Upload
juwitacandra
View
111
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ALAT PENGECAPAN PADA MANUSIA
Citation preview
PRAKTIKUM V
ALAT PENGECAPAN DAN GERAK REFLEKS
TUJUAN
1. Mengetahui peta rasa lidah.
2. Mengetahui cara menguji rasa pada lidah.
3. Menguji rasa pada lidah
4. Mengetahui tempat-tempat pengukuran tendon
5. Mengetahui cara pengukuran refleks tendon
6. Melakukan pemeriksaan refleks tendon
DASAR TEORI
A. Alat Pengecapan
Reseptor pengecap adalah kemoreseptor yang memberi respon pada zat-zat yang larut
dalam cairan mulut yang membasahinya.Reseptor ini berada pada setiap putik kecap. Sel-sel
reseptor mempunyai sejumlah rambut yang menjulur kedalam pori pengecap,yaitu lubang
pada permukaan epitel putik kecap. Putik kecap pada manusia terletak dalam mukosa
epiglottis,palatum dan faring,serta dalam dinding papilla fungiformis dan papilla valatae
lidah.
Anatomi Lidah
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi oleh suatu membran mukosa dengan
struktur yang bervariasi sesuai daerahnya. Serabut ototnya saling menyilang dan
berkelompok membentuk berkas yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Permukaan dorsal lidah
berstektur irregular,yang ditutupi disebelah anterior oleh sejumlah besar tonjolan kecil yang
disebut papilla. Sepertiga posterior lidah dipisahkan dari dua pertiga bagian anterior oleh
batas berbentuk huruf V,yaitusulcus terminalis. Dibelakang batas ini terdapat pangkal lidah
dengan permukaan yang memperlihatkan tonjolan-tonjolan kecil berupa tonsil lingualis dan
kumpulan nodul limfoid.Sejumlah besar papilla di bagian anterior lidah merupakan
peninggian membran mukosa yang memiliki berbagai bentuk dan fungsi. Terdapat empat tipe
papilla yang dikenali(Junqueira,2011):
1. Papilla filiformis
Papilla ini berjumlah cukup banyak,berbentuk kerucut memanjang dan memiliki
banyak lapisan tanduk yang membuat permukaannya terlihat keabuan atau keputihan.
Epitelnya tidak memiliki kuncup kecap dan perannya bersifat mekanis dalam
menyediakan permukaan kasar yang mempermudah pergerakan makanan selama
mengunyah.
2. Papilla fungiformis
Berjumlah lebih sedikit,sedikit bertanduk,dan berbentuk jamur dengan inti jaringan
ikat dan sebaran kuncup kecap pada permukaan atasnya. Papilla ini tersebar secara
acak diantara papilla filiformis.
3. Papilla foliate
Papilla ini kurang berkembang pada orang dewasa,tetapi terdiri atas rigi dan alur
parallel pada permukaan lidah dengan kuncup kecap.
4. Papilla vallata atau circumvallate
Berjumlah paling sedikit dan merupakan papilla terbesar dilidah serta memiliki lebih
dari separuh kuncup kecap pada lidah manusia. Dengan diameter sebesar satu sampai
tiga mm,tujuh sampai dua belas papilla vallata sirkular normalnya berbentuk garis
huruf V tepat dibelakang sulcus terminalis. (Junqueira,2011)
Gambar anatomi lidah
Kuncup Pengecap
Kuncup pengecap (taste buds) ,alat indera untuk pengecapan,merupakan badan ovoid
yang berukuran 50-70 µm didalam epitel berlapis lidah dan mukosa mulut. Tiap-tiap kuncup
pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel; sel basal; sel tipe 1 dan 2 yang merupakan sel
sustentakularis; dan sel tipe 3 yang merupakan sel reseptor pengecap (gustatorik) yang
membuat hubungan sinaps dengan saraf sensorik. Sel tipe 1,2 dan 3 memiliki mikrovili yang
membentuk proyeksi ke dalam pori-pori pengecap,suatu lubang ditepi lidah. Leher dari sel-
sel ini berhubungan satu sama lain dengan sel epitel lain disekitarnya melalui tight
junction,sehingga satu-satunya bagian reseptor pengecap yang dapat dicapai cairan dalam
rongga mulut adalah puncak mikrovili. (Ganong,2008)
Gambar Kuncup Pengecap
Persarafan Lidah
Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Saraf sensoris, utuk mempersarafi :
a. Duapertiga anterior oleh nervus lingualis.
b. Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, glosofaring dan vagus.
