Upload
pratamakusuma
View
107
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/13/2019 Praktikum Semen
1/30
1
PENDAHULAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas konstruksi sumur adalah
sejauh mana kualitas semen yang digunakan. Untuk itulah perlu dilakukan studi
laboratorium untuk mengetahui komposisi dan sifat fisik semen. Diharapkan
dengan kualitas semen yang baik konstruksi sumur dapat bertahan lebih dari 20
tahun.
Standard minimum yang harus dimiliki dari perencanaan sifat-sifat semen
didasarkan pada Brookhaven National Laboratory dan API Spec 10 Specification
for Material and Testing for Well Cementing.
Secara garis besar percobaan laboratorium analisa semen pemboran dapat
dibagi dalam beberapa kelompok kecil, yaitu :
a. Pembuatan suspensi semen dan cetakan sampel
b. Uji rheologi suspensi semen
c. Uji sifat-sifat fisik suspensi semen
d. Uji sifat-sifat fisik batuan semen
Uji sifat-sifat fisik batuan semen pemboran sedikit berbeda dengan uji yang
lainnya, karena batuan semen yang terjadi merupakan fungsi waktu. Dengan
demikian sifat-sifat tersebut akan berbeda tergantung dari waktu
pengkondisiannya baik terhadap temperatur maupun waktunya.
7/13/2019 Praktikum Semen
2/30
2
PERCOBAAN I
PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN
DAN CETAKAN SAMPEL
1.1. Pembuatan Suspensi Semen
Pembuatan suspensi semen dimulai dengan persiapan peralatan dan
material semen, baik berupa semen portland, air, dan additive. Spesifikasi
peralatan dan prosedur uji dapat dilihat pada API Spec. 10 section dan appendixA.
1.1.1. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan terdiri dari alat pengaduk dengan tipe propeler.
Spesifikasi diberikan untuk tipe propeler, pisau mixer, ukuran serta waktu
pengadukan, seperti terlihat pada gambar 1.1.
Biasanya sampel suspensi semen yang dipersiapkan sebanyak 600 ml.
Mixer dioperasikan pada kecepatan 4000 rpm untuk 15 detik (dimana seluruh
padatan semen dicampurkan ke dalam air) dilanjutkan dengan putaran 12000 rpm
selama 35 detik, karena bubur semen sangat abrasif pengamatan dengan seksama
terhadap pisau mixer sangat penting.
1.1.2. Prosedur Pembuatan Sampel
1. Timbang bubuk semen sebanyak x gram, dengan timbangan
2. Ukur air dengan WCR (Water Cement Ratio) yang diinginkan, harga
WCR tersebut tidak boleh melebihi batas air maksimum atau kurang dari
batas air minimum. Kadar air maksimum adalah air yang dicampurkan ke
dalam semen tanpa menyebabkan terjadinya pemisahan lebih dari 3,5 ml,
dalam 250 ml suspensi semen jika didiamkanselama 2 jam pada
temperatur kamar. Sedang kadar air minimum adalah jumlah air yang
dapat dicampurkan ke dalam semen untuk memperoleh konsistensi
maksimum sebesar 30 uc.
7/13/2019 Praktikum Semen
3/30
3
3. Jika ingin menggunakan additive, lakukan prosedur sebagai berikut :
a. Jika additive berupa padatan, timbang berdasarkan % berat yang
dibutuhkan. Sebagai contoh penambahan tepung silika dalam %
BWOC, dengan berat total semen dan silika seberat 349 gram
adalah :
Silika 10% BWOC dengan berat = 10/100 x 349 gr = 34,9 gr
Bubuk semen + Silika = (34934,9) gr = 314,1 gr
b. Jika additive berupa cairan, % penambahan dilakukan dengan
mengukur volume additive berbanding dengan volume air yang
diperlukan. Sebagai contoh, 1,5% HR 13 L, dengan volume
total air sebesar 1000 ml, adalah :
Volume HR13L yang diperlukan = 1,6/100 x 1000 = 15 ml
4. Campur bubuk semen dengan additive padatan pada kondisi kering,
kemudian air dan additive larutan masukkan ke dalam mixing container
dan jalankan mixer pada kecepatan rendah 4000 RPM dan masukkan
campuran semen dan additive padatan kedalamannya tidak lebih dari 15
detik, kemudian tutup mixing container dan lanjutkan pengadukkan pada
kecepatan tinggi 12000 RPM selama 15 detik.
