32
PRA MUTU KONTRAK BAB I LATAR BELAKANG Dalam rangka usaha menjaga dan meningkatkan kualitas pekerjaan, maka diperlukan suatu panduan pengendalian mutu proses serta persyaratan-persyaratan yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu berupa Rencana Mutu Kontrak (RMK). Rencana Mutu Kontrak adalah suatu pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan agar produk akhir pekerjaan sesuai dengan syarat teknis yang tercantum dalam kontrak. Rencana Mutu Kontrak (RMK) ini digunakan untuk memonitor dan menilai pelaksanaan / penerapan spesifikasi teknik yang melekat pada kontrak kerja konstruksi antara PPK PAT Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu dengan Penyedia Jasa. Rencana Mutu Kontrak (RMK) dimaksudkan untuk menerapkan lingkup prosedur jaminan mutu pelaksanaan kontrak pekerjaan dan dijadikan sebagai acuan untuk menguraikan secara rinci, lengkap dan jelas tentang tata cara melaksanakan pekerjaan secara benar sesuai dengan tahapan kegiatan yang disyaratkan dalam dokumen pelaksanaan (dokumen kontrak). Sedangkan tujuannya adalah sebagai alat kontrol/pengendali terhadap mutu suatu pekerjaan, apakah semua item pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi atau kriteria yang berlaku, sehingga apabila terjadi suatu penyimpangan, maka dengan adanya Rencana Mutu Kontrak (RMK) dapat diketahui dari awal dan kesalahan yang lebih fatal dapat dihindari, serta kualitas pekerjaanpun dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan yang diharapkan. BAB II INFORMASI KEGIATAN 2.1 Uraian Pengadaan Nama Pekerjaan : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BENEL DI KAB. JEMBRANA (SAL L=1945M’, B.AIR 3 BH)) Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Jembrana Nama Pengguna Jasa : ................................... Nama Penyedia Jasa : ................................... 2.2 Data Pengguna Jasa Dan Penyedia Jasa a. Pengguna Jasa Nama Satuan : Pemerintah Provinsi Bali Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang pada Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Provinsi Bali Kegiatan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Benel Di Kab. Jembrana (Sal L=1945 m’, B. Air 3 Bh) Alamat Kantor : Jalan Beliton No. 2 Denpasar Telepon / Fax. : (0361) 224359 Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. I Nyoman Sueta, ME b. Penyedia Jasa Nama Penyedia Jasa : ......................................................................... Alamat Penyedia Jasa : ........................................................................ Telepon / Fax. : ........................................................................ Nama Direktur : ........................................................................

Pra Mutu Kontrak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pra Mutu Kontrak Pekerjaan Draenase Kota

Citation preview

Page 1: Pra Mutu Kontrak

PRA MUTU KONTRAK

BAB ILATAR BELAKANG

Dalam rangka usaha menjaga dan meningkatkan kualitas pekerjaan, maka diperlukan suatu panduanpengendalian mutu proses serta persyaratan-persyaratan yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaanpekerjaan, yaitu berupa Rencana Mutu Kontrak (RMK).Rencana Mutu Kontrak adalah suatu pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan agar produkakhir pekerjaan sesuai dengan syarat teknis yang tercantum dalam kontrak.Rencana Mutu Kontrak (RMK) ini digunakan untuk memonitor dan menilai pelaksanaan / penerapanspesifikasi teknik yang melekat pada kontrak kerja konstruksi antara PPK PAT Satuan Kerja Non VertikalTertentu dengan Penyedia Jasa.Rencana Mutu Kontrak (RMK) dimaksudkan untuk menerapkan lingkup prosedur jaminan mutupelaksanaan kontrak pekerjaan dan dijadikan sebagai acuan untuk menguraikan secara rinci, lengkapdan jelas tentang tata cara melaksanakan pekerjaan secara benar sesuai dengan tahapan kegiatan yangdisyaratkan dalam dokumen pelaksanaan (dokumen kontrak).Sedangkan tujuannya adalah sebagai alat kontrol/pengendali terhadap mutu suatu pekerjaan, apakahsemua item pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi atau kriteria yang berlaku, sehinggaapabila terjadi suatu penyimpangan, maka dengan adanya Rencana Mutu Kontrak (RMK) dapat diketahuidari awal dan kesalahan yang lebih fatal dapat dihindari, serta kualitas pekerjaanpun dapatdipertanggungjawabkan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB IIINFORMASI KEGIATAN

2.1 Uraian PengadaanNama Pekerjaan : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BENEL DI

KAB. JEMBRANA (SAL L=1945M’, B.AIR 3 BH))Lokasi Pekerjaan : Kabupaten JembranaNama Pengguna Jasa : ...................................Nama Penyedia Jasa : ...................................

2.2 Data Pengguna Jasa Dan Penyedia Jasaa. Pengguna Jasa

Nama Satuan : Pemerintah Provinsi Bali Kuasa PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Barang pada BidangSumber Daya Air Dinas PU Provinsi Bali

Kegiatan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Benel Di Kab.Jembrana (Sal L=1945 m’, B. Air 3 Bh)

Alamat Kantor : Jalan Beliton No. 2 DenpasarTelepon / Fax. : (0361) 224359Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. I Nyoman Sueta, ME

b. Penyedia JasaNama Penyedia Jasa : .........................................................................Alamat Penyedia Jasa : ........................................................................Telepon / Fax. : ........................................................................Nama Direktur : ........................................................................

Page 2: Pra Mutu Kontrak

2.3 Data KontrakNomor Kontrak : .......................................................................................Tanggal Kontrak : .......................................................................................Nomor SPMK : .......................................................................................

Tanggal SPMK : .......................................................................................Nilai Kontrak : .......................................................................................Sumber Dana : .......................................................................................Tahun Anggaran : .......................................................................................Jangka Waktu Pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

Masa Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak SerahTerima Pertama Pekerjaan (PHO)

2.4 Lokasi Proyek

2.4 Lingkup PekerjaanScope pekerjaan pada Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Benel Di Kab. Jembrana (SalL=1945 m’, B. Air 3 Bh) meliputi:I. Pekerjaan Persiapan/PenunjangII. Pekerjaan UtamaIII. Pekerjaan Pelimpahan (1 bh)IV. Pekerjaan Bangunan Sadap (2 bh)

Page 3: Pra Mutu Kontrak

IV. Administrasi, Dokumentasi dan Finishing/Penunjang

BAB IIISASARAN MUTUSasaran Mutu Pelaksanaan Kegiatan : Terselenggaranya kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Benel Di Kab. Jembrana (Sal L=1945 m’, B.

Air 3 Bh) tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan pada jadwal pelaksanaan kegiatan, dengansenantiasa memonitor setiap kegiatan dan mengevaluasi hambatan-hambatan yang mungkin dan telahmuncul agar tidak mempengaruhi kegiatan inti

Melaksanakan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Benel Di Kab. Jembrana (Sal L=1945 m’, B. Air 3Bh)dengan mengutamakan kepuasan pelanggan dengan prinsip tepat waktu dan mutu

BAB IVSTRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWABOrganisasi merupakan suatu kesatuan dari beberapa unsur dalam kerangka pengelolaan danmanajemen suatu kegiatan. Organisasi dibentuk agar pelaksanaan kegiatan dapat efisien dan efektif,dalam rangka mencapai tujuan akhir dari suatu kegiatan.Keberhasilan suatu kegiatan juga ditentukan oleh keberhasilan dalam berkoordinasi antar masing-masingorganisasi yang terlibat baik intern maupun ekstern selama proses kegiatan berlangsung.4.1 Struktur Organisasi Pengguna Jasa

Berisikan bagan yang menggambarkan organisasi dari pengguna jasa yang akan menerima hasilpekerjaan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

4.2 Uraian Tugas Unsur Penyedia Jasa4.2.1 SITE MANAGER

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab :1. Menerima tugas dari &roject Manager untuk mengatur jalannya proyek dari awal hingga

selesai.2. Pengaturan pelaksanaan gambar dan spesi3ikasi teknis.3. Menerima gambar desain dan spesi3ikasi teknis proyek dari &roject Manager

dan mempelajarinya Melakukan koordinasi dengan site engineer dalam pembuatan shop drawing dan

mengecek hasilnya.

SITE MANAGER

ADMINISTRASI/KEUANGAN

ADMINISTRASI/KEUANGAN

KEPALA PELAKSANA

PELAKSANA LAPANGAN

PELAKSANA LAPANGAN

SURVEYORMEKANIK LOGISTIK

LOGISTIK

Page 4: Pra Mutu Kontrak

Memberikan isntruksi kerja pada pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan sesuaidengan shop drawing yang telah dibuat.

Melakukan control pengecekanpekerjaan apakah telah sesuai dengan shopdrawing yang telah dibuat.

4. Pengaturan pelaksanaan time schedule dan metode pelaksanaan pekerjaan : Melakukan koordinasi dengan &roject Manager dan Site Engineer dalam

pembuatantime schedule dan metode pelaksanaan pekerjaan. Memberikan instruksi kerja pada pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan

sesuaidengan time schedule dan metode pelaksanaan yang telah dibuat. Melakukan kontrol dan pengecekan pekerjaan apakah telah memenuhi waktu

yangtelah ditetapkan dalam time schedule yang telah diluncurkan dan sesuaidengan metodepelaksanaan yang telah ditetapkan.

Secepatnya melakukan koordinasi dengan tim di lapangan bila terjadikegagalan/kerusakan pelaksanaan pekerjaan yang di luar prediksi. Bila diperlukan,melakukan koordinasi denga Project Manager, untuk selanjutnya melaporkan halterslebut pada konsultan Pengawas.

