Upload
taufik-pamukti
View
766
Download
81
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PPT PREEKLaMSIA
Citation preview
Asuhan keperawatan preeklamsia
By : Mentring nurul hidayahNur utami
Suci artanti
DEFINISI
preeklamsi merupakan suatu penyakit yang terjadi pada ibu hamil yang ditandai dengan hipertensi, edema, dan proteinurea yang terjadi setelah minggu ke 20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.
ETIOLOGI
Primigravida, terutama primigravida tua dan primigravida muda serta anemia.
Hipertensi esensial. Penyakit ginjal kronis (menahun/terus
menerus). DM (diabetes melitus). Multipara. Polihidramnion. Obesitas Riwayat preeklamsia pada kehamilan yang lalu
dalam keluarga.
KARAKTERISTIK DAN MANIFESTASI KLINIS
Preeklampsia ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaik sistolik 30 mm Hg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam sebaiknya 6 jam.
Edema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2 + pada urin kateter.
Preeklampsia berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
Proteinuria5 gr atau lebih per liter.
Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
Adanya gangguan selebral, gangguan visus dan rasa nyeri di epigastrium.
Terdapat edema paru dan sianosis.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Pre-Eklamsi-Eklamsi setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance [SVR]), peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada Pre-Eklamsi, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun
komplikasi
KOMPLIKASI PADA IBU
Solusio Plasenta. Hipofibrinogenemia. Hemolisis. Perdarahan Otak. Kelainan Mata. Edema Paru-Paru. Nekrosis Hati. Sindroma HELLP (Haemolisys
elevated liver enzymes dan low palatelet) .
Trombositopenia (,150.000/cc), agregasi (adhesi trombosit did inding vaskuler), kerusakan tromboksan (vasokonstriktor kuat), lisosom.
Kelainan Ginjal. Komplikasi Lain: Lidah tergigit,
trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang – kejang pneumoni aspirasi dan DIC (disseminated intravascular coagulation).
KOMPLIKASI PADA JANIN
BBLR Prematur Kompilkasi lanjut
dari prematur : keterlambatan belajar, epilepsy, serebral palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan, bayi saat dilahirkan asfiksia, dsb.
PEMERIKSAAN DIAGNOSISPemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah.
Ditemukan penurunan hemoglobin, peningkatan hematocrit, dan penurunan trombosit.
Urinalisis. Ditemukan protein dalam urine. Pemeriksaan fungsi hati. Ditemukan peningkatan bilirubin,
peningkatan LDH, SGPT dan SGOT meningkat, aspartate aminomtransferasi (AST ) meningkat, total protein serum menurun.
Tes kimia darah Ditemukan peningkatan asam
urat.
Radiologi
Ultrasonografi Ditemukan retardasi
pertumbuhan janin intrauterus.Pernafasan intra uterus lambat, aktifitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
Kardiotografi Diketahui denyut
jantung bayi lemah.
PEN
ATA
LA
KS
AN
AA
N
PR
EE
KL
AM
SI R
ING
AN
PR
EE
KL
AM
SI B
ER
AT
Banyak istirahat (berbaring/tidur miring). Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. Sedatif ringan ; tablet Phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3x2 mg per oral
selama 7 hari. Roboratia. Kunjungan ulang setiap 1 minggu. Pemeriksaan laboratorium; hemoglobin, hematokrit, urin lengkap, asam urat
darah, fungsi hati dan fungsi ginjal. Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklampsia ringan berdasarkan kriteria,
Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejal-gejala preeklampsia seperti kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu) dan timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka preeklampsia ringan dianggap berat.Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan.Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat jalan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi:
Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisal.
Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medisal.
ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN
Identitas umum ibu. Data riwayaat kesehatan.
1. Riwayat kesehatan dahulu2. Riwayat kesehatan sekarang3. Riwayat kesehatan keluarga.Kemungkinan mempunyai riwayat preeklamsi dan eklamsi dalam keluarga.4. Riwayat perkawinan.Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau diatas 35 tahun.5. Riwayat khusus obstetri ginekologiAdakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida/ para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun berhubungan dengan hipertensi.
Resiko tinggi mengalami cedera janin yang berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah keplasenta.
Kelebihan volume cairan interstisial yang berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik, perubahan permeabilitas pembuluh darah.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Resiko tinggi gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan edema paru.
INTERVENSI
Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan cardiac out put (COP).
Tujuan :Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan serebral. Kriteria hasil:Tekanan sistole dan diastole dalam batas normal,dan tidak mengalami nyeri kepala.
