29
PENILAIAN ANTROPOMETR I Dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi

praktikum antropometri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: praktikum antropometri

PENILAIAN ANTROPOMETRI

Dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi

Page 2: praktikum antropometri

2

• Antropometri : ilmu yang mendeskripsikan tubuh dengan serangkaian pengukuran dari morfologi eksternal

• Pengukuran antropometri komponen utama penilaian status nutrisi, dapat menilai status nutrisi sekarang, sudah lewat dan akan datang

• Penilaian antropometri :–Penilaian pertumbuhan/ ukuran tubuh–Penilaian komposisi tubuh

Page 3: praktikum antropometri

Penilaian Pertumbuhan / Ukuran Tubuh

• Paling sering BB, TB/ PB, lingkar kepala dan indeks, atau rasio dari dua pengukuran

1. BERAT BADAN (BB)• bervariasi dari hari ke hari• BB dan perubahan BB indikator terbaik kekurangan

atau kelebihan energi dan protein• Pengukuran BB berseri prognostik terapi nutrisi• BB berubah mendadak meningkat atau menurun

Dehidrasi/overhydration, ascites

Page 4: praktikum antropometri

• ALAT : – Timbangan kuat, mudah digerakkan– Akurasi 0,1 kg. • Beam balance, timbangan tidur, timbangan duduk• Timbangan bayi, dan timbangan per (Spring

balance) atau timbangan menggunakan wadah untuk anak < 2 tahun

– Tabel rujukan

Page 5: praktikum antropometri

Fig. 2A. Upright balance beam scale Fig. 2B. Bed scale

Page 6: praktikum antropometri

6

Cara : 1. Menyiapkan dan memeriksa timbangan apakah kondisinya

masih baik untuk digunakan.

2. Pastikan timbangan pada posisi nol.

3. Pasien menanggalkan alas kaki dan seluruh perhiasan atau benda yang melekat di bagian luar tubuh.

4. Pasien berdiri di tengah timbangan dengan posisi tegak, di mana garis antara tepi atas aurikula dengan orbita sejajar dengan lantai.

5. Menggunakan pakaian yang minim.

6. Pemeriksa membaca angka yang tertera pada timbangan.

Page 7: praktikum antropometri

7

• PENILAIAN : – Dibandingkan dengan BB standar,– BB biasa, – BB sebelum sakit

BB SEKARANG% BB STANDAR = ------------------------------ X 100 %

BB STANDAR

BB SEKARANG% BB BIASA = -------------------------------- X 100 %

BB BIASA

BB SEKARANG% BB SBLM SAKIT = ------------------------------------- X 100 % (sama dgn % BB

biasa) BB SEBELUM SAKIT

Page 8: praktikum antropometri

8

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN

– Peningkatan BB mendadak pada pasien sirosis hepatis, dekom jantung, ggn fungsi ginjal

– Luka bakar, diare penurunan BB

– Penurunan BB 500 g/hr pasien pasca bedah dehidrasi

– Penurunan BB 10 % dalam waktu 6 bulan klinik bermakna

– Penurunan BB yang masih dapat dipertahankan hidup 48 -55 % dari BB ideal atau BMI 13-15 kg/m2

– Penurunan BB 10-20 % dalam waktu , 6 bulan ggn fgs sistem organ multipel

Page 9: praktikum antropometri

2. TINGGI BADAN (TB)

• ALAT : – Alat ukur tinggi badan: anak2 TB>85 cm atau pengukuran PB

untuk anak2 TB≤ 85 cm – Tabel rujukan

• CARA- Dilakukan tanpa menggunakan alas kaki- Berdiri tegak dgn bag. atas daun telinga dan ujung mata membuat garis yg sejajar dengan lantai- Turunkan balok pengukur- Baca nilai yg tertera

Page 10: praktikum antropometri

Hal-hal yang harus diperhatikan :

• pengukuran harus dilakukan pada waktu yang sama• terdapat perbedaan hasil ukuran pd waktu berbeda pengukuran pada waktu malam lebih pendek dibandingkan pagi

