36
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gulma merupakan tumbuhan yang berasal dari spesies liar yang telah lama menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, atau spesies baru yang telah berkembang sejak timbulnya pertanian. Setiap kali manusia berusaha mengubah salah satu atau seluruh faktor lingkungan alami, seperti pembukaan hutan, pengolahan tanah, pengairan dan sebagainya, maka selalu akan berhadapan dengan masalah baru karena tumbuhnya tumbuhan yang tidak diinginkan y ang merupakan salah satu akibat dari perubahan tersebut. Berbagai batasan (definisi) gulma bersifat temporer (sementara) bergantung pada tempat dan waktu (objektif- subjektif).Beberapa definisi untuk gulma antara lain : 1) gulma adalah tumbuhan yang tidak sesuai dengan tempatnya; 2) gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki; 3) gulma adalah tumbuhan yang bernilai negatif; 4) gulma adalah tumbuhan yang bersaing dengan manusia dalam memanfaatkan lahan; 5) gulma adalah tumbuhan yang tumbuh secara spontan; 6) gulma adalah tumbuhan yang tidak berguna (belum diketahui kegunaannya);

Prak.OPT.An.Gul

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prak.OPT.An.Gul

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gulma merupakan tumbuhan yang berasal dari spesies liar yang telah lama

menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, atau spesies baru yang telah

berkembang sejak timbulnya pertanian. Setiap kali manusia berusaha mengubah

salah satu atau seluruh faktor lingkungan alami, seperti pembukaan hutan,

pengolahan tanah, pengairan dan sebagainya, maka selalu akan berhadapan

dengan masalah baru karena tumbuhnya tumbuhan yang tidak diinginkan yang

merupakan salah satu akibat dari perubahan tersebut.

Berbagai batasan (definisi) gulma bersifat temporer (sementara) bergantung

pada tempat dan waktu (objektif-subjektif).Beberapa definisi untuk gulma antara

lain :

1) gulma adalah tumbuhan yang tidak sesuai dengan tempatnya;

2) gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki;

3) gulma adalah tumbuhan yang bernilai negatif;

4) gulma adalah tumbuhan yang bersaing dengan manusia dalam memanfaatkan

lahan;

5) gulma adalah tumbuhan yang tumbuh secara spontan;

6) gulma adalah tumbuhan yang tidak berguna (belum diketahui kegunaannya);

7) gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki pada

waktu tertentu sehingga kita berusaha memberantas atau mengendalikannya.

Gulma dikenal karena adanya perlakuan manusia pada sebidang tanah untuk

ditanami dengan tanaman yang dapat memenuhi kebutuhannya. Berarti manusia

yang karena kebutuhannya secara subjektif membedakan tanaman menjadi gulma

dan bukan gulma. Tanaman bukan gulma dapat termasuk pertanaman yang

dibudidayakan, tanaman ruderalle, dan tanaman liar. Gulma terhadap pertanaman

merupakan tanaman pesaing.

Gulma dengan demikian, adalah tanaman yang tidak dikehendaki oleh para

penanam, karena tanaman ini tumbuhnya salah tempat, tidak dikehendaki dan

Page 2: Prak.OPT.An.Gul

merugikan. Gulma yang selalu berada di sekitar tanaman yang dibudidayakan

dapat menghambat pertumbuhan serta menekan hasil akhir.

Ilmu gulma adalah ilmu tentang gulma dan dasar-dasar pengendaliannya.

Dalam prinsip pengendaliaanya dikenal biologi gulma, fisiologi, taksonomi,

biokimiawi, dan lain-lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, ilmu gulma

termasuk dalam bidang budidaya pertanian sebab cara menyerang gulma pada

tanaman tidak sama dengan hama, namun secara mengadakan persaingan antar

tanaman. Persaingan antar tanaman tesebut meliputi persaingan untuk cahaya,

nutrisi, air, ruang dan adanya peristiwa allelopati. Gulma bersaing untuk hidup

dengan lingkungannya baik di atas maupun di bawah tanah.

Akibat perilaku gulma yang menghambat pertumbuhan dan penurunan hasil

cenderung membuat manusia berusaha mengurangi atau menghilangkan hal

tersebut. Gulma yang dihilangkan selama periode tumbuh pertanaman

berlangsung disebut pemberantasan gulma; namun jika dihilangkan pada sebagian

periode tumbuh pertanaman disebut pengendalian gulma. Waktu pengendalian

gulma yang tepat ialah pada saat periode kritis yakni waktu setelah pengaruh

gulma pada pertanaman relatif dapat diabaikan.