5. Pengaturan tenaga kerja dan sub-contractor : Melakukan koordinasi dengan pelaksana dalam pengadaan kebutuhan tenaga

kerja. Melakukan koordinasi dengan &roject Manager dalam pelaksanaan pekerjaan yang

di-subkon. Bekerja sama dengan pelaksana, mengatur sistim kerja para pekerja dengan

parasubkon. Melakukan pemeriksaan opname prestasi kerja para tenaga kerja maupun para

sub-kon, dalam hal ini opname prestasi kerja dibuat oleh pelaksanalapangan. Selanjutnya hasilopname diserahkan pada &roject Manager

6. Pengaturan pengadaan material dilapangan : Melakukan koordinasi dengan pelaksana dan logistik lapangan dalam pengadaan

material dilapangan, menyangkut jumlah spesifikasi teknis dan waktukedatanganmaterial

7. Bertanggung jawab sepenuhnya pada Project Manager atas keberhasilan pelaksanaanproyek yang ditanganinya.

4.2.2 KEPALA PELAKSANA1. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan agar dapat berjalan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik terhadap segi waktu, biaya danmutu.

2. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan

3. Memonitor persediaan bahan, peralatan dan tenaga agar rencana penyelesaianpekerjaan tercapai sesuai rencana

4. Tersedianya monitoring kemajuan pekerjaan serta rencana biaya yang diperlukansecara periodik

5. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnyasesuai dengan rencana yang ditetapkan

6. Mengarahkan kegiatan Subkon agar sesuai dengan yang telah ditetapkan7. Mengkoordinir para pelaksana agar mencapai hasil yang sesuai dengan yang

direncanakan8. Memantau dan mengontrol atas hasil kemajuan serta melakukan tindakan - tindakan

koreksi atas terjadinya penyimpangan

Page 5: Pra Mutu Kontrak

9. Memonitor persediaan bahan, peralatan, dan tenaga agar rencana penyelesaianpekerjaan tercapai sesuai rencana

10. Memantau dan mengevaluasi persediaan bahan, peralatan dan tenaga guna memenuhikebutuhan operasional

11. Memantau dan mengarahkan penggunaan alat, bahan, dan tenaga agar bisamencapai hasil yang optimal

12. Tersedianya monitoring kemajuan pekerjaan serta rencana biaya yang diperlukansecara periodik

13. Mencatat hasil kemajuan pekerjaan yang telah dicapai baik secara periodik maupunsecara komulatif

14. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana15. Membuat usulan-usulan alternatif perbaikan metode kerja agar bisa lebih cepat dan

hemat16. Membuat daftar keperluan biaya atas kemajuan pekerjaan secara periodik17. Memantau dan mengevaluasi atas biaya yang terjadi dengan rencana yang telah

ditetapkan18. Mengatur dan mengkoordinir pengadaan dan penempatan bahan, alat dan tenaga19. Membuat dan mengajukan daftar keperluan biaya pekerjaan20. Mensahkan pengeluaran sebatas wewenang yang telah diberikan

4.2.3 PELAKSANA1. Mempelajari sepenuhnya gambar-gambar yang telah direncanakan oleh pihak

konsultan perencana apabila dalam gambar ada kejanggalan-kejanggalan, maka harusdikoordinasikan dengan pihak direksi.

2. Mempersiapkan gambar-gambar kerja, shop drawing untuk persiapan dimulainyapekerjaan.

3. Menghitung semua kebutuhan material. Untuk teknis pendatangan di lapangan,material diatur sesuai kebutuhan/bertahap.

4. Memberi penjelasan-penjelasan gambar pada mandor mengenai teknis danpelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana/schedule.

5. Ukur dan uitzet untuk suatu bangunan yang akan diterapkan pada keadaan lapangansehingga mencapai sasaran sesuai rencana.

6. Mengatur keuangan terutama upah kerja mandor tiap dua minggu sekali membuatopname pekerjaan,pertanggung jawaban keuangan.

7. Mengatur material terutama penggunaan, permintaan sudah sesuai denganpelaksanaan lapangan atau belum. Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan yangtidak sesuai permintaan maka segera cepat diketahui mulai dini.

8. Memberikan laporan harian maupun mingguan pada pimpinan baik material maupunkesulitan-kesulitan pelaksanaan atau masalah-masalah lainnya.

9. Mengadakan rapat koordinasi dari semua pihak/team lapangan.

4.2.4 SURVEYOR1. Membuat rencana, lalu mengusulkan kepada Site Manager, kebutuhan alat - alat ukur

(heodolit, Autolevel dan aksesorisnya) sesuai dengan besarnya area dan schedulemaster kerja.

2. Memastikan pengadaan alat- alat ukur yang telah disetujui Site Manager perihal jumlah,jenis dan kondisi, kelayakan pakai (Label kalibrasi dan masa berlakunya).

3. Membuat laporan, pendataan alat-alat ukur dalam hal kerusakan,penyimpangan/kelayakan pakai dan kalibrasi ulang.

Page 6: Pra Mutu Kontrak

4. Memastikan bahwa hasil survey lapangan sesuai dengan syarat- syarat teknis yangditentukan.

5. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan Site Manager, Bila terjadiketidaksesuaian gambar dan atau ke lapangan.

6. Penggunaan alat-alat ukur dengan benar dan aman.7. Bertanggung jawab pada Manager Lapangan (SM) atau tugas-tugas yang diberikan.

4.2.5 MEKANIK1. Melaksanakan tugas-tugas khusus secara langsung berdasarkan order dari kepala

pelaksana.2. Sebagai mekanik yang melaksanakan pekerjaan perbaikan mesin-mesin motor dan

harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya kepada kepala pelaksana.3. Melaksanakan pembelian suku cadang mesin-mesin motor berdasarkan order dari

kepala pelaksana.4. Pengendalian pemakaian suku cadang mesin motor agar dapat sehemat mungkin.5. Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para montir didalam melaksanakan

tugasnya.6. Mengajukan permintaan suku cadang mesin-mesin motor yang diperkirakan sudah

rusak(aus) kepada dirut sehingga tidak merembet kesuku cadang lainnya.7. Harus selalu siap untuk melaksanakan tugas apabila ada mesin-mesin motor yang

mendadak rusak untuk segera diperbaiki.8. Melakukan pemeliharaan segala macam mesin-mesin motor agar tidak mudah rusak.

8.2.5 LOGISTIK1. Berkoordinasi dengan Engineer lapangan (SE) dalam membuat schedule kebutuhan

material.2. Mengajukan surat permitaan material sesuai jadwal yang telah ditentukan.3. Membuat laporan penerimaan material.4. Melapor secepatnya kepada Manager Logisik (LM) apabila material yang didatangkan

tidak sesuai dengan permintaan.5. Menerima surat jalan dan memberikannya kepada asisten logistik.6. Membantu kelancaran proyek dalam hal pengadaan material dan alat.7. Bertanggung jawab kepada Manager Proyek dan Engineer lapangan atas tugas-tugas

yang diberikan.

8.2.6 ADMINISTRASI1. Menangani masalah administrasi dan umum di lingkungan proyek.2. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan secara berkala.3. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi.4. Bertanggung jawab kepada Manager Proyek dan Engineer lapangan atas tugas-tugas

yang diberikan.

Page 7: Pra Mutu Kontrak

BAB VJADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalenderterhitung sejak ditandatanganinya kontrak kerja serta surat perintah mulai bekerja.

Page 8: Pra Mutu Kontrak

BAB VIPROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAANI. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENUNJANG

1. Pekerjaan Pembersihan Area SitePekerjaan ini mencakup, pembuangan lapis humus tanah, pembongkaran serta pembersihantumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja. Pelaksanaan pekerjaan tempat kerjahanya mencakup lapisan tanah subur bagi tumbuh-tumbuhan dan maximal 20 cm.

2. Uitzet, Pasang BowplankPengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan tofografi daerahpekerjaansecara memanjang dan secara melintang sebelumpekerjaan dimulai yang disebut MC0%. Setelahpengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan dilengkapidengan rencanaletak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.

3. Papan Nama ProyekSetelah penerbitan SPMK maka penyedia jasa membuat papan nama proyek sebagai buktibahwa proyek tersebut akan mulai dikerjakan.

4. Sewa DireksiketSetelah penerbitan SPMK maka penyedia jasa mulai menentukan lokasi direksikeet dimanadilakukan dengan cara menyewa tempat yang cukup strategis letaknya pada area pekerjaanyang akan dilaksanakan.

II. PEKERJAAN UTAMA1) PEKERJAAN TANAH

a) PEKERJAAN GALIAN Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai perlu mengadakan pemeriksaan bersama

Pengawas Pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehingga apabilaterdapat kelainan/perbedaan yang menjolok dengan gambar rencana dapat segeradiketahui secara dini dan melaporkannya kepada Direksi. Pengajuan klaim atasperbedaan/kelainan setelah Pemborong melakukan pekerjaan galian, tidak dapatditerima.

Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksana, kecuali ditetapkan lainoleh Direksi berhubung keadaan setempat.

Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi dibuat dengan ukuranyangsesuai untuk keperluan pengerjaannya.

Kemiringan galian dibuat secukupnya untuk amannya terhadap longsoran. Bilaterpaksa dibuat tegak harus diadakan tindakan pengamanannya.

Penyediaan tenaga kerja, peralatan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan- kebutuhanlainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tanah sesuai dengan Gambar-gambar dan Spesifikasi.

b) PEKERJAAN TIMBUNAN Sebelum dilakukan penimbunan maka lapisan permukaan atas pada lokasi tanah yang

akan ditimbun harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman perdu/gulma,ranting/cabang kayu, sampah, dan benda-benda lainnya yang mengganggukestabilan tanah timbunan yang menyebabkan mudah terjadi longsoran,penurunan/amblas ataupun tergerus karena adanya rembesan air.

Material tanah yang dimanfaatkan untuk penimbunan tanggul harus sesuaikondisi/keadaan tanah ditempat pekerjaan.

Page 9: Pra Mutu Kontrak

Apabila ditempat dilakukan timbunan tanah, struktur tanahnya tidak baik, maka sebelumdilakukan timbunan pada tempat tersebut dilakukan penggalian terlebih dahulu sampaidiketemukan struktur tanah yang stabil sesuai dengan petunjuk Direksi.

Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar rencana ataupetunjuk Direksi atas persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

Pemadatan dengan tenaga manusia: Tanah yang memenuhi syarat untuk ditimbundihampar setebal 20 cm merata, Sesuai dengan kadar yang diperlukan untukpemadatan maka hamparan tanah tersebut disiram air, Setelah disiram air dimulaipemadatannya dengan menimbris tanah tersebut dengan alat yang beratnya 15-20 Kgdan tinggi jatuh alat timbris ± 30 cm, Setelah padat betul baru dihampar dengan tanahberikutnya setebal 20 cm, disiram air dipadatkan, begitu seterusnya sampai selesai.

Pemadatan dengan mesin pemadat disesuaikan dengan aturan/manual dari peralatanyang digunakan.

2) PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI Bahan untuk spesi ditakar dengan menggunakan ukuran takaran yang sama dan

dicampur dalam keadaan kering sebelum ditambah air. Pencampuran bahan sesuai dengan perbandingan campuran yang ditetapkan dan harus

diaduk sampai homogeny dengan menggunakan alat molen. Pekerjaan pasangan batu kali yang langsung terletak pada tanah asli, terlebih dahulu

diberi spesi/adukan. Batu kali yang digunakan harus batu belah dan pemasangannya tidak boleh

rongga-rongga didalam pasangan celah antara batu yang satu dengan batu yanglainnya.

Pelaksanaan pasangan harus padat, diantara batu yang satu dengan batu lainnyaharus berisi spesi.

Permukaan bidang/ bidang muka pandangan harus rata mengikuti garis profil. Dalam pemasangan batu kali supaya dibuatkan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-

tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi. Pada pekerjaan pasangan batu harus dipasang lubang-lubang pembuang (drain)

setiap jarak 1 m kearah horisontal untuk mengurangi tekanan pada pasangantersebut dan tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul ataupasangan batu.

Pasangan batu kali pada bagian yang disiar harus dipasang batu yangpermukaannya rata / batu muka dan disusun sedemikian rupa sehingga hasil akhirpekerjaan terlihat rapi.

3) PEKERJAAN PLESTERAN 1 PC : 3 PSR Plesteran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan

air. Plesteran harus memberikan permukaan yang rata, padat, dan pada sudut-sudut

lurus, memberikan hasil yang rapi. Pasangan-pasangan yang kemudian ditimbuni tanah, terlebih dahulu harus diplester kasar

(brapen). Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

Page 10: Pra Mutu Kontrak

4) PEKERJAAN SIARAN 1 PC : 2 PSR Siar dikerjakan dengan spesi 1 PC : 2 Pasir dan merupakan siar tenggelam. Siaran dilakukan pada setiap celah batu satu dengan lainnya pada bidang muka

pasangan. Sebelum disiar 1 Pc : 2 Ps bidang muka pasangan harus dibasahi dulu dan

dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan. Pencampuran spesi dikerjakan sebagaimana halnya pada pencampuran spesi pada

pekerjaan pasangan. Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

5) PEKERJAAN BETON Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan semen

Portland, tipe biasa seperti standart SNI, standar JIS R 5210 atau yang disarankanASTM C 150 dan atau yang disarankan oleh Direksi.

Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebutpada umur 7 hari dan 28 hari minum 90% kuat tekan mortar dengan air suling atau minumpada periode perawatan yang sama.

Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, ataucelah-celah lainnya di mana beton harus di cor.

Beton harus memenuhi ketentuan “slump” dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh

cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meninggalkan sifatkelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

6) Pekerjaan Bekisting Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta dalam

gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh. Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas baik, lurus

dan tidak pecah-pecah. Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh penampang beton

yang baik. Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang

memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa, disetujui dandilaksanakan.

Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari airlimbah dan minyak.

Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai petunjukPengawas/Direksi Lapangan.

Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasanmenurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidakmerusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuanDireksi.

7) Pekerjaan Baja Tulangan Penulangan / pembesian harus diletakan seperti yang ditunjukkan pada gambar atau

tempat yang ditunjuk oleh Direksi. Baja tulangan untuk beton harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI - 2 PBI - 71

atau ASTM A615 atau Tulangan pabrik sesuai dengan ASTM A185 seperti ditunjukkan

Page 11: Pra Mutu Kontrak

dalam gambar. Menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika dibutuhkan oleh Direksi. Pemeriksaan tulangan/pembesian dilakukan sesuai dengan kebutuhan akan ukuran

diameter, bentuk, panjang, letak sambungan dan jumlah terpasang. Sebelum pelaksanaan pengecoran / pembetonan, semua permukaan tulangan /

pembesian pokok maupun penyangga harus bersih dan karat besi, kotoran,lemak/gemuk atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi harus dibersihkan.Tulangan yang berkarat dan sulit untuk dihilangkan harus diganti dengan yang baru.

Kedudukan tulangan dipertahankan dengan menggunakan kawat pengikat , yangdiikatkan pada tulangan penyangga dan tulangan antara. Bahan penyangga,penggantung, tulangan antara, dapat dibuat dari beton atau bahan lain yang disetujuiDireksi.

8) Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan

penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada tempat-tempat yangaman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi.

Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, harus memakai mesinpengaduk (molen). Mesin pengaduk beton harus cukup untuk melayani volume yangdirencanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan daripengotoran minyak, sebelum dipakai.

Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukansudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencanayang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain harus dijagadengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.

Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan denganconcrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibratordapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkindilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu.

Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman dantelah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi.Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus sudahdibersihkan permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurnasambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akandisambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.

Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan danmelindunginya dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup dengankarung-karung yang senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10 harisetelah pengecoran.

Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki agarpengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan alatpelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor.

Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainanpada beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dariPengawas/Direksi.

Page 12: Pra Mutu Kontrak

BAB VIIPROSEDUR INSTRUKSI PEKERJAAN

I. Uraian Umum1. Spesifikasi teknis ini berisi syarat-syarat pelaksanaan masing-masing jenis pekerjaan

yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan dari segi bentuk, kuantitasdan kualitas pekerjaan.

2. Pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Benel Di Kab. Jembrana (SalL=1945 m’, B. Air 3 Bh) ini harus menggunakan tata kerja dan mengikuti ketentuan-ketentuandari spesifikasi teknis yang telah ditetapkan agar sasaran/tujuan pembangunan dapat dicapai.

3. Jenis-jenis pekerjaan yang mengikat adalah yang tercantum dalam daftar kuantitas dan hargapekerjaan, sedang bila pada spesifikasi teknis ini ada jenis pekerjaan yang belum diberikanspesifikasi teknisnya akan diberikan pada waktu aanwijzing

II. Jalan MasukPemborong harus menyiapkan dan memelihara jalan masuk, termasuk jalan darurat danjembatan-jembatan yang cukup untuk keperluan pengukuran dan penyelidikan untukpemindahan peralatan dalam masa pembangunan dan pemeliharaan yang sedemikian lama.

III. Pekerjaan Tanah1. Galian Tanah

a. Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, Pemborong wajib mengadakan pemeriksaanbersama Pengawas Pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehinggaapabila terdapat kelainan/perbedaan yang menjolok dengan gambar rencana dapat segeradiketahui secara dini dan melaporkannya kepada Direksi. Pengajuan klaim atasperbedaan/kelainan setelah Pemborong melakukan pekerjaan galian, tidak dapat diterima.

b. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksana, kecuali ditetapkan lain olehDireksi berhubung keadaan setempat.

c. Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi dibuat dengan ukuran yang sesuaiuntuk keperluan pengerjaannya.

d. Kemiringan galian dibuat secukupnya untuk amannya terhadap longsoran. Bila terpaksadibuat tegak harus diadakan tindakan pengamanannya.

e. Dalam hal galian tanah tertimbun kembali sebagai akibat dari adanya: Longsoran tebing galian dan sejenisnya. Adanya rembesan. Pengeringan yang kurang sempurna.

Maka penggalian kembali menjadi tanggungjawab Pemborong.f. Teknis pelaksanaan galian yang dilakukan dengan maksud untuk memperbesar volume

pekerjaan tanah oleh hal tersebut diatas, tidak dapat diperhitungkan sebagaipekerjaan tambah.

g. Galian yang telah sampai pada kedalaman yang ditentukan harus segera dilaporkankepada Direksi untuk diadakan pemeriksaan. Sebelum ada persetujuan Direksi ataskebenaran kedalaman galian tersebut, Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaanpasangan pondasi.

h. Monitoring tanah hasil galian dari segala benda, apabila tanah galian itu kembali digunakanuntuk suatu timbunan dan kalau tidak diperlukan lagi untuk suatu pemanfaatan lain makatanah hasil galian itu supaya disingkirkan keluar lokasi pekerjaan atau sesuai denganperintah Direksi.

Page 13: Pra Mutu Kontrak

i. Pembuangan tanah/hasil galian/kerukan, dimana tempat untuk membuang dan bagaimanacara menaruh/menata atau membuangnya apakah dihamparkan lalu dipadatkan ataudibiarkan terhampar gembur adalah sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Galian Tanah Cadas dengan ketentuan sebagai berkut :a. Pada prinsipnya sama dengan galian tanah seperti diuraikan pada ayat 32.1 di atas.b. Apabila tanah cadas hasil galian diperlukan untuk suatu urugan maka tidak boleh sebagai

lapisan permukaan kecuali lapisan permukaan diperlukan untuk tidak perlu adanyatanaman yang seharusnya tumbuh pada tempat itu baik perdu, maupun tanaman kerastermasuk dalam hal ini gulma.

c. Pembuangan hasil galian tanah supaya diperhatikan untuk jangan sampai merusaklingkungan.