3. INDEKS ANTROPOMETRI

menggunakan dua atau lebih pengukuran lalu dibandingkan dengan standar

Contoh: IMT, BB-U, TB-U, BB/ TB

Page 11: praktikum antropometri

11

Indeks massa tubuh (IMT)

- Menilai overweight dan obesitas, telah digunakan internasional

- Pengukuran IMT, mudah, murah dan tidak invasif- IMT tidak dapat membedakan BB berasal dari otot atau

lemak- Penilaian IMT dapat dikombinasikan dengan pengukuran

antropometri komposisi tubuh lainnya (TLBK)- IMT dipengaruhi gender, usia, ras- Klasifikasi IMT (WHO dan Asia-Pasifik)

Page 12: praktikum antropometri

PENILAIAN KOMPOSISI TUBUH

• PRINSIP : tubuh dibagi dalam 2 komponen massa lemak (ML) dan massa bebas lemak (MBL) yang terdiri dari otot skelet dan non skeletal

• Dengan antropometri tidak langsung ML dan MBL dapat digunakan untuk menilai status gizi

Page 13: praktikum antropometri

1. Pengukuran Massa lemak (ML)

- lemak tubuh bervariasi tiap individu (gender, TB, BB)

- ML terbagi lemak esensial (sumsum tulang, SSP) dan lemak cadangan (lemak inter dan intra otot di sekitar organ dalam)

- 1/3 total lemak ada pada subkutan

- Pengukuran ML dapat menggambarkan status gizi, namun penurunan yang sangat sedikit tidak dapat terdeteksi

Page 14: praktikum antropometri

Tebal Lipatan Bawah Kulit (TLBK)- Menggambarkan cadangan lemak & energi tubuh

- Terbentuk dari keadaan kronik

- Tidak bermakna pada keadaan edema, tidak dpt mengetahui jumlah absolut lemak

- Dilakukan pada beberapa lokasi: biceps, triceps, subskapula, suprailiaka

- Alat : kaliper/holtain

- Cara : secara umum sama hanya lokasi pengukuran berbeda

Page 15: praktikum antropometri

15

• BICEPS & TRICEPS

- Sebelum dilakukan tentukan titik tengah masing2 area. Subyek berdiri tegak dgn lengan fleksi pada sendi siku 90- Letakan ujung pita pengukur pada ujung olekranon, tarik sampai akromion dari bagian posterior. Beri tanda titik tengah masing2 area.

- Subyek berdiri tegak, lengan kiri menggantung relaks

- Tarik lipatan kulit (LK) pada biceps : Bag.depan lengan atas tepat 1 cm di atas ttk tengah (yg telah diberi tanda)

- Tarik LK pada triceps : Bag.Belakang lengan atas tepat 1 cm di atas titik tengah (yg telah diberi tanda)

Page 16: praktikum antropometri

APPROPRIATE WEIGHT OBESE

FIGURE 17-6. Skinfold caliper measure in millimeters the thickness of the Subcutaneous fas tisue. This gives a raugh measurement of adiposity.

Note; Large caliper reading are counterlockwise, (Diagram coutesy of Dorice Czajka-Narins, Ph.D.)

Page 17: praktikum antropometri

FIGURE 17-7. The triceps skinfold measurement is made at a point overthe triceps muscle midway between the acromion and olecranon processes

on the posterior aspect of the arm; the arm is beld vertically, with the skinfoldrunning parallelto the length of the arm.

Page 18: praktikum antropometri

18

• SUBSKAPULA

- Subyek dalam posisi berdiri tegak- Tarik LK pada 1 cm di bawah sudut bagian dalam skapula dengan bahu dan lengan subyek relaks.

- LK di ambil sejajar dgn lipatan kulit ±45 º

• SUPRAILIAKA- Subyek dalam posisi berdiri tegak- Tarik TLBK pada daerah 2 cm di atas krista iliaka pada garis mid

aksila. LK diambil 45 º dari garis horizontal (oblique)

Page 19: praktikum antropometri

Fig. 17-8. Measurement of the subscapular skinfold thickness

Page 20: praktikum antropometri

20

• Nilai yg diperoleh dari pengukuran TLBK dapat digunakan untuk menilai ML dan MBL dengan metode Durnin dan Wormersley.