5. Kemudian tuangkan sampel suspensi semen dari mixer ke cetakan yang
telah tersedia. Untuk pengujian kualitas semen atau ke Fann VG untuk
Rheology atau ke Consistometer untuk pengujian Thickening Time.
1.1.3. Cetakan Sampel
Untuk kebutuhan pengujian digunakan tiga buah bentuk cetakan sampel
sebagai berikut :
1. Cetakan Pertama
Berupa kubik berukuran 2 x 2 in, seperti terlihat pada gambar 1.2. Cetakan
sampel ini diperlukan untuk pengukuran compressive strength standard
API
2. Cetakan Kedua
Berupa silinder casing berukuran tinggi 2 in, dan diameter dalamnya 1 in,
seperti gambar 1.3. Cetakan sampel ini diperlukan untuk pengukuran shear
7/13/2019 Praktikum Semen
4/30
4
bond strength antara casing dan semen, serta pengukuran permeabilitas
dengan casing.
3. Cetakan Ketiga
Berupa core silinder berukuran tinggi 1 in dan diameter luarnya 1 in.
Sampel ini digunakan untuk pengukuran permeabilitas smen dengan
casing dan pengukuran compressive strength, lihat gambar 1.4.
1.2. Pengkondisian Suspensi Semen
Pengkondisian suspensi semen dimaksudkan untuk mensimulatorkan
kondisi tekanan dan temperatur yang diinginkan. Pengkondisian dapat dilakukan
dengan tekanan atmosfer dan temperatur sampai 90 0C dengan menggunakan
Water Bath. Pengkondisian pada tekanan dan temperatur operasi dapat dilakukan
dengan alat Pressure Curing Chamber, lihat gambar 1.5.
7/13/2019 Praktikum Semen
5/30
5
PERCOBAAN II
PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN
Densitas suspensi semen diukur dengan alat pressurized mud balanced
seperti pada gambar 2.1. Prosedur percobaan yang dilakukan adalah :
1. Mengkalibrasi peralatan pressure mud balanced sebagai berikut :
a. Membersihkan peralatan mud balanced
b. Mengisi cup dengan air hingga penuh lalu ditutup dan bersihkan bagian
luarnya
c. Meletakkan kembali mud balanced pada kedudukan semula
d. Rider ditempatkan pada skala 8,33 ppg
e. Meneliti nouvo glass, bila tidak seimbang kalibrasikan screw sampai
seimbang
2. Mempersiapkan suspensi semen yang diukur dan density suspensi semen
dapat menggunakan rumus :
SGS = (Ws + Wad + Wair) / (Vs + Vad + Vair)
dimana :
SGS = SG suspensi semen
Ws = Berat bubuk semen
Wad = Berat additive
Wair = Berat air
Vs = Volume bubuk semen
Vad = Volume additive
Vair = Volume air
3. Masukkan suspensi semen ke dalam cup mud balanced, kemudian cup
ditutup dan semen yang melekat pada dinding bagian luar dibersihkan
sampai bersih.
4. Letakkan balance arm pada kedudukan semula, kemudian atur rider hingga
seimbang, baca harga skala sebagai densitas suspensi semen.
7/13/2019 Praktikum Semen
6/30
6
PERCOBAAN III
PENGUJIAN RHEOLOGI SUSPENSI SEMEN
3.1. Teori Pendahuluan
Pengujian rheologi suspensi semen dilakukan untuk menghitung hidrolika
operasi penyemenan. Penggunaan dari hubungan yang tepat pada perkiraan
kehilangan tekanan akibat friksi dan sifat-sifat aliran, suspensi semen sangat
tergantung dari besaran pengukuran parameter rheologi di laboratorium.