Adanya gulma membuat pekerjaan serta biaya pertanaman menjadi

bertambah. Biaya yang banyak tidak dapat diabaikan. Dari uraian diatas, perlu

dilakukan praktek akan pentingnya arti gulma bagi manusia ditinjau dari segi

pertanian dan bagaimana serta dengan cara apa mengendalikannya.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui spesies gulma yang tumbuh mengganggu dan

bersaing dengan tanaman budidaya

2. Mahasiswa mengetahui komposisi atau spesies gulma dan dominasi pada

suatu vegetasi

Page 3: Prak.OPT.An.Gul

II. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan habitatnya, gulma digolongkan menjadi dua yaitu gulma

obligat dan fakultatif. Gulma obligat yaitu gulma yang hidup pada tempat yang

sudah ada campur tangan manusia, seperti padadaerah pemukiman dan

pertanian.Sebagai contoh, gulma babadotan (Ageratum conyzoides) dan gulma

ceplukan (Physalis angulata) hidup pada habitat pertanian. Gulma fakultatif

adalah gulma yang hidup pada tempat yang sudah ataupun belum ada campur

tangan manusia.Sebagai contoh, gulma bawang liar (Allium sp.), pakis-pakisan

(Ceratoptoris sp.dan Nephrolepsis sp.).Pengamatan komposisi jenis gulma pada

pelbagai jenis pertanaman adalah berdasarkan pada persen penutupan, tingkat

kepadatan dan berat kering gulma. Penurunan hasil panen akibat kompetisi gulma

pada sawah adalah sebesar 15-42% (Bangun, 1987)

Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang

berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai kaya nutrisi. Sifat

inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan.

Kemampuan gulma mengadakan regenerasi sangat besar sekali.gulma juga ada

yang memberikan bau yang kurang sedap, bahkan dapat mengeluarkan zat

disekitar tempat tumbuhnya yang dapat meracuni tumbuhan lain (peristiwa

allelopati).

Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan: sesuai dengan bentuk

daun, lama hidupnya, habitat hidupnya ,serta dari sudut pentingnya.

- Gulma berdaun lebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun lebar, dari jenis

dikotil dan pada umumnya mempunyai lintasan C3

- Gulma teki-tekian. Mirip dengan rerumputan akan tetapi dapat dibedakan

melalui batangnya yang berbentuk segitiga, mempunyai umbi atau akar

rimpang di dalam tanah.

- Gulma rerumputan. Tumbuhan ini biasanya bervariasi ukurannya, tegak

maupun menjalar. Batang biasa disebut clums jelas terbagi menjadi ruas

dengan buku-buku yang terdapat antar ruas.

- Gulma darat. Pertumbuhan dan persyaratan tumbuhnya di darat.

Page 4: Prak.OPT.An.Gul

- Gulma air. Pertumbuhan dan persyaratan tumbuhnya di air.

- Gulma musiman. Siklus hidupnya berlangsung selama satu tahun atau kurang.

- Gulma tahunan. Siklus hidupnya berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Pemberantasan gulma dilaksanakan bila gulma itu benar-benar “jahat”,

tumbuh di suatu tempat tertentu dalam lintasan yang cukup sempit dan

membahayakan lingkungan. Dengan demikian tujuan pemberantasan gulma

semata-mata untuk membasmi gulma itu selengkapnya.

Kita perlu membedakan gulma yang berbahaya , cukup berbahaya dan

sedikit berbahaya bagi tanaman budidaya aagar kita tahu bagaimana cara

pengendalian gulma yang baik. Yang kita harus lakukan yaitu identifikasi dan

analsis vegetasi. Nama latin suatu gulma akan sangat berarti karena nama tersebut

diterima di dunia internasional. Nama latin suatu jenis biasanya terdiri dari dua

kata, kata pertama menunjukkan marganya yang selalu dimulai dengan huruf

kapital, sedang kata kedua dimulai dengan huruf kecil, merupakan petunjuk ke

arah jenis.

Cara-cara identifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari

sebagian atau seluruh cara-cara di bawah ini:

- Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di

herbarium

- Konsultasi langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan

- Mencari sendiri melalui kunci identifikasi

- Membandingkan dengan determinasi yang ada

- Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia

Karakteristik gulma dipakai dalam identifikasi dan penelaan gulma; terbagi

atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-

sifat generatif yang cenderung tetap. Tanda-tanda yang dipakai yaitu bagian

vegetatif gulma dan bagian generatif gulma. Keadaan gulma yang paling ideal

untuk identifikasi adalah jika semua bagian-bagian tersebut (vegetatif dan

generatif) lengkap.

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk

menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu

Page 5: Prak.OPT.An.Gul

vegetasi sesuai dengan tujuan. Metode analisis vegetasi sangat beragam

tergantung keadaan vegetasi itu sendiri. Beberapa analisis vegetasi antaralain:

- Metode garis. Merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa

garis. Untuk areal luas, metode ini sering digunakan karena selain cepat juga

cukup teliti. Alat yang digunakan yaitu pita meteran 15-25 meter disebut

sebagai garis rintisan.

- Metode titik. Merupakan suatu variasi metode kuadrat. Jika suatu kuadrat

diperkecil sampai tidak terhingga, akan menjadi titik. Metode ini sangat efektif

untuk sampling vegetatif yang rendah, rapat dan membentuk anyaman, yang

tidak jelas batas satu dengan lainnya. Parameter yang diperoleh adalah

dominasi dan frekuensi.

