19
 Assallamu’a laikum Wr.WB

PPT Refleksi Kasus_pita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

PowerPoint Presentation

Assallamua laikum Wr.WB REFLEKSI KASUSDISUSUN OLEH :

Pita Pertiwi Kurnianingsih09711009

KOAS UII

PEMBIMBING: dr. Akbar Zulkifli Osman, Sp. KJ., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Resume Kasus

Identitas PasienNama / Inisial: Bp. JUmur: 34 tahunAlamat: Ngemplak Ndari PlupuhPekerjaan: PetaniPendidikan terakhir: SMKStatus: MenikahAgama: IslamSuku: Jawa

RGS:Pasien datang ke Rumah sakit pada tanggal 7 Juni 2014 dengan keluhan nyeri kepala apabila obat yang dikonsumsi sejak 18 tahun yang lalu habis. Pasien merasakan nyeri kepala sejak 3 hari terakhir sebelum datang ke Rumah sakit. Saat datang ke Poliklinik Jiwa di RSUD Sragen, pasien hanya mengeluhkan Nyeri kepala. Pasien tidak mengeluhkan sulit tidur. Nafsu makannya sampai saat ini baik. Dari pemeriksaan fisik pasien tidak didapatkan kelainan.Pasien mengeluh sulit tidur bila tidak diberi obat. Sering mendengar suara-suara yang menjelek-jelekannya (+). Sehingga memicu pasien untuk berontak dan tiba-tiba marah sampai ngamuk. Terkadang bicara dan tertawa sendiri (+). Keluhan- keluhan tersebut sudah dirasakan pasien sejak 18 tahun lalu.

pasien tidak begitu suka apabila sedang berada di lingkungan yang ramai. Seperti sedang menghadiri sebuah pertemuan di Desa nya, maupun menghadiri acara keluarga.

Ketidaknyamanan itu sudah dirasakan pasien sejak 18 tahun yang lalu. Sehari-hari pasien bekerja sebagai petani. Pasien bekerja di sawah tanpa perasaan takut atau hal lain. Saat bekerja, pasien jarang mendengar adanya suara-suara yang membisikannya di telinga yang berasal dari jauh., maupun bayangan-bayangan yang terkadang dilihatnya. Hubungan pasien dengan dengan orang tua, tetangga dan anak-anaknya tampak baik sajaRGD:-1 tahun yang lalu, pasien dirawat di RSJ Solo- Riwayat mondok di RSJ Solo sebanyak 6x - sejak tahun 1996 (18 tahun) - Berobat jalan di RSUD Sragen 1 tahun ini.

Riwayat Keluarga:Pasien adalah anak ke-7 dari 7 bersaudara, mempunyai dua orang anak. Saat ini, tinggal serumah bersama isteri dan anak-anaknya. Tidak terdapat riwayat sakit jiwa dalam keluarga

STATUS MENTAL

DIAGNOSIS:Aksis I: (F.20.0) Skizofrenia Paranoid RemisiAksis II: (F.60.0) Kepribadian ParanoidAksis III: Belum ditemukanAksis IV: Masalah psikososial dan lingkungan lainAksis V: HLPY GAF 45 Current GAF 60

Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan keadaan yang tidak normal baik fisik maupun mental yang dapat menjadi sumber stress bagi anggota keluarga. Sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan jiwa. Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan di seluruh dunia adalah skizofrenia (WHO,2001).

Sekitar 1% penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam hidupnya. Di Indonesia diperkirakan 1- 2 % penduduk atau 2 4 juta jiwa akan terkena penyakit ini. Bahkan sekitar 1/3 dari sekitar 1- 4 juta yang terjangkit penyakit skizofrenia ini atau sekitar 700 ribu hingga 1,4 juta jiwa kini sedang mengidap skizofrenia. Perkiraan angka ini disampaikan Dr LS Chandra, SpKJ dari Sanatorium Dharmawangsa Jakarta Selatan. 3/4 dari jumlah pasien skizofrenia umumnya dimulai pada usia 16 - 25 tahun pada laki-laki. Pada kaum perempuan, skizofrenia biasanya mulai diidap pada usia 25 - 30 tahun. Penyakit yang satu ini cenderung menyebar di antara anggota keluarga sedarah.

Yang menjadi latar belakang ketertarikan terhadap kasus yang diambil :pasien seorang laki-laki berusia 34 tahun yang kini telah mempunyai dua orang anak. Dan selama 18 tahun pasien masih suka mendengar bisikan-bisikan yang menjelek-jelekannya sehingga membuatnya takut. Pasien mempunyai 2 orang anak dan tinggal bersama isteri. Saat dilakukan anamnesis, terlihat isteri pasien seperti kurang terima dengan keadaan pasien. Hal tersebut yang melatarbelakangi pengambilan refleksi kasus tersebut.ASPEK ETIKA/MORALBagi para penderita gangguan jiwa tidak mungkin dapat mengatasi kejiwaannya tanpa bantuan orang lain terutama keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam kesembuhan dan kekambuhan pada penderita gangguan jiwa. Untuk meningkatkan kesembuhan dan menurunkan tingkat kekambuhan selain dari terapi farmakologi, dukungan dari keluarga sangatlah penting. Penderita gangguan jiwa sangat memerlukan perhatian dan empati dari keluarganya. (Chandra,2004).

Dari kasus pada pasien Bp.J tersebut, peran dari isteri sangatlah berperan penting dalam proses kesembuhannya. Yaitu dengan cara memperhatikan pasien dan merawat pasien dengan baik. Meskipun pasien terkadang ada perasaan tidak nyaman dengan apa yang dialami pasien saat ini. Isteri pasien kurang menerima keadaan pasien dikarenakan isteri pasien mengetahui keadaan pasien setelah menikah dengan pasien.

ASPEK KEISLAMANDalam hal ini rohaniawan dapat menanamkan pada diri pasien bahwa sakit merupakan ujian dari Allah yaitu untuk menguji kesabaran dan kerelaan seorang hamba dalam menerima takdirnya. Apakah seorang hamba menerima cobaan dan penderitaan itu dengan ikhlas dan terus menerus berikhtiar mencari jalan keluar dengan cara sebaik-baiknya, tidak mengeluh, meratap, merintih kepada yang selain Allah, maka Allah menjanjikan aka mempermudah urusan hisabnya di hari kiamat. Dengan penanaman rasa kesabaran dan memberikan kabar gembira tentang buah kesabaran, maka pasien akan terus menerus meningkatkan keimanannya. Jika ia sabar akan ujian tersebut maka ia akan mendapat balasan pahala. Seperti firma Allah surat Al-Baqarah ayat 155-156 :

Artinya:Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan :Innalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. (Al-Baqarah : 155-156)Sakit sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan kepada manusia juga pasti ada maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT kepada hamba-Nya adalah sebagai ujian dan cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang benar-benar beriman. Firman Allah SWT :

Artinya :"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, pada-hal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh mala-petaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al-Baqarah: 214)Demikian Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kebaikan dan keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah SWT juga akan menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar mereka bersabar dan memohon perlindungan serta berdoa .Wassalamualaikum Wr.Wb