19
PRAKTIKUM V ALAT PENGECAPAN DAN GERAK REFLEKS TUJUAN 1. Mengetahui peta rasa lidah. 2. Mengetahui cara menguji rasa pada lidah. 3. Menguji rasa pada lidah 4. Mengetahui tempat-tempat pengukuran tendon 5. Mengetahui cara pengukuran refleks tendon 6. Melakukan pemeriksaan refleks tendon DASAR TEORI A. Alat Pengecapan Reseptor pengecap adalah kemoreseptor yang memberi respon pada zat-zat yang larut dalam cairan mulut yang membasahinya.Reseptor ini berada pada setiap putik kecap. Sel- sel reseptor mempunyai sejumlah rambut yang menjulur kedalam pori pengecap,yaitu lubang pada permukaan epitel putik kecap. Putik kecap pada manusia terletak dalam mukosa epiglottis,palatum dan faring,serta dalam dinding papilla fungiformis dan papilla valatae lidah. Anatomi Lidah Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi oleh suatu membran mukosa dengan struktur yang bervariasi sesuai daerahnya. Serabut ototnya saling menyilang dan berkelompok membentuk berkas yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Permukaan dorsal lidah berstektur irregular,yang ditutupi disebelah

PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ALAT PENGECAPAN PADA MANUSIA

Citation preview

Page 1: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

PRAKTIKUM V

ALAT PENGECAPAN DAN GERAK REFLEKS

TUJUAN

1. Mengetahui peta rasa lidah.

2. Mengetahui cara menguji rasa pada lidah.

3. Menguji rasa pada lidah

4. Mengetahui tempat-tempat pengukuran tendon

5. Mengetahui cara pengukuran refleks tendon

6. Melakukan pemeriksaan refleks tendon

DASAR TEORI

A. Alat Pengecapan

Reseptor pengecap adalah kemoreseptor yang memberi respon pada zat-zat yang larut

dalam cairan mulut yang membasahinya.Reseptor ini berada pada setiap putik kecap. Sel-sel

reseptor mempunyai sejumlah rambut yang menjulur kedalam pori pengecap,yaitu lubang

pada permukaan epitel putik kecap. Putik kecap pada manusia terletak dalam mukosa

epiglottis,palatum dan faring,serta dalam dinding papilla fungiformis dan papilla valatae

lidah.

Anatomi Lidah

Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi oleh suatu membran mukosa dengan

struktur yang bervariasi sesuai daerahnya. Serabut ototnya saling menyilang dan

berkelompok membentuk berkas yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Permukaan dorsal lidah

berstektur irregular,yang ditutupi disebelah anterior oleh sejumlah besar tonjolan kecil yang

disebut papilla. Sepertiga posterior lidah dipisahkan dari dua pertiga bagian anterior oleh

batas berbentuk huruf V,yaitusulcus terminalis. Dibelakang batas ini terdapat pangkal lidah

dengan permukaan yang memperlihatkan tonjolan-tonjolan kecil berupa tonsil lingualis dan

kumpulan nodul limfoid.Sejumlah besar papilla di bagian anterior lidah merupakan

peninggian membran mukosa yang memiliki berbagai bentuk dan fungsi. Terdapat empat tipe

papilla yang dikenali(Junqueira,2011):

1. Papilla filiformis

Page 2: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

Papilla ini berjumlah cukup banyak,berbentuk kerucut memanjang dan memiliki

banyak lapisan tanduk yang membuat permukaannya terlihat keabuan atau keputihan.

Epitelnya tidak memiliki kuncup kecap dan perannya bersifat mekanis dalam

menyediakan permukaan kasar yang mempermudah pergerakan makanan selama

mengunyah.

2. Papilla fungiformis

Berjumlah lebih sedikit,sedikit bertanduk,dan berbentuk jamur dengan inti jaringan

ikat dan sebaran kuncup kecap pada permukaan atasnya. Papilla ini tersebar secara

acak diantara papilla filiformis.

3. Papilla foliate

Papilla ini kurang berkembang pada orang dewasa,tetapi terdiri atas rigi dan alur

parallel pada permukaan lidah dengan kuncup kecap.