- Metode estimasi. Digunakan untuk pengamatan sebuah petak untuk daerah

yang luas serta tidak tersedia waktu yang banyak.

Parameter dalam analisis vegetasi yang digunakan adalah persentase

penyebaran , kerapatan, frekuensi dan dominansi. Selain dinyatakan dalam persen,

luas penyebaran komponen vegetasi sering diubah kedalam 5-10 skala abundansi.

Kerapatan menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada tiap petak

contoh. Yang dimaksud frekuensi jenis tumbuhan adalah beberapa jumlah petak

contoh (dalam persen) yang memuat jenis tersebut, dari sejumlah petak-contoh

yang dibuat. Dominansi, istilah digunakan untuk menyatakan berapa luas area

yang ditumbuhi atau kemampuan suatu jenis tumbuhan dalam hal bersaing dengan

jenis lainnya. Dominansi dinyatakan dalam istilah kelindungan (coverage) atau

luas basal atau biomassa atau volume. Perbandingan nilai penting atau summed

dominance ratio (SDR) menunjukkan jumlah nilai penting dibagi jumlah besaran.

SDR biasa dipakai karena jumlahnya tidak pernah lebih dari 100%, sehingga

mudah diinterprestasi. SDR hanya berharga jika dipakai untuk menunjukkan

jumlah dominasi suatu jenis dengan jenis lain dalam suatu komunitas. Dalam

suatu analisis vegetasi akan diperoleh beberapa data yang penting yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif.

Page 6: Prak.OPT.An.Gul

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan

Bahan yang digunakan adalah lahan sawah basah dan kering

B. Alat

Alat yang digunakan yaitu:

- kantong plastik

- alat square method (50X50cm)

- buku deskripsi gulma atau herbarium

- kantong kertas

- oven

- timbangan analatik

- label

- alat tulis

- penggaris

C. Prosedur Kerja

Tahap pengambilan gulma:

1. Lahan yang akan diamati dibagi kedalam 3 petakan yang dibatasi dengan tali

rafia.

2. Dilemparkan square method secara acak pada setiap petakan.

3. Gulma-gulma yang berada dalam square method diambil.

4. Gulma dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibawa ke laboratorium

untuk diidentifikasi.

Page 7: Prak.OPT.An.Gul

Tahap identifikasi

1. Gulma pada masing-masing kantong plastik disusun dan dikelompokan

berdasarkan petak dan kenampakan visual yang sejenis.

2. Gulma diidentifikasi dan dicari klasifikasinya.

3. jumlah gulma dihitung dan dicatat pada tabel pengamatan.

4. Gulma dicuci hingga bersih dan dikering anginkan.

5. Gulma dimasukan pada kantong kertas, diberi keterengan jumlah dan nama

spesies.

6. Gulma dimasukkan ke dalam oven selama 24jam.

7. Ditimbang berat gulma setelah dioven.

8. Dilakukan perhitungan.

Page 8: Prak.OPT.An.Gul

B. Pembahasan

1. Cynotis axilaris

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperacea

Genus : Cyperus

Spesies :Cyperus axilaris

Tanaman tahunan sedikit tegak lurus dengan cabang berbau sedap, tinggi

40-100 cm. Tangkai agak gemuk, lembut, berbentuk rusuk, berujung dengan

pendek, berambut tebal, lebih rendah ke bawah berbulu halus; cabang berbulu

rapat. Daun tersusun memilin, jorong, lontong atau bulat telur sungsang

menjorong, parah atau runcing, berlekuk menyirip atau bercangap menyirip,

bergerigi tak tentu, sangat jarang berbulu padat atau bulu halus, 8-18 x 2-5.5 cm;

berdasar ramping dan seringkali panjang melanjut hingga tangkai (daun)nya; daun

paling atas lebih kecil, melekat. Bongkol di ujung, malai rata agak kecil,

homogamous, berbunga banyak, berbentuk silinder, 13-16 x 5-6 mm, menunduk

selama antesis, kemudian tegak lurus; daun gagang lurus, panjang 0.5-10 cm, ibu

gagang berbulu padat; sebelah luar daun pembalut bebas, lurus, panjang 1-4 mm,

salah satu bagian dalam tidak sama, berderet 1-2, berwarna hijau dengan coklat

tua, lancip, puncak berpapil, berbentuk lanset, panjang 8-12 mm, berambut jarang,

tegak lurus selama antesis, tipis tembus cahayaPerkembangan dan perbanyakan:

Buah longkah, anemochorous

Kepala sari dengan dasar seluruh atau bagian dangkalnya teriris, berwarna

ungu, ujung lancip. Tangkai putik bercangap dua, berlengan panjang, tipis,

Page 9: Prak.OPT.An.Gul

puncak kurang lebih berbentuk kuas oleh umbai cacing berbentuk tusuk. Buah

longkah berbentuk silinder lurus, berbentuk rusuk, coklat tua dengan dasar dan

ujung berwarna pucat, berbulu padat tipis, panjang 2 mm; rambut papus banyak,

tipis, halus, bergigi teratur, berwarna putih, mudah luruh, panjang 9-12 mm. Asal :

Afrika tropis

Pernyebaran : Daerah tropis Asia. Pada awal tahun 1926 pertamakali

ditemukan di dekat Medan (Sumatra Utara); dengan sengaja didatangkan ke Jawa

dimana tanaman ini segera menaturalisasikan dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Ekologi : Lahan yang baik untuk ditanami, sungai-sungai dan tepi-tepi jalan,

perkabunan the dan kina, terutama sekali di tempat basah; dari ketinggian 250-

2500 m. berbunga sepanjang tahun.