2. Saraf pengecap, untuk mempersarafi :
a. Duapertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis.
b. Satupertiga posterior oleh nervus glosofaring.
3. Saraf motorik
Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan genioglosus.
Pada manusia terdapat 4 cita rasa dasar yaitu manis,asam,pahit dan asin. Zat yang pahit
dapat dirasakan pada lidah bagian belakang,asam pada bagian sepanjang pinggir,manis pada
ujung lidah dan asin pada dorsal depan. Zat yang rasanya asam dan pahit juga dirasakan pada
palatum bersama-sama dengan rasa manis dan asin. Ke-4 jenis rasa tersebut dapat dirasakan
pada faring dan epiglottis.
Mekanisme Kerja Reseptor
Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron-neuron aferen; reseptor berespons
terhadap rangsangan tertentu, mengubah bentuk-bentuk energi rangsangan menjadi sinyal
listrik.Terdapat jalur-jalur tersendiri yang berlabel dari reseptor-reseptor ke Sistem Saraf
Pusat, sehingga informasi mengenai jenis dan lokasi rangsangan dapat dipecahkan oleh
Sistem Saraf Pusat, walaupun semua informasi datang dalam bentuk potensial aksi. Namun,
apa yang dipersepsikan oleh otak dari berbagai masukan tersebut adalah suatu abstraksi
bukan realitas. Satu-satunya rangsangan yang dapat dideteksi adalah rangsangan yang
memiliki reseptor.Selain itu, sewaktu sinyal-sinyal sensorik naik melalui pengolahan yang
semakin lama semakin kompleks, sebagian informasi mungkin ditekan, sementara bagian-
bagian lain mungkin diperkuat.
Stimulasi suatu reseptor menghasilkan potensial reseptor berjenjang.Kekuatan dan
kecepatan perubahan rangsangan tercemin dalam besarnya potensial reseptor, yang pada
gilirannya menentukan frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen.Besar
potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat adaptasi reseptor, yang mengacu pada
penurunan potensial reseptor walaupun rangsangan terus berlanjut. Reseptor tonik
beradaptasi secara lambat atau tidak sama sekali, sehingga terus memberikan informasi
mengenai rangsangan yang mereka pantau. Reseptor fasik beradaptasi secara cepat dan sering
memperlihatkan off-response, sehingga memberikan informasi mengenai perubahan dalam
bentuk energi yang mereka pantau.
B. Gerak Refleks
Refleks adalah respons terhadap stimulus yang menjalae pada rute yang disebut lengkung
refleks. (Sloane,2003)
menurut Ganong dalam Buku Ajar Fisiologi Manusia Lengkung refleks terdiri atas
alat indra , neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang umumnya terdapat di pusat integrasi
sentral, neuron aferen dan efektor. Lengkung Refleks yang paling sederhana adalah lengkung
refleks monosinaptik yaitu lengkung refleks yang mempunyai sinaps tunggal di anatara
neuron aferen dan eferen. Lenkung refleks monosinaptik disebut juga refleks regang.