4. Papilla vallata atau circumvallate

Berjumlah paling sedikit dan merupakan papilla terbesar dilidah serta memiliki lebih

dari separuh kuncup kecap pada lidah manusia. Dengan diameter sebesar satu sampai

tiga mm,tujuh sampai dua belas papilla vallata sirkular normalnya berbentuk garis

huruf V tepat dibelakang sulcus terminalis. (Junqueira,2011)

Gambar anatomi lidah

Kuncup Pengecap

Kuncup pengecap (taste buds) ,alat indera untuk pengecapan,merupakan badan ovoid

yang berukuran 50-70 µm didalam epitel berlapis lidah dan mukosa mulut. Tiap-tiap kuncup

pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel; sel basal; sel tipe 1 dan 2 yang merupakan sel

sustentakularis; dan sel tipe 3 yang merupakan sel reseptor pengecap (gustatorik) yang

membuat hubungan sinaps dengan saraf sensorik. Sel tipe 1,2 dan 3 memiliki mikrovili yang

membentuk proyeksi ke dalam pori-pori pengecap,suatu lubang ditepi lidah. Leher dari sel-

sel ini berhubungan satu sama lain dengan sel epitel lain disekitarnya melalui tight

Page 3: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

junction,sehingga satu-satunya bagian reseptor pengecap yang dapat dicapai cairan dalam

rongga mulut adalah puncak mikrovili. (Ganong,2008)

Gambar Kuncup Pengecap

Persarafan Lidah

Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Saraf sensoris, utuk mempersarafi :

a. Duapertiga anterior oleh nervus lingualis.

b. Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, glosofaring dan vagus.

2. Saraf pengecap, untuk mempersarafi :

a. Duapertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis.

b. Satupertiga posterior oleh nervus glosofaring.

3. Saraf motorik

Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan genioglosus.

Pada manusia terdapat 4 cita rasa dasar yaitu manis,asam,pahit dan asin. Zat yang pahit

dapat dirasakan pada lidah bagian belakang,asam pada bagian sepanjang pinggir,manis pada

ujung lidah dan asin pada dorsal depan. Zat yang rasanya asam dan pahit juga dirasakan pada

palatum bersama-sama dengan rasa manis dan asin. Ke-4 jenis rasa tersebut dapat dirasakan

pada faring dan epiglottis.

Mekanisme Kerja Reseptor

Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron-neuron aferen; reseptor berespons

terhadap rangsangan tertentu, mengubah bentuk-bentuk energi rangsangan menjadi sinyal

listrik.Terdapat jalur-jalur tersendiri yang berlabel dari reseptor-reseptor ke Sistem Saraf

Pusat, sehingga informasi mengenai jenis dan lokasi rangsangan dapat dipecahkan oleh

Sistem Saraf Pusat, walaupun semua informasi datang dalam bentuk potensial aksi. Namun,

apa yang dipersepsikan oleh otak dari berbagai masukan tersebut adalah suatu abstraksi

bukan realitas. Satu-satunya rangsangan yang dapat dideteksi adalah rangsangan yang

Page 4: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

memiliki reseptor.Selain itu, sewaktu sinyal-sinyal sensorik naik melalui pengolahan yang

semakin lama semakin kompleks, sebagian informasi mungkin ditekan, sementara bagian-

bagian lain mungkin diperkuat.

Stimulasi suatu reseptor menghasilkan potensial reseptor berjenjang.Kekuatan dan

kecepatan perubahan rangsangan tercemin dalam besarnya potensial reseptor, yang pada

gilirannya menentukan frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen.Besar

potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat adaptasi reseptor, yang mengacu pada

penurunan potensial reseptor walaupun rangsangan terus berlanjut. Reseptor tonik

beradaptasi secara lambat atau tidak sama sekali, sehingga terus memberikan informasi

mengenai rangsangan yang mereka pantau. Reseptor fasik beradaptasi secara cepat dan sering

memperlihatkan off-response, sehingga memberikan informasi mengenai perubahan dalam

bentuk energi yang mereka pantau.