2. Cyperus cephalotes Vahl

Family : Cyperaceae

Nama asli : Sunda - Jukut babawangan W. Kutai - Gelunggung

Location : 1000 m ; Kotobaru, Sepuluh Kota, Tanah Datar, W. Sumatra,

Indonesia

Ecology : First road Sumatra In floating islands of Pistia, Salvinia, etc.,

in ponds or rivers, up to 100 m alt. Lebak rice field. The

corky tissue acts as a floater

Origin : Asia

Distribution : From India to S. China and tropical Australia; rare in Malesia.

In Indonesia: in Java, Kalimantan and Irian Jaya, as far as

known

3. Eleusine indica

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Page 10: Prak.OPT.An.Gul

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Eleusine

Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn

Nama umum : Rumput belulang, [jampang, carulang (Sunda)], [suket lulangan,

suket welulang (Jawa)]

Morfologi

Rumput berumur pendek, kerapkali berumpun kuat, kadang-kadang pada

buku yang bawah keluar akar : batang kerapkali berbentuk cekungan yang

terbentang; tinggi 0.1 – 1.9 m. Batang menempel pipih sekali, bergaris, kerap

bercabang. Daun dalam dua baris. Pelepah daun menempel kuat bertulas. Lidah

seperti selaput, pendek. Helaian bentuk garis dengan tepi kasar pada ujung, pada

pangkalnya ada rambut panjang, 12 – 40 x 0.41 – 1 cm. Bulir terkumpul 2 – 12,

satu sisi. Poros bulir bersayap dan berlunas, panjang 2.5 – 17 cm. Anak bulir

berdiri sendiri, berseling kiri kanan lunas, duduk, rapat menutup secara genting,

menempel rapat, panjang 4 – 7 mm. Sekam terekat rapat berlunas, dua yang

terbawah tetap tinggal lama. Benang sari 3; kepala sari pendek. Tangkai putik 2;

kepala putik sempit, ungu. Di tempat cerah matahari, kerapkali di tanah keras

karena terinjak; 1 – 2000 m.

4. Cyperus rotundus

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Page 11: Prak.OPT.An.Gul

Spesies : Cyperus rotundus

Morfologi

Herba menahun, tinggi 0.1 – 0.8 m. Batang tumpul sampai persegi tiga

tajam. Daun berjumlah 4 – 10 helai dan letaknya berjejal pada pangkal batang,

dengan pelepah daun yang tertutup tanah, helaian daun bentuk garis, dari atas

hijau tua mengkilat, 10 – 60 kali 0.2 – 0.6 cm. Anak bulir terkumpul menjadi bulir

yang pendek dan tipis, dan keseluruhan terkumpul lagi menjadi berbentuk

panjang. Daun pembalut berjumlah 3 – 4, tepi kasar, tidak merata. Jari-jari payung

6 – 9, pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung, yang t

erpanjang 3 – 10 cm, yang terbesar sekali lagi bercabang. Anak bulir 3 – 10

berkumpul dalam bulir, duduk, berbetnuk garis, sangat gepeng, coklat, panjang 1

– 3 cm, lebar 2 mm, berbunga 10 – 40. sekam dengan punggung hijau dan sisi

coklat, panjang kurang lebih 3 mm. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah.

Tangkai putik bercabang 3. buah memanjang sampai bulat telur terbalik, persegi

tiga, coklat, panjang kurang lebih 1.5 mm. Dapat tumbuh pada bermacam-macam

keadaan tanah, dengan ketinggian 1 – 1000 m. Gulma ini selalu terdapat pada

segala tanaman budidaya di darat maupun di daerah yang tidak dibudidayakan

dengan tanaman pertanian. Golongan ini termasuk keluarga teki-tekian atau

cyperaceae. Kemampuan gulma ini untuk beradaptasi di segala jenis tanah sangat

tinggi, sehingga menjamin luasnya daerah penyebaran.

Bagian tumbuhan yang terdapat di bawah tanah biasanya terdiri dari akar,

akar rimpang, dan umbi. Gulma ini termasuk golongan hulma tahunan dan

berkembang biak terutama dengan umbinya. Umbi yang pertama dibentuk kira-

kira 3 minggu setelah pertumbuhan. Umbi yang terbentuk akan membentuk akar

rimpang yang kemudian akan membentuk umbi lagi. Semua umbi akan

membentuk banyak akar tambahan, sehingga dalam jangka waktu 6 minggu sudah

terbentuk sistem akar, akar rimpang dan umbi yang saling berhubungan. Umbi

gulma ini dapat tumbuh pada suhu sekitar 13 – 14°C, suatu sifat yang dapat

penyebarannya baik di daerah tropis ataupun daerah sub tropis. Suhu optimum

untuk pertumbuhan teki berkisar antara 30 – 35°C.