Ada dua tipe dasar alat yang digunakan untuk pengukuran rheologi dewasa
ini, yaitu : Capillary Pipe Rheometers dan Coaxial Cylinder Rotational
Viscometer, yang digunakan pada pengukuran rheologi di laboratorium adalah
Rotational Viscometer yang lebih dikenal dengan Rheometer atau Fann VG meter
dapat dilihat pada gambar 3.1.
3.2. Prosedur Percobaan
1. Isi bejana dengan suspensi semen yang telah disiapkan sampai batas yang
telah ditentukan.
2. Letakkan bejana pada tempatnya, atur skala kedudukannya sedemikian
rupa sehingga rotor dan bab tercelup ke dalam semen menurut batas yang
telah ditentukan.
3. Gerakkan rotor pada posisi high dan tempatkan kecepatan rotor pada
kedudukan 600 rpm. Pemutaran terus dilakukan sehingga kedudukan skala
(dial) mencapai keseimbangan. Catat harga yang ditunjukkan sebagai
skala sebagai 600 rpm.
4. Turunkan kecepatan menjadi 300 rpm dan catat skala sebagai pembacaan
300 rpm.
5. Hitung besarnya Plastic Viscosity dan Yield Point dengan menggunakan
persamaan :
p = C600C300
Yp = C300p
7/13/2019 Praktikum Semen
7/30
7
dimana :
p = Plastic Viscosity, cp
Yp = Yield Point, lb/100 ft2
C300 = Dial Reading pada 300 rpm
C600 = Dial Reading pada 600 rpm
7/13/2019 Praktikum Semen
8/30
8
PERCOBAAN IV
PENGUJIAN THICKENING TIME
4.1. Teori Pendahuluan
Thickening Time adalah waktu yang diperlukan suspensi semen mencapai
konsistensi 100 UC (Unit of Consistency). Thickening Time suspensi semen
dirancang untuk melampaui waktu pemompaan dan waktu kerja sesuai dengan
kebutuhan operasional. Di lapangan, periode ini umumnya bermacam dari satu
jam hingga 50 % lebih besar dari waktu operasi penyemenan.
Peralatan yang digunakan untuk mengukur thickening time suspensi
semen adalah Atmospheric Consistometer dan HPHT Consistometer.
Atmospheric Consistometer digunakan untuk kondisi tekanan atmosfer dan
temperatur sampai 220 0F, gambar 4.1. Sedangkan HPHT Consistometer
umumnya digunakan pada tekanan 2500 psi dan BHCT 500 0F, gambar 4.2.
4.2. Prosedur Pengujian dengan Atmospheric Consistometer
1. Siapkan peralatan dan stop watch, sebelum dilakukan pengujian kalibrasi
peralatan yang akan digunakan. Kalibrasi dan pengujiannya sebagai
berikut :
2. Hidupkan switch master dan set temperatur pada skala yang diinginkan.
3. Tuangkan suspensi semen ke dalam slurry container sampai ketinggian
yang ditunjukkan oleh batas garis.
4. Paddel yang telah dilapisi grease dipasang pada lid, kemudian pasang lid
yang telah terpasang paddel pada slurry container dan masukkan ke dalam
atmospheric consistometer.
5. Hidupkan motor dan stop watch dan baca skala penunjuk dalam selang
waktu tertentu sampai jarum torsi menunjukkan angka 70 BC.
7/13/2019 Praktikum Semen
9/30
9
4.3. Prosedur Pengujian dengan HPHT Consistometer
1. Melapisi seluruh bagian dari slurry cup dengan water proof grease,
kemudian isikan suspensi semen.
2. Memasang potensiometer mechanism ke dalam silinder dengan
menggantung plug ke dalamnya secara vertikal di atas silinder.
3. Mengisi pressure chamber dengan minyak hidrolik dengan cara
memberikan tekanan udara pada bagian atas wadah minyak dan
mendorong minyak ke dalam silinder. Perbandingan tekanan hidrolik
dengan udara kira-kira 100 : 1
4. Bila pengujian selesai, keluarkan slurry cup dari peralatan secepatnya,
karena pengerasan lebih lanjut akan menimbulkan kerusakan pada slurry
cup paddle.
5. Mematikan pemanas, pompa, tutup valve suplai udara, membuka valve
keluar secara beruntun.