B. Gerak Refleks

Refleks adalah respons terhadap stimulus yang menjalae pada rute yang disebut lengkung

refleks. (Sloane,2003)

menurut Ganong dalam Buku Ajar Fisiologi Manusia Lengkung refleks terdiri atas

alat indra , neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang umumnya terdapat di pusat integrasi

sentral, neuron aferen dan efektor. Lengkung Refleks yang paling sederhana adalah lengkung

refleks monosinaptik yaitu lengkung refleks yang mempunyai sinaps tunggal di anatara

neuron aferen dan eferen. Lenkung refleks monosinaptik disebut juga refleks regang.

Rangsangan yang membangkitkan refleks regang adalah regangan pada otot dan

responya adalah kontraksi otot yang diregangkan tersebut. Alat indranya adalah kumparan

otot (Muscle Spindle). Impuls di otot dihantarkan ke SSP melalui serabut saraf sensorik

penghantar cepat. Impuls kemudian langsung diteruskan ke neuron motorik yang

mempersarafi otot yang teregang (Ganong,2008)

Sebagai contoh dari refleks regang adalah Refleks patellar atau kneer-jerk merupakan

contoh refleks peregangan yang dipakai dalam pemeriksaan neurologis.(Sloane,2003), refleks

regang dapat dibangkitkan pada hampir semua otot besar di tubuh ketukan pada tendon

triseps brakii misalnya akan menimbulkan respons ekstensi pada sendi siku yang merupakan

refleks kontraksi otot triseps. Ketuka pada tendon Achilles akan memberikan refleks sentakan

pada pergelangan kaki, yang disebabkan oleh refleks kontraksi otot gastrocnemius.

(Ganong,2008).

Page 5: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

Pada pergerakan otot, otot memberikan tenaga dan tulang berfungsi sebagai

pengungkit dan sendi berfungsi sebagai peumpu.

Berikut ini gerakan pada persendian :

1. Fleksi adalag gerakan yag memperkecil sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.

Seperti saat meneku siku (menggerakan lengan ke arah depan), menekuk lutut

(menggerakan tungkai ke arah belakang ), atau juga menekuk torso ke arah samping.

a. Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki di pergelangan ke arah depan

(meninggikan bagian dorsal kaki).

b. Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki.

Fleksi timbul akibat adannya refleks sentakan atau refleks fleksor, yang terjadi akibat

stimulus nyeri, bersifat melindungi dan berlangsung dalam tubuh sama banyaknya dengan

refleks peregangan.

2. Ekstensi adalah gerakan yang meperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh

a. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis seperti gerak meluruskan persendian

pada siku dan lutut setelah fleksi.

b. Hiperektensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh

melebihi 180°, seperti gerakan menekuk torso atau kepala ke arah belakang.

Gerak ekstensi timbul dengan adanya refleks ekstensor yang bersilangan yang

berkaitan erat dengan refleks fleksor , merupakan ekstensi lengan secara kolateral yang

terjadi akibat fleksi lengan pada sisi ipsilateral.(Sloane,2003)

Refleks regang disebut juga refleks miotatik, tendon atau refleks propriosetatif,

penting untuk mempertahankan postur tubuh. (Sloane,2003)

ALAT DAN BAHAN

A. Alat Pengecapan

Wadah larutan penguji

Lidi kapas

Peta lidah

Larutan gula

Larutan garam

Larutan kininasulfat

Larutan asam cuka

B. Gerak Refleks

Page 6: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

Palu / Hammer

CARA KERJA

A. Alat Pengecapan

1. Minta OP untuk berpuasa minimal selama 15 menit sebelum pemeriksaan.

2. Minta OP untuk menjulurkan lidah. Oleskan salah satu larutan yang tidak diketahui

OP dengan menggunakan lidi kapas.

3. Minta OP menyebutkan rasa pada salah satu bagian lidah,bila OP dapat merasakannya

beri tanda pada peta lidah dan bila tidak dapat merasakannya beri tanda (-).

4. Kemudian OP diganti dan diperlakukan sama dengan nomor 1-3 dengan

menggunakan jenis larutan yang berbeda.