Page 12: Prak.OPT.An.Gul

5. Cyperus breviolus

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus breviolus

Morfologi

Herba menahun, tinggi 0.1 – 0.8 m. Batang tumpul sampai persegi tiga

tajam. Daun berjumlah 4 – 10 helai dan letaknya berjejal pada pangkal batang,

dengan pelepah daun yang tertutup tanah, helaian daun bentuk garis, dari atas

hijau tua mengkilat, 10 – 60 kali 0.2 – 0.6 cm. Anak bulir terkumpul menjadi bulir

yang pendek dan tipis, dan keseluruhan terkumpul lagi menjadi berbentuk

panjang. Daun pembalut berjumlah 3 – 4, tepi kasar, tidak merata. Jari-jari payung

6 – 9, pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung, yang t

erpanjang 3 – 10 cm, yang terbesar sekali lagi bercabang. Anak bulir 3 – 10

berkumpul dalam bulir, duduk, berbetnuk garis, sangat gepeng, coklat, panjang 1

– 3 cm, lebar 2 mm, berbunga 10 – 40. sekam dengan punggung hijau dan sisi

coklat, panjang kurang lebih 3 mm. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah.

Tangkai putik bercabang 3. buah memanjang sampai bulat telur terbalik, persegi

tiga, coklat, panjang kurang lebih 1.5 mm. Dapat tumbuh pada bermacam-macam

keadaan tanah, dengan ketinggian 1 – 1000 m. Gulma ini selalu terdapat pada

segala tanaman budidaya di darat maupun di daerah yang tidak dibudidayakan

dengan tanaman pertanian. Golongan ini termasuk keluarga teki-tekian atau

cyperaceae. Kemampuan gulma ini untuk beradaptasi di segala jenis tanah sangat

tinggi, sehingga menjamin luasnya daerah penyebaran.

Page 13: Prak.OPT.An.Gul

Bagian tumbuhan yang terdapat di bawah tanah biasanya terdiri dari akar,

akar rimpang, dan umbi. Gulma ini termasuk golongan hulma tahunan dan

berkembang biak terutama dengan umbinya. Umbi yang pertama dibentuk kira-

kira 3 minggu setelah pertumbuhan. Umbi yang terbentuk akan membentuk akar

rimpang yang kemudian akan membentuk umbi lagi. Semua umbi akan

membentuk banyak akar tambahan, sehingga dalam jangka waktu 6 minggu sudah

terbentuk sistem akar, akar rimpang dan umbi yang saling berhubungan. Umbi

gulma ini dapat tumbuh pada suhu sekitar 13 – 14°C, suatu sifat yang dapat

penyebarannya baik di daerah tropis ataupun daerah sub tropis. Suhu optimum

untuk pertumbuhan teki berkisar antara 30 – 35°C.

6. Fimbristilis spp.

Termasuk gulma semi akuatik (semi aquatic weed)Yaitu gulma yang dapat

hidup di darat/tempat kering dan di air, dengan daya adaptasi yang tinggi.Gulma

ini hanya berumur kurang dari satu tahun. Umumnya berkembang biak dengan

biji, pertumbuhannya cepat, dengan kemampuan bereproduksi yang amat tinggi.

Setelah biji masak, biasanya gulma akan mati.Biji yang dihasilkan pada tahun

pertama umumnya akan mengalami dormansi, dan tumbuh kembali pada tahun

berikutnya. Ada gulma daun lebar semusim, teki semusim, dan rumput semusim

sebenarnya gulma ini secara ekonomis merupakan gulma penting pada tanaman

padi.Eksistensinya karena melimpahkan produksi biji.

7. Echinochula colonum

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Page 14: Prak.OPT.An.Gul

Famili : Poaceae (suku-rumputan)

Genus : Echinochloa

Spesies : Echinochloa colona (L.).

Tanaman tahunan, biasanya banyak, roset seperti batang kurus menanjak,

tinggi 15-40 cm; akar tunggang kuat.Batang berbentuk silinder atau bersudut

tumpul, bagian yang lebih mudah agak tebal ditutup dengan memencar, rambut

kelenjar tebal dan rambut tunggal panjang. Daun tertata memilin, melekat,

setengah memeluk batang, 1-6 x 0.5-2 cm; yang lebih rendah berbentuk lonjong

hingga bulat telur, dasarnya runcing, ujungnya lebih kecil, berbentuk lebih bulat

telur hingga lonjong, ujung lancip hingga sedikit lonjong, sedikit bergerigi atau

