9

Click here to load reader

Pre Planning Keluarga 2000

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pra planning

Citation preview

Page 1: Pre Planning Keluarga 2000

PRE PLANNING

PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION PADA KELUARGA Tn.S

DI RW 8 KELURAHAN PUDAK PAYUNG SEMARANG

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing : Ns. Elis Hartati, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :

Ghilma Agustia R 22020114210015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2014

Page 2: Pre Planning Keluarga 2000

Pre Planning

Progressive Muscle Relaxation Pada Keluarga Tn. S

Di RW 8 Kelurahan Pudak Payung Semarang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Diabetes Melitus merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan peningkatan

kadar glukosa darah yang disebabkan karena kemampuan tubuh untuk berespon terhadap

insulin menurun atau tidak terbentuknya insulin (Bruner & Suddarth, 2002). Diabetes

mellitus apabila tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti katarak,

kerentangan terhadap infeksi meningkat, mikroangiopati yang dapat mengakibatkan

kerusakan saraf dan retina, gangguan fungsi jantung, gangguan ginjal, dan gangguan pada

kaki karena diabetes mellitus (Underwood, 1999). Risiko komplikasi pada diabetes

mellitus dapat berkurang dengan mengontrol kadar glukosa darah dengan mengatur pola

makan, olahraga teratur, dan yang apabila dengan pola makan dan olahraga belum cukup

mengendalikan kadar glukosa darah dibutuhkan pengobatan secara turin. Selain, dengan

pengaturan pola makan dan olahraga, mengendalian stress juga dapat mempengaruhi

kenaikan kadar glukosa darah.

Stres fisik maupun emosional dalpat mengaktifkan system neuroendokrin dan

system saraf simpatis melalui hipotalamus-pituitari-adrenal, sehingga ketika stress fisik

dapat mempengaruhi produksi insulin (Price & Wilson, 2006). Sehingga, tingkat stress

pada penderita Diabetes Melitus juga dapat mempengaruhi kadar glukosa darah, seperti

yang telah dijelaskan pada penelitian Septian (2009) bahwa tingkat stress yang dialami

oleh penderita diabetes mellitus diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam

dirinya yang bersifat fisik maupun psikologis. Stress yang disertai oleh sikap-sikap

emosional lainnya berdampak pada dipatuhi atau tidak dipatuhinya penatalaksanaan

pengobatan diabetes oleh penderita diabetes. Semakin tinggi stress, maka semakin

banyak pula permasalahan-permasalahan emosional yang dialami oleh penderita diabetes

mellitus, dimana kondisi ini berhubungan dengan melemahnya ketaatan penderita

diabetes dalam mematuhi penatalaksanaan pengobatan diabetes mellitus, sehingga kadar

gula darahnya cenderung meningkat. Salah satu tehnik relaksasi yang dapat diterapkan

Page 3: Pre Planning Keluarga 2000

pada penderita diabetes mellitus yaitu dengan progressive muscle relaxation dengan

menegangkan dan meregangkan otot. Latihan ini dapat membantu mengurangi

ketegangan otot, stress, menurunkan tekanan darah, meningkatkan toleransi terhadap

aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga status fungsional dan kualitas

hidup meningkat (Bruner & Suddarth, 2002). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Mashudi (2011) di dapat bahwa dengan progressive muscle relaxation dapat

menurunkan rata-rata kadar glukosa darah.

Pada kasus keluarga Tn. S, Ny. M (istri Tn. S) mempunyai riwayat DM sejak

tahun 2013. Ny. M selama ini tidak mengkonsumsi obat dan melakukan cek gula darah

setiap 3 bulan bersama dengan suntik KB. Ny. M mengatakan mengkonsumsi nasi wadan

(nasi kemarin) untuk makan sehari-hari, Ny. M terkadang masih mengkonsumsi jerohan,

dan tidak pernah melakukan olahraga. GDS Ny. M terakhir pada tanggal 11 September

2014 165 mm/dL. Ny. M juga mengatakan cemas, sering memikirkan keadaannya yang

mempunyai riwayat DM, typus, maag, dan nyeri dada apabila terlalu lelah. Selain itu,

Ny.M juga bekerja sebagai pengasuh anak dan mengatakan stress ketika anak-anak susah

untuk dinasihati. Oleh karena itu, Ny. M akan diberikan intervensi progressive muscle

relaxation untuk mengurangi stress dan sebagai bentuk intervensi untuk mengontrol

kadar glukosa darah.