Rangsangan yang membangkitkan refleks regang adalah regangan pada otot dan
responya adalah kontraksi otot yang diregangkan tersebut. Alat indranya adalah kumparan
otot (Muscle Spindle). Impuls di otot dihantarkan ke SSP melalui serabut saraf sensorik
penghantar cepat. Impuls kemudian langsung diteruskan ke neuron motorik yang
mempersarafi otot yang teregang (Ganong,2008)
Sebagai contoh dari refleks regang adalah Refleks patellar atau kneer-jerk merupakan
contoh refleks peregangan yang dipakai dalam pemeriksaan neurologis.(Sloane,2003), refleks
regang dapat dibangkitkan pada hampir semua otot besar di tubuh ketukan pada tendon
triseps brakii misalnya akan menimbulkan respons ekstensi pada sendi siku yang merupakan
refleks kontraksi otot triseps. Ketuka pada tendon Achilles akan memberikan refleks sentakan
pada pergelangan kaki, yang disebabkan oleh refleks kontraksi otot gastrocnemius.
(Ganong,2008).
Pada pergerakan otot, otot memberikan tenaga dan tulang berfungsi sebagai
pengungkit dan sendi berfungsi sebagai peumpu.
Berikut ini gerakan pada persendian :
1. Fleksi adalag gerakan yag memperkecil sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.
Seperti saat meneku siku (menggerakan lengan ke arah depan), menekuk lutut
(menggerakan tungkai ke arah belakang ), atau juga menekuk torso ke arah samping.
a. Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki di pergelangan ke arah depan
(meninggikan bagian dorsal kaki).
b. Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki.
Fleksi timbul akibat adannya refleks sentakan atau refleks fleksor, yang terjadi akibat
stimulus nyeri, bersifat melindungi dan berlangsung dalam tubuh sama banyaknya dengan
refleks peregangan.
2. Ekstensi adalah gerakan yang meperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh
a. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis seperti gerak meluruskan persendian
pada siku dan lutut setelah fleksi.
b. Hiperektensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh
melebihi 180°, seperti gerakan menekuk torso atau kepala ke arah belakang.
Gerak ekstensi timbul dengan adanya refleks ekstensor yang bersilangan yang
berkaitan erat dengan refleks fleksor , merupakan ekstensi lengan secara kolateral yang
terjadi akibat fleksi lengan pada sisi ipsilateral.(Sloane,2003)
Refleks regang disebut juga refleks miotatik, tendon atau refleks propriosetatif,
penting untuk mempertahankan postur tubuh. (Sloane,2003)
ALAT DAN BAHAN
A. Alat Pengecapan
Wadah larutan penguji
Lidi kapas
Peta lidah
Larutan gula
Larutan garam
Larutan kininasulfat
Larutan asam cuka
B. Gerak Refleks
Palu / Hammer
CARA KERJA
A. Alat Pengecapan
1. Minta OP untuk berpuasa minimal selama 15 menit sebelum pemeriksaan.
2. Minta OP untuk menjulurkan lidah. Oleskan salah satu larutan yang tidak diketahui
OP dengan menggunakan lidi kapas.
3. Minta OP menyebutkan rasa pada salah satu bagian lidah,bila OP dapat merasakannya
beri tanda pada peta lidah dan bila tidak dapat merasakannya beri tanda (-).
4. Kemudian OP diganti dan diperlakukan sama dengan nomor 1-3 dengan
menggunakan jenis larutan yang berbeda.