6. Mengeluarkan Thermocouple dari bagian silinder dan kemudian membuka
kepala silinder.
7. Mengeluarkan potensiometer mechanism.
8. Mengeluarkan slurry cup.
7/13/2019 Praktikum Semen
10/30
10
PERCOBAAN V
PENGUJIAN FREE WATER
5.1. Teori Pendahuluan
Free Water adalah air bebas yang terpisah dari suspensi semen. Apabila
harga free water ini terlalu besar melebihi batas air maksimum, maka akan terjadi
pori-pori pada semen. Ini akan mengakibatkan semen mempunyai permeabilitas
besar.
Kansungan air normal dalam suspensi semen yang direkomendasikan oleh
API dapat dilihat pada tabel 5.1.
5.2. Prosedur Percobaan
1. Gunakan tabung ukur, kemudian isi tabung tersebut dengan suspensi
semen yang akan diukur kadar airnya sebanyak 250 ml.
2. Diamkan selama 2 jam sehingga terjadi air bebas pada bagian atas tabung,
catat harga air bebas yang terbentuk.
3. Air bebas yang terbentuk tidak boleh lebih dari 3,5 ml.
7/13/2019 Praktikum Semen
11/30
11
PERCOBAAN VI
PERCOBAAN FILTRATION LOSS
6.1. Teori Pendahuluan
Filtration Loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen ke
dalam formasi permeabel yang dilaluinya. Cairan ini sering disebut dengan filtrat,
filtrat yang hilang tidak boleh terlalu banyak, karena akan menyebabkan suspensi
semen kekurangan air. Kejadian ini disebut denganflash set.
Bila suspensi semen mengalami flash set, maka akan mengakibatkan
pecahnya formasi. Pengujian filtration loss di laboratorium menggunakan alat
filter press, lihat gambar 6.1. pada kondisi temperatur sirkulasi dengan tekanan
1000 psi.
Pada primary cementing, filtration loss yang diizinkan sekitar 150250 cc
yang diukur selama 30 menit dengan menggunakan saringan berukuran 325 mesh
dan tekanan 1000 psi. Sedangkan pada squeeze cementing, filtration loss yang
diizinkan sekitar 5565 cc selama 30 menit.
6.2. Prosedur Pengujian
1. Persiapkan alat filter press dan segera pasang filter paper secepat mungkin
dan letakkan gelas ukur di bawah silinder untuk menampung fluid filtrat.
2. Tuangkan suspensi semen ke dalam silinder dan segera tutup rapat.
Kemudian alirkan udara atau N2 dengan tekanan 1000 psi.
3. Catat volume filtrat sebagai fungi waktu dengan stop watch, interval
pengamatan setiap 2 menit pada 10 menit pertama, kemudian 5 menit
untuk 20 menit selanjutnya. Catat volume filtrat pada menit ke 25.
4. Harga filtration loss diketahui dari volume filtrat yang ditampung dalam
gelas ukur selama 30 menit masa pengujian. Bila waktu pengujian tidak
sampai 30 menit, maka besarnya filtration loss dapat diketahui dengan
rumus :
F30 = F1(5,677 / t)
7/13/2019 Praktikum Semen
12/30
12
dimana :
F30 = filtrat pada 30 menit, ml
F1 = filtrat pada t menit, ml
t = waktu pengukuran, menit
5. Hentikan penekanan udara atau gas N2buang tekanan udara dalam silinder
dan sisa suspensi semen yang di dalam silinder tuangkan kembali ke
dalam breaker
7/13/2019 Praktikum Semen
13/30
13
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN COMPRESSIVE STRENGTH
7.1. Teori Pendahuluan
Setelah batuan semen dilepas dari cetakan, kemudian ditempatkan pada
alat hydraulic press dimana disini sampel akan ditekan secara axial sampai batuan
pecah. Compressive strength dapat ditentukan dengan melihat harga tekanan pada
saat terjadi peretakan (pecah) menyilang dari sampel yang diuji.