5. Begitu seterusnya sehingga semua larutan dapat dirasakan.

6. Cata hasil pengujian.

B. Gerak Refleks

a. Refleks Biseps

1) Membuka lengan baju sampai di atas saku

2) Pemeriksa menyangga tangan OP hingga posisi fleksi 90˚

3) Mencari tendon bisep dengan cara meraba bagian distal otot biseps. Jika antebranchi fleksi

maksimal maka tendon teraba bergerak

4) Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut

5) Bila terdapat gerakan halus pada tendon otot sampai dengan gerakan fleksi pada

antebranchi maka dikatakan refleks biseps positif (+)

a. Refleks triseps (C7, C8 – Radial nerve)

1) Membuka lengan baju sampai di atas siku

2) Pemeriksa menyangga tangan OP hingga posisi adduksi

3) Mencari tendon otot branchii triseps dengan cara meraba bagian distal otot branchii

triseps. Jika antebranchii adduksi maksimal maka tendon teraba bergerak

4) Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut

5) Bila terdapat gerakan halus pada tendon otot sampai dengan gerakan adduksi pada

antebranchii maka refleks triseps dikatakan positif (+)

b. Refleks patellar /knee-jerk refleks (L3, L4 – femoral nerve)

Page 7: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

1) OP duduk dengan posisi kaki menggantung

2) Meraba bagian distal lutut untuk untun mencari tendon patella

3) Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut

4) Bila tedapat gerakan eksistensi cruris maka dikatakan refleks patela positif (+)

c. Refleks Achilles (S1, S2 – sciatic nerve)

1) OP duduk dengan posisi kaki sejajar dengan lantai

2) Melakukan dorso fleksi pada plantar pedis. Meraba tendon achilles

3) Memukul denngan palu refleks pada bagian tendon tersebut

4) Bila terdapat gerakan dordo fleksi maka dikatakan refleks achilles (+)

HASIL PENGAMATAN

A. Alat pengecapan

Gambar 1.Peta Lidah Aulia Gambar 2. Peta Lidah Dina

Gambar 3.Peta Lidah Mutia Gambar 4. Peta Lidah Lutfi

+Pahit

+Asam

+Asam

+Asin

+Asam

+Asam

Manis+

+Asin

+Pahit

Manis+

+Asam

+Asin

Manis+

+Asam

+Asam

+Pahit

+Pahit

+Asam

+Asam

+Asin

+Asin

Manis+

Page 8: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

Gambar 5.Peta Lidah Rifqa Gambar 6. Peta Lidah Indah Dwiphayanti

Gambar 7. Peta Lidah Riko

B. Gerak Refleks

Tabel 4.1. Gerak Refleks

No. NamaGerak Refleks pada

Biseps Trisep Patela Achilles

1 Fathan H. R. Fleksi Ekstensi Abduksi Plantafleksi

2 Nindy R. - Ekstensi Abduksi Plantafleksi

3 Dewi S. Fleksi Fleksi Abduksi Dorsofleksi

4 Luthfi Anzani Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi

+Pahit

+Asam

+Asam

+Asin

+Asin

Manis+

+Pahit

+Asam

+Asam

+Asin

+Asin

Manis+

+Pahit

+Asam

+Asam

+Asin

+Asin

Manis+

Page 9: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

5 Zir Zahrotul Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi

6 Fadilla F. P. Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi

7 Ellys S Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi

Page 10: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

PEMBAHASAN

A. Alat Pengecapan

Pada manusia telah ditentukan 4 pengecapan (rasa) dasar: manis,asam,pahit dan asin.

Meskipun terdapat tumpang tindih yang cukup luas,zat yang pahit terutama pada dikecap

dibelakang lidah,yang asam disepanjang tepi lidah,yang manis diujung lidah dan yang asin di

dorsum anterior lidah. Zat yang asam dan manis juga terasa di palatum yang juga peka untuk

rasa manis dan asin. Ke empat modilitas ini dapat dirasakan di faring dan epiglottis.

Berdasarkan hasil pengamatan,didapatkan hasil bahwa ada beberapa OP yaitu Aulia,Dina dan

Muthia yang tempat untuk pengecapan rasa dasarnya tidaklah sama dengan yang ada

diteori,tetapi untuk Lutfi,Rifqa,Indah Dwiphayanti dan Riko sesuai dengan gambaran peta lidah

yang ada diteori. Secara histologis sel-sel pengecap pada manusia tidaklah berbeda didaerah

pengecap lain,tetapi adanya perbedaan dari fisiologis ini dikarenakan adanya perbedaan

pengukuran potensil reseptor dari tiap-tiap sel pengecap. Hal ini memperlihatkan bahwa ada sel

pengecap berespons paling baik terhadap rangsang pahit,sedangkan yang lain terhadap

asin,manis atau asam. Selain itu diduga ada modalitas pengecap tambahan yaitu,umami.