5. Begitu seterusnya sehingga semua larutan dapat dirasakan.
6. Cata hasil pengujian.
B. Gerak Refleks
a. Refleks Biseps
1) Membuka lengan baju sampai di atas saku
2) Pemeriksa menyangga tangan OP hingga posisi fleksi 90˚
3) Mencari tendon bisep dengan cara meraba bagian distal otot biseps. Jika antebranchi fleksi
maksimal maka tendon teraba bergerak
4) Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut
5) Bila terdapat gerakan halus pada tendon otot sampai dengan gerakan fleksi pada
antebranchi maka dikatakan refleks biseps positif (+)
a. Refleks triseps (C7, C8 – Radial nerve)
1) Membuka lengan baju sampai di atas siku
2) Pemeriksa menyangga tangan OP hingga posisi adduksi
3) Mencari tendon otot branchii triseps dengan cara meraba bagian distal otot branchii
triseps. Jika antebranchii adduksi maksimal maka tendon teraba bergerak
4) Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut
5) Bila terdapat gerakan halus pada tendon otot sampai dengan gerakan adduksi pada
antebranchii maka refleks triseps dikatakan positif (+)
b. Refleks patellar /knee-jerk refleks (L3, L4 – femoral nerve)
1) OP duduk dengan posisi kaki menggantung
2) Meraba bagian distal lutut untuk untun mencari tendon patella
3) Memukul dengan palu refleks pada bagian tendon tersebut
4) Bila tedapat gerakan eksistensi cruris maka dikatakan refleks patela positif (+)
c. Refleks Achilles (S1, S2 – sciatic nerve)
1) OP duduk dengan posisi kaki sejajar dengan lantai
2) Melakukan dorso fleksi pada plantar pedis. Meraba tendon achilles
3) Memukul denngan palu refleks pada bagian tendon tersebut
4) Bila terdapat gerakan dordo fleksi maka dikatakan refleks achilles (+)
HASIL PENGAMATAN
A. Alat pengecapan
Gambar 1.Peta Lidah Aulia Gambar 2. Peta Lidah Dina
Gambar 3.Peta Lidah Mutia Gambar 4. Peta Lidah Lutfi
+Pahit
+Asam
+Asam
+Asin
+Asam
+Asam
Manis+
+Asin
+Pahit
Manis+
+Asam
+Asin
Manis+
+Asam
+Asam
+Pahit
+Pahit
+Asam
+Asam
+Asin
+Asin
Manis+
Gambar 5.Peta Lidah Rifqa Gambar 6. Peta Lidah Indah Dwiphayanti
Gambar 7. Peta Lidah Riko
B. Gerak Refleks
Tabel 4.1. Gerak Refleks
No. NamaGerak Refleks pada
Biseps Trisep Patela Achilles
1 Fathan H. R. Fleksi Ekstensi Abduksi Plantafleksi
2 Nindy R. - Ekstensi Abduksi Plantafleksi
3 Dewi S. Fleksi Fleksi Abduksi Dorsofleksi
4 Luthfi Anzani Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi
+Pahit
+Asam
+Asam
+Asin
+Asin
Manis+
+Pahit
+Asam
+Asam
+Asin
+Asin
Manis+
+Pahit
+Asam
+Asam
+Asin
+Asin
Manis+
5 Zir Zahrotul Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi
6 Fadilla F. P. Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi
7 Ellys S Fleksi Ekstensi Abduksi Dorsofleksi
PEMBAHASAN
A. Alat Pengecapan
Pada manusia telah ditentukan 4 pengecapan (rasa) dasar: manis,asam,pahit dan asin.
Meskipun terdapat tumpang tindih yang cukup luas,zat yang pahit terutama pada dikecap
dibelakang lidah,yang asam disepanjang tepi lidah,yang manis diujung lidah dan yang asin di
dorsum anterior lidah. Zat yang asam dan manis juga terasa di palatum yang juga peka untuk
rasa manis dan asin. Ke empat modilitas ini dapat dirasakan di faring dan epiglottis.
Berdasarkan hasil pengamatan,didapatkan hasil bahwa ada beberapa OP yaitu Aulia,Dina dan
Muthia yang tempat untuk pengecapan rasa dasarnya tidaklah sama dengan yang ada
diteori,tetapi untuk Lutfi,Rifqa,Indah Dwiphayanti dan Riko sesuai dengan gambaran peta lidah
yang ada diteori. Secara histologis sel-sel pengecap pada manusia tidaklah berbeda didaerah
pengecap lain,tetapi adanya perbedaan dari fisiologis ini dikarenakan adanya perbedaan
pengukuran potensil reseptor dari tiap-tiap sel pengecap. Hal ini memperlihatkan bahwa ada sel
pengecap berespons paling baik terhadap rangsang pahit,sedangkan yang lain terhadap
asin,manis atau asam. Selain itu diduga ada modalitas pengecap tambahan yaitu,umami.