bagian atas hampir seluruhnya, hijau muda, kedua sisi dengan rambut-rambut tipis

panjang dan pendek, rambut kelenjar tebal; daun paling atas selalu kecil. Bunga

heterogamous pada ujung bungkul atau bungkul di 2-4 grup, seringkali tersusun

bebas, berdaun banyak, hampir bermalai perbungaan; bungkul ibu gagang agak

berbulu kelenjar tebal dan meroma putih panjang; pembalut berbentuk lonceng,

nantinya menggembung pada dasarnya, pada akhirnya terterum; daun gagang

pada banyak lingkaran, menyirap, hijau, garis tepi menyerupai selaput, bagian luar

halus dan agak tebal meroma; bagian dalamnya lurus, lancip, panjang 6 mm, putih

berkelijak (ujung kelijak paling panjang), lebih luar lagi lebih pendek; bunga

periuk sedikit cembung, , berbulu. Bunga kecil banyak, betina; mahkota berbentuk

benang, sangat pendek berbaga 2-3, kuning, berbulu, panjang 3.3 mm; bakal buah

dengan halus meroma; tangkai putik berlengan 2, akhirnya terjulur. DISC bunga

berbentuk pipa, 10-15; lengkung mahkota berujung melebar, segera berbaga 5,

kuning, berbulu atau pada sisi luar baga-baganya dengan beberapa rambut tebal

pendek, panjang 1.5 mm; bakal buah dan tangkai putik berada pada tepian bunga;

kepala sari berwarna kuning, masuk ke dalam lengkung mahkota, panjang 2 mm.

buah longkah memanjang, menyolok, coklat dengan dasar lebih muda, jarang

merapat meroma, panjang 0.5-1 mm;

Page 15: Prak.OPT.An.Gul

HERBISIDA

Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan

menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia

yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik

secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak

maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau

pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan

efektif, terutama untuk areal yang luas. Selain itu manfaat pengendalian ini

memungkinkan pembasmian hingga mencapai daerah perakaran. Keadaan ini

akan mematikan gulma. Perkecambahan individu baru gulma akan muncul relatif

lebih lama setelah beberapa bulan pengendalian dibandingkan cara pengendalian

lainnya. Gulma yang terkena racun herbida akan mati, dengan demikian individu

produktif akan berkurang, bahkan akan habis jika pengendalian dilakukan dengan

cermat dan akurat. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman,

mempunyai efek residu terhadap alam sekitar, selain itu penggunaan khemikalia

yang kurang tepat juga akan berdampak terhadap peningkatan daya tahan individu

gulma.. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi

ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma

lainnya tidak berhasil. Untuk berhasilnya cara ini memerlukan dasar-dasar

pengetahuan yang cukup. Pengendalian khemikalia sangat efektif untuk tujuan

mematikan induk penghasil benih, dan juga seedling-seedling muda.

Tentang arah penggunaan herbisida dengan alat penyemprotan dapat diberikan

secara

-         langsung pada gulmanya

-         langsung pada gulma yang tumbuh terpencar

-         langsung pada gulma dalam larikan

-         diberikan di atas tanaman

-         diberikan pada keseluruhan tanaman dan gulma

Page 16: Prak.OPT.An.Gul

1. HEBISIDA KONTAK

Herbisida merupakan suatu senyawa kimia yang dapat meracuni

gulma.Efek atau pengaruhnya akan cepat terlihat dalam

mengendalikan gulma. Tetapi   p e n g g u n a a n n y a h a r u s d i s e s u a i k a n

d e n g a n s i f a t d a n m a c a m g u l m a y a n g dikendalikan. Aplikasi

herbisida akan berfungsi dengan baik jika tepat sasaranyaitu pada

gulma yang dikendalikan. Herbisida memiliki kemampuan

untuk meracun tanaman yang berbeda – beda sesuai dengan jenisnya.

Herbisida dapatdibedakan menjadi herbisida kontak dan sistemik.Herbisida

kontak dapat digunakan untuk mengendalikan gulma semusim dandalam

penggunaannya dapat dilakukan berulang - ulang secara periodik

karena pengaruhnya kecil atau persistensinya rendah. Pada herbisida kontak

hanya dapatmengendalikan gulma yang terkena secara langsung atau

mengadakan kontak dengan gulma. Sedangkan pada herbisida sistemik

digunakan untuk gulma tahunandan mempunyai kemampuan atau pengaruh

meracunnya lama serta herbisida jenisini masuk cairannya masuk kedalam

jaringan tanaman atau kedalam gulmasehingga dapat mengendalikan

gulma secara keseluruhan tidak hanya bagian tertentu dari gulmanya.

Untuk herbisida kontak yang perlu dilakukan adalah

penyemprotan yangdilakukan agar tepat sasaran dan penyebaran semprot yang

merata sehingga seluruh bagian gulma dapat terkena. Dengan demikian

diharapkan herbisida dapat bekerjasecara efektif. Tingkat keracunan gulma

bervariasi tergantung jenis gulmanya dancara aplikasi serta dosis yang sesuai.

Penggunaan herbisida yang terlalu berlebihanakan membahayakan tanaman

karena menimbulkan residu. Residu bahan aktif dariherbisida berada dalam

tanah , jika tanah ditanami oleh tanaman maka dapatmenimbulkan

kematian bagi tanaman.