Modalitas ini mengindrai rasa glutamate dan glutamate monosodium yang banyak digunakan

dalam masakan asia. Varian reseptor glutamate metabotropic,mGluR4terpotong yang mungkin

merupakan reseptor untuk rasa ini.Perbedaan ini juga dikarenakan karena pada lidah terdapat

papilla-papilla yang menyimpan banyak sistem saraf untuk menangkap beragam sensor rasa.

Pada praktikum ini digunakan bahan-bahan yaitu larutan gula,larutan asam cuka,larutan

garam dan larutan kina. Bahan-bahan ini digunakan karena dapat menimbulkan kesan

pengecapan primer.

1. Asam yang digunakan adalah larutan asam cuka (CH3COOH). Reseptor ini dirangsang oleh

kation H+ dan bukan anion yang terkait. Untuk setiap zat asam,rasa asam biasanya setara

dengan konsenrasi H+,tetapi asam-asam organik sering lebih asam dari pada asam mineral

dengan konsentrasi H+yang sama. Hal ini mungkin disebabkan oleh asam organik lebih

cepat menembus sel dari pada asam mineral.

Page 11: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

2. Asin yang digunakan adalah larutan garam (NaCl). Rasa asin ini dihasilkan oleh Na+ , ion

Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan

neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.

3. Manis yang digunakan adalah larutan gula. Rasa mais dimulai dengan melekatnya molekul

gula pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada

sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan teraktivasi selanjutnya

akan mengaktifkan enzim adenilat siklase yang akan mengaktifkan pembentukan camp

dari ATP. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi

pada puting pengecap.

4. Pahit yang digunakan adalah larutan kina sulfat. Senyawa ini dapat dideteksi dalam

konsentrasi 8 µmol/L,rasa ini disebabkan oleh adanya kation. Dengan demikian tampaknya

tidak terdapat struktur molekul zat tertentu yang menyebabkan timbulnya rasa pahit.

Kemampuan manusia untuk membeda-bedakan intesitas rasa,seperti pembedaan intensitas

penghidu,relatif kasar . Kepekaan manusia untuk membedakan intensitas ras relatif besar , hal ini

tergantung pada faktor individual,nilai ambang dan konsentrasi zat tersebut.

B. Gerak Refleks

Pada percobaan pengukuran refleks dilakukan pada 4 tendon yaitu biseps, triseps, patellar,

dan achilles. Tendon biseps dan triseps adalah tendon yang terdapat pada lengan tangan,

sedangkan tendon patellar dan achilles adalah tendon yang terdapat pada kaki. Untuk mengetahui

kekuatan refleks dari keempat tendon tersebut maka tendon tersebut diberi perlakuan yaitu

dengan dipukul menggunakan palu refleks. Pemukulan dengan palu refleks dilakukan dengan

tujuan untuk memberikan impuls atau rangsangan kepada reseptor yang berada di tendon yang

diperiksa

Bila suatu otot rangka dengan persarafan utuh diregangkan, maka ia berkontraksi. Respon

ini dinamai refleks regang. Contoh klinik dari refleks regang adalah pengetokan tendon patella

membangkitkan sentakan lutut, refleks regang musculus quadriceps femoris, karena pengetokan

tendon meregangkan otot (Ganong, 2003). Tujuan utama refleks regang adalah menahan

kecenderungan peregangan pasif otot-otot ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika

seseorang berdiri tegak. Setiap kali sendi lutut cenderung melengkung akibat gravitasi, otot-otot

kuadriseps teregang. Kontraksi yang terjadi pada otot ekstensor ini akibat refleks regang dengan

Page 12: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

cepat meluruskan lutut, menahan tungkai tetap terekstensi, sehingga orang yang bersangkutan

tetap berdiri tegak.