Pada saat sampel ditempatkan pada hydraulic press untuk pengukuran
strength semen, harga pembebanan diatur tergantung pada antisipasi harga
strength dari sampel semen. Pengukuran compressive strength semen dirancang
untuk mendapatkan beberapa indikasi mengenai kemampuan semen untuk
mengisolasi lapisan batuan dan untuk melindungi serta menyokong casing.
7.2. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran compressive strength adalah
hydraulic press, bagian peralatan ini adalah :
1. Hydraulic pump
2. Motor
3. Bearing Block Machine Hydraulic Mortar
4. Manometer pengukur tekanan
5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 7.1.
7.3. Prosedur Pengujian
1. Bersihkan permukaan sampel dari tetesan air dan pasir atau gerusan
butiran semen agar tidak menempel pada bearing block mesin penguji.
2. Periksa permukaan sampel apakah sudah benar-benar rata, apabila belum
ratakan dengan menggunakan gerinda.
7/13/2019 Praktikum Semen
14/30
14
3. Letakkan sampel semen dalam blok bearing dan atur supaya tepat di
tengah-tengah permukaan blok bearing di atasnya dan blok bearing di
bawahnya, sampel semen harus berdiri vertikal.
4. Perkirakan tekanan maksimum retak (pecah), apabila lebih dari 3000 psi
(skala manometer) beri pembebanan awal setengah tekanan maksimum,
bila kurang dari 3000 psi pembebanan awal tidak diperlukan.
5. Perkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari 20 detik,
dan tidak lebih dari 80 detik.
6. Hidupkan motor penggerak pompa dan jangan lakukan pengaturan
(pembetulan) pada kontrol setting selama pembebanan sampai didapatkan
pembebanan maksimum ketika batuan pecah.
7. Catat harga pembebanan maksimum tersebut.
8. Lakukan perhitungan compressive strength semen, dengan menggunakan
rumus :
CS = k x P (A1/ A2)
dimana :
CS = Compressive Strength semen, psi
P = Pembebanan maksimum, psi
A1 = Luas penampang block bearing dari hydraulic mortar, in2
A2 = Luas permukaan sampel semen, in2
K = Konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (t) terhadap
diameter (d)
Untuk t/d yang lebih kecil dari 2, maka dapat digunakan tabel 7.1.
7/13/2019 Praktikum Semen
15/30
15
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN SHEAR BOND STRENGTH
8.1. Teori Pendahuluan
Dalam lubang pemboran, semen sangat dipengaruhi oleh pembebanan
triaxial yang kompleks dan failure stress merupakan pembebaban utama dari
penelitian untuk standard compressive strength (Neville, 1981). Lagipula
pengukuran compressive strength tidak menunjukkan harga shear strength dari
ikatan antara semen dengan casing atau semen dengan formasi batuan. Untuk
itulah dilakukan pengukuran shear bond strength semen.
Penilaian penyemenan biasanya berdasarkan compressive strength atau
tensile strength dari batuan semen, dengan asumsi bahwa materialnya memenuhi
syarat untuk pembentukan strenght yang baik serta menghasilkan suatu ikatan
yang kuat. Pada kenyataan di lapangan bahwa asumsi di atas tidak selalu benar.
Untuk itulah diperlukan suatu pengujian di laboratorium terhadap kualitas semen
ini.
Shear bond strength terukur antara semen dengan dinding formasi dan
semen dengan dinding casing. Kekuatan ikat semen terhadap dinding casing
sangat dipengaruhi oleh dinding casing, seperti kekasaran dan pengaruh mud cake
yang menempel, demikian juga pengaruhnya terhadap kekuatan ikat dengan
formasi.
8.2. Peralatan yang Digunkan
Peralatan yang digunakan adalah hydraulic press yang dilengkapi dengan
mold silinder, batang pendorong, dan hold silinder seperti terlihat pada gambar
7.1. Rangkaian peralatan terdiri dari :
1. Pompa hydraulic
2. Motor
3. Bearing block hydraulic mortar
4. Manometer
7/13/2019 Praktikum Semen
16/30
16
5. Mold silinder
6. Batang pendorong
7. Holder silinder penyangga
8.3. Prosedur Pengujian
1. Bersihkan permukaan sampel dan permukaan mold dari tetesan air dan
pasir atau gerusan butiran semen agar tidak menempel pada bearing block
mesin penguji.