2. HERBISIDA SISTEMIK

Pada herbisida sistemik efektifitasnya tergantung pada sifat gulmanya.

Jenisdaun aka n be rpenga ruh t e r had ap he r b i s i da yang d ig unakan .

Page 17: Prak.OPT.An.Gul

Daun yang  permukaannya licin tertutup oleh lapisan lilin sehingga cairan

herbisida menjaditerhalang untuk masuk kedalam jaringan gulma. Hal itu

menyebabkan gulmamen jad i t ah an t e rhadap he rb i s i da . Se l a in

men yebabkan r e s idu he r b i s i da menyebabkan gulma menjadi tahan

karena herbisida tersebut telah digunakansecara terus menerus dan

gulma telah mampu membuat ketahanan diri terhadapherbisida tertentu.

Efek herbisida

Peraturan Pemakaian herbisida (prinsipnya) :

1. Melindungi petani/konsumen dari keracunan herbisida/pestisida

2. Melindungi konsumen dari pestisida yg terkandung dalam bahan makanan

3. Melindungi ternak/hewan liar serta lingkungandari kontaminasi pestisida

4. Melindungi para pedagang pestisida dari kesalahan informasi/hal lain yg tdk

diinginkan yg disebabkan oleh keteledoran/kesalahan pembuatan.

Potensi bahaya pestisida :

a. Karsinogenik : Sifat bahan yang dapat mendorong atau menyebabkan

kanker

b. Onkogenik : Sifat bahan yang dapat mendorong atau menyebabkan tumor

c. Teratogenik : Sifat bahan kimia yang dapat menghasilkan cacat tubuh

janin pada saat lahir

d. Mutagenik : Sifat bahan kimia yang dapat meyebabkan tejadinya mutasi

gen.

A. Bagi Gulma

Herbisida berasal dari kata herba ( gulma ) dan sida ( membunuh ). Dari

kata tersebut dapat diartikan bahwa herbisida adalah zat kimia yang dapat

menekan pertumbuhan gulma dan bahkan dapat mematikannya. Herbisida

digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan “asing” ini. Zat

kimia yang berperan sebagai herbisida dicirikan oleh gugusan khusus yang

terpenting adalah toksisitas pada tanaman, suatu gugusan yang dapat membunuh

tanaman pada laju dosis tertentu.

Ada 2 jenis toksisitas, yakni :

Page 18: Prak.OPT.An.Gul

a). Toksisitas Akut

Herbisida akut diartikan sebagai toksisitas yang masuk secara intensif dan

kemudian membunuh dengan cepat dan bila gulma tidak terbunuh, maka kadan –

kadang gulma hanya menderita sejenak.

b). Toksisitas Kronik

Herbisida berlangsung cukup lama sehingga herbisida ini bertindak lambat.

Gugusan penting lainnya adalah selektivitas yang diartikan sebagai kemampuan

bahan kimia untuk membunuh gulma.Keuntungan pengendalian gulma secara

kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Selain itu

manfaat pengendalian ini memungkinkan pembasmian hingga mencapai daerah

perakaran. Keadaan ini akan mematikan gulma. Perkecambahan individu baru

gulma akan muncul relatif lebih lama setelah beberapa bulan pengendalian

dibandingkan cara pengendalian lainnya. Gulma yang terkena racun herbida akan

mati, dengan demikian individu produktif akan berkurang, bahkan akan habis jika

pengendalian dilakukan dengan cermat dan akurat. Beberapa segi negatifnya ialah

bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar, selain

itu penggunaan khemikalia yang kurang tepat juga akan berdampak terhadap

peningkatan daya tahan individu gulma.. Sehubungan dengan sifatnya ini maka

pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila

cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. Untuk berhasilnya cara ini

memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang cukup. Pengendalian khemikalia

sangat efektif untuk tujuan mematikan induk penghasil benih, dan juga seedling-

seedling muda.

B. Bagi Manusia

Ancaman kematian di ladang pertanian karena penggunaan racun itu paling

tidak mulai diketahui ketika Rachel Carson pada tahun 1962 mengungkap dampak

penggunaan pestisida terhadap kerusakan ekosistem di Amerika Serikat. Bahan

kimia beracun itu ternyata bukan hanya membunuh hama tanaman pertanian,

tetapi juga predatornya.

Serangkaian penelitian di Indonesia menyingkap hal senada, sebutlah misalnya

Page 19: Prak.OPT.An.Gul

yang pernah dilakukan akhir tahun 1980-an. Penelitian itu menunjukkan bahwa

penggunaan DDT (dikhloro difenil trikhloreytan)-jenis pestisida yang terkenal

ampuh untuk memberantas hama-pada penggunaannya di perkebunan sayur di

beberapa daerah di Jawa Barat terbukti telah mencemari air susu ibu melalui

makanan, dan disinyalir berakibat melemahkan daya tahan tubuh bayi terhadap

penyakit. Penelitian ini di antaranya yang kemudian mendorong pemerintah pada

tahun 1991 mengeluarkan larangan penggunaan DDT di Pulau Jawa.

