6
1. FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOTERAPI KETOKONAZOL Ketokonazol merupakan turunan imidazol dan klotrimazol. Obat ini bersifat dalam air pada PH asam. Ketokonazol aktif sebagai anti jamur baik sistemik maupun nonsistemik efektif terhadap Candida, Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H. Capsulatum, B. Dermatitidis , Aspergillus dan Sporothrix spp. Ketokonazol peroral efektif untuk beberapa mikosis sistemik. Dosis harian tunggal 200-400 mg diberikan bersama makanan. Obat ini diabsorbsi dengan baik dan didistribusikan secara luas, tetapi konsentrasi di dalam susunan saraf pusat rendah. Dengan dosis oral 200 mg, kadar puncak ketokonazol mungking mencapai 2-3 mikrogram/ml. Bertahan selama 6 jam atau lebih. Efek toksik utama termasuk mual, muntah,rash pada kulit, dan penigkatan kadar transaminase serum. FARMAKOKINETIK Ketokonazol, suatu anti jamur turunan imidazole, adalah penghambat sintesis steroid adrenal dan gonadal yang kuat dan agak non-selektif. Senyawa ini menghambat pemecahan rantai samping kolestrol, enzim p450c17, C17, 20-liase, 3B- hidroksisteroid dihidrogenase, dan P450c11 yang diperlukan untuk sintesis glukokortikoid. Sensitivitas enzim P450 terhadap senyawa ini pada jaringan mamalia jauh lebih rendah dibandingkan enzim jamur, sehingga efek penghambatannya hanya terlihat pada dosis

PR Long Case

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pr long case

Citation preview

1. FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOTERAPI KETOKONAZOL

Ketokonazol merupakan turunan imidazol dan klotrimazol. Obat ini bersifat dalam air pada PH asam. Ketokonazol aktif sebagai anti jamur baik sistemikmaupun nonsistemik efektif terhadapCandida, Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H. Capsulatum, B. Dermatitidis , Aspergillus dan Sporothrix spp.Ketokonazol peroral efektif untuk beberapa mikosis sistemik. Dosis harian tunggal 200-400 mg diberikan bersama makanan. Obat ini diabsorbsi dengan baik dan didistribusikan secara luas, tetapi konsentrasi di dalam susunan saraf pusat rendah.Dengan dosis oral 200 mg, kadar puncak ketokonazol mungking mencapai 2-3 mikrogram/ml. Bertahan selama 6 jam atau lebih. Efek toksik utama termasuk mual, muntah,rash pada kulit, dan penigkatan kadar transaminase serum.

FARMAKOKINETIK

Ketokonazol, suatu anti jamur turunan imidazole, adalah penghambat sintesis steroid adrenal dan gonadal yang kuat dan agak non-selektif. Senyawa ini menghambat pemecahan rantai samping kolestrol, enzim p450c17, C17, 20-liase, 3B-hidroksisteroid dihidrogenase, dan P450c11 yang diperlukan untuk sintesis glukokortikoid. Sensitivitas enzim P450 terhadap senyawa ini pada jaringan mamalia jauh lebih rendah dibandingkan enzim jamur, sehingga efek penghambatannya hanya terlihat pada dosis tunggu. Penghambatan ini dkompensasi oleh peningkatan produksi ACTH dan menyebabkan peningkatan pada 17-deoksi steroid seperti progesterone dan aldosterone serta penekanan aktivitas renin plasma. Secara invitro, ketokonazol menggantikan tempat estradiol dan dihidrotestosteron dari protein pengikat seks hormone dan secara invivo, menigkatkan rasio estradiol-testosteron dalam plasma oleh berbagai mekanisme.

Ketokonazol sistemik per oral penyerapannya bervariasiantar individu, obat ini menghasilkankadar plasma yang cukup untuk menekan aktivitas berbagai jenis jamurpenyerapanmelaluisaluran cerna akan berkurang pada pasien dengan pH lambung yang tinggi. Pada pemberiaan bersama antagonis H2 atau bersamaan antasida. Obat ini ditemukandalam urin, kelenjar lemak, liur, juga pada kulit yang mengalami infeksi, dan cairan vagina, Kadar Ketokonazol dalam cairan otaksangat kecil, Dalam plasma84%,ketokonazol berikatan dengan protein plasma terutama albumin, Berikatan dengan eritrosit15%,dalam bentuk bebas1%. Metabolis lintas utama, dan sebagian besar KetokonazolDiekskresikanbersama cairan empedu ke lumen usus dan hanyasebagian kecil sajaDikeluarkanbersama Urin.