3. Timbunan Tanaha. Sebelum dilakukan penimbunan maka lapisan permukaan atas pada lokasi tanah yang

akan ditimbun harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman perdu/gulma,ranting/cabang kayu, sampah, dan benda-benda lainnya yang mengganggu kestabilantanah timbunan yang menyebabkan mudah terjadi longsoran, penurunan/amblas ataupuntergerus karena adanya rembesan air.

b. Material tanah yang dimanfaatkan untuk penimbunan tanggul harus sesuai kondisi/keadaantanah ditempat pekerjaan.

c. Apabila ditempat dilakukan timbunan tanah, struktur tanahnya tidak baik, maka sebelumdilakukan timbunan pada tempat tersebut dilakukan penggalian terlebih dahulu sampaidiketemukan struktur tanah yang stabil sesuai dengan petunjuk Direksi.

d. Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjukDireksi atas persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .

e. Pemadatan dengan tenaga manusia: Tanah yang memenuhi syarat untuk ditimbun dihampar setebal 20 cm merata. Sesuai dengan kadar yang diperlukan untuk pemadatan maka hamparan tanah

tersebut disiram air. Setelah disiram air dimulai pemadatannya dengan menimbris tanah tersebut dengan alat

yang beratnya 15-20 Kg dan tinggi jatuh alat timbris ± 30 cm. Setelah padat betul baru dihampar dengan tanah berikutnya setebal 20 cm, disiram air

dipadatkan, begitu seterusnya sampai selesai.f. Pemadatan dengan mesin pemadat disesuaikan dengan aturan/manual dari peralatan

yang digunakan.

4. Galian Tanah Dalam Trowongana. Galian Tanah Dalam Trowongan memerlukan tenaga yang mempunyai keahlian khusus

dan peralatan khusus serta penuh kehati-hatian karena banyak paktor yang akan dihadapiantara lain : Kondisi tanah yang labil mudah longsor. Kondisi tanah yang keras berbatu. Kondisi ruangan sempit dan panjang sehingga membatasi ruang gerak dalam

bekerja. Kesulitan membuang sisa galian.

b. Sesuai uraian pada poin a. tersebut diatas maka Kontraktor harus memperhatikankenyamanan dan keselamatan kerja dengan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan

Page 14: Pra Mutu Kontrak

dilapangan seperti kayu balok dan papan untuk menyangga langit-langit trowongan agartidak terjadi longsoran.

c. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan, kecualiditetapkan lain oleh direksi berhubungan keadaan setempat.

d. Dalam pengalian trowongan untuk keselamatan dan kenyamanan kerja setiap 1 s/d 2 m’hasil galian sebelum di cor beton perlu dipasang seteger penyangga langit-langit trowonganuntuk menjaga agar tidak terjadi longsoran dan seteger tersebut tidak menganggu aktifitaspekerja.

e. Bekas galian trowongan harus diangkut keluar jadi kondisi dasar saluran dalam trowonganyang telah terpasang harus bersih dari sisa galian maupun bahan- bahan lainya.

IV. Pekerjaan Pasangan Batu Kali1. Bahan untuk spesi harus ditakar dengan menggunakan ukuran takaran yang sama dan

dicampur dalam keadaan kering sebelum ditambah air.2. Pasangan batu kali dengan spesi : 1 pc : 4 ps3. Pencampuran bahan sesuai dengan perbandingan campuran yang ditetapkan dan harus

diaduk sampai homogen4. Adukan / spesi selambat-lambatnya satu jam setelah dicampur dengan air harus diaduk

sampai homogen.5. Spesi yang telah pernah mengering tidak boleh digunakan kembali.6. Pasangan diusahakan terlindung dari hujan atau air, demikian pula pasangan yang masih

baru/ belum mengeras diusahakan dilindungi dari hujan atau air.7. Pekerjaan pasangan batu kali yang langsung terletak pada tanah asli, terlebih dahulu diberi

spesi/adukan.8. Batu kali yang digunakan harus batu belah dan pemasangannya tidak boleh ada

rongga-rongga didalam pasangan celah antara batu yang satu dengan batu yang lainnya.9. Pelaksanaan pasangan harus padat, diantara batu yang satu dengan batu lainnya harus

berisi spesi.10. Permukaan bidang/ bidang muka pandangan harus rata mengikuti garis profil.11. Pekerjaan pasangan harus memberikan bentuk akhir sebagaimana gambar

konstruksi yang ditetapkan.12. Dalam pemasangan batu kali supaya dibuatkan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-

tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.13. Pada pekerjaan pasangan batu harus dipasang lubang-lubang pembuang (drain) setiap

jarak 1 m kearah horisontal untuk mengurangi tekanan pada pasangan tersebut dantidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.

14. Pasangan batu kali pada bagian yang disiar harus dipasang batu yangpermukaannya rata / batu muka dan disusun sedemikian rupa sehingga hasil akhir pekerjaanterlihat rapi.

V. Pekerjaan Plesteran ( Untuk Pasangan Batu Kali )1. Plesteran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir.2. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan

air.3. Pencampuran bahan dikerjakan sebagaimana halnya pada pekerjaan pasangan.4. Plesteran harus memberikan permukaan yang rata, padat, dan pada sudut-sudut lurus,

memberikan hasil yang rapi.5. Pasangan-pasangan yang kemudian ditimbuni tanah, terlebih dahulu harus diplester kasar

(brapen)6. Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

Page 15: Pra Mutu Kontrak

VI. Pekerjaan Siaran1. Siar dikerjakan dengan spesi 1 PC : 2 Pasir dan merupakan siar tenggelam2. Siaran dilakukan pada setiap celah batu satu dengan lainnya pada bidang muka

pasangan.3. Sebelum disiar 1 Pc : 2 Ps bidang muka pasangan harus dibasahi dulu dan

dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan.4. Pencampuran spesi dikerjakan sebagaimana halnya pada pencampuran spesi pada

pekerjaan pasangan.5. Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

VII. Pekerjaan BetonYang dimaksud dengan pekerjaan beton mutu beton K.250 menurut ketentuan PBI -71 yaitu beton

yang mempunyai kekuatan tekan hancur minimal = 250 kg/cm2 dan Mutu Beton K.175 menurut

ketentuan PBI-71 yaitu beton yang mempunyai kuat tekan hancur minimal = 175 kg/cm2

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai spesifikasi umum dan spesifikasi teknik dangambar yang disetujui Direksi. Semua pekerjaan beton dilaksanakan atas ijin dan persetujuan dariDireksi.

Volume beton dalam kebutuhan pelaksanaan pekerjaan memerlukan lebih dari 5 m3

maka harus dilakukan job mix disain dengan persyaratan yang berlaku.Semua pekerjaan harus memperoleh persetujuan dari Direksi. Pemborong tidak berhakmemperoleh biaya tambahan atas segala peralatan, cara maupun adanya material campuran sertatata cara pelaksanaan pembuatan beton dan penempatan beton yang diperlukan seperti yangdisyaratkan pada spesifikasi.1. Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan a) Kelas-kelas Beton

Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan bats dari bahan- bahan pokok tiapkelas. Bila dipandang perlu oleh direksi, perbandingan campuran beton akan ditentukan /diperbaiki selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor tidak boleh merubah perbandingancampuran beton atau sumber dari bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dariDireksi.a. Perbandingan Campuran

Kontraktor harus menentukan campuran untuk beton K.175, K.225 atau K.250sedemikian rupa sehingga disetujui Direksi, penentuan tersebut harus mengikutiketentuan dalam PBI 1971 (NI 2) I SK SNIT-15-1990.Kontraktor tidak boleh merubah campuran dan sumber dari bahan-bahannya tanpapersetujuan Direksi. Ijin Direksi tidak akan diberikan terhadap perbandingan bahan-bahan yang diusulkan, kecuali apabila kontraktor membuat dan menguji campuranpercobaan seperti yang disyaratkan untuk setiap kelas beton, dan telah menyerahkansemua detail dari hasil pengujian dari faktor kemungkinan untuk dilaksanakanatauworkability (fakto kepadatan dan slump), kekuatan dan berat jenis kepada Direksi.Kontraktor tidak boleh memulai pekerjaan beton permanen sampai ijin Direksi untukcampuran bahan-bahan yang diusulkan disetujui.

Page 16: Pra Mutu Kontrak

Berat jenis dari kubus uji beton selama pekerjaanberlangsung tidak boleh kurangdari 90 % dari rata-rata kubus beton percobaan

b. Percobaan CampuranKontraktor harus membuat percobaan campuran untuk setiap kelas beton denganbenda uji kubus memakai bahan-bahan yang sama dengan yang akan dipakai padapelaksanaan pekerjaan. benda uji kubus beton dibentuk untuk setiap macam kelasbeton dan di uji setelah beton berumur 28 hari. Tidak lebih dari 1 buah dari benda ujitersebut berada di bawah persyaratan kekuatan tekan kubus karakteristik

Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :

Kelas Beton Karakteristik kekuatan tekanKubus

K. 175 175

K. 225 225

K. 250 250

Pengujian ini harus dilaksanakan sesuai dengan PBI 1971/SK SNIT-15-1990 d)Pengujian BetonKontraktor selama masa pelaksanaan harus menyediakan, memelihara danmenggunakan alat-alat yang diperlukan untuk menyediakan contoh kubus beton denganukuran 15 x 15 cm untuk diuji sesuai dengan BS 1881. Kontraktor harus mengambilcontoh beton dari campuran percobaan dari beton yang baru dicor dan merawatseperlunya kemudian mengirim ke laboratorium yang disetujui untuk di uji menurut BS1881 part 1 sampai 6. Sebelum mengecor beton untuk karya tetap Kontraktor harusmelaksanakan ” Pengujian Turun” pada setiap waktu mulai menuangkan beton.Pengujian Turun (slump Test) harus dilaksanakan sebagaimana diterangkan dalanBS1881bpart 2. Jika tidak diperintahkan lain turunnya harus melebihi 50 mm dan tidak lebihdari 100 mm. Pengambilan contoh dan pengujian dari beton, bahan batuan dankandungan harus sesuai dengan pasal 209 dan amandemen No. 1BSCP 114, dan mendapat persetujuan Direksi. Khususnya terhadap kubus beton, harusdibentuk dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm kubus. Paling sedikit 6 kubus diambildari masing-masing pengecoran beton untuk di uji, 3 kubus diuji setelah 7 hari dan 3kubus sesudah 28 hari. Kontraktor harus membuat catatan untuk tiap pengujian yangmemberikan keterangan secukupnya dalam sistem matrik seperti disebutkan dalam BS1881, part 1 sampai 6.