Modalitas ini mengindrai rasa glutamate dan glutamate monosodium yang banyak digunakan
dalam masakan asia. Varian reseptor glutamate metabotropic,mGluR4terpotong yang mungkin
merupakan reseptor untuk rasa ini.Perbedaan ini juga dikarenakan karena pada lidah terdapat
papilla-papilla yang menyimpan banyak sistem saraf untuk menangkap beragam sensor rasa.
Pada praktikum ini digunakan bahan-bahan yaitu larutan gula,larutan asam cuka,larutan
garam dan larutan kina. Bahan-bahan ini digunakan karena dapat menimbulkan kesan
pengecapan primer.
1. Asam yang digunakan adalah larutan asam cuka (CH3COOH). Reseptor ini dirangsang oleh
kation H+ dan bukan anion yang terkait. Untuk setiap zat asam,rasa asam biasanya setara
dengan konsenrasi H+,tetapi asam-asam organik sering lebih asam dari pada asam mineral
dengan konsentrasi H+yang sama. Hal ini mungkin disebabkan oleh asam organik lebih
cepat menembus sel dari pada asam mineral.
2. Asin yang digunakan adalah larutan garam (NaCl). Rasa asin ini dihasilkan oleh Na+ , ion
Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan
neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.
3. Manis yang digunakan adalah larutan gula. Rasa mais dimulai dengan melekatnya molekul
gula pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada
sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan teraktivasi selanjutnya
akan mengaktifkan enzim adenilat siklase yang akan mengaktifkan pembentukan camp
dari ATP. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi
pada puting pengecap.
4. Pahit yang digunakan adalah larutan kina sulfat. Senyawa ini dapat dideteksi dalam
konsentrasi 8 µmol/L,rasa ini disebabkan oleh adanya kation. Dengan demikian tampaknya
tidak terdapat struktur molekul zat tertentu yang menyebabkan timbulnya rasa pahit.
Kemampuan manusia untuk membeda-bedakan intesitas rasa,seperti pembedaan intensitas
penghidu,relatif kasar . Kepekaan manusia untuk membedakan intensitas ras relatif besar , hal ini
tergantung pada faktor individual,nilai ambang dan konsentrasi zat tersebut.
B. Gerak Refleks
Pada percobaan pengukuran refleks dilakukan pada 4 tendon yaitu biseps, triseps, patellar,
dan achilles. Tendon biseps dan triseps adalah tendon yang terdapat pada lengan tangan,
sedangkan tendon patellar dan achilles adalah tendon yang terdapat pada kaki. Untuk mengetahui
kekuatan refleks dari keempat tendon tersebut maka tendon tersebut diberi perlakuan yaitu
dengan dipukul menggunakan palu refleks. Pemukulan dengan palu refleks dilakukan dengan
tujuan untuk memberikan impuls atau rangsangan kepada reseptor yang berada di tendon yang
diperiksa
Bila suatu otot rangka dengan persarafan utuh diregangkan, maka ia berkontraksi. Respon
ini dinamai refleks regang. Contoh klinik dari refleks regang adalah pengetokan tendon patella
membangkitkan sentakan lutut, refleks regang musculus quadriceps femoris, karena pengetokan
tendon meregangkan otot (Ganong, 2003). Tujuan utama refleks regang adalah menahan
kecenderungan peregangan pasif otot-otot ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika
seseorang berdiri tegak. Setiap kali sendi lutut cenderung melengkung akibat gravitasi, otot-otot
kuadriseps teregang. Kontraksi yang terjadi pada otot ekstensor ini akibat refleks regang dengan
cepat meluruskan lutut, menahan tungkai tetap terekstensi, sehingga orang yang bersangkutan
tetap berdiri tegak.
Ketika dilakukan ketukan pada tendon otot biseps terjadi respon berupa fleksi lengan
pada siku dan supinasi.Sedangkan jika tendon otot triseps diketuk, maka respon yang terjadi
berupa ekstensi lengan dan supinasi.Sedangkan pada tendon patella diketuk dengan palu dan
respon yang terjadi berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.Pada Achilles Pess
Refleks (APR), tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan.Respon yang
terjadi ketika tendo Achilles diketuk berupa fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastrocnemius.