Intervensi: Observasi tanda-tanda vital Rasional: untuk mengetahui tingkat kegawatan pasien. Pantau AGD (Analisa Gas Darah). Rasional: asidosis yang terjadi dapat menghambat masuknya
oksigen pada tingkat sel. Monitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyeri kepala. Rasional: pandangan kabur dan nyeri kepala merupakan
indikasi terjadinya vasospasme pembuluh darah dan kurangnya suplai O2 ke otak.
Kolaborasi pemberian cairan elektrolit melalui parenteral (IV)Rasional: meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler.
INTERVENSI
Resiko cedera pada janin yang berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah keplasenta.
Tujuan : agar cedera tidak terjadi pada janin.INTERVENSI : Pantau tekanan darah ibu.
Rasional : dengan memantau tekanan darah ibu dapat diketahui keadaan aliran darah ke plasenta seperti tekanan darah tinggi, aliran darah ke plasenta berkurang, sehingga suplai darah ke janin berkurang.
Pantau bunyi jantung janin.Rasional : dengan memantau bunyi jantung janin dapat diketahu keadaan jantung janin lemah atau menurun menandakan suplai oksigen ke plasenta berkurang, sehingga dapat direncanakan tindakan selanjutnya.
Istirahatkan ibu.Rasional: dengan mengistirahatkan ibu diharapkan metabolism tubuh menurun dan peredaran darah keplasenta menjadi adekuat, sehingga kebutuhan oksigen untuk janin dapat terpenuhi.
Anjurkan ibu agar tidur miring ke kiri.Rasional : dengan tidur miring kekiri diharapkan vena kava dibagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga aliran darah keplasenta menjadi lancer.
Kolaborasi pemberian obat hipertensi.Rasional : dengan obat antihipertensi akan menurunkan tonus arteri dan menyebabkan penurunan afterload jantung dengan vasodilatasi pembuluh darah, sehingga tekanan darah turun. Dengan menurunya tekanan darah, maka aliran darah keplasenta menjadi adekuat.
INTERVENSI
Kelebihan volume cairan interstisial yang berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik, perubahan permeabilitas pembuluh darah.
Tujuan : volume cairan kembali seimbang.Rencana tindakan : Pantau dan catat intake dan output cairan setiap hari.
Rasional: dengan memantau intake dan output diharapkan dapat diketahui adanya keseimbangan cairan dan dapat diramalkan keadaan dan kerusakan glomerulus.
Pantau tanda-tanda vital, catat waktu pengisian kapiler.Rasional : dengan memantau tanda-tanda vital dan pengisian kapiler dapat dijadikan pedoman untuk penggantian cairan atau menilai respon dari kardiovaskuler.
Pantau berat badan ibu.Rasional : dengan memantau berat badan ibu dapat diketahui indicator yang tepat untuk menetukan keseimbangan cairan.
Observasi keadaan edema.Rasional : keadaan edema merupakan indicator keadaan cairan dalam tubuh.
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang pemberian diit rendah garam.Rasional : diit rendah garam dapat mengurangi natrium yang menurunkan retensi cairan.
Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian diuretik.Rasional :Diuretik dapat meningkatkan filtrasi glomerulus dan menghambat penyerapan sodium dan air dalam tubulus ginjal.
INTERVENSIKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntahTujuan:kebutuhan nutrisi yang kurang dapat teratasi.Kriteria hasil: kadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal, berat badan
terkontrolIntervensi: Kaji asupan makanan yang dikonsumsi pasien terhadap kebutuhan pasien
Rasional: dengan mengkaji asupan makanan terhadap pasien dapat diketahui jumlah makanan yang dikonsumsi hingga dapat ditetapkan intervensi selanjutnya.
Monitor mual dan muntahRasional: mual dan muntah merupakan indikator pasien tidak nafsu makan.
Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan tinggi kalori tinggi protein.Rasional: makanan yang tinggi kalori dibutukhan untuk sumber energi. Sedangkan makanan yang tinggi protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak.
Hindari makanan yang merangsang seperti lemak.Rasional: makanan yang merangsang dapat menimbulkan peningkatan peristaltic, dan dengan meningkatnya peristaltic usus dan lambung akan menyebabkan nafsu makan berkurang.
Ciptakan suasana yang menyenangkan waktu makan.Rasional: suasana yang menyenangkan waktu makan. dengan suasana yang menyenangkan waktu makan. Diharapkan pasien akan bermotivasi untuk menghabiskan diitnya.
Berikan makanan hangat sedikit tapi sering.Rasional: dengan porsi makanan yang sedikit tapi sering dapat menghindari kebosanan pasien dan dapat mengurangi rangsangan muntah sehingga makanan yang tersedia dapat terkonsumsi.
Berikan makanan yang bervariasi sesuai dengan program diitnya.Rasional : diharapkan pasien berselera untuk makan sehingga nurtisi pasien terpenuhi.
TERIMAKASIH