Kontraktor harus membuat catatan dalam bentuk yang disetujui Direksi dalam rangkap3, dan menyerahkan kepada Direksi setelah setiap percobaan selesai dilaksanakan

Page 17: Pra Mutu Kontrak

c. Semen dan Bahan Pencampura) Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan semen

Portland, tipe biasa seperti standart SNI, standar JIS R 5210 atau yangdisarankan ASTM C 150 dan atau yang disarankan oleh Direksi.Penyimpanan Semen :Pemborong harus menangani dan menyediakan fasilitas penyimpanan yangmemadai untuk semen, dan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak adasemen yang mati / rusak. Bila Direksi berpendapat bahwa ada semen mati/rusak ditempat penyimpanan maka tempat penyimpanan harus dibersihkan dari bahansemen yang mati atau rusak tersebut.Semen yang dikirim dalam kantong-kantong harus diangkut dengan cara yangsudah disetujui Direksi dan disimpan di gudang yang dibuat sedemikian rupasehingga tidak menyerap kelembaban. Fasilitas penyimpanan diatur sedemikianrupa sedemikian rupa sehingga mudah bagi Direksi untuk melakukan inspeksi danmengidentifikasi pengiriman semen.

Semen harus disimpan di gudang yang lantainya lebih dari 30 cm daripermukaan tanah, sedemikian pengaturannya sehingga yang masuk lebih dulunanti dikeluarkan lebih dulu. Diantara tumpukan semen harus ada cukup ruang.Dalam satu tumpukan tidak ditempatkan lebih dari 13 kantung, atau kurang dari13 kantung seperti saran Direksi, kalau jangka waktu penggudangan lebih dari60 hari. Biaya gudang semen sudah termasuk dalam harga kontrak pekerjaanbeton.Semen yang sudah disimpan selama 90 hari atau lebih tidak dibenarkan dipakaiuntuk pekerjaan ini, kecuali bila hasil pengujian cukup memuaskan untukdipakai pekerjaan ini.Pemborong harus menjamin bahwa cukup ada persediaan (stock) semen. Padahari pertama setiap bulan harus memberitahu kepada Direksi mengenai datasebagai berikut : Persediaan semen yang ada di lokasi pada setiap akhir bulan. Pengiriman semen yang diterima bulan itu Semen yang dipakai bulan itu Semen yang dibuang atau hilang bulan itu dan alasannya. Data lain yang diperlukan Direksi b). Bahan Pencampur (Admixture)Bahan beton dengan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan airsebagaimana ditentukan dan dibenarkan dipakai bila ada persetujuan Direksi.Semua pengujian untuk bahan pencampur harus dilakukan Pemborong atasbiayanya sendiri dan hasil uji harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatpersetujuan.Jika Pemborong akan menggunakan zat pelambat atau zat tambahan lain yangberfungsi untuk membantu pengecoran sesuai metodenya, atau dibutuhkanbeberapa zat tambahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh hasil yangsesuai tuntutan spesifikasi, Pemborong harus mendapatkan persetujuan dariDireksi tentang komposisi dan metode penggunaaan zat tambahan beton.

Page 18: Pra Mutu Kontrak

Bahan pencampur dalam bentuk cair atau powder untuk beton harus disimpan digudang yang bisa mencegah penyerapan air. Gudang tersebut harus diatursedemikian sehingga material yang dipergunakan dalam urutan seperti waktudatangnya material tersebut di lokasi. Bila ada bahan pencampur yang sudahkadaluwarsa, containernya harus ditandai dengan jelas. Untuk menjaminkelancaran pembuatan beton maka harus ada cukup persediaan bahanpencampur di gudang

d. Agregata) Umum

Lokasi material yang diusulkan Pemborong untuk mendapatkan agregat halusdan kasar harus memperoleh persetujuan dahulu dari Direksi. Lokasi dimana akandiperoleh material untuk agregat, harus dioperasikan sedemikian hingga tidakmengurangi manfaat deposit atau properti lainnya dan agar supaya deposit tersebutdilestarikan di masa mendatang. Material yang dipindahkan dari lokasi tersebut tidakdimanfaatkan dalam pekerjaan harus ditumpuk atau dibuang sesuai saran dariDireksi dan Pemborong tidak diperkenankan untuk meminta biaya tambahan.Untuk agregat yang halus yang akan dipergunakan campuran beton dibiarkankering setidaknya selama 2 jam dan kemudian ditangani sedemikian sehinga pasiryang dibawa ke instalasi pencampuran kelembabannya relatif seragam. Bilapermukaan tumpukan pasir yang akan dibawa langsung ke instalasi pencampuranlebih kering atau lebih basah daripada tumpukan pasir, penanganannya tidakmemperhitungkan kondisi permukaan pasir tersebut.Biaya untuk menghasilkan agregat yang diperlukan sudah termasuk pada hargasatuan yang tercantum pada harga kontrak untuk beton dimana dipakaiagregat. Harga satuan tersebut harus termasuk semua biaya Pemborong dalammelaksanakan penggalian, penanganan, pemrosesan, pengujian, pengangkutandan penyimpanan material. Pemborong tidak berhak mendapatkan biaya tambahanuntuk material yang terbuang yang berasal dari lokasi sumber agregat, termasukmaterial dengan ukuran lebih besar atau lebih kecil yang harus diseleksi ataudibuang.

b) Agregat HalusIstilah “agregat halus” dimaksudkan untuk memberi istilah agregat dengan partikelmaksimum 5 mm.Agregat halus harus terdiri atas fragmen batuan keras, padat, tahan lama dan“uncoated” dengan gradasi memadai dan harus relatif bebas kotoran, debu, atau zatorganik lain atau material lain yang tidak diperlukan.

c) Agregat KasarIstilah agregat kasar dipakai untuk agregat yang ukuran minimalnya 5 mmdigradasikan mulai dari 5 mm sampai ukuran terbesar. Agregat kasar untuk betonharus disediakan Pemborong, berasal dari sumber-sumber material dari lokasiyang sudah disetujui oleh Direksi.Agregat Kasar yang digunakan adalah agregat dari batu pecah untuk meningkatkankemampuan kuat tekan beton. Agregat kasar harus bersih, keras, tidak lapuk,

Page 19: Pra Mutu Kontrak

berbentuk baik, padat, uncoated dan bebas dari partikel yang panjang atau “flat”,zat-zat organik atau material lain yang mengganggu kualitas beton.

d) AirAir yang dipakai untuk beton dan mortar untuk pencucian agregat dan untuk corbeton harus betul-betul bersih dan bebas dari lumpur, zat-zat organik, alkali, garam-garaman, asam dan kotoran lain. Fasilitas penyimpanan air yang memadai harusdisediakan oleh Pemborong baik untuk operasi pembuatan beton maupun untukwater curing secara menerus.

e) Campuran Beton1) Komposisi

Beton terdiri atas semen portland, air, agregat halus dan kasar, dan bisaditambahkan pula bahan pencampur, semua dicampur dan diaduk sampaimencapai konsistensi yang tepat.Proporsi PencampuranPerbandingan untuk proporsi campuran air dan semen yang tepat harusmemperoleh persetujuan Direksi agar beton mempunyai “workability”,kepadatan, impermeabilitas dan keawetan (durability) serta kekuatan, tanpamempergunakan semen terlalu banyak.

2) Kandungan AirBanyaknya air yang dipakai pada beton harus diatur dalam batas-batas yangsudah ditentukan, untuk memperoleh konsistensi beton yang baik, denganmempertimbangkan pula bila memakai bahan pencampur dan agregat maupunsemen yang diperlukan.

3) PencampuranBahan beton harus dicampur dengan baik pada mixer, dengan ketentuanperbedaan hasil.Beton yang dipakai untuk bangunan permanen tidak boleh dicampur dengantangan. Untuk bangunan sementara, maka percampuran harus mendapatpersetujuan Direksi bila akan memakai cara manual.

Waktu khusus untuk pencampuran harus ditentukan sesudah melaksanakanpengujian efisiensi mixer, yang didasarkan atas perbandingan sampel yangdiambil mulai dari pengaliran campuran yang pertama sampai terakhir.Lamanya pencampuran minimal seperti yang disyaratkan, tergantung kepadakondisi material yang dimasukkan ke mixer, sedemikian rupa sehingga

Kapasitas Mixer (m3) Waktu Mencampur (menit)

3 sampai 2

2 sampai 1,5

1,5 atau kurang

2,5

2

1,5

Page 20: Pra Mutu Kontrak

memudahkan efisiensi pencampuran dan memudahkan operasi mixerdengan percepatan yang ditetapkan.Direksi mempunyai hak untuk menentukan waktu untuk pencampuran ataubatas-batas ukuran batch kalau operasi pengisian dan mixing gagalmenghasilkan batch beton yang sesuai dengan yang diperlukan dan denganpencampuran yang baik. Campuran beton begitu lepas dari mixer harus ratakomposisi dan konsistensinya.Tidak diperbolehkan adanya penambahan air untuk memperoleh konsistensibeton yang diperlukan. Beton yang tertahan pada mixer lebih dari 1,0 jammixer, harus dibuang. Dalam hal ini Pemborong tidak berhak menuntut gantirugi atas hal tersebut.Mixer yang pada waktu tertentu tidak memenuhi persyaratan harus segeradiperbaiki atau diganti. Mixer harus diisi sesuai dengan kapasitas mixertersebut atau sesuai dengan ukuran batch, yang ditentuhan sesuai denganpersyaratan. Mixer tidak boleh diisi lebih dari kapasitas yang ditentukankecuali atas pengarahan Direksi.