• Pada penilaian tersebut dibutuhkan data usia, jenis kelamin, nilai densitas tubuh (D)

• Nilai D diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus (lihat tabel)

ML = BB(KG)x {(4.95/D)-4.5}

MBL = BB – ML

Page 21: praktikum antropometri

21

• Penilaian TLBK banyak digunakan, namun terdapat keterbatasan:

– Pelaku yang kurang terlatih memberi hasil yang kurang baik dapat diperkecil dengan latihan

– Kesalahan < 15 mm dianggap kecil, > 15 mm kesalahan besar

– Pengukuran TLBK hanya satu tempat umumnya dilakukan pada triseps, namun sulit interpretasinya

Page 22: praktikum antropometri

Rasio lingkar pinggang pinggul / waist hip circumference ratio (WHR)

• Menilai kegemukan bagian atas (android) atau bagian bawah (gynecoid)

• Lokasi pengukuran pinggang:– Pertengahan kosta terakhir dengan krista iliaka – Pada umbilikus (untuk obesitas , sulit mendapatkan bagian terkecil)

CARA:- Berdiri tegak,abdomen relaks- Lengan disisi tubuh, kaki menopang BB- Lingkarkan pita pada bagian yang telah diberi tanda- Pengukuran dilakukan pada waktu bernafas biasa, tidak

mempengaruhi kontraksi otot.

Page 23: praktikum antropometri

Interpretasi WHR :

- laki-laki > 1.0; perempuan > 0,85 akumulasi lemak abdominal, risiko menderita komplikasi penyakit jantung lebih besar

- Lingkar pinggang / waist circuference (WC) lebih kuat hubungannya dengan lemak viseral dibandingkan WHR

- WC tidak tergantung BB

Page 24: praktikum antropometri

Pengukuran Massa Bebas Lemak (MBL)

• MBL : protein (sebagian besar pada otot), air, mineral

• t.d : a. Lingkar lengan atas (LILA atau LLA)b. Lingkar otot lengan atas (LOLA)c. Area Otot Lengan Atas (AOLA)

Page 25: praktikum antropometri

Area Otot Lengan Atas (AOLA)

• lebih menggambarkan massa otot tubuh total• Heymsfield dkk., 1982 menggunakan rumus yang diperbaharui/

dikoreksi (ukuran dalam cm)

{ LLA-(3,14 X TLK )} 2

AOLA (K) laki-laki = --------------------------------- - 10 12,56

{ LLA-(3,14 X TLK )} 2

AOLA (K) perempuan = --------------------------------- - 6.5 12,56

Page 26: praktikum antropometri

Fig. 4. Technique for measuring midarm circumference

Page 27: praktikum antropometri

27

• AOLA merupakan indikator MBL & cadangan protein tubuh yg dapat berubah akibat penyakit kronis, stres, bedah, asupan nutrisi yang tidak adekuat.

• Penilaian AOLA menjadi kurang akurat pada subyek obes dan usia lanjut.

• Penilaian AOLA dilakukan berdasarkan klasifikasi status gizi menurut tabel AOLA dari Frisancho,1981.

Page 28: praktikum antropometri

Kesimpulan

• Penilaian antropometri mudah, relatif aman, murah dan dapat dilakukan bedside

• Keterbatasan – Kesalahan pengukuran : alat, pengukur

Kesalahan inter/intra pengukur latihan yang tidak adekuat, pengukuran yang sulit (obesitas )• Meningkatkan presisi dilakukan 3 kali masing2 pengukuran diambil nilai rata-

rata.

– Perubahan komposisi jaringan proses penuaan, hidrasi jaringan tonus otot

– Penggunaan metode yang tidak akurat TLBK triceps (satu lokasi) digunakan untuk menilai ML

Page 29: praktikum antropometri

29