2. Letakkan mold silinder yang berisi sampel semen pada holder silinder
penyangga yang didudukkan pada bearing block hydraulic bagian bawah.
Posisi sampel harus berdiri vertikal.
3. Dudukkan batang pendorong pada permukaan sampel semen dan turunkan
posisi bearing block hydraulic bagian atas dengan memutar tangkai
pengontrol spiral.
4. Perkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari 20 detik,
dan tidak lebih dari 80 detik. Jangan lakukan pengaturan (pembetulan)
pada kontrol testing motor selama pembebanan sampai terjadi pergeseran
sampel semen dari casing sampel. Pada saat terjadi pergeseran merupakan
harga pembebanan yang maksimum.
5. Catat harga pembebaban geser maksimum, kemudian shear bond strength
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
SBS = k [A1/ ( D h)]
dimana :
SBS = Shear Bond Strength, psi
A1 = Luas bearing Block Hydraulic Mortar, in2
D = Diameter dalam casing sampel (semen), in
h = Tinggi sampel semen.
7/13/2019 Praktikum Semen
17/30
17
PERCOBAAN IX
PENGUJIAN PERMEABILITAS SEMEN
9.1. Teori Pendahuluan
Permeabilitas semen harus dijaga agar sekecil mungkin. Harga
permeabilitas semen pada sumur panasbumi diharapkan tidak lebih dari 0,1 md.
Permeabilitas yang diukur di laboratorium terdiri dari permeabilitas matriks
semen, dan permeabilitas semen yang berada pada casing. Pengukuran
permeabilitas semen pada casing diperlukan untuk mendeteksi apakah ada celah
antara casing dengan semen setelah proses pengerasan semen.
Pada temperatur tinggi dan adanya pengaruh CO2pada semen panasbumi,
menyebabkan kenaikan permeabilitas semen. Untuk itulah pada pengukuran
permeabilitas semen sumur panasbumi perlu dilakukan uji semen.
9.2. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan pada uji permeabilitas semen adalah Water
Permeameter, yang dapat dilihat pada gambar 9.1. Bagian dari peralatan ini adalah
:
1. Mold
2. Holder
3. Pressure Medium
4. Graduated Pipettes
5. Pressure Regulator
6. Tabung Gas N2
7. Pompa Vakum
8. Gelas Ukur kecil (10 ml)
7/13/2019 Praktikum Semen
18/30
18
9.3. Prosedur Pengujian
1. Untuk menyiapkan pengujian sampel semen, baik berupa mold berisi
semen maupun sampel yang berupa core ditempatkan pada silinder karet,
kemudian tutup bagian atas dan bagian bawahnya.
2. Masukkan sampel semen ke dalam Hassler Core Holder dan kencangkan
posisi sampai stabil, tutup valve inlet tekanan. Kemudian jalankan pompa
vakum agar udara dalam core holder maupun yang ada di dalam mold
yang berisi semen tersebut hilang. Caranya dengan menghidupkan pompa
vakum, kemudian valve vacum pada permeameter dibuka. Tunggu selama
15 menit, kemudian tutup valve vacum.
3. Buka valve tekanan overburden, seperti yang diinginkan (misalnya 250
psi), menggunakan gas N2 dari tabung dengan mengatur regulator
valvenya. Setelah tekanan tersebut dicapai, tutup valve overburden
pressurenya, dengan demikian posisi core benar-benar terjepit dan aliran
yang terjadi hanya melalui sampel semen saja.
4. Berikan beda tekanan dengan membuka valve inlet tekanan 20 sampai 200
psi yang digunakan sebagai tenaga pendorong air yang akan melewati
sampel semen. Tekanan ini harus lebih kecil sekitar 50 psi di bawah
tekanan overburden yang diberikan.
5. Air yang keluar melewati sampel tunggu sampai stabil, sekitar 1 ml atau
selama 15 menit pertama yang diukur dengan gelas ukur. Gunakan gelas
ukur skala kecil agar pengamatan lebih teliti.