4) Pengecoran Betona) Umum

Pengecoran beton belum bisa dilaksanakan sampai pemasanganbekisting dirampungkan dulu oleh Pemborong dan sudah disetujuiDireksi.Pengecoran beton tidak dilakukan sewaktu turun hujan atau pada airyang menggenang dan penundaan pengecoran akibat cuaca ataualasan lain Pemborong tidak boleh menuntut kerugian.Fasilitas komunikasi antara peralatan pencampur dan lokasi pengecoranharus disediakan, dioperasikan dan dipelihara oleh Pemborong.

b) Persiapan untuk PengecoranSebelum dilakukan pengecoran, semua permukaan dimana beton akandicor, harus dibersihkan dari minyak, lumpur, zat organik, potonganpotongan kayu, fragmen batuan dan reruntuhan atau batuan lepas ataumaterial berbahaya lainnya, dengan menggunakan “high velocity air-waterjet” atau alat lain seperti disarankan Direksi.Semua permukaan bekisting dan material yang melekat dengan mortarkering atau beton yang ditempatkan lebih dulu, harus bersih sebelumsekeliling beton yang berdekatan ditempatkan.Permukaan tanah atau posisi pasir dan kerikil dimana beton akanditempatkan harus bebas dari air yang menggenang atau air yangmengalir, perca-perca kayu atau material lainnya yang dianggapmencemari. Permukaan “construction joint” yang berhubungan denganpengecoran beton baru, harus dengan cara yang disetujui Direksi.Pembersihan ini harus terdiri dari penghilangan semua adukan semenatau mortar yang mengering dan dari segala kotoran. Permukaan

Page 21: Pra Mutu Kontrak

sambungan dan beton lama dimana beton baru harus ditempatkan, harusdikasarkan dengan mengelupas (chipping) atau dengan cara lain laludibiarkan lembab dimana jangka waktunya ditentukan Direksi, sebelummenambahkan beton baru.Selanjutnya sebelum beton dituangkan, maka permukaan yang akan dicortersebut dituangkan mortar terlebih dahulu untuk mendapatkan lapisansambungan yang baik antara permukaan lama dengan beton yang barudituang.Pemborong harus selalu konsultasi dengan Direksi mengenai waktupelaksanaan pengecoran beton. Pengecoran beton harus dilaksanakandengan disaksikan Direksi.

5) KonsolidasiMasing-masing lapisan beton harus segera dikonsolidasi dengan alat yangmemadai sehingga beton menjadi padat sampai densitas maksimum dantertutup bagi semua permukaan bekisting dan material yang berdekatan.Lapisan beton berikutnya tidak dicor dulu sampai lapisan yang dicorsebelumnya sudah bagus keadaannya seperti spesifikasi yang disyaratkan.

6) FinishingPenyelesaian persyaratan untuk finishing permukaan beton, harus seperti yangtertera pada gambar, atau seperti spesifikasi. Bila panyelesaiannya tidakdijelaskan definisinya disini atau pada Gambar, finishing yang dipakai haruslahseperti yang disyaratkan bagi permukaan semacam, seperti saran Direksi.Pekerjaan akhir/finishing dan permukaan beton hanya dilaksanakan olehtenaga yang terampil. Pemborong harus selalu berkonsultasi kepada Direksikapan dilaksanakan finishing beton, Finishing beton harus dilakukan sesuaipetunjuk Direksi.

7) Perbaikan Permukaan Beton yang Cacat atau RusakBeton yang cacat atau rusak karena sebab-sebab tertentu harus dibongkar dandiganti dengan beton lain oleh Pemborong dan biasanya ditanggung sendiriPemborong. Penampang (alinemen) yang tidak teratur karena kurangnyafinishing pada permukaan, tonjolan bekisting atau cacat yang lain harusdiperbaiki dan biaya di tanggung oleh Pemborong. Sebelum pekerjaan akhirditerima, Pemborong harus membersihkan semua permukaan beton yangtampak, yang dilapisi semen, mortar atau grout dan sernua noda, sesuaidengan saran Direksi.Perbaikan pada beton harus dilakukan oleh tenaga yang terampil.Pemborong harus terus berkonsultasi dengan Direksi, kapan perbaikan betonharus dilaksanakan.Pemborong harus membetulkan semua cacat pada permukaan beton, untukmenghasilkan permukaan yang sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki.

Page 22: Pra Mutu Kontrak

VIII. Pekerjaan Baja Tulangan1. Penulangan / pembesian harus diletakan seperti yang ditunjukkan pada gambar atau tempat

yang ditunjuk oleh Direksi2. Baja tulangan untuk beton harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI - 23. PBI - 71 atau ASTM A615 atau Tulangan pabrik sesuai dengan ASTM A185 seperti

ditunjukkan dalam gambar4. Pemborong harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika dibutuhkan

oleh Direksi.5. Sambungan harus diletakkan dan ditunjukkan pada gambar atau atas saran dan

persetujuan Direksi, Pemborong dapat memindahkan lokasi penyambungan serta tidak dapatdiperhitungkan untuk pembayaran

6. Kecuali ditentukan lain, jarak antar tulangan dihitung dari as ke as tulangan7. Pemeriksaan tulangan/pembesian dilakukan sesuai dengan kebutuhan akan ukuran diameter,

bentuk, panjang, letak sambungan dan jumlah terpasang8. Sebelum pelaksanaan pengecoran / pembetonan, semua permukaan tulangan / pembesian

pokok maupun penyangga harus bersih dan karat besi, kotoran, lemak/gemuk atau bahan asingyang menurut pendapat Direksi harus dibersihkan. Tulangan yang berkarat dan sulit untukdihilangkan harus diganti dengan yang baru.

9. Kedudukan tulangan dipertahankan dengan menggunakan kawat pengikat , yang diikatkanpada tulangan penyangga dan tulangan antara. Bahan penyangga, penggantung, tulanganantara, dapat dibuat dari beton atau bahan lain yang disetujui Direksi

10. Direksi pekerjaan berhak menolak tulangan yang sudah mulai berkarat yang dianggapdapat mengurangi kuat tarik baja. Penyikatan baja dengan sikat baja dapat dilakukan dalam kadaryang minimum.

11. Pengukuran untuk pembayaran baja tulangan dilakukan berdasarkan berat besi terpasang,sesuai dengan daftar tulangan yang dibuat oleh Pemborong dan sudah disetujui Direksi. Besipenyangga dan besi antara tidak termasuk yang dapat dibayar

12. Pembayaran untuk pengadaan dan perakitan penulangan dilakukan setiap kg terpasang,oleh karena itu dalam harga satuan harus sudah mencakup ongkos untuk upah tenaga,bahan, peralatan bantu, penyiapan gambar rinci, kawat pengikat atau penyangga lain sertapembersihan dan pekerjaan lain yang terkait sebelum pelaksanaan pengecoran.

IX. Pekerjaan Pintu Air1. Gambar Kerja : Untuk memungkinkan segera mulai bekerja dengan baik, maka harus

secepat mungkin dilakukan survey pada lokasi pekerjaan dan menyesuaikan gambar kerjadengan situasi lapangan sehingga sasaran pemasangan pintu air dapat sesuai dengan fungsinya.Gambar desain harus memberikan suatu desain yang lengkap dengan ukuran- ukuran padapotongan dan lokasi dari masing-masing bagian, gambar desain harus dibuat pada kertasgambar ukuran standar agar dapat memberikan informasi lengkap mengenai obyek yangdirencanakan.Shop Drawing : Shop Drawing harus memberikan informasi lengkap yang diperlukan untukpembuatan/pabrikan bagian-bagian konstruksi termasuk lokasi type dan ukuran sertahubungan-hubungan konstruksi (pengelingan, baut, pengelasan).

Page 23: Pra Mutu Kontrak

2. Shop Drawing agar dibuat berdasarkan metode yang jelas, tepat agar pembuatannya praktis,ekonomis dan mudah proses pemasangannya.

3. Bahan dan Mutu KerjaSemua material yang disediakan harus sesuai dengan persyaratan/ketentuan yang berlaku antaralain : Plat Baja : Lebar Pintu < 1.00 m digunakan tebal plat baja 0,80 Cm, sedangkan Lebar Pintu > 1.00 m digunakan tebal plat baja 1,00 Cm Pofil Baja : digunakan Baja L 80.80.8 untuk lebar pintu < 1,00 m dan Baja L 100.100.10

untuk lebar pintu > 1,00 m. Stang/batang ulir dari baja dengan diameter 2 inch untuk lebar pintu < 1,00 m dan

diameter 2,5 inch untuk lebar pintu > 1,00 m Karet perapat dengan tebal 5 Cm Seal, Cat, Kayu Jati, Baut-baut dll agar berkualitas baik

4. Material yang dipakai untuk penyangga bekesting apakah dari besi atau kayu harus mendapatpersetujuan Direksi.

5. Pekerjaan Pintu Air yang dikerjakan di Bengkel/pabrik agar disesuaikan spesifikasinya dan akandicek ke Bengkel/pabrik sebelum dikirim ke lokasi.

6. Pemasangan di lapangan harus dilkukan secara berhati-hati dan dilaksanakan denganmetode yang baik, semua tahapan pekerjaan harus diawasi oleh orang yang memilikipengalaman dan kualifikasi yang baik atas pekerjaan yang diawasi.

7. Pelumasan (Lubrication)Pada bagian-bagian yang harus diberi pelumas seperti pada ulir, bantalan as, ring dan seluruhkomponen peralatan pengangkat di beri pelumas (grease) yang berkualitas baik

X. Pekerjaan Begesting / Form work1. Pemborong harus menyerahkan usulan/rencana tentang cara pelaksanaan begesting yang baik

untuk mendapat persetujuan Direksi2. Material yang dipakai untuk begesting apakah dari besi penyangga atau kayu harus mendapat

persetujuan Direksi3. Didalam pekerjaan papan begisting permukaan harus tampilan normal (normal exposed),

papan begisting tersusun dari multiplek plywood yang dilapisi minyak papan begisting, yang diberiperkuatan kayu persegi untuk dinding dan lantai sehingga kaku dan kuat. Bekisting tersebutkemudian ditahan oleh balok persegi kearah memanjang dan melintang dan bila bentang (b) >1.5 m perlu di sokong kuat oleh tiang atau bahan lain (scaffolding), sehingga papanbegisting tidak akan berubah posisi sesudah proses pembetonan selesai dan hasil akhir harusrata sesuai dengan bidang papan begisting.

4. Begesting yang dipakai pada alur air dan untuk beton yang akan tampak harus ditutupdengan plywood dan harus bebas dari semua cacat yang menghasilkan noda pada permukaanbeton.