B. RENCANA PELAKSANAAN

1. Sasaran dan Target

Sasaran : Keluarga Tn S

Target : Ny. M yang mempunyai riwayat Diabetes Melitus

2. Strategi Pelaksanaan

Hari dan Tanggal : 14 Oktober 2014

Tempat : Rumah Tn. S Desa Pucung Sari RT 4 RW 8, Pudak Payung

Semarang

Waktu : 15.30 – 16.30 WIB

Page 4: Pre Planning Keluarga 2000

3. Metode Pelaksanaan

Intervensi Progressive Muscle Relaxation dilakukan dengan dipimpin oleh instruktur

untuk membantu peserta memberikan tegangan dan peregangan pada otot. Langkah-

langkah Progressive Muscle Relaxation:

1. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, tarik napas kemudian perlambat

pernapasan sehingga peserta dapat bersantai.

2. Ketika peserta siap untuk memulainya, tegangkan otot. Pastikan peserta dapat

merasakan ketegangan, tetapi tidak sampai peserta merasa kesakitan. Hindari

untuk menegangkan otot lebih dari 5 detik.

3. Setelah otot ditegangkan selama 5 menit, regangkan otot sekitar 10 detik.

Instruktur dapat membantu peserta dengan mengatakan “Relax” ketika otot

diregangkan.

4. Setelah prosedur relaksasi selesai, peserta tetap duduk untuk beberapa saat agar

lebih mempersiapkan diri

Urutan Relaksasi

1. Tangan kanan dan lengan bawah.

Buatlah kepalan tangan dengan tangan kanan Anda

2. Lengan atas kanan.

Bawa lengan atas Anda hingga bahu untuk “membentuk otot”

3. Tangan kiri dan lengan bawah.

Buatlah kepalan tangan dengan tangan kiri Anda

4. Kiri lengan atas.

Bawa lengan atas Anda hingga bahu untuk “membentuk otot”

5. Dahi.

Angkat alis Anda setinggi mungkin, seolah-olah Anda terkejut oleh sesuatu

6. Mata dan pipi.

Tutup mata Anda sampai erat

7. Mulut dan rahang.

Buka mulut Anda selebar yang Anda bisa, seperti Anda menguap.

8. Leher.

Page 5: Pre Planning Keluarga 2000

Wajah menghadap ke depan, kemudian tarik kepala kebelakang seperti Anda

menengadah ke atas

9. Bahu.

Tegangkan bahu Anda dengan mengarahkan ke telinga

10. Tulang belikat / punggung.

Tarik kedua bahu Anda ke belakang, coba kedua bahu Anda saling bersentuhan,

sehingga dada Anda akan didorong ke depan.

11. Dada dan perut.

Tarik napas dalam-dalam, untuk mengisi paru-paru dan dada dengan udara.

12. Pinggul dan bokong. Tegangkan otot pantat Anda

13. Kaki kanan bagian atas. Tegangkan paha kanan Anda

14. Kaki kanan bawah. Tarik jari-jari kaki kea rah Anda untuk meregangkan otot

betis

15. Kaki kanan. Tarik jari-jari kaki Anda ke bawah

16. Kaki kiri bagian bawah. Tegangkan paha kiri Anda

17. Kaki kiri bawah. Tarik jari-jari kaki kea rah Anda untuk meregangkan otot betis

18. Kaki kiri. Tarik jari-jari kaki Anda ke bawah

C. EVALUASI

Indikator keberhasilan dari intervensi adalah:

1. Ny. M merasa nyaman setelah dilakukan progressive muscle relaxation

2. Kadar gula dapat terkontrol setelah dilakukan progressive muscle relaxation

3. Penurunan tingkat cemas pada Ny. M setelah dilakukan progressive muscle relaxation

Page 6: Pre Planning Keluarga 2000

D. LAMPIRAN MEDIA INTERVENSI

E. REFERENSI JURNAL

Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi (Mashudi,

2011)

F. DAFTAR PUSTAKA

Progressive Muscle Relaxation Exercise. Centre for Clinical Intervention.

www.cci.health.wa.gov.au/resources/docs/Info-PMR.pd Diakses pada 25 September

2014 pukul 05.15 WIB

Bruner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC

Page 7: Pre Planning Keluarga 2000

Nugroho, Septian Adi dan Okti Sri Purwanti. 2009. Hubungan Antara Tingkat Stress

Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. www.publikasiilmiah.ums.ac.id.

Diakses pada tanggal 25 September 21.00 WIB

Mashudi. 2011. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kadar Glukosa Darah

Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Raden

Mattaher Jambi. www.ejurnal.ung.ac.id. Diakses pada tanggal 24 September 2014

pukul 19.00 WIB

Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Edisi 2. Jakarta:EGC

Price & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.

Jakarta: EGC