasi kelainan organ intraperitoneal dan retroperitoneal lainnya
Teknesium-99m asam Iminodiacetic (IDA) scan pada seorang pria 30 tahun yang mengalami cedera hepar akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Scan diperoleh 1 bulan kemudian dan menunjukkan ekstravasasi isotop dari saluran empedu. Hal ini sesuai dengan gambaran kebocoran empedu.
KESIMPULAN Hepar merupakan organ kedua yang
paling sering terluka setelah trauma abdominal, tetapi kerusakan hepar adalah penyebab kematian paling terbanyak. (1) Sebanyak 25% kasus trauma hepar merupakan trauma tumpul
Sensitifitas FAST terhadap cairan intraabdominal setelah trauma mencapai 75-93,8% dan spesifisitasnya sekitar 97-100%.