FARMAKODINAMIK

Ketokonazol aktif sebagai anti jamur baik sistemik maupun nonsistemik efektifterhadap Candida, Coccidiodes immitis, Cryptococcus neoformans, H.capsulatum, B.dermatitis, Aspergillus dan Sporothrix spp.

INTERAKSI OBAT.Dengan Obat Lain Pemberian Ketokonazol bersamaan dengan obat yang menginduksi enzim mikrosom hati ( rimfampisin, isoniazid, fenitoin ) dapat menurunkan kadar ketokonazol . Sebaliknya ketokonazol dapat meningkatkan kadar obat yang dimetabolisme oleh enzimCYP3A4 sitokrom P450 ( siklosporin, warfarin, midazolam, indinavir ).Dengan Makanan Pemberian bersama makanan tidak berpengaruh terhadap penyerapan ketokonazol.

2. FARMAKOKINETIK DAN FARMAKOTERAPI VITAMIN A

FARMAKOKINETIKVitamin A diabsorbsi sempurna melalui usus halus dan kadarnya dalam plasma mencapai puncak setelah 4 jam, tetapi absorbs dosis besar vitamin A kurang efisien karena sebagian akan keluar melalui tinja. Gangguan absorbs lemak akan menyebabkan gangguan absorbs vitamin A, maka pada keadaan ini dapat digunakan sediaan vitamin A yang larut dalam air. Absorbs vitamin A berkurang bila diet kurang mengandung protein atau pada penyakit infeksi tertentu dan pada penyakit hati seperti hepatitis, sirosis hepatis atau obstruksi biliaris. Berkurangnya absorbs vitamin A pada penyakit hati berbanding lurus dengan derajat insufisiensi hati. Sebelum diabsorbsi, sebagian retinol akan mengalami hidrolisis dari reesterifikasi terutama menjadi palmitat.Dalam darah, retinol terutama diikat oleh 1-globulin yang disebut Retinol Binding Protein (RBP). RBP disintesis dan diekskresi oleh hati dan selanjutnya dalam sirkulasi membentuk kompleks dengan transtiretin, suatu prealbumin pengikat tiroksin. Pembentukkan kompleks ini melindungi RBP dan retinol dari metabolism dan ekskresi melalui ginjal. Vitamin A terutama disimpan dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak intraperitoneal dan retina.Kadar normal vitamin A dalam plasma ialah 100-230 unit/dL. Selama kadar vitamin A cukup, kadar normal akan dipertahankan. Gejala defisiensi vitamin A timbul bila kadar plasma dibawah 10-20 g/dL.Absorbsi karoten tidak sebaik dan semudah vitamin A. hanya sekitar 1/3 -karoten dan karotenoid lain yang diabsorbsi. Proses absorbs juga tergantung dari adanya empedu dan lemak yang diabsorbsi. Di dinding usus halus, karoten diubah menjadi vitamin A.

FARMAKODINAMIKVitamin A dosis kecil tidak menunjukkan efek farmakidinamik yang berarti. Sebaliknya pemberian dosis besar Vitamin A menimbulkan keracunan. Sintesa rhodopsin suatu pigmen fotosensitif yang terurai oleh cahaya sehingga kita dapat melihat dalam keadaaan setengah gelap, pertumbuhan kesehatan kulit dan selaput lender.Vitamin A terdapat dalam berbagai sediaan untuk penggunaan secara oral, suntikan dan topical. Untuk penggunaan oral terdapat bentuk tablet, kapsul atau larutan/sirup yang mengandung vitamin A saja atau dengan kombinasi vitamin D ataupun vitamin lain dalam berbagai kombinasi dosis.-Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-50.000 IU) perkapsul-Sediaan suntikan dalam bentuk larutan yang mengandung 50.000 IU vitamin A/mL dapat diberikan secara IM untuk pasien malabsorbsi, mual, muntah dan gangguan mata yang berat.-Dosis >25.000 IU/hari hanya dapat diberikan pada pasien defisiensi berat.

TINJAUAN PUSTAKA

Syarif, Amir., dkk. 2009.Farmakologi Dan Terapi.Edisi 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUIG. Bertram Katzung, Farmakologi dasar dan klinik, Edisi VI-Jakarta : EGCAdams G., Boies L., Higler P., 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 135-142. Soepardi, E.A., dkk. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Ed. 6. 2007. Jakarta : Balai penerbit FKUI.