Daya racun itu dapat berpengaruh jangka panjang, seperti memberi efek

merugikan bagi sistem reproduksi, kerusakan pada sistem imun, ketidaknormalan

fungsi organ, hingga timbulnya kanker. Racun ini juga mengganggu fungsi

endokrin sehingga berpotensi menimbulkan ketidaknormalan pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Upaya untuk Menekan Residu :

a. Gunakan pestisida hanya apabila benar-benar diperlukan.

b. Hindari penggunaan pestisida sistemik menjelang panen .

c. Pengendalian Hama Terpadu .

d. Gunakan pestisida secara benar dan bijaksana

e. Taati masa tunggu (holding period, pre harvest interval)

Usaha Menanggulangi Efek Samping Herbisida

Peraturan Pemerintah ttg pengawasan/peredaran, penyimpanan &

penggunaan pestisida

Pestisida : semua zat kimia & bahan lain serta jasad renik / virus yang

dipergunakan untuk memberantas / mencegah hama & penyakit yang merusak

tanaman, memberantas rerumputan, mematikan daun/mencegah pertumbuhan

yang tidak diinginkan,mengatur/merangsang pertumbuhan tanaman/bagian

tanaman. Peredaran :Import-eksport dan jual beli pestisida di dalam negeri

termasuk pengangkutan .

Page 20: Prak.OPT.An.Gul

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Gulma adalah tanaman yang tidak dikehendaki oleh para penanam, karena

tanaman ini tumbuhnya salah tempat, tidak dikehendaki dan merugikan.

2. Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan: sesuai dengan bentuk

daun, lama hidupnya, habitat hidupnya ,serta dari sudut pentingnya

3. Herbisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk

mengendalikan gulma minimal dapat menekan pembentukan

organ perbanyakan.

4. Pengendalian dengan herbisida dapat dilakukan dengan menggunakan

herbisida yang bersifat sistemik, seperti glyphosate, dalapon, dan

gluposinate-ammonium. Hal ini dikarenakan gulma yang dominan adalah

Ottochloa nodosa ,jadi ini bisa mengefisienkan usaha tani dalam hal

pengendalian gulma.

B. SARAN

1. Dalam praktikum ini , harusnya di persiapkan lahannya terlebih dahulu,

supaya setiap kelompok dapat malakukan praktikum dengan baik.

2. Lahan yang sudah diber herbisida harus disiram setiap hari agar tumbuh

gulma baru.

Page 21: Prak.OPT.An.Gul

DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A. 1973. Atlas of 220 Weeds of Sugar-Cane Fields in Java. Indonesian

Sugar Experiment Station (BP3G) Pasuruan, Indonesia, 240 p.

Birowo, A.T., 1977. Economic Aspects in The Improvement of Weed Control

Methods. Proc. of The Workshop on Weed Control in Small Farms,

Jakarta, p. 1-8.

Direktorat Jenderal Perkebunan, 1985. Pedoman Pengendalian Gulma Penting

pada Budidaya Perkebunan. Direktorat Perlindungan Tanaman

Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta, 93 p.

Eddowes, M. 1977. Weed Control in Small Area Crops in Europe. Proc. of The

Workshop on Weed Control in Small Farms, Jakarta, p. 15-24.

Fitler, A.H. 1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajahmada

Press.

Kasasian, L. 1971. Weed Control in the Tropic. Leonard Hill. London : 307 p.

Moenandir, J.M. 1990. Fisiologi Herbisida (Ilmu -ilmu Gulma). Jakarta : Rajawali

Pers. 141 halaman .

Page 22: Prak.OPT.An.Gul

Ridwan. 1996. Pengendalian Gulma pada Tiga Sistem Tanam Padi Sawah

Prosedin Konferensi HIGI XIII : 358-362

Moenandir, J. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jakarta :Rajawali

Press.

Moenandir, J. 1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Jakarta :

Rajawali Press.

Nai-Kin Ho. 1995. Current Status of Rice Herbicide Use in the Tropic. The 51

APWSS Symposium, Tsukuba, Japan : p 77-86.

Tjitrosoedarmo, S. 1984. Pengeloaan Gulma di Perkebunan. Jakarta :Gramedia.

Triharso . 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta :Gajahmada

Press.

Yakup, Sukman Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Page 23: Prak.OPT.An.Gul

LAPORAN PRAKTIKUM

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

ACARA IV

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA

Nama : Gusti Alif P

NIM : A1C010102

Kelompok : F2

Asisten : Ahmad

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

2011

Page 24: Prak.OPT.An.Gul

BIODATA

NAMA : Gusti Alif Prassojo

NIM : A1C010102

TTL : Denpasar, 25 April 1992

ALAMAT : Jl. Gatot Soebroto No. 7, Purwokerto

NO. HP : 087836355050

EMAIL : [email protected]

Page 25: Prak.OPT.An.Gul