25
Presentasi Artikel Penelitian Desain Penelitian Kohort Dosen Pembimbing: dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes. Disusun oleh : Lorenza Pradhina Suprapto 11.2008.153

Presentasi Artikel - Studi KOHORT

  • Upload
    ichasup

  • View
    337

  • Download
    15

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Presentasi Artikel Penelitian

Desain Penelitian Kohort

Dosen Pembimbing:dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes.

Disusun oleh :Lorenza Pradhina Suprapto

11.2008.153

Page 2: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Judul Penelitian

Page 3: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Abstrak

I :

M :

Page 4: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

R :

Page 5: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi dengan

penyebab utama prematuritas, asfiksi dan infeksi. Peranan

infeksi neonatus masih cukup besar dalam kematian perinatal.

Sepsis neonatorum adalah suatu penyakit berat yang cepat

terjadi dan sering tidak terpantau. Angka kematiannya masih

cukup tinggi. Diagnosisnya sulit, memakan waktu dan biaya.

Kejadian sepsis neonatorum di beberapa rumah sakit rujukan

berkisar antara 1,5% sampai 3,72% dengan angka kematian

37,09% sampai 80,0%.

Pendahuluan

Page 6: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput

ketuban sebelum tanda-tanda persalinan. Insidens

KPD masih cukup tinggi; ± 10% persalinan didahului

oleh KPD. Hal ini dapat meningkatkan komplikasi

kehamilan pada ibu maupun bayi, terutama infeksi.

Infeksi neonatus setelah pecah ketuban dipengaruhi

oleh kolonisasi kuman Streptokokus Grup Beta, lama

ketuban pecah, khorioamnionitis, jumlah

pemeriksaan vagina, pemberian antibiotika, dan

lain lain.

Page 7: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Masih tingginya angka kematian perinatal akibat sepsis neonatorum yang berkisar 37,09% sampai 80,0%.

Masalah

Page 8: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Menurunkan angka kejadian sepsis neonatorum dengan melakukan pencegahan dan terapi sehingga dapat menurunkan angka kematian perinatal akibat sepsis neonatorum

Tujuan Umum

Page 9: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

• Diketahuinya sebaran sepsis neonatorum pada kehamilan

aterm dengan ketuban pecah dini.

• Diketahuinya hubungan antara khorioamnionitis klinis

pada ketuban pecah dini dengan sepsis neonatorum pada

kehamilan aterm.

• Diketahuinya hubungan antara febris pada ketuban pecah

dini dengan sepsis neonatorum pada kehamilan aterm.

Tujuan Khusus

Page 10: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Diketahuinya hubungan antara adanya koloni kuman Streptokokus

Grup Beta dari apusan vagina bawah pada ketuban pecah dini

dengan sepsis neonatorum pada kehamilan aterm.

Diketahuinya hubungan antara lama ketuban pecah sampai

persalinan pada ketuban pecah dini dengan sepsis neonatorum

pada kehamilan aterm.

Diketahuinya hubungan antara jumlah pemeriksaan vagina pada

ketuban pecah dini dengan sepsis neonatorum pada kehamilan

aterm.

Page 11: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Diketahuinya sebaran kasus ketuban pecah dini pada

kehamilan aterm berdasarkan hasil kultur apusan

vagina

Diketahuinya risiko relatif faktor risiko terhadap sepsis

neonatorum.

Diketahuinya faktor risiko yang paling berperan dalam

terjadinya sepsis neonatorum

Page 12: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Kerangka konsep

Sepsis Neonatorum

dini

Khorioamnionitis klinis

Koloni kuman Streptokokus Grup

Beta

Lama ketuban pecah sampai

persalinan

Febris

Jumlah pemeriksaan vagina

Page 13: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Desain PenelitianAnalitik – penelitian kohort prospektif dengan kelompok pembanding interna

Tempat dan Waktu PenelitianRS Sanglah Denpasar

PopulasiSemua ibu yang melahirkan di RS Sanglah Denpasar

Bahan dan Cara

Page 14: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Kriteria Inklusi

Ibu yang melahirkan di RS Sanglah Denpasar dengan kasus

KPD dengan umur kehamilan ≥ 37 minggu dan BBL ≥ 2500

gram, kehamilan tunggal, presentasi belakang kepala,

persalinan spontan dan kadar hemoglobin > 10 g/dL.

Kriteri Eksklusi

Ibu yang melahirkan secara persalinan operatif pervaginam

atau perabdominal (SC), bayi asfiksi, bayi dengan kelainan

kongenital dan trauma pada bayi.

Page 15: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Besar sampel minimum untuk penelitian ini adalah 108

Sampel dipilih dengan cara consecutive sampling (Non Probability Sampling)

SAMPEL

Page 16: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Sebanyak 123 subjek secara consecutive sampling ikut serta

dalam penelitian dan 113 kasus dianalisis.

Analisis data dengan menggunakan uji Chi-square dan semua

data dianalisis dengan SPSS versi 10.0 for Windows. Semua

variabel yang bermakna pengaruhnya terhadap sepsis

neonatorum (p<0,05) akan dianalisis menggunakan analisis

multivariat (regresi logistik).

Penyajian data adalah dalam bentuk tekstular dan tabular

Page 17: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Hasil

Page 18: Presentasi Artikel - Studi KOHORT
Page 19: Presentasi Artikel - Studi KOHORT
Page 20: Presentasi Artikel - Studi KOHORT
Page 21: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Dari 113 kasus bayi yang dilahirkan dari ibu dengan

KPD aterm didapatkan insidens sepsis neonatorum dini

klinis 4,4% dan insidens sepsis neonatorum dini pasti

2,65%.

Faktor risiko meliputi : febris : 12,4%, khorioamnionitis

klinis : 8,0%, koloni kuman Streptokokus Grup Beta :

23,0%, lama ketuban pecah > 18 jam : 30,0% dan

jumlah pemeriksaan vagina > 8 kali : 2,7%.

Kesimpulan

Page 22: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Dari kultur apusan vagina distal pasien dengan KPD

aterm koloni kuman dominan adalah E.coli : 32,7%,

Enterobacter : 24,8%, Stafilokokus : 23,9% dan

Streptokokus Grup Beta 23,0%.

Faktor risiko yang bermakna terhadap insidens sepsis

neonatorum adalah : febris, khorioamnionitis, koloni

kuman Streptokokus Grup Beta, lama ketuban pecah >

18 jam, lama ketuban pecah > 24 jam: dan jumlah

pemeriksaan vagina > 8 kali

Page 23: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Dengan analisis regresi multivariat didapatkan

faktor risiko yang paling berperan dalam terjadinya

sepsis neonatorum adalah khorioamnionitis klinis,

febris dan koloni kuman Streptokokus Grup Beta.

Apabila pendekatan faktor risiko dipakai dalam

penatalaksanaan pasien KPD maka subjek penelitian

dengan ≥ 1 faktor risiko didapatkan pada 51,3%.

Page 24: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

Kepustakaan

Page 25: Presentasi Artikel - Studi KOHORT

TERIMA KASIH