Ppt Kesehatan Bayi Balita

Embed Size (px)

Citation preview

  • Kesehatan Bayi dan Balita

    disusun oleh :

    nurfadli22010112210054shila lupiyatama22010112210056 nunung martiani 22010112210061

  • Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ) didapatkan bahwa angka kematian bayi adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidupkelahiran hidup dan angka kematian balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus.

  • Angka Kematian Balita turun dari 44 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007 menjadi 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2012sedangkan Angka Kematian Bayi turun dari 34 Kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007 menjadi 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2012

  • Angka Kematian Balita (Akaba)Akaba adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif Akaba>140 berarti sangat tinggi, antara 71140 sedang, dan < 20 rendah

  • Akaba dapat dihitung dengan rumus : Jumlah anak berumur

  • Angka Kematian Bayi (AKB)AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun AKB per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Nilai normatif AKB kurang dari 40 sangat sulit diupayakan penurunannya(hard rock), antara 40-70 tergolong sedang namun sulit untuk diturunkan, dan lebih besar dari 70 tergolong mudah untuk diturunkan

  • AKB dapat dihitung dengan rumus : Jumlah bayi lahir hidup yang meninggal di wilayah tertentuAngka Kematian = --------------------------------------- x 1000 per- 1.000 jumlah bayi lahir hidup di wilayah tersebut

    DefinisiLahir mati: Kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

    KematianBayi: Kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun.

  • PROGRAM KESEHATAN BAYI DAN BALITA

  • Kelangsungan hidup bayi dan balita- Pelatihan manajemen bayi berat lahir rendah bagi petugas kesehatan- Audit maternal perinatal2. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita- Manajemen terpadu balita sakit- Stimulasi, deteksi, intervensi dini tumbuh kembang anak

  • 3. Surveilans bayi dan balita berisiko- Pertemuan lintas program surveilans kesehatan anak- Skrining hipotiroid congenital- Monitoring pelaksanaan kohort bayi dan balita- Skrining bayi dan balita gizi buruk

  • 4. Peningkatan kualitas hidup anak- UKS- Program kesehatan peduli remaja- Pemberian informasi dan edukasi- Pelayanan klinis medis- Konseling- Pendidikan keterampilan hidup sehat- Pelatihan konselor sebaya

  • 5. Perlindungan kesehatan anak- Bantuan hukum kepada anak korban kekerasan- Pelayanan kesehatan kepada anak penyandang cacat (fisik dan mental)

  • Program Kesehatan Anak menurut WHO Pokok Persoalan dan Tantangan:Indonesia masih memiliki angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi dengan angka yang sangat tinggi di sejumlah daerah. Masalah ditemukan dalam periode neonatal dan dampak dari penyakit menular, terutama pneumonia, malaria dan diare, ditambah dengan masalah gizi mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak

  • Perawatan Penyakit Anak yang Terpadu (IMCI), yang diperkenalkan oleh WHO di tahun 1995, sedang diadopsi dan digunakan oleh banyak daerah dan propinsi. Kebanyakan pedoman teknis yang dibutuhkan untuk IMCI termasuk pedoman perencanaan, sedang dikembangkan dan digunakan meskipun sebagian perlu diperbaiki terutama yang berhubungan dengan kesehatan anak baru lahir.

  • Diperlukan penggabungan dari pendekatan IMCI kini yang terbatas dengan kebutuhan keseluruhan dari semua anak-anak (sakit dan sehat). Diperlukan juga untuk mencari cara-cara untuk mengurangi angka kematian bayi dan anak nasional dengan menargetkan daerah-daerah dimana angka ini paling tinggi dan dengan menargetkan kematian bayi bersama dengan program kesehatan lainnya seperti kesehatan ibu.

  • Fokus dari rencana kerja tahun 2014 akan menjadi tantangan untuk mengembangkan strategi daerah keseluruhan untuk kesehatan anak sesuai dengan kebijakan kesehatan anak nasional. Pelaksanaan dari intervensi kesehatan anak yang luas dan terpadu, perbaikan alat-alat yang ada dan pengembangan alat-alat untuk membantu mengubah fokus pada anak yang sakit ke kesehatan keseluruhan dari anak.

  • Ini akan dicapai dengan mengikuti dasar-dasar dari pendekatan IMCI (peranan dari tingkat keluarga/masyarakat, meningkatkan ketrampilan pekerja kesehatan dan sistem kesehatan yang dibutuhkan untuk kesehatan anak) termasuk isu penting akan gizi, terutama pemberian ASI, sampai dengan pasal-pasal yang relevan dari Convention of Rights of the Child (CRC/ Konvensi Hak-Hak Anak). Selain itu, projek ini juga akan berupaya untuk memetakan dan membantu daerah-daerah dimana intervensi kesehatan anak memiliki dampak yang paling besar pada kematian anak.

  • Sasaran:Pendekatan yang lebih luas terhadap kesehatan anak sesuai dengan CRC, terutama pada tingkat daerah, termasuk ketiga komponen dari IMCI, periode neonatal dan isu-isu gizi seperti pemberian ASI. Sasaran ini, meskipun dibawah Sasaran Global Kesehatan Anak dan Remaja 3.1.3, juga akan berkontribusi secara besar pada Sasaran Global Kesehatan Anak dan Remaja 3.1.1(CRC), 3.1.4 (kesehatan bayi) dan NUT 4.2.4 (kurang gizi/ gizi).

  • Program Kesehatan Anak menurut PuskesmasProgram Kesehatan Bayi dan Balita dalam Puskesmas masuk dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.

  • Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.

    Pelayanan KIA Puskesmas terdiri dari1. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah Puskesmas2. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah

  • TujuanTujuan UmumTerciptanya pelayanan berkualitas denagn partisipasi penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang kondusif sehat, denagn asuhan antenatal yang ade kuat, dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.

  • Tujuan Khususa. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu hamil termasuk KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai kebutuhanc. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan penagganan kedaruratan kebidanan neonatal d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan

  • e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat dalam upaya KIAf. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat, menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana neonatal sakit

  • g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra sekolah yang meliputi perawatn bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan rutin pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizih. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang melipui perkembangan motorik, kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan kemandirian anaki. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya

  • SasaranAdalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas serta yang berkunjung ke Puskesmas.