6. Interval pengukuran laju aliran dilakukan selama dua kali, dengan
mencatat volume pada gelas ukur dan interval waktu pembacaan tersebut,
yang diyakini sebagai laju alir yang stabil. Waktu yang diperlukan untuk
pengukuran ini cukup lama karena permeabilitas semen umumnya sangat
kecil.
7. Catat tekanan inlet sebagai beda tekanan, dan laju alir konstan tersebut.
Hitung harga permeabilitas semen dengan menggunakan persamaan :
K = 14,7 . 10-6 (Q L / A P)
Dimana :
7/13/2019 Praktikum Semen
19/30
19
K = Permeabilitas semen, d (10-6 D)
Q = Laju alir air, ml / det
= Viskositas air, cp
L = Panjang core semen, cm
A = Luas penampang core semen, cm2
P = Beda tekanan, psi
7/13/2019 Praktikum Semen
20/30
20
PERCOBAAN X
PENGUJIAN LUAS PERMUKAAN BUBUK SEMEN
10.1. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan adalah Blaine Permeameter, alat-alat lain yang
digunakan sebagai berikut :
a. Pignometer
b. Timbangan
c. Toluen
10.2. Prosedur Percobaan
Penentuan densitas bubuk semen :
a. Berat Pignometer = W1 gram
b. Berat Pignometer + Fluida (toluen) = W2 gram
c. Densitas Fluida = (W2W1) / volume pignometer,
gr/cc
d. Berat Pignometer + Semen = W3 gram
e. Berat Semen = W4 gram = (W3 - W1) gram
f. Berat Pignometer + Semen + Fluida = W5 gram
g. Densitas Semen = (W4 x Densitas fluida)/(W2+W4-
W5)gr/cc
Penentuan luas permukaan butir semen (Osp) :
a. Densitas Semen (s) = X gr/cc
b. Temperatur Ruang = 24,5 0C / 78 0C (misal)
c. T = 24,5 0C / 78 0CViskositas udara = 0,0001828 (dari tabel)
= 0,01352
d. = 0,01352= 0,354 (dari tabel)
e. Waktu pengukuran denganBlaine Permeameter = 35,7 detik (misal)
f. t = 35,7 detikt = 5,9749
g. Osp = (23,2 x 3 x t) / [s x (1) x ]
7/13/2019 Praktikum Semen
21/30
21
DAFTAR PUSTAKA
1. RUDI RUBIANDINI R.S. ; Laporan Pertanggung Jawab Penelitian Semen
pada Temperatur Tinggi (Panasbumi), Bandung, 1995.
2. PUDJI PERMADI ; Petunjuk Praktikum Mekanika Reservoir, Bandung,
1996.
3. .............................. ; Composite Catalog, Texas, 1994.
7/13/2019 Praktikum Semen
22/30
22
Gambar 1.1. Mixer untuk mencampur bubuk semen
7/13/2019 Praktikum Semen
23/30
23
Gambar 1.2 Cetakan sampel silinder casing 2x1 inchi
7/13/2019 Praktikum Semen
24/30
24
Gambar 2.1 Mud balance
7/13/2019 Praktikum Semen
25/30
25
Gambar 3.1 Fann VG meter
7/13/2019 Praktikum Semen
26/30
26
Gambar 4.1 Atmospheric Consistometer
7/13/2019 Praktikum Semen
27/30
27
Gambar 4.2 HPHT Consistometer
7/13/2019 Praktikum Semen
28/30
28
Gambar 6.1 Alat Filter Press
7/13/2019 Praktikum Semen
29/30
29
Gambar 7.1 Alat Hydarulic Press
7/13/2019 Praktikum Semen
30/30
Tabel 5.1
Perbandingan t/d Terhadap Koefisien Faktor
t/d Koefisien Faktor
1,75 0,98
1,5 0,96
1,25 0,93
1 0,87
Tabel 7.1
Kandungan Air Mineral Dalam Suspensi Semen Yang Direkomendasikan
Oleh API
API Class
Cement
Water (%) by
Weight of
Cement
Water
Gal per Sack Liter per Sact
A dan B 46 5,19 19,6
C 56 6,32 23,9
D, E, F dan H 38 4,29 16,2
G 44 4,97 18,8
J (Centative) - - -