Pada pemeriksaan refleks pada otot biseps ke-enam OP berespon positif yaitu ketika otost
biseps di ketok siku menekuk.Fleksi adalah gerak yang memperkecil sudut antara dua tulang atau
dua bagian tubuh. (Sloane,2003). Namun pada OP yang bernama Nindi refleks pada pengetukan
biseps berespon negatif.Hal ini mungkin disebabkan ketukan yang diberikan kurang keras,
sehingga OP tidak bisa merespon atau bisa saja OP mengalami tonus.Tonus terjadi ketika otot
tahan terhadap regangan.(Ganong,2008).
Pada pemerikasaan otot triseps 6 OP memberikan respons berupa gerakan Ekstensi pada
siku, namun OP Dewi sfitri memberikan respons berupa gerakan Fleksi yang berarti dewi
memliki respons negatif . seharusnya ketukan pada otot tiseps menimbulkan respons ekstensi
pada sendi siku yang merupakan refleks kontraksi otot triseps.
Selanjutnya kami memeriksa refleks patellar, reflek patellar dilakukan pada sendi lutut,
denan mengetukan palu refleks.Dan pemeriksaan pada semua OP menunjukan respons yang
positif, dimana terjadi gerakan abduksi.Abduksi adalah gerakan bagian tubuh mejauhi garis
tengah tubuh. (Sloane,2003)
Dan terakhir kami memeriksa refleks pada tendon Achilles OP Nindi dan fathan memberi
refleks plantar fleksi, sedangkan yang lainya Dorsofleksi.Respons Dorsofleksi menunjukan
respons positif. Ketukan pada tendon achilles akan membangkitkan refleks sentakan pada
pergelangan kaki, yang disebabkan oleh refleks kontraksi otot gastrocnemius.(Ganong,
2008).Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kai di pergelangan ke arah
depan( meninggikan bagian dorsal kaki).(Sloane,2003). Sedangkan pada OP yang memberi
refleks plantarfleksi, plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergekangan
kaki. (sloane,2003), hal ini mungkin dapat disebabkan karena kesalahnan pengetukan oleh
praktikan atau OP mengalami klonus. Klonus ini dimulai dengan dorsifleksi yang cepat dan
mantap, dan responya adalah palntar fleksi pergelangan kaki yang berirama.
KESIMPULAN
1. Pengukuran rasa pada lidah ternyata ada yang tidak sesuai dengan peta lidah yang ada
pada teori.
2. Rasa yang di uji ada 4,yaitu manis,asam,asin dan pahit.
3. Kepekaan manusia untuk membedakan intensitas ras relatif besar , hal ini tergantung
pada faktor individual,nilai ambang dan konsentrasi zat tersebut.
4. Pengukuran Reflesk tendon dilakuakan pada empat tendon yaitu tendon biseps, triseps,
patella dan Achilles.
5. Pengukuran refleks dilakukan dengan menggunakan palu syaraf.
6. Pemeriksaan refleks tendon ada yang berefleks postif dan ada yang negatif
7. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang
8. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil tulang.
9. Refleks pada otot adalah refleks regang atau monisinaptik
10. Seseorang daat tidak merespon refleks ataupun terlalu peka terfadap refleks
11. Tonus adalah otot yang tahan terhadap regangan
12. Klonus terjadi pada otot yang hiper.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel, Sloane. 2003. ANATOMY AND PHYSIOLOGY : AN EASY LEARNER.John and Bartllet
Publishers,Inc.
Mescher Anthony L. 2011. Histologi Dasar JUNQUEIRA. Jakarta : EGC
Ganong,F William. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC
Anonim. 2011. “Lidah” http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31522/3/Chapter%20II.pdf di akses pada Minggu 11 November 2012