Ketika dilakukan ketukan pada tendon otot biseps terjadi respon berupa fleksi lengan

pada siku dan supinasi.Sedangkan jika tendon otot triseps diketuk, maka respon yang terjadi

berupa ekstensi lengan dan supinasi.Sedangkan pada tendon patella diketuk dengan palu dan

respon yang terjadi berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.Pada Achilles Pess

Refleks (APR), tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan.Respon yang

terjadi ketika tendo Achilles diketuk berupa fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastrocnemius.

Pada pemeriksaan refleks pada otot biseps ke-enam OP berespon positif yaitu ketika otost

biseps di ketok siku menekuk.Fleksi adalah gerak yang memperkecil sudut antara dua tulang atau

dua bagian tubuh. (Sloane,2003). Namun pada OP yang bernama Nindi refleks pada pengetukan

biseps berespon negatif.Hal ini mungkin disebabkan ketukan yang diberikan kurang keras,

sehingga OP tidak bisa merespon atau bisa saja OP mengalami tonus.Tonus terjadi ketika otot

tahan terhadap regangan.(Ganong,2008).

Pada pemerikasaan otot triseps 6 OP memberikan respons berupa gerakan Ekstensi pada

siku, namun OP Dewi sfitri memberikan respons berupa gerakan Fleksi yang berarti dewi

memliki respons negatif . seharusnya ketukan pada otot tiseps menimbulkan respons ekstensi

pada sendi siku yang merupakan refleks kontraksi otot triseps.

Selanjutnya kami memeriksa refleks patellar, reflek patellar dilakukan pada sendi lutut,

denan mengetukan palu refleks.Dan pemeriksaan pada semua OP menunjukan respons yang

positif, dimana terjadi gerakan abduksi.Abduksi adalah gerakan bagian tubuh mejauhi garis

tengah tubuh. (Sloane,2003)

Dan terakhir kami memeriksa refleks pada tendon Achilles OP Nindi dan fathan memberi

refleks plantar fleksi, sedangkan yang lainya Dorsofleksi.Respons Dorsofleksi menunjukan

respons positif. Ketukan pada tendon achilles akan membangkitkan refleks sentakan pada

pergelangan kaki, yang disebabkan oleh refleks kontraksi otot gastrocnemius.(Ganong,

2008).Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kai di pergelangan ke arah

depan( meninggikan bagian dorsal kaki).(Sloane,2003). Sedangkan pada OP yang memberi

refleks plantarfleksi, plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergekangan

kaki. (sloane,2003), hal ini mungkin dapat disebabkan karena kesalahnan pengetukan oleh

Page 13: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN

praktikan atau OP mengalami klonus. Klonus ini dimulai dengan dorsifleksi yang cepat dan

mantap, dan responya adalah palntar fleksi pergelangan kaki yang berirama.

KESIMPULAN

1. Pengukuran rasa pada lidah ternyata ada yang tidak sesuai dengan peta lidah yang ada

pada teori.

2. Rasa yang di uji ada 4,yaitu manis,asam,asin dan pahit.

3. Kepekaan manusia untuk membedakan intensitas ras relatif besar , hal ini tergantung

pada faktor individual,nilai ambang dan konsentrasi zat tersebut.

4. Pengukuran Reflesk tendon dilakuakan pada empat tendon yaitu tendon biseps, triseps,

patella dan Achilles.

5. Pengukuran refleks dilakukan dengan menggunakan palu syaraf.

6. Pemeriksaan refleks tendon ada yang berefleks postif dan ada yang negatif

7. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang

8. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil tulang.

9. Refleks pada otot adalah refleks regang atau monisinaptik

10. Seseorang daat tidak merespon refleks ataupun terlalu peka terfadap refleks

11. Tonus adalah otot yang tahan terhadap regangan

12. Klonus terjadi pada otot yang hiper.

DAFTAR PUSTAKA

Ethel, Sloane. 2003. ANATOMY AND PHYSIOLOGY : AN EASY LEARNER.John and Bartllet

Publishers,Inc.

Mescher Anthony L. 2011. Histologi Dasar JUNQUEIRA. Jakarta : EGC

Ganong,F William. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC

Anonim. 2011. “Lidah” http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31522/3/Chapter%20II.pdf di akses pada Minggu 11 November 2012

Page 14: PRAKTIKUM ANFISMAN ALAT PENGECAPAN