5. Sebelum pemakaian ulang, papan begesting harus dibersihkan, lubang-lubang harusdisumbat dan bila perlu di permukaan dilapisi lagi.

6. Begesting harus kaku dan kokoh untuk menahan tekanan saat pengecoran dan prosespengerasan beton. Begesting diangkat / dibongkar secara hati-hati setelah beton mengeras dan

Page 24: Pra Mutu Kontrak

cukup kuat menahan beban dengan aman dan permukaan beton tetap bagus serta mendapatpersetujuan dari Direksi.

7. Pembukaan begisting untuk pekerjaan beton disesuaikan dengan umur beton yang disyaratkandalam Standar Nasional Indonesia NI - 2 PBI – 71.

XI. Pekerjaan Penyelesaian1. Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian adalah:

a. Perbaikan-perbaikan kecil terhadap bagian dari bangunan yang kurang sempurnadengan nilai pekerjaan setinggi-tingginya 1% harga jual pekerjaannya dan bukanpekerjaan pokok.

b. Pembersihan/merapikan kembali lapangan kerja dari sisa-sisa bahan/peralatan kerja.c. Mengganti/memperbaiki bagian-bagian yang menurut Direksi perlu

diganti/diperbaiki2. Selama masa pemeliharaan, Pemborong diwajibkan untuk:

a. Membongkar barak kerja / gudang bahan dan membersihkannya.b. Memperbaiki bangunan-bangunan setempat yang rusak sehubungan dengan

pelaksanaan/kegiatan pekerjaan. Termasuk jalan, jembatan, duiker/gorong-gorong yangrusak akibat kendaraan-kendaraan Pemborong selama pelaksanaan pekerjaan.

3. Pekerjaan finishing harus sudah selesai dengan baik dan diterima Direksi/ Pengguna AnggranSKPD Dinas PU Provinsi Bali , cq. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang PadaBidang Sumber Daya Air Dinas PU Prov. Bali menjelang serah terima pertamapekerjaan.

XII. Syarat-Syarat BahanSemua bahan yang digunakan untuk pelaksanaan harus hasil/produksi Dalam Negeri, demikian jugaperlengkapan kerja. Apabila produksi Dalam Negeri tidak ada maka digunakan barang yang sebesarmungkin komponennya adalah produksi Dalam Negeri.1. Semen PC

a. Semen PC yang digunakan adalah keluaran pabrik semen Dalam Negeri.b. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan pasangan diisyaratkan menggunakan semen type I.

Penggunaan semen dengan merk berlainan hanya dapat diijinkan pada saat terjadikelangkaan semen dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.

c. PC yang dipakai untuk beton konstruksi harus memenuhi ketentuan NI-8 dan pasal 3.2. NI-2PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah Indonesia.

2. Pasir.a. pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus kualitas baikb. Bila dipandang perlu oleh Direksi, digunakan persyaratan PBI 71.c. Pasir yang berasal dari pantai/ laut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini.d. Untuk pekerjaan pasangan batu, beton, plesteran dan siaran pasir harus disaring/diayak

dengan lubang ayakan yang diisyaratkan untuk pasir.

Page 25: Pra Mutu Kontrak

XIII. Batu kali.a. Batu yang digunakan harus batu yang masif (berat jenis > 2,40), batu apung dan atau batu

berongga/berpori tidak boleh digunakan untuk pekerjaan pasangan batub. Ukuran batu harus memenuhi syarat dengan ukuran batu minimal 15 cm.c. Khusus untuk pekerjaan Pasangan Batu Kali, harus digunakan batu belah, dimana

minimal 2/3 permukaan luarnya adalah bidang belahan.

XIV. 42.3. Kerikil.a. Krikil yang digunakan hasil dari pecahan batu atau hasil dari penyaringan sirtu.b. Kerikil untuk campuran beton konstruksi harus bersih dari lumpur ataupun kotoran.c. Kerikil harus masif , tidak boleh keropos atau berongga.d. Bila terdiri dari beberapa ukuran kerikil yang diisyaratkan maka cara penempatannya harus dipisah-

pisahkan dan pencampurannya berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.

XV. Air.a. Air yang digunakan untuk pekerjaan beton , pasangan batu, plesteran dan siaran adalah air bersih,

bebas dari unsur dan atau zat kimia yang dapat merusak kekuatan beton/ pasangan batu.b. Air untuk keperluan harian karyawan/ pekerjanya harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku.

XVI. Volume Pekerjaan Tambah dan Kurang1. Volume pekerjaan akan diperhitungkan sebagai pengurangan apabila:

a. Atas instruksi tertulis dari Pengguna Anggran SKPD Dinas PU Provinsi Bali, mengingatpertimbangan teknis/ konstruksi, bagian pekerjaan/jenis pekerjaan tidak perlu dikerjakan.

b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan penyesesuaian/ perubahankonstruksi sehingga menimbulkan pengurangan volume pelaksanaan pekerjaansebagaimana persetujuan tertulis dari Pengguna Anggran SKPD Dinas PU Provinsi Bali.

2. Volume pekerjaan akan diperhitungkan sebagai penambahan apabila:a. Atas instruksi dari Pengguna Anggran SKPD Dinas PU Provinsi Bali secara tertulis,

mengingat pertimbangan teknis/konstruksi dipandang perlu dilaksanakan suatu tambahanpekerjaan.

b. Dijumpai kondisi lapangan yang memerlukan penyesesuaian/perubahan konstruksi danakan menimbulkan penambahan biaya, dengan instruksi tertulis dari Pengguna AnggranSKPD Dinas PU Provinsi Bali.

3. Terhadap hal tersebut diatas akan diperhitungkan sebagai biaya kurang/tambah perhitunganbiayanya didasarkan pada Harga Satuan yang tercantum dalam Rencana Anggaran BiayaPenawaran.

XVII. Pekerjaan Kurang SempurnaPekerjaan yang kurang sempurna berdasarkan pemeriksaan Direksi/Tim Pemeriksa dariPengguna Anggran SKPD Dinas PU Provinsi Bali, Pemborong harus memperbaiki ataupunmengulangi pekerjaan tersebut hingga memenuhi syarat. Biaya perbaikan/pengulangan pekerjaanini menjadi tanggungan Pemborong.

Page 26: Pra Mutu Kontrak

XVIII. Pekerjaan PenunjangMencakup seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya kelancarankegiatan fisik antara lain:a. Administratif.b. Dokumentasi.c. Penjagaan dan Pengawasan lainnya.

XIX. Direksi Keet, Barak Kerja, dan Gudang1. Pemborong sebelum mulai kegiatan fisik harus sudah menyiapkan Direksi keet dengan

menyewa bangunan berukuran minimal 4 x 6 m² dengan ketentuan persyaratan minimalsebagai berikut:a. Konstruksi bangunan permanen.b. Atap seng gelombang.c. Lantai beton tumbuk tebal 5 cm.d. Dinding pasangan batu bata atau batako.e. Jendela memadai untuk ventilasi udara dan cahaya matahari.

2. Kantor Lapangan PemborongPemborong sebelum memulai kegiatan fisik harus sudah membuat kantorpelaksana, gudang, barak kerja dengan ketentuan minimal:a. Kantor pelaksanaan berukuran 3 x 4 m dengan kondisi sebagaimana Direksi Keet.

Gudang berukuran secukupnya sesuai dengan persyaratan/ketentuan padaumumnya dan terjamin keamanannya.

b. Barak berukuran secukupnya untuk dapat menampung tenaga kerja yang diperlukandan cukup sehat untuk dihuni.

3. Kelengkapan Direksi KeetUntuk kegiatan Direksi di lapangan, Direksi Keet harus dilengkapi dengan:a. Gambar rencana pekerjaan.b. Gambar tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan utama.c. Time Schedule, barchart lengkap dengan kurve S.d. Data pekerja, hujan dan lain-lain.e. Meja tulis ½ biro 2 buah dengan kursi seperlunya.f. Alat tulis dan alat-alat gambar.g. Papan tulis dan papan tempel gambar-gambar pelaksanaan dan grafik-grafik.h. Buku Direksi, buku tamu, buku harian pelaksana.i. Meja/kursi tamu 1 set.

XX. Sebelum Melaksanakan Pekerjaan dan Meninggalkan Tempat/Daerah Kerja1. Direksi Keet selama pemeliharaan menjadi tanggungan Pemborong untuk

menjaganya.2. Sebelum melaksanakan kegiatan, Pemborong wajib memberitahu PEMDA setempat demikian

pula pada waktu Pemborong telah menyelesaikan seluruh pelaksanaan pekerjaan.3. Sebelum meninggalkan lokasi dimaksud, jalan kerja harus sudah dibenahi, bekas- bekas

bongkaran diangkut keluar lokasi kegiatan.

Page 27: Pra Mutu Kontrak

XXI. Hal-hal yang belum jelasHal-hal lain yang belum jelas dan belum ditetapkan akan diatur dan dijelaskan padapemberian penjelasan.

BAB VIIPELAKSANAAN PEKERJAAN

III. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENUNJANG5. Pekerjaan Pembersihan Area Site

Pekerjaan ini mencakup, pembuangan lapis humus tanah, pembongkaran serta pembersihantumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja. Pelaksanaan pekerjaan tempat kerjahanya mencakup lapisan tanah subur bagi tumbuh-tumbuhan dan maximal 20 cm.

6. Uitzet, Pasang BowplankPengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan tofografi daerah pekerjaansecaramemanjang dan secara melintang sebelumpekerjaan dimulai yang disebut MC 0%.Setelahpengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan dilengkapi denganrencanaletak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.

7. Papan Nama ProyekSetelah penerbitan SPMK maka penyedia jasa membuat papan nama proyek sebagai bukti bahwaproyek tersebut akan mulai dikerjakan.

8. Sewa DireksiketSetelah penerbitan SPMK maka penyedia jasa mulai menentukan lokasi direksikeet dimanadilakukan dengan cara menyewa tempat yang cukup strategis letaknya pada area pekerjaan yangakan dilaksanakan.

IV. PEKERJAAN UTAMA9) PEKERJAAN TANAH

a) PEKERJAAN GALIAN Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai perlu mengadakan pemeriksaan bersama

Pengawas Pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehingga apabilaterdapat kelainan/perbedaan yang menjolok dengan gambar rencana dapat segeradiketahui secara dini dan melaporkannya kepada Direksi. Pengajuan klaim atasperbedaan/kelainan setelah Pemborong melakukan pekerjaan galian, tidak dapat diterima.

Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksana, kecuali ditetapkan lainoleh Direksi berhubung keadaan setempat.

Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi dibuat dengan ukuranyangsesuai untuk keperluan pengerjaannya.

Kemiringan galian dibuat secukupnya untuk amannya terhadap longsoran. Bila terpaksadibuat tegak harus diadakan tindakan pengamanannya.

Page 28: Pra Mutu Kontrak

Penyediaan tenaga kerja, peralatan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan- kebutuhanlainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tanah sesuai dengan Gambar-gambar dan Spesifikasi.

b) PEKERJAAN TIMBUNAN Sebelum dilakukan penimbunan maka lapisan permukaan atas pada lokasi tanah yang

akan ditimbun harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman perdu/gulma,ranting/cabang kayu, sampah, dan benda-benda lainnya yang mengganggu kestabilantanah timbunan yang menyebabkan mudah terjadi longsoran, penurunan/amblasataupun tergerus karena adanya rembesan air.

Material tanah yang dimanfaatkan untuk penimbunan tanggul harus sesuai kondisi/keadaantanah ditempat pekerjaan.

Apabila ditempat dilakukan timbunan tanah, struktur tanahnya tidak baik, maka sebelumdilakukan timbunan pada tempat tersebut dilakukan penggalian terlebih dahulu sampaidiketemukan struktur tanah yang stabil sesuai dengan petunjuk Direksi.

Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjukDireksi atas persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

Pemadatan dengan tenaga manusia: Tanah yang memenuhi syarat untuk ditimbundihampar setebal 20 cm merata, Sesuai dengan kadar yang diperlukan untukpemadatan maka hamparan tanah tersebut disiram air, Setelah disiram air dimulaipemadatannya dengan menimbris tanah tersebut dengan alat yang beratnya 15-20 Kg dantinggi jatuh alat timbris ± 30 cm, Setelah padat betul baru dihampar dengan tanahberikutnya setebal 20 cm, disiram air dipadatkan, begitu seterusnya sampai selesai.

Pemadatan dengan mesin pemadat disesuaikan dengan aturan/manual dari peralatan yangdigunakan.

10) PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI Bahan untuk spesi ditakar dengan menggunakan ukuran takaran yang sama dan

dicampur dalam keadaan kering sebelum ditambah air. Pencampuran bahan sesuai dengan perbandingan campuran yang ditetapkan dan harus

diaduk sampai homogeny dengan menggunakan alat molen. Pekerjaan pasangan batu kali yang langsung terletak pada tanah asli, terlebih dahulu diberi

spesi/adukan. Batu kali yang digunakan harus batu belah dan pemasangannya tidak boleh rongga-

rongga didalam pasangan celah antara batu yang satu dengan batu yang lainnya. Pelaksanaan pasangan harus padat, diantara batu yang satu dengan batu lainnya

harus berisi spesi. Permukaan bidang/ bidang muka pandangan harus rata mengikuti garis profil. Dalam pemasangan batu kali supaya dibuatkan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-

tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi. Pada pekerjaan pasangan batu harus dipasang lubang-lubang pembuang (drain) setiap

jarak 1 m kearah horisontal untuk mengurangi tekanan pada pasangan tersebut dantidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.

Page 29: Pra Mutu Kontrak

Pasangan batu kali pada bagian yang disiar harus dipasang batu yang permukaannyarata / batu muka dan disusun sedemikian rupa sehingga hasil akhir pekerjaan terlihatrapi.

11) PEKERJAAN PLESTERAN 1 PC : 3 PSR Plesteran dikerjakan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air. Plesteran harus memberikan permukaan yang rata, padat, dan pada sudut-sudut lurus,

memberikan hasil yang rapi. Pasangan-pasangan yang kemudian ditimbuni tanah, terlebih dahulu harus diplester kasar

(brapen). Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

12) PEKERJAAN SIARAN 1 PC : 2 PSR Siar dikerjakan dengan spesi 1 PC : 2 Pasir dan merupakan siar tenggelam. Siaran dilakukan pada setiap celah batu satu dengan lainnya pada bidang muka

pasangan. Sebelum disiar 1 Pc : 2 Ps bidang muka pasangan harus dibasahi dulu dan

dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan. Pencampuran spesi dikerjakan sebagaimana halnya pada pencampuran spesi pada

pekerjaan pasangan. Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

13) PEKERJAAN BETON Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan semen Portland,

tipe biasa seperti standart SNI, standar JIS R 5210 atau yang disarankan ASTM C 150dan atau yang disarankan oleh Direksi.

Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut padaumur 7 hari dan 28 hari minum 90% kuat tekan mortar dengan air suling atau minum padaperiode perawatan yang sama.

Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ darijarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celahlainnya di mana beton harus di cor.

Beton harus memenuhi ketentuan “slump” dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh

cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meninggalkan sifatkelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

14) Pekerjaan Bekisting Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta dalam

gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh. Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas baik, lurus dan

tidak pecah-pecah.

Page 30: Pra Mutu Kontrak

Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh penampang betonyang baik.

Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yangmemerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa, disetujui dandilaksanakan.

Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari airlimbah dan minyak.

Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai petunjukPengawas/Direksi Lapangan.

Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasanmenurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak merusakbeton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi.

15) Pekerjaan Baja Tulangan Penulangan / pembesian harus diletakan seperti yang ditunjukkan pada gambar atau

tempat yang ditunjuk oleh Direksi. Baja tulangan untuk beton harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI - 2 PBI - 71

atau ASTM A615 atau Tulangan pabrik sesuai dengan ASTM A185 seperti ditunjukkandalam gambar.

Menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika dibutuhkan oleh Direksi. Pemeriksaan tulangan/pembesian dilakukan sesuai dengan kebutuhan akan ukuran diameter,

bentuk, panjang, letak sambungan dan jumlah terpasang. Sebelum pelaksanaan pengecoran / pembetonan, semua permukaan tulangan /

pembesian pokok maupun penyangga harus bersih dan karat besi, kotoran,lemak/gemuk atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi harus dibersihkan.Tulangan yang berkarat dan sulit untuk dihilangkan harus diganti dengan yang baru.

Kedudukan tulangan dipertahankan dengan menggunakan kawat pengikat , yangdiikatkan pada tulangan penyangga dan tulangan antara. Bahan penyangga,penggantung, tulangan antara, dapat dibuat dari beton atau bahan lain yang disetujui Direksi.

16) Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan

penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada tempat-tempat yang amandan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi.

Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, harus memakai mesinpengaduk (molen). Mesin pengaduk beton harus cukup untuk melayani volume yangdirencanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan daripengotoran minyak, sebelum dipakai.

Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukansudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencanayang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain harus dijagadengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.

Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan denganconcrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator

Page 31: Pra Mutu Kontrak

dapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkindilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu.

Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telahdirencanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi. Untukmenyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus sudah dibersihkanpermukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dansebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiramdengan air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.

Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan danmelindunginya dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup dengankarung-karung yang senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10 harisetelah pengecoran.

Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki agarpengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan alatpelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor.

Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan padabeton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas/Direksi.

A. PENANGANAN PADA MASA PEMELIHARAANKegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah di-serahterima-kan- Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari

mulai tanggal Serah Terima Pertama (PHO) sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaansesuai kontrak.

- Dalam masa pemeliharaan, jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi, segera melakukanperbaikan sesuai kondisi saat diserah terimaka.

- Masa pemeliharaan dari pelaksanaan Paket REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BENEL DIKAB. JEMBRANA (Sal L=1945 m’, B. Air 3 Bh) ini adalah 180 (seratus delapan puluh hari) harikalender. Selama masa pemeliharaan ini berlangsung kami dari pihak kontraktor akan trusmemantau perkembangan yang terjadi pada paket tersebut sehingga apa bila terjadi kerusakanagar dapat segera ditangani.

B. PELAKSANAAN CLEAN CONSTRUCTIONClean Construction adalah prinsip melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang bersih, rapid an tertibsehingga dapat mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan CleanConstructian dilakukan disetiap pelaksanaan pekerjaan dimana setiap melakukan pekerjaan yangsesuai dengan BQ akan diselesaikan dengan pembersihan lokasi pekerjaan sehingga tidakmenimbulkan suatu lokasi kerja yang kotor dan sembraut.

C. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIRPekerjaan pembersihan akhir dilakukan disaat pekerjaan utama telah berakhir dengan sempurnasehingga pada lokasi pekerjaa terlihat rapid an bersih serta pembersihan bahan-bahan material yangtersisa dilokasi pekerjaan. Pengontrolan pengiriman material dan alat pada saat awal pekerjaandilakukan dengan terkontrol dan terkendali agar tidak terjadi penumpukan di tempat-tempat penurunanmaterial.

Page 32: Pra Mutu Kontrak

D. PEKERJAAN ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASIDikerjakan dari awal sampai akhir proyek yang diawali dengan foto-foto 0 % sebagai dokumentasiuntuk memulai suatu proses pelaksanaan fisik yang mana pada saat ini pemborong sudah barangtentu menetapkan staf administrasi ahli proyek untuk melaksanakan pekerjaan pembuatan data-datayang meliputi pekerjaan laporan harian, laporan mingguan dan bulanan yang mana pekerjaan ini untukmemback up MC dalam proses pengamprahan termyn yang dilengkapi pula dengan foto-foto /dokumentasi , untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut betul-betul sudah dikerjakan. yangnantinya akan diberita acarakan untuk serah terima I Perrtama ( PHO), Setelah serah terima pertamadilaksanakan pemborong wajib memelihara pekerjaanya sampai batas waktu serah terima ke II (FHO).

Denpasar, 16 Pebruari 2016PT. Catur Harapan Utama

A.A. Nanik Suryani, STDirektur